55
KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR TEPUNG ISI RUMEN YANG DIFERMENTASI DENGAN RHIZOPUS OLIGOSPORUS Novanda Junit Dwi Putri1), Koesnoto Supranianondo2), Setiawati Sigit3) Peternakan, 3)Departemen Ilmu Kedokteran Dasar Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga
1)Mahasiswa, 2)Departemen
ABSTRACT This study were conducted to find out the crude protein and crude fibre of rumen content meal which were fermented by Rhizopus oligosporus. For design study was Completely Randomized Design with four treatments and five replications. Four treatment groups were, P0 was 100 g rument content meal added 0% Rhizopus oligosporus, P1 was 100 g rument content meal added 1% Rhizopus oligosporus, P2 was 100 g rument content meal added 2% Rhizopus oligosporus, P3 was 100 g rument content meal added 3% Rhizopus oligosporus. Proximate analysis were done after rument content meal fermented for five days. The data were analyzed with Analysis of Variance follow by Duncan’s Multiple Range Test. The result showed that the effect of 1% Rhizopus oligosporus could increase crude protein of rumen content from 8.9678% (P0) became 10.0396% (P1) and rumen content meal of 0%, 1%, 2% and 3% Rhizopus oligosporus could not reduce crude fibre. Key words : rument content meal, fermented, Rhizopus oligosporus. Menyetujui untuk dipublikasikan dengan author Novanda Junit Dwi Putri, Surabaya, 17 Juli 2013
Pendahuluan
dalam rangka memenuhi kebutuhan
Kebutuhan protein asal hewan
bahan makanan yang bergizi tinggi.
dari tahun ke tahun terus mengalami
Salah satu cara yang ditempuh yaitu
peningkatan.
melalui peningkatan produksi ternak
perkembangan
Penyebabnya
adalah
perekonomian
masyarakat semakin tinggi sehingga
(Aini, 2001). Keberhasilan
suatu
usaha
konsumsi bahan pangan yang bergizi
peternakan sangat tergantung pada
tinggi juga meningkat. Pemerintah
tiga faktor utama yaitu bibit, pakan
memberikan perhatian yang serius
dan tata laksana (Nuraini dkk., 2001).
AGROVETERINER
Vol.1, No.2, Juni 2013
56
Pakan merupakan komponen terbesar
limbah.
yang
produksi
pemanfaatan limbah adalah harganya
unggas, selain kualitas dan kuantitas
murah dan tidak bersaing dengan
DOC (Day Old Chick) serta manajemen
kebutuhan manusia, salah satunya
pemeliharaan.
ternak
adalah limbah Rumah Potong Hewan
dalam
(RPH). Limbah
mempengaruhi
menempati
Pakan
posisi
strategis
Keuntungan
RPH
dari
terdiri
dari
dunia peternakan dan tidak kurang
limbah padat, cair dan gas (Ali, 2006).
dari 70% biaya produksi ternak adalah
Salah satu contoh dari limbah padat
biaya pakan, oleh karena itu pakan
RPH yang dapat dijadikan sebagai
menjadi sangat menentukan efisiensi
pengganti pakan ternak adalah Isi
produksi
Rumen Sapi (IRS).
dan
mutu
hasil
ternak
(Kurniawan, 2011).
IRS merupakan bahan pakan
Beberapa permasalahan utama dalam dunia
perunggasan
yang terdapat dalam rumen sebelum
adalah
menjadi feses dan dikeluarkan dari
masalah ketersediaan bahan baku
dalam rumen setelah hewan dipotong
pakan. Saat ini beberapa bahan pakan
(Soepranianondo, 2005). Kandungan
masih banyak diimpor. Salah satu
nutrisi IRS cukup tinggi disebabkan
upaya untuk menekan biaya pakan
karena
dapat
terserap, sehingga kandungan IRS
dilakukan
dengan
mencari
zat-zat
tidak
murah dan tidak bersaing dengan
makanan yang berasal dari bahan
kebutuhan manusia (Ali, 2006). Pakan
baku pakan (Hungate, 1966 dikutip
alternatif merupakan pilihan untuk
oleh
mengatasi kekurangan bahan pakan
mengandung serat kasar yang tinggi
bagi ternak. Salah satu usaha yang
dan kandungan protein kasar yang
dapat dilakukan untuk mengatasi
rendah (Mc. Donald et al., 1996),
ketergantungan
walaupun demikian Preston and Leng
bahan
berbeda
belum
bahan pakan alternatif yang relatif
terhadap
jauh
makanan
Soepranianondo,
dengan
2002).
