MIKROBA: PROKARIOTIK EUKARIOTIK VIRUS
Klasifikasi Temperatur Psychrophiles tumbuh pada suhu dibawah 20oC Mesophiles tumbuh pada 20o – 50oC Thermophiles tumbuh pada suhu diatas 50oC
Beberapa mikroorganisme tumbuh optimal pada kondisi pH tertentu. Berdasarkan kebutuhan oksigen Aerobik Anaerobik Fakultatif
Sistem penamaan Sistem penamaan binomial, i.e Eschericia coli, Eschericia adalah genus, coli adalah spesies. Terkadang terdapat penambahan huruf dan angka khusus untuk membedakan strainnya, i.e E.coli B/r A berbeda dengan E.coli K12
Berdasarkan struktur sel: eukariotik dan prokariotik Berdasarkan kelompok organisme (gen): eucaryote, eubacteria, archaebacteria
Karakteristik
Prokariot
Eukariot
Jumlah molekul DNA
Satu
Lebih dari satu
DNA dalam organela
Tidak ada
Ada
DNA teramati sebagai kromosom
Tidak ada
Ada
Membran inti
Tidak ada
Ada
Pembelahan mitosis dan miosis inti
Tidak ada
Ada
Pembentukan diploid parsial
Ada
Tidak ada
Genom
Karakteristik
Prokariot
Eukariot
Mitokondria
Tidak ada
Ada
Retikulum endoplasma
Tidak ada
Ada
Badan golgi
Tidak ada
Ada
Perlengkapan fotosintesis
Kromosom
Kloroplas
Flagela
Protein tunggal, struktur sederhana
Protein kompleks dengan mikrotubulus
Endospora
Endo dan Eksospora
Tinggi
Rendah
Organela
Spora Ketahanan panas
Kelompok
Struktur sel
Ciri-ciri
Gugus penyusun
Eucaryote
Eukariotik
Multiseluler; sangat berbeda antara sel dan jaringan Uniseluler; coenocytic atau mycelial; hampir tidak ada perbedaan jaringan
Tanaman (Benih tanaman, pakis, cendawan) Hewan (vertebrata, invertebrata) Protista (alga, jamur, protozoa)
Eubacteria
Prokariotik Komponen kimia sel sama dengan Eukariot
Archaebacteria Prokariotik Komponen kimia sel sangat berbeda
Bakteri Methanoge, halophile, thermoacidophile.
Dalam berkembang memerlukan sel inang Berukuran 30 – 200 nm, memiliki DNA dan RNA yang tersimpan di dalam kapsid. Lapisan luar terdiri dari lipoprotein. Penyebab berbagai penyakit, jenis yang menginfeksi bakteri (bacteriophage) Cara reproduksi yaitu daur litik dan daur lisogenik Dapat dimanfaatkan dalam pembuatan obat, dan manipulasi gen.
5. Release
Daur Lisis
1. Adsorbsi
4. Maturasi 2. Penetrasi
3. Biosintesis
Variasi ukuran dari 0,5 – 3 μm dalam radius ekivalen Spesies yang berbeda memiliki bentuk berbeda: sperikal atau coccus, silindris atau bacillus, spiral atau spirilium. Mampu memanfaatkan berbagai nutrien: karbohidrat, hidrokarbon, protein, dan CO2.
Eubacteria Dikelompokkan berdasarkan pewarnaan gram (Hans Christian Gram, 1884) Prosedur, dipanaskan, diberikan warna dasar kristal violet, kemudian ditambahkan iodin, lalu ditambahkan etanol. Sel gram positif akan berwarna ungu, dan sel gram negatif tidak berwarna. Gram negatif: memiliki membran bagian luar yang mengandung lapisan peptidoglikan. Membran bagian dalam yaitu membran sitoplasma yang dipisahkan dari membran luar dengan ruang periplasmic, contoh: E.coli Gram positif: tidak punya membran luar (hanya membran sitoplasma). Memiliki dinding sel jamak tersusun oleh peptidoglikan, yang berikatan secara kovalen dengan teichoic acid. Bukan Gram positif dan Negatif. i.e Mycoplasma, tidak punya dinding sel.
Bakteri gram negatif 3 μm Ruang periplasma
Sex Pilus 1 μm
Membran Luar Peptidoglikan
Ribosom
Pilus Sitoplasma Flagela
Khromosom Membran dalam
Bakteri gram positif: tidak memiliki membran luar, namun memiliki peptidoglikan yang lebih tebal.
