17
METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dalam dua tahapan. Tahap 1 adalah uji efektivitas enzim cairan rumen domba terhadap penurunan kandungan serat kasar bungkil kelapa. Uji Tahap 2 adalah mengevaluasi kecernaan bungkil kelapa sebagai pakan benih ikan mas (Cypinus carpio). Penelitian Tahap 1: Uji Efektivitas Enzim Cairan Rumen Domba Terhadap Penurunan Kandungan Serat Kasar Bungkil Kelapa Penelitian Tahap 1 dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui efektivitas penambahan enzim cairan rumen domba dalam bungkil kelapa terhadap penurunan kandungan serat kasar pada bungkil kelapa. Pada tahap pertama dilakukan pengambilan cairan rumen domba. Cairan rumen domba yang diambil adalah cairan rumen dari domba yang selama pemeliharaan diberikan pakan rumput. Cairan rumen domba yang dihasilkan diusahakan selalu dalam kondisi dingin. Cairan rumen yang diambil kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 10.000 rpm selama 20 menit pada suhu 40C. Supernatan yang terbentuk direaksikan dengan amonium sulfat 60% menggunakan magnetic stirer selama 1 jam dan didiamkan selama 24 jam pada suhu 40C. Selanjutnya cairan rumen yang telah diinkubasi selama 24 jam disentrifugasi pada kecepatan 10.000 rpm selama 20 menit kondisi 4 0C. Endapan yang terbentuk digunakan sebagai sumber enzim. Enzim kemudian dilarutkan dalam buffer fosfat dengan
perbandingan 1:1, yakni endapan dari 100 ml supernatan cairan rumen
dilarutkan dalam 100 ml buffer fosfat pH 7,0 dan disimpan pada suhu 4 0C (Budiansyah, 2010; Fitriliyani 2010). Enzim yang telah diperoleh dari hasil isolasi, selanjutnya diuji aktivitas enzimnya yang meliputi aktivitas enzim selulase (FP-ase Ghosse 1987), amilase dan protease, serta lipase (Tiests and Friedreck dalam Barlongan 1990). Enzim yang diperoleh dari hasil isolasi kemudian ditambahkan ke dalam bungkil kelapa dengan volume yang berbeda, yaitu:
0, 25, 50, 75, 100 atau
125 ml/kg bungkil kelapa. Lama waktu inkubasi di masing-masing dosis tersebut adalah 0, 12 atau 24 jam.
18
Parameter yang diamati adalah kandungan serat kasar BK sebelum dan sesudah inkubasi. Untuk mengetahui pengaruh penambahan enzim cairan rumen terhadap parameter yang diukur dilakukan analisis statistik menggunakan analisis ragam (uji F). Jika terdapat perbedaan antar perlakuan dilanjutkan dengan Uji Duncan (Steel dan Torrie, 1993). Rancangan percobaan pada penelitian Tahap 1 menggunakan Rancanagan Acak Lengkap Faktorial dengan 2 faktor peubah dan 3 ulangan. Faktor peubah tersebut adalah dosis enzim cairan rumen domba dan lama waktu inkubasi. Analisis kimia yang dilakukan pada tahapan ini meliputi analisis serat kasar, kadar protein, lemak, abu, dan air bahan pakan hidrolisis (Takeuchi, 1988). Penelitian Tahap 2: Uji Kecernaan Bungkil Kelapa yang telah Dihidrolisis dengan Enzim Cairan Rumen Domba Sebagai Pakan Benih Ikan Mas Pakan Uji Tahapan uji kecernaan bahan pakan dilakukan berdasarkan metode kecernaan bahan yang dikemukakan oleh Watanabe (1988), yaitu pakan acuan (reference diet) yang terdiri dari 100% pakan komersil, dan 2 jenis pakan uji (test diet) yang terdiri dari pakan A (65% pakan komersil dan 30% bungkil kelapa + enzim (BKe), pakan B (65% pakan komersil dan 30% bungkil kelapa (BK). Uji kecernaan dilakukan di Laboratorium Nutrisi Ikan, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor pada bulan Juni – Juli 2011. Pakan yang dibuat, kemudian dianalisis proksimat untuk perhitungan nilai kecernaan di akhir penelitian. Penelitian tahap dua dilakukan bertujuan untuk mengetahui
nilai
kecernaan bahan pakan bungkil kelapa yang dihidrolisis dengan enzim cairan rumen domba sebagai pakan benih ikan mas. Komposisi pakan acuan dan pakan uji dengan menggunakan BKe dan BK disajikan pada Tabel 4.
