ISBN 978-602-70471-2-9
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYANYIKAN LAGU WAJIB NASIONAL DENGAN METODE SOLFEGIO DI SEKOLAH DASAR Desternelli1), Suci Hayati2), Mei Nur Wijayanti3) 1
PGSD, FKIP, Universitas Jambi
[email protected] 2PGSD, FKIP, Universitas Jambi
[email protected]
Abstrak Artikel ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menyanyikan lagu wajib nasional siswa SDN 111.I Muarabulian menggunakan Solfegio. Penelitian ini menggunakan metode PTK kolaboratif. Hasil penelitian menunjukkan penerapan metode Solfegio dapat meningkkatkan kemmapuan menyanyi siswa. Hal ini terlihat dari aspek menyanyi skala musikal pada siklus pertama dimana sebanyak 64,71% mampu bernyanyi selaras dengan not musik. Pada siklus kedua meningkat menjadi 76,47% dan menjadi 82,35% pada Siklus III. Sementara itu, aspek nyanyian nada nada berbasis nada musik pada siklus I adalah 52,94% meningkat menjadi 58,82% pada siklus II yang mencapai 76,47% pada siklus III. Selanjutnya, aspek melodi yang harmonis bernyanyi dengan not musik pada siklus I meningkat 52,94% pada siklus II sebanyak 76,47% dan mencapai 79,41% pada siklus III. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa dalam rangka meningkatkan kemampuan menyanyi siswa Nasional Kelas IV SDN 111 / I Muarabulian dapat diimplementasikan dengan metode Solfegio selama kelas musik (bernyanyi) dengan berlatih bernyanyi: (1) musikal Skala, (2) interval nada, dan (3) melodi. Kata kunci: kemampuan menyanyi, metode solfegio,lagu wajib nasional
bernuansa pop, jazz, rock, dangdut, dan
PENDAHULUAN Menyanyi merupakan salah satu
masih banyak lagi. Di sekolah dasar, peserta
materi seni musik yang menggunakan unsur
didik sudah dikenalkan dengan lagu wajib
vokal, suatu kegiatan mengeluarkan bunyi-
nasional dan lagu daerah.
bunyian dari mulut dengan nada yang
Berbeda jenis lagu, berbeda pula
beraturan dan berirama. Menyanyi berbeda
teknik
dengan
Menyanyikan lagu wajib nasional sudah
berbicara,
sebab
menyanyi
memerlukan teknik-teknik tertentu.
kegiatan
menyanyi
cara
menyanyikannya.
tentu berbeda jauh dengan menyanyikan
Menyanyi tidak terlepas dari lagu karena
atau
berarti
lagu daerah atau lagu biasa lainnya. Lagu wajib
nasional
lagu
Indonesia
lagu. Lagu adalah ragam nada atau suara
kehidupan bangsa Indonesia. Penciptaan
yang berirama. Jenis lagu bermacam-
lagu wajib nasional dilatarbelakangi masa
macam, diantaranya:
perjuangan dan masa kemerdekaan bangsa
nasional, lagu daerah, lagu modern yang 82
Indonesia.
Syair
syairnya
berbahasa
mengeluarkan bunyi-bunyian dari suatu
lagu wajib, lagu
yang
adalah
lagu
berisi
wajib
aspek
nasional
Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa
mencerminkan masa sebelum dan sesudah
menghormati lagu wajib nasional itu sendiri.
perang kemerdekaan, jiwa patriot dan
Selain itu, menyanyi dengan nada yang tepat
kebangsaan yang terungkap lewat syair-
adalah hal yang indah untuk didengar.
syair
lagunya
terasa
sangat
menonjol
Pelaksanaan
upacara
penaikan
sehingga memberi pengaruh positif bagi
bendera dilakukan secara bergiliran oleh
semangat rakyat dalam memperjuangkan
kelas IV, V, dan VI di SD Negeri 111/I
dan mempertahankan kemerdekaan. Lagu
Muara Bulian. Hal ini berarti kelas IV, V,
wajib nasional merupakan bagian dari
dan
sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang
keterampilan untuk menyanyikan lagu wajib
harus dihormati dan dihargai. Untuk itu,
nasional.
semestinya
ditemui
menyanyikan
lagu
wajib
nasional harus dilakukan dengan baik.
VI
seharusnya
sudah
Sayangnya, peneliti
kenyataan
di
memprihatinkan.
memiliki
yang
lapangan
cukup
Peneliti
sebagai
Di sekolah dasar, menyanyikan lagu
mahasiswa PPL di SD tersebut, ketika
wajib nasional bukanlah sesuatu yang asing
diminta untuk melatih siswa kelas IV
lagi bagi peserta didik. Sejak kelas I, peserta
menyanyi,
didik mengikuti upacara bendera setiap hari
kepala saat melihat cara siswa kelas IV
Senin yang dalam pelaksanaannya tidak
menyanyikan lagu Indonesia Raya. Mulai
pernah terlepas dari lagu wajib nasional.
