MENGGALI DAN MENINGKATKAN HABITS OF MIND MAHASISWA PADA MATERI BIODIVERSITAS MELALUI ASESMEN FORMATIF
ABSTRAK Siti Sriyati Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI
[email protected] Studi tentang menggali dan meningkatkan habits of mind mahasiswa pada materi biodiversitas melalui asesmen formatif bertujuan untuk menerapkan model perkuliahan menggunakan asesmen formatif (umpan balik, self assessment dan peer assessment), mendeskripsikan strategi asesmen formatif yang diterapkan dan menelusuri kategori habits of mind yang bisa digali dan ditingkatkan melalui asesmen formatif. Penelitian ini dilakukan di Jurusan pendidikan Biologi FPMIPA UPI pada mahasiswa yang mengontrak mata kuliah Botani Phanerogamae (biodiversitas) pada semester genap 2009/2010 sejumlah 35 orang. Berbagai strategi asesmen formatif diterapkan pada mata kuliah ini (teori dan praktik). Pada perkuliahan teori diterapkan strategi asesmen formatif berupa tugas presentasi kelompok dan bagan konsep. Adapun pada kegiatan praktikum diterapkan strategi asesmen formatif berupa observasi kinerja praktikum, presentasi kelompok, tugas menggambar serta tugas laporan praktikum. Pengumpulan data dilakukan menggunakan tes, observasi, angket, dan catatan lapangan yang dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi asesmen formatif yang berbeda dapat menggali indikator habits of mind yang berbeda pula. Pelaksanaan asesmen yang bersifat microassessment (sering/berkesinambungan, pendek dan terfokus) pada setiap strategi asesmen formatif yang diterapkan dapat menunjang pembentukan habits of mind. Uji perbedaan rata-rata menunjukkan terdapat perbedaan habits of mind sebelum diterapkan dan setelah diterapkan asesmen formatif. Hal positif lain yang ditimbulkan oleh penerapan asesmen formatif adalah mahasiswa merasa lebih mengenal keanekaragaman tumbuhan, timbul rasa peduli terhadap tumbuhan, menyadari kebesaran sang pencipta, belajar mengelola waktu, lebih kreatif, inovatif, disiplin, teliti dan belajar melakukan self regulation. Kata kunci : asesmen formatif, habits of mind, self regulation, critical thinking, creative thinking
1
TO EXPLORE AND TO DEVELOP HABITS OF MIND ON BIODIVERSITY THROUGH FORMATIVE ASSESSMENT
ABSTRACT: Study about to explore and to improve habits of mind of the students on biodiversity matter through formative assessment purposes to apply a study model using formative assessment (feedback, self assessment and peer assessment) to describe formative assessment strategies and to trace habits of mind category that can be explore and improved through formative assessment. This study was carried out in Biology Education Departement, FPMIPA UPI to all student that take Botany Phanerogamae instruction at 2009/2010 with 35 students. Many of formative assessment strategies was applied on this instruction (theory and practical) such as through group presentation tasks and concept diagram on theory lecture and practical activity, presentation, drawing book tasks, and practical report of practical lecture. Data collection by using test, observation, questioner, interview and field note, quantitatively and qualitatively analyzed. The result of the research showed that different strategy application and formative assessment component can train different habits of mind indicator too. Microassessmently formative assessment application (frequent, short, focused) on every formative assessment strategy applied support the student habits of mind forming. Mean different test shows before the formative assessment was applied and after it was applied. From the student questioner, know that the formative assessment application can rise positive things to the students such as becoming know better about plant biodiversity, caring to plants, realizing the hugeness of God, learn to manage time, learn to more creative, innovative, discipline, accurate and train to manage themselves. Key Word : formative assessment, habits of mind, self regulation, critical thinking, creative thinking
2
PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara yang dijuluki megabiodiversitas karena kekayaan keanekaragaman hayatinya yang tinggi. Akan tetapi keanekaragaman hayati yang tinggi tersebut telah diterlantarkan oleh para ilmuwan Indonesia sendiri., sehingga belum menjamin kelestarian eksistensinya (Rifai, 2006). Hal ini terlihat dari kenyataan bahwa sampai sekarang kita tidak tahu rincian jumlah jenis mahluk hidup yang ada di Indonesia (Rifai, 2006). Mata kuliah Botani Phanerogamae yang mempelajari biodiversitas tumbuhan tinggi salah satu mata kuliah di jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI turut bertanggungjawab untuk memperkenalkan, mempelajari, memberikan pemahaman dan melestarikan biodiversitas tumbuhan yang ada di Indonesia tersebut melalui kebiasaan berpikir (habits of mind) yang baik. Di sisi lain mata kuliah sitematika termasuk Botani Phanerogamae sering dianggap mata kuliah yang sulit, tidak menarik, membosankan dan bersifat hapalan (Rustaman, 2003) karena banyaknya istilah latin yang harus dikuasai mahasiswa. Mahasiswa biasanya disodorkan pada klasifikasi jadi yang dibuat para ahli sehingga mahasiswa tidak merasa tertantang untuk mempelajari sistematik tersebut, karena dianggap hapalan. Hal senada dikemukakan oleh Cardoso, et.al.,(2009) yang menyatakan bahwa materi sistematik dianggap materi yang kurang menarik dan mempunyai beberapa kesulitan untuk melibatkan siswa dalam membelajarkannya. Penelitian ini berupaya menerapkan strategi perkuliahan yang bisa menggugah,
memotivasi dan menimbulkan ketertarikan pada mahasiswa
terhadap mata kuliah Botani Phanerogamae melalui penerapan asesmen formatif untuk membentuk habits of mind mahasiswa. Kebiasaan berpikir (habits of mind) adalah kemampuan berpikir cerdas yang muncul ketika seseorang dihadapkan pada masalah dimana seseorang tidak tahu bagaimana merespon masalah
3
tersebut. Habits of mind pada awalnya dikembangkan oleh Marzano (1992) dalam dimensions of learning. Dan Marzano (1993) menempatkan habits of mind kedalam 3 kategori yaitu self regulation, critical thinking dan creative thinking. Selanjutnya beberapa ahli mengembangkan habits of mind ini melalui berbagai penelitian. Diantaranya adalah Costa (2000) dan Carter et.al., 2005) yang membagi habits of mind menjadi 16 indikator. Selanjutnya Costa dan Kallick (2000) mengklaim habits of mind sebagai karakteristik perilaku berpikir cerdas yang paling tinggi untuk memecahkan masalah dan merupakan indikator kesuksesan dalam akademik, pekerjaan dan hubungan sosial. Mengingat urgensi habits of mind dalam kehidupan seseorang, maka dirasa perlu untuk melatihkan perilaku cerdas ini sebagai bekal dalam mengarungi hidupnya. Berbagai penelitian dilakukan untuk mencari strategi membentuk habits of mind. Penelitian Anwar (2005) menunjukkan bahwa performance assessment dapat membentuk habits of mind pada pembelajaran konsep lingkungan. Penellitian Cheung dan Hew (2008) menunjukkan indikator “menyadari pemikirannya sendiri” dan “bersifat terbuka” dari habits of mind bisa digali melalui partisipasi mahasiswa dalam pembelajaran online dibandingkan indikator lainnya. Pada penelitian ini diterapkan strategi penerapan asesmen formatif dalam upaya membentuk habits of mind mahasiswa. Asesmen formatif diinterpretasikan sebagai semua kegiatan yang berkaitan dengan aktivitas yang dilakukan guru dan siswa yang dapat menyediakan informasi dimana informasi ini dapat digunakan sebagai umpan balik untuk memperbaiki dan memodifikasi aktivitas belajar mengajar (Black & William, 1998). Dari beberapa penelitian sebelumnya diketahui bahwa penerapan asesmen formatif yang meliputi umpan balik, self assessment dan peer assessment (Black & Wiliam, 1998: Zainul, 2008) dapat memberikan pengaruh positif terhadap motivasi, self regulating learning, optimisme, rasa percaya diri, apresiasi, dapat mengembangkan potensi metakognisi dan berani mengambil resiko
4
(Gunn & Pitt, 2003; Alasdair, 2006; Baggot & Rayne, 2007, dan Ziman, et. al., 2007). Bila dicermati lebih lanjut ternyata aspek-aspek tersebut merupakan indikator-indikator yang dikembangkan pada habits of mind, akan tetapi sejauhmana keterkaitan antara asesmen formatif dan habits of mind belum pernah diteliti. \
Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan strategi perkuliahan dengan menggunakan asesmen formatif pada materi biodiversitas, mendeskripsikan beberapa strategi asesmen formatif dan menelusuri habit of mind yang dapat digali dan ditingkatkan melalui penerapan asesmen formatif, serta mengetahui ada tidaknya peningkatan habits of mind mahasiswa sebelum dan sesudah diterapkan asesmen formatif.
METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan salah satu tahapan dari penelitian dan pengembangan (Research and Development) yaitu tahap validasi model (Borg & Gall, 2003). Hasil-hasil penellitian dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Penelitian dilakukan di Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI pada mahasiswa yang mengontrak mata kuliah Botani Phanerogamae semester genap tahun ajaran 2009/2010 dengan jumlah mahasiswa 35 orang. Berbagai strategi asesmen formatif diterapkan pada perkuliahan teori dan praktikum. Pada perkuliahan teori asesmen formatif diterapkan melalui tugas presentasi (pengumpulan buku sumber, pembuatan bahan presentasi dalam bentuk power point, presentasi kelompok) dan bagan konsep. Adapun pada perkuliahan praktikum asesmen formatif diterapkan melalui observasi kinerja praktikum, presentasi praktikum, tugas menggambar dan laporan praktikum. Berbagai instrumen digunakan pada penelitian ini diantaranya angket mahasiswa dan dosen, angket penelusuran habits of mind, lembar observasi presentasi teori, bagan konsep, lembar
5
observasi kinerja praktikum, task dan rubric untuk berbagai tugas serta angket mahasiswa berkaitan dengan habits of mind yang terbentuk sebagai dampak dari asesmen formatif.
HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Tahap Persiapan Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data melalui tes konsep prasyarat, penyebaran angket mahasiswa dan dosen, serta penyebaran angket penelusuran habits of mind awal. Tes konsep prasyarat dimaksudkan untuk mengidentifikasi pemahaman dan retensi mahasiswa terhadap konsep-konsep morfologi tumbuhan yang harus dikuasai sebelum menempuh mata kuliah Botani Phanerogamae. Hasil tes menunjukkan bahwa 49% mahasiswa memperoleh nilai di bawah 60 dan pada beberapa konsep mahasiswa mengalami miskonsepsi (konsep kelamin tumbuhan). Dalam upaya memahami dan mengingatkan kembali konsep-konsep tersebut, mahasiswa diminta mencari jawaban yang benar dan melaporkan kembali pada dosen (self assessment). Penyebaran angket mahasiswa dan dosen dimaksudkan untuk mendapat gambaran mengenai penerapan asesmen formatif yang dilakukan pada mata kuliah yang telah ditempuh mahasiswa. Data mahasiswa di “cross check” dengan data angket dosen. Hasil analisis data menunjukkan bahwa dari 12-15 mata kuliah yang telah ditempuh mahasiswa, hanya 4-5 mata kuliah yang menerapkan asesmen formatif pada mata kuliah yang diampunya. Penyebaran angket penelusuran habits of mind dilakukan untuk menjaring data habits of mind awal sebelum diterapkan asesmen formatif. Rata-rata habits of mind mahasiswa pada self regulation adalah 2,8, critical thinking sebesar 2,8 dan creative thinking sebesar 2,7 dari nilai tertinggi 4.
6
Penelusuran habits of mind dilakukan kembali setelah mahasiswa selesai menempuh mata kuliah Botani Phanerogamae dan hasilnya dibandingkan untuk dilakukan uji perbedaan rata-rata (uji t). 2. Tahap Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan strategi asesmen formatif yang telah dirancang diterapkan pada mahasiswa. Dan strategi perkuliahan yang direncanakan dapat terlaksana dengan baik dan tepat waktu. Adapun habits of mind yang tergali dan dapat dkembangkan pada setiap strategi asesmen formatif dan komponen asesmen formatif yang diberikan serta kategori habits of mind yang muncul tercantum pada tabel 1. Tabel 1. Strategi Asesmen Formatif dan Habits of Mind yang Muncul N o.
