PENERAPAN ASESMEN FORMATIF UNTUK MENINGKATAN SELF REGULATION DAN PENGUASAAN KONSEP PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI Eka Kartikawati FKIP UHAMKA, Jl. Tanah Merdeka, Kp. Rambutan, Pasar Rebo, Jakarta Timur 13830, E-mail:
[email protected]
Abstrak: Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penerapan asesmen formatif dalam meningkatkan self regulation dan penguasaan konsep mahasiswa pendidikan biologi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah weak experiment dengan desain penelitian one-group pretest-postest yang dilakukan di Jurusan pendidikan Biologi FKIP UHAMKA Jakarta pada mahasiswa yang mengontrak mata kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup pada semester genap 2012/2013 sejumlah 30 orang. Instrumen yang digunakan terdiri dari angket Self Regulation awal dan akhir, pretest dan postest penguasaan konsep serta angket respon mahasiswa, task dan rubric presentasi perkuliahan, lembar observasi presentasi kelompok, learning Journal, angket mahasiswa setelah mengikuti proses pembelajaran pada mata kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup serta catatan lapangan. Data dianalisis menggunakan indeks Gain untuk mengetahui peningkatan self regulation dan penguasaan konsep, uji-t untuk serta uji regresi untuk melihat konrtibusinya. Pembahasan difokuskan pada peningkatan self regulation dan penguasaan konsep, kontribusi asesmen formatif terhadap self regulation dan respon mahasiswa terhadap penerapannya. Hasil analisis data menunjukkan bahwa penerapan asesmen formatif dalam pembelajaran dapat meningkatkan self regulation. Asesmen formatif menunjukkan kontribusi umpan balik (31,2%), self assessment (15,1%) dan peer assessment (14%). Asesmen formatif berpengaruh terhadap kategori self regulation (25,8%). Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan asesmen formatif pada mata kuliah pendidikan lingkungan hidup mendapat respon positif dari mahasiswa serta dapat meningkatkan kemampuan self regulation di atas nilai standar 0,58 (N-gain sedang). Penerapan asesmen formatif terhadap peningkatan penguasaan konsep tidak berkorelasi signifikan, tetapi penerapan asesmen formatif tetap memiliki kontribusi terhadap peningkatan penguasaan konsep walaupun cenderung kecil dan dapat diabaikan. Penerapan asesmen formatif mendapat respon positif dari mahasiswa Kata-kata kunci: asesmen formatif, self regulation, penguasaan konsep
PENDAHULUAN Proses
pembelajaran di universitas
khususnya
pada
jurusan
kependidikan
seharusnya
berorientasikan
keseimbangan
agar
siswa
terkandung (menghafal),
menguasai dalam
informasi materi
ukuran
yang
pelajaran keberhasilan
hasil belajar antara kemampuan intelektual
pembelajaran antara lain dilihat sejauhmana
(kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan
siswa dapat menguasai materi pelajaran
(psikomotor),
termasuk
tersebut. Apakah materi tersebut dipahami
emosional dan aktivitas fisik. Namun pada
untuk kebutuhan siswa, atau apakah siswa
praktek pembelajarannya masih banyak yang
dapat menangkap hubungan materi yang
berorientasikan semata-mata pada penguasaan
dihafalnya itu dengan pengembangan potensi
materi
terhadap
yang dimilikinya, atau bagaimana keterkaitan
praktek pendidikan sehari-hari menunjukkan
materi tersebut dengan kehidupan sehari-hari,
bahwa pendidikan difokuskan
tidaklah menjadi persoalan, yang penting
aktivitas
pelajaran.
mental
Pengamatan
Penerapan Asesmen Formatif
24
Jurnal Bio-Natural, Volume III No. 2, September 2016
ISSN: 2355-3790
siswa dapat mengungkapkan kembali apa
(Black
yang dipelajarinya (Sriyati, 2011). Oleh
merupakan bagian dari asesmen formatif,
karena itu tidak mengherankan jika proses
pendekatan dalam asesmen formatif dapat
pembelajaran tidak memperhatikan hakekat
dilakukan harian, mingguan atau pertengahan
mata pelajaran yang disajikan, kenyataan ini
jadwal program berupa; observasi selama
menjadi
proses
tidak
sesuai
dengan
tujuan
&
dan
William,
hasil
1998).
belajar,
Presentasi
kinerja,
self
pendidikan yang dipaparkan di atas, yang
assessment atau ujian. Mui SO (2004)
menuntut adanya keseimbangan hasil belajar
menyatakan bahwa asesmen formatif dapat
antar kemampuan intelektual, sikap dan
berupa
keterampilan.
tujuan
proyek atau penyelidikan, menuliskan jurnal
pendidikan menuntut adanya keseimbangan
ilmiah, peta konsep, portofolio dan tanya
antara aktivitas intelektual, aktivitas mental
jawab. Sedangkan menurut Black and William
termasuk emosional dan aktivitas fisik.
(1998) elemen kunci dari asesmen formatif
Dengan
kata
lain
performance
assessment
berbasis
Dalam jangka panjang visi pendidikan
adalah tugas, pertanyaan, observasi, umpan
sains memberikan kemampuan berpikir kritis,
balik dan peer serta self assessment. Menurut
logis, sistematis, bersikap kreatif, tekun,
Zainul (2008) dua hal utama yang secara terus
disiplin mengikuti aturan, dapat bekerja sama,
menerus dapat memperbaiki dalam asesmen
bersikap terbuka, percaya diri, memiliki
formatif untuk meningkatkan proses, hasil dan
keterampilan kerja, keterampilan komunikasi
standar pendidikan adalah (1) umpan balik
dan
dalam asesmen formatif, dan (2) swa asesmen
keterampilan
sosial
lainnya
yang
merupakan kemampuan dasar bekerja ilmiah yang
secara
terus
menerus
(self assesment).
perlu
Pada
penelitian
ini
implementasi
dikembangkan untuk memberikan bekal siswa
asesmen formatif dilakukan pada mata kuliah
menghadapi tantangan dalam masyarakat
Pendidikan
yang semakin kompetitif. Oleh karena itu
merupakan salah satu mata kuliah wajib yang
setiap siswa diperlukan perilaku cerdas untuk
harus dipelajari oleh mahasiswa Jurusan
mengatasinya dan merespon masalah yang
Pendidikan Biologi FKIP UHAMKA. Mata
ada
Kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup dipilih
di
lingkungannya.