dari suara yang hilang timbul sehingga
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran
artikulasinya
pun ada beberapa mata pelajaran yang
terkesan tidak bersemangat, hingga nada-
terdapat kegiatan menyanyikan lagu wajib
nada yang terdengar fals. Hal serupa juga
nasional. Bahkan belum lama ini, menteri
ditemui
pendidikan mengeluarkan peraturan agar
pembelajaran di kelas IV, pada mata
seluruh tingkatan sekolah melaksanakan
pelajaran IPS dimana kegiatan inti diawali
kegiatan
dengan
menyanyikan
lagu
nasional
sebelum memulai kegiatan belajar. Aspek
bisa
tidak
saat
menggelengkan
jelas,
irama
melakukan
menyanyikan
yang
kegiatan
lagu
Garuda
Pancasila, masih banyak terdengar fals atau
yang
perlu
menyanyi
adalah
dinyanyikan. Tidak hanya itu, ketika mulai
kemampuan menyanyi itu sendiri yang
diterapkan peraturan menteri pendidikan
mencakup ketepatan nada. Menyanyikan
yang megharuskan siswa menyanyikan lagu
lagu wajib nasional dengan nada yang tepat
nasional sebelum kegiatan belajar dimulai,
akan memberikan kesan menghargai dan
ketika
diperhatikan
utama
hanya
dalam
tidak
sesuai
dengan
penelitian
nada
lagu
berlangsung
yang
sering
83
ISBN 978-602-70471-2-9
didapati siswa kelas IV menyanyi dengan nada yang fals. Untuk
aspek
utama
dalam
kegiatan
menyanyi adalah ketepatan nada. Tetapi mengetahui
permasalahan
kenyataan yang ditemui di lapangan bahwa
mengenai menyanyi lagu nasional. Dalam
kemampuan menyanyi siswa kelas IV SD
penelitian ini dilakukan wawancara dengan
Negeri
guru mata pelajaran SBK untuk seni musik.
memenuhi aspek tersebut. Banyak siswa
Hasilnya guru tersebut mengatakan bahwa
yang
untuk semester I ini memang tidak ada
Berangkat dari permasalahan tersebut. Pada
pembelajaran
penelitian ini diterapkan metode solfegio.
menyanyikan
lagu
wajib
111/I
belum
mengerti
Bulian
tentang
nada.
Prinsip
tentang kelas II dan kelas III yang pada
dengan metode solfegio adalah siswa selalu
standar
terdapat
diajak menyanyikan nada-nada, karena pada
kompetensi dasar menyanyikan lagu wajib,
prinsipnya solfegio itu adalah tentang
guru tersebut mengatakan bahwa ia tidak
bagaimana membaca nada dengan akurasi
mengajar SBK seni musik di kelas II dan III.
yang
Peneliti
mewawancari
menyanyikan tangga nada, interval nada,
beberapa peserta didik. Hasilnya mereka
dan latihan-latihan melodi dengan sillaby
memang pernah mendapat pembelajaran
zolmization. Siswa dikenalkan dengan nada
menyanyikan lagu wajib nasional saat di
melalui latihan menyanyi mulai dari tangga
kelas
nada, interval nada, hingga melodi. Dengan
kurikulum
pun
III.
2006
mencoba
Peneliti
juga
menanyakan
tepat.
Solfegio
mengacu
pernah mereka dapat. Dari keterangan
menyampaikan materi olah vokal sehingga
beberapa
pembelajaran lebih efektif karena pada
menyanyikan
wajib
mudah
nasional
pembelajaran menyanyi melalui solfegio
dilaksanakan hanya sekedar menyanyi biasa.
tersebut siswa bukan saja mendapatkan teori
Peserta didik tidak dibekali ilmu dan
tetapi sekaligus mendapatkan penerapannya
praktek tentang nada-nada. Inilah yang
atau prakteknya melalui melodi atau lagu-
menyebabkan kemampuan menyanyi siswa
lagu. Selain itu, sudah banyak penelitian
rendah, terutama dalam hal ketepatan nada.
yang menggunakan metode solfegio untuk
Dapat dikatakan bahwa peserta didik masih
meningkatkan kemampuan menyanyi siswa.
buta terhadap nada.
Hasilnya terbukti bahwa metode solfegio
84
lagu
pembelajaran
lebih
pada
solfegio
didik,
akan
menyanyi
bagaimana pembelajaran bernyanyi yang
peserta
guru
pembelajaran
belum
nasional di kelas IV. Namun ketika ditanyai
isi
dasar
Muara
Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa
dapat meningkatkan kemampuan menyanyi siswa.
2008: 175) mengutip solfegio dengan ejaan Lagu nasional adalah lagu berbahasa
nasional (bahasa Indonesia) yang berisi aspek
Kristianto (Muttaqin dan Kustap,
kehidupan
bangsa
yang mendekati bahasa aslinya yaitu Solfege yang pengertiannya sebagai berikut Latihan untuk vokal. Bisa dengan menggunakan satu bunyi vokal (semisal “a” atau “o”), bisa dengan solmisasi, bisa pula dengan kata-kata. Belakangan istilah ini meluas untuk pelatihan dengan menggunakan vokal namun bertujuan untuk melatih pengenalan not, interval, birama, hingga pola ritme.
