METODE PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA DI RUMAH TAHANAN NEGARA (RUTAN) SALATIGA TAHUN 2011 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh: MILA NUR ARIFAH NIM 11107147
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2011
METODE PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA DI RUMAH TAHANAN NEGARA (RUTAN) SALATIGA TAHUN 2011 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh: MILA NUR ARIFAH NIM 11107147
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2011
SKRIPSI
METODE PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA DI RUMAH TAHANAN NEGARA (RUTAN) SALATIGA TAHUN 2011
DISUSUN OLEH MILA NUR ARIFAH NIM : 111 07 147
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 19 Agustus 2011 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar S1 Kependidikan Islam Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji
: Suwardi, M.Pd
Sekretaris Penguji
: Dra. Siti Asdiqoh, M.Si
Penguji I
: Prof. Dr. H. Budihardjo, M.Ag
Penguji II
: Muna Erawati, S.Psi, M.Si
Penguji III
: Siti Rukhayati, M.Ag
Salatiga, 19 Agustus 2011 Ketua STAIN Salatiga
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP.19580827 198303 1 002
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Mila Nur Arifah
NIM
: 11107147
Jurusan / Progdi : TARBIYAH / PAI
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 19 Agustus 2011 Yang menyatakan,
Mila Nur Arifah
MOTTO
Menggambil hikmah dari suatu
kegagalan adalah bekal yang akan
membuat hidup kita semakin lebih baik.Kegagalan bukan ahir dari segalagalanya tetapi kegagalan itulah yang akan membuat kita semakin baik jika kita bisa mengambil hikmah dari kegagalan tersebut, Jadi jangan sampai kita terpuruk dalam kegagalan, lebih berhati-hati dan tetap bersemangat menjalani hipup, karena hidup itu indah.
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada : 1. Bapak H.Kastolani kurdi dan Ibu Hj.Khusmiyati Khusnah selaku orang tua ku yang tak pernah lelah mencintaiku dan menyayangiku dan dengan sangat tulus memberiku kesempatan untuk menuntut ilmu dan selalu membimbing, mendoakan serta memberiku segalanya baik moral maupun spiritual bagi terlaksananya skripsi ini. 2. Kakakku tercinta
(Mbak Rina, mbak Ririn, mas Dayat, mbak Dwi, mas
Imung) yang selalau mendukung aku, memotivasi aku dan menyayangi aku dalam segala hal terima kasih atas doa dan dukungan nya. 3. Adik Keponakan ku (Gilbran dan Rhea) yang selalu membuat aku terobati rasa capek nya dengan kelucuan mereka 4. Nenek ku yang selalu mendoakan aku
5. Temanku ( Mas Taufik, Mami Sulis, Lanik, mbak erma, Mas Aroel Mas Ikhsan, Sinwan, Andri, mas Ari, Ivan, Heri, mas Ofie, mas gun, As’ad) Yang selalu memberi aku semangat dan dengan ikhlas membantu aku. 6. Kepada Bapak Ghina, bapak Rofi’I, Pak Dwi, Bu Tepo, pak Sugihartono, pak Pos dan Petugas di RUTAN Salatiga yang tidak bisa saya sebut satu persatu, terimakasih telah yang memberi
ruang bagi saya untuk melaksanakan
penelitian di RUTAN Salatiga. 7. Kepada teman-teman narapidana Di RUTAN Salatiga, terimakasih atas kerjasamanya. 8. Dan tak lupa kepada sahabat sahabati di STAIN Salatiga.
KATA PENGANTAR
ÉO ŠÏm §9$#Ç` »uH÷q §9$# «! $#ÉO ó¡ Î0
Seiring salam dan doa semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Rosul akhir zaman, Muhammad SAW, yang telah memberikan pencerahan pada dunia. Syukur Alhamdulillah, akhirnya penulisan skipsi dengan judul “ Metode penanaman nilai pendidikan agama Islam bagi narapidana di RUTAN Salatiga Tahun
2011 ini telah selesai. Skipsi ini merupakan salah satu syarat guna
memperoleh gelar Sarjana pendidikan agama Islam pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri ( STAIN Salatiga). Kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu selesainya skripsi ini. Penulis sadari, bahwa skipsi ini tidak akan pernah terwujud tanpa pertolongan Allah SWT, dan bantuan berbagai pihak yang terkait, juga orangorang yang mendoakan selesainya skripsi ini. Maka dikesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada : 1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag, selaku ketua Sekolah tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga 2. Kaprogdi Pendidikan Agama Islam Ibu Dra. Siti Asdiqoh 3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag selaku dosen pembimbing yang penuh kesabaran telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan serta pengarahan dalam penyusunan skripsi ini sejak awal hingga akhir ini dapat terselesaikan.
4. Semua dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang menunjang demi tersusunya skripsi ini 5. Seluruh keluarga besar RUTAN Salatiga yang telah memberikan informasi serta telah memberikan izin penelitian. Penulis menyadari dan mengakui bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, semua ini karena keterbatasan kemampuan serta pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya mendukung sangat penulis harapkan dalam kesempurnaan Skipsi ini. Akhinya penulis berharap semoga skripsi ini memberikan sumbangan bagi perkembangan dunia pendidikan khususnya pendidikan agama Islam.
Salatiga, 11 Agustus 2011 Penulis
MILA NUR ARIFAH NIM. 11107147
ABSTRAK Arifah, Mila Nur. 2011. Metode pendidikan Agama Islam bagi narapidana di RUTAN Salatiga. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing, : Siti Rukhayati, M.Ag. Kata Kunci: Metode pendidikan Islam dan Narapidana Penelitian ini untuk mengetahui bagaimana metode pendidikan Agama Islam bagi narapidana di RUTAN Salatiga Tahun 2011. Pertanyaan yang ingin dijawab melalui pertanyaan ini adalah sebagai berikut: (1) Bagaimanakah metode pendidikan Agama Islam bagi narapidana di RUTAN Salatiga Tahun 2011 (2) Apa sajakah manfaat pendidikan agama Islam bagi narapidana di RUTAN Salatiga Tahun 2011(3) Apa sajakah yang menjdi faktor pendukung dan penghambat pelaksaan pendidikan Agama Islam bagi narapidana di RUTAN Salatiga. Temuan dari penelitian ini menunjukan bahwa metode pendidikan agama Islam di RUTAN Salatiga meliputi : metode ceramah, metode diskusi, metode tanya jawab, metode pemberian bimbingan, dann pemberian nasihat.. Pendidikan agama Islam bagi narapidana di RUTAN Salatiga memberikan manfaat, diantarnya : Menjadikan narapidana untuk hidup lebih baik dan mendekatkan diri kepada Allah. Adapun faktor pendukungnya adala keinginan dihati narapidana untu menjadi yang lebih baik dan untuk faktor penghambat harinya bersamaan dengan hari besukan.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................
i
HALAMAN BERLOGO ..............................................................................
ii
HALAMAN JUDUL ....................................................................................
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................
iv
PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.................................................................
vii
KATA PENGANTAR .................................................................................
ix
ABSTRAK ..................................................................................................
xi
DAFTAR ISI ...............................................................................................
xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................
xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................
1
B. Rumusan Masalah ................................................................
3
C. Tujuan Penelitian .................................................................
4
D. Manfaat Penelitian ................................................................
4
E. Penegasan Istilah ..................................................................
6
F. Metode Penelitian .................................................................
8
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ......................................
8
2. Kehadiran Penelitian .......................................................
9
3. Lokasi Penelitian ............................................................
9
BAB II
4. Sumber Data ...................................................................
9
5. Prosedur Pengumpulan Data ...........................................
9
a. Metode Observasi .....................................................
9
b. Metode Interview .....................................................
10
c. Metode Dokumentasi ...............................................
12
6. Analisis Data ..................................................................
12
a. Reduksi Data.............................................................
13
b. Penyajian Data ..........................................................
13
c. Verifikasi ..................................................................
13
7. Tahap Penelitian .............................................................
14
G. Sistematika Penulisan Skripsi ...............................................
15
KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Agama Islam ......................................................
18
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ................................
19
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam ......................................
20
3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam .........................
23
4. Metode Pendidikan Agama Islam ....................................
26
B. Narapidana ...........................................................................
32
1. Pengertian Narapidana ...................................................
32
2. Pengertian Hukuman .......................................................
34
3. Tujuan Hukuman ...........................................................
34
4. Syarat-syarat Hukuman ..................................................
36
5. Macam-macam Kejahatan ..............................................
35
BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum RUTAN Salatiga 1. Sejarah Berdirinya RUTAN Salatiga ...............................
43
2. Letak Geografis RUTAN Salatiga ...................................
43
3. Keadaan Narapidana dan Data Narapida .........................
44
4. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran RUTAN Salatiga ............
46
5. Program Unggulan RUTAN Salatiga ..............................
47
B. Hasil Penelitian 1. Metode Pendidikan Agama
Islam Narapidana di
RUTAN Salatiga.............................................................
50
2. Manfaat Pendidikan Agama Islam Narapidana di RUTAN Salatiga.............................................................
53
3. Faktor Penghambat dan Pendukung Pendidikan Agama Islam Narapidana di RUTAN Salatiga ............................ BAB IV
57
PEMBAHASAN A. Metode Pendidikan Agama Islam Bagi Narapidana di RUTAN Salatiga ..................................................................
61
B. Manfaat Pendidikan Agama Islam Bagi Narapidana di RUTAN Salatiga ..................................................................
63
C. Faktor Pendukung dan Penghambat ......................................
66
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ..........................................................................
71
B. Saran ....................................................................................
73
C. Penutup ................................................................................
74
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Dafrar Tabel Narapidana di RUTAN Salatiga ...............................................
45
LAMPIRAN
1. Data Narapidana di RUTAN Salatiga 2. Struktur Organisasi di RUTAN Salatiga 3. Transkrip Wawancara dengan Narapidana 4. Transkrip Wawancara dengan Ustad 5. Daftar Riwayat Hidup
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perkembangan arus globalisasi dewasa ini akan memberikan dampak bagi masyarakat baik dampak positif maupun negatif. Disinilah pendidikan, baik formal maupun nonformal mempunyai peranan penting dalam menghadapi perkembangan arus globalisasi yang begitu pesat. Dampak yang paling ditakutkan dari arus globalisasi adalah munculnya budaya dari luar yang melahirkan tatanan yang jauh dari nilai agama. Hal tersebut akan menyebabkan lunturnya konsistensi terhadap nilai agama yang dianut, sehingga
akan
menimbulkan
tindakan
kejahatan.Tindakan
kejahatan
merupakan suatu ancaman yang nyata terhadap norma sosial yang mendasari kehidupan atau keteraturan sosial maupun individual dan merupakan ancaman bagi berlangsungnya ketertiban. Cara pencegahan dan pengendalian kejahatan adalah dengan ditegakkannya hukum pidana yang sanksinya berupa penindaan dari pihak yang berwajib, serta sanksi sosial dari masyarakat. Pemberantasan kejahatan perlu mendapatkan penanganan yang serius. Untuk itu perlu adanya tempat atau lembaga pembinaan bagi mereka yang melakukan tindakan kejahatan seperti lembaga pemberdayaan manusia atau sering disebut juga dengan Lembaga Pemasyarakatan (LP) atau RUTAN (Rumah Tahanan Negara) yang juga disebut Penjara.
1
Sasaran utama pembinaan di RUTAN adalah perilaku dan mental para narapidana yang didorong untuk membangkitkan nilai harga diri dan nilai agama serta mengembangkan rasa tanggung jawab untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan bahagia di masyarakat. Selanjutnya berpotensi untuk menjadi manusia yang bermoral tinggi serta mempunyai mental yang kuat sehingga akan terbentuk pribadi yang luhur dan berahlak mulia. Untuk mencapai sasaran itu pendidikan agama Islam mengambil kontribusi dalam pembinaan, karena pendidikan agama Islam merupakan proses mempersiapkan seseorarang dengan persiapan yang menyeluruh, meliputi aspek jasmani, ruhani, dan akal melalui bimbingan dan pengajaran (Muhaimin,2002 :75). RUTAN merupakan tempat bagi narapidana memperoleh pendidikan dan bimbingan (Abd Al-Azis Amir 1969 : 349). Disini mereka akan mendapat pelatihan, pelatihan tersebut dilaksanakan untuk memberikan bimbingan ketrampilan kerja bagi para narapidana yang merupakan langkah tepat sebagai solusi dalam mengembalikan mereka ke masyarakat dan dunia kerja, dengan membentuk watak dan mental para narapidana. Untuk membentuk watak dan mental para narapidana di RUTAN Salatiga, pihak pengelola RUTAN memberikan pendidikan agama Islam, karena agama Islam adalah satusatunya agama yang benar disisi Allah SWT, sesuai dengan firman Allah SWT (QS.Al-Maidah : 3).
.` ÏB žw Î) |= »tGÅ3 ø9$# (#qè?ré& šú ßì ƒÎŽ| ©! $# c
ïÏ%©!$# y# n=tF÷z $# $tBur 3ÞO »n=ó™ M} $# «! $# y‰ YÏã šú
ïÏe$!$# ¨b Î)
Î*sù «! $# ÏM »tƒ$t«Î/ öàÿ õ3 tƒ ` tBur 3óO ßgoY÷t/ $J‹øót/ ÞO ù=Ïèø9$# ãN èd uä!%y` $tB ω ÷èt/ ÇÊÒÈ É> $|¡ Ïtø:$#
Artinya : Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barang siapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. (QS.Al-Maidah :3).
Pendidikan agama Islam sangat penting bagi narapidana supaya setelah narapidana keluar dari RUTAN mereka bisa diterima kembali di masyarakat. Pendidikan agama Islam yang diberikan di RUTAN mungkin saja akan berbeda dengan di Sekolah mengingat RUTAN adalah tempat pembinaan maka metode, sarana dan prasana dalam pendidikanpun kemungkinan akan berbeda. Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian dengan judul : METODE PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA DI RUMAH TAHANAN NEGARA (RUTAN) SALATIGA TAHUN 2011.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana metode pendidikan agama Islam bagi narapidana di RUTAN Salatiga Tahun 2011?
2. Apa manfaat
pendidikan agama Islam bagi narapidana di RUTAN
Salatiga Tahun 2011? 3. Apa faktor pendukung dan penghambat pendidikan agama Islam bagi narapidana RUTAN Salatiga Tahun 2011?
C. TujuanPenilitian Setiap kegiatan atau aktivitas yang disadari mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Adapun tujuan penelitian tersebut adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam
pendidikan agama
Islam bagi narapidana di RUTAN Salatiga tahun 2011. 2. Untuk mengetahui manfaat pendidikan agama Islam bagi narapidana di RUTAN Salatiga tahun 2011. 3. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat pendidikan agama Islam bagi narapidana di RUTAN Salatiga tahun 2011.
D. Manfaat Penelitian Penulis sangat berharap penelitian ini bisa memberikan beberapa manfaat. Manfaat yang diharapkan terbagi menjadi 2, yaitu: 1. Secara Teoritis a. Memberikan
masukan
dalam
pendidikan
agama
Islam
dan
pengembangannya bagi narapidana di lingkungan RUTAN Salatiga.
b. Memberikan informasi bagi masyarakat bahwa di RUTAN Salatiga itu ada pendidikan agama Islam secara non formal yang diberikan bagi narapidana. c. Memberikan motivasi bagi narapidana di RUTAN Salatiga untuk menjadi manusia yang lebih baik. d. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan, serta dapat menambah wawasan khususnya dalam bidang
pendidikan agama Islam bagi narapidana
baik untuk penulis maupun pihak-pihak yang terkait. 2. Secara Praktis a. Setelah mengetahui pelaksanan pendidikan agama Islam bagi narapidana di RUTAN
Salatiga
penulis dapat mengetahui tujuan
pendidikan agama Islam bagi narapidana di RUTAN Salatiga. b. Dapat mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam penyelenggaraan pendidikan agama Islam bagi
narapidana di
RUTAN Salatiga. c. Hasil penelitian ini diharapkan bisa dijadikan acuan bagi peneliti berikutnya yang ingin mengkaji lebih mendalam dengan fokus serta setting yang berbeda untuk memperoleh perbandingan sehingga memperkaya temuan-temuan penelitian ini.
E. PENEGASAN ISTILAH Penegasan istilah ini dikemukakan untuk menghindari kesalahfahaman dan kekaburan pengertian
serta memberikan gambaran
mengenai ruang
lingkup dalam penelitian, adapun penegasan istilah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1.
Metode Metode berasal dari dua kata, yaitu meta dan hodos. Meta berarti “melalui”
dan hodos berarti jalan atau cara (Abudin Nata,1997:9).
Metode pendidikan adalah suatu cara yang dipergunakan untuk menyampaikan atau mentransformasikan isi atau bahan pendidikan kepada peserta didik (Hery Noer Ali, 1999: 250). Selanjutnya jika dikaitkan dengan proses pendidikan agama Islam , metode berarti suatu prosedur yang
dipergunakan
pendidik
dalam
melaksanakan
tugas-tugas
kependidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 2.
Pendidikan Agama Islam Pendidikan agama Islam adalah usaha yang lebih khusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagamaan peserta didik agar lebih mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam. Implementasi dari pengertian ini, pendidikan agama Islam merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari sistem
Pendidikan
Islam. Bahkan tidak berlebihan kalau dikatakan bahwa pendidikan agama Islam berfungsi sebagai jalur pengintegrasian wawasan Islam dengan bidang-bidang studi yang lain. Implikasi lebih lanjut, pendidikan agama
Islam harus sudah dilaksanakan sejak dini sebelum peserta didik memperoleh pendidikan atau pengajaran ilmu-ilmu yang lain ( Muhaimin, 2001 : 76). 3. Narapidana Narapidana disebut juga terpidana penjara atau kurungan, yaitu mereka yang telah diputuskan oleh hakim dengan pidana penjara atau kurungan dan telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap dari Departemen Kehakiman RI (Hanafi,1992: 2). Jadi Narapina adalah orang yang kehilangan kebebasannya karena sedang menjalani pidana penjara. Selama menjalani masa pidana mereka dibina moril dan batinya agar menjadi manusia yang memiliki kesadaran hukum agama dan hukum negara. 4. Rumah Tahanan Negara (RUTAN) Rumah Tahanan Negara (RUTAN) adalah tempat tersangka atau terdakwa ditahan selama proses penyidikan, penuntutan, pemeriksaan dan menjalani masa hukuman di sidang Pengadilan Negeri. Ada dua istilah dalam bahasa Arab untuk mengartikan RUTAN atau penjara, pertama Al-Habsu,
yang
dan yang kedua As-Sijnu. Pengertian Al-Habsu
menurut bahasa adalah mencegah atau menahan, kata AL-Habsu diartikan juga As-Sijnu. Dengan demikian kedua kata tersebut mempunyai arti yang sama, disamping itu kata Al-Habsu diartikan dengan Almakanu Yuhsabu Fihi, Yang artinya tempat untuk menahan orang (Abd Al-Aziz Amir 1969: 349).
F. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan jenis penelitian a. Pendekatan penelitian Untuk memperoleh pemahaman yang substansi dan komprensif tentang permasalahan
yang dikaji, penelitian ini menerapkan
pendekatan kualitatif. Data kualitatif merupakan sumber data deskriptif yang luas dan berlandasan kokoh, serta memuat penjelasan tentang proses-proses yang terjadi dalam lingkungan setempat. Dengan data kualitatif kita dapat mengikuti dan memahami alur peristiwa secara kronologis, menilai sebab akibat dalam lingkungan fikiran orang-orang setempat, dan memperoleh penjelasan yang banyak dan bermanfaat (Michail Huberman, 1992 : 1). Penelitian Deskriptif ini melakukan analis hanya sampai pada taraf deskriptif, yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan, simpulan yang diberikan jelas atas dasar faktualnya, sehingga semua dapat dikembalikan langsung pada data yang diperoleh, karena langsung mencari data ditempat
yang dijadikan
penelitian yaitu RUTAN Salatiga. b. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research) karena informasi dan data yang diperlukan digali serta dikumpulkan dari lapangan. Adapun penelitian ini bersifat diskriptif
kualitatif,
menurut
Robert
dan
Steven,
penelitian
kualitatif
prosedurnya menghasilkan data yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang dan pelaku yang diamati (Moleong, 1995: 3). 2. Kehadiran Penelitian Penulis Dalam penelitian ini, peneliti berperan sebagai pengamat penuh, dimana peneliti mengamati secara penuh hal-hal yang menyangkut pendidikan agama Islam di RUTAN Salatiga, sehingga peneliti harus berusaha untuk mengikuti aktivitas-aktivitas terlaksananya
nilai
pendidikan agama Islam di RUTAN Salatiga. 3. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan difokuskan di
RUTAN
Salatiga. Peneliti
memilih lokasi tersebut karena dekat dengan kediaman peneliti sehingga memudahkan penulis untuk melakukan observasi. 4. Sumber Data Data yang penulis peroleh melalui buku-buku reverensi dan dari hasil pengumpulan data di RUTAN Salatiga. Yang menjadi informan dalam penelitian ini satu ustadzah, 3 ustadz dan 2 narapidana 5. Prosedur Pengumpulan Data a. Metode observasi Observasi adalah pengamatan, pencatatan dengan sistematik fenomena
yang
diselidiki,
mengadakan
pertimbangan,
dan
mengadakan penilaian (Suharsimi, 1998: 234. Metode observasi penulis gunakan untuk mengumpulkan data
tentang keadaan
narapidana dan kondisi keagamaan. Observasi dilakukakan terhadap berbagai hal atau faktor yang berkaitan dengan masalah yang diteliti dengan mengadakan pengamatan dan mendengarkan secara cermat sampai pada sekecil-kecilnya sekalipun Observasi dilakukan di lingkungan RUTAN Salatiga. Hal-hal yang diobservasikan adalah pelaksanaan pendidikan agama Islam, selain itu juga meliputi letak geografis dan fasilitas di RUTAN Salatiga. Observasi berpedoman pada metode Pendidikan Agama Islam bagi narapidana di RUTAN Salatiga. Semacam ini disebut observasi yang bersifat positif atau disebut pengalaman berperan serta (Maelong 1989: 117). Kegiatan observasi
dilaksanakan dengan cara formal
ataupun informal untuk mengamati berbagai keadaan sebagai peristiwa dan kegiatan yang terjadi. Observasi ini juga dimaksudkan untuk dapat mengetahui adanya faktor-faktor yang berpengaruh, baik faktor pendukung maupun faktor penghambat pendidikan agama Islam bagi narapidana di RUTAN Salatiga. b. Metode Interview Metode Interview, yaitu metode yang mencoba mendapatkan keterangan secara lisan dari seorang responden, dengan bercakapcakap berhadapan muka dengan orang yang besangkutan atau sering disebut wawancara, sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi (Maelong, 1998: 117). Percakan itu
dilakukan oleh fihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang diperlukan dalam penelitian. Dengan metode ini penulis mendapatkan informasi ataupun data tentang metode
pendidikan
agama Islam yang diberikan bagi narapidana, manfaat pendidikan agama Islam bagi narapidana, faktor pendukung dan penghambat proses pelaksanaan pendidikan agama Islam bagi narapidana di RUTAN Salatiga. Maelong (1998: 117) memberikan penjelasan metode interview adalah pengumpulan data dalam bentuk komunikasi verbal, semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi . Jenis wawancara yang digunakan yaitu wawancara tidak terstruktur atau wawancara bebas. Artinya peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Penulis menggunakan metode ini untuk memperoleh data tentang metode pelaksanaan pendidikan agama Islam bagi narapidana, manfaat
pendidikan agama Islam bagi narapidana, serta
faktor
pendukung dan penghambatnya. Interview ini dilakukan dengan ustadz, petugas pengelola atau pengurus di RUTAN Salatiga, warga binaan dan khususnya pada narapidana.
c. Metode Dokumentasi Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barangbaarng tertulis. Metode Dokumentasi adalah metode atau alat untuk mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berupa gambar, catatan, transkip buku, surat kabar, notulen, agenda dan lain sebagainya (Arikuntoro, 1998: 236). Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang gambaran bagaimana keadaan keagamaan narapidana dan lingkungan RUTAN serta bagaimana proses pendidikan agama Islam itu dilaksanakan. 6. Analisis Data Dalam penelitiaan ini, setelah data terkumpul maka langkahlangkah selanjutnya adalah mengadakan analisis terhadap data yang diperoleh untuk memberikan informasi lebih lanjut. (Maelong (1998: 103) yang mengutip tanggapan dari Patton bahwa analisis terhadap data dalam penelitiaan
kualitatif
adalah
proses
mengatur
urutan
data
dan
mengorganisasikanya kedalam suatu pola dan satuan uraian dasar, Ia membedakannya dengan penafsiran, yaitu pola uraian dan mencari hubungan diantara dimensi-dimensi uraian. Dari rumusan tersebut dapatlah kita menarik garis bawah bahwa analisis data bermaksud mengorganisasikan data. Data yang terkumpul terdiri dari catatan lapangan dan komentar peneliti serta arsip RUTAN Salatiga. Pekerjaan analisis data dalam hal ini ialah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, meberikan kode dan mengatagorikannya.
Langkah-langkah menganalisis data yaitu: a. Reduksi data Reduksi data merupakan kegiatan merangkum catatan lapangan dengan memilih hal-hal pokok yang berhubungan dengan metode pendidikan agama Islam bagi narapidana di RUTAN Salatiga. Reduksi data ini merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data, dengan cara demikian kesimpulan finalnya dapat ditarik. b. Penyajiaan Data Dengan melihat penyajian data kita akan dapat memahami apa yang sedang terjadi dan menganalisis
ataukah
apa yang harus dilakukan lebih jauh
mengambil
tindakan
berdasarkan
atas
pemahaman yang didapati dari penyajian-penyajian tersebut. Penyajian data ini berguna untuk melihat pemikiran keseluruhan hasil penelitian, baik bentuk matrik ataupun bentuk pengkodean. Dari hasil penyajian data itulah selanjutnya peneliti dapat menarik suatu kesimpulan sehingga menjadi kebermaknaan data (Matthew B Miles and H.Michail Huberman (1989: 21) c. Menarik kesimpulan atau verifikasi Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian dari suatu kegiatan yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasikan selama penelitiaan berlangsung. Verifikasi itu mungkin sesingkat pemikiran
kembali yang melintas dalam pikiran penganalisis selama menulis dan meneliti di lapangan, atau mungkin menjadi begitu seksama dan memakan tenaga dengan peninjauan kembali serta tukar pikiran di antara teman sejawat untuk mengembangkan ”kesepakatan”. Singkatnya makna-makna yang muncul dari data harus diuji kebenaranya, kekokohanya, yakni yang merupakan
validitasnya,
untuk menetapkan kesimpulan yang lebih beralasan dan tidak lagi bersifat coba-coba. Maka verifikasi dilakukan sepanjang penelitian. Dalam hal ini penulis mencoba untuk menganalisis data-data yang terkumpul tentang metode
pendidikan agama Islam bagi
narapidana di RUTAN Salatiga. Dalam menganalisis, penulis berdasarkan data-data yang diperoleh berdasarkan buku yang berkaitan dengan narapidana, petugas RUTAN, ustadz melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Sehubungan dengan penelitian ini teknik yang diterapkan dalam penelitian
ini adalah analisis antar kasus
dengan model analisis interaktif. Model analisis ini terdiri dari tiga kompenen, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. 7. Tahap Penelitian a. Kegiatan Administrasi yang meliputi, Izin observasi dari
STAIN
Salatiga kepada kepala RUTAN Salatiga melalui keputusan kepala Kantor wilayah kementrian Hukum dan HAM RI Jateng.
b. Kegiatan Lapangan yang meliputi: Survey
awal
untuk
mengetahui
lapangan,
dengan
mewawancarai sejumlah responden maupun informan sebagai langkah pengumpulan data. 1) Memasukan sejumlah orang yang terkait sebagai informen yang dilakukan dengan responden penelitian. 2) Melakukan observasi lapangan dengan mewawancarai sejumlah responden maupun informen sebagai langkah pengumpulan data. 3) Menyajikan data dengan susunan dan urutan yang memungkinkan dan memudahkan untuk melakukan pemaknaan. 4) Melakukan Verifikasi untuk membuat kesimpulan-kesimpulan sebagai deskripsi temuan penelitiaan. 5) Menyusun laporan akhir
G. Sistematika penulisan Untuk mempermudah didalam mempelajari dan memahami serta mengetahui pokok bahasan skripsi, maka dalam menyusun skipsi ini, sistematika penulisan dibagi menjadi
lima bab, yang masing-masing bab
memuat sub-sub bab. Adapun sistematikanya adalah sebagai berikut: 1. Bagian awal yang meliputi : Sampul, lembar berlogo, judul, persetujuan pembimbing, pebgesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, Motto dan pesembahan, kata pengantar, Abstrak, daftar isi, daftar table, halaman
judul, nota pembimbing, halaman pengesahan, daftar isi, dan daftar pengesahan. 2. Bagian inti, yang memuat BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini penulis mengemukakan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode penelitian dan sistematika penulisan. Dalam metode penelitian meliputi : Pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran penelitian, Lokasi penelitian, Sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data, tahab-tahab penelitian. BAB II : KAJIAN PUSTAKA Dalam penelitian ini, dikemukakan kajian pustaka yang meliputi 1.
Tinjauan bimbingan agama Islam
2.
Tinjauan tentang narapidana
BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN Dalam bab ini akan mengurai tentang Gambaran umum RUTAN Salatiga yang meliputi: Sejarah berdirinya RUTAN Salatiga, letak geografis RUTAN Salatiga, Program kegiatan unggulan, struktur organisasi, keadaan narapidana di RUTAN Salatiga, bentuk bimbingan agama Islam di RUTAN Salatiga, apa manfaat, faktor pendukung dan penghambat bimbingan agama Islam bagi narapidana di RUTAN Salatiga.
BAB 1V : PEMBAHASAN Pada bab ini akan mengurai tentang hasil yang dicapai mengenai bimbingan agama Islam bagi narapida di RUTAN Salatiga. BAB V : KESIMPULAN Saran dan penutup.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam adalah usaha yang lebih khusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagamaan peserta didik agar lebih mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam. Dari pengertian tersebut dapat ditemukan beberapa hal yang yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam, antara lain: a. Pendidikan agama Islam sebagai usaha sadar, yakni suatu kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan yang dilakukan secara berencana dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai. b. Peserta didik yang hendak disiapkan untuk mencapai tujuan dalam arti ada yang dibimbing, diajari dan dilatih dalam peningkatan keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan terhadap ajaran Islam. c. Kegiatan pendidikan agama Islam diarahkan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran Islam dari peserta didik , yang disamping untuk membentuk keshalehan atau kualitas pribadi sekaligus membentuk keshalehan sosial (Muhaimin, 2001: 76).
18
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam Secara
umum
pendidikan
agama
Islam
bertujuan
untuk
meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlaq mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
(GBPP PAI, 1994).
Dari tujuan tersebut dapat ditarik beberapa dimensi yang hendak ditingkatkan dan dituju oleh kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam, yaitu: a.
Dimensi keimanan peserta didik terhadap ajaran agama Islam
b. Dimensi pemahaman dan penalaran serta keilmuwan peserta didik terhadap ajaran agama Islam c.
Dimensi penghayatan atau pengalaman batin yang dirasakan peserta didik dalam menjalankan ajaran agama Islam
d. Dimensi pengamalanya, dalam arti bagaimana ajaran Islam yang telah diimani, difahami dan dihayati oleh peserta didik sehingga mampu menumbuhkan
motivasi
dalam
dirinya
untuk
menggerakkan,
mengamalkan, dan menaati ajaran agama dan nilai-nilai dalam kehidupan pribadi, sebagai manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta mengaktualisasikan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Muhaimin, 2011 : 78).
Untuk mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam yang bermutu, maka harus memilih nilai yang tepat yang dipandang perlu bagi perkembangan peserta didik. Guru berperan sebagai pemilih dan penentu nilai yang akan diterapkan dalam pendidikan didalam dan diluar sekolah. nilai pendidikan agama Islam merupakan tindakan meletakan pola dasar pendidikan agama Islam disetiap perilaku, ini berarti meletakan nilai-nilai Islami yang memberi ruang lingkup keagamaan. Nilai disini yang dimaksud adalah nilai yang diajarkan dan didasarkan pada ajaran Islam, maka sejauh mana pemahaman terhadap ajaran Islam sejauh itu pula penggunaan materi yang disampaikan kepada peserta didik , dan sejauh itu pula ajaran Islam sebagai sumber nilai. Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama, 1985: 140). Empat nilai pokok dari pengajaran Pendidikan Agama Islam yaitu: 1) Nilai material Nilai material ialah jumlah pengetahuan agama Islam yang diajarkan, semakin lama peserta didik belajar semakin bertambah ilmu pengetahuan agamanya. Ilmu pengetahuan adalah alat yang harus dimiliki manusia, jika ia hendak mencapai kesempurnaan dirinya. Disini ilmu agama berperan sebagai alat untuk mengantarkan manusia melalui
pemahaman
dan
penggunaan
ilmu
tersebut,
untuk
meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. Ditinjau dari segi aspek pengajaran agama Islam, pertambahan ilmu agama Islam berarti pertambahan pada setiap aspeknya dan bermakna: ”Semakin
bertambahnya ilmu pengetahuan agama, semakin besar peluang untuk mencapai keridhaan Allah SWT”. 2) Nilai formal Nilai formal adalah nilai pembentukan, yang bersangkut paut dengan daya serap pesrta didik atas segala bahan yang telah diterimanya. Hal itu berarti sejauh manakah daya serap manusia, sehingga ia mampu dengan tenaganya sendiri membentuk kepribadian yang utuh, kokoh dan tahan uji. Semuanya merupakan kerja mental sebagai reaksi atas pengaruh yang diterimanya dan melalui pengalaman kejiwaan terjadi pembentukan berbagai daya rohani yang menjadi ciri kepribadian seseorang. 3) Nilai Fungsional Nilai fungsional adalah relevansi bahan dengan kehidupan sehari-hari. Jika bahan itu mengandung kegunaan, dapat dipakai atau berfungsi dalam kehidupan peserta didik, maka itu berarti mempunyai nilai fungsional. Ditinjau dari segi tuntutan agama, jelas bahwa ajaran Islam itu harus dilaksanakan dan dipakai dalam kehidupan sehari-hari, kalau tidak maka ajaran itu akan kehilangan maknanya. Hal itu berarti bahwa seluruh jumlah bahan dikehendaki terserap dan terpakai dalam segala bentuk dan tingkat kehidupan.
Namun ternyata bahwa sejumlah bahan yang diajarkan itu tidak dapat seluruhnya diserap oleh peserta didik dan tampaknya dari yang diserapnya itupun tidak seluruhnya dipakai dalam kehidupannya. 4) Nilai Esensial Nilai Esensial ialah, nilai yang hakiki. Agama mengajarkan bahwa kehidupan yang hakiki atau hidup yang sebenarnya itu berlangsung dialam akhirat. Jadi kehidupan itu tidak berhenti di dunia saja, melainkan kehidupan itu berlangsung terus dalam akhirat. Kematian adalah permulaan kehidupan yang hakiki itu, sebagai pembeda antara dua kehidupan yang merupakan suatu keseluruhan hidup dan tidak terpisahkan. Seluruh nilai-nilai pengajaran itu bermuara pada nilai hakiki atau nilai esensial, yang berbentuk : a. Nilai pembersihan atau pensucian rohani atau jiwa, yang memungkinkan seseorang siap untuk menerima, memahami, dan mengahayati ajaran agama Islam sebagai pandangan hidup. b. Nilai kesempurnaan akhlak, yang memungkinkan seseorang memiliki akhlaqul karimah, yang tercermin pada sifat-sifat Nabi Muhammad SAW dan mengamalkan ajaran agama Islam secara sempurna sepanjang hayatnya. c. Nilai peningkatan Taqwa kepada Allah SWT, sehingga diri seseorang menjadi semakin akrab kepada-Nya dan dengan penuh
gairah serta ketulusan hati menyongsong kehidupan yang hakiki (Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama, 1985 : 149: 152). 3. Ruang Lingkup Pendidikan agama Islam a. Al-Qur’an dan hadist Al-Qur’an yaitu wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui maikat Jibril sebagai pedoman umat Islam dalam kehidupan agar tidak terjerumus dalam kenistaan. Sedangkan hadist yaitu pembicaraan, kabar , berita yang berasal dari Nabi Muhammad SAW berwujud ucapan, tindakan, pembiaran, keadaan dan kebiasaan Nabi Muhammad SAW, dan setiap orang Islam harus mengikuti jejaknya. Al-Qur’an sebagai sumber nilai mempunyai fungsi yaitu sebagai petunjuk, penerang jalan hidup, penyembuh penyakit hati, nasihat atau petuah, dan sumber informasi. Sebagai sumber informasi Al-Qur’an mengajarkan banyak hal kepada manusia dari persoalan keyakinan, moral, prinsip-prinsip ibadah dan muamalah samapai pada asas-asas ilmu pengetahuan. Mengenai ilmu pengetahuan Al-Qur’an memberikan
wawasan
dan
motivasi
kepada
manusia
untuk
memperhatikan dan meneliti alam sebagai manifestasi kekuasaan Allah SWT ( Hasan Langgulung, 1980: 94). b. Tarikh, Tarikh dalam bahasa arab artinya sejarah. Sejarah ini bisa menyangkut sejarah kenabian dan sejarah umat-umat terdahulu untuk
diceritakan dengan tujuan bisa mengambil benang merah dan pesanpesan positif yang ada dalam cerita tersebut. c. Akidah Secara etimologis aqidah berakar dari kata Aqdan yang berarti simpul atau ikatan, perjanjiaan dan kokoh. Setelah terbentuk menjadi ‘aqidah berarti keyakinan (Al-Munawir, 1984: 1023). Relevansi antara arti kata ‘aqdan dan ‘aqidah adalah keyakinan itu tersimpul dengan kokoh didalam hati, bersifat mengikat dan mengandung perjanjian. Secara terminologis terdapat beberapa definisi yaitu: Menurut Hasal al-Banna (tth: 465) Aqa’id (bentuk jamak dari aqidah) adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati (mu), yang mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak tercampur sedikitpun dengan keragu-raguan. Sedangkan (Rahmat Rosyadi, dkk, 2006: 14-19), memberikan arti tentang Akidah yaitu sudut pandang yang harus diyakini terlebih dahulu sebelum menyakini sesuatu yang lain, sudut pandang ini tidak boleh disusun dengan keraguan dan dipengaruhi oleh kesamaran. Akidah juga dapat diartikan sebagai pemikiran menyeluruh tentang alam semesta, kehidupan dan manusia dengan kehidupan sebelum maupun setelah kehidupan dunia. Hakikat keimanan terhadap Allah adalah menegakan prinsip-prinsip tauhid dan meniadakan antitesisnya.
d. Syari’at Syari’at adalah sistem atau aturan yang disampaikan Allah melalui Rosul-Nya untuk mengatur hubungan manusia dengan Allah, dengan sesama manusia serta dengan alam sekitarnya. Penerapan syariat Islam selain merupakan refleksi keimanan seorang muslim, juga merupakan kewajiban asasi bagi dirinya, setiap muslim diperintahkan untuk selalu terikat dengan aturan Allah dalam setiap perbuatan dan hukumnya wajib. Kewajiban menjalankan syariat ini sebagai refleksi dari akidah yang telah tertanam dalam Qalbu setiap manusia, sejak ruh dimasukan kedalam janin manusia didalam kandungan ibu nya. Sesunguhnya, tiada pilihan lain lagi bagi setiap manusia yang lahir mesti menjalankan Syariat Islam, apalagi bagi yang telah mengaku beriman kepada Allah dan Rosul-Nya dengan mengucapkan Syahadat. Hasal al-Banna (tth: 468), Landasan normatif Syariat Islam adalah firman Allah sebagai berikut
ãN ßgs9 tb qä3 tƒ b r& #·øBr& ÿ¼ã&è!qß™ u‘ur ª! $# Ó|Ó s% #sŒÎ) >puZÏB÷sãB Ÿw ur 9` ÏB÷sßJ Ï9 tb %x. $tBur ÇÌÏÈ $YZÎ7•B Wx »n=|Ê ¨@ |Ê ô‰ s)sù ¼ã&s!qß™ u‘ur ©! $# ÄÈ ÷ètƒ ` tBur 3öN Ïd ÌøBr& ô` ÏB äouŽzσø:$# ‘’Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak pula bagi perempuan yang mukmin apabila Allah dan Rosul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan ,aka nada bagi mereka pilihan yang lain tentang urusan mereka dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rosul-Nya maka dia telah sesat,sesat yang nyata. (Q.S.Al-Ahzab 36).
e. Akhlak Akhlak merupakan kondisi batin atau keadaan hati manusia yang merupakan penyempurna syariat dan akidah seorang muslim yang menjalankan Syariat dengan dilandasi akidah yang kuat belum dianggap sempurna bila tidak berahklak. Akhlak didefinisikan sebagai kebiasaan kehendak, ini berarti bila kehendak itu dibiasakan dalam suatu perbuatan seseorang, maka kebiasaan itu disebut Akhlak. kebiasaan,tentu saja ada yang baik dan buruk. Syariat islam menekankan kepada umat nya agar senantiasa melakukan perbuatanperbuatan yang baik, menghindari perilaku-perilaku yang buruk karena hal ini menjadi taruhan kesempurnaan iman dan Islamnya seseorang (Hasal al-Bannatth: 470). 4. Metode Pendidikan Agama Islam Metode berasal dari dua kata, yaitu meta dan hodos. Meta berarti “melalui”
dan hodos berarti jalan atau cara (Abudin Nata,1997: 9).
