MENGATASI STRES AKIBAT KERJA oleh : dr. Waryono, M.Or Widyaiswara LPMP D.I. Yogyakarta email :
[email protected]
ABSTRAK Kepenatan, kejenuhan atau kelelahan akibat kerja dapat dirasakan setiap orang. Sebenarnya hal ini dapat diatasi sendiri oleh tubuh dengan sistem keseimbangan atau homeostasisnya, sebagai contoh jika kelelahan maka seseorang akan tidur. Namun jika kelelahan berlangsung berulang dalam jangka lama maka akan menimbulkan stres (negatif) dan disebut stres akibat kerja. Jika efek yang ditimbulkan stres akibat kerja tidak ditangani, akan berakibat gangguan kesehatan tubuh yang bersangkutan. Gangguan tersebut dapat berupa fisik, psikis maupun sosial. Metode outbound training dapat digunakan untuk terapi stres akibat kerja karena menggunakan aktivitas fisik/olahraga, permainan menyenangkan dan simulasi kehidupan menjadi sederhana. Aktivitas dalam outbound training tersebut akan memicu hormon “baik” untuk mengatasi stres akibat kerja melalui respon yang dikendalikan oleh otak. Kata kunci : stres akibat kerja, outbound training
1
I. Pendahuluan Bekerja adalah aktifitas manusia dalam memelihara kelangsungan hidupnya dan keluarganya untuk menghasilkan barang atau jasa yang bermanfaat bagi orang lain serta sebagai suatu bentuk pengabdian luhur terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Maka dari itu, pekerjaan merupakan suatu kebutuhan dasar manusia atau dengan kata lain manusia membutuhkan pekerjaan untuk dapat melangsungkan kehidupannya secara layak. Dalam melakukan suatu pekerjaan, disamping adanya pengaruh fisik, pekerja juga akan mengalami pengaruh psikologis. Pengaruh fisik misalnya penerangan yang kurang baik, terlalu sering kontak dengan sumber radiasi seperti monitor komputer, ruangan yang terlalu panas dan lain-lain. Pengaruh psikologis misalnya hubungan yang kurang harmonis antar teman maupun dengan atasan, ada rasa tidak mampu menyelesaiakan suatu pekerjaan, kebiasaan yang tidak baik dari pekerja, tingkat pengetahuan dan lain-lain. Dapat dikatakan bahwa tidak ada pekerjaan yang benar-benar bebas dari beban fisik dan psikis. Adanya beban fisik dan psikis dalam melaksanakan suatu pekerjaan akan memberikan pengaruh atau akibat yang tidak baik terhadap kesehatan pekerja sehingga dapat menyebabkan rendahnya produktivitas kerja. Pengaruh yang dapat terlihat pada gangguan kesehatan fisik seperti kelelahan dan rasa sakit pada otot-otot sedangkan secara psikis dapat berupa kebosanan bekerja, berkurangnya konsentrasi dan lain-lain. Kelelahan merupakan keadaan yang terjadi sebagai akibat dari beban fisik dan psikis berlebihan yang harus diterima tubuh sehingga terjadi kelelahan otototot. Kelelahan merupakan suatu mekanisme perlindungan tubuh untuk mengurangi kerusakan tubuh lebih besar yang memberikan kesempatan bagi tubuh untuk istirahat. Kelelahan yang berlangsung untuk waktu yang lama dan secara terus menerus akan menyebabkan gangguan kesehatan berupa stres kerja dengan gejala-gejala antara lain pusing, jantung berdebar-debar, sesak nafas, hilangnya nafsu makan, gangguan tidur, gangguan pencernaan seperti mual, mutah, mencret. Untuk memperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan tujuan organisasi kerja, maka akibat stres kerja harus diatasi. Hal ini hanya dapat dilakukan dengan penerapan dan memperhatikan semua aspek psikologi ketenagakerjaan secara baik dan benar disemua organisasi kerja yang ada. Beberapa cara untuk mengatasi stres kerja antara lain melalui pola makan yang sehat dan bergizi, memelihara kebugaran jasmani dengan olahraga, latihan pernafasan, latihan relaksasi, melakukan aktivitas yang menggembirakan, melakukan permainan yang ringan, berlibur, menjalin
2
hubungan yang harmonis, menghindari kebiasaan yang jelek, meluangkan waktu untuk keluarga, menghindari diri dalam kesendirian. Salah satu cara yang digunakan oleh beberapa organisasi kerja termasuk Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) D I Yogyakarta untuk mengatasi stres kerja adalah melaksanakan outbound training. Outbound training adalah suatu program pelatihan di alam terbuka yang mendasarkan pada prinsip “experiental learning” yaitu belajar melalui pengalaman langsung yang disajikan melalui aktivitas fisik dan dikemas dalam bentuk permainan, simulasi, diskusi, refleksi dan petualangan sebagai media penyampaian materi (Ancok, 2002). Tulisan ini akan mengupas apakah benar outbound training dapat mengatasi stres akibat kerja. II. Pembahasan
