MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AQIDAH MELALUI METODE CARD SORT PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KALIBENING KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012
Skripsi Disusun dalam rangka menyelesaikan studi Strata Satu untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
Sujono NIM: 11410027
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2012
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AQIDAH MELALUI METODE CARD SORT PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KALIBENING KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012
Skripsi Disusun dalam rangka menyelesaikan studi Strata Satu untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
Sujono NIM: 11410027
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2012
KEMETERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAM ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323433 – 323706 Faks. 323433 Htt://www.stainsalatiga.ac.id e-mail:
[email protected]
NOTA PEMBIMBING Lampiran : 3 (tiga) naskah Hal : Pengajuan Naskah Skripsi Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga di – Tempat. Assalamu’alaikaum Wr. Wb. Setelah kami teliti dan kami adakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi mahasiswa: Nama NIM Jurusan / Progdi Judul
: : : :
Sujono 11410027 Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam (PAI) Meningkatkan Prestasi Belajar Aqidah Melalui Metode Card Sort pada Siswa Kelas IV SD Negeri Kalibening Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2011/2012
Dengan ini kami mohon agar naskah skripsi tersebut dapat segera dimunaqosahkan. Demikian, untuk menjadikan periksa. Wassalamu’alaikam Wr. Wb. Salatiga, 30 Juli 2012 Pembimbing
Drs. H. Nasafi, M.Pd.I NIP : 1955100519831010
SKRIPSI MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AQIDAH MELALUI METODE CARD SORT PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KALIBENING KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012
DISUSUN OLEH SUJONO NIM ; 11410027
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Kependidikan Islam untuk Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 7 September 2012 dan telah dinyatakan memenuhu syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam.
Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji Sekretaris Penguji Penguji I Penguji II Penguji III
: Benny Ridwan, M.Hum. : Dra. Siti Zumrotun, M.Ag. : Dr. M. Zulfa, M.Ag. : Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd. : Drs. Nasafi, M.Pd.I.
---------------------------------------------------------------------------------
Salatiga, 7 September 2012 Ketua STAIN Salatiga,
Dr. Imam Sutomo, M.Ag. NIP: 19580827 198303 1 002
PERNYATAAN
Dengan ini penulis menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi yang berjudul “Meningkatkan Prestasi Belajar Aqidah Melalui Metode Card Sort pada Siswa Kelas IV SD Negeri Kalibening Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2011/2012” adalah hasil karya saya sendiri baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiyah.
Salatiga, Agustus 2012
Sujono NIM: 11410027
MOTTO Pendidikan bukan persiapan untuk hidup. Pendidikan adalah hidup itu sendiri. (John Dewey) Apa yang ingin dipelajari murid sama pentingnya dengan apa yang ingin dipelajari guru. (Lois E.LeBar) Mengajar berarti belajar lagi. (Oliver Wendell Holmes) Jika kau memberi tahu mereka (murid), mereka hanya akan melihat gerakan bibirmu. Jika kau menunjukkan kepada mereka, mereka akan tergoda untuk melakukannya sendiri. (Maria Montessori) Seni mengajar adalah seni membantu penemuan. (Mark Van Doren) Didiklah anak-anakmu tidak seperti ketika kamu menerima pendidikan, karena mereka akan hidup pada jaman yang berbeda dengan jamanmu. (Umar Bin Khathab)
PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan untuk istri dan anak-anak tersayang. Terimakasih atas segenap dukungannya.
ABSTRAK Keaktifan belajar atau belajar aktif (active learning) merupakan faktor penting untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan optimal. Belajar aktif akan menciptakan suasana pembelajaran yang bersemangat, dinamis dan menyenangkan. Metode card sort menjadi pilihan peneliti karena metode ini mendorong siswa terlibat secara penuh dalam proses pembelajaran. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah untuk mengetahui efektivitas metode card sort dalam rangka meningkatkan keaktifan belajar Aqidah pada siswa kelas IV SD Negeri Kalibening Kecamatan Tingkir Kota Salatiga tahun pelajaran 2011/2012. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi dan dokumentasi. Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang diawali dengan dua kali pembelajaran pra siklus yang bertujuan untuk memperoleh data peningkatan keaktifan siswa dalam belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penerapan metode card sort dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa cukup baik. Adapun peningkatan keaktifan belajar siswa dari berbagai indikator dapat disimpulkan sebagai berikut: Keaktifan belajar siswa pada pra siklus mencapai skor 257 (64,25%), pada siklus I keaktifan belajar siswa mencapai skor 295 (73,75%) dan pada siklus II keaktifan belajar siswa mencapai skor 353 (88,00%). Peningkatan keaktifan belajar siswa tersebut berdampak positif terhadap hasil belajar siswa pada tes formatif. Pada pembelajaran pra siklus nilai rata-rata tes formatif siswa adalah 66,00, nilai tes formatif siswa pada siklus I, mencapai 72,25 dan pada siklus II nilai tes formatif siswa mencapai 85,75. Hasil tes formatif tersebut menunjukkan bahwa pada akhir pembelajaran dengan metode card sort secara individu maupun secara klasikal mencapai tuntas belajar karena hasil belajar siswa diatas nilai KKM yang ditetapkan yaitu 65. Penerapan metode card sort juga berdampak positif terhadap kinerja guru (peneliti) dalam proses pembelajaran. Hasil pengamatan oleh observer menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode card sort mengalami peningkatan yang cukup memuaskan. Pada siklus I kemampuan guru memperoleh skor 39 (78%) dan pada siklus II kemampuan guru mengajar memperoleh skor 43 (86%). Berdasarkan hasil analisis data pada penelitian tindakan kelas ini, hipotesis yang menyatakan: “Dengan penerapan metode card sort dapat meningkatkan prestasi belajar aqidah pada siswa kelas IV SD Negeri Kalibening Kecamatan Tingkir Kota salatiga tahun pelajaran 2011/2012” dapat diterima kebenarannya. Dari hasil penelitian ini, peneliti berharap dapat menjadi bahan pertimbangan dalam perbaikan mutu pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Kalibening khususnya, dan dapat ditarapkan di sekolah-sekolah lain.
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrakhim. Alhamdulillahi Rabbil-Alamin. Atas rahmat dan inayah Allah SWT, skripsi dengan judul “Meningkatkan Prestasi Belajar Aqidah Melalui Metode Card Sort pada Siswa Kelas IV SD Negeri Kalibening Tahun Pelajaran 2011/2012 bisa terlaksanakan dengan optimal. Selanjutnya, terlaksananya penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang tulus kepada: 1. Ketua STAIN Salatiga, Bapak DR. Imam Sutomo, M.Ag. yang telah memberikan ijin penelitian. 2. Ketua Progran Studi PAI STAIN Salatiga, Bapak Drs Djoko Soetopo, M.Pd. atas kebijakan dan bantuannya. 3. Bapak H. Drs. Nasafi, M.Pd.I. yang telah membimbing dengan penuh arif dan sabar. 4. Kepala SD Negeri Kalibening, Bapak Drs. Muhamad Rivai, yang telah memberi keleluasaan penulis dalam melaksanakan penelitian. 5. Ibu Puryantuti, S.Pd. yang telah membantu sepenuhnya sebagai observer dalam penelitian. 6. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu atas babtuan dan dukungannya. Semoga amal baik tersebut diterima oleh Allah SWT sebagai amal ibadah. Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak senantiasa penulis harapkan untuk kemajuan karya-karya selanj utnya.
Salatiga, Agustus 2012
Sujono
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………… i PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………………………… ii PENGESAHAN KELULUSAN ………………………………………... iii PERNYATAAN ……………………………………………………….... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……………………………………… v ABSTRAK ……………………………………………………………… vi KATA PENGANTAR ………………………………………………….. vii DAFTAR ISI ……………………………………………………………. viii DAFTAR TABEL ………………………………………………………. x DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………. xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah ……………………………………… 1 B. Rumusan Masalah ……………………………………………. 6 C. Tujuan Penelitian …………………………………………….. 7 D. Manfaat Penelitian …………………………………………… 7 E. Definisi Operasional ………………………………………….. 8 F. Sistematika Penulisan ………………………………………… 10 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) …………… 13 2. Prosedur Pelaksanaan PTK ……………………………… 14 3. Keaktifan Belajar ………………………………………... 15 4. Aqidah …………………………………………………… 21 5. Metode Card Sort ………………………………………... 24 B. Hipotesis Tindakan …………………………………………… 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian. 1. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………. 28 2. Subyek Penelitian ……………………………………… 28
B. Rancangan Penelitian ………………………………………… 29 C. Instrumen Penelitian …………………………………………. 33 D. Metode Pengumpulan Data ………………………………….. 34 E. Teknik Analisis Data ………………………………………… 37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Setting Penelitian ………………………………….. 41 B. Hasil Penelitian ………………………………………………. 47 C. Pembahasan ………………………………………………….. 56 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan …………………………………………………… 60 B. Saran ………………………………………………………….. 60 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 62 LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Jadual pelaksanaan penelitian …………………………………………. 28 2. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) …………………………………. 41 3. Kategori tingkat keaktifan siswa ……………………………………… 42 4. Keaktifan belajar siswa pada pembelajaran pra siklus I ………………. 42 5. Keaktifan belajar siswa pada pembelajaran pra siklus II …................... 43 6. Nilai tes formatif siswa pada pembelajaran pra siklus I ……………… 45 7. Nilai tes formatif siswa pada pembelajaran pra siklus II …………….. 46 8. Hasil observasi terhadap keaktifan belajar siswa siklus I …………….
49
9. Hasil pengamatan terhadap kemampuan guru siklus I …….................
50
10. Nilai tes formatif siswa pada pembelajaran siklus I ………………….
51
11. Hasil observasi terhadap keaktifan belajar siswa siklus II …...............
54
12. Hasil pengamatan terhadap kemampuan guru siklus II ……...............
55
13. Nilai tes formatif siswa pada pembelajaran siklus II ………………..
57
14. Rekap peningkatan keaktifan belajar siswa …………………………..
58
15. Rekap kemampuan guru dalam proses pembelajaran ………………...
59
16. rekap hasil tes formatif siswa …………………………………………
60
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Daftar siswa klelas IV SDN Kalibening …………………………........ 64 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I dan siklus II ……. 65 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pra siklus I dan II ………. 74 4. Silabus dan Sistim Penilaian …………………………………………. 81 5. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ………………………………… 82 6. Kartu induk …………………………………………………………… 83 7. Kartu rinci 1 …………………………………………………………… 84 8. Kartu rinci 2 …………………………………………………………… 85 9. Kartu rinci 3 …………………………………………………………… 86 10. Kartu rinci 4 …………………………………………………………… 87 11. Instrumen keaktifan belajar siswa …………………………………….. 88 12. Lembar nilai tes formatif ………..……………………………………. 89 13. Instrumen kemampuan guru dalam proses pembelajaran …………….. 90 14. Hasil pengamatan belajar siswa pra siklus I ………………………….. 91 15. Hasil pengamatan belajar siswa pra siklus II ………………………… 92 16. Hasil pengamatan keaktifan belajar siswa siklus I …………………… 93 17. Hasil pengamatan keaktifan belajar siswa siklus II …………………… 94 18. Nilai tes formatif pembelajaran pra siklus I …………………………… 95 19. Nilai tes formatif pembelajaran pra siklus II ………………………… 96 20. Nilai tes formatif pembelajaran siklus I ……………………………… 97
21. Nilai tes pembelajaran siklus II ………………………………………. 98 22. Hasil pengamatan kemampuan guru dalam pembelajaran siklus I …… 99 23. Hasil pengamatan kemampuan guru dalam pembelajaran siklus II ……100 24. Rekap peningkatan keaktifan belajar siswa …………………………... 101 25. Rekap kemampuan guru dalam proses pembelajaran siklus I dan II … 102 26. Rekap hasil ters formatif siswa siklus I dan siklus II …………………. 103
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah. Guru memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas pendidikan dan pembelajaran. Prey Katz dalam Sudirman A.M. menggambarkan bahwa peranan guru adalah sebagai komunikator dan sahabat yang dapat memberikan nasehat-nasehat, sebagai motivator yang memberi inspirasi dan dorongan, sebagai pembimbing dalam pengembangan sikap, tingkah laku dan nilai-nilai, serta sebagai orang yang menguasai bahan yang akan diajarkan (Sardiman, A.M, 2009: 143-144). Oleh sebab itu, seorang guru dituntut mampu membuat perencanaan pembelajaran dan melaksanakannya secara seksama agar proses pembelajaran berlangsung efektif dan efisien. Diantara perencanaan pembelajaran tersebut adalah memilih metode yang tepat. Penerapan metode pembelajaran yang tepat akan merangsang rasa ingin tahu siswa. Semakin besar rasa ingin tahu, maka akan miningkatkan pula keaktifan siswa dalam belajar. Dengan keaktifan belajar yang tinggi diharapkan dapat menghasilkan prestasi pelajar dengan optimal. Tugas utama guru di sekolah adalah mendidik dan mengajar. Antara mendidik dan mengajar pada dasarnya tidak ada perbedaan secara esensial. Pengertian “mengajar” kalau dilihat dari esensinya dalam proses belajarmengajar, sebenarnya sudah menyangkut kegiatan mendidik, dalam artian untuk mengantarkan anak pada tingkat kedewasaannya, baik secara fisik
maupun mental. Oleh karena itu perbedaan antara mendidik dan mengajar bukanlah perbedaan yang esensial. Kegiatan mendidik lebih mengarah pada upaya pembinaan kepribadian, sikap mental dan akhlak anak didik, sedangkan kegiatan mengajar mengarah pada pemberian pengetahuan (transfer of knowledge) kepada murid (Sardiman, A.M, 2009: 52). Pendidikan adalah segala kegiatan pembelajaran yang berlangsung sepanjang zaman dalam segala situasi kehidupan. Pendidikan berlangsung di segala jenis, bentuk, dan tingkat lingkungan hidup, yang kemudian mendorong pertumbuhan segala potensi yang ada dalam diri individu. Dengan kegiatan pendidikan
tersebut,
individu
diharapkan
mampu
mengubah
dan
mengembangkan diri semakin dewasa, cerdas dan matang (Suparlan Suhartono, 2008: 79-80). Sedangkan James W. Brown dalam Sudirman A.M mengemukakan bahwa tugas dan peranan guru antara lain: munguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencanakan dan mempersiapkan pelajaran sehari-hari, serta mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa (Sardiman, A.M, 2009, 143-144) Tugas pokok murid di sekolah adalah belajar. Inti dari belajar adalah perubahan sikap dan perilaku. Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memegang peranan penting didalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, bahkan persepsi manusia. Oleh karena itu dengan menguasai prinsip-prinsip dasar tentang belajar,
seseorang mampu memahami bahwa aktifitas belajar itu memegang peranan penting dalam proses psikologis (Catharina Tri Anni, 2005: 2). Agama memiliki kedudukan yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Pendidikan agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berahlak mulia. Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berahlak mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis, dan produktif baik personal maupun sosial. Pendidikan Agama Islam diharapkan menghasilkan manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa dan ahlak serta aktif membangun peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dam memajukan peradaban bangsa yang bermartabat (BNSP, 2006: 43). Adapun tujuan Nasional Pendidikan Agama Islam Sekolah Dasar adalah: 1. Menumbuhkembangkan aqidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT.
2. Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah (BNSP, 2006: 43-44). Aqidah dan keimanan merupakan aspek yang paling mendasar dalam beragama. Sumber aqidah yang asasi ialah Qur’an. Aqidah merupakan keyikinan yang teguh, yang tidak boleh dicampuri oleh keragu-raguan dan dipengaruhi oleh persangkaan. Aqidah menjadi titik-tolak permulaan seorang muslim. Tegaknya keislaman seseorang dapat diterangkan melalui kualitas aqidah dan keimannya. Tinggi rendahnya nilai aqidah atau keimanan seseorang memberi corak pada kehidupannya (Nasruddin Razak, 1993: 119). Begitu pentingnya kedudukan aqidah bagi umat islam. Oleh sebab itu menanamkan pemahaman tentang aqidah bagi siswa memiliki arti yang sangat penting pula. Untuk bisa memperoleh pemahaman yang benar, maka dalam proses pembelajaran seyogyanya selalu diusahakan berlangsung dengan efektif dan menyenangkan. Dengan demikian akan memacu keaktifan siswa dalam suasana belajar aktif (active learning). Disinilah peran penting suatu metode agar pembelajaran berjalan dengan efektif, efisien, meneyenangkan dan bermakna. Salah satu upaya peningkatan kualitas pembelajaran adalah mengubah paradigma dari pengajaran yang berpusat pada guru (tacher centered) ke pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). Perubahan
paradigma ini menuntut agar para guru lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan pembelajaran yang salah satunya adalah dalam menentukan metode pembelajaran. Pembelajaran yang berpusat pada siswa akan mendorong terlaksananya pembelajaran aktif. Dengan pembelajaran aktif maka keaktifan dan kreatifitas siswa dalam belajar akan menjadi optimal. Metode card sort sebagai metode active learning akan mendorong siswa untuk belajar secara aktif. Aplikasi metode card sort menuntut siswa selalu aktif belajar dalam suasana gembira, baik secara individu maupun kelompok. Keaktifan belajar seluruh siswa akan membuat suasana kelas yang dinamis, kreatif dan menyenagkan. Berangkat dari karakteristik metode card sort tersebut, peneliti mencoba menerapkannya dalam pembelajaran aqidah, dengan harapan dengan harapan siswa bisa terlibat aktif dalam seluruh proses pembelajaran. Dengan aktif belajar akan membuka wawasan dan keberagaman cara berfikir para siswa, sehingga mereka dapat memahami berbagai konsep dan mengaitkan dengan kehidupan nyata. Keaktifan dalam belajar hanya bisa terjadi bila ada partisipasi aktif siswa. Peranserta aktif siswa tidak akan terjadi bilamana guru tidak aktif dan kreatif dalam melaksanakan pembelajaran. Proses pembelajaran aktif untuk memperoleh informasi, keterampilan, sikap serta prilaku positif dan terpuji akan terjadi melalui proses dari diri siswa sendiri. Hal ini akan terwujud bila siswa dikondisikan sedemikian rupa sehingga aktifitas belajar bisa memotivasi siswa untuk berpikir, berkarya dan mengaplikasikan dalam kehidupan seharihari.
Berdasarkan pengalaman peneliti sebagai guru, dalam melaksanakan proses pembelajaran lebih dominan menerapkan metode ceramah dan tanya jawab. Penerapan metode caramah dan tanya jawab tersebut cenderung siswa bersifat pasif. Siswa terlihat bosan, lelah dan kurang memperhatikan keterangan guru. Di sisi lain guru juga merasa lelah karena keteranganya tidak diperhatikan siswa dan pertanyaan yang disampaikan kurang mendapat respon yang positif dari siswa. Dengan kata lain, metode ceramah dan tanya jawab yang selama ini dilakukan peneliti dalam proses belajar-mengajar belum bisa membangkitkan keaktifan belajar siswa yang mengakibatkan hasil belajar tidak maksimal Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merumuskan judul penelitian tindakan kelas ini adalah: Meningkatkan Prestasi Belajar Aqidah Melalui Metode Card Sort pada Siswa Kelas IV SD Negeri Kalibening Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2011/2012.
B. Rumusan Masalah. Dari latar belakang Penelitian Tindakan Kelas ini dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut: Apakah melalui metode Card Sort dapat meningkatkan prestasi belajar Aqidah pada siswa kelas IV SDN Kalibening Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2011 / 2012 ?
C. Tujuan Penelitian. Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitan ini sebagai berikut: 1. Ingin
mengetahui
apakah
dengan
metode
Card
Sort
dapat
meningkatkan keaktifan belajar Aqidah pada siswa kelas IV SDN Kalibening Kecamatan Tingkir Kota Salatiga tahun pelajaran 2011 / 2012. 2. Ingin mengetahui sampai sejauh mana peningkatan keaktifan belajar aqidah pada siswa SDN Kalibening setelah diterapkan metode card sort dalam proses pembelajaran. 3. Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkan metode card sort dalam proses pembelajaran.
D. Manfaat Penelitian Dari Hasil penelitian tinkakan kelas ini, peneliti berharap bisa menghasilkan manfaat secara teoritis maupan manfaat praktis sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis. Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pengetahuan bagi dunia pendidikan yang berkaitan dengan peningkatan minat belajar siswa melalui metode card sort. 2.
Manfaat Praktis. a. Manfaat bagi siswa.
Siswa menjadi lebih tertarik belajar Aqidah khususnya dan Pendidikan Agama Islam pada umumnya, yang pada gilirannya siswa lebih memahami, menghayati dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. b. Manfaat bagi guru. · Khususnya bagi peneliti, hasil penelitian ini bisa memberi motivasi untuk selalu mengembangkan kreatifitas dan melakukan inovasiinovasi dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. · Dari hasil penelitian ini, peneliti bisa berbagi (sharing) dengan teman-teman guru untuk diterapkan dalam mata pelajaran yang lain dalam rangka meningkatkan keaktifan siswa belajar. c. Manfaat bagi sekolah. Dari hasil Penelitian Tindakan Kelas ini peneliti berharap bisa menambah pengetahuan praktis bagi stake holders sekolah untuk meningkatkan kwalitas pembelajaran di sekolah.
E. Definisi Operasional Agar supaya tidak terjadi kesalahpahaman dalam menafsirkan isi dan hasil penelitian, berikut ini peneliti jelaskan maksud yang terkandung dalam penelitian sebagai berikut: 1. Meningkatkan Keaktifan Belajar a. Pengertia Meningkatkan
Menurut
Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia
edisi
ketiga,
meningkatkan artinya menaikkan (derajat, taraf, dsb), mempertinggi, memmperhebat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002: 1198). Secara etimologi meningkatkan berasal dari kata ”tingkat” yang dapat diartikan sebagai jenjang, sesuatu yang menunjukkan tingi-rendah tentang kemajuan (Qonita Alya, 2008: 802). Berdasarkan pengertian tersebut maka kata meningkatkan menunjukkan keadaan adanya usaha yang sengaja dilakukan untuk menuju keadaan yang lebih baik. Dalam konteks pembelajaran dapat diartikan bahwa sebelum adanya peningkatan keaktifan belajar terlebih dahulu siswa telah menunjukkan keaktifan belajar. Setelah dilakukan tindakan diharapkan keaktifan belajar dapat meningkat. 2.
Keaktifan Belajar. Secara etimologi, keaktifan artinya kegiatan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002: 23). Sedangkan belajar secara etimologi artinya berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002: 17). Dalam konteks pembelajaran, keaktifan belajar adalah keterlibatan mental dan fisik secara penuh dalam proses belajar.
3. Aqidah. Secara bahasa, Aqidah berasal dari kata dasar “al-‘aqdu” yang berarti ikatan. Secara istilah syar’i, Aqidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya (http://alislamu.com/aqidah/683-definisi-aqidah). Dalam Islam, aqidah
adalah iman atau kepercayaan (Nassruddin Razak, 1993: 119). Dalam penelitian ini, yang menjadi pokok bahasan adalah aspek aqidah dengan tema iman kepada malaikat Allah SWT. 4. Metode Card Sort Metode artinya cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002: 741). Card Sort artinya sortir kartu. Strategi card sort merupakan kegiatan kolaboratif untuk mengajarkan konsep, karakteristik, klasifikasi, dan fakta tentang obyek atau mereview informasi (Hisyam Zaini, 2006: 50). 5. Siswa Kelas IV SD Negeri Kalibening Yang dimaksud dengan siswa kelas IV SD Negeri Kalibening adalah siswa kelas IV SDN Kalibening pada semester genap tahun ajaran 2011/2012.
G. Sistematika Penulisan. Sistematika penulisan hasil penelitian disusun dalam format sebagai berikut: 1. Bagian Awal Sekripsi: a. Halaman sampul, b. Lembar logo, c. Halaman judul,
d. Nota pembimbing, e. Lembar pengesahan, f. Pernyataan keaslian tulisan, g. Abstrak, h. Kata pengantar, i. Daftar isi. j. Daftar tabel. k. Daftar lampiran. 2. Bagian Inti Skripsi Bab I Pendahuluan: a. Latar belakang masalah, b. Rumusan masalah, c. Tujuan penelitian, d. Manfaat penelitian, e. Definisi operasional, f. Sistematika penulisan. Bab II Landasan Teori: a. Landasan teori, b. Hipotesis tindakan. Bab III Metode Pelitian: a. Setting Penelitian. b. Rancangan penelitian, c. Instumen penelitian,
d. Teknik pengumpulan data, e. Teknik analisa data. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan: a. Diskripsi setting penelitian, b. Hasil penelitian, c. Pembahasan, Bab V Penutup: a. Kesimpulan, b. Saran. 3. Bagian Akhir Skripsi: a. Daftar Pustaka, b. Lampiran-lampiran.
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori 1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK ) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan ragam penelitian pembelajaran berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan
masalah-masalah
pembelajaran
yang
dihadapi
serta
menerapkan hal-hal baru guna memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran. Sebagai suatu penelitian kelas, PTK dapat menjelaskan hasil assessment, menggambarkan setting kelas secara pereodik dan mengenali adanya kesulitan dalam proses belajar-mengajar, baik dari segi guru, siswa maupun interaksi komponen-komponen pembelajaran, seperti: bahan ajar, media maupun metode pembelajaran (Modul PLPG, IAIN Walisongo, 2011: 153). Para ahli penelitian pendidikan menaruh perhatian yang cukup besar terhadap PTK, karena jenis penelitian ini mampu menawarkan berbagai cara dan prosedur baru yang lebih mengena dan bermanfaat dalam memperbaiki dan meningkatkan profesionalitas guru dalam proses pembelajaran di kelas. Diantara para ahli penelitian pendidikan memberikan pengertian terhadap PTK adalah Arikunto (2006) dalam Suyadi yang menjelaskan pengertian PTK yang lebih sitematis sebagai berikut:
a. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu obyek dengan menggunakan cara dan aturan atau metodologi tertentu untuk menemukan data akurat tentang hal-hal yang dapat meningkatkan mutu obyek yang diamati. b. Tindakan adalah gerakan yang dilakukan dengan sengaja dan terencana dengan tujuan tertentu. Dalam PTK, gerakan ini dikenal dengan siklus-siklus kegiatan untuk peserta didik. c. Kelas adalah tempat dimana terdapat sekelompok peserta didik yang dalam waktu bersamaan menerima pelajaran dari guru yang sama. Dari ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Pnelitian Tinndakan Kelas (PTK) adalah pencermatan dalam
bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar
yang
sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan (Suyadi, 2010: 18). McNiff (2002) menerangkan bahwa riset tindakan sebagai riset praktis karena dilakukan oleh praktisi sendiri tentang apa yang sedang dilakukan. Riset ini menuntut peneliti berfikir cermat tentang apa yang dibuat, atau menjadi semacam refleksi (Paul Suparno, 2008: 6). 2. Prosedur pelaksanaan PTK Sesuai dengan jenis penelitian, yaitu Penelitian Tindakan Kelas, maka penelitian ini menggunakan model penelitian dari Kemmis dan Taggart yaitu berbentuk spiral dari siklus satu ke siklus berikutnya. Setiap siklus
meliputi planing (rencana),
action (tindakan),
observation
(pengamatan) dan reflektion (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus satu dilakukan tindakan pendahuluan (pra siklus) yang berupa observasi. Kardiawarman (2007) dalam Nizar Alam Hamdani dan Dody Hermana menjelaskan prosedur Penelitian Tindakan Kelas sebagai berikut: a. Mengembangkan fokus masalah. b. Merencanakan tindakan. c. Melaksanakan tindakan dan observasi (Nizar Alam Hamdani dan Dody Hermana, 2008: 57-63). Secara sederhana riset tindakan mempunyai skema pelaksanaan sebagai berikut (Johnson, 2005; Mills, 2007; Tomai, 2003). a. Mengajukan pertanyaan, mengidentifikasi persoalan, menentukan daerah penelitian. b. Menentukan data yang hendak dikumpulkan. c. Pengumpulan data dan analisis data. d. Merencanakan tindakan. e. Melaksanakan tindak lanjut. f. Evaluasi dan follow up (Paul Suparno, 2008: 7). 3. Keaktifan Belajar Keaktifan belajar atau belajar dengan aktif (active Learning) merupakan kunci pokok agar pembelajaran bisa bermakna dan membuahkan hasil yang optimal. “Belajar bukanlah konsekuensi otomatis
dari penuangan informasi kedalam benak siswa. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri. Penjelasan dan peragaan semata tidak akan membuahkan hasil belajar yang langgeng. Yang bisa membuahkan hasil belajar yang langgeng hanyalah kegiatan belajar aktif” (Melvin L. Silbermen, 2011: 9). Belajar aktif diperlukan tidak hanya untuk menambah kegairahan, semangat, kegesitan dan kegembiraan dalam belajar, namun juga untuk menghargai perbedaan individual dan beragamnya kecerdasan. Sejalan dengan Melvin L. Silbermen, C. George Boeree (2008) berpendapat bahwa: Tempat yang pasti untuk menemukan pemaknaan dalam pendidikan adalah dalam bentuk “pemaknaan aktif” yang beragam. Dengan menempatkan anak didik dalam kerangka kerja suatu masalah yang sebenarnya dan dengan menempatkan tanggung jawab untuk suatu solusi atas anak didik, kita memberikan pembelajaran yang penuh makna dan pengaruhnya akan segera bisa dirasakan (C. George Boeree, 2008: 62). Para ahli mengemukakan definisi belajar berbeda-beda. Namun, tampaknya ada semacam kesepakatan diantara mereka yang menyatakan bahwa perbuatan belajar menghasilkan perubahan pada diri seseorang yang telah melakukan perbuatan belajar. Perubahan itu bersifat intensional, positif-aktif dan efektif-fungsional. Sifat intensional berarti perubahan itu terjadi karena pengalaman atau praktik yang dilakukan pelajar dengan sengaja dan disadari, bukan kebetulan. Sifat positif berarti perubahan itu bermanfaat sesuai dengan harapan pelajar, disamping menghasilkan
sesuatu yang baru, juga yang lebih baik dibanding yang telah ada sebelumnya. Sifat aktif berarti berubahan itu terjadi karena usaha yang dilakukan pelajar bukan terjadi dengan sendirinya, tetapi karena proses kematangan. Sifat efektif berarti perubahan itu memberi pengaruh dan manfaat bagi pelajar. Adapun sifat fungsional berarti perubahan itu relatif tetap serta dapat diproduksi atau dimanfaatkan setiap kali dibutuhkan (Departemen Agama RI, 2001: 25). Manusia, menurut hakekatnya adalah mahluk belajar. Ia lahir tanpa memiliki pengetahuan, sikap, dan kecakapan apapun; kemudia tumbuh dan berkembang memjadi mengetahui, dan menguasai banyak hal. Itu semua terjadi karena ia belajar dengan menggunakan potensi dan kapasitas diri yang telah di anugerahkan Allah SWT. (Departemen Agama RI, 2001: 2627). Proses belajar sesungguhnya bukanlah semata kegiatan menghafal. Banyak hal yang kita ingat akan hilang dalam beberapa jam. Mempelajari bukanlah menelam semuanya. Untuk mengingat apa yang telah diajarkan, siswa harus mengolahnya atau memahaminya. Seorang guru tidak dapat dengan serta merta menuangkan sesuatu kedalam benak para siswanya, karena mereka sendirilah yang harus menata apa yang mereka dengar dan lihat menjadi satu kesatuan yang bermakna. Tanpa peluang untuk mendiskusikan, mengajukan pertanyaan, mepraktikan, dan bahkan mengajarkan (presentasi) kepada siswa yang lain, proses belajar yang sesungguhnya tidak akan terjadi. Proses belajar berlangsung secara bergelombang. Belajar memerlukan kedekatan dengan materi yang hendak
dipelajarai, jauh sebelum bisa memahami. Belajar juga memerlukan kedekatan dengan banyak hal, bukan sekedar pengulangan atau hafalan (Melvin L. Silbermen, 2011: 27). Keaktifan belajar akan terjadi ketika terjalin interaksi edukatif yang harmonis antara guru dan murid. Dalam kaitannya dengan interaksi guru dan murid dalam proses belajar aktif, aliran konstruktifisme mengatakan, “bahwa guru bukanlah seseorang yang mahatahu dan murid bukanlah yang belum tahu dan karena itu harus diberi tahu. Dalam proses belajar, murid aktif mencari tahu dengan membentuk pengetahuannya. Sedangkan guru membantu agar pencarian itu berjalan dengan baik. Dalam banyak hal guru dan murid bersama-sama membangun pengetahuan”. (Paul Suparno, 2001: 71). Langkah pertama yang harus dilakukan guru agar siswa belajar aktif adalah guru mampu menjelaskan tujuan pembelajaran dengan baik (jelas) sehingga siswa akan mengerti dan bisa menghubungkan tujuan tersebut dengan hasil yang akan mereka peroleh dari pelajaran tersebut sehingga siswa merasa menjadi bagian dari proses pembelajaran. Yang tidak kalah penting pada sesi akhir pembelajaran siswa diberi kesempatan untuk mereflksikan kembali pengalaman yang telah mereka peroleh untuk mengukur ketercapaian tujuan apakah mereka memahami dari proses pembelajaran yang sudah berlangsung (Pat Hollingsworth & Gina Lewis, 2008: viii). Tomsilin (2001) dalam Marta Kaufeldt menerangkan tentang pentingnya proses pembelajaran. Proses berarti kegiatan membuat
mengerti serta pemberian kesempatan bagi para pelajar untuk memproses isi atau gagasan dan keterampilan yang telah diperkenalkan kepada mereka. Pada saat siswa bertemu dengan gagasan, informasi, atau keterampilan baru, mereka memerlukan waktu untuk menjalankan input tersebut melalui saringan pengertian mereka sendiri. Begitu mereka mencoba menganalisis, mengaplikasikan, bertanya, atau memecahkan persoalan, semua itu menjadi “milik mereka” (Marta Kaufeldt, 2008: 99). Pada masa lalu pengajaran dipandang sebagai mproses mengisi otak dengan pengetahuan sehingga metode yang digunakan guru banyak terpusat pada metode ceramah. Lahirnya teori-teori baru yang menjelaskan karakteristik belajar, melahirkan perubahan pula pada watak pengajaran, dan memunculkan banyak metode pengajaran. Metode-metode tersebut berkembang mengikuti prinsip-prinsip umum sebagai berikut: 1. Memperhatikan kecenderungan-kecenderungan pelajar. 2. Memanfaatkan aktifitas individual para pelajar. 3. Mendidik melalui permainan atau menjadikan permainan sebagai sarana pendidikan. 4. Menerapkan prinsip kebebasan yang rasional, artinya dalam proses belajar mengajar tidak membebani pelajar dengan berbagai perintah atau larangan yang tidak mereka butuhkan. 5. Memberi motivasi kepada pelajar untuk berbuat, bukan menekan, sehingtga siswa melakukan dengan rasa senang dan tidak melelahkan.
