MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI MELALUI RESPECT-TRAINING PADA SISWI KELAS XI JURUSAN KECANTIKAN KULIT SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Nanik Tri Wahyuni NIM 09104244038
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FEBRUARI 2017
MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI MELALUI RESPECT-TRAINING PADA SISWI KELAS XI JURUSAN KECANTIKAN KULIT SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Nanik Tri Wahyuni NIM 09104244038
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FEBRUARI 2017
i
ii
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Nanik Tri Wahyuni
NIM
: 09104244038
Jurusan
: Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Fakultas
: Ilmu Pendidikan
Judul Penelitian
: Meningkatan Keterampilan Komunikasi Antar Pribadi Melalui Respect-Training pada Siswa Kelas XI Jurusan Kecantikan Kulit SMKN 6 Yogyakarta.
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim. Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam halaman pengesahan adalah asli. Jika tidak asli, saya siap menerima sanksi ditunda yudisium pada periode berikutnya. Yogyakarta, 23 Februari 2017 Yang menyatakan,
Nanik Tri Wahyuni NIM 09104244038
iii
iv
MOTTO
“Bukan hanya kemampuan berbicara yang harus diperhatikan , kemampuan mendengar perkataan orang lain juga harus diperhatikan”. (HAMKA)
“Rasulullah saw. Bersabda, „Jika kamu sedang bertiga janganlah dua orang di antara kamu saling berbisik tanpa yang lain (orang ketiga ) hingga kamu berbaur dengan orang banyak agar tidak membuat temanmu kecewa atau bersedih‟”. (HR BUKHARI)
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”. (Terjemahan Q.S Al-Baqarah 216)
“ Berdoalah sesering mungkin karena doa dapat mengubah segala-galanya”. (Nanik Tri Wahyuni)
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk: 1. Ibu tercinta, Ibu Kasni, orang tua yang hebat yang telah membesarkan dan mendidikku dengan penuh kasih sayang, terimakasih atas pengorbanan, nasehat dan do‟a yang tiada hentinya ibu berikan kepadaku selama ini.
2. Kakak-kakak ku tersayang, Kang Supriadi & Istri mbak Kania, Kang Sugiharto & Istri mbak Titin Atini. Saya ucapkan terimakasih banyak untuk dukungan serta do‟anya.
3. Suamiku tercinta, Muhammad Akhyar Rosyidi. Terimakasih yang tidak terhingga kepada suamiku yang terlah menerimaku apa adanya dengan segala kekuranganku, terimakasih juga atas pengorbanan, nasehat dan do‟a yang tiada hentinya engkau berikan kepadaku selama ini.
4. Almamaterku tercinta, Universitas Negeri Yogyakarta.
5. Nusa dan Bangsa.
vi
MENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI MELALUI RESPECT-TRAINIG PADA SISWA KELAS XI JURUSAN KECANTIKAN KULIT SMKN 6 YOGYAKARTA Oleh Nanik Tri Wahyuni NIM 09104244038 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menigkatkan keterampilan komuniasi antar pribadi siswa kelas XI jurusan Kecantikan Kulit SMKN 6 Yogyakarta melalui respect-training. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan subyek penelitiannya adalah seluruh siswa kelas XI jurusan Kecantikan Kulit I SMKN 6 Yogyakarta yang berjumlah 31 siswa. Metode pendekatannya adalah metode kuantitatif diskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan tes. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini analisis kuantitatif deskriptif. Adapun kegiatan penelitian yang dilakukan ialah perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Indikator Keberhasilan penelitian apabila rata-rata siswa menujukkan kemampuan komunikasi antarpribadi yang efektif mencapai 75% atau lebih. Sebaliknya siklus ini akan dilanjutkan apabila keterampilan berkomunikasi siswa belum mencapai 75%. Hasil penelitian menujukkan bahwa respect-training dapat meningkatkan keterampilan komunikasi antar pribadi pada siswa kelas XI Kecantikan Kulit SMKN 6 Yogyakarta. Peningkatan dibuktikan dengan hasil pra peningkatan yang menujukkan keterampilan komunikasi antar pribadi dari tindakan siklus I didapatkan hasil kategori sangat tinggi 0 siswa (0,00%), kategori tinggi ada 3 siswa (10,0%), dari hasil pengamatan juga menunjukkan sisiwa masih kurang aktif dalam pelatihan, siswa belum menunjukkan komuniasi dengan baik dalam keterampilan mendengar, mengungkapkan perasaan masih belum ditunjukkan dengan baik hasil ini belum menujukkan keberhasilan dengan kategori 75% atau lebih maka siklus ini diulang ke siklus ke II. Hasil siklus II kategori sangat tinggi ada 6 siswa (20,0%), tinggi ada 19 siswa (63,3%). Hasil ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan mengenai keterampilan komunikasi antar pribadi sebanyak 20,0% + 63,3% = 83,3% hasil tersebut dikuatkan dengan observasi bahwa keterampilan siswa sudah meningkat, siswa mampu mengekspresikan diri dengan baik, siswa mampu mendengarkan dengan penuh pemahaman, menjelaskan pikiran dan perasaan secara layak dan jelas, mampu memberi dan menerima masukan dari orang lain, dan mampu dalam menyelesaikan konflk secara pribadi maupun sosial,dapat disimpulkan bahwa keberhasilan sudah melebihi standar maka siklus ini dihentikan. Kata kunci : siswa, respect-training, keterampilan, komunikasi.
vii
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Antar Pribadi Melalui RespectTraining pada Siswi Kelas XI Jurusan Kecantikan Kulit SMK Negeri 6 Yogyakarta. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat guna mempeoleh gelar Sarjana Pendidikan Universitas Negri Yogyakarta. Penulis menyadari penyusunan skripsi ini tidak dapat berjalan lancar tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Rektor UNY yang telah memberikan fasilitas dan kemudahan sehingga studi saya berjalan lancar. 2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk belajar di Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta. 3. Ketua Program Study Bimbingan dan Konseling FIP UNY, yang senantiasa memberi motivasi untuk segera menyelesaikan kuliah S1 program BK. 4. Prof. Dr. Partini Suardiman, SU sebagai dosen pembimbing I yang telah berkenan memberikan petunjuk, bimbingan, dorongan dan nasehat dengan penuh keikhlasan dan kesabaran dalam menyelesaikan sekripsi ini. 5. Ibu Isti Yuni Purwanti, M.Pd sebagai pembimbing II yang dengan sabar membantu, memberi arahan, motivasi, bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.
viii
6. Bapak dan Ibu dosen prodi BK yang telah memberikan ilmu dan pengalaman selama dibangku perkuliahan sebagai bekal di masa sekarang dan yang akan datang. 7. Kepala SMKN 6 Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian di kelas XI jurusan Kecantikan Kulit. 8. Ibu Surtini Sumaryanah, S.Pd selaku guru BK yang mengajar di kelas XI jurusan Kecantikan Kulit SMKN 6 Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian di kelas XI jurusan Kecantikan Kulit. 9. Siswa-siswi SMKN 6 Yogyakarta khususnya kelas XI jurusan Kecantikan Kulit atas kesediaannya membantu penelitian ini. 10. Keluarga terhebatku, kedua orang tuaku yang luar biasa dan suamiku tercinta terimakasih atas segala yang telah diupayakan. 11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tak bisa disebutkan satu persatu. Semoga amal baik yang telah mereka diberikan dalam penyelesaian skripsi ini senantiasa mendapat ridho dari Allah SWT. Aamiin. Sebesar apapun kemampuan yang penulis curahkan tidak akan bisa menutupi kekurangan dan keterbatasan dari skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat lebih bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penulis hususnya. Aamiin. Yogyakarta, 23 Februari 2017 Penulis,
Nanik Tri Wahyuni NIM 09104244038
ix
DAFTAR ISI Hal HALAMAN JUDUL........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN .........................................................................
ii
HALAMAN PERNYATAAN .........................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................
iv
MOTTO ..........................................................................................................
v
PERSEMBAHAN ...........................................................................................
vi
ABSTRAK ......................................................................................................
vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................
viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................
x
DAFTAR TABEL ...........................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................
xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..................................................................
1
B. Identifikasi Masalahan .....................................................................
10
C. Pembatasan Masalah........................................................................
11
D. Perumusan Masalah ........................................................................
11
E. Tujuan Penelitian .............................................................................
11
F. Manfaat Penelitian ...........................................................................
11
G. DefinisiOperasional .........................................................................
13
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Layanan Bimbingan Pribadi Sosial .................................................
14
1. Pengertian Bimbingan Pribadi Sosial ..............................................
14
2. Arah dan Tujuan Bimbingan Pribadi-Sosial....................................
15
B. Remaja ............................................................................................
17
1. Pengertian Remaja ........................................................ ...................
17
2. Batasan Usia Remaja ........................................................................
19
x
3. Remaja dan Masalah Pribadi-Sosial .................................................
20
C. Komunikasi Antar Pribadi ..............................................................
23
1. Pengertian Komunikasi Antar Pribadi .............................................
23
2. Arti Penting Komunikasi Antar Pribadi ..........................................
25
3. Keterampilan Komunikasi Antar Pribadi .......................................
26
D. Respect Training untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Antar Pribadi .......................................
29
1. Pengertian Respect Training............................................................
29
2. Materi Pokok Respect Training .......................................................
31
3. Tujuan Respect Training .................................................................
32
E. Penelitian Yang Relevan .................................................................
33
F. Kerangka Berfikir ...........................................................................
34
G. Hipotesis Tindakan .........................................................................
39
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian .......................................................................
40
B. Subyek Penelitian ..............................................................................
41
C. Tempat dan waktu penelitian ............................................................
41
D. Desain Penelitian ..............................................................................
42
E. Rencana Tindakan ............................................................................
44
F. Metode Pengumpulan Data ...............................................................
50
G. Instrumen Pengumpulan Data ..........................................................
52
H. Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen .............................................
60
I. Analisis Data .....................................................................................
63
J. Indikator Keberhasilan ......................................................................
64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ...........................................................
65
1. Deskripsi Waktu dan Tempat ......................................................
65
2. Deskripsi Subyek Penelitian .......................................................
67
B. Deskripsi Data Awal dan Pra TindakanPenelitian ...........................
69
C. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan siklus 1 ..............................
73
D. Hasil Tindakan Siklus I ....................................................................
85
xi
E. Observasi ..........................................................................................
86
F. Refleksi ............................................................................................
88
G. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan siklus II..............................
90
H. Hasil Tindakan siklus II ....................................................................
101
I. Observasi ..........................................................................................
102
J. Refleksi dan Evaluasi .......................................................................
105
K. Pembahasan ......................................................................................
107
L. Keterbatasan Penelitian ....................................................................
109
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ......................................................................................
110
B. Saran .................................................................................................
111
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
113
LAMPIRAN ....................................................................................................
117
xii
DAFTAR TABEL Hal Tabel 1. Kebutuhan dan Sumber Pemenuhan Maslow ......................
22
Tabel 2. Alur Pelatihan Respect .........................................................
47
Tabel 3. Skor Penilaian Angket Favorable ........................................
53
Tabel 4. Skor Penilaian Angket Unfavorable ....................................
53
Tabel 5. Kisi-Kisi Instrumen Keterampilan Komunikasi Antar Pribadi..................................................................................
55
Tabel 6. Lembar Observasi Kegiatan Guru........................................
57
Tabel 7. Lembar Observasi Kegiatan Siswa ......................................
58
Tabel 8. Kisi-Kisi Lembar Observasi Kegiatan Siswa.......................
59
Tabel 9. Kisi-Kisi Lembar Observasi Materi ....................................
60
Tabel 10. Hasil Uji Validitas ...............................................................
62
Tabel 11. Hasil Uji Reabilitas .............................................................
63
Tabel 12. Kualifikasi Hasil Presentase Skor Lembar Observasi .........
64
Tabel 13. Nama Subyek Penelitian ......................................................
68
Tabel 14. Hasil Pra-Tindakan ..............................................................
70
Tabel 15. Kategori Siswa Pra-Tindakan ..............................................
71
Tabel 16. Rangkuman Item Gugur .....................................................
72
Tabel 17. Kategori Siswa Setelah Siklus I ...........................................
85
Tabel 18. Ativitas Pengamatan Siswa Setelah Siklus I ........................
87
Tabel 19. Hasil Skala Pra-Tindakan Ke Tindakan Siklus I ..................
89
Tabel 20. Kategori Siswa Setelah Tindakan Siklus II..........................
101
Tabel 21. Hasil Sakla Pra-Tindakan, Siklus I, Siklus II ......................
103
Tabel 22. Ativitas Pengamatan Siswa Siklus II ...................................
104
xiii
DATAR GAMBAR Hal Gambar 1. Kebutuhan Dasar Menurut Maslow .............................
21
Gambar 2. Skema Kerangka Berfikir .............................................
38
Gambar 3. Model Kemmis dan Taggart .......................................
43
Gambar 4. Grafik Pra-Tindakan, Tindakan I dan II ......................
105
xiv
DAFTAR LAMPIRAN Hal Lampiran 1. Angket Sebelum Diuji Validitas ....................................
118
Lampiran 2. Uji Validitas ...................................................................
123
Lampiran 3. Angket Setelah Diuji Validitas ......................................
126
Lampiran 4. Alur Sesi Pelatihan ........................................................
130
Lampiran 5. Lembar Observasi ..........................................................
131
Lampiran 6. Laporan Hasil Penelitian ...............................................
140
Lampiran 7. Satuan Layanan BK .......................................................
143
Lampiran 8. Silabus............................................................................
172
Lampiran 9. Data Uji Coba ................................................................
175
Lampiran 10. Hasil Olah Data Penelitian .............................................
176
Lampiran 11. Foto-foto pelatihan respect-training .............................
180
Lampiran 12. Surat-Surat Penelitian ....................................................
182
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial tentu selalu berinteraksi dan berkomunikasi satu dengan yang lain. Sebagai makhluk sosial berarti manusia pada dasarnya tidak mampu hidup sendiri di dalam dunia ini, perlu adanya orang lain yang bisa diajak untuk berinteraksi. Aktivitas komunikasi itu sendiri merupakan sarana untuk berinteraksi antar makhluk. Fokus interaksi sosial dalam masyarakat adalah komunikasi. Menurut Burhan Bungin (2006:27) dalam sosiologi komunikasi, komunikasi merupakan unsur terpenting dalam seluruh aspek kehidupan manusia yang mendorong manusia untuk melakukan interaksi sosial. Komunikasi juga merupakan kebutuhan yang bersifat vital, human, dan sosial-kultural.
Menurut
Hafied
Changara
(2014:2)
manusia
ingin
berkomunikasi dengan manusia lainnya itu karena adanya dua kebutuhan, yakni kebutuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dan kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Menurut Abraham Maslow (1993:3) untuk memenuhi kebutuhan hidup dijelaskan dalam teorinya tentang kebutuhan manusia ada 5, yakni; Pertama, Kebutuhan fisiologi. Kebutuhan fisiologi merupakan kebutuhan paling dasar pada manusia, terdiri dari makan, minum, bernafas, tidur, tempat berlindung, dan kehangatan. Kedua, Rasa aman. Kebutuhan akan keamanan badaniah yaitu menghindari bahaya fisik. Ketiga, kebutuhan memiliki. Kebutuhan
1
untuk memiliki dan merasa dimiliki merupakan kebutuhan dasar bagi manusia. Manusia membutuhkan untuk saling menikmati kehidupan, nyaman di lingkungannya, diterima, dan diakui oleh orang lain. Keempat, kebutuhan mendapatkan harga diri. Kebutuhan mendapatkan harga diri berhubungan dengan percaya akan diri sendiri (Self respect dan
Self esteem), hal ini
direfleksikan dan termasuk pada harga dan percaya pada orang lain. Kebutuhan harga diri (Self respect) menurut Abraham Maslow dalam Julia T.Wood (2013:13-16) menjelaskan bahwa: ketika kebutuhan dimiliki dan mencintai sudah relatif terpuaskan, kekuatan motivasinya melemah, diganti motivasi harga diri. Kebutuhan mengahargai terbagi menjadi dua jenis yaitu: 1)Menghargai diri sendiri (self respect) yang meliputi: kebutuhan kekuatan, penguasaan, kompetensi, prestasi, kepercayaan diri, kemandirian, dan kebebasan. 2)Mendapat penghargaan dari orang lain (respect from other) meliputi: kebutuhan prestise, penghargaan dari orang lain, pengakuan, penerimaan, perhatian, kedudukan dan nama baik. Kelima, Aktualisasi diri atau pengenalan diri. Kebutuhan akan komunikasi sama halnya seperti kebutuhan akan sandang, pangan, air dan udara sehingga kebutuhan manusia untuk berkomunikasi tidak dapat terbantahkan. Komunikasi merupakan proses interaksi yang di dalamnya terdapat kegiatan berbagi dan memahami pesan antara satu dengan yang lain. Komunikasi yang dilakukan antara diri sendiri dan orang lain disebut juga komunikasi antar pribadi. Komunikasi antar pribadi menurut Herry Hermawan (2012:10) dicirikan dengan adanya dua atau lebih pelaku
2
komunikasi yang saling berinteraksi. Ciri-ciri lainnya yakni adanya kedekatan emosi atau fisik diantara para komunikan dan sifat komunikasinya lebih pribadi. Menurut Bimo Walgito (1994: 75) komunikasi antar pribadi disebut juga komunikasi interpersonal merupakan aktivitas yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan cara untuk menyampaikan dan menerima pikiran-pikiran, informasi, gagasan, perasaan, dan bahkan emosi, sampai pada titik tercapainya pengertian yang sama antara komunikator dan komunikan. Penyampaian informasi kepada orang lain agar tidak terjadi kesalahpahaman dibutuhkan keterampilan komunikasi antar pribadi. Menurut Hafied Changara (2007:85) keterampilan komunikasi adalah “kemampuan seseorang untuk menyampaikan atau mengirim pesan kepada khalayak (penerima pesan)”. Selanjutnya menurut Anwar Arifin (2008:58) kemampuan komunikasi adalah, ”Keterampilan seseorang dalam menyampaikan pesan yang jelas dan mudah dipahami oleh penerima pesan”. Keterampilan komunikasi menurut pendapat Hafied dan Anwar Aifin hampir sama sehingga dapat dismpulkan bahwa keterampilan komunikasi antar pribadi merupakan suatu keterampilan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain secara jelas. Keterampilan tersebut mampu membangun hubungan yang harmonis dengan memahami dan merespon pesan yang disampaikan orang lain.
3
Keterampilan dasar berkomunikasi antar pribadi dapat membentuk komunikasi terjalin secara akrab, hangat dan produktif. Keterampilan berkomunikasi sangat penting dimiliki siswa terutama dalam berhubungan dengan orang lain atau bersosialisasi. Karena didalam keterampilan tersebut terdapat juga sikap positif dan sopan santun. Penampilan yang sopan dan santun membuat suasana lebih nyaman dalam berkomunikasi. Setiap orang jika bersikap ramah dan sopan, maka selanjutnya terjadilah sikap saling menghargai. Komunikasi antar pribadi juga membutuhkan adanya sikap respect atau saling menghargai. Saling menghargai sama artinya dengan saling menghormatidiri sendiri dan orang lain.Setiap orang akan senang jika dihargai, jika orang telah memiliki harga diri yang baik maka orang akan lebih percaya diri, lebih mampu, dan lebih produktif, sedangkan orang yang tidak cukup memilki harga diri akan cenderung merasa rendah diri, tidak percaya diri, tidak berdaya, dan bahkan kehilangan inisiatif atau kebutuhan berfikir. Menurut M. Ali dan M. Asrori (2004:23) harga diri yang stabil dan sehat adalah yang tumbuh dan berkembang dari penghargaan orang lain yang wajar, bukan penghargaan karena kedudukan, kemasyuran atau sanjungan kosong, contoh : pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan banyak lagi lainnya. Menurut Suranto AW (2011:47) penghargaan terhadap orang lain dapat dengan mudah disaksikan dalam kehidupan sehari-hari, bahwa setiap orang pada dasarnya membutuhkan suasana saling menghormati dan menghargai. Menurut Liliweri (1991:48) untuk memenuhi kebutuhan akan penghargaan
4
manusia harus dapat berinteraksi bersama orang lain dengan sebaik-baiknya. Salah satu untuk melakukan interaksi dengan orang lain adalah menggunakan keterampilan komunikasi antar pribadi yang efektif. Menurut Mami Hajaroh dkk (2008:7) Elemen yang paling tepat dan efektif membentuk komunikasi yang baik dan efektif adalah melalui pendidikan, utamanya pengembangan sense of humanity dan sense of respect melalui penanaman nilai dan sikap saling menghargai. Pendidikan adalah proses pemanusiaan yang memuat proses hominisasi dan humanisasi. Pendidikan yang humanis mestinya mengembalikan manusia pada berbagai potensi yang dimilikinya. Membangun manusia yang humanis dan dewasa bukan hanya cerdas secara rasional, tetapi juga cerdas secara emosional, sosial,dan spiritual. Perspektif pembangunan pendidikan tidak hanya ditujukan untukmengembangkan aspek intelektual saja melainkan juga watak, moral, sosial dan fisik perserta didik. Beberapa cara telah dilakukan oleh penelitian sebelumnya untuk menanamkan keterampilan bersikap dan perilaku, diantaranya menggunakan metode respect training. Hasil penelitian pengembangan yang dilakukan oleh Mami Hajaroh dkk (2008) dengan judul “Pelatihan Respect Education bagi Guru untuk Mencegah Kekerasan Di Sekolah Dasar”, Penelitian ini membuktikan bahwa pelatihan respect memberikan pengaruh bagi guru dan dapat menanamkan sikap respect. Lebih dari 8,2% dalam post-test dari skor rata-rata 7,2% pre-test guru benar-benar menanamkan sikap dan perilaku respect. Menurut pendapat Mami Hajaroh dkk (2008:8) Respect training
5
merupakan training yang bertujuan untuk membangun budaya respect dan care terhadap sesama”.Tujuan dalam penelitian tersebut menggunakan metode pelatihan respect yang bertujuan untuk memberikan wawasan pada guru SD tentang fenomena bullying, dampak negatifnya bagi anak dan upaya strategis pencegahan melalui pembentukan sikap perilaku respect pada diri sendiri dan orang lain. Kegiatan respect training membentuk sikap dan perilaku respect pada diri dan orang lain, hal ini dapat juga dijadikan sebagai upaya strategis untuk meningkatkan keterampilan komunikasi antar pribadi yang baik, karena respect training membentuk sikap respect dan care terhadap sesama yang didalamnya dapat meningkatkan keterampilan komunikasi siswa. SMK Negeri 6 Yogyakarta merupakan salah satu sekolah berstandar Nasional yang memiliki visi untuk menghasilkan lulusan yang berakhlak mulia bermental kuat, berprestasi tinggi, profesional dan tangguh dalam persaingan akademik maupun dunia kerja. Kegiatan meningkatkan komunikasi antar pribadi melalui respect training memberikan kontribusi dalam penelitian ini yaitu meningkatnya keterampilan komunikasi siswa. Kemampuan dan keterampilan komunikasi merupakan keterampilan yang sangat penting sebagai salah satu cara membentuk manusia yang bermoral baik, sopan, mampu mengeksresikan diri dengan baik, dapat bekerja sama dengan tim serta mampu menyelesaikan konflik secara baik. Anak yang memiliki kemampuan komunikasi antar pribadi (interpersonal) yang tinggi akan mampu menjadi pribadi yang kuat
6
dan percaya diri serta dapat bersaing dalam dinia akademik maupun dunia kerja, hal ini sejajar dengan visi dari SMKN 6 Yogyakarta yaitu membentuk manusia yang berkahlak, bermental kuat, mampu bersaing dalam dunia akademik maupun dunia kerja. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di SMKN 6 Yogyakarta
teridentifikasi
bahwa
kurangnya
pengetahuan
mengenai
pentingnya keterampilan berkomunikasi yang baik pada siswa kelas XI Kecantikan Kulit SMKN 6 Yogyakarta. Siswa cenderung bersikap individual, dan sulit bergaul, rendahnya perilaku sopan santun terhadap guru serta terhadap teman sebaya. Kondisi ini dibuktikan dengan hasil pengamatan peneliti sebagai berikut: 1. Keterbukaan : kemauan siswa dalam memberikan informasi tidak dilakukan dengan senang hati terhadap lawan bicara, jadi seakan - akan pembicaraan kurang akrab dan terkesan hanya basa-basi. 2. Empati : kemauan siswa dalam hubungan yang bersifat empati masih kurang, siswa lebih sering bersikap cuek dan kurang peduli terhadap teman yang lainnya. 3. Dukungan : karena kurang adanya keterbukaan sehingga siswa tidak ada perilaku memberi dukungan. 4. Rasa positif : kurang adanya dukungan dalam besikap positif, siswa di kelas lebih suka individual, sehingga di dalam kelas siswa tidak mampu mendorong orang lain untuk lebih aktif berpartisipasi dalam menciptakan komunikasi yang efektif.
7
5. Kesetaraan atau kesamaan : belum pernah ada dalam berkomunikasi siswa melakuakan pengakuan bahwa kedua belah pihak menghargai satu sama lain. Bimbingan dan konseling merupakan layanan bantuan profesional yang dilaksanakan oleh ahli dalam bidang bimbingan konseling baik di sekolah maupun di luar sekolah, hal tersebut secara tegas disebutkan dalam SK Mendikbud No. 25/0/1995 tentang Petunjuk Teknis Ketentuan Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, bahwa : “Bimbingan dan Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal dalam bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku”
Kompetensi yang dimaksud adalah menyusun Perencanaan Pelayanan Bimbingan Konseling atau RPBK yang didasarkan pada kebutuhan siswa di sekolah.Sesuai dengan permasalahan
yang dialami siswa mengenai
kurangnya pengetahuan mengenai keterampilan komunikasi antar pibadi maka peneliti membuat RPBK yaitu memberikan layanan pribadi sosial mengenai keretampilan komunikasi antar pribadi melalui respect taining. Kelebihan respect training adalah dapat meningkatkan ”sense of respect” yang tercermin dalam setiap perilaku individu baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Melatih dan membiasakan perilaku individu untuk memiliki ”sense of respect” terhadap teman-teman dan lingkungan sehingga
8
mereka kelak menjadi generasi yang sanggup mengubah perilaku yang sewenang-wenang menjadi perdamaian. Tujuan yang mendasar diadakan respect training ini untuk melatih sikap dan perilaku agar bersikap respect terhadap diri sendiri dan orang lain dalam keterampilan komunikasi antar pribadi. Berkaitan dengan kebutuhan siswa SMK Negeri 6 Yogyakarta khususnya kelas XI jurusan Kecantikan Kulit upaya ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berkomunikasi disekolah maupun dimasyarakat serta membantu menanamkan sikap respect dan care antar sesama. Pelatihan yang digunakan dalam bentuk teori dan praktik, teori diberikandengan materi-materi yang relevan sedangkan praktek dilakukan dengan metode ceramah, diskusi, role playing (bermain peran) game, dan pengamatan disekolah. Keterampilan komunikasi antar pribadi itu sangat penting untuk dikembangkan, agar terjalin hubungan komunikasi yang efektif dan efisien dan tidak menyebabkan kesalahpahaman dalam komunikasi sehingga tidak akan terjadi saling berselisih paham dan saling membenci. Keterampilan komunikasi yang efektif juga membentuk dan menjaga hubungan yang baik antar individu, dapat saling menyampaikan pengetahuan dan informasi, mengubah sikapdan mempermudah dalam menyelesaikan konflik oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Antar Pribadi melalui Recpect-Training di kelas XI Kecantikan Kulit SMKN 6 Yogyakarta.
9
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan. Beberapa permasalahan yang muncul, yaitu: 1. Bimbingan atau layanan mengenai keterampilan komunikasi antar pribadi belum dilakukan secara optimal di kelas XI jurusan Kecantikan Kulit SMKN 6 Yogyakarta. 2. Siswa di kelas XI jurusan Kecantikan Kulit
SMKN 6 Yogyakarta
menggunakan sikap berkomunikasi yang kurang baik, baik kepada guru maupun teman-teman sebaya. 3. Hubungan antar siswa di kelas XI Kecantikan Kulit sangat tidak mendukung, banyak siswa yang berkelompok-kelompok sehingga sering menyebabkan perselisihan diantara siswa. 4. Penggunaan
respect-training
untuk
meningkatkan
keterampilan
komunikasi antar pribadi terhadap siswa belum pernah dilakukan oleh guru pembimbing di kelasXI jurusan Kecantikan Kulit Yogyakarta.
10
SMKN 6
C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah ini bertujuan untuk memfokuskan perhatian pada penelitian berdasarkan uraian identifikasi masalah di atas, cakupan masalah dalam penelitian ini dibatasi pada penggunaan respect training untuk meningkatkan keterampilan komunikasi antar pribadi terhadap siswakelas XI jurusan Kecantikan Kulit SMKN 6 Yogyakarta. D. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah penerapan respect training dapat meningkatkan keterampilan komunikasi antar pribadi siswa kelas XI jurusan Kecantikan Kulit SMKN 6 Yogyakarta?” E. Tujuan Penelitian Tujuan
penelitian
ini
adalah
melalui
respect
training
dapat
meningkatkan keterampilan komunikasi antar pribadi siswa kelas XI jurusan Kecantikan Kulit SMKN 6 Yogyakarta. F. Manfaat Penelitian Penelitian mengenai “Peningkatan Keterampilan Komunikasi Antar Pribadi Melalui Respect-Training pada Siswi Kelas XI jurusan Kecantikan KulitSMK Negeri 6 Yogyakarta” diharapkan dapat memberikan manfaat. Manfaat penelitian ini ada dua hal, yaitu manfaat teoritik dan manfaat praktis. 1. Manfaat Teoritik Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan untuk penelitianpenelitian
komunikasi
sejenis.
Hasil
penelitian
tindakan
kelas
meningkatkan keterampilan komunikasi antar pribadi melalui respect-
11
training dapat dijadikan sebagai treatmen untuk menangani permasalahan komunikasi antar pribadi siswa. Sebagai sumbangan bagi pelaksanaan bimbingan dan konsling khususnya dibidang bimbingan dan konseling pribadi dan sosial. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru Setelah melakukan penelitian diharapkan guru khususnya BK dapat meniru pelatihan ini ( respect trainig ) dan diaplikasikan di kelas agar siswa dapat memahami tentang pentingnya kemampuan dan keterampilan komunikasi antar pribadi yang baik. Guru juga diharapkan mampu menanamkan sikap dan perilaku menghargai sesuai pelatihan respect training yang telah lakukan di- dalam kelas, sehingga dapat dipaktikkan pada diri dan orang lain agar tercipta budaya sekolah yang aman dan nyaman bagi siswa. b. Bagi Siswa Penelitian ini diharapkan mampu menambah keterampilan berkomunikasi bagi siswa di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menanamkan sikap respect dan
care, sopan dan saling menghargai bagi siswa dalam
berkomunikasi dengan orang lain serta menambah wawasan mengenai cara berkomunikasi yang baik.
12
G. Definisi Operasional 1. Keterampilan Komunikasi Antar Pribadi Keterampilan komunikasi antar pribadi merupakan kemampuan seseorang untuk dapat mendengarkan dengan penuh pemahaman, menjelaskan pikiran dan perasaan secara layak dan jelas, mampu memberi dan menerima masukan dari orang lain, dan kemampuan dalam memahami konflik mengetahui sebab dan akibat serta dapat menyelesaikan konflk agar terjalin hubungan yang akrab hangat dan produktif dengan orang lain. 2. Respect Training Latihan respek (Respect Training) merupakan salah satu strategi bantuan yang digunakan untuk meningkatkan keterampilan komunikasi antar pribadi, dalam hubungan antar pribadi maupun dalam suatu organisasi atau kelompok. Respect training bertujuan untuk membentuk keterampilan dengan cara memberikan kesempatan peserta untuk berpraktik
secara
komunikasi
antar
langsung pribadi,
mengenai seperti;
keterampilan-keterampilan
mendengarkan
dengan
penuh
pemahaman, menjelaskan pikiran dan perasaan secara layak dan jelas, mampu memberi dan menerima masukan dari orang lain, dan kemampuan dalam memahami konflik, mengetahui sebab dan akibat serta dapat menyelesaikan konflik.