Strategi Asesmen Formatif Pengumpulan buku sumber pada persiapan presentasi teori Pembuatan bahan presentasi Presentasi teori
Komponen Asesmen Formatif Written feedback dan self assessment
4.
Bagan konsep
Feedback dan self assessement
5.
Observasi kegiatan praktikum Presentasi pada kegiatan
Feedback, self assessment and peer assessment Peer assessment, oral feedback
1.
2.
3.
6.
Written feedback, oral feedback dan self assessment Peer assessment, oral feedback dan self assessment
7
Kategori dan Indikator Habits of Mind yang Muncul Self regulation (semua indikator) Critical thinking (F,G,H) Creative thinking (L,M)
Self regulation (semua indikator) Critical thinking (F,G,H) Creative thinking L,M,O) Self Regulation (semua indikator), Critical thinking (semua indikator Creative thinking (semua indikator ) Self regulation (semua indikator) Critical thinking (F,G,) Creative thinking (L,M,O) Self regulation (B, C,D) Critical thinking (F,G,H,I,K) Creative thinking (L,M) Self regulation (semua indikator) Critical thinking (semua
praktikum 7.
Tugas menggambar
8.
Membuat laporan praktikum
dan self assessment Wtitten feedback dan self assessment Written feedback dan Self assessment
indikator) Creative thinking (L,M,O) Self regulation (semua indikator) Critical thinking (F,G,H) Creative thinking (semua indikator) Self regulation (semua indikator) Critical thinking (F,G,H) Creative thinking (semua indikator)
Keterangan : Self Regulation A = menyadari pemikirannya sendiri B = membuat rencana secara efektif C = menyadari dan menggunakan D = sensitif terhadap umpan balik Creative thinking E = mengevaluasi keefektifan tindakan F = akurat dan mencari akurasi G = Jelas dan mencari kejelasan H = bersifat terbuka I = menahan diri dari sifat impulsif J = mampu menempatkan diri ketika ada jaminan sumber informasi yang diperlukan K = bersifat sensitif dan tahu kemampuan teman L = dapat melibatkan diri dalam tugas Critical Thinking M = melakukan usaha semaksimal mungkin N = membuat menggunakan dan memperbaiki standar evaluasi yang dibuat sendiri O = menghasilkan cara baru yang berbeda dengan yang umumnya
Dari Tabel 1. terlihat bahwa setiap strategi asesmen formatif yang diterapkan menggali indikator habits of mind yang berbeda melalui komponen asesmen formatif (umpan balik, self assessment dan peer assessment) yang berbeda pula. Pada Tabel 1. Memperlihatkan bahwa terdapat delapan strategi asesmen formatif yang diterapkan pada mata kuliah Botani Phanerogamae saling menguatkan menjadi satu kesatuan dalam membentuk habits of mind mahasiswa. Dari hasil penelitian pada Tabel 1
8
diperoleh bahwa habits of mind mahasiswa dapat diibentuk melalui pembiasaan yang membutuhkan waktu cukup lama (satu semester), melalui strategi asesmen formatif yang bervariasi (delapan) dan dilakukan secara berkesinambungan. 3. Tahap Akhir Pada tahap akhir dilakukan penyebaran angket penelususran habits of mind akhir kepada mahasiswa, penyebaran angket setelah menempuh mata kuliah Botani serta melakukan uji statistik untuk melihat peningkatan habits of mind yang terbentuk. Hasil penelusuran habits of mind akhir menunjukkan rata-rata self regulation sebesar 3,35, critical thinking sebesar 3,27 dan creative thinking sebesar 3,29. Peningkatan rata-rata habits of mind awal dan akhir digambarkan pada Gambar 1. Peningkatan Habits of Mind Awal dan Akhir 3,35 4 3 2 1 0
2,8
3,27 2,8
3,29 2,7 awal akhir
akhir
awal Self Regulation
Critical thinking
Creative thinking
Gambar 1. Peningkatan habits of mind awal dan akhir
Untuk mengetahui apakah peningkatan habits of mind awal dan akhir ini berbeda secara nyata maka dilakukan pengujian statistik yang meliputi dengan uji perbedaan rata-rata dengan uji t dan hasil pengujiannya tercantum pada Tabel 2.