Indonesia
(Murtono dkk, 2005: 36). Lagu nasional diciptakan dengan maksud dan tujuan untuk menumbuhkan
rasa
nasionalisme,
kepahlawanan, dan mengobarkan semangat juang bangsa. Hal ini dapat dilihat dari bentuk
syair
lagu
nasional
yang
mengungkapkan semangat berjuang dan persatuan. Dalam
Berdasarkan ketiga pendapat ahli di karangan
atas, semuanya memiliki pendapat yang
Banoe (2003: 384) menyebutkan bahwa
serupa bahwa solfegio merupakan latihan
Solfege (Solfeggio) selain sebagai metode
untuk vokal/menyanyi dengan suku kata
latihan pendengaran, Solfege juga sebutan
atau
bagi latihan vokal dengan cara baca
bahwa solfegio mengacu pada menyanyikan
solfeggio. Solfeggio dinyanyikan dengan
tangga nada, interval, dan melodi. Hal ini
cara solmisasi; do-re-mi-fa-sol-la-si-do atau
hampir
suku kata terbuka (vokal).
diungkapkan Kristianto bahwa
Stanly
kamus
musik
(Sumaryanto,
solmisasi.
serupa
Stanly
mengungkapkan
dengan
apa
yang solfegio
2005)
bertujuan untuk melatih pengenalan not dan
menjelaskan hal yang serupa pula tentang
interval. Namun Kristianto menambahkan
solfegio, yakni teknik menyanyikan nada
unsur
musik dengan menggunakan suku kata.
dalamnya.
Stanly menyebutkan bahwa istilah solfegio
birama
Dalam
hingga
pola
ritme
di
perkembangannya
mengacu pada menyanyikan tangga nada,
(Sumaryanto, 2005), solfegio dipakai untuk
interval, dan latihan-latihan melodi dengan
melatih beberapa kemampuan dalam seni
sillaby
zolmization
musik, yakni kemampuan mendengar nada
adalah suku kata solmisasi, yakni do-re-mi-
(ear training), kemampuan membaca nada
fa-sol-la-si-do.
(sight reading), dan kemampuan menyanyi
zolmization. Sillaby
(sight
singing). Namun
solfegio
lebih
85
ISBN 978-602-70471-2-9
banyak dikenal sebagai metode untuk
pembelajaran nada dan membuat hubungan
melatih kemampuan menyanyi. Hal ini
yang sangat penting antara mendengar,
senada dengan definisi solfegio menurut
menyanyi dan bahkan bermain. Sistem
Feezell (2011: 76) yaitu;
pembelajaran solfege menghendaki para
Solfege is a system for sight-singing music that applies standard syllables to the notes. Singing with solfege syllables makes it easier to hear and remember the sound intervals.
Meskipun
demikian,
siswa untuk mendengar bunyi dalam pikiran mereka
sebelum
menyanyi.
Hal
ini
mendorong penghayatan dan perkembangan pendengaran dan aural skills. latihan
Seorang
pengajar
dan
penyanyi
menyanyi dengan metode solfegio tidak
profesional, Megan Nixon, dalam artikelnya
terlepas dari ear training (kemampuan
(www.howtosingsmarter.com/solfege)
mendengar). Sebagaimana pendapat Mark
menulis tentang berlatih menyanyi dengan
Feezel yang telah disebutkan di atas bahwa
solfege. Cara berlatih solfege dilakukan
menyanyi dengan solfegio memudahkan
dengan memainkan tangga nada C mayor
dalam mendengar dan mengingat interval
(do-re-mi-fa-sol-la-si-do) melalui alat musik
nada. Pernyataan ini dapat diindikasikan
melodis seperti piano atau keyboard. Hal ini
bahwa dalam latihan solfegio ada kegiatan
untuk melatih pendengaran agar dapat
yang melibatkan aural sense.
memahami dan menyanyikan nada dengan
Dalcroze
(Jamalus
dan
Busroh,
akurasi yang tepat.
1992/1993: 120) mengemukakan bahwa
Dari teori yang telah dipaparkan di atas,
untuk
dapat
mempelajari
teori
musik
harus
disimpulkan
bahwa
dalam
diberikan melalui bunyinya sehingga anak-
pelaksanaannya, latihan menyanyi dengan
anak mendengarkan dan menghayati alunan
solfegio sebaiknya menggunakan media atau
bunyi
nada,
alat bantu berupa alat musik melodis untuk
interval, dan akornya. Sehubungan dengan
mengenalkan bunyi atau nada kepada siswa.
