Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
MEWUJUDKAN PELAYANAN PRIMA MELALUI PERBAIKAN LAYANAN SIRKULASI DI UNIT PERPUSTAKAAN PROVINSI KALBAR oleh DITA DWIASTUTI NIM. E21111045 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak, Tahun 2015 Email:
[email protected]
Abstrak Penelitian ini berangkat dari dua potret masalah yang selalu muncul dalam riset indeks kepuasan masyarakat (IKM) yang dilakukan oleh perpustakaan provinsi Kalbar. Penelitian ini mengarah pada 9 (sembilan) unsur yang dinilai kurang oleh pemustaka yang kemudian dipetakan menjadi dua masalah; yakni (1) ketidak-sesuaian katalog dengan isi rak pajang yang menyebabkan kualitas layanan berkurang (2) pembagian piket internal yang tidak dilakukan petugas sehingga menjadikan pelayanan kosong di waktu genting. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan informan yang dipetakan menjadi 3, yakni unsure pimpinan, petugas dan pemustaka. Dari masalah pertama ditemukan penemuan kembali buku pada arak pajang membutuhkan waktu lama karena buku sering dipindah pemustaka sehingga terkesan tak sesuai dengan OPAC Dari sisi pengelola perangkat lunak dalam berbagai bentuk SOP yang menjadi pedoman bersama tidak terlaksana dengan baik. Artinya, masih sering buku dipindahkan pemustaka kerak lain dengan tujuan memudahkan dirinya menemukan kembali buku tersebut pada kunjungan berikutnya dan meminjam buku melebihi ketentuan waktu sehingga tidak member kesempatan kepada pemustaka lain. Sebagai wujud dari solusi masalah ini, pihak perpustakaan melakukan cek berkala muatan rak pajang, menegur secara sopan pemustaka yang kedapatan tidak mematuhi SOP dan melakukan pengadaan buku dengan jumlah eksemplar yang cukup. Masalah kedua ditemukan bahwa tidak terpenuhinya jadwal kerja seperti banner jam kerja. Petugas sering meninggalkan kantor dengan berbagai alasan, sementara pemustaka tidak mau tahu dengan jadwal pelayanan yang telah ditentukan itu. Mereka cenderung menyalahkan petugas ketika pengunjung tidak menemukan kehadiran petugas. Oleh karena itu, diperlukan komitmen yang saling melengkapi untuk memenuhi ketentuan jam pelayanan. Temuan lain adalah tidak konsistennya layanan online yang telah disediakan perpustakaan. Oleh karena itu, diperlukan petugas khusus untuk memberikan layanan kepada pemustaka yang menggunakan layanan online agar tidak mengganggu layanan kepada pemustaka yang secara langsung dating ke unit pelayanan sirkulasi. Kata-kata kunci: kesesuaian layanan, kesesuaian informasi, pengaturan piket dan jam pelayanan.
A. PENDAHULUAN
Penelitian ini diekstrak dari Skripsi yang
berjudul
“Kualitas
kepuasan
masyarakat
dilakukan
oleh
(IKM)
Perpustakaan
yang Provinsi
Kalbar. Dua masalah dalam penelitian ini
Pelayanan
mengarah pada 9 (sembilan) unsur yang
Sirkulasi Perpustakaan Di Unit Pelayanan
dinilai kurang oleh pemustaka (pengunjung
Perpustakaan Provinsi Kalimantan Barat”
perpustakaan) yang kemudian dipetakan
yang berangkat dari dua potret masalah
menjadi dua masalah; yakni (1) ketidak-
yang selalu muncul dalam riset indeks
sesuaian katalog dengan isi rak pajang 1
DITA DWIASTUTI, NIM. E21111045 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
yang
menyebabkan
kualitas
layanan
perpustakaan. Apapun bentuk layanannya,
berkurang (2) pembagian piket internal
semua layanan tersebut disesuaikan dengan
yang tidak dilakukan petugas sehingga
kondisi
menjadikan pelayanan kosong di waktu
kebutuhan
genting.
2008).
Perpustakaan, seperti didefinisikan
tenaga
perpustakaan
dan
penggunanya
(Nurazizah,
layanan
perpustakaan
Jenis
oleh UU No. 43 tahun 2007 tentang
berjumlah antara 12 hingga 17 jenis
Perpustakaan
institusi
layanan. Namun, diakui bahwa tidak
pengelola koleksi karya tulis, karya cetak,
semua jenis layanan perpustakaan dapat
dan atau karya rekam secara profesional
disediakan
dengan sistem yang baku guna memenuhi
termasuk perpustakaan yang dimiliki oleh
kebutuhan
pemerintah provinsi Kalimantan Barat.
adalah
sebagai
pendidikan,
penelitian,
oleh
sebuah
pelestarian, informasi, dan rekreasi para
Keberadaan
pemustaka.
dinamika
ditentukan oleh kebutuhan pengunjung di
kehidupan masyarakat yang berlangsung
satu sisi dan pada sisi lain tergantung pada
cepat dan sulit diduga, maka terdapat
kapasitas pendanaan yang dimiliki oleh
kecenderungan peningkatan peranan dan
pemerintah
pemanfaatan
melaui
mendukung
cepat
kepustakaan.
Seiring
dengan
informasi
perpustakaan. Perpustakaan
harus
tanggap terhadap kebutuhan masyarakat akan informasi yang akurat,
relevan
dan tepat waktu.
layanan
perpustakaan,
yang
perpustakaan
dialokasikan
kekuatan
ini
untuk
pengembangan
Salah satu bentuk dari keberadaan perpustakaan adalah unit sirkulasi yang terintegrasi dengan unit penyedia katalog.