Metode berarti cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Selanjutnya jika dikaitkan dengan proses pendidikan Islam , metode berarti suatu prosedur yang dipergunakan pendidik dalam melaksanakan tugas-tugas kependidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hery Noer Ali (1999: 250) mengemukakan bahwa metode pendidikan adalah suatu cara yang dipergunakan untuk menyampaikan atau mentransformasikan isi atau bahan pendidikan kepada peserta didik.
Menurut Nahlawi (1989: 283) metode dalam pendidikan agama Islam antara lain: a. Metode Hiwar Qur’ani dan Nabawi Hiwar (dialog) ialah percakapan silih berganti antara dua fihak atau lebih melalui tanya jawab mengenai suatu topik yang mengarah kepada suatu tujuan, kedua pihak saling bertukar pendapat tentang suatu perkara tertentu. Kadangkala keduanya sampai kepada suatu kesimpulan, atau mungkin pula salah satu pihak tidak tidak merasa puas dengan pembicaraan yang lain. Namun demikian ia masih dapat mengambil pelajaran dan menentukan
sikap bagi dirinya. Hiwar
mempunyai dampak yang sangat dalam terhadap jiwa pendengar atau pembaca yang mengikuti topik percakapan secara seksama dan penuh perhatian. b. Metode Kisah Quran dan Nabawi Dalam pendidikan agama Islam, kisah mempunyai fungsi edukatif yang tidak dapat diganti dengan bentuk penyampaian lain selain bahasa. Hal ini disebabkan kisah Quran dan Nabawi memiliki beberapa keistimewaan yang membuatnya mempunyai dampak psikologis dan edukatif yang sempurna. Disamping itu kisah edukatif melahirkan kehangatan perasaan dan aktivitas didalam jiwa, yang selanjutnya memotivasi manusia untuk mengubah perilakunya dan memperbaharui tekadnya sesuai dengan tuntunan, pengarahan dan akhir kisah itu, serta pengambilan pelajaran darinya.
c. Metode Amsal atau perumpamaan Perumpamaan-perumpamaan
yang ada dalam Al-Qur’an
ataupun hadits dalam bahasa mempunyai banyak makna, yaitu : 1) Menyerupakan
sesuatu
yang
kebaikan
atau
keburukannya
dimaksudkan kejelasannya dengan memberikan tamsil dengan sesuatu lainnya yang kebaikan atau kehinaannya telah diketahui secara umum, seperti menyerupakan orang-orang musyrik yang menjadikan pelindung-pelindung selain Allah SWT dengan labalaba yang membuat rumahnya. 2) Mengungkapkakn sesuatu keadaan dengan dikaitkan kepada keadaan lain, yang titik kesamaan untuk menandaskan perbedaan antara keduanya. 3) Menjelaskan kemustahilan adanya keserupaan antara dua perkara, yang oleh kaum musrikin dipandang serupa. Sebagai contoh, dalam Al-Qur’an ditemukan tamsil yang menandaskan perbedaan antara sembahan kaum musrikin dengan Al-Khalik, dengan menandaskan tuhan-tuhan kaum musrikin tidak berakhlak , apalagi jika dibandingkan dengan sang Khaliq, lalu disembah bersama dengan menyembah Khaliq. d. Metode dengan Keteladanan Kita mungkin saja dapat menemukan suatu sistem pendidikan yang sempurna, menggariskan
tahapan-tahapan yang serasi bagi
perkembangan manusia, menata kecenderungan dan kehidupan psikis,
emosional maupun cara-cara penuangannya dalam bentuk perilaku. Akan tetapi semua ini masih memerlukan kesempurnaan, masih memerlukan realisasi edukatif yang dilaksanakan oleh seorang pendidik. Pelaksanaan itu memerlukan seperangkat metode dan tindakan
pendidikan,
dalam
rangka
mewujudkan
asas
yang
melandasinya, metode yang merupakan patokan dalam bertindak serta tujuan pendidikannya yang diharapkan dapat tercapai. e. Metode latihan dan pengamalan Islam adalah agama yang menghubungkan secara erat antara manusia dengan Rabb-Nya pencipta semesta alam, Islam adalah agama yang menuntut kita supaya mengerjakan amal shaleh yang diridhoi oleh Allah SWT, menuntut kita supaya mengarahkan segala tingkah laku, naluri, dan kehidupan kita, sehingga dapat merealisasikan adabadab dan perundang-undangan Illahi secara riil. Fadhil (1986: 75), juga menyebutkan diantara metode pendidikan agama Islam antara lain: 1. Metode Praktek Metode Praktek atau belajar dengan praktek adalah salah satu diantara metode mutakhir yang diserukan oleh pendidik modern. Maka pendidikan agama Islam tidak hanya diberikan secara teori saja, akan tetapi dilakukan pula dengan cara praktek. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Dr.Muhammad Fadhil Al Jamaly, sebagai berikut : ‘’Pembentukan Akhlak dan rohani serta pembinaan hubungan sosial
seseorang tidaklah cukup sekedar nasihat, tetapi memerlukan praktek nyata, sehinnga akhlak mulai dapat terbentuk dalam pribadinya dan hubungan yang harmonis sesama manusia dapat terjalin dengan baik (Fadhil Muhammad, 1986 : 75). Jadi jelaslah bahwa metode praktek adalah metode yang penting sekali dalam rangka pencapaian Pendidikan agama Islam. Lebih lanjut Fadhil menjelaskan ‘’Untuk terbiasa hidup teratur disiplin, dan tolong menolong sesama manusia dalam kehidupan sosial mampu mengendalikan hawa nafsu, rela serta ikhlas berjuang demi kemaslahatan umum, memerlukan latihan yang kontinew setiap hari, siang dan malam. Inilah yang diperbuat dan diajarkan oleh Al-Qur’an ketika memberi ajaran tentang
kewajiban-kewajiban yang harus
dilaksanakan oleh setiap muslim. Kewajiban ini, sebagai sarana untuk mendidik manusia dan membimbingnya dalam usaha mencapai tujuan pendidikan. 2. Metode pemberian peringatan dan Perintah berbuat yang ma’ruf dan nasihat yang benar Diantara metode pokok dalam pendidikan agama Islam adalah mengharuskan masyarakat memberi contoh atau keteladanan kepada peserta didik. Oleh karena itu kita semua setiap menjadi pendidik dan sebagai peserta didik, harus bisa mengajarkan kebaikan dan kebenaran serta mengajak melaksanakannya, memberi peringatan serta melarang melaksanakan kejahatan dan kejelekan, cintai dan ia jadikan tempat
mengadu segala permasalahan. Dalam situasi demikian, pelajaran atau nasihat akan benar-benar mempunyai makna yang mendalam dalam dirinya. Lebih-lebih kalau nasihat itu disampaikan dengan penuh kasih sayang dan dari hati ke hati (Fadhil Muhammad, 1986: 86) 3. Metode keteladanan atau suri teladan Diantara faktor-faktor yang mempunyai pengaruh didalam pendidikan agama Islam dalam kehidupan sehari-hari adalah suri teladan, dalam membentuk kepribadian sangatlah penting
artinya
karena kesempurnaan iman sesorang, Oleh Rasuluallah ditentukan baik buruknya seseorang. Seseorang dapat dijadikan contoh teladan bagi orang lain , Guru juga merupakan suri teladan bagi peserta didiknya menjadi orang yang tidak baik jika ia tidak sepenuhnya bertanggung jawab menjadi seorang guru yang baik. Oleh karena itu guru yang baik memiliki sifat dan pribadi yang dimiliki Rosulullah yang menjadi suriteladan bagi segenap umat manusia, sesuai dengan firman Allah SWT (Q.S: 33: 6)
tPöqu‹ø9$#ur ©! $# (#qã_ ötƒ tb %x. ` yJ Ïj9 ×puZ|¡ ym îouqó™ é& «! $# ÉA qß™ u‘ ’ÎûöN ä3 s9 tb %x. ‰ s)©9 ÇËÊÈ #ZŽÏVx. ©! $# tx.sŒur tÅz Fy $# Artinya, Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.
4. Metode Tanya jawab Diantara
metode
pendidikan
agama
Islam,
menurut
Muhammad Fadhil Al Jamaly adalah metode “Tanya jawab’’ yakni dengan berbagai macam pertanyaan yang dapat membimbing orang yang
ditanya
untuk mencapai
kebenaran
dan hakikat
yang
sesungguhnya. 5. Metode pemberian bimbingan dan ampunan Al-Qur’an tidak menutup pintu bagi orang yang buta dan sesat, sehingga mereka berjalan pada jalan yang salah , tetapi Al-Qur’an membuka pintu lebar-lebar kembali ke jalan yang benar, yakni hendaklah mereka bertaubat kepada Allah dan merintis ke jalan yang baru yang penuh kebersihan dan ketaqwaan.
B. Narapidana 1. Pengertian narapidana Narapidana disebut juga terpidana penjara atau kurungan, yaitu mereka yang telah diputuskan oleh hakim dengan pidana penjara atau kurungan dan telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap dari Departemen Kehakiman RI. Jadi narapidana yaitu seseorang yang kehilangan kebebasannya karena sedang menjalani pidana baik berupa pidana penjara atau kurungan, disebabkan telah melakukan tindak pidana (Hanafi, 1980: 44 – 45).
Pasal 14: Tindak pidana ialah perbuatan melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang oleh peraturan perundang-undangan dinyatakan sebagai perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana. (Dokumen A/CONF.144/L.3:3) Mengidentifikasi faktor-faktor kondusif penyebab tindak pidana: a. Kemiskinan, pengangguran , kebuta hurufan(kebodohan), ketiadaan atau kekurangan perumahan yang layak dan system pendidikan serta latihan yang tidak serasi atau tidak cocok. b. Meningkatnya jumlah penduduk yang tidak mempunyai harapan karena proses integrasi sosial. c. Mengendurnya ikatan sosial dan keluarga d. Keadaan-keadaan atau kondisi yang menyulitkan bagi orang-orang yang beremigrasi ke kota-kota atau Negara lain e. Rusaknya atau hancurnya identitas budaya asli. f. Menurunnya atau mundurnya (kualitas) lingkungan perkotaan yang mendorong peningkatan kejahatan dan berkurangnya (tidak cukup) pelayanan bagi tempat-tempat fasilitas lingkungan atau bertetangga g. Kesulitan-kesulitan bagi orang-orang dalam masyarakat modern untuk berintegrasi
sebagaimana
mestinya
di
dalam
lingkungan
masyarakatnya, di Lingkungan keluarganya, tempat kerjanya, atau di lingkunagan Sekolah. h. Penyalahgunaan alkohol,obat bius, dan lain-lain yang pemakaiaannya juga diperluas karena faktor-faktor yang disebut di atas
i. Meluasnya aktifitas kejahatan yang terorganisasi, khusunya obatobatan terlarang dan barang-barang curian j. Dorongan ide dan sikap (khususnya oleh media) yang mengarah pada tindakan kekerasan, ketidaksamaan hak atau sikap-sikap intoleransi. Seseorang yang telah melakukan tindak pidana harus mendapatkan hukuman. 2. Pengertian hukuman Hukuman dalam bahasa arab disebut uqubah (Hanafi, 1990: 5–7), lafaz ’uqubah menurut bahasa berasal dari kata ( )ﻋﻘﺐyang sinonimnya
(َ)ﺑِﻌَﻘَﺒِﮫِ وَﺟَﺎءَ ﺧَﻠَﻒ. Artinya mengiringinya dan datang dibelakangnya. Dalam pengertian yang agak mirip dan mendekati pengertian istilah. Barang kali lafaz tersebut bisa diambil dari kata ( ) ﻋﻘﺐyang sinonimnya
(ُ)ﺑِﻤَﺎﻓَﻌَﻞَ ﺳَﻮَاءً ﺟَﺰَاه, artinya membalasnya sesuai dengan apa yang dilakukannya (Hanafi, 1980 :12-22) Dari pengertian yang pertama dapat dipahami bahwa sesuatu disebut hukuman karena ia mengiringi perbuatan dan dilaksanakan sesudah perbuatan itu dilakukan. Sedangkan dari pengertian yang kedua dapat dipahami bahwa sesuatu disebut hukuman karena ia merupakan balasan terhadap perbuatan yang menyimpang yang telah dilakukannya. 3. Tujuan Hukuman Menurut Hanafi (1980: 12-22) Tujuan hukuman dari penetapan dan penerapan hukuman dalam syariat
Islam adalah sebagai berikut:
a. Pencegahan (ُ) واﻟﺰﱠﺟْﺮُ اَﻟﺮﱠدْع Pengertian pencegahan adalah menahan orang yang berbuat jarimah agar ia tidak mengulangi perbuatan jarimahya, atau agar ia tidak terus-menerus melakukan jarimah tersebut. Disamping mencegah pelaku, pencegahan juga mengandung arti mencegah orang lain selain pelaku agar ia tidak ikut-ikutan melakukan jarimah, sebab ia bisa mengetahui bahwa hukuman yang dikenakan kepada pelaku juga akan dikenakan terhadap orang lain yang juga melakukan perbuatan yang sama. b. Perbaikan dan pendidikan (ُ)وَااﻟﺘﱠﮭْﺬِﯾْﺐُ اَﻹِﺻْﻼَح Tujuan yang kedua dari penjatuhan hukuman adalah mendidik pelaku tindakan pidana agar ia menjadi orang yang baik dan menyadari kesalahannya. Disini terlihat bagaimana perhatian syariat Islam terhadap diri pelaku. Dengan adanya hukuman ini,diharapkan akan timbul dalam diri pelaku suatu kesadaran bahwa ia menjauhi kejahatan atau jarimah bukan karena takut akan hukuman. Halimah (1971: 63) dalam bukunya yang berjudul Hukum Pidana
Syariat
menurut Ahlus Sunnah dalam terminologi Islam, persoalan pidana dibahas pada jinazah.Jinazah diartikan sebagai pebuatan dosa, perbuatan salah, atau kejahatan. Tujuan narapidana di hukum menurut Hamka (1980: 103) a. Hukuman kejahatan.
adalah
semata-mata
pencegahan
orang
berbuat
b. Menimpakan sakit kepada sibersalah seimbang dengan rasa senangnya dan bangga nya terhadap kejahatan itu. c. Memperbaiki si bersalah d. Pemberiaan hukuman kepada seseorang yang melanggar hukum 4. Syarat-Syarat Hukuman Menurut
Hanafi
(1980:
53),
agar
keberadaannya maka harus dipenuhi tiga
hukuman
itu
diakui
syarat. Syarat-syarat tersebut
adalah sebagi berikut: a. Hukuman harus ada dasarnya dari Syara’ Hukuman dianggap mempunyai dasar (syari’iyah) apabila didasarkan kepada sumber-sumber syara’, seperti Al-qur’an, As sunnah, ijma’ atau undang-undang yang ditetapkan oleh lembaga yang berwenang. b. Hukuman harus bersifat pribadi (Perseorangan) Hukuman
diisyaratkan
harus
bersifat
pribadi
atau
perseorangan. Ini mengandung arti bahwa hukuman harus dijatuhkan kepada orang yang melakukan tindak pidana dan tidak mengenai orang lain yang tidak bersalah. Syarat ini merupakan salah satu dasar dan prinsip yang ditegakkan oleh syariat Islam dan ini telah dibicarakan berkaitan dengan masalah pertanggung jawaban. c. Hukuman harus berlaku umum Selain dua syarat yang disebutkan di atas, hukuman juga diisyaratkan harus berlaku umum. Ini berarti bahwa hukuman harus
berlaku untuk semua orang tanpa adanya diskriminasi, apapun pangkat, jabatan, status dan kedudukannya. di depan hukum semua orang statusnya sama. 5. Macam-macam kejahatan yang mengakibatkan seseorang di hukum: a. Pencurian Pencurian menurut bahasa adalah, mengambil sesuatu yang bersifat harta atau lainnya secara sembunyi-sembunyi tanpa izin pemiliknya, akibat pencurian menurut Halimah dibedakan menjadi dua bagiaan yaitu pencuriaan kecil dan
pencurian besar. pencuriaan
terhadap harta individu, maka disebut sebagai pencurian kecil sedangkan pencurian terhadap kepentingan umum maka disebut pencurian besar, (Halimah, 1971: 426). b. Perampokan atau pengacau keamanan Perampokan atau pengacau keamanan dalam Syariat Islam masuk dalam katagori kejahatan yang sangat membahayakan bagi umat manusia. Oleh kerena nya, pencegahan terhadap hal ini perlu ditangani secara serius untuk perlindungan hak-hak manusia yang telah dirampasnya. Hukuman bagi perampokan sangat keras seperti ditegaskan dalam ayat Alquran sebagai berikut:
b r& #·Š$|¡ sù ÇÚ ö‘F{ $# ’Îûtb öqyèó¡ tƒur ¼ã&s!qß™ u‘ur ©! $# tb qç/Í‘$ptä† tû ïÏ%©!$# (#ätÂt“y_ $yJ ¯RÎ) (#öqxÿYム÷rr& A# »n=Åz ô` ÏiB Nßgè=ã_ ö‘r&ur óO ÎgƒÏ‰ ÷ƒr& yì ©Ü s)è? ÷rr& (#þqç6¯=|Á ム÷rr& (#þqè=Gs)ãƒ
ë> #x‹ tã ÍotÅz Fy $# ’ÎûóO ßgs9ur ($u‹÷R‘‰ 9$# ’ÎûÓ“ ÷“Åz óO ßgs9 šÏ9ºsŒ 4ÇÚ ö‘F{ $# šÆ
ÏB
ÇÌÌÈ íO ŠÏà tã Artinya : Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka didunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar. (Q.S Al-Maidah 33). c. Pembunuhan Pembunuhan diartikan oleh para ulama sebagai perbuatan manusia
suatu
yang menyebabkan hilangnya nyawa karena
pembunuhan itu dilakukan dengan sengaja, pembunuhan semi sengaja, pembunuhan karena kealpaan(kesalahan), penganiayaan atau dengan sebab lain( Wahbah Zuhaili).Pembunuhan merupakan perbuatan yang melanggar syariat,hal ini didasarkan firman Allah SWT dalam surat Al- An’am ayat 51.
