WORKING PAPER EDUKASI DINI PENGOLAHAN SAMPAH UNTUK MENGATASI BANJIR JAKARTA
Benetta Egerszegi Lumanto Universitas Bina Nusantara Jln. Bona Permai IV blok B5 no.43 (021) 7511545
Harris Effendi Inda Ariesta
ABSTRACT
Almost every year flood attacks Jakarta and this isn’t something we all should proud of. One of the causes is none other than the city’s waste, from its volume to its management, both of them need development to create a better result. Sadly enough, Jakarta’s citizen seem indifferent with the situation, evidently, they still throw the trash around, causing the water way and the rivers that supposed to accommodate the water from the rain clogged and couldn’t function as how it would be. All of this had been their bad habit ever since, that’s why we need things to change to solve this problem. Based on the situation, this social campaign created, where our successor, the elementary school students, whose have high curiosities and activity are encouraged to take part in solving this problem by receiving an early education about waste management. They’ll get to know-how about waste management and will be the main character of this social campaign so they’ll get excited to participate in further activities that hopefully will be the continuation of this very social campaign. Keywords: waste management, curiosity & passion
ABSTRAK
Jakarta selalu diserang bencana banjir hampir setiap tahunnya dan tentu hal ini bukan hal yang patut dibanggakan. Salah satu penyebab bencana banjir ini tidak lain adalah sampah, baik dari volumenya maupun penangannya yang
masih perlu dibenahi.
Ditambah lagi sikap warga Jakarta yang acuh tak acuh terhadap hal ini, terbukti dengan masih
banyaknya
warga
yang
membuang
sampah
di
sembarang
tempat,
mengakibatkan tersumbatnya saluran air dan menggenang di sungai-sungai serta kalikali yang seharusnya dapat menampung air hujan. Sayangnya, hal ini sudah menjadi kebiasaan bagi sebagian besar masyarakat, maka dibutuhkan perubahan untuk mengatasi permasalahan ini. Berangkat dari permasalahan tersebut kampanye sosial inilah terbentuk, di mana generasi-generasi penerus kita, yaitu siswa-siswi Sekolah Dasar yang masih sangat tinggi rasa ingin tahu dan keatifannya, digerakkan untuk mengambil tindakan dan merubah kebiasaan buruk yang telah tertanam di masyarakat
dengan edukasi dini pengolahan sampah untuk mengatasi banjir. Siswa-siswi ini akan diperkenalkan pada kegiatan olah sampah dan dijadikan bintang utama dalam upaya mengatasi banjir sehingga mereka dengan semangat mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan yang diharapkan menjadi kelanjutan dari kampanye sosial ini. Kata kunci: Pengelolaan sampah, keingintahuan, semangat
PENDAHULUAN Penyebab banjir di Jakarta terutama tentu saja masalah sampah. DKI Jakarta dikatakan menghasilkan sekitar 20.000 ton sampah per harinya namun mendapat pengelolaan yang sangat buruk dan bisa dilihat masih banyaknya sampah-sampah berserakan di pinggir jalan yang dibiarkan begitu saja dan tidak diangkut ke tempat pembuangan sampah. Hal lain adalah masih kurangnya kemauan maupun kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya, tidak sedikit dari mereka yang melempar sampah ke sembarang tempat tanpa berpikir akibat nantinya. Keberadaan tempat sampah di Jakarta pun masih bisa dikatakan sangat minimum dan jumlah tempat sampah yang membagi jenis sampah masih sangat kurang. Solusi untuk menangani sampah yang menjadi salah satu penyebab utama banjir Jakarta mungkin sudah sering dibahas atau disampaikan melalui liputan-liputan pada berita, artikel-artikel koran maupun jurnal-jurnal mengenai lingkungan hidup. Berbagai kampanye-kampanye pengelolaan sampah, mulai dari bagaimana memilah, melakukan 3R (Reuse-Reduce-Recylce) sampai kegiatan membersihkan sampah di jalan-jalan umum di Jakarta telah dilakukan, tetapi efek dan semangat tersebut hanya terjadi saat kegiatan itu dilakukan saja dan tidak diteruskan setelah kampanye