Archaebacteria Identik dengan eubacteria, perbedaannya hanya pada level molekular Tidak memiliki peptidoglikan Urutan nukleotid dalam RNA ribosom sangat berbeda dengan eubacteria. Komposisi lipid dalam membran sitoplasma sangat berbeda.
Berukuran 5 hingga 20 kali lebih besar dari prokariot dalam diameter (ragi 5 μm, sel hewan 10 μm, tanaman 20 μm). Memiliki inti sel, dan sejumlah organela sel dalam sitoplasma. Perbedaan utama dengan prokariot ialah, pada eukariot terdapat sterol untuk memperkuat dan membuat membran menjadi kurang fleksibel. Sel hewan tidak memiliki dinding sel, namun hanya membran sitoplasma. Sehingga lebih sensitif terhadap gaya gesek dan mudah rusak dibanding dengan sel tanaman.
Inti dalam sel eukariotik memiliki kromosom sebagai material inti (molekul DNA dan protein terkait) Pembelahan sel (aseksual) meliputi beberapa tahap; sintesis DNA, pembelahan inti, pembelahan sel, dan pemisahan sel. Reproduksi seksual terjadi akibat konjugasi gamet membentuk zigot, yang memiliki kromosom dua kali lebih banyak dari gamet. Mitokondria adalah tempat penghasil energi dalam sel, tempat terjadinya respirasi dan fosforilasi oksidatif. Retikulum endoplasma: RE kasar; memiliki ribosom tempat sintesis dan modifikasi protein. RE halus; terlibat dalam sintesis lipid.
Daur pembelahan sel eukariotik
M
G2
G1 S
Lisosom, partikel yang terikat membran yang memiliki dan mengeluarkan enzim pencernaan, untuk nutrisi dan partikel asing. Peroksisom, mirip dengan lisosom dalam struktur, berfungsi melakukan reaksi oksidatif yang menghasilkan hidrogen peroksida. Glyoksisom, partikel terikat membran yang memiliki enzim untuk siklus glyoksilat. Badan golgi, partikel membran kecil yang menyusun membran dan berfungsi untuk mensekresikan beberapa protein.
Vakuola, organela yang terikat pada membran densitas rendah yang berfungsi untuk mencerna makanan, mengatur tekanan osmotik, dan meyimpan produk cadangan. Khloroplas, mengandung khlorofil yang bertugas untuk berfotosintesis. Sitoskeleton, filamen-filamen yang memberikan penyangga untuk mengatur aktivitas internal dan mengatur bentuknya. Silia, struktur seperti flagella, namun lebih banyak dan pendek. Flagella, merupakan fiber yang disebut mikrotubulus, yang mengandung protein tubulin.
Fungi (jamur), organisme heterotrof, selnya lebih besar dari bakteri, mudah diamati dengan mikroskop. Fungi terbagi menjadi ragi(yeast) dan cendawan(mold). Yeast: berukuran 5-10 μm, berbentuk bulat, silindris atau oval. Bereproduksi secara aseksual maupun seksual. Contoh yeast yang sudah sering digunakan Saccharomyces cereviceae. Mold: jamur berfilamen dengan struktur miselia, bentuk filamen umumnya berukuran 520 μm.
Mold: dalam bentuk pellet, biasanya berukuran dari 50μm hingga 1mm. Alga: Terdiri dari organisme uniselular dan multiselular, memiliki kloroplas dan mampu berfotosintesis. Alga uniseluler berukuran 10-30μm seperti Chlorella, Scenedesmus, Dunaliela, dan Diatom sudah umum digunakan pada industri dan pengolahan limbah. Alga multiseluler seperti rumput laut digunakan sebagai agen pengental dan untuk produksi agar.
Protozoa: organisme eukariot uniseluler berukuran 1-50 mm, dan aktif bergerak. Memperoleh makanan dengan mencerna mikroorganisme yang lebih kecil seperti bakteri dan partikel makanan lainnya. Bereproduksi secara seksual dan aseksual. Umumnya merupakan parasit, penyebab berbagai penyakit, seperti Trypanosomes. Juga bermanfaat dalam menghilangkan bakteri dari air limbah olahan secara biologis dan memberikan efluen yang lebih bersih.
