menggunakan Problem Based Learning Perkembangan
ilmu (PBL), SGD adalah diskusi kelompok
pengetahuan, teknologi dan seni pada kecil (tutorial) yang merupakan jantung era global saat ini, menuntut perguruan dari PBL, aktivitas PBL bertumpu pada tinggi untuk menyesuaikan tuntutan proses tutorial². Penerapan SCL di dunia kerja, alasan ini dikembangkan STIKES Surya Global belum dapat untuk dilakukan perubahan kurikulum. terlaksana secara maksimal, sebagian Kurikulum
dalam
pendidikan mata kuliah menerapkan metode SCL
keperawatan di Indonesia beberapa kali namun masih ada beberapa mata kuliah mengalami perubahan. Tahun 2000 yang belum diterapkan dengan metode Indonesia merubah kurikulum berbasis SCL.
Pembelajaran
mata
kuliah
isi ke kurikulum berbasis kompetensi manajemen (KBK),
mengutamakan
keperawatan
yang
pencapaian berlangsung selama ini di STIKES
kompetensi. Sosialisasi KBK telah Surya Global menggunakan metode banyak diakukan hingga akhir batas konvensional.
SCL
memberikan
waktu yang ditentukan implementasi kesempatan pada mahasiswa untuk KBK di perguruan tinggi Indonesia belajar
mandiri
dan
menggali
belum satu pun yang menerapkan pengetahuan sistem
KBK
secara
kehilangan Permasalahan
belum
lebih
luas
tanpa
benar. inti
materi
kuliah.
diterapkannya Kerjasama yang efektif dan efisien
KBK secara benar disebabkan masih dihasilkan
dari
kolaborasi
dosen,
beragamnya tingkat pemahaman dan mahasiswa serta metode atau alat penilaian arti penting oleh tenaga pembelajaran akan memberikan hasil pengajar
dan
mahasiswa
terhadap yang optimal. Peran dosen sebagai
makna dan penyusunan KBK dengan fasilitator benar¹.
Salah
satu
metode
SCL 1
dan
pemberi
arahan
mahasiswa dalam proses pembelajaran,
metode pembelajaran SCL adalah
mahasiswa memberikan umpan balik
Small Group Discussion (SGD). SGD
proses pembelajaran dari penggunaan
adalah
metode yang relevan sesuai kompetensi
(tutorial) yang merupakan jantung
luaran yang diinginkan.
dari PBL, aktivitas PBL bertumpu
Keunggulan SCL adalah: 1) Meningkatkan
pengetahuan
diskusi
kelompok
kecil
pada proses tutorial, dalam proses
dan
tutorial peserta didik bersama dengan
etrampilan mahasiswa;2) Mahasiswa
tutor melakukan pemahaman dan
terlibat
pencarian
aktif
dalam
pembelajaran;3)
proses
pengetahuan
yang
Meningkatkan
tersimpan di dalam masalah yang
motivasi dan kreativitas mahasiswa;4)
telah disajikan dalam modul berupa
Meberikan
mahasiswa
skenario, melalui langkah terstruktur
untuk bersosialisasi lebih luas dan
untuk mencapai tujuan belajar yang
meningkatkan rasa percaya diri serta
telah ditetapkan2. SGD merupakan
kemampuan mental³. Evaluasi SCL
metode yang menekankan partisipasi
mencakup 2 domain: kognitif dan
dan interaksi anggota kelompok kecil,
afektif. Domain kognitif salah satunya
mahasiswa
diarahkan
untuk
meningkatkan nilai dan pengetahuan
mendapatkan
kompetensi
berupa
pada mahasiswa4 dan meningkatkan
kemampuan kognitif dan afektif8..
kesempatan
kemandirian1..
kreativitas
Domain
Langkah-langkah penerapan metode
kesempatan
SGD diantaranya:1) Membagi kelas
mahasiswa untuk bersosialisasi lebih
menjadi beberapa kelompok kecil
luas dan rasa percaya diri serta
(maksimal
kemampuan
menunjuk ketua dan sekretaris;
afektif
semakin
dilihat
dari
mental
meningkat3..
