Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 7 ISSN 2354-614X
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDK Ogomojolo Pada Materi Perjuangan Bangsa Indonesia Sebelum Kemerdekaan Melalui Metode Resitasi Ayub Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
ABSTRAK Permasalahan yang di kaji dalam penelitian ini adalah: Bagaimana penerapan metode Resitasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Perjuangan Bangsa Indonesia sebelum Kemerdekaan di kelas V SDK Ogomojolo? Tujuan penelitian ini adalah: untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDK Ogomojolo dengan menggunakan metode Resitasi. Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas dengan dua siklus. Adapun sasaran dari penelitian ini adalah siswa kelas V SDK Ogomojolo yang terdiri dari 10 orang perempuan dan 10 orang laki-laki, dengan memperoleh data dari hasil tes dan data dari hasil observasi kegiatan guru dan siswa. Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa metode Resitasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang ditandai peningkatan ketuntasan belajar pada setiap siklus, yaitu siklus I (55 %), dan siklus II (80 %). Pembelajaran ini memberikan nilai positif bagi siswa kelas V SDK Ogomojolo dalam memahami pembelajaran yang disajikan oleh guru. Kesan yang dialami oleh siswa adalah: 1) senang mengikuti pembelajaran, karena diajak untuk mencari hal-hal yang belum diketahui sebelumnya, 2) siswa memiliki kemampuan dalam mengemukakan ide atau gagasan, 3) siswa merasa puas karena menemukan sistem pembelajaran baru yang belum pernah dialami sebelumnya. Kata Kunci: Kooperatif Tipe STAD; Hasil Belajar; Perjuangan Bangsa Indonesia sebelum Kemerdekaan I.
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bertanah air. Maju mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh kreativitas pendidikan bangsa itu sendiri dan kompleknya masalah kehidupan menuntut sumber daya manusia yang handal dan mampu berkompetensi. Selain itu, pendidikan merupakan wadah kegiatan yang dapat dipandang sebagai pencetak sumber daya manusia bermutu tinggi. Pendidikan bukanlah suatu hal yang statis atau tetap, melainkan suatu hal yang dinamis
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 7 ISSN 2354-614X sehingga menuntut adanya suatu perubahan atau perbaikan secara terus menerus. Perubahan dapat dilakukan dalam hal metode mengajar, buku, alat laboratorium, maupun materi pelajaran. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah mempengaruhi segala aspek kehidupan, tidak terkecuali dengan bidang pendidikan. Untuk dapat mengimbangi pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi maka dunia pendidikanpun harus mengalami suatu perkembangan, terutama dalam pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah, maka dari itu seorang guru dituntut untuk profesional dibidangnya dalam arti bertanggungjawab, berdedikasi dan berdisiplin sesuai dengan tingkat profesionalisme terhadap siswanya. Guru yang profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keikhlasan khususnya dalam bidang keguruan sehingga mampu melaksanakan tugasnya dan fungsinya
sebagai
seorang
guru
dengan
kemampuan
maksimal
untuk
mendampingi siswa dalam belajar. Peranan metode pengajaran sangatlah penting dalam proses belajar mengajar, yakni sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar yang kondusif. Dengan metode tersebut diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan mengajar guru, dengan kata lain terciptalah interaksi edukatif antar guru dengan siswa. Metode atau strategi merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan dalam mencapai tujuan tetapi tidak semua metode pembelajaran sesuai
digunakan untuk
mencapai
tujuan
