METODE PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERKEMBANGAN EMOSI ANAK DI PANTI ASUHAN YATIM MUHAMMADIYAH KEC. WELERI KAB. KENDAL SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos I) Dalam Ilmu Dakwah Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI)
Nur Asiah Hamidah 1102021
FAKULTAS DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2008
SKRIPSI METODE PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERKEMBANGAN EMOSI ANAK DI PANTI ASUHAN YATIM (PAY) WELERI KENDAL
Disusun oleh NUR ASIAH HAMIDAH 1102021
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 29 Januari 2008 dan dinyatakan telah lulus memenuhi syarat
Susunan Dewan Penguji
Ketua Dewan Penguji/ Dekan / Pembantu Dekan
Anggota Penguji Penguji I
Drs. Anasom, M,Si NIP. 150 267 748
Prof. Dr.Hj. Ismawati, M.Ag NIP.150 094 093
Sekretaris Dewan Penguji/ Pembimbing
Penguji II
Drs. H. Ghofier Romas NIP. 150 070 388
Baidi Bukhori, S.Ag, M.Ag NIP. 150 277 617
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri dan didalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi di lembaga pendidikan lainnya. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penerbitan maupun yang belum atau tidak diterbitkan, sebenarnya dijelaskan di dalam tulisan dan daftar pustaka.
Semarang 29 Januari 2008
Nur Asiah Hamidah NIM 1102021
MOTTO Tidak selamanya kita menemui apa yang kita sukai ada kalanya kita menemui apa yang tidak kita sukai karenanya, kita harus belajar menyukai apa yang kita hadapi sekarang
PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada ¾ Almarhum almarhumah Bapak Ibu tersayang (Tobi’in, Siti Fatkhiyah) yang dengan tulus selalu memberikan motivasi, kasih sayang, do'a dan dukungan untuk ananda.. ¾ Kakakku (Mas Faqih, Mba Izah, Mba Iqoh, Mba Tuti) yang selalu memberikan arahan, dukungan, dan kasih sayangnya hingga terselesaikannya proses penyusunan skripsi ini kepada penulis.
ABSTRAKSI Nur Asiah Hamidah (1102021) judul Metode Pelaksanaan Bimbingan Agama dan Implikasinya Terhadap Perkembangan Emosi Anak di Panti Asuhan Yatim (PAY) Muhammadiyah Weleri Kendal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa metode pelaksanaan bimbingan agama di panti asuhan Muhammadiyah Weleri Kendal dan untuk mengetahui dan menganalisa implikasi metode bimbingan agama terhadap perkembangan emosi anak di panti asuhan yatim PAY Muhammadiyah Weleri Kendal. Maka data yang digunakan adalah kualitatif. Sedangkan pendekatannya menggunakan pendekatan psikologis. Hasil penelitian bahwa panti asuhan Muhammadiyah Weleri Kendal merupakan tempat penampungan anak yatim piatu, anak yatim anak yang kurang mampu, anak terlantar yang sebagian besar adalah mereka yang tidak mempunyai salah satu dari orang tuanya (yatim) yang rata-rata berusia 12 tahun sampai 18 tahun. Dalam menyelenggarakan pelayanan kesejahteraan sosial, panti asuhan Muhammadiyah Weleri Kendal dimaksudkan untuk membantu anak yatim piatu atau anak yatim anak yang kurang mampu (fakir miskin), anak terlantar dapat mengembalikan kepercayaan dirinya dan dapat mengontrol perkembangan emosinya. Metode Pelaksanaan bimbingan penyuluhan agama di panti asuhan Muhammadiyah Weleri Kendal dengan menggunakan 3 metode : metode secara langsung, tidak langsung, dan kelompok. meliputi berbagai kegiatan baik yang bersifat keagamaan maupun produktif. Kegiatan yang bersifat keagamaan seperti sholat berjamaah, ceramah keagamaan mengikuti kegiatan undangan mengaji. Adapun kegiatan yang bersifat produktif meliputi, berkebun, membuat ketrampilan. Pada dasarnya bimbingan yang diberikan kepada anak asuh agar anak asuh tersebut mau melaksanakan perintah Allah sebagai peningkatan iman dan taqwa. Keberhasilan bimbingan penyuluhan agama tidak terlepas dari unsur-unsur bimbingan agama itu sendiri, salah satu diantaranya adalah unsur materi, karena materi yang diberikan bersumber pada al-Qur'an dan hadits Nabi yang disesuaikan dengan keadaan atau kondisi anak. Materi tersebut meliputi aqidah/keimanan, syari'ah/ibadah, dan akhlak.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada rasulullah dan para pengikutnya, karena dengan semua itu penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Tidak ada kata yang pantas penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang membantu proses pembuatan skripsi ini, kecuali terimakasih sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Prof. DR. H. Abdul Djamil, MA., selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang. 2. Bapak Drs. H.M. Zain Yusuf, MM., selaku Dekan Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang yang telah memberi izin penulisan skripsi ini beserta staf-stafnya yang telah memperlancar proses perkuliahan selama penulis menuntut ilmu. 3. Drs. H. Abdul Ghofier Romas, M.Ag dan Yuli Nur Khasanah, S.Ag, M.Hum. selaku pembimbing skripsi yang dengan tulus, ikhlas dan tak henti-hentinya memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis. 4. Bapak Drs. H. Machasin M selaku dosen wali, terimakasih segalanya. 5. Bapak /Ibu Dosen Fakultas Dakwah yang telah mengamalkan ilmunya dan membimbing penulis hingga akhir perkuliahan. 6. Almarhum almarhumah Bapak Ibu tersayang (Tobi’in, Siti Fatkhiyah) yang dengan tulus selalu memberikan motivasi, kasih sayang, do'a dan dukungan untuk ananda.. 7. Kakak-kakakku (mas faqih, mba izah, mba iqoh, mba tuti) yang selalu memberikan arahan, dukungan, dan kasih sayangnya hingga terselesaikannya proses penyusunan skripsi ini kepada penulis. 8. Seseorang yang ku sayangi (Siswanto) yang selalu setia menemani ku arahan dan dukungan nya sehingga terselesaikannya skripsi ini.
9. Keluarga kecil bapak (Sukardi Dan Ibu Siti Juwariyah beserta Nur Sholeh) yang telah banyak membantu keluarga penulis, kontribusi yang sangat membantu penulis guna mencapai cita dan asa. 10. Keluarga PAY (Bapak M. Ramadhan, bapak M. Ngatiyo bapak Mustaqim, dan anak-anak panti asuhan) yang telah membantu. 11. Teman-temanku seangkatan dan seperjuangan (Makmi, Musifa, Elin) dan yang tidak bisa disebutkan satu persatu, tidak ketinggalan pula Aa Sis yang dengan suka rela mau meminjamkan komputernya hingga terselesaikannya penulisan skripsi ini. 12. Teman-temanku pondok Inna (De Oci, Makmi, Azizah Siti, Lia, Cinung, Izati, Imah) yang dengan tulus, ikhlas membantu penulis. 13. Teman-teman kos ku (Dian, Mba juju, Mimih, Ida, Ana, Aisyah, Eva) yang dengan tulus, ikhlas, membantu penulis. Penulis berharap semoga amal baik yang telah diberikan dapat menjadi amal jariyah sekaligus mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih belum sempurna, baik dalam penyusunan maupun bahasanya. Karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua.
Semarang, 29 Januari 2008 Penulis
Nur Asiah Hamidah NIM :1102021
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN NOTA PEMBIMBING ............................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iii HALAMAN PERNYATAAN........................................................................ iv HALAMAN MOTTO ................................................................................... v HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vi HALAMAN ABSTRAKSI ............................................................................ vii KATA PENGANTAR.................................................................................... viii DAFTAR ISI................................................................................................... x
BAB I.
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ....................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah ................................................................. 6 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 6 1.4. Tinjauan Pustaka ................................................................... 7 1.5. Kerangka Teoritik ................................................................. 11 1.6. Metode Penelitian .................................................................. 16 1.7. Sistematika Penulisan ............................................................ 19
BAB II.
TINJUAN TENTANG BIMBINGAN AGAMA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERKEMBANGAN EMOSI ANAK DI PANTI ASUHAN YATIM (PAY) MUHAMMADIYAH WELERI KENDAL 2.1. Bimbingan Agama .............................................................. 21 2.1.1. Pengertian Bimbingan ................................................ 22 2.1.2. Pengertian Agama ...................................................... 24 2.1.3. Prinsip-Prinsip dan Asas-Asas Bimbingan Agama .... 26 2.1.4. Fungsi dan Tujuan Bimbingan Agama ....................... 30
2.2. Tinjauan Tentang Perkembangan Emosi Anak ............... 49 2.2.1. Pengertian Perkembangan .......................................... 49 2.2.2. Pengertian Emosi ....................................................... 50 2.2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi ......................................................................... 51 2.2.4. Macam-Macam Perkembangan Emosi Anak ............. 52 2.2.5. Pengertian Anak ......................................................... 54
BAB III
METODE PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERKEMBANGAN EMOSI ANAK DI PANTI ASUHAN YATIM MUHAMMADIYAH KEC. WELERI KAB. KENDAL 3.1.Gambaran Umum Panti Asuhan Yatim (PAY) Muhammadiyah .................................................................... 56 3.1.1. Letak Geografis Panti Asuhan..................................... 56 3.1.2. Sejarah Berdirinya Panti Asuhan Yatim (PAY) "Muhammadiyah" Kec. Weleri Kab. Kendal ............. 56 3.1.3. Asas dan Tujuan Berdirinya Panti Asuhan.................. 58 3.1.4. Persyaratan Penerimaan Anak Asuh .......................... 60 3.1.5. Tata Tertib Anak Asuh PAY Muhammadiyah ........... 61 3.1.6. Sanksi-Sanksi .............................................................. 62 3.1.7. Fasilitas Panti Asuhan ................................................ 65 3.2.Proses Pelaksanaan Bimbingan Agama di PAY Muhammadiyah .................................................................... 66 3.2.1. Metode Bimbingan ........................................................ 66 3.2.2. Materi Bimbingan Agama ............................................. 71 3.2.3. Adab Terhadap Anak Asuh ........................................... 76 3.2.4. Tanggapan Anak Asuh Terhadap BPA dan Implikasinya Terhadap Perkembangan Emosi Anak Di Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah ...................... 77
BAB IV. ANALISIS METODE PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DAN
IMPLIKASINYA
EMOSI
ANAK
DI
TERHADAP PANTI
PERKEMBANGAN ASUHAN
YATIM
MUHAMMADIYAH KEC. WELERI KAB. KENDAL 4.1.Analisis Metode Pelaksanaan Bimbingan Agama di Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Kec. Weleri Kab. Kendal ........................................................................... 82 4.2. Analisis Implikasinya Terhadap Perkembangan Emosi Anak Di PAY Weleri Kendal............................................... 87
BAB V. PENUTUP 5.1. Kesimpulan ........................................................................... 97 5.2. Saran-Saran .......................................................................... 98 5.3. Penutup ................................................................................. 99
DAFTAR PUSTAKA BIODATA
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk multidimensional. Ada banyak aspek yang terdapat pada diri manusia. Mahluk hidup lain hanya mempunyai dua aspek yaitu fisik (berupa materi, bisa ditangkap dengan indera) dan biologis (bisa bergerak dan berkembang biak), manusia memiliki unsur yang lebih dari hal tersebut, yaitu akal budi dan pikiran. Dua komponen itulah yang menjadi poin obyektif bahwa ia disebut sebagai mahluk yang bermartabat tinggi (Tarmudji,1998: 68). Manusia memiliki pribadi yang unik, dia adalah mahluk yang sadar akan bakat, sikap, dan sifat, kemampuan dan keterampilan, tahu apa yang akan dilakukannya. Ia memahami sejarah hidupnya serta mempunyai gambaran apa yang didambakannya di masa yang akan datang. Manusia sadar dan dapat disadarkan atas beberapa keunggulan dan kelemahan dirinya, atas dasar itu manusia mampu mengembangkan diri yaitu meningkatkan keunggulan-keunggulan dan mengurangi kelemahan. Sejalan dengan itu manusia pun dapat menentukan apa yang terbaik bagi dirinya sehingga julukan sebagai “the self determinig being” menunjukkan manusia memiliki kebebasan yang sangat luas untuk menggabungkan diri tentunya
tanpa
tanggung jawab mudah beralih menjadi ke-sewenang-wenangan terhadap dirinya, orang lain, dan lingkungan. (Sholeh : 2005, 69).
1
2
Manusia ada dalam sesuatu kebersamaan, dia senantiasa berhubungan dengan manusia lain dalam wadah keluarga, persahabatan, lingkungan kerja. Bentuk-bentuk relasi sosial lainnya sebagai partisipasi kebersamaan sudah pasti mendapat pengaruh dari lingkungannya tetapi sebaliknya, dia pun dapat mempengaruhi dan dapat memberi corak kepada lingkungan sekitarnya manusia dilengkapi antara lain cipta, karsa, norma, cita-cita dan nurani, sebagai karakteristik kemanusiaannya kepadanya diturunkan pula agama agar ada relasi dengan sesamanya, juga ada hubungan sang pencipta (Hana: 1995, 48). Islam adalah agama Allah SWT yang diturunkan kepada seluruh manusia melalui Rasul-Nya, agama universal. Islam menekankan pada amal perbuatan dalam tatanan kehidupan. Yang mencakup sistem aqidah, politik, sosial, ekonomi dan segala aspek kehidupan manusia lainnya. Karena islam merupakan agama yang bertumpu pada kenyataan obyektif dalam kehidupan. Kesempurnaan dan kesungguhan ajaran islam inilah sehingga ia tidak sekedar sebagai tuntunan hidup yang hanya untuk diketahui, dibicarakan dan didengarkan tanpa adanya pengamatan yang riil. Akan tetapi lebih dari itu untuk diamalkan dan dapat dikendalikan sikap, tindakan, perbuatan, dan cara hidup. Islam sebagai tuntunan hidup umat manusia memerlukan suatu kegiatan yang disebut dakwah, Yang merupakan suatu usaha untuk mengajak, menyeru dan mempengaruhi manusia agar selalu berpegang pada jalan Allah guna memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Usaha mengajak
3
dan mempengaruhi manusia agar pindah dari satu situasi ke situasi yang lain yaitu dari situasi yang jauh dari ajaran Allah SWT menuju situasi yang sesuai dengan petunjuk dan ajaran Allah adalah merupakan suatu kewajiban bagi kaum muslimin dan muslimat. Dakwah dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan metode bimbingan atau penyuluhan kepada orang yang membutuhkan, termasuk bagi anak-anak yatim, yaitu dengan cara memberi kasih sayang atau memberi semangat secara material dan moril. Dengan memberi nasihat, pembimbing dapat memberikan kecerahan batinnya dengan melalui pendekatan-pendekatan yang tepat Untuk perkembangan emosi anak pembimbing dapat menggunakan pendekatan-pendekatan seperti pendekatan psikologi, sosiologi juga pendekatan agama (Arifin, 1994 : 43 ). Jika dilihat dari tiga ranah yang biasa digunakan dalam dunia pendidikan yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor, emosi termasuk ke dalam ranah afektif, emosi banyak berpengaruh terhadap fungsi-fungsi psikis seperti pengamatan, tanggapan, pemikiran, dan kehendak. Individu akan mampu melakukan pengamatan atau pemikiran dengan baik jika di sertai dengan emosi yang baik pula. Individu juga akan memberikan tanggapan yang positif terhadap sesuatu objek manakala disertai emosi yang positif. Sebaliknya, individu akan melakukan pengamatan atau tanggapan yang negatif terhadap sesuatu obyek, jika disertai emosi yang negatif terhadap obyek tersebut (Muhammad, 2005: 62).
4
Pola asuh orang tua merupakan lahan yang subur bagi pertumbuhan rasa, cipta dan karya anak. Namun bagaimana dengan anak kecil yang ditinggal oleh kedua orang tuanya sehingga menjadi yatim atau yatim piatu pada keluarga yang tidak mampu atau sebab lain sehingga anak tidak pernah memperoleh pendidikan, pelayanan dan sentuhan dari nilai-nilai agama sejak kecil, Sehingga dibutuhkan metode bimbingan agama terhadap anak, karena anak merupakan generasi penerus bangsa dan agama, yang akan meneruskan cita-cita para pendahulu. Secara lahir maupun batin, anak yatim itu mengalami hambatan dalam perkembangan
jiwanya (emosi) untuk menyesuaikan diri di masyarakat
apalagi mereka yang berada dalam keadaan ekonomi sangat lemah, perasaannya akan bertambah minder dan sebagainya, mereka tidak mempunyai sandaran dalam hidup, hanya tinggal menerima kenyataan dalam mengarungi kehidupan yang penuh tantangan ini. Metode bimbingan agama dapat berguna bagi anak asuh di PAY Weleri Kendal. Adapun yang menjadi dasar dari bimbingan agama dalam mengasuh dan melindungi serta menolong anak-anak yatim dan telantar merupakan keharusan dalam agama Islam. Firman allah dalam surat Al-Ma’un (1-5)
ـﺎ ِﻡﻋﻠﹶﻰ ﹶﻃﻌ ﺾ ﺤ ﻳ ﻭﻟﹶﺎ ﴾2﴿ ﻢ ﻴﺘِﻴﻉ ﺍﹾﻟ ﺪ ﻳ ﻚ ﺍﱠﻟﺬِﻱ ﴾ ﹶﻓ ﹶﺬِﻟ1﴿ ﻳ ِﻦ ﺑِﺎﻟﺪ ﹶﻜ ﱢﺬﺏﺖ ﺍﱠﻟﺬِﻱ ﻳ ﻳﺭﹶﺃ ﹶﺃ ﻢ ﻫ ﴾ ﻦ ﴾ ﺍﱠﻟﺬِﻳ5﴿ ﻮ ﹶﻥﺎﻫﻢ ﺳ ﺻﻠﹶﺎِﺗ ِﻬ ﻦ ﻋ ﻢ ﻫ ﻦ ﴾ ﺍﱠﻟﺬِﻳ4﴿ ﲔ ﺼ ﱢﻠ ﻳﻞﹲ ِﻟ ﹾﻠﻤﻮ ﹶﻓ3﴿ ﲔ ِ ﺴ ِﻜ ﺍﹾﻟ ِﻤ ﴾7﴿ ﻮ ﹶﻥﺎﻋﻮ ﹶﻥ ﺍﹾﻟﻤﻨﻌﻤ ﻳﻭ ﴾6﴿ ﺍﺀُﻭ ﹶﻥﺮﻳ
5
Artinya:
“Adakah engkau ketahui orang, yang mendustakan pembalasan (agama)?maka demikian itu ialah orang yang mengusir anak yatim. dan tiada menyuruh memberi makan orang miskin. maka celakalah (azablah) bagi orang-orang yang sembahyang. yang mereka itu lalai dari sembahyang. lagi mereka itu riya. dan enggan memberikan zakat (barang-barang rumah). (Depag RI, 1995: 1108)”.