mahasiswa Salah
satu
5
mahasiswa)
dengan 2)
mengidentifikasi kata yang sulit dan 2
menjawab;
3)
Mengidentifikasi
Global.
masalah yang akan didiskusikan; 4) menjawab
masalah sementara;
Penerapan SCL merupakan
5)
metode pembelajaran yang berpusat
menetapkan tujuan pembelajaran; 6)
pada mahasiswa, diaplikasikan dengan
mencari
pendekatan SGD yang merupakan
jawaban
dari
tujuan
pembelajaran9.
salah satu elemen belajar secara aktif dimana mahasiswa diminta membuat
METODE PENELITIAN Pengukuran
kognitif
mahasiswa
beberapa
merupakan
penelitian
kuantitatif
mendiskusikan
menggunakan
eksperimen
dengan
kelompok
diberikan
kecil
bahan
oleh
yang
dosen.
untuk telah SGD
semu, desain penelitian Pre and test
dilaksanakan mulai tanggal 19 Maret
Post test without control.. Pengukuran
2016, lama frekuensi 100 menit dalam
afektif; persepsi mahasiswa terhadap
1 x pertemuan, dengan sasaran mata
kualitas skenario; persepsi mahasiswa
kuliah manajemen keperawatan pada
terhadap performance tutor; persepsi
mahasiswa semester 6 STIKES Surya
mahasiswa terhadap proses diskusi
Global
merupakan
bersifat
mahasiswa dibagi dalam beberapa
deskriptif. Populasi dalam penelitian
kelompok kecil yang terdiri dari 8-13
ini adalah mahasiswa PSIK STIKES
mahasiswa
Surya Global semester 6 tahun ajaran
kelompok diskusi didampingi oleh
2015/2016 sebanyak 245 mahasiswa.
dosen
Metode pengambilan sampel pada
menginstruksikan
penelitian
mendiskusikan
penelitian
ini
adalah
purposive
dengan
topik
dimana
sebagai
motivasi,
dalam
tutor
setiap
yang untuk
kasus
yang
telah
sampling sebanyak 138 mahasiswa
disajikan dalam buku modul, sebelum
PSIK semester 6 STIKES Surya
SGD dimulai dilakukan pre test dan 3
post test.
mengarahkan kegiatan diskusi, memberikan
Peningkatan kognitif dinilai dari
kesempatan bertanya pada mahasiswa,
hasil pre test dan post test kelompok
mengevaluasi kegiatan diskusi, memberi
intervensi mahasiswa semester 6 STIKES
umpan balik jalannya diskusi serta capaian
Surya
intervensi
pembelajaran, dan menutup kegiatan SGD.
dilakukan pre test sebelum dilakukan SGD
Evalusi tutor dinilai dengan menggunakan
dan post test setelah dilakukan model
assesment tutor dimana mahasiswa yang
pembelajaran dengan pendekatan SGD
menilai tutor.
Global,
kelompok
mata kuliah manajemen keperawatan
Skenario yang digunakan dalam
Penilaian afektif dinilai dari proses
SGD akan tercantum didalam modul SGD,
kegiatan mahasiswa dalam mengikuti SGD,
modul SGD terdiri dari satu skenario
meliputi:
dengan tema tentang motivasi. Skenario
partisipasi
kemampuan
dalam
memberikan
kelompok, feed
back,
dilakukan
uji
kerjasama dalam kelompok, mendengarkan
menggunakan
pendapat orang lain, kemampuan untuk
(CVI).
menjelaskan, kehadiran dan managemen waktu
dalam
kelompok
kegiatan
intervensi
SGD,
penilaian
validitas Content
dan
reabilitas
Validity
Index
Kegiatan SGD dinilai dari aspek:
pada
1) Membagi kelas
menjadi beberapa
afektif
kelompok kecil (maksimal 5 mahasiswa)
menggunakan assesment afektif yang diniai
dengan menunjuk ketua dan sekretaris; 2)
oleh tutor.