Kemampuan
Lingkungan
karena
Habits of Mind (Costa & Kallick, 2000).
merupakan pembelajaran yang dilakukan
diinterpretasikan
untuk
kegiatan
yang
berkaitan
memahami lingkungan hidup dengan tujuan
dengan aktivitas yang dilakukan guru dan
akhir untuk meningkatkan perlindungan dan
siswa yang dapat menyediakan informasi
sikap bertanggung jawab terhadap lingkungan
dimana informasi ini dapat digunakan sebagai
hidup. Disamping itu Pendidikan Lingkungan
umpan
Hidup
semua
balik
memodifikasi
untuk aktivitas
Penerapan Asesmen Formatif
memperbaiki belajar
dan
mengajar
peserta
didik
Hidup
formatif
sebagai
membantu
Lingkungan
yang
berperilaku cerdas tersebut disebut sebagai
Asesmen
Pendidikan
Hidup
dalam
merupakan dasar-dasar pendidikan
dalam proses pemecahan masalah lingkungan 25
Jurnal Bio-Natural, Volume III No. 2, September 2016
ISSN: 2355-3790
hidup dengan dasar filosofis keseluruhan,
penguasaan konsep serta angket respon
kelestarian, peningkatan dan pemeliharaan
mahasiswa.
agar semuanya menjadi lebih baik.
perkuliahan , lembar observasi presentasi
Berdasarkan latar belakang inilah, perlu dirancang
program
penerapan
asesmen
task dan rubric presentasi
kelompok pada perkuliahan, learning Journal dan angket mahasiswa setelah
mengikuti
formatif (presentasi) untuk membentuk habits
proses pembelajaran biologi pada mata kuliah
of mind pada kategori self regulation dan
Pendidikan Lingkungan Hidup dan catatan
penguasaan konsep mahasiswa Biologi yang
lapangan
di
berlangsung.
implementasikan
pada
mata
kuliah
selama
proses
Analisis
penelitian
data
penelitian
Pendidikan Lingkungan Hidup serta seberapa
menggunakan nilai normalisasi gain, uji-one
besar kontribusi asesmen formatif (presentasi)
sample, uji korelasi dan uji regresi. Data
terhadap pembentukan habits of mind kategori
dianalisis menggunakan indeks Gain untuk
self regulation dan peningkatan penguasaan
mengetahui peningkatan self regulation dan
konsepnya.
penguasaan konsep, uji-t untuk serta uji regresi
untuk
melihat
konrtibusinya,
sedangkan Learning Journal dianalisis untuk
METODE Penelitian
dilakukan
di
Jurusan
mengumpulkan informasi untuk analisis diri
Pendidikan Biologi FKIP UHAMKA Jakarta
dan
pada mahasiswa yang mengontrak Mata
mengikuti proses pembelajaran dideskripsikan
Kuliah
untuk
Pendidikan
Lingkungan
Hidup
refleksi,
angket
engetahui
mahasiswa
pengaruh
setelah
penggunaan
semester genap tahun ajaran 2012/2013.
strategi asesmen formatif (umpan balik, self
Penelitian dilaksanakan dari awal perkuliahan
assessment, dan peer assessment) terhadap
sampai
(UTS).
indikator-indikator habits of mind pada self
Pemilihan subjek penelitian ini dilaksanakan
regulation dan Mencatat hal-hal yang terjadi
di satu kelas mahasiswa program studi
dan
pendidikan biologi yang diperoleh dengan
penelitian yang akan menunjang pembahasan
menggunakan
dari rangkuman catatan lapangan.
ujian
tengah
teknik
semester
Cluster
Random
menggambarkan
keadaan
dalam
Sampling dari 3 kelas mahasiswa semester II program studi biologi UHAMKA. Penelitian ini menggunakan metode weak experimental
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
penelitian
Kategori
design yang bertujuan untuk memfokuskan
peningkatan self regulation (0,58). Hal ini
pengamatan
rinci.
menunjukkan bahwa asesmen formatif yang
dalam penelitian ini
diterapkan lebih dapat melatih self regulation
dilakukan dengan menggunakan beberapa
dalam kategori yang sedang., secara umum
instrument yang terdiri dari angket Self
dapat dilihat pada Tabel 1.
Pengumpulan
data
langsung
dan
regulation
menunjukkan
dengan desain the one-group pretest-postest
secara
self
ini
terlihat
bahwa
Regulation awal dan akhir, pretest dan postest Penerapan Asesmen Formatif
26
Jurnal Bio-Natural, Volume III No. 2, September 2016
bahwa terdapat kontribusi yang signifikan
Tabel 1. Hasil Rekapitulasi Angket Self Regulation Kemampu an
Ratarata awal 2,88
Self regulation
Ratarata akhir 3,53
ISSN: 2355-3790
NGain
kategori
0,58
Sedang
dari
asesmen
formatif
terhadap
peningkatan habits of mind kemampuan Self Regulation mahasiswa Pendidikan Biologi. Koefisien determinasi R dan nilai R2
Peningkatan Habits of Mind pada kategori Self regulation
terjadi setelah
penerapan asesmen formatif (presentasi) yang diberikan secara bertahap melalui pemberian umpan balik pada penyelesaian task, peer assessment berupa lembar observasi kinerja kelompok pada saat proses presentasi dan self assessment berupa learning journal yang dilakukan diakhir pembelajaran. Temuan ini sejalan dengan pendapat Eggen & Kauchak (2012) bahwa komponen asesmen formatif (umpan balik, peer assessment, dan self assessment)
dapat
mengembangkan
melatih,
kemampuan
(R square) menunjukkan besarnya kontribusi komponen asesmen formatif terhadap HoM yaitu sebesar 27,5% (R2=0,275). kontribusi lebih
besar
terhadap
peningkatan
HoM
mahasiswa adalah umpan balik yaitu sebesar 31,2% sedangkan kontribusi self assessment sebesar 15,1% dan peer assessment 14%. Hal ini sejalan dengan temuan Sriyati (2011) bahwa komponen umpan balik merupakan komponen tertinggi. Kontribusi komponen asesmen formatif dapat dilihat lebih jelas pada Gambar 1 dibawah ini.
dan berpikir
mahasiswa jika diberikan secara konsisten, dan berkesinambungan. Analisis uji statistik untuk melihat normalitas data kemampuan Self Regulation mahasiswa
diketahui
normal, kemudian
data
uji
berdistribusi
One-Sample
menunjukkan nilai Sighitung < ½α thitung > ttabel Hal
ini
(2,030)
(0,025)
Test dan
untuk data self regulation.
