18
METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain
cross sectional
study yaitu
pengamatan yang dilakukan sekaligus pada satu waktu. Lokasi penelitian adalah TKA Plus Ihsan Mulya Cibinong. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive sampling dengan pertimbangan kemudahan akses dan perizinan dalam pelaksanaan penelitian. Kriteria yang digunakan dalam penetapan Taman Kanak-kanak adalah memiliki kelas bagi anak prasekolah usia 4-6 tahun dengan jumlah siswa lebih dari 30 anak. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2011. Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Populasi dari penelitian ini adalah siswa TKA Plus Ihsan Mulya Cibinong yang berusia 4-6 tahun. Jumlah populasi siswa sebanyak 80 orang. Adapun penentuan sampel didasarkan atas kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria Inklusi merupakan persyaratan umum yang harus dipenuhi oleh subyek agar dapat diikut sertakan sebagai sumber data dalam penelitian.
Kriteria inklusi dalam
penelitian ini meliputi : 1) contoh dalam keadaan sehat dan 2) orangtua (ibu) mengijinkan anaknya menjadi contoh penelitian.
Contoh yang berusia kurang
dari 6 tahun 6 bulan dikategorikan dalam kelompok usia 6 tahun.
Kriteria
eksklusi dalam penelitian ini adalah anak yang memiliki penyakit bawaan sejak lahir. Besar sampel merupakan bagian dari anggota populasi yang dijadikan sampel. Besar sampel yang diperoleh adalah sebanyak 32 orang yang dihitung berdasarkan rumus perhitungan proporsi sampel menurut Notoatmodjo (2010) sebagai berikut : 2
n = Z P (1- P) 2 d Keterangan : n = jumlah sampel Z = derajat kemaknaan (1,96) P = perkiraan proporsi gizi kurang sebesar 9,3% (Dinkes Kabupaten Bogor 2010) d = tingkat kepercayaan yang diinginkan sebesar 0,1 (Notoatmodjo 2010)
19
Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer meliputi data karakteristik contoh, karakteristik keluarga contoh, aktivitas fisik dan waktu menonton televisi, serta konsumsi pangan.
Data
sekunder meliputi gambaran umum sekolah tempat penelitian berlangsung. Selengkapnya jenis dan cara pengumpulan data primer dan sekunder dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Jenis data, variabel, cara pengumpulan data, dan alat bantu Jenis Data
Variabel Dan Data Karakteristik contoh 1. Nama 2. Alamat 3. Jenis kelamin 4. Usia 5. Berat badan 6. Tinggi badan Karakteristik keluarga contoh 1. Besar Keluarga 2. Pendidikan 3. Pendapatan Keluarga 4. Pekerjaan
Primer
Aktivitas fisik contoh
Cara Pengumpulan Data
Alat Bantu
Pengisian kuesioner oleh ibu contoh
Kuesioner
Pengukuran langsung (BB, TB)
Timbangan injak, Microtoise
Pengisian kuesioner oleh ibu contoh Pengisian kuesioner metode pencatatan 2x24 jam oleh ibu anak dikombinasikan dengan wawancara
Kuesioner
Kuesioner
Waktu menonton televisi Lama waktu dalam sehari Konsumsi zat gizi 1. Jenis pangan 2. Jumlah konsumsi
Sekunder
Status Kesehatan 1. Jenis penyakit 2. Lama sakit (hari) 3. Tempat berobat 4. Jenis penyembuhan Karakteristik sekolah 1. Nama 2. Alamat 3. Jumlah kelas 4. Jumlah murid 5. Jumlah guru
Pengisian kuesioner metode pencatatan 2x24 jam oleh ibu anak dikombinasikan dengan wawancara
Kuesioner
Pengisian kuesioner oleh ibu anak dengan metode recall 2x24 jam
Kuesioner
Pengisian kuesioner oleh ibu anak
Kuesioner
Kerjasama dengan pihak sekolah
Dokumen sekolah
20
Pengumpulan data primer diperoleh melalui alat bantu kuesioner. Pengisian kuesioner dikombinasikan dengan metode wawancara. penelitian diberikan dan diisi oleh ibu/pengasuh contoh.
