Meningkatkan Hasil Belajar Korespondensi Siswa dengan Pengembangan Media Adobe Flash Berbasis Android Devi Artha Bonita Sarbini Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran, Universitas Negeri Malang Maimunah SMK Muhammadiyah 5 Kepanjen Email:
[email protected] Abstract: The purpose of this study is to produce an Adobe Flash-based Android learning media on subjects that have tested the feasibility of the media through validation testing increased students result. This type of research is research and development (R&D). This product is validated by material experts, media experts, and small groups and have been tasted in the experimental class. The results showed the development of Adobe Flash-based learning media Android is a significant improvement of students result. Keyword: Learning Media, Adobe Flash, Android, Correspondence Subjects, Student’s Result Abstrak: Tujuan penelitian ini menghasilkan media pembelajaran Adobe Flash berbasis Android pada mata pelajaran Korespondensi yang telah diuji kelayakan media melalui uji validasi ahli media dan materi yang dapat meningkatkan hasil belajar. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Produk ini divalidasi oleh ahli materi, ahli media, dan kelompok kecil serta telah diujicobakan di kelas eksperimen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan media pembelajaran Adobe Flash berbasis Android terjadi peningkatan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa. Kata kunci: media pembelajaran, adobe flash, android, korespondensi, hasil belajar
Pendidikan dapat mengubah pola pikir manusia dalam menghadapi masalah (Schroder, et al., 2017;Schroder, et al., 2014;Orr & Kukner, 2015). Di Indonesia, mutu pendidikan masih dapat dikatakan rendah apabila dibandingkan dengan negara lainnya. Berdasarkan Economic CoOperation and Development (OECD) yang menerbitkan peringkat pendidikan dunia (World Education Ranking), Indonesia menduduki peringkat 57 dari total 65 negara (Kemendikbud, 2016). Dari data tersebut, Indonesia harus membenahi masalah yang berkaitan dengan pendidikan, terutama pada model dan media pembelajaran. Kurikulum 2013 merupakan upaya pemerintah dalam mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan pedidikan. Pembelajaran dalam konteks kurikulum 2013 merupakan pembelajaran berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan (Amoros & Solano, 2017;Yada, & Savolainen, 2016.;Siddiq & Wilson, 2016). Kurikulum 2013 dikembangkan untuk meningkatkan dan menyeimbangkan kemampuan soft skills dan hard skills yang berupa sikap, keterampilan dan pengetahuan. Pendekatan yang digunakan adalah Scientific Approach yaitu meliputi mengamati (observing), menaya (questioning), mencoba (experiment), menalar (associating), dan mengkomunikasikan (communicating) (Dragons & Mih, 2015 Vondel, et al., 2017). Dengan kurikulum 2013 diharapkan dapat mempersiapkan sumber daya manusia yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, efektif, serta mampu berkontribusi pada kehidupan masyarakat, berbangsa, dan peradapan dunia (Permendikbud, 2013). Salah satu penentu tercapainya tujuan dari kurikulum 2013 adalah keberhasilan pembelajaran. Sedangkan keberhasilan pembelajaran tergantung pada model dan media yang digunakan oleh pendidik. Guru akan menggunakan metode dan media yang interaktif untuk 140
141
Jurnal Pendidikan Bisnis dan Manajemen, Volume 3, Nomor 2, September 2017, Halaman 140 - 151
menjalin interaksi yang interaktif (Paola, Pedone & Pizzurro, 2013;Gillham, et al., 2015;Caresia, 2017;Hsiao & Chen, 2016). Seorang guru memerlukan media untuk membantu mempermudah proses penyampaian materi saat pembelajaran berlangsung. Media yang digunakan oleh seorang guru harus berinovasi dengan mengikuti perkembangan jaman dan teknologi. Perbandingan pembelajaran pada kurikulum 2013 dengan KTSP adalah tujuan pembelajaran yang kontruktivistik, dari teacher centered menjadi student centered. Perubahan tersebut diharapkan siswa dapat menggali, mengolah, dan menemukan pengetahuannya sendiri, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator (Clarke, 2010;Wang, 2011; Roman, 2015;Tyabaev, Sedelnikova & Voytivich, 2015;Chen). Guru diharapkan dapat menyediakan fasilitas yang dapat membuat kegiatan belajar mengajar dengan siswa menyenangkan, salah satunya dengan menyediakan media yang sesuai dan menarik minat siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Media