Edisi 2 Tahun 2012
Meraih Hak Masyarakat dengan Pendekatan Berbasis Aset Mencipta Inovasi dan Meraih Kesetaraan Gender di Ruang Domestik
Oleh Pembelajaran Atas Praktik, Kami Terus Lahirkan Hal Baru (Bagian 2 dari 2 Tulisan)
Annual Financial Report Perkumpulan PIKUL
Terus Menjaga dan Merawat Pulau adalah Mimpi kami bersama dan kami ingin terus menularkan ke tiap orang...
PIKUL “Lingkar Belajar Komunitas Bervisi” Jl. R.W. Monginsidi II No. 2 Kel. Pasir Panjang Kupang Nusa Tenggara Timur 85228 Telp. 0380-830218
Komunitas Peduli Lingkungan Lembata (KUMPUL) merupakan komunitas yang didirikan oleh anggota LBKB Pikul di Lembata bersama berbagai organisasi maupun lembaga yang telah lebih dahulu berdiri, seperti IKIPLI, Kl@ Yogya dsb. Saat ini telah melakukan aksi penanaman dan perawatan 2000 manggrove di Pantai Teluk Lewoleba. Kontak person : 082146324629 (Hendrikus Buran) Rekening : 0685 01 00285453 4 BRI cab Lewoleba a.n Katarina Y Ndun Gie
Terciptanya Ekonomi Solidaritas adalah Mimpi bersama kami! Kelompok Tani Lewolerang (KTL) adalah koperasi kaum tani dan pertukangan di Pulau Adonara. Untuk mencipta kan akses anggota perempuan terhadap sumber peng hasilan yang layak, kami merencanakan sebuah usaha peternakan babi dan pem buatan batako yang dimiliki komunitas dan dikelola kaum perempuan. Anda dapat berpartisipasi mewujudkan mimpi kami dalam pemupukan modal usaha awal! Informasi lanjut : 082144344103 (Kamilus Tupen Jumat), Rekening : 026 02.02.001581-6 Bank NTT Cab Pembantu Waiwerang a.n Kelompok Tani Lewolerang.
“Kami ingin bersama anda melakukan perubahan, lewat Gerakan Solidaritas @BeasiswaKITA” BeasiswaKITA adalah gerakan solidaritas untuk menyelamatkan generasi KITA, yang karena keterbatasan ekonomi, belum bersekolah serta anak yang waktu belajarnya hilang akibat harus bekerja. Anda dapat mengajak orang lain terlibat dalam aksi ini, memberi sedikit kelebihan mereka untuk anak-anak yang belum seberuntung anak anda, adik anda, saudara anda, atau juga seberuntung anda karena belum bersekolah. Penyelenggara @BeasiswaKITA: Nama Lembaga : Komunitas Akar Rumput (KoAR) Alamat : Jalan Kenari No. 10, Naikoten I Kupang-NTT Website : http://www.koarntt.org Email :
[email protected] , cc :
[email protected] Facebook : http://www.facebook.com/kitabeasiswa Twitter : @BeasiswaKITA | @KOARNTT SMS Centre : +62 85337862228 Kontak Person : Jan Pieter Windy Twitter : @JanWindy Telepon/HP : +62 81339344992
EDISI 2 TAHUN 2012
Meletakkan Pembangunan Solidaritas Rakyat dalam Bingkai Perjuangan Hak Asasi Membangun solidaritas warga dalam memajukan pemenuhan hak atas air, pangan, kesehatan, pendidikan, dan energi adalah kalimat kunci yang menjelaskan fokus aktivitas Pikul sejak 1999.
Mencipta Inovasi dan Meraih Kesetaraan Gender di Ruang Domestik
Inovasi yang dilakukan oleh para aktor dapat menginspirasi para perempuan lain. Menariknya lagi, kreatifitas itu lahir dan dikerjakan ditengah padatnya rutinitas pekerjaan domestik.
Oleh Pembelajaran Atas Praktik, Kami Terus Lahirkan Hal Baru (Bagian 2 dari 2 Tulisan)
Pada tulisan pertama, dibahas sesi-sesi Appreciative Inquiry hingga pada sesi Discovery. Bagian 2 ini akan dibuka dengan fase dream dan ditutup dengan sesi celebration.
Annual Financial Report Perkumpulan PIKUL
Laporan keuangan perkumpulan PIKUL periode tahun anggaran Juli 2011 hingga Maret 2011. Disajikan langsung oleh Emil Fanggidae, yang menjabat sebagai Manajer Keuangan PIKUL.
Inisiatif Edisi 2 Tahun 2012
“Reclaim Your Future” Redaksi Silvia Fanggidae, Torry Kuswardono, Wahyu Adiningtyas, Andry P. Ratumakin, Danny Wetangterah, George Hormat Editor Wahyu Adiningtyas Kontributor George Hormat, Margaretha Heo, Emil Fanggidae, Andry Ratumakin, Brino Tolok Layout Kampungkreasi Keuangan Emil Fanggidae, Daniel Temuluru Distribusi Ande Ngongolende Perkumpulan PIKUL Jl. Wolter Monginsidi II, No.2, Kel. Pasir Panjang, Kupang Nusa Tenggara Timur Telp: 0380-830218 Faks: 0380-822434 Email
[email protected] Website http://www.perkumpulanpikul.org Kanal Youtube http://www.youtube.com/users/pikulers FB: perkumpulan pikul FB (Fan Page): perkumpulan pikul Twitter: perkumpulan pikul INISIATIF adalah sebuah majalah yang diterbitkan oleh Perkumpulan PIKUL. Sebagai media berbagi pembelajaran, pengalaman dan informasi bagi siapa pun yang berminat untuk mempelajari Asset Based Approach-Appreciative Inquiry bagi perubahan sosial. INISIATIF juga diterbitkan sebagai bentuk pertang gungjawaban PIKUL kepada publik. Diterbitkan dengan dukungan dari
Inisiatif Edisi 2 Tahun 2012
editorial
P
ara aktor yang tergabung Lingkar Belajar Komunitas Bervisi terus berupaya meraih dan memenuhi hak dasarnya dengan berbagai kemampuan dan ketram pilan yang dimilikinya. Hal ini menimbulkan sebuah pertanyaan reflektif bagi Pikul, dimanakah letak kerja-kerja yang dilakukan oleh anggota LBKB dan Pikul sendiri dalam kerangka perjuangan HAM? Sehingga pada edisi kali ini kami memberikan judul utama, “Meraih Hak Masyarakat dengan Pendekatan Berbasis Aset”. Tulisan pertama, tentu saja adalah sebuah upaya reflektif kami yang disajikan sebagai sebuah review singkat tentang bagaimana Pikul meletakan solidaritas dalam kerangka perjuangan Hak Asasi. Kedua, adalah dua kisah dari dua aktor perempuan yang tergabung dalam LBKB. Selain dengan kemampuan dan kete rampilan yang dimiliki menghasilkan pendapatan bagi rumah tangga, dan mengorganisir masyarakat sekitar untuk melakukan perubahan, mereka juga berjuang untuk keseta raan di rumah tangga. Ketiga, adalah lanjutan dari tulisan bagian sebelumnya yaitu, “Oleh pembelajaran atas Praktik, Kami Terus Lahirkan Hal Baru”. Mengenai pengembangan-pengembangan metode Appreciative Inquiry yang dilakukan oleh Pikul.
Meletakkan Pembangunan Solidaritas Rakyat dalam Bingkai Perjuangan Hak Asasi Membangun solidaritas warga dalam memajukan pemenuhan hak atas air, pangan, kesehatan, pendidikan, dan energi adalah kalimat kunci yang menjelaskan fokus aktivitas Pikul sejak 1999.