yang
dinamakan
tangga
menyanyi, menurut Watson (2012: 18-23),
Berdasarkan
langkah-langkah
adalah hal yang mustahil untuk menyanyi
solfegio yang telah diuraikan di atas, maka
tanpa terlebih dahulu membayangkan bunyi
dibuat
yang terdengar oleh telinga dan tanpa aural
dijabarkan pada tabel berikut
mudah
86
dan
paling
dikenal
dalam
metode
solfegio
yang
Tabel 1. Sintaks Metode Solfegio
sense yang baik. Watson berpendapat bahwa solfege adalah sistem yang mungkin paling
sintaks
No
Sintaks
1
Menyanyikan tangga nada
Kegiatan Guru Mengajarkan tangga nada
Kegiatan Siswa Menyanyikan tangga nada
Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa
2 3
Menyanyikan interval nada Menyanyikan melodi
Mengajarkan interval nada Mengajarkan melodi
Menyanyikan interval nada Menyanyikan melodi
guru
dalam
menerapkan
pembelajaran menyanyi dengan metode solfegio sesuai sintaks yang telah dirancang. Pengambilan data dengan lembar observasi
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis PTK kolaboratif. PTK
aktivitas
kolaboratif adalah
unjuk kerja siswa digunakan untuk menilai kemampuan siswa dalam menyanyi.
kerjasama antara peneliti dengan guru mitra. Model
penelitian
yang
dipakai
pada
penelitian ini adalah model Kemis dan Mc.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Siklus I
Taggart (Ekawarna, 2011: 16).
Berdasarkan hasil penilaian unjuk
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 111/I Muara Bulian yang berjumlah 34 orang, yang terdiri dari 16 siswa perempuan dan 18 siswa laki-laki. Selain siswa, sumber data juga berasal dari guru kolaborator dimana melalui
lembar
observasi
yang
telah
dirancang dapat diperoleh data berupa bagaimana metode
penerapan
solfegio
langkah-langkah
dalam
pembelajaran
menyanyi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi dan dokumentasi. Observasi adalah pengamatan dan pencatatan suatu obyek yang difokuskan pada
perilaku
atau
performa
tertentu
(Daryanto, 2011: 79-80). Observasi dalam penelitian
ini
menggunakan
instrumen
berupa lembar observasi. Lembar observasi yang digunakan yaitu lembar observasi guru.
Dalam
observasi
lembar
ditujukan
observasi untuk
guru,
mengamati
kerja siswa pada siklus I, dibuatlah hasil persentase keberhasilan unjuk kerja siswa per indikator untuk melihat persentase keberhasilan yang telah dicapai pada siklus I.
Berikut
ini
tabel
hasil
persentase
keberhasilan unjuk kerja siswa pada siklus I Tabel 2. Hasil Persentase Keberhasilan Unjuk Kerja Siswa Siklus I N Aspek Penilaian Frekue Persenta o nsi se 22 64,71% 1 Menyanyikan tangga nada sesuai notasi 18 52,94% 2 Menyanyikan interval nada sesuai notasi 18 52,94% 3 Menyanyikan melodi sesuai notasi
Berdasarkan
hasil
persentase
keberhasilan unjuk kerja siswa pada siklus I yang disajikan pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa persentase tiap indikator belum memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 75%. Hal yang mengejutkan adalah delapan belas siswa yang berhasil pada dua indikator adalah siswa yang sama. Selain temuan tersebut, 87
ISBN 978-602-70471-2-9
terdapat beberapa temuan lain yang menjadi kekurangan
dalam
pelaksanaan
pembelajaran pada siklus I, yaitu: 1. Beberapa
siswa
1. Guru harus lebih memperhatikan dan melatih siswa yang masih kesulitan membaca notasi.
masih
kesulitan
2. Guru harus membimbing siswa dengan
membaca notasi sehingga masih fals saat
berkeliling mengawasi siswa saat sedang
menyanyikannya.
latihan menyanyikan lembar notasi yang
2. Siswa cepat bosan dan tidak serius atau main-main ketika diberi kesempatan untuk
berlatih
sendiri
menyayikan
lembar notasi yang dibagikan. 3. Siswa
yang
berkemampuan
kurang
4. Siswa masih ragu-ragu dan malu dalam mengeluarkan suara.
dialami
harus
menyiapkan
pembelajaran
agar
strategi
siswa
yang
berlatih menyanyi. 4. Guru
beberapa
harus
banyak
memberikan
motivasi dan dorongan pada siswa yang masih
Temuan berupa kesulitan membaca yang
3. Guru
berkemampuan di bawah rata-rata mau
tampak diam saja tidak mau berlatih.
notasi
diberikan.
kurang
percaya
diri
untuk
mengeluarkan suara.
siswa
disebabkan oleh pengetahuan siswa tentang
Hasil Penelitian Siklus II
nada benar-benar masih baru. Siswa belum
Berdasarkan
hasil
observasi
benar-benar peka terhadap nada. Oleh sebab
penilaian unjuk kerja pada siklus II, maka
itu, siswa masih harus banyak berlatih agar
dibuatlah
lancar membaca notasi. Saat pembelajaran
unjuk kerja siswa per indikator untuk
berlangsung, banyak siswa yang terlihat
melihat persentase keberhasilan yang telah
bosan, tidak serius, dan main-main, temuan
dicapai pada siklus II. Berikut ini tabel hasil
yang menjadi kekurangan tersebut berkaitan
persentase keberhasilan unjuk kerja siswa
dengan hasil observasi aktivitas guru. Guru
pada siklus II
masih enggan mendatangi siswa secara individu untuk melihat kesulitan siswa dan memberikan
arahan
dan
bimbingan
langsung. Untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada siklus I, pada tindakan selanjutnya akan dilakukan perbaikan pada hal-hal berikut
88
hasil
persentase
keberhasilan
Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa
Tabel 3. Hasil Persentase Keberhasilan Unjuk Kerja Siswa Siklus II
dari
notasi
latihan
yang
diberikan.