pembelajaran tertentu. Ada banyak metode yang bisa digunakan oleh para pendidik untuk membuat pembelajaran lebih efektif, efisien, menarik dan paling penting untuk mencapai tujuan pembelajaran. Akan tetapi metode-metode yang banyak tadi tak lepas dari yang namanya kekurangan. Oleh karena itu, sebagai guru mereka harus pintar dalam mengatasi kekurangan yang ada pada metode tersebut. Berdasarkan hasil observasi awal yang telah dilakukan, salah satu permasalahan yang teridentifikasi pada saat mengajar dikelas V SDK Ogomojolo pada pembelajaran IPS adalah hasil belajar siswa sangat rendah. Hal tersebut
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 7 ISSN 2354-614X dapat dilihat dari hasil tes awal siswa kelas V SDK Ogomojolo belum sesuai harapan karena dari 20 siswa yang mengikuti tes, hanya 6 siswa yang dinyatakan tuntas belajar. Permasalahan tersebut mungkin disebabkan dari cara mengajar guru, dimana guru lebih banyak mendominasi kelas, artinya cara mengajar guru lebih banyak menggunakan model pembelajaran konvensional (metode ceramah dan tanya jawab) dalam menyampaikan materi bahkan tidak menggunakan alat peraga, kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran, sehingga pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan sangatlah minim dan juga siswa tidak termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Berdasarkan masalah diatas, peneliti mencoba menerapkan metode Resitasi dengan harapan agar siswa: (1) aktif dalam pembelajaran; dan (2) hasil belajar siswa dapat meningkat. Metode pembelajaran ini mampu meningkatkan pola interaksi guru dan siswa dalam pembelajaran, sebab dalam pembelajaran tersebut interaksi antara guru dan siswa, antara siswa dan siswa, dan suasana yang baru dan mengairahkan muncul melalui tanya jawab baik dengan guru dan siswa lain sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa itu sendiri. Oleh karena itu, maka peneliti tertarik melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul โMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDK Ogomojolo pada Materi Perjuangan Bangsa Indonesia Sebelum Kemerdekaan melalui Metode Resitasiโ. Karena metode Resitasi dapat memotivasi siswa dalam menemukan hal-hal yang belum dipahami sebelumnya sehingga secara tidak langsung dapat mengali pen getahuan siswa yang selanjutnya dapat meningkatkan hasil belajarnya.
A. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan dikelas dengan melalui tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan hasil pembelajaran di kelas secara lebih profesional. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDK Ogomojolo pada semester II sebanyak
2 siklus. Siklus I dilaksanakan pada
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 7 ISSN 2354-614X tanggal 5 Mei 2014 dan siklus II dilaksanakan pada tanggal 7 Mei 2014. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V yang berjumlah 20 orang, yang terdiri dari 10 orang perempuan dan 10 orang laki-laki. Dalam penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan teman sejawat untuk melakukan rancangan pembelajaran sampai pada merefleksi pelaksanaan tindakan. Teman sejawat bertindak sebagai observer, dan peneliti sebagai pengajar, hal ini dilakukan selain untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan proses pembelajaran juga untuk memperoleh data hasil belajar siswa maupun data hasil pembelajaran di kelas. Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan kelas, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas dari Kemmis dan M.C. Taggart, yaitu berbentuk siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada tindakan siklus dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi masalah. Sedangkan dalam setiap pelaksanaan siklus data dikumpulkan melalui : 1) Observasi, data aktivitas siswa dan guru dalam proses kegiatan belajar mengajar di peroleh melalui lembar observasi yang diisi oleh pengamat. 2) Tes, yang diberikan pada siswa setiap akhir tindakan pada setiap siklus. 3) Catatan lapangan untuk mencatat hal-hal yang belum terekam melalui observasi dan tes. Analisis data dilakukan dengan mengacu pada analisis data kualitatif model Miles dan Huberman (2010: 337-345) yaitu: 1) reduksi data (data reduction), 2) penyajian data (data display), 3) penarikan kesimpulan/verifikasi (conclusion drawing/verification). Penelitian ini berhasil apabila memenuhi penetapan ketuntasan belajar siswa secara individu dan klasikal. Data yang diperoleh dan dikumpulkan akan diolah secara statistik dengan menentukan nilai akhir siswa baik secara individu maupun klasikal. Ketuntasan belajar siswa secara