mengidentifikasi
kata
yang sulit
dan
Dosen/tutor dinilai kinerja dalam
menjawab; 3) Mengidentifikasi masalah
kegiatan SGD meliputi: persiapan diri dan
yang akan didiskusikan; 4) menjawab
materi
kondisi
masalah sementara; 5) menetapkan tujuan
mahasiswa, melakukan pembukaan kuliah
pembelajaran; 6) mencari jawaban dari
dan
tujuan pembelajaran. Evaluasi kegiatan
diskusi,
mengenali
menyampaikan
tujuan
diskusi, 4
akan
dinilai
assesment
dengan
proses
menggunakan
diskusi
aspek datang tepat waktu dan terendah
dimana
0,7% kategori sangat buruk aspek respon
mahasiswa yang akan menilai kegiatan.
terhadap feedback dan kemampuan refleksi. Persepsi
HASIL Nilai Kognitif Pre test
MinMaks 40-90
Mean (SD) 67.41 (9.997) Post test 6091.04 100 (8.748) P<0,005 based on Wilcoxon
mahasiswa
terhadap
kualitas skenario pada kegiatan SGD diatas
P Value 0.000
menunjukkan nilai tertinggi terdapat dalam aspek permasalahan yang ada di skenario sesuai
dengan
tingkat
pengetahuan
Hasil uji statistik wilcoxon menunjukkan
mahasiswa sebesar 85,2% yang merupakan
terdapat
kognitif
kategori baik dan nilai terendah 0,7%
sebelum dilakukan intervensi dan sesudah
kategori tidak setuju aspek Skenario untuk
dilakukan intervensi.
memberikan pengetahuan yang optimal
perbedaan
tingkat
untuk didiskusikan, aspek Skenario dapat Penilaian afektif mahasiswa pada menstimulus mahasiswa untuk mencari kriteria persiapan diskusi pada kriteria literatur mempersiapkanliteratur/persiapan
agar
dapat
menentukan
LO
diskusi (Learning Objective) kategori tidak setuju
menunjukkan nilai tertinggi 57,8% kategori dan tidak tahu, aspek Skenario memiliki sangat baik. Kriteria kerjasama dalam berbagai macam ilmu pengetahuan yang kelompok
menunjukan
nilai
tertinggi dapat mendorong diskusi agar dapat terarah
53,3%
kategori
sangat
baik
yang yang merupakan kategori sangat tidak
merupakan
aspek
kerjasama
dalam setuju,
aspek
Skenario
mendorong
kelompok dan terendah 7,4% kategori mahasiswa untuk mencari literatur dengan cukup aspek kemampuan mendengarkan tujuan pembelajaran yang komplek kategori pendapat orang lain. Kriteria penilaian sangat
tidak
setuju,
aspek
Skenario
individu menunjukkan nilai tertinggi 49,6% diarahkan kategori sangat baik
yang merupakan 5
untuk
meningkatkan
minat
mahasiswa
dalam
mencari
materi
tutor
memicu
mahasiswa
untuk
pembelajaran kategori sangat tidak setuju,
memahami sesuatu mekanisme yang
aspek Permasalahan menunjukan hubungan
mendasari/
yang jelas untuk profesi di masa depan
teori-teori.
Persepsi
mahasiswa terhadap performance tutor
kategori tidak setuju, aspek Konsep yang
III menunjukkan nilai tertinggi sebesar
terdapat dalam skenario memiliki konteks
75% kategori setuju terdapat pada manajemen keperawatan kategori sangat
kategori perilaku interpersonal sebagai tidak setuju, aspek Permasalahan dalam skenario berkaitan
dengan
tutor aspek tutor termotivasi untuk
manajemen
memenuhi
keperawatan, bukan hanya pasien kategori
perannya
sebagai
Persepsi
mahasiswa
tidak tahu, aspek Skenario sesuai dengan
tutor/fasilitator.