Keberhasilan aspek menyanyikan interval No
1
2
3
Aspek Penilai an
Pertemua nI F % re k ue ns i
Menyan yikan tangga nada sesuai notasi Menyan yikan interval nada sesuai notasi Menyan yikan melodi sesuai notasi
26
Pertemu an II F % r ek u e n si -
76,4 7%
Pertem uan III Fr % eku en si
nada pada pertemuan kedua didukung oleh bunyi notasi yang sudah tidak asing lagi oleh
siswa,
berdasarkan
sebab
notasi
orientasi
dari
tersebut
lagu
wajib
nasional yang sudah dikenal siswa. Hal ini juga -
-
berhubungan
dengan
aspek
menyanyikan melodi. Persentase keberhasilan didukung oleh notasi lagu yang menjadi bahan latihan.
20
58,8 2%
2 7
79,4 1%
-
-
Siswa sudah akrab dengan bunyi dan irama melodi lagu tersebut sehingga bukan hal yang sulit untuk menyanyikan notasinya
-
-
2 6
76,4 7%
26
76 ,4 7 %
secara solmisasi. Berdasarkan hal ini juga peneliti dan guru kolaborator menemukan penyebab
belum
terpenuhinya
kriteria
keberhasilan aspek menyanyikan interval Berdasarkan hasil persentase keberhasilan
nada pada pertemuan kedua. Siswa belum
unjuk kerja siswa pada siklus II yang telah
akrab dengan bunyi notasi interval sehingga
dijabarkan pada tabel di atas, dapat dilihat
masih
bahwa persentase tiap indikator hasilnya
notasinya.
memenuhi kriteria keberhasilan yang telah
membiasakan diri dan berlatih dengan nada.
ditetapkan
pada
Berangkat dari hal tersebut, peneliti dan
aspek
guru kolaborator masih merasa perlu untuk
yaitu
pertemuan menyanyikan persentasenya
75%.
pertama
pada
interval tidak
Namun
nada
hasil
memenuhi
kriteria
meraba-raba Siswa
melanjutkan
saat
masih
tindakan
menyanyikan perlu
pada
banyak
siklus
berikutnya.
keberhasilan dan berbeda pada pertemuan Hasil Penelitian Siklus III
kedua. Peneliti bersama guru kolaborator menganalisis
hal
tersebut.
Perbedaan
tersebut disebabkan oleh tingkat kesulitan
Berdasarkan
hasil
observasi
penilaian unjuk kerja siswa pada siklus III, dibuatlah
hasil
persentase
keberhasilan
89
ISBN 978-602-70471-2-9
unjuk kerja siswa per indikator untuk
siswa yang masih tampak kesulitan, masih
melihat persentase keberhasilan yang telah
melakukan kesalahan, ataupun menyanyi
dicapai pada siklus III yang dimuat pada
dengan fals. Dengan hasil observasi unjuk
tabel berikut.
kerja siswa pada siklus III ini, maka
Tabel 4. Hasil Persentase Keberhasilan Unjuk Kerja Siswa Siklus III N Aspek Pertemu Pertemu Pertemu o Penilaian an I an II an III Fre % Fre % Fre % kue kue kue nsi nsi nsi 28 82 1 Menyanyi kan ,3 tangga 5 nada % sesuai notasi 26 76 2 Menyanyi kan ,4 interval 7 nada % sesuai notasi 27 79 27 79 3 Menyanyi kan ,4 ,4 melodi 1 1 sesuai % % notasi
tindakan
dapat
kemampuan memenuhi
dihentikan
menyanyi kriteria
yang
karena
siswa
telah
ditetapkan.