13
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Layanan Bimbingan Pribadi-Sosial 1. Pengertian Bimbingan Pribadi-Sosial Bidang bimbingan pribadi seringkali digabungkan dengan bidang bimbingan sosial mengingat keterkaitan yang erat antara kedua bidang bimbingan tersebut. Bimbingan pribadi soaial sangat berkaitan erat, permasalahan pribadi berpengaruh terhadap interaksi seseorang dengan lingkungan sosialnya, ataupun sebaliknya bahwa permasalahan dengan lingkungan sosialnya akan berpengaruh pada permasalahan pribadi seseorang. Keterkaitan yang erat dalam kedua bidang ini, maka bidang bimbingan ini dikelompokkan dalam satu bidang yaitu BK pribadi-sosial. BK pribadi-sosial menurut Syamsu Yusuf dan Nurihsan (2006:11) merupakan bimbingan untuk membantu individu dalam menyelesaikan masalah yang terkait pribadi dan sosial. Bimbingan pribadi-sosial diarahkan
untuk
memantabkan
kepribadian
dan
mengembangkan
kemampuan individu dalam menangani masalah-masalahnya. Pendapat tersebut dapat dimaknai bahwa bimbingan pribadi-sosial mengarahkan individu untuk menjadi pribadi yang berkembang dan matang dalam kehidupan pribadi dan sosialnya. Pendapat tersebut tidak jauh beda dengan pendapat yang disampaikan oleh Dewa Ketut Sukardi (1993:11) bahwa bimbingan pribadi-sosial merupakan usaha bimbingan
14
untuk membantu individu dalam memecahkan masalah prbadi-soaial seperti penyesuaian diri, menghadapi konflik dan pergaulan. Pendapat lainnya mengenai bimbingan pribadi-sosial adalah dengan istilah yang dimaknai oleh Winkel dan Sri Hastuti (2004:118) istilah bimbingan pribadi diartikan apabila bimbingan diarahkan kepada kehidupan pribadi seseorang, sedangkan istilah bimbingan sosial terkait dengan hubungan pribadi terhadap lingkungan sekitarnya. Berdasarkan
beberapa
pengertian-pengertian
tersebut,
dapat
disimpulkan bahwa bimbingan pribadi-sosial merupakan bantuan yang diberikan
kepada
individu
untuk
mengembangkan
sikap
positif,
membentuk individu yang matang serta mampu menyelesaikan konfik secara internal (dalam diri sendiri) maupun dengan orang sebagaimana dijelaskan menurut Yusuf dan Nurihsan (2009:28) BK pribadi sosial bertujuan untuk membantu individu memecahkan masalah-masalah sosial dan pribadi. 2. Arah dan Tujuan Bimbingan Pribadi-Sosial Menurut Nurihsan (2009:11) arah dan tujuan dalam BK pribadisosial adalah untuk memantapkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan
individu
dalam
menangani
masalah-masalah
dirinya.
Sedangkan tujuan yang ingin dicapai melalui layanan BK pribadi-sosial menurut Syamsu yusuf dan Nurihsan (2006:14) dirumuskan dibawah ini: a. Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, sekolah, tempat kerja, maupun masyarakat pada umumnya.
15
b. Memiliki sifat toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling menghormati dan memelihara hak dan kewajiban masing-masing. c. Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang menyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenangkan (musibah), serta mampu meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang dianut. d. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan, baik fisik maupun psikis. e. Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri maupun orang lain. f. Memiliki kemampuan melakukan pilihan secara tepat. g. Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain, tidak melecehkan martabat dan harga dirinya. h. Memiliki rasa tanggungjawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap tugas atau kewajibannya. i. Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silaturahim dengan sesama manusia. j. Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat internal (dalam diri sendiri) maupun dengan orang lain. k. Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif. Berdasarkan arah dan tujuan tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pelaksanaan bimbingan pribadi-sosial adalah membantu siswa dalam memahami dirinya agar dapat mengembangkan sifat positif dalam diri individu tersebut agar dapat membuat pilihan secara sehat, menghargai orang lain, memiliki rasa tanggung jawab pribadi maupun sosial, mengembangkan keterampilan berhubungan dengan individu lain, membuat keputusan secara efektif dan menyelesaikan konflik. Lebih lanjut menurut Dewa Ketut Sukardi (2008:54) tujuan bimbingan pribadi-sosial adalah sebagai berikut: 1) Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 2) Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan pngembangan nya untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif, dan prosuktif baik dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk perannnya dimasa depan.
16
3) Pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha penanggulangannya. 4) Pemantapana pengambilan keputusan. 5) Pemantapan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang telah diambilnya. 6) Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat baik rohani maupun jasmaniah. 7) Pemantapan kemampuan dalam berkomunikasi baik melalui ragam lisan maupun tulisan yang efektif. 8) Pemantapan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial, baik dirumah, disekolah, maupun dimasyarakat luas dengan menjujung tinggi tata krama, sopan santun, serta nilai-nilai agama, adat, hukum, ilmu dan kebiasaan yang berlaku. 9) Pemantapan hubungan yang dinamis, harmonis, produktif dengan teman sebaya, baik disekolah yang sama, disekolah yang lain, diluar sekolah, maupun di masyarakat pada umumnya. 10) Pemantapan pemahaman kondisi dan peraturan sekolah serta pelaksanaannya secara dinamis dan bertanggung jawab. 11) Orientasi tentang hidup kekeluargaan dan sebagainya. Berdasarkan tujuan-tujuan tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
bimbingan
kepribadian
agar
pribadi-sosial dapat
bertujuan
berkembang
sesuai
untuk dengan
memantapkan tugas-tugas
perkembangannya dan dapat mengembangkan kemampuan individu tersebut dapat melakukan penyesuaian dengan norma yang ada di sekelilingnya. B. Remaja 1. Pengertian Remaja Remaja berasal dari kata latin adolensece
yang berarti tumbuh
menjadi dewasa. Menurut Ridwan (2008: 124) masa adolensece memiliki arti yang lebih luas mencakup kematangan mental, emosional , sosial dan fisik. Penjelasan selajutnya mengenai remaja dikemukakan oleh Santrock (2003:26) menjelaskan bahwa masa remaja (adolansece) merupakan masa
17
transisi antara masa anak-anak dengan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial- emosional. Sanjutnya menurut Kathryn dan David (2011:5) remaja merupakan sebuah tahapan kehidupan yang berbeda diantara hidup kekanak-kanakan dengan tahap dewasa. Periode ini adalah ketika anak muda beranjak menuju dari sikap ketergantungan menuju sikap kemandirian, otonomi dan kematangan. Perubahan dari kelompok keluarga menuju kelompok teman sebaya hingga akhirnya memiliki sikap kemandirian mampu berdiri sendiri sebagai seorang yang dewasa. Remaja dikatakan dewasa menurut Kathryn dan David (2011:175) remaja dalam hubungan komunikasinya pada dasarnya berada dalam sebuah proses individualisasi. Remaja ingin menjadi individu atas usaha sendiri, dengan adanya tingkatan pemisahan dengan orang tua dan orang dewasa lainnya sehingga remaja dapat mengambil keputusan untuk dirinya sendiri. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa remaja merupakan pribadi yang sedang berkembang menuju kematangan diri dan kedewasaan juga merupakan suatu periode yang mengalami perubahan dalam bentuk fisik, psikis dan hubungan sosial, yang ditandai dengan berkembangnya minat terhadap lawan jenis, serta menjalin hubungan yang lebih intim.
18
2. Batasan Usia Remaja Penjelasan mengenai batasan remaja dijelaskan oleh Samsu Nuwiyati Mar‟at (2005:189) masa remaja merupakan tahap perkembangan antara anak-anak dan masa dewasa, yang ditandai oleh perubahanperubahan fisik umum serta perkembangan kognitif dan sosial. Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh adalah antara 12 hingga 21. Usia 12-15 termasuk tahap perkembngan awal, usia 15-18 tahap perkembangan tengah dan 18-21 tahap perkembangan akhir. Pengertian masa remaja yang dikemukakan Samsu Nuwiyati menunjukakan bahwa masa remaja merupakan masa yang ditandai dengan perubahan fisik, kognitif, mental, emosional dan sosial dengan batasan usia 12-21 tahun. Selanjutnya masa remaja ditinjau dari pendidikan menurut Rudi Mulyatiningsih (2006:4) adalah masa di mana anak sedang duduk di bangku SMP, SMU, dan perguruan tinggi. Pelajar SMP merupakan remaja pada tahap awal yaitu yang berusia maksimal 14 tahun, sedangkan SMU tergolong remaja yang tahap perkembangan remaja tengah dengan usia 1518 tahun.Perguruan tinggi adalah tahap remaja akhir dengan batasan usia 18-21 tahun. Menurut Witherington dalam Sri Rumini dan Siti Sundari(2004:78) menjelaskan bahwa remaja dibagi menjadi dua fase yang disebut: Preadolencence, antara usia 12-15 tahun dan Late adolencence, antara 1518 tahun.
19
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa masa remaja dibagi menjadi tiga masa yaitu masa remaja awal (usia 13-14 tahun), remaja tengah (15-17 tahun), dan remaja akhir (17-21 tahun). Anak remaja yang dengan batasan usia 15-17 tahun merupakan masa remaja tengah ditinjau dari pendidikan remaja tersebut ada pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Remaja dalam penelitian ini duduk di bangku Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) kelas XI dengan usia anak antara 15-17 tahun, jadi termasuk masa dalam kategori remaja tengah. 3. Remaja dan Masalah Pribadi-Sosial Program BK komperhensif didasarkan pada kebutuhan siswa. Salah satu cara untuk menyusun program BK adalah dengan mendasarkan pada teori, misalnya teori kebutuhan dari hairarki Maslow, teori perkebangan dari Havighurst dll. Teori yang biasanya digunakan dalam menyusun progam BK adalah teori dari hirarki Maslow yang dijelaskan sebagai berikut: Menurut Burhan Bungin (2006:25-27), manusia adalah makhluk sosial yang artinya manusia tidak mungkin menjalin hubungan dengan dirinya sendiri, manusia membutuhkan komunkasi atau hubungan dengan orang lain. Mencoba untuk mengenali dan memahami kebutuhan satu sama lain, membentuk interaksi, serta berusaha mempertahankan interaksi tersebut.
20
Manusia berkomunikasi dengan tujuan mengembangkan identitas, membangun hubungan sosial, atau berkomunikasi dengan orang lain yang dapat membantu masalah pribadi. Abraham Maslow dalam Syamsu Yusuf dan Nurihsan (2006:205) menjelaskan ada 5 kebutuhan dasar digambarkan dalam bentuk piramida (lihat Gambar 1).
Aktualisasi Diri
Estetika Kognitif Penghargaan Pengakuan dan Kasih sayang Rasa Aman Kebutuhan Biologis
Gambar 1. Kebutuhan Dasar Menurut Hairarki Maslow
Kebutuhan-kebutuhan dari hairarki maslow tersebut antara lain dapat dipenuhi dari sumber-sumber digambarkan dalam tabel berikut ini :
21
Tabel 1. Kebutuhan dan Sumber Pemenuhan Menurut Maslow (Syamsu Yusuf dan Nurihsan, 2006:205) Kebutuhan Biologis Rasa Aman Pengakuandan kasih sayang Penghargaan dan harga diri
Kognitif Estetik Aktualisasi diri
Sumber Pemenuhan Makan, minum, seks, istirahat dan oksigen. Aman secara fisik, rasa aman terbebas dari rasa takut dan cemas. Persaudaraan, persahabatan, dan pergaulan yang lebih luas. 1. Harga diri (self esteem): percaya diri, kompetensi, kecukupan, prestasi, kebebasan. 2. Penghargaan dari orang lain (esteem from other people): pengakuan, perhatian, prestise, respek, dan kedudukan. Manusia memiliki hasrat ingin memperoleh pengetahuan tentang sesuatu. Manusia yang memiliki mental yang sehat sangat memperhatikan seni, kebersihan, keteraturan dan keindahan . Kesadaran diri, otonomi, kemampuan-kemampuan diri yang digunakan secara penuh, reinforcing diri.
Implikasi teori hairarki Maslow tersebut adalah guru pembimbing harus mengetahui sejauh mana kebutuhan-kebutuhan ini sudah dipenuhi oleh para siswa, terutama kebutuhan dasar (biologis, rasa aman, pengakuan dan kasih sayang, penghargaan dan harga diri, kognitif, esetik dan aktualisasi diri). Siswa yang tidak mencukupi kebutuhan dasar tersebut, tidak merasa aman disekolah, kurang merasa dihargai oleh guru dan orang tua sehingga akan mengalami hambatan untuk belajar dan kurang termotivasi untuk berprestasi. Keterampilan komunikasi antar pribadi berkaitan erat dengan kebutuhan yang dijelaskan dalam teori hairarki Maslow. Kebutuhan akan komunikasi antar pribadi berkaitan dengan kebutuhan akan rasa memilikidimiliki dan kasih sayang, kebutuhan akan memiliki, kebutuhan dimana manusia yang memiliki kepentingan yang sama membuat suatu kelompok/ berkumpul karena mereka ingin diperhatikan dan memberikan perhatian
22
dalam kelompok tersebut. Memberikan kasih sayang, sebagaimana manusia berkomunikasi dengan bahasa yang menunjukkan kasih sayang, memberikan perhatian yang menujukkan rasa memiliki. Kebutuhan yang berkaitan dengan komunikasi antar pribadi adalah kebutuhan akan harga diri. Kebutuhan harga diri adalah penilaian atas apa yang dicapai dari dirinya sendiri dan atas dasar penilaian dari orang lain. harga diri meliputi kebutuhan akan kepercayaan diri, kompetensi, prestasi dll. Kebutuhan harga diri meliputi : menghargai diri sendiri, menghargai orang lain, dihargai orang lain, kebebasan, dikenal dan diakui. Melalui komunikasi penghargaan dan harga diri dapat ditunjukkan lewat hubungan komunikasi anatar pribadi. C. Komunikasi Antar Pribadi 1. Pengertian Komunikasi Antar Pribadi Komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi merupakan cara terpenting bagi pengembangan pribadi dan kontak sosial. Melalui komunikasi seseorang dapat tumbuh dan belajar, menemukan pribadi diri sendiri dan orang lain, bergaul, bermusuhan, mencintai dan menyayangi, membenci dan sebagainya. Menurut Ruben dan Steward (1998:16) kata atau istilah komunikasi dari bahasa Inggris (communication), secara epistemologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa latin communicatus, bersumber pada kata communis. Kata communis memiliki makana “berbagi” atau “menjadi
23
milik bersama” yaitu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna., komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Proses dalam komunikasi dapat disimpulkan menurut Ruben dan Stewardmerupakansuatu kegiatan yang dilakukan antara manusia yang bertujuan untuk menumbuhkan suatu pengertian antara komunikator (penyebar pesan) dengan komunikan (penerima pesan) atau memiliki kesamaan makna tentang pesan yang disampaikan. Menurut Onong Uchjana Effendi (2004:3-6) komunikasi merupakan proses penyampaian sesuatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau untuk mengubah sikap pendapat atau perilaku baik langsung secara lisan ataupun tidak langsung yaitu melalui media guna membentuk perilaku (behavior). Menurut pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses penyampaian ide, gagasan dan pesan melalui lambang-lambang yang bertujuan untuk menyamakan makna/kesamaan makna. Kegiatan dalam proses komunikasi penerima pesan memahami pesan dan kemudian melakukan tanggapan untuk menyamakan pendapat, ide atau gagasannya agar dapat diterima oleh orang lain sehingga dapat mempengaruhi juga mengubah sikap dan perilaku orang yang menerima pesan atau informasi tersebut. Komunikasi dalam lingkup masyarakat beragam adanya salah satunya adalah komunikasi antar pribadi. Komunikasi antar pribadi
24
menurut Burhan Bungin (2006: 32) adalah komunikasi antar perorangan yang bersifat pribadi baik yang terjadi secara langsung (tanpa medium) atau tidak langsung (melalui medium). Contohnya, kegiatan percakapan tatap muka, percakapan melalui telepon, surat dll. Menurut Bimo Walgito (1994: 75) komunikasi antar pribadi merupakan aktivitas yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan cara untuk menyampaikan dan menerima pikiran-pikiran, informasi, gagasan, perasaan, dan bahkan emosi, sampai pada titik tercapainya pengertian yang sama antara komunikator dan komunikan. Komunikasi antar pribadi dapat disimpulkan sebagai proses pertukaran makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi. Komunikasi dilakukan secara tatap muka atau melalui media antara dua orang atau lebih untuk menyampaikan dan menerima pesan, pikiranpikiran, informasi, gagasan, perasaan, dan bahkan emosi, baik verbal maupun non-verbal agar tercapai pengertian yang sama antara komuniktor dan komunikan. 2. Arti Penting Komunikasi Antar Pribadi Komunikasi antar pribadi atau secara ringkas berkomunikasi. Komunikasi antar pribadi sangat penting bagi kebahagiaan hidup manusia. Menrut Johnson dalam Supratiknya (1995:9-10) menunjukkan beberapa peranan komunikasi antarpribadi dalam menciptakan kebahagiaan hidup manusia adalah sebagai berikut: a. Komunikasi antar pribadi membantu perkembangan intelektual dan sosial manusia. Manusia dari lahir sampai dewasa dan tua
25
membutuhkan komunikasi untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Komunikasi diawali dengan ketergantungan antara bayi dengan ibunya. Seiring dengan perkembangan usia lingkaran ketergantungan tersebut juga semakin bertambah dan luas. Perkembangan intelektual dan sosial sangat ditentukan oleh kualitas komunikasi dan proses berkomunikasi terhadap orang lain. b. Identitas dan jati diri terbentuk lewat komunikasi dengan orang lain. Selama melakukan komunikasi dengan orang lain, secara sadar maupun tidak sadar telah melakukan kegiatan mengamati, memperhatikan dan mencatat tanggapan yang diberikan orang lain tersebut, sehingga mampu mengetahui ( who am I ) sebenarnya. c. Melalui komunikasi dapat membantu manusia untuk memahami realitas disekelilingnya serta mampu menguji kebenaran kesan-kesan dan pengertian yang dimiliki tentang dunia disekitarnya melalui pembandingan dengan kesan-kesan dan pengertian orang lain mengenai realitas yang sama. Pembandingan sosial (social comparison) hanya dapat dilakukan melalui komunikasi dengan orang lain. d. Kesehatan mental sebagian besar ditentukan juga oleh kualitas komunikasi atau hubungan dengan orang lain, bila hubungan dengan orang lain diliputi oleh berbagai masalah, maka akan membuat perasaan menjadi sedih, cemas, frustasi. komunikasi yang buruk juga menimbulkan penarikan diri menghindar dari orang lain, maka rasa sepi akan menyelimuti dan menimbulkan penderitaan, bukan hanya penderitaan secara emosional atau batin bahkan penderitaan secara fisik. Berdasarkan uraian pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa komunikasi antarpribadi sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia membutuhkan konfirmasi dari orang lain, yaitu pengakuan berupa tanggapan dari orang lain yang menunjukkan bahwa sebagai manusia normal, sehat dan berharga. Manusia yang tidak mendapatkan konfirmasi dari orang lain atau diskonfirmasi yaitu penolakan dari orang lain sehingga menyebabkan manusia menjadi abnormal, kurang sehat dan berharga. 3. Keterampilan Komunikasi Antar Pribadi Hafied
Changara
(2007:85)
mendefinisikan
keterampilan
komunikasi adalah “kemampuan seseorang untuk menyampaikan atau
26
mengirim pesan kepada khalayak (penerima pesan)”. Selanjutnya menurut Anwar Arifin (2008:58) kemampuan komunikasi adalah, ”Keterampilan seseorang dalam menyampaikan pesan yang jelas dan mudah dipahami oleh penerima pesan”. Keterampilan komunikasi antar pribadi dapat simpulkan bahwa keterampilan komunikasi antar pribadi (Interpersonal communication skill)
merupakan
kecakapan
atau
kemampuan
seseorang
dalam
menyampaikan pesan dan menanggapi atau merespon pesan dengan jelas dan layakagar mampu menjalin hubungan yang akrab hangat dan produktif dengan orang lain dengan cara merespon dan memahami orang lain. Pesan bisa berupa pikiran-pikiran, informasi, gagasan, perasaan, dan bahkan emosi kepada orang lain. Sebelum membangun hubungan dengan orang lain yang efektif keterampilan dan kemampuan dasar komunikasi sangat penting untuk dipelajari. Kemampuan dan keterampilan komunikasi yang harus dipelajari sebagaimana dijelaskan dalam Riri
Lestari (2007:3) adalah
antara lain : a. b. c. d. e. f. g. h. i. j.
Bagaimana mengenal diri sendiri Bagaimana mengenal dan memahami orang lain Bagaimana mengekspresikan diri Bagaimana bersikap terbuka Bagaimana memberikan dan menerima masukan Bagaimana mendengarkan pembicaraan orang lain Bagaimana memengaruhi orang lain Bagaimana menyesuaikan diri dengan orang lain Bagaimana menjadi anggota sebuah tim atau kelompok Bagaimana menyelesaikan konflik
27
Kemampuan tersebut sangat mempengaruhi bagaimana manusia mengekspresikan diri dengan orang lain dan bagaimana orang lain mengekspresikan diri terhadap diri sendiri. Keuntungan memiliki keterampilan komunikasi yang tinggi maka manusia akan semakin percaya diri, kemudian akan mendapatkan penghargaan dari orang lain dan pada akhirnya akan membangun hubungan yang harmonis dengan orang lain. Keterampilan berkomunikasi dalam dunia kerja dan bisnis akan sangat mempengaruhi kesuksesan dalam pekerjaan dan tentunya akan memberikan keuntungan finansial/material ataupun keuntungan spiritual. Menurut Hafied Cangara (2014: 13) dalam dunia kerja komunikasi dapat menjadi
sumber
mata
pencaharian
bahkan
perkantoran
maupun
perusahaan dapat meningkatkan pelanggan melalui media maupun saluran-saluran komunikasi. Pendapat lain menurut Supratiknya (1995:10-12) menjelaskan bahwa keterampilan dasar komunikasi antar pribadi yang harus dipahami adalah sebagai berikut : 1) Perlunya saling memahami, komunikasi yang baik adalah komunikasi yang dapat dipahami isi pesan yang disampaikan oleh komunikator. Melalui komunikasi, sikap dan perasaan dapat dipahami oleh pihak lain, akan tetapi komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut. 2) Mampu mengkomunikasikan pikiran dan perasaan secara tepat dan jelas. Kemampuan ini disertai kemampuan menunjukkan sikap hangat, rasa senang, mendengarkan dan empaty. 3) Mampu saling menerima dan saling memberi dukungan. Kerterampilan ini mampu mendorong untuk bersikap saling menolong dengan cara memahami, dan bersedia menolong dengan memberikan bombongan.
28
4) Mampu memecahkan konflik. Keterampilan ini mendorong untuk mampu bersikap dekat dan mendekatkan diri lebih mendalam terhadap lawan bicara dalam komunikasi. Berdasarkan uraian keterangan diatas mengenai keterampilan dasar komunikasi dapat disimpulkan bahwa keterampilan yang harus dipahami dalam melakukan proses komunikasi adalah: (1) Memahami isi pesan yang akan disampaikan (2) Mampu mengkomunikasikan apa yang ada dalam pikiran (3) Mampu saling menerima (4) Serta mampu memecahkan konflik secara pribadi maupun konflik bersama. D. Respect Training untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Antar Pribadi 1. Pengetian Respect Training Menurut Prijosaksono (2003: 133), respect adalah hukum pertama dalam
mengembangkan
komunikasi
yang
efektif,
karena
sikap
menghargai atau menghormati setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang akan disampaikan oleh karena itu respek pada dasarnya merupakan sikap penghormatan yang tanpa membedakan latar belakang subyek secara pribadi, penghormatan sangat perlu untuk diberikan kepada siapapun mahluk, termasuk manusia. Respect atau menghormati yang seutuhnya terdapat perilaku untuk mengambil perasaan, kebutuhan, pikiran, ide dan keinginan untuk dipertimbangkan, berarti dalam memberikan sikap respect perlu mengambil keutuhan dalam memberi penghargaan dan nilai.
29
Kemudian Dale Carniagie (Dalam Prijosaksono, 2003: 133) menyatakan bahwa rahasia terbesar yang merupakan salah satu prinsip dasar dalam berurusan dengan manusia adalah dengan memberikan penghargaan yang jujur dan tulus. Hal ini juga dijelaskan oleh William James (Dalam Prijosaksono, 2003: 133) bahwa prinsip paling dalam pada sifat manusia adalah kebutuhan untuk dihargai. Hal ini seperti rasa lapar yang tak terperikan, sebagai keinginan dan harapan yang tak tergoyahkan. Menurut berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bawa respect dapat dibedakan menjadi dua sisi, yaitu: menghargai diri sendiri (selfrespect) untuk memenuhi kebutuhan diri pribadi juga mengakui hak-hak orang lain dan memberi rasa hormat terhadap orang lain (respecting others).Respect juga dapat dipahami sebagai bentuk penerimaan secara utuh perasaan dan pemikiran orang lain tanpa ada perasaan membenci, menghina, ingin menyakiti, dapat menerima apa adanya dan tidak adanya pandangan untuk mencela, terbuka untuk berkomunikasi yang dapat disimpulkan sebagai sikap genuine (asli) artinya menerima tanpa syarat dengan apa adanya. Pengertian respect training menurut Mami Hajaroh dkk (2008:6) adalah pelatihan yang digunakan untuk membentuk sikap respect dan merupakan suatu cara untuk meningkatkan, melatih sikap, dan perilaku agar bersikap respect pada sesama serta menambah wawasan bersama mengenai pentingnya sikap respect, di mana menghormati adalah perasaan positif dalam diri atau hormat untuk oranglain atau badan lain
30
(seperti bangsa atau agama), dan juga tindakan-tindakan tertentu dan melakukan perwakilan dari harga diri. Berdasarkan pendapat tersebut Respect training dapat disimpulkan bahwa latihan respek yaitu merupakan salah satu strategi bantuan yang digunakan untuk membentuk sikap respect dalam hubungan antar pribadi maupun dalam suatu organisasi atau kelompok. Respect training membangkitkan dan menguatkan nilai utama yaitu hormat, peduli dan kesetiaan. Programrespect
training
untuk
meningkatkan
keteramapilan
komunikasi antar pribadi dalam penalitian ini menciptakan lingkungan yang memiliki suasana aman dan kesetaraan merupakan tujuan pokok dari program ini. Target kurikulum program respect training adalah sebagai berikut : a. Belajar menghargai hak dan kewajiban orang lain. b. Terampil mendengarkan orang lain sebagai bentuk penghargaan. c. Belajar menghargai perbedaan pendapat masing-masing pribadi. d. Serta dapat menyelesaikan konflik secara pribadi maupun konflik secara kelompok. 2. Materi Pokok Respect Training Respect training membicarakan tentang membuat perubahan sikap untuk memberikan informasi dan respon-respon yang tepat guna membatu meningkatkan keterampilan berkomunikasipada siswa. Peneliti memilih beberapa materi yang akan diberikan dalam respect training yang
31
berkaitan dengan peningkatan keterampilan komunikasi antar pribadi. Materi respect training yang adalah sebagai berikut: a. Membangun Komitmen b. Respect, sebagai upaya menunjukkan komunikasi antar pribadi yang efektif c. Mendengarkan dengan penuh pemahaman d. Mengungkapkan perasaan e. Saling menerima dan mendukung f. Strategi dalam mengatasi konflik g. Pengamatan di sekolah Pelatihan dimulai dengan aktifitas mencairkan kebekuan dan membangunkomitmen bersama antara peserta dan pemandu pelatihan atau peneliti agar pelatihan yangakan dilakukan dapat berhasil dengan maksimal. Kegiatan dilakukan dengan game bertujuan agar kecanggungan antar siswa menjadi cair dan suasana menjadi kondusif untuk belajar materi selanjutnya. 3. Tujuan Respect Training Respect training merupakan pelatihan untuk membangkitkan dan menguatkan nilai utama yaitu hormat, peduli dan kesetiaan dimanapun dan kapanpun dalam setiap pelatihan, dengan metode khusus, peserta pelatihan dapat dengan cepat menyadari sikap hormat, peduli dan setia antar teman yang penting dan harus ditingkatkan.Tujuan respect training dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
32
a. Menciptakan lingkungan kelas dengan nilai respect, yaitu siswa dapat memiliki kemampuan untuk membuat prioritas pentingnya menghargai dan dihargai dalam komunikasi antar pribadi. b. Membangun komunikasi
yang efektif dengan mengembangkan
kemampuan mendengarkan yang efektif. c. Siswa mampu menyadari pentingnya memahami sikap pribadi dan mempu
mengenali
prasangka
yang
menyebabkan
menjauhnya
pemahaman dan penghargaan kepada orang lain. d. Siswa mampu mamahami dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan sosial. e. Siswa dapat menyelesaikan konflik pribadi maupun konflik secara kelompok. E. Penelitian Terdahulu yang Relevan Penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan sebelumnya, diantaranya adalah : 1. Ariefa Efianingrum,dkk (2009), yang meneliti tentang “Pengembangan Model Pelatihan “respect” bagi Guru untuk Mencegah Kekerasan di Sekolah Dasar. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa model pelatihan respect memberikan wawasan kepada guru SD tentang fenomena bullying, dampak negatifnya bagi anak dan upaya strategis pencegahan melalui sikap perilaku respect pada diri sendiri dan orang lain. Hasil pelatihan respect memberikan pengaruh bagi guru dan dapat
33
menanamkan sikap respect lebih dari 8,2% dalam post-test dari skor rata-rata 7,2% pre-test. 2. Mberia (2011), yang meneliti tentang “Communication Training Module (Modul Pelatihan Komunikasi)”. Hasil penelitian yang diperoleh
menyebutkan
bahwa
pentingnya
komunikasi
untuk
direalisasikan setiap waktu karena itu kebutuhan vital bagi setiap orang berkomunikasi dengan siapa saja dalam masyarakat. Keterampilan komunikasi yang baik dalam dunia usaha berdampak langsung pada produktivitas. Oleh karena itu, pelatihan keterampilan komunikasi membantu meningkatkan komunikasi antara manajer dan pekerja, berkompetitif dan kinerja organisasi menjadi sukses. F. Kerangka Berpikir Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa berhubungan dengan orang lain, bahkan selalu membutuhkan interaksi dan komunikasi satu dengan yang lain. Komunikasi merupakan kebutuhan yang paling mendasar dalam kegiatan berinteraksi antar manusia.Manusia membutuhkan komunikasi untuk berinteraksi dan menyampaikan buah pikiran kepada orang lain supaya didengar dan dipahami. Kegiatan mendengar dan memahami dalam berkomunikasi merupakan suatu keterampilan dalam berkomunikasi selain itu banyak hal yang harus dikuasai dalam keterampilan komunikasi diantaranya membutuhkan sikap respect atau sikap saling menghargai dalam kondisi apapun.