6. Mengutamakan kepentingan
dunia
anak-anak
anak-anak, dan
artinya
mempersiapkan
memperhatikan mereka
untuk
kehidupan di masa depan. 7. Menciptakan semangat berkoperasi (bekerjasama) baik antara guru dan pelajar maupun antara guru, pelajar dan orang tua. 8. Memberi motivasi kepada pelajar untuk belajar mandiri serta memiliki kepercayaan diri untuk melakukan tugas-tugas belajar dan penelitian. 9. Memanfaatkan segenap indera pelajar, sebab pendidikan inderawi merupakan
alat menuju pendidikan intelektual (Paul Suparno,
2001: 89-91). Di Indonesia telah menegenal strategi pangajaran dengan pendeklatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif). CBSA sebagai istilah yang sama maknanya dengan Student Active Learning (SAL) adalah salah satu strategi partisipasi secara optimal peserta didik sebagai, sehingga mereka mampu mengubah dirinya (tingkah laku, cara berfikir, dan bersikap) secara lebih efektif dan efisien (Ahmad Rohani, 2004: 61). Strategi CBSA mendorong siswa untuk selalu aktif belajar dan terus meningkatkan keaktifan dalam belajar. Dengan belajar aktif merupakan jawaban yang tepat atas prinsip-prinsip pengajaran, yaitu: aktivitas, individualistis, kebebasan dan kerjasama. Dengan demikian belajar aktif sangat diperlukan oleh peserta didik untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimum. Ketika peserta didik pasif, atau hanya menerima dari pengajar,
ada kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang telah diberikan. Oleh sebab itu, diperlukan perangkat terentu untuk dapat mengikat informasi yang baru saja diterima dari guru. Belajar aktif adalah suatu cara untuk mengikat informasi yang baru kemudian menyimpannya dalam otak, karena salah satu faktor yang menyebabkan informasi cepat dilupakan adalah faktor kelemahan otak manusia itu sendiri. Belajar yang hanya mengandalkan indera pengindaraan mempunyai beberapa kelemahan, padahal hasil belajar seharusnya disimpan sampai waktu yang lama. 4. Aqidah Secara etimologi dalam bahasa Arab aqidah berasal dari kata al'aqdu ( ُ ) اﻟْﻌَﻘْﺪyang berarti ikatan. Sedangkan menurut istilah (terminologi): akidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya. Jadi, Akidah Islamiyyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepada-Nya, beriman kepada Malaikat-malaikat-Nya, Rasul-rasul-Nya, Kitab-kitab-Nya, hari Akhir, takdir baik dan buruk dan mengimani seluruh apa-apa yang telah shahih tentang prinsip-prinsip Agama (Ushuluddin), perkara-perkara yang ghaib, beriman kepada apa yang menjadi ijma' (konsensus) dari Salafush Shalih, serta seluruh berita-berita qath'i (pasti), baik secara ilmiah maupun secara amaliyah yang telah ditetapkan menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah yang shahih serta ijma' Salaf as-Shalih (http://alislamu.com/aqidah).
Salah satu dari rukun iman adalah iman (percaya) kepada malaikat. Malaikat adalah makhluk gaib yg di ciptakan dari nur (cahaya). Malakat selalu taat dan patuh terhadap setiap perintah Allah tanpa membantah. Jumlah malaikat sangat banyak, hanya Allah SWT yang mengetahui. Akan tetapi, setiap umat islam harus mengetahui beberapa malaikat yg berkaitan langsung dengan kehidupan manusia. Malaikat-malaikat tersebut yaitu sebagai berikut. 1). Malaikat Jibril, tugas utamanya menyampaikan wahyu Allah SWT. 2). Malaikat Mikail,tugas utamanya membawa dan membagikan rezeki kepada seluruh makhluk hidup. 3). Malaikat Raqib, tugas utamanya mencatat seluruh amal perbuatan dan perkataan manusia yg baik semasa hidup di dunia. 4). Malaikat Atid, tugas utamanya mencatat seluruh amal perbuatan dan perkataan manusia yg buruk semasa hidup di dunia. 5). Malaikat Izrail, tugas utamanya mencabut ruh atau nyawa makhluk hidup. 6). Malaikat munkar, tugas utamanya menanyai manusia di alam kubur. 7). Malaikat Nakir, tugas utamanya sama dengan malaikat munkar. 8). Malaikat Israfil, tugas utamanya meiup sangkakala atau terompet pada hari akhir. 9). Malaikat Ridwan, tugas utamanya menjaga surga. 10).Malaikat
Malik,
tugas
(htt://alislamu.com/aqidah)
utamanya
menjaga
neraka
Ahmadi dalam bukunya ”Islam Sebagai Paradigma Pendidikan” menerangkan; secara etimologik aqidah berarti credo, keyakinan hidup dan secara khusus berarti Iman, yakni kepercayaan dalam hati diikrarkan dengan lisan, dan diamalkan dengan perbuatan (anggota badan). Keimanan atau aqidah merupakan landasan paling utama bagi hidup dan kehidupan manusia yang akan memberikan motivasi dan pengendalian aktivitas manusia ( Amadi, 1992: 81-82). Aqidah merupakan perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa, yang karenanya menjadi tenteram, sehingga menjadi suatu keyakinan yang teguh dan kokoh, yang tidk tercampuri oleh sedikitpun keraguan dan kebimbanga
Aqidah secara terminologis memiliki beberapa definisi
antara lain: Menurut Hassan al-Banna dalam kitab Majmu` al-Rasail: Aqa`id (bentuk jamak dari aqidah) adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketenteraman jiwa menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan keraguraguan. Sedangkan menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy dalam kitab Aqidah al-Mukmin: Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum (aksioma) oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. Kebenaran itu dipatrikan didalam hati serta diyakini kesalihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu. Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan usaha sadar dan terencana untuk menyiapkan siwa dalam meyakini, memahami, dan
mengamalkan ajaran islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/ latihan. PAI memiliki karakteristik tertentu yang membedakan dengan mata pelajaran lain. Adapun karakteristik mata pelajaran PAI antara lain: 1. Tujuan Pendidikan Agama Islam adalah terbentuknya peserta didik yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, berahlak mulia, memiliki pengetahuan tentang ajaran pokok ajaran Islam dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, serta memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam tentang islam sehingga memadai baik untuk kehidupan bermasyarakat maupun untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. 2. Pendidikan Agama Islam sebagai sebuah program pembelajaran, diarahkan pada: (a) menjaga aqidah dan kepercayaan perserta didik, (b) menjadi landasan untuk lehih rajin mempelajarai ilmu-ilmu lain yang diajarkan di sekpolah, (c) mendorong anak didik untuk kritis, kreatif dan inovatif, (d) menjadi landasan prilaku dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. 3. Materi PAI dikembangkan dari tiga kerangka dasar ajaran Islam, yaitu aqidah, syari’ah dan akhlaq. Aqidqh merupakan penjabaran dari konsep iman, syari’ah merupakan penjabaran dari konsep Islam, dan akhlaq merupakan penjabaran dari konsep ihsan (Departemen Agama, 2004: 2-3) 5. Metode Card Sort Metode mengajar ialah cara yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan pelajaran kepada pelajar. Karena penyampaian itu
berlangsung dalam interaksi edukatif, maka metode mengajar dapat diartikan sebagai cara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan dengan pelajar pada saat berlangsungnya pengajaran. Dengan demikian metode mengajar merupakan alat untuk menciptakan proses belajar mengajar. Mengajar pada hakekatnya merupakan upaya guru untuk menciptakan situasi belajar. Oleh karena itu metode yang digunakan harus mampu menumbuhkan berbagai kegiatan belajar. Metode yang baik adalah metode yang mampu menumbuhkan kegiatan belajar bagi siswa. (Depaetemen Agama RI, 2001: 88). Metode pembelajaran merupakan alat untuk menggerakkan pelajar agar dapat mempelajari bahan pelajaran. Seorang guru baru mungkin dapat menggerakkan pelajar jika metode mengajar yang diterapka sesuai dengan tingkat perkembangan pelajar, baik secara kelompok maupun individual. Metode Card Sort (sortir kartu) merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik, klasifikasi dan fakta tentang obyek atau mereview informasi. Greakan fisik yang dominant dalam strategi ini dapat membantu mendinamisasikan kelas yang jenuh dan bosan. (Hisyam Zaini dkk, 2008: 50). Metode card sort sebagai “strategi pembelajaran aktif” mengajak siswa untuk membangkitkan keaktifan siswa dalam belajar. Ketika siswa belajar dengan aktif, berarti mereka mendominasi aktifitas pembelajaran. Dengan demikian, mereka secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi, memecahkan persoalan atau
mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam persoalan yang ada dalam kehidupan nyata. Dengan belajar akif, peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Dengan cara ini peserta didik akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan. Sejalan dengan pembelajaran aktif, the accelerated learning menginginkan agar pembelajar mengalami kegembiraan belajar, sebab mereka (siswa) tahu betapa pentingnya belajar. “Kegembiraan” bukan berarti menciptakan suasana ribut dan hura-hura, bukan pula kesenangan yang sembrono dan kemeriahan yang dangkal, namun, kegembiraan dalam belajar berarti bangkitnya minat, adanya keterlibatan penuh, dan terciptanya makna, pemahaman dan nilai yang membahagiakan pada diri si pembelajar. Itu adalah kegembiraan yang melahirkan sesuatu yang baru. Kegembiraan itu jauh lebih penting untuk pembelajar dari pada segala teknik, metode atau medium pembelajaran (Dave Meier, 2002: 36). Adapun langkah-langkah penerapan Metode Card Sort adalah sebagai berikut: 1. Menyiapkan kartu berisi materi pokok pelajaran dan rincian materi pokok pelajaran (jumlah kartu sama dengan jumlah siswa). 2. Seluruh kartu diacak 3. Seluruh kartu dibagikan kepada siswa, pastikan sluruh siswa (boleh lebih dari satu kartu)
4. Siswa
diminta
bergerak
mencari
kartu
induknya
dengan
mencocokkan teman-temannya. 5. Setelah kartu induk beserta kartu rinciannya ketemu, masingmasing membentuk kelompok dan menempelkan hasilnya di papan tulis dengan urut. 6. Melakukan koreksi bersama. 7. Salah satu anggota kelompok menjelaskan hasil sortiran kartunya dan kelompok yang lain menanggapi. 8. Guru memberi apresiasi. 9. Guru melaksanakan klarifikasi, penyimpulan dan tindak lanjut.
B. Hipotesis Tindakan. Dari landasan teori di atas dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: “Dengan menerapkan metode card sort dapat meningkatkan prestasi belajar aqidah pada siswa kelas IV SDN Kalibening Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2011 / 2012”.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kalibening Kecamatan Tingkir Kota Salatiga semester genap tahun pelajaran 2011/2012. Waktu penelitian pada tanggal 5, 6, 13, dan 20 Maret 20012. Tabel 1. Jadual pelaksanaan penelitian. No
Hari, Tanggal
Kegiatan
1
Senin, 5 Maret 2012
Pelaksanaan Pra Siklus I
2
Selasa, 6 Maret 2012
Pelaksanaan Pra Siklus II
3
Selasa, 13 Maret 2012
Pelaksanaan Siklus I
3
Selasa, 20 Maret 2012
Pelaksanaan Siklus II
2. Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Kalibening semester genap tahun pelajaran 2011/2012. Kelas ini peneliti pilih karena berdasarkan
pengamatan
berkonsentrasi
ketika
selama
berlangsung
ini
sebagian
proses
besar
siswa
pembelajaran,
diperlukan strategi lain dalam proses belajar mengajar.
sulit
sehingga
B. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), yang dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Adapun jenis penelitian adalah penelitian diskriptif, karena menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan agar keaktifan belajar siswa bisa optimal dan hasil yang diinginkan dapat dicapai. Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, sedangkan sebagai pengamat (observer) adalah teman sejawat yang bernama Puryantuti, S.Pd. Keterlibatan observer ini penting agar hasil yang dicapai lebih obyektif. Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah: a). Meningkatkan keaktifan belajar siswa di kelas dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. b). Memperbaiki dan meningkatkan
pratik
pembelajaran
secara
berkesinambungan
serta
menumbuhkan budaya meneliti. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini sebagai bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan rasional dalam melaksanakan tugas dan memperdalam pemahaman terhadap tindakantindakan yang dilakukan, serta untuk memperbaiki praktik pembelajaran. Penelitian tindakan ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti,1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus terdiri dari planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi,
tindakan, pengamatan, dan refleksi. Menurt Kurt Lewin dalam Paul Suparno (2008) menjelaskan bahwa riset tindakan secara umum menggunakan langkah sepiral yang terdiri dari perencanaan (planning), tndakan (action), observasi, refleksi dan perencanaan lanjut (Paul Suparno, 2008: 10). Sejalan dengan Kurt Lewin, Arikunto (dalam Suyadi, 2010: 50) memberikan gambaran tentang langkah spiral dalam PTK sebagai berikut: Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan
?