materi kurikulum perkuliahan kategori
terhadap
tidak setuju.
menunjukkan nilai tertinggi 85,3%
Persepsi
kriteria
IV
pembelajaran aktif aspek tutor memicu kami untuk membuat ringkasan apa
sebesar 80% yang merupakan kategori pada
tutor
kategori setuju terdapat pada kriteria
mahasiswa terhadap
tutor I menunjukkan nilai tertinggi
setuju
performance
yang telah dipelajari dengan kata-kata
pembelajaran
sendiri.
mandiri terdapat pada aspek tutor memicu mahasiswa untuk memahami
Persepsi
mahasiswa
terhadap
suatu mekanisme yang mendasari/teori-
kegiatan proses diskusi menunjukkan nilai
teori. Persepsi mahasiswa terhadap
tertinggi sebesar 60,7% kategori setuju
performance tutor II menunjukkan nilai
yang
merupakan
aspek
Pertanyaan
dirumuskan sesuai kata kunci dan nilai
tertinggi 78,6% kategori setuju terdapat
terendah sebesar 0,7% kategori kurang
pada kriteria pembelajaran aktif aspek 6
kategori sangat tidak setuju aspek no 2
dimana hasil skor menjadi semakin baik
Saya telah mempelajari scenario sebelum
dan
diksusi, aspek Pada awal diskusi tutor telah
mempengaruhi kognitif mahasiswa antara
memperkenalkan diri, aspek Saya telah
lain: kemampuan mahasiswa dalam hal
memahami tugas dan peran moderator dan
mengidentifikasi permasalahan; keinginan
sekretaris dengan baik, aspek Anggota grup
mahasiswa
selalu
permasalahan
mengangkat
tangan
bila
akan
meningkat10.
menemukan
mengajukan pendapat/ pertanyaan, aspek
mahasiswa
Sebelum
memecahkan
menentukan
masalah
dalam
Faktor
solusi
tersebut; dalam
yang
dari
kemampuan
berfikir
permasalahan
untuk tersebut,
modul kelompok menentukan kata kunci/
dengan demikian kemampuan memecahkan
klarifikasi
masalah akan mendorong semangat dan
istilah
dulu,
dan
aspek
keinginan
Pertanyaan dirumuskan sesuai kata kunci.
mahasiswa
untuk
belajar11.
Kegiatan Small Group Discussion (SGD) Pembahasan merupakan elemen belajar aktif, dimana Hasil penilaian kognitif terdapat perbedaan
tingkat
kognitif
mahasiswa terbagi dalam kelompok kecil
sebelum
dengan aktivitas diskusi kelompok dapat
dilakukan intervensi dan sesudah dilakukan
berupa membangkitkan ide, menyimpulkan
intervensi. metode pembelajaran SGD ini
poin penting, mengakses pengetahuan dan
mendorong
pola
menyelesaikan
mahasiswa
dalam
masalah,
meningkatkan
pikir
kreativitas
pemecahan
masalah.
Salah
satu
suatu
Penelitian12 menyebutkan bahwa metode
keaktifan
SGD mampu meningkatkan pengetahuan
mahasiswa dalam menanggapi hasil diskusi
pada siswa, diperkuat salah satu penelitian13
kelompok, hal ini menimbulkan dampak
menyebutan bahwa metode SGD mampu
positif bagi mahasiswa yang dapat dilihat
mendorong
dari hasil skor setelah dilakukan intervensi
pemahaman yang lebih dalam suatu materi, 7
mahasiswa
kedalam
mendorong mahasiswa dalam ketrampilan
suatu organisasi sikap menyatakan bahwa
pemecahan masalah.