Ayat
tersebut memberikan petunjuk bagi semua orang agar
mempertahankan keadaan anak yatim, serta mengurus mereka secara patut seperti memberi kasih sayang, perlindungan, membantu memenuhi kebutuhan baik secara fisik, mental maupun sosialnya, Sehingga jiwanya dapat berkembang secara wajar sesuai dengan ajaran agama Islam. Dengan demikian mereka dapat menempatkan dirinya di masa yang akan datang, mereka diharapkan memiliki perkembangan emosi yang kuat, dan menjadi orang berguna bagi nusa dan bangsa serta menjadi teladan bagi masyarakat. Salah satu lembaga yang peduli terhadap anak yatim, di Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal yang didirikan oleh Bapak Muh margono. PAY merupakan panti asuhan yatim, yang memberikan metode pelaksanaan bimbingan agama pada waktu itu, karena pertumbuhan anak-anak di panti asuhan tersebut masih membutuhkan metode pelaksanaan bimbingan agama dan implikasinya bagi perkembangan emosi anak. Maka dari itu, peneliti mencoba memfokuskan metode pelaksanaan bimbingan agama pada anakanak sejak dini menjadi sangat penting, lebih-lebih didalam “Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah”. Bimbingan agama diharapkan dapat menerapkan metode bimbingan agama terhadap perkembangan emosi anak yang ada di panti, yang membedakan dari panti asuhan lainnya yaitu anak PAY
6
Muhammadiyah Weleri Kendal, selain mendapat metode bimbingan agama setiap harinya mereka pun diajari berkarya seperti halnya membuat kantong plastik, menjahit, bela diri dan lebih menariknya setiap minggunya para santri diwajibkan mengikuti pengajian akbar yang diadakan di Kawedanan Kecamatan Weleri Kendal. Sering juga di undang untuk mengaji di luar panti asuhan tersebut, guna memenuhi undangan dari orang yang menginginkan anak panti asuhan tersebut mengaji di tempatnya. Setelah selesai mengaji mereka (anak-anak panti asuhan) mendapatkan pesangon. Untuk itu penulis tertarik
mengadakan
penelitian
dengan
judul
"Metode
Pelaksanaan
Bimbingan Agama Terhadap dan Implikasinya Terhadap Perkembangan Emosi Anak di Panti Asuhan Yatim Weleri Kendal."
1.2. Rumusan Masalah 1.2.1. Bagaimana metode pelaksanaan bimbingan agama di Panti Asuhan Yatim (PAY) di Weleri Kendal ? 1.2.2. Bagaimana implikasinya terhadap perkembangan emosi anak di Panti Asuhan Yatim (PAY) Muhammadiyah Kec. Weleri Kab. Kendal ?
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian 1.3.1.1.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa metode pelaksanaan bimbingan agama yang ada di Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Weleri Kendal.
7
1.3.1.2.Untuk
mengetahui
dan
menganalisa
implikasi
metode
pelaksanaan bimbingan agama terhadap perkembangan emosi anak di Panti Asuhan Yatim (PAY) muhammadiyah Weleri Kendal. 1.3.2. Manfaat Penelitian 1.3.2.1.Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah keilmuan di bidang ilmu dakwah, khususnya bidang bimbingan penyuluhan Islam. 1.3.2.2.Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk panti asuhan yatim yang nantinya dapat memberikan pemahaman bimbingan pada Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah di kec. Weleri Kab. Kendal. Serta
dapat memberikan pemahaman
agama kepada panti asuhan pada umumnya yang ada di sekitarnya.
1.4. Tinjauan Pustaka Penelitian atau kajian yang secara khusus menulis tentang metode pelaksanaan bimbingan agama dan implikasinya terhadap perkembangan emosi anak di Panti Asuhan Yatim di Weleri Kendal belum ditemukan, walaupun demikian terdapat studi atau kajian lain yang telah dilakukan
8
sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini. Kajian atau penelitian tersebut adalah sebagai berikut: Penelitian yang pertama Khoirul Anam, (2003).selanjutnya yang berjudul “Peran bimbingan agama Dalam Mengembangkan Keberagamaan Anak Di Panti Asuhan Al Hikmah, Polaman, Mijen Semarang”. didalamnya mengungkapkan pada dasarnya mengembangkan keberagamaan anak setelah mengikuti bimbingan agama di panti asuhan Al Hikmah Polaman Mijen Semarang. Mengalami perkembangan yang cukup baik (sedang) hal ini dapat dilihat dari hasil angket yang di sebarkan kepada anak dengan hasil mean b (rata-rata) nya adalah 49,04 pada dasarnya mengembangkan keberagamaan anak setelah mengikuti bimbingan agama Di Panti Asuhan Al-Hikmah Polaman Mijen Semarang. Mengalami perkembangan yang cukup baik (sedang) hal ini dapat di lihat dari hasil angket yang di sebarkan kepada anak dan dapat rata-ratanya adalah 55,12. Penelitian yang kedua marfungah (2005) yang berjudul “Pengaruh Intensitas Sholat Lima Waktu Terhadap Motivasi Beragama Anak Di panti Asuhan Yatim Piatu Darul Hadlonah Semarang.” Kajian dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan dan menggambarkan pengaruh intensitas sholat lima waktu terhadap motivasi beragama anak di panti asuhan yatim piatu darul hadlonah semarang. Dua dimensi utama dalam penelitian ini adalah intensitas sholat lima waktu dan motifasi beragama anak. Intensitas sholat 5 waktu difokuskan pada empat aspek, yaitu tata cara pelaksanaan sholat, keaktifan waktu pelaksanaan sholat, penghayatan gerak dan bacaan dalam sholat dan
9
manfaat sholat. Sedangkan motivasi beragama anak terdiri dari dua aspek, yaitu melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada pengaruh positif antara intensitas sholat 5 waktu terhadap motivasi beragama anak, khususnya di Panti Asuhan Yatim Piatu Darul Hadlonah Semarang. Penelitian yang ketiga Mukhlisin (2003) “Peran Bimbingan Islam Dalam Pembentukan Sikap Keberagaman Anak Di Panti Asuhan Yatim Piatu Putri “Siti Khadijah” Kecamatan Pedurungan Semarang (studi analisis bimbingan konseling Islam). Penelitian ini dalam menganalisis menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan sumber data yang ada yaitu wawancara, observasi, dokumentasi, dan perpustakaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih mendalam bimbingan Islam dalam pembentukan sikap keberagaman anak Tinjauan bimbingan konseling, subyek dari penelitian ini adalah para pengasuh panti asuhan yatim piatu putri siti Khadijah” atau pembimbing, sedangkan obyeknya adalah anak asuh panti asuhan yang berjumlah dua puluh anak. Peran bimbingan Islam di panti asuhan ini membawa dampak positif bagi
perkembangan
jiwa
anak
asuhan
dalam
pembentukan
sikap
keberagamaan. Penelitian yang keempat Hamdani (2005) Konsep Emosional Quotient (EQ) Daniel Goleman Dan Aplikasinya Terhadap Pembinaan Mental remaja (Tinjauan BKI). Pergolakan emosi yang terjadi pada remaja tidak dari bermacam pengaruh seperti lingkungan tempat tinggal, keluarga, sekolah dan
10
teman-teman sebaya secara aktivitas-aktivitas yang dilakukannya dalam kehidupan sehari-hari. Masa remaja yang identik dengan lingkungan sosial tempat berinteraksi, membuat mereka dituntut untuk dapat menyesuaikan diri secara efektif. Bila aktifitas-aktifitas yang dijalani disekolah (pada umumnya masa remaja lebih banyak menghabiskan waktunya disekolah) tidak memadai untuk memenuhi tuntutan gejolak energinya, kearah yang tidak positif, misalnya tawuran. Hal ini menunjukkan betapa besar gejolak emosi yang ada dalam diri remaja bila interaksi dalam lingkungan. Berbeda dengan penelitian di atas, dalam penelitian ini penulis berangkat dari sebuah fenomena sosial masyarakat yang kini sedang mengalami kehidupan di era modern dengan perubahan sosial yang cepat, dan komunikasi tanpa batas, dimana kehidupan berorientasi pada materialistik, sekularistik, rasionalistis, dengan kemajuan IPTEK di segala bidang. Kondisi ini ternyata tidak selamanya memberikan kesejahteraan, tetapi justru menjadi abad kecemasan, terutama oleh para anak yatim. Peluang yang diberikan oleh metode bimbingan agama dalam memerikan perkembangan emosi anak, memungkinkan untuk menganalisis metode bimbingan agama dan implikasinya terhadap perkembangan emosi anak Panti Asuhan Yatim Weleri Kendal. Argumen telaah pustaka tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang mendasar antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya.
11
1.5. Kerangka Teoretik 1.5.1. Bimbingan Agama Istilah bimbingan merupakan terjemahan dari bahasa Inggris yaitu: guidance yang berasal dari kata kerja to guide yang berarti menujukan. Pengertian bimbingan adalah menujukan, memberi jalan, atau menuntun orang lain ke arah tujuan yang lebih bermanfaat bagi hidupnya di masa kini dan masa
mendatang (Arifin, 1994: 1)
sedangkan menurut Walgito (1984: 4) mengemukakan bimbingan dapat diartikan sebagai tuntunan, bantuan, atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau perkumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan dalam hidupnya agar supaya individu atau sekumpulan individu dapat mencari kesejahteraan hidupnya. Bimbingan agama dapat diartikan sebagai usaha pemberian bantuan kepada seorang yang mengalami kesulitan, baik lahir maupun batin, yang menyangkut kehidupan, di masa kini dan masa mendatang. Bantuan tersebut berupa pertolongan di bidang mental spiritual, Dengan maksud agar orang yang bersangkutan mampu mengatasi kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri, melalui dorongan dan kekuatan iman, takwa kepada Tuhan yang maha esa, Oleh karena itu, sasaran bimbingan agama adalah membangkitkan daya rohaniah manusia melalui iman, dan ketakwaan kepada Allah SWT. (Arifin, 1994: 2)
12
Guidance is a continuing process throughout the school career of a pupil the development and management of an effective guidance program extend from kindergarten through the twelfth grade to college. (Herman J. Peterr’s and Bruce Shertzers 1974, 14)
1.5.2. Perkembangan Emosi Anak Perkembangan adalah sebagai suatu proses perubahan yang bersifat
progresif
(kemajuan)
dan
menyebabkan
tercapainya
kemampuan dan karakteristik psikis yang baru (Ali, 2005: 11). Emosi adalah setiap keadaan pada diri seseorang yang di sertai warna efektif baik pada tingkat lemah (dangkal) maupun pada tingkat luas (mendalam). Yang di maksud warna efektif ini adalah perasaanperasaan tertentu yang di alami pada saat menghadapi situasi tertentu (Yusuf, 2005: 11). Emosions were described as passions, a word whose latin and gerek origins refer to suffering. Emotions were thought of as states of mind in which the responsibilityfor actions was wrested from ration control (Ani Taylor:1982,191). Jadi perkembangan emosi anak berupa obyek-obyek dan situasi-situasi yang menjadi sumber emosi. Seorang anak yang tidak pernah ditakut-takuti di tempat gelap, tidak akan takut. Warna efektif pada seseorang mempengaruhi pula pandangan orang tersebut terhadap obyek atau situasi di sekelilingnya. Ia dapat suka atau tidak menyukai sesuatu (Netty,2004:101). Dari ali, 2005 : 12 Teori emosi yang dikemukakan oleh Cannon Bard tentang pengaruh fisiologis terhadap emosi menyatakan bahwa situasi menimbulkan rangkaian pada proses syaraf. Yang saling mempengaruhi antara thalamus (pusat penghubung
13
antara bagian bawah otak dengan susunan urat syaraf dan alat keseimbangan atau cerebellum. Dari Ali, 2005 : 12 Menurut teori James dan Lange, emosi itu timbul karena pengaruh perubahan jasmaniah atau kegiatan individu. Misalnya menangis atau karena sedih, tertawa itu karena gembira, lari itu karena takut dan berkelahi itu karena marah. 1.5.3. Metode Pelaksanaan Bimbingan Agama Untuk mengungkapkan segala sesuatu yang menjadi sebab kemunduran maka anak bimbing perlu didekati melalui metode sebagai berikut : 1.5.3.1. Wawancara Yaitu salah satu cara memperoleh fakta-fakta kejiwaan yang dapat dijadikan bahan pemetaan tentang bagaimana sebenarnya hidup pada anak yang kita bina memerlukan bantuan 1.5.3.2. Metode group guidance Metode wawancara ini merupakan cara pemahaman tentang keadaan anak bimbing secara individual (pribadi). 1.5.3.3. Metode non direktif (cara yang tidak mengarah) Yaitu cara lain untuk mengungkapkan segala perasaan yang tertekan sehingga menjadi penghambat kemajuan belajar anak bimbing.
14
1.5.3.4. Metode Psikhoanalitic (penganalisaan jiwa) Yaitu untuk mengungkapkan segala tekanan perasaan yang sudah tidak lagi di sadari 1.5.3.5. Metode Direktif Yaitu mengarah kepada anak bimbing untuk berusaha mengatasi kesulitan (problema yang di hadapi) 1.5.3.6. Metode Sosiometri Yaitu suatu cara yang dipergunakan untuk mengetahui kedudukan anak bimbing dalam hubungan kelompok. (Arifin, 1982 : 43). Dari deskripsi tersebut, terdapat hubungan yang menarik antara metode pelaksanaan bimbingan agama dan perkembangan emosi. Metode pelaksanaan bimbingan agama merupakan salah-satu usaha pemberian bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan baik lahir maupun batin, yang
menyangkut
kehidupan,
dimasa
kini
dan
masa
mendatang. Sedangkan perkembangan emosi merupakan suatu proses perubahan pada diri seseorang yang disertai warna afektif yaitu perasaan tertentu yang dialami pada saat menghadapi situasi. Dari sini dapat difahami bahwa baik bimbingan (bantuan) berupa pertolongan agar orang tersebut mampu mengatasi kesulitan yang ada pada dirinya sendiri.
15
1.6. Metode Penelitian 1.6.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1.6.1.1. Jenis penelitian Penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, yaitu cara atau prosedur memecahkan masalah penelitian dengan memaparkan keadaan obyek yang di teliti sebagaimana adanya, berdasarkan fakta-fakta aktual yang ada di dalam obyek penelitian (Nawawi, 2000 : 67). 1.6.1.2. Pendekatan Penelitian Berkaitan
dengan
judul
yang
diangkat,
maka
diperlukan pendekatan-pendekatan yang diharapkan mampu memberikan pemahaman yang mendalam dan komprehensif, dalam penelitian ini penulis menggunakan
pendekatan
psikologis sebagai paradigma untuk memahami aktivitas dakwah
dengan
pendekatan
bimbingan
agama
dan
relevansinya dalam menangani permasalahan perkembangan emosi anak. Dalam konteks ini, sebagaimana dinyatakan oleh arifin (1994:17) tugas utama dari pendekatan psikologis tersebut adalah mempelajari atau membahas tentang kondisi da'i dan mad'u yang terlibat dalam proses kegiatan dakwah.
16
1.6.2. Definisi Operasional Definisi operasional menjelaskan tentang operasionalisasi variable penelitian dengan indikator variabelnya. Definisi operasional adalah untuk menghindari berbagai macam penafsiran dari judul penelitian. 1.6.2.1.Bimbingan Agama Bimbingan agama yang dimaksudkan dalam skripsi ini adalah segala suatu aktivitas memberikan bimbingan, pelajaran dan pedoman, kepada individu yang meminta bimbingan (klien) dalam hal bagaimana seharusnya seorang klien dapat mengembangkan
potensi
keimanan
keyakinan
dan
akal
pikirannya,
serta
dapat
kejiwaannya, menanggulangi
problematika hidup dan kehidupannya dengan baik dan benar, secara mandiri yang berparadigma kepada al-Qur'an dan asSunnah, dan di operasional kepada anak yatim di panti asuhan (PAY) muhammadiyah weleri kendal. 1.6.3. Sumber Data. Sumber data adalah subyek dari mana data di peroleh (arikunto, 2002 : 107). Data yang di pergunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua sumber yaitu data primer dan data sekunder. 1.6.3.1.Data primer yaitu data yang secara langsung (data pokok) yang berkenaan dengan penelitian ini. Data primer ini penulis dapatkan di lokasi atau obyek penelitian terdiri dari penghuni
17
panti asuhan yatim muhammadiyah Weleri Kendal yaitu pengasuh oleh Bapak Romadhon dan Pengurus oleh Bapak Nawawi, serta anak yatim oleh Anjar. 1.6.3.2.Data sekunder yaitu data yang mendukung baik berasal dari buku maupun dari informasi lain yang relevan dengan penulisan ini, Azwar (1996 :36 ) menyatakan bahwa sumber data sekunder adalah sumber data yang di dapat tidak langsung, yang biasanya berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi, maupun buku-buku yang ditulis orang lain yang berkaitan dengan judul yang penulis teliti. 1.6.4. Metode Pengumpulan Data Ada beberapa metode pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini: 1.6.4.1. Observasi Metode Observasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan, pencatatan secara sistematis fenomena yang diteliti (hadi, 1990: 136). Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang situasi umum Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Weleri Kendal.
18
1.6.4.2. Interview atau Wawancara Metode wawancara ialah metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan pada tujuan penyelidikan (hadi, 2003 : 193). Data yang dimaksud disini adalah tentang masalah yang berkaitan dengan bimbingan penyuluhan di panti asuhan yatim “muhammadiyah “ sebagai obyek penelitiannya. Data diperoleh dengan cara tanya jawab langsung secara lisan dengan
pengurus
panti,
anak
asuh,
dan
pembimbing
(pengasuh). 1.6.4.3. Dokumentasi Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara menghimpun data melalui peninggalan tertulis berupa arsip serta buku tentang pendapat dan sejenisnya, yang berhubungan dengan masalah penelitian (Nawawi, 1993 :133). Dalam konteks penelitian ini penulis mengambil data dari hasil-hasil kegiatan yang ada di panti asuhan muhammadiyah. 1.6.5. Analisis Data Setelah data terkumpul langkah selanjutnya adalah menganalisa data, dalam menganalisa data menggunakan analisis kualitatif deskriptif yaitu bertujuan untuk menggambarkan atau status atau fenomena secara sistematis dan rasional (Arikunto : 245). Penulis menganalisa data ini guna mencari peran bimbingan agama dan
19
implikasinya terhadap perkembangan emosi anak di Panti Asuhan Yatim (PAY) Muhammadiyah Weleri Kendal.
1.7. Sistematika Penulisan Skripsi Dalam penulisan ini penulis bagi dalam enam bab adalah sebagai berikut: BAB I.
Pendahuluan yang meliputi: latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan skripsi, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan skripsi. BAB II.
Kerangka
dasar
pemikiran
teoritik
yang
meliputi
:bimbingan agama perkembangan emosi adanya metode antara bimbingan agama dengan perkembangan emosi anak yatim dan hipotesis. Adapun pembahasannya dibagi menjadi tiga subbab. Dalam subbab pertama, mengenai bimbingan agama yang meliputi: pengertian bimbingan agama, fungsi bimbingan agama, sementara subbab kedua mengenai perkembangan emosi yang meliputi: pengertian perkembangan emosi, faktor perkembangan emosi, karakteristik perkembangan emosi, subbab ketiga mengenai anak yang meliputi: pengertian anak, karakteristik anak, permasalahan anak serta implikasi bimbingan agama Islam terhadap perkembangan emosi. Bab III.
