Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 1, Februari 2013
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL GENERATIF LEARNING DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL Fitriani, M. Arifuddin Jamal, dan Mustika Wati Prodi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin,
[email protected] ABSTRACT: Lack of student learning outcomes in science subjects especially physics due to the lack of involvement or the involvement of the student during the learning process. Therefore, research aimed at improving learning outcomes through learning generative models with contextual approach. The specific objectives of the study to describe: (1) lesson plan implementation, (2) student learning outcomes, (3) student misconceptions, (4) students' response to learning generative models with contextual approach. This research is a model TOD Hopkins consisting of three cycles. The results showed an increase (1) in the first cycle lesson plan implementation meeting 1sebesar 87% (good), the first cycle of meetings 2 by 81% (good), the second cycle is 95% (very good), the third cycle of 96.00% ( very good), (2) mastery learning outcomes of students in the classical cycle I encounter 1sebesar 54.05% (not finished), I cycle 2 meeting at 81.57% (complete), on the second cycle of 83.78% (complete) and the third cycle of 86.48% (complete), (3) misconceptions cycle I for one meeting at 27.02%, the first cycle for the meeting 2 at 52.26%, on the second cycle of 18.91%, and cycle III amounted to 13.51%, most students are difficult to analyze sums and examples, (4) students' response to generative learning contextual learning approach, where the average attention (attention) amounted to 79.31% of students with a category quite well, relavace (linkage ) amounted to 77.93% of students with good category, confidence (confidence) of 71.60% of students with both categories, and satisfaction (satisfaction) for 74.13% of students with either category. Retrieved conclusion that through learning generative models with contextual approach to improving student learning outcomes of class VII H SMP Negeri 9 Banjarmasin on the subject of heat. Keywords: generative learning, contextual approach, heat. pembelajaran.
PENDAHULUAN Pada
pemecahan
program
masalah dalam pembelajaran sangat
pembelajaran bertujuan tidak hanya
penting. Oleh karena itu diharapkan
memahami dan menguasai apa dan
siswa
bagaimana
kebebasan
itu
hakekatnya
Maka
terjadi,
tetapi
juga
mencapai berpikir
pola
pikir
sehingga
dapat
memberi pemahaman dan penguasaan
melaksanakan
tentang “mengapa hal itu terjadi”.
berupa
Seringkali terdapat kesulitan-kesulitan
mengkaji, menemukan dan memprediksi
dalam
(Depdiknas, 2007).
meningkatkan
mutu
47
aktivitas
dan
berpikir,
intelektual
mempertanyakan,
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 1, Februari 2013
Berdasarkan hasil wawancara
baru pada konsep-konsep relevan yang
mengenai proses pembelajaran di kelas
terdapat
VII H semester I SMP Negeri 9
seseorang”. Dalam merancang kegiatan-
Banjarmasin tahun pelajaran 2011/2012,
kegiatan di kelas, guru harus membuat
pembelajaran fisika cenderung berpusat
program
pada guru tanpa banyak melibatkan
pengetahuan
partisipasi
kenyataannya
siswa.
Hal
tersebut
pada
struktur
pengajarannya
kognitif
atas
dasar
siswa. jika
Dalam guru
tidak
menyebabkan rendahnya hasil belajar
mengetahui pengetahuan awal siswa
fisika siswa, serta masih banyaknya
maka
siswa yang kurang memahami konsep-
berdampak pada kesulitan belajar.
konsep materi yang telah dipelajari.
terjadi
miskonsepsi
Menurut
yang
Blanchard
dalam
Hasil ulangan juga menunjukkan bahwa
Trianto (2008), pendekatan kontekstual
dari 32 siswa hanya 11 siswa yang
merupakan
memenuhi kriteria ketuntasan minimum
membantu guru menghubungkan konten
(KKM).