membuktikan
bahwa
Gambar 1. Kontribusi Komponen Asesmen terhadap self regulation
terdapat
peningkatan yang signifikan pada habits of
Efektifitas
penerapan
komponen
regulation
asesmen terhadap habits of mind dilihat dari
mahasiswa melalui penerapan asesmen
hasil uji regresi komponen asesmen dengan
formatif. Hasil uji regresi asesmen formatif
kategori
terhadap kemampuan HoM menunjukkan
kemampuan self regulation disajikan pada
adanya korelasi tingkat sedang (R=0,524)
Tabel 2 dan hasil uji selengkapnya dapat
mind
kemampuan
dengan nilai Sighitung
(0,018)
self
< α
(0,05)
dan nilai
HoM
yang
pertama
yaitu
dilihat dibawah ini.
rhitung > rtabel. Nilai tersebut membuktikan
Penerapan Asesmen Formatif
27
Jurnal Bio-Natural, Volume III No. 2, September 2016
ISSN: 2355-3790
Tabel 2. Hasil Uji Korelasi Komponen Asesmen dengan Self Regulation r hitung
Data Umpan balik - Self Regulation Self assessment - Self Regulation Peer assessment - Self Regulation
r tabel Pearso n
Sig (α)
Ketera ngan
0,442* *
0,008
Sangat Signifik an
0,457* *
0,006
Sangat Signifik an
0,019
Signifik an
0,344
0,395*
Hasil
komponen
Self assessment memberikan kontribusi
asesmen formatif dengan self regulation pada
besar terhadap kemampuan self regulation
Tabel 2 menunjukkan nilai Sighitung
<
mahasiswa dan memiliki korelasi yang sangat
sedang
signifikan, sesuai dengan teori kognitif sosial
(R=0,508) membuktikan bahwa terdapat
Bandura (1986) dalam Dahar (1996) yang
kontribusi signifikan dari asesmen formatif
menyatakan
terhadap peningkatan kemampuan self
struktur kausal yang interdependen dari aspek
regulation mahasiswa Pendidikan Biologi.
pribadi, perilaku, dan lingkungan, ketiga
α(0,05)
korelasi
dengan
antara
Gambar 2. Persentase Kontribusi Komponen Asesmen terhadap Self Regulation
tingkat
korelasi
(0,024)
2
bahwa
manusia
merupakan
Koefisien determinasi R dan nilai R (R
aspek ini merupakan aspek determinan dalam
square) menunjukkan besarnya kontribusi
self regulation yang berhubungan sebab
komponen asesmen formatif terhadap self
akibat,
2
dimana
person
berusaha
untuk
regulation yaitu sebesar 25,8% (R =0,258).
meregulasi diri sendiri, hasilnya berupa
Kontribusi self assessment (22,4%) terhadap
kinerja atau prilaku yang berdampak pada
kemampuan
besar
perubahan lingkungan (sosial dan kognisi).
daripada umpan balik (21,1%) dan peer
Umpan balik yang diberikan pada mahasiswa
assessment (15,9%). Kontribusi komponen
bertujuan untuk memotivasi mahasiswa dalam
asesmen formatif terhadap self regulation
memperbaiki tugas menjadi lebih baik. Hal ini
dapat dilihat lebih jelas pada Gambar 2.
mengindikasikan bahwa perlakuan asesmen
self
regulation
lebih
formatif dengan pemberian umpan balik yang membangun dan tidak menjatuhkan akan mampu meningkatkan rasa percaya diri, hasil belajar,
kemampuan
siswa
dalam
mengerjakan tugas-tugas, dan memotivasi siswa
dalam
memperbaiki
kesalahannya
sehingga kinerja yang ditampilkan menjadi
Penerapan Asesmen Formatif
28
Jurnal Bio-Natural, Volume III No. 2, September 2016
lebih baik (Black and Willian, Komponen Peer assessment
1998).
berkontribusi
terhadap kemampuan self regulation bertujuan
ISSN: 2355-3790
tugas meskipun jawaban dan solusinya tidak segera kelihatan, 11) melakukan usaha semaksimal kemampuan dan pengetahuannya, 12) membuat, menggunakan dan memperbaiki standar evaluasi yang dibuatnya sendiri.
untuk memberikan feedback yang berasal dari peer, pendapat Bhola (1990) bahwa peer assessment
mendukung
siswa
untuk
memberikan feedback kepada siswa lain dan juga belajar menerima feedback dari siswa lain.
Perbandingan
peningkatan
setiap
indikator self regulation dapat dilihat lebih jelas pada Gambar 3 dan N-gain peningkatan setiap indikator self regulation dapat dilihat pada Gambar 4.
Berdasarkan Gambar 3 dan Gambar 4 dapat dilihat bahwa kontribusi asesmen terhadap
kemampuan
ditunjukkan
dengan
self
regulation
peningkatan
setiap
indikatornya. Peningkatan tertinggi di antara indikator lain terjadi pada kategori self regulation indikator 2 (0,96) yaitu membuat rencana
efektif.
pengamatan peningkatan
Berdasarkan
lapangan ini
terjadi
hasil
oleh
peneliti,
karena
aktivitas
mahasiswa dalam membuat rencana secara efektif ketika perlakuan asesmen diberikan, Adanya task yang diberikan dalam persiapan presentasi dengan mencari berbagai sumberGambar 3. Perbandingan Peningkatan Indikator Self Regulation
sumber
yang
berhubungan,
kemudian
membuat makalah serta power point yang sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Hal tersebut membuat
menjadikan rencana
setiap efektif
kelompok untuk
mempersiapkan presentasi dengan sebaikbaiknya, terlihat dari kemampuan setiap anggota kelompok menjelaskan informasi ketika presentasi dan menjawab seluruh pertanyaan dengan konsep yang tepat, karena setiap kelompok berlomba menjadi kelompok yang terbaik. Hal-hal itulah yang membuat Gambar 4. Peningkatan Indikator Setiap Kategori HoM Keterangan: Indikator self regulation: 1) Menyadari pemikiran sendiri, 2) membuat rencana efektif, 3) menyadari sumber informasi penting, 4) sensitif pada umpan balik, 5) mengevaluasi keefektifan tindakan. Indikator critical thinking: 6) jelas dan mencari kejelasan, 7) bersifat terbuka, 8) menahan diri dan bersifat impulsif, 9) bersifat sensitif dan tahu kemampuan temannya. Indikator creative thinking: 10) dapat terlibat dalam mengerjakan Penerapan Asesmen Formatif
indikator ke 2 self regulation mengalami peningkatan yang tertinggi. Sebagaimana dinyatakan oleh Chung (2002) bahwa belajar tidak hanya dikontrol oleh aspek eksternal saja, melainkan juga dikontrol oleh aspek internal yang diatur sediri (self regulation). Peningkatan terendah pada indikator 4 yaitu 29
Jurnal Bio-Natural, Volume III No. 2, September 2016
ISSN: 2355-3790
sensitif terhadap umpan balik memiliki
menyatakan bahwa belajar merupakan suatu
capaian peningkatan indikator self regulation
proses belajar yang melibatkan manusia
terendah (0,25). Menurut hasil observasi hal
secara orang per orang sebagai satu kesatuan
ini disebabkan karena pada pembelajaran
organisasi sehingga terjadi perubahan pada
sebelumnya mahasiswa belum terlatih dan
pengetahuan, keterampilan dan sikapnya.