pembelajaran merupakan perantara guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa berupa ide, gagasan, dan pendapat (Carmona & Chacon, 2017;Karadeniz & Can, 2015;Karaduman, 2015;Sisman & Yurttas, 2015;Ceretti, 2015;Alvarez, et al., 2013;Lee, et al., 2015;Karaduman, 2013). Penggunaan media pembelajaran membuat siswa memiliki keinginan dan minat untuk mempelajari materi yang sedang dipelajari. Salah satu tujuan penggunaan media pembelajaran adalah menarik minat siswa untuk mempelajari materi selama pembelajaran berlangsung. Dalam pemilihan media juga harus memperhatikan karakteristik kelas, tujuan pembelajaran, dan materi yang akan disampaikan. Media pembelajaran memiliki manfaat terhadap proses pembalajaran. Salah satu manfaatnya adalah dapat menarik minat siswa dan menjadikan pembelajaran secara interaktif. Penggunaan media pembelajaran yang tepat akan mempermudah siswa dalam menerima materi pelajaran. Selain itu, media pembelajaran yang tepat dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik (Diergarten, et al., 2017;Nookhoong & Wannapiroon, 2015;Norman. & Furnes, 2016;Alabdulkareem, 2015). Berdasarkan uraian diatas, peneliti berusaha mengembangkan media pembelajaran Korespondensi dengan aplikasi Adobe Flash berbasis Android. Media Adobe Flash berbasis Android ini merupakan media yang dapat mempermudah guru dalam menjelaskan materi dan dapat digunakan siswa dalam mempelajari materi tersebut secara mandiri. Tujuan penelitian ini adalah 1) menghasilkan media pembelajaran Korespondensi dengan bantuan aplikasi Adobe Flash berbasis Android pada kompetensi dasar cara membuat surat dinas untuk; 2) mengetahui kelayakan media pembelajaran Korespondensi yang telah dikembangkan melalui hasil validasi para ahli dan siswa sebagai pengguna; 3) mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yag menggunakan media dengan siswa yang tidak menggunakan media. METODE Desain pengembangan produk media pembelajaran menggunakan langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang dikemukakan oleh Borg and Gall (1983) dalam Setyosari (2013:292294). Langkah-langkah penelitian dan pengembangan tersebut meliputi: (1) Penelitian dan pengumpulan informasi awal, (2) Perencanaan, (3) Pengembangan format produk awal, (4) Uji coba awal, (5) Revisi produk, (6) Uji coba lapangan, (7) Revisi Produk, (8) Uji coba lapangan, (9) Revisi produk akhir, (10) Desiminasi dan implementasi. Berdasarkan langkah-langkah research and development yang dikembangkan oleh Borg and Gall dalam Setyosari (2013:292-294). Dalam subjek uji coba di kelas eksperimen berjumlah 37 siswa dan kelas kontrol berjumlah 32 siswa. Validasi media melibatkan 2 ahli,
Bonita, Meningkatkan Hasil Belajar Korespondensi Siswa….
yaitu ahli materi berasal dari guru mata pelajaran yang menguasai materi Korespondensi di SMK Muhammadiyah 5 Kepanjen, dan ahli media berasal dari dosen TEP Fakultas Ilmu Pendidikan di Universitas Negeri Malang. Data analisis kebutuhan dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis data penilaian ahli mengenai pengembangan media korespondensi Adobe Flash berbasis Android berupa skor diubah menjadi data kualitatif (data interval) dengan skala empat. Analisis hasil belajar siswa dilakukan dengan post-test. Penelitian dan pengumpulan informasi
Perencanaan
Pengembangan produk awal
Uji coba skala kecil
Revisi produk
Uji Coba Awal
Revisi Produk
Uji coba skala besar
Produk akhir
Gambar 1 Prosedur Penelitian dan Pengembangan yang Dimodifikasi dari Borg & Gall Hasil validasi yang diberikan pada ahli materi, ahli media dan siswa adalah sebagai berikut: Tabel 1. Hasil Angket dari Ahli Materi Validator Ahli Materi
Aspek Pembelajaran Materi
AHLI MATERI ∑x 19 26 Rata-Rata
∑xi 24 32
% 79 81,3 80,15
Kriteria Sangat Valid Sangat Valid Sangat Valid
Hasil validasi ahli materi menunjukkan bahwa media pembelajaran Adobe Flash berbasis Android telah valid dan layak untuk diujicobakan pada kelas eksperimen seperti terlihat pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Angket dari Ahli Media Validator Ahli Media
Variabel Navigasi Kemudahan Tulisan Tampilan
AHLI MEDIA ∑x 10 11 12 20 Rata-Rata
∑xi 12 12 12 20
% 83 92 100 100 93,75
Kriteria Sangat Valid Sangat Valid Sangat Valid Sangat Valid
Hasil validasi ahli media menunjukkan bahwa media pembelajaran Adobe Flash berbasis Android telah valid dan layak untuk diujicobakan pada kelas eksperimen.