zat
IRS
pakan impor dengan memanfaatkan
AGROVETERINER
Vol.1, No.2, Juni 2013
57
(1986) menyatakan, bahwa IRS dapat
dan serat kasar tepung isi rumen yang
dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
difermentasi
Agar IRS dapat digunakan sebagai
pakan
ternak
dan
dengan
Rhizopus
oligosporus sehingga layak sebagai bahan pakan ternak.
memberikan hasil yang optimal, maka perlu diolah menjadi bentuk tepung
Materi dan Metode
(Donna, 2008). Salah satu cara untuk
Isi rumen sapi diperoleh dari
meningkatkan nutrisi dan kecernaan
Rumah Potong Hewan Pegirian Kota
tepung pakan adalah melalui proses
Surabaya, sedangkan perlakuan serta
fermentasi
analisis proksimat protein kasar dan
pakan
menggunakan oligosporus berperan
dengan
jamur
yaitu utama
Rhizopus
kapang dalam
yang proses
serat
kasar
tepung
isi
rumen
dilakukan di laboratorium Makanan Ternak
Departemen
Peternakan
fermentasi pembuatan tempe (Ansori,
Fakultas
Kedokteran
Hewan
2003).
Universitas Airlangga Surabaya. banyak
Bahan yang digunakan dalam
dikenal di Indonesia dan merupakan
penelitian ini adalah isi rumen dalam
kapang terbaik dari spesies yang lain
bentuk tepung (tepung isi rumen).
dengan ciri-ciri yaitu tumbuh dengan
Sebagai
cepat pada suhu 30-42°C, membentuk
jamur
miselium seperti kapas, tidak dapat
bentuk tepung yang diperoleh dari
memfermentasi
Laboratorium
Rhizopus
oligosporus
sukrosa,
memiliki
fermentor Rhizopus
menggunakan
oligosporus
dalam
Mikrobiologi
tinggi,
Departemen Biologi Fakultas Sains
menghasilkan antioksidan yang kuat,
dan Teknologi Universitas Airlangga
menghasilkan aroma dan flavor yang
Surabaya.
aktivitas
proteolitik
yang
spesifik (Sudarmaji dkk., 1989).
Bahan lain yang digunakan
Penelitian ini bertujuan untuk
dalam penelitian ini adalah air serta
mengetahui kandungan protein kasar
bahan kimia untuk keperluan analisis
AGROVETERINER
Vol.1, No.2, Juni 2013
58
proksimat protein kasar antara lain
hari. Selanjutnya IRS dimasukkan ke
tablet kjeldhal, H2SO4 pekat, NaOH
dalam oven selama 24 jam dengan
40%, asam borat, indikator metil-
suhu 600C, selanjutnya IRS digiling
merah, brom cresol green, H2SO4 0,01 N
hingga
dan aquadest, sedangkan bahan kimia
setelah menjadi tepung kemudian
yang
tepung isi rumen ditimbang sebanyak
digunakan
untuk
analisis
menjadi
kg
2
H2SO4 0,3 N, NaOH 1,5 N, HCl 0,3 N,
kemudian dibagi kembali sebesar 100
aceton dan H2O panas.