usai. Penyuluhanpenyuluhan juga telah dilakukan baik untuk umum maupun ke sekolah-sekolah, hasilnya pun sama saja, hanya sementara. Karena dari itu akar dari permasalahan ini perlu ditelaah, yaitu semuanya berasal dari kebiasaan buruk masyarakat sendiri. Sedari kecil seorang anak sudah terbiasa melihat orang tuanya membuang sampah di sembarang tempat, maka dirinya secara otomatis mengikuti kebiasaan tersebut hingga ia tumbuh dewasa. Walaupun sang anak menerima pelajaran mengenai sampah, pengelolaan, mendaur ulang, dst. namun hal ini tidak menjamin kebiasaan yang telah mengakar pada dirinya dapat dihapuskan begitu
saja. Dibutuhkan pembimbingan dan pendampingan secara konstan agar kebiasaan ini dapat diperbaiki, karena bagaimana pun juga sebuah kebiasaan (terutama kebiasaan buruk) adalah sesuatu yang sangat sulit untuk diubah. Hal ini perlu dilakukan sedini mungkin sebelum kebiasaan buruk tersebut tak bias diubah atau diperbaiki lagi, karena hal ini juga berkaitan dengan perkembangan otak seorang anak. Tindak-tanduk seorang anak sebagian besar dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya, dalam kasus ini yang mempunyai pengaruh paling krusial adalah mereka yang selalu ada di sekitar sang anak, yaitu orang tua dan teman-teman sepermainannya. Sebelum kebiasaan buruk itu benar-benar tertanam mati dalam otaknya, sang anak harus dipandu supaya membuang sampah pada tempatnya, supaya mau belajar memilah sampah-sampah tersebut, supaya mau berpartisipasi mendaur ulang sampah tersebut, supaya paham bahwa sampah adalah salah satu penyebab utama terjadinya banjir di rumahnya, di tempat tinggalnya.
Mengapa edukasi dini? Yang menjadi alasan utama adalah karena pertumbuhan dan perkembangan otak anak-anak. Akar dari permasalahan ini adalah kebiasaan, dimana hal ini diperoleh dari orang-orang yang selalu ada di sekitarnya, yaitu orang tua mereka beserta teman-teman sepermainan mereka. Dalam buku Welcome to Your Child’s Brain ada saat yang disebut masa-masa sensitif yaitu “Saat dalam perkembangan ketika memiliki efek kuat atau tahan lama terhadap pembangunan sirkuit otak” (Sandra Aamodt, Ph.D. dan Sam Wang, Ph.D., 2011:48) Kepribadian seorang anak dipengaruhi oleh tidak hanya satu hal saja, hal-hal yang mempengaruhi antara lain lingkungan tempat ia dibesarkan (termasuk budaya yang berlaku di tempat itu), teman-teman sepermainannya, apa yang dipelajari dari sekolah, dan seterusnya. “Sikap dan perilaku anak umumnya berubah seiring waktu untuk menjadi lebih serupa dengan sikap dan perilaku kelompok sepermainan mereka dan pengaruh ini bisa positif” (Sandra Aamodt, Ph.D. dan Sam Wang, Ph.D., 2011: 148)
Dari kedua kesimpulan di atas, dengan memberikan edukasi dini di sekolah, maka kecenderungan akan siswa-siswa ini mulai melakukan perubahan sikap menjadi lebih besar. Bila seorang anak mulai melakukan sikap tersebut, maka
kecenderungan akan teman-temannya melakukan hal yang sama menjadi lebih tinggi pula.
METODE PENELITIAN Penelitian terhadap target utama dilakukan dengan melakukan survey ke sebuah Sekolah Dasar di kawasan Jakarta Selatan. Untuk mengetahui kegiatan-kegiatan dan/atau aksi-aksi/kampanye sosial lain (berkaitan dengan sampah maupun lingkungan) yang pernah diadakan, dilakukan penelitian melalui media internet. Teoriteori pendukung untuk visual dan segala atribut kampanye sosial dilakukan melalui studi pustaka.
HASIL DAN BAHASAN Bagian ini menjelaskan hasil penelitian dan bahasan yang dilakukan dengan penekanan pembuktian hipotesis (penelitian kuantitatif), jawaban atas permasalahan (penelitian kualitatif), dan penjelasan hasil berupa sistem /produk/usaha/rumus yang dibahas secara komprehensif. Hasil bisa berupa tabel , grafik, gambar, dll. yang disertai penjelasan di paragraf sebelum atau sesudahnya. Jika bahasan terlalu panjang dapat dibuat sub-sub judul. Judul tabel ada di atas dan judul gambar terletak di bawah. Pada bagian ini boleh diberi teori secukupnya sebagai pendukung bahasan.