34
Respect merupakan sikap saling menghargai diri sendiri dan orang lain. Setiap orang akan senang jika dihargai, jika orang telah memiliki harga diri yang baik maka orang akan lebih percaya diri, lebih mampu, dan lebih produktif. Sedangkan orang yang tidak cukup memiliki harga diri akan cenderung merasa rendah diri, tidak percaya diri, tidak berdaya, dan bahkan kehilangan inisiatif atau kebutuhan berfikir.Membentuk sikap yang respect dalam berkomunikasi yang baik dan maksimal tidaklah mudah perlu adanya komitmen untuk belajar dan berlatih. Pelatihan respect training merupakan strategi pelatihan yang digunakan untuk memberikan wawasan kepada siswa mengenai pentingnya keterampilan komunikasi yang efektif melalui pembentukan sikap respect dan care pada diri sendiri dan orang lain untuk diterapkan dalam meningkatkan keterampilan bekomunikasi antar pribadi dikehidupan sehai-hari. Keterampilan komunikasi antar pribadi dapat membentuk komunikasi terjalin secara akrab, hangat dan produktif. Keterampilan berkomunikasi sangat penting dimiliki siswa terutama dalam berhubungan dengan orang lain atau bersosialisasi. Keterampilan komunikasi antar pribadi terdapat jaga sikap sopan santun. Penampilan yang sopan dan santun membuat suasana lebih nyaman dalam berkomunikasi. Setiap orang jika bersikap ramah dan sopan, maka selanjutnya terjadilah sikap saling menghargai. Kondisi ini membutuhkan tindakan untuk memberikan layanan pribadi sosial mengenai komunikasi antar pribadi. Tindakan yang dipilih mengarah untuk meningkatkan keterampilan komunikasi antar pribadi siswa yaitu
35
melalui respect training. Meningkatkan keterampilan komunikasi sangat erat kaitannya dengan berlatih mengembangkan kemampuan berkomunikasi yang baik. Meningkatkan
keterampilan komunikasi antar pribadi agar terjalin
hubungan yang harmonis antar manusia
dapat menggunakan respect
trainingdengan aktifitas yaitu menyampaikan materi-materi yang relevan, sedangkan praktik didukung oleh aktifitas role planying, pemberian tugas, pengamatan di lapangan (sekolah), dan tindakan lapangan. Respect training secara umum bertujuan untuk meningkatkan, melatih sikap, dan perilaku agar bersikap respect pada sesama juga menambah wawasan bersama mengenai pentingnya sikap respect, namun dalam penelitian ini tujuan respect training adalah suatu cara untuk membentuksikap dan perilaku respect antara siswa dalam meningkatkan keterampilan komunikasi antar pribadi serta dapat mengenal dan memahami diri sendiri dan orang lain. Kegiatan respect training memberikan kontribusi dalam penelitian ini yaitu meningkatnya keterampilan komunikasi siswa. Kemampuan dan keterampilan komunikasi merupakan keterampilan yang sangat penting sebagai salah satu cara membentuk manusia yang bermoral baik, sopan, mampu mengeksresikan diri dengan baik, dapat bekerja sama dengan tim serta mampu menyelesaikan konflik secara baik. Anak yang memiliki kemampuan komunikasi antar pribadi (interpersonal) yang tinggi akan mampu menjadi pribadi yang kuat dan percaya diri serta dapat bersaing dalam dinia akademik maupun dunia kerja, hal ini sejajar dengan visi dari SMKN 6 Yogyakarta
36
yaitu membentuk manusia yang berkahlak, bermental kuat, mampu bersaing dalam dunia akademik maupun dunia kerja. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di SMKN 6 Yogyakarta
teridentifikasi
bahwa
kurangnya
pengetahuan
mengenai
pentingnya keterampilan berkomunikasi yang baik pada siswa kelas XI Kecantikan Kulit SMKN 6 Yogyakarta. Siswa cenderung bersikap individual, dan sulit bergaul, rendahnya perilaku sopan santun terhadap guru serta terhadap teman sebaya. Kondisi ini menunjukkan bahwa siswa kelas XIKecantikan Kulit belum memahami keterampilan komunikasi antar pribadi yang baik. Berdasarkan latar belakang masalah dan kajian teoritis dapatdisusun alur pikir penelitian tindakan kelas digambarkan pada bagan berikut ini:
37
Kondisi awal
Guru belum pernah memberi pelatihan mengenai keterampilan komunikasi dan kegiatan tindakan kelas secara menyeluruh. Siswa juga belum memahami komunikasi antar pribadi yang efektif dan benar.
Hasil siswa tidak memiliki dan menerapkan keterampilan berkomunikasi yang efektif, baik dan sopan.
Aktivitas I : a. b.
Tindakan
Memberikan pelatihan kelas melalui respect training
Membangun komitmen Membuka materi tentang respect sebagai upaya menunjukkan komunikasi antar pribadi yang efektif.
Aktivitas II : a. b. c. d.
Role Playing , mendengarkan dengan penuh pemahaman Role Playing, Mengungkapkan perasaan Role Playing , Saling menerima dan mendukung Role Playing , Strategi dalam mengatasi konflik.
Aktivitas III : Pengamatan dilapangan oleh guru dan peneliti.
Kondisi akhir
HASIL : Siswa bergaul dengan baik, komunikasi dilakukan dengan sikap sopan dan saling menghormati, menghargai juga memiliki tanggung jawab sosial.
Gambar 2. Skema Kerangka Berpikir
38
G. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir yang telah dipaparkan di atas, maka diajukan hipotesis tindakan yaitu: melalui respecttraining
dengan
memberikan
pengalaman-pengalaman
dan
cara-cara
menunjukkan bagaimana keterampilan komunikasiantar pribadi dengan membuat perubahan, mengenali ide-ide perubahan, dan menunjukkan tindakan terhadap sosial sehingga dapat meningkatkan keterampilan komunikasi pada siswa kelas XI jurusan kecantikan kulit SMKN 6 Yogyakarta.
39
BAB III METODE PENELITIAN
Metode dalam penelitian ini akan menguraikan tentang: pendekatan penelitian, subyek penelitian, tempat dan waktu penelitian, desain penelitian, rencana tindakan, metode dan instrumen pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas instrumen, analisis data, dan indikator keberhasilan. A.
Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Wijaya dan Dedi (2010:9) mendefinisikan penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru kelas dengan menggabungkan tiga cara yaitu (1) merencanakan (2) melaksanakan (3) merefleksikan tindakan secara kolaboratif dengan mertujuan untuk memperbaiki kinerja guru dan memecahkan masalah sehingga belajar siswa dapat meningkat. Dari pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru yang berawal dari guru sendiri dengan cara merencanakan,
melaksanakan
dan
merefleksikan
bertujuan
untuk
memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran dan kualitas kinerja guru. Tujuan peneliti dalam penelitian ini, ingin meningkatan keterampilan komunikasi antar pribadi di kelas XI jurusan kecantikan kulitSMKN 6 Yogyakarta melalui pelatihan yang disebut respect-training oleh karena itu peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas, karena jenis penelitian ini dianggap cocok untuk meningkatkan keterampilan komunikasi antar pribadi
40
pada siswa kelas XI kecantikan kulit SMKN 6 Yogyakarta. Pelaksanaan dalam penelitian ini, peneliti sebagai fasilitator dan memberikan tindakan pada siswa kelas XI jurusan kecantikan kulit.Peneliti meminta bantuan guru pembimbing sebagai observer. B. Subyek Penelitian Subyek penelitian menurut Suharsimi Arikunto (2002:116) yang diartikan sebagai benda, masalah atau orang tempat data untuk variabel penelitian yang melekat dan dipermasalahkan. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI jurusan Kecantikan Kulit yang berjumlah 31 orang dan semuanya adalah siswa perempuan. Peneliti memilih siswa kelas XI jurusan Kecantikan Kulit karena berdasarkan hasil observasi, terdapatindikasi permasalahan terkait perilaku yang kurang sopan terhadap guru, teman sebaya maupun terhadap orang lain. Siswa cenderung menutup diri, tidak respect terhadap teman sebaya, dan cenderung bersikap individual. Kondisi ini mendorong peneliti untuk melakukan PTK di kelas XI jurusan KK mengenai peningkatan keterampilan komunikasi antar pribadimelalui respect training. C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian Penelitian ini dilakukan di SMKN 6 Yogyakarta, yang beralamat Jl. Kenari No. 4, Semaki, Umbulharjo, Yogyakarta. Sekolah ini merupakan tempat peneliti melakukan KKN/PPL, sehingga peneliti mengetahui kondisi siswa di sekolah tersebut.Kelas yang dipakai untuk penelitian adalah kelas XI. 2. Waktu penelitian:
41
Penelitian ini dilaksanakan bulan November 2015,semester ganjil tahun ajaran 2015/2016. D. Desain Penelitian Desain penelitian yang diambil adalah desain model yang dikemukakan oleh Lewin yang kemudian ditafsirkan oleh Kemmis. Model PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah model spiral dari Kemmis dan Mc. Taggart. Secara mendetail Kemmis-Taggart dalam Rochiyati (2010:66) menjelaskan tahap-tahap penelitian tindakan yang dilakukannya. Model ini menggambarkan sebuah spiral dari beberapa siklus kegiatan: 1. Menyusun rancangan tindakan (planning). 2. Tahap pelaksanaan tindakan (Acting). 3. Pengamatan (Observing). 4. Refleksi (Reflecting).
42
Berikut ini adalah model Kemmis dan Taggart: 4. REFLEKSI
1. RENCANA TINDAKAN
SIKLUS I
3. OBSERVASI
2. PELAKSANAAN TINDAKAN
4. REFLEKSI
1. RENCANA TINDAKAN
SIKLUS II
3. OBSERVASI
2. PELAKSANAAN TINDAKAN 4. REFLEKSI 1. RENCANA TINDAKAN
SIKLUS III
3. OBSERVASI
2. PELAKSANAAN TINDAKAN
KESIMPULAN
Gambar 3. Model Kemmis dan Mc. Taggart (Wiraatmadja:2012)
Model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart ini dilakukan melalui empat tahapan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi
dan
refleksi.
Alur
siklus
tersebut
saling
berkelajutan
menggambarkan sebuah spiral dari beberapa siklus kegiatan. Bagan yang melukiskan kegiatan ini pada siklus dasar kegiatan yang terdiri dari
43
mengidentifikasi gagasan umum, melakukan reconnaissance, menyusun rencana
umum,
mengembangkan
mengimplementasikan
langkah
langkah
tindakan
tindakan
pertama,
yang
pertama,
mengevaluasi
dan
memperbaiki rancangan umum. Siklus ini apabila peneliti menilai adanya kesalahan atau kekurangan dapat memperbaiki atau memodifikasi dengan mengembangkannya dalam spiral ke perencanaan langkah tindakan yang kedua dan seterusnya. E. Rencana Tindakan 1. Tahap Pra Tindakan Pada tahap pra tindakan sehubungan dengan materi peningkatan keterampilan komunikasi antar pribadi melalui respect training, Tahap ini meliputi empat langkah yaitu: a. Peneliti melakukan analisis kebutuhan. Langkah yang dilakukan adalah dengan cara melihat kegiatan siswa saat guru mengajar. Pelaksanaan pembelajaran untuk pra tindakan dilakukan oleh ibu Surtini Sumaryanah, S.Pd. dilaksanakan pada 28 april 2015. Pada tahap ini materi yang di ajarkan adalah bimbingan pribadi sosial tentang komunikasi antar pribadi siswa. Ibu Surtini Sumaryanah, S.Pd. dalam proses mengajarnya menggunakan metode ceramah, pada tahap pra tindakan ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan komunikasi antar pribadi siswa dalam interaksi di dalam kelas sebelum diterapkannya metode “respect trining”.
44
Dari hasil pengamatan pada tahap pra tindakan bahwa peserta didik belum terlibat aktif secara penuh dalam proses pembelajaran, peserta didik belum bersikap menghargai pelajaran yang sedang berlangsung, hal ini bisa diketahui ketika proses pembelajaran terlihat ada peserta didik ada yang berbisik-bisik dengan temannya, ada juga yang sibuk membaca buku pelajaran lain dan mengerjakan tugas pelajaran lain. b. Peneliti kemudian memberikan lembar pra-tindakan (sebelum tindakan) keterampilan komunikasi antar pribadi kepada siswa. Hasil presentase pra-tindakan diperoleh bahwa siswa yang memiliki keterampilan komunikasi tinggi hanya 10,0%, sedang 43,3% dan rendah sebanyak 46,7%. Keterampilan komunikasi antar pribadi di kelas XI Kecantikan Kulit I belum mencapai kriteria tinggi ini menunjukkan bahwa hasil pra-tindakanketerampilan komunikasi antar pribadi siswa masih dalam kategori rendah sampai sedang. c. Menyusun silabus pelatihan respect, yang berisi sejumlah komponen sebagai berikut : 1) Tujuan pelatihan 2) Standar kompetensi 3) Kompetensi dasar 4) Indiktor 5) Materi ajar 6) Pengalaman belajar 7) Metode
45
8) Sumber belajar/ media 9) Penilaian hasil belajar d. Penentuan materi pelatihan Berisi rangkaian materi pelatihan yang diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, sikap, kepedulian, dan keterampilan dalam komunikasi antar pribadi. Materi di tuangkan dalam format microsoft word dan microsoft power point. e. Menentukan dan memilih media (media selection). f. Penyusunan desain evaluasi pelatihan Evaluasi dilakukan terhadap proses pelatihan pada tiap-tiap sesi, maupun evaluasi terhadap keseluruhan program pelatihan. 2. Tahap Pemberian Tindakan a. Perencanaan Sebelum melakukan tindakan kelas pada tahap inipeneliti akan melakukan serangkaian kegiatan perencanaan sebagai berikut: 1) Proses perencnaan pelatihan. Langkah-langkah
penting
menyelenggarakan pelatihan.
46
yang
harus
diperhatikan
dalam
2) Penentuan alur sesi pelatihan. Tabel 2.Alur Pelatihan Respect Pelatihan Materi 1. Membangun komitmen
Membangun komitmen dan menunjukan sikap respect
2. Mengungkapkan perasaan
Mengungkapkan perasaan
3. Menjadi pendengar aktif
Mendengarkan dengan penuh pemahaman
4. Penerimaan dan dukungan
Saling menerima dan mendukung
5. Mengatasi konflik
Strategi dalam mengatasi konflik
3) Metode penyampaian materi. Informasi yang didapatkan dari guru diserap oleh siswa melalui metode presentasi informasi yang berupa, ceramah dan diskusi. Selain presentasi juga mnggunakan metode simulasi yaitu, permainan peran 4) Pemilihan instruktur. Sesuai dengan perencanaan yang dibuat pembelajaran langsung dalam klasikal, guru berperan sebagai narasumber dalam pembelajaran dan bertugas sebagai instruktur pelatihan. 5) Mempersiapkan fasilitas pelatihan. Semua fasilitas yang digunakan untuk mendukung berlangsungnya pelatihan seperti ruangan, alat tulis kantor (ATK) , alat peraga dan 47
sarana penunjang lain yang diperlukan sebagai sarana penunjang keberhasilan program pelatihan. 6) Pelaksanaan program. Dalam
melaksanakan
program
pelatihan
perlu
dijaga
agar
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan ditetapkan, oleh karena itu kerjasama dengan berbagai pihak sangat diperlukan. b. Metode Pelatihan 1) Metode presentasi informasi -
Ceramah / kuliah Merupakan metode klasik, dimana penceramah menyampaikan informasi secara satu arah kepada peserta.
-
Diskusi Merupakan metode pertemuan yang khusus untuk membahas suatu permasalahan dengan menekankan adanya partisipasi aktif dari peserta pelatihan.
2) Metode simulasi -
Permainan peran Para peserta dituntut untuk memainkan peran tertentu dalam melakukan pekerjaan dengan tujuan untuk meningkatkan hubungan interpersonal, berkomunikasi dan melatih kepemimpinan.
3) Evaluation (Evaluasi) : Mengevaluasi program pelatihan. Sebagai tahap
48
terakhir dari tahap perencanaan tindakan adalah evaluasi. Evaluasi dilakukan menggunakan angket skala keterampilan komunikasi antar pribadi yang bertujuan untuk menilai sejauh mana para peserta menguasai konsep, informasi, serta prinsip-prinsip keterampilan dan pengetahuan yang telah diberikan selama pelaksanaan pelatihan. Poin pokok yang dinilai dari angket skala keterampilan komunikasi antar pribadi adalah: a) Mendengarkan dengan penuh pemahaman b) Mengungkapkan pikiran dan perasaan c) Saling menerima dan mendukung d) Menyelesaikan konflik c. Tindakan Tindakan yang dimaksud adalah perlakuan secara sadar dan sesuai dengan pelatihan yang sudah dirancang sebelumnya, yakni dengan metode pengajaran ceramah dalam menyampaikan materi, diskusi, dan permainan (role playing). Selama pemberian tindakan berlangsung, peneliti juga melakukan observasi untuk merekam kesesuaian jalannya penelitian. Prosedur pelatihan dalam penelitian ini direncanakan lebih dari 1 siklus, adapun silabus materi kegiatan pelatihan yang dilaksanakan bisa dibuka di lampiran halaman 142.
49
3. Pengamatan (Observasi) Observasi dilakukan peneliti pada saat dan sesudah pemberian tindakan dilakukan. Observasi terdiri dari observasi kegiatan guru dan observasi perilaku siswa dalam proses pelatihan. Aspek yang diobservasi oleh guru adalah terkait keterlaksanaan kegiatan didalam kelas. Aspek yang diamati
dari siswa adalah perilaku
menggunakan lembar
observasi,verbal/komunikasinya dan sikap respect dalam kegiatan respect training. 4. Refleksi Peneliti beserta observer melakukan diskusi bersama mengenai hasil dari pengamatan proses kegiatan respect training yang telah dilakukan berdasarkan hasil instrumen pengamatan, baik berupa kegiatan peneliti, siswa, keterlakasanaan kegiatan respect training. Kelebihan yang terdapat dalam kegiatan pelatihan dapat digunakan oleh peneliti sebagai acuan pada siklus berikutnya, sedangakan kekurangan dalam proses kegiatan dapat didiskusikan bersama cara penyelesaiannya, sehingga peneliti dapat melakukan perbaikan dalam menyusun tindakan pada siklus berikutnya. Setelah siklus pertama selesai, maka dilakukan pada siklus berikutnya dan berikutnya. Setelah dirasa cukup dan sesuai dengan yang diharapkan maka siklus dihentikan. F. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan metode terpenting dalam penelitian ilmiah. Menurut (Ridwan, 2007: 24) metode pengumpulan data ialah
50
teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data menurut Sugiyono (2008: 193) dapat dilakukan dengan berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara dalam upaya mengumpulkan data. Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket, pengamatan (observasi), dan dokumentasi. 1.
Angket atau kuesioner Penggunaan angket tertutup sebagai metode pengumpulan data
memiliki keuntungan dan kelemahan sebagai berikut (Husaini dan Purnomo, 2001: 72) : Keuntungan Angket: a. Mudah diolah b. Responden tidak perlu menuliskan buah pikirannya c. Waktu pengisiannya singkat d. Responden yang dijaring relative besar karena kemunginan besar angket dikembalikan Kelemahan Angket: a. Responden tidak memiliki kesempatan yang luas untuk menjawab pertanyaan b. Ada kemungkinan responden asal mengisi angket yang telah diberikan 2.
Pengamatan (Observasi) Menurut Anas Sudijono (2011: 76) observasi atau pengamatan
adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan atau data yang dilakukan dengan melakukan pengamatan
dan pencatatan secara
sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. Observasi/pengamatan dapat disimpulkan bahwa observasi merupakan pengamatan yang dilakukan pada proses kegiatan sedang
51
berlangsung. Observasi digunakan bila obyek penelitian bersifat prilaku manusia, proses kerja, gejala alam, dan responden kecil.Kategori pengamatan dalam penelitian ini adalah keterampilandalam proses komunikasi antar pribadi. 3.
Dokumentasi Dokumentasi digunakan untuk mendukung data dalam penelitian
penelitian ini. Dokumentasi tersebut berupa data siswa yang mendukung penelitian. Data dokumentasi dijadikan sebagai pendukung pemilihan subjek. Dokumentasi yang lain berupa foto-foto kegiatan. G. Intrumen Pengumpulan Data Menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) instrumen pengumpulan data adalah alat/ fasilitas
yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data agar pekerjaaan lebih mudah dan hasilnya akan lebih mudah untuk diolah. Instrumen dalam penelitian ini meliputi lembar angket, dan ceklis observasi. 1. Angket Pengertian angket menurut Bimo Walgito (1998:60) adalah suatu daftar yang berisi pernyataan-pernyataan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang/anak yang ingin diselidiki atau responden. Angket (kuesioner) digunakan untuk memperoleh fakta-fakta atau opini. Angket dalam penelitian ini
dengan menggunkan skala linkert disusun dalam
bentuk pernyataan dengan pilihan jawaban Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S),
52
Kurang Sesuai (KS), danTidak Sesuai (TS). Skala disajikan dalam bentuk pernyataan favorable (mendukung) dan unfavorable (tidak mendukung). Tabel 3. Skor Penilaian Jawaban Angket Favorable (mendukung) Jawaban Skor Sangat Sesuai (SS) 4 Sesuai (S) 3 Kurang Sesuai (KS) 2 TidakSesuai (TS) 1 Tabel 4. Skor Penilaian Jawaban Angket Unfavorable (tidak mendukung) Jawaban Skor Sangat Sesuai (SS) 1 Sesuai (S) 2 Kurang Sesuai (KS) 3 Tidak Sesuai (TS) 4 Langkah-langkah
penyusunan
instrumen
menurut
Arikunto
(2005:135) adalah sebagai berikut: a. Mengadakan identifikasi terhadap variabel-variabel yang ada dalam rumusan judul penelitian b. Menjabarkan variabel menjadi sub variabel c. Mencari indikator dari setiap sub variabel d. Menderetkan deskriptor dari setiap indikator e. Merumuskan setiap deskriptor menjadi butir-butir instrument f. Melengkapi instrumen dengan (pedoman/ instruksi) dan kata pengantar Berikut ini adalah langkah-langkah penyusunan instrumen skala keterampilan komunikasi antar pribadi:
53
1) Mengidentifikasi variabel Keterampilan berkomunikasi antar pribadi adalah keterampilan untuk mengenali dan merespon secara layak perasaan, sikap dan perilaku motivasi serta keinginan orang lain sehingga mampu membangun hubungan yang harmonis dengan memahami dan merespon orang lain. 2) Menjabarkan variabel menjadi sub variabel Sub
variabel
kerterampilan
berkomunikasi
berdasarkan
definisi
operasional yang telah dibahas sebelumnya ada banyak akan tetapi yang akan menjadi variabel diringkas oleh peneliti adalah sebagai berikut: Respect, sebagai upaya menunjukkan komunikasi antar pribadi yang efektif a) Mendengarkan dengan penuh pemahaman b) Mengungkapkan Pikiran dan Perasaan c) Saling Menerima dan Mendukung d) Strategi dalam Mengatasi Konflik 3) Mencari Indikator dari setiap sub variabel Tahap selanjutnya mencari indikator dari setiap sub variabel. Indikator dari sub variabel tersebut adalah: a) Mendengarkan dengan penuh pemahaman : Memberikan perhatian yang penuh terhadap orang lain dan menghargai apa yang disampaikan orang lain. b) Mengungkapkan pikiran dan perasaan : Mampu menjelaskan pikiran dan perasaan kita secara jelas kepada orang lain.
54
c) Saling menerima dan mendukung : mampu memberi dan menerima masukan dari orang lain. d) Strategi dalam Mengatasi Konflik: memahami konflik, mengetahui
sebab dan akibatnya dan dapat menyelesaikannya. 4) Merumuskan indikator menjadi butir-butir instrumen Langkah penyusunan instrument dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5. Kisi-Kisi Instrumen Keterampilan Komunikasi Antar Pribadi
Variabel
Sub variabel
Indikator
Memberikan perhatian yang penuh terhadap orang lain Menghargai dan memahami apa yang disampaikan orang lain Menyampakan perasaan dengan jelas Mengungkapkan Menyampakan pikiran dengan pikiran dan jelas Keterampilan perasaan Memahami bentuk komunikasi antar pengungkapan perasaan secara pribadi verbal dan efektif Mampu memberi masukan Saling menerima yang positif kepada orang lain dan mendukung Mampu menerima orang lain dengan apa adanya Mendengarkan dengan penuh pemahaman
Menyelesaikan konflik
Memahami konflik Menyelesaikan konflik
Jumlah item
Nomor Item (+) (-) 1,2,3
4, 5, 6
8, 9, 10
7, 11, 12
13, 14
19, 20
15, 16
21, 22
17, 18
23, 24
25, 26, 27, 28 29, 30, 31, 32 41, 42, 43 44, 45, 46 32
33, 34, 35, 36 16 37, 38, 39, 40 47, 48, 49 12 50, 51, 52 20 52
5) Melengkapi instrumen dengan (pedoman/ instruksi) dan kata pengantar Tahap akhir penyusunan instrumen yaitu melengkapi instrumen dengan instruksi dan kata pengantar. Bahasa yang digunakan dalam kata
55
∑
12
12
pengantar harus jelas dan mudah dipahami, rumusan harus singkat agar responden tidak kehabisan waktu hanya untuk membaca instruksi. 2. Lembar Observasi Lembar observasi adalah alat pengumpul data yang bertujuan untuk mencatat hasil pengamatan. Adapun yang diamati adalah poin-poin terkait aspek yang menjadi variabel dalam penelitian, dan untuk mengukur tingkat keberhasilan tindakan yang dilakukan dalam penelitian.
56
Tabel 6. Lembar Observasi Kegiatan Guru Aspek yang Dinilai
Keterangan
Kegiatan Awal 1. Antusias Siswa dalam mengikuti Respect Training Kegiatan Inti (Tindakan 1,2,3,4) 2. Keaktifan guru dalam penyampaian materi „membangun komitment‟ 3. Keaktifan guru dalam penyampaian materi „membangun sikap respect’ 4. Keaktifan guru dalam penyampaian materi „mengungkapkan perasaan‟ 5. Keaktifan guru dalam penyampaian materi „Menerima dan Mendukung‟ 6. Keaktifan guru dalam penyampaian materi „strategi mengatasi konflik‟ 7. Umpan balik positifguru kepada siswa Kegiatan Akhir 8. Kemampuan memberi bahan tindak lanjut
..........,............ 2015 Guru
Observer
(..........................)
(..............................)
57
Tabel 7. Lembar Observasi Kegiatan Siswa No
Aspek yang diamati
1
Antusias Siswa dalam mengikuti Respect Training
2
Keaktifan siswa dalam materi „membangun komitment‟ Pemahaman siswa materi „membangun komitment‟ Keaktifan siswa dalam materi „membangun sikap respect’ Pemahaman siswa dalam materi „membangun sikap respect’ Keaktifan siswa dalam materi „mengungkapkan perasaan‟ Pemahaman siswa dalam materi „mengungkapkan perasaan‟ Keaktifan siswa dalam materi „strategi mengatasi konflik‟ Pemahaman siswa dalam materi „strategi mengatasi konflik‟ Umpan balik positif siswa kepada guru Kemampuan memberi bahan tindak lanjut
3 4 5 6 7 8 9 10 11
Keterangan
58
Tabel 8. Kisi-Kisi Lembar Observasi Kegiatan Siswa Keterangan: Nilai 1: Sangat negatif Nilai 2: Negatif Nilai 3: Positif Nilai 4: Sangat positif Nomor Kegiatan/Respon Taill/Nilai 1. Siswa apabila memberi tanggapan melakukannya secara runtut. 2. Siswa mendukung teman yang berpendapat 3. Dilihat dari ketepatan kehadiran, Siswa hadir tepat waktu. 4. Siswa akif bertanya dan menanggapi 5. Siswa memberi masukan/tambahan teman yang menyampaikan pendapat 6. Keaktifan siswa dalam pelatihan (siswa aktif mengemukakan pendapat) 7. Sering memberikan kesemptan kepada yang lain dalam melakukan pembicaraan 8. Menghargai kritik teman, memperlihatkan sikap menerima. Total Rata-Rata
59
Tabel 9. Kisi-Kisi Lembar Observasi Materi Penilaian No
Materi
Materi
Metode
Alat
Media
Interaksi Fasilitator
Interaksi Pesertapeserta
1
Mencairkan kebekuan (Ice breaking)dan membangun komitmen 2 Respect, 3 Mendengarkan dengan penuh pemahaman 4 Mengungkapkan Perasaan 5 Saling Menerima dan Mendukung 6 Strategi dalam Mengatasi Konflik Keterangan : Berikan penilaian anda dengan memberikan angka 1. Jika sangat kurang baik 2. Jika kurang baik 3. Jika sedang 4. Baik 5.Sangat baik Berikan komentar, pendapat, pesan, kesan Anda terhadap respect training:
H. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Instrumen penelitian sebelum digunakan untuk mengumpulkan data, dilakukan uji coba terlebih dahulu di lapangan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui validitas dan reabilitas instrumen yang nantinya akan digunakan dalam penelitian. Uji coba instrumen ini nantinya akan diketahui butir soal yang sahih dan butir soal yang gugur. Butir soal yang gugur tidak diikutsertakan dalam penelitian yang sebenarnya. 1. Uji validitas instrumen Uji validitas dilakukan untuk menunjukan tingkat validitas suatu instrumen. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevaliditan atau kesahihan suatu instrumen (Suharsimi Arikunto, 60
Kondisi pada saat pelatihan
2006:168). Penggunaan uji validitas dalam penelitian ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana kesesuaian hasil ukur instrumen dengan jumlah instrumen. Pengujian ini digunakan rumus korelasi product Moment, yaitu dengan mengorelasikan butir skor totalnya. Rumus produk moment adalah sebagai berikut:
rxy
n( XY ) ( X )( Y )
n( X
2
) ( X ) 2 n( Y 2 ) ( Y ) 2
Keterangan: rxy = Koefisien korelasi antar variabel x dan y n = Jumlah Responden X = Skor butir soal Y = Skor total soal ∑x = Jumlah skor soal ∑y = Jumlah skor total soal (Suharsimi Arikunto, 2006: 170). Kemudian angka hasil perhitungan dikonsultasikan dengan tabel product moment pada taraf signifikan 5%. Butir soal dikatakan valid apabila
>
.
Keterangan : Jika r hitung > r tabel berarti valid Jika r hitung < r tabel berarti tidak valid Digunakan tingkat kepercayaan 95% Tingkat signifikansi = 100% - tingkat kepercayaan = 100% - 95% = 5% = 0,05 Jumlah responden = 30 R tabel (95% ; 30) = 0,361 Berdasarkan hasil uji coba data di selolah SMKN 6 Yogyakarta dapat di simpulkan hasil dari uji validitas adalah sebagai berikut:
61
Tabel 10. Hasil Uji Validitas Variabel
Nomor Item
Sub variabel
∑
Item Valid
Nomor setelah uji coba (+) (-)
∑
Item tidak valid
(+)
(-)
Mendengarkan dengan penuh pemahaman
1, 2, 3, 8, 9, 10
4, 5, 6, 7, 11, 12
12
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12
1,2,3, 8, 9, 10
4,5,6,7,11, 12
12
0
Mengungkapkan pikiran dan perasaan
13, 14, 15, 16, 17, 18
19,20, 21, 22, 23, 24
12
13, 14, 16, 18, 19, 21, 23, 24
13, 14, 16, 18
19, 21, 23, 24
8
15, 17, 20, 22
Saling menerima dan mendukung
25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32
33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40
16
25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 38, 39, 40
25, 26, 27, 28, 29, 31, 32
30, 38, 39,40
11
33,34, 35, 36, 37
Menyelesaikan konflik
41, 42, 43, 44, 45, 46
47, 48, 49, 50, 51, 52
12
41,42,43, 44, 45, 46, 51, 52
41, 42, 43, 44, 45 51
46,52
8
47, 48, 49, 50
32
20
52
39
23
16
39
13
Keterampilan komunikasi antar pribadi
Jumlah item
2. Uji Reliabilitas Instrumen Instrumen yang baik selain valid juga harus reliabel, artinya dapat diandalkan. Suharsimi Arikunto (2002:152) menyatakan bahwa “instrumen dapat dikatakan reliabel jika memberikan hasil yang tepat atau ajeg walaupun oleh siapa dan kapan saja”. Rumus yang digunakan pada uji reliabilitas angket sikap demokrasi adalah rumus Alpha Cronbac. Rumus alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian. Kriteria pengujian dikatakan handal apabila rhitung lebih besar dari rtabel pada taraf signifikan 5%. Rumus Alpha Cronbach adalah sebagai berikut: =(
)(
∑
)
62
Keterangan: r11 = Reliabilitas instrument k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2 b
= Jumlah varian butir/item = Varian total
(Arikunto, 2006. 196). Setelah dilakukan uji coba instrumen pada skala keterampilan komunikasi antar pribadi, diperoleh nilai reabilitas Alpha Cronbachsebesar 0,876. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen penelitian memiliki reabilitas yang tinggi. Tabel 11. Hasil Uji Reliabilitas Reliability Statistics Cronbach's Alpha 0.876
N of Items 52
Cronbach‟s Alpha = 0,876 berarti reliabilitasnya termasuk tinggi. I.
Analisis Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa lembar observasi, angket atau kuesioner, dan dokumentasi. Analisis lembar observasi menunjukkan sikap respect dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Menghitung banyaknya siswa yang melakukan aktivitas sesuai indikator yang diamati. 2. Mencari besar persentase skor ketrampilan komunikasi antar pribadi setiap indikator yang diamati pada setiap siklus dengan cara:
63
Persentase = jumlah skor yang diperoleh x 100% skor perolehan ideal Tabel 12. Kualifikasi Hasil Persentase Skor Lembar Observasi
J.