Stres kerja adalah suatu kondisi yang muncul akibat interaksi antara individu dengan pekerjaannya dimana terdapat ketidaksesuaian karakteristik dan perubahanperubahan yang tidak jelas dan terjadi di organisasi kerja. Ketidaksesuaian tersebut akan menjadikan sumber stres bagi individu yang bekerja dan dikenal sebagai stresor yang dapat berupa fisik, psikologis dan sosial. Stresor fisik berasal dari luar diri individu, seperti suara, polusi, radiasi, suhu udara, makanan, zat kimia, trauma, dan latihan fisik yang terpaksa. Pada stresor psikologis tekanan dari dalam diri individu biasanya yang bersifat negatif seperti frustasi, kecemasan(anxiety), rasa bersalah, kuatir berlebihan, marah, benci, sedih, cemburu, rasa kasihan pada dirisendiri, serta rasa rendah diri. Sedangkan stresor sosial yaitu tekanan dari luar disebabkan oleh interaksi individu dengan lingkungan bekerjanya. Stresor tadi akan ditangkap dan dirasakan oleh panca indera tubuh dalam bentuk sistem keseimbangan atau homeostasis. Jika bekerja dalam ruangan yang pencahayaan kurang maka mata melakukan sistem keseimbangan dengan menciut atau akomodasi. Jika bekerja dalam ruangan yang panas maka kulit akan melakukan sistem keseimbangan dengan mengeluarkan keringat dan masih banyak contoh yang lain. Tetapi jika keadaan tersebut terjadi dalam waktu yang lama dan berulang maka tubuh pekerja tidak akan mampu melakukan keseimbangan. Kondisi yang demikian dikatakan mengalami tekanan atau stres (Freaser, 1985). Setiap kali ada tekanan atau rangsangan yang mencekam dirasakan tubuh maka melalui saraf-saraf panca indera diteruskan ke otak dan akan menyebabkan hipotalamus
melepaskan
hormon
CRF
(corticotropin-releasing
factor)
yang
menstimulasi hipofisis untuk melepaskan hormon lain yaitu ACTH (adrenocorticotropic hormone) ke dalam darah. ACTH sebagai gantinya menstimulasi kelenjar adrenal, 3
suatu kelenjar kecil yang berada di atas ginjal. Kelenjar adrenal berisi dua daerah yang berbeda, bagian dalam atau medulla yang mensekresi adrenalin (epinefrin) dan noradrenalin (norepinefrin)
dan lapisan luar atau korteks yang mensekresi
kortikosteroid mineral (aldosteron) dan glukokortikoid (kortisol). Secara simultan, hipotalamus bekerja secara langsung pada sistem otonom untuk merangsang respon yang segera terhadap stres. Sistem otonom sendiri diperlukan dalam menjaga keseimbangan tubuh. Sistem otonom terbagi dua yaitu sistem simpatis dan parasimpatis. Sistem simpatis bertanggung jawab terhadap adanya stimulasi atau stres. Reaksi yang timbul berupa peningkatan denyut jantung, napas
yang
cepat,
penurunan
aktivitas
gastrointestinal.
Sementara
sistem
parasimpatis membuat tubuh kembali ke keadaan istirahat melalui penurunan denyut jantung,
perlambatan
pernapasan,
meningkatkan
aktivitas
gastrointestinal.
Perangsangan yang berkelanjutan terhadap sistem simpatis menimbulkan respon stres yang berulang-ulang dan menempatkan sistemotonom pada ketidakseimbangan. Kegiatan
outbound
mempunyai
arti
kegiatan
diluar
ruangan
yang
mengandung unsur olahraga, permainan, edukasi, serta rekreasi. Melalui permainanpermainan ringan yang menarik, peserta dihadapkan pada suatu tantangan untuk dipecahkan secara bersama-sama dengan sejenak melepaskan atribut masingmasing. Sehingga diharapkan tercipta suasana keakraban, kebersamaan serta kerjasama tim yang nantinya bermanfaat dalam mengatasi permasalahan yang lebih besar.Training adalah belajar yang ada kaitannya dengan pekerjaan yang ditangani saat ini, jadi merupakan pembelajaran atas keahlian spesifik demi meningkatkan kinerja. Biasanya dilakukan di dalam atau luar kelas dengan instruktur yang menyampaikan materi di depan peserta, sekali waktu dilakukan tanya jawab dan sekali waktu peserta lain diminta untuk mengerjakan suatu tugas atau diskusi. Outbound training adalah suatu program pelatihan di alam terbuka yang mendasarkan pada prinsip “experiental learning” yaitu belajar melalui pengalaman langsung yang disajikan melalui aktivitas fisik dan dikemas dalam bentuk permainan, simulasi, diskusi, refleksi dan petualangan sebagai media penyampaian materi (Ancok, 2002). Metode outbound training sering kali digunakan oleh organisasi kerja untuk mengatasi stres/kepenatan kerja dengan beberapa alasan diantaranya: 1. Metode ini adalah sebuah simulasi kehidupan yang komplek dan dibuat menjadi sederhana. Untuk memudahkan kehidupan yang komplek didalam organisasi kerja perlu dicari cara yang sederhana. Dengan Outbound training permasalahan yang komplek dibuat dalam bentuk permainan sederhana, melibatkan aktivitas fisik yang menggembirakan dan mudah pemecahannya, sehingga individu mudah sekali memahami kompleksitas kehidupan organisasi kerjanya. 4