Sebelum masuk pada siklus I dilakukan tindakan pendahuluan (pra siklus) untuk identifikasi permasalahan. Dalam kegiatan pra siklus, peneliti melakukan proses pembelajaran dengan metode ceramah dan tanya jawab (metode konvensional). Menurut pengamatan peneliti, metode ceramah ini sangat mendominasi kegiatan para guru dalam proses pembelajaran. Demikian
juga yang dilakukan peneliti, metode ceramah menjadi pilihan yang praktis dalam proses pembelajaran, meskipun peneliti menyadari bahwa metode ceramah kurang efektif untuk meningkatkan keaktifan siswa, dan pada ujungnya hasil belajar siswa tidak bisa optimal. Alur penelitian bisa dijelaskan sebagai berikut: · Pra Siklus Peneliti melaksanakan dua kali proses pembelajaran pada tgl 5 dan 6 Maret 2012 dengan menggunakan metode ceramah. Dari proses pembelajaran pra siklus ini peneliti mengidentifikasi masalah, menyusun rumusan masalah, merumuskan tujuan penelitian dan membuat rencana tindakan penelitian termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran. · Siklus I Kegiatan pada siklus I terdiri dari: a), rancangan, b), tindakan dan c), refleksi. 1. Rancangan penelitian. Sebelum melakukan penelitian, peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan penelitian dan membuat rencana tindakan termasuk menyusun instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran. 2. Tindakan penelitian. Peneliti
melaksanakan
proses
pembelajaran
sekali
gus
pengamatan terhadap keaktifan belajar siswa. Pengamat
melaksanakan pengamatan terhadap kinerja peneliti sebagai guru
yang
sedang
melaksanakan
pemebelajaran
dan
pengamatan terhadap keaktifan siswa dalam belajar. 3. Refleksi. Dalam kegiatan refleksi, peneliti mengkaji temuan-temuan hasil pengamatan yang dilakukan oleh pengamat dan hasil pembelajaran pada siklus I. · Siklus II Kegiatan pada siklus II terdiri dari: rancangan yang direvisi, tindakan dan refleksi. 1. Rancangan penelitian yang telah direvisi. Rancangan yang direvisi disusun berdasarkan hasil refleksi dari pengamat. Hambatan-hambatan yang ditemukan dalam siklus I menjadi acuan dalam merumuskan rancangan pada siklus II. 2. Tindakan penelitian. Peneliti
melaksanakan
proses
pembelajaran
sekali
gus
pengamatan terhadap keaktifan belajar siswa. Pengamat melaksanakan pengamatan terhadap kinerja peneliti sebagai guru
yang
sedang
melaksanakan
pemebelajaran
pengamatan terhadap keaktifan siswa dalam belajar.
dan
3. Refeksi. Dalam kegiatan refleksi, peneliti mengkaji temuan-temuan hasil pengamatan yang dilakukan oleh pengamat dan hasil pembelajaran pada siklus I.
C. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 1. Silabus, yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar. 2. Rencana Pelaksanaan Pelajaran (RPP), yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap siklus. Masing-masing RPP berisi standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. 3. Lembar Kegiatan Siswa (LKS), yang dipergunakan siswa untuk membantu proses pengumpulan data penelitian. 4. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar terdiri dari: a.
Lembar observasi pengolahan metode pembelajaran card sort, untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.
b.
Lembar observasi keaktifan siswa belajar, untuk mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
5. Tes formatif Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tes formatif ini diberikan setiap akhir siklus dengan tujuan untuk memperoleh data pelengkap dalam penelitian.
D. Metode Pengumpulan Data. Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi proses bembelajaran dengan menggunakan metode card sort. Observasi ditujukan pada: 1). Aktivitas siswa dalam pembelajaran. 2). Aktivitas guru dalam pembelajaran, dan 3). Tes formatif untuk melengkapi data penelitiana. Proses pengumpulan data dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Observasi terhadap keaktifan belajar siswa. Untuk memperoleh data tentang keaktifan belajar siswa meliputi 10 (sepuluh) aspek pengamatan, yaitu: 1. Kesiapan mengikuti pelajaran 2. Memperhatikan penjelasan guru 3. Ketertarikan pada materi pembelajaran 4. Mengajukan pertanyaan pada guru 5. Menjawab pertanyaan dari guru 6. Kerjasama dengan teman 7. Usaha mencapai hasil maksimal 8. Keterlibatan dalam diskusi 9. Tanggung jawab dalam kelompok
10. Membuat rangkuman inti pembelajaran Setiap aspek kemampuan diberi skor 1 – 5 dengan penjelasan sebagai berikut: · Skor 1 menunjukkan kemampuan sangat kurang ( E ). · Skor 2 menunjukkan kemampuan kurang ( D ). · Skor 3 menunjukkan kemampuan cukup ( C ). · Skor 4 menunjukkan kemampuan baik ( B ). · Skor 5 menunjukkan kemampuan amat baik ( A ). Dengan demikian apabila skor pengamatan yang diperoleh siswa dari seluruh aspek masing-masing 5, maka skor maksimal yang diperoleh adalah 50 (5 X skor tiap-tiap aspek pengamatan). Untuk menentukan derajat keaktifan siswa ( N ) dapat digunakan rumus sebagai berikut: N = Jumlah skor yang dicapai X 100 % Jumlah skor maksimal Hasil persentase tersebut bila dikonversi menjadi nilai ( N ) adalah sebagai berikut: N = Jumlah skor yang dicapai X 100 Jumlah skor maksimal b. Observasi terhadap kemampuan guru. Untuk memperoleh data terhadap kemampuan guru dalam menerapkan metode card sort dalam proses pembelajaran meliputi meliputi 10 (sepuluh) aspek pengamatan, yaitu:
1. Kemampuan membuat rencana pembelajaran. 2. Kemampuan memberi motivasi belajar siswa. 3. Kemampuan mempresentasikan bahan pembelajaran. 4. Kemampuan mengorganisasi kelas. 5. Kemampuan menciptakan suasana interaktif. 6. Kemampuan membimbing siswa. 7. Kemampuan menerapkan pendekatan pembelajaran. 8. Kemampuan bersikap adil pada siswa. 9. Kemampuan mengembangkan sikap demokratis. 10. Kemampuan melaksanakan penilaian dengan obyektif. Setiap aspek kemampuan diberi skor 1 – 5, dengan penjelasan sebagai berikut: • Skor 1 menunjukkan kemampuan sangat kurang ( E ). • Skor 2 menunjukkan kemampuan kurang ( D ). • Skor 3 menunjukkan kemampuan cukup ( C ). • Skor 4 menunjukkan kemampuan baik ( B ). • Skor 5 menunjukkan kemampuan amat baik ( A ). Dengan demikian apabila skor pengamatan yang diperoleh peneliti dari seluruh aspek masing-masing 5, maka skor maksimal yang diperoleh adalah 50 ( 5 X skor tiap-tiap aspek pengamatan). Untuk menentukan derajat kemampuan guru ( N ) dapat digunakan rumus sebagai berikut: N = Jumlah skor yang dicapai X 100 % Jumlah skor maksimal
Hasil persentase tersebut bila dikonversi menjadi nilai adalah sebagai berikut: N = Jumlah skor yang dicapai X 100 Jumlah skor maksimal c. Hasil tes formatif. Pada akhir siklus dilaksanakan tes formatif untuk mengetahui daya serap dan ketuntasan belajar siswa. Hasil tes ini untuk memperkuat data tentang keaktifan siswa melalui pembelajaran dengan metode card sort.
E. Teknik Analisis Data Untuk mengetahui efektivitas suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode analisis yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan keaktifan belajar siswa. Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses pembelajaran dilakukan dengan cara melaksanakan penskoran (scoring) terhadap hasil pengamatan keaktifan siswa dan kemampuan guru dalam menerapkan metode card sort dalam proses pembelajaran. Selain dua hal tersebut, hasil evaluasi terhadap siswa berupa tes formatif pada setiap akhir siklus juga menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari analisa data.
1. Hasil observasi terhadap kemampuan guru.
Analisis data dari hasil observasi terhadap kemampuan guru dalam menerapkan metode card sort untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa menggunakan rumus sebagai berikut: N = Jumlah skor yang dicapai X 100 % Jumlah skor maksimal Dengan demikian apabila skor pengamatan yang diperoleh dari seluruh aspek masing-masing 5, maka skor maksimal yang diperoleh adalah 50 (5 X skor tiap-tiap aspek pengamatan). Hasil persentase kemampuan guru tersebut bila dikonversi menjadi nilai (N) adalah sebagai berikut: N = Jumlah skor yang dicapai X 100 % Jumlah skor maksimal 2. Hasil observasi terhadap keaktifan belajar siswa. Keaktifan belajar siswa meliputi 10 (sepuluh) aspek pengamatan. Setiap aspek keaktifan belajar diberi skor 1 – 5. Analisis data dari hasil observasi terhadap keaktifan belajar siswa menggunakan rumus sebagai berikut: N = Jumlah skor yang dicapai X 100 % Jumlah skor maksimal Dengan demikian apabila skor pengamatan yang diperoleh siswa dari seluruh aspek masing-masing 5, maka skor maksimal yang diperoleh adalah 50 (5 X skor tiap-tiap aspek pengamatan). Hasil persentase keaktifan siswa belajar tersebut bila dikonversi menjadi nilai (N) adalah sebagai berikut: N = Jumlah skor yang dicapai X 100
Jumlah skor maksimal 3. Hasil ulanagan atau tes formatif. Untuk menganalisis hasil tes formatif, peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif. Proses penghitungan menggunakan statistik sederhana sebagai berikut: X
=
å å
X N
Keterangan:
X
= Nilai rata-rata.
ΣX
= Jumlah semua nilai siswa
ΣN
= Jumlah siswa
4. Ketuntasan belajar. Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Ukuran ketuntasan berdasarkan KKM yang telah ditetapkan oleh guru. Seorang siswa dinyatakan tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:
P=
å Siswa. yang.tuntas.belajar x100% å Siswa
Keterangan: P = Ketuntasan belajar
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Diskripsi Setting Penelitian Sebelum memasuki hasil penelitian dan pembahasan, peneliti sampaikan gambaran umum kondisi subyek penelitian sebelum tindakan dilaksanakan sebagai berikut. Pada tahun ajaran 2011/2012 SD Negeri Kalibening Kecamatan Tingkir Kota Salatiga telah menetapkan nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) aspek aqidah adalah nilai 65 dan nilai ketuntasan kelas adalah 85. Artinya nilai untuk standar kompotensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) aspek aqidah, diangap tuntas jika setiap siswa bisa memperoleh nilai sedikitnya 65, sedangkan disebut tuntas secara klasikal jika nilai rata-rata kelas mencapai sedikitnya 85. KKM tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Kompetensi Dasar: Mengenal malaikat dan tugasnya STANDAR
KOMPLEK
DAYA
INTAKE
JUM
RATA-
KOMPETENSI
SITAS
DUKUNG
SISWA
LAH
RATA
65
70
60
195
65
65
70
60
195
65
65
70
60
195
65
7.1. Menjelaskan pengertian malaikat 7.2. Menyebutkan nama-nama malaikat 7.3. Menyebutkan tugas-tugas malaikat
KKM Kelas 85
65
Sebelum penelitian dilaksanakan, keaktifan belajar dan hasil pembelajaran aqidah asiswa kelas IV SDN Kalibening tahun pelajran 2011 / 2012 secara umum cukup rendah. Hal ini dapat dijelaskan dari hasil 2 (dua) kali pembelajaran pra siklus dengan menggunakan metode ceramah. Hasil proses pembelajaran pra siklus tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Tabel 3. Kategori Tingkat Keaktifan Belajar Siswa NO
Kategori Tingkat Keaktifan
Skor
1
( BS ) Baik sekali
42 - 50
2
( B ) Baik
34 - 41
3
( C ) Cukup
26 - 33
4
( K ) Kurang
18 - 25
5
( SK ) Sangat kurang
10 - 17
Tabel 4. Keaktifan Belajar Siswa dalam Proses Pembelajaran Pra Siklus I.
No
Nama Siswa
Skor Aspek Keaktifan Belajar
Jml
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 Skor
Ket
1
Rinda Ayu P.
3
3
4
3
4
3
3
4
4
3
34
B
2
M. Ananta Aknun 2
3
3
2
3
2
4
3
3
2
27
C
3
M. Zidni Ilma
3
3
2
3
4
3
4
3
4
4
33
C
4
Siti Umi R.
4
3
4
3
4
4
4
4
4
3
37
B
5
Pangestya F.
3
2
3
4
3
3
3
2
4
2
29
C
6
Yunita Aji S.
3
4
3
4
4
4
4
4
3
4
37
B
7
M. Wafa S.
3
2
3
2
4
3
2
3
4
2
28
C
8
Andi Nur R.
2
3
2
3
3
3
4
2
3
2
27
C
Jumlah
252
Rata-rata
31,5
Nt ( nilai tertinggi): 10 X 5 = 50 Nr (nilai terendah): 10 X 1 = 10 Lebar interval: ( 50 – 10 ) + 1
41 =
= 8
5
5
Tabel 5. Keaktifan Belajar Siswa dalam Proses Pembelajaran Pra Siklus II.
No
Nama Siswa
1
Skor Aspek Keaktifan Belajar
Jml
Ket
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Skor
Rinda Ayu P.
4
3
4
3
4
3
3
4
4
3
35
B
2
M. Ananta A
3
3
3
2
3
2
4
3
3
2
28
C
3
M. Zidni Ilma
3
3
2
3
4
3
4
3
4
4
33
C
4
Siti Umi R.
4
3
4
3
4
4
4
4
4
3
37
B
5
Pangestya F.
3
2
3
4
3
3
3
2
4
3
30
C
6
Yunita Aji S.
3
4
3
4
4
4
4
4
3
4
37
B
7
M. Wafa S.
3
3
3
2
4
3
2
3
4
2
29
C
8
Andi Nur R.