Layanan perpustakaan kepada para
Unit penyedia katalog, biasanya dilakukan
pengguna (perpustakaan) dapat dikatakan
dalam
sebagai pelayanan public. Pelayanan yang
informasi buku secara Online public access
baik dari pihak perpustakaan kepada
catalogue (OPAC), yakni program katalog
pengunjung dapat menjadikan persepsi
yang berbasiskan komputer untuk akses
pengguna pada perpustakaan menjadi baik.
informasi koleksi monograf yang dapat
Dan sebaliknya, ketika layanan tersebut
dilakukan oleh pengunjung dengan cara
tidak berjalan baik, maka ia menjadi muara
mengklik OPAC (Online public access
buruknya pelayanan dan itu akan berimbas
catalogue)
pada
Selain
frekwensi
pengunjung,
terutama
bentuk
padahalaman
OPAC,
kepada anggota yang biasanya menjadi
katalog
pengunjung
penelusuran
tetap
dari
sebuah
pelayanan
juga
manual judul,
penyediaan
Perpustakaan.
tersedia
layanan
yang
merupakan
katalog
pengarang 2
DITA DWIASTUTI, NIM. E21111045 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
katalog subjek atau dengan selflish catalog
penyimpanan (display) yang tidak
yang
nomor
sesuai dengan klasifikasi fisik. Salah
daftar
satu penyebabnya adalah berhubungan
disusun
klasifikasi,
berdasarkan
pencatatan
majalah,
Indek semuanya dilakukan secara manual. Kehandalan
dengan
pelayanan
sikap
menyelipkan
pengguna buku
yang
pada
rak
perpustakaan ini salah satunya dilihat dari
penyimpanan lain yang tidak sesuai
ada atau tidak adanya komplain pelanggan
dengan kategori penyimpanan. Kasus
atas
kepada
seperti ini membuat petugas kesulitan
pengunjung, terutama terkait ketersediaan
menemukan kembali buku tersebut.
referensi dan kecepatan layanan. Biasanya,
Dengan kasus ini, layanan akan tidak
komplain
pelanggan
atau
nyaman karena petugas sibuk dan
kepada
penyedia
layanan
layanan
berhubungan
yang
diberikan
dengan
pengunjung
(1)
selalu
disibukkan untuk menemukan kembali
keramahan
buku yang terdata di sistem online
pelayanan; (2) kecepatan pelayanan; (3)
tetapi
ketepatan
kepedulian
penyimpanan, sementara pengunjung
masyarakat
tidak memiliki waktu yang cukup
(pelanggan/pengunjung); (5) kenyamanan
sehingga pengunjung membutuhkan
dan
(6)
waktu tunggu yang lebih lama dari
kelengkapan bahan pustaka; (7) fasilitas
SOP yang telah ditentukan dan bahkan
pelengkap, seperti AC, toilet, parkir, dan
ada diantara mereka harus pulang
lain-lain);
dengan tidak membawa buku atau
pelayanan;
terhadap
(4)
keluhan
keamanan
(8)
pengunjung;
kemudahan
jangkauan
lokasi; dan (9) kelengkapan pelayanan lain seperti ketersediaan fotocopy, terjemahan,
tidak
ditemukan
di
rak
sumber yang diperlukan. 2.
Keramahan, kecepatan dan ketepatan
jaringan internet dan lain sebagainya.
pelayanan petugas kepada pengunjung
Kesembilan unsur di atas dapat disebut
yang menunjukkan tidak sigap penuh,
sebagai
dalam arti petugas memenuhi unsur
kualitas
pelayanan
seperti
dimaksud Ratminto dan Winarsih (2015)
kehandalan
dalam
memberikan
dan Ombudsman RI (2014).
layanan berdasarkan SOP yang telah
Paling tidak, terdapat dua masalah
ditempelkan pada dinding informasi
berdampak
ketidak-puasan
layanan. Ketika petugas tidak siap,
perpustakaan,
maka kualitas pelayanan akan sedikit
khususnya di ruang sirkulasi. Kedua
berkurang dan kesiapan petugas itu
masalah tersebut adalah:
sering
yang
pengguna
1.
pada
layanan
Penempatan
buku
pada
rak
kali
berhubungan
dengan
kehadiran petugas saat jam pelayanan 3
DITA DWIASTUTI, NIM. E21111045 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
sibuk, terutama di waktu yang tidak
dari 33.3% sehingga hasil IKM secara
terduga, seperti siang hari menjelang
keseluruhan adalah baik dan kondisi
waktu antar jemput anak sekolah.
seperti itu terus berlangsung hingga hasil
Ternyata, pelayanan menjadi kurang
survey IKM tahun 2014. Berdasarkan
sigap karena petugas pelayan tidak
pendapat Manion (dalam Ombudsmen RI
mengatur jadwal piket intra kelompok
Perwakilan
sehingga ketika pengunjung datang,
layanan publik oleh pemerintah lebih
petugas tidak berada di temapt saat
banyak
jam
birokrasi. Persoalan birokrasi dimaksud
pelayanan
ketidak-siapan pengunjung
itu.