Inisiatif Edisi 2 Tahun 2012
Ditulis oleh George Hormat, sebagai sebuah review singkat terhadap posisi Pikul dalam kerang ka perjuangan hak asasi. Rocky Gerung (editor). HAK ASASI MANUSIA Teo ri, Hukum, Kasus, p.68 1
Disarikan dari HAK ASASI MANUSIA Teori, Hukum, Kasus. Hal 96106, 193-196 2
Inisiatif Edisi 2 Tahun 2012
alam Inisiatif Edisi 1/2012, artikel Oleh Pembelajaran atas Praktik, Kami Terus Lahirkan Hal Baru dikata kan, solidaritas “mengacu pada pera saan simpati dan sepenanggungan sebagai sesama warga komunitas yang berujung pada tindakan sukarela setiap individu yang berkontribusi positif bagi kepentingan ko munitas. Karena itu, solidaritas mengan dung makna kemandirian komunitas dalam memenuhi hak dasar melalui upaya bersama anggota komunitas.” Pendekatan ini tidak hanya relatif baru dalam program yang mengatas namakan pe menuhan hak asasi manusia di NTT, tetapi juga mengandung gugatan, apakah berbagai upaya PIKUL mendorong kemandirian ma syarakat dalam memenuhi air, pangan, ke sehatan, pendidikan, dan energi adalah ba gian dari perjuangan hak asasi manusia? Pertanyaan atau gugatan ini penting, meski dapat dipastikan Pikul, semua yang bekerja di dalamnya, para associate hingga sebagian besar di antara para aktor perubahan yang berkumpul dalam lingkar belajar komunitas bervisi menyadari air, pangan, kesehatan,
dan pendidikan merupakan hak asasi manusia dan berkomitmen untuk memajukan pe menuhannya. Seorang filantropis yang beramal menyelenggarakan pengobatan gratis, atau membu ka sekolah-sekolah gratis, belum tentu se orang pejuang Hak Asasi Manusia sekalipun ia menyadari kesehatan dan pendidikan ada lah hak asasi orang-orang yang ditolongnya. Terdapat perbedaan antara membantu sese orang mendapat pelayanan kesehatan demi rasa kemanusiaan bahwa orang itu membutuhkannya (sebagai sebuah kebutuhan dasar) dengan memperjuangkan seseorang mendapatkan pelayanan kesehatan karena itu merupakan haknya yang asasi.
Bagaimana Gugatan Itu Muncul?
Hak suatu pihak pada dasarnya mengan dung tuntutan kepada (kewajiban) pihak lain. Hak dan kewajiban itu tak terpisahkan. Begitulah yang sering dikatakan tetapi juga sering disalahpahami sebagai seolah-olah hak dan kewajiban pada suatu objek secara serentak melekat pada satu subjek. Padahal arti sebenarnya adalah ketika hak atas suatu
objek dimiliki oleh suatu subjek (manusia), otomatis subjek lainnya (orang lain, lemba ga, masyarakat) dikenakan kewajiban. Hak untuk hidup yang dimiliki seseorang, menetapkan kewajiban orang lain, baik orang tertentu atau kepada semua orang lain selain subjek hak agar pemenuhan hak itu dapat berlangsung.1 Hak asasi manusia pada dasarnya merupakan tuntutan kepada pihak tertentu untuk menjamin setiap manusia tanpa kecuali, mendapatkan objek hak (konten dari hak asasi itu) agar kemanusiaanya utuh. Lantas, siapa kah pihak lain itu? Semua dokumen deklarasi HAM, terutama berbagai kovenan menempatkan negara sebagai pi hak utama yang dikenakan kewajiban meng hormati, melindungi, dan memenuhi hak asasi individu dalam masyarakat. Hal ini berdasarkan alur nalar sebagai berikut:2 Pertama, terdapat dua fakta kondisi ma nusia yang menjadi unsur pokok pendukung HAM, yaitu bahwa 1) manusia hidup untuk sejahtera (ditengah relativitas ukuran ini dalam ragam budaya masyarakat dunia, apa yang dideklarasikan sebagai HAM diyakini merupakan ukuran standar dari kesejahte raan itu), dan bahwa 2) agar bisa sejahtera, manusia butuh peran orang lain (masyara kat). Tidak ada kesejahteraan yang bisa dihasilkan oleh upaya pribadi yang terlepas dari peran orang lain. Kedua, ketika pemenuhan hak seseorang menjadi kewajiban orang lain yang bukan pemegang hak, maka tuntutan kewajiban itu harus sesuai dengan prinsip keadilan distributif dan beban yang diberikan fair, tidak berlebihan. Adalah negara yang bisa meng atur agar setiap individu warga negara dapat memenuhi kewajibannya dalam memajukan hak asasi individu lainnya sesuai prinsip keadilan distributif. Misalnya melalui pajak, yang besarnya disesuaikan status ekonomi tiap-tiap warga negara, negara mengumpulkan sumber daya untuk didistribusikan kembali dalam besaran yang berbeda-beda sesuai tingkat kebutuhan warga. Ketiga, meski sosial, manusia itu kompetitif. Di tengah-tengah sumber daya yang terbatas, upaya seseorang untuk mensejah terakan dirinya dapat sekaligus menghalagi atau mengurangi akses orang lainnya pada sumber daya yang dibutuhkan. Karena itu dibutuhkan penengah, sebuah lembaga yang dalam perspektif Jock Locke merupa-
Hak asasi manusia pada dasarnya merupakan tuntutan kepada pihak tertentu untuk menjamin setiap manusia tanpa kecuali, mendapatkan objek hak (konten dari hak asasi itu) agar kemanusiaanya utuh.
kan perjanjian dalam masyarakat dan diberikan mandat serta kekuasaan politik untuk memastikan pemenuhan hak tiap-tiap anggota masyarakat. Keempat, negara memiliki sejumlah kemampuan yang tidak dimiliki oleh individuindividu, kelompok, ataukah suatu kesatu an masyarakat. Negara memiliki kemampu an memaksa, melalui sanksi pidana, terhadap pelanggaran HAM. Negara juga memiliki sumber daya yang relatif cukup untuk dimobilisasi bagi upaya pemenuhan hak asasi warganya. Sampai di sini, pertentangan tampak. Negara adalah pihak utama yang bertanggungjawab atas HAM, sementara pendekatan Pikul menekankan kemandirian warga ber basis solidaritas antara individu dalam ko munitas atau organisasi. Lantas, begaimana meletakan pendekatan PIKUL dalam kerangka perjuangan Hak Asasi Manusia? Pertama, Perlu disadari, sebagaimana uraian di atas, negara hadir dan dituntut kewajibannya oleh karena keterbatasan indivi du atau masyarakat dalam menjamin HAM. Karena itu penetapan kewajiban negara terhadap penegakan HAM tidak serta-merta melepaskan masyarakat atau individu-individu di dalamnya dari kewajiban mengimplementasikan prinsip-prinsip di dalam DUHAM. Kedua, dalam konteks HAM Ekosob, meskipun memiliki sumber daya yang relatif be sar, tidak berarti kemampuan negara tanpa batas. Bahwa tak ada jaminan negara memiliki sumber daya yang cukup besar untuk me wujudkan hak ecosob warganya dalam seka-
Inisiatif Edisi 2 Tahun 2012
Margret Vidar and Mohamed Ali Mekouar. Water, health and human rights. WHO/WSH/WWD/ TA.10 © 2001–2003, 2002 WHO. http://www. who.int/water_sanitation_ health/humanrights/en/ print.html 3
http://www.unhchr. ch/huridocda/huridoca. nsf/%28symbol%29/ a.res.53.144.en 4
Inisiatif Edisi 2 Tahun 2012
