MENGATASI BANJIR JAKARTA HARUS MENGGUNAKAN
HUKUM SEBAB - AKIBAT
Hukum Sebab-Akibat Non Phisik
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Q.S. Al Zalzalah : 7 Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. Q.S. Al Zalzalah : 8
Mencegah banjir, dengan cara simpanlah curah hujan sesuai firman Allah SWT “Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu
menetap di bumi,
dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya” (QS. Al Mukminun ayat 18.).
SOLUSI BANJIR JAKARTA PEMBUATAN 500 000 SUMUR RESAPAN DI DAS JABODETABEKJUR PEMBUATAN SUMUR RESAPAN DENGAN CRITERIA YANG BENAR SUMUR RESAPAN MENURUNKAN RUNOFF ( LIMPASAN PERMUKAAN ) BERARTI MENURUNKAN DEBIT DI SUNGAI.
Musim hujan banjir , Musim kemarau kekeringan Ada yang salah dalam mengelola hujan di Indonesia Alasannya adalah : Maksud di turunkannya hujan adalah Rahmat Allah untuk seluruh makhluk di alam semesta ini sebagai sumber kehidupan dan menjadi sumber sumber di bumi bertujuan untuk memberikan keyakinan , keimanan ; peringatan bagi umatnya untuk di maknahi sebagai hikmah bagi umat yang bertaqwa kepada Allah SWT. Dia lah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih, Al Furqaan : 48 dan Al A`raaf : 57
''Dan
Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).'‘Alquran surah Az-Zukhruf [43] ayat 11, Apakah kamu tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diatur-Nya menjadi sumber-sumber di bumi kemudian ditumbuhkannya-Nya dengan air itu tanaman-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu ia menjadi kering lalu Kami melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal”. (QS.Az-Zumar,:21).
Penyebab Banjir Jakarta Karena Berkurangnya Luas Resapan Air di Daerah AliranSungai (DAS) Jabodetabekjur
Akibatnya Debit di 13 Sungai Meningkat, Kapasitas Sungai tidak dapat menampung terjadinya peningkatan debit tersebut, akibatnya terjadi (BANJIR)
Curah hujan bulanan selama 150 tahun relative tetap Perubahan iklim yang ditandai dengan perubahan pola hujan dan jumlah intensitas hujan sering dianggap sebagai faktor yang menyebabkan kejadian banjir di kawasan Jabodetabek. Namun demikian, berdasarkan data curah hujan bulanan dan harian yang ada di kawasan ini tidak dapat menjelaskan bahwa terdapat perubahan pola dan intensitas hujan. Data curah hujan bulanan di stasiun Jakarta Obs (1866-2003) yang disajikan pada Gambar 3.21 menunjukkan bahwa tidak terjadi perubahan pola hujan di kawasan ini. Dengan kata lain, anggapan bahwa penyebab utama banjir wilayah Jabodetabek akibat perubahan iklim dan curah hujan adalah sama sekali tidak berdasar data dan fakta.
Perbaikan Daerah Aliran sungai dengan Meresapkan curah hujan di DAS. Untk mmenurunkan debit di Sungai
slide 4 & 5 adalah data; fakta; dan nyata
mari kita buktikan peningkatan debit tersebut dengan rumus hidrologi Untuk Menghitung Debit Sungai,dengan Metode Rasional adalah :
Q = 0.278 C I A C = COEF. RUNOFF ( ini parameter yg berubah ) I = INTENSITAS HUJAN ( tetap ) A = LUAS DAS ( tetap ) Ada 3 paramer untuk di masukan ke rumus dan satu parameter yang berubah yaitu coef. Runoff, ini terbukti, dan apa yang di kerjakan selama ini ?? bukan penyebabnya yang di selesaikan ( lihat hukum sebab – akibat )
SEBAB
AKIBAT
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) melarang pemerintah daerah melakukan pengerukan sedimentasi seluruh waduk di Indonesia. Larangan tersebut akan dimulai pada 2015 mendatang. Ia berdalih pengerukan waduk tidak ada manfaatnya, jika tidak dilakukan upaya penghijauan di daerah hulu atau daerah aliran sungai di atas waduk.