KOMPONEN PENYUSUN SEL O
O H C
O H C
O H C
H H O H H O
H H H H O O
H H H O O H O
H H H H O
H H H O H O O
H H H H O
3 n 2 H C
3 H C 2 n 2 H C
C
3 H C 1 n 2 H C
CO
3 H C
CO
O H C
) O 2 H C
)
(
(
) O 2 H C
(
H O 2 H C
H O 2 H C
H O 2 H C
H
H
O O C C + N 2 H
2 H N C C O O H
R
R
Asam amino dan protein : Molekul organik yang menyusun 40%-70% sel kering. Dibentuk dari monomer asam amino, dengan MW 6000 hingga beberapa ratus ribu. Berdasarkan fungsi biologis, terbagi menjadi: Protein struktural; glikoprotein, kolagen, keratin Protein katalitik; enzim Protein transpor; hemoglobin dan serum albumin Protein regulator; hormon (insulin, hormon pertumbuhan) Protein pelindung; antibodi, trombin.
Enzim merupakan mayoritas bentuk protein. Fungsinya spesifik dan memiliki kemampuan katalisis yang luar biasa. Setiap molekul enzim memiliki sisi aktif, yang akan mengikat substrat. Penyusun protein ialah α-asam amino. Asam amino memiliki gugus asam (-COOH) dan basa (NH2), gugus asam akan bermuatan netral pada pH rendah, dan bermuatan negatif pada pH tinggi (-COO-), pada nilai pH intermediet, asam amino bermuatan positif dan negatif, sehingga disebut zwitterion. Gabungan dua asam amino akan membentuk ikatan peptida
H
H
H
O O C C + N 2 H
2 H N C C O O H
H O O C C N 2 H
R
R
R
zwitterion D-asam amino L-asam amino
H
H
H O O C C N H + H O O C C N 2 H
R
H
R
Ikatan peptida H
O 2 H +
R
H O O C C
C R
H
O C
N
H
N 2 H
Ikatan peptida berbentuk planar, dan suatu peptida mengandung 2-50 asam amino. Rantai asam amino yang lebih panjang disebut protein. Protein mengandung gugus prostetik yang berikatan dengan molekul anorganik/organik. Protein memiliki struktur primer, sekunder, tersier, dan kuarterner. Struktur primer: urutan linear asam amino. Mempengaruhi bentuk tiga dimensi enzim, demikian juga dengan fungsinya.
Struktur sekunder: polipeptida yang diperpanjang dan mengakibatkan ikatan hidrogen antara residu yang tidak terpisah terlalu jauh. Memiliki dua bentuk: (a) heliks dan (b) sheet.
Struktur tersier : terbentuk akibat interaksi antara gugus R yang terpisah sepanjang rantai. Interaksi berupa ikatan kovalen, disulfida dan hidrogen. Sifat hidrofobik dan hidrofilik protein ditentukan oleh gugus R. Bentuk quarterner: memiliki lebih dari satu rantai polipeptida yang disebut subunit, interaksi antar polipeptida bisa berupa ikatan sulfida ataupun interaksi lemah lainnya.
Berperan penting sebagai senyawa struktural dan cadangan dalam sel. Dapat disintesis dengan proses fotosintesis, dengan substrat CO2 dan H2O, dalam keberadaan cahaya, lalu dipolimerisasi menjadi selulosa dan pati. Monosakarida; karbohidrat terkecil yang memiliki 3 hingga 9 atom karbon. Monosakarida yang umum ialah aldehid dan keton, seperti: glukosa adalah aldoheksosa. Struktur D lebih banyak terlibat dalam sistem biologi dibandingkan dengan struktur L
Aldosa : D-heksosa
O H C
O H C
O H C
H H O H H O
H H H H O O
H H H O O H O
H H H H O
H H H O H O O
H H H H O
H H H H O O O
H H H H O
H H H H O O O O
H O 2 H C
H O 2 H C
H O 2 H C
H O 2 H C
H O 2 H C
O H C
O H C
O H C
O H C
H H H H O O 2 H C H H H O O
H H H O H O O 2 H C H H H O
H H H H O O O 2 H C H H H O
H H H H O O O O 2 H C H H H
D-Lixosa D-Xilosa D-Arabinosa D-Ribosa
O H C
O H C
H H H H
D-Pentosa
D-Galaktosa D-Gulosa D-Glukosa D-Altrosa D-Allosa
Kelompok monosakarida yang penting lainnya ialah Dribosa dan deoksiribosa, yaitu molekul gula dengan 5 atom karbon berbentuk cincin. Merupakan komponen penting DNA dan RNA. Gabungan dua monosakarida yang berinteraksi akan membentuk disakarida, seperti maltosa yang merupakan gabungan dua glukosa yang berhubungan melalui ikatan α-1,4 glikosidik. Polisakarida, terbentuk dari gabungan lebih dari dua monosakarida oleh ikatan glikosidik, seperti amilosa yang merupakan rantai panjang lurus dari molekul glukosa yang berikatan α-1,4 glikosidik, memiliki berat molekul dari beberapa ribu hingga setengah juta dalton.