li pukul merupakan salah satu alasan mengapa mengapa hak ekosob tergolong dalam negotiable rights. Kewajiban negara dalam memenuhi hak asasi ekosob warganya bersifat progresif atau bertahap. “In considering state obligations, it is important to bear in mind that human beings are responsible for themselves and their own well-being. Human rights do not automatically involve heavy government intervention or imply that individuals can unreservedly demand goods and services from the state.” Tulis Margret Vidar and Moha med Ali Mekouar.3 Dengan landasan itu, maka peningkatan peran aktif individu dan kolektif masyarakat dalam upaya memajukan pemenuhan hak asasi anggota masyarakat atau masyarakat itu sendiri merupakan aspek penting dalam memajukan HAM. Peran aktif ini tidak bisa dibatasi semata-mata pada keterlibatan sebagai pemantau pelanggaran HAM atau wanprestasi negara. Peran aktif yang tidak kalah pentingnya, sebagaimana dipromosikan PIKUL, adalah menciptakan inovasi-inovasi sosial dimana masyarakat bisa saling berso lidaritas dalam memenuhi hak asasi, khususnya hak ekosob. Tetapi persoalan belum selesai. Meskipun sangat dibutuhkan, upaya memfasilitasi ino vasi-inovasi sosial berupa solidaritas warga dalam suatu komunitas untuk memajukan
pemenuhan kebutuhan pendidikan, kesehat an, air, dan pangan itu tidak serta merta dapat digolongkan dalam perjuangan pemenuh an HAM. Majelis Umum PBB dalam Declaration on the Right and Responsibility of Individuals, Groups and Organs of Society to Promote and Protect Universally Recognized Human Rights and Fundamental Freedoms (General Assembly resolution 53/144) mengakui hak dan tanggung jawab individu, kelompok dan asosiasi untuk mempromosikan penghormatan terhadap dan menumbuhkan pengetahuan tentang hak asasi manusia dan kebebasan dasar di tingkat nasional dan internasional, dengan tetap memberikan pendekat an pada peran dan tanggung jawab negara.4 “The General Assembly , ... Stressing that the prime responsibility and duty to promote and protect human rights and fundamental freedoms lie with the State, Recognizing the right and the responsibi lity of individuals, groups and associations to promote respect for and foster knowledge of human rights and fundamental freedoms at the national and international levels, ...” Hak dan tanggungjawab individu, grup, dan associations yang diatur di dalam dokumen itu lebih berupa hak untuk berpartisipasi dalam segala macam aktivitas menuntut tanggungjawab negara dalam menghor-
mati, melindungi, dan memenuhi hak asasi manusia. Kehadiran negara dalam menjamin penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan HAM tampaknya memang tidak tergantikan. Pembangunan solidaritas warga adalah pelengkap yang mengisi kekosongan saat nega ra absen sekaligus yang menyempurnakan peran negara. Sebagai pelengkap dan pe nyempurna, ia tak bisa jadi pengganti dan pembenaran atas ketakhadiran negara. Ada beberapa kelemahan dari pendekatan kemandirian ini sehingga ia tidak bisa menggantikan peran negara. Pertama, berbeda dengan kewajiban ne gatif yang umumnya terkait hak sipil politik, solidaritas individu dalam memajukan pe menuhan pendidikan, kesehatan, pangan, dan air individu lain dalam suatu komunitas atau masyarakat tidak bisa dipaksakan. Tidak ada hukum yang bisa memaksa sese orang melakukan itu, dan memberi sanksi pada yang lalai dalam bersolidaritas. Indivi du-individu dalam masyarakat tidak meng adakan kontrak untuk saling bersolidaritas. Ini berbeda dengan negara. Negara adalah suatu kontrak (dalam perspektif Locke). Kewajiban warga negara dalam membayar pajak, menjalankan berbagai peraturan, dan menyerahkan wewenang penguasaan dan pengelolaan sebagian sumber daya kepada negara timbal balik dengan kewajiban negara untuk meredistribusi manfaat secara adil kepada individu warga negara. Solidaritas itu umumnya bersifat diskri minatif. Ia bersifat timbal balik antara anggota suatu kelompok atau komunitas. Kerja gotong-royong ( gemohing ) di Pulau Ado nara, Solor, dan Lembata hanya dilakukan pada kebun-kebun anggota gemohing . Di sa tu sisi, pemenuhan hak asasi tidak diskriminatif. Setiap warga negara berhak atas upaya negara negara dalam memajukan pemenuh an berbagai hak asasi. Solidaritas warga dalam memajukan hak ekosob juga berdaya jangkau terbatas. Solidaritas itu umumnya terjadi di dalam suatu komunitas pedesaan, antar masyarakat da lam suatu wilayah kecamatan, dan paling luas lintas beberapa kabupaten. Sementara tanggungjawab negara dalam pemenuhan hak ekosob menjangkau seluruh wilayah otoritasnya. Dengan demikian, pendekatan pemba ngunan solidaritas warga dalam pemenuhan hak asasi akan menjadi sebuah pendekatan
Kehadiran negara dalam menjamin penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan HAM tampaknya memang tidak tergantikan.
berbasis hak jika melengkapinya dengan advokasi kebijakan publik, yang menuntut pe ran dan tanggungjawab negara di dalamnya. Article 2 dalam General Assembly resolution 53/144 menyatakan, “Each State has a prime responsibility and duty to protect, promote and implement all human rights and fundamental freedoms, inter alia, by adopting such steps as may be necessary to create all conditions necessary in the social, economic, political and other fields, as well as the legal guarantees required to ensure that all persons under its jurisdiction, individually and in association with others, are able to enjoy all those rights and freedoms in practice.” Maka advokasi itu bisa diarahkan pada tugas negara to create all conditions necessary bagi meluasnya bentuk-bentuk solidaritas warga dalam pemenuhan hak asasi ekosob. Perluasan itu bisa dilakukan melalui peningkatan kapasitas kelompok-kelompok solidari tas dan mendorong duplikasi kreatif dari ino vasi-inovasi pemenuhan hak berbasis solida ritas pada komunitas atau kelompok. Inisiatif Edisi 2 Tahun 2012
10
Inisiatif Edisi 2 Tahun 2012
Mencipta Inovasi dan Meraih Kesetaraan Gender di Ruang Domestik Inovasi yang dilakukan oleh para aktor, terutama para aktor perempuan tentu sangat menarik untuk disebarluaskan, sehingga dapat menginspirasi para perempuan di lingkungan mereka dan di wilayah lain. Menariknya lagi, kreatifitas itu lahir dan dikerjakan ditengah padatnya rutinitas pekerjaan domestik.
erempuan, hampir disegala kelompok masyarakat manapun, pasti identik dengan pekerjaan rumah tangga. Pikul mengidentifikasi 6 beban yang harus ditanggung oleh perempuan di Nusa Tenggara Timur, mulai dari beban peng adaan air pangan dan energi, beban repro duksi biologis (hamil dan melahirkan), beban pengasuhan anak, beban belis, dan beban kekerasan dari suami/ayah. Kompleksitas yang dialami oleh aktor pe rempuan menimbulkan banyak pertanyaan bagi Pikul. Bagaimana aktor perempuan mengatasi berbagai beban yang harus ditanggungnya? Bagaimana diantara berbagai beban tersebut mereka mampu berkreatifi tas tidak hanya untuk menambah penghasil an rumah tangga, tapi juga membantu pe
rempuan-perempuan lainnya keluar dari beban-beban yang mereka hadapi? Ada dua kisah menarik yang diambil dari sebuah wawancara yang dilakukan oleh Pikul. Pertama, bagaimana pembagian kerja domestik yang adil gender harus dibangun sedini mungkin dalam rumah tangga. Pembagian kerja yang adil gender ini dibawa hingga laki-laki menikah dan berdampak pada perilaku dalam rumah tangga. Sehingga relasi yang lebih adil di rumah tangga memberikan perempuan kesempatan untuk berkreatifitas dan beraktifitas. Kedua, bagai mana seorang aktor perempuan mengatasi KDRT yang dialaminya dan membantu pe rempuan-perempuan disekitarnya yang me miliki masalah yang sama dengan kemampuan yang dimilikinya.