Akibat
petugas
kecewa
dari
menjadikan
karena
tidak
terlayani dengan baik.
selalu
Kalbar,
berhubungan
berhubungan
2013),
persoalan
dengan
perilaku
sikap,
perilaku,
kapasitas, kedisiplinan, tanggung jawab dan lain sebagainya; tidak saja dalam
Kunci kehandalan layanan kepada
kontek perilaku pelayanan tetapi juga
pengguna terkonsentrasi di bagian ini
dalam dimensi pelanggaran. Oleh karena
karena pada bagian sirkulasi berhubungan
itu, Manion lebih lanjut menyatakan bahwa
langsung
atau
ketika pelayanan publik yang akan dinilai
pengguna perpustakaan dan menjadi ujung
oleh masyarakat berada di atas angka 5%
tombak penilaian terhadap kualitas layanan
dari informan atau wakil penerima layanan
perpustakaan.
publik; maka kualitas pelayanan dimaksud
dengan
pengunjung
pengunjung
Bilamana perpustakaan,
di
mata di
mesti diperbaiki karena terdapat unsur
bagian sirkulasi ini kurang baik dalam
kesengajaan. Sebaliknya, ketika berada di
memberikan
penilaian
bawah angka 5%, maka itu dianggap
kualitas layanan oleh perpustakaan tersebut
sebagai sebuah kewajaran dan menjadi
akan menjadi rendah. Jadi, kualitas layanan
kondat manusia.
layanan,
petugas
maka
di bagian sirkulasi secara langsung dan
Persoalan
ketidak-puasan
yang
tidak langsung dapat meningkatkan citra
diterima oleh pemustaka itu mestinya
layanan
menjadi catatan untuk perbaikan di masa
oleh
perpustakaan
sehingga
pengerahan tenaga dan sistem layanan
mendatang,
pada bagian sirkulasi tampaknya perlu
masih
mendapat
perpustakaan adalah milik publik, maka
perhatian
lebih
atau
lebih
diprioritaskan. Secara
ketuntasan keseluruhan,
meskipun
kecil.
jumlah
Tetapi,
layanan
menjadi
mereka
mengingat
prioritas
jumlah
seperti dumaksud UU. No. 25/2009.
informan yang mendapat layanan tidak
Penelitian ini mencoba untuk menyumbang
puas memang masih kecil, yakni kurang
pemikiran dalam rangka memperbaiki 4
DITA DWIASTUTI, NIM. E21111045 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
kualitas layanan dan membangun persepsi
dipilih melalui accidental methodyakni
dengan pemustaka terkait kualitas layanan
metode memilih informan dengan cara
di
menunjuk pengunjung yang datang disaat
unit
sirkulasi
pada
perpustakaan
Provinsi Kalimantan Barat.
peneliti melakukan study lapangan atau penelitian lapangan. Dalam
melaksanakan
studi
lapangan,peneliti dibantu oleh para pihak,
B. METODE PENELITIAN
diantaranya adalah Penelitian ini menggunakan jenis
1.
Kepala
Perpustakaan
Provinsi
penelitian deskriptif kualitatif, yaitu jenis
Kalimantan Barat. Dari informan ini,
penelitian
dan
peneliti berharap mendapat masukan
apa
tentang
yang
mengungkapkan
menggambarkan
masalah
secara
kebijakan
lembaga
yang
adanya (das sein) dan bukan sebagaimana
menjadi dasar penentuan SOP dan
mestinya
kemudian diterjemahkan ke dalam
atau
sollen).Penelitian fenomena
dibuat ini
secara
(das
mengungkapkan
apa
adanya
dari
kenyataan yang ada di lapangan pada saat penelitian dilaksanakan, kemudian dari
perintah
kerja,
dengan
dua
khususnya
terkait
permasalahan
yang
diangkat dalam riset ini. 2.
Kepala dan staf di bagian sirkulasi
data dan informasi lapangan itu, peneliti
pada
melakukan analisis secara dinamis dengan
Kalimantan Barat yang diharapkan
menggunakan
dapat memberikan kondisi utuh terkait
perspektif
administrasi
publik
Perpustakaan
ruang Penentuan subjek penelitian dalam
penelitian
ini
digunakan
untuk
lingkup
Provinsi
tugas
dan
implementasinya. Dari informan ini, peneliti
berharap
memperoleh
memperoleh informasi yang dibutuhkan
gambaran terkait situasi terkini di
secara jelas dan mendalam. Penentuan
tingkat
subjek penelitian atau responden dalam
informan ini juga akan dapat didata
penelitian
dengan
kendala dalam mewujudkan kualitas
carapurposive sampling atau judgement
pelayanan yang ingin dicapai melalui
sampling. Tujuan tersebut selalu terhubung
SOP
dengan dua persoalan yang menjadi topic
diharapkan dapat memberi kontribusi
atau masalah dalam penelitian ini. Metode
pada
ini hanya diperuntukan kepada petugas di
menguntungkan
Perpustakaan.Sementara para pemustaka
lembaga
ini
dilakukan
implementasi
sehingga
perbaikan
dalam
SOP.
analisis
yang bagi
Dari
penulis
saling kekuatan
mewujudkan 5
DITA DWIASTUTI, NIM. E21111045 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
3.
pelayanan yang maksimal. Informan di
berkurang, ketika dibahas dengan teori
unit ini yang akan dipilih berjumlah 2
Ratminto
orang pada masing-masing klasifikasi
melihat 4 (empat) hal kualitas layanan
ruang sirkulasi, sehingga akan terdapat
yang
sebanyak 6 orang informan.
pemustaka adalah sebagai berikut:
Pengunjung (masyarakat) yang dipilih
a.
berdasarkan “on the spot”, yakni memilih
pengunjung
Winarsih
kurang
dari
dengan
perspekstif
Kemudahan prosedur layanan. Seperti halnya kantor lain, prosedur
unit
pelayanan telah diatur sedemikian rupa
sirkulasi pada Perpustakaan Provinsi
untuk mengikat kedua belah pihak. Pihak
Kalimantan
peneliti
perpustakaan membuat job analiss dan
melakukan studi lapang. Pengunjung
kemudian berusaha untuk menunjuk orang
dimaksud akan ditanya terkait dua
dengan kapabilitas sepepeti termuat dalam
masalah yang telah penulis tetapkan
uraian tugas yang telah ditetapkan oleh
sebagai
Dari
kepala
pula,
penunjukan petugas itu dimaksudkan agar
kredibilitas SOP yang menjadi dasar
petugas dapat melaksanakan prosedur yang
pelayanan dapat diketahui dan ketika
sedemikian
SOP
memenuhi
berhubungan dengan pemustaka dengan
kualitas pelayanan yang diinginkan
segala bentuk prilaku mereka. Kekuatan
pengunjung,
maka
dapat
perpustakaan, selain terletak pada kekuatan
menyusun
rekomendasi
untuk
SOP, juga sangat ditentukan oleh kesiapan
Dari
petugas yang secara sigap dalam melayani
Barat
focus
informasi
pada
dan
saat
penelitian.