142
143
Jurnal Pendidikan Bisnis dan Manajemen, Volume 3, Nomor 2, September 2017, Halaman 140 - 151
Tabel 3. Hasil Angket Untuk Siswa Validator Siswa kelompok kecil
SISWA ∑x 10,8 22,7 10,7 Rata-Rata
Variabel Kemudahan Ketertarikan Penyajian Materi
∑xi 12 24 12
% 90 95 90 92
Kriteria Sangat Valid Sangat Valid Sangat Valid Sangat Valid
Dari hasil angket siswa kelompok kecil menunjukkan bahwa media pembelajaran Adobe Flash berbasis Android telah valid dan layak untuk diujicobakan pada kelas eksperimen. Berikut adalah pedoman dalam menentukan kelayakan media yang telah dikembangkan. Tabel 4. Kriteria Kelayakan Media Presentase 84%-100% 68%-84% 52%-68% 20%-36% (Sumber: Arikunto, 2001:245)
Kriteria Sangat valid Valid Cukup valid Tidak valid
Keterangan Sangat layak, tidak perlu direvisi Layak, idak perlu direvisi Cukup layak, revisi Tidak layak, revisi total
Hasil dan Pembahasan Hasil Pengembangan media ini difokuskan pada kompetensi dasar Cara Membuat Surat Dinas. Pengembangan media pembelajaran Adobe Flash berbasis Android dikembangkan dengan menggunakan software utama Adobe Flash dan dibantu dengan menggunakan Corel Draw X5.Aplikasi ini dapat dijalankan di mobil phone Android yang telah dilengkapi aplikasi Adobe Air. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah ActionScript. Produk yang dikembangkan oleh peneliti berupa aplikasi Adobe Flash berbasis Android. Aplikasi ini merupakan aplikasi “Beres” (Belajar Korespondensi). Terdapat tiga komponen yang dikembangkan pada penelitian ini, yaitu bagian pendahuluan, bagian isi, dan bagian penutup yang akan dijelaskan secara rinci sebagai berikut. A. Bagian Pendahuluan 1. Tampilan awal Tampilan awal pada media pembelajaran Adobe Flash Berbasis Android adalah dengan intro berupa simbol aplikasi “Beres”, dan untuk ke menu selanjutnya harus di klik terlebih dahulu. 2. Tampilan Menu Utama, Tampilan menu utama yang ada pada media pembelajaran Adobe Flash Berbasis Android yang dikembangkan oleh peneliti terdiri dari tiga menu, yaitu menu KI/KD, Materi Surat, dan Latihan Soal. Berikut tampilan pada menu utama. B. Bagian Isi Bagian isi berisi uraian dari KI/KD, materi surat, dan latihan soal. KI/KD (Kompetensi Inti/ Kompetensi Dasar), merupakan bagian yang menunjukkan kompetensi yang akan dicapai selama pembelajaran berlangsung. Selain itu, juga terdapat indikator pencapaian kompetensi yang harus dicapai oleh siswa. Materi Surat Dinas, merupakan bagian yang berisikan materi-materi yang terdapat dalam Kompetensi Dasar 3.3 dan 4.3. Selain materi, terdapat contoh macam-macam surat dinas agar
Bonita, Meningkatkan Hasil Belajar Korespondensi Siswa….