Gambaran umum obyek penelitian yang terbagi dalam dua
subbab. subbab pertama tentang gambaran umum “PAY” Weleri Kendal, yang meliputi: pengertian panti asuhan yatim di Weleri Kendal, sejarah berdirinya, bimbingan agama dan implikasinya terhadap perkembangan emosi anak
20
yatim. Sedangkan pada sub kedua berisi tentang gambaran umum anak yatim PAY di Weleri Kendal. BAB IV. Tentang analisis terhadap metode bimbingan agama dan implikasinya terhadap perkembangan emosi di Panti Asuhan Yatim (PAY) Weleri Kendal, dalam analisis ini akan dikemukakan analisis metode bimbingan agama di Panti Asuhan Weleri Kendal, implikasinya pelaksana bimbingan agama terhadap perkembangan emosi dan analisis terhadap faktor pendukung dan penghambat metode pelaksanaan bimbingan agama dan emosi. BAB V.
Penutup yang merupakan akhir dari isi dalam skripsi ini
yang meliputi: kesimpulan, saran-saran dan kata penutup. Setelah penutup dibagian akhir dicantumkan daftar pustaka, lampiran-lampiran dan biodata.
BAB II
TINJAUAN TENTANG BIMBINGAN AGAMA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERKEMBANGAN EMOSI ANAK DI PANTI ASUHAN YATIM (PAY) MUHAMMADIYAH DI KEC. WELERI KAB. KENDAL
2.1.Bimbingan Agama Sebelum masuk pada ulasan berbagai hal yang bersangkutan dengan bimbingan agama, terlebih dahulu penulis kemukakan tentang pengertian bimbingan penyuluhan dan agama. Bimbingan
adalah
terjemahan
dari
bahasa
inggris,
yaitu
“GUIDANCE’’ Guidance berasal dari kata kerja “to guide” yang berarti menunjukkan, membimbing atau menuntun orang lain menuju ke jalan yang benar. (Arifin, 1997: 18). Secara terminologi pengertian bimbingan banyak para ahli yang memberikan definisi, namun demikian definisi yang diberikan oleh para ahli tentang pengertian bimbingan itu mempunyai titik persamaan pokok, yaitu bahwa bimbingan adalah suatu usaha untuk membantu individu dalam mengadakan penyesuaian diri terhadap lingkungan, baik lingkungan keluarga, sekolah maupun lingkungan masyarakat. Adapun pendapat para ahli mendefinisikan antara lain:
21
22
2.1.1.Pengertian Bimbingan Ada beberapa pengertian bimbingan yang dikemukakan para ahli antara lain: 1. Menurut Priyatno dan Erman Amti Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja maupun dewasa. Agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku (Prayitno, 1999: 99) 2. Menurut Stoops Bimbingan adalah suatu proses yang terus-menerus dalam membantu perkembangan individu untuk mencapai kemampuan secara maksimal dalam mengarahkan manfaat yang besarnya baik bagi dirinya maupun masyarakat (Surya, 1979: 25). 3. Menurut Bimo Walgito Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu- individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan dalam hidupnya agar individu atau sekumpulan individu-individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya (Walgito, 1995: 4).
23
4. Menurut Attia Mahmaud Hana : Bimbingan adalah suatu proses yang teratur bertujuan untuk menolong individu dalam memilih penyelesaian yang cocok terhadap kesukaran yang dihadapinya. 5. Menurut W.S. Winkel : Bimbingan adalah pemberian bantuan kepada seseorang atau sekelompok orang dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana dan dalam mengadakan penyesuaian diri terhadap tuntunan hidup bantuan itu bersifat psikologis dan tidak berupa “pertolongan” finansial, medis dan sebagainya (Hana, 1978: 53). 6. Menurut Mohamad Surya Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus-menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai apa yang dikemukakan diatas. Dapat ditarik kesimpulan mengenai pengertian bimbingan sebagai berikut : Pertama: Bimbingan merupakan suatu proses yang berkelanjutan ini mengandung pengertian bahwa bimbingan itu bukan suatu kegiatan yang dilaksanakan atau dilakukan secara kebetulan melainkan suatu kegiatan yang dilakukan secara sistematis, berencana, berkelanjutan dan terarah kepada suatu tujuan. Kedua: Bimbingan merupakan suatu proses membantu karena sifatnya hanya bantuan maka bimbingan tidak memaksa melainkan membantu /
24
menolong mengarahkan individu kearah suatu tujuan yang sesuai dengan potensi secara maksimal. Ketiga: Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada individu yang memerlukan dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, bimbingan memberikan bantuan kepada setiap individu, baik anak, remaja maupun orang dewasa. Keempat
: bantuan yang diberikan adalah agar individu dapat
mengembangkan dirinya secara maksimal sesuai dengan potensi / kemampuannya (surya, 1988: 12). 2.1.2.Pengertian Agama Agama adalah religi (belanda) religion (inggris) yaitu hubungan antara dengan sesuatu kekuasaan luar lain dan lebih dari apa yang di alami oleh manusia, atau bagian yang dianggap “suci” yang mendatangkan rasa tunduk manusia kepadanya, dan memperlakukan dengan penuh hikmah serta menarik manusia kepadanya (Hantel, 1982: 859). Sedangkan pengertian agama sebagai suatu istilah yang dipakai sehari-hari sebenarnya bisa dilihat dari dua aspek yaitu: 1. Aspek subyektif (pribadi manusia), agama mengandung pengertian tentang tingkah laku yang dapat mengatur dan mengarahkan tingkah laku tersebut kepada pola hubungan antara manusia dengan tuhannya dan pola hubungan masyarakat serta alam sekitarnya.
25
2. Aspek obyektif (doctrines), agama dalam pengertian ini mengandung nilai-nilai ajaran tuhan yang bersifat menuntut manusia ke arah tujuan manusia sesuai dengan kehendak ajaran tersebut. Agama dalam pengertian ini belum masuk ke dalam batin manusia atau belum membudaya dalam tingkah laku manusia. Oleh karena itu secara formal agama dilihat dari aspek obyektif ini dapat diartikan sebagai “peraturan yang bersifat ilahi (dari tuhan) yang menuntun orang berakal budi kearah ikhtiar untuk mencapai kesejahteraan hidup di dunia dan memperoleh kebahagiaan hidup di akhirat. Sedangkan menurut Sidi Ghazalba agama adalah kepercayaan dan hubungan manusia dengan yang maha kuasa, dihayati dengan hakekat yang gaib, hubungan yang mana menyatakan diri dalam bentuk serta sistem kultus dan sikap hidup berdasarkan doktrin tertentu (Rozak, 1989: 60-61). Maka setelah diketahui pengertian baik mengenai bimbingan, maupun agama, selanjutnya akan dijelaskan tentang definisi bimbingan agama yaitu bantuan atau pertolongan kepada orang lain yang mengalami kesulitan-kesulitan rohaniah dalam lingkungan hidupnya, agar mengadakan reaksi agama yang timbul dengan kesadaran yang diharapkan dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Arifin mendefinisikan bimbingan agama sebagai berikut: Bimbingan agama adalah usaha pemberian bantuan kepada orang yang mengalami kesulitan baik lahiriah maupun batiniah yang menyangkut kehidupan dimasa kini dan dimasa mendatang, bantuan tersebut berupa pertolongan di bidang mental dan spiritual,
26
agar orang yang bersangkutan mampu mengatasi dengan kemampuan yang ada dirinya sendiri melalui dorongan dengan kekuatan iman dan taqwanya kepada Allah (Arifin, 1997: 2). Bimbingan agama yang peneliti maksud adalah proses pemberian bantuan atau pertolongan kepada anak panti asuhan Muhammadiyah dalam rangka menghadapi tantangan hidup di masa sekarang maupun mendatang dibekali ilmu pengetahuan dan ketrampilan (skill) dan anak panti asuhan yang mengalami kesulitan-kesulitan rohaniah dalam lingkungan hidupnya, agar mengadakan reaksi agamis yang timbul dengan kesadaran yang diharapkan dapat mencapai kebahagiaan kehidupan di dunia dan akhirat. Oleh karena itu bimbingan agama adalah membangkitkan daya rohaniah manusia melalui iman dan taqwa kepada Allah SWT untuk mengatasinya segala kesulitan hidup yang dialami, jadi iman dan taqwa dibangkitkan sedemikian rupa sehingga menjadi tenaga pendorong terhadap kemampuan dirinya untuk mengatasi segala kesulitan hidup yang diatasi, hingga bangkit kesadaran sebagai pribadi yang harus mengarungi kehidupan nyata dalam masyarakat dan lingkungannya. 2.1.3. Prinsip-Prinsip dan Asas-Asas Bimbingan Agama 2.3.1.1.Prinsip-prinsip bimbingan agama Seperti yang telah disebutkan diatas bimbingan agama merupakan usaha memberikan bantuan kepada seseorang yang sedang
mengalami
kesulitan
lahir
dan
batin
dengan
menggunakan pendekatan ajaran agama yaitu ajaran agama
27
Islam. Dengan pengertian ini maka pembimbingan penyuluhan yang dilakukan, haruslah sesuai dengan prinsip-prinsip yang dimaksud adalah: Menurut Bimo Walgito prinsip-prinsip bimbingan agama meliputi: 1. Bimbingan dimaksudkan untuk anak-anak dewasa dan orangorang yang sudah ada. 2. Usaha-usaha bimbingan dalam prinsipnya harus menyeluruh ke semua orang karena semua orang tentu mempunyai masalah yang butuh pertolongan. 3. Supaya bimbingan dapat berhasil baik, dibutuhkan lah pengertian yang mendalam mengenai orang yang dibimbing maka perlu diadakan evaluasi (penilaian) dan penyelidikanpenyelidikan individual. 4. Fungsi dari bimbingan adalah menolong orang supaya berani dan
bertanggung
jawab
sendiri
dalam
menghadapi
kesukarannya, sehingga hasilnya dapat berupa kemajuan dari keseluruhan pribadi orang yang bersangkutan (Walgito, 1995: 21-22). Sedangkan menurut Arifin prinsip-prinsip bimbingan agama meliputi 1. Setiap individu adalah mahluk yang dinamis dengan kelalaian-kelalaian kepribadian yang bersikap individual serta
28
masing-masing
mempunyai
kemungkinan-kemungkinan
berkembang dan menyesuaikan diri dengan situasi sekitar. 2. Suatu kepribadian yang bersifat individual tersebut terbentuk dari dua faktor pengaruh yakni pengaruh dari dalam yang berupa bakat dan ciri-ciri keturunan baik jasmani maupun rohaniah,
dan
faktor
pengaruh
yang
diperoleh
dari
lingkungan baik lingkungan mas sekarang maupun mas lampau. 3. Setiap individu adalah organisasi yang berkembang dan tumbuh dai adalah dalam keadaan yang senantiasa berubah, perkembangannya dapat dibimbing ke arah hidupnya menguntungkan bagi dirinya sendiri dan masyarakat sekitar. 4. Setiap individu dapat memperoleh keuntungan dengan pemberian bantuan dalam hal melakukan pilihan-pilihan dalam hal yang memajukan kemampuan menyesuaikan diri setia dalam mengarahkan kedalam kehidupan yang sukses. 5. Setiap individu diberikan hak yang sama serta kesempatan yang sama dalam mengembangkan pribadinya masingmasing tanpa memandang perbedaan suku, bangsa, agama, idiologi dan sebagainya (Arifin, 1997: 31-32). Disamping itu Muhammad Hatta yang memberikan prinsip layanan bimbingan agama yang meliputi:
29
1. Bimbingan konseling dilakukan secara sistematis dan berhubungan dengan perkembangan individu 2. Bimbingan berorientasi kepada bentuk kerja sama, bukan bentuk paksaan 3. Bimbingan konseling didasarkan pada penghargaan atas harkat dan martabat dan nilai individu 4. Setiap individu harus diberi hak dan kesempatan yang sama dalam mengembangkan pribadinya masing-masing tanpa membedakan suku, bangsa dan lainnya 5. Dalam memberikan bantuan pembimbing mengusahakan agar dapat berdiri sendiri dan semakin mampu mengatasi masalah hidupnya. 6. Harus didasari bahwa setiap individu memiliki fitrah beragama yang dapat berkembang dengan baik bila diberi kesempatan dengan bimbingan yang baik (Hatta, 1995: 115). Dari beberapa prinsip diatas diharapkan dapat membantu seseorang
konselor
dalam
melaksanakan
tugasnya
dan
membimbing konseling sehingga dapat selesai dengan sistematis apa yang dilaksanakan. 2.3.1.2.Asas-asas bimbingan agama 1. Asas fitrah, artinya pada dasarnya manusia sejak lahir telah dilengkapi dengan segenap potensi, sehingga diupayakan pengembalian potensi dimaksud. Selain itu fitrah juga
30
manusia membawa naluri agama Islam yang meng-Esakan Allah, sehingga bimbingan agama harus senantiasa mengajak kembali manusia memahami dan menghayatinya. 2. Asas kebahagiaan dunia dan akhirat, bimbingan agama membentuk individu memahami dan memahami tujuan hidup manusia yaitu mengabdi kepada Allah SWT. Dalam ranka mencapai tujuan akhir sebagai manusia yaitu mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. 3. Asas mau’idah hasanah, bimbingan agama dilakukan dengan sebaik-baiknya
dengan
menggunakan
segala
sumber
pendukung secara efektif dan efisien, karena dengan hanya penyampaian hikmah yang baik sajalah, maka hikmah itu akan tertanam pada individu yang dibimbing (Wakaf, 1990: 406). 2.1.4.Fungsi dan Tujuan bimbingan agama Sesuai dengan bimbingan agama da atas maka fungsi dan tujuan bimbingan agama adalah: 2.1.4.1.Fungsi bimbingan agama 1. Dapat memberikan petunjuk arah yang benar, dalam hal ini Allah berfirman dalam Al-Qur'an surat Asyu’ara ayat 52
☺ Artinya: Dan Sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (Depag, 1989: 791).
31
Dari ayat di atas dapat diambil pengertian bahwa dengan bimbingan agama, dapat memberikan bantuan kepada masyarakat
yaitu
dengan
memberikan
pengertian,
pengetahuan dan nasehat kepada orang yang benar agar masyarakat dapat melakukan perbuatan yang didasari dengan ajaran agama. 2. Untuk pembinaan moral, mental, dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa (Depag, 1989: 447). 3. Untuk membantu meringankan beban moral/ kerohanian yang mungkin jiwanya akibat dari kondisi dan situasi sekitar, baik dengan kehidupan masa sekarang maupun masa datang (Arifin, 1997: 18). 4. Sebagai,
penolong,
pembantu
dan
pengabdi
kepada
masyarakat yang berada pada dalam kegelapan untuk ditarik keluar dari kegelapan tersebut kedalam kehidupan yang terang benderang (Arifin, 1997: 22). 5. Menjadi penunjang, pengarah (direktif) bagi pelaksanaan program pemerintah dalam mencapai sukses pembangunan di segala bidang, sehingga pelaksanaan menyimpang dapat terhindari (Arifin. 1997: 22)
32
2.1.4.2.Tujuan Bimbingan Agama Tujuan bimbingan agama menurut Arifin. M.E.D, dibagi menjadi dua yaitu umum dan khusus. Tujuan umum bimbingan
agama
mewujudkan
dirinya
adalah
untuk
menjadi
membantu
manusia
individu
seutuhnya
agar
mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat (Arifin, 1997: 7). Sedangkan tujuan khusus dari bimbingan agama antara lain: 1. Membantu individu agar tidak menghadapi masalah 2. Membantu individu dalam menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi 3. Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi yang baik agar tetap baik dan menjadi lebih baik. Sehingga tidak menjadi sumber masalah bagi dirinya maupun orang lain (Arifin, 1997: 8). 2.1.4.3.Unsur-unsur bimbingan agama Untuk
melaksanakan
bimbingan
tentunya
harus
mengerti unsur-unsurnya terlebih dahulu. Adapun unsur-unsur tersebut meliputi 1. Konselor Konselor
adalah
seseorang
yang
mempunyai
kemampuan dalam menangani masalah, baik masalah itu
33
diakibatkan dari lingkungan (lahir) maupun dari dirinya sendiri (batin). Pengertian di atas dalam hl ini bukan berarti setiap orang bisa menjadi konselor, sebab konselor di sini masih ada syarat yang harus dipenuhi. Adapun syarat-syarat tersebut antara lain (Musnawar, 1992: 42-43). 2. Kemampuan profesional. Pembimbing sudah barang tentu harus orang yang memiliki
kemampuan
keahlian
atau
kemampuan
profesional di bidang tertentu. Keahlian di bidang bimbingan merupakan syarat mutlak, sebab apabila yang bersangkutan
tidak
menguasai
dibidangnya,
maka
bimbingan tidak akan mencapai sasarannya, sesuai sabda nabi:
( )ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﻠﺭﻯ.ﺍﺫﺍ ﻭﺴل ﺍﻻﻤﺭ ﺍﻟﻰ ﻏﻴﺭ ﺍﷲ ﻓﺎﻨﺘﻁﺭ ﺍﻟﺴﺎﻋﺔ Artinya: Apabila suatu perkara dipimpin (dipegang) oleh orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya. (HR Bukhori). 3. Sifat kepribadian yang baik (akhlaqul karimah). Sifat kepribadian yang baik (akhlaqul karimah), dari seorang
pembimbing
keberhasilan bimbingan
diperlukan
untuk
menunjang
34
4. Kemampuan kemasyarakatan (ukhuwah Islamiah) Pembimbing
harus
memiliki
kemampuan
melakukan hubungan kemanusiaan atau hubungan sosial, ukhuwah Islamiyah yang tinggi. Kemampuan itu untuk mengetahui keadaan orang di sekitarnya. 5. Ketaqwaan kepada tuhan (Allah) Ketaqwaan merupakan syarat dari segala syarat yang harus dipenuhi atau dimiliki seorang pembimbing, sebab ketaqwaan merupakan sifat paling baik. Dalam bimbingan agama diperlukan dengan pendekatan atau metode yang sesuai dengan kondisi obyek bimbingan tersebut. Hal ini menjadi penting karena bimbingan akan menjadi sia-sia apabila dilakukan tidak sesuai dengan kondisi yang ada pada diri klien. Ada beberapa, metode yang digunakan dalam metode bimbingan agama yang sasarannya adalah mereka yang berada dalam kesulitan spiritual yang disebabkan oleh faktor-faktor kejiwaan dan dalam dirinya sendiri dalam tekanan batin, gangguan perasaan dan tidak mampu berkonsentrasi maupun faktor lain yang berasal dari luar dirinya, seperti pengaruh lingkungan hidup yang menggoncang perasaan (seperti ditinggalkan orang yang dicintainya) dan penyebab lain, banyak
menimbulkan
hambatan
batin
anak.