apabila komponen afektif dan kognitif saling konsisten maka sikap berada dalam
Hasil
penilaian
afektif keadaan
stabil,
untuk
menimbulkan
mahasiswa nilai tertinggi terdapat pada perubahan sikap manusia perlu diberikan
kategori sangat baik sebesar 57,8%
rangsangan atau tekanan untuk menggiring
pada kriteria persiapan diskusi aspek mempersiapkan
perubahan sikap kearah yang dikehendaki
literatur/persiapan
secara kuat dan terus-menerus sedemikian
diskusi menunjukkan nilai tertinggi
rupa sehingga terjadi inkonsistensi yang
57,8%. Kategori baik sebesar 49,6%
kuat
pada kriteria penilaian individu aspek
kognitif12.
kemampuan
afektif pada seseorang antara lain: tingkat
mahasiswa
untuk
antara
tingkat
respon
yang
dan
mempengaruhi
belajar tinggi lebih cenderung memiliki
11,1% terdapat pada kriteria penilaian aspek
Faktor
afektif
anxietas, mahasiswa yang mempunyai hasil
merefleksikan. Kategori cukup sebesar
individu
komponen
anxietas
yang
lebih
rendah;
terhadap kepercayaan terhadap kesuksesan ataupun
feedback. Kategori sangat buruk sebesar kegagalan; interest, dalam suatu penelitian
2,2% kriteria penilaian individu aspek
ditemukan mahasiswa dengan hasil belajar
datang tepat waktu. Komponen
yang tinggi menunjukkan tingkat interest afektif
menyangkut
yang lebih tinggi; kecenderungan individu
masalah emosional subjektif seseorang
menghubungkan hasil dari tindakan yang
terhadap suatu objek sikap, secara umum
diambil baik kesuksesan maupun kegagalan
disamakan dengan perasaan yang dimiliki
terhadap faktor internal dan eksternal;
terhadap sesuatu. Ada hubungan antara
perasaan
komponen afektif dengan kognitif dalam
menyerah
dengan
cepat14.
Metode small group discussion (SGD) 8
mempunyai beberapa keuntungan antara
menentukan LO (Learning Objective)
lain
dalam
kategori tidak setuju dan tidak tahu;
suasana
aspek no 8 Skenario memiliki berbagai
melatih
peserta
berkomunikasi,
didik
menumbuhkan
akrab, penuh perhatian terhadap pendapat
macam ilmu pengetahuan yang dapat
orang lain, dapat menghimpun berbagai pendapat
dalam
waktu
singkat
mendorong diskusi agar dapat terarah
serta
yang merupakan kategori sangat tidak menstimulus
pikiran
dan
mendorong
setuju, aspek no 9 Skenario mendorong anggota
untuk
berpartisipasi
dalam
mahasiswa untuk mencari literatur
diskusi12.
dengan Persepsi mahasiswa terhadap
aspek
no
meningkatkan minat mahasiswa dalam
16
mencari materi pembelajaran kategori
permasalahan yang ada di skenario
sangat tidak setuju, aspek no 13
sesuai dengan tingkat pengetahuan mahasiswa
sebesar
85,2%
Permasalahan menunjukan hubungan
yang
yang jelas untuk profesi di masa depan
merupakan kategori baik dan nilai
kategori tidak setuju, aspek no 14
terendah 0,7% kategori tidak setuju
Konsep yang terdapat dalam skenario
aspek no 2 Skenario untuk memberikan pengetahuan
yang
optimal
memiliki
untuk
agar
manajemen sangat tidak
setuju, aspek no 15 Permasalahan
dapat menstimulus mahasiswa untuk literatur
konteks
keperawatan kategori
didiskusikan, aspek no 5 Skenario
mencari
yang
aspek no 10 Skenario diarahkan untuk
diatas menunjukkan nilai tertinggi dalam
pembelajaran
komplek kategori sangat tidak setuju,
kualitas skenario pada kegiatan SGD
terdapat
tujuan
dalam
dapat
skenario
berkaitan
dengan
manajemen keperawatan bukan hanya 9
pasien merupakan kategori tidak tahu,
keseluruhan, berbagai disiplin ilmu dan
dan aspek no 17 Skenario sesuai
subyek belajar, hakikat pembelajaran yang
dengan materi kurikulum perkuliahan
bersifat dipelajari
kategori tidak setuju. Skenario yang baik
cara
kasus yang dapat merangsang diskusi; 2)
kasus dari metode SGD; 3) skenario yang menggunakan
apa
belajar
yang mandiri
menganalisa
ulang
cara
penyelesaiannya17.