siswa memiliki gambaran nyata terkait dengan materi surat dinas. Siswa diharapkan tertarik untuk mempelajari materi surat dinas. Materi macam-macam Surat Dinas telah dikelompokkan pada setiap menu, agar siswa lebih mudah memahami materi tersebut. Berikut tampilan dari materi surat dinas. Latihan soal, merupakan bagian yang berisi latihan-latihan soal untuk siswa dalam mengasah kemampuan kognitif maupun psikomotornya pada materi surat dinas. Latihan soal yang diberikan terdapat 2 macam, yaitu latihan soal pilihan ganda dan latihan soal analisis. Pada latihan soal pilihan ganda dilengkapi tampilan yang menunjukkan skor yang diperoleh oleh siswa setelah mengerjakan soal tersebut. Sedangkan pada latihan soal analisis terdapat latihan soal berupa soal cerita, dari soal cerita tersebut siswa membuat surat sesuai dengan petunjuk dan instruksi yang diberikan. C. Bagian Penutup, Bagian penutup berisi profil pengembang (creator) dan tombol keluar. Profil Pengembang (creator), merupakan bagian yang menunjukkan profil dari peneliti yang mengembangkan media pembelajaran Adobe Flash Berbasis Android mata pelajaran Korespondensi pada materi Surat Dinas. Tampilan akhir pada media Adobe Flash Berbasis Andorid adalah tombol keluar yang dapat digunakan apapila pengguna (user) ingin keluar dari aplikasi “Beres”. Berikut hasil validasi dari ahli materi dan ahli media.
Nilai Rata-Rata Sebelum Menggunakan Media 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Sebelum Menggunakan Media
X APK 1
X APK 2
Gambar 2 Nilai Rata-rata Sebelum Menggunakan Media
Post-test dilakukan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada saat sebelum menggunakan media dan setelah menggunakan media Adobe Flash Berbasis Android berupa aplikasi “Beres”. Berikut gambar nilai rata-rata siswa setelah menggunakan media.
144
145
Jurnal Pendidikan Bisnis dan Manajemen, Volume 3, Nomor 2, September 2017, Halaman 140 - 151
Nilai Rata-Rata Setelah Menggunakan Media 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Sebelum Menggunakan Media Setelah Menggunakan Media
X APK 1
X APK 2
Gambar 3. Rata-Rata Nilai Setelah Menggunakan Media Setelah dilakukan post-test, dilakukan perhitungan tingkat ketuntasan Kompetensi Dasar yang telah diajarkan, dengan nilai KKM 75. Berikut analisis belajar siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Tabel 5. Hasil Belajar Siswa Jumlah siswa Jumlah nilai seluruh siswa Nilai rata-rata kelas Jumlah siswa yang tuntas % jumlah siswa yang tuntas
Kontrol 32 2608 81,5 30 93,75%
Eksperimen 37 3108 84 37 100%
Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahu bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan media pembelajaran Adobe Flash berbasis Android lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang tidak menggunakan media pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran. Selisih nilai rata-rata siswa kelas eksperimen dan kontrol adalah sebesar 2,5. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran Adobe Flash berbasis Android dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pembahasan Penelitian pengembangan yang dilakuSkan oleh peneliti yaitu menghasilkan produk berupa media pembelajaran, yaitu media pembelajaran Korespondensi dengan bantuan aplikasi Adobe Flash berbasis Android pada kompetensi dasar Menjelaskan Cara Membuat Surat Dinas. Media pembelajaran ini dirancang khusus untuk menunjang pembelajaran di kelas pada siswa kelas XI program keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Muhammadiyah 5 Kepanjen berdasarkan Kurikulum 2013. Pengembangan media pembelajaran Adobe Flash berbasis Android merupakan salah satu media pembelajaran interaktif yangdapat memudahkan siswa dalam mempelajari suatu materi. Menurut Mahajan (2012:5) menyatakan bahwa “Multimedia yang mengikuti teknologi dapat menciptakan pembelajaran yang interaktif pada siswa”. Selain itu, menurut Waseem (2016:1),“Media pembelajaran dapat menciptakan pemahaman yang lebih baik dan inovatif”. Media pembelajaran yang dikembangkan desain dengan dilengkapi gambar, animasi, dan
Bonita, Meningkatkan Hasil Belajar Korespondensi Siswa….