terbiasa untuk menerima umpan balik.
Peningkatan
Hasil rekapitulasi N-gain penguasaan konsep mahasiswa secara umum
penguasaan
konsep
setiap
mahasiswa dapat dilihat lebih jelas pada Gambar 6.
dapat dilihat pada Gambar 5 Perolehan Ngain pada materi PLH secara keseluruhan sebesar 0,61. Rendah 5,71% Tinggi 34,29% Sedang 60%
Gambar 6. Perbandingan Skor Pretest dan Posttest Setiap Mahasiswa
Gambar 5. Pengelompokan N-gain Penguasaan Konsep
Pada
Gambar
bahwa
saan konsep materi PLH mahasiswa dilakukan
peningkatan
menggunakan uji One-Sample Kolmogorov-
penguasaan konsep yang berbeda mulai dari
Smirnov. Rekapitulasi hasil uji normalitas data
kategori rendah sampai tinggi. Diketahui
penguasaan konsep disajikan pada Tabel 3.
mahasiswa
Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Data Tes Penguasaan Konsep dengan One-Sample Kolmogorov-Smirnov. Sig Sig Data Keterangan tabel hitung (½α) Tes Distribusi penguasaan 0,901 0,025 normal konsep
mahasiswa
5
terlihat
Uji normalitas distribusi data pengua-
mengalami
yang
mendapat
kriteria
penguasaan konsep rendah sebesar 5,71% (2 mahasiswa),
kriteria
sedang
60%
(21
mahasiswa), dan 34,29% (12 mahasiswa). Perolehan N-gain pada materi PLH secara keseluruhan sebesar 0,61 hal ini menunjukkan bahwa
adanya
penguasaan pembelajaran
peningkatan
pencapaian
konsep
mahasiswa
dari
PLH.
Peningkatan
hasil
penguasaan konsep menunjukkan adanya perubahan pengetahuan mahasiswa sebagai ciri
dari
proses
belajar
yang
telah
dilaksanakan, sebagaimana Dewey, Gage dan Berliner (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2009) Penerapan Asesmen Formatif
Hasil Smirnov
uji
data
normalitas nilai
Kolmogorov
penguasaan
konsep
menunjukkan nilai Sighitung > ½α
(0,025),
membuktikan konsep
yang
bahwa
N-gain
penguasaan
berdistribusi
normal
pada
taraf
signifikansi 0,025. Dengan demikian, data tersebut dapat digunakan untuk uji hipotes 30
Jurnal Bio-Natural, Volume III No. 2, September 2016
ISSN: 2355-3790
yaitu One-Sample Test. Rekapitulasi hasil uji
terdapat korelasi antara komponen asesmen
hipotesis data penguasan konsep mahasiswa
dengan
disajikan pada Tabel 4.
mahasiswa dan tingkat korelasinya rendah
Tabel 4. Hasil Uji One-Sample Test Data Tes Penguasaan Konsep. Sig Data t hitung Keterangan
(R=0,342). Hasil uji regresi dengan nilai
hitung
Tes penguasaan konsep
0,000
25,989
Signifikan
(0,025),
dan thitung
(25,989)
> ttabel
(2,026)
untuk
data penguasaan konsep. Hal ini membuktikan bahwa terdapat peningkatan signifikan pada
penguasaan
Pendidikan
Biologi
konsep
mahasiswa
melalui
penerapan
regresi
dilakukan
dengan
menggunakan data komponen asesmen dan NGain penguasaan konsep, untuk mengetahui kontribusi komponen asesmen formatif yang
penguasaan
konsep
> α(0,05) membuktikan bahwa
tidak terdapat kontribusi signifikan dari komponen
asesmen
formatif
kemampuan
terhadap
penguasaan
konsep mahasiswa Pendidikan Biologi. Hasil uji regresi juga menunjukkan besarnya kontribusi
asesmen
kemampuan
formatif
penguasaan
terhadap
konsep
hanya
2
sebesar 11,7% (R =0,117). Kontribusi suatu faktor yang dapat meningkatkan penguasaan konsep
asesmen formatif. Uji
(0,270)
peningkatan
Tabel 4 menunjukkan nilai Sighitung (0,000) < ½α
Sighitung
kemampuan
dijelaskan
lebih
lanjut
pada
pembahasan. Hasil uji regresi menunjukkan kontribusi
komponen
asesmen
formatif
terhadap self regulation yang dapat dilihat pada Gambar 7.
terdiri dari umpan balik, self assessment dan peer assessment terhadap penguasaan konsep. Hasil uji ini disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Hasil Uji Korelasi Asesmen dengan Peningkatan Penguasaan Konsep Data Umpan balik Penguasaa n konsep Self assessment Penguasaa n konsep Peer assessment Penguasaa n konsep
r hitun g
r tabel Pearso n
0,234
0,299
0,344
Sig (α)
Keteranga n
0,17 6
Tidak signifikan
0,08 1
Tidak signifikan
Berdasarkan asesmen
Gambar
formatif
hanya
7
komponen memberikan
kontribusi yang kecil terhadap peningkatan 0,309
0,07 1
Tidak signifikan
Tabel 5 menunjukkan nilai Sighitung > α (0,05)
Gambar 7. Persentase Kontribusi Asesmen terhadap Penguasaan Konsep
penguasaan konsep PLH. Hal ini dapat disebabkan
karena
assessment
dan
umpan
peer
balik,
assessment
self yang
diberikan hanya ditujukan untuk memberi
dan rhitung < rtabel yang berarti tidak
Penerapan Asesmen Formatif
31
Jurnal Bio-Natural, Volume III No. 2, September 2016
ISSN: 2355-3790
penilaian terhadap tugas-tugas agar yang telah
peningkatan penguasaan konsep walaupun
dikerjakan oleh mahasiswa.
cenderung
kecil
dan
dapat
diabaikan.