Amilopektin lebih besar dari pada amilosa dengan berat molekul 1-2 juta dalton, bersifat larut dalam air. Glikogen, merupakan rantai glukosa yang bercabang-cabang yang merupakan salah satu penyusun pada amilopektin. Selulosa merupakan rantai glukosa yang panjang dan lurus yang memiliki ikatan β-1,4 glikosidik yang tahan akan proses hidrolisis enzimatik. Memiliki berat molekul 50.000 hingga 1 juta dalton.
Lipid merupakan senyawa biologi yang bersifat hidrofobik, biasanya terdapat pada fasa biologi non-aqua seperti membran plasma. Minyak dan lemak berperan sebagai molekul penyimpan energi. Tipe lipid yang terdapat pada membran sel ialah lipoprotein dan lipopolisakarida. Komponen utama lipid adalah asam lemak, yang terbuat daru gugus hidrokarbon rantai panjang (hidrofobik) dengan gugus karboksil (hidrofilik) pada salah satu ujungnya.
O
3 H C 3 n 2 H C
3 H C 2 n 2 H C C
O H
H O 2 H C
H O 2 H C
+
O H
( H O 2 H C
O H
(
O
)
3 H C 1 n 2 H C CO
)
CO
)
(
O 2 H 3 +
3 n 2 H C
3 H C
2 n 2 H C C
3 H C
1 n 2 H C CO
(
O 2 H C
(
)
3 H C
CO
O H C
)
O 2 H C
)
(
Lemak merupakan gabungan 3 molekul asam lemak dengan 1 molekul gliserol. Posfogliserida memiliki struktur yang sama dengan lemak, yang membedakan ialah adanya asam posfat yang mengganti salah satu asam lemak yang berikatan dengan gliserol Posfolipid merupakan komponen kunci dalam mengatur permeabilitas selektif pada membran sel. Polihidroksialkanoat (PHA) atau contohnya Polihidroksibutirat (PHB) merupakan salah satu kelas lipid yang dapat digunakan untuk membuat polimer biodegradabel. Steroid, lipid yang merupakan hormon untuk mengatur metabolisme, steroid pada hewan ialah kolesterol, sedangkan pada tumbuhan sitosterol.
Asam deoksiribonukleat (DNA) berfungsi menyimpan informasi genetik. Asam ribonukleat (RNA) berfungsi dalam sintesis protein. DNA dan RNA tersusun atas nukleotida Nukleotida merupakan molekul penyimpan energi dan Reducing power. Pada nukleotida terdapat tiga komponen penyusun utama yaitu; asam posfor, pentosa (ribosa atau deoksiribosa), dan basa (purin atau pirimidin).
Basa purin terdiri dari adenin (A) dan guanin (G) Basa pirimidin terdiri dari timin (T), sitosin (C), dan urasil (U). DNA memiliki basa A, T, G, dan C. RNA memiliki basa A, U, G, dan C. DNA dan RNA terbentuk dari gabungan nukleotida yang saling berikatan pada karbon 3’ dan 5’ pada cincin gula dengan ikatan posfodiester. DNA berbentuk double-helix struktur tiga dimensi, dengan urutan basa dari 5’3’
e s a B
e s a B H O O
' 3
O
' 3
H
H H O 2 H HH C ' 5
H H O 2 H HH C ' 5
RNA DNA
O P O H
O P O H
e s a B O
e s a B O
H O ' 3
O
H O
' 3
H H O 2 H H H C ' 5
H H O 2 H H H C ' 5
O P O H
O P O H
e s a B O
e s a B O
5
H H O 2 H H H C '
5
H H O 2 H H H C '
H O ' 3
O
H ' 3
O
O P O H
O P O H
e s a B O
e s a B O
5
H H O 2 H HH C '
5
H H O 2 H HH C '
H O O
' 3
H O
' 3
Pada DNA, posfat dan deoksiribosa berada pada permukaan luar, namun titik basa mengarah ke pusat. Bidang basa tegak lurus dengan sumbu heliks. Diameter heliks sebesar 2 nm. Struktur heliks berulangan setelah sepuluh residu pada tiap rantai pada interval 3,4 nm. Dua rantai saling terhubung dengan ikatan hidrogen antara pasangan basa. A dengan T (dua ikatan hidrogen), G dengan C (tiga ikatan hidrogen). Urutan basa sepanjang polinukleotida tidak dibatasi, tiap rantai harus saling melengkapi.