Untuk
35
mengungkapkan segala sesuatu yang menjadi sebab munculnya kesulitan
mental,
spiritual,
atau
sebab
yang
banyak
menimbulkan tekanan batin, maka dalam upaya mengadakan bimbingan agama menurut pendapat Arifin. M.Ed, dapat menggunakan metode-metode sebagai berikut: 1) Metode Interview (wawancara) Adalah suatu cara memperoleh fakta-fakta kejiwaan yang dapat dijadikan pemetaan, dibimbing pada saat tertentu yang memerlukan bantuan. Wawancara di sini sebagai salah satu metode untuk memperoleh informasi tentang sesuatu yang dihadapi klien serta dalam rangka pendekatan personal agar lebih akrab dan lebih fair. Dalam pelaksanaannya anak akan diberi pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi. 2) Metode group girence (kelompok) Dengan menggunakan kelompok pembimbing atau penyuluh akan mengembangkan sikap sosial, sikap memahami peranan anak bimbing dalam kelompok itu akan mendapatkan pandangan baru tentang dirinya dari orang lain. Dalam metode ini dapat timbul kemungkinan diberikannya group therapy yang fokusnya berbeda dengan individu konseling. Kelompok di sini tentunya untuk memperindah dalam penyampaian materi, mengkoordinasi
36
dan untuk efisiensi waktu. Dalam pelaksanaannya, klien akan di kelompok-kelompokkan sesuai berat ringannya permasalahan. 3) Metode yang dipusatkan pada keadaan klien (clientcentered method) Hal
ini
sering
disebut
non
direktif
(tidak
mengarahkan). Dalam metode ini dapat dasar pandangan bahwa klien sebagai makhluk yang bulat yang mempunyai kemampuan berkembang sendiri. Metode ini cocok dipergunakan untuk konselir agama. Karena akan lebih memahami keadaan. Klien yang biasa bersumber dari perasaan yang banyak menimbulkan perasaan cemas, konflik kejiwaan dan gangguan jiwa lainnya. Metode ini banyak dalam pendekatan perorangan dan menyesuaikan keadaan diri klien. 4) Directive counseling Merupakan
bentukan psikoterapi yang paling
sederhana, karena konselor secara langsung memberikan jawaban-jawaban terhadap problem yang oleh klien disadari menjadi sumber kecemasannya. Metode ini tidak hanya digunakan oleh konselor melainkan juga oleh para guru, dokter sosial walker dan sebagainya dalam rangka usaha mencapai informasi tentang keadaan diri klien.
37
Pelaksanaan metode ini adalah dengan menggunakan pertanyaan dan konselor langsung menanggung setiap pelaksanaannya. 5) Metode pencerahan (executive metode) Metode ini hampir sama dengan metode client centered hanya perbedaannya hanya dalam mengorek sumber perasaan yang dirasa menjadi beban tekanan batin klien serta mengaktifkan kekuatan atau kejiwaan klien (potensi dinamis). Dengan melalui pengertian tentang realitas situasi yang dialami olehnya. Metode ini dikenal oleh. Suwand Willner yang menggambarkan konseling agama sebagai “training the loner”. Yakni konseling perlu membelokkan sudut pandang klien yang dirasakan sebagai problem hidupnya kepada sumber kekuatan konflik batin, mencerahkan konflik tersebut seta memberikan “insight” ke arah pengertian mengapa ia merasakan konflik batin (Arifin, 1997: 52-55). dalam hal ini konselor memberikan pandangan-pandangan baru tentang arti kehidupan yang sebenarnya
dan
mengarahkan
untuk
melupakan
permasalahan yang dihadapi dengan memberikan perhatian klien pada kewajiban yang harus dilakukan dalam hidupnya.
38
2.1.4.4.Materi bimbingan agama Dalam pelaksanaan bimbingan agama bertujuan untuk memberikan bantuan seseorang yang sedang kesulitan lahir dengan menggunakan pendekatan ajaran Islam. Kesulitankesulitan
tersebut
diantaranya
berupa
kesulitan
dalam
memahami mengamalkan ajaran Islam (Musnawar, 1992: 142143). Dengan demikian materi bimbingan agama haruslah disesuaikan dengan kebutuhan terbimbing yang tentu saja didasarkan ajaran Islam itu sendiri. 1. Kesulitan dalam memahami ajaran agama Islam. Kesulitan memahami ajaran-ajaran agama Islam sama artinya dengan kesulitan memahami sumber-sumber ajaran Islam, yakni Al-Qur'an dan sunnah rasul. Kedua sumber tersebut sumber ajaran yang saling terkait hingga yang satu dengan yang lainnya saling melengkapi. Sumber ajaran Islam adalah al-Qur'an. Al-Qur'an bukanlah hasil renungan manusia, melainkan firman Allah yang maha pandai dan maha bijaksana. Oleh sebab itu setiap muslim berkeyakinan bahwa ajaran kebenaran terkandung dalam kitabullah al-Qur'an yang tidak dapat tertandingi oleh pikiran manusia.
39
Al-Qur'an itu tiada lain adalah peringatan bagi seluruh manusia (bangsa). Al-Qur'an dalam bahasa arab mempunyai daya tarik dan keindahan yang deduktif didapatkan dalam bahasa yang singkat, cemerlang, kalimat pendek, berisi, berirama seiring, bertenaga ekspresi, berenergi eksplosif, dan bermakna kata demi kata (Syafi'i, 1994: 4). Oleh karena itu bimbingan agama Islam haruslah memasukkan ajaran-ajaran yang ada di dalamnya. Sebagai pedoman kedua sesudah al-Qur'an adalah hadits Rasulullah SAW, yang meliputi perkataan dan perbuatan beliau. Hadits nabi jaga dipandang juga sebagai penjelasan dari al-Qur'an dalam
masalah-masalah yang
dalam al-Qur'an tersirat pokoknya saja. Sabda Rasulallah SAW.
ﺍﳕﺎ ﺑﻌﺜﺖ ﻻﲤﻢ ﻣﻜﺎﺭﻡ ﺍﻻﺧﻼﻕ Artinya: Bahwasanya aku (Muhammad) diutus untuk menyempurnakan akhlak. (H.R Baihaqi). Sesungguhnya kehadiran nabi muhammad SAW di dunia adalah diutus oleh Allah SWT, untuk memperbaiki dan menyempurnakan akhlak manusia. Telah jelas bahwa al-Qur'an dan sunnah rasul adalah pedoman yang menjadi asas orang muslim, maka teranglah keduanya merupakan sumber moral dalam Islam. Firman
40
Allah dan sunnah Rasul-Nya adalah ajaran yang paling mulia dari segala ajaran
manapun hasil renungan dan
ciptaan manusia, sampai telah menjadi keyakinan bahwa akal dan naluri manusia harus tunduk menghadapi dan mengikuti petunjuk dan pengarahan nya. Dari pedoman itulah maka akan dapat diambil berbagai pokok hal yang berkaitan
dengan
upaya
mengatasi
segala
masalah
kehidupan manusia termasuk di dalam kehidupan anak. Di
dalam
al-Qur'an
maupun
hadits
banyak
disebutkan aturan hidup dan kehidupan manusia, jika manusia mau mengikuti maka tidak akan tersesat, dalam arti akan memperoleh kebahagiaan di dunia maupun di akhirat yang menjadi tujuan ahlais Islam (Yusuf, 1996: 58). 2. Kesulitan dalam mengamalkan ajaran agama Islam. Selain materi al-Qur'an dan al sunnah yang perlu disampaikan dalam bimbingan agama adalah program untuk mengatasi kesulitan mengamalkan ajaran Islam yang meliputi keimanan (aqidah), keIslaman (syari’ah), dan budi pekerti (akhlakul karimah). Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan satu bersatu sebagai berikut:
41
a. Keimanan (aqidah). Iman adalah ucapan hati dan lisan yang disertai perbuatan diiringi dengan ketulusan niat dan dilandasi dengan berpegang pada sunnah Rasulallah SAW (AtTamini, 1996: 24). Iman atau aqidah adalah suatu yang diyakini secara bulat tidak diikuti keragu-raguan sedikitpun. Keyakinan ini dapat menimbulkan sifat jiwa yang tercermin dalam perkataan maupun perbuatan. Hal ini bertumpu pad kepercayaan dan keyakinan yang sungguh-sungguh akan ke esaan Allah. Keimanan itu hendaknya ditanamkan sejak dini kepada anak, supaya menjadi dasar untuk melaksanakan ajaran agama. Iman pada hakekatnya adalah kombinasi antara aqidah, fikiran dan ibadah yang mengarahkan hati untuk mengerjakan kebaikan yang memberikan kemaslahatan bagi individu maupun masyarakat. Kepercayaan pokok dalam iman adalah kalimat lailaha illallah. Artinya tiada tuhan selain Allah. Aqidah haruslah menjadi kepercayaan mutlak dan bulat, artinya keyakinan yang mutlak kepada Allah. Pokok aqidah adalah Allah SWT. Sebab dengan percaya kepada itu dengan sendirinya akan percaya pada malaikat nya, rasul-rasulnya, kitab-kitabnya, hari kemudian dan
42
ketentuan takdir nya. Unsur-unsur iman tersebut diistilahkan dengan arkanul iman (Razak, 1989: 122). Pengakuan
kepada
keyakinan
pokok
ini
dipastikan mengucapkan dua kalimat syahadat sebagai rukun Islam yang pertama. Syahadat merupakan pengakuan dalam agama Islam kepada ke esaan dan kerasulan nabi muhammad SAW. Kepercayaan kepada SWT secara murni akan memperbaiki sikap muslim pada kholiknya. Sebagai mana firman nya:
☺
Artinya: Katakanlah (wahai muhammad) Dialah yang maha esa, adalah tuhan bergantung segala sesuatu kepadanya, Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan (Depag, 1989: 188). Penghambaan
manusia
kepada
akan
membebaskan dirinya dari perbudakan lain selain kepadanya. Dengan kebesaran , maka seorang mu’min akan menghamba kepada
semata, karena dengan
kesadaran menghamba kepada-Nya akan membentengi dirinya agar tidak terjerumus ke lembah nista.
43
Dengan demikian aqidah yang ditanamkan sejak kecil pada anak akan menjadi bagian dari umur kepribadian. Sehingga dapat menjadi pengendali dalam menghadapi segala keinginan dan dorongan yang timbul, karena keyakinan terhadap agama telah menjadi bagian dari kepribadiannya itu, akan mengatur sikap dan tingkah lakunya. Seseorang secara otomatis sari dalamnya akan melakukan sesuatu kebaikan sematamata hanya mencari ridha
SWT dan tidak akan
melakukan sesuatu kejelekan
karena takut diketahui
orang lain, karena dia malu kepada (Daradjat, 1969: 57). Sehingga dia menjadi orang yang bertaqwa. Materi ini disampaikan melalui ceramah dan pengajian kitab, yang bertujuan untuk menanamkan keyakinan yang kuat pada diri anak sehingga rasa taqwanya tumbuh dalam jiwanya, dalam artian anak dengan sadar melaksanakan perintah
dan meninggalkan larangan
nya. b. Keislaman (syari’ah) Syariat merupakan hukum yang telah ditetapkan oleh SWT. Bagi hambanya agar mereka mengimani, mengamalkan, dan berbuat baik dalam hidupnya.
44
Sebagaimana firman dalam surat Al-jatsiyah ayat :18 yang berbunyi.
☺ Artinya: Kemudian kami jadikan kamu yang berada diatas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama) itu, maka ikuti syariat itu janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui (Depag, 1989: 817). Jadi menurut penulis syariat merupakan aturanaturan yang telah ditetapkan oleh SWT. Baik berupa ibadah khusus maupun umum, yang bermanfaat untuk manusia secara individual maupun sosial baik untuk dunia maupun akhirat. Menurut syariat ibadah amal mengerjakan setiap perkara yang disyariatkan oleh
dan mengikuti
apa
yang diserukan oleh rasulnya, meliputi segala perintah dan larangannya, yang dihalalkan dan diharamkan inilah perkara yang mendekati unsur taat dan tunduk kepada (Qardawi, 1991: 36).
45
Apabila diperhatikan dari definisi diatas maka dalam beribadah tergantung kepada pokok-pokok : 1) Adanya suatu perbuatan. 2) Dilakukan oleh orang muslim. 3) Maksud dari perbuatan itu mendekatkan diri kepada SWT. 4) Wujud dari iman seseorang. Pokok-pokok ibadah yang diwajibkan ialah sholat lima waktu, zakat, puasa di bulan Ramadhan, haji dan disusul dengan ibadah bersuci (thaharah) yang merupakan kewajiban yang menyertai pokok ibadah itu (Razak, 1989: 177). Sholat Sholat mengisyaratkan bahwa di dalamnya terkandung adanya hubungan antara hamba dengan khaliknya. Dalam sholat manusia terdiri dengan khusuk’ dan tunduk kepada, pecinta seluruh alam semesta ini. Dengan tubuhnya yang kecil manusia berdiri dihadapan akan memberikannya suatu tenaga rohani yang menimbulkan dalam diri perasaan yang tenang, jiwa yang damai dan kalbu yang tentram. Sebab sholat yang dilakukan dengan penuh kekhusukan akan mengantarkan dirinya kepada kenikmatan kerohanian
46
dan terbebas dari segala problematika kehidupan (Najati, 1995: 308).
47
Puasa Puasa adalah suatu unsur agama Islam yang suci. Setiap orang yang sudah baligh wajib berpuasa selama bulan Ramadhan, yakni menahan diri demi mematuhi perintah dari segala sesuatu yang akan membatalkan puasa sejak adzan subuh (imsak) hingga magrib (Thabathaha'i, 1992: 219). Maka perintah menjalankan puasa tiada lain merupkan latihan pengendalian diri agar memiliki jiwa yang sehat serta meningkatkan ketaqwaan kepada SWT. Agar terhindar dari melakukan perbuatan yang sia-sia dan melanggar etika, moral maupun hukum (Hawari, tt: 252). Zakat Zakat yang diwajibkan atas kaum muslimin dengan mengeluarkan sejumlah tertentu dari hartanya tiap tahun untuk dinafkahkan pada kaum fakir dan miskin. Tidak lain merupakan latihan bagi seorang muslim untuk peduli terhadap sesamanya. Sekaligus wujud partisipasi dengan kaum miskin. Lebih dari itu dengan mengeluarkan zakat akan memberikan pelajaran bagi kaum muslim untuk mencintai orang lain, jauh dari
48
sifat egois, serta sift kekikiran dan ketamakan (Najati, 1999: 318). Haji Ibadah haji merupakan hukum Islam yang kelima. Ibadah haji di isyaratkan bagi mereka yang mampu baik harta maupun psikis. Haji juga mempunyai berbagai manfaat psikis yang besar. Hal ini di sebabkan keuntungan seorang muslim ke masjid Rasul SAW di makkah Al-makromah dan masjid rasul di madinah AlMunawaroh. Tempat turunnya wahyu dan berbagai tempat medan pertempuran Islam, dimana melawan kebatilan. Akan membekali dirinya suatu ketenangan rohaniah yang dapat menghancurkan segala bentuk problematika kehidupan dan memberikannya perasan damai, tentram dan bahagia (Najati, 1999: 319). Thaharoh Islam membantu dan bahkan ada saatnya mewajibkan untuk melakukan bersuci. Bersuci itu adalah termasuk ibadah pokok yang diwajibkan sebagaimana halnya ibadah-ibadah pokok yang lain. Maksud bersuci ialah membersihkan diri dari segala najis
dan
kotoran
sehingga
seorang
muslim
diperbolehkan untuk melakukan ibadah terutama shalat.
49
Hal ini adalah suatu upaya menyadarkan tentang cara hidup yang benar dan membatasi setiap langkah dan perbuatannya. c. Masalah budi pekerti (akhlakul karimah) Masalah budi-pekerti sama artinya dengan etika, secara etimologi (asal kata), etika berasal dari bahasa latin “ethicus” dan dalam bahasa yunani disebut “ethicos” atau “ethus” yang berarti ke perasaan. Manusia mempunyai naluri untuk selalu hidup dengan orang lain, dan dalam hidup bersama itu akan menimbulkan reaksi hubungan timbal-balik yang saling mempengaruhi. Antara manusia satu dengan yang lainnya saling membutuhkan,
tanpa
memandang
status
dan
kedudukan. Interaksi antara yang satu dengan yang lain. Itu dapat dimenistrasikan dalam bentuk tolongmenolong, saling mengasihi, saling menghormati dan lain sebagainya. Akhlaq dalam kehidupan manusia menempati yang penting, baik sebagai individu maupun sebagai anggota
masyarakat.
Kejayaan
seseorang
atau
masyarakat dan bangsa disebabkan akhlaq yang baik pula dan jatuhnya nasib seseorang, masyarakat dan
50
bangsa adalah karena kehilangan akhlaq yang baik atau jatuh akhlaknya. Akhlaq dalam hal ini untuk memberikan pengetahuan berkomunikasi
dan
berinteraksi
yang
baik
dan dalam
tata
cara
lingkungan
masyarakatnya.
2.2.Tinjauan Tentang Perkembangan Emosi Anak 2.2.1.Pengertian Perkembangan 1. Menurut Muhamad Perkembangan sebagai suatu proses perubahan yang bersifat progresif dan menyebabkan tercapainya kemampuan karakteristik psikis yang baru (Ali, 2005: 11). 2. Menurut Monks Perkembangan menunjuk pada suatu proses kearah yang lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat di ulang kembali, perkembangan menunjuk kepada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat di putar kembali (Monks, 1998: 1) 3. Menurut Desmita Perkembangan adalah perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam morganisme dari lahir sampai mati (Desmita, 2005: 1)
51
4. Menurut Syamsu Perkembangan dapat di artikan sebagai “perubahan” progresif dan kontinyu (berkesinambungan) dalam diri individu dari mulai lahir sampai mati 5. Menurut Reni Akbar Perkembangan menunjuk pada keseluruhan proses perubahan dari potensi yang di miliki individu dan tampil dalam kualitas kemampuan,
sifat
dan
cirri-ciri
yang
baru.
Dalam
istilah
perkembangan juga tercakup konsep usia yang diawali dari saat pembuahan dan berakhir dengan kematian. Kesimpulan dari beberapa definisi diatas bahwa perkembangan tidak terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin membesar, melainkan di dalamnya juga terkandung serangkaian perubahan yang berlangsung secara terus menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu ke tahap kematangan melalui pertumbuhan, pematangan dan belajar. 2.2.2. Pengertian Emosi 1. Menurut Caplin Emosi adalah reaksi kompleks yang mengkaitkan satu tingkat tinggi kegiatan dan perubahan-perubahan secara mendalam, serta dibarengi perasaan yang kuat, atau disertai keadaan afektif.