Inisiatif Edisi 2 Tahun 2012
11
Katarina Yosefina Ndun Gie
Mewartakan Keindahan, Membangun Kesetaraan
K
atarina Yosefina Ndun Gie adalah nama lengkap dari perempuan kelahiran Lewoleba, 6 April 1976. Rina, begitu lah para tetangga dan kerabat menyapanya sehari-hari. Kesehatan itu bukan sekedar masalah jasmani, ia juga urusan jiwa. Maka rumah sehat butuh taman indah agar tentram jiwa para penghuninya. Kira-kira begini lah cara pandang yang melatarbelakangi ke terlibatan Rina dalam pengorganisiran gerak an membangun taman bunga di Rt 008 Rw 003 Kelurahan Lewoleba Kota, Kabupaten Lembata. Inovasi sosial ini berawal dari se ringnya para tetangga, terutama kaum pe rempuan bertandang ke rumah Rina untuk berbincang-bincang sambil menikmati kein dahan taman di halaman rumahnya. “Waktu saya mulai menanam bunga ini belum banyak yang ikut. Saya lihat, mereka nih ibu-ibu rumah tangga yang hanya di rumah saja. Daripada mereka hanya duduk maka saya mulai ajak dan ada beberapa yang mulai ikut. Jadi sekarang ada beberapa teman yang gabung dan kita namai kelompok kita ini Kelompok Tunas Baru,” cerita Rina.
12
Inisiatif Edisi 2 Tahun 2012
Hingga kini aktivitas gotong royong bergilir di Tunas Baru telah berhasil mewujudkan taman bunga idaman di lima rumah anggotanya. Impian Rina, kelak di Lewoleba, setiap rumah memiliki taman yang di dalamnya tertata indah aneka tanaman bunga, sayur-mayur, buah- buahan, dan tanaman berkhasiat obat. Akhir 2012 ini ia menarget kan semua anggota kelompok telah memiliki itu. Untuk mendukung program ini, Rina dan kawan-kawan menggalakkan peternakan ayam potong yang dikelola beberapa anggo ta kelompok. Dengan itu mereka akan mudah mendapatkan pupuk. Upaya kreatif Rina meraih banyak simpati. Tidak heran kalau namanya disebut-sebut sebagai kandidat ku at ketua RT dalam pemilihan mendatang. Upaya Rina memperoleh dukungan dari suaminya juga. Pekerjaan domestik tidak pernah menjadi halangan baginya untuk ber aktivitas. “Kalau dukungan dari keluarga itu jelas ada. Malah suami yang pergi beli pot bu nga untuk saya. Kalau kerja merawat bunga, biasanya dia dan anak saya ikut bantu“.
Suami Rina, Vincen Dasion, berasal dari Lamalera, Lembata. Vincen merupakan anak laki-laki sulung dan tunggal dengan 4 orang adik perempuan. Saat ayahnya meninggal, semua urusan yang berkaitan adat dan keluarga Lamalera, mewajibkan Vincen terlibat sebagai salah satu laki-laki penerus marga Dasion. Meski Vincen adalah anak sulung dan laki-laki satu-satunya tidak berarti lepas dari pekerjaan rumah tangga. Ayahnya (mertua Rina) mendidik Vincen dan adik-adik perem puannya untuk berbagi pekerjaan rumah tangga. Dari mencuci baju hingga memasak. Ketika dirinya menikah dengan Rina, semua kebiasaan ini terus berlanjut. Vincen tidak pernah malu untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga. “Untuk pekerjaan dalam rumah suami saya juga turut membantu, artinya kita berdua saling bantu. Mulai dari masak, cuci dan urus anak. Sama seperti saya. Kecuali sapu rumah, itu dia memang tidak bisa Tapi kerja lain-lain dalam rumah dia bisa. Jadi kalau saya mulai sibuk, nanti kerja dalam rumah dia yang lakukan”, jelas Rina. Kebiasaan untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang dilakukan oleh suaminya tersebut diterapkan juga ke anak laki-laki me reka yang kini telah berusia 14 tahun. “Anak saya juga hanya satu dan sekarang sudah 14 tahun jadi sudah mulai juga bantu kerja di dalam rumah. Sama seperti bapak nya, dia diajari untuk bekerja. Meskipun dia anak-anak laki-laki tunggal, tapi kami tetap
ajari untuk melakukan pkerjaan-pekerjaan rumah tangga”, lanjutnya lagi. Kesetaraan rumah tangga yang terbangun tidak saja untuk pekerjaan rumah tangga, tetapi ketika mereka memutuskan segala hal yang berkaitan dengan keputusan rumah tangga, seperti apa yang mau dikerjakan un-
Hingga kini aktivitas gotong royong bergilir di Tunas Baru berhasil mewujudkan taman bunga idaman di lima rumah anggotanya. Impian Rina, kelak di Lewoleba, tiap rumah memiliki taman tertata indah yang ditanami aneka bunga, sa yur-mayur, buah-buahan, dan tanaman obat. tuk menambah pemasukan keluarga dsb. Hanya saja, Rina, seperti umumnya perempuan lain di Nusa Tenggara Timur belum bisa terlibat dalam keputusan-keputusan adat secara langsung. Rina menyadari bahwa tanpa keterlibat an suami dalam mengerjakan pekerjaan domestik tidak mungkin ia dapat melakukan aktivitasnya seperti saat ini, mewartakan ke indahan. Apalagi kesibukan Rina makin ber tambah paska mengikuti Visioning “Para Pe rawat Pulau” di Kupang. Rina dan anggota LBKB Lembata membentuk KUMPUL (Komu nitas Peduli Lingkungan Lembata).
Inisiatif Edisi 2 Tahun 2012
13
Wilhelmina Yuliana Baha
Memandirikan kaum Perempuan dengan Bekerja
S
“
aya punya cita-cita itu yang dari Lem bata tidak boleh ambil produk dari lu ar.” Adalah mimpi Mama Yuli di masa depan. Kemandirian akan produksi dan kon sumsi di Pulau Lembata. Kemandirian ter sebut yang juga mencerminkan Mama Yuli dalam mengarungi kerasnya hidup. Wilhemina Yuliana Baha, yang biasa dipanggil Mama Yuli, dilahirkan di Hoelea, pada tanggal 7 Juli 1957. Sejak muda Ia sudah mulai bekerja. Cita-citanya di masa muda adalah menjadi tukang jahit. Ia sempat ikut kursus jahit di Modesta, Kupang. Di tahun 80-an. Setelah selesai mengikuti kursus Ia balik ke Lembata, dan mulai menjahit ka sur dan bantal. Cepat mendatangkan uang adalah alasan Ia memilih menjahit kasur dan bantal. Ia juga sempat membuka kursus menjahit hingga tahun 1985. Di tahun yang sama Ia menikah dengan Yosep Pati dan dikaruniai 1 perempuan. Tahun 1991, Ia diminta oleh pembantu Bupati untuk ikut tim penggerak PKK karena keahlian menjahitnya. Awalnya Ia tidak mau. Apalagi ada stigma hanya perempuan yang kurang kerjaan yang ikut PKK. Tapi pengalaman Mama Yuli dengan PKK justru berbeda. Di PKK, perempuan-perempuan yang memiliki pendidikan terbatas justru menjadi pintar karena memperoleh tambah an ketrampilan. Keaktifan Mama Yuli meng ajarkan ketrampilan yang dimiliki juga telah menarik Dinas Koperasi. Tahun 2005, Dinas Koperasi memintanya magang di Kupang. Kemudian tahun 2006 dan 2007, Ia diminta juga magang di Sidoarjo untuk pengolah
14
Inisiatif Edisi 2 Tahun 2012
Peristiwa yang pernah dialami Mama Yuli juga membuatnya menjadi seorang “konselor” bagi para tetangganya yang mengalami kasus KDRT.