pengunjung
dimaksud
perbaikan
tidak
SOP
peneliti
tersebut.
kelompok informan ini, direncanakan
perpustakaan.
rupa
Pemilihan
secara
dan
langsung
kebutuhan pemustaka.
dipilih sebanyak 10 orang.
Terkait penelusuran
dengan peneliti,
itu, telah
dari terdapat
kualifikasi personil untuk ditempatkan pada bagian ini. Lalu, bagaimana respon
C. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari
hasil
penelitian
dan
masyarakat
terkait
dengan
kualifikasi
pembahasan yang telah disampaikan di
personil yang ditempatkan pada bagian ini,
Bab IV bagian
berikut
kedua, akhirnya dapat
disimpulkan bahwa: 1.
wawancara
Terkait
ketidak-sesuaian
dengan
isi
menyebabkan
ini
rak
katalog
dengan
disampaikan salah
hasil
seorang
pengunjung.
yang
Sebagai pengunjung, saya tidak tahu pasti,
layanan
apakah petugas itu telah memenuhi kualifikasi
pajang
kualitas
akan
6 DITA DWIASTUTI, NIM. E21111045 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
personil atau tidak. Kami juga tak tahu,
bagian sirkulasi,
apakah standar minimal kualifikasi petugas di
menyatakan bahwa:
bagian sirkulasi itu ada atau tidak. Bagi kami,
yakni
Bapak
Imam
Sebagai pegawai di kantor ini, tugas kami
sepanjang petugas itu ramah dan melayani,
adalah melaksanakan “perintah” sesuai dengan
maka kami pun menganggap petugas itu
Surat Pengangkatan sebagaimana tertera pada
berkualitas dan begitu juga sebaliknya, ketika
tugas pokok dan fungsi (tupoksi) jabatan. Dan
sikap dan layanan mereka tidak bersahaja,
oleh karena itu, kami hanya menerima surat
kami pun menganggap petugas itu tidak
putusan penempatan dari pimpinan dan tidak
berkualitas. (Wawancara dengan Antonius
sedikitpun masuk dalam ranah itu. Mau
Agus, pengunjung pada hari Selasa, 9 Juni
ditempatkan di mana saja, saya dan rekan-
2015 pada pukul 13.45 WIB).
rekan selalu siap dan itu menjadi kewenangan
Dari hasil wawancara di atas,
perogatif dari pinpinan (Wawancara dengan
informasi tentang kualifikasi personil yang
Bapak Imam, salah seorang petugas sirkulasi;
ditempatkan di bagian ini tidak sampai dan
wawancara di hari Rabu, 15 Juli 2015 pada
juga
pukul 10.12)
tidak
perlu
diketahui
oleh
Dari dua hasil wawancara di atas,
pengunjung. Namun, siapapun dan apapun kualifikasi
yang
diperlukan,
mereka
dituntut untuk memenuhi unsur standar pemberian layanan.
Informasi
tentang
kualifikasi personil ini memang tidak perlu diketahui oleh pengunjung. Namun, dari sisi internal, kualifikasi petugas perlu diketahui dan diatur sedemikian rupa sehingga menjadi dasar bagi pimpinan untuk menempatkan petugas pada posisi atau tugas yang tepat dengan kualifikasi dan
keterampilan
mereka.
Prosedur
pengangkatan dan penempatan personil seperti dimaksudkan agar pegawai yang telah
diberi
tugas
melaksanakan nyaman,
juga
tugas
khusus
ini
mereka
hendaknya
dapat dengan
baik
dan
berkualitas. Dari keterangan petugas tentang kualifikasi personil yang ditempatkan di
sudah cukup untuk disimpulkan bahwa prosedur
pengangkatan
pegawai
pada
setiap unit kerja dalam satu institusi, tidak saja
memperhatikan
(1)
persyaratan
admnistratif yang dibutuhkan jabatan itu dan yang telah dimiliki oleh pegawai, tetapi juga (2) berdasarkan catatan pegawai selama melaksanakan tupoksi itu; serta (3) berdasarkan keluhan pihak pengguna yang disampaikan
melalui
mekanisme
penyampaian kritik dan saran atau (4) yang terbaca melalui laporan IKM. Kedua, penempatan personil pada bagian sirkulasi pada
perpustakaan
dimaksud,
selain
memperhatikan kualifikasi personal seperti tersebut pada point 1 s.d 4 di atas, juga berdasarkan (5) kompetensi dan harapan petugas
(sisi
personal)
serta
(6)
implementasi dari tour of duty(pemindahan pegawai secara periodic dari satu bagian ke 7
DITA DWIASTUTI, NIM. E21111045 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
bagian lain) dalam penempatan pegawai
Sebagai petugas yang sudah lama bertugas di
sebagai wujud keadilan.