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 7 ISSN 2354-614X individu berdasarkan nilai akhir siswa dalam pembelajaran. Dengan rumus sebagai berikut : N=
๐
x 100
๐
Dimana :
N = Nilai akhir siswa
X = Skor perolehan Y = Skor maksimal Sedangkan ketuntasan belajar klasikal berdasarkan hasil belajar secara klasikal. Dengan rumus sebagai berikut : KBK =
โ๐ โ๐
Dimana :
x 100% โ ๐ = Banyak siswa yang tuntas โ ๐ = Jumlah peserta tes KBK = Ketuntasan belajar klasikal
Penetapan ketuntasan belajar siswa secara individu berdasarkan penetapan nilai KKM yaitu 65, sedangkan ketuntasan secara klasikal jika 75 % siswa telah mencapai nilai KKM. B. HASIL Tahap Pratindakan merupakan tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebelum menerapkan metode yang telah direncanakan. Tahap ini dilakukan untuk mendapatkan hasil awal dan berfungsi sebagai pembanding dengan tindakan yang menggunakan metode yang telah direncanakan. Setelah melakukan pembelajaran, kegiatan selanjutnya adalah memberikan tes formatif yang diberikan berupa tes tertulis dengan jumlah soal 5 dan masing-masing soal diberikan skor 20. Hasil tes tersebut dapat dilihat bahwa 2 orang siswa memperoleh nilai 50, 5 orang memperoleh nilai 55, 7 orang memperoleh nilai 60, 1 orang memperoleh nilai 65, 3 orang meperoleh nilai 70, dan 2 orang memperoleh nilai 75. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 5 mei 2014 dengan melibatkan teman sejawat sebagai pengamat selama proses pembelajaran. Sebelum masuk dalam tahap pemberian tugas, guru memberikan penjelasan secara umum tentang perjuangan bangsa Indonesia dalam melawan penjajah dengan memperlihatkan
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 7 ISSN 2354-614X gambar beberapa Tokoh Pejuang. Selanjutnya siswa diberi tugas untuk mencari beberapa tokoh dan penyebab terjadinya perlawanan terhadap penjajah serta halhal yang berkaitan dengan materi pada buku pelajaran atau sumber lain. Dalam melaksanakan tugasnya, siswa diberi bimbingan dan petunjuk tentang cara mengerjakan tugas serta dihimbau agar selalu menulis hal-hal penting yang ditemukan serta membiasakan diri dalam mengerjakan tugas secara individu. Selanjutnya guru menginformasikan bahwa tugas yang dikerjakan akan dipresentasikan sebagai bahan laporan hasil pekerjaan. Pada tahap selanjutnya, guru memberi kesempatan kepada beberapa siswa untuk melaporkan hasil pekerjaannya didepan kelas. Pada saat presentasi siswa, guru mengadakan koreksi terhadap pekerjaan siswa yang selanjutnya akan didiskusikan dengan teman lain. Pada akhir kegiatan pembelajaran guru memberikan penilaian terhadap pekerjaan siswa untuk melihat keberhasilan proses pembelajaran. Dari hasil tes tersebut diperoleh data yaitu 2 orang memperoleh nilai 50, 3 orang memperoleh nilai 55, 4 orang memperoleh nilai 60, 3 orang memperoleh nilai 65, 2 orang memperoleh nilai 70, 4 orang memperoleh nilai 75, dan 2 orang memperoleh nilai 85. Data diatas dapat dijelaskan bahwa banyaknya siswa yang tuntas adalah 11 siswa dari 20 siswa dengan persentase 55% yang tergolong ke dalam kategori cukup. Observasi kegiatan guru dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan dan keberhasilan guru dalam melakukan proses pembelajaran di kelas. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang diisi oleh observer yang di dalamnya terdapat komponen yang dijadikan pedoman bagi observer dalam melakukan penilaian yaitu: 4 = sangat baik, 3 = baik, 2 = cukup dan 1 = kurang. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar pada tahap pemberian tugas dari 4 aspek yang diamati memperoleh skor 2 dengan kategori cukup yaitu 1) menyampaikan tujuan pembelajaran, 2) memberikan tugas sesuai kemampuan siswa, 3) memfasilitasi siswa dalam menggunakan sumber belajar, dan 4) memberikan waktu yang cukup. Pada tahap pelaksanaan tugas dari 3 aspek yang diamati terdapat 1 aspek yang masih memperoleh skor 2 atau cukup yaitu meberikan bimbingan kepada siswa dalam