9
Tabel 2. Hasil Analisis Perbedaan Rata-rata HOM Awal dan Akhir HOM Awal Akhir
Mean 2,7589 3,2863
N 35
SD 0,43691 0,39985
Korelasi 0,466
Sig. 0,005
Keterangan Signifikan
Tabel 2. memperlihatkan bahwa korelasi antara HOM awal dan akhir signifikan secara statistik. Hasil korelasi kedua variabel adalah sebesar 0,466 dengan nilai probabilitas 0,005. Artinya korelasi antara HOM awal dan HOM akhir signifikan karena nilai probabilitas < 0.05. Korelasi antara HOM awal dan HOM akhir dikategorikan sedang jika melihat nilai korelasinya sebesar 0,466. Pengujian dilanjutkan dengan Paired Samples Test untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara HOM awal dan HOM akhir. Hasil perhitungan tercantum pada Tabel 3. . Tabel 3. Hasil Paired Samples Test
.
Pasangan
Mean
SD
t
df
HOM awalHOM akhir
-0.52743
0.43367
7,195
34
Sig. (2 ekor) 0.000
Keterangan Terdapat perbedaan
Tabel 3. memperlihatkan nilai probabilitasnya adalah 0.000 < 0.05. Artinya terdapat perbedaan
antara HOM sebelum diterapkan asesmen formatif (HOM awal) dan HOM setelah diterapkan asesmen formatif (HOM akhir). Artinya
bahwa penerapan asesmen formatif berupa umpan
balik, self assessment dan peer assessment dapat meningkatkan habits of mind mahasiswa Biologi pada materi biodiversitas atas Botani Phanerogamae.
10
Melalui angket mahasiswa ditemukan bahwa penerapan asesmen formatif menimbulkan hal-hal positif terhadap mahasiswa diantaranya: lebih kenal keanekaragaman tumbuhan, menumbuhkan rasa peduli terhadap tumbuhan, menyadari kebesaran sang pencipta, belajar mengelola waktu, lebih kreatif, inovatif, disiplin, teliti dan melatihkan self regulation.
B. PEMBAHASAN PENELITIAN Penerapan asesmen formatif terutama umpan balik pada tugas-tugas mahasiswa adalah sangat penting, karena informasi tentang kelemahan dan hasil serta proses belajar dengan segera bisa diketahui dan dengan segera pula dapat dilakukan perbaikan, penyesuaian dan perubahan strategi pada saat itu juga (Zainul, 2008). Penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti (Gunn & Pitt, 2003; Alasdair 2006; Baggot & Rayne, 2007 dan Ziman et al., 2007) menunjukkan hasil bahwa pemberian asesmen dan umpan balik secara umum dapat memotivasi belajar mahasiswa, mendorong mahasiswa untuk tertarik pada topik yang diajarkan, meningkatkan hasil belajar dan menimbulkan optimisme, kepercayaan diri dan apresiasi mahasiswa. Mencermati dampak positif dari penerapan asesmen. maka pada penelitian ini diterapkan berbagai strategi asesmen formatif. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa berbagai strategi asesmen formatif ternyata dapat membentuk indikator habits of mind yang berbeda pula. Sesuai dengan pendapat Hughes & Wade (2004 dalam Mui SO, 2004) bahwa strategi asesmen formatif yang bervariasi adalah penting, karena mahasiswa dapat mendemonstrasikan kemampuannya secara berbeda bila dilakukan dengan pendekatan yang berbeda. Observasi kegiatan praktikum dapat melatih kemampuan kolaborasi dan kerjasama yang merupakan bagian integral dari sains (Mui, SO, 2004). Indikator habits of mind (Marzano, 1993) yang
11