($\«ø‹x© ¾ÏmÎ/ (#qä.ÎŽô³ è@ žw r& (öN à6 øŠn=tæ öN à6 š/u‘ tP§ym $tB ã@ ø?r& (#öqs9$yès? ö@ è% ß` ós ¯R ( 9, »n=øBÎ) ïÆ (šÆ
ÏiB Nà2 y‰ »s9÷rr& (#þqè=çFø)s? Ÿw ur ( $YZ»|¡ ôm Î) Èûøït$ Î!ºuqø9$Î/ur
sÜ t/ $tBur $yg÷YÏB tygsß $tB |· Ïm ºuqxÿø9$# (#qç/tø)s? Ÿw ur (öN èd $ƒÎ)ur öN à6 è%ã—ötR
¾ÏmÎ/ Nä3 8¢¹ ur ö/ä3 Ï9ºsŒ 4Èd, ys ø9$Î/ žw Î) ª! $# tP§ym ÓÉL©9$# š[
øÿ¨Z9$# (#qè=çGø)s? Ÿw ur ÇÊÎÊÈ tb qè=É)÷ès? ÷/ä3 ª=yès9
Artinya : Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah SWT(membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar (Q.S Al-an’am).
d. Penganiayaan Berat Dalam kitab undang-undang Hukum Pidana Buku II Bab xx pasal 354 mengatur tentang penganiayaan berat. Pasal tersebut berbunyi: 1) Barang siapa sengaja melukai berat orang lain diancam, karena melakukan penganiayaan berat dengan pidana penjara paling lama delapan tahun. 2) Jika perbuatan mengakibatkan mati, yang bersalah dikenakan penjara paling lama sepuluh tahun Dari uraian diatas dapat disimpulkan
yang dimaksud
penganiayaan berat adalah, seorang dengan sengaja menimbulkan luka-luka berat atau luka parah kepada orang lain. Menurut pasal 354 KUHP niat pelaku harus ditujukan terhadap perbuatan untuk menimbulkan luka berat pada tubuh atau salah satu bagian anggota badan orang lain (Meljatno, 1982 :125-126). e. Zina Menurut pendapat Hanafiyah, Zina adalah persetubuhan yang haram dalam Qubul (kemaluaan) seorang perempuaan yang masih hidup dalam keadaan ikhtiar (tanpa paksaan) didalam Negeri yang adil yang dilakukan oleh orang-orang kepadanya yang berlaku hukum
Islam, dan wanita tersebut bukan miliknya dan tidak ada syubhat dalam milkinya,( Al-Kasari, 1996: 49). f. Penggelapan Dalam KUHP buku ll Pasal 372 mengatur tentang kejahatan penggelapan dalam bentuknya yang pokok, pasal tersebut berbunyi sebagai berikut” Barang siapa dengan sengaja dan malawan hukum mengaku sebagai miliknya sendiri, padahal barang tersebut sebagiaan atau seluruhnya kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan, diancam karena penggelapan dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau denda paling banyak enam puluh juta rupiah,(Moeljatno, 1983: 31). g. Penipuan Kejahatan penipuan diatur dalam KUHP Pasal 378 yang berbunyi: “Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, ataupun rangkaian kebohongan menggerakan orang lain untuk
menyerahkan
memberi utang
barang sesuatu kepadanya, atau supaya
maupun menghapuskan piutang, diancam dengan
pidana penjara paling lama empat tahun”.
h. Pemerasan Pemerasan diatur dalam KUHP Pasal 368, 1) Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, memaksa seseorang dengan kekerasan, untuk memberikan barang sesuatu , yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang itu atau orang lain , atau upaya memberi utang ataupun menghapus piutang , diancam karena
pemerasan denga pidana penjara paling lama
Sembilan tahun. 2) Ketentuan pasal 365 ayat kedua, ketiga dan keempat berlaku bagi kejahatan ini. i. Penggunaan Narkotika Narkotika memang memiliki dua jenis katagori yang sangat antagonis. Pertama Narkotika dapat memberi manfaat besar bagi kepentingan hidup dengan berbagai ketentuaan. Kedua narkotika dapat membahayakan pemakaiannya karena efek negatif yang diskruktif. Dalam kaitan ini pemerintah Republik Indonesia telah membuat garisgaris kebijaksanaan yang termaktub dalam Undang-Undang No. 9 Tahun 1976. Secara yuridis formal terdapat beberapa perbuatan terlarang yang berkaitan dengan masalah narkotika. Larangan-larangan tersebut termakdup dalam pasal 23UU No. 9/1976, yaitu:
1) Dilarang secara tanpa hak menanam atau memelihara, mempunyai dalam persediaan, memiliki, menyimpan atau menguasai tataman papaver, tanaman koka, atau tanaman ganja. 2) Dirang secara tanpa hak memproduksi, mengolah, mercik atau menyediakan narkotika. 3) Dilarang secara tanpa hak memiliki, menyimpan, untuk memiliki atau menguasai narkotika. 4) Dilarang secara tanpa hak membawa, mengirim, mengangkat, atau mentransito narkotika. 5) Dirang secara tanpa hal mengimpor, mengekspor, menawarkan untuk dijual, menyalurkan, menjual, membeli, menyerahkan, menerima, menjadi perantara dalam jual beli atau menukar narkotika. 6) Dilarang secara tanpa hak menggunakan narkotika terhadap orang lain atau memberikan narkotika untuk digunakan orang lain. 7) Dilarang secara tanpa hak menggunakan narkotika bagi dirinya sendiri.
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi RUTAN ( Rumah Tahanan Negara) Salatiga. Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang gambaran umum lokasi penelitian, maka akan penulis uraikan sebagai berikut : 1. Sejarah berdirinya RUTAN Salatiga Rumah
Tahanan
Negara
Salatiga
merupakan
bangunan
peninggalan pemerintah kolonial Hindia Belanda yang dibangun pada tahun 1886, pada era pemerintahan kolonial bangunan ini dipergunakan sebagai rumah penjara. Setelah peralihan pemerintah kolonial
ke
pemerintah Republik Indonesia, bangunan ini tetap difungsikan sebagai Lembaga Pemasyarakatan Salatiga, Lembaga Pemasyarakatan (disingkat LP atau LAPAS) adalah tempat untuk melakukan pembinaan terhadap narapidana dan anak didik pemasyarakatan di Indonesia. Namun pada tahun 1974 diubah menjadi Rumah Tahanan Negara Salatiga. Berdasarkan surat pemberitahuan dari Pemerintah Kota Salatiga Nomor 430/941/2010 bangunan RUTAN Salatiga dikategorikan sebagai Benda Cagar Budaya. 2. Letak Geografis RUTAN Salatiga Penelitian ini dilaksanakan di RUTAN Salatiga tahun 2011, RUTAN ini terletak di Jl. Yos Sudarso No 2 kelurahan Salatiga, Kecamatan Sidorejo. Luas wilayah 2.400. bapak
kepala RUTAN
Salatiga
Darwin Tampubolon Bc IP mengungkapkan “Kondisi Rumah 43
Tahanan Negara (RUTAN) Kelas II Kota Salatiga yang berada di pusat kota saat ini,
memiliki peralatan pelatihan perbengkelan dan
keterampilan, seperti mesin bubut, las yang lengkap, tapi mereka tidak bisa melakukan pembinaan dengan optimal kepada warga binaan. Hal itu terjadi karena kendala terbatasnya lokasi “.( Arsip RUTAN Salatiga) 3. Keadaaan Narapidana RUTAN Salatiga saat dihuni oleh narapidana dan tahanan yang bervariatif kasus baik dari sisi usia, maupun panjangnya hukuman dari hanya 3 bulan, sampai hukuman seumur hidup dan hukuman mati. Kasus yang menyebabkan seseorang ditetapkan sebagai narapidana dan tahanan di RUTAN Salatiga antara lain perampokan, penipuan, pembunuhan, atau pemerkosaan, pemakai narkoba, pengedar dan bandar narkoba, penjudi dan bandar judi, penggelapan, namun ada juga narapidana yang masuk RUTAN Salatiga, akibat kesalahan temannya dia hanya sebagai korban. Selain itu juga ada mantan pejabat negara, direksi Bank,
intelektual,
profesional, bankir, pengusaha, yang mempunyai profesionalisme dan kompetensi yang tinggi.
Daftar nama narapidana di RUTAN Salatiga sebagai berikut : No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
Nama Aditiya W Aji Yulianto bin Martono Andri wijayanto bin Sukrim Ahmad as Argenta Y.L bin one Agil Hana Budi Yudiarto Dewi Irina Rafael Ipa Danang Fero Koko Kadar Sumedi Krisno adi kusumo Latif bintoro Mahmudi al lodong Muhadi Matheus Murniyati BS.Sastro Raharjo Maerzal Dwi Thjah jana Nugroho .SE Prabowo Adi Puspa Riyan maulana Rudianto Rustanto Restu Ir.H.Saryono Sutrisno Suwandi Senin teguh Sumardjoko Suntoro Suparyanti Sulistyono Sholehah Efendi Trianto Temmy Lexi ari SE Tamammi Yuli Agus Anwari
Keterangan Narapidana Narapidana Narapidana Narapidana Narapidana Narapidana Narapidana Narapidana Narapidana Narapidana Narapidana Narapidana Narapidana Narapidana Narapidana Narapidana Narapidana Narapidana Narapidana Narapidana Narapidana Narapidana Narapidana Narapidana Narapidana Narapidana Narapidana Narapidana Narapidana Narapidana Narapidana Narapidana Narapidana Narapidana Narapidana Narapidana Narapidana Narapidana Narapidana Narapidana Narapidana
Agama Kristen Islam Islam Islam Krisyen Islam Islam Kristen Kristen Islam Kristen Islam Islam Islam Islam Islam Islam Kristen katolik Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Kristen Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam
42 43 44 45 46 47 48 49 50 51
Yudi wardoyo Yuandari Asmara Winarno Al-Kimbi Wisnu Sari Widodo Drs. Zaenuri Mpd Zabidin Al-Buduk Matheus Itor Suwandi Yudi Wardoyo
Narapidana Narapidana Narapidana Narapidana Narapidana Narapidana Narapidana Narapidana Narapidana Narapidana
Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Kristen katolik Islam Islam
4. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran RUTAN Salatiga a. V isi Visi yang ingin dicapai adalah Memulihkan kesatuan hubungan hidup, kehidupan dan penghidupan Narapidana atau tahanan sebagai individu, anggota masyarakat dan mahluk Tuhan YME dalam rangka Membangun Manusia Indonesia Mandiri. b. Misi Rumah Tahanan Negara Salatiga dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya mengemban misi melaksanakan perawatan tahanan, pembinaan terhadap narapidana dalam kerangka penegakkan hukum, pencegahan dan penanggulangan kejahatan serta pemajuan dan perlindungan hak asasi manusia. c. Tujuan 1) Membentuk Narapidana agar
menjadi manusia seutuhnya,
menyadari kesalahan, memperbaiki diri dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat aktif berperan dalam pembangunan dan dapat
hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan bertanggung jawab. 2) Memberikan jaminan perlindungan hak asasi tahanan yang ditahan di Rumah Tahanan Negara dalam rangka memperlancar proses penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan. 3) Memberikan jaminan perlindungan hak asasi tahanan/para pihak yang berperkara serta keselamatan dan keamanan serta kelancaran dalam proses penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan. d. Sasaran Sasaran Pembinaan dan Perawatan narapidana atau tahanan adalah meningkatkan kualitas, yang pada awalnya sebagian atau seluruhnya dalam kondisi kurang, yaitu : 1) Kualitas ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2) Kualitas intelektual. 3) Kualitas sikap dan perilaku. 4) Kualitas profesionalisme atau keterampilan. 5) Kualitas kesehatan jasmani dan rohani. 5. Program Kegiatan Unggulan RUTAN Salatiga Mengingat keterbatasan luas lahan atau area yang berdampak pada terbatasnya fasilitas yang tersedia, RUTAN Salatiga belum dapat melaksanakan program kegiatan secara optimal. Salah satu fasilitas yang belum terdapat di RUTAN Salatiga yang merupakan sarana pendukung
program kegiatan pembinaan adalah arena kerja atau bengkel kerja, sehingga beberapa program kegiatan pembinaan masih belum dapat dilaksanakan. Namun demikian RUTAN Salatiga senantiasa berusaha sekuat tenaga untuk melaksanakan kegiatan pembinaan terhadap Warga binaan pemasyarakatan (WBP) secara maksimal dengan sarana prasarana yang ada. Adapun program kegiatan unggulan yang dilaksanakan di RUTAN Salatiga yaitu: a. Program kegiatan bimbingan kerohanian : 1) Program bimbingan Kerohanian Islam Bimbingan agama Islam dilaksanakan pada setiap Rabu, Jumat dan Sabtu, bekerjasama dengan LSM (KP Salimah dan MTA Surakarta). 2) Kristen/ Katholik : Program kegiatan Kerohanian bagi narapidana yang beragama Kristen dengan Kebhaktian setiap Senin dan Sabtu yang dipandu oleh LSM, Gereja dan Yayasan di Salatiga. b. Program kegiatan kesehatan Dalam rangka memenuhi kekurangan tenaga medis dan dokter untuk melaksanakan perawatan kesehatan bagi narapidan dan tahanan, Fihak RUTAN Salatiga telah berusaha memohon bantuan pada pemerintah kota Salatiga tetapi sampai saat ini belum ada tindak lanjutnya namun demikian pada setiap periode tertentu khususnya hari Sabtu terdapat kunjungan dari PUSKESMAS kecamatan Sidorejo.
Pelayanan kesehatan secara rutin dilaksanakan oleh seorang dokter (Dr. Soegiharto Hendrawijaya) pada setiap hari Rabu di RUTAN Salatiga, apabila terdapat pasien yang sakit dan sekiranya memerlukan perawatan lanjutan akan segera dibawa ke RSUD Salatiga selain itu juga dengan penyuluhan dan pencegahan HIV. c. Program kegiatan khusus dan kemandirian 1) Warga Binaan Pemasyarakatan Wanita Pemberdayaan WBP wanita pada kegiatan bimbingan keterampilan dengan bahan dasar manik-manik bermitra dengan LSM
peduli perempuan “Parahita”
Salatiga,
kegiatan ini
diprogramkan karena menilik pada latar belakang tingkat ekonomi WBP perempuan yang relatif rendah sehingga dengan program pemberdayaan WBP perempuan di RUTAN Salatiga dibidang keterampilan tersebut diharapkan setelah mereka selesai menjalani masa pidananya dapat memberdayakan dirinya sendiri secara ekonomi melalui bekal keterampilan yang didapatkan selama di RUTAN Salatiga dan
pihak LSM Parahita siap menampung
mereka untuk ditindaklanjuti setelah mereka selesai menjalani masa pidananya di RUTAN Salatiga, selain itu pelatihan jahit menjahit yang dilatih oleh petugas pemasyarakatan yang sudah mendapatkan pelatihan khusus, hal ini sudah berjalan sampai saat ini. Adapun jadwal pelaksanaannya Pelatihan jahit menjahit pada hari Selasa, Rabu, dan Kamis.
2) Warga Binaan Pemasyarakatan Pria Program kegiatan pembuatan seperangkat meja dan kursi tamu dari bahan akar kayu (dangkel pohon). Program kegiatan ini direncanakan menjadi salah satu unggulan kegiatan di RUTAN Salatiga. Adanya dropping dari pusat berupa sarana atau alat-alat keterampilan pertukangan, perbengkelan dan las di RUTAN Salatiga dengan demikian model pembinaan yang diterapkan sudah tentu harus lebih variatif, namun demikian mengingat keterbatasan lahan dan tidak tersedianya arena kerja serta mempertimbangkan faktor keamanan, oleh karenanya kegiatan tersebut belum dapat dilaksanakan secara optimal seperti yang diharapkan. Keterampilan yang dapat dilaksanakan hanya berupa jenis-jenis keterampilan yang sifatnya sederhana, seperti; ketrampilan anyaman, pengolahan bambu, dan keterampilan lainnya yang tidak menimbulkan potensi gangguan keamanan dan ketertiban di dalam tembok RUTAN Salatiga.
B Hasil penelitian Selain metode Observasi dan dokumentasi penulis juga menggunakan metode wawancara agar memperoleh data mengenai pelaksaan pendidikan agamaIslam di RUTAN Salatiga, adapun hasil wawancara itu adalah 1. Metode pendidikan agama Islam bagi narapidana di RUTAN Salatiga Metode Pendidikan agama Islam bagi narapidana di RUTAN Salatiga bervariasi, karena ustadz yang memberiakn pendidikan agama
Islam di RUTAN Salatiga tidak selalu sama artinya, setiap pertemuan selalu berbeda, ada yang dari MTA, dan Salimah. Adapun metode yang digunakan dalam pendidikan agama Islam, antara lain: a. Metode Ceramah Metode ceramah dilakukan oleh pendidik, pendidik disini adalah Ustadz, Ustadz sebagai narasumber yang memberikan kajian pengetahuan Islam kepada narapidana, agar mereka lebih mendalami tentang ajaran agama Islam, hal itu sesuai dengan yang diungkapkan ustadz Mudasir “Metode Ceramah dilakukan dengan memberi kajian tentang Agama Islam , sama dengan yang saya berikan di lingkungan luar yang beda hanya tempat nya saja. Dakwah bisa dilakukan dimanapun kita berada, asal dakwah itu tidak menyimpang dari kebenaran Islam. Tujuan dakwah yaitu hanya untuk menegakkan Agama Allah SWT dan berusaha menjadikan mereka lebih baik” (01/W/MD//11-6-2011/CW). Disini yang mengkaji isi materi pengajian adalah ustadz dan ustadzah, kajian pengajian adalah isi kandungan al-Qur’an, hal itu sesuai dengan ungkapan Ibu Zumroh. “Dengan metode Ceramah, karena saya sebagai narasumber, saya memberikan sebagian pengetahuan yang saya punya kepada yang lain, ya hanya dengan penyampain ajaran Islam, Selanjutnya tanya jawab, mungkin ada narapidana yang belum jelas atau ada yang ingin dipertanyakan (03/W/SL/1-7-2011. CW). b. Metode Diskusi Metode diskusi dilakukan agar proses pendidikan juga melibatkan narapidana untuk ikut berfikir dalam menyelesaikan permasalahan.Tujuan dan dari metode diskusi dapat dilihat dalam hasil wawancara sebagai berikut
“Dalam metode diskusi saya bagi kedalam beberapa kelompok, saya berikan pertanyaan kepada mereka untuk dijawab secara bersamasama dalam satu kelompok, selanjutnya saya suruh mereka untuk mempersentasikan jawaban dari kelompok mereka didepan kelompok lain, saya berikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya kepada kelompok yang persentasi waktu itu. Dengan metode tersebut saya harapkan arapida mau berfikir untuk menjawab pertanyaan dari narapida yang lain(02/W/MF/18-6-2011/CW). c. Metode Tanya jawab Metode tanya jawab diberikan, karena dengan adanya tanya jawab inilah ada
ruang
bagi narapidana untuk berbicara
menyampaikan apa yang ingin dipertanyakan tentang ajaran Islam kepada Ustadz, metode tanya jawab diharapkan ada timbal balik antara ustadz dan narapidana, jadi antara penyampai dan yang disampaikan itu ada komunikasi, karena kalau hanya satu sisi misalnya ceramah saja yang diinginkan dari narapidana tidak akan tersampaikan, sesuai dengan ungkapan “Dengan ceramah dan tanya jawab, karena kalau hanya satu sisi misalnya ceramah saja yang diinginkan dari narapidana tidak akan tersampaikan. Jadi dengan dua metode itu ada penyampaian dari Saya dan dari narapidana, seperti tadi banyak sekali yang bertanya tetapi diluar masalah sholat jum’at. Selanjutnya dengan penyucian jiwa, jiwa seseorang itu sebenarnya lebih mudah tersentuh ketika yang memberikan pengarahan itu orang yang disayangi, tapi saya sebagai ustad disini hanya sekedar memberikan apa yang saya bisa saja. Saya mencoba mensucikan hati narapidana disini dengan memberikan ceramah yang ruang lingkup nya menyangkut selama ini usia mereka itu untuk apa, waktu yang mereka buang itu untuk apa” (04/W/AH/27-2011/CW). d.