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 7 ISSN 2354-614X melaksanakan tugas, sedangkan pada tahap mempertanggungjawaabkan tugas atau pada aspek memberi kesempatan kepada siswa dalam kegiatan diskusi masih memperoleh nilai 2 atau cukup. Dengan demikian dapat dilihat bahwa hasil observasi menunjukan perolehan skor sebesar 24 dari jumlah skor maksimal 40 sehingga presentase skor yang diperoleh baru mencapai 60% . Hal ini menunjukkan taraf keberhasilan aktivitas guru menurut pengamatan berada dalam ketegori cukup. Sedangkan pengamatan terhadap observasi kegiatan siswa pada tahap pemberian tugas, dari 4 aspek yang diamati 2 aspek memperoleh nilai 1 atau kurang yaitu 1) memahami tujuan pembelajaran, dan 2) mengajukan pertanyaan dan 2 aspek memperoleh nilai 2 atau cukup yaitu 1) mengerjakan tugas dengan baik, dan 2) menggunakan sumber belajar yang sesuai. pada tahap pelaksanaan tugas, dari 3 aspek yang diamati telah mencapai nilai 2 atau kurang yaitu 1) serius dalam melaksanakan tugas, 2) mengerjakan tugas sendiri, 3) mencatat hal-hal penting, sedangkan pada tahap mempertanggungjawabkan tugas, dari 3 aspek yang diamati 1 aspek memperoleh nilai 1 yaitu mempersentasikan hasil pekerjaan, sedangkan aspek 1) berperan aktif dalam diskusi, 2) membuat kesimpulan pembelajaran telah memperoleh nilai 2 atau cukup. Dengan demikian, maka dari 10 aspek yang diamati perolehan skor sebesar 17 dari jumlah skor maksimal 40 sehingga presentase skor yang diperoleh hanya mencapai 42,5% . Hal ini menunjukkan taraf keberhasilan aktivitas siswa menurut pengamatan berada dalam ketegori kurang. Dalam kegiatan refleksi, peneliti bersama-sama dengan observer melakukan diskusi tentang hasil observasi dan hasil tes siswa. Persentase ketuntasan siswa mencapai 55%, Persentase ketuntasan tersebut meningkat dari sebelumnya tetapi hasil tersebut belum mencapai standar ketuntasan yang diharapkan. Dari analisis hasil pengamatan diperoleh beberapa hal sebagai berikut : a.
Pada kegiatan awal pembelajaran guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran sehingga siswa tidak terfokus pada indikator yang akan dicapai.
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 7 ISSN 2354-614X b.
Kegiatan diskusi tidak terlaksana dengan baik disebabkan oleh minimnya bimbingan guru dalam memimpin diskusi.
c.
Dalam mempertanggungjawabkan tugasnya tidak terjadi interaksi baik dengan guru maupun dengan siswa sehingga siswa tidak termotivasi untuk melakukan tanya jawab.
d.
Siswa belum memiliki keberanian untuk bertanya dan mengemukakan pendapatnya.
e.
Dalam proses pembelajaran masih ditemukan siswa yang belum secara aktif dalam menyelesaikan tugas. Berdasarkan analisis data, penelitian akan dilanjutkan pada tindakan siklus
II dengan memperhatikan hal-hal : (1) guru perlu lebih banyak memotivasi siswa, terutama siswa yang belum mencapai target, (2) guru harus memperhatikan pengelolaan kelas sehingga siswa terfokus pada materi yang diajarkan. Berdasarkan hasil refleksi pada tindakan pertama, maka tindakan ke dua dilaksanakan dengan tujuan untuk melakukan perbaikan pembelajaran pada tindakan siklus I. Dalam penyusunan perangkat pembelajaran, baik materi maupun media pembelajaran sama dengan pada siklus I. Namun dalam pelaksanaannya, aktivitas guru lebih terfokus pada masalah-masalah yang terjadi pada siklus I. Siklus II dilaksanakan pada tanggal 7 mei 2014 dengan melibatkan teman sejawat sebagai pengamat selama proses pembelajaran. Sebelum masuk dalam tahap pemberian tugas, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai serta memberikan penjelasan secara umum tentang perjuangan bangsa Indonesia dalam melawan penjajah dengan memperlihatkan gambar beberapa Tokoh Pejuang. Selanjutnya siswa diberi tugas untuk mencari beberapa tokoh dan penyebab terjadinya perlawanan terhadap penjajah serta hal-hal yang berkaitan dengan materi pada buku pelajaran atau sumber lain. Dalam melaksanakan tugasnya, siswa diberi bimbingan secara intensif sebagai bentuk motivasi kepada siswa serta petunjuk tentang cara mengerjakan tugas dan dihimbau agar selalu menanyakan hal-hal yang belum dipahami yang kemudian ditulis dalam bentuk ringkasan mengenai hal-hal penting yang