52
2. Menurut Robinson Emosi sebagai perasaan atau afeksi yang melibatkan kombinasi antara gejolak fisiologis (seperti denyut jantung yang cepat) dan perilaku yang tampak (seperti senyuman / ringisan) 3. Menurut Sundari Emosi merupakan bagian dari perasaan dalam arti luas emosi tampak karena rasa yang bergejolak sehingga yang bersangkutan mengalami perubahan. (Sundari, 2005: 33) 4. Menurut Daniel Goleman Emosi sebagai setiap keadaan kegiatan / pergolakan pikiran, perasaan nafsu, setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap (Ali, 2005: 63) 5. Menurut Sarlito Wirawan Emosi merupakan setiap keadaan pada diri seseorang yang disertai karena afektif baik pada tingkat lemah (dangkal) maupun pada tingkat yang luas (mendalam) (Yusuf, 2000: 115). Jadi emosi adalah setiap pergolakan pikiran, perasaan dan nafsu atau setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap. 2.2.3.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi 1. Faktor Pematangan Perkembangan intelektual menghasilkan kemampuan untuk memahami
makna
yang
sebelumnya
tidak
dimengerti,
memperhatikan satu rangsangan dalam jangka waktu yang lebih
53
lama, dan memutuskan ketegangan emosi pada satu obyek. Demikian pula, kemampuan mengingat dan menduga mempengaruhi reaksi emosional. Dengan demikian, anak menjadi aktif terhadap rangsangan yang tadinya tak mempengaruhi mereka pada usia lebih muda 2. Peran belajar Perkembangan anak harus siap untuk belajar sebelum tiba saatnya masa belajar. Sebagai contoh, bagi yang baru lahir tidak mampu mengekspresikan kemarahan kecuali dengan menangis. Dengan adanya pematangan sistem syaraf dan otak, anak-anak mengembangkan potensi untuk berbagai macam reaksi potensial mana yang akan mereka gunakan untuk menyatakan kemarahan. Faktor
pematangan
dan
faktor
belajar
keduanya
mempengaruhi perkembangan emosi. Tetapi faktor-faktor belajar lebih penting, karena belajar merupakan faktor yang lebih dapat dikendalikan. (Elizabeth, 1978: 213) 2.2.4. Macam-macam Perkembangan Emosi Anak 1. Sedih Sedih adalah keadaan disebabkan rasa kehilangan atau kekosongan terhadap situasi atau hal-hal yang di hadapi orang, biasanya dibarengi ekspresi menarik diri atau mengurung diri dalam kamar, konsentrasi kurang hingga menjadi lamban sehingga tidak berdaya.
54
2. Bahagia Bahagia merupakan rasa positif[ terhadap sesuatu situasi atau obyek yang dihadapi. Apa yang di hadapi dapat menimbulkan semangat, gairah, menambah keberhasilan, memberi ketenteraman atau ketenangan. 3. Takut Takut terjadi karena yang bersangkutan merasa lebih lemah, tidak berani melawan terhadap sesuatu secara kongkrit mengancam. Misalnya menghadapi banjir, binatang buas. 4. Marah Marah merupakan reaksi terhadap sesuatu hambatan yang menyebabkan gagalnya suatu usaha atau perbuatan. Biasanya bersamaan dengan berbagai ekspresi perilaku. 5. Cemburu cemburu adalah reaksi normal terhadap kehilangan kasih sayang yang nyata, dibayangkan, atau ancaman kehilangan kasih sayang. Rasa cemburu timbul dari kemarahan yang menimbulkan sikap jengkel yang ditunjukan kepada orang lain. 6. Duka cita duka cita adalah trauma psikis, suatu kesengsaraan emosional yang disebabkan oleh hilangnya sesuatu yang dicintai.
55
7. Kasih sayang Kasih sayang adalah reaksi emosional terhadap seseorang, binatang, atau benda. Anak-anak cendrung paling suka kepada anakanak ang bersikap ramah-ramah. 2.2.5.Pengertian Anak Adapun yang dimaksud anak dalam penelitian ini adalah semua orang yang berusia di bawah 18 tahun (Tunggal, 2003: 9). Menurut monks (1985: 91) anak umur 9-18 tahun merupakan masa perkembangan dan masa peralihan atau masa persiapan menuju kedewasaan, dalam perkembangan yang di lewati anak, diperlukan bimbingan terhadap perkembangan emosi anak karena tentunya banyak sekali pengaruhpengaruh negatif yang diserap dan tidak terkontrol oleh anak. Emosi dominan menimbulkan pengaruh yang kuat terhadap perilaku seseorang, anak tidak lahir dengan dominasi emosi yang menyenangkan atau emosi yang tidak menyenangkan akan tetapi, emosi mempunyai kekuatan dominan dalam kehidupan terutama bergantung pada lingkungan tempat mereka tumbuh, hubungan mereka dengan orang-orang yang berarti bagi kehidupan mereka dan bimbingan yang mereka terima dalam mengendalikan emosi. Kondisi yang mempengaruhi emosi dominan -
Kondisi kesehatan: Kesehatan yang baik mendorong emosi yang menyenangkan
56
-
Suasana rumah: Jika anak-anak tumbuh dalam lingkungan rumah yang berisi kebahagiaan tidak dengan pertengkaran maka anak akan menjadi bahagia
-
Cara mendidik anak: Yang bersifat demokratis dan permisif akan menimbulkan suasana rumah yang lebih santai (relax)
-
Hubungan dengan teman sebaya: Jika anak diterima dengan baik oleh sekelompok teman sebaya maka emosi yang menyenangkan akan menjadi dominan
-
Bimbingan: Bimbingan dengan titik berat penanaman pengertian bahwa mengalami frustasi diperlukan sekali-kali dapat mencegah kemarahan dan kebencian menjadi emosi yang dominan (Elisabet, 1978: 232).
BAB III METODE PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERKEMBANGAN EMOSI ANAK DI PANTI ASUHAN YATIM "MUHAMMADIYAH"KEC. WELERI KAB. KENDAL
3.1. Gambaran Umum Panti Asuhan Yatim (PAY) "Muhammadiyah" 3.1.1. Letak Geografis Panti Asuhan Panti Asuhan Yatim "Muhammadiyah" berada tidak jauh dari kota, tepatnya berada di Jl Utama Tengah 221 telp (0294) 644229 Weleri Kendal kode pos 51355 (dokumen : Muhammadiyah). Sehingga keadaan dan suasananya tampak tenang, Oleh karena itu tempat tersebut tepat sekali untuk suasana pengasuhan dan pemeliharaan bagi anak yatim dan anak terlantar. 3.1.2. Sejarah
Berdirinya
Panti
Asuhan
Yatim
(PAY)
"Muhammadiyah" Kec. Weleri Kab. Kendal. Panti Asuhan Yatim "Muhammadiyah" di Kec Weleri Kab Kendal. Berdiri pada tanggal 13 Pebruari 1987 pendirinya bapak H. Muh Margono mempunyai gagasan bahwa di Weleri Kendal, belum ada salah satu organisasi yang menampung anak yatim atau piatu dalam arti yatim untuk menjadikan basis anak mempunyai pendidikan formal maupun non formal, maka dari itu bapak H. Muh Margono bertekat
untuk
membentuk
suatu
pengurus
dari
yayasan
Muhammadiyah Weleri, mendirikan yayasan panti asuhan yatim Muhammadiyah Weleri, dari bapak H Muh Margono sehingga tidak
56
57
ada namanya, hanya PAY Muhammadiyah diambil dari orang-orang muhammadiyah dengan awal memberikan beasiswa kepada anak yang kurang mampu dan yatim dan batuan makanan, dan memberikan SPP. Pertama kali berdiri belum mempunyai tempat sehingga masih bertempat dirumahnya sendiri-sendiri dengan diberi santunan berupa makanan dan SPP. Dan selanjutnya pengurus membuat edaran untuk mencari donatur dan disahkan oleh cabang, sehingga anak dikelola oleh pengurus PAY. Adapun susunan pengurus Panti Asuhan Yatim (PAY) Muhammadiyah Kec. Weleri Kab. Kendal. 1. Pembina :
PEMDA Kendal PDM Kendal PCM Weleri
2. Penasehat :
H. Muslim Rahmadi H. Su'ud Nasroh
3. Ketua
MC. Romadhon
Wakil ketua 1
H. Sulaimi
Wakil ketua II
H. Akbarudin, BA
Wakil ketua III
Zaenuri
4. Sekertaris Wakil sekretaris 5. Bendahara Wakil Bendahara
Murgiyanto Suswanto Drs. Mahmudi H. Karsidi
58
6. Seksi Bidang Pendidikan
Drs. Suyadi Drs. Mustofa Mudhori BA
7. Seksi Bidang Sarana prasarana
H. Ngatiyo Dian awaludin,S.Pd,T
8. Seksi bidang hubungan masyarakat
Dr. Atha'illah H. Suparti Ghofaris Abdul Hamid
9. Seksi bidang logistik dan kerumah tanggaan H. Hanifah H. Nur Aini Rodiyah 10. Pengasuh -PAY Putra
Mustaqim
-PAY Putri
Drs. Mustofa
3.1.3.Asas dan Tujuan Berdirinya Panti Asuhan Panti Asuhan Yatim (PAY) Muhammadiyah ini oleh bapak Muh Margono dengan mengajak bapak Ngatiyo mempunyai niatan mengasuh anak yatim dan fakir miskin yang terlantar dan menyikapi al-Qur'an, surat al-Maun ayat 1-7, agar anak yatim ini dipelihara secara baik. (Bpk Ngatiyo 9 -2-2007). Berdasarkan ketentuan diatas bahwa anak diasuh pertama kali oleh orang tuanya dan orang tuanya disini menjadi penanggung jawab yang paling utama terhadap anak. Akan tetapi apabila orang tua anak
59
sudah meninggal, tidak diketahui rimbanya atau nyata-nyata tidak mampu melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai orang tua, yaitu mendidik dan memberinya nafkah lahir dan batin, maka panti asuhan dapat menggantikan, mengembangkan petenis anak baik fisik, mental dan sosial sehingga anak dapat ikut serta aktif dalam setip proses pembangunan dan juga sekaligus mengembangkan dan memanfaatkan sumber daya manusia selagi dalam usia muda, oleh sebab itu mereka harus
bisa
mendapatkan
kesempatan
dan
keikutsertaan
dalam
pembangunan sesuai dengan bakat dan minat dari anak asuh tersebut, mengasuh anak yatim dan anak-anak terlantar dalam panti asuhan merupakan salah satu perwujudan dalam melaksanakan ajaran Islam, sebab dengan membiarkan anak yatim dan anak terlantar adalah termasuk orang yang mendustakan agama dan merupakan orang yang sangat rugi. Adapun tujuan didirikannya panti asuhan ini adalah memberikan pelayanan berdasarkan pada profesi pekerjaan sosial kepada anak yatim dan anak terlantar dengan cara membantu dan membimbing mereka kearah perkembangan pribadi yang wajar serta berkemampuan keterampilan kerja, sehingga mereka dapat menjadi anggota masyarakat yang hidup layak dan penuh tanggung jawab baik terhadap dirinya sendiri keluarga maupun masyarakat (dokumen Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah).
60
3.1.4. Persyaratan Penerimaan Anak Asuh. Panti Asuhan Yatim (PAY) Muhammadiyah merupakan salah satu panti asuhan yang memberikan pelayanan sosial terhadap anakanak yatim, anak yatim piatu, anak miskin dan anak terlantar untuk di asuh dan dipelihara, dan dibimbing sehingga bisa mandiri, anak-anak yang diasuh di panti ini rata-rata dari luar daerah Weleri seperti Brangsong, Pageruyung Rowosari, Gemuh, Patean, dan Dare Lauar Kabupaten Kendal
juga ada seperti Batang, Subah, Gringsing,
Wonotunggal, Limpung, dan sekitarnya. Seperti panti asuhan lainnya, dalam penerimaan anak asuh diperlukan persyaratan tertentu, anatara lain yang tersebut dibawah ini a. Anak yatim /piatu atau yatim piatu anak terlantar dan anak yang masih mempunyai orang tua tetapi tidak mampu. b. Umur 6-18 tahun. c. Surat keterangan pamong praja, yang menyatakan betul-betul anak itu terlantar. d. Surat keterangan kelahiran. e. Surat keterangan dokter f. Surat penyerahan dari orang tua atau organisasi pengirim. g. Surat perjanjian tentang kesedihan orang tua atau wali untuk menerima kembali apabila pelayanan anak asuh di anggap selesai (bagi anak asuh yang masih mempunyai orang tua atau wali).
61
h. Surat keterangan sekolah apabila masih atau sudah sekolah (dokumen panti asuhan yatim muhammadiyah). 3.1.5. Tata Tertib Anak Asuh PAY Muhammadiyah Weleri Kab Kendal 1. Semua anak asuh wajib melaksanakan sholat 5 waktu, berjamaah tepat waktu. 2. Semua anak asuh wajib membaca dan mempelajari al-qur'an setelah sholat maghrib, subuh , dan waktu-waktu lainnya 3. Semua anak asuh wajib berangkat sekolah pada pukul 06.45 sesuai sekolah masing-masing 4. Bagi anak asuh yang berhalangan masuk sekolah (karena sakit dan keperluan mendadak) harus memberitahukan atau izin kepada sekolah dengan sepengetahuan pengasuh atau pimpinan panti. 5. Semua anak asuh wajib melaksanakan tugas piket dan kebersihan sesuai jadwal. 6. Bagi anak asuh yang tidak bias mengikuti kegiatan belajar atau pengajian di asrama wajib memberitahukan atau izin kepada pengasuh atau pimpinan panti 7. Semua anak asuh dilarang merokok, berkelahi sesama anak asuh serta melakukan perbuatan tercela lainnya. 8. Semua anak asuh di larang keluar pada malam hari melebihi pukul 21.00 WIB, tanpa izin pengurus atau pimpinan panti 9. Setiap anak asuh wajib mengatur rambut, pakaian, tempat tidurnya dengan rapi.
62
10. Setiap anak asuh wajib menghormati orang tua, pengasuh, pimpinan panti serta berbuat sopan kepada siapapun 11. Setiap anak asuh wajib menjaga nama baik panti, di lingkungan panti maupun lingkungan masyarakat. 12. Setiap anak asuh wajib mengikuti semua kegiatan belajar atau pengajian sesuai jadwal yang di tentukan. 13. Setiap anak asuh terlalu sering pulang ke kampung halaman tanpa keperluan yang sangat penting dan harus minta izin kepada pengasuh. 14. Semua anak asuh dilarang mengajak teman atau kerabat untuk menginap di asrama panti tanpa izin atau sepengetahuan pengasuh. 15. Setiap anak asuh dilarang berhubungan secara akrab atau berlebihan dengan lawan jenis yang bukan muhrim nya di lingkungan panti maupun di lingkungan sekolah, sehingga dapat melakukan perbuatan yang melanggar hukum-hukum agama. 16. Semua anak asuh berkewajiban membantu menciptakan kondisi keamanan di lingkungan asrama panti 3.1.6. Sanki-sanki 1. Peringatan secara langsung kepada anak asuh. 2. Peringatan secara tertulis kepada anak asuh dengan tembusan kepada orang tua atau wali. 3. Diskors untuk jangka waktu yang telah ditentukan.
63
4. Dikeluarkan dari panti asuhan atau kepada orang tua atau orang tua atau wali dimana anak asuh berasal. DAFTAR ANAK ASUH PAY MUHAMMADIYAH WELERI TAHUN 2007/2008
NO
Nama
Tahun Masuk
Sekolah
Alamat
1
Bari Abdul Ghofur
1998
IAIN
Kendal
2
Tukidin
2003
UMS
Kendal
3
Sodikin
2003
SMK M 03 Weleri
Batang
4
Nur Rokhim
2003
MA M Weleri
Kendal
5
Teguh Wibowo
2005
MA M Weleri
Kendal
6
Boyari
2003
MA M Weleri
Batang
7
Ahmad Zaenuri
2004
MA M Weleri
Kendal
8
Cahyono
2004
SMK M 03 Weleri
Kendal
9
Indra Kristanto
2004
MA M Weleri
Kendal
10
Giyono
2004
SMK M 03 Weleri
Kendal
11
Soleh Santoso
2004
SMK M 03 Weleri
Kendal
12
Muslimin
2004
MA M Weleri
Kendal
13
Imam Fahrurozi
2005
MA M Weleri
Kendal
14
Yani Kristiyanto
2005
MTS M 01Weleri
Kendal
15
M. Khisosul K
2005
MTS M 01Weleri
Kendal
16
Rahman Satriya P
2005
MTS M 01Weleri
Kendal
17
Agus Setiadi
2005
MTS M 01Weleri
Kendal
18
Chanif Maulana
2005
MTS M 01Weleri
Kendal
19
Farida
2005
MTS M 01Weleri
Batang
20
Suwito
2005
MTS M 01Weleri
Kendal
21
Mujahadin
2006
MA M Weleri
Batang
22
Ahmad Fauzi
2006
MA M Weleri
Batang
64
23
Rinanto
2006
MA M Weleri
Batang
24
Dwi Haryanti
2006
SMU N 01 Weleri
Kendal
25
Anjar Prasetia
2006
MTS M 01Weleri
Kendal
26
Mighfar
2006
MTS M 01Weleri
Kendal
27
Arif Mahfudin
2006
MTS M 01Weleri
Kendal
28
Ach Shodiq A
2006
MTS M 01Weleri
Batang
29
Aris Setiawan
2007
MTS M 01Weleri
Batang
30
Susanto
2007
MTS M 01Weleri
Kendal
31
Riszki Santoso
2007
MA M Weleri
Batang
32
Dadang Prastiyo
2007
MA M Weleri
Batang
33
Sholikin
2007
MA M Weleri
Batang
34
Muhammad Yusron
2007
SMK 01 Weleri
Kendal
35
Abdul Muis
2007
MTS M 01Weleri
Batang
36
Awang Darwindho
2007
MA M Weleri
Batang
37
Rahmawati
2005
MTS M 01Weleri
Kendal
38
Siti Komariyah
2005
MTS M 01Weleri
Kendal
39
Sri Susanti
2006
MA M Weleri
Batang
40
Masruroh
2006
MA M Weleri
Batang
41
Meli Widiyawati
2006
MTS M 01Weleri
Kendal
42
Eli Ernawati
2006
MA M Weleri
Kendal
43
Istiqomah Yuliah
2006
MTS M 01Weleri
Kendal
44
Sri Hastutik
2007
MTS M 01Weleri
Kendal
45
Ninik Listiyani
2007
MTS M 01Weleri
Kendal
46
Finka Selviana
2007
MA M Weleri
Kendal
47
Lestari Handayani
2007
MA M Weleri
Kendal
48
Nur Wahid
2007
MA M Weleri
Batang
49
Suci Hersya Yuana
2007
MA M Weleri
Kendal
50
Nikmatus Sholihah
2007
MA M Weleri
Kendal
65
3.1.7. Fasilitas Panti Asuhan Yang dimaksud fasilitas disini adalah segala bentuk sarana yang pengadaannya di tunjukkan untuk menunjang kebersihan, sistem pelayanan di panti asuhan ini. Adapun sarana dan prasarana yang ada adalah sebagai berikut: A. Fasilitas gedung yang terdiri dari 1. 1 Ruang Kantor 2. 1 Ruang tamu 3. 1 Ruang koperasi 4. 1 mushola + ruang belajar 5. 5 kamaar madi dan WC 6. 1 Ruang dapur 7. Tempat jemuran 8. 1 ruang makan B. Fasilitas perlengkapan kantor 1. 2 Set meja kursi 2. 4 lemari brankas 3. 1 pesawat telepon 4. 1 mesin ketik 5. 1 set komputer 6. 2 kipas angin 7. 1 timbangan berat badan Sarana Olah Raga
66
1. Lapangan volly 2. Lapangan tenis meja C. Alat-Alat Keterampilan 1. 5 buah mesin jahit 2. Set komputer 3. Seperangkat alat tata boga 4. Seperangkat rias 5. Alat sablon D. Sarana penerangan 1. 1 televisi berwarna 2. 1 tape recorder 3. Langganan koran tiap hari 3.2. Proses Pelaksanaan Bimbingan Agama Di Pay Muhammadiyah Sebagaimana dalam bimbingan penyuluhan agama
di PAY
muhammadiyah bahwa anak asuh panti asuhan memiliki berbagai macam perasaan, seperti gelisah, merasa kesepian, minder, putus asa, dan perasaan lain menurut kadar anak asuh oleh karena itu perlu sekali anak asuh yang menjadi penghuni panti asuhan mendapatkan santunan dan pelayanan yang menyangkut kebutuhan rohani (wawancara dengan bapak Mustaqim10-122007). 3.2.1. Metode Bimbingan Berhasil tidaknya bimbingan pada klien tidak hanya bergantung dari macam-macam metode dan efesiennya, akan tetapi tergantung pula
67
pada orang yang melakukan metode itu (the man behind the gun) orang yang di belakang senjata maksudnya selain orang yang melaksanakan itu ditentukan pula oleh peranan cara memilih dan menentukan macam metode yang akan dicapai, semuanya itu harus di hadapi secara pedagogis (bersifat mendidik). harus melihat fenomenologis dan tidak secara reseptif (sikap mudah menerima). perlu disadari pula bahwa metode
dimanapun
selalu
berubah
mengikuti
perubahan
dan
perkembangan zaman dan haruslah diinsafi bahwa metode yang tidak tepat penggunaannya, akan membuahkan hal yang percuma dan menambah jauhnya objek yang dibimbing. Adapun metode yang diterapkan oleh pengasuh panti asuhan dalam melakukan bimbingan penyuluhan agama pada anak asuh di panti asuhan yatim Muhammadiyah dikelompokkan menjadi: 1. metode komunikasi langsung atau metode individual, 2. metode tidak langsung, dan 3. metode kelompok (ceramah). Hal ini sebagaimana wawancara dengan bapak Mustaqim (10-12-2007). 1. Metode komunikasi langsung. Pembimbing dalam hal ini melakukan komunikasi langsung secara
individual.