langsung berkaitan dengan aspek kolaborasi atau kerjasama pada penelitian ini adalah: (1) indikator membuat rencana secara efektif. Kemampuan membuat rencana secara efektif dapat dilihat dari kemampuan setiap anggota kelompok membagi tugas dalam mengidentifikasi tumbuhan dan selesai mengidentifikasi semua sampel tumbuhan pada akhir praktikum. (2) Indikator bersifat terbuka yaitu mau mendengarkan dan mempertimbangkan pendapat orang lain ketika diskusi kelompok berkaitan dengan tumbuhan yang dideskripsikan, (3) indikator menahan diri dari sifat impulsif yaitu tidak ada anggota kelompok yang mendominasi dalam memutuskan hasil pengamatan berkaitan dengan tumbuhan yang dideskripsikan dan (4) masing-masing anggota kelompok saling memahami perasaan, pengetahuan dan kemampuan temannya (tidak kompetitif). Tugas menggambar dan membuat laporan praktikum (tulisan ilmiah) mempunyai potensi membantu mahasiswa membuat pengamatan, mengingat peristiwa, dan mengkomunikasikan apa yang dipahaminya, melakukan hipotesis dan membuat kesimpulan (Lowery, 2000; Shepardson & Britsch, 2006 dalam Mui SO, 2004). Pada penelitian ini strategi asesmen formatif berupa menggambar contoh tumbuhan dengan menonjolkan ciri famili bertujuan melatih mahasiswa melakukan pengamatan dan mengaplikasikan konsep yang sudah dipelajarinya. Indikator habits of mind yang terutama ditekankan melalui tugas menggambar adalah: (1) menggunakan sumber-sumber informasi yang diperlukan, (2) akurat dan mencari akurasi dan (3) jelas dan mencari kejelasan. Ketiga indikator tersebut dilakukan mahasiswa untuk mendapatkan gambar tumbuhan yang benar. Melalui pengamatan mahasiswa dilatih untuk mengamati secara seksama, menerapkan konsep, teliti dan detail berkaitan dengan tumbuhan yang akan digambar dan mengecek kebenaran konsepnya melalui buku-buku sumber. Dan pada tugas laporan praktikum, setelah mahasiswa mendapatkan data berdasarkan hasil pengamatan, mahasiswa
12
dituntut mengkomunikasikan dan menyimpulkan hasil pengamatannya dalam bentuk laporan praktikum. Peranan feedback dalam hal ini sangatlah perlu untuk mendukung kemampuan yang dilatihkan, oleh karena itu diperlukan feedback yang bersifat konstruktif (McCallum, B. 2000) karena feedback tersebut mengkonfirmasi mahasiswa pada jalur yang benar. meningkatkan bagian pekerjaan yang kurang baik, memberi kesempatan mahasiswa melakukan self assessment, menerapkan scaffolding, mengomentari kemajuan mahasiswa dan memberi kesempatan pada mahasiswa untuk memberikan respon terhadap feedback yang diberikan. Temuan penelitian menunjukkan bahwa setiap strategi asesmen formatif dapat menggali indikator habits of mind yang berbeda. Dari tabel 1 dapat dicermati pada umumnya ketiga kategori dari habits of mind yaitu self regulation, critical thinking dan creative thinking dapat digali dan ditingkatkan melalui berbagai strategi asesmen formatif. Ada beberapa indikator habits of mind yang masih harus ditingkatkan yaitu pada indikator mengevaluasi keefektifan tindakan, menahan diri dari sifat impulsif dan menghasilkan cara baru yang berbeda dengan yang umum. Pengujian statistik menunjukan terjadi peningkatan habits of mind mahasiswa sebelum dan sesudah diterapkan asesmen formatif. Meningkatnya habits of mind mahasiswa sebelum dan sesudah penerapan asesmen formatif ditunjang dengan penerapan strategi asesmen formatif yang bersifat microassessment (sering/berkesinambungan, pendek dan terfokus).