skenario berisi informasi yang mendukung
dapat
selama
serta
mahasiswa menerapkan kembali dengan
antara lain: 1) skenario berisi peristiwa atau
menarik
kolaborasi,
Persepsi
media
performance
mahasiswa tutor
terhadap
menunjukkan
nilai
pendukung seperti gambar, teks, video
tertinggi sebesar 74,8% yang merupakan
sebagai pemicu dari kasus; 4) skenario yang
kategori
akan dipublikasikan dilakukan pengeditan
termotivasi untuk memenuhi perannya
sebanyak dua kali atau lebih; 5) skenario
sebagai tutor/fasilitator dan nilai terendah
yang
mahasiswa
sebesar 0,7% kategori sangat tidak setuju
dibiarkan berkembang dengan bertahap
aspek no 1 Tutor memicu kami untuk
tanpa mengekspos semua skenario yang
membuat
sudah direvisi tersebut, hal ini bertujuan
dipelajari dengan kata-kata sendiri, no 2
agar
menganalisis
Tutor memicu kami untuk mencari kaitan
skenario serta menggali informasi yang
antara hal-hal yang didiskusikan dalam
terdapat di skenario16.
kelompok tutorial, no 4 Tutor memicu kami
dipublikasikan
mahasiswa
Triger
untuk
mampu
ringkasan
no
apa
11
yang
Tutor
telah
untuk merumuskan tujuan belajar yang
memberikan gambaran situasi nyata dan
jelas oleh kami sendiri, no 6 Tutor memicu
memberikan kebebasan pada mahasiswa
kami untuk mengaplikasikan pengetahuan
dalam
materi
kami pada masalah yang didiskusikan, no 9
mencakup
Tutor memicu kami untuk mengevaluasi
pembelajaran
yang
aspek
dipakai
mencari
skenario
setuju
pemecahannya, ini
juga
10
kerja sama dalam kelompok diskusi secara
kegiatan diskusi antara lain: menyediakan
teratur, no 10 Tutor memiliki gambaran
sarana atau lingkungan yang kondusif,
yang jelas tentang kekuatan/kelemahannya
membentuk kelompok yang heterogen,
Penelitian12
menetapkan aturan selama menjalankan
sebagai
tutor.
menyatakan
Salah
satu
bahwa terdapat
hubungan
proses
belajar,
mendorong
mahasiswa
positif antara kinerja tutor dengan proses
mnjalankan perannya dalam kelompok dan
pembelajaran
baik
berkontribusi, memonitor jalannya diskusi
kemampuan tutor berkomunikasi dengan
dan memastikan setiap tahap proses belajar
mahasiswa, pertukaran ide semakin lancar
dilaksanakan,
dan mahasiswa semakin mudah mengerti.
pembelajaran20.
diskusi,
semakin
menilai
proses
Suatu diskusi akan berjalan dengan baik
Persepsi
mahasiswa terhadap
maka tutor harus mengarahkan mahasiswa,
kegiatan proses diskusi menunjukkan tutor berperan sebagai fasilitator dan
nilai tertinggi sebesar 68,9% kategori
mengaktifkan kelompok untuk memastikan
sangat setuju yang merupakan aspek
bahwa mahasiswa mencapai kemajuan. Tutor
juga
sebagai
penjaga
mempersiapkan
diskusi
sumber
sebelum
diskusi
literature
sekaligus pemandu untuk pencari informasi
malam
dimulai.