Pembahasan terhadap hasil penelitian
Peningkatan penguasaan konsep kemungkinan
bersumber dari analisis data dan temuan-
disebabkan oleh faktor lain selain asesmen
temuan di lapangan. Berdasarkan keterkaitan
formatif yaitu proses pembelajaran yang
antara pertanyaan-pertanyaan penelitian dalam
dirancang dengan pendekatan dimensi belajar
rumusan masalah, berikut ini akan dipaparkan
menggunakan dimension of learning Marzano
pembahasan secara umum tentang keterkaitan
(1993).
kontribusi
diketahui bahwa respon mahasiswa terhadap
peningkatan
habits
of
mind,
Berdasarkan
angket
kontribusi peningkatan penguasaan konsep
pembelajaran
dan respon mahasiswa terhadap penerapan
menyatakan
asesmen formatif.
dilakukan sangat membantu peningkatan hasil
Penerapan
asesmen
formatif
yang
sangat
mahasiswa
proses
positif,
mahasiswa
pembelajaran
yang
belajar serta motivasi untuk belajar semakin
memiliki komponen berupa umpan balik, self
baik.
assessment
Marzano, (1993) bahwa sikap yang diperoleh
dan
peer
assessment
Hal
ini
sesuai
pendapat
meningkatkan self regulation mahasiswa,
lewat
faktor lain dari peningkatan self regulation
menimbulkan pengaruh langsung terhadap
tersebut bahwa dalam penelitian ini, peneliti
perilaku berikutnya, karena “without positive
mempergunakan pendekatan dimension of
attitude and perceptions, students have little
learning dikarenakan pendekatan ini akan
chance of learning proficiently”, tetapi dengan
dapat melatih kemampuan habits of mind
perasaan nyaman di dalam kelas, siswa akan
(Marzano, 1993; Rahmat, 2007). Seluruh
melakukan lebih banyak usaha agar dapat
dimensi belajar akan terlaksana jika dimensi
memahami materi pelajaran. Iklim kelas yang
belajar pertama yaitu attitude and perception
positif,
berjalan
membuat mahasiswa tertekan, hal inilah yang
dengan
baik.
Sidharta
(2005)
pengalaman
dengan
nyaman,
pembelajaran
akan
menyenangkan,
mengungkapkan bahwa aspek-aspek pikiran
akan
yang terlibat dalam belajar bekerja bagaikan
mahasiswa untuk belajar dan hasil belajarnya.
konser musik, bila permulaan belajar sudah
berkontribusi
Peningkatan
terhadap
tidak
motivasi
kemampuan
self
negative attitude maka alunan musikpun akan
regulation
jauh dari indah, tetapi jika telah memiliki
asesmen formatif, mahasiswa dilatih untuk
positive attitude yang ditunjang dengan
mengembangkan
keterampilan berpikir maka akan terbentuk
regulation
pondasi yang kuat dan sinergi.
assessment
Peningkatan hasilnya
penguasaan
menunjukkan
diberikan.
indikator-indikator
melalui
umpan
balik,
self self
dan peer assessment yang Penerapan
asesmen
formatif
berkorelasi
(umpan balik, self assessment dan peer
signifikan, tetapi penerapan asesmen formatif
assessment) telah diterapkan dalam penelitian
tetap
ini pada setiap strategi. Strategi-strategi
memiliki
tidak
konsep
tidak lepas dari penerapan
kontribusi
Penerapan Asesmen Formatif
terhadap
32
Jurnal Bio-Natural, Volume III No. 2, September 2016
tersebut
adalah:
1)
pengumpulan
buku
ISSN: 2355-3790
misalnya
dengan
menggunakan
warna,
sumber, 2) pembuatan bahan presentasi &
bentuk, jenis huruf ataupun tampilan gambar,
presentasi kelompok teori 3) pengumpulan
tabel, diagram dan unsur-unsurnya lainnya).
revisi. Pada strategi asesmen formatif berupa
Pada strategi asesmen formatif berupa
pengumpulan buku sumber dan penyiapan
presentasi kelompok pada perkuliahan teori
bahan presentasi dalam bentuk power point
diterapkan tiga komponen asesmen formatif
mahasiswa dilatih untuk mengembangkan
yaitu umpan balik, self assessment dan peer
indikator-indikator habits of mind melalui
assessment. Setiap kelompok secara bergiliran
umpan balik dan kesempatan self assessment
menyajikan presentasi sesuai dengan bahan
yang diberikan. Umpan balik dapat dilakukan
materi yang ditugaskan. Pada kegiatan ini
secara lisan (oral feedback) dan tulisan
mahasiswa diberi kesempatan melakukan peer
(written feedback) (Mui, 2004). Umpan balik
assessment terhadap penampilan kelompok
berupa written feedback dan oral feedback
yang
yang
tugas
observasi presentasi. Selain melakukan peer
pengumpulan buku sumber dan pembuatan
assessment, mahasiswa dan dosen berke-
bahan presentasi. Hal ini dapat melatih self
sempatan memberikan umpan balik pada
regulation
kelompok yang tampil diskusi. Fungsi umpan
diberikan
dengan
pada
seperti
baik
waktu
membuat
karena
berpedoman
pada
lembar
batas
waktu
balik adalah membantu siswa untuk menilai
mencari
dan
penampilan yang tidak dapat dilihat dan
menggunakan buku-buku sumber berkaitan
dirasakan oleh dirinya sendiri, Fungsi umpan
dengan buku yang ditugaskan serta berlatih
balik yang lainnya yang paling sering
untuk menerima umpan balik yang diberikan
disajikan dosen adalah sebagai alat untuk
dosen, menampilkan konsep yang disajikan
memotivasi mahasiswa. Self assessment dapat
pada bahan presentasinya dengan akurat dan
digunakan untuk membantu mahasiswa dalam
jelas
untuk
mengembangkan kemampuan menilai dan
mengkaji berbagai buku sumber, kerja secara
mengkritisi proses belajar serta membantu
kelompok menuntut setiap anggota kelompok
mahasiswa menentukan kriteria untuk menilai
saling menghargai, tenggang rasa dan dapat
hasil belajarnya. Peer assessment dapat
bekerjasama
pengumpulan
ada
perencanaan
tampil,
tugas,
sehingga
mereka
serta
dituntut
tidak
memaksakan
digunakan untuk membantu mahasiswa dalam
berusaha
semaksimal
mengembangkan kemampuan bekerjasama,
kehendak
sendiri,
mungkin
mengerjakan
dan
mengkritisi proses dan hasil belajar orang
mendorong untuk menjadi kreatif dalam
lain, menerima feedback atau kritik dari orang
menampilkan bahan presentasi dalam bentuk
lain, memberikan pengertian yang mendalam
power point yang menarik dan penuh ide
kepada para mahasiswa tentang kriteria yang
dalam penyajiannya (tampilan yang jelas,
digunakan untuk menilai proses dan hasil
tulisannya terbaca dengan baik, memasukkan
belajar dan untuk penilaian sumatif. Marzano,
unsur-unsur
1993
seni
dalam
Penerapan Asesmen Formatif
tugasnya
menampilkan
menjelaskan
keuntungan
dari self 33
Jurnal Bio-Natural, Volume III No. 2, September 2016
assessment
dan
peer
assessment
ISSN: 2355-3790
yaitu
terhadap kemampuan dan pengetahuan yang
mendorong mahasiswa untuk memiliki rasa
diperoleh, mengontrol diri sendiri, memotivasi
tanggung jawab terhadap proses belajarnya
siswa,
sehingga mahasiswa dapat mandiri, melatih
kemampuan metakognisinya. Melalui self
evaluation skill yang berguna untuk life long
assessment para siswa menjadi mahir dalam
learning dan mendorong deep learning.