bagian ini, saya sering menemukan letak buku
Untuk memudahkan pihak
perpustakaan
berbagai
Standar
juga
pemustaka, menyiapkan
Operasional
yang tidak sesuai dengan klasifikasi rak. Ini jelas bukan tindakan petugas, justru ketika menemukan letak buku yang tidak sesuai itu,
and
kami langsung kembalikan pad arak yang
Procedure (SOP) yang berfungsi sebagai
semestinya. Tindakan pengunjung seperti ini
pemandu bagi petugas dalam memberikan
dikarenakan mereka tertarik dengan buku itu
layanan dan juga sebagai pemandu bagi pemustaka
dalam
menerima
tetapi mereka tidak dapat menambah jumlah pinjaman untuk dibawa pulang. Dengan
layanan.
memindahkan buku ke rak yang tidak pada
Diantara SOP yang tersedia itu adalah SOP
klasifikasinya itu, pengunjung ini berharap dia
Pengunjung, SOP Alur Peminjaman Buku,
dapat menemukan buku itu pada kunjungan
SOP Alur Pengembalian Buku.
berikutnya. Namun, tindakan pengunjung seperti itu sebenarnya salah karena yang
b. Kecepatan layanan. Salah
satu
mewujudkan
bersangkutan sebenarnya dapat memesan buku
kendala
kecepatan
dalam
itu melalui petugas sirkulasi dan mengisi
menemukan
daftar pesanan peminjaman untuk kunjungan
koleksi perpustakaan adalah terselipnya
berikutnya
sesuai
dengan
keinginan
buku yang dicari dengan data yang
pengunjung.
Tetapi,
fasilitas
pemesanan
disediakan
melalui
fasilitas
APOS.
pinjaman ini jarang digunakan oleh pengunjug dan
ada
kecendrungan
mereka
selalu
Beberapa kali kejadian ini, ternyata tidak
menggunakan jalur pintas yang akhirnya
bersumber dari petugas dan juga tidak dari
membuat
system tetapi karena ada ular pemustaka
menemukan
yang dengan sengaja menyelipkan buku ke
(Wawancara
rak yang tidak semestinya. Tujuan dari perbuatan
seperti
pemustaka
ini
ini
dapat
menemukan
adalah dengan
buku
yang
“disembunyikannya” itu pada kunjungan berikutnya.
Bilamana
buku
yang
disembunyikannya ini jumlahnya terbatas, maka perbuatan seperti ini dimaksudkan agar
buku
pengunjung
ini
tidak
dipinjam
lain.Petikan
oleh
wawancara
berikut menggambarkan fenomena ini:
kerepotan
kembali dengan
buku Ibu
dalam tersebut
Nurlela,
salah
seorang petugas sirkulasi; wawancara di hari Rabu, 15 Juli 2015 pada pukul 11.23)
agar mudah
petugas
Untuk meminimalkan perpindahan buku dari rak ke rak, dibaut SOP “tinggalkan
buku
seteah
dibaca”
diharapkan dapat meminimalkan tindakan menyembunyikan buku ke rak lain oleh pemustaka. Aturan ini telah dilaksanakan secara konsisten oleh petugas.Ketika buku yang
telah
dibaca
oleh
pengunjung
ditinggalkan begitu saja di atas meja dan akan dirapikan kembali oleh petugas 8
DITA DWIASTUTI, NIM. E21111045 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
sebelum jam istrirahat dan jam pulang
tetapi dari survey tentang trens buku yang
tiba.SOP ini ternate bermanfaat tidak
dilakukan oleh pihak perpustkaan.
hanya untuk meminimalkan perpindahan
c.
buku ke rak lain, tetapi juga untuk pengadaan
buku,
seperti
layanan.
petikan
wawancara berikut:
Keadilan petugas memberikan
Secara
umum,
penelitian
ini
menyimpulkan bahwa tidak ditemukan unsur
ketidak-adilan
petugas
dalam
Setiap bulan, saya meminta unit sirkulasi
memberikan pelayanan, baik pada ruang
untuk mendata buku pavorit versi pengunjung.
sirkulasi maupun pada ruang baca. Semua
Informasi ini penting bagi saya untuk dasar pengadaan buku di periode berikutnya. Peran
layanan bersifat terbuka dan dilakukan
kan
secara antrian di depan petugas sirkulasi.
kebutuhan
Salah satu SOP yang mengatur hal ini
pengunjung dalam kontek pelayanan optimal,
adalah SOP Alur Peminjaman Buku yang
saya akan usahakan, termasuk memenuhi
ditanggapi secara positif oleh pemustaka
kami
sebagai
melayani
orang
pengunjung,
perpustakaan apapun
ketercukupan …. sekali lagi saya tegaskan… ketercukupan buku! Jadi, dalam kontek ini,
seperti ungkapan wawancara berikut: Saya rasa, petugas telah melaksanakan apa
bukan hanya ada, tetapi cukup adanya. Saya senang,
ternyata
permintaan
saya
yang semestinya dia lakukan. Saya tidak
ini
marah meskipun tadi saya berada di urutan ke-
ditanggapi oleh staf dan oleh karena itu, saya
tiga dari tujuh pengunjung yang mengantri
merasa bahagia karena dapat membangun
untuk
kerjasama, tidak hanya kepada seluruh insan
mendapatkan
layanan
peminjaman
buku. Dari prosedur pelayanan, saya rasa juga
perpustakaan, tetapi juga dengan pengunjung
sudah cukup baik, dimana petugas mencatat
dan pihak luar (Wawancara dengan Bapak
registrasi buku di kartu anggota, menyeken
Kepala Perpustakaan Prov. Kalbar wawancara
buku untuk registrasi pengembalian buku dan
di hari Jum’at tanggal 10 Juli 2015 pada pukul
lain-lain. Ketika pelayanan dilakukan secara
15.15 WIB)
prosedural seperti ini, maka kita merasa telah
Manfaat lain dari kebijakan ini
diperlukan dengan baik (Wawancara dengan
adalah untuk mengidentifikasi buku pilihan
Sdr. DanarTriyanto, salah seorang pengunjung
pengunjung yang rekapnya dibikin oleh
ruang sirkulasi pada ruang baca dengan
petugas setiap akhir minggu. Informasi
wawancara di hari Kamis, 2 Juli 2015 pada
dari
pukul 15.23).
sini
kemudian
menjadi
dasar
Pengunjung lain yang terlihat buru-
pengadaan buku oleh pihak perpustkaan dalam
rangka
pemustaka.