tulisanserta contoh dari surat dinas agar siswa lebih mudah dalam mempelajari materi surat dinas. Media yang dikembangkan oleh peneliti adalah media visual yang dilengkapi dengan animasi dan gambar-gambar yang sesuai dengan materi pembelajaran. Menurut Kusumajaya (2016:94), “Media visual dapat menarik perhatian dan minat siswa”. Dalam pemilihan media pembelajaran ini, peneliti menggunakan langkah-langkah ASSURE yaitu 1) Analyze leaners, 2) State objectives, 3) Select media and materials, 4) Utilize materials, 5) Require leaners performance, dan 6) Evalute/revise. Dengan memperhatikan langkah-langkah pemilihan media dapat menghasilkan media pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan karakteristik dari siswa. Kelebihan dari media ini adalah siswa lebih mudah dalam memahami suatu materi pelajaran. Menurut Taheri,dkk (2016:31) bahwa “Siswa dengan bantuan media pembelajaran dapat memahami konsep materi lebih baik”.Media pembelajaran Adobe Flash berbasis Android berisi materi pembelajaran yang dapat dipelajari oleh siswa secara mandiri dan berpikir kritis. Menurut Friedman (2016:31), “media pembelajaran harus dapat membuat siswa dapat belajar secara mandiri, tanggap keadaan sekitar, dan kritis memecahkan masalah”. Kelebihan lain dari media pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti adalah siswa dapat belajar kapanpun dan dimanapun dengan membuka materi surat dinas melalui mobile phone Android yang dimiliki oleh siswa. Menurut Shadarma,dkk (2011:1), “Media pembelajaran harus bersifat mandiri dan dapat diakses setiap saat”.Pada media pembelajaran Adobe Flash berbasis Android terdapat latihan soal pilihan ganda maupun soal analisis, sehingga siswa dapat melatih keterampilannya. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Olabiyi (2013:80) yang menyatakan bahwa “Pengembangan media dan teknologi dapat dimanfaatkan dalam pengembangan keterampilan siswa”. Selain itu, menurut Yang & Yin (2016:1), “Media pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan penalaran siswa”. Pada aplikasi “Beres”terdapat contoh macam-macam surat dinas yang ada pada kehidupan sehari-hari. Pemberian contoh macam-macam surat sesuai dengan kerucut pengalaman oleh Edgar Dale (Sanjaya, 2008:200) yaitu semakin konkrit siswa mempelajari suatu materi, maka semakin banyak juga pengalaman yang diperoleh siswa, sebaliknya semakin abstrak siswa memperoleh pengalaman, maka semakin sedikit juga pengalaman yang diperoleh siswa. Dengan pemberian contoh macam-macam surat dinas membuat siswa yang awalnya hanya bisa membayangkan dapat melihat objek secara langsung terkait materi surat dinas. Kelemahan dari media ini adalah dalam penggunaan media pembelajaran Adobe Flash berbasis Android memerlukan fasilitas yang mendukung diantaranya mobile phone Android, sehingga media ini tidak dapat diterapkan di semua sekolah, hanya sekolah tertentu yang semua siswanya memiliki mobile phone Android. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Agbo (2015:71), menyatakan bahwa “Efisien dan penggunaan teknologi yang efektif tergantung pada ketersediaan perangkat keras dan perangkat lunak serta pemerataan akses guru, siswa, dan staf administrasi. Untuk itu, fasilitas juga mendukung keberhasilan dari penggunaan media saat pembelajaran berlangsung. Hasil uji kelayakan media pembelajaran Adobe Flash berbasis Android pada mata pelajaran Korespondensi menunjukkan bahwa media yang dikembangkan oleh peneliti sangat valid/sangat layak digunakan sebagai media bahan ajar yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran di kelas. Berdasarkan hasil validasi media yang dilakukan oleh ahli materi diperoleh persentase validasi sebesar 80%, ahli media dengan persentase sebesar 95%, dan uji kelompok kecil dengan persentase validasi sebesar 91%. Angket yang dibagikan pada kelas eksperimen untuk mengetahui penilaian siswa terhadap media pembelajaran Adobe Flash berbasis Android sebagai pengguna aplikasi Beres (Belajar Korespondensi). Hasil