Berdasarkan hasil observasi penilaian unjuk kerja siswa yang meningkat dari siklus I hingga siklus III, maka dapat disimpulkan penelitian ini berhasil pada siklus III. Dari hasil kegiatan pembelajaran seni
musik
(menyanyi)
menggunakan
metode solfegio yang dilakukan selama tiga siklus,
terjadi
peningkatan
kemampuan
menyanyi siswa pada tiap siklusnya. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan persentase penilaian unjuk kerja siswa dari menyanyikan tangga nada, interval nada,
Berdasarkan hasil persentase keberhasilan
dan melodi. Peningkatan dari setiap aspek
unjuk kerja siswa pada siklus III yang telah
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut;
dijabarkan pada tabel 4. dapat dilihat bahwa hasil persentase tiap indikator memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan,
N o
yaitu 75%. Hal ini merupakan hasil dari pelaksanaan tindakan pada siklus III dimana
1
guru banyak memberikan bimbingan dan arahan yang sebaik-baiknya terutama pada saat melakukan penilaian. Guru banyak melakukan
usaha
perbaikan
dengan
memberi kesempatan siswa mengulangi kembali notasi yang menjadi kendala pada
90
2
Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Persentase Penilaian Unjuk Kerja Siswa Aspek Siklus I Siklus II Siklus III Penila ian P P P P P P P P P 1 2 3 1 2 3 1 2 3 76 82 Menya 64 ,7 ,4 ,3 nyi1 7 5 kan % % % tangga nada sesuai notasi 52 58 79 76 Menya ,9 ,8 ,4 ,4 nyi4 2 1 7 kan % % % % interva l nada sesuai notasi
Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa
-
3 Menya nyikan melodi sesuai notasi
-
52 ,9 4 %
-
76 ,4 7 %
76 ,4 7 %
-
79 ,4 1 %
menyanyikan tangga nada sesuai notasi. Pada siklus II naik 11,76% menjadi 76,47%. Peningkatan ini dipengaruhi oleh perubahan skenario pembelajaran. Pada siklus II guru menerapkan pembelajaran berkelompok saat memberikan materi latihan notasi tangga Kelompok
dibentuk
dengan
pertimbangan setiap kelompok terdapat siswa yang berkemampuan lebih. Siswa yang berkemampuan lebih ini cenderung memiliki jiwa kompetitif sehingga bisa mengajak dan mengajari temannya agar
Sebagaimana 216)
menimbulkan
bahwa rasa
pendapat
Sagala
adanya
kelompok
kompetitif
sehingga
membangkitkan semangat dan kemauan dengan
sungguh-sungguh.
Pada
siklus II, cara siswa berlatih membaca dan menyanyikan notasi terlihat lebih sungguhsungguh dibandingkan pada siklus I. Pada siklus I siswa banyak yang terlihat mainmain saat diberi kesempatan berlatih sendiri, sedangkan pada siklus II meski keadaan kelas tampak ribut namun ributnya kelas disebabkan
setiap
kelompok
Namun hanya 52,84% siswa yang mampu menyanyikan interval nada dan melodi sesuai notasi. Siswa mampu menyanyikan tangga
nada
namun
tidak
mampu
menyanyikan interval nada ataupun melodi. Hal ini disebabkan bunyi tangga nada bukanlah hal yang asing bagi siswa. Jadi, pembelajaran menyanyikan tangga nada bagi siswa lebih mudah karena siswa sudah akrab dengan bunyinya. Berbeda dengan notasi interval nada, meski terdiri dari dua atau
tiga
nada
tapi
nadanya
sudah
melompat. Siswa masih perlu meraba-raba bunyi nada tersebut. 52,94% siswa yang berhasil menyanyikan interval nada sesuai
menjadi kelompok yang terbaik.
belajar
menjadi kelompok yang terbaik.
menyanyikan tangga nada sesuai notasi.
siklus I sebesar 64,71% siswa yang mampu
(2013:
menyanyi dengan sungguh-sungguh agar
Pada siklus I, 64,71% siswa mampu
Berdasarkan tabel 5 terlihat bahwa pada
nada.
79 ,4 1 %
berlatih
notasi, saat diberi kesempatan berlatih para siswa ini memanfaatkan alat musik melodis (pianika)
yang mereka
bawa.
Mereka
membunyikan notasi yang tertulis di lembar latihan kemudian mendengarkan bagaimana bunyinya lalu mereka suarakan. Sistem pembelajaran solfegio mengehendaki para siswa untuk mendengar bunyi dalam pikiran mereka sebelum menyanyi. Itulah kenapa saat mengenalkan nada kepada siswa guru menggunakan bantuan alat musik melodis (keyboard). Hal ini sesuai dengan pendapat Watson (2012: 18-23) yang mengungkapkan
91
ISBN 978-602-70471-2-9
bahwa mustahil untuk menyanyi tanpa
Prinsip
dasar
pembelajaran
terlebih dahulu membayangkan bunyi yang
menyanyi melalui solfegio adalah siswa
terdengar oleh telinga.
selalu
Pemanfaatan alat musik melodis saat
diajak
menyanyikan
nada-nada.
Latihan-latihan
menyanyikan
nada-nada
siswa berlatih materi latihan notasi juga
yang selalu diberikan guru di setiap
berlaku pada aspek penilaian melodi pada
pertemuan pada setiap siklus membawa
siklus I dan aspek interval nada pada siklus
siswa
II dan siklus III. Namun pada siklus II aspek
menyanyikan lagu wajib nasional. Latihan-
penilaian interval nada pada pertemuan
latihan ini sebenarnya merupakan suatu
kedua persentasenya paling tinggi di antara
pengulangan pada setiap siklus berupa
penilaian aspek interval nada pada semua
pengulangan latihan menyanyikan tangga
siklus termasuk siklus III. Hal ini terjadi
nada, interval, dan melodi dengan variasi
karena notasi interval nada yang digunakan
yang
berorientasi pada lagu wajib nasional yang
berulang-ulang inilah yang membawa siswa
sudah sangat tidak asing lagi bunyinya. Jadi
menjadi peka terhadap nada. Salah satu dari
tidak
belajar
tiga prinsip atau hukum dalam belajar yang
menyanyikannya secara solmisasi. Hal ini
dikemukakan oleh Thorndike yakni law of
juga
penilaian
exercise mengindikasikan bahwa belajar
menyanyikan melodi, kriteria keberhasilan
akan berhasil apabila banyak latihan dan
terpenuhi pada siklus II. Peningkatan aspek
ulangan. Dari latihan dan pengulangan yang
ini dari siklus I ke siklus II cukup signifikan
dilakukan siswa secara terus-menerus akan
dibandingkan aspek penilaian yang lainnya.