Dan
memenuhi
kebutuhan
konsep
pengadaan
tersebut tidak hanya dari versi pemustaka
buru dan mendapat nomor antrian keempat dari
tujuh
pengunjung
yang
ingin
membawa buku pinjaman, sempat penulis
9 DITA DWIASTUTI, NIM. E21111045 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
wawancarai. Hasil petikan wawancaranya
khusus; seperti di akhir jam pelayanan atau
seperti transkrip berikut ini.
istirahat. Kedua, aspek kelelahan petugas
Maaf Mbak ….. Saya memang agak marah
karena
dan emosi. Tadi, sebelum saya datang ke sini,
menjadikan
saya sudah telpon dan SMS petugas untuk dicarikan buku yang hendak saya bawa pulang
sumber
daya
“unsur
yang
terbatas
kesopanan”
tidak
terlaksana merupakan konsekwensi dari
(pinjam). Ternyata, telepon dan SMS saya
kelelahan
petugas
tidak dihiraukan petugas, meskipun telah
wawancara berikut: Terkait
antrian ke-4, percuma saja fasilitas SMS yang
maksimal oleh pemustaka dapat saya tebak
telah
Mending
adanya. Seperti yang saya tahu, pemustaka
fasilitas itu tidak ada saja sehingga kita tidak
biasanya berkunjung ke sini disekaliankan
berharap untuk menggunakan fasilitas itu
dengan kepentingan lain. Ada yang sebelum
(Wawancara dengan Ibu Tamy, salah seorang
atau setelah mengantar anak sekolah. Ada juga
pengunjung ruang referensi, wawancara di
sekalian berangkat kuliah. Dan bahkan ada
hari Selasa, 7 Juli 2015 pada pukul 14.07).
yang sekalian lewat lalu mampir. Pengunjung
itu
diadakan.
yang
ungkapan
dibalas OK. Jadi, ketika datang dan mendapat
disediakan
pelayanan
seperti
dianggap
tidak
Meskipun demikian, masih saja
tipe ini sering minta layani cepat dan ketika
terdapat pengunjung yang kecewa yang
kita tidak dapat memberikan layanan seperti
ditemukan saat penelitian ini dilakukan
yang diinginkan, mereka ngomel atau marahmarah.
penulis. Keadilan yang dimaksud oleh
Sebagai petugas, kami pun tidak dapat
pemustaka ini adalah karena petugas tidak
mencegah mereka marah karena bukan tugas
dapat
telah
kami untuk mencegah itu. Namun, perlu Mbak
komunikasi
Dita ketahui bahwa sepanjang pelayanan yang
memenuhi
diinginkannya
apa ketika
yang
pemustaka dengan petugas; yang kemudian
diinginkan dapat kami berikan, tak ada niat kami untuk menunda layanan itu. Cuma kan
dibantah oleh petugas dengan tidak ada
perlu waktu. Ketika mereka marah, kita pun
jarak atau jeda waktu antara waktu
ikut marah dengan menampakkan raut yang
komunikasi dengan kedatangan pemustaka.
tak berseri kepadanya. Saya ini kan juga
Petugas juga membantah bahwa ketika
manusia Mbak, yang bisa marah ketika apa
pemustaka yang dating dan kecewa ini,
yang telah kita berikan tidak dihargai atau dinisbikan begitu oleh pelanggan yang agak
kondisi pelayanan sangat penuh sehingga
“kurang ajar” ini (Wawancara dengan Ibu
petugas
Nurlela, salah seorang petugas sirkulasi;
tak
mungkin
meninggalkan
pemustaka yang sedang berkunjung ini.
wawancara di hari Rabu, 15 Juli 2015 pada
d. Kesopanan dan keramahan petugas
pukul 11.31)
Unsur kesopanan yang berhasil ditemukan dalam penelitian ini tidak dalam kondisi
umum,
tetapi
dalam
Persepsi
yang
hampir
sama
disampaikan oleh Kepala Sub Bagian Tata
kondisi 10
DITA DWIASTUTI, NIM. E21111045 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Usaha
Unit
Perpustakaan,
Ibu
Wisnu
mengatakan bahwa:
diperlukan
layanan
prioritas
kepada
kelompok agresif ini.
Hal terpenting bagi kami adalah melayani pemustaka sesuai SOP yang telah dibuat oleh
2.
pimpinan kami. Sejauh ini, memang ada
Dari masalah kedua, yakni tidak ada pembagian piket internal saat layanan
complain dari pemustaka yang meganggap petugas kami tidak ramah. Namun, dari
di waktu jam genting yang juga
pantauan kami, tidak tampak adanya indikasi
dihubungkan
ke arah sana dan semuanya berjalan normal.
penting
penentu
public
menurut
Sebagai bukti, saya akan berikan beberapa foto terkait kondisi layanan oleh petugas kami
dengan
lima
kualitas
aspek layanan
Ratminto
dan
Winarsih, akhirnya dapat dijelaskan
kepada Mbak …. Dan, silakan dari foto itu, Mbak Dita membuat anailsis.
bahwa:
Soal cepat dan lambat, kita kan punya SOP.
a. Kesesuaian layanan dengan SOP.
Ketika barang yang diminta tersedianya
Pelayanan di perpustakaan ini telah
adanya, kami pun tak pernah menahan barang atau berpura-pura ramah dengan harapan mendapat
imbalan
dari
pemustaka.