Hasil Survei Kepada Target Kampanye Sosial
Dengan total koresponden sebanyak 125 anak dari kelas 1-5 (siswa-siswi kelas 6 yang sedang dalam persiapan menghadapi ujian akhir tidak dapat ikut serta) data yang didapat adalah 63 anak mengaku belum pernah menerima penyuluhan mengenai pengolahan sampah sedangkan 62 anak mengaku sudah pernah, walaupun pada kenyataannya ada pelajaran yang menjelaskan mengenai sampah itu sendiri. Kemudian 78 anak mengaku sangat tertarik untuk mengetahui perihal pengolahan sampah lebih lanjut, 36 anak biasa saja dan 11 anak lainnya tidak tertarik untuk mengetahuinya.
Hasil Visual Supaya karakter-karakter ini bisa lebih akrab dengan target kampanye sosial, style yang digunakan mirip dengan coretan (doodle) yang juga bisa dilakukan (dan diharapkan akan dilakukan) oleh siswa-siswi SD sehingga mereka akrab dengan karakter-karakter ini beserta pesan-pesan yang disampaikan. Acuan karakter yang mempunyai outline tebal dan bentuknya yang cenderung bulat dari karakter-karakter yang dibuat oleh LINE dalam stiker maupun game-game yang mereka produksi, terutama dari permainan LINE RANGERS.
Gambar 1 Acuan karakter dari permainan LINE RANGERS
Dengan mengikuti acuan tersebut maka lahirlah 5 karakter yang akan menjadi ikon kampanye sosial ini:
Gambar 2 Kelima karakter Laskar Sampah
Tipografi Tipe huruf yang digunakan adalah Sans serif dan dekoratif, untuk menimbulkan kesan friendly namun tetap tegas, maka dipilihlah typeface bernama “Catatan Perjalanan” yang mempunyai ciri huruf blok yang tebal namun bentuknya tidak kaku namun masih solid. Dan sebagai pendampingnya dipilih typeface “Playtime With Hot Toddies” yang karakternya memiliki kemiripan dengan huruf-huruf yang dipakai di komik sehingga memberikan kesan riang dan aktif.
Gambar 3 Typeface yang digunakan dalam kampanye
Merchandise Kampanye Sosial Berikut beberapa item yang digunakan dalam kampanye sosial
Gambar 4 Beberapa item yang digunakan dalam kampanye sosial
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Visual yang digunakan dalam kampanye social ini secara sengaja mempunyai kemiripan dengan gambar yang bisa dibuat seorang siswa atau siswi SD, diharapkan mereka secara tak sadar menggambar karakter ini di antara buku catatan atau kertas buramnya. Warna-warna yang digunakan terang dan mencolok sehingga menarik perhatian para siswa-siswi ini dan diharapkan warna-warna dari kelima karakter dapat diserap oleh mereka dan bila warna yang berkaitan muncul mereka dapat mengasosiasikan dengan karakter tersebut beserta pesan yang disampaikannya.
Saran Bila kampanye sosial ini dilaksanakan oleh suatu sekolah atau institusi pendidikan, diharapkan segala pihak sekolah bekerja sama saling membimbing siswa-siswi sehingga isi dari kampanye sosial dapat tersampaikan dengan baik dan dipahami dengan baik.
REFERENSI Graver, Amy & Jura, Ben. (2012). Best Practices for Graphic Designers, Grids and Page Layouts: An Essential Guide for Understanding and Applying Page Design Principles. Massachusetts : Rockport Publishing.
Male, Alan. (2007). Illustration: A Theoretical & Contextual Perspective. Worthing: AVA Publishing SA.
Rustan, Surianto. (2011). HURUFONTIPOGRAFI. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Sandra Aamodt, Ph.D.,&Sam Wang Ph.D.. Welcome to Your Child’s Brain.(jilid-1). Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Sherin, Aaris. (2012). Design Elements, Color Fundamentals: A Graphic Style Manual for Understanding How Color Affects Design. Massachusetts : Rockport Publishing.
RIWAYAT PENULIS Benetta Egerszegi Lumanto lahir di kota Jakarta pada tanggal 19 Agustus 1992. Penulis akan menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Desain Komunikasi Visual pada tahun 2014.