Kuesioner
Kuesioner meliputi
pertanyaan/formulir tentang karakteristik contoh, karakteristik keluarga, keadaan kesehatan, serta konsumsi pangan dan aktivitas fisik hari ke-1 diberikan kepada ibu contoh pada hari pertama penelitian. Pada hari kedua penelitian, enumerator melakukan
wawancara
kepada
ibu/pengasuh
contoh
mengenai
pengisian
kuesioner hari ke-1 untuk memverifikasi dan mengecek kelengkapan kuesioner, serta memberikan formulir konsumsi pangan dan aktivitas fisik hari ke-2. Hari ketiga dilakukan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan contoh, melakukan wawancara
mengenai
pengisian
pengumpulan kuesioner oleh enumerator.
kuesioner hari
ke-2,
serta
Metode wawancara dikombinasikan
dengan observasi agar diperoleh informasi yang lengkap. Data berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) diperoleh dari pengukuran langsung menggunakan timbangan injak digital (bathscale) dan mikrotoise. Alat yang digunakan telah dikalibrasi terlebih dahulu sebelum digunakan. Data konsumsi pangan contoh diperoleh melalui metode
record yang
dikombinasi dengan recall 2x24 jam, sedangkan data aktivitas fisik dan waktu menonton televisi diperoleh melalui metode pencatatan 2x24 jam.
Data
pencatatan aktivitas fisik dan recall konsumsi pangan dilakukan pada hari yang sama. Data status kesehatan diperoleh melalui metode pencatatan berdasarkan jenis penyakit dan lama sakit dalam satu bulan terakhir sebelum penelitian, tempat berobat, serta jenis pengobatan. Pengolahan dan Analisa Data Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan inferensia dengan menggunakan program Microsoft Excel dan SPSS for Windows versi 16,0. Pengolahan data meliputi verifikasi, dianalisis.
coding, entri, cleaning,
dan selanjutnya
Verifikasi dilakukan untuk mengecek konsistensi informasi yang
diperoleh. Penyusunan code-book sebagai panduan entri dan pengolahan data. Selanjutnya dilakukan entri data, kemudian dilakukan cleaning data untuk memastikan tidak ada kesalahan dalam memasukkan data. Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan karakteristik contoh, karakteristik keluarga, aktivitas fisik, waktu menonton televisi, tingkat kecukupan zat gizi, status gizi dan status kesehatan anak.
Analisis deskriptif
21
disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi, persentase, nilai minimum dan maksimum, nilai rata-rata dan standar deviasi. Data dianalisis menggunakan korelasi Rank Spearman dan Pearson. Analasis data digunakan untuk melihat hubungan antara variabel penelitian. Data aktivitas fisik yang diperoleh adalah jenis kegiatan dan alokasi waktu setiap kegiatan.
Jenis kegiatan contoh dikelompokkan menjadi beberapa
kegiatan yaitu tidur, sekolah (termasuk mengerjakan PR dan mengaji), kegiatan ringan, kegiatan sedang, dan kegiatan berat (Hardinsyah & Martianto 1992). Masing-masing alokasi waktu dari jenis kegiatan akan dikalikan dengan nilai Physical Activity Ratio (PAR). Nilai PAR tiap jenis kegiatan tersebut dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Nilai PAR menurut jenis kegiatan dan jenis kelamin Jenis Kegiatan
Laki-laki 1.0
Perempuan 1.0
Sekolah
1.6
1.5
Kegiatan ringan
1.6
1.5
Kegiatan sedang
2.5
2.2
Kegiatan Berat
6.0
6.0
Tidur
Sumber : FAO/WHO/UNU (1985) dalam Hardinsyah & Martianto (1992)
Aktivitas fisik diukur dengan menggunakan Physical Activity Level (PAL). Aktivitas fisik anak prasekolah digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu ringan (1,45), sedang (1,60), dan berat (1,90). Nilai PAL diperoleh dengan menghitung Nilai PAR dikalikan dengan alokasi waktu (jam) untuk setiap jenis kegiatan, lalu dibagi dengan jumlah waktu dalam satu hari (24 jam) Angka kebutuhan energi yang ditentukan dengan menghitung angka pengeluaran energi aktual yaitu tingkat aktivitas fisik dikalikan dengan angka metabolisme basal pada anak usia prasekolah sebesar 55 kkal/kg BB/hari dalam PERSAGI
(1990).