"Endapan sedimen dari atas jumlahnya di waduk Gajah Mungkur jumlahnya 6 juta kubik per tahun. Setiap tahun dikeruk, dikeruk lagi, tidak akan selesai," ujar Jokowi dalam sambutan peringatan hari Menanam Indonesia dan Bulan Menanam Nasional di Desa Tempursari, Sidoharjo, Wonogiri, Sabtu (29/11). Menurut mantan Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta itu, satu-satunya jalan agar tak terjadi sedimentasi, yang di atas waduk harus ditanami pohon. Jika hutan sudah hijau, pohonnya banyak dengan sendirinya lumpur yang mengalir ke waduk akan berkurang. "Tahun 2015 stop keruk waduk, duitnya diberikan di atas untuk beli pohon biar ditanam," ujarnya. "Tiap tahun keluarkan uang, itu namanya mroyek. Sampai kapanpun dikeruk, kalau di atas ga ditanem, ya enggak selesai. Ini jangan diterus-teruskan," ujarnya menegaskan. Jokowi menegaskan keputusan tersebut berlaku untuk semua waduk di Indonesia. "Tanam di atas, kalau tidak ingin kapasitas waduk kita habis," tuturnya. Jokowi menargetkan dalam 3 tahun ke depan Indonesia akan menjadi negara swasembada pangan. Untuk mendukung program tersebut, kata Jokowi, pemerintah akan membangun 49 waduk baru di seluruh Indonesia.[mtf]
Jabodetabek Butuh 500.000 Biopori Koran SINDO Senin, 8 Desember 2014 − 12:19 WIB Ilustrasi Logo
BOGOR - Berbagai upaya dilakukan untuk menanggulangi banjir di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Dari proyek bernilai triliunan hingga jutaan rupiah. Salah satu upaya yang digalakkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan adalah pembuatan sumur resapan dan biopori. Untuk wilayah Jabodetabek dibutuhkan sekurangkurangnya 500.000 sumur resapan dan biopori. ”Kita sudah mencanangkan program untuk membuat sumur resapan dan lubang biopori dalam menghadapi banjir Jakarta,” kata Menteri Lingkungan Hidup (LH) dan Kehutanan Siti Nurbaya saat penyerahan hadiah lomba foto satwa internasional sebagai peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional di Taman Safari Indonesia (TSI), Cisarua, Bogor, Sabtu (6/12).
Siti Nurbaya mengatakan, pihaknya juga telah menyurati Gubernur DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat untuk mewaspadai banjir dengan segera membuat lubang biopori atau sumur resapan sebanyak-banyaknya. ”Kita sudah pelajari dan sekitar 38.000 hektare daerah aliran sungai sudah sangat padat oleh permukiman penduduk sehingga sulit mengembangkan program tanam pohon,” jelasnya. Menurutnya, pembuatan sumur resapan dan biopori merupakan solusi efektif menghadapi banjir dibanding menanam pohon. Dia membeberkan, sumur resapan ideal berukuran 1,2 m x 1,2 m dengan dalam 2 meter. ”Sedikitnya dibutuhkan 500.000 sumur resapan dan lubang biopori supaya air bisa tertampung dan nggak run off ke daerah Jakarta,” tuturnya. Pengerukan selokan (drainase) juga bisa dilakukan terutama di daerah Ibu Kota. Dia meminta masyarakat membantu membuat sumur resapan. ”Menjaga lingkungan jangan sampai menyusahkan rakyat. Sebaliknya menyejahterakan rakyat juga jangan merusak lingkungan,” tandasnya.