Pemberian nasihat Pemberian
nasihat
merupakan
tindakan
mengingatkan
seseorang dengan baik dan lemah lembut agar dapat melunakan hatinya dengan memerintahkan, melarang atau menganjurkan yang
dibarengi dengan motovasi. Memberikan nasihat merupakan salah satu cara bagi ustadz dalam menuntun narapidana menuju kepada jalan yang baik. Contoh nasihat kepada Allah SWT, taat kepada Rosul-Nya dalam hal yang beliau wajibkan kepada manusia berdasarkan perintah Allah SWT. “Tujuan narapidana di sini itu bukan untuk disiksa dan dikucilkan atas kelakuanya, tetapi mereka disini dibina moral nya agar bisa menjadi lebih baik dari yang sebelumnya. Jadi dengan kita memberikan nasihat dan menyampaikan ajaran Islam kepada mereka Insyallah mereka akan mendengarkan kita. Selanjutnya ustadz membimbing narapidana denan sabar, karena kesabaran itulah yang akan mendatangkan keberhasilan bagi terwujudnya tujuan pendidikan agama Islam, karena menyadarkan orang itu bukanlah hal yang ringan dan instan, ada tahap-tahap yang harus dilalui, kalaupun langsung ada perubahan berarti dia sangat beruntung karena Allah SWT telah memberikan hidayah dengan cepat “(02/W/MF/10-7-2011). Pemberian nasihat merupakan salah satu cara bagi Ustadz dalam menuntun narapidana muslim dan muslimah menuju kepada jalan yang baik. Contoh nasihat kepada Allah SWT taat, kepada RosulNya dalam hal yang beliau wajibkan kepada manusia berdasarkan perintah Allah SWT. nilai pendidikan Islam dalam pemberian nasihat dapat diberikan materi amar ma’ruf nahi munkar. 2. Manfaat Pendidikana agama Islam bagi narapidana di RUTAN Salatiga Pendidikan agama Islam di RUTAN Salatiga memberikan manfaat yang sangat positif bagi narapidana dan ustadz karena pendidikan agama Islam itu mendidik manusia untuk menjadi manusia yang sholeh. Manfaat itu antara lain :
“Mengajarkan narapidana untuk lebih bersabar dalam menghadapi cobaan, karena sesungguhnya masih ada cobaan yang lebih berat dari cobaan yang dialami mereka”(03/W/SL/1-7-2011/CW). Ibu Zumroh juga mengatakan bahwa Pendidikan Agama Islam “Menjadikan narapidana disini intropeksi diri, menyadarkan diri mereka tentang perbuatan mereka, mencoba memberikan masukan kepada narapida muslim dan muslimah apa yang harus dilakukan mereka dalam menata hidupnya ke depan supaya lebih baik” (03/W/SL/1-7-2011/CW). Narapidana perlu motivasi supaya lebih baik dari yang sekarang, sesuai dengan ungkapan dibawah ini, “Pemberian motivasi penting untuk memperbaiki kelakuan narapidana supaya lebih baik dari yang sekarang, artinya menanamkan dihati mereka bahwa Allah SWT tidak menyukai sifat yang buruk seperti pesimis, putus asa, tidak mahu mengakui kesalahan. Allah SWT menyuruh kita untuk selalu optimis menjauhkan diri dari sifat putus asa dan kesedihan.”(03/W/SL/1-7-2011/CW). Dengan memberikan bekal kepada narapidana supaya setelah keluar RUTAN Salatiga bisa diterima oleh Masyarakat dengan baik(01/W/MD/11-06-2011/CW). Penerimaan kembali dimasyarakat bukanlah hal yang mudah, karena masyarakat tahu kenapa narapidana dipenjara pasti karena telah melakukan suatu kesalahan, dan sulit bagi masyarakat untuk percaya kepada narapidana, padahal sangatlah penting bagi narapidana bisa kembali ke masyarakat karena mereka tidak dapat hidup sendiri, mereka membutuhkan orang lain. “Pendidikan agama Islam juga memberikan pengetahuan tentang agama Islam kepada narapidana”. (02/W/MF/10-7-2011/CW). Agama Islam tidak akan pernah habis untuk dipelajari, karena Islam akan tetap ada sampai ahir zaman. Islam adalah agama yang benar disisi Allah Swt,yang memerintahkan kepada kebaikan dan melarang kepada kejahatan.Jadi pendidikan Islam penting bagi narapidana agar
mereka percaya kepada Allah SWT dan menjalankan apa yang menjadi perintah dalam agama Islam dan menjauhi apa yang dilarang dalam agama Islam, dan menjalankann tugasnya sebagai kholifah dan beribadah kepada Allah SWT, hanya saja saat ini mereka belum beruntung tapi tidak ada pengecualian bagi mereka untuk tidak menjalankan tugas mereka, mereka tetap harus beribadah dan berusaha menjadi kholifah yang baik. “Dengan adanya bimbingan Islami di RUTAN Salatiga akan menjadikan iman mereka lebih meningkat dan tugas sebagai kholoifah di bumi bisa terlaksana dengan baik”. (03/W/SL/1-7-2011/CW) Sehingga akan terbentuk akhlak yang baiak dihati narapidana sehingga ia sadar kalau perbuatanya salah dengan memberi saran-saran untuk meminta maaf kepada Allah SWT sehingga kelakuan maksiat yang dulu dilakukan tidak diulangi lagi. Sesuai dengan ungkapan dibawah ini “Ketika mereka telah mengetahui tentang ajaran Islam dan iman mereka bagus maka dengan sendirinya akan membentuk akhlak yang bagus, karena antara Iman, Islam, dan akhlak ada keterikatan yang tidak akan putus. Seseorang kalau sudah beriman kepada Allah maka akan menjalankan apa ayang menjadi perintahnya dalan Islam “. (03/W/SL/1-72011/CW). Selain memberikan manfaat bagi ustadz Pendidikan agama Islam tentunya memberikan manfaat abagi narapidana diantaranya 1) Menjadikan narapidana lebih tenang dalam menghadapi masalah. 2) Lebih mendekatkan diri untuk
kepada Allah SWT, sehingga akan takut
berbuat maksiat.
3) Narapidana yang sebelum masuk sini jarang menjalankan Syari’at Islam menjadi lebih tekun dan lebih bertaqwa dalam menjalankan syri’at Islam, karena telah mendapat petunjuk dari Allah SWT.
Terbukti dengan ungkapan dibawah ini “Setelah saya mengikuti kegiatan rohani Islam, hati saya lebih tenang dalam menghadapi masalah, sehingga saya lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT” (05/W/MR/8-7-2011/CW). 4) Menimbulkan motivasi didalam diri untuk bertaubat dan menjadi lebih baik. 5) Membentuk Akhlak yang baik , dulu jelek sekarang menjadi lebih baik. 6) Lebih sadar dan ikhlas semua yang ada di hadapan kita serahkan kepada Allah SWT. 7) Membuat hati menjadi terenyuh dengan lantunan ayat Al-Qur’an dan kata-kata yang indah dari Ustadz. 8) Menjadikan narapidana lebih memperdalam ajaran Islam. Narapidana bisa mengoreksi diri dengan merenungkan kembali kajian pengajian yang diberikan Ustadz. “Setelah saya mendapat bimbingan rohani Islam, ada keinginan dihati saya untuk menjadi yang lebih baik, lebih ikhlas dalam mengahadapi suatu masalah, dan lebih memperdalam ajaran Islam, merasa terenyuh hati saya ketika mendengar suara lantunan ayat suci al-Qur’an” (06/W/TT/12-72011/CW). 3. Faktor Penghambat dan pendukung Faktor pendukung dan penghambat terlaksananya pendidikan agama Islam bagi narapidana, melibatkan dua segi, yaitu dari segi ustadz dan dari segi narapidana. Faktor-faktor itu antara lain. a. Faktor pendukung dari segi ustadz antara lain 1) Kewajiban seorang Islam untuk menyampaikan sebagian Ilmunya agar bermanfa’at.(02/W/MF/10-7-2011/CW).
2) Sudah sepantasnya bagi seorang muslim untuk menyanyangi saudaranya sesama muslim(03/W/SL/1-7-2011/CW) 3) Semangat para Nabi dalam berdakwah , celaan dan hinaan tidak menjadikan Nabi putus asa dalam berdakwah, sehingga tujuan dakwah bisa terwujud, dan merubah hidup manusia menjadi lebih baik, Ustad hanya sekedar membantu saja memberikan pembekalan, pengarahan dan motivasi. (03/W/SL/1-7-2011/CW) 4) Rasa tolong menolong sesama Islam (01/W/MD/11-6-2011/CW). 5) Adanya umpan balik dari narapidana sebagai respon yang positif itu berarti mereka benar-benar ingin menjadi lebih baik lagi.(04/W/AH/2-7-2011/CW). 6) Mendatangkan manfaat bagi Ustadz karena jadi mempunyai banyak kenalan, teman dengan masalah yang bebeda (01/W/MD/11-6-2011/CW) 7) Menjadikan ustadz lebih bersyukur karena ada hal positif yang dapat dipetik, melihat semangat narapidana yang begitu antusias, padahal mereka sedang mendapatkan masalah,namun masalah tidak menjadikan hambatan bagi narapidana (02/W/MF/10-72011/CW). 8) Karena undangan dari RUTAN Salatiga, dimana menghadiri suatu undangan adalah kewajiban.(02/W/MF/10-7-2011/CW). 9) Keikhlasan dalam hati (01/W/AH/2-7-2011/CW) b. Faktor Penghambat dari segi ustadz antara lain 1) “Ketika ada narapidana yang hati nya benar-benar sudah tertutup” (02/W/MF/10-7-2011/CW). 2) “Kita sudah berusaha dengan sungguh-sungguh tetapi belum tercapai harapan kita” (03/W/SL/1-7-2001/CW). Selain dari fihak Ustadz dari fihak narapidana juga mengalami faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pendidikan agama Islam di RUTAN Salatig, antara lain: 1) Ada keinginan di hati Narapidana untuk menjadi lebih baik 2) Sarana mendekatkan diri kepada Allah Swt . 3) Kegiatan yang positif karena merubah akhlak yang dulunya kurang baik menjadi lebih baik
4) Merupakan suatu kegiatan yang positif, dan dapat bertemu dengan Narapidana yang lain untuk bertukar pikiran. 5) Adanya keinginan di hati narapidana untuk bertaubat. 6) Perasaan senang dalam mengikuti pengajian rutin. 7) Dari fihak RUTAN yang memberikan pelayanan dengan baik. 8) Waktu yang ada bisa bermanfaat Faktor Penghambat dari Narapidana 1) Adanya kejenuhan. 2) Pengaruh teman, yang kadang mengajak untuk tidak ikut. 3) Hari nya bertepatan dengan hari besukan. Terbukti dengan ungkapan Rizal “ Saya merasa juenuh, monoton dan harinya bertepatan dengan hari besukan saya, kan kadang dari teman mengajak saya untuk tidak mengikutinya” (05/W/MR/8-7-2011/CW). 1) Rasa malas. 2) Harinya bertepatan dengan jadwal memasak Hal itu dapat dibuktikan dengan pernyataan dari ” Kadang, saya mengikuti kalau sedang tidaka lagi memasak, karena ketika saya memasak, saya tidak bisa mengikuti kegiatan rohani Islam, dan kadang juga ada rasa malas. (06/W/TT/12-7-2011/CW)
BAB IV PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di RUTAN Salatiga melalui metode wawancara, observasi dan dokumentasi dimana telah terkumpul data dari informan maka penulis akan menganalisi data untuk dapat menjawab rumusan masalah dari penelitian ini sebagai berikut A. Metode Pendidikan Agama Islam Bagi Narapidana di RUTAN Salatiga Pendidikan agama Islam di RUTAN Salatiga merupakan salah satu program kegiatan unggulan yang dilaksanakan setiap hari senin, jum’at dan Sabtu. Berdasarkan metode observasi yang membuktikan bahwa di RUTAN Salatiga mengalami keterbatasan pada arena tempat maka pendidikan agama Islam dilaksanakan di aula RUTAN Salatiga dimana tempat itu juga dijadikan sebagai tempat multi fungsi. Metode pendidikan agama Islam di RUTAN Salatiga bervariasi seperti yang telah ada dalam hasil penelitian melalui metode wawancara dengan narapidana, ustadz, dan ustadzah hal itu disebabkan karena ustadz dan ustadzah yang mendidik agama Islam bagi narapidana tidak tentu artinya tidak setiap pertemuan dalam agama Islam ustadz dan ustadzahnya selalu sama, yang sama hanya LSMnya saja, yaitu LSM MTA, dan KP SALIMAH. Dari MTA dan KP SALIMAH itu lah yang memberikan Islam kepada narapidana secara bergantian.
61
pendidikan agama
Metode pendidikan agama Islam bagi narapidana di RUTAN Salatiga pada dasarnya seperti apa yang diterapkan di luar RUTAN namun karena terbatasya sarana dan prasarana pendidikan agama Islam di RUTAN Salatiga maka metode yang dapat digunakan dalam pendidikan agama Islam itu antara lain: 1. Metode Ceramah Metode ceramah dilakukan oleh pendidik, pendidik disini adalah ustadz, ustadz sebagai narasumber yang memberikan kajian pengetahuan Islam kepada narapidana, agar mereka lebih mendalami tentang ajaran agama Islam. Ustadz menyampaikan ajaran Islam dengan berdakwah, karena agama Islam adalah agama dakwah. Dakwah, yaitu menyampaikan ajaran Islam, dimana Islam itu adalah agama yang mengajarkan kepada kebenaran yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan untuk memperbaiki masyarakat. 2. Metode Diskusi Metode diskusi dilakukan agar proses pendidikan juga melibatkan narapidana
untuk ikut berfikir dalam menyelesaikan permasalahan.
Tujuan dari diskusi ini adalah membahas seputar pengetahuan tentang Islam dan menemukan pemecahan semua permasalahan yang ada kaitannya dengan materi dakwah sehingga apa yang menjadi permasalahan dapat ditemukan jalan keluarnya. Dalam metode diskusi ustadz membagi kedalam beberapa kelompok, kemudaian ustadz memberikan pertanyaan
kepada narapidana untuk dijawab secara bersama-sama dalam satu kelompok,
selanjutnya
ustadz
menyuruh
narapida
untuk
mempersentasikan jawaban dari kelompok mereka didepan kelompok lain, ustadz memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya kepada kelompok yang persentasi waktu itu, kemudian dijawab oleh kelompok yang diberi pertanyaan, Selanjutnya ustadz memberikan kesimpulan dan jawaban dari pertanyaan narapidana, apabila ada jawaban dari narapidana yang belum jelas dan benar. Metode diskusi diharapkan mampu menjadikan narapida mau berfikir tentang seputar pengetahuan ajaran Islam, mencoba memecahkan permasalahan dalam Islam. 3. Metode Tanya jawab Metode tanya jawab diberikan, karena dengan adanya tanya jawab inilah ada ruang bagi narapidana untuk berbicara menyampaikan apa yang ingin dipertanyakan tentang ajaran Islam kepada Ustadz, metode tanya jawab diharapkan ada timbal balik antara ustadz dan narapidana, jadi antara penyampai dan yang disampaikan itu ada komunikasi. 4. Pemberian nasihat Pemberian nasihat merupakan tindakan mengingatkan seseorang dengan baik dan lemah lembut agar dapat melunakan hatinya dengan memerintahkan, melarang atau menganjurkan yang dibarengi dengan motovasi. Memberikan nasihat merupakan salah satu cara bagi ustadz dalam menuntun narapidana menuju kepada jalan yang baik. Contoh nasihat kepada Allah SWT, taat kepada Rosul-Nya dalam hal yang beliau
wajibkan kepada manusia berdasarkan perintah Allah SWT. Tujuan narapidana di sini itu bukan untuk disiksa dan dikucilkan atas kelakuanya, tetapi mereka disini dibina moralnya agar bisa menjadi lebih baik dari yang sebelumnya. Jadi dengan ustadz memberikan nasihat dan menyampaikan ajaran Islam kepada narapidana Insyallah narapidana akan mendengarkan ustadz Selanjutnya ustadz membimbing narapidana dengan sabar, karena kesabaran itulah yang akan mendatangkan keberhasilan bagi terwujudnya tujuan pendidikan agama Islam, karena menyadarkan orang itu bukanlah hal yang ringan dan instan, ada tahap-tahap yang harus dilalui, kalaupun langsung ada perubahan berarti , sangat beruntung karena Allah SWT memberikan hidayah dengan cepat. 5. Pemberian bimbingan Pemberian bimbingan diberikan dengan menggunakan pendekatan emosional,
spritual, religi dan dialog. Bimbingan dilaksanakan secara
individu, jadi tidak semua narapidana ditanya. Bimbingan dilakukan bila ustadz melihat ada
narapidana yang jiwanya masih belum tenang,
merasakan penyesalan yang begitu mendalam atau belum bisa menerima kenyataan. Yang pertama ustadz tanyakan kepada narapidana bagaimana kabarnya , kasus apa yang membuatnya masuk di RUTAN, selanjutnya ustadz memberikan pengarahan-pengarahan kepada narapidana.
B. Manfaat Pendidikan Agama Islam bagi narapidana di RUTAN Salatiga 1. Menyadarkan narapidana supaya bertaubat karena Allah SWT yang maha pengampun,dengan taubat itulah Allah SWT akan mengampuni dosa narapidana. Tidak ada dosa yang tidak diampuni Allah SWT bagi hambanya yang mahu bertaubat dengan sungguh-sungguh. 2. Mengajarkan narapidana untuk lebih bersabar dalam menghadapi cobaan, karena sesungguhnya masih ada cobaan yang lebih berat dari cobaan yang dialami mereka. 3. Menjadikan narapidana di RUTAN intropeksi diri, menyadarkan diri mereka tentang perbuatan mereka,
mencoba
memberikan masukan
kepada narapidana apa yang harus dilakukan mereka dalam menata hidupnya ke depan supaya lebih baik. 4. Memberikan motivasi kepada narapidana supaya lebih baik dari yang sekarang, artinya menanamkan dihati mereka bahwa Allah SWT tidak menyukai sifat yang buruk seperti pesimis, putus asa, tidak mahu mengakui kesalahan. Allah SWT menyuruh kita untuk selalu optimis menjauhkan diri dari sifat putus asa dan kesedihan. 5. Memberikan bekal kepada narapidana supaya setelah keluar dari RUTAN Salatiga bisa diterima oleh masyarakat dengan baik. Penerimaan kembali dimasyarakat bukanlah hal yang mudah, karena masyarakat tahu kenapa narapidana dipenjara pasti karena telah melakukan suatu kesalahan, dan sulit bagi masyarakat untuk percaya kepada narapidana, padahal sangatlah
6. Penting bagi narapidana bisa kembali ke masyarakat karena mereka tidak dapat hidup sendiri, mereka membutuhkan orang lain. 7. Memberikan pengetahuan tentang agama Islam kepada narapidana 8. Agama Islam tidak akan pernah habis untuk dipelajari, karena Islam akan tetap ada sampai ahir zaman. Islam adalah agama yang benar disisi Allah SWT, yang memerintahkan kepada kebaikan dan melarang kepada kejahatan. Jadi pendidikan agama Islam penting bagi narapidana agar mereka percaya kepada Allah SWT dan menjalankan apa yang menjadi perintah dalam agama Islam dan menjauhi apa yang dilarang dalam agama Islam. 9. Meningkatkan keimanan kepada Allah SWT 10. Narapidana juga merupakan manusia yang mempunyai tugas sebagai kholifah dan beribadah kepada Allah SWT, hanya saja saat ini mereka belum beruntung tapi tidak ada pengecualian bagi mereka untuk tidak menjalankan tugas mereka, mereka tetap harus beribadah dan berusaha menjadi kholifah yang baik. Dengan adanya bimbingan Islami di RUTAN Salatiga akan menjadikan iman mereka lebih meningkat dan tugas sebagai kholifah di bumi bisa terlaksana dengan baik. 11. Menyadarkan narapidana di RUTAN Salatiga 12. Menyadarkan narapidana dengan memberi saran-saran untuk meminta maaf kepada Allah SWT sehingga kelakuan maksiat yang dulu dilakukan tidak diulangi lagi. 13. Membentuk akhlak narapidana
14. Ketika mereka telah mengetahui tentang ajaran Islam dan iman mereka bagus maka dengan
sendirinya akan membentuk akhlak yang bagus,
karena antara iman, Islam, dan akhlak ada keterikatan yang tidak akan putus. Seseorang kalau sudah beriman kepada Allah SWT maka akan menjalankan apa ayang menjadi perintahnya dalam Islam. 15. Meningkatkan pengetahuan narapidana tentang ajaran Isam, yang sebelumnya mereka dapatkan darinn luar, sehingga akan memperdalam pengetahuan mereka. Selain memberikan manfaat bagi ustadz pendidikan agama Islam juga memberikan manfaat bagi narapidana, diantaranya sebagai berikut : 1. Menjadikan narapidana lebih tenang dalam menghadapi masalah, karena kalimah-kalimah al-Qur’an yang akan membuat hati mereka terenyuh dan akan terasa lebih tenang. 2. Lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, sehingga akan takut untuk berbuat maksiat. 3. Narapidana yang sebelum masuk sini jarang menjalankan Syari’at Islam menjadi lebih tekun dan lebih bertaqwa dalam menjalankan syri’at Islam, karena telah mendapat petunjuk dari Allah SWT. 4. Lebih dewasa dan mandiri dalam menghadapi masalah 5. Menimbulkan motivasi didalam diri untuk bertaubat dan menjadi lebih baik. 6. Membentuk Akhlak yang baik , dulu jelek sekarang menjadi lebih baik.
7. Lebih sadar dan ikhlas semua yang ada di hadapan diserahkan kepada Allah SWT. 8. Membuat hati narapidana menjadi terenyuh dengan lantunan ayat alQur’an dan kata-kata yang indah dari Ustad. 9. Menjadikan narapidana lebih memperdalam ajaran Islam. 10. Narapidana bisa mengoreksi diri dengan merenungkan kembali kajian pengajian yang diberikan Ustadz.
C. Faktor pendukung dan penghambat Faktor penghambat dan pendukung pendidikan agama Islam di RUTAN Salatiga melibatkan 2 segi, diantaranya faktor penghambat dan pendukung dari segi narapidana dan dari segi ustadz 1. Faktor pendukung pelaksanaan
pendidikan agama Islam di RUTAN
Salatiga dari segi Ustadz antara lain: a. Kesadaran Ustadz tentang kewajiban seorang Islam , untuk menyampaikan sebagian Ilmunya agar bermanfa’at. b. Ustadz berfikir Sudah sepantasnya bagi seorang muslim untuk menyanyangi saudaranya sesama muslim. c. Mengingat Semangat para Nabi dalam berdakwah, celaan dan hinaan tidak menjadikan Nabi putus asa dalam berdakwah, sehingga tujuan dakwah bisa terwujud, dan merubah hidup manusia menjadi lebih baik, Ustadz hanya sekedar membantu saja memberikan pembekalan, pengarahan dan motivasi.
d. Rasa tolong menolong sesama Islam. e. Adanya umpan balik dari narapidana sebagai respon yang positif, itu berarti mereka benar-benar ingin menjadi lebih baik lagi. f. Mendatangkan manfaat bagi ustadz karena jadi mempunyai banyak kenalan,teman dengan masalah yang bebeda. g. Menjadikan ustadz lebih bersyukur karena ada hal positif yang dapat dipetik, melihat semangat narapidana yang begitu antusias, padahal mereka
sedang
mendapatkan
masalah,namun
masalah
tidak
menjadikan hambatan bagi narapidana. h. Karena undangan dari RUTAN Salatiga, dimana menghadiri suatu undangan adalah kewajiban. Selain dari segi ustadz dari segi narapidana pun terdapat faktor pendukung, anatara lain a. Ada keinginan di hati narapidana untuk menjadi lebih baik b. Sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT c. Kegiatan yang positif karena merubah akhlak yang dulunya kurang baik menjadi lebih baik d. Merupakan suatu kegiatan yang positif, dan dapat bertemu dengan narapidana yang lain untuk bertukar pikiran. e. Adanya keinginan di hati narapidana untuk bertaubat. f.