Persentase Skor Yang Diperoleh 81% - 100% 61% - 80% 41% - 60% 21% - 40%
Kategori Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah
1%-20%
Sangat Rendah
Indikator Keberhasilan Zaenal Aqib (2006:41) menyatakan bahwa kriteria keberhasilan dengan standar sebesar 75% sudah tergolong tinggi, oleh karena itu dalam penelitian ini kriteria keberhasilan tindakan ditunjukkan dengan standar 75%. Penelitian ini berhasil apabila rata-rata siswa menujukkan kemampuan komunikasi antar pribadi yang efektif mencapai 75% atau lebih. Siklus ini akan dilanjutkan apabila keterampilan berkomunikasi siswa dalam berkomunikasi belum mencapai 75%. Sebaliknya jika kemampuan dan keterampilan komunikasi antar pribadisudah mencapai 75% atau lebih maka siklus ini akan dihentikan. Jumlah siswa SMK 6 Yogyakarta khususnya kelas XI jurusan Kecantikan Kulitadalah 30 siswa, 75% dari 30 siswa adalah 22 siswa. Jadi penelitian ini dikatakan berhasil apabila 22 siswa atau lebih termasuk dalam kategori mampu melakukan keterampilan komunikasi antar pribadi dengan baik.
64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Deskripsi Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 14 November 2015 sampai 28 November 2015 di SMK Negeri 6 Yogyakarta yang terletakdi Jl. Kenari no 4, Yogyakarta. Proses penelitian dilakukan pada bulan terakhir siswa akan melakukan UAS (Ujian Akhir Semester) sedangkan UAS dilakukan siswa pada bulan Desember. Pada bulan November ini peneliti melakukan penelitan menggunakan waktu secara maksimal yaitu apabila ada pelajaran yang kosong setelah jadwal BK tersebut peneliti dapat menggunakan waktu/jam pelajaran dari guru tersebut. Penelitian dilaksanakan pada Bulan Novenber - Desember 2015, dengan rincian kegiatan sebagai berikut: Pelatihan Respect Training Siklus I : a. Pemberian pra tindakan
: 28 April 2015
Pelatihan Respect Training Siklus 1 1) Pelaksanaan Tindakan1,2
: 14 November 2015
2) Pelaksanaan Tindakan 3,4
: 15 November 2015
3) Pelaksanaan Tindakan 5
: 21 November 2015
4) Pemberian post-test Siklus I
: 21 November 2015
65
Pelatihan Respect Training Siklus II : 1. Pelaksanaan Tindakan 2
: 24 November 2015
2. Pelaksanaan Tindakan 3, 4
: 25 November 2015
3. Pelaksanaan Tindakan 5
: 28 November 2015
2) Pemberian post-test Siklus II
: 28 November 2015
SMK N 6 Yogyakarta memilki kondisi fisik yang cukup memadai, gedung yang memadai, fasilitas mengajar, halaman, guru dan pegawai. Sekolah mempunyai empat konsentrasi keahlian yaitu Tata Boga, Tata Busana, Tata Kecantikan, serta Hotel dan Restoran. Fasilitas dari keahlian sekolah seperti ruang menjahit, salon, restoran maupun hotel sudah lengkap ada di SMK N 6 Yogyakarta. Sekolah ini memiliki 4 guru Bimbingan Konseling (BK), 1 Ruang BK, dan ada ruangan koseling bagi siswa. Ruang BK terdiri dari ruang konseling individual, kelompok, dan kursi. Akan tetapi ruangan konseling masih belum di gunakan secara maksimal oleh guru BK. Peneliti mengguanakan kelas XI KK I sebagai subyek penelitian. Letak kelas tersebut berada di ujung gedung sebelah bagian baratyang berada di lantai 2 tepatnya di belakang hotel kenari. Peneliti mengambil kelas tersebut karena hasil observasi yang dilakukan serta wawancara dengan wali kelas, guru BK dan observasi menunjukkan bahwa siswa kelas XI KK I SMKN 6 Yogyakrata memiliki keterampilan komunikasi antar pribadi yang masih rendah.
66
2. Deskripsi Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI jurusan Kecantikan Kulit SMK N 6 Yogyakarta yang berjumlah 30 siswa. Rata-rata siswa kelas ini adalah 16-17 Tahun. Peneliti menggunakan kelas XI Kecantikan Kulit I sebagai subyek penelitian. Peneliti mengambil kelas ini karena hasil dari observasi yang dilakukan serta wawancara dengan wali kelas dan guru BK menunjukkan bahwa tingkat keperampilan komunikasi antar pribadi siswa kelas XI jurusan Kecntikan Kulit I SMKN 6 Yogyakarta bisa dikatakan dalam kategori rendah. Informasi tersebut dibuktikan dengan data sebagai berikut: a. Keterbukaan : kemauan siswa dalam memberikan informasi tidak dilakukan dengan senang hati terhadap lawan bicara, jadi seakan - akan pembicaraan kurang akrab dan terkesan hanya basa-basi. b. Empati : kemauan siswa dalam hubungan yang bersifat empati masih kurang, siswa lebih sering bersikap cuek dan kurang peduli terhadap teman yang lainnya. c. Dukungan : karena kurang adanya keterbukaan sihingga siswa tidak ada perilaku memberi dukungan. d. Rasa positif : kurang adanya dukungan dalam besikap positif, siswa di kelas lebih suka individual, sehingga di dalam kelas siswa tidak mampu mendorong orang lain untuk lebih aktif berpartisipasi dalam menciptakan komunikasi yang efektif.
67
e. Kesetaraan atau kesamaan : belum pernah ada dalam berkomunikasi siswa melakuakan pengakuan bahwa kedua belah pihak menghargai satu sama lain. Observasi dilakuakan guna mendapatkan data siswa yang memiliki ketrampilan komunikasi berada di kategori rendah. Observasi pertama kali pada tanggal 28 November 2014 di kelas X Kecantikan Kulit II SMK N 6 Yogyakarta. Observasi dilakukan lagi pada tanggal 7 November 2015 dengan siswa yang sama tetapi kelas sudah berbeda yaitu kelas XI Kecantikan Kulit I. Penelitian dilaksanakan pada Bulan November 2015 sehingga siswa tersebut sudah naik kelas menjadi siswa kelas XI Kecantikan Kulit I SMK N 6 Yogyakarta. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kelas XI KK I mengenai keterampilan komunikasi antar pribadi. Berikut adalah daftar subyek penelitian : Tabel 13. Nama Subyek Penelitian dengan Inisial No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Inisial AI AL AN AR CA DA DR GS HJ IR
No
Inisial
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
IG LG MA ME NA NI NO NU PM RP
68
No 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Inisial RI ST TA VR WO WI WU YO YOK YU
B. Deskripsi Data Awal Pra-TindakanPenelitian Sebelum melakukan penelitian tindakan, terlebih dahulu peneliti melakukan pra-tindakan sebagai studi awal terhadap kondisi siswa kelas XI Kecantikan Kulit SMK N 6 Yogyakarta. Kondisi awal sebelum diberi tindakan, hampir sebagian siswa yang memiliki komunikasi antar pribadi yang rendah. Hal ini dilihat dari hasil pra-tindakan tentang sikap respect yang dilakukan oleh peneliti, sebagaimana terangkum dalam tabel berikut ini :
69
Tabel 14. Hasil Pra-Tindakan No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama AI AL AN AR CA DA DR GS HJ IR IG LG MA ME NA NI NO NU PM RP RI ST TA VR WO WI WU YOF YOK YU
Skor pratindakan 66 107 68 65 68 93 106 95 66 64 67 66 66 95 117 104 67 68 96 96 66 95 96 96 96 119 67 119 96 68
70
Kategori Rendah Sedang Rendah Rendah Rendah Sedang Sedang Sedang Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Sedang Tinggi Sedang Rendah Rendah Sedang Sedang Rendah Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Rendah Tinggi Sedang Rendah
Persen 23,08 58,12 24,79 22,22 24,79 46,15 57,26 47,86 23,08 21,37 23,93 23,08 23,08 47,86 66,67 55,56 23,93 24,79 48,72 48,72 23,08 47,86 48,72 48,72 48,72 68,38 23,93 68,38 48,72 24,79
Tabel 15. Kategori Siswa Pra-Tindakan Kategori pra-tindakan Kategori
Frekuensi Persen
Sangat Tinggi
0
0
Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
3 13 14 0
10.0 43.3 46.7 0
Total
30
100.0
Siswa yang termasuk kategori sangat tinggi 0 siswa atau (0%), kategori tinggi ada 3 siswa (10,0%), sedang ada 13 siswa (43,3%), dan rendah ada 14 siswa (46,7%) sedangkan siswa yang dalam kategori sangat rendah ada 0. Data tabel tersebut di atas menunjukkan bahwahasil presentase pratindakan diperoleh bahwa siswa yang memiliki keterampilan komunikasi tinggi hanya 10,0%, sedang 43,3% dan rendahsebanyak 46,7%. Keterampilan komunikasi antar pribadi di kelas XI Kecantikan Kulit I belum mencapai kriteria tinggi ini menunjukkan bahwa hasil pra-tindakan siswa masih dalam kategori rendah sampai sedang dalam keterampilan komunikasi antar pribadi. Sebelum melakukan tindakan siklus I peneliti sebelumnya menyusun beberapa persiapan. Persiapan yang dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan adalah sebagai berikut: a. Membicarakan rencana tindakan serta jadwal mengajar dengan guru BK dan Humas sekolah.
71
b. Mempersiapkan angket skala pra-tindakan, untuk mengukur keterampilan komunikasi antar pribadi siswa Kecantikan Kulit SMKN 6 Yogyakarta. pra-tindakan dilaksanakan untuk mengetahui validitas dan reabilitas instrumen penelitian. Validitas instrumen diuji dengan menggunakan validitas konstrak (construck validity) dan reabilitas diukur dengan rumus Alpha cronbach. Validitas dan reabilitas dihitung menggunakan SPSS 17 yang menunjukkan koefisien 0,982. Berikut laporan hasil uji coba validitas instrumen: Tabel 16. Rangkuman Item Gugur
Variabel No
∑ Semula
∑ Item Tidak Valid
∑ Item Valid
∑ Setelah Diuji
(39) (13) 1 Keterampilan Komunikasi Antar Pribadi
52
15,17,20,22, 33,34,35, 36,37,47, 48,49,50
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10, 11,12,13,14,16,18,19, 21,23,24,25,26,27,28,29, 30,31,32,38,39,40,41, 42,43,44,45,46,51,52
39
c. Mempersiapkan pedoman observasi untuk mengamati keterampilan komuikasi antar pribadi siswa. d. Mempersiapkan pedoman wawancara untuk mengetahui perkembangan keterampilan komunikasi antar siswa. e. Membagikan skala pra-tindakan untuk mengetahui seberapa baik keterampilan komunikasi siswa di kelas XI KK I SMK Negeri 6 Yogyakarta. Skala pra-tindakan dibagikan tanggal 24 April 2015.
72
C. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus I 1. Materi : Membangun komitmen a. Persiapan Sebelum memulai pelatihan peneliti terlebih dahulu menyiapkan alat yang diperlukan yaitu power point, absensi siswa, lembar observasi kegiatan. Sebelum pelatihan dimulai, hari pertama merupakan saat yang dapat menentukan berhasil atau tidaknya suatu kegiatan penelitian, oleh karena itu peneliti bersama dengan siswa membangun komitmen bersama mengenai tujuan belajar dan apa yang akan menjadi tolak ukur keberhasilan pelatihan. Peneliti dan siswa membuat komitmen bersama. Komitmen yang dicapai siswa adalah: 1) Ingin bisa memahami diri sendiri dan orang lain. 2) Ingin bisa menerima pendapat orang lain dengan baik. 3) Ingin bisa memahami pesan yang disampaikan orang lain dengan baik. 4) Ingin bisa menyelesaikan konflik secara pribadi maupun secara bersama. 2. Mendengarkan dengan penuh pemahaman Waktu : 45 Menit a. Persiapan Persiapan yang dilakukan yaitu menyiapkan materi dan lembar observasi proses yang akan akan di nilai oleh siswa.
73
b. Pelaksanaan dan pengamatan Adapun proses kegiatan adalah sebagai berikut : pada awal tindakan peneliti memulai dengan ice breaking follow me. Permainan ini dimulai dengan mengintruksikan mereka untuk mempraktikkan apa yang fasilitator ucapkan bukan yang fasilitator praktikkan. Kegiatan ini bertujuan untuk membangun konsentrasi siswa dalam mempersiapkan diri sebelum melakukan permainan peran. Setelah siswa fokus, diharapkan siswa mampu mengikuti kegiatan pelatihan dengan baik dan fokus. Ada 30 siswa yang terlibat dalam permainan yang dapat dibagi menjadi 10 kelompok, dan dalam 1 kelompok terdiri dari 3 orang siswa. Kelompok 1 terdiri dari HJ, IR dan CA. Kelompok 2 terdiri dari DA, PM dan RP. Kelompok 3 terdiri dari AN, LG dan ST. Kelompok 4 terdiri dari TA, YOK dan YU. Kelompok 5 terdiri dari DR, ME dan NI. Kelompok 6 terdiri dari NO, VR dan WO. Sedangkan kelompok 7 terdiri WI, YOF dan AL. Kelompok 8 terdiri dari NU, RI dan WU. Kelompok 9 terdiri dari AI, AR danMA. Kelompok 10 terdiri dari NA, GS dan IG. Proses
pelatihan
“Mendengarkan
dengan
Penuh
Pemahaman” dilakukan dengan mempersilahkan anggota kelompok untuk duduk melingkar. Peserta diminta untuk memilih salah satu anggota kelompoknya untuk menjadi si A dan si B dan si C. Tugas A diminta membuat pernyataan kepada B, entah tentang dirinya sendiri,
74
tentang B, atau tentang apa saja dan tugas C adalah sebagai pengamat. Diusahakan
agar
pernyataan-pernyataannya
sungguh-sungguh
bermakna sehingga kita mampu membangkitkan perasaan bagi mereka berdua.B memprafasekan pernyataan A. Artinya, dengan kata-kata sendiri memantulkan kembali pernyataan A, mengungkapkan kembali apa makna pernyataan A baginya dan diusahakan jangan samapai terjadi debat atau diskusi. Jadi, A sekedar memberikan pernyataan, B memprafasekannya. Secara lebih konkret peneliti memberikan contoh parafrase di papan tulis berapa aturan umum dalam memberikan parafrase adalah sebagai berikut: 1) Ungkapkan
kembali
perasaan-perasaan
dan
pikiran-pikiran
pembicara dengan kata-kata si pembicara. 2) Mulailah dengan kata-kata, seperti “Anda merasa........”, “Anda mengira bahwa........”, “Menurut hemat Anda....”, “kadang-kadang Anda punya kesan bahwa....”, dan sejenisnya. 3) Dalam
memparafrasekan
sebalinya
dihindarkan
menolak.
Juga,
pernyatan-pernyataan
memberikan
jangan
kesan
sekali-sekali
orang
lain,
menyetujui
atau
menuduh,
menginter-
presentasikan, memberi nasehat, membujuk atau mempengaruhi. Kemudian secara bergantian A membuat pernyataan kedua kepada B dan B memparafrasekan nya. A membuat pernyataan ketiga kepadan B , B memparafrasekannya. Proses diatas dibalik. B membuat pernyataan kepada A, A memparafrasekannya.
75
Setelah selesai melakukan kegiatan mendengakan dengan penuh pemahaman evaluasi kelompok. Evaluasi dalam kelompok yang lebih besar para peserta diminta mendefinisikan pengalaman-pengalaman mereka, dengan panduan pernyataan-pernyataan berikut: a) Bagaimana rasanya mengemukakan pendapat atau pernyataan dan diparafrasekan oleh orang lain? b) Bagaimana
rasanya
memparafrasekan
pernyataan
yang
dikemukakan oleh orang lain? Jawaban kelompok 1 mengemukakan pendapat mengenai apa yang telah dilakukan, semua anggota kelompok 1 menjelaskan bahwa mereka merasa ada temannya yang belum memberikan parafrase, jika memberikan parafrase sebenarnya jadi merasa bisa meringankan beben yang dialami oleh temannya, akan tetapi masih ada kalimat yang belum diparafrasekan dalam kelompok ini. Kelompok
2
menjelaskan
bahwa
dengan
menggunakan
parafrase komunikasi menjadi lebih akrab dan dekat, sehingga mudah untuk memahami teman yang sedang bercerita. Kelompok 3 menjelaskan bahwa semua anggota merasa belum memahami isi pembicaraan yang di perankan oleh temannya dan merasa tidak bisa menanggapi dengan baik kepada teman yang sedang sedih ataupun gembira. Kelompok 4menjelaskan bahwa parafrase membuat lebih dekat dengan orang lain dan lebih mengena dalam memahami pembicaraan.
76
Akan tetapi dalam kelompoknya, belum muncul parafrase sehingga dalam cerita temanya belum membuat orang lain menjadi merasa didengarkan dan di pahami. Kelompok 5, 6, 7, 8, 9 dan 10 pendapatnya hampir sama dengan kelomok-kelompok sebelumnya yang menyatakan bahwa banyak yang belum memahami bagaimana cara memparafrasekan kalimat. Hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa siswa belum memehami benar mengenai parafrase yang harus diungkapkan, sehingga siswa banyak yang masih bingung dan ragu-ragu akan memberikan jawaban ketika ada temannya sedang bercerita. 3. Materi : Mengungkapkan Perasaan a. Persiapan Peneliti menyiapkan materi dan alat yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan mengungkapkan perasaan berupa lembar test item yang harus di isi oleh siswa. b. Tindakan dan Pengamatan Pemeliti memulai kegiatan dengan membuat kelompok kecil yang berjumlah 3 orang seperti pada kelompok yang sebelumnya. Peserta diminta mengerjakan item-item tersebut secara individual, dengan cara : memberikan tanda chek didepan pernyataan yang merupakan deskripsi perasaan pada setiap item. Peserta diminta membandingkan jawabannya dengan jawaban teman-temannya dalam kelompok, serta mendiskusikannya pada perbedaan jawaban. Setelah diskusi dan dalam 1 kelompok tersebut 77
kelmpok mengisi lembar test yang lain kemudian setiap kelompok membadingkan jawaban dibahas dengan guru BK yang mana yang merupakan keterampilan mengungkapkan perasaan secara deskripsi dalam item-item soal tersebut. Setelah dibahas anggota kelompok dan guru BK menyimpulkan mengenai cara pengungkapan perasaan yang baik yaitu menjelaskan perasaan secara jelas dan detail mengenai alasan yang mendorong orang dalam mengungkapkan perasaan tersebut. Berikut ini adalah pengungkapan perasaan yang benar menurut diskusi dan pembahasan secara bersama-sama: DAFTAR ITEM 1. _______ a. Jangan ngebut! Cepat, kurangi kecepatan. __√_____ b. Caramu melarikan kendaraan seerti ini membuatku ngeri. 2. _______ a. Haruskah Anda menginjak kaki saya? _______ b. Anda ini memang sialan. Tenang saja Anda membuat saya tidak dapat bergerak. ___√____ c. Saya sangat jengkel pada Anda. Enak saja Anda menimpakan berat badan Anda yang dua kuintal itu ke atas kaki saya. 3. ___√____ a. Saya sangat gembira sebab memenangkan hadiah cerpen terbaik dimajalah kalam. _______ b. Indah benar hari ini. 4. ___√____ a. Anda senang menolong orang lain.
78
_______ b. Saya sungguh-sungguh menghargai gagasan-gagasan Anda. Pengetahuan Anda sangatn luas. 5. _______ a. Semua yang hadir disini senang ngobrol dengan Anda. _______ b. Bila semua merasa, Anda menyenangkan untuk diajak mgobrol. ___√___ c. Kami semua merasa, Anda menyenangkan untuk diajak ngobrol. 6. __√_____ a. Jika Anda tetap jorok, lebih baik saya pindah kos saja. _______ b. Pernahkah Anda melihat kamar sejorok ini? _______ c. Saya khawatir Anda tidak akan pernah mau ikut memberesi kamar kita. 7. _______ a. Buku ini sangat menarik. ___√___ b. Saya rasa buku ini kurang bermanfaat. _______ c. Saya sangat senang membaca buku ini. 8. ___√____ a. Saya merasa tidak mampu memberikan sumbangan yang berharga bagi kelompok ini. _______ b. Saya tidak mampu memberikan sumbangan yang berharga bagi kelompok ini. 9. _______ a. Saya ini selalu gagal. Tak ada teman yang menyukai saya. _______ b. Susi memang jahat. Ia malah menertawakan saya waktu saya tunjukkan nilai saya yang buruk untuk mata pelajaran ini.
79
___√____ c. Saya sedih sebab saya jatuh dalam ujian mata pelajaran ini. 10. _____√__ a. Saya senang dan kerasan berada di tengah temanteman saya. _______ b. Rasanya selalu ada yang mendampingi setiap kali saya membutuhkan teman. _______ c. Saya merasa dihargai oleh teman-teman saya. Dari hasil yang didapat melalui diskusi antara kelompok dan dibahas langsung di kelas dengan guru. Terlihat sisiwa antusias dalam materi
ini,
siswa
senang
karena
dapat
memahami
cara
mengkomunikasikan perasaan nya dengan tepat. Pada saat pembahasan dengan guru terlihat jawaban siswa banyak kesalahan tapi siswa tetap bersemangat kemudian meminta guru untuk memberikan pemahaman. 4. Materi : Saling Menerima dan Mendukung a. Persiapan Sebelum memulai pelatihan peneliti terlebih dahulu menyiapkan alat yang diperlukan yaitu work street, absensi siswa, lembar observasi kegiatan. b. Pelaksanaan dan Pengamatan Ada 30 siswa yang terlibat dalam permainan yang dapat dibagi menjadi 10 kelompok, dan dalam 1 kelompok terdiri dari 3 orang siswa. Kelompok 1 terdiri dari HJ, IR dan CA. Kelompok 2 terdiri dari DA, PM dan RP. Kelompok 3 terdiri dari AN, LG dan ST. Kelompok 4 terdiri dari TA, YOK dan YU. Kelompok 5 terdiri dari DR, ME dan NI. Kelompok 6 terdiri dari NO, VR dan WO. Sedangkan kelompok 7
80
terdiri WI, YOF dan AL. Kelompok 8 terdiri dari NU, RI dan WU. Kelompok 9 terdiri dari AI, AR danMA. Kelompok 10 terdiri dari NA, GS dan IG. Proses
pelatihan
“Saling
menerima
dan
mendukung”
dilakukan dengan mempersilahkan anggota kelompok untuk duduk melingkar. Peserta diminta untuk memilih salah satu anggota kelompoknya untuk menjadi si A dan si B dan si C. Tugas A diminta membuat pernyataan kepada B, entah tentang dirinya sendiri, tentang B, atau tentang apa saja dan tugas C adalah sebagai pengamat. Diusahakan agar pernyataan-pernyataannya sungguh-sungguh bermakna sehingga kita
mampu
membangkitkan
perasaan
bagi
mereka
berdua.B
memprafasekan pernyataan A. Artinya, dengan kata-kata sendiri memantulkan kembali pernyataan A, mengungkapkan kembali apa makna pernyataan A baginya dan diusahakan jangan samapai terjadi debat atau diskusi. Jadi, A sekedar memberikan pernyataan, B memprafasekannya. Kelompok yang paling aktif adalah kelompok I, dimana kelompok ini mampu memahami bagaimana memberikan parafrase yang baik dan dapat memberikan dukungan yang penuh kepada temannya. Kelompok 2, belum sepenuhnya memberikan parafrase yang baik, siswa masih kurang serius dalam memberikan tanggapan dan memberikan dukungan kepada temannya.
81
Kelompok 3, tidak terlihat memberikan parafrase siswa bercerita kurang serius dan teman yang bertugas memparafrasekan masih kurang paham bagaimana cara memparafrasekan yang benar. Kelompok 4, siswa ada yang memahami sehingga teman yang bercerita sudah merasa bahawa dirinya diberikan masukan dan dukungan yang baik, sudah merasa diterima oleh kelompok tersebut. Kelompok 5, 6, 7, 8, 9, 10 terlihat banyak yang kurang antusias, masih kurang serius dalam mempraktikkan keterampilan menerima dan mendukung.Pengmatan di peroleh bahwa keterampilan menerima dan mendukung pada siswa dalam pelatihan ini masih rendah, hal ini disebabkan pada proses pelatihan siswa masih kurang aktif memberikan parafrase kepada temannya yang sedang bercerita. Hasil yang diamati oleh fasilitator bahwa siswa banyak ramai dalam proses pelatihan, kurang fokus dalam memberikan parafrase. 5. Tahap Pelaksanaan Tindakan 5 Materi : Strategi dalam Mengatasi Konflik a. Persiapan Pada tahap ini, dilaksanakan persiapan alat dan bahan yang akan digunakan untuk permainan “lubang perlindungan” yaitu berupa lembar cerita lubang perlindungan dan l kertas sebagai lembar kerja siswa untuk masing-masing kelompok. b. Pelaksanaan dan pengamatan Peneliti memulai dengan membentuk kelompok yang terdiri dari 10 orang. Kelompok ke-1 yaitu: AIN, ALF, ANI, ARI, CAR, DA, DR,
82
GSK, HJA, IR. Kelompok 2 yaitu: IGD, LGU, MAR, MEL, NAD, NIN, NOV, NUR, PME, RP. Kelompok 3 yaitu: RIS, STA, TAK, VR, WO, WIS, WUL, YOF, YOK, YUN. Kemudian setiap anggota kelompok salah satunya diminta membaca teks berjudul “lubang perlindungan”.Setiap kelompok diminta untuk mendiskusikan dan memilih enam orang yang diizinkan masuk lubang perlindungan. Waktu untuk mengambil keputusan: 20 menit. Selama berdiskusi, siswa dalam kelompok terus berusaha keras mempertahankan pendapatnya masing-masing dengan memberikan alasan-alasan yang meyakinkan. Masa depan umat manusia ditentukan oleh keputusan kelompok siswa. Setiap anggota harus berusaha agar pendapatnya dipilih menjadi keputusan kelompok. Setiap anggota boleh menerima pendapat anggota lain tersebut benar-benar lebih baik dari pendapat mereka sendiri. Masing-masing
kelompok
terlihat
serius
dalam
berdiskusi
mempertimbangkan mana yang akan dipilih dan menentukan alasan mengapa orang-orang tersebut akan diselamatkan kedalam lubang perlindungan. Tahapan selanjutnya, kegiatan diskusi tersebut setiap kelompok terlihat serius dan penuh pertimbangan dalam memilih orang-orang yang akan diselamatkan dalam situasi serius seperti dalam teks lubang perlindungan.
83
Secara sendiri-sendiri, setiap peserta diminta menjawab secara tertulis pernyataan-pernyataan dibawah ini: 1) Bagaimana perasaan saya ketika saya terpaksa menentang pendapat teman? 2) Bagaimana perasaan saya ketika pendapat saya ditentang oleh teman? 3) Apa yang saya lakukan untuk membuat teman mau mengubah pendapatnya? 4) Apa yang saya lakukan ketika seorang teman mencoba menakan saya agar mengubah pendapat saya? 5) Bagaimanakah strategi saya dalam mengatasi konflik selama diskusi berlangsung? Secara bergiliran dan searah jarum jam, peserta menjelaskan secara singkat hasil pengamatannya tentang tingkah laku setiap temannya selama diskusi berlangsung. Selama harus mendapatkan umpan balik dari seluruh anggota kelompoknya. Kelompok
I diwakili
oleh
ARI yang memilih
untuk
menyelamatkan Atlet terkenal dan serba bisa, pria. Sejarawan terkenal, pria, berumur 42 tahun. Istri si ahli tata buku, sedang hamil 6 bulan. Mahasiswa kedokteran semester empat, pria aktivis. Ahli biokimia, wanita.Siswa SMA, wanita. Kelompok
II diwakili
oleh DA
yang memilih untuk
menyelamatkan istri si ahli tata buku, sedang hamil 6 bulan. Sejarawan
84
terkenal, pria, berumur 42 tahun. Artis nyanyi dan tari terkenal, wanita. Ahli biokimia, wanita. Siswa SMA, wanita. Atlet terkenal dan serba bisa, pria. Kelompok III diwakili oleh DA yang memilih untuk menyelamatkan Siswa SMA, wanita. Atlet terkenal dan serba bisa, pria. Ahli biokimia, wanita. Artis nyanyi dan tari terkenal, wanita. Sejarawan terkenal, pria, berumur 42 tahun. Mahasiswa kedokteran semester empat, pria aktivis. Pada pelatihan ini siswa masih kurang aktif berdiskusi secara keseluruhan, hanya sebagian kelompok saja yang aktif berdiskusi sehingga dalam pelatihan ini siswa tidak maksimal menjawab pertanyaan dari peneliti untuk mengevaluasi jalannya pelatihan. D. Hasil Tindakan Siklus I Tabel 17. Kategori Siswa Setelah Siklus I Kategori Siklus I Kategori
Frekuensi
Persen
Sangat Tinggi
0
0.0
Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
3 20 7 0
10.0 66.7 23.3 0.0
Total
30
100.0
Siswa yang termasuk kategori sangat tinggi ada 0 siswa (0,0%), tinggi ada 3 siswa (10,0%), dan sedang 20 siswa (66,7%), siswa yang
85
berada di kategori rendah ada 7 siswa (23,3%). Hasil ini menunjukkan bahwa keterampilan komunikasi antar pribadi pada sisiwa kategori tinggi + sangat tinggi sebesar 10,0% + 0,0 % = 10,0% siswa dalam kategori tinggi. Kriteria keberhasilan dengan standar sebesar 75% sudah tergolong tinggi, penelitian ini menunjukkan bahwa kriteria keberhasilan tindakan kemampuan dan keterampilan komunikasi antar pribadi sudah mencapai 10,0% hal ini dapat disimpulkan bahwa pelatihan ini belum menunjukkan keberhasilan maka siklus di ulang kepada siklus ke II. E. Observasi Hasil observasi siklus I peneliti dapat melihat bahwa siswa belum ada yang paham tentang apaa keterampilan komunikasi anatar pribadi dan bagaimana seharusnya bersikap dalam berkomunikasi yang baik. Hasil observasi dapat dilihat pada tabel berikut ini :
86
Tabel 18. Aktivitas Pengamatan Siswa Setelah Siklus I No
Aspek yang diamati
Keterangan
1
Antusias Siswa dalam Siswa kurang aktif dalam mengikuti Respect mengikuti Respect Training, yaitu siswa terlihat tidak semangat Training
2
Keaktifan siswa dalam materi „membangun komitment‟ Pemahaman siswa materi „membangun komitment‟ Keaktifan siswa dalam materi „membangun sikap respect’ Pemahaman siswa dalam materi „membangun sikap respect’ Keaktifan siswa dalam materi „mengungkapkan perasaan‟ Pemahaman siswa dalam materi „mengungkapkan perasaan‟ Keaktifan siswa dalam materi „strategi mengatasi konflik‟ Pemahaman siswa dalam materi „strategi mengatasi konflik‟ Umpan balik positif siswa kepada guru
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Siswa pasif, tidak terdorong untuk membangun komitmen bersama dengan temannya Siswa terlihat pemahamannya kurang tentang cara-cara berkomitmen Siswa kurang aktif dalam mengikuti guru dalam memberikan materi sikap respect Pemahaman siswa kurang membangun sikap respect
dalam
materi
Keaktifan siswa kurang dalam memahami materi pengungkapan perasaan
Siswa kurang memahami mengungkapkan perasaan
dalam
Siswa pasif dalam mengikuti materi strategi mengatasi konflik Pemahaman siswa yang kurang dalam strategi mengatasi konflik Umpan balik siswa menanggapi guru
yang
kurang
dalam
Kemampuan memberi Kemampuan siswa yang kurang dalam bahan tindak lanjut menindaklanjuti materi-materi Respect Training
87
F. Refleksi Hasil siklus I pengmatan dilakukan oleh peneliti dan guru BK, peneliti menyimpulkan bahwa para siswa belum mampu melakukan praktik keterampilan komunikasi antar pribadi secara menyeluruh. Masih banyak siswa yang belum aktif dalam melakukan training sehingga hasil dari pelatihan masih jauh dibawah kriteria keberhasilan. Peneliti juga dalam memberikan materi masih terlalu mendikte para siswa karena materi yang dibuat banyak dan persiapan kurang. Berdasarkan hasil ini peneliti mengevaluasi prosedur materi penelitian dan dibuat sedemikian rupa agar mudah untuk dilakukan dan mudah ditiru oleh guru BK. Hasil dari skala yang menujukkan bahwa siklus I menujukkan presentase sama dengan hasil pra tindakan yaitu sebesar 10,0 % kategori tinggi. Indikator keberhasilan yang diinginkan peneliti adalah siswa mampu mencapai target pada tingkatan tinggistaandar minimal sebessarr 75% maka ddari hasil itu peneelitu memuttuskaan untuk melanjutkan paada sikluss II. Menurut hasil pengamatan pada saat pelatihan respect training dengan
berpedoman
pada
materi
diperlihatkan dalam tabel berikut :
88
pokok
respect
training
dapat
Tabel 19. Hasil Skala Pra-Tindakan Ke Setelah Tindakan I pra-tindakan setelah-tindakan I Peningkatan No. Nama Skor Kategori Skor Kategori 0 1 AI 66 Rendah 66 Rendah 0 2 AL 107 Tinggi 107 Tinggi 0 3 AN 68 Rendah 68 Rendah 0 4 AR 65 Rendah 65 Rendah 21 5 CA 68 Rendah 89 Sedang 6 DA 93 Sedang 93 Sedang 0 0 7 DR 106 Tinggi 106 Tinggi 0 8 GS 95 Sedang 95 Sedang 24 9 HJ 66 Rendah 90 Sedang 0 10 IR 64 Rendah 64 Rendah 27 11 IG 67 Rendah 94 Sedang 12 LG 66 Rendah 93 Sedang 27 0 13 MA 66 Rendah 66 Rendah 0 14 ME 95 Sedang 95 Sedang 0 15 NA 117 Tinggi 117 Tinggi 0 16 NI 104 Tinggi 104 Tinggi 25 17 NO 67 Rendah 92 Sedang 18 NU 68 Rendah 93 Sedang 25 0 19 PM 96 Sedang 96 Sedang 0 20 RP 96 Sedang 96 Sedang 29 21 RI 66 Rendah 95 Sedang 0 22 ST 95 Sedang 95 Sedang 0 23 TA 96 Sedang 96 Sedang 24 VR 96 Sedang 96 Sedang 0 0 25 WO 96 Sedang 96 Sedang 0 26 WI 119 Tinggi 119 Tinggi 0 27 WU 67 Rendah 67 Rendah 0 28 YOF 119 Tinggi 119 Tinggi 0 29 YOK 96 Sedang 96 Sedang 30 YU 68 Rendah 68 Rendah 0
89
G. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus II 1. Materi : Membangun komitmen Sebelum memulai pelatihan peneliti terlebih dahulu menyiapkan alat yang diperlukan yaitu power point, absensi siswa, lembar observasi kegiatan. Peneliti dan siswa membuat komitmen bersama seperti yang telah dilakukan siklus I. Komitmen yang dicapai siswa adalah: a. Ingin bisa memahami diri sendiri dan orang lain. b. Ingin bisa menerima pendapat orang lain dengan baik. c. Ingin bisa memahami pesan yang disampaikan orang lain dengan baik. d. Ingin bisa menyelesaikan konflik secara pribadi maupun secara bersama. Pada siklus I komitmen ini belum terlaksana sehingga siswa dan peneliti sepakat untuk mengulang pelatihan agar tujuan dan komitmen tersebut dapat tercapai bersama. 2. Mendengarkan dengan penuh pemahaman Waktu : 45 Menit a. Persiapan Persiapan yang dilakukan yaitu menyiapkan materi dan lembar observasi proses yang akan akan di nilai oleh siswa.