146
147
Jurnal Pendidikan Bisnis dan Manajemen, Volume 3, Nomor 2, September 2017, Halaman 140 - 151
penyebaran angket tersebut diperoleh persentase sebesar 84% dapat dikatakan bahwa media tersebut valid dan layak digunakan. Berdasarkan kriteria skor validasi yang disajikan pada BAB IV, maka media pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti dinyatakan sangat valid atau sangat layak digunakan sebagai alternatif media pembelajaran. Sejalan dengan penelitian Fajriah & Churiyah (2013:100), “Media pembelajaran dikatakan efektif apabila terjadi peningkatan hasil belajar setelah menggunakan media pembelajaran tersebut”. Hasil post-test dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang menunjukkan bahwa rata-rata kelas sebelum menggunakan media dan setelah menggunakan media. Rata-rata hasil belajar siswa sebelum menggunakan media pada kelas eksperimen sebesar 74, setelah menggunakan media Adobe Flash Berbasis Android ratarata hasil belajar siswa naik menjadi 83,1, sedangkan rata-rata hasil belajar peserta didi pada kelas kontol sebelum menggunakan media sebesar 77,5, hasil belajar siswa sesudah menggunakan media sebesar 79,2. Peningkatan pada kelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan kelas kontrol. Ketuntasan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen sebesar 100%, sedangkan pada kelas kontrol sebesar 93,75%.Menurut Jaradat (2013:127), “Terdapat korelasi antara teknologi dan motivasi siswa”. Selain itu, menurut Putri,dkk (2016:133) menyatakan bahwa “Media pembelajaran visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa”.Berdasarkan perbadingan nilai tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan media pembelajaran Adobe Flash berbasis Android dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran Korespondensi di SMK Muhamadiyah 5 Kepanjen. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan teori yang diungkap dalam Hosnan (2014:129), bahwa “Media memiliki fungsi menarik perhatian siswa, menarik minat siswa, dan membantu mempermudah belajar bagi siswa dan memudahkan pengajaran bagi guru. SIMPULAN & SARAN Simpulan Simpulan penelitian dan pengembangan ini adalah 1) menghasilkan produk media pembelajaran Korespondensi dengan bantuan Adobe Flash berbasis Android pada kompetensi dasar Menjelaskan Cara Membuat Surat Dinas untuk siswa SMK/MAK kelas X program keahlian Administrasi Perkantoran, 2) Media pembelajaran Adobe Flash berbasis Android pada mata pelajaran Korespondensi berdasarkan uji validasi layak digunakan, dan 3) hasil belajar siswa berdasarkan post-test kelas yang menggunakan media memiliki rata-rata nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang tidak menggunakan media. Saran Berdasarkan simpulan diatas, peneliti menyarankan (1) Bagi pengguna media pembelajaran Adobe Flash Berbasis Andoroid sebelumnya harus sudah menginstal terlebih dahulu software AdobeAir yang berguna sebagai software pendukung media pembelajaran Adobe Flash Berbasis Android, (2) Memastikan aplikasi “Beres” telah terpasang pada perangkat mobile phone Android, (3) Bagi guru harus mengawasi siswa ketika menggunakan media pembelajaran Adobe Flash Berbasis Android agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. Selain itu, produk pengembangan ini dapat disebarluaskan melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sehingga produk dapat berguna bagi keberlangsungan pembelajaran.
Bonita, Meningkatkan Hasil Belajar Korespondensi Siswa….