Perasaan senang dalam mengikuti pengajian rutin.
g. Dari fihak RUTAN yang memberikan pelayanan dengan baik. h. Waktu yang ada bisa bermanfaat
2. Faktor penghambat Faktor Penghambat dari segi ustadz a. Ketika ada narapidana yang hati nya benar-benar sudah tertutup b. Kita sudah berusaha dengan sungguh-sungguh tetapi belum tercapai harapan kita. c. Dari narapidana hanya mendengarkan saja, tetapi tidak bisa mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari Faktor penghambat dari segi narapidana, diantaranya : 1) Adanya kejenuhan. 2) Pengaruh teman, yang kadang mengajak untuk tidak ikut. 3)
Harinya bertepatan dengan hari besukan.
4)
Rasa malas
5)
Bertepatan denag waktu memasak. Faktor penghambat dari segi RUTAN
1) Keterbatasan pada fasilitas untuk ibadah 2) Al-qur’an sudah banyak yang robek 3) Lokasi yang kurang mendukung
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil kajian dan pemahaman yang mengacu pada rumusan masalah yang ditetapkan serta berdasarkan analisis data yang diuraikan secara diskriptif pada bab IV, maka dapat disimpulkan beberapa kesimpulan,yaitu: 1. Metode
Pendidikan Agama Islam Bagi Narapidana di RUTAN
Salatiga, yaitu: a. Metode ceramah b. Metode diskusi c. Metode tanya jawab d. Metode pemberian bimbingan e.
Metode pemberian nasihat
2. Manfaat
pendidikan agama Islam bagi narapidana di RUTAN
Salatiga, yaitu: a. Menyadarkan narapidana supaya bertaubat, karena Allah SWT maha pengampun, dengan taubat itulah Allah SWT akan mengampuni dosa narapidana. b. Mengajarkan narapidana untuk lebih bersabar dalam menghadapi cobaan. c. Menjadikan narapidana disini intropeksi diri, menyadarkan diri mereka tentang perbuatan mereka.
71
d. Memberikan motivasi kepada narapidana supaya lebih baik dari yang sekarang dan tidak ada keputus asaan di hati narapidana. e. Memberikan bekal kepada narapidana supaya setelah keluar dari RUTAN Salatiga bisa diterima oleh masyarakat dengan baik. f. Memberikan pengetahuan tentang agama Islam kepada narapidana, g.
Meningkatkan keimanan kepada Allah SWT
h. Menyadarkan narapidana di RUTAN Salatiga dengan memberi saransaran untuk meminta maaf kepada Allah SWT sehingga kelakuan maksiat yang dulu dilakukan tidak diulangi lagi. i. Membentuk akhlak narapidana j. Meningkatkan pengetahuan narapidana tentang ajaran Islam, yang sebelumnya mereka dapatkan di luar, sehingga akan memperdalam pengetahuan mereka. 3. Fakktor pendukung dan faktor penghambat: a. Faktor pendukung 1) Kesadaran dari Ustadz untuk menyampaikan sebagian ilmunya agar
bermanfaat
dan
kewajiban
umat
Islam
menyayangi
saudaranya sesama Islam. 2) Adanya umpan balik dari narapidana sebagai respon yang positif 3) Mendatangkan banyak
manfaat bagi Ustadz karena jadi mempunyai
kenalan,teman dengan masalah
yang bebeda dan
menjadikan ustadz bersyukur karena ada hal positif yang dapat dipetik.
4) Karena undangan dari RUTAN Salatiga, dimana menghadiri suatu undangan adalah kewajiban. 5) Ada keinginan di hati narapidana untuk menjadi lebih baik 6) Sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT . 7) Kegiatan yang positif karena merubah akhlak narapidana yang dulunya kurang baik menjadi lebih baik 8) Merupakan suatu kegiatan yang positif, dan dapat bertemu dengan narapidana yang lain untuk bertukar pikiran. 9) Adanya keinginan di hati narapidana untuk bertaubat. 10) Perasaan senang di hati narapidana dalam mengikuti pengajian rutin. 11) Dari fihak RUTAN yang memberikan pelayanan dengan baik. 12) Waktu yang ada bagi narapidana bisa bermanfaat b. Faktor penghambat 1) Ketika ada narapidana yang hati nya benar-benar sudah tertutup hatinya maka
hal itu menyulitkan ustadz untuk memberika
pengetahuna tentang agama Islam 2) Ketika ustadz sudah berusaha dengan sungguh-sungguh tetapi belum tercapai harapan ustadz. 3) Dari narapidana hanya mendengarkan saja, tetapi tidak bisa mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari 4) Adanya kejenuhan di hati narapidana karena pengajaran yang diberikan monoton
5) Pengaruh teman, yang kadang mengajak untuk tidak mengikuti kegiatan rohasi Islam 6) Harinya bertepatan dengan hari besukan yaitu pada hari senin dan sabtu 7) Rasa malas dihati narapidana 8) Harinya untuk pendidikana agama Islalm bertepatan dengan waktu memasak karena yang memasak di RUTAN Salatiga itu dari narapidana yang jadualnya sudah ditentukan 9) Keterbatasan pada fasilitas untuk ibadah misalnya Al-Qur’an sudah banyak yang rusak dan persediaan air yang kurang Metode Pendidikan agama Islam di RUTAN Salatiga pada kenyataannya sama dengan metode pendidikan agama Islam yang diterapkan diluar RUTAN secara umum. Hanya saja yang membedakan pendidik dan peserta didiknya. Pendidik disini adalah Ustadz danpeserta didik adalah narapidana. Metode yang diterapkan ustadz ini sebagai upaya dalam menumbuhkan semangat narapidana dan sebagai jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan upaya yang keras dan semangat yang tinggi dari Ustadz, narapidana dan fihak yang terkait maka dapat meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam bagi narapidana sehingga narapidana setelah keluar dari RUTAN
Salatiga bisa diterima kembali dengan baik di masyarakat,
bekerja dengan baik, menggapai cita-citanya yang sempat tertunda karena sedang menjalani masa hukuman, dengan jiwa, mental, perilaku dan akhlak yang baik dari yang sebelumnya kurang baik sesuaidengan harapan dari
narapidana du RUTAN Salatiga, karena selama narapidana menjalani masa hukuman di RUTAN Slatiga, mereka tidak disiksa tetapi mereka dibimbing dengan dibekali pendidikan agama Islam dan keterampilan. Upaya yang dapat dilukukan hanya dengan kegiatan pendidikan agama Islam, karena agama Islamlah yang akan membawa narapidana menuju kebaikan sehingga membentuk pribadi yang bisa diterima dimasyaraka. Faktor pendukung pendidikan agama Islam di RUTAN Salatiga itulah yamg akan menjadikan kegiatan ini berjalan dengan baik dan tertib, mengenai faktor penghambat tidk menjadi masalah karena meskipun ada narapidana yang malas, bosan, dan bertepatan dengan hari besuk namun masih ada narapidana yang mengikuti kegiatan pendidikan agama Islam dengan baik. Namun dalam pelaksanaan kegiatan ini belum bisa dikatakan sempurna karena masih banyak kekurangan yang ada seperti keterbatasan sarana dan prasarana pendidikan Agama Islamdi RUTAN Salatiga.
B. Saran Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, maka dapat dikemukakan saran kepada Pengelola RUTAN Salatiga, hendaknya tidak bersamaan dengan hari besuk karena banyak narapidana yang tidak mengikuti dengan alasan sedang dibesuk. Dalam Pendidikan agama Islam bagi narapidana sebaiknya aspek praktikjuga dilibatkan supaya cara beribadah narapidana bisa dibenarkan apabilaada kesalahan. Selain itu hendaknya narapidana mengambil manfaat
dan hikmah darp pendidikan agama Islam yang telah didapatkan jadi jangan samapi setelah keluar dari RUTAN Salatiga dan tidak mendaptkan bimbingan dari RUTAN narapidana akan kembali kepada kehidupannya yang dulu, mengambil hikmah dari kejadian dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Diharapakan kepada masyarakat hendaknya tidak mengucilkan narapidana yang telah keluar dari RUTAN.
Terimalah mereka dengan baik untuk bisa
hidup dengan baik ditengah kita, karena harapan dadri narapidana di RUTAN Salatiga ingin lebih baik dalam meneruskan hidupnya.untuk meningkatkan peran serta dan partisipasi dari masyarakat dalam meningkatkan pendidikan agama Islam bagi narapidana di RUTAN Salatiga. Dari hal tersebut maka ada beberapa saran dari penulis.
C. Penutup Demikian penelitian ini penulis sussun sebagai salah satu Syarat dalam melaksanakan penelitian. Dalam penulisan ini masih banyak kekurangan yang disebabkan karena kemampuan penulis yang masih terbatas maka dari itu penulis berharap kepada pembaca untuk memberikan masukan dan kritik yamg bersifat membangun. Penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermaat bagi semua pembaca. Terima ksih atas semua pihak yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abd, Al-Aziz. 1996. At-Ta’zir Fi Asy-Syari’ah Al-Islamiyah. Al’Arabi: Dar AlFikr. Al-Buraey, Muhammad. 2001. Islam landasan Alternative Administrasi Pembangunan. Jakarta: CV.Rajawali. Ali, Hery noer.1999. Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta: Logos Wacana. Darajat, Zakiah.2004. Islam Untuk Disispin Ilmu Pendidikan. Jakarta: Penyebar Buku-Buku. Djazuli1997. Fiqh Jinayah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Fadhil, Muhammad.1998. Konsep Pendidikan Qur’ani. Jakarta: Bulan Bintang. Hanafi, Ahmad.1990. Asas-Asas Hukum Pidana Islam. Jakarta: Bulan Bintang Huberman, Matthew.1989. Qualitatif Data Analisis. Jakarta: Bulan bintang. KUHP dan KUHP / dilengkapi UU No 27 tahun 1999, Jakarta: Klipres. Purwadarminta, W.J.S.2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia Edisi ke Tiga. Jakarta: Balai Pustaka Langgulung, Hasan, 2004. Manusia danPpendidikan. Jakarta: Pustaka Al-husna Baru. Maelong, Lexy. 1989.Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Karya. Muhaimin, 2001. Paradigma Pendidikan Islam. Bandung PT Remaja Rosdakarya. Moeljatno. 2000. Asas-asas Hukum Pidana. Jakarta : Rineka Cipta. Nahlawi, Abdurohman. 1996. Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan Islam, Bandung:Diponegoro. Wardi Muslich, Ahmad. 2004. Pengantar Dan Asas Hukum Pidana Islam. Jakarta: Sinar Grafik. Wardi Muslich, Ahmad.2005. Hukum Pidana Islam. Jakarta: Sinar Grafika.
DAFTAR NARAPIDANA DI RUTAN SALATIGA 2011 No.Reg
1
2 BI 6/D/11
2
BI 3/D/11
a.Nama, b.Umur c.Bangsa d.Islam e.Pekerjaan f.No.Daftar
3 a.Aditya W b.22 th c.Indonesia d.Kristen e.Mahasiswa f.No.Daftar a. Aji Yulianto bin Martono b.27 th
3
BIIA 108/D/11
4
BI 7/D/11
5
BI 25/D/10
c.Indonesia d.Islam e.Petani f.No.Daftar a.Andri Wijayanto b sukimin b.21 th c.Indonesia d.Islam e.Buruh f.No.Daftar a.Ahmad as b.39 th c.Indonesia d.Islam e.Tukang parkir f.No.Daftar a.Argenta Y.L bin one
a. Tempat Kelahiran b. Tempat tinggal Terakhir atau Tempat Asal 4 Salatiga Jl.Kemiri Sidorejo salatiga
Boyolali
Perkara
5 PA
372 KUHP
Ds.Samiran r 1/2 ,Selo Boyolali
Kab. Semarang Kp.Manggisan Tengaran Kab.Semarang
363 KUHP
Kab.Semarang Gendongan Salatiga
372 KUHP
Salatiga
372 KUHP
l b.32 th c.Indonesia d.Kristen e.Pelukis f.No.Daftar 6
BIIA 53/D/11
7
BI 14/D/11
8
BI 04/D/11
9
BIIA 32/D/11
10
BI 4/D/11
a.Agil hana b.20 th c.Indonesia d.Islam e.Buruh f.No.Daftar a.B Yudiarto b.26 TH c.Indonesia d.Islam e.BURUH f.No.Daftar a.Dewi Irina ni bt sukito b.47 th c.Indonesia d.Kristen e.Swasta f.No.Daftar a. D Rafael ipa al di dot b.19 th c.Indonesia d.Kristen e.Swasta f.No.Daftar a.Danang an al boneng bin Suyono b.15 th
Jl,Nanggulan no.47 rt 06/ rw 09 Kel Kutowinangun Salatiga
Jakarta Ds Gemah Bringin Kab.Semarang
363 KUHP
Semarang Ds. Truko Bringin kab.Semarang
PA
Solo Jl.Mlati raya 5 rt 2/6 genuk Ungaran kab.semarang
372 KUHP
Semarang Jl.Gunungsari Kutowinangun salatiga
Salatiga Jl.tanggung retno blok
372 KUHP
PA
11
BI 16/D/11
12
BIIA 28/D/11
13
14
BI 24/D/11
BI 28/D/10
c.Indonesia d.Islam e.Pelajar f.No.Daftar a.Fero P bin heri P b.23 th c.Indonesia d.Kristen e.Pekerjaan f.No.Daftar
H 23 rt 1/9 Nanggulan Kec. Tingkir Boyolali Salatiga Kr Pandang Kecandran salatiga
a.Koko SW
Solo
b.19 th c.Indonesia d.Islam e.Swasta f.No.Daftar a.Kadar Sumedi al mba salah b.53 th c.Indonesia d.Islam e.Pekerjaan f.No.Daftar a.Krisno Adi Kusumo bin munawar
Kap Krajan Jebres Solo
b.40 th
15
BI 19/D/11
16
BI 22/D/11
c.Indonesia d.Islam e.Swasta f.No.Daftar a.Latif Bintoro b.36 th c.Indonesia d.Islam e.wiraswasta f.No.Daftar a.Mahmudi al lodong
Kab.Sleman
362 KUHP
363 KUHP
378 KUHP
Ngentak tengaran kab semarang
Medan Ds Kradenan rt 1 rw 6 Kel tingkir lor kec Tingkir Salatiga Boyolali Ds.Kebonan Karanggede Boyolali
Kab .Semarang
378 KUHP
351 KUHP
372 KUHP
17
BI 26/D/10
18
BI 21/D/10
b.22 th c.Indonesia d.Islam e. Swasta f.No.Daftar a.Muhadi Al Munat b muhni b.22 th c.Indonesia d.Islam e.Swasta f.No.Daftar a.Matheus itor b.26 th
19
BI 02/D/11
20
BI 23/D/11
21
BI 05/D/10
c.Indonesia d.Kristen katholik e.Buruh f.No.Daftar a.Murniyati bt sastro raharjo b.56 th c.Indonesia d.Islam e.PNS f.No.Daftar a.Maerzal al rizal b. 43 th c.Indonesia d.Islam e.Swasta f.No.Daftar a. M.Dwi Thjah jana b.40 th c.Indonesia d.Islam e.Peg Pos
Ds. Truko rt 9/rw 11 Butuh Salatiga
Semarang 170 KUHP Ds Ngentaksari rt 2 /rw II Desa kesongo kec. Tuntang kab. Semarang Salatiga NARKOBA Jl.Ringinanom no.6 rt 1 rw 2 Ledok,argomulyo Salatiga
Kab. Klaten
KORUPSI
Soko sidorejo saltiga
Kepri Komplek kuciran jakarta
Semarang Mugas barat XI/13 B rt 001 rw 002 Kel .Mugas sari Semarang Selatan
351 KUHP
KORUPSI
22
BI 2/D/11
f.No.Daftar a.Nugroho BS SE bin Munir M b.37 th
23
BI 21/D/11
24
BI 1/D/11
25
BI 20/D/11
26
BI 13/D/11
27
BI 22/D/10
c.Indonesia d.Islam e.Wiraswasta f.No.Daftar a.Prabowo adi s b.27 th c.Indonesia d.Islam e.karyawan ksp f.No.Daftar a.Puspa Kurnia Dewi bt sutoyo b.33 th c.Indonesia d.Islam e.swasta f.No.Daftar a.Riyan Maulana b.19 th c.Indonesia d.Islam e.Buruh f.No.Daftar a.Rudianto b.22 TH c.Indonesia d.Islam e.Swasta f.No.Daftar a.Rustanto bin suratno b.30 th c.Indonesia d.Islam e.Buruh
Semarang Salatiga
KORUPSI
Jl.Langen rejo no.10 Salatiga
salatiga Jl.Argoyuwono salatiga
374 KUHP
Salatiga Tegal rejo II : 29 rt 1/4 kel Tegal rejo Argomulyo salatiga salatiga Kp.Pungkursari salatiga
372 KUHP
kab.Semarang Lingk. Krajan Wujil.Bergas kab.Semarang
372 KUHP
Kab.semarang Ds Karangwetan rt 2 rw III Ds. Sumowono kab.Semarang.