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 7 ISSN 2354-614X ditemukan serta membiasakan diri dalam mengerjakan tugas secara individu. Selanjutnya guru menginformasikan bahwa tugas yang dikerjakan akan didiskusikan bersama teman didepan kelas. Pada tahap ini, guru memberi kesempatan kepada beberapa siswa untuk melaporkan hasil pekerjaannya didepan kelas. Pada saat presentasi siswa, guru memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk bertanya atau memberi masukan kepada siswa yang menyajikan tugasnya didepan kelas serta memberikan penguatan terhadap jawaban siswa, serta membimbing siswa dalam mebuat kesimpulan hasil laporan. Pada akhir kegiatan pembelajaran guru memberikan penilaian terhadap pekerjaan siswa untuk melihat keberhasilan proses pembelajaran. Hasil yang diperoleh adalah 3 orang memperoleh nilai 60, 2 orang memperoleh nilai 80, 4 orang memperoleh nilai 85, 4 orang memperoleh nilai 90, 4 orang memperoleh nilai 95, dan 2 0rang memperoleh nilai 100. Dari data diatas dapat dijelaskan bahwa banyaknya siswa yang tuntas adalah 17 siswa dari 20 siswa dengan persentase 85% yang tergolong ke dalam kategori sangat baik. Berdasarkan hasil
pengamatan aktivitas guru dalam kegiatan belajar
mengajar dari 10 aspek yang diamati telah dilaksanakan dengan baik. Hasil pengamatan menunjukan 7 aspek dalam kategori baik yaitu 1) menyampaikan tujuan pembelajaran, 2) memberi tugas sesuai kemampuan siswa, 3) memfasilitasi siswa dalam menggunakan sumber belajar, 4) memberikan waktu yang cukup, 5) memberikan motivasi dalam melaksanakan tugas, 6) memberi kesempatan kepada siswa dalam kegiatan diskusi, dan 7) melaksanakan penilaian terhadap pekerjaan siswa. dan 3 aspek dalam kategori sangat baik yaitu 1) meberikan bimbingan, 2) menghimbau siswa agar mencatat hal-hal penting, 3) mengumpulkan hasil pekerjaan siswa. Berdasarkan hasil
pengamatan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar
mengajar dari 10 aspek yang diamati 1 aspek memperoleh nilai 2 yaitu aspek memahami tujuan pembelajaran, 8 aspek memperoleh nilai 3 yaitu 1) mengerjakan tugas dengan baik, 2) menggunakan sumber belajar yang sesuai, 3) mengajukan pertanyaan, 4) serius dalam mengerjakan tugas, 5) mencatat hal-hal
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 7 ISSN 2354-614X penting, 6) mempersentasikan hasil pekerjaan, 7) berperan aktif dalam diskusi, dan 8) membuat kesimpulan pembelajaran. Dan 1 aspek telah memperoleh nilai 4 yaitu aspek mengerjakan tugas sendiri. Dengan demikian, maka perolehan skor sebesar 30 dari jumlah skor maksimal 40 sehingga presentase skor yang diperoleh mencapai 75% atau dalam kategori baik. Setelah pelaksanaan evaluasi, bersamasama dengan observer menelaah, mempelajari, dan mendiskusikan
hasil
observasi dan evaluasi sehingga diperoleh hal-hal berikut : a.
Guru telah melaksankan tugasnya dengan baik, membimbing dan mengarahkan siswa bekerja secara individu serta mengamati seluruh kegiatan pembelajaran dan melakukan penilaian terhadap siswa mulai dari proses pembelajaran hingga akhir pembelajaran,
b.
Dalam proses pembelajaran siswa aktif dalam menyelesaikan tugas yang diberikan
c.
Sebagian besar siswa aktif dalam diskusi dan berani dalam mengungkapkan pendapatnya Berdasarkan hasil persentasi siswa, siswa telah dapat menyelesaikan tugas
dengan baik Hasil tes tindakan siklus II menunjukan bahwa sebagian besar siswa telah mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 65.