Replikasi DNA bersifat semikonservatif Beberapa sel memiliki segmen DNA sirkular yang disebut plasmid, bukan termasuk kromosom, bersifat autonomous, dan mampu bereplikasi sendiri. Digunakan dalam rekayasa genetik. Informasi genetik DNA ditranskripsikan dalam bentuk molekul RNA, kemudian dari RNA akan ditranslasikan menjadi protein.
Makromolekul yang terdiri 70 hingga beberapa ribu nukleotid yang dihubungkan oleh ikatan posfodiester 3’-5’. Kelas RNA yaitu; messenger, m-RNA; transfer, t-RNA; ribosomal, r-RNA. m-RNA: intermediet dalam sintesis protein, dihasilkan dari kromosom kemudian dikirimkan ke ribosom. t-RNA: molekul stabil yang membawa asam amino tertentu dari sitoplasma menuju tempat sintesis protein pada ribosom. Terdiri dari 70-90 nukleotid, dengan MW 23-28 kD, dimana setiap asam amino dibawa oleh satu t-RNA
r-RNA: komponen terbesar dalam ribosom, menyusun hingga 65%. r-RNA E.coli terdiri dari 23S, 16S, dan 5S dimana S merupakan unit Sedverg yang menunjukkan koefisien sedimentasi. Komponen RNA dalam E.coli: 85% r-RNA, 12% tRNA, dan 2-3% m-RNA. Sel eukariotik memiliki r-RNA dengan tipe: 5S, 7S, 18S, dan 28S.
NUTRISI SEL: NUTRISI MAKRO NUTRISI MIKRO
Kemampuan sel dalam mengambil senyawa dan melepaskan senyawa yang diinginkan ke lingkungan tergantung pada sifat semipermeabel membran. Semua sel organisme kecuali virus memiliki air dengan komposisi 80%. Dan 50 % dari sel kering tersusun oleh protein. Asam nukleat menyusun sel kering dari 10-20%. Sedangkan virus sebesar 50%. Kandungan lipid pada sel kering sebesar 5-15%, namun pada sel tertentu mampu mengakumulasi lipid dalam bentuk PHB hingga 90% dari massa keseluruhan. Komposisi intraselular tergantung pada jenis dan usia sel serta komposisi media kultur.
Ada dua jenis nutrisi yang dibutuhkan sel: nutrisi makro dan nutrisi mikro. Nutrisi makro: dibutuhkan dalam jumlah diatas 10-4 M, contohnya karbon, nitrogen, oksigen, hidrogen, sulfur, posfor, Mg2+, dan K+. Nutrisi mikro: dibutuhkan dalam jumlah dibawah 10-4 M, yaitu elemen tapak (trace) seperti Mo2+, Zn2+, Cu2+, Mn2+, Ca2+, Na+, vitamin, hormon pertumbuhan, dan prekursor metabolit.
Berdasarkan sumber karbon, mikroorganisme terbagi menjadi dua kategori besar yaitu: Heterotrof dan Autotrof Heterotrof: menggunakan senyawa organik seperti karbohidrat, lipid, dan hidrokarbon sebagai sumber karbon dan energi. Autotrof: menggunakan CO2 sebagai sumber karbon. Mixotrof: mikroorganisme yang mampu tumbuh dalam secara autotrof dan heterotrof. Fakultatif autotrof: secara normal akan tumbuh secara autotrof, jika CO2 dan sumber energ anorganik tidak tersedia, maka akan tumbuh secara heterotrof.
Kemoautotrof: memanfaatkan CO2 sebagai sumber karbon, dan senyawa anorganik sebagai sumber energi. Fotoautotrof: memanfaatkan CO2 sebagai sumber karbon, dan cahaya sebagai sumber energi. Sumber karbon yang biasa digunakan dalam industri ialah molase (sukrosa), pati(glukosa, dekstrin), sirup jagung, cairan sulfit limbah (glukosa). Pada fermentasi aerobik, sekitar 50 % dari substrat karbon masuk kedalam sel dan lainnya digunakan sebagai energi. Pada fermentasi anaerobik, sebagian besar substrat dikonversi menjadi produk, dan sisanya (<30%) jadi sel.