2
3
2
3
3
3
4
2
3
3
28
C
Jumlah
257
Rata-rata
32,13
Nt ( nilai tertinggi): 10 X 5 = 50 Nr (nilai terendah): 10 X 1 = 10 Lebar interval: ( 50 – 10 ) + 1
41 =
5
= 8 5
Dari tabel 4 dan 5 dapat dijelaskan bahwa keaktifan belajar siswa pada proses pembelajaran pra siklus cukup rendah. 3 siswa (37,5%) tingkat
keaktifan belajarnya memperoleh nilai B (baik) dan 5 siswa (62,5%) tingkat keaktifan belajarnya memperoleh nilai C (cukup). Pada proses pembelajaran pra siklus I keaktifan belajar secara klasikal memperoleh skor 253 (63%) dari skor maksimal 400, sedangkan pada proses pembelajaran pra siklus II memperoleh skor 257 (64,25%) dari total skor 400. Rendahnya tingkat keaktifan belajar ini menurut pengamatan peneliti akibat penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat yakni metode ceramah. Metode ceramah membuat anak pasif, sulit berkonsentrasi, merasa cepat bosan dan mudah lelah. Situasi belajar yang pasif tersebut mengakibatkan nilai hasil belajar siswa rendah. Rendahnya nilai hasil belajar dapat dijelaskan pada tabel berikut: Tabel 6. Kategori Nilai Tes Formatif NO
NILAI
KETERANGAN
1
85 keatas
Sangat Baik (SB)
2
75 – 84
Baik (B)
3
65 – 74
Cukup (C)
4
55 – 64
Kurang (K)
5
54 kebawah
Sangat Kurang (SK)
Tabel 7. Nilai Tes Formatif Siswa dalam Pembelajaran Pra Siklus I NILAI TES NO
NAMA SISWA
KETERANGAN FORMATIF
1
Rinda Ayu Parwati
72
Cukup
2
M. Ananta Aknun
58
Kurang
3
M. Zidni Ilma
64
Kurang
4
Siti Umi Rohmatun
70
Cukup
5
Pangestya Febriyanti
62
Kurang
6
Yunita Aji Staningrum
74
Cukup
7
M. Wafa Setiawan
64
Kurang
8
Andi Nur Rahman
56
Kurang
Jumlah
520
Rata-rata kelas
65.00
Nilai rata-rata tes formatif : 65,00 Jumlah siswa yang tuntas belajar : 3 anak ( 37,5 % ) Jumlah siswa yang tidak tuntas belajar : 5 anak ( 62,5 % ) Persentase ketuntasan belajar secara klasikal : 65 %
Tabel 8. Nilai Tes Formatif Siswa dalam Pembelajaran Pra Siklus II NILAI TES NO
NAMA SISWA
KETERANGAN FORMATIF
1
Rinda Ayu Parwati
70
Cukup
2
M. Ananta Aknun
62
Kurang
3
M. Zidni Ilma
64
Kurang
4
Siti Umi Rohmatun
74
Cukup
5
Pangestya Febriyanti
60
Kurang
6
Yunita Aji Staningrum
76
Baik
7
M. Wafa Setiawan
62
Kurang
8
Andi Nur Rahman
60
Kurang
Jumlah
528
Rata-rata kelas
66
Nilai rata-rata tes formatif
: 66,00
Jumlah siswa yang tuntas belajar : 3 anak ( 37,5 % ) Jumlah siswa yang tidak tuntas belajar : 5 anak ( 62,5 % ) Persentase ketuntasan belajar secara klasikal : 66 %
Dari tabel 7 dan tabel 8 dapat diterangkan sebagai berikut: a. Dari hasil tes pertama dan tes kedua pada proses pembelajaran pra siklus pertama dan pembelajaran pra siklus kedua, sebanyak 5 siswa (62,5%) memperoleh nilai “kurang” dan 3 siswa (37,5%) memperoleh nilai “cukup”. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa siswa yang telah mencapai nilai diatas nilai KKM masing-masing 3 siswa ( 37,5 % ), dan yang belum mencapai KKM masing-masing 5 siswa (62,5 %), artinya proses pembelajaran pada pra siklus belum berhasil. b. Nilai rata-rata kelas tes formatif pada pembelajaran pra siklus pertama adalah 65 atau ketuntasan kelas baru mencapai 65% dan pada
pembelajaran pra siklus kedua, rata-rata nilai tes formatif secara klasikal baru mencapai 66 atau ketuntasan belajar secara klasikal baru mencapai 66%, artinya secara klasikal hasil belajar siswa belum mencapai ketuntasan belajar karena nilai KKM kelas yang ditetapkan adalah 85 (85 %). Dari uraian tersebut dapat dijelaskan bahwa menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran aqidah pada siswa kelas IV SDN Kalibening belum bisa meningkatkan keaktifan belajar dan hasil belajar siswa degan maksimal.
B. Hasil Penelitian Data penelitian ini diperoleh melalui: (a). Observasi terhadap pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan penerapan metode card sort. (b). Observasi terhadap keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode card sort. (c). Hasil evaluasi pembelajaran berupa tes formatif di akhir siklus pembelajaran. Data pengamatan proses pembelajaran dengan menggunakan metode card sort digunakan untuk mengetahui peningkatan keaktifan belajar siswa. Data observasi terhadap kinerja guru digunakan untuk mengetahui kualitas kemampuan guru dalam menerapkan metode card sort, sedangkan hasil tes formatif pada tiap-tiap siklus digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dan tingkat ketuntasan belajar siswa setelah proses pembelajaran dengan menggunakan metode card sort.
1. Diskripsi Pelaksanaan Siklus I a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pertemuan pertama, kartu card sort, lembar kerja siswa (LKS), soal tes formatif, dan alat-alat pengajaran yang mendukung. b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 13 Maret 2012 di kelas IV SDN Kalibening dengan jumlah siswa 8 orang. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) oleh pengamat (observer) dilaksanakan bersamaan dengan berlangsungnya proses pembelajaran. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut: Tabel 9. Hasil Observasi terhadap Keaktifan Belajar Siswa pada Pembelajaran Siklus I. No
Nama Siswa
Skor Aspek Keaktifan Belajar
Jmlh
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Skor
Ket
1
Rinda Ayu P.
3
4
4
4
4
4
4
4
5
4
40
B
2
M. Ananta A.
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
32
C
3
M. Zidni Ilma
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
36
B
4
Siti Umi R.
4
4
4
4
4
4
4
5
5
4
42
BS
5
Pangestya Febri
3
3
3
4
4
4
4
3
4
4
36
B
6
Yunita Aji S.
4
4
4
4
5
5
5
5
4
4
44
BS
7
M. Wafa S.
3
3
3
3
4
4
3
3
4
3
33
C
8
Andi Nur R.
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
32
C
Jumlah
295
Rata-rata
36,88
Nt ( nilai tertinggi): 10 X 5 = 50 Nr (nilai terendah): 10 X 1 = 10 Lebar interval: ( 50 – 10 ) + 1
41 =
5
= 8 5
Dari tabel 9 dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode card sort keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran siklus I mengalami peningkatan dari pembelajaran pra siklus. Pada pembelajaran pra siklus keaktifan siswa yang memperoleh nilai baik sekali (BS) tidak ada (0%), yang memperoleh nilai baik (B) ada 3 siswa (37,5%) dan 5 siswa (62,5%) memperoleh nilai cukup (C), sedangkan pada pembelajaran siklus I meningkat, siswa yang memperoleh nilai baik sekali (BS) ada 2 siswa (25%), memperoleh nilai baik (B) ada 3 siswa (37,5%) dan memperoleh nilai cukup (C) ada 3 siswa (37,5%). Dari tabel diatas juga menunjukkan bahwa secara keseluruhan siswa memperoleh sekor 295 (73,75%) dari total skor 400, sedangkan keaktfan belajar siswa pada pembelajaran pra siklus dengan metode ceramah hanya memperoleh skor 64,25 (64,25%). Artinya dengan menggunakan metode card sort keaktifan belajar siswa mengalami peningkatan meskipun belum optimal. Hal ini disebabkan karena siswa lebih asyik terlena pada bentuk “permainan” dalam metode
card sort. Disamping itu, guru juga belum bisa menerapkan metode card sort secara efektif. Hal ini terjadi karena baru pertama kali melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode card sort. Tabel
10.
Hasil
Pengamatan
Kemampuan
Guru
dalam
Proses
Pembelajaran Siklus I. No
Aspek Pengamatan
Skor
1
Kemampuan membuat rencana pembelajaran
4
2
Kemampuan memberi motivasi belajar siswa
4
3
Kemampuan mempresentasikan bahan pembelajaran
3
4
Kemampuan mengorganisasi kelas
4
5
Kemampuan menciptakan suasana interaktif
3
6
Kemampuan membimbing siswa
4
7
Kemampuan menerapkan pendekatan pembelajaran
5
8
Kemampuan bersikap adil pada siswa
4
9
Kemampuan mengembangkan sikap demokratis
5
10
Kemampuan melaksanakan penilaian dengan obyektif
3
Jumlah
Jumlah skor tercapai : 39 Jumlah skor maksimal : 50 Persentase skor tercapai : 78 %
39
Dari tabel 10 dapat dijelaskan bahwa dari hasil pengamatan yang dilakukan pengamat (observer) menunjukkan bahwa kemampuan peneliti menerapkan metode card sort dalam proses pembelajaran pada siklus I memperoleh skor 39 (78%) dari total skor 50. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama peneliti cukup berhasil dalam menerapkan metode card sort dalam proses pembelajaran. Tabel 11. Nilai Tes Formatif dalam Proses Pembelajaran Siklus I NILAI TES NAMA SISWA NO
KET. FORMATIF
1
Rinda Ayu Parwati
82
Baik
2
M. Ananta Aknun
64
Kurang
3
M. Zidni Ilma
72
Cukup
4
Siti Umi Rohmatun
82
Baik
5
Pangestya Febriyanti
64
Kurang
6
Yunita Aji Staningrum
86
Sangat Baik
7
M. Wafa Setiawan
62
Kurang
8
Andi Nur Rahman
64
Kurang
Jumlah
576
Rata-rata kelas
72
Nilai rata-rata tes formatif : 72 Jumlah siswa yang tuntas belajar : 4 anak (50 %) Jumlah siswa yang tidak tuntas belajar : 4 anak ( 50 % ) Persentase ketuntasan belajar secara klasikal : 72 %
Dari tabel 11 dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode card sort, prestasi belajar siswa ada pembelajaran siklus I meningkat dari pembelajaran pra siklus. 4 siswa (50%) memperoleh nilai “kurang”, 1 siswa (12,3%) mempeeroleh nilai “cukup”, 2 siswa (25%) memperoleh nilai “baik” dan 1 siswa (12,5%) memcapai nilai “sangat baik”. Pada pembelajaran siklus I, nilai rata-rata hasil belajar siswa juga meningkat, yakni 72, sedangkan pada pembelajaran pra siklus nilai rata-rata kelas 66. Dalam pembelajaran siklus I, terdapat 4 siswa (50%) dari 8 siswa sudah tuntas belajar dan 4 siswa (50%) belum tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada proses pembelajaran siklus pertama secara individu seluruh siswa belum tuntas belajar, karena baru 50% siswa yang memperoleh nilai diatas KKM yang telah ditetapkan yakni nilai 65. Ketuntasan kelas juga belum tercapai karena nilai rata-rata kelas baru mencapai nilai 72, sedangkan nilai ketuntasa kelas yang ditetapkan adalah nilai rata-rata 85. Hal ini disebabkan karena siswa lebih asyik terlena pada bentuk “permainan” dalam metode card sort. Para siswa belum bisa memanfaatkan metode card sort sebagai metode belajar yang efektif dan mennyenangkan. Keadaan tersebut bisa difahami karena memang baru pertama kali siswa belajar dengan menggunakan metode card sort. 2. Diskripsi Pelaksanaan Proses Pembelajaran Siklus II. a. Tahap Perencanaan. Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelaksanaan pelajaran (RPP) untuk pertemuan II,
lembar kegiatan siswa (LKS), soal tes formatif, dan alat-alat pembelajaran yang mendukung. b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 20 Maret 2011 di kelas IV SDN Kalibening dengan jumlah siswa 8 orang. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut: Tabel 12. Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa dalam Proses Pembelajaran Siklus II. No
Nama Siswa
Skor Aspek Keaktifan Belajar
Jmlh
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Skor
Ket
1
Rinda Ayu P.
5
5
4
5
5
4
5
4
5
5
47
BS
2
M. Ananta A.
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
41
BS
3
M. Zidni Ilma
5
4
5
3
4
4
4
5
4
5
43
BS
4
Siti Umi R.
5
5
4
5
5
5
4
5
5
4
47
BS
5
Pangestya Febri.
4
4
4
4
5
5
4
4
5
4
43
BS
6
Yunita Aji S.
5
5
4
4
5
5
5
5
4
5
47
BS
7
M. Wafa S.
4
5
4
4
5
4
5
4
4
4
43
BS
8
Andi Nur R.
4
4
4
4
4
5
4
4
4
5
42
BS
Jumlah
353
Rata-rata
44.13
Nt ( nilai tertinggi): 10 X 5 = 50 Nr (nilai terendah): 10 X 1 = 10
Lebar interval: ( 50 – 10 ) + 1
41 =
5
= 8 5
Dari tabel 12 dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode card sort, keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran siklus II mengalami peningkatan dari pembelajaran siklus I. Keaktifan belajar pada proses pembelajaran siklus I, ada 2 siswa (25%) memperoleh nilai baik sekali (BS), 3 siswa (37,5%) memperoleh nilai baik (B) dan 3 siswa (37,5%) memperoleh nilai cukup (C), sedangkan pada pembelajaran siklus II seluruh siswa (8 orang / 100%) memperoleh nilai sangat baik (SB). Tabel diatas juga menunjukkan bahwa secara klasikal keaktifan belajar siswa memperoleh skor 352 (88%) dari total skor 400. Keberhasilan ini terjadi karena para siswa dan guru sudah memahami manfaat metode card sort sebagai metode pembelajaran yang efektif dan mennyenangkan. Tabel 13. Hasil Pengamatan Terhadap Kemampuan Guru dalam Proses Pembelajaran Siklus II. No
Aspek Pengamatan
Skor
1
Kemampuan membuat rencana pembelajaran
5
2
Kemampuan memberi motivasi belajar siswa
4
3
Kemampuan mempresentasikan bahan pembelajaran
4
4
Kemampuan mengorganisasi kelas
4
5
Kemampuan menciptakan suasana interaktif
4
6
Kemampuan membimbing siswa
4
7
Kemampuan menerapkan pendekatan pembelajaran
5
8
Kemampuan bersikap adil pada siswa
4
9
Kemampuan mengembangkan sikap demokratis
5
10
Kemampuan melaksanakan penilaian dengan obyektif
4
Jumlah
43
Jumlah skor tercapai : 43 Jumlah skor maksimal : 50 Persentase skor tercapai : 86 %
Dari tabel 13 dapat dijelaskan bahwa dari hasil pengamatan yang dilakukan pengamat (observer) menunjukkan bahwa kemampuan peneliti menerapkan metode card sort dalam pembelajaran siklus II mencapai skor 43 (86%) dari total skor 50. Hasil tersebut menggambarkan bahwa pada proses pembelajaran siklus II kemampuan peneliti dalam menerapkan metode card sort menunjukkan peningkatan yang cukup memuaskan. Tabel 14. Hasil Tes Formatif Siwa dalam Proses Pembelajaran Siklus II.
NILAI TES NO
NAMA SISWA
KET. FORMATIF
1
Rinda Ayu Parwati
92
Sangat Baik
2
M. Ananta Aknun
82
Baik
3
M. Zidni Ilma
88
Sangat Baik
4
Siti Umi Rohmatun
94
Sangat Baik
5
Pangestya Febriyanti
78
Baik
6
Yunita Aji Staningrum
94
Sangat Baik
7
M. Wafa Setiawan
78
Baik
8
Andi Nur Rahman
80
Baik
Jumlah Rata-rata kelas
686 85.75
Nilai rata-rata tes formatif : 85,75 Jumlah siswa yang tuntas belajar : 8 anak (100 %) Jumlah siswa yang tidak tuntas belajar : 0 anak ( 0 % ) Persentase ketuntasan belajar secara klasikal : 85,75 %
Dari tabel 14 dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode card sort setelah di revisi prestasi belajar siswa mengalami peningkatan yang memuaskan. 4 siswa (50%) memperoleh nilai “baik” dan 4 siswa (50%) mencapai nilai “sangat baik”. Tabel tersebut juga menunjukkan bahwa semua siswa (100%) mengalami tuntas belajar karena bisa mencapai nilai diatas KKM yang telah ditetapkan yakni 65. Secara klasikal juga sudah mencapai tuntas belajar karena nilai KKM Kelas yang ditetapkan 85, sedangkan rata-rata kelas 85,75. Hal ini disebabkan karena para siswa dan guru telah memahami proses pembelajaran dengan menggunakan metode card sort yang memiliki sifat dinamis, efektif, dan menyenangkan.