25 Desember 11:52 Djarot berharap banjir di Jakarta tahun ini tak separah 2012 Merdeka.com - Banjir merupakan persoalan yang belum terselesaikan di Jakarta. Hal itu akibat kurangnya daerah resapan dan pendangkalan sungai-sungai di ibu kota. Wagub DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menyatakan, Pemprov DKI Jakarta akan berusaha maksimal mengatasi banjir. "Soal banjir kita insya Allah siap menghadapi itu. Kita berusaha betul banjir nanti kita minimalisir," kata Djarot di Balai Kota Jakarta, Rabu (24/12). Menurutnya
akan ada program guna mengurangi debit air banjir limpahan dari luar Jakarta. Dirinya pun berharap banjir di tahun 2012 tak terulang kembali. "Baik jangkauannya, intensitas air, dan ketinggian air, kita akan kurangi dengan berbagai program yang sudah dilakukan selama ini. Mudah-mudahan curah hujan tidak seperti 2012, itu luar biasa ya," terang dia. Djarot menilai, bencana banjir dua tahun lalu di ibu kota tergolong parah. Alam di ibu kota dinilainya sudah rusak dan tak bersahabat dengan manusia. "Waktu itu juga dengan rob (banjir 2012). (Semoga) alam bisa berpihak kepada kita (tahun ini)," pungkas dia.
Pernyataan Presiden diatas yaitu : "Tiap tahun keluarkan uang, itu namanya mroyek. Sampai kapanpun dikeruk, kalau di atas ga ditanem, ya enggak selesai. Ini jangan diterus-teruskan," ujarnya menegaskan. ( 29/11/2014 ) ”Kita sudah mencanangkan program untuk membuat sumur resapan dan lubang biopori dalam menghadapi banjir Jakarta,” kata Menteri Lingkungan Hidup (LH) dan Kehutanan Siti Nurbaya saat penyerahan hadiah lomba foto satwa internasional sebagai peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional di Taman Safari Indonesia (TSI), Cisarua, Bogor, Sabtu (6/12). Siti Nurbaya mengatakan, pihaknya juga telah menyurati Gubernur DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat untuk mewaspadai banjir dengan segera membuat lubang biopori atau sumur resapan sebanyak-banyaknya. ”Kita sudah pelajari dan sekitar 38.000 hektare daerah aliran sungai sudah sangat padat oleh permukiman penduduk sehingga sulit mengembangkan program tanam pohon,” jelasnya. Menurutnya, pembuatan sumur resapan dan biopori merupakan solusi efektif menghadapi banjir dibanding menanam pohon. Dia membeberkan, sumur resapan ideal berukuran 1,2 m x 1,2 m dengan dalam 2 meter. ”Sedikitnya dibutuhkan 500.000 sumur resapan dan lubang biopori supaya air bisa tertampung dan nggak run off ke daerah Jakarta,” tuturnya. ( 8/12/2014 )
Djarot berharap banjir di Jakarta tahun ini tak separah 2012 Merdeka.com Banjir merupakan persoalan yang belum terselesaikan di Jakarta. Hal itu akibat kurangnya daerah resapan dan pendangkalan sungai-sungai di ibu kota. Wagub DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menyatakan, Pemprov DKI Jakarta akan berusaha maksimal mengatasi banjir. "Soal banjir kita insya Allah siap menghadapi itu. Kita berusaha betul banjir nanti kita minimalisir," kata Djarot di Balai Kota Jakarta, Rabu (24/12/2014). Menurutnya akan ada
program guna mengurangi debit air banjir limpahan dari luar Jakarta.
Pernyataan : Presiden ; Menteri Kehutanan; Wakil Gubernur DKI adalah , suatu Pernyataan yang sangat benar dalam mengatasi Banjir di Jakarta dan di Indonesia, Karena Solusi tersebut adalah Penyebab Sebenarnya yang ber Akibat terjadinya meningkatnya debit disungai ( Banjir ) Karena fakta dan data curah hujan bulanan relative tetap. Pernyataan Bapak Presiden ; Menteri Kehutanan dan Wakil Gubernur DKI itu SOLUSI YANG TEPAT dan MENGGUNAKAN
HUKUM SEBAB - AKIBAT