362 KUHP
SENPI
f.No.Daftar 28
29
BIIA 57/D/11
BI 1/D/11
a.Restu AN b.34 th c.Indonesia d.Kristen e.Swasta f.No.Daftar a.Ir H Saryono bin suparmo b.54 th c.Indonesia d.Islam
30
BI 12/D/11
31
BI 06/D/10
e.PNS f.No.Daftar a.Sutrisno al agus b.22 th c.Indonesia d.Islam e.Swasta f.No.Daftar a.Suwandi bin Sarimin b.19 th c.Indonesia
32
33
BI 9/D/11
BI 3/D/10
d.Islam e.Swasta f.No.Daftar a.Senin Teguh bin Ismail b.28 th c.Indonesia d.Islam e.Buruh f.No.Daftar a.Sumardjoko
Surakarta Giri Purwo Wonogiri
363 KUHP
Boyolali KORUPSI jl Plesre 15 banyuanyar Solo Jl. Kartini 96 rt 1/1 Sidorejo ,Salatiga Kab.Grobogan Purwosari Noborejo Salatiga
PA
Palembang RT 1 rw 2 Ds. Piji ,Ds sumogawe Getasan Kab.Semarang
NARKOBA
kab.semarang
363 KUHP
Wonosaren Tingkir salatiga
kab .Semarang
289 KUHP
34
BI 13/D/10
35
BI 02/D/09
36
BIIA 80/D/11
b.52 th c.Indonesia d.Islam e.Swasta f.No.Daftar a.Suntoro bin b.30 th c.Indonesia d.Islam e.Buruh f.No.Daftar a.Suparyanti b.25 th c.Indonesia d.Islam e.Swasta f.No.Daftar a.Sulistyono b.20 th c.Indonesia
37
BI 17/D/11
38
BI 15/D/11
d.Islam e.Wiraswasta f.No.Daftar a.Sholehan effendi b.31 th c.Indonesia d.Islam e.Sopir f.No.Daftar a.Trianto al endok b.28 TH c.Indonesia d.Islam e.POLRI f.No.Daftar
rt 08 rw 1 Kesongo Krajan tuntang kab. Semarang Salatiga rt 3 rw 1 Ds. Dukuh sidomukti Salatiga
381 KUHP
Salatiga Promasan rt 4/2 Kumpulrejo Argomulyo salatiga
341 KUHP
Kab.Semarang Karangalit rt 03/6 dukuh ,Sidomukti Salatiga
363 KUHP
Salatiga Jl.Tanggulrejo tingkir Salatiga
Semarang Jl.Pemunden Semarang
372 KUHP
PA
39
BI 20/D/10
40
BI 11/D/09
41
BIIA 102 /D/10
42
BI 18/D/10
a.Temmy Lexy ari SE al raka b sutejo b.33 th c.Indonesia d.Islam e.Swasta f.No.Daftar a.Tamami bin Abu said b.54 th c.Indonesia d.Islam e.Swasta f.No.Daftar a.Yuli Agus anwari al kancil b kasyanto b.20 th c.Indonesia d.Islam e.Pengamen f.No.Daftar a.Yudi Wardoyo b.25 c.Indonesia d.Islam e.Jualan sayur f.No.Daftar
43
BIIA 39/D/11
a.Yuandari asmara b.29 th c.Indonesia d.Islam e.Swasta f.No.Daftar
44
BIIA 7 /D/11
a.Winarno al kimbli b.26 th c.Indonesia
Jakarta Perum Sawo .24 Kel Bugel Sidorejo Salatiga
SENPI
Kab Semarang rt 2 rw 4 Ds. Tegal rejo Tengaran Kab.Semarang
245 KUHP
Salatiga jl.Tanggul ayu Salatiga
365 KUHP
Salatiga Buksuling no.26 rt 83 /8 ,Kutowinangun Tingkir salatiga
NARKOBA
Magelang Perumsat to gaten salatiga
372 KUHP
Semarang jlKarang tengah genuk
363 KUHP
45
BI 03/D/11
46
BI 29/D/10
47
BI 28/D/11
48
BI 8/D/11
49
BI 21/D/10
d.Islam e.swasta f.No.Daftar a.Wisnu sari bt dibyo atmojo b.33 th c.Indonesia d.Islam e.Swasta f.No.Daftar a.Widodo bin ali ibrahim b.43 th c.Indonesia d.Kristen e.Swasta f.No.Daftar a.Drs ,Zaenuri MPd b.52 th c.Indonesia d.Islam e.PNS f.No.Daftar a.Zabidin al buduk b.49 th c.Indonesia d.Islam e.Tukang ojek f.No.Daftar
semarang
a.Matheus itor
Salatiga NARKOBA Jl.Ringinanom no.6 rt 1 rw 2 Ledok,argomulyo Salatiga
b.26 th
50
BI 02/D/11
c.Indonesia d.Kristen katholik e.Buruh f.No.Daftar a.Murniyati bt sastro raharjo
Kab.klaten
374 KUHP
Ds.Ioan Jatinom Kab .Klaten
Semarang Sumur jurang rt 3/ rw 3 Kel sumurrejo Gg.pati Semarang Semarang Jl.Patimura 102 rt 4 rw 08 Kel salatiga Kec. Sidorejo Salatiga kab. Semarang Wonosaren Tingkir salatiga
Kab. Klaten
372 KUHP
Korupsi
285 KUHP
KORUPSI
51
BI 23/D/11
52
BI 2/D/11
b.56 th c.Indonesia d.Islam e.PNS f.No.Daftar a.Maerzal al rizal b. 43 th c.Indonesia d.Islam e.Swasta f.No.Daftar a.Nugroho BS SE bin Munir M b.37 th
53
BI 21/D/11
54
BI 1/D/11
55
BI 20/D/11
56
BI 13/D/11
c.Indonesia d.Islam e.Wiraswasta f.No.Daftar a.Prabowo adi s b.27 th c.Indonesia d.Islam e.karyawan ksp f.No.Daftar a.Puspa Kurnia Dewi bt sutoyo b.33 th c.Indonesia d.Islam e.swasta f.No.Daftar a.Riyan Maulana b.19 th c.Indonesia d.Islam e.Buruh f.No.Daftar a.Rudianto
Soko sidorejo saltiga
Kepri Komplek kuciran jakarta
Salatiga
351 KUHP
KORUPSI
Jl.Langen rejo no.10 Salatiga
salatiga Jl.Argoyuwono salatiga
374 KUHP
Salatiga Tegal rejo II : 29 rt 1/4 kel Tegal rejo Argomulyo salatiga salatiga Kp.Pungkursari salatiga
372 KUHP
kab.Semarang
372 KUHP
362 KUHP
57
BI 22/D/10
58
BIIA 57/D/11
59
BI 1/D/11
b.22 TH c.Indonesia d.Islam e.Swasta f.No.Daftar a.Rustanto bin suratno b.30 th c.Indonesia d.Islam e.Buruh f.No.Daftar a.Restu AN b.34 th c.Indonesia d.Kristen e.Swasta f.No.Daftar a.Ir H Saryono bin suparmo b.54 th c.Indonesia d.Islam
60
BI 12/D/11
61
BI 06/D/10
e.PNS f.No.Daftar a.Sutrisno al agus b.22 th c.Indonesia d.Islam e.Swasta f.No.Daftar a.Suwandi bin Sarimin b.19 th c.Indonesia d.Islam
Lingk. Krajan Wujil.Bergas kab.Semarang
Kab.semarang Ds Karangwetan rt 2 rw III Ds. Sumowono kab.Semarang.
Surakarta Giri Purwo Wonogiri
SENPI
363 KUHP
Boyolali KORUPSI jl Plesre 15 banyuanyar Solo Jl. Kartini 96 rt 1/1 Sidorejo ,Salatiga Kab.Grobogan Purwosari Noborejo Salatiga
Palembang RT 1 rw 2 Ds. Piji ,Ds sumogawe Getasan
PA
NARKOBA
62
BI 9/D/11
63
BI 3/D/10
64
BI 13/D/10
65
BI 02/D/09
66
BIIA 80/D/11
e.Swasta f.No.Daftar a.Senin Teguh bin Ismail b.28 th c.Indonesia d.Islam e.Buruh f.No.Daftar a.Sumardjoko b.52 th c.Indonesia d.Islam e.Swasta f.No.Daftar a.Suntoro bin b.30 th c.Indonesia d.Islam e.Buruh f.No.Daftar a.Suparyanti b.25 th c.Indonesia d.Islam e.Swasta f.No.Daftar a.Sulistyono b.20 th c.Indonesia
67
BI 17/D/11
d.Islam e.Wiraswasta f.No.Daftar a.Sholehan effendi b.31 th c.Indonesia
Kab.Semarang
kab.semarang
363 KUHP
Wonosaren Tingkir salatiga
kab .Semarang rt 08 rw 1 Kesongo Krajan tuntang kab. Semarang
289 KUHP
Salatiga rt 3 rw 1 Ds. Dukuh sidomukti Salatiga
381 KUHP
Salatiga Promasan rt 4/2 Kumpulrejo Argomulyo salatiga
341 KUHP
Kab.Semarang Karangalit rt 03/6 dukuh ,Sidomukti Salatiga
363 KUHP
Salatiga Jl.Tanggulrejo tingkir
372 KUHP
68
BI 15/D/11
70
BI 20/D/10
71
BI 11/D/09
72
BIIA 102 /D/10
73
BI 18/D/10
d.Islam e.Sopir f.No.Daftar a.Trianto al endok b.28 TH c.Indonesia d.Islam e.POLRI f.No.Daftar a.Temmy Lexy ari SE al raka b sutejo b.33 th c.Indonesia d.Islam e.Swasta f.No.Daftar a.Tamami bin Abu said b.54 th c.Indonesia d.Islam e.Swasta f.No.Daftar a.Yuli Agus anwari al kancil b kasyanto b.20 th c.Indonesia d.Islam e.Pengamen f.No.Daftar a.Yudi Wardoyo b.25 c.Indonesia d.Islam e.Jualan sayur f.No.Daftar
Salatiga
Semarang Jl.Pemunden Semarang
PA
Jakarta Perum Sawo .24 Kel Bugel Sidorejo Salatiga
SENPI
Kab Semarang rt 2 rw 4 Ds. Tegal rejo Tengaran Kab.Semarang
245 KUHP
Salatiga jl.Tanggul ayu Salatiga
365 KUHP
Salatiga Buksuling no.26 rt 83 /8 ,Kutowinangun Tingkir salatiga
NARKOBA
STRUKTUR ORGANISASI RUTAN SALATIGA TAHUN 2011 No 1 2 3 4
Jabatan Kepala RUTAN Salatiga KKP Rutan Salatiga Kasubsi pelayanan tahanan Kasubsi Pengelolaan
Nama Darwin Tampu Bolon, Bc.IP Kumroji, SH Dwi Murdanto, SH
Tugas Penata III d
Drs.M.Ghina Soekarna Imam Basuki
Penata TKI IIId
5
Pengelolaan kesehatan
6
Sugihartono
8
Pengelolaan Bimbingan kegiatan keterampilan Pengelolaan bimbingan jasmani, rohani, dan asimilaisi Registrasi
9
Perpustakaan
Mas’udi
7
Rofi’I dan Sukarjono
Tepo Palupi dan Triyuni
Penata TKI IIId Penata TKI IIId
Penanggung jawab pelaksaan PICT, penyuluhan dan pelaporan HIV Penaanggung jawab pelaksaan kegiatan keterampilan Penanggung jawab pelaksaan bimbingan kesehatan jasmani dan rohani Melayani pengajuan remisi umum, remisi hari besar. Melayani peminjaman dan pengembaliaan buku dari narapidana
Transkip Wawancara dengan Narapidana Wawancara pertama 1. Nama Narapidana
: Rizal
2. Hari / Tanggal
: 7 Juni 2011
3. Tempat
: Ruang tamu RUTAN Salatiga
4. Pukul
: 11.00
5. Nama responden
: Rizal
6. Kode responden
: 05/W/MR/8-7-2011/CW
7. Bukti
: Catatan wawancara
8. Mengapa anda sampai melakukan perbuatan itu ? Jawab : Karena pengaruh teman, iseng-iseng. 9. Apakah anda sebelum tersandung masalah ini anda salah satu orang yang menjalankan Syariat Islam? Lalu apakah setelah disini anda menjalankan Syariat Islam? Jawab : Jujur saja sebelum saya disini sholat saya masih bolong-bolong dan hubungan sosialisasi saya dengan orang lain belum begitu baik, saya masih egois tidak peduli ma orang lain tapi setelah disini saya menjadi lebih baik sholat saya bisa penuh dan kadang saya mengajari teman saya baca Alqur’an. 10. Disini kan ada kegiatan rohani, dimana inti kegiatannya adalah penanaman nilai pendidikan agama Islam bagaimana anda menyikapinya, senang atau biasa saja, dan tolong sebutkan alasan nya? Jawab : Saya sangat senang karena saya bisa termotivasi untuk berhenti dan saya bisa optimis saya bisa berubah menajadi yang lebih baik, dan saya lebih dekat sama Allah swt. 11. Apakah anda rutin mengikuti kegiatan rohani Islam disini? Jawab : Saya jarang ikut karena pas saya dijenguk keluarga saya.
12. Menurut anda ada peranan(manfaat) tidak kegiatan rohani Islam disini terhadap perilaku dan jiwa anda, kalau iya apa bukti nya? Jawab : Ada, sebelumnya yang saya tidak tahu menjadi lebih tahu dan tahu tuntutan hidup selain itu setelah saya mengikut kegiatan rohani Islam, hati saya lebih tenang dalam menghadapi masalah, sehingga saya lebih mendekatkan dir kepada Allah SWT.
13. Adakah faktor pendukung dan penghambat bagi anda dalam mengikuti kegiatan rohani Islam disini, kalau ada apa saja itu? Jawab : Faktor pendukungnya karena kesadaran diri sendiri, saya butuh Allah SWT, dan kegiatan ini sangat positif. Faktor penghambat, Saya merasa jenuh, monoton, harinya bertepatan dengan hari besukan saya, dan dari teman terkadang mengajak saya untuk tidak mengikutinya. 15. Anda merasakan ada perubahan tidak dalam diri anda sebelum masuk RUTAN dan setelah masuk RUTAN , terutama dalam tingkat keagamaan anda? Jawab : Ada, sekarang saya merasa lebih baik. 16. Apa yang anda harapkan dari RUTAN Salatiga, dan apa harapan anda setelah keluar dari RUTAN Salatiga? Jawab : Harapan bagi RUTAN, saya berharap kepada dinas pendidikan untuk memberikan buku ke perpustakan Di RUTAN Salatiga, karena buku disini itu sedikit dan harapan bagi saya, saya bisa kembali melanjutkan kuliah saya dan hidup saya tanpa ada narkoba.
Wawancara Kedua 1. Nama Narapidana
: Tanto
2. Hari / Tanggal
: 12 Juli 2011
3. Tempat
: Ruang tamu RUTAN Salatiga
4. Pukul
: 11.00
5. Nama responden
: Tanto
6. Kode responden
: 06/W/TT/12-7-2011/CW
7. Bukti
: Catatan wawancara
8. Kasus : Senjta api 9. Kenapa anda sampai melakukan perbuatan itu? Jawab : Karena di Desa saya itu banyak buruan ahirnya saya membuat senjata . 10. Apakah anda sebelum tersandung masalah ini anda salah satu orang yang menjalankan Syariat Islam? Lalu apakah setelah disini anda menjalankan Syariat Islam? Jawab : Sebelum tersandung masalah ini, saya belum bisa menjalankan syariat Islam dengan baik karena saya sibuk bekerja namun setelah disini saya bisa menjalankan syariat Islam. 11. Disini kan ada kegiatan rohani, dimana inti kegiatan nya adalah penanaman nilai pendidikan Islam bagaimana anda menyikapi nya, senang atau biasa saja, dan tolong sebutkan alasan nya? Jawab :
Saya senang karena pengetahuan saya tentang agama Islam
bertambah , dan saya lebih dekat dengan Allah swt. 12. Apakah anda rutin mengikuti kegiatan rohani Islam disini? Jawab : Ya kadang, saya mengikuti kalau sedang tidak lagi memasak, karena ketika saya memasak, saya tidak bisa mengikuti kegiatan rohani Islam dan kadang juga ada rasa malas. 13. Dalam kegiatan rohani Islam, apa sajakah nilai-nilai agama Islam yang anda peroleh dari ustadz atau ustadzah? Jawab : Tentang rukun Iman dan Rukun Islam , tentang ibadah, akidah Akhlaq. 14. Menurut anda ada peranan(manfaat) tidak kegiatan rohani Islam disini terhadap perilaku dan jiwa anda, kalau iya apa bukti nya? Jawab : Menurut saya sangat banyak sekali peranan nya, saya lebih baik dari yang dulu.
15. Adakah faktor pendukung dan penghambat bagi anda dalam mengikuti kegiatan rohani Islam disini, kalau ada apa saja itu? Jawab : Faktor pendukung, Pengen lebih baik saja 16. Anda merasakan ada perubahan tidak dalam diri anda sebelum masuk RUTAN dan setelah masuk RUTAN, terutama dalam tingkat keagamaan anda? Jawab : Saya merasakan ada perubahan dalam hidup saya, yang dulunya saya jarang menjalankan sholat sekarang saya selalu menjalankan sholat, puasa 18. Apa yang anda harapkan dari RUTAN Salatiga, dan apa harapan anda setelah keluar dari RUTAN Salatiga? Jawab : Menurut saya RUTAN Salatiga sudah baik dan harapan bagi saya setelah keluar dari sini saya bisa bekerja lebih baik dan tingkat keimanan saya bisa melebihi ini.
TRANSKIP WAWANCARA USTADZ
Nomor data
: 01
Hari / Tanggal
: Sabtu, 11 Juni 2011
Tempat
: Ruang tamu RUTAN Salatiga
Pukul
: 13.00-15.00
Nama responden
: Ustadz Mudasir dari MTA
Kode responden
: 01/W/MD//11-6-2011/CW.
Bukti
: Catatan wawancara
Assalamualaikum Ustadz? Jawab : Waalaikum salam waroh matuallahi wa barokatuh 1) Afwan Ustadz, Sebelumnya saya perkenalkan diri saya terlebih dahulu, nama saya Mila Nur Arifah, saya mahasiswi STAIN Salatiga yang sedang menyelesaikan skripsi saya yang berjudul Metode penanaman pendidikan agama Islam bagi narapidana di RUTAN Salatiga, boleh tidak saya tanyatanya sedikit? Jawab : Boleh. 2) Ustadz sudah lama berdakwah disini? Jawab : Baru 2 kali pertemuan, karena yang dari MTA itu jadwal mengisi pengajian itu tidak tentu, jadi bergiliran. 3) Bagaimana Ustadz menjelaskan pendidikan agama Islam kepada narapidana yang berbeda-beda permasalahnya dan kemampuan berfikirnya? Jawab : Narapidana keluar dari permasalahan nya bukanlah hal yang mudah, bahkan ketika Narapida keluar dari masalahnya untuk diceritakan kepada Orang lain itu terkadang malah menjadi beban bagi mereka. Kita hanya menyampaikan sebagian ilmu yang kita punya kepada seseorang yang sedang ada masalah, jadi ketika tidak ada respon dari mereka ya kita tetap sampaikan saja karena tidak semua nya merespon acuh, pasti ada yang merespon dengan positif, jangan paksakan pada mereka untuk mendengarkan ceramah kita.
4) Menurut Ustadz dengan cara bagaimana atau metode apa untuk memberikan pemahaman kepada mereka tentang pendidikan agama
Islam di dalam
RUTAN? Jawab : Metode Ceramah dilakukukan dengan memberi
kajian tentang
Agama Islam sama dengan yang saya berikan di lingkungan luar yang beda hanya tempat nya saja. Dakwah bisa dilakukan dimanapun kita berada, asal dakwah itu tidak menyimpang dari kebenaran Islam. Tujuan dakwah yaitu hanya untuk menegakkan Agama Allah Swt dan berusaha menjadikan mereka lebih baik” selanjutnya metode tanya jawab saya berikan kesempatan bagi narapidana untuk bertanya apabila ada yang mengganjal dalam hati nya, kadang malah setelah acara selesai ada yang meminta waktu khusus untuk meminta pendapat, mungkin karena mereka belum mahu terbuka dengan yang lain, tapi sebenarnya ada keinginan dihati mereka untuk menjadi yang lebih baik, tujuan Narapida di sini itu bukan untuk disiksa dan dikucilkan atas kelakuanya, tetapi mereka disini dibina moral nya agar bisa menjadi yang lebih baik dari yang sebelumnya, jadi dengan kita memberikan nasihat dan menyampaikan ajaran Islam kepada mereka Insyallah mereka akan mendengarkan kita, karena mereka tidak tuli. Selanjutnya kita harus dengan sabar membimbingnya, karena kesabaran itulah yang akan mendatangkan keberhasilan bagi kita, karena menyadarkan orang itu bukanlah hal yang ringan dan instan, ada tahab-tahab yang harus dilalui, kalaupun langsung ada perubahan berarti dia sangat beruntung karena Allah Swt telah memberikan nya hidayah dengan cepat. 5) Menurut Ustadz adakah manfaat penanaman pendidikan agama Islam bagi narapida di RUTAN Salatiga , kalau ada tolong sebutkan manfaat penanaman nilai pendidikan agama Islam bagi narapida di RUTAN Salatiga itu apa saja Ustadz? Jawab : Ada, diantara nya, sebagai motivasi bagi mereka agar menjadi lebih baik, kalau mereka keluar dari RUTAN bisa diterima masyarakat
dengan baik, menyadarkan mereka supaya bertaubat, sabar dalam menghadapi cobaan. 6) Adakah faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan penanaman pendidikan agama Islam bagi narapida, Kalau ada apa saja Ustadz? Jawab : Ada , faktor pendukung, karena undangan dari RUTAN, Karena kewajiban seorang Islam, semangat para narapidana,menyampaikan ilmu yang kita miliki dan untuk faktor penghambat saya fikir tidak ada, karena saya ikhlas menjalankannya, jadi saya merasa tidak ada hamabatan. 7) Menurut ustadz bagaimana respon atau tanggapan narapidana dalam mengikuti kegiatan rohani disini dan respon mereka itu seperti apa? Jawab: Responnya ada dua, mengikuti dengan baik, mengikuti tetapi tidak mencermati, artinya masuk melalui lelinga kiri tapi langsung keluar melalui telinga kanan, mendengarkan tetapi tidak mengamalkan. 8) Apa harapan ustadz terhadap narapidana di RUTAN baik didalam RUTAN ataupun di luar RUTAN? Jawab : Saya berharab mereka tidak mengulangi kesalahan lagi dan selalu beriman kepada Allah SWT. 9) Terimakasih atas waktu yang diberikan, wassalamualaikum… Jawab : Waalaikum salam.
Nomor data
: 02
Hari / Tanggal
: Sabtu, 18 Juni 2011
Tempat Pukul Nara responden Kode responden Bukti
: ruang RUTAN Salatiga : 13.00-15.00 : Ustadz dari MTA : 02/W/MF/18-6-2011/CW. : Catatan wawancara
1. Wawancara dengan Ustadz.Assalamualaikum Ustadz? Jawab : Waalaikum Salam 2. Maaf ustadz, sebelumnya saya perkenalkan diri saya nama saya Mila Nur Arifah saya mahasiswi di STAIN Salatiga, yang mana saat ini sedang melaksanakan skripsi. Judul skripsi saya adalah penanaman nilai pendidikan agama Islam bagi narapida di RUTAN Salatiga. Kebetulan Ustadz pernah berdakwah dan memberikan pengetahuan tentang agama Islam di RUTAN Salatiga , bolehkah saya bertanya Ustadz? 3.