gram untuk masing–masing ulangan. Tepung
empat
tepung,
proksimat serat kasar antara lain
Alat yang digunakan dalam
untuk
bentuk
Rhizopus
perlakuan
oligosporus
penelitian ini adalah kantong plastik
disiapkan untuk proses fermentasi
berkapasitas 1 kg, timbangan, nampan
sesuai dosis yang digunakan yaitu 0%,
besar, alat untuk analisis proksimat
1%, 2%, 3%, kemudian tepung isi
protein kasar adalah labu kjeldhal 100
rumen
cc, pemanas labu kjeldhal, spatula,
oligosporus diaduk hingga homogen
timbangan elektrik Sartorius, gelas
dan dimasukkan ke dalam kantong
ukur, labu ukur 250 cc, erlenmeyer
plastik, dilubangi dengan cara ditusuk
100 cc, serta marcam steel sedangkan
pada bagian sampingnya kemudian
alat untuk analisis proksimat serat
diberi kode sesuai perlakuan lalu
kasar
dilakukan
adalah
erlenmeyer Buchner,
erlenmeyer
300
penghisap,
spatula,
cc,
corong
proses
gelas ukur, timbangan analitik, oven,
dibuka
penangas air dan kompresor.
kemudian
dimulai
dengan
tepung
Rhizopus
fermentasi
fakultatif
anaerob selama lima hari. Setelah
porselen,
Penelitian
cawan
dan
fermentasi dan
selesai,
plastik
diangin-anginkan,
diambil
sampelnya
sebanyak ± 5 gram untuk dilakukan
menyiapkan Isi Rumen Sapi (IRS)
analisis
sebanyak
kandungan protein kasar dan serat
±
20
kg
kemudian
dikeringkan dan diaduk selama dua
AGROVETERINER
proksimat
terhadap
kasar.
Vol.1, No.2, Juni 2013
59
Penelitian Rancangan
Acak
menggunakan Lengkap
(RAL)
dengan empat perlakuan masing–
Hasil dan Pembahasan Protein Kasar Hasil
masing ulangan diulang sebanyak
analysis
of
variance
lima ulangan sehingga terdapat 20
(Anova),
sampel percobaan. Lama fermentasi
penambahan
adalah lima hari. Adapun perlakuan
oligosporus pada fermentasi tepung isi
sebagai berikut :
rumen dengan perlakuan P1 (1%),
P0 : 100 gram tepung isi rumen +
P1 : 100 gram tepung isi rumen +
P2 : 100 gram tepung isi rumen +
P3 : 100 gram tepung isi rumen +
tentang
protein kasar dan serat
Analysis
dianalisis of
protein
kasar
protein
P0 kasar
(0%).
dengan Kandungan
tertinggi
adalah
yang tidak berbeda nyata dengan
kandungan
(3%) yaitu 9,7838% dan 9,5665%. Hal
kasar yang
ini sesuai dengan Arbianto (1987)
penelitian
ini
menggunakan
Variance
(ANOVA).
bahwa
terjadi
peningkatan
diproses secara fermentasi, karena jamur
nyata
menghasilkan enzim protease.
dilakukan
uji
asam
amino dan protein bahan setelah
Apabila ditemukan perbedaan yang kemudian
secara
perlakuan P2 (2%) dan perlakuan P3
3% Rhizopus oligosporus
kemudian
peningkatan
perlakuan P1 (1%) yaitu 10,0396%
2% Rhizopus oligosporus
dari
Rhizopus
dibandingkan
perlakuan
1% Rhizopus oligosporus
diperoleh
nyata
bahwa
jamur
menunjukkan kandungan
0% Rhizopus oligosporus
Data
menunjukkan
Rhizopus
Rhizopus
Duncan’s Multiple Range Test taraf 5%
oligosporus
oligosporus
yang
untuk mengetahui perlakuan hasil
ditambahkan pada fermentasi tepung
terbaik
isi rumen dengan dosis 1% sudah
(Kusriningrum.
Pengolahan
data
menggunakan
program SPSS 20.0 for Windows.