membentuk suatu kebiasaan. Pembelajaran
Hal ini disebabkan pada siklus II, notasi
menyanyi dengan metode solfegio yang
yang
menghendaki siswa selalu menyanyikan
sulit
berlaku
untuk
siswa
pada
dipakai
aspek
untuk
materi
latihan
kepada
berbeda.
peningkatan
Karena
wajib nasional. Siswa sudah kenal dan akrab
membentuk kebiasaan pada diri siswa
dengan bunyi lagu-lagu wajib nasional. Jadi
sehingga saat menyanyikan melodi lagu
tidak
wajib nasional tidak lagi terdengar fals.
bagi
siswa
untuk
menyuarakan atau menyanyikannya secara solmisasi.
hanya
perlu
tepat
Peningkatan persentase keberhasilan
belajar
siswa pada setiap siklus tidak terlepas dari
menyempurnakan bagian-bagian nada yang
peran guru sebagai pembimbing. Pada setiap
sulit.
pertemuan baik siklus I, II, maupun III, guru
92
Siswa
yang
yang
nada-nada
sulit
akurasi
latihan
menyanyikan melodi adalah notasi lagu
terlalu
dengan
kemampuan
Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa
memang
tidak
memberikan
bimbingan
dan lembar observasi penilaian unjuk kerja
dengan porsi yang cukup besar pada siswa
siswa. Analisis deskriptif kualitatif berupa
yang berkesulitan membaca notasi atau
gambaran, paparan, atau penjelasan data
masih menyanyi dengan fals saat diberi
hasil
kesempatan berlatih bersama kelompok.
metode
Pemberian
penilaian
bimbingan
dan
dorongan
observasi
keterlaksanaan
solfegio
dan
unjuk
hasil
sintaks observasi
kerja
siswa
dalam
menyanyi
yang
akan
ditekankan guru pada saat melakukan
pembelajaran
kegiatan penilaian unjuk kerja siswa. Guru
dideskripsikan oleh peneliti sebagai hasil
banyak meminta siswa yang masih kesulitan
dari penelitian.
membaca notasi atau menyanyi dengan fals
Analisis data kuantitatif dalam
untuk mengulangi nyanyiannya setelah guru
penelitian
memberikan arahan yang benar. Hasilnya
sederhana. Tujuan menganalisis data secara
banyak siswa yang tadinya tidak mampu
kuantitatif
menjadi mampu. Berangkat dari prinsip
persentase keberhasilan unjuk kerja siswa
belajar dengan teori koneksionisme dengan
dan peningkatan kemampuan siswa dalam
tokohnya
menyanyikan lagu wajib nasional melalui
yang
mengemukakan
terkenal bahwa
Thorndike
“Belajar
ialah
ini
menggunakan
yaitu
untuk
statistika
mengetahui
metode solfegio. Dalam penelitian ini, data
pembentukan hubungan antara stimulus dan
yang
respon,
penilaian unjuk kerja kemampuan menyanyi
dan
pengulangan
terhadap
pengalaman-pengalaman itu memperbesar
diambil
berupa
hasil
persentase
siswa setiap indikator.
peluang timbulnya respon benar” (Dimyati,
Hasil perhitungan setiap siklus
2013: 46). Pada saat melakukan kegiatan
kemudian dibandingkan. Hasil inilah yang
penilaian unjuk kerja siswa, guru banyak
dijadikan sebagai dasar untuk mengetahui
memberikan stimulus berupa dorongan atau
persentase
arahan secara berulang-ulang kepada siswa
menyanyikan lagu wajib nasional dengan
yang masih kesulitan atau masih menyanyi
metode solfegio pada siswa kelas IV SD
dengan fals. Dari stimulus tersebut timbulah
Negeri 111/I Muara Bulian. Penelitian ini
respon yang benar dari siswa yakni mampu
dikatakan berhasil apabila siswa sudah
membaca dan menyanyikan nada dengan
mengalami peningkatan dalam setiap aspek
akurasi yang tepat.
penilaian yang menjadi indikator penilaian
peningkatan
kemampuan
Data kualitatif dalam penelitian ini
setelah dilakukan pembelajaran menyanyi
diperoleh dari data lembar observasi guru
dengan menerapkan metode solfegio sampai
93
ISBN 978-602-70471-2-9
selesainya
tindakan.