13
KESIMPULAN Strategi penerapan asesmen yang berbeda dapat menggali indikator habits of mind yang berbeda pula. Penerapan asesmen formatif yang bersifat microassessment dapat menunjang pembentukan habits of mind mahasiswa biologi pada mata kuliah Botani Phanerogamae (biodiversitas). Terjadi peningkatan habits of mind mahasiswa sebelum dan sesudah diterapkan asesmen formatif. Dampak positif lain yang ditimbulkan oleh penerapan asesmen formatif adalah mahasiswa lebih mengenal keanekaragaman tumbuhan, timbul rasa peduli terhadap tumbuhan, menyadari kebesaran sang pencipta, belajar mengelola waktu, lebih kreatif, inovatif, disiplin, teliti dan bisa mengelola diri.
SARAN Perlu dilakukan strategi lain dalam upaya menggali dan meningkatkan habits of mind selain melalui penerapan asesmen formatif.
14
DAFTAR PUSTAKA Alasdair, G.T. (2006). ” Using Online Microassessment to Drive Student Learning” Bioscience Education e-Journal. 2006. Anwar, C. (2005). Penerapan Penilaian Kinerja (Performance Assessment) dalam membentuk Habits of Mind Siswa Pada Pembelajaran Konsep Lingkungan. Sekolah Pascasarjana Pendidikan IPA UPI. Thesis; tidak diterbitkan. Baggott, K.G dan Rayne, RC. (2007). “The Use of Computer-based Assessment in a Field Biology Modul”. Bioscience Education e- Journal 7-7. http://www bioscience.heacademy.ac.uk.journal/vol7/beej-7-7.aspx. Black, P. and William, D. (1998). “Inside the Black Box : Raising Standard Through Classroom assessment”. Phi Delta Kappan, 80( 2). Borg, W.R. and Gall, M.D. (2003). Educational Research an Introduction. New York & London: Longman. Cardoso, D.C., Cristiano, M.P. and Arent, C.O. (2009). Development of the New Didactic Materials for Teaching Science and Biology: Importance of the New Education Practices. OnLine Journal of Biological Science ( (1): pp. 1-5. Carter, C. , Bishop, J. & Kravits, S.L. (2005). Keys to Effective Learning Developing Powerful Habits of Mind. Australia; Pearson Prentice Hall. Cheung & Hew. (2008). “Examining facilitators’ habits of mind and leaners’ participation. Melbourne : Proceedings Ascilite Melbourne. Available in http://portal.acm.org/citation.cfm?id=1383846. (Accessed May 1th 2008). Costa , A.L. & Kalliks, B. (2000). Describing 16 Habits of Mind. Habits of Mind : A Developmental Series. Alexandria, VA. Gunn, A and Pitt, S.J. (2003). “ The effectiveness of computer-based teaching packages in supporting student learning of Parasitology”. Bioscience Education e- Journal. 2003. Marzano, R.J. (1992). A Different Kind of Classroom. Teaching with Dimensions of Learning. Alexandria : ASCD (Association for Supervision and Curruculum Development. Marzano, Pickering and McTighe. (1993). Assessing Student Outcomes. Performance Assessment Using the Dimension of Learning Model.
15
Alexandria, Virginia; Association for Supervision and Curriculum Development. McCallum. (2000). Formative assessment: implications for classroom practice. Whole-school development in assessment for learning: Crown. www.publication.education.gov.uk/default Mui SO. (2004). Formative and Summative Assessment. Different Strategies for The Assessment of Science Learning. The Important Qualitiesof Meaningful Assessment. Asia-Pasific Forum on Science Learning and Teaching, Volume 5, Issue 2, Article 8. Rustaman, N. (2003). Mengenal Keanekaragaman Tumbuhan Tinggi dalam Klasifikasi Rakyat Menuju Klasifikasi Ilmiah melalui Penelitian Untuk Mengembangkan Proses Berpikir. Makalah pada Kongres dan Seminar Nasional Penggalang Taksonomi Tumbuhan Indonesia di Surakarta, 19-20 Desember 2003. Zainul, A. (2008). Asesmen Sumatif dan Asesmen Formatif. Bahan kuliah Evaluasi Pendidikan IPA di Prodi Pendidikan IPA Pascasarjana UPI. Ziman, M. et al. (2007). “ Student optimism and appreciation of feedback”. Teaching and Learning Forum 2007.
16