bukan pemberi informasi18
Kategori setuju nilai tertinggi sebesar 60,7% yang merupakan pernyataan
Faktor yang mempengaruhi persepsi
dirumuskan sesuai kata kunci. Kategori
mahasiswa terhadap performance tutor antara lain: kedisiplinan tutor; keikutsertaan
tidak setuju nilai tertinggi sebesar
tutor
diskusi;
25,9% yang merupakan pernyataan
intervensi tutor terhadap kegiatan diskusi;
alokasi waktu tutorial. Dan kategori
jumlah SDM tutor; penguasaan tutor
sangat
dalam
mengikuti
sesi
terhadap skenario19. Peran fasilitator dalam 11
tidak
setuju
nilai
tertinggi
sebesar
9,6%
yang
gagasannya, sering terjadi kekeliruan
merupakan
penyampaian pendapat , karena antara
pernyataan alokasi waktu tutorial.
ide Diskusi
kelompok
yang
dipikirkan
dengan
yang
kecil disampaikan dengan kalimatnya sendiri
mempunyai beberapa keuntungan antara sering lain:
dapat
menghimpun
tidak
nyambung,
diperlukan
berbagai latihan
berkomunikasi
untuk
pendapat dalam waktu singkat serta menyampaikan gagasan agar seseorang mampu menstimulus pikiran mendorong terampil dalam berdiskusi. Kemampuan peserta
untuk
berpartisipasi
dalam
membuat
suatu
berdiskusi diskusi
dengan
harus
diawali
dengan
mengetahui suatu konsep, kemudian 21
pernyataan .
Faktor
yang mampu menyampaikan gagasan yang
mempengaruhi
persepsi
mahasiswa dimiliki kepada orang lain, dan harus
terhadap proses diskusi antara lain: mampu menjelaskan dengan contohtingkat
pengetahuan
mahasiswa; contoh yang ditulis secara sederhana.
kualitas skenario; dinamika kelompok; Sesuai dengan prinsip belajar yang waktu yang digunakan dalam diskusi; efektif, rasa
tertarik
terhadap
ilmu
apabila
pembelajar
yang menggunakan seluruh inderanya dalam
dipelajari dalam diskusi; hasil studi belajar, maka mereka belajar lebih mahasiswa19. diperlukan
Dalam beberapa
berdiskusi
bermakna21 .
keterampilan Berdasarkan
seperti
keterampilan
dari
pembahasan
berbicara, diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
keterampilan menyampaikan ide agar ada beberapa faktor yang berperan sistematis, keterampilan mendengarkan dalam menentukan keberhasilan dalam atau menyimak pembicaraan orang lain, kegiatan SGD, yaitu dari mahasiswa itu pada saat mahasiswa menyampaikan sendiri, tutor, skenario dan dari proses 12
diskusi, yang saling berikatan dan
manajemen
mendukung satu sama lain akan tercipta
hanya pasien.
output yang diinginkan.
1. Persepsi
KESIMPULAN 1. Hasil
keperawatan,
bukan
mahasiswa terhadap
performance
penelitian
menunjukkan
tutor
menunjukkan
terdapat perbedaan tingkat kognitif
nilai
tertinggi
dari 4 tutor terdapat pada
sebelum dilakukan intervensi dan
performance
tutor
IV
sesudah dilakukan intervensi.
menunjukkan
nilai
tertinggi
2. Penilaian afektif dalam kegiatan
85,3% kategori setuju terdapat SGD pada mata kuliah manajemen keperawatan Global
pada pernyataan pembelajaran
di STIKES Surya
menunjukkan
aktif
penilaian
aspek
tutor
afektif mahasiswa pada kegiatan
mahasiswa
SGD menunjukkan nilai tertinggi
ringkasan yang dipelajari.
pada
kriteria
mempersiapkan
2. Persepsi
literatur/persiapan diskusi.
kegiatan
3. Persepsi mahasiswa terhadap kualitas
untuk
memicu
mahasiswa proses
membuat
terhadap diskusi
menunjukkan nilai tertinggi pada
skenario dalam kegiatan SGD pada
aspek mahasiswa mempersiapkan
mata kuliah manajemen keperawatan
sumber literatur malam sebelum
di STIKES Surya Global didapatkan
diskusi dimulai.