2. Metode ini menggunakan pendekatan belajar melalui pengalaman (experiental learning). Adanya sebuah pengalaman langsung terhadap sebuah permasalahan, peserta akan mudah menangkap esensi pengalaman itu. Peserta akan langsung dapat merasakan sukses atau gagal didalam pelaksanaan tugasnya. Kalau terjadi keberhasilan, peserta akan segera tahu perilaku apa yang membuatnya sukses. Sebaliknya kalau gagal dalam melaksanakan sebuah tugas, peserta akan tahu perilaku mana yang menjadi penyebab kegagalan itu. 3. Metode ini penuh kegembiraan karena dilakukan dengan permainan yang melibatkan aktifitas fisik/olahraga. Ciri ini membuat peserta merasa senang didalam melaksanakan kegiatan. OutboundTraining dilakukan menggunakan unsur olahraga dan permainan yang cenderung membuat peserta terlibat langsung secara kognitif (pikiran), afektif (emosi) dan psikomotorik (gerakan fisikmotorik). Sehingga secara psikologis dapat dijumpai keterangsangan emosi dan fisik motorik pada individu. Solusi mengatasi stres akibat kerja salah satunya dengan kegiatan outbound training karena didalamnya terdapat unsur aktivitas fisik/olahraga, permainan yang menggembirakan serta melibatkan pikiran untuk pemecahan masalah sederhana. Aktivitas fisik/olahraga dalam permainan outbound training yang menggembirakan akan menstimulasi pengeluaran hormon endorfin. Endorphin adalah neuropeptide yang dihasilkan tubuh pada saat relaks/tenang. Endorphin dihasilkan diotak dan susunan syaraf tulang belakang. Hormon ini dapat berfungsi sebagai obat penenang alami yang diproduksi otak yang melahirkan rasa nyaman dan meningkatkan kadar endorphin dalam tubuh untuk mengurangi tekanan darah tinggi. Aktifitas fisik/olahraga dapat meningkatkan kadar b-endorphin empat sampai lima kali didalam darah. Sehingga, semakin banyak melakukan kegiatan tersebut maka akan semakin tinggi pula kadar b-endorphin. Ketika seseorang melakukan kegiatan tersebut, maka b-endorphin akan keluar dan ditangkap oleh reseptor didalam hipothalamus dan sistem limbik yang berfungsi untuk mengatur emosi. Peningkatan bendorphin akan menurunkan rasa nyeri, meningkatkan daya ingat, memperbaiki nafsu makan, kemampuan seksual, menurunkan tekanan darah dan menormalkan pernafasan (Sindhu, Pujiastuti. 2006). Kegiatan outbound training berupa aktivitas fisik/olahraga dengan permainan menyenangkan dapat menekan produksi epinefrin dan norepinefrin yang berlebihan sehingga gangguan fisik berupa tanda-tanda stres dapat dikurangi. Dengan demikian pengeluaran epinefrin dan norepinefrin dapat dikontrol oleh otak sehingga fungsinya menjadi normal kembali seperti tidak terpapar oleh stresor.
5
III. Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan Salah satu metode yang efektif untuk mengatasi stres akibat kerja adalah melalui aktivitas outbound training. Aktivitas outbound training dilakukan menggunakan unsur olahraga dan permainan menyenangkan akan membuat peserta terlibat langsung secara kognitif (pikiran), afektif (emosi) dan psikomotorik (gerakan
fisik
keterangsangan menyebabkan
motorik). emosi
Sehingga
secara
psikologis
dan fisik motorik pada diri
hormon-hormon
pengatur
fungsi
dapat
dijumpai
peserta. Hal ini akan
tubuh
seperti
efineprin,
norepineprin, cortisol, endorpin dan lain-lain akan bekerja dengan normal. Dengan demikian seseorang akan mempunyai fungsi tubuh yang baik jauh dari ancaman penyakit akibat stres kerja. B. Saran Untuk menjaga agar pengaruh stres akibat kerja tidak berdampak buruk pada pekerja, disarankan para pimpinan organisasi kerja dapat menempuh salah satu cara atau metode untuk mengatasinya. Outbound training dapat memberikan manfaat terhadap fungsi tubuh untuk mengatasi stres akibat kerja. Dengan
kegiatan
berupa
aktivitas
tubuh/olahraga,
permainan
yang
menyenangkan dan latihan pemecahan masalah sederhana ternyata dapat mengaktifkan hormon-hormon “baik” untuk mengatasi mekanisme stres.
6
Daftar Pustaka Ancok, Jamaluddin.2002.Outbound Management Training.Yogyakarta : UII Press. Freaser, T.M. (1985). Stres dan Kepuasan Kerja. Jakarta; PT.Pustaka Binaman Pressindo. Sindhu, Pujiastuti. 2006. Hidup Sehat dan Seimbang Dengan Yoga. Bandung : Qanita.
7