materi ajar dengan dunia nyata dan Pembelajaran
generatif
suatu
memotivasi
konsepsi
siswa
membuat
(generatif Learning), menurut Osborne
hubungan
dan Wittrock dalam Padiya (2008)
penerapannya
adalah suatu model pembelajaran yang
siswa. Sesuai dengan teori kontruktivis,
menekankan
pengetahuan
pada
pengintegrasian
antara
untuk
yang
ke
pengetahuan dalam
bukanlah
dan
kehidupan seperangkat
secara aktif pengetahuan baru dengan
fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang
menggunakan
di
siap untuk diambil dan diingat. Manusia
miliki sebelumnya (layaknya seperti
harus mengkonstruksi pengetahuan itu
ilmuwan). Pengetahuan baru itu akan di
dan
uji dengan menjawab atau menjelaskan
pengalaman nyata.
pengetahuan
yang
persoalan atau gejala yang terkait. Jika pengetahuan permasalahan
itu
berhasil
yang
makna
melalui
Suatu konsep mudah dipahami
menjawab
dihadapi,
memberi
dan diingat oleh siswa bila konsep
maka
tersebut disajikan melalui prosedur dan
pengetahuan baru itu akan di simpan
langkah-langkah yang tepat, jelas, dan
dalam memori jangka panjang.
menarik. Keaktifan siswa dalam belajar
Pendapat ini sejalan dengan
merupakan
salah
satu faktor yang
Ausabel dalam Dahar (2006) yang
mempengaruhi
keberhasilan
menyatakan bahwa “... belajar bermakna
belajar.
satu
merupakan proses dikaitkan informasi
menekankan berbagai kegiatan tindakan
48
Salah
kegiatan
dalam yang
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 1, Februari 2013
adalah
menggunakan
pendekatan
METODE PENELITIAN
tertentu dalam pembelajaran. Karena
Penelitian
ini
adalah
suatu pendekatan dalam pembelajaran
penelitian tindakan kelas (clasroom
pada hakekatnya merupakan cara yang
action
teratur dan terpikir secara sempurna
penelitian ini untuk mengatasi adanya
untuk mencapai tujuan pembelajaran
masalah dalam kelas VII H SMP Negeri
(Trianto, 2008).
9
Demonstrasi
dan
research),
banjarmasin
karena
yang
akan
dalam
diteliti.
jadwal
Ketuntasan hasil belajar siswa masih
pembimbingan
rendah baik ketuntasan secara individual
direncanakan dan dilaksanakan secara
maupun ketuntasan secara klasikal yang
seksama pula. Dengan adanya interaksi
merupakan indikator tingginya tingkat
demikian diharapkan miskonsepsi siswa
kompetitif dan individual antar siswa.
dalam
berkurang,
Adapun alur penelitian yang digunakan
bermakna,
penetilitian
pembelajaran/
pembelajaran
pembelajaran
lebih
berkembangnya rasa ingin tahu, daya hasil
belajar
siswa
kelas
model
Hopkins.
nalar, dan daya kritisnya sehingga pada akhirnya
tindakan
Empat tahap penelitian kelas
akan
yang dirumuskan oleh Hopkinsadalah
meningkat sesuai dengan harapan. Hal
sebagai berikut :
tersebut sesuai dengan hasil penelitian
Plan (Rencana Awal)
Andrian (2009), Fitriah (2012), Sari
Rencana merupakan tahapan
(2012) menyatakan bahwa penerapan
awal yang harus dilakukan guru sebelum
model
dapat
melakukan sesuatu. Oleh karena itu,
meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil
perencanaan yang dikembangkan harus
penelitian Novitasari (2011), Salamah
fleksibel untuk mengadopsi pengaruh
(2009)
yang tidak dapat dilihat dan rintangan
Generatif
menyatakan
Learning
bahwa
pendekatan
kontekstual
meningkatkan
hasil
melalui dapat
belajar
tersembunyi
siswa.
(Munawaroh,
2012).
Rencana yang dilakukan meliputi:
Peneliti meyakini salah satu upaya untuk
(1) Menyusun
RPP
model
meningkatkan hasil belajar siswa adalah
pembelajaran
guru dan siswa sama-sama aktif dalam
dengan pendekatan kontekstual.
proses belajar mengajar yaitu dengan
(2) Menyusun Hand Out, LKS, THB
adanya
penerapan
learning
dengan
model
generatif
dan
pendekatan
media
pembelajaran.
kontekstual.