an ikan. Pengolahan ikan menjadi krupuk yang kemudian ia pilih. Ilmu membuat krupuk dari ikan yang kemudian ia kembangkan dan modifikasi dengan menambahkan kulit pisang. Sejak tahun lalu produk inilah yang menjadi andalannya. Ditengah aktivitasnya, pernikahan Mama Yuli tidak luput dari permasalahan. Kurang lebih, 20 tahun, suaminya yang kerja di PLN hanya pulang 1-2 minggu satu kali padahal kerjanya tidak jauh dari rumah. Pendapatan yang diterima oleh suaminya jarang sampai di tangan Mama Yuli. Untungnya, Mama Yuli memiliki usaha pembuatan kasur hingga bi sa mencukupi kebutuhan rumah tangga. Me lalui cerita teman suaminya juga, Ia menge tahui bahwa suaminya sering berjudi. “Saya ke sana lihat mereka sedang judi. Dia tidak ikut hanya nonton saja. Saya tidak marah, tapi saya menyanyi saja disitu se perti pengamen”, cerita Mama Yuli. Saya bi-
lang, “saya ini pengamen. Kasih uang. Saya mau pulang”. Lanjutnya. “Suami saya marah. Saya bilang, istrimu ini datang bukan marah tapi datang jadi pengamen. Dia bilang bikin malu saja. Kemudian, saya bilang, da ripada saya ke sana dan marah, lalu, kamu pukul. Saya buat begitu supaya didalam rasa enak. Akhirnya dia tidak judi lagi. Setiap hari, saya hanya pikir sebentar, bagaimana agar dia jangan pukul saya. Karena, setiap hari, dia minum dan mabuk. Saat pulang pasti pukul saya”. Kesabaran dan upaya Mama Yuli untuk menyadarkan suaminya berbuah, meskipun lama. “Karena saya lihat anak sudah besar. Kita kan berubah perlahan-lahan bukan sekaligus. Akhirnya lama kelamaan saya pikir, eh, betul juga anak sudah besar lebih baik istirahat pokoknya segala macam judi, pukul”, ujar Suaminya yang ikut menemani saat mewawancarai Mama Yuli.
“Itu sekitar 5 tahun lalu anak sudah besar. Mungkin anak sudah menikah itu 2005 kalau tidak salah. Setelah itu berubah dan kasih sayang mulai ada. Saya buat lagu sampai saudara saya dengar lagu itu mereka menangis. Saya buat lagu itu supaya lega dan dia mendengar isi hati saya”, Mama Yuli menambahi cerita suaminya. Saat ini, suami Mama Yuli selain membantu urusan penjualan barang-barang yang diproduksi oleh istrinya sehari-hari juga ti dak segan mengurus pekerjaan rumah tangga. Memasak ataupun mencuci baju. Peristiwa yang pernah dialami Mama Yuli juga membuatnya menjadi seorang “konselor” bagi para tetangganya yang mengalami kasus KDRT. Ia tak segan membantu para perempuan keluar dari KDRT sekaligus meng ajak mereka bekerja sehingga mereka me miliki pendapatan dan posisi yang lebih setara berhadapan dengan suaminya. Inisiatif Edisi 2 Tahun 2012
15
Oleh Pembelajaran atas Praktik, Kami Terus Lahirkan Hal Baru Bagian 2 dari 2 Tulisan ada tulisan pertama kami telah membahas sesi-sesi Appreciative Inquiry hingga pada sesi Discovery. Akhir dari pembahasan kondisi brutal adalah ke sadaran akan kontribusi pribadi bagi tercip ta, tertahan, dan memburuknya krisis. Pada bagian ini juga dibahas bagaimana penggabungannya dengan kisah sukses dan inti positif. Pada bagian 2 ini kami akan membukanya dengan fase dream dan menutupnya dengan sesi celebration.
Dream
Sebelumnya, output utama dari fase Dream adalah vision board kolektif para aktor perubahan dalam satu pulau. Tetapi sejak visioning Pemuda Aktor Perubahan Naibonat, nilai penting dari vision statement kembali mendapat tempat. Pada visioning Para Perawat Pulau, mantra (slogan) dari visi juga mendapat penekanan. Maka output
Ilustrasi 1
Perbandingan Contoh Vision Statement Contoh Vision statement I: Visi Desa Amin Jaya 2016 “Dengan Potensi Yang Ada Mewujud kan Desa Amin Jaya Menjadi Desa Yang Aman, Maju, Kompetitif Dan Mampu Mandiri Dengan Azas Kebersa maan Dan Kekeluargaan Sebagai Wi layah Sentral Ekonomi Perdagangan, Jasa dan Perkebunan, Berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 sebagai implementasi UndangUndang No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah”
16
Inisiatif Edisi 2 Tahun 2012
fase dream pada visioning Para Perawat Pulau adalah vision board, vision statement, dan mantra (slogan). Sejak Visioning LBKB Adonara II, diper kenalkan materi tambahan berupa perumus an vision statement yang baik. Selama ini, perumusan pernyataan visi sekedar meme nuhi kaidah formal: kalimat positif yang me nyatakan kondisi yang hendak dicapai; singkat; dan jelas. Sejak visioning LBKB II, ditambahkan dua ciri vision statement yang baik, yaitu: mampu membangkitkan imagi di kepala orang yang mendengar atau membacanya; dan mampu membangkitkan hasrat orang untuk bertindak mewujudkannya. Dua syarat atau ciri ini merupakan konseku ensi dari perumusan pernyataan visi yang jelas, sekaligus alat ukur jelas atau tidaknya sebuah pernyataan visi. Sebuah vision statement yang jelas akan mampu membangkitkan imagi konkrit ten-
Contoh Vision Statement II: Memindahkan Surga di Amin Jaya 2016
Di
Maju Desa memiliki fasilitas internet, memudahkan warga berkomunikasi dengan kerabat di manapun Semua data tentang desa bisa diper oleh cukup dengan “klik” pada komputer di kantor desa. Warga desa atau tamu yang membutuhkan bo leh menggunakannya
Sejahtera Setiap keluarga memiliki penghasil an yang cukup untuk memenuhi ber bagai kebutuhan hidupnya Sepanjang tahun air bersih meng alir hingga ke rumah-rumah warga. Sepanjang tahun setiap rumah tang ga memiliki cukup makanan, baik mutu maupun jumlahnya Semua anak usia sekolah menik mati pendidikan hingga menamat kan SMU/SMK Panel surya terpasang pada atap rumah-rumah penduduk, memproduksi listrik siang dan malam.
Bersih dan Hijau Jalan-jalan kampung dari pavin blog menghubungkan setiap wilayah desa, di sisi kiri dan kanan tumbuh rindang pohon-pohon buah
halaman rumah penduduk tumbuh bunga, tanaman obat, dan aneka tanaman pangan
tang seperti apa rupa kondisi yang dikehen daki, dan imagi yang jelas akan membangkitkan hasrat untuk mewujudkannya. Untuk membuktikan itu, kepada peserta disodori dua contoh vision statement , dan diminta merasakan yang manakah yang membangkitkan imagi yang jelas di kepala dan hasrat yang kuat di hati (lihat boks). Pada Ilustrasi 1, Vision statement yang pertama adalah yang lazim dimiliki lembagalembaga pemerintah dan politisi yang bertarung di dalam pemilu. Tidak satupun peser ta yang mendapatkan gambaran jelas seperti apa kondisi Desa Amin Jaya pada 2010 nanti ketika visi ini terwujud, apalagi merasakan hasrat bertindak mewujudkan impian di dalam vision statemen itu. Berbeda halnya dengan contoh vision statement kedua. Ketika rumusan vision statement kedua dibaca kan, para peserta mengaku dapat memba yangkan kondisi Desa Amin Jaya ketika visi telah terwujud. Para peserta juga mengaku tertarik mewujudkan itu di desanya. Vision statement yang jelas, membangkitkan imagi, dan mendorong hasrat bertindak hanya mungkin dihasilkan jika para peserta visioning itu sendiri memiliki imagi masa depan yang jelas di kepalanya. Praktik menceritakan tempat paling menarik yang pernah dikunjungi agar peserta lain bisa “merasakan” tempat itu tanpa harus me ngunjunginya cukup baik digunakan sebagai latihan. Membuat pernyataan visi itu layak nya menceritakan tempat menarik yang pernah dikunjungi. Bedanya, tempat yang diceritakan vision statement adalah kondisi di masa depan. Persamaannya, kondisi di masa depan itu harus mampu dibayangkan peserta sejelas imagi tempat nyata yang pernah dikunjungi. Penekanan lain pada fase dream adalah mantra. Mantra itu slogan, sebuah kalimat yang membangkitkan semangat untuk me wujudkan impian, sekaligus mengandung nilai yang melandasi upaya pemenuhan impian itu. Visioning di TTS misalnya, mengha silkan mantra “Kami tidak jual apa yang ti dak kami buat” (versi Indonesianya); atau visioning LBKB Adonara I menghasilkan mantra Mulo Goen Puken, Tana Goen Ni mun, yang mengandung arti yang sangat da lam, kecintaan dan kebanggaan orang-orang Adonara pada tanah leluhurnnya, dan kehen dak kuat untuk membangun Adonara. Disebut mantra, karena kalimat itu mempunyai daya magis menggerakan orang-
Mantra itu slogan, sebuah kalimat yang membangkitkan semangat untuk mewujudkan impian, sekaligus mengandung nilai yang melandasi upaya pemenuhan impian itu.
orang. Pada masa perang merebut dan mempertahankan kemerdekaan dulu, kita kenal slogan seperti “Bung, ayo bung!” dan “Mer deka atau Mati!” Pada era perjuangan refor masi 1998, ada kalimat “Hanya satu kata, lawan!” yang berasal dari penggalan puisi Widji Thukul. Pada gerakan internasional melawan neoliberalisme, ada kalimat Che Guavara, “hasta la victoria siempre”. Kalimat-kalimat ini adalah mantra yang mampu menggerakan orang pada zamannya.