DAFTAR RUJUKAN Agbo, I., S. 2015. Factors Influencing The Use of Information and Communication Technology (ICT) in Teaching and Learning Computer Studies in Ohaukwu Local Government Area of Ebonyi State-Nigeria. Journal of Education and Practice. (Online), 6 (7): 71-85, (www.iiste.org), diakses 2 Maret 2017 Alvarez, C. Salavati, S. Nussubaum, M. & Milrad, M. 2013. Callboard: Fostering New Media literacies in the Classroom through Collaborative Problem Solving Supported by Digital Pens and Interactive Whiteboards. Computers & Education. 63 : 368-379. Amoros, M. J. H. & Solano, M. E. 2017. Working with Emotions in the Classroom: Future Teachers’ Attitude and Education. Procedia – Sosial and Behavioral Science. 237 : 511519. Caresia, F. 2017. Sunny Island: An Interactive Learning Evironment to Promote Systems Thinking Education for Primary School Students. Procedia – Social and Bhavioral Science. 237 : 980-985. Carmona, R. M & Chacon P. 2017. Arts Education and Media Literacy in the Primary Education Teaching Degree of the University of Granada. Procedia – Sosial and Behavioral Science. 237 : 1166-1172. Ceretti, F. C. 2015. MAIA (Movie Analysis in Action): A New Teaching Method in Media Literacy Education. Procedia – Sosial and Behavioral Science. 174 : 4053-4057. Chen, W. Shah, U & Brechtelsbauer, C. 2016. The Discovery Laboratory- A Student-Centered Experimential Learning Practical. Procedia – Sosial and Behavioral Science. 17 : 44-53. Clarke, J. 2010. Student Centered Teaching Methods in a Chinese Setting. Education Today. 30 (1) : 15-19. Darmawan, D. 2012. Inovasi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Diergarten, A. K. Mockel, T. Nieding, G. & Ohler, P. 2017. The Impact of Media Literacy on Childre’s Learning from Films and Hypermedia. Journal of Applied Developmental Psychology. 48 : 33-41. Dragons, V & Mih, V. 2015. Scientific Literacy inSchool. Procedia – Social and Bhavioral Science. 209 : 167-172. Fajriah U. N. & Churiyah, M. 2016. Utilizing Instructional Media for Teaching Infrastructure Administration. Journal of Education and Practice, (Online), 7 (6): 100-111, (www.iiste.org), diakses 1 maret 2017. Friedman, A. 2016. Three-Years-Old Photographers: Educational and Parental Mediation as a Basic for Visual Literacy via Digital Photography in Early Childhood. Journal of Media Literacy Education, (Online), 9 (1): 15-31, (http://sdwc.net/ijeetdm), diakses 2 Desember 2016.
148
149
Jurnal Pendidikan Bisnis dan Manajemen, Volume 3, Nomor 2, September 2017, Halaman 140 - 151
Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia. Hsiao, H. S & Chen, Jvun-Chen. 2016. Using a gesture Interactive Game-Based Learning Approach to Improve Preschool Children’s Learning Performance and Motor Skills. Computers & Education. 95 : 151-162. Jaradat, M. 2013. Students’ Motivation and Instructors’ Technology Use in Higher Education: A Case Study in the Gulf Region. Journal of Education and Practice, (Online), 4 (19): 127138, (www.iiste.org), diakses 1 maret 2017. Karadeniz, A & Can, R. 2015. A Research on Book Reading Habits and Media Literacy of Students at the Faculty of Education. Procedia – Sosial and Behavioral Science. 174 : 4058-4067. Karaduman, S. 2013. An Assessment on Media Literacy Education in Turkey and the Problems Ecperienced in Practice. Procedia – Sosial and Behavioral Science. 106 : 371-379. Karaduman, S. 2015. The Role of Critical Media Literacy in Futher Developmen of Conscioisness of Citizenship. Procedia – Sosial and Behavioral Science. 174 : 30393043. Kemendikbud. 2016. Peringkat Pendidikan Dunia (World Education Rangking). (Online), (http://www.kemendikbud.go.id), diakses 5 Mei 2017. Kusumajaya, F. A. Kusumajanto, D. D. & Sarbini. 2016. Efektivitas Pemanfaatan Media Visual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Korespondensi Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Muhammadiyah 5 Kepanjen. Jurnal Pendidikan Bisnis dan Manajemen, (Online), 2 (1): 94-101, (www.journal.um.ac.id), diakses 6 Desember 2016. Lee, L. Chen, D. T. Ling, T. B. 2015. Understanding New Media Literacy: The Development of a Measuring Instrument. Computers & Education. 85 : 84-93. Mahajan, G. 2012. Multimedia in Teacher Education: Perceptions & Uses. Journal of Education and Practice. (Online), 3(1): 16-22, (www.iiste.org), diakses 2 Maret 2017. Nookhoong, J. & Wannapiroon, P. 2015. Development of Collaborative Learning Using CaseBased Learning via Cloud Technology and Sosial Media for Enhancing Problem-Solving Skills and ICT Literacy within Undergraduate Students. Procedia – Social and Behavioral Sciences. 174 : 2096-2101. Norman, E. & Furnes, B. 2016. The Relationship Between Metacognitive Experience and Learning: Is There a Difference Between Digital and Non-Digital Study Media?. Computers in Human Behavior. 54 : 301-304. Permendikbud 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi. Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (Online), (http://www.litbang.kemendikbud.go.id), diakses 9 November 2016.