49
generatif
yang
learning
mendukung
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 1, Februari 2013
(3) Menyusun
lembar
pengamatan
selanjutnya
keterlaksanaan RPP. (4) Membuat
angket
terhadap
refleksi respon
model
generatif
siswa
antara
observer.
pembelajaran
learning
melalui
dan
guru/peneliti
Analisis
data
dan
dilakukan
kesimpulan. Selanjutnya dilakukan Refleksi untuk
Action dan observation
mengkaji
tindakan
terhadap
Tindakan
dalam
penelitian
keberhasilan pencapaian berbagai tujuan
berhati-hati
dan
merupakan
dan perlu tidaknya ditindaklanjuti dalam
yang
terencana.
tindakan
praktis
rangka
adalah
skenario
melaksanakan
pembelajaran
direncanakan, adalah
akhir.
refleksi,
maka
pembelajaran dijadikan pertimbangan
telah
untuk
dan sebagai pengajar
peneliti
hasil
tujuan
kesalahan-kesalahan yang terjadi selama
kegiatan
yang
mencapai
Berdasarkan
Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini
analisis
melalui reduksi data, paparan, dan
pendekatan kontekstual.
harus
dilakukan
memperbaiki
kesalahan
pada
siklus berikutnya. Pada langkah ini
sendiri.Skenario
berusaha mencari alur pemikiran yang
pembelajaran sesuai dengan RPP yang
logis dalam kerangka kerja proses,
telah disusun pada tahap perencanaan.
problem,
Selama melakukan penelitian, observasi
pada
penelitian
isu,
dan
hambatan
yang
muncul dalam perencanaan tindakan
tindakan
strategis. Siklus terakhir, siswa diminta
mempunyai fungsi mendokumentasikan
mengisi angket respon siswa berkaitan
implementasi tindakan yang diberikan
dengan proses pembelajaran generatif
kepada
learning
subjek.
Pada
penelitian
dengan
pendekatan
dilakukan observasi oleh observer (guru
kontekstual.
mitra
Subyek dan Waktu Penelitian
dan
teman
sejawat)
tentang
Subjek
keterlaksanaan RPP dan miskonsepsi berlangsung,
adalah
peneliti sekaligus sebagai guru dan
yang dilakukan oleh siswa selama proses pengajaran
penelitian
siswa kelas VII H SMP Negeri 9
serta
Banjarmasin tahun ajaran 2011/2012.
pengelolaan pembelajaran guru, setelah
Seluruh siswa berjumlah 38 orang,
proses pembelajaran dilakukan tes hasil
terdiri dari 16 orang siswa laki-laki dan
belajar.
22 orang siswa perempuan. Tempat
Reflective
penelitian
adalah
SMP
Negeri
9
Setelah semua data terkumpul
Banjarmasin, Jl. Batu Benawa komplek
meliputi pengelolaan pembelajaran guru,
Mulawarman Banjarmasin. Penelitian
tes
hasil
belajar,
miskonsepsi
dan
50
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 1, Februari 2013
ini dilaksanakan dari bulan September
generatif learning dengan pendekatan
2012 s/d Januari 2013.
kontekstual
yang
dilakukan
dalam
proses belajar mengajar di kelas. Dalam
HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian ini, pembelajaran dilakukan
Hasil penelitian akan diuraikan
dalam
dalam tahapan yang berupa siklus-siklus
tiga
pemaparan
siklus
sebagaimana
berikut
ini
Siklus I (1) Hasil analisis keterlaksanaan RPP siklus I (pertemuan 1) Tabel 1. Hasil keterlaksanaan RPP siklus I (pertemuan 1) No. 1. 2. 3.
Tahap Pembelajaran Pendahuluan Kegiatan inti Penutup Rata-rata Reliabilitas
Persentasi 79% 80% 81,25% 87% 95%
Kategori Baik Baik Baik Baik Tinggi
Berdasarkan tabel 1, untuk
terlaksana semua dan dikategorikan
kegiatan pendahuluan terlaksana semua
baik. Kemudian dari hasil perhitungan
dan dikategorikan baik. Pada kegiatan
reliabilitas 95% dikategorikan tinggi dan
inti terlaksana semua dan dikategorikan
untuk semua kegiatan dapat dikatakan
baik, dan untuk kegiatan penutup juga
terlaksana dengan baik.