Nitrogen menyusun sel sekitar 10-14% pada sel kering. Sumber yang sering digunakan ialah amonia, garam-garam amonium (NH4Cl, (NH4)2SO4, NH4NO3), protein, peptida, dan asam amino. Nitrogen diperlukan untuk membentuk asam amino dan asam nukleat. Beberapa mikroorganisme seperti Azotobacter sp. dan cyanobacteria mampu memanfaatkan nitrogen di udara untuk membentuk amonium. Sumber-sumber yang lain: urea, dan nitrogen organik, seperti pepton dan ekstrak ragi.
Oksigen: Terdapat dalam sel kering sekitar 20%. Oksigen molekular dibutuhkan sebagai elektron aseptor terminal dalam metabolisme aerob senyawa karbon. Hidrogen: Terdapat dalam sel kering sekitar 8%. Diperoleh dari senyawa karbon seperti kerbohidrat, beberapa bakteri metanogen dapat memanfaatkan hidrogen sebagai sumber energi. Posfor: terdapat dalam sel kering sekitar 3% dan berada pada asam nukleat, dinding sel pada beberapa bakteri gram positif.
Sumber posfat anorganik: KH2PO4, K2HPO4. Sumber posfat organik: gliseroposfat. Posfat merupakan komponen kunci dalam pengaturan metabolisme sel. Level posfat dalam media harus dibawah 1mM untuk membentuk metabolit sekunder seperti antibiotik. Sulfur: Jumlahnya di dalam sel kering sekitar 1%, hadir di dalam protein dan beberapa koenzim. Sumber sulfur: (NH4)2SO4, S2+, dan S0.
Kalium: merupakan kofaktor untuk beberapa enzim dan dibutuhkan dalam metabolisme karbohidrat. Sumber: K2HPO4, KH2PO4, dan K3PO4. Magnesium: Kofaktor untuk enzim dan terdapat dalam dinding sel dan membran. Sumber: MgSO4.7H2O, dan MgCl2.
Elemen tapak yang umum dibutuhkan: Fe, Zn, dan Mn. Fe terdapat dalam ferredoksin, dan sitokrom, berperan sebagai kofaktor. Zn: kofaktor beberapa enzim, mengatur fermentasi. Mn: Kofaktor, berperan dalam pembentukan metabolit sekunder, dan ekskresi metabolit primer. Elemen tapak yang dibutuhkan pada kondisi khusus: Cu, terdapat dalam komponen rantai respirator dan enzim. Co, terdapat dalam senyawa korinoid. Mo, kofaktor untuk nitrit reduktase, diperlukan jika sumber N;NO3 danN2.
Ca, sebagai kofaktor untuk amilase dan protease, hadir dalam spora bakteri, dinding sel, dan sel tanaman. Elemen tapak yang jarang diperlukan: B, Al, Si, Cr, V, Sn, Be, F, Ti, Ga, Ge, Br, Zr, W, Li, dan I, dibutuhkan pada konsentrasi dibawah 10-6 M. Beberapa ion seperti Mg2+, Fe3+, dan PO43dapat membentuk presipitat dalam medium nutrisi, sehingga tidak dapat dipergunakan sel. Perlu ditambahkan agen Chelating untuk melarutkannya. Dibutuhkan pada konsentrasi 1 mM.
Contoh agen chelating: asam sitrat, EDTA, poliposfat, histidin, tirosin, dan sistein. Faktor pertumbuhan: Vitamin; berfungsi sebagai koenzim, seperti tiamin (Vit. B1), riboflavin (B2), piridoksin (B6), biotin, sianokobalamin (B12), asam folat, asam lipoat, p-asam amino benzoat, dan vit. K. Asam lemak; asam oleat dan sterol. Hormon; insulin (sel hewan), auksin dan sitokinin (sel tumbuhan)
Terbagi menjadi dua: Media terdefinisi dan media kompleks. Media terdefenisi: mengandung senyawa tertentu yang sudah ditentukan komposisinya, seperti glukosa, (NH4)2SO4, KH2PO4, dan MgCl2. Media kompleks: komposisi senyawa didalamnya tidak diketahui dengan pasti seperti ekstrak yeast, pepton, molase, dan cairan bongkol jagung.