AGROVETERINER
2008).
dapat
meningkatkan
kandungan
protein kasar tepung isi rumen secara
Vol.1, No.2, Juni 2013
60
optimal yang ditunjukkan dengan
Kandungan
protein
pada
tidak ada perbedaan yang nyata
perlakuan P0 tidak berbeda nyata
dengan
dengan
dosis
Peningkatan
2%
dan
kandungan
3%. protein
kandungan
protein
pada
perlakuan P3 (3%), hal ini disebabkan
kasar pada perlakuan P1 (1%), P2
karena
(2%) dan P3 (3%) disebabkan karena
menunjukkan
peningkatan
bakteri tidak berada pada titik yang
yang
Rhizopus
mengandung
Peningkatan sangat
oligosporus
kadar
nitrogen. nitrogen
menguntungkan
ini
mikroba
pada
efisien.
perlakuan
P3
aktivitas
inokulum
Nurhajati
menyatakan
dkk.
bahwa
(3%)
(1996)
ketersediaan
sumber nutrisi yang tidak sesuai
untuk melakukan aktivitas secara
dengan
optimal sehingga kandungan protein
menyebabkan
kasar
antar mikroorganisme. Jumlah dosis
meningkat
dibanding
P0
lebih
dengan
tinggi
dosis
0%.
jumlah
tidak
menghasilkan protein sel tunggal dan
nutrisi
asam amino (Schelgel and Schmidt,
menyebabkan
1994).
belum (1994)
terjadinya
kompetisi
Rhizopus oligosporus yang lebih banyak
Mikroba mengandung nitrogen yang
Matthewman
mikroorganisme
sebanding yang
dengan tersedia
sehingga
Rhizopus
mampu
berkembangbiak
sumber
oligosporus
tumbuh secara
baik.
menyatakan bahwa nitrogen adalah
Dwijoseputro
bahan dasar untuk sintesis protein
bahwa selain membutuhkan waktu
mikroba, sehingga peningkatan kadar
agar dapat tumbuh dan berkembang,
nitrogen ini sangat menguntungkan
mikroba juga membutuhkan nutrisi
bakteri proteolitik yang terdapat di
untuk melakukan aktivitasnya.
dalam
Rhizopus
melakukan
oligosporus
untuk
Pada
pertumbuhan
dan
dibutuhkan
aktivitas secara optimal.
untuk
(2003)
dan
menyatakan
proses karbon
fermentasi dan
nitrogen
perkembangbiakkan
sel
mikroba (Rachman, 1989). (Lamid
AGROVETERINER
Vol.1, No.2, Juni 2013
61
dkk., 2005 dikutip oleh Donna, 2008)
memproduksi enzim seperti protease,
menyatakan
bahwa
lipase dan amilase (Shurtleff and
mikroba
Ayogi, 1979 dikutip oleh Ansori,
perkembangbiakkan
tergantung pada jumlah karbon dan nitrogen
yang
peningkatan
tersedia, jumlah
2003).
dengan inokulum
Kesimpulan
mikroba maka terjadi kompetisi di antara mikroba untuk mendapatkan karbon, hal ini dapat disimpulkan bahwa ketersediaan karbon (sumber nutrisi) menjadi faktor pembatas.
Dari hasil yang diperoleh pada penelitian rumen
fermentasi menggunakan
oligosporus,
maka
1. Tepung
Rhizopus
dapat
ditarik
isi
rumen
yang
difermentasi dengan dosis 1%
Hasil
Analysis
of
variance
menunjukkan
penambahan
jamur
bahwa Rhizopus
oligosporus pada fermentasi tepung isi rumen dengan perlakuan P0 (0%) tidak menunjukkan perbedaan nyata terhadap
isi
kesimpulan sebagai berikut :
Serat Kasar (Anova),
tepung
kandungan
serat
kasar
antara perlakuan P1 (1%), P2 (2%) dan P3 (3%), hal ini dapat terjadi karena
Rhizopus
oligosporus
dapat
sudah
meningkatkan
kandungan protein kasar. 2. Tepung
isi
rumen
yang
difermentasi dengan dosis 0%, 1%,
2%
oligosporus
dan
3%
Rhizopus
tidak
dapat
menurunkan kandungan serat kasar.