(2) Hasil Belajar Siswa Tabel 2. Hasil belajar siswa siklus I (pertemuan 1) Siklus 1 Jumlah Siswa
Hasil Belajar Tuntas Tidak Tuntas 20 17
KK (%)
Jumlah 37
54,05
Berdasarkan Tabel 2, penilaian
54,05%.
Dari
hasil
tersebut
dapat
secara individual, siswa yang tuntas
dikatakan bahwa untuk pertemuan satu
berjumlah 20 orang dan siswa yang
hasil belajar siswa belum tuntas karena
tidak tuntas berjumlah 17 orang. Dan
masih
penilaian
mencapai nilai KKM.
secara
klasikal
sebesar
(3) Analisis miskonsepsi siswa
51
banyak
siswa
yang
belum
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 1, Februari 2013
Tabel 3. Miskonsepsi siswa Hasil Belajar Miskonsepi (MK) Paham konsep (K) 10 17
Siklus I Jumlah Siswa Jumlah siswa miskonsepsi (%) Berdasarkan
Jumlah 37
27,02
Tabel 3, siswa
54,05%.
Hasil
pengamatan
yang mengalami miskonsepsi berjumlah
menunjukkan 27,02% siswa mengalami
10 orang dan siswa yang sudah paham
miskonsepsi, karena masih banyak siswa
konsep berjumlah 17 orang. Siswa yang
yang belum paham mengenai konsep
mengalami
yang diajarkan oleh guru.
miskonsepsi
terhadap
pembelajaran pada materi kalor sebesar
Dengan demikian, pada siklus
27,02%. Siswa masih belum paham pada
I pertemuan 2 hasil belajar siswa harus
soal
diperbaiki dengan cara (1) Guru harus
definisi
dari
kalor
serta
menggunakan persamaannya.
memperbaiki pembelajaran selanjutnya
Reflective
agar hasil belajar siswa meningkat. (2)
Refleksi
hasil
Pada saat pembelajaran guru harus lebih
pembelajaran siklus I pertemuan 1 yaitu
banyak memberikan umpan balikkepada
pada
siswa. Agar guru mengetahui konsep
hasil
terhadap
evaluasi
melalui
THB,
banyak terdapat nilai siswa yang tidak
mana
mencapai
nilai
dipahami oleh siswa.
ketuntasan
secara
KKM.
Sehingga
klasikal
yang
belum
dikuasai
atau
sebesar
Siklus I Pertemuan 2 1. Hasil Analisis Keterlaksanaan RPP Tabel 4 Hasil keterlaksanaan RPP siklus I (pertemuan 1) No. Tahap Pembelajaran 1. Pendahuluan 2. Kegiatan inti 3. Penutup Rata-rata Reliabilitas
Persentasi 67% 77% 83% 81% 99%
Kategori Cukup Baik Baik Baik Baik Tinggi
Untuk kegiatan pendahuluan
kegiatan inti terlaksana semua dan
terlaksana
dan
dikategorikan baik, dan untuk kegiatan
dikategorikan kurang baik karena pada
penutup juga terlaksana semua dan
kegiatan
dikategorikan baik. Kemudian dari hasil
tidak
kedua
semua terlewatkan.
Pada
52
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 1, Februari 2013
perhitungan
reliabilitas
99%
denganbaik
walaupun
dalam
dikategorikan tinggi dan untuk semua
pendahuluan terdapat satu kegiatan yang
kegiatan dapat dikatakan terlaksana
tidak terlaksana.