Metode
langsung
dilakukan
dengan
mempergunakan tehnik percakapan pribadi, yakni pembimbing melakukan dialog langsung dengan anak asuh. Metode ini diberikan kepada semua anak asuh, dengan
mengunakan metode ceramah
setelah shalat subuh, pidato setelah shalat maghrib dan semua anak
68
panti mengikuti kegiatan tersebut, Agar sasaran metode pelaksaan bimbingan agama bisa terlaksana dan bisa di terapkan di PAY pelaksaannya setelah maghrib tempatnya di aula yang dilaksanakan oleh
pembimbing.
Tujuan
Pembimbing
memberikan metode
komukasi langsung agar pembimbing mengetahui seberapa jauh tingkat pemahaman anak asuh terhadap penyampaian pembimbing terhadap metode pelaksaan bimbingan agama. Adapun bimbingan agama dengan metode individual meliputi : a. Pembimbing memberikan bimbingan agama setiap pagi sore b. Pembimbing memberikan bimbingan agama pada anak asuh untuk membaca dan memahami ayat-ayat al-qur'an. c. Pembimbing memberikan bimbingan agama pada anak asuh untuk melakukan sholat 5 waktu sesuai keadaan anak asuh. d. Pembimbing memberikan bimbingan agama dalam melakukan perbuatan yang baik sesuai tuntunan agama Islam. Metode ini memiliki tingkat efektif yang baik, karena dengan menggunakan metode ini anak asuh di ajak berkomunikasi langsung dibimbing, dan dengan metode ini pula anak asuh merasa diperhatikan. 2. Metode komunikasi tidak langsung Bimbingan dalam hal ini memberikan keteladanan yang baik serta melakukan kegiatan yang bisa menumbuhkan sikap pada anak asuh dan memberikan bimbingan. Dalam hal ini panti asuhan
69
memberikan buku panduan bagi anak asuh yang berupa kitab suci al Qur’an beserta terjemahannya yang harus dilaksanakan setelah shalat subuh, menghafalkan kitab arbain nawawi setelah shalat ashar menguraikan perilaku dan peribadatan. pembimbing memberikan metode ini agar anak bimbing atau anak asuh, lebih mengetahui isi dan dapat difahami dari buku tersebut. Seperti contoh ahlak bagaimana caranya berbuat baik pada kedua orang tua, dan lebih menghargai teman-temannya, dan. bisa diamalkan dalam kehidupan sehari-hari yang nanti akan bermanfaat bagi anak asuh dikemudian hari. Dalam proses bimbingan agama dengan metode tidak langsung dipakai juga oleh para pembimbing terhadap anak asuh yang dilakukan dengan menggunakan media cetak, yaitu : 1) Menyelenggarakan perpustakaan. Yang terdiri dari bermacammacam buku seperti aqidah ahklak, fiqih dll. 2) Membuat selebaran atau bacaan ringan. 3) Tulisan-tulisan dan gambar-gambar yang bernafaskan Islam, seperti kaligrafi di atas dinding dalam ruangan kelas, kantor dan lain-lain. 3. Metode kelompok Bimbingan dalam hal ini memberikan bimbingan dengan ceramah dan pengajian kepada semua anak asuh secara kelompok yang dilakukan setiap hari jum’at sehabis ashar, hari sabtu malam
70
setelah sholat berjamaah maghrib di panti asuhan. Minggu pagi di Kawedanan semua anak panti asuhan mengikuti pengajian beserta masyarakat Muhammadiyah Weleri Kendal Metode yang digunakan dalam pengajaran membaca Al-Qur’an Di PAY weleri kendal adalah menggunakan metode Qiro’ati, yang mana metode tersebut dibagi menjadi dua yaitu: a. Metode klasik dengan individual yaitu strategi mengajar dengan cara sebagian waktu digunakan mengajar secara klasik dan waktu selebihnya. b. Metode klasikal baca simak yaitu mengajar cara klasikal yang kemudian dilanjutkan mengajar individu tetapi disimak oleh ustad secara bersama lainnya. Sebelum
pembimbing
menyampaikan
nasehat-nasehat
Islami, pembimbing biasanya menanyakan tentang keadaan anak apakah dalam keadaan baik atau kurang baik dan juga menanyakan materi yang telah diberikan di hari yang lalu Hal ini dilakukan untuk menjalin hubungan yang lebih dekat dengan Anak asuh. Di samping itu untuk mengambil simpati anak-anak, sehingga akan menaruh kepercayaan penuh pada pembimbing yang bersangkutan. Tahap
kedua,
selanjutnya
pembimbing
menciptakan
hubungan yang lebih erat dengan anak asuh sehingga kedekatan anak tidak merasa canggung dan mau mengutarakan persoalan persoalan yang dihadapi anak asuh.
71
Tahap ketiga, pembimbing mendengarkan dengan seksama keluhan-keluhan maupun persoalan-persoalan yang menyangkut pribadi anak. Bila anak dirasa tidak mampu untuk diajak berdialog, maka pembimbing hanya mendengarkan dan hanya sedikit memberi nasehat. Tetapi bila anak yang perkembangan emosinya
dirasa
mampu untuk diajak dialog, maka pembimbing mengajak anak tersebut berdialog lebih dalam dengan memberikan nasehat-nasehat keagamaan.
Setelah bimbingan
agama dirasa cukup,
maka
pembimbing berpesan untuk melaksanakan apa-apa yang telah disampaikan berikutnya,
oleh
pembimbing.
pembimbing
Pada
mencoba
pertemuan menanyakan
bimbingan kembali
perkembangan kesehatannya dan menekankan kepada anak asuh tentang pentingnya melaksanakan ajaran agamanya. Proses bimbingan agama ini berlangsung secara kontinu dan sesuai dengan kondisi dan pengalaman hidup anak asuh yang mengalami perkembangan emosinya kurang stabil, hingga anak tersebut dapat bimbingan dengan baik oleh pihak pengasuh atau pembimbing 3.2.2. Materi Bimbingan Agama 3.2.2.1. Materi Aqidah Materi aqidah disamakan dengan materi imaniah yaitu materi
pembinaan
mental
dalam
bentuk
pengembangan
kepribadian dengan jalan menumbuhkembangkan kepribadian
72
mukmin, caranya adalah dengan jalan memberikan bimbingan kelompok (ceramah) dan bimbingan individu (konsultasi) kepada anak asuh yang materinya berhubungan dengan keimanan. Pengasuh panti asuhan menjelaskan bahwa keimanan yang direalisasikan secara benar akan membentuk kepribadian mukmin yang membentuk 6 karakter yaitu: 1. Karakter Rabbani Karakter yang mampu mengamalkan sifat Allah SWT sebatas kemampuan manisiawinya anak asuh di panti asuhan diharapkan bisa mengembangkan menerapkan karakter rabbani di dalam kehidupannya, sehingga anak asuh mempunyai kepribadian yang saling mencintai, lemah lembut dan penuh keakraban terhadap sesama manusia dan lain sebagainya 2. Karakter Malaki Karakter malaikat
sebatas
menerapkan
yang
mampu
kemampuan
karakter
Malaki
menerapkan
sifat-sifat
manusawinya. diharapkan
Dengan
anak
asuh
mempunyai kepribadian dan taat menjalankan perintahperintah Allah SWT tidak maksiat tidak mau membaca tasbih dan sebagainya.
73
3. Karakter Qur'ani Karakter yang mampu melaksanakan nilai-nilai alQur'an dan tingkah laku nyata, dengan mengembangkan karakter
qur'ani
kepribadian
anak
yang
suka
asuh
diharapkan
membaca,
mempunyai
memahami,
dan
mengamalkan aturan yang terkandung didalamnya. Sebab alQur'an memberi petunjuk, rahmat, serta memberikan bahasan tentang semau aspek kehidupan. 4. Karakter Rasul, yaitu Karakter yang mampu mengamalkan sifat-sifat rasul. Dengan
mengembangkan
karakter
rasul,
anak
asuh
diharapkan mempunyai kepribadian yang jujur, dapat dipercaya, menyampaikan amanah dan kepribadian yang cerdas. 5. Karakter hari akhir yaitu Karakter yang mampu mementingkan masa depan, dengan karakter hari akhir, anak asuh diharapkan mempunyai kepribadian yang tanggung jawab, melakukan sholat, zakat, dan selalu berkelakuan tingkah laku penuh perhitungan sebab nanti semuanya diperhitungkan (hisab) 6. Karakter takdir yaitu Karakter yang menghendaki kepatuhan kepada hukum-hukum Allah. Dengan mengembangkan karakter ini,
74
pengaruh pantai asuhan mengharapkan kepada anak asuh untuk mempunyai kepribadian yang mematuhi sunah-sunah Allah baik Quraini maupun kauni. 3.2.2.2. Materi syariat Pengasuh asuhan bapak Mustaqim mengatakan bahwa materi syariat sama dengan materi islamiyah yaitu pembinaan mental dalam bentuk pengembangan kepribadian muslim, metode
penyampaianya
adalah
ceramah
dan
konsultasi
(bimbingan kelompok dan individu). Pengasuh menjelaskan bahwa kepribadian muslim akan mendorong
seseorang
untuk
hidup
bersih,
suci
dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan dalam segala kondisi. Sehingga tercipta perkembangan emosi yang tinggi. Menurut bapak Mustaqim bahwa kepribadian muslim menimbulkan 5 karakter, yaitu: 1. Karakter syahadatain, yaitu Karakter yang membebaskan diri dari menyekutukan Allah SWT, dengan mengembangkan karakter ini anak asuh diharapkan mempunyai kepribadian yang selalu cinta dan mematuhi perintah Allah dan menjauhi larangan. 2. Karakter mushall, yaitu: Karakter yang mampu berkomunikasi dengan Allah SWT, dengan mengembangkan karakter ini anak asuh
75
diharapkan mempunyai kepribadian yang suci lahir batin, kesucian lahir diwujudkan dengan thaharoh dan wudlu sedang kesucian batin diwujudkan dalam bentuk keikhlasan dan kekhusukan 3. Karakter muzaki Karakter yang benar menggambarkan harta benda. Dengan mengembangkan karakter anak asuh diharapkan mempunyai kepribadian yang mau mencari harta benda dengan jalan yang halal dan menggunakannya secara halal pula. 4. Karakter shaim Karakter yang mampu mengendalikan diri dari hawa nafsu dengan mengembangkan karakter ini anak asuh diharapkan mempunyai kepribadian yang tidak rakus, tidak serakah, kepribadian yang mampu mengisi diri dengan tingkah laku yang baik. 5. Karakter hajj Karakter yang mau mengorbankan harta benda, waktu, nyawa, untuk memenuhi panggilan Allah. Dengan mengembangkan bermasyarakat,
karakter anak
asuh
diri
dalam
diharapkan
kehidupan mempunyai
kepribadian yang berwawasan luas dan kepribadian yang
76
dermawan dan melakukan kebaikan. (mustaqim 12-122007). 3.2.2.3. Materi akhlak Pengasuh panti asuhan bapak Mustaqim mengatakan bahwa materi akhlak sama dengan materi ikhsaniah yakni pembinaan agama dalam bentuk pengembangan kepribadian dengan jalan menumbuhkembangkan perkembangan emosi yang baik dan menghilangkan perkembangan emosi yang buruk. Dengan
mengembangkan
materi
anak
asuh
diharapkan
mempunyai kepribadian yang selalu mendekatkan diri kepada Allah, sehingga dalam segala perkembangannya seakan-akan melihat Allah dan diawasi oleh Allah.
3.2.3. Adab Terhadap Anak Asuh 1. Anak asuh diharapkan dengan penuh kasih sayang dan perhatian 2. Memberikan
motivasi
anak
asuh
dalam
beribadah,
seperti
menjalankan shalat 5 waktu, membaca dan memahami ayat-ayat alQur'an dan bimbingan doa 3. Memberikan nasehat bagi anak asuh yang mengalami gangguan kejiwaan seperti minder, depresi, pendiam agar mentalnya tetap kuat
77
4. Memberikan kepercayaan pada diri anak asuh agar menjadi insan yang akan sadar sebagai fitrah manusia 5. Anak asuh diberikan perlakuan yang baik berkenaan dengan masalah yang dihadapi 6. Anak asuh diberikan fasilitas tanpa dibebani biaya, semuanya ditanggung panti. 3.2.4. Tanggapan Anak Asuh Terhadap BPA dan Implikasinya Terhadap Perkembangan Emosi Anak di Panti Asuhan Yatim Piatu "Muhammadiyah" Tanggapan anak asuh terhadap kegiatan bimbingan penyuluhan agama yang dilakukan pengasuh berkisar pada apakah pengasuh panti asuhan mampu memberikan perubahan-perubahan emosi sehingga mendukung proses terbentuknya perkembangan emosi. Dengan adanya tanggung jawab dari anak asuh diharapkan pengasuh dapat lebih mementingkan lagi dan dapat memilih cara yang tepat sehingga aktivitas bimbingan dapat berjalan lancar dan menghasilkan hasil yang optimal. Jadi perkembangan emosi anak di panti asuhan yatim Muhammadiyah yaitu, melalui tahapan–tahapan emosi yang harus di lalui oleh anak asuh sebagaimana yang dijelaskan di atas adalah orang yang mendapatkan masalah dalam hidupnya, berbagai perkembangan yang ditujukan para anak asuh pada pembimbing merupakan bukti bahwa pengasuh perlu mempersiapkan metode dan materi apa yang
78
layak diberikan kepada klien dalam rangka mengarahkan perkembangan emosi pada anak. Kendati demikian, perkembangan emosi anak asuh yang ada di panti, secara tidak langsung dapat dilihat pada tanggapan mereka terhadap BPA. Namun kendati demikian, perlu diketahui bahwa anak asuh yang ada di panti memiliki berbagai macam perasaan seperti yang tersebut di atas. Oleh karena itu anak asuh perlu sekali mendapatkan BPA dengan harapan mereka dapat mempunyai perkembangan emosi yang sesuai dengan al-Qur'an dan as-Sunnah. Untuk memperoleh data tentang tanggapan anak asuh, penulis mengadakan wawancara kepada 7 anak. Demikianlah hasil wawancara dengan anak panti asuh di PAY Weleri Kendal. Adapun kondisi anak asuh di PAY menurut wawancara penulis adalah seperti kasus Muslimin salah satu anak asuh, sebelum masuk panti dia adalah anak yang kurang rajin dalam mengerjakan shalat, setelah sepeninggalan ibunya ia menjadi depresi, yang ada dalam pikirannya adalah untuk bermain tanpa mengingat waktu, Setelah masuk panti asuhan ia mendapatkan saran kan dari tetangga nya agar masuk panti asuhan yang lebih terjamin kebutuhan hidupnya baik kebutuhan fisik atau psikis agar menstabilkan perkembangan emosinya. Setelah adanya metode bimbingan penyuluhan agama anak asuh mengalami perubahan rajin shalat, tidak depresi lagi, bisa menghargai waktu.
79
Adapun
tanggapan
terhadap
pelakasanaan
metode
bimbingan
penyuluhan agama itu sudah baik. (Wawancara dengan Muslimin, penghuni PAY, pada tanggal 10 Desember 2007). Eli Ernawati yang sebelum masuk panti dirinya kurang mendapat perhatian dari ibunya yang tiap hari mencari nafkah sendirian setelah ditinggal pergi (wafat) suaminya, dan akhirnya ibunya memutuskan agar anak ketiga itu dititipkan di panti asuhan yatim Muhammadiyah agar perkembangan emosinya dapat terkontrol. apalagi pengetahuan agama sangat minim terlebih lagi ia dulu seorang anak yatim yang minder dengan teman-teman sebayanya, jadi tidak pernah mendalami ilmu agama, dan ia sering merasa kesepian, karena sering ditinggal kerja oleh ibunya dan ditinggal mati bapaknya sehingga ia merasa tidak bahagia tidak merasa tenang dalam hidupnya sehingga ia dimasukkan kepanti asuhan untuk hidup di panti agar tidak merasa kesepian dan bisa mendalami ilmu agama, metode BPA yang dilaksanakan di PAY itu sudah cukup baik, dan sangatlah penting dan berguna bagi diri saya. Sebelum saya masuk panti saya merasa takut dalam menghadapi segala permasalahan, setelah masuk panti saya merasa tenang, bahagia, tidak kesepian. (Wawancara dengan, Eli Ernawati penghuni PAY, pada tanggal 10 Desember 2007). Sedangkan yang dialami pada Lestari Handayani yang tinggal di PAY selama kurang lebih 1 tahun, dulunya adalah anak yang kurang beruntung karena sudah harus ditinggal pergi bapak dan ibunya.
80
Bapaknya dulunya pekerja sebagai tukang gergaji kayu dan ia meninggal akibat tertempa pohon yang sedang di potongnya sedangkan ibunya menikah lagi dengan orang lain. Jadi ia dimasukkan ke panti asuhan oleh saudaranya karena ia merasa susah, dan kesepian sehingga ia memutuskan untuk tinggal di panti asuhan. Setelah masuk di panti asuhan ia merasa senang karena banyak teman dan bapak pengasuhnya sangat baik, adapun pelaksanaan metode BPA cukup. (wawancara dengan Lestari Handayani, penghuni PAY, pada tanggal 10 Desember 2007). Sementara yang dialami oleh Finka Selviana penghuni panti yang sudah berumur 17 tahun asal Kendal, ia memutuskan untuk tinggal di panti karena ia sering merasa bahwa ia kehilangan identitasnya sebagai seorang anak, dimana orang tuanya kurang mampu dalam membiayai kehidupan sehari-hari dan biaya sekolahnya, serta perhatian dan kasih sayang mereka sudah berkurang dan bahkan dapat dikatakan terlantar dalam keluarganya sendiri, sehingga Finka merasa sedih. Setelah masuk PAY Finka merasa senang karena bapak pengasuh menyayanginya. Tanggapan terhadap pelaksanaan BPA di PAY sudah cukup baik. (Wawancara dengan Finka Selviana penghuni PAY, pada tanggal 10 Desember 2007). Sri Susanti asal Batang sebelum masuk panti asuhan ia adalah anak yang terlantar dan tidak mendapatkan perhatian dari orang tuanya, setelah di tinggal ibunya, Sri setiap harinya bekerja sebagai tukang cuci
81
(pembantu) untuk menyambung hidupnya. Sedangkan bapaknya merantau di kalimantan dan kawin lagi dengan wanita setempat, secara otomatis ia tidak mendapatkan perhatian dan uang dari orang tuanya. Hal inilah yang membuat kesedihan hatinya sehingga mengharuskan dirinya untuk masuk di panti asuhan. Setelah saya masuk di panti asuhan saya merasa segala kebutuhan tercukupi sehingga tidak susah lagi. (Wawancara dengan Sri Susanti penghuni PAY, pada tanggal 10 Desember 2007). Sedangkan yang dialami pada Giyono anak SMK asal Weleri Kendal yang sekarang tinggal di PAY yang kurang lebih selama 4 tahun, dulunya adalah anak jalanan yang kurang mendapat perhatian dari orang tuanya diakibatkan kurang mampu dalam perekonomian. Yang mengharuskan ia menjadi pengamen jalanan, yang serba susah, lalu ia dianjurkan oleh seseorang donatur panti agar mau tinggal di panti asuhan PAY tersebut. Setelah masuk panti saya merasa tidak kekurangan dalam materi, dan saya merasa senang banyak teman. Tanggapan mengenai BPA sudah cukup baik. (Wawancara dengan Giyono penghuni PAY pada tanggal 10 Desember 2007)
BAB IV ANALISIS METODE PELAKSANAN BIMBINGAN AGAMA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERKEMBANGAN EMOSI ANAK DI PANTI ASUHAN YATIM MUHAMMADIYAHKEC. WELERI KAB. KENDAL
4.1.Analisis Metode Pelaksanaan Bimbingan Agama di Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Kec. Weleri Kab. Kendal Metode pelaksanaan bimbingan agama di PAY Muhammadiyah Weleri Kendal dengan menggunakan tiga metode yaitu: Pertama secara langsung yaitu dilakukan dengan cara menggunakan tehnik percakapan pribadi yakni pembimbing melakukan dialog langsung dengan anak asuh metodenya seperti metode ceramah yang dilaksanakan setelah shalat subuh dan pidato setelah shalat maghrib metode ceramah dilaksanakan setelah subuh agar si anak menjadi lebih baik seperti yang di sampaikan oleh pengasuh PAY yang berkenaan dengan ahklak atau pribadi si anak setelah di adakan metode ini anak mampu menangkap anak mampu menangkap apa yang disampaikan, menghayati dan di aplikasikan oleh si anak dalam kehidupan sehari-hari dan ini akan lebih baik lagi jika anak mengamalkan apa yang disampaikan. Akan tetapi setiap anak akan berbeda setiap menerima materi yang disampaikan oleh pengasuh seperti halnya jika kita mempunyai kesalahan pada orang lain seperti meminjam barang dengan orang lain tanpa meminta izin dari si pemilik maka si pemilik akan timbul
82
83
perasaan marah, sedih karena barang yang dimilikinya tidak ada. Di sini pengasuh memberikan metode ceramah mengenai ahklak seperti yang dicontohkan di atas jika kita mempunyai kesalahan segeralah minta maaf dan mengakui kesalahan apa yang telah diperbuatnya. Metode yang kedua metode tidak langsung yaitu bimbingan dalam hal ini memberikan
keteladanan yang baik serta melakukan kegiatan yang bisa
menumbuhkan sikap pada anak asuh dan memberikan bimbingan pada anak asuh dalam hal ini panti asuhan memberikan buku panduan bagi anak asuh yang menguraikan perilaku dan peribadatan. Seperti kitab suci al Qur’an dan jus-ama wajib di punyai oleh anak panti asuhan, karena di sini anak asuh wajib mengetahui dan mempelajari ilmu tajwidnya karena pada masing anak tidak semua bisa menangkap apa yang dibaca seperti ilmu tajwid ketika anak asuh bisa melihat dan membaca ilmu tajwid itu, belumnya lah cukup tanpa ada pengasuh yang membimbing dalam mempelajari ilmu tajwid tersebut. Setiap anak asuh diwajibkan mengaji al-Qur’an setelah shalat subuh belum tentu semua bisa, apa lagi ketika belajar sendiri. Yang ketiga metode kelompok yaitu bimbingan dengan cara pengajian kepada anak asuh sacara kelompok yang dilakukan setiap sabtu malam setelah shalat maghrib pengajian ini meliputi semua anak panti asuhan. Metode yang dilakukan oleh pengasuh PAY Muhammadiyah Weleri Kendal sudah cukup baik, akan tetapi lebih baiknya, pengasuh dari lulusan pendidikan di PAY ini dipegang oleh lulusan dari psikologi atau agama (IAIN) itu lebih baiknya lagi lulusan dakwah jurusan BPI, karena disini
84
diajarkan
bagaimana
caranya
seorang
pembimbing
atau
pengasuh
membimbing anak asuh nya agar menjadi lebih baik untuk dirinya, orang lain, maupun masyarakat. sehingga terciptanya pribadi manusia yang utuh. Karena disini pengasuh PAY bukan lulusan dari psikologi, akan-tetapi dari lulusan dari pendidikan dan pondok pesantren Gontor. Metode pelaksanaan BPA di PAY ini sudah cukup baik, akan tetapi masalah pengajian atau hafalan hadist arbain nawawi, anak asuh kurang bisa memahami dari segi daya tangkap seseorang atau kemampuan, karena di PAY kemampuan seseorang itu berbeda-beda jadi penurut penulis pengasuh harus bisa memahami kadar kemampuan seseorang. Dengan adanya pergantian ketua, ketika penulis meminta keterangan dari yang mengetahui mengenai latar-belakang sejarah berdirinya PAY ini. ketua merasa kebingungan dalam menjelaskan masalah dokumentasi, terkadang ada yang disimpan di dalam PAY, ada juga yang di rumah, dengan seringnya pergantian ketua satu sama lain tidak mengetahui dokumentasinya jadi merasa kesulitan untuk menjelaskan dimintai keterangan. Metode Metode bimbingan yang dipakai di PAY Weleri Kendal menurut data yang penulis peroleh (wawancara), yaitu dengan menggunakan metode individual dengan pendekatan psikologis. karena metode ini sangat relevan, di mana pembimbing dapat mengetahui perkembangan emosi yang dirasakan dan dialami para (anak panti asuhan) sebelum masuk PAY. Mereka dengan terbuka menceritakan pada para pembimbing, dengan demikian mereka
85
(pembina dan pembimbing) dapat memahami perkembangan emosi dan sebab mereka masuk panti asuhan, sehingga pembimbing dapat mencari alternatif pemecahan terutama secara agamis, sehingga para (anak asuh) akan merasakan perkembangan emosi dalam menghadapi kehidupan yang mendatang yang semakin komplek dengan ajaran serta bimbingan agama. Dengan demikian bimbingan yang diberikan kepada anak panti asuhan dititikberatkan pada perkembangan emosi dan pengendalian diri dalam hal perkembangan emosi, dengan demikian sangat tepat bila diberikan bimbingan agama. Adapun metode yang di gunakan PAY Weleri Kendal ini banyak digunakan sebagai metode dalam berdakwah, karena dakwah adalah mendorong manusia untuk berbuat kebajikan dan mengikuti petunjuk (agama), menyeru mereka dari perbuatan mungkar agar memperoleh kebahagiaan dunia akhirat. Bahwa dakwah dipahami sebagai seruan, ajakan dan panggilan
alam rangka membangun masyarakat islami berdasarkan
kebenaran ajaran islam yang hakiki. Dengan kata lain, dakwah merupa perjuangan untuk menyampaikan ajaran agama yang benar kepada umat manusia dengan cara yang simpatik, ail, jujur tabah dan terbuka, serta menghidupkan jiwa mereka dengan janji-janji allah SWT tentang kehidupan yang membahagiakan, dan juga menggetarkan hati mereka dengan ancamanancaman allah SWT segala perbuatan tercela, melalui nasehat-nasehat dan peringatan. Dalam suatu bimbingan metode penyampaian menjadi bagian yang sangat penting karena metode penyampaian terkait dengan bagaimana seorang
86
pembimbing menyampaikan materi dengan memberikan penjelasan dan pemahaman pada obyek yang dibimbingnya. Sebuah keberhasilan bimbingan dapat dinilai apakah metode yang digunakan tepat atau tidak, atau obyek (kelayaan) dapat memahami materi yang disampaikan atau tidak adalah tergantung dari metode bimbingan yang digunakan. Adapun metode yang dipakai dalam bimbingan dan penyuluhan agama di PAY Weleri Kendal adalah menggunakan metode ceramah, tanya jawab. Baik di lakukan secara kelompok maupun individual. Secara kelompok diperuntukkan bagi anak asuh di ajurkan mengikuti bimbingan dan penyuluhan agama sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Sedangkan yang tidak bisa mengikuti bimbingan secara aktif (anak asuh) dikarenakan berhalangan sakit digunakan dengan metode tatap muka dengan mendatangi dikamarnya. Menurut penulis upaya panti asuhan dalam memberikan bimbingan dan penyuluhan agama kepada para anak asuh sudah cukup maksimal, walaupun pengasuhnya kurang memadai (ideal) dibandingkan dengan jumlah anaknya (penghuni panti asuhan). Kegiatan tersebut berhasil juga karena didukung oleh lengkapnya sarana dan fasilitas panti asuhan. Baik dari sarana peribadatan maupun sarana kesehatan dan sarana praktek kegiatan produktif. Jadi, upaya yang dirintis maupun yang dilaksanakan sudah cukup baik dan menunjukkan keberhasilan, karena para anak asuh yang di bimbing mau menjalankannya.
87
Secara keseluruhan, pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan agama di PAY Weleri Kendal yang meliputi faktor pembimbing, terbimbing (anak asuh), metode maupun faktor-faktor pendukung sarana maupun fasilitas sudah cukup baik sebagai usaha panti asuhan dalam memberikan bimbingan dan penyuluhan agama kepada anak asuh.
4.2.Analisis Implikasinya Terhadap Perkembangan Emosi Anak di PAY Weleri Kendal Perkembangan emosi anak di PAY Weleri Kendal akan penulis uraikan dalam sub bab ini. Adapun tujuan diberikannya bimbingan dan penyuluhan agama adalah meningkatkan keimanan kepada Allah, menunaikan perintah agama diantaranya shalat, dzikir, puasa, dan berakhlak yang baik tidak lain bertujuan ingin meningkatkan keimanan manusia yang sempurna dihadapan Allah SWT yaitu insan kamil. Pemberian pengetahuan dan penyuluhan agama secara sistematis berperan terhadap perkembangan emosi anak, agar bisa mencapai kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. Obyek dari perkembangan emosi di PAY Weleri Kendal adalah anak asuh
yang
sedang
mulai
berkembangnya
emosi,
dengan
berbagai
permasalahan yang dihadapinya baik dari segi emosi maupun psikologis. Sehingga anak asuh sering mengalami depresi akibat perkembangan emosinya. Membantu individu agar tidak menghadapi masalah, antara lain dengan:
88
-
Membantu individu menghadapi masalah yang sedang dihadapi
-
Membantu individu memelihara dan mengembangkan emosi yang baik atau yang telah baik agar tetap baik atau menjadi lebih baik sehingga tidak akan menjadi sumber masalah bagi dirinya maupun orang lain Atas dasar itulah mengapa bimbingan terhadap perkembangan emosi
di PAY Weleri Kendal dilaksanakan. Ada beberapa tujuan yang tidak lepas dari tujuan diatas pelaksanaan bimbingan penyuluhan agama di PAY Weleri Kendal yaitu: -
Meningkatkan iman dan taqwa
-
Memberikan bekal dan pedoman hidup beragama sehingga memiliki akhlak yang mulia
-
Memberikan bekal ilmu agama pada anak asuh agar memiliki religius Reference (pegangan keagamaan) dalam menghadapi kehidupan yang semakin penuh dengan problematika. Selain itu tujuan bimbingan terhadap perkembangan emosi juga untuk
membentengi diri anak yang mengalami perubahan fisik dan psikisnya agar mereka menerimanya dengan penuh kerelaan dan ketenangan, beradaptasi dan mengambil manfaat dari apa yang didapatnya. Dan ini bisa terealisasi apabila anak masih berpegang teguh dengan petunjuk agama Islam yang memberikan harapan, optimisme dan cita-cita dan kehidupannya, sehingga anak bisa mendapatkan ketenangan lahir dan batin dunia dan akhirat. Jadi perkembangan emosi sangat berperan sekali terhadap anak. Dimana perkembangan emosi sangat dibutuhkan oleh anak asuh untuk
89
membantu mereka agar dapat memenuhi kebutuhan psikologisnya dapat hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT, termasuk mengatasi kondisi psikologisnya seperti cemas, merasa kurang percaya diri dan putus asa. Yang dimaksud dengan selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah adalah: -
Hidup selaras dengan ketentuan Allah artinya sesuai dengan kodratnya yang ditentukan Allah, sesuai dengan sunatullah, sesuai dengan hakekatnya sebagai makhluk Allah.
-
Hidup selaras dengan petunjuk Allah artinya sesuai dengan pedoman yang telah ditentukan Allah melalui rasul-Nya (ajaran agama Islam).
-
Hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah berarti menyadari eksistensi diri sebagai makhluk Allah untuk mengabdi kepada-nya, mengabdi dalam arti yang seluas-luasnya (Mustakim). Sementara perkembangan tersebut harus diatasi secara cermat oleh
pihak PAY Weleri Kendal, yang salah satunya dengan memberikan bimbingan dan penyuluhan agama. Dengan bimbingan dan penyuluhan agama diharapkan dapat membatu permasalahan-permasalahan psikologis dan sosial mereka, tetap berpegang pada ajaran-ajaran agama. Di antara peranan positif dari bimbingan dan penyuluhan agama tersebut adalah sebagai berikut: -
Dengan adanya perkembangan emosi anak bisa lebih mendalami makna akan iman dan meningkatkan ketaqwaan
-
Dapat menambah pengetahuan tentang agama Islam
-
Dapat melaksanakan ibadah dengan baik dan benar
90
-
Dapat menjadi bekal bagi para anak asuh untuk mendekatkan diri dengan tuhan untuk kehidupannya
-
Mendapatkan ketenangan jiwa. Dari beberapa perkembangan emosi di atas, merupakan usaha untuk
dapat memperoleh perkembangan emosi dengan baik dan benar. Jadi metode perkembangan emosi yang diberikan PAY Weleri Kendal sangat berguna terhadap perkembangan emosi anak para penghuni panti asuhan (anak asuh) dimana anak asuh bisa mendalami makna akan iman dan meningkatkan ketaqwaan kepada Allah, dan bisa melaksanakan ibadah dengan baik dan benar sehingga akan terwujud ketenangan dan ketenteraman dalam jiwanya dengan beriman kepada Allah SWT. Anak asuh setelah masuk PAY terjadi perubahan emosi seperti muslim. Salah satu anak asuh sebelum masuk panti dia adalah anak yang kurang rajin dalam mengerjakan shalat, setelah sepeninggal ibunya ia menjadi depresi, yang ada dalam pikirannya adalah untuk bermain tanpa mengingat waktu. Setelah masuk panti asuhan ia mendapatkan saran dari tetangganya, agar masuk panti asuhan yang lebih terjamin kebutuhan hidupnya baik kebutuhan fisik maupun psikis agar menstabilkan agar menstabilkan perkembangan emosinya. Eli Ernawati yang sebelum masuk panti dirinya kurang mendapat perhatian dari ibunya tiap hari mencari nafkah sendirian setelah ditinggal pergi (wafat) suaminya, dan akhirnya ibunya memutuskan agar anak ketiganya itu dititipkan di panti asuhan yatim muhammadiyah agar perkembangan emosinya
91
dapat terkontrol. Apalagi pengetahuan agamanya sangat minim terlebih lagi dia anak yatim yang minder dengan teman-teman sebayanya, jadi tidak pernah mendalami ilmu agama, dan ia merasa kesepian, karena sering ditinggal mati bapaknya sehingga ia merasa tidak bahagia,
tidak merasa tenang, dalam
hidupnya sehingga ia dimasukkan ke panti asuhan untuk hidupnya di panti agar tidak merasa kesepian dan bisa mendalami ilmu agama, setelah masuk panti asuhan saya merasa tenang, bahagia tidak kesepian. Sri Susanti asal Batang sebelum masuk panti asuhan ia adalah anak yang terlantar dan tidak mendapatkan perhatian dari orang tuanya, setelah di tinggal ibunya, Sri setiap harinya bekerja sebagai tukang cuci (pembantu) untuk menyambung hidupnya. Sedangkan bapaknya merantau di kalimantan dan kawin lagi dengan wanita setempat, secara otomatis ia tidak mendapatkan perhatian dan uang dari orang tuanya. Hal inilah yang membuat kesedihan hatinya sehingga mengharuskan dirinya untuk masuk di panti asuhan. Setelah saya masuk di panti asuhan saya merasa segala kebutuhan tercukupi sehingga tidak susah lagi. Sedangkan yang dialami pada Giyono anak SMK asal Weleri Kendal yang sekarang tinggal di PAY yang kurang lebih selama 4 tahun, dulunya adalah anak jalanan yang kurang mendapat perhatian dari orang tuanya diakibatkan kurang mampu dalam perekonomian. Yang mengharuskan ia menjadi pengamen jalanan, yang serba susah, lalu ia dianjurkan oleh seseorang donatur panti agar mau tinggal di panti asuhan PAY tersebut.