Bonita, Meningkatkan Hasil Belajar Korespondensi Siswa….
Olabiyi, O. S, Aiyelabowo, O. P & Keshinro, O. T. 2013. Relevance of Computer Assisted Instruction (CAI) for Effective Skill Development among Technology Education Students in Nigeria. Journal of Education and Practice. (Online), 4(21): 80-89, (www.iiste.org), diakses 2 Maret 2017. Paola, F. D.,Pedone, P & Pizzurro, M. R. 2013. Digital and Interactive Learning and Teaching Methods in Descriptive Geometry. Procedia – Social and Bhavioral Science. 106: 873885. Putri, D. I. Pratikto, H. & Wardana L. W. 2016. Pengembangan Media Autoplay untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Prinsip-Prinsip Bisnis. Jurnal Pendidikan Bisnis dan Manajemen (Online), 2 (2): 133-138, (www.journal.um.ac.id), diakses 6 Desember 2016. Rahmania, F. D. Sutrisno & Suputra, I Nyoman. 2016. Pengembangan Media Movie Maker Pada Mata Pelajaran Kearsipan Kelas X Administrasi Perkantoran. Jurnal Pendidikan Bisnis dan Manajemen (Online), 2 (1): 41-49, (www.journal.um.ac.id), diakses 6 Desember 2016. Roman, I. 2015. Development of Agronomic Education by Student-Centered Learning. Procedia – Sosial and Bhavioral Science. 180 : 441-447. Sanjaya, W. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Schroder, H. Fisher, M. E. Lin, Y. Lo, S. L. Danovitch, J. H. & Moser, J. S. 2017. Neural Evidence For Enhanced Attention to Mistake Among School-Aged Children with Growth Mindset. Developmental Cognitive Neuroscience. 24 (1) : 42-50. Setyosari, P. 2013. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Prenadamedia Group. Sharma, A. & Gandhar, K. 2011. Role of ICT in the Process of Teaching an Learning. Journal of Education and Practice (Online), 2(5): 1-5, (www.iiste.org), diakses 2 Maret 2017. Siddiq, F., Gochyyev, P & Wilson, M. 2016. Learning in Digital Networks – ICT Literacy: A Novel Assessment of Students’ 21st Century Skills. Computers & Education. 109 (5) : 11-37. Sisman, B & Yurttas, O. U. 2015. An Empirical Study on Media Literacy from The Viewpoint of Media. Procedia – Sosial and Behavioral Science. 174 : 798-804. Taheri,dkk. 2016. A Study of Teaching Problem Solving and Programming to Children by Introducing a New Programming Language. The International Journal of E-Learning and Education Technologies in the Digital Media(Online), 2 (1): 31-36, (http://sdwc.net/ijeetdm), diakses 22 November 2016. Tyabaev, A. E. Sedelnikova, S. F & Voytivich, A. V. 2015. Student-Centered Learning: The Eksperience of Teaching International Students in Russian Universities. Procedia – Sosial and Behavioral Science. 215 : 84-89.
150
151
Jurnal Pendidikan Bisnis dan Manajemen, Volume 3, Nomor 2, September 2017, Halaman 140 - 151
Wang, D. 2011. The Dilemma of Time: Student-Centered Teaching in The Rural Classroom in China. Teaching and Teacher Education. 27 (1) : 157-164. Waseem, K. Kazmi, H. A. & Qureshi, O. H. 2016. Innovation in Education – Inclusion of 3DPrinting Technology in Modern Education System of Pakistan: Case from Pakistani Educational Institutes.Journal of Education and Practice. . (Online), 7 (36): 1-6, (www.iiste.org), diakses 2 Maret 2017 Yada, A. & Savolainen H. 2016. Japannese In-Service Teachers’ Attitudes Toward Inclusive Education and Self-Efficacy For Inclusive Practice. Teaching and Teacher Education. 64 (6): 222-229 Yang, H. H. & Yin, S. K. 2016. A Study of Elementary School Students’ Reasoning using Digital Origami Simulation Tool. The International Journal of E-Learning and Education Technologies in the Digital Media (Online), 2 (1): 1-8, (http://sdiwc.net/ijeetdm), diakses 22 November 2016.