(2) Hasil Belajar Siswa Tabel 5 Hasil belajar siswa Siklus 1
Hasil Belajar Tuntas 31
Jumlah Siswa Ketuntasan klasikal (%) Berdasarkan Tabel 5, penilaian
Jumlah
Tidak Tuntas 7 81,57
38
dikatakan bahwa untuk pertemuan kedua
secara individual, siswa yang tuntas
hasil
belajar
siswa
tuntas
berjumlah 31 orang dan siswa yang
ketuntasan secara klasikal ≥ 80%.
karena
tidak tuntas berjumlah 7 orang. Untuk penilaian 81,57%.
secara Dari
klasikal
hasil
sebesar
tersebut
(3) Miskonsepsi siswa
dapat Tabel 6. Miskonsepsi siswa
Hasil Belajar Miskonsepi (MK) Paham konsep (K) 21 17
Siklus I Jumlah Siswa Jumlah siswa miskonsepsi Berdasarkan merupakan
siswa
yang
38
55,26% tabel
yang
6,
mengalami
Reflective
miskonsepsi berjumlah 21 orang dan siswa
Jumlah
memahami
Refleksi
terhadap
hasil
konsep
pembelajaran siklus I pertemuan 2 yaitu
berjumlah 17 orang. Pada pertemuan
Pada hasil pengamatan THB masih
kedua ini jumlah siswa yang mengalami
terdapat beberapa siswa yang nilainya
miskonsepsi sangat banyak yaitu sebesar
dibawah KKM.Hasil data miskopnsepsi
55,26%. Dilihat dari hasil pengamatan
siswa tergolong sangat besar karena
siswa yang masih bingung tentang
terdapat banyak siswa yang belum
pemahaman
memahami konsep yang telah dipelajari
soal
nomor
3
yaitu
mengenai contoh dari konduksi.
terutama
53
mengenai
soal
yang
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 1, Februari 2013
berhubungan
dengan
contoh
dalam
yang belum dipahaminya, kemudian
kehidupan sehari-hari.
diperbanyak proses tanya jawab supaya
Dengan demikian, pada siklus
tahu sejauh mana konsep yang telah
II hasil belajar siswa harus diperbaiki
dipahami siswa agar nantinya tidak
dengan cara (1) Ketuntasan klasikal
terjadi miskonsepsi.
siswa sudah baik , guru harus berusaha lagi agar lebih meningkat. (2) Guru
Siklus II
harus memberikan kesempatan kepada
1. Hasil Analisis Keterlaksanaan
siswa untuk bertanya mengenai konsep
RPP
Tabel 7. Hasil keterlaksanaan RPP siklus II No. Tahap Pembelajaran 1. Pendahuluan 2. Kegiatan inti 3. Penutup Rata-rata Reliabilitas Kegiatan
Persentasi 91,66% 97,22% 100% 99,60% 99,46%
Kategori Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Tinggi
pendahuluan
Kemudian
dari
hasil
perhitungan
terlaksana semua dan dikategorikan
reliabilitas
juga
amat baik. Pada kegiatan inti terlaksana
dikategorikan tinggi. Jadi untuk semua
semua dan dikategorikan amat baik, dan
kegiatan atau aspek yang telah diamati
untuk kegiatan penutup juga terlaksana
dapat dikatakan terlaksana dengan amat
semua dan dikategorikan amat baik.
baik.
sebesar
96,46%
1. Hasil belajar siswa Tabel 8. Hasil belajar siswa Hasil Belajar Siklus 1
Tuntas
Jumlah Siswa Ketuntasan klasikal (%)
32
Berdasarkan tabel 8, penilaian
Tidak Tuntas 5 83,78 sebesar
86,48%.
Jumlah 37
Berdasarkan
hasil
secara individual, siswa yang tuntas
tersebut dapat dikatakan bahwa untuk
berjumlah 32 orang dan siswa yang
hasil belajar siswa pada pembelajaran
tidak
siklus II tuntas.
tuntas
berjumlah
5
orang.
