MENITI SUKSES MENATA MASA DEPAN
MENITI SUKSES MENATA MASA DEPAN M. Syahrial Yusuf, SE, MBA, MM Drs. Jajang Burhanudin Redjeki Agoestyowati, S.H.
MENITI SUKSES MENATA MASA DEPAN Oleh
: Syahrial Yusuf
Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2004 Hak Cipta © 2004 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan teknik perekaman lainnya, tanpa izin tertulis dari penerbit.
Candi Gebang Permai Blok R/6
Yogyakarta 55511 Telp. : 0274-882262, 0274-4462135 Fax. : 0274-4462136 E-mail :
[email protected]
Yusuf, Syahrial MENITI SUKSES MENATA MASA DEPAN/Syahrial Yusuf - Edisi Pertama Yogyakarta; Penerbit Graha Ilmu, 2004 xii + 180 hlm, 1 Jil. : 23 cm. ISBN: 979-3289-92-9
1. Ekonomi
I. Judul
Kata Pengantar
uji syukur marilah kita panjatkan kepada Allah SWT atas segala anugerah, karunia dan rahmat-Nya. Setiap orang memiliki hak untuk sukses. Namun demikian, untuk mencapai sukses tidak serta begitu menginginkannya langsung mendapat kesuksesan. Pencapaian sukses membutuhkan suatu proses dan usaha yang terencana dan penuh kesungguhan. Memang ada orang yang mencapai sebagai suatu keberuntungan (lucky). Tetapi faktor lucky tidak bisa dijadikan patokan dalam pencapaian sukses dalam dimensi kerja kemanusiaan. Faktor keberuntungan lebih sarat dengan -hal di luar kemampuan kerja manusia. Terlepas dari itu semua, belajar dari pengalaman orang-orang yang disebut sukses, baik dalam bidang akademik, penelitian, ekonomi dan bisnis, budaya dan seni, politik, dan sebagainya, maka sebenarnya sukses bisa direncanakan dan diusahakan. Salah satu rahasia untuk mencapai sukses secara berkelanjutan antara lain dipengaruhi oleh kemampuan seseorang untuk menjadi insan pembelajar yang terampil menata masa depannya sejak saat ini. Buku yang ada di hadapan pembaca yang budiman ini, merupakan suatu upaya bagaimana menumbuhkan manusiamanusia yang sanggup menata masa depannya dengan baik.
P
Meniti Sukses Menata Masa Depan
Semoga dengan kehadiran buku ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi pembaca maupun bagi masyarakat luas. Terakhir, penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam buku ini. Karenanya, penulis sangat berterima kasih bila ada kritik dan saran yang dapat dialamatkan ke e-mail:
[email protected] Jakarta, 09 Agustus 2004
Penulis
vi
Pendahuluan
Pendahuluan
asalah pengangguran di Indonesia seakan-akan tak kunjung mengecil, bahkan sebaliknya semakin bertambah. Menurut data Depnaker pada tahun 2004 setidaknya ada 39 juta orang yang menganggur. Satu Juta lebih di antaranya adalah para sarjana lulusan perguruan tinggi. Dalam suatu penelitian yang dilakukan Imam Supriyono (Kompas, 18 September 2002) terhadap sebuah iklan baris lowongan kerja staf administrasi yang dipasang pada sebuah koran lokal di Surabaya bisa mendatangkan 150 hingga 300 pelamar. Lowongan kerja yang mensyaratkan ijazah SMU dan penguasaan dasar komputer bergaji total Rp 300.000 tersebut ternyata juga banyak diminati para sarjana. Bahkan yang diterima akhirnya adalah seorang sarjana lulusan sebuah perguruan tinggi negeri. Gambaran di atas menunjukkan betapa lowongan pekerjaan menjadi sesuatu yang sangat langka. Tetapi ironis bila kebutuhan SDM beberapa perusahaan harus diisi oleh tenaga kerja asing yang kian hari kian bertambah. Banyak pula perusahaan yang seringkali mengalami kesulitan mendapatkan pegawai dengan kemampuan sesuai kebutuhan. Terlebih bila yang dibutuhkan adalah pegawai yang memiliki keahlian khusus, berkemampuan memimpin, memotivasi, mengendalikan anak buah, dan bernegosiasi. Padahal jumlah pelamar begitu sangat berjubel.