Destinations
Fase Destinations adalah sebuah fase ba ru, salah satu buah pembelajaran dari praktik visioning AI di Nusa Tenggara Timur. Awalnya ia merupakan salah satu bentuk pe laksanaan fase design dalam kondisi keterbatasan waktu. Waktu Stef Miramangi meng gunakannya dalam visioning Pra-Musrembangdes di Desa Ientena dan Kalelu di Pulau Solor, saya melihat model ini baik untuk dijadikan fase tersendiri, terutama bagi pelaksanaan visioning dengan waktu yang lebih lapang. Maka munculkan fase destinations pada Visioning Para Perawat Pulau. Nama destinations bersumber pada analogi perjuangan mewujudkan impian sebagai sebuah perjalanan panjang. Lazimnya, sebelum tiba di tujuan akhir, kita akan menying gahi sejumlah tempat, tujuan antara. Di tem pat-tempat tujuan antara itu, kita bisa saja mengganti moda transportasi, mengubah rute, mengisi bahan bakar, menambah persediaan bekal, atau bahkan beristirahat seInisiatif Edisi 2 Tahun 2012
17
jenak. Tempat-tempat tujuan sementara itu memiliki penanda yang khas, yang membuat para pelintas tahu pasti ia sedang ber ada di tempat yang tepat. Kota A misalnya, memiliki penanda-penanda yang berbeda da ri Kota B. Demikian pula sebuah terminal bus, jelas berciri beda dengan stasiun kereta api. Mengenali penanda tempat-tempat per singgahan berguna untuuk menentukan sudah seberapa jauh perjalanan dan seberapa dekat ke tujuan akhir, serta mengevaluasi sudah optimalkah kecepatan tempuh sesuai yang direncakanan. Begitu pula dengan perjuangan mewujudkan visi. Jika visi ditargetkan terwujud 10 tahun ke depan, dibutuhkan target capaian tahun demi tahun. Kondisi yang ingin dilihat telah terwujud tahun demi tahun itulah pe nanda tujuan sementara yang hendak dicapai. Pada metode perencanaan yang umum, target capaian tahunan ini bisa dipadankan dengan objektive. Namun dengan sedikit perbedaan: jika umumnya objektive berupa ukuran kuantitas, maka objektive dalam AI merupakan target kuantitas dan kualitas yang hendak dicapai per tahunnya. Le bih jauh, kuantitas tidak sebatas jumlah terbilang dari suatu ukuran yang mau dicapai, tetapi juga segala hal yang bersifat fisik. Contohnya adalah “Pada 2016, Desa Sumber Jaya memiliki sebuah Puskesmas.” Sementara ukuran kualitas adalah sifat yang dikehendaki, atau roh dari keberadaan yang fisik itu. Contoh “Di Puskesmas itu, obat-obatan selalu tersedia, para medis berdomisili di de-
18
Inisiatif Edisi 2 Tahun 2012
Jika visi ditargetkan terwujud 10 tahun ke depan, dibutuhkan target capaian tahun demi tahun. Kondisi yang ingin dilihat telah terwujud tahun demi tahun itulah penanda tujuan sementara yang akan dicapai.
sa, membuat mereka siaga 24 jam bagi pena nganan medis darurat. Setiap akhir pekan, di sore hari diadakan diskusi-diskusi masalah kesehatan.” Penanda, yaitu target perubahan tahunan dapat disusun berdasarkan “logika cakupan dampak”, dari yang paling kecil hingga pa ling luas kuantitas (jumlah penerima dam pak dan luas wilayah) dan kualitas dampak nya; dapat pula berdasarkan “logika syaratdampak” (yang mana yang menjadi syarat dan yang mana dampak. Selanjutnya, dam pak menjadi syarat bagi dampak selanjut nya); atau perpaduan keduanya. Peningkat an produksi pangan hingga tersedia surplus misalnya merupakan syarat bagi keberadaan lumbung desa; dan keberadaan lumbung desa merupakan syarat bagi kesiapan pangan masyarakat desa di masa paceklik; yang adalah syarat bagi ketahanan pangan. Jadi dalam membuat target tahunan, meningkatnya produksi pangan menjadi target yang mendahului berdirinya lumbung desa. Output dari fase Destinations adalah Peta Alur Perubahan
Design
Tujuan akhir (Visi) telah ditentukan (Fase Dream), target-target tahunan yang hendak dicapai telah pula disusun (Fase Destinations); maka urusan selanjutnya adalah memetakan apa yang harus ada agar target tahun pertama bisa tewujud. Inilah yang dilakukan pada fase Design . Fokus perhatiannya pada target tahun pertama, bukan pa-
da Visi, juga bukan pada setiap tahun. Yang pertama karena fase Destinations telah memecah Visi pada mimpi-mimpi kecil, yaitu kondisi yang ingin dicapai per tahunnya. Yang kedua, tahun pertama adalah adalah tempat persinggahan pertama, yang memberi ruang bagi penilaian atas capaian dan upaya yang telah dilakukan. Pasca pencapai an tahun pertama, terbuka ruang lebar bagi pembaruan mimpii, percepatan ataukah per ubahan rencana-rencana. Dalam fase Design, peserta memetakan elemen sukses, yaitu hal-hal yang harus ada agar target perubahan tahun pertama bisa terwujud. Ilustrasinya, jika kita memiliki impian membangun rumah idaman dalam 5 tahun,dan target tahun pertama telah terbangun fondasi; maka elemen-elemen suk sesnya adalah gambar design rumah, lahan, bahan-bahan (pasir, batu, semen), dan tenaga yang mengerjakannnya. Ilustrasi lainnya, masyarakat sebua desa memiliki visi kedaulatan pangan. Target tahun I adalah surplus produksi pangan dan berdirinya lumbung desa. Maka elemen suksesnya bisa saja berupa kesadaran masyarakat untuk menanami pekarangan rumah dan lahan kosong dengan tanaman pangan; kesepakat an warga atas tentang lokasi, ukuran, sumbangsih, mekanisme, dan manajemen lumbung desa; serta pengetahuan tentang rancang bangun lumbung yang baik. Elemen-elemen sukses yang ada kemudi an dipetakan mana yang telah ada atau bisa segera ada dan mana yang belum. Di sini, penemuan inti positif (fase Discovery ) sa ngat berguna. Elemen sukses yang telah ada adalah inti positif yang dimiliki desa tersebut. Demikian pula untuk mendapatkan ele men sukses yang belum ada, warga desa ter sebut didorong untuk mengoptimalkan inti positif yang dimiliki. Dengan demikian, ke tergantungan pada intervensi pihak luar (hal yang berada di luar kendali) bisa dikurangi. Semakin kecil peran hal-hal di luar kendali sebagai elemen sukses, semakin tinggi ke mungkinan keberhasilannya. Jadi elemen sukses sebenarnya merupakan konversi inti positif atau optimalisasi inti positif.