Kemudian penilaian secara klasikal
54
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 1, Februari 2013
(2) Analisis miskonsepsi siswa Tabel 9. Miskonsepsi siswa Hasil Belajar Miskonsepi (MK) Paham konsep (K) 7 30 18,91
Siklus I Jumlah Siswa Siswa miskonsepsi (%)
Berdasarkan Tabel 9, secara individu
siswa
yang
Jumlah 37
belajar siswa dapat dikategorikan baik
mengalami
karena
ketuntasan
sebesar
masih
terdapat
miskonsepsi berjumlah 7 orang dan
83,78%.
siswa
konsep
beberapa siswa yang belum tuntas. Pada
berjumlah 30 orang. Pada siklus ini
siklus ini, miskonsepsi siswa sebesar
siswa yang mengalami miskonsepsi
18,91%. Hasil menunjukkan bahwa pada
terhadap pembelajaran pada materi kalor
miskonsepsi siswa berkurang dari siklus
dapat mengubah wujud zat berkurang
sebelumnya.
yang
memahami
Walaupun
klasikal
dari siklus sebelumnya yaitu sebesar
Dengan demikian, pada siklus
18,91%. Siswa yang banyak mengalami
III hasil belajar siswa harus diperbaiki
miskonsepsi atau kebingungan pada
dengan cara (1) hasil belajar siswa harus
siklus ini terdapat pada soal nomor 4
ditingkatkan lagi, (2) Hasil miskonsepsi
mengenai contoh dari perubahan wujud
siswa sudah baik, harus ditingkatkan
zat akibat pengaruh kalor.
lagi agar miskonsepsi siswa berkurang.
Reflective
Siklus III
Refleksi
terhadap
hasil
(1) Analisis Keterlaksanaan RPP
pembelajaran siklus II yaitu Hasil Tabel 10. Hasil keterlaksanaan RPP siklus II No. Tahap Pembelajaran 1. Pendahuluan 2. Kegiatan inti 3. Penutup Rata-rata Reliabilitas Kegiatan
Persentasi 96,62% 97,50% 100% 97,04% 98,73%
pendahuluan
Kategori Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Tinggi
semua juga dikategorikan amat baik.
terlaksana semua dan dikategorikan
Kemudian
dari
amat baik. Pada kegiatan inti terlaksana
reliabilitas
juga
semua dan dikategorikan amat baik, dan
dikategorikan tinggi sehingga untuk
untuk kegiatan penutup juga terlaksana
55
hasil
perhitungan
sebesar
98,73%
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 1, Februari 2013
semua kegiatan yang diamati dapat
dikatakan terlaksana dengan amat baik.
(2) Hasil belajar siswa Tabel 11. Hasil belajar siswa siklus III Hasil Belajar Siklus 1 Jumlah Siswa Ketuntasan klasikal (%)
Tuntas
Tidak Tuntas
Jumlah
32
5 86,48
37
Tabel 11, menunjukkan bahwa
86,48%. Dari hasil tersebut untuk hasil
penilaian secara individual, siswa yang
belajar siswa pada pembelajaran siklus
tuntas berjumlah 32 orang dan siswa
III dikategorikan tuntas.
yang tidak tuntas berjumlah 5 orang. Dan penilaian secara klasikal sebesar
(3) Analisis miskonsepsi siswa
Tabel 12. Miskonsepsi siswa siklus III Siklus I Jumlah Siswa
Hasil Belajar Miskonsepsi (MK) Paham konsep (K) 5 32
JumlahSiswa miskonsepsi
Jumlah 37
13,51%
Berdasarkan Tabel 12, siswa
Reflective
yang mengalami miskonsepsi berjumlah
Refleksi terhadap hasil pembelajaran
5 orang dan siswa yang memahami
siklus III yaitu pada hasil THB melalui
konsep berjumlah 32 orang. Pada siklus
ketuntasan klasikal sebesar 86,48%,
ini jumlah siswa yang mengalami
walaupun ada beberapa siswa yang
miskonsepsi
belum
berkurang
dari
siklus
tuntas.