B. Pembahasan 1. Keaktifan Belajar Siswa. Tabel 15. Rekap Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa dalam Proses Pembelajaran Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II. PRA NO
URAIAN
SIKLUS I
SUKLUS II
257
295
353
(64,25%)
(73,75%)
(88%)
400
400
400
64,25
73,75
88,00
SIKLUS 1
Skor yang dicapai
2
Skor maksimal
3
Nilai yang dicapai
Tabel 15 diatas menunjukkan bahwa keaktifan belajar siswa mengalami peningkatan dari pembelajaran pra siklus, siklus I dan siklus II. Keaktifan belajar siswa pada pembelajaran pra siklus memperoleh skor 257 (64,25%), pada pembelajaran siklus I memperoleh skor 295 (73,75%) dan pada pembelajaran siklus II skor keaktifan belajar siswa meningkat menjadi
353
(88%).
Peningkatan
keaktifan
belajar
siswa
ini
menunjukkanbahwa harapan yang diinginkan peneliti bisa tercapai. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembelajaran aqidah melalui metode card sort pada siswa kelas IV SDN Kalibening berdampak positif dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa. 2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran dengan Metode Card Sort.
Tabel 16. Rekap Kemampuan Guru dalam Proses Pembelajaran Siklus I dan Siklus II. NO
URAIAN
SIKLUS I
SIKLUS II
1
Skor yang dicapai
39 (78%)
43 (86%)
2
Skor maksimal
50
50
3
Nilai yang dicapai
78
86
Tabel 16 diatas menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam proses pembelajaran Aqidah dengan metode card sort menunjukkan peningkatan dan di akhir siklus pembelajaran mencapai skor (nilai) yang cukup memuaskan. Pada siklus I, kemampuan guru dalam mengelola pembelajran memperoleh skor 39 (78%) dari total skor 50, pada siklus II skor yang diperoleh meningkat menjadi 43 (86%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa peneliti cukup berhasil dalam menerapkan metode card sort dalam proses pembelajaran. 3. Hasil Belajar Siswa. Tabel 17. Rekap Hasil Tes Formatif Proses Pembelajaran Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II. PRA NO
URAIAN
SIKLUS I
SIKLUS II
SIKLUS 1
Nilai rata-rata kelas
66,00
72,25
85,75
2
Jumlah siswa tuntas
3 anak
4 anak
8
3
4
belajar
(37,5%)
(50%)
(100%)
Jumlah siswa tidak
5 anak
4 anak
0
tuntas belajar
(62,5%)
(50%)
(0%)
66%
72,25%
85,75%
Capaian ketuntasan kelas
Dari tabel 17 dapat dijelaskan bahwa proses pembelajaran Aqidah dengan menggunakan metode card sort pada pembelajaran pra siklus, siklus I dan siklus II, hasil belajar siswa mengalamai peningkatan. Nilai rata-rata yang diperolah siswa pada proses pembelajaran pra siklus adalah 66,00, pada prosrs pembelajaran siklus I memperoleh nilai rata-rata 72,25 dan pada siklus II nilai rata-rata siswa mencapai 85,75. Pada pembelajaran pra siklus siswa yang tuntas belajar 3 orang (37,5%), pada pembelajaran siklus I siswa yang tuntas belajar 4 orang (50%) dan pada siklus II seluruh siswa, 8 orang (100%) tuntas belajar. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pada akhir siklus pembelajaran, seluruh siswa secara individu maupun secara klasikal mencapai tuntas belajar.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan bahwa: Proses pembelajaran melalui metode card sort dapat meningkatkan keaktifan belajar aqidah pada siswa kelas IV SD Negeri Kalibening Kecamatan Tingkir Kota Salatiga tahun pelajaran 2011 / 2012. Hal ini ditunjukkan adanya peningkatan keaktifan belajar dan prestasi belajar siswa pada proses pembelajaran pra siklus, siklus I dan siklus II. Pada proses pembelajaran siklus II keaktifan belajar dan prestasi belajar siswa mencapai skor yang memuaskan. B. Saran. Dari hasil penelitian dapat disarankan sebagai berikut: 1. Sekolah sebaiknya menerapkan metode card sort untuk
semua mata
pelajaran dalam rangka meningkatkan keaktifan belajar dan hasil belajar siswa. 2. Peneliti berharap agar penelitian lebih mendalam terhadap metode card sord dapat dilakukan oleh para peneliti lain sehingga bisa mendapatkan hasil yang lebih sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi. 1992. Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan. Semarang. Aditya Media. ______ BNSP, 2006. Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta. Boeree, C. George, Dr. 2008. Metode Pembelajaran dan Pengajaran. Yogyakarta. Ar-Ruzz Media. Dave Meire, 2002. The Accelerated Learning. Bandung. Kaifa _____ Departemen Agama RI, 2001. Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta. _____ Departemen Agama RI, 2001. Pengembangan Profesional dan Petunjuk Penulisan Karya Ilmiah, Jakarta. Hollingswortth, Pat dan Lewis, Gina, 2008. Pembelajaran Aktif. Jakarta. PT Indeks. Johnson, LouAne. 2008. Pengajaran yang Kreatif dan Menarik. PT Indeks. Misbah, Muhammad Taqi. 1996. MONOTEISME: Tauhid sebagai system Nilai dan Akidah Islam. Jakarta. PT lentera Basritama. Munthe, Bermawi, Dr. MA. 2009, Desain Pembelajaran, Yogyakarta, Pustaka Insan Mandiri. Ramli, M. Hs, Drs. M.Ag. dkk, 2003. Memahami Konsep Dasar Islam, Semarang, UPT MKU UNNES. Razak, Nasruddin, Drs. 1993. Dienul Islam. Bandung. PT Alma’arif. Rohani, ahmad HM, Drs. M.Pd. 2004. Pengelolaan Pengajaran, Jakarta. PT Rineka Cipta. Silbermen, Melvin L. 2011. Active Learning. Bandung. Nusamedia. Sudirman A.M. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta. PT Rajagrafindo Persada. Suhartono, Suparlan, M.Ed., Ph.D. 2008. Filsafat Pendidikan. Yoyakarta. Ar.Ruzz Media.
Suparno, Paul, Dr., 2008, Riset Tindakan Untuk Pendidik, Jakarta, PT Grasindo Suparno, Paul, Dr., 2001. Filsafat Konstuktivisme Pendidikan. Yoyakarta. Penerbit Kanisius. Suyadi, 2010, Panduan Penelitia Tindakan Kelas, Jogjakarta, DIVA Press Thanthawi, Syaikh Ali. 2004. AQIDAH ISLAM: Doktrin dan Filosofi. Solo. Era Intermedia. Zaini, Hisyam dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta. Pustaka Insan Madani.
Lampiran 1
PEMERINTAH KOTA SALATIGA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
Sekolah Dasar Negeri Kalibening Jl. Jafar Shodiq, Kalibening, Tingkir, Salatiga 50744
Daftar Siswa Kelas IV SDN Kalibening Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2011/2012
NO
NAMA
UMUR
JENIS KELAMIN
1
Rinda Ayu Parwati
10 tahun
Perempuan
2
M. Ananta Aknun
10 tahun
Laki-laki
3
M. Zidni Ilma
10 tahun
Laki-laki
4
Siti Umi Rohmatun
10 tahun
Perempuan
5
Pangestya Febriyanti
10 tahun
Perempuan
6
Yunita Aji Staningrum
10 tahun
Perempuan
7
M. Wafa Setiawan
10 tahun
Laki-laki
8
Andi Nur Rahman
10 tahun
Laki-laki
KETERANGAN
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Siklus I dan Siklus II Satuan Pendidikan : SD Negeri Kalibening. Mata Pelajaran
: Pendidikan Agama Islam.
Kelas/Semester
: IV / 1I.
Alokasi Waktu
: 6 x 35 menit (2 X Pertemuan).
Standar Kompetensi : 7. Mengenal malaikat dan tugasnya. I. Kompetensi Dasar : 7.1. Menjelaskan pengertian malaikat. : 7.2. Menyebutkan nama-nama malaikat. : 7.3. Menyebutkan tugas-tugas malaikat. II. Indikator
: 1. Menyebutkan pengertian malaikat. 2. Membedakan malaikat dengan manusia. 3. Mengimani dan meyakini terhadap malaikat Allah. 4. Menjelaskan bahwa malaikat adalah mahluk gaib. 5. Menyebutkan nama-nama malaikat. 6. Menjelaskan kejadian malaikat. 7. Meyakini adanya mahluk gaib. 8. Menyebutkan tusas malaikat. 9. Meyakini bahwa kita selalu di awasi malaikat. 10. Hafal 10 malaikat dan tugasnya. 11. Hikmah beriman kepada malaikat.
PERTEMUAN PERTAMA (3 X 35 menit) Siklus I Hari, Tanggal: 13 Maret 2012 III. Tujuan Pembelajaran. Setelah proses pembelajaran siswa diharapkan dapat: 1. Menyebutkan pengertian malaikat. 2. Membedakan malaikat dengan manusia.
3. Mengimani dan meyakini terhadap malaikat Allah. 4. Menjelaskan bahwa malaikat adalah mahluk gaib. 5. Menyebutkan nama-nama malaikat. IV. Karakter siswa yang diharapkan. ▪ Dapat dipercaya
▪ Tekun
▪ Tanggung jawab
▪ Jujur
▪ Ketulusan
▪ Peduli
V. Materi Pokok Pembelajaran. Malaikat adalah mahluk gaib. Malikat diciptakan dari cahaya (nur). Malaikat berakal tetapi tidak mempunyai nafsu. Oleh karena itu malaikat selalu taat kepada Allah Swt. Malikat tidak makan dan tidak minum. Malaikat juga tidak memiliki jenis kelamin (tidak laki-laki atau tidak perempuan). Malaikat selalu mendoakan manusia yang shalih. Bedanya dengan manusia antara lain: a) manusia mahluk nyata, b) diciptakan dari tanah, c) manusia kecuali mempunyai akal juga mempunyai nafsu, d) manusia membutuhkan makan, minum, tidur, bekerja dsb, e) manusia ada yang taat dan ada yang ingkar kepada Allah SWT. Amal dan perbuatan manusia selalu dipantau dan dicatat oleh malaikat. Oleh karena itu kita harus selalu berusaha berbuat sebaik-baiknya. Sepuluh malaikat yang wajib kita yakini antara lain: Jibril, Mikail, Israfil, Izrail, Munkar, Nakir, Atid, Rakib, Malik, dan Ridwan. VI. Metode Pembelajaran : - Metode Card Sort (metode utama). - Diskusi. - Demonstarsi. VII. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran: 1. Kegiatan Awal ( 10 menit ). Apersepsi dan Motivasi Setelah salam dan berdoa memulai pelajaran, guru mengondisikan siswa sehingga siap melaksanakan proses pembelajaran. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa seputar malaikat.
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan menjelaskan cara belajar dengan menggunakan metode card sort. 2. Kegiatan Inti ( 70 menit ). Eksplorasi Dipandu guru siswa membaca dan mendalami materi pembelajaran dari berbagai sumbur (buku-buku sumber) tentang malaikat; pengertian malaikat, perbedaan malaikat dengan manusia, nama-nama malikat serta meyakini keberadaan malaikat. Dipandu guru, siswa belajar dengan media kartu dalam metode card sort. Guru menunjukkan kartu induk dan kartu rinci sebagai media belajar. Secara berkelompok dan klasikal, bergantian para siswa menyortir kartu dan memasangkan (menjodohkan) kartu induk dan kartu rinci (sesuai dengan kartu yang dipegang) sehingga membentuk konsep / pemahaman tentang malaikat anrata lain tentang: a). Pengertian malaikat. B). Membedakan malaikat dengan manusia. c). Mengimani dan meyakini terhadap malaikat Allah. d). Menjelaskan bahwa malaikat adalah mahluk gaib. e) Menyebutkan nama-nama malaikat. Dipandu guru, siswa secara berkolompok maupun klasikal berdiskusi tentang a). Pengertian malaikat. b). Membedakan malaikat dengan manusia. c). Mengimani dan meyakini terhadap malaikat Allah. d). Menjelaskan bahwa malaikat adalah mahluk gaib. e) Menyebutkan namanama malaikat. Masing-masing kelompok membuat resume dari materi yang telah didiskusikan. Melalui
juru
pendapatnya
bicara, tentang
masing-masing malaikat
yang
kelompok berkaitan
mengemukakan dengan
materi
pembealajaran. Elaborasi Bersama guru, siswa berdiskusi tentang malaikat; penciptaan malaikat, perbedaan malaikat dan manusia, dan nama-nama malaikat. Dipandu guru,
siswa berdiskusi tentang pentingnya iman kepada malaikat dan manfaat mempelajari malaikat dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Ucapan, perbuatan dan tingkah laku manusia selalu di awasi oleh malaikat. Oleh karena itu sebagai manusia harus selalu berusaha berbuat sebaik-baiknya terhadap sesama manusia maupun lingkungan. Konfirmasi Guru melakukan tanya jawab tentang hal-hal yang belum dipahami siswa. Guru mengembangkan diskusi untuk meluruskan kesalahan pemahaman, dan
memecahkan
kesulitan-kesulitan
yang
dihadapi
siswa,
memberikan penguatan tentang urgensi aqidah dan keimanan,
serta lebih
khusus iman kepada malaikat Allah. 3. Kegiatan Penutup ( 25 menit ) Guru menanyakan kepada siswa seputar pemahaman tentang materi yang telah dipelajari. Guru membacakan kesimpulan dari materi yang telah dipelajari. Guru melaksanakan evaluasi (tes formatif) Sumber / Alat / Media belajar: 1.
Buku pendidikan agama Islam untuk kelas IV SD.
2.
Sumber-sumber lain yang relevan.
IX. Penilaian. Teknik
: Tes tertulis
Bentuk
: Pilihan Ganda dan Jawaban Singkat.
Instrumen: 1. Malaikat tidak bisa dilihat oleh mata manusia. Malaikat disebut mahluk a. Gaib b. Misteri
c. Nyata d. Aneh
2. Manusia memiliki akal dan nafsu, sedangkan malaikat hanya memiliki a. Nafsu saja b. Akal dan nafsu
c. Akal saja d. Akal, nafsu dan cita-cita
3. Manusia diciptakan oleh Allah dari tanah, sedangkan malaikat diciptakan dari a. Asap b. Cahaya
c. Air d. Angin
4. Percaya kepada malaikat termasuk rukun: a. Iman b. Islam
c. Ihsan d. Shalat
5. Kita harus selalu berusaha berbuat sebaik-baiknya karena kita selalu diawasi oleh: a. Iblis b. Rasul
c. Malikat d. Jin
Sebutkan lima nama dari sepuluh malaikat ! 1. Malaikat .... 2. Malaikat .... 3. Malaikat .... 4. Malaikat .... 5. Makaikat .... Nilai = Jumlah skor benar X 100 Total skor Skor maksimal 10 PERTEMUAN KEDUA (3 X 35 menit) Siklus II Hari, Tanggal: Selasa, 20 Maret 2012 III. Tujuan Pembelajaran. Setelah proses pembelajaran siswa diharapkan dapat: 1. Menjelaskan kejadian malaikat. 2. Meyakini adanya mahluk gaib. 2. Menyebutkan tugas malaikat.
4. Meyakini bahwa kita selalu di awasi malaikat. 5. Hafal 10 malaikat dan tugasnya.
IV. Karakter siswa yang diharapkan. ▪ Dapat dipercaya
▪ Tekun
▪ Tanggung jawab
▪ Jujur
▪ Ketulusan
▪ Peduli.
V. Materi Pokok Pembelajaran. Malaikat diciptakan oleh Allah dari cahaya (nur). Malaikat diciptakan sebelum manusia diciptakan. Malaikat adalah mahluk Allah yang selalu taat. VI. Metode Pembelajaran : - Metode Card Sort (metode utama). - Diskusi. - Demonstarsi. VII. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran: 1. Kegiatan Awal. Apersepsi dan Motivasi Setelah salam dan berdoa memulai pelajaran, guru mengondisikan siswa sehingga siap melaksanakan proses pembelajaran. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa seputar malikat dari materi peembelajaran sebelumnya. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan menjelaskan tentang belajar dengan menggunakan metode card sort. 2. Kegiatan Inti. Eksplorasi Dipandu guru siswa membaca dan mendalami materi pembelajaran dari berbagai sumbur (buku-buku sumber) tentang malaikat: a), menjelaskan kejadian malaikat, b), meyakini adanya mahluk gaib, c), menyebutkan tugas malaikat, d), meyakini bahwa kita selalu di awasi malaikat, e), hafal 10 malaikat dan tugasnya.