da fase Destination, impian itu dipecah ke dalam target perubahan tahunan. Elemen sukses, yaitu hal-hal yang harus ada agar target perubahan tahun pertama bisa terwujud telah dipetakan dalam fase Design . Dengan demikian, fase Destiny para aktor tinggal merumuskan proyek perubahan bersama. Proyek Perubahan Bersama berisi strategi dan rencana tindakan untuk mewujudkan elemen sukses yang dibutuhkan, dan me rangkai elemen sukses tersebut dalam rang ka mewujudkan target perubahan tahun I. Pada Ilustrasi Visi 2016 Mewujudkan Surga di Pulau Pura (lihat fase Design ), ditemukan bahwa elemen sukses yang belum ada adalah 1) Kesadaran masyarakat di Desa2 Target tentang pentingnya Lumbung Desa, Pemanfaatan pekarangan bagi tanaman pangan; dan 2) Kesepakatan masyarakat tentang lokasi, ukuran, sumbangsih, mekanisme, dan manajemen lumbung desa. Maka pada tahap Destiny , para peserta merumuskan strategi dan tindakan yang bisa dilakukan dengan bebasis inti postif. Untuk mewujudkan elemen sukses pertama; dibutuhkan sebuah media penyebarluasan gagasan. Berdasarkan peta inti positif, diketahui bahwa 1) nilai-nilai spiritual masyarakat yang kuat membuat peran lembaga agama menjadi sentral dalam kehidupan masyarakat (inti positif yang bersumber dari lingkungan sosial masyarakat); 2) di antara para aktor perubahan pulau pura, ada yang berprofesi sebagai pendeta (pdt A), pastur (pastur B), dan imam masjid (Haji C) (inti positif yang bersumber dari dalam komunitas aktor perubahan itu sen
Destiny
Pada fase discovery , para aktor telah me nemukan inti positif yang ada di pulau mereka. Pada fase Dream, para aktor perubahan merumuskan impian bersama, seperti apa masa depan pulau yang mereka inginkan. Pa Inisiatif Edisi 2 Tahun 2012
19
diri); 3) Ada juga bung D yang memiliki ke lompok teater keliling yang beranggotakan kalangan pemuda. Dengan ini, salah satu strategi yang dipi lih adalah pertama 1) menggunakan mimbar kotbah hari Minggu (di gereja) dan hari Jumat (di masjid) dan 2) teater keliling sebagai media penyebarluasan gagasan lumbung desa dan panganisasi pekarangan rumah dan lahan kosong; Tindakan dan peran yang diambil adalah membentuk 1) Jaringan Rohaniwan Pewarta Daulat Pangan yang dilakukan oleh Pdt A, Pastur B, dan Haji C yang akan mengorganisir rekan-rekan seprofesi mereka; 2) Para aktor akan memfasilitasi pembentukan teater keliling di desa masing-masing untuk dilatih Bung D. Bung D akan mempersiapkan nas kah teater berisi pesan pentingnya lumbung desa dan panganisasi pekarangan. Tugas tahap Destiny belum berakhir de ngan dirumuskannya Proyek Perubahan Bersama. Para aktor perubahan yang hadir di dalam visioning berasal dari berbagai latar belakang medan karya perubahan. Kesepat an akan sebuah Proyek Perubahan Bersama tidak bisa memaksa mereka meninggalkan lapangan aktivitas perubahan yang te lah mereka tekuni selama ini. Maka tugas selanjutnya dalam Fase Destiny adalah merumuskan kontribusi proyek perubahan pribadi pada pemenuhan impian bersama.
Celebration: Merayakan Proses dan Mengikrarkan Komitmen Celebration adalah fase terakhir dari rangkaian proses ini. Sejatinya pada celebration, peserta, penyelenggara, dan fasilitator merayakan proses yang telah dilalui. Hal sesuai dengan keyakinan appreciative inquiry, bahwa perubahan itu terjadi bersamaan dengan penyelidikan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan fasilator; saling berbagi di dalam diskusi kelompok; dan berba gai bentuk presentasi perserta, baik secara pribadi pun berkelompok, telah memainkan peran sebagai instrumen yang mendorong perubahan pada diri peserta. Perubahan itu dimulai dengan apresiasi diri, kepercayaan diri, kebangkitan imagi positif tentang masa depan, hingga perubahan prilaku. Perayaan atas proses dilakukan sekali jalan dengan evaluasi. Dalam evaluasi ala AI, para peserta 1) mengungkapkan hal-hal baik yang terjadi selama proses, yang mereka
20
Inisiatif Edisi 2 Tahun 2012
Ilustrasi 2
Projek Perubahan Pribadi yang Berkontribusi pada Impian Kolektif Ibu S adalah seorang aktor perubahan di bidang pendidikan. Ia telah mendirikan PAUD swadaya di desanya. Sebuah visioning yang meli batkan para aktor perubahan dari berbagai latar belakang karya per ubahan di pulaunya telah menghasilkan impian mewujudkan pulau yang hijau dan berkecukupan air. Pada fase Destiny, ia merumuskan proyek Perubahan Pribadinya berupa Mengagendakan Hari Menanam Pohon sekali dalam tiga bulan dan hari Menyiram Pohon sekali dalam seminggu yang melibatkan tiap anak didik dan orang tua. Dengan begitu, Ibu S tidak saja berkontribusi bagi impian pulau hijau dan berkecukupan air yang dirumuskan para aktor perubahan sepulau itu, tetapi juga meningkatkan kualitas dampak PAUD bagi anakanak, yaitu penanaman nilai cinta lingkungan.
inginkan terus dipertahankan bagi kegiatankegiatan di kemudian hari. Peserta juga diminta menceritakan 2) perubahan positif di dalam diri yang mereka rasakan selama berlangsungnya kegiatan. Sesi lain di dalam fase ini adalah ikrar ko mitmen perubahan. Setelah, pada fase Destiny peserta menyusun projek perubahan kolektif dan projek pribadi yang berkontribusi pada pencapaian visi pulau, maka sela yaknya kini mereka diberikan kesempatan mengikrarkan komitmen untuk sungguhsungguh melaksanakannya. Bentuk ikrar komitmen ini sebagaiknya sedemikian rupa agar ia meninggalkan ke san yang mendalam. Sehingga dengan demikian ia juga memainkan peran sebagai sebuah penutupan yang memukau. Dalam visioning II LBKB Adonara, para peserta yang no limit participation memilih bentuk upaca ra sumpah adat, sebuah ritual adat yang dahulu biasanya dilaksanakan oleh suatu suku yang hendak maju berperang. Dahulu, ketika dilaksanakan untuk kepentingan maju berperang, orang-orang yang terlibat di dalamnya berjanji hanya ada dua alternatif yang mereka miliki: menang atau mati di medan pertempuran. Demikianlah, proses pelaksanaan perte muan puncak visioning dan perencanaan menggunakan metode Appreciative Inquiry dalam bentuk terkini, setelah melalui sejum lah pengembangan yang didasarkan atas pembelajaran dari praktik. Semoga, di ta ngan para fasilitator yang menjadi associate PIKUL, metode AI terus berkembang.
It’s Contagious!
3.200
Total yang terjangkau. Termasuk melalui publikasi (hanya yang bisa tercatat) maupun penguatan kapasitas.
Anggota LBKB semakin hari semakin bertambah. Begitu juga luas pengaruh yang ditularkan oleh para anggota LBKB. Kami menyajikan data tersebut melalui 2 gambar dibawah ini. Grafik 1 (inset) menyajikan bagaimana antusiasme tersebut berlipatganda. Data diambil dari tahun 2009 hingga pertengahan Juni 2011. Grafik 2 menyajikan perkembangan 6 bulan terakhir. Data 6 bulan terakhir ini masih bersifat sementara terutama untuk Sabu dan Rote (datanya belum diolah) yang juga mengalami perkembangan pesat seperti halnya Lembata.
1.200+
Ada dalam radar komunikasi dengan Pikul. Mereka yang mengorganisir diri bersama para aktor untuk mencapai visi perubahan kolektif.
630
Anggota komunitas dan organisasi yang ingin melakukan perubahan. 300 dijangkau dengan biaya program, 330 dengan semangat dan pengetahuan dari program.