Adanya
pengurangan
sebelumnya yaitu sebesar 13,51%. Pada
miskonsepsi siswa walaupun belum
siklus ini banyak siswa yang memahami
mencapai 100%.
konsep secara benar, walaupun masih
Pembahasan
terdapat beberapa siswa yang masih
Siklus
I
untuk
pertemuan
bingung mengenai soal tentang aplikasi
pertama, aspek atau keterlaksanaan RPP
dari Azaz Black dalam kehidupan
pada tahap pendahuluan yaitu fase satu
sehari-hari.
terlaksana
semua
dan
dapat
dikategorikan baik oleh pengamat secara umum. Pada tahap inti, semua kegiatan
56
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 1, Februari 2013
juga terlaksana dan dapat dikategorikan
semua kegiatan juga terlaksana dan
baik secara keseluruhan. Kemudian pada
secara
tahap penutup juga semua kegiatan
terlaksana
terlaksana dan secara keseluruhan dapat
persentase rata-rata keterlaksanaan RPP
dikategorikan baik. Persentase rata-rata
pada siklus II adalah 95% dengan
keterlaksanaan RPP pada siklus I untuk
reliabilitas sebesar 98% dan secara
pertemuan pertama adalah 79% dengan
keseluruhan
reliabilitas sebesar 95% dan secara
dikategorikan amat baik.
keseluruhan
pada
untuk keterlaksanaan RPP pada bagian
siklus untuk pertemuan 1 ini dapat
pendahuluan secara keseluruhan semua
dikatakan cukup baik.
kegiatan terlaksana dengan amat baik.
pelaksanaan
Kegiatan
RPP
siklus
I
untuk
keseluruhan
dikategorikan
dengan
baik.
Untuk
keterlaksanaan
RPP
Siklus III
Begitu pula untuk bagian inti dan
pertemuan kedua, keterlaksanaan RPP
penutup
pada
tidak
terlaksana dengan amat baik. Untuk
terlaksana semua. Ada satu kegiatan
persentase rata-rata keterlaksanaan RPP
yaitu motivasi tidak terlaksana atau
pada siklus III adalah 96% dengan
terlewatkan, dan secara keseluruhan
reliabilitas sebesar 99% dan secara
tahap pendahuluan dikategorikan cukup
keseluruhan
baik. Pada tahap inti yaitu semua
dikategorikan amat baik.
tahap
pendahuluan
kegiatan terlaksana dan dikategorikan
juga
secara
keseluruhan
keterlaksanaan
RPP
Kegiatan pada fase ketiga guru
secara keseluruhan baik. Dan pada tahap
mendemonstasikan
terakhir yaitu penutup juga semua
dan meminta siswa mengamati gejala
kegiatan terlaksana dan dikategorikan
yang muncul dari apa yang telah
baik. Persentase rata-rataketerlaksanaan
didemonstrasiakan, serta mengecek dan
RPP pada siklus I untuk pertemuan
membantu siswa mengusulkan bahwa
kedua
pandangan
adalah 92% dengan reliabilitas
sebuah
yang
fenomena
diusulkan
sebesar 99% dan secara keseluruhan
menjelaskan
keterlaksanaannya dikategorikan baik.
keempat guru memberikan penjelasan
Berdasarkan pengamatan pada siklus II,
lanjutan mengenai materi yang sedang
keterlaksanaan
bagian
diajarkan sebelumnya, dan memberi
pendahuluan semua kegiatan terlaksana
berbagai persoalan fisika kepada siswa
dan secara keseluruhan dikategorikan
untuk memantapkan konsep yang telah
terlaksana dengan amat baik. Begitu
diajarkan.Fase terakhir guru bersama-
pula untuk bagian inti dan penutup
sama
RPP
pada
57
dengan
secara
murid
koheren.
dapat Fase
menyimpulkan
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 1, Februari 2013
materi
pembelajaran
yang
telah
mencapai nilai KKM. Karena ketuntasan
dipelajari sesuai tujuan pembelajaran,
klasikal
≥
80%
maka,
dapat
kemudian melakukan evaluasi berupa
digolongkan hasil belajar siswa tinggi
tes hasil belajar kepada siswa.
dan hasil belajarnya meningkat dari
Hasil Belajar pada siklus I
siklus sebelumnya. Siklus III didapatkan
untuk petemuan pertama didapatkan
ketuntasan klasikal sebesar 86,48%.
ketuntasan
Dari 37 siswa yang mengikuti tes hasil
54,05%.