90
b. Pelaksanaan dan pengamatan Kegiatan diawali dengan membagi kelompok, ada 30 siswa yang terlibat dalam permainan yang dapat dibagi menjadi 10 kelompok, dan dalam 1 kelompok terdiri dari 3 orang siswa. Kelompok 1 terdiri dari HJ, IR dan CA. Kelompok 2 terdiri dari DA, PM dan RP. Kelompok 3 terdiri dari AN, LG dan ST. Kelompok 4 terdiri dari TA, YOK dan YU. Kelompok 5 terdiri dari DR, ME dan NI. Kelompok 6 terdiri dari NO, VR dan WO. Sedangkan kelompok 7 terdiri WI, YOF dan AL. Kelompok 8 terdiri dari NU, RI dan WU. Kelompok 9 terdiri dari AI, AR danMA. Kelompok 10 terdiri dari NA, GS dan IG. Proses
pelatihan
“Mendengarkan
dengan
Penuh
Pemahaman” dilakukan dengan mempersilahkan anggota kelompok untuk duduk melingkar. Peserta diminta untuk memilih salah satu anggota kelompoknya untuk menjadi si A dan si B dan si C. Tugas A diminta membuat pernyataan kepada B, entah tentang dirinya sendiri, tentang B, atau tentang apa saja dan tugas C adalah sebagai pengamat. Diusahakan
agar
pernyataan-pernyataannya
sungguh-sungguh
bermakna sehingga kita mampu membangkitkan perasaan bagi mereka berdua. B memprafasekan pernyataan A. Artinya, dengan kata-kata sendiri memantulkan kembali pernyataan A, mengungkapkan kembali apa makna pernyataan A baginya dan diusahakan jangan samapai terjadi debat atau diskusi. Jadi, A sekedar memberikan pernyataan, B memprafasekannya.
91
Siklus II, dalam pelatihan ini menujukkan bahwa terjadi perubahan cara siswa bercerita dan teman yang lain memparafrasekan. Siswa sangat antusias, dalam memberikan tanggapan kepada teman yang lainnya. Pada akhir pelatihan siswa diminta untuk menjawab pertanyaan dari peneliti untuk mengevaluasi dengan panduan pernyataanpernyataan berikut: 1) Bagaimana rasanya mengemukakan pendapat atau pernyataan dan diparafrasekan oleh orang lain? 2) Bagaimana
rasanya
memparafrasekan
pernyataan
yang
dikemukakan oleh orang lain? Jawaban kelompok 1 mengemukakan pendapat mengenai apa yang telah dilakukan, semua anggota kelompok 1 menjelaskan bahwa mereka merasa dihargai dengan adanya parafrase yang dikalukan oleh temannya dan merasa bahwa memparafrasekan merupakan cara untuk memperjelas apa yang orang lain bicarakan sehingga apa yang di ungkapkan tersebut menjadi lebih jelas. Kelompok
2
menjelaskan
bahwa
dengan
menggunakan
parafrase komunikasi menjadi lebih akrab dan dekat, sehingga mudah untuk memahami teman yang sedang bercerita. Kelompok 3 menjelaskan bahwa semua anggota merasa memahami isi pembicaraan yang di perankan oleh temannya dan
92
merasa memahami bagimana cara yang baik menanggapi teman yang sedang sedih ataupun gembira yaitu dengan menggunakan parafrase. Kelompok 4 menjelaskan bahwa parafrase membuat lebih dekat dengan orang lain dan lebih mengena dalam memahami pembicaraan. Membuat orang lain menjadi merasa didengarkan dan di pahami. Kelompok 5, 6, 7, 8, 9 dan 10 pendapatnya hampir sama dengan kelomok-kelompok sebelumnya yang menyatakan bahwa dengan memparafrasekan kalimat dapan membat komunikasi menjadi nyaman, `merasa dihargai dan di mengerti oleh teman yang mendengarkan. Hasil pengmatan dapat disimpulkan bahwa menggunakan parafrase yaitu memberikan tanggapan dengan penuh pemahaman dalam mendengarkan sehingga dapat mengkomunikasikan bahwa ada kesediaan penerima untuk memahami pengirim tanpa memberikan penilaian
atas
pernyataan-pernyataannya.
membuat
pengirim
pesan
merasa
Penggunaan
didengarkan
parafrase
dengan
penuh
pemahaman serta dapat membatu membatu pengirim pesan memahami permasalahan yang dihadapi. 3.
Materi : Mengungkapkan Perasaan a. Persiapan Peneliti menyiapkan materi dan alat yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan mengungkapkan perasaan berupa lembar test item yang harus di isi oleh siswa.
93
b. Tindakan dan Pengamatan Pemeliti memulai kegiatan dengan membuat kelompok kecil yang berjumlah 3 orang seperti pada kelompok yang sebelumnya. Peserta diminta mengerjakan item-item tersebut secara individual, dengan cara : memberikan tanda chek didepan pernyataan yang merupakan deskripsi perasaan pada setiap item. Berikut ini adalah pengungkapan perasaan yang benar menurut diskusi dan pembahasan secara bersama-sama: DAFTAR ITEM 1) _______ a. Jangan ngebut! Cepat, kurangi kecepatan. __√_____ b. Caramu melarikan kendaraan seerti ini membuatku ngeri. 2) _______ a. Haruskah Anda menginjak kaki saya? _______ b. Anda ini memang sialan. Tenang saja Anda membuat saya tidak dapat bergerak. ___√____ c. Saya sangat jengkel pada Anda. Enak saja Anda menimpakan berat badan Anda yang dua kuintal itu ke atas kaki saya. 3) ___√____ a. Saya sangat gembira sebab memenangkan hadiah cerpen terbaik dimajalah kalam. _______ b. Indah benar hari ini. 4) ___√____ a. Anda senang menolong orang lain.
94
_______ b. Saya sungguh-sungguh menghargai gagasan-gagasan Anda. Pengetahuan Anda sangatn luas. 5) _______ a. Semua yang hadir disini senang ngobrol dengan Anda. _______ b. Bila semua merasa, Anda menyenangkan untuk diajak mgobrol. ___√___ c. Kami semua merasa, Anda menyenangkan untuk diajak ngobrol. 6) __√_____ a. Jika Anda tetap jorok, lebih baik saya pindah kos saja. _______ b. Pernahkah Anda melihat kamar sejorok ini? _______ c. Saya khawatir Anda tidak akan pernah mau ikut memberesi kamar kita. 7) _______ a. Buku ini sangat menarik. ___√___ b. Saya rasa buku ini kurang bermanfaat. _______ c. Saya sangat senang membaca buku ini. 8) ___√____ a. Saya merasa tidak mampu memberikan sumbangan yang berharga bagi kelompok ini. _______ b. Saya tidak mampu memberikan sumbangan yang berharga bagi kelompok ini. 9) _______ a. Saya ini selalu gagal. Tak ada teman yang menyukai saya. _______ b. Susi memang jahat. Ia malah menertawakan saya waktu saya tunjukkan nilai saya yang buruk untuk mata pelajaran ini.
95
___√____ c. Saya sedih sebab saya jatuh dalam ujian mata pelajaran ini. 10) _____√__ a. Saya senang dan kerasan berada di tengah temanteman saya. _______ b. Rasanya selalu ada yang mendampingi setiap kali saya membutuhkan teman. _______ c. Saya merasa dihargai oleh teman-teman saya. Dari hasil yang didapat melalui diskusi antara kelompok dan dibahas langsung di kelas dengan guru. Terlihat sisiwa antusias dalam materi
ini,
siswa
senang
karena
dapat
memahami
cara
mengkomunikasikan perasaan nya dengan tepat. Pada saat pembahasan dengan guru terlihat jawaban siswa banyak kesalahan tapi siswa tetap bersemangat kemudian meminta guru untuk memberikan pemahaman. 4.
Materi : Saling Menerima dan Mendukung a. Persiapan Sebelum memulai pelatihan peneliti terlebih dahulu menyiapkan alat yang diperlukan yaitu work street, absensi siswa, lembar observasi kegiatan. b. Pelaksanaan dan Pengamatan Ada 30 siswa yang terlibat dalam permainan yang dapat dibagi menjadi 10 kelompok, dan dalam 1 kelompok terdiri dari 3 orang siswa. Kelompok 1 terdiri dari HJ, IR dan CA. Kelompok 2 terdiri dari DA, PM dan RP. Kelompok 3 terdiri dari AN, LG dan ST. Kelompok 4 terdiri dari TA, YOK dan YU. Kelompok 5 terdiri dari DR, ME dan NI. Kelompok 6 terdiri dari NO, VR dan WO. Sedangkan kelompok 7
96
terdiri WI, YOF dan AL. Kelompok 8 terdiri dari NU, RI dan WU. Kelompok 9 terdiri dari AI, AR danMA. Kelompok 10 terdiri dari NA, GS dan IG. Proses
pelatihan
“Saling
menerima
dan
mendukung”
dilakukan dengan mempersilahkan anggota kelompok untuk duduk melingkar. Peserta diminta untuk memilih salah satu anggota kelompoknya untuk menjadi si A dan si B dan si C. Tugas A diminta membuat pernyataan kepada B, entah tentang dirinya sendiri, tentang B, atau tentang apa saja dan tugas C adalah sebagai pengamat. Diusahakan agar pernyataan-pernyataannya sungguh-sungguh bermakna sehingga kita
mampu
membangkitkan
perasaan
bagi
mereka
berdua.B
memprafasekan pernyataan A. Artinya, dengan kata-kata sendiri memantulkan kembali pernyataan A, mengungkapkan kembali apa makna pernyataan A baginya dan diusahakan jangan samapai terjadi debat atau diskusi. Jadi, A sekedar memberikan pernyataan, B memprafasekannya. Pada
sesi
ini
siswa
sudah
memeahami
bagaimana
memparafrasekan, sehingga siswa melakukan kegiatan dengan antusias dan lebih serius. Kelompok pelatihan sudah banyak yang aktif terlihat kelompok 1, 2, 3, 4 dan kelompok 5 sangat antusias dan sebagian yang lain terlihat kurang tetapi sudah banyak yang memahami jalannya pelatihan dan cara memparafrasekan dapat dilakukan dengan baik walaupun melum maksimal.
97
Siswa sudah terlihat memberikan penerimaannya dan dukungan lewat parafrase kepada teman yang sedang bercerita, hal ini menandakan bahwa keterlibatan siswa sudah baik dalam menerima dan mendukung teman yang lain. setiap kelompok sudah memberikan pernyataan bahwa parafrase mudah dilakukan dan membuat orang lain merasa dihargai dan diterima dalam kelompoknya. 5. Tahap Pelaksanaan Tindakan 5 Materi : Strategi dalam Mengatasi Konflik a. Persiapan Pada tahap ini, dilaksanakan persiapan alat dan bahan yang akan digunakan untuk permainan “lubang perlindungan” yaitu berupa lembar cerita lubang perlindungan dan l kertas sebagai lembar kerja siswa untuk masing-masing kelompok. b. Pelaksanaan dan pengamatan Peneliti memulai dengan membentuk kelompok yang terdiri dari 10 orang. Kelompok ke-1 yaitu: AIN, ALF, ANI, ARI, CAR, DA, DR, GSK, HJA, IR. Kelompok 2 yaitu: IGD, LGU, MAR, MEL, NAD, NIN, NOV, NUR, PME, RP. Kelompok 3 yaitu: RIS, STA, TAK, VR, WO, WIS, WUL, YOF, YOK, YUN. Kemudian setiap anggota kelompok salah satunya diminta membaca teks berjudul “lubang perlindungan”.Setiap kelompok diminta untuk mendiskusikan dan memilih enam orang yang diizinkan masuk lubang perlindungan. Waktu untuk mengambil keputusan: 20 menit. Selama berdiskusi, siswa dalam kelompok terus berusaha keras
98
mempertahankan pendapatnya masing-masing dengan memberikan alasan-alasan yang meyakinkan. Masa depan umat manusia ditentukan oleh keputusan kelompok siswa. Setiap anggota harus berusaha agar pendapatnya dipilih menjadi keputusan kelompok. Setiap anggota boleh menerima pendapat anggota lain tersebut benar-benar lebih baik dari pendapat mereka sendiri. Masing-masing
kelompok
terlihat
serius
dalam
berdiskusi
mempertimbangkan mana yang akan dipilih dan menentukan alasan mengapa orang-orang tersebut akan diselamatkan kedalam lubang perlindungan. Tahapan selanjutnya, kegiatan diskusi tersebut setiap kelompok terlihat serius dan penuh pertimbangan dalam memilih orang-orang yang akan diselamatkan dalam situasi serius seperti dalam teks lubang perlindungan. Secara sendiri-sendiri, setiap peserta diminta menjawab secara tertulis pernyataan-pernyataan dibawah ini: 1) Bagaimana perasaan saya ketika saya terpaksa menentang pendapat teman? 2) Bagaimana perasaan saya ketika pendapat saya ditentang oleh teman? 3) Apa yang saya lakukan untuk membuat teman mau mengubah pendapatnya?
99
4) Apa yang saya lakukan ketika seorang teman mencoba menakan saya agar mengubah pendapat saya? 5) Bagaimanakah strategi saya dalam mengatasi konflik selama diskusi berlangsung? Secara bergiliran dan searah jarum jam, peserta menjelaskan secara singkat hasil pengamatannya tentang tingkah laku setiap temannya selama diskusi berlangsung. Selama harus mendapatkan umpan balik dari seluruh anggota kelompoknya. Kelompok
I diwakili
oleh
ARI yang memilih
untuk
menyelamatkan Atlet terkenal dan serba bisa, pria. Sejarawan terkenal, pria, berumur 42 tahun. Istri si ahli tata buku, sedang hamil 6 bulan. Mahasiswa kedokteran semester empat, pria aktivis. Ahli biokimia, wanita.Siswa SMA, wanita. Kelompok
II diwakili
oleh DA
yang memilih untuk
menyelamatkan istri si ahli tata buku, sedang hamil 6 bulan. Sejarawan terkenal, pria, berumur 42 tahun. Artis nyanyi dan tari terkenal, wanita. Ahli biokimia, wanita. Siswa SMA, wanita. Atlet terkenal dan serba bisa, pria. Kelompok III diwakili oleh DA yang memilih untuk menyelamatkan Siswa SMA, wanita. Atlet terkenal dan serba bisa, pria. Ahli biokimia, wanita. Artis nyanyi dan tari terkenal, wanita. Sejarawan terkenal, pria, berumur 42 tahun. Mahasiswa kedokteran semester empat, pria aktivis.
100
H. Hasil Tindakan Siklus II Tabel 20. Kategori Siswa setelah Tindakan Siklus II Kategori Setelah Tindakan Kategori
Frekuensi
Persen
Sangat Tinggi
6
20.0
Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
19 5 0 0
63.3 16.7 0.0 0.0
Total
30
100.0
Siswa yang termasuk kategori sangat tinggi ada 6 siswa (20,0%), tinggi ada 19 siswa (63,3%), dan sedang 5 siswa (16,7%). Tidak ada siswa yang termasuk kategori rendah dan sangat rendah. Hasil ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan mengenai keterampilan komunikasi antar pribadi pada sisiwa penambahan dari kategori tinggi + Sangat tinggi sebesar 63,3% + 20,0% = 83,3% siswa dalam kategori tinggi. Kriteria keberhasilan dengan standar sebesar 75% sudah tergolong tinggi, penelitian ini menunjukkan bahwa kriteria keberhasilan tindakan kemampuan dan keterampilan komunikasi antar pribadi sudah mencapai 83,3% hal ini dapat disimpulkan bahwa keberhasilan sudah melebihi standar maka siklus ini dihentikan. Menurut hasil pengamatan pada saat pelatihan respect training dengan
berpedoman
pada
materi
diperlihatkan dalam tabel berikut :
101
pokok
respect
training
dapat
I.
Observasi Hasil observasi pada siklusyang kedua menujukkan adanya perubahan yang signifikan. Observer melihat bagaimana siswa memerankan permainan peran pada praktik keterampilan komunikasi antar pribadi lebih mampu mengeksplor lagi kata-kata serta sikap yang menujukkan keterampilan komunikasi antar pribadi dan membuat siswa menjadi lebih respect dalam pelatihan. Siklus ke II menujukkan siswa sudah mampu memerankan dan mempraktikkan semua keterampilan komunikasi antar pribadi dengan benar, dari hasil tindakan siklus II dapat dilihat dari tabel bahwa terjadi peningkatan skala dari rendah ke sedang, dan sedang ke tinggi dan pada pra tindakan dan siklus yang pertama tidak adanya hasil kriteria sangat tinggi, sedangkan pada hasil tindakan siklus ke II ada yang dapat mencapai kriteria sangat tinggi yaitu 9 anak. Hasil presentase mencapai 83,3% . hasil ini menyudahi penelitian karena kriteria keberhasilan peneliti yang semula ditargetkan sebesar 75% sudah terlampaui dan nilai rata-rata keterampilan komunikasi anatar pribadi siswa kelas XI Kecantikan Kulit SMKN 6 Yogyakarta sudah mencapai pada kategori tinggi. Hasil pada siklus II telah berjalan dengan baik dan telah terjadi peningkatan keterampilan komunikasi antar pribadi siswa. Peningkatan tesebut dapat dilihat dari perbadingan hasil pra-tindakan, stelah tindakan siklus I dan II seperti pada tabel berikut :
102
Tabel 21. Hasil Skala Pra-Tindakan,Tindakan Siklus I dan Tindakan Siklus II No. Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
AI AL AN AR CA DA DR GS HJ IR IG LG MA ME NA NI NO NU PM RP RI ST TA VR WO WI WU YOF YOK YU
Pra-Tindakan Skor Kategori 66 Rendah 107 Tinggi 68 Rendah 65 Rendah 68 Rendah 93 Sedang 106 Tinggi 95 Sedang 66 Rendah 64 Rendah 67 Rendah 66 Rendah 66 Rendah 95 Sedang 117 Tinggi 104 Tinggi 67 Rendah 68 Rendah 96 Sedang 96 Sedang 66 Rendah 95 Sedang 96 Sedang 96 Sedang 96 Sedang 119 Tinggi 67 Rendah 119 Tinggi 96 Sedang 68 Rendah
TindakanI Skor Kategori 66 Rendah 107 Tinggi 68 Rendah 65 Rendah 89 Sedang 93 Sedang 106 Tinggi 95 Sedang 90 Sedang 64 Rendah 94 Sedang 93 Sedang 66 Rendah 95 Sedang 117 Tinggi 104 Tinggi 92 Sedang 93 Sedang 96 Sedang 96 Sedang 95 Sedang 95 Sedang 96 Sedang 96 Sedang 96 Sedang 119 Tinggi 67 Rendah 119 Tinggi 96 Sedang 68 Rendah
103
Skor 92 140 121 117 119 120 143 126 119 97 122 118 117 124 148 142 109 114 111 122 122 114 113 128 117 126 102 136 150 103
TindakanII Kategori Sedang Sangat Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Tinggi
Berikut hasil observasi pada siswa selama melakukan training keterampilan komunikasi antar pribadi pada siklua II:
No
Tabel 22. Aktivitas Pengamatan Siswa Siklus II Aspek yang diamati Keterangan
1
Antusias Siswa dalam Siswa sudah aktif dalam mengikuti Respect Training, mengikuti Respect yaitu siswa terlihat bersemangat dan memiliki antusias yang tinggi Training
2
Keaktifan siswa dalam materi „membangun komitment‟ Pemahaman siswa materi „membangun komitment‟
Siswa sudah aktif, berusaha membangun komitmen bersama dengan teman-temannya
Keaktifan siswa dalam materi „membangun sikap respect’ Pemahaman siswa dalam materi „membangun sikap respect’ Keaktifan siswa dalam materi „mengungkapkan perasaan‟ Pemahaman siswa dalam materi „mengungkapkan perasaan‟ Keaktifan siswa dalam materi „strategi mengatasi konflik‟ Pemahaman siswa dalam materi „strategi mengatasi konflik‟ Umpan balik positif siswa kepada guru
Siswa aktif mengikuti guru dalam mendengarkan materi sikap respect yang diberikan oleh guru
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Siswa sudah mulai memahaminnya untuk berkomitmen menyelesaikan respect-training dengan baik
Siswa sudah memahami materi-materi cara membangun sikap respect pada oranglain Siswa aktif berusaha memahami mengungkapkan perasaan Siswa sudah perasaan
memahami
dalam
materi
dalam
mengungkapkan
Siswa sudah aktif dalam mengikuti materi strategi mengatasi konflik Siswa sudah memiliki pemahaman yang baik dalam mengatasi konflik Respon siswa tinggi dalam menanggapi apa yang disampaikan oleh guru
Kemampuan memberi Siswa sudah mampu menindak lanjuti materi-materi bahan tindak lanjut dalam Respect Training
104
J.
Refleksi dan Evalusi Refleksi dilakukan untuk memberi evaluasi pada perencanaan dan tindakan yang telah dilakukan, dengan melihat hasil pengamatan, proses tindakan, wawancara dan skala. Respect training yang dilakukan guna membuat perubahan sikap dan untuk memberikan informasi dan respon-respon yang tepat guna membatu meningkatkan keterampilan berkomunikasi pada siswa, sudah diterapkan sesuai RPP dan berjalan sudah cukup baik. Berikut grafik hasil pra-tindakan dan hasil siklus I dan II dari skala keterampilan komunikasi antar pribadi:
Chart Title Pre-Test
Post-Test I
Post Test II
20 14
13 7
0 0 0 Sangat Rendah
19
5
6 3 3
0 Rendah
0 0 Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
Gambar 4. Grafik Pre-Test, Post-Test Subyek Penelitian Berdasarkan hasil pengamatan sebelumdiberikan tindakan dan tindakan silkus I siswa belum menunjukan sikap respect dengan temanteman dikelasnya maupun dengan guru dikelas hal terebut ditujukkan dengan perilaku siswa sebagai berikut:
105
1. Komunikasi siswa masih kurang jelas ketika memberikan masukan maupun penjelasan terhadap guru yang sedang mengajar. 2. Siswa masih mudah marah, dan saling menghina teman yang lain ketika ada teman yang lain belum jelas tentang respect-training sehingga menimbulkan kegaduhan di dalam kelas. Hasil pengamatan pada Siklus II siswa menunjukkan adanya peningkatan dalam perilaku dan sikap dalam berkomunikasi sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan: a. Kemampuan siswa dalam berkomunikasi terlihat dengan baik dan sopan, mau mendengarkan ketika teman sedang bercerita ataupun berpendapat, berani menyampaikan perasaan maupun bersikap respect tehadap teman-teman dikelas maupun diluar kelas. b. Siswa tidak mudah berfikir negatif terhadap teman-temannya dan mulai berani berbicara secara jelas dan terperinci. c. Terlihat keterampilan komunikasi siswa semakin banyak, siswa mampu memahami orang lain, terlihat saat permainan peran “mendengar atau mendengarkan dengan penuh pemahaman” dan pada permainan “ saling menerima dan mendukung”. Siswa semakin mampu berkomunikasi dengan baik dan tidak mudah marah. Ketika ada teman yang belum paham siswa yang lain mau memberikan penjelasan dan pengarahan kepada temannya dengan baik.
106
K. Pembahasan Berdasarkan hasiltes dan observasi singkat yang dilakukan kepada siswa kelas XI kecantikan kulit SMKN 6 yogyakarta diketahui bahwa terjadi peningkatan keterampilan komunikasi antar pribadi yang dilakukan melalui respect training. Hal ini menunjukkan sifat terampil dalam berkomunikasi antar pribadi siswa menjadi semakin membaik. Hasil tersebut dapat diketahui dari presentase yang diukur dari skala keterampilan komunikasi antar pribadi. Terjadi peningkatan pada siklus I dibandingkan denganpra tindakan terjadi penambahan skor pada kategori sedang dari nskor 13 anak menjadi 20 anak, dan terjadi penurunan pada kategori rendah sebanyak 14 anak menjadi 7 anak. Pada siklus II terjadi peningkatan kategori rendah menjadi 0 siswa, kategori sedang menjadi 5 siswa, kategori tinggi menjadi 19 siswa dari 3 siswa pada pra tindakan dan siklus I, dan pada kategori sangat tinggi terdapat 6 siswa. Hasil tersebut dapat dijumlah dalam presentase menjadi 83,3% siswa dalam kategori tinggi ini menujukkan bahwa terjadi peningkatan dari tiap siklus yang dilakukan peneliti. Peningkatan hasil skala keterampilan komunikasi antar pribadi dapat dilihat bagaimana nilai presentase siswa yang menunjukkan mereka sudah mencapai kriteria, indikator nkeberhasilan memberikan kriteria keberhasilan dengan standar sebesar 75% sudah tergolong tinggi, jika masih kurang maka siklus akan diulangi. Keberhasilan penelitian ini ditunjukkan dengan hasil presentase pada siklus II sebesar 83,3% siswa
107
dalam kategori tinggi, hal ini menujukkan bahwa nilai keterampilan komunikasi antar pribadi siswa sudah tergolong melebihi dari standar dan sudah mencapai target. Hasil tersebut dikuatkan dengan hasil observasi yang menujukkan peningkatan yang semakin membaik pada keterampilan siswa dalam hal mendengarkan dan memahami isi pembicaraan, mengungkapkan perasaan serta dapat menyelesaikan konflik secara pribadi maupun sosial dengan baik. Observasi ini sebagai pendukung serta penguat hasil skala yang telah dilakukan oleh peneliti. Pengaruh respect-training dalam meningkatkan keterampilan komunikasi antar pribadi dapat dari hasil skala pra-tindakan, hasil siklus I, hasil siklus II. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mami Hajaroh dkk. (2009) yang meneliti tentang “Pelatihan Respect Education Bagi Guru untuk Mencegah Kekerasan Di Sekolah Dasar”, Membuktikan bahwa pelatihan respect memberikan pengaruh bagi guru dan dapat menanamkan sikap respect. Lebih dari 8,2% dalam post tes dari skor rata-rata 7,2 pre tes guru benar-benar menanamkan sikap dan perilaku respect. Keterampilan komunikasi antar pribadi merupakan kemampuan seseorang untuk menyampaikan dan memberi respon pesan, pikiranpikiran, informasi, gagasan, perasaan, dan bahkan emosi kepada orang lain secara jelas dan layak. Keterampilan yang harus dipahami dalam melakukan proses komunikasi adalah:
108
1. Memahami isi pesan yang akan disampaikan, 2. Mampu mengkomunikasikan apa yang ada dalam pikiran, 3. Mampu saling menerima, 4. Serta mampu memecahkan konflik secara pribadi maupun konflik bersama. Tujuan dari adanya keterampilan dasar komunikasi adalah agar mampu menjalin hubungan yang akrab hangat dan produktif dengan orang lain. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa respect-training dapat meningkatkan keterampilan komunikasi antar pribadi seperti halnya dengan penelitian yang terdahulu dengan hasil nenujukkan bahwa respect training dapat mencegah perilaku bulliying dan dapat meningkatkan perilaku respect. L. Keterbatasan penelitian 1. Waktu penelitian terbagi untuk istirahat dan shalat, sehingga waktu penelitian terbagi untuk menjalankan shalat sehingga pada jam 11.30 siswa sudah minta untuk keluar sehingga konsentrasi siswa menjadi terganggu dan waktu menjadi kurang efektif untuk melakukan diskusi lebih banyak lagi. 2. Pada hari terakhir penelitian, karena siswa memiliki banyak kegiatan untuk gladi bersih pentas seni yang akan dilakukan sebelum Ujian Akhir Semester dilakukan, yaitu pada hari minggu tanggal 30 November 2015 sehingga waktu penelitian terbagi untuk siswa berlatih.
109
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa keterampilan komunikasi antar pribadi siswa dapat ditingkatkan melalui respect training dalam 2 siklus dan 5 tindakan sebagai berikut: 1. Tindakan pertama berupa training membangun komitmen bersama, yang bertujuan membangun komitmen bersama mengenai tujuan belajar dan apa yang akan menjadi tolak ukur keberhasilan pelatihan. 2. Tindakan kedua mendengarkan dengan penuh pemahaman agar peserta semakin terampil mendengarkan dan memberikan tanggapan penuh pemahaman dalam komunikasi. 3. Tindakan ketiga mengungkapkan perasaan agar memiliki kemampuan mendiskusikan tentang pengunkapan perasaan secara jelas dan efektif. 4. Tindakan keempat membahas tentang penerimaan dan dukungan. Memberikan kesempatan untuk peserta untuk berpraktik mengkomunikasikan penerimaan kepada orang lain dalam bentuk mendengarkan dengan penuh pemahaman dan menunjukkan kehangatan. Memberikan dukungan bagi peserta yang bermasalah untuk bersama-sama mencari solusi mengatasi masalah tersebut.
5. Tindakan kelima strategi dalam mengatasi konflik menjadi lebih menyadari tingkah laku dan perasaan kita selama mengalami pertentangan dengan orang lain.