92
Setelah masuk panti saya merasa tidak kekurangan dalam materi, dan saya merasa senang banyak teman. Semua anak panti asuhan yatim muhammadiyah aktif mengikuti metode pelaksanaan bimbingan secara langsung tidak langsung dan kelompok. Mereka aktif dalam menghadiri setiap pengajian. Dasar dari bimbingan agama di panti asuhan yatim PAY Weleri Kendal adalah undang-undang No 6 tahun 1974, yaitu “ketentuan pokok tentang kesejahteraan sosial mencakup tentang tata kehidupan dan penghidupan sosial material atau spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan dan ketenangan lahir dan batin. Sehingga bisa memahami, mengetahui serta, mengamalkan ajaran Islam secara benar dalam kehidupan sehari-hari. Dengan dasar tersebut bimbingan agama diberikan kepada anak asuh panti asuhan PAY Weleri Kendal. Dan dalam kegiatan bimbingan agama ini PAY Weleri Kendal bekerja sama dengan yayasan Darmais dan tokoh masyarakat sekitar. Selain itu tujuan bimbingan dan penyuluhan Islam juga untuk membentengi diri lansia yang mengalami perubahan fisik dan psikisnya agar mereka menerimanya dengan penuh kerelaan dan ketenangan, beradaptasi dan mengambil manfaat dari apa yang tersisa padanya. Dan ini bisa terealisasi apabila lansia masih berpegang teguh dengan petunjuk Islam yang menghembuskan harapan, optimisme dan cita-cita dan kerelaan menerima semua keadaan, sehingga lansia bisa mendapatkan ketenangan lahir dan batin dunia dan akhirat.
93
Jadi bimbingan dan penyuluhan Islam sangat berperan sekali terhadap ketenangan jiwa para lansia. Dimana bimbingan dan penyuluhan Islam sangat dibutuhkan oleh para lanjut usia untuk membantu mereka agar dapat memenuhi kebutuhan psikologisnya dapat hidu selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT, termasuk mengatasi kondisi psikologisnya seperti cemas, merasa terasingkan dan putus asa. Bimbingan agama di PAY Weleri Kendal juga memberikan materimateri yang berkaitan dengan keimanan, dengan tujuan agar anak asuh meningkatkan iman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Karena keimanan merupakan permasalahan fundamental yang harus tertanam dalam hati seorang muslim, karena kekuatan iman akan membentuk mental yang sehat yang akan terwujudnya perkembangan emosi seseorang. Ini sesuai dengan firman Allah dalam surat
Ar-Ra’d ayat 28 yang secara garis besar
menyatakan bahwa hanya orang-orang yang beriman hati mereka menjadi tenang dan tenteram. Dan hanya mengingat Allah-lah hati menjadi tenang. Bimbingan agama yang diberikan PAY Weleri Kendal juga mempunyai dampak positif bagi anak asuh ini terlihat dari keinginan para anak asuh yang merasakan tenang setelah menjalankan perintah agama. Dengan shalat dan dzikir merupakan manifestasi keyakinan dan keimanan mereka kepada Allah. Mereka juga menunjukkan adanya perbaikan emosi dan mereka masih berusaha memperbaiki mereka secara variatif dan berbeda-beda. Seperti apa yang telah kita ketahui bahwa anak asuh banyak mengalami perkembangan yang tidak selayaknya mereka alami, antara lain
94
adalah obsesif, kecemasan, hilangnya relasi sosial dan pengakuan pada masyarakat. Bimbingan di panti asuhan merupakan salah satu bidang khusus dalam penyampaian materi penyampaian pesan yang bersifat agama islam, yaitu memberikan pelayanan yang ditangani oleh ahli-ahli dari agama yang telah disiapkan untuk itu. Ciri khas dari pelayanan ini terletak dalam hal memberikan bantuan bimbingan atau psikologis kepada anak asuh dalam membulatkan perkembangan emosinya. Tujuan dari pemberian bimbingan agama adalah supaya setiap anak asuh berkembang sejauh mungkin dan mengambil manfaat sebanyak mungkin dari pengalamannya selama di panti asuhan maupun di sekolah, mengingat ciri-ciri pribadinya dan tuntutan kehidupan dalam masyarakat sekarang. Seorang ahli bimbingan harus berpengetahuan luas dan harus mengikuti perkembangan kehidupan masyarakat sekitar. Mendapat gambaran yang jelas mengenai situasi perkembangan di
masyarakat dan di sekolahan, tetapi anak
asuh
mengandaikan bahwa pembimbing lebih tahu daripada dia sendiri. Disamping itu seorang pembimbing yang membantu anak-anak di panti asuhan dalam penyampaian mereka harus pandai menyelami jiwa anak-anak itu, jarang ada anak asuh atau remaja yang hanya memperhatikan pelajarannya di panti asuhan maupun di sekolah. Anak asuh atau remaja harus pula memikirkan pergaulan dengan teman sebayanya, hubungan dengan orang tuanya, dan citacita hidupnya. Bagi para anak asuh yang perkembangan emosinya dan sikapnya masih amat banyak dipengaruhi oleh orang tua dan gurunya di
95
sekolahan, pemahaman dan pencegahan masalah juga memerlukan bantuan dari pembimbing dan orang tua anak jika yang masih mempunyai orang tua. Hal ini juga berlaku terhadap perkembangan emosi anak di panti asuhan Dari beberapa hal yang telah disampaikan, apa yang berkaitan dengan bimbingan agama. Bimbingan
agama
Sebagai
Motivator
untuk
Meningkatkan
Kedisiplinan Berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi anak dan kehidupan anak asuh tidaklah selalu positif. Faktor-faktor yang pengaruhnya negatif akan menimbulkan hambatan-hambatan terhadap kelangsungan perkembangan emosi dan kehidupan anak asuh yang akhirnya menimbulkan masalah tertentu pada diri anak asuh. Masalah-masalah yang timbul seribu satu macam dan sangat bervariasi, baik dalam jenis dan intensitasnya. Secara ideal layanan Bimbingan agama ingin membantu semua anak asuh dengan berbagai masalahnya itu. Namun sesuai dengan keterbatasan yang ada pada dirinya sendiri, pelayanan bimbingan agama hanya mampu melayani masalah klien secara terbatas. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan layanan bimbingan agama itu adalah sebagai berikut: a. Bimbingan agama di panti asuhan merupakan bagian dari proses pendidikan dan pengembangan emosi, oleh karena itu program bimbingan agama harus disusun dan dipadukan sejalan dengan program pendidikan di sekolah dan pengembangan secara menyeluruh. b. Program bimbingan agama harus fleksibel, disesuaikan dengan kondisi panti asuhan dan sekolah dan masyarakat.
96
c. Program pelayanan bimbingan agama disusun dan diselenggarakan secara berkesinambungan kepada anak di panti asuhan d. Terhadap pelaksanaan bimbingan agama kehendaknya diadakan penilaian yang teratur untuk mengetahui sejauh mana hasil dan manfaat yang diperoleh, serta mengetahui kesesuaian antara program yang direncanakan dan kelak dilaksanakaanya. Dalam hal memotivasi perkembangan emosi anak peneliti sampaikan terhadap anak asuh di PAY Weleri Kendal. Jadi bimbingan agama yang diberikan PAY Weleri Kendal sangat berperan terhadap perkembangan emosi para penghuni panti asuhan dimana anak asuh bisa mendalami makna akan iman dan meningkatkan ketaqwaan kepada Allah, dan bisa melaksanakan ibadah dengan baik dan benar sehingga akan terwujud ketenangan dan ketenteraman dalam jiwanya dengan beriman kepada Allah SWT.
BAB V PENUTUP
5.1.Kesimpulan Dari keseluruhan uraian dalam skripsi ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Metode pelaksanaan bimbingan penyuluhan agama di PAY ini telah terlaksana dengan baik karena PAY menggunakan tiga (3) metode yaitu metode secara langsung yaitu pembimbing (pengasuh) melakukan dialog secara langsung dengan anak asuh. Sedangkan yang metode tidak langsung dengan cara memberikan buku pedoman, kitab suci al Qur’an dan buku-buku yang mengandung nilai-nilai pendidikan dan agama untuk di pelajari, serta di berikan keteladanan yang baik sehingga menumbuhkan sikap anak asuh menjadi lebih baik dan terkontrol secara emosinya. Dan metode yang dilakukan secara kelompok memberikan bimbingan san penyuluhan dengan cara pengajian kepada semua anak secara kelompok setiap sabtu malam pada waktu setelah shalat maghrib. Implikasi terhadap perkembangan emosi anak mengalami peningkatan dengan adanya metode pelaksanaan BPA yang ada di PAY, dengan ini maka anak asuh mengalami perkembangan emosi yang terkontrol. Misalnya yang tadinya susah, sedih, takut, akan ada perubahan yang baik. .
97
98
5.2.Saran-Saran Saran-saran penulis sehubungan dengan penulisan skripsi ini antara lain sebagai berikut: 1. Kepada Pengasuh PAY Weleri Kendal a. Perlu adanya penambahan tenaga pembimbing yang profesional dalam memberikan bimbingan dan penyuluhan agama b. Perlu ditingkatkan kerja sama dengan pihak-pihak terkait termasuk dengan masyarakat sekitar panti, agar pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan agama berjalan dengan baik dan mendapat dukungan positif dari berbagai pihak. c. Hendaklah pelayanan pada anak asuh
terus ditingkatkan terutama
dalam metode pelaksanaan bimbingan penyuluhan agama dan perkembangan emosi anak, agar nantinya metode pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan agama berjalan baik dan lancar. 2. Kepada para Pembimbing a. Agar bimbingan berjalan efektif maka pembimbing perlu memiliki data pribadi dari masing-masing anak secara keseluruhan untuk mengetahui latar belakang. b. Para pembimbing janganlah merasa bosan dalam menyampaikan atau mengembangkan misi bimbingan penyuluhan agama, dibutuhkan kesabaran dan keuletan agar berhasil apa yang diinginkan.
99
3. Kepada masyarakat Masyarakat hendaknya berpartisipasi aktif secara moral maupun material.
5.3.Penutup Dengan menyelesaikan
mengucapkan naskah
skripsi
syukur ini.
Alhamdulillah, Peneliti
penulis
menyadari
dapat
sepenuhnya
bagaimanapun juga skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu peneliti mengharapkan saran yang bersifat membangun demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak. Amin Ya Robbal Alamin
DAFTAR PUSTAKA Ali, Muhammad. Psikologi Remaja, Jakarta: PT Bumi Aksara,2005 Anam, Khairul. Peran Bimbingan Penyuluhan Agama Dalam Mengembangakan Keberagamaan Anak Di Panti Asuhan Al Hikmah Polaman Mijen Semrang, Skripsi IAIN Walisongo Semarang, 2003 Ann, Taylor. Wladyslaw Sluckin Intruducing Psychologi, New Zealend:Penguin Education 1982 Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Dan Penyuluhan Agama, Jakarta: PT Golden Terayon Pers, 1982 Arifin, Pokok-Pokok Pikiran Tentang Bimbingan Penyuluhan Agama Di Sekolah Dan Luar Sekolah, Bulan Bintang, Jakarta: 1997 Arikunto, Suharsimi . Prosedur Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta: Rienika Cipta, 2002 At’tamimi, Muhammad Syeh, Kitab Tauhid, Yayasan Sosial Ibrahimdan Kementrian Urusan Islam, Dakwah Dan Bimbingan Kerajaan Arab Saudi:1996 Azwar, saifudin. Sikap Manusia Teori Dan Pengukuranya, Yogyakarta: Pustka pelajar 2000 Badan Wakaf Uii, Alqur’an Dan Tafsir, Jilid 4 jus 10-12. PT Dana Bakti Wakaf, Yogyakarta, 1990. Bastaman, Hana Jumhana, Integritas Psikologi Dalam Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999 Dadang, Hawari, Ilmu Kedokteraan Jiwa Dan Kesehatan Jiwa, Dana Bhakti Yasa, Jakarta: tt Depag RI, Terjemahan Al Quran, Semarang; Toha Putra, 1989 Djarajat, Zakiyah, Peranaan Agama Dalam Kesehatan Mental, Cv Haji Masagung, Jakarta: 1969 Djtmiko, Rachmat, Sistem Etika Islam (Akhlak Mulia )Pusta Panji Mas, Jakarta: 1996 Hadi, Sutrisno. Metodologi Research, Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM, 1973
100
101
Hallen, Bimbingan Dan Konseling Dalam Islam, Jakarta: Ciputat pres, 2002 Hankel, Insklopedia Indonesia, Ihtiar Baru, Van Bove, Jakarta: 1982 Hartati, Neti. Islam Dan Psikologi Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2005 Langulung Hasan, Teori-Teori Kesehatan Mental, Cet 5 Pustaka Al Husna, Jakarta : 1985 Marfungah, Pengaruh Intensitas Sholat Lima Waktu Terhadap Motivasi Beragama Anak Di Panti Asuhan Yatim Piatu Darul Hadlonah Semarang, Skripsai IAIN Walisongo Semarang, 2005. Martano, Etika Komukasi, Kantor, Kanisius, Yogyakarta: 1991 Muhammad, Atia Hanna, Bimbingan Pendidikan Dan Pekerjaan, Bulan Bintang, Jakarta: 1978 Muhammad, Hatta, Citra Dakwah Di Abad Informasi, Pustaka Wijaya Sarana, Medan: 1995 Muhammad, Surya, Dasar-Dasar Konseling Pendidikan, (Teori Dan Konsep) PT Kota Kembang, Yogyakarta: 1988 Mukhlisin, Peran Bimbingan Islam Dalam Pembentukakn Sikap Keberagaqmaan Anak Di Panti Asuhan Yatim Piatu Putri “Siti Khadijah” Kec Pedurungan Semarang, 2005 Nasrudin, Rozak, Dianul Islam, Al-Ma’arif Cet 10, Bandung: 1989 Nawawi, Handari. Penerbitan Terapan, Yogyakarta: Gajah Mada Univercity Pres, 1996 Prayitno, Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling, Jakarta: PT Renika Cipta, 1999 Sholeh, Agama Sebagai Terapi, Yogyakarta: Pustaka Pealajar, 2005 Soekanto, Soejono, Sosiologi Suatu Pengantar, Rajawali Press, Jakarta: 1990 Surya, Muhammad Bimbingan Dan Penyuluhan Di Sekolah, CV Ilmu, Bandung 1979 Syafi’i, Kencana Innu, Etika Pemerintah, Rienika Cipta, Jakarta: 1994 Tarmudji, Pengembangan Diri, Jakarta: Rienika Cipta, 1999
102
Thabathaba’i, Sayyid Allamah Muhammad Husain, Inilah Islam (Upaya Memahami Konsep Islam Secara Mudah), Pustaka Hidayat, Jakarta: 1992 Tohari, Musnawar, Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan Dan Konseling UII Pres, Yogyakarta: 1992 Usman, Najati, Alquran Dan Ilmu Jiwa, Pustaka, Bandung: 1995 Walgito, Bimo. Bimbingan Dan Penyuluhan Di Sekolah, Yogyakarta: Andi Ofset 1995 Winkel W.S, Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Menengah, PT Grasindo, Jakarta:1991 Yusuf, Qardawi, Konsep Ibadah Dalam Islam, Central Media, Surabaya, 1991 Yusuf, Syamsu. Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja, Bandung Remaja Rosdakrya, 2005 Zaien, Muh, Yusuf, Akhlak Tasawuf , Fakultas Dakwah, Semarang 1986
PEDOMAN WAWANCARA
I.
Historis 1. Kapan sejarah berdirinya PAY? 2. Didirikan oleh siapa saja dan tahun berapa? 3. Bagaimana latar belakang dan tujuan didirikannya PAY? 4. Apakah tanah yang didirikan oleh PAY ini milik sendiri ataukah tanah wakaf ? 5. Bagaimana sumber dana yang diperoleh? 6. Bagaimana letak geografisnya yang meliputi luas tanah PAY? 7. Bagaimana perkembangan PAY di Weleri Kendal dari tahun-ke tahun? 8. Berapa jumlah anak panti?
II.
Kepengurusan 1. Bagaimana susunan kepengurusan dan siapa saja yang duduk di dalamnya? 2. Bagaimana sistem kegiatan di PAY? 3. Bagaimana pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan agama di PAY Weleri Kendal? 4. Apa tujuan bimbingan dan penyuluhan agama di PAY Weleri Kendal? 5. Metode apa yang diterapkan dalam bimbingan dan penyuluhan agama di PAY Weleri Kendal? 6. Materi apa saja yang diterapkan di PAY? 7. Bagaimana perkembangan anak asuh setelah dilakukan bimbingan dan penyuluhan agama di PAY Weleri Kendal?
III.
Anak Asuh 1. Bagaimana perasaan saudara setelah tinggal di PAY ? 2. Apakah saudara selalu mengikuti metode bimbingan dan penyuluhan agama di PAY Weleri Kendal yang telah dijadwalkan? 3. Apakah saudara selalu melaksanakan apa yang diperintahkan pengasuh panti yang terkait dengan metode bimbingan dan penyuluhan agama di PAY Weleri Kendal? 4. Bagaimana faktor pendukung dan penghambat metode pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan agama di PAY Weleri Kendal? 5. Apakah saudara tidak merasa takut jika meninggalkan shalat lima waktu? 6. Bagaimana perasaan saudara ketika menyambut bulan ramadhan? 7. Menurut saudara setelah diadakan metode pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan agama di PAY Weleri Kendal adakah perubahan yang terjadi pada diri saudara? 8. Apakah saudara merasa takut jika teman-teman saudara menakutnakutinya? 9. Apakah saudara senang jika teman-teman menghargai perasaan saudara? 10. Bagaimana perasaan saudara jika barang saudara di pinjam oleh orang lain tanpa seizin saudara? 11. Setiap sholat lima waktu apakah saudara merasa senang memohon petunjuk dari Yang Maha Esa? 12. Bagaimana perasaan saudara jika orang
yang kita sayangi
meninggalkan kita? 13. Apakah saudara tidak merasa cemas keluar dari sekolah tanpa seizin pengurus? 14. Apakah saudara merasa cemas jika berhadapan pada permasalahan yang rumit?
15. Jika mengikuti tata-tertib di panti asuhan ini, bagaimana perasaan saudara? 16. Jika saudara di hina, bagaimana perasan saudara? 17. Bagaimana metode pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan agama di PAY Weleri Kendal? 18. Bagaimana metode pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan agama di PAY Weleri Kendal? 19. Adakah pengaruh metode pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan agama di PAY Weleri Kendal? 20. Adakah hasil dari metode pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan agama di PAY Weleri Kendal? 21. Metode apa saja yang digunakan dalam menghadapi anak yang sedih, anak yang marah, anak yang senang? 22. Apakah aada pengaruh terhadap kesedihan yang dialami? 23. Seberapa besar pengaruh metode pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan agama di PAY Weleri Kendal?