meregulasi belajarnya sendiri dan dapat
dan
berpotensi
mengembangkan
Respon mahasiswa terhadap umpan
meningkatkan hasil belajar mereka (Steffens,
balik yang diberikan sebagai komponen
2006). Respon mahasiswa terhadap self
asemen formatif pada penelitian ini dapat
assessment yang diberikan sebagai komponen
dilihat dari Gambar 8.
asesmen formatif dapat dilihat lebih jelas pada Gambar 9.
Gambar 9. Respon Mahasiswa terhadap Self Assessment
Gambar 8. Respon Mahasiswa terhadap Umpan Balik.
Selain itu self assessment diberikan Hasil angket tersebut menunjukkan bahwa
umpan
pemanfaatan
learning
journal
mempengaruhi
merupakan wadah bagi mahasiswa untuk
mahasiswa dalam menyelesaikan tugasnya.
menilai kegiatan pembelajaran yang dilakukan
Umpan balik yang diberikan sebagai bagian
pada hari itu dan persiapan sebelumnya,
dari penilaian formatif membantu mahasiswa
sehingga
mengetahui adanya kesenjangan antara tujuan,
merencanakan perbaikan yang akan dilakukan
pengetahuan, pemahaman atau keterampilan
selanjutnya.
yang
yang
dalam hal ini sebagai sarana optimalisasi
tujuan
refleksi diri dalam pembelajaran sehingga
diinginkan
diperlukan
untuk
balik
berupa
serta
tindakan
memperoleh
mahasiswa
dan
dosen
Learning journal
bisa
diterapkan
(Ramaprasad, 1983 & Sadler, 1989 dalam
dosen
Carol, 2002).
bersinergi memberi masukan dan menelaah
Black & William (1998), Mui SO
dan
kekurangan
mahasiswa
bersama-sama
masing-masing
dalam
(2004) mengemukakan bahwa self assessment
pembelajaran
dapat mendorong siswa terlibat secara konstan
pembelajaran dapat optimal. Learning journal
dalam proses ilmiah, berpengaruh positif pada
dapat menyadari dan menganalisa proses
kinerja siswa, mendorong siswa bertanya,
pemikiran
sehingga dapat memperkuat pemahamannya
melakukan aktivitas, menyelesaikan sesuatu
Penerapan Asesmen Formatif
sehingga
mahasiswa
diharapkan
setelah
hasil
membaca,
34
Jurnal Bio-Natural, Volume III No. 2, September 2016
ISSN: 2355-3790
masalah, atau membuat sesuatu keputusan, Lembar
data angket mahasiswa menunjukkan sebesar 85% merespon positif terhadap learning journal yang diberikan dosen. Sebagaimana menurut Ng Kim Choy (2000) bahwa learning journal membantu mahasiswa merenung atas
kelompok
observasi
mengembangkan
presentasi indikator-
indikator Habits Of Mind. Hasil analisis lembar
observasi
presentasi
kelompok
tercantum pada Gambar 11.
proses bacaan, konsep-konsep akhir, atau presentasinya.
Selain
melatih
mahasiswa
menuangkan informasi dalam bentuk tulisan, jurnal belajar ini dimaksudkan untuk menjadi sarana catatan mereka dalam belajar sehingga penulisan learning journal amat berguna untuk meningkatkan kemahiran pembelajaran dan kemahiran berfikir secara kritis dan kreatif.
Gambar 11. Hasil Analisis Lembar Observasi Presentasi Kelompok
Hasil
analisis
lembar
observasi
Komponen asesmen formatif terakhir
presentasi kelompok tercantum pada Gambar
adalah pemberian peer assessment, menurut
11 secara umum menunjukkan capaian yang
Zulharman (2007), peer assessment dapat
sangat baik (80-100%). Nilai terbesar adalah
digunakan untuk membantu mahasiswa dalam
penggunaan buku sumber dan mengevaluasi
mengembangkan kemampuan bekerjasama,
kinerja hal ini dikarenakan mahasiswa telah
mengkritisi proses dan hasil belajar orang lain
diberi task dari awal untuk menggunakan
(penilaian formatif), menerima feedback atau
sumber informasi yang diperlukan dan selalu
kritik dari orang lain, memberikan pengertian
mengevaluasi kinerjanya yang berasal dari
yang mendalam kepada para mahasiswa
pemberian umpan balik.
tentang kriteria yang digunakan untuk menilai
Respon mahasiswa yang diungkapkan
proses dan hasil belajar dan untuk penilaian
melalui angket mahasiswa yang diberikan
sumatif. Hasil angket respon mahasiswa
setelah pembelajaran dengan strategi asesmen
terhadap peer assessment dapat dilihat lebih
formatif, diperoleh temuan bahwa tanggapan
jelas pada Gambar 10.
mahasiswa terhadap pembelajaran sangat positif. Dampak positif yang berkaitan dengan peningkatan self regulation bahwa mahasiswa menjadi tahu cara belajar yang baik dan benar, menjadi
fokus
pembelajaran,
mengikuti
menjadi
lebih
proses disiplin,
bertanggung jawab dan teliti, membentuk Gambar 10. Respon Mahasiswa terhadap Peer Assessment Penerapan Asesmen Formatif
karakter baru yang lebih baik, mengasah kemampuan berpikir, mengasah rasa ingin 35
Jurnal Bio-Natural, Volume III No. 2, September 2016
ISSN: 2355-3790
tahu akan ilmu yang belum diketahui dan rasa
dapat belajar lebih baik dari kesalahan-
percaya diri. Dampak positif lain yang muncul
kesalahan yang ada sehingga membantu
berkaitan dengan mata kuliah pendidikan
dalam belajar dan memberi penilaian dengan
lingkungan hidup adalah lebih mencintai
baik. Alasan mahasiswa menyenangi mata
lingkungan sehingga menjaga lingkungan
kuliah PLH yang berkaitan dengan peran
lebih baik lagi, dan meningkatkan kesadaran
dosen bahwa dosen menyenangkan, dosen
diri terhadap lingkungan yang dimulai dari
selalu memberi masukan-masukan sehingga
diri sendiri serta rasa syukur kepada Tuhan
kita
Yang Maha Esa atas ciptaan-Nya yang sangat
belajarnya dan alasan yang berkaitan dengan
seimbang dan hal itu perlu dijaga dengan
kepedulian
sebaik mungkin. Hasil penelitian ini didukung
bermanfaaat nantinya dapat diamalkan cara-
juga dengan penelitian Sriyati (2011) bahwa
cara untuk mencintai lingkungan kita dan
pembelajaran dengan asesmen formatif yang
semakin
bervariasi akan mampu memunculkan sikap
terhadap lingkungan
selalu
termotivasi
lingkungan,
meningkatkan
dengan
metode
karena
kesadaran
sangat
diri
karakter baru yang positif bagi mahasiswa
Pertanyaan kedua berkaitan dengan
yang berkenaan dengan rasa syukur dan
tugas-tugas yang diberikan pada mata kuliah
kepedulian.
Pendidikan Lingkungan Hidup, dijawab tidak
Jika dilihat secara keseluruhan pembe-
memberatkan sebagian mahasiswa (80%) dan
lajaran, dosen telah mampu melaksanakan
ada
sebagian
kecil
pembelajaran sesuai rencana. Kegiatan pada
menjawab tugasnya memberatkan. Alasan
setiap fase pembelajaran dapat dilakukan
mahasiswa
dengan baik, dosen aktif memberikan umpan
memberatkannya tugas-tugas yang diberikan
balik (oral feedback dan written feedback),
pada pembelajaran karena tugas-tugas tersebut
memotivasi mahasiswa untuk bekerja dalam
membuat mahasiswa menjadi lebih giat
kelompok dan melaksanakan tugas secara
belajar, disiplin, mendapat pengetahuan dan
keseluruhan. Hal ini dapat diperkuat oleh
ide-ide yang lebih bagus dan menarik dari
respon yang diungkapkan melalui angket
pembuatan dan hasil tugas tersebut, semakin
mahasiswa seperti pada pertanyaan pertama
kreatif dapat belajar lebih banyak lagi dari
yang dijawab oleh seluruh mahasiswa (100%),
berbagai sumber (menambah wawasan).
berkaitan
mahasiswa
dengan
(20%)
tidak
mahasiswa
menyenangi
mata
kuliah
Pertanyaan ketiga berkaitan dengan
Pendidikan
Lingkungan
Hidup
setelah
mengubah kebiasaan berpikir menjadi lebih
diterapkan asesmen formatif dalam bentuk
baik dinyatakan seluruh mahasiswa (100%)
penilaian presentasi bahwa mahasiswa lebih
bahwa kebiasaan berpikirnya menjadi lebih
aktif dalam berbicara dan mengutarakan
baik karena bisa bertukar pikiran dengan
pendapat, lebih kreatif dan inovatif dalam
teman-teman, dan selalu berusaha untuk
membuat bahan tampilan presentasi, berani
memperbaiki bahan dan persiapan presentasi
tampil dengan hasil kerja sendiri, disiplin,
menjadi lebih baik lagi sehingga dapat belajar
Penerapan Asesmen Formatif
36
Jurnal Bio-Natural, Volume III No. 2, September 2016
ISSN: 2355-3790
mengemukakan pendapat di depan umum dan
kesan pelaksanaan mata kuliah Pendidikan
dapat mengembangkan kemampuan berpikir
Lingkungan Hidup dikelompokkan menjadi 7
dan berbicara.
kelompok jawaban. Persentase terbesar 34%
Pertanyaan keempat berkaitan dengan
mahasiswa
menganggap
mata
kuliah
manfaat dari tugas-tugas yang diberikan
Pendidikan Lingkungan Hidup pembelajaran
selama proses pembelajaran mata kuliah
yang menyenangkan karena pembelajarannya
Pendidikan Lingkungan Hidup dinyatakan
menarik dengan presentasi, menampilkan
seluruh mahasiswa (100%) bahwa manfaat
video, gambar-gambar membuat mahasiswa
dari tugas-tugas yang diberikan tersebut
semakin aktif, hal ini disebabkan oleh banyak
menambah kreatif mahasiswa dan sadar akan
faktor diantaranya proses pembelajaran, dosen
pentingnya
dan strategi asesmen formatif yang diterapkan
lingkungan
hidup
dalam
kehidupan serta memberi banyak manfaat,
pada mata kuliah ini.
belajar tampil untuk presentasi sehingga
Pertanyaan keenam berkaitan dengan
belajar menjadi guru dengan baik, mencari
urutan aspek asesmen formatif yang paling
sumber-sumber dengan giat dan belajar
yang paling berpengaruh pada kebiasaan
banyak hal yang belum diketahui.
berpikir mahasiswa yaitu 26% mahasiswa
Pertanyaan kelima berkaitan dengan kesan-kesan mahasiswa setelah mengikuti
memilih urutan Umpan balik-self assessmentpeer asessment.
proses pembelajaran mata kuliah Pendidikan Lingkungan asesmen
Hidup
formatif
mahasiswa
atas
dengan (presentasi).
pertanyaan
Pertanyaan ketujuh berkaitan dengan
penerapan
saran-saran dan kritik yang dikemukakan oleh
Jawaban
mahasiswa setelah mengikuti pembelajaran
ini
dapat
dengan strategi asesmen formatif dalam
diklasifikasikan menjadi 7 jawaban. Tujuh
bentuk presentasi, dapat diketahui bahwa
jawaban tersebut disajikan pada Gambar 12.
hampir 43% mahasiswa memberikan saran
dibawah ini.
agar mempertahankan pembelajaran yang lebih termotivasi dan kreatif dengan membuat power point yang baik.