C. PEMBAHASAN Penelitian ini diawali dengan pelaksanaan pratindakan yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa pada materi Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan Penjajah. Pada pelaksanaan pratindakan ditemukan bahwa dari 20 siswa yang mengikuti tes terdapat 14 siswa yang belum tuntas (70%) dan 30% atau 6 siswa mencapai nilai KKM yang ditetapkan. Berdasarkan hasil tes pada kegiatan pratindakan, maka dilakukanlah perbaikan melalui dua siklus yang mana setiap siklusnya melakukan pengamatan terhadap kegiatan guru dan siswa melalui pengisian lembar observasi yang telah disediakan dan dilakukan oleh teman sejawat. Kegiatan pembelajaran pada setiap siklus dilaksanakan dalam satu kali pertemuan dengan tujuan untuk lebih memaksimalkan pelaksanaan setiap
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 7 ISSN 2354-614X tindakan. Pada pelaksanaan setiap tindakan (siklus) siswa diberi tugas untuk mencari hal-hal yang berkaitan dengan materi Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan Penjajah melalui berbagai sumber atau media pembelajaran dan dilanjutkan dengan melaporkan hasil kerja setiap siswa. Hal ini dilakukan sesuai dengan aturan kegiatan pembelajaran Resitasi atau pemberian tugas. Pada tindakan siklus I, proses pembelajaran Resitasi belum berhasil disebabkan oleh minimnya bimbingan guru terhadap siswa serta dalam penyajian materi masih bersifat satu arah. Hasil evaluasi pada siklus I masih terdapat 11 dari 20 siswa yang tuntas belajar atau ketuntasan belajar klasikal baru mencapai 55 %. Hal ini disebabkan oleh beberapa indikator pembelajaran yang belum dilaksanakan dengan baik oleh guru, sehingga (1) siswa kurang aktif dalam menyelesaikan tugas, (2) motivasi dan pemahaman siswa terhadap proses pembelajaran masih sangat kurang. Melalui lembar observasi, peneliti bersama dengan teman sejawat menentukan kekurangan
dan kelebihan dalam proses
pembelajaran untuk dijadikan acuan dalam perbaikan pada pertemuan berikutnya. Pada siklus II, aktivitas guru dan siswa lebih meningkat dibandingkan dengan siklus I. Dalam proses pembelajaran guru lebih terfokus pada aspek-aspek pengamatan yang menjadi dasar dalam setiap pembelajaran seperti membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas sehingga siswa (1) lebih termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran, (2) dapat memahami materi yang disampaikan, (3) dapat berintaraksi dalam kegiatan diskusi kelas, dan, (4) terbiasa bertanya tentang materi yang belum dipahami, baik kepada siswa lain maupun kepada guru. Pada siklus II, siswa yang tuntas belajar sebanyak 17 orang dari 20 siswa peserta tes atau 85 % dari jumlah siswa telah mencapai nilai KKM. Berdasarkan hasil tersebut maka hasil pembelajaran ulang dapat meningkat, dengan kata lain ketuntasan belajar klasikal pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 35 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran pada siklus II telah dapat dituntaskan dengan baik.
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 7 ISSN 2354-614X D. KESIMPULAN Pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa metode Resitasi dapat memotivasi siswa dalam menemukan hal-hal yang belum dipahami sebelumnya sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Perjuangan Bangsa Indonesia dalam Melawan Penjajah yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa pada setiap tindakan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, agar proses pembelajaran IPS lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa maka disampaikan saran sebagai berikut : 1) Untuk menerapkan metode Resitasi memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan metode pembelajaran tersebut. 2) Dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pembelajaran walau dalam taraf yang sederhana 3) Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar diperoleh hasil yang lebih baik.
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 7 ISSN 2354-614X
DAFTAR PUSTAKA
Bintago. N. (2013). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Penbelajaran IPS pada Materi Menceritakan Pengalaman melalui Metode Pemberian Tugas di Kelas III SDN 81 Kota Tengah. Skripsi Sarjana FIP Universitas Negeri Gorontalo: tidak diterbitkan Depdiknas. (2004). Penilaian. Jakarta: Direktorat Pendidikan Nasional. Masita. (2009). Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Operasi Hitung Campuran Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe STAD Murid Kelas III SDN 294 Padang Katapi Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu Provinsi Sulawesi Selatan. Skripsi S1 FKIP Universitas Negeri Makasar: tidak diterbitkan. Sagala. S. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: ALFABETA.
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 7 ISSN 2354-614X Sujana. N. (2004). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.