110
Tindakan-tindakan tersebut berhasil meningkatkan keterampilan komunikasi antar pribadi siswa XI Kecantikan Kulit I
SMKN 6
Yogyakarta dilihat dari hasil data-data yang terkumpul, yaitu dari hasil skala keterampilan komunikasi anatar pribadi, hasil pengamatan. Hasil pra tindakan skala keterampilan komunikasi antar pribadi menunjukkan bahwa keterampilan komuniasi siswa berada pada kategori rendah dan sedang dengan kategori tinggi 3 siswa (10,0%), sedang ada 13 siswa (43,3%), dan rendah ada 14 siswa (46,7%) dan pada skor siklus I belum terjadi peningkatan sehingga diulangi lagi pada siklus II menunjukkan adanya kenaikkan hasil presentase mencapai 83,3%, hasil ini menyudahi penelitian karena kriteria keberhasilan peneliti yang semula ditargetkan sebesar 75% sudah terlampaui dan nilai rata-rata keterampilan komunikasi anatar pribadi siswa kelas XI Kecantikan Kulit SMKN 6 Yogyakarta sudah mencapai pada kategori tinggi. B. Saran Berdasar hasil pembahasan hasil penelitian diatas ada beberapa saran yang ingin peneliti samapaikan : 1. Bagi siswa Siswa dapat mempraktikkan keterampilan komunikasi antar pribadi dalam kehidupan sehari-hari, kepada sesama teman sebaya, orang yang lebih muda maupun orang yang lebih tua.
111
2. Bagi guru BK Mengenalkan berbagai bentuk keterampilan komunikasi antar pribadi
dan
menambah
pengetahuan
mengenai
bagaimana
mengimplementasikan keterampilan tersebut di lapangan dalam bentuk berperilaku respect dalam segala situasi. Respect pada diri dan orang lain bentuk sikap dan perilaku yang dapat meningkatkan keterampilan komunikasi antar pribadi dan membuat lingkungan sekitar terasa lebih nyaman dan damai. Guru BK mengarahkan kepada guru-guru lain agar semakin banyak guru yang memahami tentang komunikasi antar pribadi yang efektif dan pentingnya respect pada diri dan orang lain akan tercipta budaya sekolah yang aman dan nyaman bagi anak. 3. Bagi peneliti selanjutnya Mempersiapkan
waktu
tersendiri
sebelum
penelitian
untuk
berkoordinasi mengenai waktu pelaksanaan tindakan yang efektif bagi siswa agar hasil tindakan dapat meningkat secara optimal.
112
DAFTAR PUSTAKA Abraham H. Maslow. (1993). Motivasi dan Kepribadian. Jakarta: PT. Pustaka Binawan Presindo. Anas Sudijono. (2011). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Arifin, Anwar. (2008). Ilmu Komunikasi : Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta: PT Raja Graindo Persada. Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur penelitian suatu pendekatan dan praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan dan praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Aw, Suranto. (2011). Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu Aqib, Zaenal. (2006). Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung: Yrama Widya. Bungin, Burhan. (2006). Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Cangara, Hafied. (2014). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada. . (2007). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada Dewa Ketut Sukardi. (2008). Analisis Inventori Minat dan Kepribadian. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Dewa Ketut Sukardi. (1993). Analisis Inventori Minat dan Kepribadian. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Eva Imania Eliasa. Pentingnya Sikap Respek Bagi Pendidik dalam Pembelajaran. Diakses dari:http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132318571/Microsoft%20Wo rd%20%20PENTINGNYA%20SIKAP%20RESPEK%20BAGI%20PENDIDIK %20DALAM%20PEMBELAJARAN.pdf. pada tanggal 16 April 2015 pukul 07:43 WIB.
113
Effendi, Onong Uchjana. (2004). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Efianingrum, Ariefa M.Si .dkk. ( 2009). Pengembangan Model Pelatihan Respect bagi Guru untuk Mencegah Kekerasan di Sekolah Dasar. Lemlit UNY: Laporan Penelitian. Herry
Hermawan. (2012). Menyimak“Keterampilan Terabaikan”. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Komunikasi
yang
Identifikasi Fenomena, Faktor, dan Fungsi Respect sebagai usaha Peningkatan Kualitas (Nilai - nilai & Sikap Kerja Positif) Sumber Daya Manusia. Diakses dari: https://www.researchgate.net/profile/P_Tommy_Y_Suyasa/publication/2 60750898_Identifikasi_Fenomena_Faktor_dan_Fungsi_Respect_sebaga i_usaha_Peningkatan_Kualitas_Nilainilai_Sikap_Kerja_Positif_Sumber_Daya_Manusia/links/0deec5321f316 11b5a000000.pdf pada tanggal 23 April 2015 jam 13.22 WIB. Kathryn Geldard & David Geldard terjemahan Eka Adinugraha. (2011). Konseling Remaja. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Liliweri, Alo. (1991). Komunikasi Antarpribadi. Bandung: CitraAditya Bakti. M. Ali dan M. Asrori. (2004). Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Mami Hajaroh. (2008). Respect: Pendidikan untuk Mencegah Kekerasan di Scotlandia. FIP UNY: Majalah Ilmiah Fondasia. Mar‟at, Samsunuwiyati. (2005). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya. Mberia. (2011). Communication Training Module. International Journal of Humanities and Social Science. Vol. 1 No. 20. Jomo Kenyatta University. Pengertian Sikap. Diakses dari: http://kbbi.web.id/sikap pada tanggal 16 April 2015 pukul 12.22 WIB. Prijosaksono, Ariwibowo. (2003). If You Want to be Rich and Happy: Maximize Your Strength. Jakarta: Elex Media Komputindo. Ridwan. (2008). Bimbingan dan Konseling di sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ridwan. (2007). Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika. Bandung: Alfabeta.
114
Riri
Lestari. (2007). Diklat Penjenjangan Auditor Mengendali Teknis “Interpersonal Skill”. Dikeluarkan Oleh Pusat Pendidikan Dan Pelatihan Pengawasan BPKP Dalam Rangka Diklat Sertifikasi JFA Tingkat Penjenjangan Auditor Pengendali Teknis.
Rochiati Wiriaatmadja. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Rochiati Wiriaatmadja. (2012). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya. Ruben, Brent D, Stewart, Lea P. (2005). Communication and Human Behaviour. USA: Alyn and Bacon. Rudi Mulyatiningsih, dkk. (2006). Bimbingan Pribadi-Sosial, Belajar, dan Karier. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Santrock. J. W. (2003). Adolenscence. Jakarta: Erlangga. Sri Rumini dan Siti Sundari. (2004). Perkembangan anak dan remaja. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suratiknya. (1995). Komunikasi Antar Pribadi. Yogyakarta: Kanisius. Teori
hirarki Kebutuhan. Diakses dari: file:///F:/TUJUAN%20KULIAH/DATA2%20KOMUNIKASI%20Respe ct/TEORY%20ABRAHAM%20MASLOW%20maslow.html pada tanggal 17 Maret 2014 pukul 11.20 WIB.
Usman, Hasaini dan Setiada, Akbar Purnomo. (2001). Metodelogi Penelitian Sosial. Bandung: Bumi Aksara. Walgito, Bimo. (1994). Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM. Walgito, Bimo. (1997). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset. Walgito, Bimo. (1998). Psikologi Sosial. Yogyakarta: Andi Offset. Winkel & MM Sri Hastuti. (2004). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.
115
Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama. (2010). Mengenal penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Indeks. Wood, Julia T. (2013). Komunikasi Interpersonal Interaksi Keseharian. Jakarta: Salemba Humanika. Yusuf, Syamsu dan Nurihsan. (2006). Landasan bimbingan & konseling. Bandung: Remaja Rosdakarya. Yusuf, Syamsu & Nurihsan, A. Juantika. (2009). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
116
LAMPIRAN
117
Lampiran I , Skala keterampilan komunikasi antar pribadi sebelum diuji validitas PENGANTAR
Perihal
: Permohonan Pengisian Angket
Kepada, AnggotaSiswa kelas XI KK SMKN 6 YOG
Dengan hormat, Saya mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, bermaksud akan melakukan penelitian mengenai meningkatkan keterampilan komunikasi antar pribadi melalui respect training. Berkaitan dengan hal tersebut, saya mengharapkan kesediaan dan partisipasi Anda untuk meluangkan sedikit waktunya guna mengisi beberapa pernyataan di bawah. Pernyataan yang disajikan tidak mengandung jawaban benar dan salah. Jawaban yang paling tepat adalah jawaban yang sesuai dengan kondisi Anda yang sesungguhnya. Untuk itu, saya berharap Anda dapat memberikan jawaban yang sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan, perasaan dan pikiran Anda. Kerahasiaan identitas dan jawaban yang Anda berikan dijamin oleh peneliti. Atas waktu dan kesediaan dalam menjawab setiap pernyataan di bawah ini saya ucapkan terimakasih.
Yogyakarta, November 2015
Peneliti
Nanik Tri Wahyuni
118
PETUNJUK MENGERJAKAN
1. Isilah identitas diri Anda terlebih dahulu. 2. Bacalah setiap pernyataan di bawah ini dengan teliti, kemudian berikan tanda cek () pada jawaban yang sesuai dengan keadaan diri Anda pada kolom yang telah disediakan. 3. Setiap pernyataan dalam angket ini tersedia lima alternatif jawaban, yang terdiri dari : Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Kurang Sesuai (KS ) dan Tidak Sesuai (TS). 4. Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada pernyataan yang terlewat. Contoh : No
Pernyataan
1
Saya mendengarkan dengan penuh perhatian untuk memahami pemikiran seseorang
SS
Jawaban S KS
TS
Jika jawaban yang telah Anda pilih ternyata tidak sesuai dan Anda ingin menggantinya maka berikan tanda sama dengan (=) pada jawaban yang kurang tepat. Contoh : No
Pernyataan
1
Saya mendengarkan dengan penuh perhatian untuk memahami pemikiran seseorang
SS
Jawaban S KS
Selamat mengerjakan dan terimakasih atas kesediaan dan kesungguhan Anda dalam mengisi angket ini.
119
TS
IDENTITAS
Nama
:
Usia
:
Jenis Kelamin : L/P (Lingkari yang sesuai)
Skala Keterampilan Komunikasi Antar Pribadi NO
PERNYATAAN
A. Mendengarkan dengan penuh pemahaman 1 Saya mendengarkan dengan penuh perhatian untuk memahami pemikiran seseorang 2 Saya memperhatikan perilaku orang lain untuk memahami mereka dengan baik 3 Untuk menghindari kesalahpahaman,saya mengajukan pertanyaanpertanyaan yang dapat memperjelas apa yang dikatakan orang lain 4 Saya bersikap acuh dan tidak mendengarkan apa yang disampaikan oleh orang lain 5 Saya tidak memperhatikan isi pembicaraan jika hal tersebut tidak penting bagi saya 6 Saya bersikap tidak peduli jika ada orang yang mengajak bicara 7 Apa yang disampaikan oleh orang lain tidak perlu dipahami jika tidak berguna 8 Saya mendengarkan dengan baik apa yang disampaikan oleh orang lain 9 Saya menghargai pendapat teman yang berbeda 10 Saya berusaha memahami maksud dan tujuan dari isi pembicaraan 11 Perkataan sendiri lebih berharga daripada pernyataan orang lain 12 Jika tidak mengerti apa yang disampaikan, tidak perlu untuk memahaminya B. Mengungkapkan pikiran dan perasaan secara jelas 13 Saya memberikan rincian yang cukup sehingga mudah dipahami 14 Saya mengatakan apa yang saya maksudkan dan rasakan 15 Saya memahami sesuatu yang kompleks dan menerangkannya dengan jelas 16 Semua yang saya pikirkan saya sampaikan dengan baik, agar jelas dan dimengerti 17 Untuk memperjelas apa yang saya sampaikan, saya mengulangnya agar lebih mudah dipahami 18 Saya menggunakan gerakan tubuh untuk memperjelas apa yang saya
120
TINGKAT PERSETUJUAN SS S KS TS
sampaikan 19 20 21 22 23
Saya merasa wajah saya pucat ketika berada didepan banyak orang Saya merasa kehilangan konsentrasi ketika berbicara dengan orang lain Ketika berbicara saya tidak dapat mengekspresikan tubuh dan suara saya Saat proses diskusi saya sering mengurungkan niat untuk berbicara Bila keterangan saya tidak jelas, saya membiarkan orang lain menanyakannya dari pada meneruskannya dan menjelaskannya sendiri 24 Gerakan tubuh tidak penting dalam memperjelas apa yang disampaikan oleh seseorang C. Saling menerima dan mendukung 25 Saya memberikan penghargaan dan pujian yang baik atas pernyataan yang disampaikan 26 Ketika saya mengkritik orang, saya menawarkan saran-saran untuk perbaikan 27 Saya akan membantu teman yang mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang lain 28 Saya akan mendukung apa yang disampaikan oleh teman, dikarenakan apa yang disampaikan tersebut adalah baik 29 Saya bisa menerima pujian tanpa berpura-pura malu, dan bisa menerima hormat atau penghargaan dari orang lain tanpa merasa bersalah 30 Saya cenderung menolak usaha orang lain untuk mendominasi atau memerintah dan mengatur diri saya 31 Saya bisa menerima orang lain dengan cara menunukkan kehangatan dan rasa suka atau senang 32 Saya mendengarkan masukan yang saya terima dari orang lain 33 Saya membiarkan keinginan dan kebutuhan orang lain dikarenakan prinsip yang berbeda 34 Saya tidak melibatkan teman yang saya tidak suka dalam mengerjakan tugas kelompok 35 Saya lebih suka mengerjakan tugas secara mandiri daripada kelompok 36 Saya tidak melibatkan Teman-teman dalam mengerjakan tugas kelompok 37 Untuk memperoleh perspektif yang berbeda, saya tidak perlu meminta masukan dari berbagai kalangan 38 Saya meminta masukan dari orang lain bukan untuk pengembangan diri saya, namun untuk mencari pujian 39 Saya tidak suka menerima masukan dari teman, saya lebih memilih ideide sendri 40 Saya hanya menerima masukan dari teman yang saya percayai saja dan tidak mau menerima masukan dari orang lain D. Menyelesaikan konflik 41 Saya menghilangkan ketegangan antara diri saya dan orang lain dengan cara berunding 42 Sejak dari awal, saya mencari kesepakatan ketimbang kemenangan
121
43 44 45
46 47 48 49 50 51
52
Saya berusaha keras untuk memahami kebutuhan dan minat orang lain dan lebih suka berunding Saya memfokuskan usaha pada pemecahan masalah, bukannya menyalahkan orang lain ketika terbentur pada masalah Ketika saya mencapai kesepakatan dengan orang lain, saya memastikan bahwa kita berpegang pada kesepakatan tersebut Jika terjadi konflik dengan teman lebih baik saya menghindar dengan cara berdiam diri Lebih baik berkelahi daripada kalah Jika Anda tidak dapat membuat orang lain bepikir seperti Anda, saya memaksa dia untuk bertindak seperti saya Anda memukul punggung saya, saya akan memukul punggung Anda Saya akan memaksakan kehendak saya daripada harus berunding yang memakan waktu lama Jika tidak terjadi kesepakatan, saya selalu berusaha memaksakan kehendak saya lebih bisa diterima dalam menyelesaikan masalah Mata diganti mata adalah suatu peraturan yang adil Jika terjadi konflik saya lebih suka menghindari daripada harus berunding
~~~ Terimakasih dan Semoga sukses ~~~
122
Lampiran 2, uji validitas Jika r hitung > r tabel berarti valid Jika r hitung < r tabel berarti tidak valid Digunakan tingkat kepercayaan 95% Tingkat signifikansi = 100% - tingkat kepercayaan = 100% - 95% = 5% = 0,05 Jumlah responden = 30 R tabel (95% ; 30) = 0,361 butir pernyataan
r hitung
r tabel
keterangan
1
0.451
0.361
valid
2
0.419
0.361
valid
3
0.440
0.361
valid
4
0.469
0.361
valid
5
0.447
0.361
valid
6
0.575
0.361
valid
7
0.413
0.361
valid
8
0.412
0.361
valid
9
0.471
0.361
valid
10
0.469
0.361
valid
11
0.448
0.361
valid
12
0.417
0.361
valid
13
0.412
0.361
valid
14
0.479
0.361
valid
15
0.149
0.361
tidak valid
16
0.416
0.361
valid
17
0.067
0.361
tidak valid
123
18
0.413
0.361
Valid
19
0.535
0.361
Valid
20
0.225
0.361
tidak valid
21
0.467
0.361
Valid
22
0.100
0.361
tidak valid
23
0.507
0.361
Valid
24
0.476
0.361
Valid
25
0.443
0.361
Valid
26
0.466
0.361
Valid
27
0.394
0.361
Valid
28
0.435
0.361
Valid
29
0.431
0.361
Valid
30
0.441
0.361
Valid
31
0.450
0.361
Valid
32
0.415
0.361
Valid
33
0.192
0.361
tidak valid
34
0.256
0.361
tidak valid
35
0.254
0.361
tidak valid
36
0.213
0.361
tidak valid
37
0.278
0.361
tidak valid
38
0.443
0.361
Valid
39
0.521
0.361
Valid
40
0.413
0.361
Valid
41
0.407
0.361
Valid
42
0.482
0.361
Valid
43
0.425
0.361
Valid
124
44
0.416
0.361
valid
45
0.474
0.361
valid
46
0.458
0.361
valid
47
0.217
0.361
tidak valid
48
-0.079
0.361
tidak valid
49
0.082
0.361
tidak valid
50
0.257
0.361
tidak valid
51
0.420
0.361
valid
52
0.435
0.361
valid
125
Lampiran 3, Skala keterampilan komunikasi antar pribadi setelah diuji validitas PENGANTAR
Perihal
: Permohonan Pengisian Angket
Kepada, AnggotaSiswa kelas XI KK SMKN 6 YOG
Dengan hormat, Saya mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, bermaksud akan melakukan penelitian mengenai meningkatkan keterampilan komunikasi antar pribadi melalui respect training. Berkaitan dengan hal tersebut, saya mengharapkan kesediaan dan partisipasi Anda untuk meluangkan sedikit waktunya guna mengisi beberapa pernyataan di bawah. Pernyataan yang disajikan tidak mengandung jawaban benar dan salah. Jawaban yang paling tepat adalah jawaban yang sesuai dengan kondisi Anda yang sesungguhnya. Untuk itu, saya berharap Anda dapat memberikan jawaban yang sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan, perasaan dan pikiran Anda. Kerahasiaan identitas dan jawaban yang Anda berikan dijamin oleh peneliti. Atas waktu dan kesediaan dalam menjawab setiap pernyataan di bawah ini saya ucapkan terimakasih.
Yogyakarta, November 2015
Peneliti
Nanik Tri Wahyuni
126
PETUNJUK MENGERJAKAN
1. Isilah identitas diri Anda terlebih dahulu. 2. Bacalah setiap pernyataan di bawah ini dengan teliti, kemudian berikan tanda cek () pada jawaban yang sesuai dengan keadaan diri Anda pada kolom yang telah disediakan. 3. Setiap pernyataan dalam angket ini tersedia lima alternatif jawaban, yang terdiri dari : Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Kurang Sesuai (KS ) dan Tidak Sesuai (TS). 4. Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada pernyataan yang terlewat. Contoh : No
Pernyataan
1
Saya mendengarkan dengan penuh perhatian untuk memahami pemikiran seseorang
SS
Jawaban S KS
TS
Jika jawaban yang telah Anda pilih ternyata tidak sesuai dan Anda ingin menggantinya maka berikan tanda sama dengan (=) pada jawaban yang kurang tepat. Contoh : No
Pernyataan
1
Saya mendengarkan dengan penuh perhatian untuk memahami pemikiran seseorang
SS
Jawaban S KS
TS
Selamat mengerjakan dan terimakasih atas kesediaan dan kesungguhan Anda dalam mengisi angket ini.
127
IDENTITAS
Nama
:
Usia
:
Jenis Kelamin : L/P (Lingkari yang sesuai)
Skala Keterampilan Komunikasi Antar Pribadi NO
PERNYATAAN
A. Mendengarkan dengan penuh pemahaman 1 Saya mendengarkan dengan penuh perhatian untuk memahami pemikiran seseorang 2 Saya memperhatikan perilaku orang lain untuk memahami mereka dengan baik 3 Untuk menghindari kesalahpahaman,saya mengajukan pertanyaanpertanyaan yang dapat memperjelas apa yang dikatakan orang lain 4 Saya bersikap acuh dan tidak mendengarkan apa yang disampaikan oleh orang lain 5 Saya tidak memperhatikan isi pembicaraan jika hal tersebut tidak penting bagi saya 6 Saya bersikap tidak peduli jika ada orang yang mengajak bicara 7 Apa yang disampaikan oleh orang lain tidak perlu dipahami jika tidak berguna 8 Saya mendengarkan dengan baik apa yang disampaikan oleh orang lain 9 Saya menghargai pendapat teman yang berbeda 10 Saya berusaha memahami maksud dan tujuan dari isi pembicaraan 11 Perkataan sendiri lebih berharga daripada pernyataan orang lain 12 Jika tidak mengerti apa yang disampaikan, tidak perlu untuk memahaminya B. Mengungkapkan pikiran dan perasaan secara jelas 13 Saya memberikan rincian yang cukup sehingga mudah dipahami 14 Saya mengatakan apa yang saya maksudkan dan rasakan 15 Semua yang saya pikirkan saya sampaikan dengan baik, agar jelas dan dimengerti 16 Saya menggunakan gerakan tubuh untuk memperjelas apa yang saya sampaikan 17 Saya merasa wajah saya pucat ketika berada didepan banyak orang 18 Ketika berbicara saya tidak dapat mengekspresikan tubuh dan suara saya 19 Bila keterangan saya tidak jelas, saya membiarkan orang lain 128
TINGKAT PERSETUJUAN SS S KS TS
menanyakannya dari pada meneruskannya dan menjelaskannya sendiri 20 Gerakan tubuh tidak penting dalam memperjelas apa yang disampaikan oleh seseorang C. Saling menerima dan mendukung 21 Saya memberikan penghargaan dan pujian yang baik atas pernyataan yang disampaikan 22 Ketika saya mengkritik orang, saya menawarkan saran-saran untuk perbaikan 23 Saya akan membantu teman yang mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang lain 24 Saya akan mendukung apa yang disampaikan oleh teman, dikarenakan apa yang disampaikan tersebut adalah baik 25 Saya bisa menerima pujian tanpa berpura-pura malu, dan bisa menerima hormat atau penghargaan dari orang lain tanpa merasa bersalah 26 Saya cenderung menolak usaha orang lain untuk mendominasi atau memerintah dan mengatur diri saya 27 Saya bisa menerima orang lain dengan cara menunukkan kehangatan dan rasa suka atau senang 28 Saya mendengarkan masukan yang saya terima dari orang lain 29 Saya meminta masukan dari orang lain bukan untuk pengembangan diri saya, namun untuk mencari pujian 30 Saya tidak suka menerima masukan dari teman, saya lebih memilih ideide sendri 31 Saya hanya menerima masukan dari teman yang saya percayai saja dan tidak mau menerima masukan dari orang lain D. Menyelesaikan konflik 32 Saya menghilangkan ketegangan antara diri saya dan orang lain dengan cara berunding 33 Sejak dari awal, saya mencari kesepakatan ketimbang kemenangan 34 Saya berusaha keras untuk memahami kebutuhan dan minat orang lain dan lebih suka berunding 35 Saya memfokuskan usaha pada pemecahan masalah, bukannya menyalahkan orang lain ketika terbentur pada masalah 36 Ketika saya mencapai kesepakatan dengan orang lain, saya memastikan bahwa kita berpegang pada kesepakatan tersebut 37 Jika terjadi konflik dengan teman lebih baik saya menghindar dengan cara berdiam diri 38 Jika tidak terjadi kesepakatan, saya selalu berusaha memaksakan kehendak saya lebih bisa diterima dalam menyelesaikan masalah Mata diganti mata adalah suatu peraturan yang adil 39 Jika terjadi konflik saya lebih suka menghindari daripada harus berunding
~~~ Terimakasih dan Semoga sukses ~~~ 129
Lampiran 4, Alur Pelatihan Respect Alur Pelatihan Respect SESI MATERI 1. Membangun komitmen
Membangun komitmen dan menunjukkan sikap respect
2. Mengungkapkan perasaan
Mengungkapkan perasaan
3.
Mendengarkan dengan penuh pemahaman
Menjadi pendengar aktif
4. Penerimaan dan dukungan
Saling menerima dan mendukung
5. Mengatasi konflik
Strategi dalam mengatasi konflik
130
Lamiran 5,lembar observasi 1. Lembar Observasi Kegiatan Guru Lembar Observasi Guru Hari/Tanggal : ............................ Jam: ........................................... Aspek yang Dinilai
Kualitatif
Kegiatan Awal 1. Guru dalam menciptakan antusias Siswa dalam mengikuti Respect Training Kegiatan Inti (Tindakan 1,2,3,4,5,6) 2. Keaktifan guru dalam penyampaian „membangun sikap respect’ 3. Keaktifan guru dalam penyampaian „mengungkapkan perasaan‟ 4. Keaktifan guru dalam penyampaian „Menerima dan Mendukung‟ 5. Keaktifan guru dalam penyampaian „strategi mengatasi konflik‟ 6. Umpan balik positif guru kepada siswa Kegiatan Akhir 7. Kemampuan memberi bahan tindak lanjut
materi materi materi materi
1. Guru sudah menciptakan antusias, contohnya guru sudah membuat siswa tertarik dengan materi dengan cara membuka kegiatan dengan eksplorasi mengenai komitmen belajar yang akan dilakukan selanjutnya. 2. Ada beberapa yang menghambat keaktifan guru dalam menyampaikan materi membangun sikap respect pada awal pelatihan, siswa belum fokus karena banyak kegiatan dan membuat guru harus menunggu siswa agar fokus ke materi. 3. Guru aktif, memimpin diskusi dan menjelaskan cara pengungkapan perasaan yang benar. 4. Guru atif, mendampingi siswa yang berdiskusi dan memberikan penjelasan bagi yang masih bingung. 5. Guru aktif, mendampingi siswa yang berdiskusi. 6. Guru dengan sabar memberikan umpan balik jika terjadi diskusi dengan guru, sehingga siswa mudah untuk memahami materi. 7. Kemampuan guru memberikan tindak lanjut, kurang terealisasikan karena waktu sudah mepet, siswa di bulan desember melakukan kegiatan PI (Praktik Industri) sehingga tindak lanjut tidak dilakukan.
...................,.............. 2015 Guru
Observer
(..........................)
(..............................)
131
Lembar Observasi Kegiatan Siswa Lembar Observasi Hari/Tanggal : ............................ Jam: ........................................... Aspek yang ditinjau: Membangun Komitmen, Membangun Sikap Respect, Mengungkapkan Perasaan, Saling Menerima dan Mendukung, Strategi Mengatasi Konflik No Aspek yang diamati Keterangan 1
Antusias Siswa dalam mengikuti Respect Training
2
Keaktifan siswa dalam materi „membangun komitment‟ Pemahaman siswa materi „membangun komitment‟ Keaktifan siswa dalam materi „membangun sikap respect’ Pemahaman siswa dalam materi „membangun sikap respect’ Keaktifan siswa dalam materi „mengungkapkan perasaan‟ Pemahaman siswa dalam materi „mengungkapkan perasaan‟ Keaktifan siswa dalam materi „strategi mengatasi konflik‟ Pemahaman siswa dalam materi „strategi mengatasi konflik‟ Umpan balik positif siswa kepada guru Kemampuan memberi bahan tindak lanjut
3 4 5 6 7 8 9 10 11
132
Aktivitas Pengamatan Siswa Setelah dilakukan tindakan Respect Training siklus I No
Aspek yang diamati
Keterangan
1
Antusias Siswa dalam Siswa kurang aktif dalam mengikuti Respect mengikuti Respect Training, yaitu siswa terlihat tidak semangat Training
2
Keaktifan siswa dalam materi „membangun komitment‟ Pemahaman siswa materi „membangun komitment‟ Keaktifan siswa dalam materi „membangun sikap respect’ Pemahaman siswa dalam materi „membangun sikap respect’ Keaktifan siswa dalam materi „mengungkapkan perasaan‟ Pemahaman siswa dalam materi „mengungkapkan perasaan‟ Keaktifan siswa dalam materi „strategi mengatasi konflik‟ Pemahaman siswa dalam materi „strategi mengatasi konflik‟ Umpan balik positif siswa kepada guru
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Siswa pasif, tidak terdorong untuk membangun komitmen bersama dengan temannya Siswa terlihat pemahamannya kurang tentang caracara berkomitmen Siswa kurang aktif dalam mengikuti guru dalam memberikan materi sikap respect Pemahaman siswa kurang membangun sikap respect
dalam
materi
Keaktifan siswa kurang dalam memahami materi pengungkapan perasaan
Siswa kurang memahami dalam mengungkapkan perasaan
Siswa pasif dalam mengikuti materi strategi mengatasi konflik Pemahaman siswa yang kurang dalam strategi mengatasi konflik Umpan balik siswa yang kurang dalam menanggapi guru
Kemampuan memberi Kemampuan siswa yang kurang dalam bahan tindak lanjut menindaklanjuti materi-materi Respect Training
133
Aktivitas Pengamatan Siswa Setelah dilkasanakan Respect Training siklus II No 1
2
Aspek yang diamati
Keterangan
Antusias Siswa dalam Siswa sudah aktif dalam mengikuti mengikuti Respect Respect Training, yaitu siswa terlihat bersemangat dan memiliki antusias yang Training tinggi Keaktifan siswa dalam Siswa sudah aktif, berusaha membangun materi „membangun komitmen bersama dengan temankomitment‟ temannya
3
Pemahaman siswa materi Siswa sudah mulai memahaminnya untuk „membangun komitment‟ berkomitmen menyelesaikan respecttraining dengan baik
4
Keaktifan siswa dalam Siswa aktif mengikuti guru dalam materi „membangun mendengarkan materi sikap respect yang sikap respect’ diberikan oleh guru
5
Pemahaman siswa dalam materi „membangun sikap respect’ Keaktifan siswa dalam materi „mengungkapkan perasaan‟ Pemahaman siswa dalam materi „mengungkapkan perasaan‟ Keaktifan siswa dalam materi „strategi mengatasi konflik‟ Pemahaman siswa dalam materi „strategi mengatasi konflik‟ Umpan balik positif siswa kepada guru
6
7
8
9
10
11
Siswa sudah memahami materi-materi cara membangun sikap respect pada oranglain Siswa aktif berusaha memahami materi dalam mengungkapkan perasaan Siswa sudah memahami mengungkapkan perasaan
dalam
Siswa sudah aktif dalam mengikuti materi strategi mengatasi konflik Siswa sudah memiliki pemahaman yang baik dalam mengatasi konflik Respon siswa tinggi dalam menanggapi apa yang disampaikan oleh guru
Kemampuan memberi Siswa sudah mampu menindak lanjuti bahan tindak lanjut materi-materi dalam Respect Training
134
Lembar Observasi Kegiatan Siswa MATERI I: MEMBANGUN KOMITMEN Nomor Kegiatan/Respon 1. Siswa apabila memberi tanggapan melakukannya secara runtut.
2. 3. 4. 5.
6. 7.
8.