22% mahasiswa
memberi saran agar mempertahankan untuk selalu
memberikan
kegiatan memberi
umpan
pembelajaran, saran
agar
17%
balik
dalam
mahasiswa
mempertahankan
penilaian pembelajaran bukan hanya dari Gambar 12. Kesan Mahasiswa terhadap Pelaksanaan Mata Kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup
dosen tetapi dari semua mahasiswa juga, 9% mahasiswa ingin lebih diperbanyak lagi prakteknya dan 9% mahasiswa menyarankan
Berdasarkan Gambar di atas dapat
agar tidak terlalu banyak tugas yang diberikan
diketahui bahwa jawaban mahasiswa terhadap Penerapan Asesmen Formatif
37
Jurnal Bio-Natural, Volume III No. 2, September 2016
ISSN: 2355-3790
karena karena banyak tugas dari mata kuliah
peningkatan penguasaan konsep walaupun
yang lain juga.
cenderung Komponen
kecil
dan
dapat
asesmen
diabaikan.
masing-masing
berpengaruh terhadap penguasaan konsep
SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dalam penelitian secara umum
adalah umpan balik (0,3%), self assessment (2,7%) dan peer assessment (3,1%).
dapat disimpulkan bahwa penerapan asesmen formatif dapat meningkatkan habits of mind
DAFTAR RUJUKAN
pada kategori self regulation mahasiswa.
Azwar, S. (2010). Sikap manusia teori dan
Hasil uji menunjukkan bahwa keseluruhan
pengukurannya edisi ke 2.
nilai self regulation akhir lebih tinggi
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
dibandingkan dengan nilai self regulation
Bhola, H. S (1990). Literature on adult
awal mahasiswa. peningkatan kategori HoM
literacy: New directions in the 1980s”
self regulation (0,58), temuan peningkatan
Comparative Education Review”
HoM kategori self regulation terjadi karena
34:139-144.
komponen asesmen formatif (umpan balik,
Black, P. and William, D. (1998).”Inside The
peer assessment, dan self assessment) dapat
Black Box: Raising Standard Through
melatih, dan mengembangkan kemampuan
Classroom Assessment”. Phi Delta
berpikir mahasiswa jika diberikan secara
Kappan. [Online], Vol 80 (2). http://
konsisten, dan berkesinambungan. Asesmen
www.collegenet.uk./admin/download/i
formatif memiliki kontribusi yang signifikan
nside_ the_ black_box_23 _doc.pdf.
terhadap peningkatan habits of mind sebesar
Carol, B. (2002). The Concept of Formative
27,5%. Komponen asesmen yang paling
Assessment. ERIC Clearinghouse on
berpengaruh terhadap HoM adalah umpan
Assessment and Evaluation College
balik (31,2%), self assessment (15,1%) dan
Park MD.
peer assessment (14%). Pengaruh asesmen
2003-3/Concept.htm.
formatif
terhadap
self
Chung Siew Moon and Cynthia Quay. (2002).
asesmen
Singapore tax treatment of employee
formatif pada kemampuan self regulation
stock opion. International bureau of
menunjukkan bahwa asesmen formatif lebih
fiscal documentation.
regulation
(25,8%),
kategori
HoM
http//www.ericdigest.org/
Kontribusi
dapat melatihkan kemampuan self regulation mahasiswa. Penerapan
and reporting on Habits of Mind. asesmen
formatif
menunjukkan peningkatan penguasaan konsep hasilnya
menunjukkan
tidak
berkorelasi
signifikan, tetapi penerapan asesmen formatif tetap
memiliki
Costa, A.L & Kallick, B. (2000). Assessing
kontribusi
Penerapan Asesmen Formatif
Alexandria: Association for Supervision and Curriculum Development. Dahar, R., W. (1996).Teori-Teori Belajar. Jakarta : Erlangga.
terhadap 38
Jurnal Bio-Natural, Volume III No. 2, September 2016
Dimyati, dan Mudjiono. (2009). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Review. European journal of education. 41 (3/4): 353-379 Zainul, A. (2008). Asesmen Sumatif dan
Eggen, Paul dan Kauchak, Don (2012).
Asesmen
Formatif.
Bahan
Kuliah
Strategi dan Model Pembelajaran
Evaluasi Pendidikan IPA di Prodi
Mengejar dan keterampilan Berpikir.
Pendidikan IPA Pascasarjana UPI.
Jakarta: Indeks.
Zulharman. (2007). Self dan Peer Assessment
Marzano, J. R, dan Kendall, S., J. (1993). Designing & Assesing Educational Objective. America: Crowin Press. Mui
ISSN: 2355-3790
SO,
W.
(2004).
Summative
Formative
Assessment.
Qualitity
Learning.
The
Meaningful
Asia-Pasific
Forum
Sumatif. http://zulharman79.wordpress.com
and
Different
Strategies for The Assessment of Science
Sebagai Penilaian Formatif dan
/2007/05/29/self-dan-peerassessment-sebagai-penilaianformatif-dan-sumatif.
Important Assessment.
on
Science
Learning and Teaching. 5, (8). http://www.ied.edu.hk/apfslt/v5_ issue2/sowm/sowm4.htm#four. Ng Kim Choy. (2000). Pendekatan Strategi Kaedah
dan
Tehnik?.
Situs
http://www.theachersrock.net/pdkt.htm. Rahmat, A. (2007). Learning Dimensions Based Teaching. Makalah Simposium Nasional Penelitian Pendidikan. Jakarta: Balitbang Depdiknas. Sidharta, A., Darliana. (2005). Keterampilan Berpikir Modul
Diklat Berjenjang.
Jakarta: Depdiknas. Sriyati, S. (2011). Peran Asesmen Formatif dalam Membentuk Habits of Mind Mahasiswa. Disertasi Doktor pada UPI Bandung. Steffens, K. (2006). Self Regulated Learning ini
Technology-Enhanced
Learning
Envronments: Lesson Of European Peer
Penerapan Asesmen Formatif
39