Hal
dilakukan dengan berdasarkan SOP dan SOP tersebut terdiri dari banyak jenis,
lainnya yang perlu Mbak Dita ketahui adalah
mulai
layanan kami bersifat online dan trsnparan
pengembalian buku, komitmen pelayanan
sehingga menutup kesempatan kami untuk
yang telah dipampang di berbagai tempat,
bermain-main dalam memberikan layanan dimaksud (Wawancara dengan Ibu Wisnu, Kasubbag TU Unit Perputakaan Kalbar;
dari
alur
peminjaman
dan
SOP layanan internet, SOP pendaftaran anggota dan masih banyak lagi SOP yang
wawancara di hari Kamis, 16 Juli 2015 pada
memang menjadi dasar proses layanan
pukul 12.23 WIB)
tersebut. Dengan keberadaan SOP tersebut
Dari
ungkapan
hasil
telah cukup membuat masyarakat atau
wawancara di atas, penulis dapat menarik
pengunjung perpustakaan untuk sama-
simpulan bahwa pelayanan pada unit
sama memahami SOP itu agar ketika
sirkulasi
diimplementasikan, SOP mengatur semua
telah
baik
dua
adanya.
Namun,
memang ditemukan pelanggan agresif
dan
yang tidak perduli dengan kondisi di temat
petugas dan pegguna yang saling terlibat
pelayanan.
Bagi
apapun
dalam sebuah implementasi kebijakan.
kondisinya,
pelayanan
harus
berjalan
SOP itu kemudian, dilanggar sehingga
meskipun
dibawah
tekanan
dari
menyebabkan salah satu pihak merasa
pengunjung agresif ini. Ketika layanan
tidak nyaman dan atau merasa tidak
harus diberikan secara adil, maka tidak
dilayani.
petugas,
sekaligus
menunjukkan
ketaatan
11 DITA DWIASTUTI, NIM. E21111045 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Meskipun demikian, masih saja
dikaitkan dengan kepentingan personal
ditemukan adanya keluhan atas layanan
pelayan tetapi lebih diorientasikan pada
sirkulasi terkait waktu pelayanan seperti
kebutuhan pemustaka. Kondisi ini sesuai
ungkapan wawancara berikut:
dengan perkembangan konsep pelayanan
Semestinya, waktu layanan tidak seperti itu.
public modern, seiring dengan reformasi di
Pihak perpustkaan seharusnya memperhatikan
sektor publik atau pemerintahan yang
kepentingan anggota. Saya paham mereka juga akan menjemput anak di saat yang sama,
mulai mengadopsi pendekatan pelayanan
yang
yang dilakukan di sektor privat atau bisnis
ditempatkan secara terus-menerus diantara
dalam rangka kompetisi untuk memberikan
waktu genting itu. Minimal, petugas itu dapat
yang
melayani pengembalian koleksi. Kalau jam
ditempatkan
tetapi
hendaknya
ada
petugas
piket internal itu tidak diatur dengan baik, saya yakin perpustakaan akan terus terkena
terbaik,
masyarakat
bukan
mulai
hanya
sebagai
penerima pelayanan mengikuti kemauan
komlain dari pemustaka yang kecewa karena
yang
mereka mendapatkan petugas yang tidak
masyarakat ditempatkan sebagai pelanggan
berada di tempat atau kecewa dengan waktu
atau konsumer, yang menjadi penentu
layanan istirahat setelah menjemput atau
kualitas pelayanan yang diberikan. Karena
mengantar anak. (Wawancara dengan Sdr Dany, salah seorang pengunjung pada ruang
memberi
pelayanan,
tetapi
pentingnya pelayanan kepada pelanggan,
baca anak, wawancara di hari Rabu, 27 Juli
maka pelanggan ditempatkan sebagai raja,
2015 pukul 09.22).
pelanggan sebagai kunci, dan pelanggan
Dari transkrip di atas, pengaturan personail secara terus-menerus, meskipun
sebagai unsur nomor satu; meskipun pelayanannya mengikuti jam kerja kantor.
di waktu istirahat perlu dipertimbangkan.
Temuan lain dari penelitian ini
Keberadaan petugas dimaksud, paling
yang
tidak dapat melayani pengembalian koleksi
kejelasan
layanan
sehingga kedatangan pemustaka yang tidak
Sebanyak
18
sesuai
bahwa
jam
layanan
itu
tetap
dapat
membawa
konsekwensi adalah
pemustaka
aktivitas
pada
bahwa
(1)
menyatakan
kunjungan
ke
diberikan pelayanan. Ketika kepentingan
perpustakaan selalu tidak tunggal, artinya
ini tidak terakomodir, maka nilai atau skor
ada aktivitas lain yang memang telah
untuk implementasi SOP sesuai dengan
direncanakan sejak turun dari rumah. (2)
waktu
Pemustaka
pelayanan
akan
tidak
dapat
juga
tidak
terlalu
ditingkatkan.
memperhatikan jadwal layanan seperti
b.
yang
Kejelasan dan kepastian layanan
dipajang
di
dinding
pelayanan
Sebagai institusi public yang tidak
sehingga waktu kunjungan terkadang tidak
beroperasi 24 jam, pengaturan tidak boleh
pas. (3) Petugas dianggap tidak konsisten 12
DITA DWIASTUTI, NIM. E21111045 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
dengan
jam
pelayanan
yang
telah
ditetapkan lembaga tempat mereka bekerja
memberikan
pelayanan
prima
kepada
SIMPULAN
DAN
pemustaka.
karena berakhir sebelum waktunya yang disebabkan oleh kepentingan di
luar
kantor; (4) Tidak ada pembagian tugas
D. PENUTUP:
piket diantara petugas untuk menangani pelayanan
di
waktu
genting
REKOMENDASI
dan
kecenderungan ini merata di semua ruang
Sebagai saran dari riset ini, yang
referensi.
diturunkan dari pembahasan dan temuan
c.