Rumus
angka
kebutuhan
energi
sebagai
berikut
(FAO/WHO/UNU 2001) : Angka kebutuhan energi = tingkat aktivitas fisik x angka metabolisme basal
Menurut Hardinsyah dan Martianto (1992) konsumsi makanan pada tingkat individu atau rumah tangga diterjemahkan ke dalam bentuk energi, protein, lemak, vitamin dan mineral per orang per hari. Data konsumsi pangan diperoleh dari food recall 2x24 jam kemudian dikonversikan ke dalam energi dan
22
zat gizi dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) dan Daftar Kandungan Gizi
Makanan Jajanan (DKGJ). Konversi dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut (Hardinsyah & Briawan 1994) : KGij = Bj/100 x BDDj/100 x Gj Keterangan : KGij = Kandungan zat gizi dari bahan makanan j yang dikonsumsi dengan berat B (g) Bj = Berat bahan makanan j yang dikonsumsi (g) Gj = Kandungan zat gizi dalam 100 g BDD bahan makanan BDDj = Persen bahan makanan j yang dapat dimakan (% BDD)
Ratio energi
dan zat
gizi terhadap
menggambarkan tingkat kecukupan individu.
kecukupan
yang
dianjurkan
Tingkat kecukupan energi dan
protein dihitung dengan membandingkan jumlah energi dan protein yang dikonsumsi dengan kebutuhan energi dan protein contoh. Perhitungan tingkat kecukupan energi dan protein dapat dilihat pada rumus berikut : Tingkat kecukupan E,P =
Tingkat
kecukupan
Konsumsi E.P x 100% Angka kebutuhan E,P
vitamin dan
mineral
dibandingkan terhadap
kecukupan protein, vitamin dan mineral. Angka kecukupan protein, vitamin dan mineral yang digunakan berdasarkan Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi (1998) dalam Supariasa (2001) adalah 460 RE vitamin A, 45 mg vitamin C, 10 µg vitamin D, 500 µg kalsium, dan 9 mg zat besi. Perhitungan tingkat kecukupan vitamin dan mineral dapat Kandungan dilihat pada rumus berikut: Tingkat kecukupan zat gizi =
Konsumsi zat gizi kecukupan zat gizi
x 100% Angka
Penentuan status gizi berdasarkan berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB) dengan menggunakan standar baku WHO-NCHS.
Status
gizi
dikategorikan menjadi gizi lebih, gizi baik, gizi kurang dan gizi buruk. Penentuan status kesehatan berdasarkan jenis penyakit dan lama sakit dalam satu bulan terakhir sebelum penelitian.
Kategori
penelitian dapat dilihat pada Tabel 6.
pengukuran
berdasarkan
variabel
23
Tabel 6 Variable dan kategori data No.
Variabel
1.
Besar keluarga
2.
Pekerjaan orangtua
Kategori 1. Kecil (≤ 4 orang) 2. Sedang (5-6 orang) 3. Besar (≥ 7 orang) 1. PNS 2. Pegawai swasta 3. Wiraswasta 4. Tidak bekerja/Ibu rumah tangga
3.
Pendidikan orangtua
1. 2. 3. 4. 5.
SD SMP SMA Akademi /sarjana Pasca sarjana
4.