hasil persepsi mahasiswa terhadap Saran
kualitas skenario pada kegiatan SGD menunjukkan nilai tertinggi terdapat
Penelitian ini diharakan dapat
dalam aspek permasalahan dalam
menambah
skenario
dengan penerapan SCL dengan
berkaitan
dengan 13
informasi
berkaitan
pendekatan SGD pada Mata Kuliah
Belajar Siswa di Kelas IV MI Sultan Agung Sukolilo Pati Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi. Institusi Agama Islam Negeri Walisongo Semarang. 7. Huriah T (2015) Petunjuk Tutorial Blok 15 Promosi Kesehatan Di Komunitas Epidemiologi 8. Wigar, A. F. (2012). Efektivitas Penggunaan Model Problem Based Learning (PBL) dalam Pembelajaran Matematika pada Siswa Kelas V SD Semester II Desa Depok Tahun Ajaran 2011/2012 (Doctoral dissertation, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP-UKSW). 9. Ernawati, H. Pengaruh Small Group Discussion Terhadap Pengetahuan Tentang Dismenore Pada Siswi Smpn I Dolopo. Jurnal Florence Vol. VII No. 1 Januari 2014. 10. Dent, J., & Harden, R. M. (2013). A practical guide for medical teachers. Elsevier Health Sciences. 11. Marhaeni, A. A. I. N. (2008). Determinasi Beberapa Faktor Afektif yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Pendidikan Ganesha. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Undiksha: Singaraja: Lembaga Penelitian Undiksha. 12. Eryanti, M, J. (2014). Gambaran Persepsi Mahasiswa PSIK UMY Tentang Kualitas Skenario Tutorial Blok Muskuloskeletal dan Persepsi Sensori dalam Model Pembelajaran PBL pada
klinis dan non klinis mengukur peningkatan kognitif. Daftar Pustaka
1. Dikti. (2014). Kurikulum Pendidikan Tinggi. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementrian pendidikan dan Kebudayaan. 2. Fitria, N., Hernawati, T., & Hidayati, N. O. (2013). Adversity Quotient Mahasiswa Baru yang Mengikuti Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jurnal Keperawatan Padjadjaran, 1(2). 3. Janor, Hawati, et al. "Integrating Student-Centered Learning in Finance Courses: The Case of a Malaysian Research University." International Education Studies 6.6 (2013): p108. 4. Tran, V. D., & Lewis, R. (2012). Effects of cooperative learning on students at an Giang university in Vietnam. International Education Studies 5. Aminuddin. (2013). Evaluasi Penerapan Metode Pembelajaran Berpusat Pada Mahasiswa (Student Center Learning) Pada Program Studi Gizi FKM UNHAS. Program Studi Ilmu Pendidikan Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada. 6. Kaspin. (2011). Penerapan Metode Small Group Discussion pada Mata Pelajaran Fiqih Materi Pokok Infak dan Sedekah untuk Meningkatkan Hasil 14
Angkatan 2012&2013. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 13. Budi, S (2016). Perbedaan Tingkat Kemampuan Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah pada Mahasiswa yang Menjalankan Model PBL di Program Studi Ners FKIK UMY. Program Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 14. Endriani, R., & Nazriati, E. (2012). Pendapat Mahasiswa Terhadap Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan Problem Based Learning (PBL) di Fakultas Kedokteran Universitas Riau Pekanbaru. JIK (Jurnal Ilmu Kedokteran), 3(1). 15. Mulia, K&Krisanti, E. (2016). Student Centered Learning di Perguruan Tinggi dengan Menerapkan Metode Problem Based Learning. Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Depok 16. Wiratma, I. G. L. (2006). Penerapan Model Belajar Resistasi Diskusi Kooperatif (Rdk) Berbasis Portofolio Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Mata Kuliah Kimia Analitik Kualitatif. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Undiksha.
15