Rhizopus oligosporus tidak memiliki sifat selulolitik sehingga di dalam proses fermentasi tepung isi rumen dengan
Rhizopus ologosporus
tidak
terjadi penurunan kandungan serat kasar.
Jamur
AGROVETERINER
Rhizopus
ologosporus
Daftar Pustaka Aini, Q. 2001. Pengaruh Pemberian Tepung Isi Rumen Yang Difermentasi Sebagai Substitusi Pakan Komersial
Vol.1, No.2, Juni 2013
62
Terhadap Kadar Lemak Total dan Kolesterol Kuning Telur Ayam Dorab [Skripsi]. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Airlangga. Ali, U. 2006. Pengaruh Penggunaan Onggok dan Isi Rumen Sapi dalam Pakan Komplit terhadap Penampilan Kambing Peranakan Ettawah. 9(3). Ansori, A. 2003. Peran Pemberian Pollard Terfermentasi Oleh Rhizopus oligosporus Terhadap Keempukan Daging Ayam Petelur Jantan [Skripsi]. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Arbianto, P. 1987. The Microbial Ecological Approach In the Traditional Fermentation Processes. Symposium Bioprocesses. Institut Teknologi. Bandung.
Donna, A.P. 2008. Kandungan Serat Kasar Dan Protein Kasar Tepung Isi Rumen Yang Difermentasi Dengan Probiotik [Skripsi]. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Airlangga. Dwidjoseputro, D. 2003. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Penerbit Djambatani. Jakarta. Hal 214.
AGROVETERINER
Kurniawan, H. 2011. Karkas dan Potongan Karkas Ayam Kampung Umur 10 Minggu yang Diberi Ransum Mengandung Bungkil Biji Jarak Pagar (Jatropha curcas L) Terfermentasi Rhizopus oligosporus [Skripsi]. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Kusriningrum. 2008. Perancangan Percobaan. Airlangga University Press. Surabaya. Matthewman, R. 1994. A Manual Tropical Ruminant Nutrition and Feeding CTUM. Scotland. UK. Mc. Donald P., R.A. Edwards and L.F.D Greenhalgh. 1996. Animal Nutrition. 4 th ed. ELBS. London. Pp 143-152. Nuraini,
H.James, Mirzah. 2001. Pengaruh Daun Bengkuang Fermentasi Dengan Trichoderma koningii Terhadap Performa dan Income Over Feed Cost Ayam Broiler. Andalas, 13(35): 42-47.
Nurhajati, T., R. S. Wahyuni dan G. C. de Vries. 1996. Analisis Ekonomis Penggunaan Ampas Tahu Terfermentasi Sebagai Substitusi Pakan Komersial Terhadap Performan, Daya Cerna
Vol.1, No.2, Juni 2013
63
Pakan, Kualitas Daging Serat Gambaran Darah Ayam Pedaging Jantan. Lembaga Penelitian Universitas Airlangga Surabaya. Preston.T.R and R.A.Leng. 1986. Matching Livestock Production System To Available Feed Resources. International Livestock Centre For Africa Addis Ababa, pp 25–67. Rachman, A. 1989. Pengantar Teknologi Fermentasi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor.
Soepranianondo, K. 2002. Teknologi Manipulasi Nutrisi Isi Rumen Sapi Menjadi Pakan yang Dapat Meningkatkan Produktifitas dan Kualitas Ternak Ruminansia. [Disertasi]. Program Pasca Sarjana. Universitas Airlangga. Surabaya. Soepranianondo, K. 2005. Dampak Isi Rumen Sapi Sebagai Substitusi Rumput Raja terhadap Produk Metabolit pada Kambing Peranakan Ettawa. Media Kedokteran Hewan, 21(2): 94-96. Sudarmaji, S., Haryono dan Suhardi. 1989. Prosedur Analisa Untuk Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty. Jogjakarta.
Schelgel, H. G and K. Schmidt. 1994. Mikrobiologi Umum. Gadjah MadaUniverdity Press. Yogyakarta.
AGROVETERINER
Vol.1, No.2, Juni 2013