Tallis/Nilai 2/ Negatif Masih ada siswa yang tidak mau memberikan tanggapan 1/ sangat negatif
Siswa mendukung teman yang berpendapat Dilihat dari ketepatan kehadiran, Siswa 3 / positif hadir tepat waktu. Siswa akif bertanya dan menanggapi 3/ positif Siswa memberi masukan/tambahan 1/ sangat negatif teman yang menyampaikan pendapat Siswa banyax yang tidax memperhatixan xetixa temannya menyampaixan pedapat Keaktifan siswa dalam pelatihan 3/ positif (siswa aktif mengemukakan pendapat) Sering memberikan kesemptan kepada 2/ negatif yang lain dalam melakukan pembicaraan Siswa ada yang xurang sabar dalam menyampaixan pendapat/ masuxan Menghargai kritik teman, 2 / negatif memperlihatkan sikap menerima. Total 17 Rata-Rata Sedang
135
MATERI 2: MENUNJUKKAN SIKAP RESPECT Nomor Kegiatan/Respon 1. Siswa apabila memberi tanggapan melakukannya secara runtut. 2. Siswa mendukung teman yang berpendapat 3. Dilihat dari ketepatan kehadiran, Siswa hadir tepat waktu. 4. Siswa akif bertanya dan menanggapi 5. Siswa memberi masukan/tambahan teman yang menyampaikan pendapat 6. Keaktifan siswa dalam pelatihan (siswa aktif mengemukakan pendapat) 7. Sering memberikan kesemptan kepada yang lain dalam melakukan pembicaraan 8. Menghargai kritik teman, memperlihatkan sikap menerima. Total Rata-Rata
Tallis/Nilai 2/ Negatif 2/ Negatif 2/ Negatif 3/ Positif 2/ Negatif 1/ Sangat Negtif 2/ Negatif 2/ Negatif 16 2 / Negatif
MATERI 3: MENGUNGKAPKAN PERASAAN Nomor Kegiatan/Respon 1. Siswa apabila memberi tanggapan melakukannya secara runtut. 2. Siswa mendukung teman yang berpendapat 3. Dilihat dari ketepatan kehadiran, Siswa hadir tepat waktu. 4. Siswa akif bertanya dan menanggapi 5. Siswa memberi masukan/tambahan teman yang menyampaikan pendapat 6. Keaktifan siswa dalam pelatihan (siswa aktif mengemukakan pendapat) 7. Sering memberikan kesemptan kepada yang lain dalam melakukan pembicaraan 8. Menghargai kritik teman, memperlihatkan sikap menerima. Total Rata-Rata
136
Tallis/Nilai 2/ Negatif 2/ Negatif 2/ Negatif 3/ Positif 2/ Negatif 1/ Sangat Negtif 2/ Negatif 2/ Negatif 19 2 / Negatif
MATERI 4: mendengarkan dengan penuh pemahaman Nomor Kegiatan/Respon 1. Siswa apabila memberi tanggapan melakukannya secara runtut. 2. Siswa mendukung teman yang berpendapat 3. Dilihat dari ketepatan kehadiran, Siswa hadir tepat waktu. 4. Siswa akif bertanya dan menanggapi 5. Siswa memberi masukan/tambahan teman yang menyampaikan pendapat 6. Keaktifan siswa dalam pelatihan (siswa aktif mengemukakan pendapat) 7. Sering memberikan kesemptan kepada yang lain dalam melakukan pembicaraan 8. Menghargai kritik teman, memperlihatkan sikap menerima. Total Rata-Rata
Tallis/Nilai 2/ Negatif 2/ Negatif 3/ positif 3/ Positif 2/ Negatif 3/ Positif 2/ Negatif 3/ Positif 20 3 / Positif
MATERI 5: Saling menerima dan mendukung Nomor Kegiatan/Respon 1. Siswa apabila memberi tanggapan melakukannya secara runtut. 2. Siswa mendukung teman yang berpendapat 3. Dilihat dari ketepatan kehadiran, Siswa hadir tepat waktu. 4. Siswa akif bertanya dan menanggapi 5. Siswa memberi masukan/tambahan teman yang menyampaikan pendapat 6. Keaktifan siswa dalam pelatihan (siswa aktif mengemukakan pendapat) 7. Sering memberikan kesemptan kepada yang lain dalam melakukan pembicaraan 8. Menghargai kritik teman, memperlihatkan sikap menerima. Total Rata-Rata
137
Tallis/Nilai 2/ Negatif 2/ Negatif 3/ positif 3/ Positif 2/ Negatif 3/ Positif 2/ Negatif 3/ Positif 20 3 / Positif
MATERI 6: Strategi dalam mengatasi konflik Nomor Kegiatan/Respon 1. Siswa apabila memberi tanggapan melakukannya secara runtut. 2. Siswa mendukung teman yang berpendapat 3. Dilihat dari ketepatan kehadiran, Siswa hadir tepat waktu. 4. Siswa akif bertanya dan menanggapi 5. Siswa memberi masukan/tambahan teman yang menyampaikan pendapat 6. Keaktifan siswa dalam pelatihan (siswa aktif mengemukakan pendapat) 7. Sering memberikan kesemptan kepada yang lain dalam melakukan pembicaraan 8. Menghargai kritik teman, memperlihatkan sikap menerima. Total Rata-Rata
138
Tallis/Nilai 2/ Negatif 2/ Negatif 3/ positif 3/ Positif 2/ Negatif 3/ Positif 2/ Negatif 3/ Positif 20 3 / Positif
Lembar observasi materi Penilaian No
Materi
Materi
Metode
Alat
Media
Mencairkan kebekuan (Ice breaking) dan membangun komitmen 3 4 3 2 2 Respect, 4 3 3 3 3 Mendengarkan dengan penuh pemahaman 4 4 3 2 4 Mengungkapkan Perasaan 3 3 3 2 5 Saling Menerima dan Mendukung 3 4 3 3 6 Strategi dalam Mengatasi Konflik 4 4 3 3 Keterangan : Berikan penilaian anda dengan memberikan angka 1. Jika sangat kurang baik 2. Jika kurang baik 3. Jika sedang 4. Baik 5.Sangat baik Berikan komentar, pendapat, pesan, kesan Anda terhadap respect training:
Interaksi Fasilitator
Interaksi Pesertapeserta
Kondisi pada saat pelatihan
4 4
4 4
3 4
3 3
3 3
4 3
4
4
3
4
3
4
1
139
Lampiran 6, laporan hasil penelitian
Hasil Pre Test Statistics Pre test Valid
30
N Missing
0
Pre test Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Rendah
14
46,7
46,7
46,7
Sedang
13
43,3
43,3
90,0
Tinggi
3
10,0
10,0
100,0
Total
30
100,0
100,0
Valid
140
Hasil Post Test I
Statistics Post Test I Valid
30
N Missing
0
Post Test I Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Rendah
7
23,3
23,3
23,3
Sedang
20
66,7
66,7
90,0
Tinggi
3
10,0
10,0
100,0
Total
30
100,0
100,0
Valid
141
Hasil Post Test II Statistics Post Test II Valid
30
N Missing
0
Post Test II Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Sangat Tinggi
6
20,0
20,0
20,0
Sedang
5
16,7
16,7
36,7
Tinggi
19
63,3
63,3
100,0
Total
30
100,0
100,0
Valid
142
SATUAN LAYANAN KEGIATAN MATERI 1 BIMBINGAN DAN KONSELING 1 2 3
Bidang Bimbingan dan Konseling : Judul Materi:
4
Hasil yang ingin dicapai :
Tujuan :
PRIBADI-SOSIAL Respect a. Siswa dapat menujukkan sikap saling menghargai dalam berkomunikasi. b. Mengungkapkan perasaan dihargai dalam berkomunikasi. c. c. Memiliki proses komunikasi dalam perspektif respect. a. Siswa memiliki kemampuan untuk mendengarkan. b. Siswa mampu membantu orang lain supaya merasa dipahami / dihargai. c. Siswa memahami manfaat lain yang diperoleh setelah belajar.
5
Metode :
a. Bermain Peran b. Diskusi c. Pemberian Tugas
6
Fungsi layanan :
Pemahaman Memperoleh skill
7
Jenis layanan : Sasaran :
Layanan Dasar Siswa Kelas X Jurusan KK II SMKN 6 Yogyakarta
Alokasi Waktu : Media :
1 x 45 Menit Spidol, Kertas Plano, Lembar Observasi
8
9 10
143
Deskripsi proses: No
Tahap
Kegiatan Konselor
1.
Membuka
-
-
2.
Kegiatan Inti
Penghantar: Membuka kegiatan dengan perkenalan dan membangun komitmen bersama sebagai bentuk kontrak belajar untuk kesuksesan dalam pelatihan respect training. Memberikan pengantar tentang sikap respect. Konselor menjelaskan tujuan melakukan pelatihan respect dan mengintruksikan bagaimana pelaksanaan kegiatan pelatihan.
Siswa Alokasi Waktu :
Media : 1. Konselor membagi kelomok secara acak menjadi 10 kelompok yang berjumlah 3 siswa. Deskripsi proses: 2. Konselor meminta siswa untuk menuliskan perilaku-perilaku bahwa seseorang tidak mendengarkan (acuh tak acuh). 3. kemudian peserta diminta untuk melakukan permainan peran. 4. Konselor memberikan instruksi cara pelaksanaan kegiatan. 5. Peserta tetap pada kelompok masingmasing, kemudian
144
Estimas Waktu 1 x 45 Menit
Spidol, Kertas Plano, Lembar Observasi
konselor membagikan showing respect workstreet. 3.
Penutup
-
-
-
Konselor dan siswa melakukan refleksi terhadap pengalaman peserta dan menuliskannnya dalam selembar kertas. Evaluasi proses dengan mengamati perilaku dengan menggunakan lembar observasi. Analisis pada hasil karya siswa, verbal dan perilaku. Konselor menutup layanan bimbingan dengan salam.
- Siswa melakukan refleksi dengan guru terhadap pengalaman masingmasing.
- Siswa menjawab salam.
Referensi : -
Efianingrum, Ariefa M.Si .dkk.( 2009). Pengembangan Model Pelatihan Respect bagi Guru untuk Mencegah Kekerasan di Sekolah Dasar. Lemlit UNY: Laporan Penelitian.
Materi Terlampir* Yogyakarta, 22 Oktober 2015 Mahasiswa Praktikum,
Nanik Tri Wahyuni NIM. 09104244038
145
10 menit
LATIHAN MENUJUKKAN SIKAP RESPECT 1. PENDAHULUAN Pada sesi ini menunjukan bahwa sikap menghargai orang lain harus ditunjukkan dalam setiap situasi. Dalam kenyataan nya kebanyakan orang kurang menunjukkan sikap respect dalam berkomunikasi dengan orang lain. Komunikasi hanya bersikap formalitas. Sedangkan kita sebangai manusia harus mampu menghargai orang lain sekaigus mengetahui makna. Perilaku respect dapat dilihat dalam komunikasi dengan orang lain, apakah dia menunjukkan sikap menghargai, peduli, acuh tak acuh atau hanya basa-basi. 1. KOMPETENSI DASAR Memahami sikap dan praksis respectdan menunjukkan sikap respect 2. INDIKATOR
Menunjukkan sikap saling menghargai dalam berkomunikasi
Mengungkapkan perasaan dihargai dalam berkomunikasi
Memiliki proses komunikasi dalam perspektif respect
3. PENGALAMAN BELAJAR Memiliki kemampuan untuk mendengarkan dan membatu orang lain supaya merasa dipahami / dihargai. 4. METODE PELATIHAN A. Bermain peran B. Diskusi C. Pemberian tugas
146
5. MEDIAN DAN ALAT A. Spidol B. Kertas plano C. Lembar observasi 6. LANGKAH-LANGKAH PELATIHAN 1. Fasilitator meminta peserta untuk memikirkan perilaku-perilaku yang menunjukkan bahwa seseorang tidak mendengarkan (acuh-tak acuh ketika orang lain berbicara kepadanya). 2. Peserta menuliskan ide-ide pada kertas yang tersedia tentang bagaimana mengidentifikasi seseorang itu mendengarkan atau tidak (memperhatikan atau menanggapi secara verbal). 3. Peserta dibagi menjadi 7 (tujuh) kelompok untuk mempraktikkan “mendengar aktif/mendengarkan”. Masing-masing kelompok terdiri dari 3 orang. A memberitahu atau bercerita kepada B, tentang sesuatu selama 1 menit, sedangkan C mengamatiketerampilan si B dalam mendengarkan dan menanggapi cerita/ kisah yang disampaikan si A dan diharapkan dapat member dukungan terhadap permasalahan yang dihadapi si A. fasilitator memilih topic-topik terfokus dan ringan. Missal : jam berapa bangun pagi?, Tadi sarapan apa?, berangkat sekolah naik apa?, masing-masing anggota kelompok bertukar peran dengan sebagai A,B dan C.
147
4. Peserta tetap pada kelompok masing-masing dan setiap kelompok dibagikan kartu sumber nomor 1 dan showing respect worksheet pada peserta
dan
mereka
diminta
menggabarkan
poster
tentang
"memperlihatkan respek” kemudian poster ditempel didinding. 5. Peserta boleh memberi catatan tambahan yang positif dibagian belakang kertas worksheet ketika melakukan pengamatan kemudian dibicarakan bersama-sama. 6. Peserta dan fasilitator melakukan refleksi terhadap pengalaman peserta dalam mendengar aktif dan menuliskannya dalam selembar kertas. 7. EVALUASI Evaluasi proses dalam mengamati perilaku dengan menggunakan lembar observasi. Analisis pada hasil karya peserta, verbal dan perilaku. MATERI RESPECT Menurut Robin S.Dillon, respect / menghormati mempunyai makna penting dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai anak, kita diajarkan untuk menghormati orang tua, guru-guru, dan orag-orang yang lebih tua, aturan sekolah, tradisi, budaya keluarga, perasaan dan hak-hak orang lain, bendera negara, pemimpin negara, kebenaran dan perbedaan pendapat. Ketika kita menjadi bertambah dewasa dan kemudian tua, kita semakin mampu untuk menilai arti respek bagi kehidupan, kita menggelenggelengkan kepala tika kita melihat orang yang tidak menghargai dirinya sendiri maupun orang lain. sebaliknya kita mempberikan penghormatan yang tinggi kepada orang yang dipandang sebagai tokoh teladan. 148
Kita dapat percaya bahwa semua orang memandang respek sebagai hal yang dinilai baik. Kita dapat belajar bahwa pekerjaan
dan relasi
dengan orang lain menjdi beban bila kita tidak menerimanya dengan respek. Adanya kerusakan lingkungan yang hebat membuat kita mampu berfikir bahwa kita harus menghormati alam. Adanya aborsi dan hukuman mati menunjukkan kita tidak adanya penghormatan terhadap kehidupan manusia.
Perbedaaan
kultural,
ras,
adanya
kelompok
minoritas
membutuhkan respek agar tidak terjadi diskriminasi, agar kedudukan sama, dalam hal ini respek memiliki bersifat mutual (timbal balik). Nilai espek terhdap diri sendiri dapat saja kita dapatkan secara Cuma-Cuma. Atau kita dapat menemikan arti penting respek ketika respek terhadap diri kita terancam atau kita harus berjuang mempertahankannya dalam lingkungan nyang buruk /jahat. Respek dan menghormati diri adalah bagian dari kebijaksanaan hidup sehari-hari yang saling berkaitan sehingga tidak mungkin kita dapat menghargai orang lain jika kita tidak dapat menghargai diri kita sendiri dan tidak mungkin pula kita dapat menghormati diri kita sendiri ketika orang lain tidak menghormati kita. Konsep respek meliputi bidang yang sangat luas. Tetapi para ahli memfokuskan pada respek sebagai inti dari nilai moral yang sangat
149
penting dan menjadi dasar /fondasi bagi semua kewajiban dan taggung jawab manusia. Sikap respek umumnya merupakan relasi antara subyek dan obyek. Artinya subyek menanggapi obyek dengan perspektif tertentu dan dengan cara-cara tertentu pula. Respek itu terarah, terlihat dan tertuju pada obyek tertentu. Hanya manusia yang dapat memperlihatkan respek atau tidak respek, respek manusia, makhluk rasional yang dapat mengenali dan mengetahui sesuatu mempunyai kesadaran diri dan respon terarah pada sesuatu. Mempunyai nilai-nilai dalam diri yang berusaha diungkapkan lewat komunikasi dan sikap yang positif. Asal-usul respek adalah dri bahasa laitin respicere, yang berarti “melihat kebelakang” atau “melihat lagi” idenya adalah untuk memberi perhatian yang selayaknya pada obyek tertentu. Keutamaan dari respek terdapat pada aspek perhatian yang penuh sehingga kita dapat melihat suatu obyek secara jernih, porposional, tanpa adanya hasrat pribadi atau sikap suka maupun tidak suka, netral, tidak zolim. Birch (1993) mengatakan bahwa respek melibatkan pengalaman langsung, yaitu pengalaman bahwa seseorang harus memperhatikan dan menanggapi seseuatu secara tepat. Respek melibatkan deference (rasa hormat), dalam arti yang sangat mendasar adalah penyerapan diri dan konsentrasi diri untuk memberikan pertimbangan terhadap suatu obyaek, suatu motif, atau perasan yang
150
diterimanya secara obyektif sehingga ia bertindak tepat sesuai dengan keadaan obyek,. Pada saat yang sama respek juga merupakan sebuah ekspresi dari seseorang yang sifatnya bebas, menunjukkan adanya petimbnagan rasional dan keputusan reflektif/obyektif. Sifat-sifat
respek
memiliki
dimensi
kognitif
(keyakinan
pengetahuan, keputusan, kesenjangan, komitmen) dimensi afektif (emosi, perasaan , cara2 mengalami sesuatu)
dan dimensi konatif( motivasi,
disposisi untuk membuat dan menahan diri untuk bertindak) dan dalam beberapa hal juga berdimensi penilaian. Sikap dipandang sebagai bagian sentral dari tindakan respek dan menjadi model perlakuan respek sejauh ada prinsip-rinsip respek yang terlihat di dalam sikap itu.
151
SATUAN LAYANAN KEGIATAN MATERI 2 BIMBINGAN DAN KONSELING 1
Bidang Bimbingan dan Konseling :
2 3
Judul Materi:
4
Hasil yang ingin dicapai :
5
Metode :
6 7
Fungsi layanan : Jenis layanan : Sasaran :
Pemahaman Layanan Dasar Siswa Kelas X Jurusan KK II SMKN 6 Yogyakarta
Alokasi Waktu : Media :
1 x 45 Menit Kertas dan buku
8 9 10
Tujuan :
PRIBADI-SOSIAL Mendengarkan Dengan Penuh Pemahaman a. Agar peserta semakin terampil mendengarkan dan memberikan tanggapan penuh pemahaman dalam komunikasi.
a. Siswa mampu mendengarkan dan menanggapi isi pembicaraan dengan penuh pemahaman
a. Diskusi b. Kerja kelompok
Deskripsi proses: No
Tahap
Kegiatan Konselor
1.
Membuka
-
Penghantar: Konselor menjelaskan maksud dan tujuan melakukan layanan bimbingan di
152
Siswa - Mendengarkan intruksi dari konselor.
Estimas Waktu 5 menit
-
2.
Kegiatan Inti
3.
Penutup
kelasdanmenjelaskanbahwap elatihanadalahsebuahupayam engatasihaltersebut. Konselor menjelaskan tujuan melakukan pelatihan mendengarkandenganpenuhp emahaman
6. Konselor mengintruksikansiswa agar membentukpasangpasangan, yang disebutAatau B 7. Konselor memberikan instruksi cara pelaksanaan kegiatan Penjelasandibawah 8. Konselormengintruksika nlagiuntukmembentukan ggotakelompoksejumlah 4 orang. Penjelasandibawah -
-
-
Guru dan siswa menyimpulkan setelahkegitantersebuttelassel esai. Evaluasi proses dengan mengamati perilaku dengan menggunakan lembar observasi. Analisis pada hasil karya siswa, verbal dan perilaku. Konselor menutup layanan bimbingan dengan salam.
153
- Menjalankanapa yang telah di intruksikanolehkons elor.
30 menit
10menit - Siswa menjawab salam.
Referensi : -
Efianingrum, Ariefa M.Si .dkk.( 2009). Pengembangan Model Pelatihan Respect bagi Guru untuk Mencegah Kekerasan di Sekolah Dasar. Lemlit UNY: Laporan Penelitian.
Materi Terlampir* Yogyakarta, 22 Oktober 2015 Mahasiswa Praktikum,
Nanik Tri Wahyuni NIM. 09104244038 MATERI MENDENGARKAN DENGAN PENUH PEMAHAMAN LATIHAN: TUJUAN: Agar peserta semakin terampil mendengarkan dan memberikan tanggapan penuh pemahaman dalam komunikasi. PROSEDUR: 1. Peserta diminta membentuk pasangan-pasangan. Dalam pasangan, seorang disebut A, yang lain B. 2. A diminta membuat pernyataan kepada B, entah tentang dirinya sendiri, tentang B, atau tentang apa saja. Diusahakan agar pernyataanpernyataannya sungguh-sungguh bermakna sehingga kita mampu membangkitkan perasaan bagi mereka berdua. 3. B memprafasekan pernyataan A. Artinya, dengan kata-kata sendiri memantulkan kembali pernyataan A, mengungkapkan kembali apa makna pernyataan A baginya. Usahakan jangan samapai terjadi debat atau diskusi. Jadi, A sekedar memberikan pernyataan, B
154
memprafasekannya. Secara lebih konkret berapa aturan umum dalam memberikan parafrase adalah sebagai berikut: a. Ungkapkan kembali perasaan-perasaan dan pikiran-pikiran pembicara dengan kata-kata si pembicara. b. Mulailah dengan kata-kata, seperti “Anda merasa........”, “Anda mengira bahwa........”, “Menurut hemat Anda....”, “kadang-kadang Anda punya kesan bahwa....”, dan sejenisnya. c. Dalam memparafrasekan pernyatan-pernyataan orang lain, sebalinya dihindarkan memberikan kesan menyetujui atau menolak. Juga, jangan sekali-sekali menuduh, mengintepresentasikan, memberi nasehat, membujuk atau mempengaruhi. 4. A membuat pernyataan kedua kepada B, B memparafrasekan nya. 5. A membuat pernyataan ketiga kepadan B , B memparafrasekannya. 6. Proses diatas dibalik. B membuat pernyataan kepada A, A memparafrasekannya. 7. Masih dalam pasangan, para peserta diminta menjawab pernyataanpernyataan berikut secara tertulis: a. Bagaimana rasanya mengemukakan pendapat atau pernyataan dan diparafrasekan oleh orang lain? b. Bagaimana rasanya memparafrasekan pernyataan yang dikemukakan oleh orang lain? 8. Dalam kelompok yang lebih besar (disarankan kelompok empat orang), para peserta diminta mendefinisikan pengalaman-pengalaman mereka, dengan panduan pernyataan-pernyataan berikut:
155
a. Apakah Anda merasa kesulitan dalam mendengarkan teman Anda selama latihan ini, mengapa? b. Apakah Anda merasa tak mampu mengungkapkan apa yang sebenarnya ingin Anda ungkapkan? Mengapa? c. Bagaimana reaksi Anda terhadap parafrase yang dikemukakan oleh teman Anda? Menurut Anda, apakah teman Anda menangkap apa yang sebenarnya ingin Anda ungkapkan ? d. Apakah cara teman Anda mengungkapkan diri mempengaruhi kemampuan Anda dalam mendengarkan? Bagaimana konkritnya? e. Bagaimana perbedaan perasaan Anda selama membawakan kedua peran di atas (sebagai pengirim dan penerima)?
156
SATUAN LAYANAN KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING 1 2 3
Bidang Bimbingan dan Konseling : Judul Materi: Tujuan :
4
Hasil yang ingin dicapai :
5
Metode : Fungsi layanan :
6 7
8 9 10
PRIBADI-SOSIAL Mengungkapkan Perasaan a. Peserta dapat mengenali pengungkapan perasaan yang bukan merupakan deskripsi. b. Mengungkapkan perasaan dihargai dalam berkomunikasi. c. Peserta memahami bentuk pengungkapan perasaan secara verbal yang efektif. Siswa mampu memahami cara mengungkapkan perasaan secara verbal yang efektif. a. Pemberian Tugas b. Diskusi Pemahaman , Memperoleh skill
Jenis layanan : Sasaran :
Layanan Dasar Siswa Kelas X Jurusan KK II SMKN 6 Yogyakarta
Alokasi Waktu : Media :
1 x 45 Menit Daftar pernyataan dan lembar jawaban
Deskripsi proses: No
Tahap
Kegiatan Konselor
1.
Membuka
-
-
Siswa
Penghantar: Konselor - Mendengarkan menjelaskan maksud dan intruksi dari konselor. tujuan melakukan layanan bimbingan di kelas. Konselor menjelaskan tujuan melakukan pelatihan respect dan mengintruksikan bagaimana pelaksanaan kegiatan pelatihan.
157
Estimas Waktu 5 menit
2.
Kegiatan Inti
3.
Penutup
9. Konselor membagi kelomok secara acak menjadi 10 kelompok yang berjumlah 3 siswa. 10. Peserta diminta mengerjakan item-item tersebut secara individual, dengan cara : memberikan tanda chek didepan pernyataan yang merupakan deskripsi perasaan pada setiap item. 11. Peserta diminta membandingkan jawabannya dengan jawaban teman-temannya dalam kelompok, serta mendiskusikannya pada perbedaan jawaban.
-
-
-
Konselor dan siswa melakukan refleksi terhadap pengalaman peserta dan menuliskannnya dalam selembar kertas. Evaluasi proses dengan mengamati perilaku dengan menggunakan lembar observasi. Analisis pada hasil karya siswa, verbal dan perilaku. Konselor menutup layanan bimbingan dengan salam.
158
-
Siswamelakukan kegiatansesuaide nganintruksi yang diberikankonselor .
30 menit
- Siswa melakukan refleksi dengan guru terhadap pengalaman masingmasing.
10 menit
- Siswa menjawab salam.
Referensi : -
Efianingrum, Ariefa M.Si .dkk.( 2009). Pengembangan Model Pelatihan Respect bagi Guru untuk Mencegah Kekerasan di Sekolah Dasar. Lemlit UNY: Laporan Penelitian.
Materi Terlampir* Yogyakarta, 22 Oktober 2015 Mahasiswa Praktikum,
Nanik Tri Wahyuni NIM. 09104244038
MATERI MENGUNGKAPKAN PERASAAN TUJUAN: 1. Peserta dapat mengenali pengunkapan perasaan yang bukan merupakan deskripsi. 2. Peserta memahami bentuk pengungkapan peasaan secara verbal yang efektif. PROSEDUR : a. Berikut ini disajikan 10 item. Setiap item terdiri dari dua atau tiga pernyataan. Salah satu pernytaan merupakan deskripsi perasaan. Lainnya juga merupakan pengngkapan perasaan, namun tidak berbentuk deskripsi. b. Peserta diminta membentuk kelompok-kelompok yang terdiri dari 3 orang. c. Peserta diminta mengerjakan item-item tersebut secara individual, dengan cara : memberikan tanda chek didepan pernyataan yang merupakan deskripsi perasaan pada setiap item. d. Peserta diminta membandingkan jawabannya dengan jawaban teman-temannya dalam kelompok, serta mendiskusikannya pada perbedaan jawaban. 159
DAFTAR ITEM 1. _______ a. Jangan ngebut! Cepat, kurangi kecepatan. _______ b. Caramu melarikan kendaraan seerti ini membuatku ngeri. 2. _______ a. Haruskah Anda menginjak kaki saya? _______ b. Anda ini memang sialan. Tenang saja Anda membuat saya tidak dapat bergerak. _______ c. Saya sangat jengkel pada Anda. Enak saja Anda menimpakan berat badan Anda yang dua kuintal itu ke atas kaki saya. 3. _______ a. Saya sangat gembira sebab memenangkan hadiah cerpen terbaik dimajalah kalam. _________ b. Indah benar hari ini 4. _______ a. Anda senang menolong orang lain. _______ b. Saya sungguh-sungguh menghargai gagasangagasan Anda. Pengetahuan Anda sangatn luas. 5. _______ a. Semua yang hadir disini senang ngobrol dengan Anda. _______ b. Bila semua merasa, Anda menyenangkan untuk diajak ngobrol. _______ c. Kami semua merasa, Anda menyenangkan untuk diajak ngobrol. 6. _______ a. Jika Anda tetap jorok, lebih baik saya pindah kos saja. _______ b. Pernahkah Anda melihat kamar sejorok ini? _______ c. Saya khawatir Anda tidak akan pernah mau ikut memberesi kamar kita. 7. _______ a. Buku ini sangat menarik. _______ b. Saya rasa buku ini kurang bermanfaat.
160
_______ c. Saya sangat senang membaca buku ini. 8. _______ a. Saya merasa tidak mampu memberikan sumbangan yang berharga bagi kelompok ini. _______ b. Saya tidak mampu memberikan sumbangan yang berharga bagi kelompok ini. 9. _______ a. Saya ini selalu gagal. Tak ada teman yang menyukai saya. _______ b. Susi memang jahat. Ia malah menertawakan saya waktu saya tunjukkan nilai saya yang buruk untuk mata pelajaran ini. _______ c. Saya sedih sebab saya jatuh dalam ujian mata pelajaran ini. 10. _______ a. Saya senang dan krasan berada di tengah teman-teman saya. _______ b. Rasanya selalu ada yang mendampingi setiap kali saya membutuhkan teman. _______ c. Saya merasa dihargai oleh teman-teman saya.
161
SATUAN LAYANAN KEGIATAN MATERI 4 BIMBINGAN DAN KONSELING 1 2
Bidang Bimbingan dan Konseling : Judul Materi:
3
Tujuan :
4
Hasil yang ingin dicapai :
5
Metode :
6
Fungsi layanan :
7
Jenis layanan : Sasaran :
Layanan Dasar Siswa Kelas X Jurusan KK II SMKN 6 Yogyakarta
Alokasi Waktu : Media :
1 x 45 Menit
8 9 10
PRIBADI-SOSIAL Saling Menerima Dan Mendukung
a. Memberikan kesempatan untuk berpraktik mengkomunikasikan penerimaan kepada orang lain dalam bentuk mendengarkan dengan penuh pemahaman dan menunjukkan kehangatan. Siswa mampu menerima orang lain saat berkomunikasi dengan cara mendengarkan dengan penuh pemahan dan menunjukkan kehangatan a. Kerja kelompok b. Diskusi Pemahaman , Memperoleh skill
Deskripsi proses: No
Tahap
Kegiatan Konselor
1.
Membuka
-
-
Siswa
Penghantar: Konselor - Mendengarkan menjelaskan maksud dan intruksi dari konselor. tujuan melakukan layanan bimbingan di kelas. Konselor menjelaskan tujuan melakukan pelatihan respect dan mengintruksikan bagaimana pelaksanaan kegiatan pelatihan.
162
Estimas Waktu 5 menit
2.
Kegiatan Inti
3.
Penutup
-
-
-
- Siswamelakukanke 12. Konselor membagi giatansesuaidengan kelomok secara acak intruksidarikonselo menjadi 10 kelompok r. yang berjumlah 3 siswa. 13. Bentuklah kelompokkelompok masingmasing beranggotakan tiga orang, dua orang diminta berdiskusi, satu orang menjadi pengamat. 14. Kedua orang yang berdiskusi menggunakan waktu 10 menit untuk mendiskusikan bagaimana persahabatan mereka duli dimulai dari tumbuh hingga sekarang. Atau, mereka boleh mendiskusikan topik apa saja yang menarik bagi mereka berdua. 15. Konselormeminta trio tersebutuntukbergantianp eran. - Siswa melakukan Konselor dan siswa refleksi dengan guru melakukan refleksi terhadap terhadap pengalaman peserta dan pengalaman masingmenuliskannnya dalam masing. selembar kertas. Evaluasi proses dengan mengamati perilaku dengan menggunakan lembar observasi. - Siswa menjawab Analisis pada hasil karya salam. siswa, verbal dan perilaku. Konselor menutup layanan bimbingan dengan salam.
163
30 menit
10 menit
Referensi : -
Efianingrum, Ariefa M.Si .dkk.( 2009). Pengembangan Model Pelatihan Respect bagi Guru untuk Mencegah Kekerasan di Sekolah Dasar. Lemlit UNY: Laporan Penelitian.