Kedisiplinan, tanggung jawab dan
penelitian, maka disarankan agar:
kemampuan petugas.
1.
Dalam
kontek
Untuk
mengatasi
ketidak-sesuaian
memberikan
katalog dengan isi rak pajang buku
pelayanan ramah, sabar dan lemah lembut
yang meneybabkan kualitas layanan
serta bersikap simpatik tidak ada persoalan
kepada
ketika itu terjadi dalam waktu yang normal
disarankan kepada pihak perpustakaan
dimana terdapat space waktu yang cukup,
untuk:
ruang
a.
pelayanan
ketersediaan
yang
sarana
memadai dan
dan
prasrana
pemustaka
Penunjukan
berkurang;
petugas
secara
definitive sebagai petugas telah
pelayanan. Namun, pelayanan demikian
dilakukan
dapat berubah bila dihadapkan atau terjadi
Perpustakaan Provinsi Kalbar dan
pada jam genting, dimana kepentingan
konsisten
antara pemustaka dengan petugas tidak
kinerja pegawai, yakni sesuai
saling mendukung. Di satu sisi, petugas
dengan
memiliki kepentingan tertentu di luar
pengalaman kerja mereka.
ruang, sementara pemustaka membutuhkan
b.
oleh
itu
Kepala
dengan
beban
tugas
Unit
melihat
dan
Ditemukan adanya perpindahan
pelayanan prima dari petugas. Ketika
buku dari satu rak ke rak lain
kedua
saling
dengan dan tana sepengetahuan
bertemu, maka kecenderungan pelayanan
petugas yang dikarenakan adanya
prima tidak terwujudkan di waktu tersebut
kepentingan
sehingga salah satu pihak atau kedua belah
pengunjung. Oleh karena itu,
pihak akan berubah. Di sinilah, pentingnya
petugas perlu melakukan cek rutin
pengaturan
agar
(stock of name) atas kesesuaian
kesiapan petugas selalu prima dalam
antara koleksi menurut fasilitas
kepentingan
jam
itu
kerja
tidak
internal
tertentu
dari
APOS dengan koleksi yang ada di 13 DITA DWIASTUTI, NIM. E21111045 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
rak pajang.Selain itu, petugas
memberikan sertifikat
yang
dan lain-lain.
berhasil
pemustaka
yang memindahkan
Untuk
mengatasi
kepercayaan
pemustaka terkait pelayanan di jam
dengan tidak meninggalkan aspek
genting, dapat disampaikan temuan
keramahan, kesopanan dan atau
dan saran sebagai berikut:
hal-hal yang membuat harga diri
a. Tidak ada jadwal piket internal
Tujuan
“nakal”
dari
sekaligus
ini
jatuh.
peneguran
menegakkan
ini
aturan
diantara
petugas
telah
menyebabkan layanan sirkulasi menjadi
sumber
keluhan
“tinggalkan buku di tempat seusai
peanggan dalam survey IKM.
dibaca”.
Oleh karena itu, diantara petugas
Selain
layanan
di
tempat,
perlu
dan
disarankan
untuk
perpustakaan juga menyediakan
membuat
jadwal
layanan online. Namun, ketika
disepakati
oleh
layanan
onlinepeminjaman
secara internal agar keperluan
diadakan,
maka
pihak
petugas di saat bertugas dapat
piket para
yang petugas
perpustakaan
harus
dapat
diatasi oleh petugas lain secara
menyediakan
petugas
yang
bergantian.
memiliki akses ke semua ruang
d.
2.
buku agar dipanggil atau ditegur
pemustaka
c.
menemukan
dedikasi
b. Sesekali
memang
ditemukan
agar tidak terjadi complain yang
ketidak-hadiran petugas diantara
mengarah pada pencitraan petugas
interval waktu pelayanan seperti
dan atau institusi.
yang dituliskan dalam benner.
Untuk
kekuatan
Oleh karena itu, disarankan agar
petugas dalam pelayanan kepada
petugas mematuhi SOP waktu
pemustaka, diperlukan kebijakan
layanan
pimpinan yang diarahkan untuk
sementara pimpinan memantau
menyentuh
implementasi itu secara berkala.
semangat
menambah
hati, dan
memompa menghargai
Ketika
secara
konsisten;
menemukan
ketidak-
petugas. Salah satu diantara hal
sesuaian atau kelalaian petugas,
penting itu adalah memberikan
pimpinan
segera
menindak-
konvensasi waktu lembur yang
lanjutinya
dengan
menerapkan
dhitung
SOP Disiplin pegawai.
secara
proporsional;
14 DITA DWIASTUTI, NIM. E21111045 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
c. Segera meninda-lanjuti temuan IKM dengan cara
melakukan
perbaikan secara internal dan pantas;
diantaranya
adalah
melakukan tour of duty pada petugas yang telah lama bertugas pada satu jabatan tertentu.
E. REFERENSI Nurazizah, 2008. Usaha Pustakawan Dalam Meningkatkan Kualitas Layanan Pengguna Di Perpustakaan FIB UI. Skripsi. Jakarta. Ombudsman Republik Indonesia, Kantor Perwakilan Kalimantan Barat. 2013. Kepatuhan Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Dalam Pelaksanaan Undang-undang No. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. ORI Kaper Kalbar. Pontianak. Ratminto dan Winarsih. 2014. Manajemen Pelayanan. Yogyakarta: Pustaka Belajar UU. No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan
15 DITA DWIASTUTI, NIM. E21111045 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN