MENGEMBANGKAN REGULASI DIRI MELALUI PEMBERIAN PENGHARGAAN DESSY PUTRI WAHYUNINGTYAS Universitas Muhammadiyah Surabaya Jl. Sutorejo No.59, Surabaya. Email:
[email protected]
Abstract: The purpose of this study is to explain the process and out come of the reward system that can improve self-regulation in group BPKK kindergarten Lidah Kulon II Surabaya in 2014.This study uses the Kemmis and Mc Taggart procedures which consists of four phases: planning, action, observation and reflection. The data analysis techniqueconsistedofqualitative anddescriptive statistics are presented in tables and graphs. Qualitative data analysis using the techniques according to Miles and Huberman which consists of data reduction, data display, and verification collected through self-regulation instruments, interviews, field notes, and documentation. After the first cycle of action, the average value of 68,47%. Then after second cycle of action, the average value increase to 84,17%. It can be concluded that by using the method of reward can improve self regulation in children. Keywords: self regulation, reward, Early Chilhood
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan proses dan hasil pemberian reward yang dapat meningkatkan regulasi diri di kelompok BTKPKK Lidah Kulon II Surabaya tahun 2014.Penelitian ini menggunakanprosedur kerja Kemmis dan McTaggart yang terdiri dari empat tahap: perencanaan, tindakan, observasidan refleksi. Teknik analisis data terdiri dari analisis data kualitatif serta statistik deskriptif yang disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Analisis data kualitatif dengan menggunakan teknik menurut Miles dan Huberman yang terdiri dari reduksi data, display data, dan verifikasi yang dikumpulkan melalui instrumen regulasi diri, wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi. Setelah tindakan siklus I, nilai rata-rata 68,47%. Kemudian setelah tindakan siklus 2 ,nilai rata-rata meningkat menjadi 84,17%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode penghargaan dapat meningkatkan regulasi diri pada anak. Kata Kunci: Regulasi Diri, Penghargaan, Anak Usia Dini
Pendidikan Anak Usia Dini
mengembangkan optimal,
kepribadiannya
(PAUD) memegang peranan yang
secara
tetapi
sangat penting bagi perkembangan
annya, anak datang dari berbagai
anak selanjutnya (Mulyasa, 2012:
macam
45). Hal ini disebabkan pendidikan
masyarakat dengan pola sikap orang
anak usia dini merupakan fondasi
tua terhadap anak yang berbeda-
bagi dasar kepribadian anak. Setiap
beda
guru berharap agar anak dapat
perkembangan perilaku anaknya.
lingkungan
sangat
kenyata-
keluarga,
berpengaruh
pada
93
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 1, April 2015
Hal
tersebut
berkaitan
anak akan merasa lebih aman,
dengan regulasi diri anak yang
karena anak tahu perbuatan mana
harus mendapatkan perhatian khu-
yang boleh dan yang tidak boleh.
sus melalui pendidikan anak usia
Jika aturan sudah tertanam maka
dini di Taman Kanak-Kanak. Regu-
anak akan berusaha menghindari
lasi diri yang diterapkan sejak anak
perbuatan-perbuatan yang dilarang
usia dini, diharapkan pada tahap
dan cenderung melakukan hal yang
perkembangan
dianjurkan.
selanjutnya
anak
akan mampu membedakan baik
Berdasarkan hasil observasi
buruk, benar salah, sehingga anak
dan wawancara peneliti di TK PKK
dapat diterima oleh masyarakat
Lidah
sekitarnya Menurut
Kulon
II
menunjukkan
dalam
bersosialisasi.
bahwa, pada kenyataannya di TK
Morrison
(2012: 222)
tersebut
anak
kurang
memiliki
regulasi diri merupakan kemampuan
regulasi diri yang baik. Contoh:
untuk mengendalikan emosi dan
ketika anak diberikan tugas atau
perilaku mereka, untuk menahan
tanggungjawab
kegembiraan, dan untuk memba-
diselesaikan, anak lebih memilih
ngun hubungan sosial yang positif
melakukan hal yang lain sebelum
dengan orang lain. Anak usia dini
menyelesaikan tanggungjawab.
yang mampu mengendalikan emosi
Sehubungan
yang
dengan
harus
itu,
dan perilakunya, dapat bersosiali-
sebagai guru pendidikan anak usia
sasi dengan baik sesuai lingkungan-
dini, hendaknya guru dapat mem-
nya.
bimbing anak dengan membangun diri
perilaku positif. Membimbing peri-
pada anak 5-6 tahun sangat diperlu-
laku anak merupakan sebuah proses
kan karena pada usia ini anak sering
membantu anak membangun perila-
memaksakan kehendak (keinginan)
ku positif. Perilaku anak usia dini
dengan menunjukkan kemampuan
masih dalam tahap modeling atau
untuk memilih, melakukan dan
meniru apa yang anak dilihat dari
memutuskan sesuatu sendiri. Apa-
lingkungan atau perilaku orang
bila anak sudah mengenal aturan,
dewasa. Santrock (2007: 126) yaitu
Peningkatan
94
regulasi
Mengembangkan Regulasi Diri… Dessy Putri Wahyuningtyas
proses reinforcement, punishment,
dengan aturan maka anak diberi
dan imitasi dianggap dapat menje-
stiker dan kemudian ditempel pada
laskan cara individu belajar tentang
papan penghargaan. Sebaliknya jika
respons tertentu dan kenapa respons
anak
individu berbeda dengan respons
stikernya bisa dikurangi. Adanya
individu lain. Semua hal tersebut
tabel penghargaan ini anak dapat
tergantung dari apa reward dan
melihat pelanggaran yang anak
punishment yang diberikan, dapat-
lakukan dengan jelas sehingga anak
kah berdampak baik pada anak dan
setiap
seberapa konsistenkah guru membe-
mengingat aturan tersebut.
rikan hal tersebut. Pemberian
melanggar
hari
akan
Melalui
aturan
maka
melihat
metode
dan
penghar-
penghargaan
gaan diharapkan regulasi diri anak
mampu membuat anak terdorong
akan lebih meningkat sehingga
atau termotivasi untuk berperilaku
perilaku anak akan sesuai dengan
baik. Menurut Hurlock (2011: 90-
tuntutan dan aturan yang berlaku di
91), istilah penghargaan berarti tiap
masyarakat. Selain itu anak dapat
bentuk penghargaan untuk suatu
mengubah dirinya ke arah yang
hasil yang baik. Penghargaan mem-
lebih baik sesuai dengan kebutuhan
buat anak berperilaku sesuai dengan
dan
harapan sosial dan memotivasi anak
anak dalam mengontrol perilaku,
untuk mengulangi perilaku yang
sehingga anak tahu dan mengerti
disetujui
Jadi
perilaku yang salah dan benar.
penghargaan merupakan mendorong
Melalui metode penghargaan ini
anak untuk kembali melakukan
anak diharapkan lebih mandiri, serta
perilaku yang baik dan diterima di
tahu dan mengerti aturan dan tata
ling-kungan
tertib
secara
sosial.
sosial.
Bentuk
penghargaan ini dilengkapi dengan
kemampuannya,
yang
ada
membantu
khususnya
di
sekolah.
sebuah tabel yang digunakan untuk penempelkan stiker yang sudah diperoleh anak. Ketika anak berhasil melakukan perbuatan yang sesuai
Regulasi Diri Regulasi
diri
memiliki
pengaruh besar pada perkembangan 95
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 1, April 2015
emosional dan sosial anak. Regulasi
baik, maka mereka cenderung lebih
diri (pengendalian diri) merupakan
pro sosial. Regulasi diri merupakan
kemampuan untuk mengendalikan
kontrol perilaku independen anak
emosi dan perilaku mereka, untuk
untuk menegaskan pemahamannya
menahan kegembiraan, dan untuk
terhadap harapan sosial. Eisenberg
membangun hubungan sosial yang positif
dengan
orang
lain
bahwa
menyatakan
pengendalian
diri
(self
(Morrisson, 2012: 222). Hal ini
regulation) merupakan kemampuan
berarti bahwa anak yang mampu
untuk
mengendalikan emosi dan perilaku-
mengontrol
nya dapat membangun hubungan
dalam kondisi tidak adanya kontrol
sosial yang positif dengan orang
eksternal segera-telah berulang kali
lain.
berhubungan
Regulasi
aspekpenting banyak
diri
impuls
perilaku
dan
seseorang
dengan
ukuran
anak
dalam
perkembangan kata hati, seperti
termasuk
dalam
menolak godaan dan memperbaiki
bagi
situasi
merupakan
menghalangi
tindakan yang salah (Papalia, 2008:
kompetensi sosial. Charlesworth (2011: 545)
292).
berpendapat bahwa regulasi diri
Hal tersebut menunjukkan
merupakan the ability to control
bahwa anak belajar mengendalikan
emotions, interact in positive ways
diri
with others, avoid inappropriate or
melalui imbalan dan hukuman yang
aggressive actions, and become a
mereka alami. Regulasi diri merupa-
self
kan dasar anak untuk bersosialisasi.
directed
learner.
Pendapat
melalui
pengamatan
serta
Riley (2008: 65) mendefi-
tersebut berarti kemampuan untuk mengendalikan emosi, berinteraksi
nisikan,
secara positif dengan orang lain,
process of exercising control over
menghindari perbuatan yang tidak
one’s
pantas atau agresif, dan diarahkan
becoming less impulsive), thinking
menjadi pembelajar mandiri. Anak
processes (for example, focusing
pada usia prasekolah yang dapat
attention and planning activities),
mengatur perilaku mereka dengan 96
self
regulation
actions
(for
is
the
example,
Mengembangkan Regulasi Diri… Dessy Putri Wahyuningtyas
and
emotions
(for
example,
managing frustation).
Sehingga anak yang memiliki regu-
Definisi tersebut diartikan bahwa
regulasi
diri
prosesmenjalankan atastindakan
(misalnya,
kurang
kegiatan
lasi diri baik akan mengatur perila-
adalah
kunya sesuai dengan lingkungannya
kontrol
tanpa diingatkan orang lain. Perilaku anak usia dini dapat
menjadi
impulsif),
berpikir(misalnya,
bahkan ketika pengasuh tidak hadir,
proses
dengan
fokus
perhatian
dan
dikendalikan
secara
eksternal
melalui proses seperti modeling, konsekuensi
(reinforcement
dan
perencanaan), dan emosi (misalnya,
punishment), dan instruksi lang-
mengelola frustasi). Regulasi diri
sung. Hal tersebut sejalan dengan
anak
belajar
pendapat Santrock (2007: 126) yaitu
mengendalikan perilaku, mengelola
proses reinforcement, punishment,
emosi dan belajar mempertahankan
dan imitasi dianggap dapat menje-
perhatian atau fokus pada tugas-
laskan cara individu belajar tentang
tugas
diri
respons tertentu dan kenapa respons
membuat anak tahu apa tuntutan
individu berbeda dengan respons
dari lingkungan sekitarnya, dan
individu lain. Ketika anak diberi
berupaya
reinforcement untuk perilaku yang
usia
dini
tertentu.
perilaku
untuk yang
yaitu
Regulasi
menyesuaikan sesuai
dengan
konsisten sesuai dengan lingkungan sosialnya, maka mereka akan lebih
lingkungannya. Kemampuan regulasi diri
mungkin untuk mengulangi perilaku
merupakan control of her behavior
tersebut. Apabila anak menerima
to
caregiver’s
punishment atas perilakunya yang
demands or expectations of her,
tidak baik, maka perilaku tersebut
even when the caregiver is not
dapat
present
197).
membentuk perilaku anak sesuai
Pernyataan tersebut berarti regulasi
dengan harapan sosial, dibutuhkan
diri
reinforcement seperti reward dan
conform
to
(Papalia,
merupakan
a
2012:
kontrolperilaku
anakagar sesuai dengan tuntutan pengasuh
atau
harapan
dihilangkan.
Jadi
untuk
punishment.
sosial, 97
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 1, April 2015
Berdasarkan
beberapa
penghargaan berarti tiap bentuk
pengertian di atas, maka peneliti
penghargaan untuk suatu hasil yang
menyimpulkan bahwa yang dimak-
baik. Penghargaan membuat anak
sud dengan regulasi diri adalah
berperilaku sesuai dengan harapan
kemampuan individu untuk menge-
sosial dan memotivasi anak untuk
lola, mengarahkan dan menyesuai-
mengulangi perilaku yang disetujui
kan (1) perilaku, (2) proses berfikir,
secara sosial. Oleh karena itu,
dan (3) emosi sesuai dengan ling-
sekolah memegang peranan penting
kungan sosialnya. Pada penelitian
untuk
ini hanya mencakup perilaku dan
dalam pengaturan perilaku. Penggu-
emosi, karena proses berpikir pada
naan metode reward atau pemberian
anak usia 5-6 tahun tidak dapat
hadiah
diamati dengan menggunakan ins-
semata-mata
trumen observasi.
prestasi anak saja, hal tersebut juga
memberikan
penghargaan
(penghargaan) untuk
bukan
menghargai
dapat memotivasi anak berperilaku yang baik.
Metode Penghargaan Pemberian
penghargaan
Hurlock (2011: 90) ber-
merupakan alat yang penting untuk
pendapat bahwa penghargaan mem-
mendorong anak berperilaku baik.
punyai
Hakikat dari metode penghargaan
mempunyai nilai mendidikan; (2)
menurut Dodson (2006: 15) ialah
berfungsi sebagai motivasi untuk
bahwa selalu ada hadiah untuk suatu
mengulangi perilaku yang disetujui
perilaku yang diinginkan, tetapi
secara sosial; (3) berfungsi untuk
tidak ada hadiah untuk perilaku
memperkuat perilaku yang disetujui
yang tidak
secara
diinginkan.
Apabila
tiga
peran,
sosial,
yaitu:
dan
(1)
tiadanya
suatu tindakan disusul dengan suatu
penguatan melemahkan keinginan
hadiah, tindakan tersebut kemung-
untuk mengulang perilaku ini.
kinan diulang lagi. Dalam proses
Beberapa
peran
tersebut
penting
pendidikan, hadiah dapat dijadikan
gaan
sebagai
mengajarkan
alat
motivasi.
Hurlock (2011: 98
Menurut
90-91), istilah
anak
penghardalam
berperilaku
sesuai dengan cara yang disetujui
Mengembangkan Regulasi Diri… Dessy Putri Wahyuningtyas
masyarakat. Melalui penghargaan,
memperkuat perilaku yang disetujui
anak akan dididik serta dimotivasi
secara sosial sehingga anak berpe-
untuk berperilaku baik. Setelah anak
rilaku baik sesuai dengan ling-
berperilaku
kungan sosialnya.
baik
dan
mendapat
penghargaan atas perilaku baiknnya, hal
tersebut
akan
memperkuat
METODE PENELITIAN
perilakunya sehingga sesuai dengan
Metode
yang
digunakan
lingkungan sosialnya. Penggunaan
dalam penelitian ini adalah metode
stiker yang berbentuk bintang bertu-
penelitian
juan sebagai pujian, penghargaan,
research)
dan hak istimewa untuk mendorong
model dari Kemmis dan Taggart
anak-anak mematuhi orang dewasa.
yang mencakup tahap-tahap sebagai
Santrock berpendapat
(2007:
bahwa
tujuan
542) dari
tindakan dengan
(action
menggunakan
berikut: (1) perencanaan (plan);(2) tindakan
(act);
(3)
pengamatan
reward yaitu: rewards can (1) as an
(observe); dan (4) refleksi (reflect).
incentive to engage in taks, in which
Penelitian
case the goal is to control the
sebanyak 2 siklus dimana pada tiap
student’s behavior, and (2) as
siklusnya diadakan sebanyak 12 kali
information about mastery.
pertemuan.
Pendapat
Santrock
tindakan
dilakukan
dapat
Sumber data utama dalam penelitian
diartikan bahwa penghargaan dapat
tindakan ini adalah seluruh murid
(1) berlaku sebagai sebuah dorong-
kelompok B yang berusia 5-6 tahun
an di dalam mengerjakan tugas
di
dalam hal ini tujuannya adalah
Surabaya, sebanyak 12 orang siswa
untuk mengawasi tingkah laku anak,
yang
dan (2) menyampaikan informasi
penelitian, para guru yang menjadi
tentang penguasaan anak. Berdasar-
kolaborator, dan kepala sekolah.
kan beberapa pendapat di atas dapat
Teknik pengumpulan data yang
dikemukakan bahwa penghargaan
digunakan adalah mengguna-kan
merupakan metode sebagai motivasi
observasi,
untuk mengarahkan perilaku, serta
mentasi, dan instrumen.
TK PKK
dijadikan
Lidah
Kulon
subjek
wawancara,
II
dalam
doku-
99
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 1, April 2015
Data
dalam
penelitian
Cronchbach
kemudian
hasil
tindakan ini terdiri dari dua jenis
tersebut diinterpretasikan berdasar-
yaitu: data penelitian yang bersifat
kankriteria
kuantitatif
Data
instrument dinyatakan reliable atau
kuantitatif diperoleh dari lembar
tidak dengan cara membandingkan
pengamatan
r xy dengan r tabel , jika r xy >r tabel maka
dan
kualitatif.
yang
merupakan
r.
Keputusan
instrumen untuk mengukur regulasi
instrumen
diri anak. Sedangkan data kualitatif
reliabel. Analisis data pada pene-
diperoleh
observasi,
litian ini adalah data kuantitatif dan
dokumentasi dan wawancaralang-
kualitatif. Analisis data kuantitatif
sung yang mendeskripsikan proses
dilakukan untuk melihat perubahan
dan hasil pembelajaran. Instrumen
peningkatan pengendalian diri anak
yang digunakan untuk pengumpulan
pada asesmen awal dan asesmen
data dalam penelitian ini yaitu
akhir denganmenggunakan presen-
Instrumen Regulasi Diri yang terdiri
tase
dari 30 butir pernyataan setelah
kualitatif
peneliti melakukan validitas dan
analisis interaktif dari Miles dan
reabilitas instrumen. Uji validitas
Hubermen yang terdiri dari: (1)
instrument dalam penelitian ini,
reduksi data; (2) penyajian data; dan
dengan
(3) penarikan kesimpulan.
dari
data
melakukan
construct
tersebut
suatu
rata-rata.
dikatakan
Analisis
menggunakan
data model
validity dengan menanyakan pada expert
judgement
mengenai
HASIL DAN PEMBAHASAN
instrumen yang telah dibuat apakah sesuai
dengan
tindakan ini
teori.
dilakukan dengan dasar hasil pra
kesahihan
intervensi yang menunjukan bahwa
menggunakan
regulasi diri anak kelompok B TK
koefisien antara skor butir dan skor
PKK Lidah Kulon II Surabaya
total
masih rendah. Hasil pra intervensi
Kemudian butir
konsep
Penelitian
pengujian
instrumen
instrument
dengan
rumus
product moment.
di atas terlihat bahwa presentase
Uji reliabilitas instrument menggunakan 100
teknik
Alpha
yang didapat dari rata-rata kelas adalah
52,02%.
Hal
tersebut
Mengembangkan Regulasi Diri… Dessy Putri Wahyuningtyas
menandakan bahwa regulasi diri
intervensi)
regulasi
diri
anak
anak belum mencapai target kriteria
kelompok B TK PKK Lidah Kulon
ketuntasan yaitu 71%. Berikut ini
II Surabaya.
grafik hasil observasi awal (pra 100 50 0
AD
AN
AZI
AI
DMK
MAF
MF
MN
SAA
TAZ
GF
MAU
Grafik 1. Hasil Data Pra Intervensi
Berdasarkan
hasil
pra
hasil peningkatan regulasi diri anak
intervensi di atas, dapat disimpulkan
sebagai
bahwa anak kelompok B TK PKK
didapat pada siklus II dari rata-rata
Lidah Kulon II Surabaya memiliki
kelas adalah 68,47%. Hal itu berarti
regulasi diri yang rendah. Sehingga
regulasi
peneliti
(guru)
peningkatan 16,45% dari hasil pra
sepakat untuk memberikan tindakan
intervensi. Namun skor tersebut
berupa penggunaan metode peng-
belum
hargaan untuk meningkatkan regu-
keberhasilan 71%. Berikut ini grafik
lasi diri anak. Setelah dilakukannya
hasil observasi (intervensi) regulasi
tindakan pada siklus I, diperoleh
diri siklus I.
dan
kolaborator
berikut.Presentase
diri
anak
mencapai
yang
mengalami
kriteria
100 50 0
AD
AN
AZI
AI
DMK MAF
MF
MN
SAA
TAZ
GF
MAU
Grafik 2. Regulasi Diri Siklus
101
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 1, April 2015
Berdasarkan
uraian
hasil
berikut ini. Regulasi diri siklus II
data peningkatan regulasi diri pada
diperoleh presentase yang didapat
siklus I, dapat disimpulkan bahwa
dari rata-rata kelas adalah 84,17%.
regulasi diri anak meningkat. Hasil
Hal itu berarti skor yang didapat
analisis siklus I menjelaskan bahwa
mengalami kenaikan 15,7% dari
presentase rata-rata kelas belum
siklus I dan telah mencapai kriteria
mencapai target kriteria ketuntasan.
ketuntasan 71%. Sehingga pene-
Sehingga
dilanjutkan
litian ini tidak dilanjutkan pada
pada siklus II. Adapun data hasil
siklus berikutnya. Berikut ini grafik
peningkatan regulasi diri anak pada
hasil observasi (intervensi) regulasi
siklus II dapat dilihat dalam tabel
diri siklus II.
penelitian
100 50 0
AD
AN
AZI
AI
DMK
MAF
MF
MN
SAA
TAZ
GF
MAU
Gambar 3. Grafik Regulasi Diri Siklus II
Berdasarkan
uraian
hasil
eksternal
melalui
modeling,
data peningkatan regulasi diri pada
konsekuensi
siklus II, dapat disimpulkan bahwa
punishment),
dan
regulasi
langsung.
tersebut
diri
anak
meningkat.
(reinforcement
Hal
dan
instruksi sejalan
Presentase yang diperoleh rata-rata
dengan pendapat Santrock (2007:
kelas
kriteria
126) yaitu proses reinforcement,
ketuntasan 71%. Sehingga dapat
punishment, dan imitasi dianggap
disimpulkan
dapat menjelaskan cara individu
sudah
mencapai
bahwa
penggunaan dapat
belajar tentang respons tertentu dan
meningkatkan regulasi diri pada
kenapa respons individu berbeda
anak kelompok B TK PKK Lidah
dengan
Kulon II Surabaya. Perilaku anak
Ketika anak diberi reinforcement
usia dini dapat dikendalikan secara
untuk perilaku yang sesuai dengan
metode
102
penghargaan
respons
individu
lain.
Mengembangkan Regulasi Diri… Dessy Putri Wahyuningtyas
lingkungan sosialnya, maka mereka
melemahkan
akan
mengulang perilaku ini.
mengulangi
perilakunya.
guru
berperilaku
mereka
baik,
maka
untuk
Melalui penghargaan, anak
Ketika ada model atau contoh seperti
keinginan
yang
akan dididik serta dimotivasi untuk
anak
memperkuat
perilaku
baik-nya.
perilaku
Oleh karena itu, sekolah memegang
tersebut. Apabila anak menerima
peranan penting untuk memberikan
punishment atas perilakunya yang
penghargaan
tidak baik, maka perilaku tersebut
perilaku
dapat dihilangkan.
intervensi
cenderung
meniru
Penggunaan metode reward
dalam
pada
pengaturan
anak.
Saat
berlangsung,
menemukan
banyak
pra
peneliti
anak
yang
hadiah
memiliki regulasi rendah. Mereka
(penghargaan) bukan semata-mata
cenderung mudah marah, sering
untuk menghargai prestasi anak
berteriak di dalam kelas, menggang-
saja, hal tersebut juga dapat memo-
gu teman, berjalan-jalan di kelas,
tivasi anak berperilaku yang baik.
bertengkar dengan teman, menge-
Beberapa
penghargaan
luarkan kata-kata kasar atau tidak
penting dalam mengajarkan anak
pantas, sering berbicara di dalam
berperilaku sesuai dengan ling-
kelas,
kungan sosialnya.
pelajaran berlangsung ketika tugas
atau
pemberian
peran
Hal pendapat
ini
sesuai
Hurlock
dengan
(2011:
90)
dan
bermain
pada
saat
mereka belum selesai. Sehingga atas kesepakatan
peneliti
dan
guru
yaitu:(1) penghargaan mempunyai
sebagai kolaborator, diadakannya
nilai mendidik; (2) penghargaan
penelitian
berfung-si sebagai motivasi untuk
regulasi
mengulangi perilaku yang disetujui
penghargaan. Setelah dilakukannya
secara sosial; dan (3) penghargaan
tindakan pada siklus I dengan
berfungsi
penerapan
perilaku sosial,
untuk yang
dan
memperkuat
disetujui
tiadanya
secara
penguatan
untuk diri
meningkatkan
melalui
metode
metode
penghargaan,
tingkat regulasi diri anak mulai meningkat.
103
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 1, April 2015
Hal tersebut terjadi karena
dalam penerapan metode penghar-
anak tahu perbuatan mana yang
gaan yang kurang spesifik sehingga
sebaiknya
anak
dilakukan
dan
tidak
belum
berperilaku
sesuai
dilakukan serta diperkuat dengan
dengan yang diharapkan. Adanya
penghargaan sehingga anak dapat
beberapa hal yang ditemukan pada
mengatur
Dodson
siklus I ini, maka dilakukanlah
bahwa
evaluasi kembali untuk memecah-
selalu ada hadiah untuk suatu
kan masalah yang dihadapi dan
perilaku yang
merefleksi
(2006:
perilakunya.
15)
berpendapat
diinginkan, tetapi
tidak ada hadiah untuk perilaku
kembali
kekurangan
pada siklus I.
yang tidak diinginkan. Pemberian
Hasil evaluasi pada siklus I
penghargaan (hadiah) merupakan
ini, yaitu kesepakatan antara peneliti
metode untuk mendorong anak
dan kolaborator untuk mengganti
berperilaku baik. Namun setelah
tabel penghargaan yang awalnya
melakukan refleksi pada siklus I,
secara
peningkatan yang terjadi belum
penghargaan secara individu. Hal
mencapai tingkat keberhasilan yang
ini bertujuan agar anak mengetahui
diinginkan. Sehingga peneliti dan
secara konkret perilaku mana saja
kolaborator sepakat untuk melanjut-
yang sebaiknya dilakukan sehingga
kan penelitian pada siklus II.
mendapatkan
Tindakan yang dilakukan
klasikal
menjadi
penghargaan,
tabel
serta
perilaku mana yang sebaiknya tidak
pada siklus I dinilai kurang berhasil.
dilakukan.
Ketidakberhasilan
pada
pelaksanaan siklus II, regulasi diri
siklus I berdasarkan kriteria keber-
anak meningkat sesuaidengan target
hasilan yang diharapkan peneliti
kriteria
dan kolaborator dipengaruhi oleh
dengan harapan peneliti dan guru
bebe-rapa hal, yaitu: (1) masih ada
sebagai kolaborator.
tindakan
Diharapkan
ketuntasan
serta
pada
sesuai
beberapa anak memiliki regulasi
Pelaksanaan tindakan pada
diri rendah sehingga belum dapat
siklus II mendapatkan hasil bahwa
menahan emosinya dan melakukan
regulasi diri anak meningkat sesuai
perilaku yang tidak baik, (2) media
dengan target kriteria ketuntasan.
104
Mengembangkan Regulasi Diri… Dessy Putri Wahyuningtyas
Hal tersebut terlihat ketika anak
siklus
dapat
dilangsungkan penelitian tindakan,
mengatur
emosi
dan
berikutnya.
Setelah
perilakunya sesuai dengan harapan
para
sosial. Sehingga dapat disimpulkan
berkeyakinan bahwa regulasi diri
bahwa
dapat
regulasi
ditingkatkan
diri
dapat
melalui
metode
guru
pada
akhirnya
ditingkat-kan
mengembangkan
dengan
peng-gunaan
penghargaan. Hal ini sesuai dengan
metode
penghargaan
pendapat Hurlock (2011: 90-91)
dilakukan
secara
yang menyatakan bahwa pengha-
dengan contoh perilaku keseharian
rgaan membuat anak berperilaku
anak
sesuai dengan harapan sosial dan
(sabar), tidak mudah putus asa
memotivasi anak untuk mengulangi
(gigih), menunda keinginan, kon-
perilaku
secara
sentrasi, berinteraksi secara positif,
sosial. Oleh karena itu, pemberian
duduk rapi, dan berbicara dengan
hadiah
sopan.
yang
atau
dijadikan
disetujui
penghargaan
sebagai
alat
dapat
berupa
yang
komprehensif
menahan
amarah
motivasi
dalam proses pendidikan.
SIMPULAN metode
Berdasarkan hasil peneli-
memberikan
tian tindakan yang telah dilaksana-
penguatan terhadap sikap baik anak
kan dan diuraikan pada bab-bab
sehingga anak mengerti bahwa itu
sebelumnya, mengenai penggunaan
perbuatan baik yang seharusnya
metode penghargaan dalam mening-
dilakukannya. Melalui tabel peng-
katkan regulasi diri anak kelompok
hargaan secara individu, membuat
B di TK PKK Lidah Kulon II
anak
Surabaya,
Pelaksanaan penghargaan
ini
mengontrol
perilakunya
sehingga sesuai dengan harapan
diperoleh
kesimpulan
sebagai berikut:
lingkungan sosialnya. Melihat hasil
Penelitian diawali dengan
pelaksanaan tindakan pada siklus II
observasi awal serta wawancara
ini, peneliti dan kolaborator sepakat
kepada kepala sekolah dan guru
bahwa penelitian ini telah berhasil
tentang regulasi diri. Hasil observasi
sehingga tidak dilanjutkan lagi pada
tersebut yaitu regulasi diri anak 105
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 1, April 2015
masih belum muncul. Sehingga peneliti
dan
kolaborator
(guru)
merancang tindakan peningkatan regulasi diri melalui penggunaan metode
penghargaan.
Langkah-
langkah dalam penelitian ini yaitu menyiapkan tabel dan stiker berbentuk bintang. Kemudian guru menjelaskan tentang aturan pemberian stiker. Tahapan penelitian tindakan ini dilakukan sebanyak dua siklus, dengan masing-masing siklus 12 kali pertemuan. Berdasarkan hasil siklus I, regulasi
diri
anak
mengalami
peningkatan. Akan tetapi ada beberapa anak yang belum memenuhi kriteria ketuntasan yang disepakati peneliti dan kolaborator sehingga harus dilanjutkan pada siklus II. Pada siklus II, peneliti merubah media yang awalnya tabel penghargaan secara klasikal menjadi tabel
secara
individu
dengan
memasukkan indikator yang harus dicapai anak.
DAFTAR PUSTAKA Charlesworth, Understanding Development. Wadsworth, 2011. 106
Rosalind. Child USA:
Dodson, Fitzhugh. Mendisiplinkan Anak Dengan Kasih Sayang. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia, 2006. Hurlock, Elizabeth B. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga, 2011. Morrison, George S. Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini [PAUD]terjemahan Suci Romadhona & Apri Widiastuti. Jakarta: Indeks, 2012. Mulyasa. Manajemen PAUD. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012. Papalia, Diane E., Sally Wendkos Old, and Ruth Duskin Feldman. Human Development (Psikologi Perkembangan) terjemahan Fitriana Wuri Herarti. Edisi Kesembilan. Jakarta: Kencana, 2008. ____________, and Ruth Duskin Feldman. Experience Human Developmental. New York: Mc Graw Hill, 2012. Riley, Dave, Robert R. San Juan, Joan Klinkner, and Ann Ramminger. Social & Emotional Development. America: Redleaf Press, 2008. Santrock, John W. Child Development. New York: Mc Graw Hill, 2007. _____________. Perkembangan Anak. Edisi Kesebelas Jilid 21 terjemahan Mila Rachmawati & Anna Kuswanti. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2007.
107