kriteria
1-2-3-4-5 (do-re-mi-fa-sol) lalu lima
keberhasilan penelitian ini, yaitu apabila
nada berikutnya 6-7-1-2-3 (la-si-do-re-
persentase setiap aspek penilaian yang
mi) kemudian tujuh nada 5-6-7-1-2-3-4-
menjadi indikator mencapai 75% atau lebih
5
dari 25 siswa yang dapat dikategorikan
latihan notasi tangga nada memuat
mampu menyanyi sesuai notasi.
tangga nada yang dibaca naik ataupun
Pada
Adapun
penelitian
disimpulkan
bahwa
ini
Setiap
turun.
solfegio
2. Menyanyikan interval nada, nada-nada
memegang prinsip belajar yang menekankan
yang digunakan untuk latihan interval
perlunya pengulangan atau latihan-latihan
nada memuat nada yang dipelajari saat
untuk
menyanyi
pengenalan nada dalam tangga nada.
dengan akurasi nada yang tepat. Dengan
Tingkat interval nada diberikan secara
selalu berlatih menyanyikan tangga nada,
bertahap mulai dari Prim, Sekon, dan
interval nada, dan melodi membuat siswa
Terts. Lalu dilanjutkan Kuart dan Kwint.
peka terhadap nada sehingga terbiasa untuk
Kemudian
membaca atau mengucapkan nada dengan
Septim, dan Oktaf. Notasi interval nada
akurasi yang tepat. Inilah yang membuat
yang dipakai untuk latihan juga dibuat
kemampuan
dengan menggunakan bagian dari notasi
membentuk
siswa
metode
dapat
(sol-la-si-do-re-mi-fa-sol).
kebiasaan
meningkat
dalam
menyanyikan lagu wajib nasional.
ditambah
dengan
Sekt,
lagu wajib nasional sebagai orientasinya. 3. Menyanyikan melodi, dilakukan dengan memperkenalkan
SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan untuk
dapat
disimpulkan
meningkatkan
notasinya
terlebih
dahulu melalui pemberian contoh. Siswa
bahwa
dilatih dengan notasi melodi yang
kemampuan
sederhana kemudian dilanjutkan notasi
menyanyikan lagu wajib nasional pada siswa kelas IV SD Negeri 111/I Muara
lagu wajib nasional Dari penerapan metode solfegio pada
Bulian diterapkan metode solfegio pada
pembelajaran
pembelajaran
tersebut didapatlah peningkatan kemampuan
seni
musik
(menyanyi)
seni
musik
(menyanyi)
sebagai berikut
menyanyi siswa berdasarkan hasil observasi
1. Menyanyikan tangga nada, dilakukan
penilaian
secara
94
bertahap.
Siswa
unjuk
kerja
dari
aspek
dikenalkan
menyanyikan tangga nada, interval nada,
dengan lima nada terlebih dahulu yakni
dan melodi pada siklus I sampai dengan
Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa
siklus III. Pada akhir siklus atau siklus III siswa
mengalami
peningkatan
dengan
rincian sebagai berikut: sebanyak 82,35% atau 28 siswa mampu menyanyikan tangga nada sesuai notasi, 76,47% atau 26 siswa mampu menyanyikan interval nada sesuai notasi, dan 79,41% atau 27 siswa mampu menyanyikan
melodi
sesuai
notasi.
Persentase pada setiap indikator hasilnya melebihi kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya yakni75% atau sudah lebih dari 25 siswa. Maka berdasarkan hasil penelitian pada siklus III , presentase dan jumlah siswa telah memenuhi kriteria keberhasilan. Hal ini membuktikan bahwa metode solfegio dapat
meningkatkan
kemampuan
menyanyikan lagu wajib nasional pada siswa kelas IV SD Negeri 111/I Muara Bulian.
DAFTAR PUSTAKA Banoe,
Pono. (2013). Kamus musik. Yogyakarta: Kanisius. Daryanto. (2014). Penelitian tindakan kelas dan penelitian tindakan sekolah
beserta contoh-contohnya. Yogyakarta: Gava Media. Dimyati dan Mudjiono. (2013). Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Ekawarna. (2011). Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Gaung Persada. Feezel, Mark. (2011). Music theory fundamentals high-yields music theory, vol. 1, diakses pada tanggal 2 Februari 2016 dari http://learnmusictheory.net Murtono, Sri, Sri Murwarni, dan Naniek Sri Winarni. (2005). Kerajinan Tangan dan Kesenian. Jakarta: Yudhistira. Muttaqin, Moh dan Kustap, (2008). Seni musik klasik. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Nixon, Meghan, (2015). Solfege: A Beginner’s Guide. diakses pada tanggal 12 Februari 2016 dari http://www.howtosingsmarter.com/s olfege/. Sagala, Syaiful, (2013). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sumaryanto, F. Totok, (2005). “Efektifitas Penggunaan Metode Solfegio untuk Pembelajaran Keterampilan Bermain Musik di Sekolah Dasar”. Jurnal HARMONIA: Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni. Vol. VI No. 2/Mei-Agustus 2005. Watson, Vicki, (2012). Teaching Your Young Child Music. Brillkids Inc. diakses pada tanggal 2 Februari 2016 dari http://www.brillkids.com/teachmusic.
95