Jawab : Iya,boleh,silahkan,Insyaallah saya akan bantu. Bagaimana Ustadz menjelaskan satu nilai pendidikan Islam kepada napidana yang berbeda-beda permasalahnya dan kemampuan berfikirnya? Jawab : Begini mbak, sebelum kita memberikan pengajaran agama Islam sebaikinya kita tanyakan dulu saja keadaan mereka, misalnya dengan pertanyaan ‘’Bagaimana kabar hari ini pak?” maka akan timbul dua respon yang satu tanggap dan yang satu acuh tak acuh. Respon tanggap apabila jawaban dari narapidana itu dengan kebahagiaan didalam hati, misal nya ’’Kabar baik”. Nah ketika dalam keadaan tanggap seperti itu kita bisa masuk, dengan mulai bertanya sudah makan belum, minggu ini yang besuk siapa?, bagaiman kronologi kejadiaan nya, selanjut nya bisa langsung ke tujuan kita. Dan sebaliknya respon acuh kalau jawaban nya tidak begitu menyenangkan, missal nya’’kenapa Tanya-tanya” jika kita menghadapi yang seperi itu lebih baik kita tidak lanjutkan karena suasana hatinya pada saat itu mungkin agak sedikit terusik, tapi lain waktu ketika kita lihat suasana hati dia ya kita bisa mencoba mengulang lagi. Dan saya tanamkan kepada mereka tentang kewajiban manusia, dalam Ushul Salasah, disebutkan kewajiban manusia itu : Yang pertama berilmu, artinya mengenal Allah swt, Rosulullah, dan Agama Islam. Kita sebagai umat Islam wajib berilmu, dengan kita menjalankan perintah Allah dan Rosulullah serta menjalankan perintah agama , kita tanyakan kepada mereka
apakah selama ini mereka itu sudah berilmu. Apakah sudah menjalankan ajran Islam? Apakah sudah melaksanaka perintah Allah Swt? Apakah sudah melaksanakan perintah Rosulullah?. Yang kedua kewajiban mengamalkan illmu. Tentunya mereka juga tahu niat saya, yang pasti saya ingin mengamalkan ilmu saya, masalah ada respon atau tidak itu kembali ke hak mereka. Kita tekan kan kepada mereka maksud kedatangan kita , berharap mereka menjadi lebih baik, kita ingatkan kepada mereka kalau kita masih peduli pada mereka, dan kita tekankan sesama muslim harus saling mengasihi, menolong dan inilah wujud rasa kasih sayang kepada anda semua. Tapi biasa nya justru dalam keadaan tertekan seperti ini mereka sadar dan kemungkinan tergugah untuk menjadi lebih baik, ya setidaknya mereka menyadari perbuatan mereka itu salah dan dosa tapi tak lantas membuat mereka berfikir Allah tidak mengampuni dosa mereka, kita usahakan mereka untukbertaubat menjadi lebih baik..Dan yang ketiga kewajiban berdakwah dan menyampaikan ilmu apa adanya. Kita ajarkan kepada mereka menyampaikan atau memberikan ilmu yang kita punya itu lain dengan kita memberi kan uang atau barang. Kalau barang atau uang sudah pasti apa yang kita miliki akan berkurang, tapi lain kalau kita memberikan ilmu, sampai kapan pun ilmu itu pasti akan bermanfaat buat kita dan buat orang lain, dan saya hanya bisa memberikan ilimu bagi mereka dan insyaallah akan bermanfaat. Dengan memberi tahu kan tujuan kita, kewajiban manusia, harapan kita pada mereka setidaknya mereka bisa sedikit luluh, setelah luluh baru kita masuk pada penanaman nilai-nilai agama itu tadi. Karena saya yakin seburuk-buruknya orang itu masih ada keinginan untuk menjadi lebih baik, karena dia masih mempunyai akal, panca indera, dan perasaan, di ibaratkan batu yang sangat keras saja masih bisa di pecahkan apalagi hati. Dengan kita berikan penjelasan kewajiban manusia itu tadi setidaknya mereka akan mengahargai apa yang kita lakukan, kegiatan rohani ini kita berikan untuk mereka, jadi saya yakin sekeras-kerasnya hati mereka itu masih tetap ada respon dalam kegiatan ini, bukti nya mereka tetap mengikuti kegiatan rohani Islam dengn tertib. 4. Menurut Ustadz dengan cara bagaimana atau metode apa untuk memberikan pemahaman kepada mereka tentang nilai-nilai pendidikan Agama Islam kepada Narapidana supaya mereka menjalankankan Syariat Islam di dalam Rutan? Dengan metode Ceramah dapat dilakukan dengan penyampaian isi kajian pengajian.Kemudian metode Diskusi Dalam metode diskusi saya bagi kedalam beberapa kelompok, saya berikan pertanyaan kepada mereka untuk dijawab secara bersamasama dalam satu kelompok, selanjutnya saya suruh mereka untuk
mempersentasikan jawaban dari kelompok mereka didepan kelompok lain, saya berikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya kepada kelompok yang persentasi waktu itu. Dengan metode tersebut saya harapkan Narapida mau berfikir untuk menjawab pertanyaan dari Narapida yang lain.selanjutnya,m etode bimbingan dalam bimbingan saya menggunakan pendekatan emosional, Spritual, religi, dialog. Saya tanya kepada mereka secara individu, tapi tidak semua yang saya tanya, biasa nya kalau saya melihat Narapida yang jiwa nya masih belum tenang, masih merasa kan penyesalan yang begitu mendalam, belum bisa menerima kenyataan. Yang pertama Saya tanya kan kepada mereka bagaimana kabarnya , kasus apa yang membuat nya masuk disini,selanjutnya saya berikan pengarahan kepada mereka , saya tanamkan nilai-nilai agama, saya tata jiwa nya sedikit demi sedikit sampai jiwa nya tenang, dia merasa nyaman, mampu menerima keadaan yang dialami nya dengan ikhlas, menyadarkan kalaupintu taubat itu terbuka oleh siapapun yang mau bertaubat, dan menyadarkanya dengan mengingatkan masih ada keluarga, teman, yang masih sayang kepdanya dan berharap dirinya menjadi lebih baik dari sekarang. sehingga akan timbul semangat dalam diri nya untuk berusaha lebih baik lagi selain itu dengan etode tanya jawab Saya berikan pertanyaan kepada Narapida seputar pengetahuan agama Islam misalnya tentang rukun Iman itu apa saja, rukun Islam itu apa saja, Akhlak karimah itu yang seperti apa, akhlak mazmumah itu yang seperti apa, tentang ibadah seperti Sholat, puasa, zakat itu bagaimana, apa saja yang menjadi sarat dan rukun nya. Selanjutnya saya berikan kesempatan kepada mereka untuk bertanya kepada saya seputar pengetahuan dalam agama Islam yang mungkin dari Narapida itu ada yang belum tahu. 5. Menurut Ustadz adakah peran manfaat penanaman pendidikan Islam bagi narapida di RUTAN Salatiga , kalau ada tolong sebutkan manfaat penanaman pendidikan Islam bagi narapida di RUTAN Salatiga itu apa saja Ustadz? Jawab: Yang pertama untuk menjadikan narapidana disini intropeksi diri, menyadarkan diri mereka tentang perbuatan mereka,
mecoba
memberikan masukan kepada Narapida apa yang harus dilakukan mereka dalam menata hidupnya ke depan.kemudian memberikan motovasi kepada mereka supaya lebih baik dari yang sekaran, selain itu juga memberikan bekal kepada mereka supaya setelah keluar dari sini itu bisa diterima
oleh Masyarakat dengan baik, menjauhkan mereka
dari sifat putus asa, memberikan pengetahuan tentang agama Islam kepada mereka dan membentuk akhlak narapidana,
6. Adakah faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan penanaman pendidikan Islam bagi narapida , Kalau ada apa saja Ustadz? Jawab : Faktor pendukung , ketika saya mengetahui semangat para Nabi dalam berdakwah , mereka di hina, di cela, bahkan diludahi tapi mereka tetap semangat dalam berdakwah dan kita tahu sendiri apa hasilnya, Islam mampu berdiri kokoh itu karena semangat juang para Nabi dan ketika saya melihat antusias dan semangat para Narapidana yang berkeiniginan merubah hidupnya menjadi lebih baik, kita hanya sekedar membantu saja memberikan pembekalan, pengarahan, motivasi. Selanjutnya ketika saya melihat ada narapidana yang waktu pembinaan memberikan snack kepada teman-teman narapidana yang lain, saya merasa senang melihat mereka masih saling mengasihi dalam keadaan dan masalah yang membelenggu nya.Saya senang dengan umpan balik dari mereka sebagai respon dengan menanyakan pertanyaan kepada saya tentang masalah agama, itu berarti mereka benar-benar inigin menjadi lebih baik lagi. Dan tentu nya ini semua juga sangat bermanfaat bagi saya, saya jadi mempunyai banyak kenalan, saya bisa mengamalkan ilmu saya. Dan faktor penghambatnya ketika ada narapidana yang hati nya benar-benar sudah tertutup,saya agak sedikit kesusahan dalam melakukan pendekatan tapi saya hanya bisa mengingatkan dan berdoa saja semoga pintu hati nya dibuka kan oleh Allah SWT. Selain itu karena keterbatasan pada fasilitas, Ruangan yang sempit, AlQur’an sudah banyak yang rusak. 7. Menurut ustadz bagaimana respon atau tanggapan narapidana
dalam
mengikuti kegiatan rohani disini dan respon mereka itu seperti apa? Jawab: Respon nya baik karena saya melihat mereka mengkuti dengan tertib dan jamah dari kegiatan ini lebih dari lima puluh persen yang mengikutinya. 8. Apa harapan ustadz terhadap narapidana muslim dan muslimah di RUTAN baik didalam RUTAN ataupun di luar RUTAN ?
Jawab : Terlaksananya Visi, misi dan tujuan Narapidana di RUTAN Salatiga, karena RUTAN itu merupakan tempat pembinaan.
Nomor data Tempat Tangal Pukul Nara responden Kode responden Bukti
: 03 : Ruang tamu RUTAN Salatiga : 2 Juli 2011 : 13.00-15.00 : Ustadz Ahmad dari MTA : 04/W/AH/2-7-2011/CW : Catatan wawancara
Wawancara dengan Ustadz 1) Assalamualaikmu ustadz Jawab : Waalaikum Salam 2) Maaf ustadz sebelumnya saya perkenalkan diri saya, nama saya Mila nur arifah, saya mahasiswa STAI Salatiga, saat ini saya sedang melaksanakan tugas skripsi saya dengan judul penanaman nilai pendidikan agama Islam terhadap narapidana di RUTAN Salatiga, bolehkah saya bertanya sedikit ustadz? Jawab : Iya 3) Ustadz sudah lama berdakwah disini Jawab : baru tiga kali mbak. 4) Bagaimana Ustadz menjelaskan satu nilai pendidikan aama Islam kepada narapidana yang berbeda-beda permasalahnya dan kemampuan berfikirnya? Jawab : Pengajian rutin disini bukan merupakan suatu paksaan, bukan merupakan aturan yang apabila dilanggar mendapat hukuman, jadi kalau mereka sudah mengikuti pengajian Insyaallah mereka ada niat untuk baik, ya saya hanya bisa menyampaikan ilmu yang saya miliki. Barometer dalam berdakwah itu tidak banyak dan sedikit nya jam’ah tetapi sambung atau tidak nya antara Narasumber dan Jama’ah.
5) Menurut Ustadz dengan cara bagaimana atau metode apa untuk memberikan pemahaman kepada mereka tentang nilai pendidikan agama Islam kepada narapidana di RUTAN? Jawab : Dengan ceramah dan tanya jawab, karena kalau hanya satu sisi misalnya ceramah saja yang diinginkan dari Narapidana tidak akan tersampaikan. Jadi dengan dua metode itu ada penyampaian dari Saya dan dari Narapidana, seperti tadi banyak sekali yang bertanya tetapi diluar masalah sholat jum’at. Selanjutnya dengan penyucian jiwa, jiwa seseorang itu sebenarnya lebih mudah tersentuh ketika yang memberikan pengarahan itu orang yang disayangi, tapi saya sebagai ustad disini hanya sekedar memberikan apa yang saya bisa saja. Saya
mencoba mensucikan hati narapidana disini dengan memberikan ceramah yang ruang lingkup nya menyangkut selama ini usia mereka itu untuk apa, waktu yang mereka buang itu untuk apa. 6) Menurut Ustadz adakah manfaat penanaman nilai pendidikan agama Islam bagi narapida di RUTAN Salatiga , kalau ada tolong sebutkan Peranan penanaman nilai pendidikan Islam bagi narapida di RUTAN Salatiga itu apa saja Ustad? Jawab : Ada, Ya sebagai sarana evaluasi diri agar mau bertaubat kepada Allah Swt, jangan sampai terpuruk,membangkitkan semangat mereka melalui Agama Islam, dan agar mereka lebih mendalami tentang Agama Islam. 7) Adakah faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan penanaman nilai-pendidikan agama Islam bagi narapida Kalau ada apa saja Ustad? Jawab : La ikroha fi din, tidak ada paksaan dalam Agama, maka kalau dia ada keinginan ingin memahami Agama, man jada wa jada, barang siapa bersungguh-sungguh maka akan berhasil, jadi faktor pendukung nya adalah,keihlasan dalam hati,ketika kita sudah ikhlas tidak akan ada penghambat, jadi tergantung pada yang mengisi dan yang di isi, kalau mereka ikhlas dan sungguh maka kegiatan akan berhasil. 8) Menurut ustad bagaimana respon atau tanggapan narapidana dalam mengikuti kegiatan rohani disini dan respon mereka itu seperti apa? Jawab: Menurut saya ada dua respon disisni yaitu respon tanggap dan acuh 9) Apa harapan ustad terhadap narapidana muslim dan muslimah di RUTAN baik didalam RUTAN ataupun di luar RUTAN ? Jawab : Harapan saya mereka bisa mengevaluasi diri dan bertaubat kembali ke jalan Allah swt.
Wawancara 4 Hari / Tanggal
: 1 Juli 2011
Tempat Pukul Nara Sumber Kode Data
: : : :
Ruang tamu RUTAN Salatiga 09.00-12.00 Ustadzah dari SALIMAH ( Ibu Zumroh ) 03/W/SL/1-7-2011. CW
Wawancara dengan Ustadzah 1) Assalamualaikum Ustadzah Jawab: Waalaikumsalam 2) Maaf Ustadzah, sebelumnya saya perkenalkan nama saya Mila Nur Arifah, saya mahasiswi STAIN Salatiga, yang sedang melaksanakan skripsi dengan judul metode penanaman pendidikan agama Islam bagi narapidana di RUTAN Salatiga. 3) Boleh tidak saya tanya-tanya sedikit? Jawab : Iya Silahkan 4) Ustadzah sudah lama berdakwah di RUTAN Salatiga? Jawab : Ya lumayan mbak. 5) Nilai pendidikan agama Islam apakah yang pertama kali ustadzah ajarkan kepada narapidana? Jawab : Kita bersama-sama membaca Al-Qur’an dan terjemahan. 6) Selanjutnya nilai pendidikan agama Islam apa yang ustadzah tanamkan kepada mereka? Jawab: selanjutnya saya tanamkan nilai-nilai agama Islam, meliputi aspek Tauhid dimana kita harus menanamkan kepada jiwa mereka bahwa Allah itu maha besar, berkehendak, biar mereka sadar bahwa ini merupakan takdir dari Allah Swt, Allah sudah berkehendak, dan Allah membuka kan pintu taubat bagi siapa saja hamba nya yang mau bertaubat. Selanjutnya saya sebagai narasumber saya memberikan kajian tentang aspek keislaman yang meliputi Akidah, dimana kita sebagai umat Islam harus percaya kepada Allah swt, malaikat, kitab, Rosuluallah, hari ahir, Qodho dan qodar, dan senantisa kita harus menjalankan perintah Allah swt, dan larangan nya, selanjutnya pada
Akhlak, bagaimana seharusnya menjadi seorang muslimah yang baik, dan yang terpenting kita berikan motivasi kepada mereka untuk memperbaiki diri, karena pintu Allah swt akan selalu terbuka kalau kita berusaha. 7) Bagaimana Ustadzah menjelaskan satu nilai pendidikan agama Islam kepada narapidana yang berbeda-beda permasalahnya dan kemampuan berfikirnya? Jawab : Alhamdulilah, saya tidak mendapatkan kendala itu disini karena dari Narapidanya sendiri ada motivasi untuk mengikuti pengajian ini, jadi saya menyampaikan nya secara bersama-sama, kita shering, kita tanya jawab.Karena niat kita semua sama ingin mendapatkan kebaikan. Namun apabila ada yang tidak begitu merespon saya, ya saya tetap bersabar mungkin yang bersangkutan sedang ada masalah. 8) Menurut Ustadzah memberikan
dengan cara
bagaimana atau metode apa untuk
pemahaman kepada mereka tentang nilai pendidikan agama
Islam kepada narapidana supaya mereka menjalankankan Syariat Islam di dalam RUTAN? Jawab : Dengan metode Ceramah, karena saya sebagai narasumber, saya memberikan sebagian pengetahuan yang saya punya kepada yang lain, ya hanya dengan penyampain pengajian itu tadi, Selanjutnya tanya jawab, mungkin ada narapidana yang belum jelas atau ada yang inigin dipertanyakan, jadi dengan tanya jawab mereka bisa menyampaikan apa yang menjadi ganjalan nya, dan metode diskusi, kita bertukar pikiran, dengan begitu semua nya bisa ada kesempatan untuk menyampaikan apa yang menjadi ganjalan dihatinya untuk ditanyakan kepada teman yang lain, barang kali ada yang tahu, dan untuk melatih mereka berfikir secara aktif, mungkin dengan diskusi dengan temanteman malah justru mereka lebih memahami, namun saya sebagai narsumber harus bisa menengahi, dan memberiakn jawaban yang tepat barang kali jawaban dari mereka kurang tepat. Selain itu dengan Pemberian nasihat merupakan salah satu cara bagi Ustadz dalam menuntun narapidana muslim dan muslimah menuju kepada jalan yang
baik. Contoh nasihat kepada Allah SWT taat, kepada Rosul-Nya dalam hal yang beliau wajibkan kepada manusia berdasarkan perintah Allah SWT. Penanaman nilai pendidikan Islam dalam pemberian nasihat dapat diberikan materi amar ma’ruf nahi munkar. 9) Menurut Ustadzah adakah manfaat penanaman pendidikan agama Islam bagi narapida di RUTAN Salatiga , kalau ada tolong sebutkan manfaat penanaman nilai pendidikan agama Islam bagi narapida di RUTAN Salatiga itu apa saja Ustadzhah? Jawab : Ada diantaranya untuk menyampaikan kandungan dan pesan ayat Al-Qur’an kepada umat. 10) Adakah faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan penanaman nilai pendidikan Agama Islam bagi narapida Kalau ada apa saja Ustadzah ? Jawab : Faktor pendukung, karena sudah sepantasnya bagi seorang muslim untuk menyanyangi saudara nya sesama muslim, dan ini lah wujud rasa sayang dan kepedulian kami, mereka juga manusia dan mereka tidak hina, masih ada kesempatan bagi mereka untuk menjadi yang lebih baik, dan saya berharab mereka bisa lebih baik dari ini. Selanjutnya karena kewajiban mengamalkan ilmu, saya mempunyai sedikti ilmu maka saya mengamalkan nya karena kalau ilmu tidak diamalkan tidak akan mendatangkan manfat bagi kita. Dan untuk faktor penghambat, ketika kita sudah berusaha dengan sungguhsungguh tetapi belum tercapai harapan kita, karena ada yang ketika mendapatkan bimbingan dari saya baik-baik saja, dan selama di Rutan dia merupakan Narapidana yang tidak pernah membuat masalah, tetapi saya kecewa ketika saya mengetahui tujuh bulan kemudian kembali lagi ke Rutan, jadi penyampaian saya diterima tetapi tidak dijalani, ya, merubah orang untuk jadi yanglebih baik memang harus dengan kesabaran jadi saya belajar untuk lebih sabar saja. 11) Menurut ustadzah bagaimana respon atau tanggapan narapidana dalam mengikuti kegiatan rohani disini dan respon mereka itu seperti apa? Jawab : Respon mereka sangat baik, mengikuti pengajian rutin dengan baik.
12) Apa harapan ustadzah terhadap narapidana di RUTAN baik didalam RUTAN ataupun di luar RUTAN ? Jawab : Saya berharap mereka bisa menjadi wanita muslimah yang senantiasa mengahrap Ridho
Allah SWT.