Dipandu guru, siswa belajar dengan media kartu dalam metode Card Sort. Guru menunjukkan kartu induk dan kartu rinci sebagai media belajar. Secara berkelompok dan bergantian, para siswa mensortir kartu dan memasangkan kartu induk dan kartu rinci sehingga membentuk konsep (pemahaman dan pengertian) tentang kejadian malaikat, malaikat sebagai mahluk gaib, tugas malaikat, kita selalu diawasi oleh malaikat, memahami dan menghafal nama-nama malaikat dan tugasnya, serta hikmah beriman kepada malaikat. Di pandu guru siswa melakukan diskusi, siswa mampu mengemukakan pendapat dan bertanya tentang kejadian malaikat, malaikat sebagai mahluk gaib, tugas para malaikat, serta hikmah beriman kepada malaikat.
Elaborasi Bersama guru, siswa berdiskusi tentang malaikat, antara lain: a), menjelaskan kejadian malaikat, b), meyakini adanya mahluk gaib, c), menyebutkan tugas malaikat, d), meyakini bahwa kita selalu di awasi malaikat, e), memahahami dan menghafal nama 10 malaikat dan tugasnya, dan f), hikmah beriman kepada malaikat. Dipandu guru, siswa berdiskusi tentang pentingnya iman kepada malaikat dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Bahwa ucapan, perbuatan dan tingkah laku manusia selalu di awasi oleh malaikat. Oleh karena itu sebagai manusia harus selalu berusaha berbuat sebaik-baiknya terhadap sesama manusia maupun lingkungan. Konfirmasi Guru melakukan tanya jawab tentang hal-hal yang belum dipahami siswa. Guru mengembangkan diskusi untuk meluruskan kesalahan pemahaman, dan
memecahkan
kesulitan-kesulitan
yang
dihadapi
siswa,
memberikan penguatan tentang urgensi aqidah dan keimanan, khusus iman kepada malaikat Allah. 3. Kegiatan Penutup.
serta lebih
Guru menanyakan kepada siswa seputar pemahaman tentang materi yang telah dipelajari. Guru membacakan kesimpulan dari materi yang telah dipelajari. Guru melaksanakan evaluasi (tes formatif) untuk mengetahui tingkat serapan siswa terhadap materi pembelajaran. Sumber / Alat / Media belajar: 3.
Buku pendidikan agama Islam untuk kelas IV SD.
4.
Sumber-sumber lain yang relevan.
IX. Penilaian: Teknik
: Tes tertulis
Bentuk
: Pilihan Ganda
Instrumen: Berilah tanda silang ( X ) pada huruf a, b, c atau d untuk jawaban yang paling tepat! 1. Malaikat diciptakan oleh Allah .... diciptakan manusia. a. Sesudah c. Sebelum b. Bersama d. Dalam satu waktu 2. Hewan dan manusia adalah mahluk nyata, sedangkan iblis dan malaikat adalah mahluk .... a. Luar angkasa c. Misterius b. Samar-samar d. Gaib 3. Kita harus selalu berusha berbuat baik karena prilaku kita selalu diawasi oleh .... a. Jin c. Guru b. Malaikat d. Orang tua 4. Manusia ada yang taat dan ada yang ingkar kepada Allah, sedangkan malaikat selalu .... kepada Allah SWT. a. Gembira c. Ingkar b. Mengeluh d. Taat 5. Manfaat beriman kepada malaikat antara lain: a. Selalu berusaha berbuat kebaikan c. Kita menjadi takut b. Kita menjadi khawatir d. Biasa saja 6. Yang bertugas menjaga pintu surga adalah malaikat ....
a. Atid b. Malik
c. Ridwan d. Rakib
7. Malaikat yang bertugas ketika manusia dialam kubur adalah .... a. jibril dan Mikai b. Munkar dan Nakir
c. Atid dan Rakib d. Malik dan Ridwan
8. Malaikat Izrail mempunyai tugas .... a. Mencabut nyawa b. Menyampaikan wahyu
c. Membagi rejeki d. Meniup sangkakala
9. Yang bertugas menyampaikan wahyu kepada para nabi dan rasul adalah malaikat .... a. Israfil b. Mikail
c. Izrail d. Jibril
10. Malaikat Izrail mempunyai tugas .... a. Meniup sangkakala b. Menjaga surga
c. Mencabut nyawa d. Menjaga neraka.
Nilai = Jumlah skor benar X 100 Total skor Skor maksimal 10 Guru Pendidikan Agama Islam
Sujono NIM: 11410027
Lampiran 3.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Pra Siklus Satuan Pendidikan : SD Negeri Kalibening. Mata Pelajaran
: Pendidikan Agama Islam.
Kelas/Semester
: IV / 1I.
Alokasi Waktu
: 6 x 35 menit (2 X Pertemuan).
Standar Kompetensi : 7. Mengenal malaikat dan tugasnya. I. Kompetensi Dasar : 7.1. Menjelaskan pengertian malaikat. : 7.2. Menyebutkan nama-nama malaikat. : 7.3. Menyebutkan tugas-tugas malaikat. II. Indikator
: 1. Menyebutkan pengertian malaikat. 2. Membedakan malaikat dengan manusia. 3. Mengimani dan meyakini terhadap malaikat Allah. 4. Menjelaskan bahwa malaikat adalah mahluk gaib. 5. Menyebutkan nama-nama malaikat. 6. Menjelaskan kejadian malaikat. 7. Meyakini adanya mahluk gaib. 8. Menyebutkan tusas malaikat. 9. Meyakini bahwa kita selalu di awasi malaikat. 10. Hafal 10 malaikat dan tugasnya. 11. Hikmah beriman kepada malaikat.
PERTEMUAN PERTAMA (3 X 35 menit) Pra Siklus I Hari, Tanggal: Senin 5 Maret 2012
III. Tujuan Pembelajaran. Setelah proses pembelajaran siswa diharapkan dapat: 1. Menyebutkan pengertian malaikat. 2. Membedakan malaikat dengan manusia. 3. Mengimani dan meyakini terhadap malaikat Allah. 4. Menjelaskan bahwa malaikat adalah mahluk gaib. 5. Menyebutkan nama-nama malaikat. IV. Karakter siswa yang diharapkan. ▪ Dapat dipercaya
▪ Tekun
▪ Tanggung jawab
▪ Jujur
▪ Ketulusan
▪ Peduli
V. Materi Pokok Pembelajaran. Malaikat adalah mahluk gaib. Malikat diciptakan dari cahaya (nur). Malaikat berakal tetapi tidak mempunyai nafsu. Oleh karena itu malaikat selalu taat kepada Allah Swt. Malikat tidak makan dan tidak minum. Malaikat juga tidak memiliki jenis kelamin (tidak laki-laki atau tidak perempuan). Malaikat selalu mendoakan manusia yang shalih. Bedanya dengan manusia antara lain: a) manusia mahluk nyata, b) diciptakan dari tanah, c) manusia kecuali mempunyai akal juga mempunyai nafsu, d) manusia membutuhkan makan, minum, tidur, bekerja dsb, e) manusia ada yang taat dan ada yang ingkar kepada Allah SWT. Amal dan perbuatan manusia selalu dipantau dan dicatat oleh malaikat. Oleh karena itu kita harus selalu berusaha berbuat sebaik-baiknya. Sepuluh malaikat yang wajib kita yakini antara lain: Jibril, Mikail, Israfil, Izrail, Munkar, Nakir, Atid, Rakib, Malik, dan Ridwan. VI. Metode Pembelajaran : - Metode Card Sort (metode utama). - Diskusi. - Demonstarsi. VII. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Awal ( 10 menit ). Apersepsi dan Motivasi Setelah salam dan berdoa memulai pelajaran, guru mengondisikan siswa sehingga siap melaksanakan proses pembelajaran. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa seputar malaikat. Guru menjelaskan tentang tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan Inti ( 70 menit ). Eksplorasi Dipandu guru siswa membaca dan mendalami materi pembelajaran dari berbagai sumbur (buku-buku sumber) tentang malaikat; pengertian malaikat, perbedaan malaikat dengan manusia, nama-nama malikat serta meyakini keberadaan malaikat. Guru menjelaskan pri hal malaikat anrata lain tentang: a). Pengertian malaikat. B). Membedakan malaikat dengan manusia. c). Mengimani dan meyakini terhadap malaikat Allah. d). Menjelaskan bahwa malaikat adalah mahluk gaib. e) Menyebutkan nama-nama malaikat. Dipandu guru, siswa secara berkolompok maupun klasikal berdiskusi tentang a). Pengertian malaikat. b). Membedakan malaikat dengan manusia. c). Mengimani dan meyakini terhadap malaikat Allah. d). Menjelaskan bahwa malaikat adalah mahluk gaib. e) Menyebutkan namanama malaikat. Masing-masing kelompok membuat resume dari materi yang telah didiskusikan. Siswa mencatat kesimpulan hasil belajar. Elaborasi Bersama guru, siswa berdiskusi dan tanya jawab tentang malaikat; penciptaan malaikat, perbedaan malaikat dan manusia, dan nama-nama malaikat. Dipandu guru, siswa berdiskusi tentang pentingnya iman kepada malaikat dan manfaat mempelajari malaikat dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Ucapan, perbuatan dan tingkah laku manusia selalu di awasi
oleh malaikat. Oleh karena itu sebagai manusia harus selalu berusaha berbuat sebaik-baiknya terhadap sesama manusia maupun lingkungan. Konfirmasi Guru melakukan tanya jawab tentang hal-hal yang belum dipahami siswa. Guru mengembangkan diskusi untuk meluruskan kesalahan pemahaman, dan
memecahkan
kesulitan-kesulitan
yang
dihadapi
siswa,
memberikan penguatan tentang urgensi aqidah dan keimanan,
serta lebih
khusus iman kepada malaikat Allah. 3. Kegiatan Penutup ( 25 menit ) Guru menanyakan kepada siswa seputar pemahaman tentang materi yang telah dipelajari. Guru membacakan kesimpulan dari materi yang telah dipelajari. Guru melaksanakan evaluasi (tes formatif) Sumber / Alat / Media belajar: 5.
Buku pendidikan agama Islam untuk kelas IV SD.
6.
Sumber-sumber lain yang relevan.
IX. Penilaian. Teknik
: Tes tertulis
Bentuk
: Pilihan Ganda dan Jawaban Singkat.
Instrumen: 6. Malaikat tidak bisa dilihat oleh mata manusia. Malaikat disebut mahluk a. Gaib b. Misteri
c. Nyata d. Aneh
7. Manusia memiliki akal dan nafsu, sedangkan malaikat hanya memiliki a. Nafsu saja b. Akal dan nafsu
c. Akal saja d. Akal, nafsu dan cita-cita
8. Manusia diciptakan oleh Allah dari tanah, sedangkan malaikat diciptakan dari a. Asap b. Cahaya
c. Air d. Angin
9. Percaya kepada malaikat termasuk rukun: a. Iman b. Islam
c. Ihsan d. Shalat
10. Kita harus selalu berusaha berbuat sebaik-baiknya karena kita selalu diawasi oleh: a. Iblis b. Rasul
c. Malikat d. Jin
Sebutkan lima nama dari sepuluh malaikat ! 6. Malaikat .... 7. Malaikat .... 8. Malaikat .... 9. Malaikat .... 10. Makaikat .... Nilai = Jumlah skor benar X 100 Total skor Skor maksimal 10 PERTEMUAN KEDUA (3 X 35 menit) Siklus II Hari, Tanggal: Selasa, 6 Maret 2012 III. Tujuan Pembelajaran. Setelah proses pembelajaran siswa diharapkan dapat: 1. Menjelaskan kejadian malaikat. 2. Meyakini adanya mahluk gaib. 2. Menyebutkan tugas malaikat. 4. Meyakini bahwa kita selalu di awasi malaikat. 5. Hafal 10 malaikat dan tugasnya.
IV. Karakter siswa yang diharapkan. ▪ Dapat dipercaya
▪ Tekun
▪ Tanggung jawab
▪ Jujur
▪ Ketulusan
▪ Peduli.
V. Materi Pokok Pembelajaran. Malaikat diciptakan oleh Allah dari cahaya (nur). Malaikat diciptakan sebelum manusia diciptakan. Malaikat adalah mahluk Allah yang selalu taat. VI. Metode Pembelajaran : - Metode Card Sort (metode utama). - Diskusi. - Demonstarsi. VII. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran: 1. Kegiatan Awal. Apersepsi dan Motivasi Setelah salam dan berdoa memulai pelajaran, guru mengondisikan siswa sehingga siap melaksanakan proses pembelajaran. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa seputar malikat dari materi peembelajaran sebelumnya. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan Inti. Eksplorasi Dipandu guru siswa membaca dan mendalami materi pembelajaran dari berbagai sumbur (buku-buku sumber) tentang malaikat: a), menjelaskan kejadian malaikat, b), meyakini adanya mahluk gaib, c), menyebutkan tugas malaikat, d), meyakini bahwa kita selalu di awasi malaikat, e), hafal 10 malaikat dan tugasnya. Guru menjelaskan tentang kejadian malaikat, malaikat sebagai mahluk gaib, tugas malaikat, kita selalu diawasi oleh malaikat, memahami dan
menghafal nama-nama malaikat dan tugasnya, serta hikmah beriman kepada malaikat. Siswa mencatat kesimpulan pembelajaran tentang kejadian malaikat, malaikat sebagai mahluk gaib, tugas para malaikat, serta hikmah beriman kepada malaikat. Elaborasi Bersama guru, siswa berdiskusi tentang malaikat, antara lain: a), menjelaskan kejadian malaikat, b), meyakini adanya mahluk gaib, c), menyebutkan tugas malaikat, d), meyakini bahwa kita selalu di awasi malaikat, e), memahahami dan menghafal nama 10 malaikat dan tugasnya, dan f), hikmah beriman kepada malaikat. Dipandu guru, siswa berdiskusi tentang pentingnya iman kepada malaikat dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Bahwa ucapan, perbuatan dan tingkah laku manusia selalu di awasi oleh malaikat. Oleh karena itu sebagai manusia harus selalu berusaha berbuat sebaik-baiknya terhadap sesama manusia maupun lingkungan. Konfirmasi Guru melakukan tanya jawab tentang hal-hal yang belum dipahami siswa. Guru mengembangkan diskusi untuk meluruskan kesalahan pemahaman, dan
memecahkan
kesulitan-kesulitan
yang
dihadapi
siswa,
memberikan penguatan tentang urgensi aqidah dan keimanan,
serta lebih
khusus iman kepada malaikat Allah. 3. Kegiatan Penutup. Guru menanyakan kepada siswa seputar pemahaman tentang materi yang telah dipelajari. Guru membacakan kesimpulan dari materi yang telah dipelajari. Guru melaksanakan evaluasi (tes formatif) untuk mengetahui tingkat serapan siswa terhadap materi pembelajaran. Sumber / Alat / Media belajar: 7.
Buku pendidikan agama Islam untuk kelas IV SD.
8.
Sumber-sumber lain yang relevan.