M
vii
Meniti Sukses Menata Masa Depan
Secara naluriah, orang yang mengalami keadaan menganggur merasakan berbagai macam keluh kesah yang seringkali menimbulkan rasa frustrasi, pesimistis, berfikir negatif, kurang percaya diri, memberontak, dan perasaan lainnya yang kurang nyaman baik bagi dirinya sendiri maupun bagi suasana lingkungan sosialnya. Bahkan terkadang kondisi personal yang labil seperti itu mempengaruhi terjadinya keresahan sosial. Tentu, tidak semua orang yang menganggur mengalami kondisi seperti tersebut di atas. Ada orang yang punya kemampuan mengendalikan diri serta mencari alternatif-alternatif untuk mengisi waktunya dengan hal-hal bermanfaat. Faktor yang menyebabkan terjadinya pengangguran bisa dipengaruhi dari luar (eksternal), juga dapat dipengaruhi faktor internal individu orang yang bersangkutan. Setidaknya ada tiga hal yang secara eksternal menjadi penyebab kesulitan mendapatkan pekerjaan. Pertama, krisis ekonomi yang berkepanjangan yang berpengaruh pada macetnya perusahaan menjalankan bisnis. Pada masa ini tidak sedikit perusahaan yang bangkrut atau menurunkan volume kinerjanya. Akibatnya secara langsung atau pun tidak langsung terjadi penyempitan kesempatan kerja. Bila hal ini terjadi secara ekstrim, maka secara signifikan berpengaruh pada terjadinya ledakan angka pengangguran. Kedua, dunia pendidikan yang tidak link & match dengan dunia kerja. Terjadinya ledakan tenaga kerja asing ke Indonesia, lebih banyak disebabkan oleh tidak tersedianya SDM yang memiliki keahlian khusus sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Ketiga, rendahnya mobilitas masyarakat (tidak mau bermigrasi/ hijrah). Menurut salah satu penelitian, orang-orang yang lebih memilih hidup di daerahnya dibandingkan harus mencari pekerjaan di daerah lain, akan mengalami kesulitan mendapatkan peluang kerja. Bahkan orang-orang yang berada di wilayah seperti itu, kalah bersaing dengan di luar wilayahnya.
viii
Pendahuluan
Selain faktor eksternal, faktor internal diri orang yang bersangkutan pun merupakan penyebab sulitnya mendapatkan pekerjaan atau berusaha. Bahkan seringkali faktor internal ini menjadi penyebab terbesar yang mendorong seseorang sulit mendapatkan kesempatan bekerja/ berusaha. Faktor internal pun dapat menjadi penghambat seseorang untuk maju. Faktor internal terbesar yang mempersulit seseorang mendapatkan pekerjaan yang layak, setidak ada dua penyebab, antara lain : tidak mempunyai need of achievement (kebutuhan akan prestasi) dan atau tidak mempunyai keterampilan yang cukup. Dalam kehidupan dewasa ini, kita melihat dan merasakan apa yang disebut dengan proses globalisasi, yang sepertinya tidak pernah berhenti sejenak pun, walaupun tanpa peran negara secara langsung. Globalisasi telah mampu memaksa kalangan industri, pengusaha, profesional dsb. di seluruh dunia untuk beradaptasi. Bidang-bidang keuangan dan teknologi informasi berkembang demikian pesat. Demikian pula, susunan dan ruang lingkup organisasi industri menjadi lebih kompleks, sehingga persaingan internasional menjadi perspektif baru dalam perumusan kebijakan ekonomi. Mengantisipasi perubahan global tersebut, maka sangatlah penting untuk terus meningkatkan kualitas SDM dalam penguasaan, pengembangan dan pemanfaatan iptek, termasuk pemanfaatan teknologi bangsa sendiri dalam dunia usaha dan industri. Dengan demikian, untuk meraih sukses di masa depan setiap individu mau tidak mau harus melakukan upaya transformasi keunggulan komparatif menjadi keunggulan kompetitif melalui peningkatan produktivitas. Untuk mencapai hal itu pun diperlukan pribadi-pribadi yang berwawasan luas, terampil, disiplin, sanggup menghasilkan karya-karya terbaik dan berdaya saing. Dalam kerangka ini, maka diperlukan suatu proses bagaimana menumbuhkan serta mendorong setiap orang untuk membangun kondisi yang tepat dalam meraih masa depan yang lebih baik.
ix
Meniti Sukses Menata Masa Depan
Untuk itu juga maka sangatlah perlu untuk memberikan pengenalan sejak awal tentang bagaimana melakukan pembelajaran yang efektif, bagaimana meningkatkan kecerdasan baik kecerdasan akademik, kecerdasan emosional maupun kecerdasan lainnya. Demikian juga perlu diberikan kiat-kiat mengelola masa depan, menumbuhkan kepercayaan diri, mengelola waktu secara efektif dan efisien, mengatur ritme gairah hidup dan bagaimana mengantisipasi berbagai hambatan yang mungkin dihadapi. Dengan upaya di atas, diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif bagi terciptanya manusia-manusia pembelajar yang selalu mengenali dan mengembangkan potensi dirinya untuk mengerahkan serta mengoptimalkan sumber daya yang ada untuk meraih sukses lahir dan batin serta manfaat yang lebih luas baik secara indivual maupun sosial.
x