45
Aktor perubahan yang dijangkau dengan biaya program dan berinovasi.
20+ 50+
Associates dan relawan yang mengeksplorasi konsep, metode, teknik, dsb.
11
Awak pikul yang mengelola hubungan perubahan.
Kab. Flores Timur
Nusa Tenggara Barat
Kab. Manggarai Barat
Kab. Manggarai Kab. Kab. Manggarai Ngada Timur
Kab. Nagekeo
Kab. Alor Kab. Lembata
Solor 40 Orang
Lembata Peserta Visioning 7 Perempuan 9 Laki-laki
Adonara 50 Orang
705 Perempuan 1007 Laki-laki
Kab. Sumba Barat Daya
Kab. Sumba Tengah Kab. Sumba Barat
Naibonat (Kab. Kupang) 1 Laki-laki
Kab. Sumba Timur
Kab. Kupang KUPANG
35 Orang Sabu 4 Perempuan 5 Laki-laki
Kab. Timor Tengah Selatan
Kab. Sabu Raijua
Kab. Rote Ndao
Rote 3 Perempuan 3 Laki-laki
Kota Kupang Serikat Persaudaraan Guru Kupang 20 Orang
Inisiatif Edisi 2 Tahun 2012
21
Annual Financial Report Perkumpulan PIKUL Periode Tahun Anggaran Juli 2011-Maret 2012
Data Program Perkumpulan PIKUL untuk tahun anggaran yang dimulai pada 01 july 2011 dan berjalan sampai dengan periode buku 31 Maret 2012 telah memiliki kon trak kerjasama dengan 4 donor dengan total dana komitmen yang akan dikelola berjumlah Rp 17,403,517,795 untuk durasi kerja yang berbeda antara satu donor dengan donor lainnya. Berikut tabel data program Pikul berdasarkan sumber dana dan durasi kontrak kerjasama: No
Program
Donor
1
Partner for Resilience; Developing & Sustaining Solidarity Among Community for the Fulfillment of
CARE
2
Basic-Rights in Eastern Indonesia - Extension; Developing & Sustaining Solidarity Among Community for the Fulfillment of
Oxfam Hongkong
3
Basic-Rights in Eastern Indonesia
Oxfam Australia
4
NTT Facilitator Training Program Total
AIPD-NTT
Budget 1,284,247,961
Durasi Kontrak May 11-Dec 13
250,746,886
July-Dec 12
606,366,292
July 11-June 12
15,262,156,657
Oct 11-Mar 13
17,403,517,795
Chart Kontribusi Dana Donor ke PIKUL
CARE
OHK
OAUS
AIPD
Realisasi Income
Aktual Income
Income vs Budget
22
Inisiatif Edisi 2 Tahun 2012
Catatan pembukuan PIKUL per-akhir Maret 2012 menunjukan bahwa total penerimaan aktual/transfer dana dari donor sejumlah Rp 5,205,528,414 dengan prosentase peneri maan dana terbesar dari AIPD Fas-Program Rp 4,1 Milyar, Oxfam Australia Rp 568 juta, CARE Rp 262 juta dan terakhir adalah Oxfam Hongkong sejumlah Rp 250 juta (lihat Grafik Aktual Income). Sedangkan dari total peneri maan per-donor tersebut bila dikalkulasi de ngan total budget yang disepakati maka pro sentase penerimaan-nya akan tampak seperti pada Grafik Income vs Budget. Dari Grafik Income vs Budget tampak bahwa sesuai dengan durasi kontrak, donor yang telah melakukan full Transfer adalah OHK 100%, diikuti OAUS 94%, sedangkan AIPD dan CARE baru terealisasi 20-an persen dari nilai kontrak. Data tersebut menunjukkan bahwa impelementasi program yang dilaksanakan PIKUL dengan dukungan dari berba gai sumber dana yang berbeda (multi donor) bisa berjalan sesuai dengan waktu dalam rencana kerja PIKUL yang ada.
Realisasi Income vs Biaya Total biaya yang terpakai untuk durasi kerja 9 bulan dalam tahun anggaran 2011-2012 mencapai jumlah Rp 4,441,985,206 atau 85% dari total penerimaan tersebut diatas. Tidak terse rapnya dana secara maksimal secara general disebabkan oleh 2 hal yang dipilah berdasarkan donor: 1) Adanya revisi anggaran pada program FAS-AIPD, 2) Adanya kegiatan yang masih berjalan (on-going) pada Program SOL-OAUS (Lihat tabel dan grafik).
No Donor
Actual Income
Actual Expenses
Actual Balance -42,694,595
1
CARE
262,443,639
305,138,234
2
Oxfam Hongkong
250,746,886
247,031,035
3,715,851
3
Oxfam Australia
568,015,798
352,606,614
215,409,184
4
AIPD
4,124,322,091
3,507,209,323
617,112,768
Total
5,205,528,414
4,411,985,206
793,543,208
Tabel dan grafik menunjukan bahwa tingkat pengeluaran (biru) yang terjadi dari ketiga sumber dana yaitu OHK,OAUS dan AIPD masih bernilai akhir positif sedangakan pada CARE terjadi overspent sebesar 16%. Hal ini dikarenakan oleh masih adanya biaya-biaya kegiatan prog ram PfR-CARE yang belum di-reimburse oleh CARE ke PIKUL, reporting dan reimbursement keuangannya masih dalam proses.
CARE
OHK
OAUS
AIPD
Penutup Tabel Data Budget vs Aktual Biaya No Donor
Budget
Actual Expenses
Budget Balance
1,284,247,961
305,138,234
979,109,727
Oxfam Hongkong
250,746,886
247,031,035
3,715,851
3
Oxfam Australia
606,366,292
352,606,614
253,759,677
4
AIPD
15,262,156,657
3,507,209,323 11,754,947,334
Total
17,403,517,795
4,411,985,206 12,991,532,589
1
CARE
2
Disajikan oleh Emil Fanggidae (Manajer Keuangan PIKUL)
Berdasarkan data-data keuangan yang ada maka dapat dikatakan bahwa anggaran yang masih tersisa dari komitmen dana Rp 17,4 adalah sebesar Rp 12,9 Milyar, jumlah ini berarti sama dengan 70% dari total budget agreement dengan donor. Dana ini yang masih akan dikelola PIKUL sampai dengan periode bulan Desember 2013 (lihat tabel). Demikian Risalah singkat laporan keuangan PIKUL untuk tahun anggaran yang sedang berjalan.
Sekilas Aktivitas Pikul Januari 2012 24-28 : Pelatihan tata kelola desa bagi Pemerintah desa kelurahan tahap I bagi desa-desa penerima program anggur merah tahun 2012
februari 2012 10-15 : Visitasi dan re-profiling di Lembata 13-17 : Pelatihan tata kelola desa bagi Pemerintah desa kelurahan tahap II bagi PKM
Maret 2012 5-6 : PDRA-AI di Desa Oekiu, Partnership for Resilience (PfR) 5-8 : Visioning “Perawat Pulau”, LBKB 2 Putaran 1 untuk Aktor dari Pulau Sabu, Rote dan Lembata, Kupang 6-10 : Pelatihan Dasar-dasar kewirausahaan bagi PKM angkatan 2012 7-8 : PDRA-AI di Desa Linamnutu, PfR 12-13 : PDRA-AI di Desa Batnun, PfR 19-20 : PDRA-AI di Desa Oelbiteno, PfR 21-22 : PDRA-AI di Nunsaen, PfR 26-27 : PDRA-AI di Oelatimo, PfR 28-29 : PDRA-AI di Tolnaku, PfR
MEI 2012 21-23 : South-South Citizen Based Development Sub Academy (SSCBDA) 21-31 : Visitasi aktor LBKB Sabu, Rote, Lembata, Kupang dan Alor 21-31 : Riset Pemaknaan Aktor 2: Inovasi dan Kesetaraan Gender 24-31 : Riset Pemaknaan Aktor 1: Kelompok Tani Lewolerang sebuah inovasi sosial solidarity Economic 26 : Kunjungan lapangan konsorsium PfR