Tingkat aktifitas fisik (Sjostrom et al 2005)
1. 2. 3. 4.
Sangat ringan (<1,45) Ringan (1,45-1,59) Sedang (1,60-1,89) Berat (1,90)
5.
Tingkat pendapatan keluarga (Rp/kapita/bulan)
1. Rumah tangga tidak miskin (> garis kemiskinan) 2. Rumah tangga miskin (≤ garis kemiskinan)
6.
Waktu menonton televisi (Dunstan et al 2010)
1. Ringan (<2 jam per hari), 2. Sedang (≥2 sampai <4 jam per hari), 3. Berat (≥4 jam per hari).
7.
Tingkat Kecukupan Energi dan Protein (Depkes 1996)
1. Defisit tingkat berat (<70% angka kebutuhan) 2. Defisit tingkat sedang (70-79% angka kebutuhan) 3. Defisit tingkat ringan (80-89% angka kebutuhan) 4. Normal (90-119% angka kebutuhan) 5. Kelebihan (≥120% angka kebutuhan)
8.
Tingkat kecukupan vitamin dan mineral (Gibson 2005)
1. Kurang (<77% angka kecukupan) 2. Cukup (≥77% angka kecukupan)
9.
Status gizi (WHO)
1. BB/U 2. TB/U 3. BB/TB
10.
Status kesehatan
1. Jenis penyakit 2. Lama sakit
Definisi Operasional Asupan energi dan zat gizi adalah jumlah energi (kkal), protein (g), karbohidrat (g), lemak (g), vitamin A (RE), vitamin C (mg), vitamin D (µg), kalsium (µg) dan zat besi (mg) bersumber dari makanan dan minuman yang dikonsumsi contoh dalam sehari. Aktivitas fisik adalah kegiatan contoh selama 24 jam yang meliputi sekolah, kegiatan ringan, kegiatan sedang, dan kegiatan berat.
tidur,
24
Besar keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah dan satu dapur serta bergantung pada sumber penghidupan yang sama. Contoh adalah anak usia prasekolah yang berasal dari TKA Plus Ihsan Mulya Cibinong yang berusia 4-6 tahun (usia kurang dari 6 tahun 6 bulan dikategorikan dalam kelompok usia 6 tahun), dalam keadaan sehat, bersedia menjadi subyek penelitian, dan tidak memiliki penyakit bawaan sejak lahir. Konsumsi pangan adalah jumlah dan jenis pangan yang dikonsumsi contoh dalam sehari. Pendidikan orangtua adalah jenjang pendidikan formal yang dicapai oleh orangtua (ayah dan ibu) contoh. Pengeluaran energi adalah jumlah energi yang dikeluarkan berdasarkan perhitungan angka metabolisme basal dan tingkat aktivitas fisik selama 1x24 jam. Status gizi adalah kondisi
fisik anak
yang diakibatkan oleh konsumsi,
penyerapan dan penggunaan zat gizi yang diukur dengan dengan cara z-skor menggunakan indeks antropometri BB/U, TB/U dan BB/TB. Status kesehatan adalah keadaan kesehatan (riwayat sakit) anak dalam satu bulan terakhir yang meliputi status sakit,
jenis penyakit, frekuensi sakit
(berapa kali sakit) dan lama sakit (dalam hari). Tingkat aktivitas fisik adalah intensitas kegiatan contoh yang dinyatakan dengan nilai PAL (physical activity level). Tingkat kecukupan adalah total konsumsi zat gizi aktual berdasarkan metode recall 2 x 24 jam yang dibandingkan dengan angka kebutuhan zat gizi sehari anak dan dinyatakan dalam persen. Tingkat pendapatan keluarga adalah tingkat ekonomi rumah tangga yang dilihat dari total penghasilan keluarga dalam satu bulan dibagi jumlah anggota keluarga (per kapita). Waktu menonton televisi adalah lama waktu yang dihabiskan untuk menonton televisi selama 24 jam.