19
Tabel 4. Komposisi pakan acuan (100% komersil), pakan uji (30% BKe) dan (30% BK) dalam persen Komposisi Pakan komersil Bke BK Tepung tapioka Kadar air Cr2O3 Total
(100% komersil) 95 0 0 3 1,5 0,5 100
A (30% BKe) 65 30 0 3 1,5 0,5 100
B (30% BK) 65 0 30 3 1,5 0.5 100
Kualitas Air Pengukuran kualitas air dilakukan selama penelitian berlangsung meliputi parameter suhu, oksigen terlarut (DO), pH dan amoniak. Pengukuran dilakukan pada awal, pertengahan dan pada akhir penelitian. Kisaran nilai parameter kualitas air disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Kisaran nilai parameter kualitas air media pemeliharaan ikan mas selama penelitian Parameter Kualitas Air Suhu (0C) pH DO (mg/l) Amoniak (mg/l)
Kualitas air selama penelitian 29 – 30 6,5 – 7,5 4,6 – 6,7 0,011 – 0,015
Uji Kecernaan Ikan Mas dan Pengumpulan Data Ikan uji yang digunakan telah diadaptasikan dalam wadah pemeliharaan selama 7 hari. Ikan uji pada awal penelitian berjumlah 225 ekor benih ikan mas dengan bobot rata-rata 1,0 - 1,5 g/ekor yang terdistribusi pada 9 akuarium berukuran 60x40x50 cm volume air 50 liter, masing-masing akuarium berisi 25 ekor ikan. Setelah dipuasakan selama 24 jam, ikan ditimbang dalam bobot basah tubuhnya. Pemeliharaan ikan dilakukan selama 20 hari dan diberikan pakan uji yang mengandung indikator Cr 2O3 dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak tiga kali sehari, yaitu pukul 07.00, 12.00
20
dan 17.00 WIB. Pemberian pakan dilakukan secara at satiation (sampai kenyang). Pergantian air dilakukan satu kali per tiga hari dengan volume 50% dari total air dalam wadah. Feses yang telah terkumpul dikeringkan di dalam oven dengan suhu 110°C selama 4-6 jam. Jumlah ikan uji setelah penelitian 222 ekor dengan bobot akhir 2,0 – 3,0 g. Selanjutnya dilakukan analisis kandungan protein dan kadar air Cr2O3 terhadap feses yang sudah dikeringkan dengan bantuan alat spektrofotometer yang memiliki panjang gelombang 350 nm (Watanabe, 1988). Parameter yang diamati pada penelitian tahap 2 berdasarkan prosedur Takeuchi (1988) meliputi:. Parameter yang Diukur a. Kecernaan Total (Takeuchi 1988) Kecernaan Total (%) = 1 −
100
Keterangan : ADC
= Koefisien daya cerna pakan
IF
= Cr2O3 dalam feses (%)
IP
= Cr2O3 dalam pakan (%)
b. Daya Cerna Nutrien (Takeuchi 1988) ADC (%) = 1 − Keterangan :
100
ADC
= Koefisien daya cerna pakan
IF
= Cr2O3 dalam feses (%)
IP
= Cr2O3 dalam pakan (%)
c. Kecernaan Energi (Takeuchi 1988) Kecernaan Energi (%) = (DE/EP)*100
21
Keterangan : DE
= Digestible Energi (energi tercerna) (kcal/100gr)
EP
= Energi dalam pakan (kcal/100gr)
d. Kecernaan Bahan Watanabe (1988) : Kecernaan bahan = (ADT - 0,7 AD) / 0,3 Keterangan : ADT
= nilai kecernaan pakan uji (kcal/100gr)
AD
= nilai kecernaan pakan acuan (kcal/100gr)
e. Analisis Kimia Analisis meliputi analisis proksimat pakan uji, analisis kandungan Cr2O3 pakan uji dan feses ikan. Analisis proksimat pakan uji meliputi pengukuran kadar protein, lemak, serat kasar, abu dan air. Seluruh analisis proksimat dilakukan berdasarkan Takeuchi (1988). f. Analisis Statistik Untuk mengetahui pengaruh pakan uji terhadap kecernaan yang dukur tersebut maka digunakan analisis ragam (Uji F). Jika
terdapat perbedaan antar
perlakuan dilanjutkan dengan uji Duncan dengan selang kepercayaan 95% (Steel and Torrie 1993).