IX. Penilaian: Teknik
: Tes tertulis
Bentuk
: Pilihan Ganda
Instrumen: Berilah tanda silang ( X ) pada huruf a, b, c atau d untuk jawaban yang paling tepat! 11. Malaikat diciptakan oleh Allah .... diciptakan manusia. a. Sesudah b. Bersama
c. Sebelum d. Dalam satu waktu
12. Hewan dan manusia adalah mahluk nyata, sedangkan iblis dan malaikat adalah mahluk .... a. Luar angkasa b. Samar-samar
c. Misterius d. Gaib
13. Kita harus selalu berusha berbuat baik karena prilaku kita selalu diawasi oleh .... a. Jin b. Malaikat
c. Guru d. Orang tua
14. Manusia ada yang taat dan ada yang ingkar kepada Allah, sedangkan malaikat selalu .... kepada Allah SWT. a. Gembira b. Mengeluh
c. Ingkar d. Taat
15. Manfaat beriman kepada malaikat antara lain: a. Selalu berusaha berbuat kebaikan b. Kita menjadi khawatir
c. Kita menjadi takut d. Biasa saja
16. Yang bertugas menjaga pintu surga adalah malaikat .... a. Atid b. Malik
c. Ridwan d. Rakib
17. Malaikat yang bertugas ketika manusia dialam kubur adalah ....
a. jibril dan Mikai b. Munkar dan Nakir
c. Atid dan Rakib d. Malik dan Ridwan
18. Malaikat Izrail mempunyai tugas .... a. Mencabut nyawa b. Menyampaikan wahyu
c. Membagi rejeki d. Meniup sangkakala
19. Yang bertugas menyampaikan wahyu kepada para nabi dan rasul adalah malaikat .... a. Israfil b. Mikail
c. Izrail d. Jibril
20. Malaikat Izrail mempunyai tugas .... a. Meniup sangkakala b. Menjaga surga
c. Mencabut nyawa d. Menjaga neraka.
Nilai = Jumlah skor benar X 100 Total skor Skor maksimal 10 Guru Pendidikan Agama Islam
Sujono NIM: 11410027
Lampiran 6 KARTU INDUK
MALAIKAT
MALAIKAT
NAMA MALAIKAT
NAMA MALAIKAT
TUGAS MALAIKAT
TUGAS MALAIKAT
Lampiran 7
KARTU RINCI 1
JIBRIL
MIKAIL
ISRAFIL
IZRAIL
MUNKAR
NAKIR
ATID
RAKIB
MALIK
RIDWAN
Lampiran 8 KARTU RINCI 2
Menyampaikan wahyu kepada nabi dan rasul
Mencabut nyawa
Meniup sangkakala pada hari kiamat
Menyiksa manusia dalam kubur
Mencatat amal buruk manusia
Menanya manusia dalam kubur
Mencatat amal baik manusia
Menjaga pintu neraka
Lampiran 9
KARTU RINCI 3
Mahluk gaib (mahluk Allah yang tidak bisa dilihat)
Berakal tetapi tidak memiliki nafsu
Selalu taat kepada Allah
Diciptakan oleh Allah dari cahaya (nur)
Mahluk nyata (mahluk Allah yang bisa dilihat mata manusia)
Berakal dan memiliki nafsu
Ada yang taat dan ada yang ingkar kepada Allah
Diciptakan dari tanah
Lampiran 10
KARTU RINCI 4
Tidak memiliki jenis kelamin
Selalu mendo`akan untuk orang mukmin
Diciptakan dari cahaya (nur)
Hanya berakal, tidak memiliki nafsu
Mahluk Gaib
Selalu taat kepada Allah
Diciptakan
Diciptakan
Lampiran 11
INSTRUMEN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA NAMA SISWA No
: ................................................................
Aspek Keaktifan Belajar Siswa
1
Kesiapan mengikuti pelajaran
2
Memperhatikan penjelasan guru
3
Ketertarikan pada materi pembelajaran
4
Mengajukan pertanyaan pada guru
5
Menjawab pertanyaan dari guru
6
Kerjasama dengan teman
7
Usaha mencapai hasil maksimal
8
Keterlibatan dalam diskusi
9
Tanggung jawab dalam kelompok
10
Membuat rangkuman inti pembelajaran
Skor 5
4
3
Catatan 2
1
Observer
Lampiran 12
LEMBAR NILAI TES FORMATIF NO
NAMA SISWA
1
Rinda Ayu Parwati
2
M. Ananta Aknun
3
M. Zidni Ilma
4
Siti Umi Rohmatun
5
Pangestya Febriyanti
6
Yunita Aji Staningrum
7
M. Wafa Setiawan
8
Andi Nur Rahman Jumlah Rata-rata kelas
NILAI TES FORMATIF
KETERANGAN
Lampiran 13
INSTRUMEN KEMAMPUAN GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN No
Aspek Pengamatan
1
Kemampuan membuat rencana pembelajaran
2
Kemampuan memberi motivasi belajar siswa
3
Kemampuan mempresentasikan bahan pembelajaran
4
Kemampuan mengorganisasi kelas
5
Kemampuan menciptakan suasana interaktif
6
Kemampuan membimbing siswa
7 8 9
10
Kemampuan menerapkan pendekatan pembelajaran Kemampuan bersikap adil pada siswa Kemampuan mengembangkan sikap demokratis Kemampuan melaksanakan penilaian dengan obyektif Jumlah
Skor 5
4
3
Catatan 2
1
Observer
Lampiran 14
Hasil Pengamatan Keaktifan Belajar Siswa Pra Siklus I. Skor Aspek Keaktifan Belajar No
Jml
Nama Siswa
p 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 Skor
1
Rinda Ayu P.
3
3
4
3
4
3
3
4
4
3
34
B
2
M. Ananta Aknun 2
3
3
2
3
2
4
3
3
2
27
C
3
M. Zidni Ilma
3
3
2
3
4
3
4
3
4
4
33
C
4
Siti Umi R.
4
3
4
3
4
4
4
4
4
3
37
B
5
Pangestya F.
3
2
3
4
3
3
3
2
4
2
29
C
6
Yunita Aji S.
3
4
3
4
4
4
4
4
3
4
37
B
7
M. Wafa S.
3
2
3
2
4
3
2
3
4
2
28
C
8
Andi Nur R.
2
3
2
3
3
3
4
2
3
2
27
C
Pengamat
Puryantuti, S.Pd.
Lampiran 15
Hasil Pengamatan Keaktifan Belajar Siswa Pra Siklus II Skor Aspek Keaktifan Belajar No
Jml
Nama Siswa
P 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Skor
1
Rinda Ayu P.
4
3
4
3
4
3
3
4
4
3
35
B
2
M. Ananta A
3
3
3
2
3
2
4
3
3
2
28
C
3
M. Zidni Ilma
3
3
2
3
4
3
4
3
4
4
33
C
4
Siti Umi R.
4
3
4
3
4
4
4
4
4
3
37
B
5
Pangestya F.
3
2
3
4
3
3
3
2
4
3
30
C
6
Yunita Aji S.
3
4
3
4
4
4
4
4
3
4
37
B
7
M. Wafa S.
3
3
3
2
4
3
2
3
4
2
29
C
8
Andi Nur R.
2
3
2
3
3
3
4
2
3
3
28
C
Pengamat
Puryantuti, S.Pd.
Lampiran 16
Hasil Pengamatan Keaktifan Belajar Siswa Siklus I Skor Aspek Keaktifan Belajar No
Jml
Nama Siswa 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Skor
1
Rinda Ayu P.
3
4
4
4
4
4
4
4
5
4
40
2
M. Ananta A.
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
32
3
M. Zidni Ilma
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
36
4
Siti Umi R.
4
4
4
4
4
4
4
5
5
4
42
5
Pangestya Febri
3
3
3
4
4
4
4
3
4
4
36
6
Yunita Aji S.
4
4
4
4
5
5
5
5
4
4
44
7
M. Wafa S.
3
3
3
3
4
4
3
3
4
3
33
8
Andi Nur R.
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
32
Pengamat
Puryantuti, S.Pd.
Lampiran 17
Hasil Pengamatan Keaktifan Belajar Siswa Siklus II Skor Aspek Keaktifan Belajar No
Jml
Nama Siswa 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Skor
1
Rinda Ayu P.
5
5
4
5
5
4
5
4
5
5
47
2
M. Ananta A.
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
41
3
M. Zidni Ilma
5
4
5
3
4
4
4
5
4
5
43
4
Siti Umi R.
5
5
4
5
5
5
4
5
5
4
47
5
Pangestya Febri.
4
4
4
4
5
5
4
4
5
4
43
6
Yunita Aji S.
5
5
4
4
5
5
5
5
4
5
47
7
M. Wafa S.
4
5
4
4
5
4
5
4
4
4
43
8
Andi Nur R.
4
4
4
4
4
5
4
4
4
5
42
Pengamat
Puryantuti, S.Pd.
Lampiran 18
Nilai Tes Formatif Pembelajaran Pra Siklus I NO
NAMA SISWA
NILAI TES FORMATIF
KETERANGAN
1
Rinda Ayu Parwati
72
Tuntas
2
M. Ananta Aknun
58
Tidak Tuntas
3
M. Zidni Ilma
64
Tidak Tuntas
4
Siti Umi Rohmatun
70
Tuntas
5
Pangestya Febriyanti
62
Tidak Tuntas
6
Yunita Aji Staningrum
74
Tuntas
7
M. Wafa Setiawan
64
Tidak Tuntas
8
Andi Nur Rahman
56
Tidak Tuntas
Jumlah
520
Rata-rata kelas
65.00
Tidak Tuntas
Lampiran 19
Nilai Tes Formatif Pembelajaran Pra Siklus II NO
NAMA SISWA
NILAI TES FORMATIF
KETERANGAN
1
Rinda Ayu Parwati
70
Tuntas
2
M. Ananta Aknun
62
Tidak Tuntas
3
M. Zidni Ilma
64
Tidak Tuntas
4
Siti Umi Rohmatun
74
Tuntas
5
Pangestya Febriyanti
60
Tidak Tuntas
6
Yunita Aji Staningrum
76
Tuntas
7
M. Wafa Setiawan
62
Tidak Tuntas
8
Andi Nur Rahman
60
Tidak Tuntas
Jumlah
528
Rata-rata kelas
66
Tidak Tuntas
Lampiran 20
Nilai Tes Formatif Pembelajaran Siklus I
NAMA SISWA
NO
NILAI TES FORMATIF
KET.
1
Rinda Ayu Parwati
82
Tuntas
2
M. Ananta Aknun
64
Tidak Tuntas
3
M. Zidni Ilma
72
Tuntas
4
Siti Umi Rohmatun
82
Tuntas
5
Pangestya Febriyanti
64
Tidak Tuntas
6
Yunita Aji Staningrum
86
Tuntas
7
M. Wafa Setiawan
62
Tidak Tuntas
8
Andi Nur Rahman
64
Tidak Tuntas
Jumlah
576
Rata-rata kelas
72
Tidak Tuntas
Lampiran 21
Nilai Tes Formatif Pembelajaran Siklus II.
NO
NAMA SISWA
NILAI TES FORMATIF
KET.
1
Rinda Ayu Parwati
92
Tuntas
2
M. Ananta Aknun
82
Tuntas
3
M. Zidni Ilma
88
Tuntas
4
Siti Umi Rohmatun
94
Tuntas
5
Pangestya Febriyanti
78
Tuntas
6
Yunita Aji Staningrum
94
Tuntas
7
M. Wafa Setiawan
78
Tuntas
8
Andi Nur Rahman
80
Tuntas
Jumlah
686
Rata-rata kelas
85.75
Tuntas
Lampiran 22
Hasil Pengamatan Kemampuan Guru dalam Proses Pembelajaran Siklus I. No
Aspek Pengamatan
Skor
1
Kemampuan membuat rencana pembelajaran
4
2
Kemampuan memberi motivasi belajar siswa
4
3
Kemampuan mempresentasikan bahan pembelajaran
3
4
Kemampuan mengorganisasi kelas
4
5
Kemampuan menciptakan suasana interaktif
3
6
Kemampuan membimbing siswa
4
7
Kemampuan menerapkan pendekatan pembelajaran
5
8
Kemampuan bersikap adil pada siswa
4
9
Kemampuan mengembangkan sikap demokratis
5
10
Kemampuan melaksanakan penilaian dengan obyektif
3
Jumlah
39
Pengamat,
Puryantuti, S.Pd.
Lampiran 23
Hasil Pengamatan Kemampuan Guru dalam Proses Pembelajaran Siklus II. No
Aspek Pengamatan
Skor
1
Kemampuan membuat rencana pembelajaran
5
2
Kemampuan memberi motivasi belajar siswa
4
3
Kemampuan mempresentasikan bahan pembelajaran
4
4
Kemampuan mengorganisasi kelas
4
5
Kemampuan menciptakan suasana interaktif
4
6
Kemampuan membimbing siswa
4
7
Kemampuan menerapkan pendekatan pembelajaran
5
8
Kemampuan bersikap adil pada siswa
4
9
Kemampuan mengembangkan sikap demokratis
5
10
Kemampuan melaksanakan penilaian dengan obyektif
4
Jumlah
43
Pengamat,
Puryantuti, S.Pd.
Lampiran 24
Rekap Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II. PRA NO
URAIAN
SIKLUS I
SUKLUS II
257
295
353
(64,25%)
(73,75%)
(88%)
400
400
400
64,25
73,75
88,00
SIKLUS 1
Skor yang dicapai
2
Skor maksimal
3
Nilai yang dicapai
Lampiran 25
Rekap Kemampuan Guru dalam Proses Pembelajaran Siklus I dan Siklus II. NO
URAIAN
SIKLUS I
SIKLUS II
1
Skor yang dicapai
39 (78%)
43 (86%)
2
Skor maksimal
50
50
3
Nilai yang dicapai
78
86
Lampiran 26
Rekap Hasil Tes Formatif Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II.
NO
URAIAN
PRA SIKLUS
SIKLUS I
SIKLUS II
1
Nilai rata-rata kelas
66,00
72,25
85,75
2
Jumlah siswa tuntas
3 anak
4 anak
8
belajar
(37,5%)
(50%)
(100%)
Jumlah siswa tidak
5 anak
4 anak
0
tuntas belajar
(62,5%)
(50%)
(0%)
66%
72,25%
85,75%
3
4
Capaian ketuntasan kelas
Lampiran 5. KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM ) Nama Sekolah
: SD
Kelas Semester Tahun Pelajaran
: IV : II : 2011
Negeri Kalibening
/2012 Kompetensi Dasar: 7. Mengenal malaikat dan tugasnya STANDAR KOMPETENSI
KOMPLEKSITAS
DAYA
INTAKE
DUKUNG
SISWA
7.1. Menjelaskan pengertian malaikat
65
70
60
7.2. Menyebutkan nama-nama malaikat
65
70
60
7.3. Menyebutkan tugas-tugas malaikat
65
70
60
Mengetahui Salatiga, Januari 2012 Kepala Sekolah Guru PAI
Drs. Muhamad Rivai S u j o n o, BA
JU
Lampiran 4. SILABUS DAN SISTEM PENILAIAN Nama Sekolah
: SD Negeri
Kelas Semester Tahun Pelajaran
: IV : II : 2011 /2012
Kalibening
Standar Kompetensi
: 7. Mengenal malaikat dan tugasnya
Kompete nsi Dasar
Mate ri Poko k
7.1. Menjelask an pengertian malaikat
7.2. Menyebut kan namanama malaikat 7.3. Menyebut kan tugastugas malaikat
Indikator
Menjelask an pengertian malaikat Mencerita kan kejadian malaikat Menyebut kan namanama malaikat Menjelask an tugastugas malaikat
Berim an kepad a malai kat Allah
Kegiatan Pembelaja ran Siswa menjelaska n pengertian malaikat
Tehn ik Tertu lis
Tertu lis Nama -nama malai kat Tugas -tugas malai kat
Siswa membaca buku tentang namanama malaikat Siswa menjelaska n tugastugas malaikat
Mengetahui Salatiga, Januari 2012 Kepala Sekolah Guru PAI
Drs. Muhamad Rivai S u j o n o, BA
Penilaian Bentu Bentuk k Instru Ulang men an Ulang Pilihan an ganda harian
Ulang an harian
Pilihan ganda
Pilihan ganda Tertu lis
Ulang an harian
Alok asi Wakt u
Alat/Sum ber Bahan
6x 35 menit
Buku PAI SD kelas IV Sumbersumber lain yang relevan