secara Dilihat
klasikal dari
hasil
sebesar yang
belajar,
terdapat
32
siswa
yang
didapatkan dari 37 siswa yang mengikuti
mencapai nilai KKM.5 siswa lainnya
tes hasil belajar atau evaluasi yang
tidak mencapai nilai KKM. Karena
dilakukan oleh guru, hanya 20 siswa
ketuntasan klasikal ≥ 80% maka dapat
yang mencapai nilai KKM.Terdapat 17
digolongkan hasil belajar siswa tinggi
siswa lainnya tidak mencapai nilai
dan hasilnya juga meningkat dari siklus
KKM.Pembelajaran
secara
II. Dari siklus I, II, dan III untuk jumlah
keseluruhan dapat digolongkan bahwa
siswa yang mengalami miskonsepsi
hasil belajar siswa masih rendah dan
yang paling besar terjadi pada siklus I
tidak tuntas. Siklus I untuk pertemuan
untuk pertemuan 2. Pada siklus I untuk
kedua
ketuntasan
pertemuan 2 masih banyak siswa yang
secara klasikal sebesar 81,57%. Dari 38
belum paham terhadap konsep yang
siswa yang mengikuti tes hasil belajar
telah dipelajari mengenai perpindahan
atau THB yang diberikan guru, terdapat
kalor
31 siswa yang mencapai nilai KKM.Dan
memberikan contoh-contoh
7 siswa lainnya tidak mencapai nilai
dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian
KKM.Walaupun demikian, dilihat dari
untuk siklus II mengenai materi wujud
hasil ketuntasan secara klasikal ≥ 80%
zat akibat kalor jumlah siswa yang
siswa yang mencapai nilai KKM. Maka
mengalami miskonsepsi sebesar 18,91%.
secara keseluruhan pembelajaran pada
Pada siklus III jumlah siswa yang
siklus ini dapat digolongkan hasil belajar
mengalami miskonsepsi pada materi
siswa tinggi dan tuntas. Siklus II
azaz black sebesar 13,51%.
didapatkan
ini
hasil
terutama
pada
bagian
soal
konduksi
didapatkan hasil ketuntasan klasikal sebesar 83,78%. Dari 37 siswa yang
SIMPULAN DAN SARAN
mengikuti evaluasi atau tes hasil belajar
Simpulan
(THB), 31 siswa yang mencapai nilai
Berdasarkan temuan hasil penelitian,
KKM. Terdapat 6 siswa lainnya tidak
dapat diperoleh simpulan bahwa model
58
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 1, Februari 2013
generatif learning dengan pendekatan
siswa SMP Negeri 1 Banjarmasin pada materi ajar Kalor. Banjarmasin: FKIP UNLAM.
kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII H SMP 9 Banjarmasin pada pokok bahasan kalor.
Trianto.
Saran Beberapa
saran
dari
hasil
(2008). Mendesain Pembelajaran Kontekstual (CTL) di Kelas. Jakarta: Cerdas Pustaka Publisher.
penelitian yang telah dilakukan adalah: (1) Meminimalkan mengalami
siswa miskonsepsi
Padiya. (2008). Model Pembelajaran Generatif. Tersedia On Line http://anwarholilblogspot.com/ 2008/04/pembelajarangeneratif-mpg.html, diakses 3 September 2012.
yang lebih
ditingkatkan lagi. (2) Hasil peneliti harus lebih optimal sehingga bisa mencapai 100% dari semua aspek penelitian yang telah diamati. (3) Pengelolaan
waktu
lebih
diperhatikan lagi. DAFTAR PUSTAKA Dahar, R, W. (2006). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga. Depdiknas. (2007). Kajian Kebijakakan Kurikulum Mata Pelajaran IPA. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan, Departemen Pendidikan Nasional Salamah. (2009). Pembelajaran dengan Pendekatan CTL dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIID SMP Negeri 22 Banjarmasin pada Materi Ajar Kalor dan Perpindahannya. Banjarmasin: FKIP UNLAM. Sari, Y, R. (2012). Penerapan Model Generatif Learning dapat meningkatkan hasil belajar
59