Materi Terlampir* Yogyakarta, 22 Oktober 2015 Mahasiswa Praktikum,
Nanik Tri Wahyuni NIM. 09104244038 MATERI SALING MENERIMA DAN MENDUKUNG TUJUAN Memberikan kesempatan untuk berpraktik mengkomunikasikan penerimaan kepada orang lain dalam bentuk mendengarkan dengan penuh pemahaman dan menunjukkan kehangatan. PROSEDUR 1. Bentuklah kelompok-kelompok masing-masing beranggotakan tiga orang, dua orang diminta berdiskusi, satu orang menjadi pengamat. Tugas yang berdiskusi adalah saling menunjukkan penerimaan. Tugas pengamat adalah memberikan umpan balik kepada kedua yang berdiskusi tentang seberapa berhasil mereka telah saling menunjukkan penerimaan. Dibawah disediakan lembar pengamatan untuk digunakan sebagai pedoman dalam mengamati kedua orang berdiskusi. 2. Kedua orang yang berdiskusi menggunakan waktu 10 menit untuk mendiskusikan bagaimana persahabatan mereka duli dimulai dari tumbuh
164
hingga sekarang. Atau, mereka boleh mendiskusikan topik apa saja yang menarik bagi mereka berdua. Jangan menggunakan waktu lebih dari dua menit untuk menentukan topik diskusi. Selama diskusi, kedua orang yang bediskusi harus mempraktikkan mendengarkan dengan penuh pemahaman dan menunjukkan kehangatan. Yang dimaksud mendengarkan dengan penuh pemahaman adalam memparafrasekan atau memantulkan perasaan dan pikiran yang diungkapkan itu. Jadi, harus mengungkap kata-kata maupun makna dibalik kata-kata yang diungkapkan oleh lawan bicara. Yang dimaksud menunjukkan kehangatan adalah mendeskripsikan perasaan-perasaan sendiri dan menggunakan isyarat-isyarat nonverbal berupa ekspresi wajah, nada suara, postur atau sikap tubuh, dan sebaginya dalam berdiskusi dengan lawan bicara. 3. Sesudah berdiskusi selama 10 menit, pengamat memberikan umpan balik kepada kedua orang yang berdiskusi tentang seberapa baik keduanya telah saling menunjukkan penerimaan. Umpan balik yang diberikan harus jelas dan spesifik.
4. Selanjutnya, setiap trio melakukan pergantian peran. Salah seorang yang berdiskusi kini menjadi pengamat, sedangkan kedua anggota lainnya kini bertugas melakukan diskusi. Kali ini, diskusikanlah apa yang paling paling kalian takuti dan apa yang kalian harapkan dalam menjalin persahabatan. 5. Lanjutkanlah dengan sesi memberikn umpan balik sebagaimana diatur dalam butur 3 diatas.
165
6. Sekali lagi bergantilah peran dan berdiskusilah mengapa kalian membutuhkan sahabat, dengan mengikuti petunjuk-petunjuk dalam butir 2 dan 3. LEMBAR PENGAMATAN : Menunjukkan penerimaan secara lisan Mendengarkan dengan penuh pemahaman
pribadi 1 pribadi 2
Memparafrasekan perasaan lawan bicara Dengan kata-kata sendiri Memparafrasekan pikiran lawan bicara Dengan kata-kata sendiri Tidak menunjukkan persetujuan Tidak menunjukkan penolakan Kedalaman tanggapan sesuai Tidak menambahkan makna Tidak mengurangi makna Tidak mengubah nada perasaan Menegosiasikan makna
166
Bahasa dapat dipahami Bahasa sesuai Menguji pesepsi terhadap perasaan lawan bicara Menunjukkan kehangatan lewat
pribadi 1
Deskripsi perasaan-perasaan sendiri Nada suar/bicara Ekspresi wajah Postur atau sikap tubuh Kontak mata Sentuhan Gestur atau gerak tubuh Jarak tempat Kesesuaian antara pengungkapan perasaan Secara verbal dan nonverbal
167
pribadi 2
SATUAN LAYANAN KEGIATAN MATERI 5 BIMBINGAN DAN KONSELING 1 2
3 4
5
Bidang Bimbingan dan Konseling : Judul Materi:
PRIBADI-SOSIAL
Tujuan : Hasil yang ingin dicapai :
Mengetahui sejauh mana kita menerima diri sendiri dan orang lain. Siswa mampu menerima orang lain saat menyelesaikan masalah dan diskusi.
Strategi mengatasi konflik
a. Kerja kelompok b. Diskusi Pemahaman Memperoleh skill
Metode : Fungsi layanan :
6 7
8 9
Jenis layanan : Sasaran :
Layanan Dasar Siswa Kelas X Jurusan KK II SMKN 6 Yogyakarta
Alokasi Waktu : Media :
1 x 45 Menit Spidol, Kertas Plano, Lembar Observasi
10
Deskripsi proses: No
Tahap
Kegiatan Konselor
1.
Membuka
-
-
Siswa
Penghantar: Konselor - Mendengarkan menjelaskan maksud dan intruksi dari konselor. tujuan melakukan layanan bimbingan di kelas. Konselor menjelaskan tujuan melakukan pelatihan strategi mengatasi konflik dan mengintruksikan bagaimana pelaksanaan kegiatan pelatihan.
168
Estimas Waktu 5 menit
2.
Kegiatan Inti
3.
Penutup
a. Menjelaskan intruksi - Siswa melakukan kegiatan “strategi mengatasi kegiatan sesuai konflik” dengan dengan intruksi mendiskusikan kejadian yang dari konselor. berjudul “Lubang Perlindungan”. b. Membentuk kelompokkelompok siswa terdiri dari 6 orang. Setiap anggota kelompok diminta membaca teks berjudul “lubang perlindungan”. c. Setiap kelompok diminta memilih enam orang yang diizinkan masuk lubang perlindungan. Waktu untuk mengambil keputusan: 20 menit. Selama berdiskusi, setiap anggota kelompok harus berusaha keras mempertahankan pendapatnya dengan memberikan alasan-alasan yang meyakinkan. - Siswa melakukan - Konselor dan siswa refleksi dengan guru melakukan refleksi terhadap terhadap pengalaman peserta dan pengalaman masingmenuliskannnya dalam masing. selembar kertas. - Evaluasi proses dengan mengamati perilaku dengan menggunakan lembar observasi. - Siswa menjawab - Analisis pada hasil karya salam. siswa, verbal dan perilaku. - Konselor menutup layanan bimbingan dengan salam.
169
30 menit
10 menit
Referensi : -
Efianingrum, Ariefa M.Si .dkk.( 2009). Pengembangan Model Pelatihan Respect bagi Guru untuk Mencegah Kekerasan di Sekolah Dasar. Lemlit UNY: Laporan Penelitian.
Materi Terlampir* Yogyakarta, 22 Oktober 2015 Mahasiswa Praktikum,
Nanik Tri Wahyuni NIM. 0910424403 LUBANG PERLINDUNGAN Kelompok
Anda
bertanggung
jawab
mengatur
dan
memantau pelaksanaan tugas di sejumlah stasiun percobaan yang terletak di temapat-tempat terpencil di ujung dunia. Kalian bekerja pada sebuah badan pemerintah yang berkantor pusat di wasington,D.C tiba-tiba pecah Perang Dunia III. Bom-bom nuklir mulai berjatuhan dan meledak dimana-mana. Praktis semua tempat di muka bumi hancur lebur. Orang berebutan menyelamatkan diri masuk ke lubang perlindungan. Lebih banyak yang binasa dari yang selamat. Kalian menerima pesan dari para petugas disalah satu stasiun per 10-petugas. Namun lubang perlindungan mereka hanya muat untuk 6 orang. Mereka tidak dapat memutuskan, siapa enam orang yang harus masuk kedalam lubang perlindungan . kesepuluh orang itu telah sepakat patuh, siapapun ke enam orang
170
yang akan kalian putuskan masuk ke lubang perlindungan . kalian tidak punya informasi yang cukup detail tentang kesepuluh petugas tersebut. Padahal waktu kalian untuk mengambil keputusan hanya ada 20 menit. Kalian sadar bahwa keenam orang yang akan kalian pilih itu mungkin satu-satunya kelompok manusia yang akan bertahan hidup menghadapi bencana niklir ini, dan yang akan meneruskan kehiduopan umat manusia. Dengan kata lain, keputusan kalian amat sangat penting. Bila kalian tak berhasil memutuskan dalam 20 menit kesepuluh petugas itu keburu tewas. Berikut ini adalah sekelumit informasi yang kalian miliki tentang kesepuluh petugas tersebut: Ahli tata buku, pria, berumur 31 tahun. Istri si ahli tata buku, sedang hamil 6 bulan. Mahasiswa kedokteran semester empat, pria aktivis. Sejarawan terkenal, pria, berumur 42 tahun. Artis nyanyi dan tari terkenal, wanita. Ahli biokimia, wanita. Pendeta, berumur 54 tahun, pria. Atlet terkenal dan serba bisa, pria. Siswa SMA, wanita. Anggota polisi, pria, berpistol.
171
TUJUAN PELATIHAN STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR Peserta memiliki sikap respek dan mampu meningkatkan pengetahuan, sikap, kepedulian, dan keterampilan dalam komunikasi antar pribadi.
INDIKATOR
MATERI AJAR
1. Menggali tanggapan peserta tentang Memiliki berbagai Membangun komitmen permasalahan komitmen bersama untuk respect mencapai danketerampilan keberhasilan komunikasi antar pelatihan pribadi. 2. Menggali harapan peserta terhadap pelatihan. 3. Menggali kesuksesan yang pernah diraih oleh peserta. 4. Mengidentifikasi kunci sukses yang pernah dialami oleh peserta. 5. Membangun komitmen bersama untuk suksesnya pelatihan.
172
PENGA-LAMAN BELAJAR
Peserta memiliki komitmen untuk mencapai keberhasilan pelatihan
METODE
SUBER BELAJAR/ MEDIA
Membuat Komitmen
Kertas Plano Spidol
PENILAIAN HASIL BELAJAR
Evaluasi proses untuk kerja dan pertanyaan lisan
Menunjukkan sikap respect
Mendengarkan dengan penuh pemahaman
Menunjukkan sikap menghargai dalam berkomunikasi mengungkapkan perasaan dihargai dalam komunikasi menilai proses komunikasi dalam perspektif respek. Agar peserta semakin terampil mendengarkan dan memberikan tanggapan penuh pemahaman dalam komunikasi.
Upaya untuk meningkatkan pemahaman mengenai pesan yang disampaikan orang lain dengan baik
Peserta dapat mengenali pengunkapan perasaan yang bukan merupakan deskripsi Membentuk suasana mendengarkan dengan penuh pemahaman dan
Diskusi tentang mengungkapkan perasaan agar pengungkapan dilakukan secara deskriptif Mengungkkapkan penerimaan secara lisan
Mengungkapkan perasaan
Saling menerima dan mendukung
Respect, Upaya untuk meningkatkan keterampilan komunikasi antar pribadi
173
Memiliki keterampilan untuk mendengarkan dan membantu orang lain supaya merasa dipahami / dihargai Memiliki keterampilan untuk mendengarkan dan membantu orang lain supaya merasa dipahami / dihargai Seorang mengungkapkan perasaan tidak secara deskriptif maka ungkapan perasaannya akan kabr dan tidak jelas. Mendengarkan dengan penuh pemahaman dan
Bermain peran Refleksi
Unjuk kerja Work Street
Unjuk kerja Bermain peran Refleksi
Work Street
Diskusi
Work Street
Unjuk kerja
Bermain peran , Diskusi
Work Street
Unjuk kerja
menunjukkan kehangatan Strategi dalam mengatasi konflik
Membentuk siswa agar mampu menyelesaikan permasalahan diri sendiri maupun secara kelompok.
menunjukkan kehangatan
Strategi saya dalam memecahkan konflik
174
Menyadari cara menyelesaikan konflik secara pribadi maupun kelompok.
Bermain peran , Diskusi
Work Street
Unjuk kerja
DATA UJI COBA NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
NAMA AIN ALF ANI ARI CAR DA DR GSK HJA IR IGD LGU MAR MEL NAD NIN NOV NUR PME RP RIS STA TAK VR WO WIS WUL YOF YOK YUN
1 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 2
2 3 3 3 4 3 2 3 2 3 4 4 3 3 4 4 3 3 2 3 4 4 3 2 4 2 4 2 3 3 2
3 3 2 2 4 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 4 4 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3
4 2 4 2 2 1 1 4 4 3 3 3 2 2 3 4 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2
5 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 4 4 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2
6 1 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4
7 4 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 4 2 2 4 2 4 3 3 4 3
8 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 4 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 4 3 2
9 1 2 3 3 4 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 1 3 4 3 3 1 4 2 4 1 4 4 1
10 1 3 3 1 3 3 3 4 2 1 3 2 2 4 4 2 1 3 4 4 2 2 2 2 4 3 3 4 3 3
11 3 4 3 3 2 4 4 3 2 2 4 2 2 4 4 3 3 2 2 4 2 3 1 4 1 4 2 3 1 3
12 2 2 2 3 2 3 2 4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2
13 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2
14 2 4 3 3 2 3 4 1 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3
15 2 2 2 3 3 3 2 4 3 3 3 4 2 2 4 2 2 2 4 3 4 3 2 2 2 3 2 1 4 3
16 2 4 2 3 3 3 4 2 4 4 4 3 2 3 3 2 3 3 3 3 4 2 2 4 3 4 2 4 4 3
17 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 2 4 3 3 1 3 3
18 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 2
19 3 4 3 3 3 2 4 4 3 2 3 3 3 3 3 4 2 3 3 2 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3
20 3 2 3 2 2 3 2 1 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 4 2 4 3 1 1 4 3 2 4 4 2
21 3 4 2 1 1 1 4 2 2 2 4 2 2 4 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 2 3 4 3 4
22 3 4 3 3 2 3 4 4 3 3 2 4 3 3 2 4 4 3 4 3 4 3 3 1 3 3 3 4 4 4
23 2 4 3 3 3 2 4 4 3 3 2 3 2 3 2 3 4 2 3 4 4 3 2 4 3 4 2 4 4 2
24 1 3 1 2 2 1 3 2 2 2 3 1 1 3 1 4 4 2 4 3 4 3 1 3 3 2 2 1 4 1
25 3 1 2 2 1 2 2 3 1 2 4 2 1 4 4 4 3 3 3 3 2 4 3 2 3 3 3 4 2 1
26 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3
27 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4
28 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 1
175
29 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 2 3 3 3 2 4 2 3 3 4 3 2
30 2 3 3 2 3 2 3 1 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 4 3 2 4 3 2 2 4 4 4
31 1 4 2 2 2 2 3 1 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3
32 3 3 3 3 4 3 4 4 2 2 4 2 2 4 4 4 2 3 2 4 2 3 4 4 3 4 3 4 2 4
33 3 4 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4
34 4 4 3 3 2 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 2 3 4
35 4 3 2 3 2 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 2 3 4
36 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 4 3 4 4 3 4 3 2 4 4
37 3 3 3 2 3 2 3 1 1 3 4 2 3 3 1 2 2 3 1 4 4 3 2 2 3 4 3 4 4 1
38 1 3 3 3 4 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 4 2 2 3 4 4 3 2 4 2 3 2 4 4 3
39 2 4 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3 4 3 4 4 2 4 1 4 4 3 3 2 3 4 4 4 4 2
40 2 3 1 1 1 1 3 3 1 2 4 1 1 3 3 2 3 2 3 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2
41 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 2 4 2 4 2 3 2 3
42 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 4 2 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3
43 3 3 2 2 2 1 4 3 2 2 4 1 2 4 4 2 1 2 1 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4
44 2 4 2 3 2 3 4 4 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 1 3 3 4 2 2 4 2 4 4 3
45 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 4 4 2 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4
46 2 1 3 3 2 3 1 3 3 1 4 1 1 3 4 3 3 2 3 4 4 3 1 3 2 4 2 3 3 4
47 2 2 4 3 4 3 1 2 3 2 3 2 2 3 2 4 4 2 3 3 4 2 2 4 2 3 2 4 4 1
48 3 2 2 2 3 2 2 1 2 2 4 2 3 2 2 3 1 3 2 2 2 3 3 4 3 2 3 1 2 1
49 2 3 2 2 3 1 3 2 1 2 3 3 2 2 1 2 4 2 4 4 3 3 3 1 2 3 2 2 3 4
50 3 4 2 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 2 4 1 3 3 4 3 1
51 2 4 2 2 1 4 4 3 3 2 3 3 3 2 3 4 2 3 1 3 2 2 2 4 2 2 2 3 3 1
52 2 4 3 2 4 4 4 4 1 1 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 4 4 3
Total 129 163 132 136 133 139 166 156 136 132 162 137 134 162 175 171 139 140 150 164 167 153 138 160 144 172 139 167 169 139
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
NAMA 1 1 AIN 4 ALF 2 ANI 2 ARI 2 CAR 3 DA 3 DR 2 GSK 2 HJA 3 IR 2 IGD 3 LGU 2 MAR 2 MEL 2 NAD 3 NIN 2 NOV 1 NUR 3 PME 3 RP 3 RIS 3 STA 4 TAK 2 VR 3 WO 4 WIS 2 WUL 4 YOF 4 YOK 1 YUN
2 2 3 2 3 3 2 2 1 1 3 1 1 2 3 3 2 2 2 3 3 1 3 2 3 2 4 1 3 2 1
3 2 3 1 3 2 3 2 2 3 1 2 2 1 2 3 3 1 3 3 2 3 3 3 2 3 4 2 3 2 2
4 2 4 1 1 1 1 3 2 1 2 1 2 1 2 3 2 2 2 2 1 2 3 1 1 3 3 2 2 1 1
5 2 3 1 2 2 3 3 2 2 1 1 2 1 2 3 3 3 1 3 1 2 2 1 2 2 3 3 3 1 1
6 1 3 2 2 1 4 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 1 4 3 3 4 2 2 4 4 3 4 3 3
7 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 1 1 2 2 2 2 1 1 3 3 1 2 1 3 2 4 3 3 3 3
8 3 3 1 1 1 3 3 2 1 2 1 3 1 2 2 4 3 2 3 2 2 3 2 1 3 3 2 4 2 2
9 1 3 2 2 2 3 2 2 2 1 1 1 2 2 3 3 1 1 3 3 1 3 1 3 2 3 1 4 3 1
10 1 3 2 1 1 3 2 2 1 1 3 2 2 3 4 2 1 3 4 3 2 2 1 1 4 2 3 3 2 3
11 2 4 2 1 2 4 3 1 1 1 1 2 1 3 4 3 1 2 2 3 2 2 1 3 1 3 2 3 1 3
12 2 3 1 2 2 3 2 2 2 1 3 1 1 2 4 3 1 2 3 2 1 2 2 2 3 3 3 3 2 2
13 2 2 1 1 3 2 3 1 1 1 3 1 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1
14 2 3 2 2 2 3 4 1 2 2 3 1 2 2 3 2 1 3 3 2 1 3 4 3 2 3 2 4 3 2
15 1 2 1 2 1 3 4 1 1 3 1 1 1 2 3 2 3 1 2 3 1 1 2 4 2 3 1 3 3 2
16 2 2 1 2 3 2 3 2 2 2 1 1 2 2 3 2 1 1 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2
17 2 3 2 2 1 1 3 3 2 1 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 1 2 3 3 3 4 2 4 3 2
18 2 3 1 1 1 1 3 2 1 1 1 1 1 3 4 3 1 1 3 2 1 2 3 2 3 3 2 3 2 3
19 1 3 2 2 2 1 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 1 1 2 4 1 2 2 3 2 3 1 4 3 1
20 1 2 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 1 2 1 3 1 1 3 3 3 2 1 3 2 3 1 1 3 1
DATA PRE TEST 21 22 23 24 25 1 2 2 2 2 2 3 3 3 2 1 2 1 2 2 1 1 2 2 2 1 3 2 2 1 1 2 2 2 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 1 1 3 1 3 1 2 2 2 2 1 1 1 3 1 2 1 1 3 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 4 4 3 4 4 3 2 2 3 2 3 1 3 1 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 3 3 3 3 3 2 1 2 1 2 3 2 2 2 2 3 4 3 4 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 1 1 3 3 3 4 4 2 3 2 3 2 1 2 3 1 1
176
26 2 2 2 2 1 1 3 1 1 2 1 2 2 2 3 2 2 1 1 2 1 2 2 3 3 2 1 4 3 2
27 1 3 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 4 3 3 3 1 3 3 1
28 1 2 2 2 2 3 3 4 2 1 1 2 2 3 3 3 2 3 1 3 1 2 4 3 3 3 1 4 3 2
29 1 3 2 2 3 3 2 3 1 2 1 3 2 2 3 3 1 1 2 3 3 2 2 3 2 3 1 3 3 1
30 2 3 3 2 1 3 3 3 3 1 2 1 3 2 3 3 1 3 1 3 2 3 3 2 3 4 2 3 3 1
31 1 2 1 1 1 1 2 3 1 1 3 1 1 3 3 3 3 1 3 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 1
32 1 3 2 1 1 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 1 2 3 2 1 3 2 3 2 4 1 2 2 2
33 3 2 2 2 1 3 2 4 3 2 2 2 2 3 3 3 1 2 4 2 1 3 4 2 3 4 2 3 3 2
34 1 3 2 1 1 1 3 3 2 1 3 1 1 4 3 3 1 1 1 2 1 3 3 2 3 2 2 2 2 2
35 2 3 2 2 2 3 3 4 1 2 2 1 2 3 3 3 3 2 3 1 2 3 4 2 2 4 1 3 3 2
36 2 2 2 2 2 3 3 3 1 1 2 1 2 3 3 3 1 2 4 2 2 3 3 3 3 4 2 2 2 2
37 1 2 3 2 2 3 2 3 3 1 2 1 1 3 3 3 3 1 3 3 1 3 1 2 2 4 1 2 2 2
38 2 2 3 1 1 4 3 3 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 1 2 1 2 2 3 2 2 1 2 3 1
39 2 3 3 1 3 4 3 4 1 1 1 2 2 3 2 3 1 2 3 2 3 3 4 2 2 3 2 3 3 2
Total persen Kategori 66 23,08 Rendah 107 58,12 Sedang 68 24,79 Rendah 65 22,22 Rendah 68 24,79 Rendah 93 46,15 Sedang 106 57,26 Sedang 95 47,86 Sedang 66 23,08 Rendah 64 21,37 Rendah 67 23,93 Rendah 66 23,08 Rendah 66 23,08 Rendah 95 47,86 Sedang 117 66,67 Tinggi 104 55,56 Sedang 67 23,93 Rendah 68 24,79 Rendah 96 48,72 Sedang 96 48,72 Sedang 66 23,08 Rendah 95 47,86 Sedang 96 48,72 Sedang 96 48,72 Sedang 96 48,72 Sedang 119 68,38 Tinggi 67 23,93 Rendah 119 68,38 Tinggi 96 48,72 Sedang 68 24,79 Rendah
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
NAMA 1 1 AIN 4 ALF 2 ANI 2 ARI 3 CAR 3 DA 3 DR 2 GSK 3 HJA 3 IR 2 IGD 3 LGU 2 MAR 2 MEL 2 NAD 3 NIN 2 NOV 3 NUR 3 PME 3 RP 3 RIS 3 STA 4 TAK 2 VR 3 WO 4 WIS 2 WUL 4 YOF 4 YOK 1 YUN
2 2 3 2 3 3 2 2 1 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 4 3 2 3 2 4 1 3 2 1
3 2 3 1 3 2 3 2 2 3 1 2 2 1 2 3 3 1 3 3 2 3 3 3 2 3 4 2 3 2 2
4 2 4 1 1 1 1 3 2 3 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 1 2 3 1 1 3 3 2 2 1 1
5 2 3 1 2 2 3 3 2 2 1 2 2 1 2 3 3 2 3 3 1 2 2 1 2 2 3 3 3 1 1
6 1 3 2 2 3 4 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 4 2 2 4 4 3 4 3 3
7 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 1 2 3 3 3 2 1 3 2 4 3 3 3 3
8 3 3 1 1 2 3 3 2 2 2 2 3 1 2 2 4 3 2 3 2 2 3 2 1 3 3 2 4 2 2
9 1 3 2 2 4 3 2 2 2 1 3 3 2 2 3 3 1 1 3 3 3 3 1 3 2 3 1 4 3 1
10 1 3 2 1 3 3 2 2 1 1 3 2 2 3 4 2 1 3 4 3 2 2 1 1 4 2 3 3 2 3
11 2 4 2 1 2 4 3 1 1 1 4 2 1 3 4 3 3 2 2 3 2 2 1 3 1 3 2 3 1 3
12 2 3 1 2 2 3 2 2 2 1 3 3 1 2 4 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2
13 2 2 1 1 3 2 3 1 2 1 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1
14 2 3 2 2 2 3 4 1 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 4 3 4 3 2 3 2 4 3 2
15 1 2 1 2 3 3 4 1 3 3 4 3 1 2 3 2 3 3 2 3 4 1 2 4 2 3 1 3 3 2
16 2 2 1 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 1 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2
17 2 3 2 2 3 1 3 3 2 1 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 4 2 4 3 2
18 2 3 1 1 1 1 3 2 1 1 4 2 1 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3
19 1 3 2 2 3 1 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 4 2 2 4 3 2 2 3 2 3 1 4 3 1
20 1 2 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 1 2 1 3 4 2 3 3 3 2 1 3 2 3 1 1 3 1
21 1 2 1 1 1 1 3 3 1 1 3 2 1 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 1
DATA POST TES I 22 23 24 25 26 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 3 3 4 3 3 2 2 2 1 1 3 2 3 3 3 3 3 3 4 1 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 3 4 4 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 1 2 1 1 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 4 3 4 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 1 1 1 3 3 4 4 4 3 2 3 2 3 2 3 1 1 2
177
27 1 3 1 1 2 1 2 1 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 4 3 3 3 1 3 3 1
28 1 2 2 2 3 3 3 4 2 1 3 2 2 3 3 3 2 3 1 3 1 2 4 3 3 3 1 4 3 2
29 1 3 2 2 3 3 2 3 3 2 1 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 1 3 3 1
30 2 3 3 2 1 3 3 3 3 1 2 3 3 2 3 3 2 3 1 3 2 3 3 2 3 4 2 3 3 1
31 1 2 1 1 1 1 2 3 1 1 3 1 1 3 3 3 3 1 3 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 1
32 1 3 2 1 1 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 1 3 2 3 2 4 1 2 2 2
33 3 2 2 2 1 3 2 4 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 4 2 1 3 4 2 3 4 2 3 3 2
34 1 3 2 1 1 1 3 3 2 1 3 1 1 4 3 3 1 1 1 2 1 3 3 2 3 2 2 2 2 2
35 2 3 2 2 2 3 3 4 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 1 2 3 4 2 2 4 1 3 3 2
36 2 2 2 2 2 3 3 3 3 1 2 2 2 3 3 3 2 2 4 2 2 3 3 3 3 4 2 2 2 2
37 1 2 3 2 2 3 2 3 3 1 2 1 1 3 3 3 3 1 3 3 3 3 1 2 2 4 1 2 2 2
38 2 2 3 1 1 4 3 3 3 2 1 2 2 2 2 3 2 2 1 2 1 2 2 3 2 2 1 2 3 1
39 Total 2 66 3 107 3 68 1 65 3 89 4 93 3 106 4 95 1 90 1 64 1 94 2 93 2 66 3 95 2 117 3 104 4 92 2 93 3 96 2 96 3 95 3 95 4 96 2 96 2 96 3 119 2 67 3 119 3 96 2 68
persen 23,08 58,12 24,79 22,22 42,74 46,15 57,26 47,86 43,59 21,37 47,01 46,15 23,08 47,86 66,67 55,56 45,30 46,15 48,72 48,72 47,86 47,86 48,72 48,72 48,72 68,38 23,93 68,38 48,72 24,79
Kategori Rendah Sedang Rendah Rendah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Rendah Sedang Sedang Rendah Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Rendah Tinggi Sedang Rendah
DATA POST TEST II NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
NAMA 1 3 AIN 4 ALF 4 ANI 3 ARI 4 CAR 4 DA 4 DR 3 GSK 3 HJA 4 IR 3 IGD 3 LGU 3 MAR 3 MEL 4 NAD 4 NIN 4 NOV 4 NUR 3 PME 4 RP 3 RIS 3 STA 4 TAK 3 VR 3 WO 4 WIS 3 WUL 4 YOF 4 YOK 2 YUN
2 3 4 4 4 4 3 3 2 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 2 4 2 4 2 3 3 2
3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 2 3 2 2 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3
4 2 4 3 2 2 2 4 4 3 3 3 2 3 3 4 4 4 3 2 2 2 3 2 2 3 4 2 2 3 2
5 3 4 3 3 3 4 4 3 2 2 3 2 3 3 4 4 4 4 3 2 2 2 2 3 2 4 3 3 3 2
6 1 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4
7 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 2 2 4 2 4 3 3 4 3
8 3 4 2 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 4 4 2
9 1 3 3 4 4 4 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 2 3 4 3 3 1 4 2 4 1 4 4 1
10 1 4 3 2 4 4 4 4 2 1 3 2 4 4 4 3 1 4 4 4 2 2 2 2 4 4 3 4 4 3
11 3 4 3 4 3 4 4 3 2 2 4 2 3 4 4 3 3 2 2 4 2 3 1 4 1 4 2 3 3 3
12 2 3 2 4 3 4 3 4 3 2 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 4 2
13 2 3 2 2 4 3 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 4 3 3 3 2
14 2 4 3 3 4 4 4 1 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3
15 2 4 2 4 4 3 4 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 4 3 3 2 4 4 3
16 2 3 2 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 1 2 3 3 4 3 2 2 3 2 3 3 4 2
17 3 4 3 4 4 2 4 4 3 2 3 4 4 3 4 4 2 3 3 2 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3
18 3 4 2 2 2 1 4 2 2 2 4 3 3 4 4 4 3 3 4 2 3 3 3 3 4 2 3 4 4 4
19 2 4 3 4 3 2 4 4 3 3 2 4 3 3 4 3 4 2 3 4 4 3 2 4 3 3 2 4 4 2
20 1 3 1 3 2 1 3 3 2 2 3 2 2 3 3 4 4 2 4 3 4 3 1 3 3 3 2 1 4 1
21 3 2 2 3 1 2 3 4 1 2 4 3 2 4 4 4 3 3 3 3 2 4 3 2 3 3 3 4 3 1
22 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3
23 3 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4
178
24 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 1
25 3 4 4 3 3 2 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 2 3 2 3 3 3 3 4 2 3 3 4 4 2
26 2 4 4 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 4 3 3 4 3 2 2 4 4 4
27 1 4 3 2 2 2 3 2 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3
28 3 3 4 3 4 3 4 4 4 2 4 3 2 4 4 4 2 3 2 4 2 3 4 4 3 3 3 4 4 4
29 1 4 4 3 4 3 3 3 4 3 1 4 3 3 3 4 2 2 3 4 4 3 3 4 3 3 2 4 4 3
30 2 4 4 3 2 4 4 3 4 2 3 4 4 3 4 4 2 4 1 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 2
31 2 3 3 1 2 3 4 3 3 2 4 3 1 3 3 3 3 2 3 2 1 2 3 3 3 3 2 3 4 2
32 3 4 4 2 2 4 4 3 3 3 2 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 4 4 3
33 3 3 4 3 2 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 2 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3
34 3 4 3 2 2 2 4 3 3 2 4 2 2 4 4 3 1 2 1 3 3 3 3 3 4 2 3 3 4 4
35 2 4 3 3 3 3 4 4 4 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 1 3 3 4 3 3 3 2 4 4 3
36 3 3 3 3 3 3 3 3 4 1 3 3 3 3 4 4 2 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4
37 2 3 4 3 3 3 3 3 4 1 4 2 1 3 4 4 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 2 3 4 4
38 2 4 4 2 2 4 4 3 4 2 3 3 3 2 3 4 2 3 1 3 2 2 3 4 3 3 2 3 4 1
39 Total persen kategori 2 92 45,30 Sedang 4 140 86,32 Sangat Tinggi 4 121 70,09 Tinggi 2 117 66,67 Tinggi 4 119 68,38 Tinggi 4 120 69,23 Tinggi 4 143 88,89 Sangat Tinggi 4 126 74,36 Tinggi 3 119 68,38 Tinggi 1 97 49,57 Sedang 3 122 70,94 Tinggi 3 118 67,52 Tinggi 3 117 66,67 Tinggi 3 124 72,65 Tinggi 3 148 93,16 Sangat Tinggi 4 142 88,03 Sangat Tinggi 4 109 59,83 Sedang 3 114 64,10 Tinggi 3 111 61,54 Tinggi 3 122 70,94 Tinggi 4 122 70,94 Tinggi 3 114 64,10 Tinggi 4 113 63,25 Tinggi 3 128 76,07 Tinggi 3 117 66,67 Tinggi 3 126 74,36 Tinggi 3 102 53,85 Sedang 4 136 82,91 Sangat Tinggi 4 150 94,87 Sangat Tinggi 3 103 54,70 Sedang
Kategori Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Pre-Test 0 14 13 3 0
Siklus I 0 7 20 3 0
Siklus II 0 0 5 19 6
Chart Title Pre-Test
Siklus I
Siklus II
20 14
19
13 7
5
0 0 0
0
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
3 3 Tinggi
179
6 0 0 Sangat Tinggi
Foto-foto Pelatihan Repect-Training
180
181
182
183
184