Meneratas Kota Minapolitan Pertama di Indonesia Senja yang memayungi sore hari Palabuhan Ratu di Kabupaten Sukabumi, seperti mengajak menari para nelayan yang baru pulang melaut. Wajah riang penuh senyum menghiasi raut muka penuh lelah para nelayan tradisional sambil menenteng sejumlah hasil tangkapan ikan. Sementara juragan kapal dan tengkulak ikan, riuh bersorak menyambut kedatangan “penjelajah laut”. Maklum, nelayan adalah mesin penghasil uang bagi para orang berduit yang berinvestasi di sektor bahari.Setidaknya, itu sekilas gambaran penyambutan kota Palabuhan Ratu yang kini menyandang sebagai Kota Minapolitan Pertama di Indonesia. Tak terbayangkan sama sekali, perubahan pembangunan di Palabuhan Ratu begitu cepat. Bahkan, sekitar tujuh tahun tak bersuah dengan keeksotikan laut Palabuhanratu, kota ini telah menjadi kota yang benar-benar sebuah kota bahari. Suara deburan ombak yang menghantam tembok pemecah gelombang, semakin mengajak untuk meneratas daerah kergaman dan keindahan daerah Kabupaten Sukabumi terutama tepian laut yang membentang dihampir mata memandang. Keingintahuan mengenai “Bali Van Java” makin terus menelisik saat beberapa fasilitas untuk menopang Kota Minapolitan semakin banyak ditemui. Palabuhan Ratu, begitu orang menyebut tempat yang merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Sukabumi ini disebut banyak orang, secara geografis Kabupaten Sukabumi berada di106 derajat 49 – 107 00’ bujur timur dan 6 derajat 57 – 25 derjat lintang selatan dengan luas wilayah mencapai 412.591,92 ha. Kabupaten yang merupakan daerah teluas se Jawa dan Bali ini, memiliki garis pantai sepanjang 117 km dengan luas daerah potensial fishing ground sepanjang 702 Km persegi. Sektor bahari, adalah kekuatan ekonomi Kabupaten Sukabumi dimana Palabuhan Ratu, merupakan daerah utama penghasil anggaran untuk memenuhi kantung Pendapatan Asli Daerah disektor perikanan. Disini, ragam usaha yang berkaitan dengan perikanan berdiri di hampir setiap sudut kota. Sebuat saja salah satunya usaha tangkapan ikan laut yang setiap tahunnya mencapai 4.200 – 4.500 ton/tahun. Tanpa perlu repot mencari kemanamana, orang bisa dengan mudah menemukan ragam ikan seperti udang, tuna, cakalang, layur, cucut dan kakap. Meski begitu, pencarian ikan-ikan laut bukanlah hal yang mudah. Para nelayan, biasanya menghempaskan jala mereka di sepanjang pantai samudra Indonesia dan baru pulang merayu malam di lima tempat yang berbeda masing-masing Pantai PalabuhanRatu, Cisolok, Ujunggenteng, Ciwaru dan Minajaya. Sebagai kota minapolitan pertama di Indonesia, kelestarian hewan laut merupakan prioritas bagi Kabupaten Sukabumi, sadar betul akan hal itu, Pemerintah Kabupaten terus berupaya melakukan terobosan agar penangkapan ikan laut yang dilakukan para nelayan
tidak menyimpang dari aturan. Potensi bahari, adalah potensi yang wajib benar-benar dilindungi sebagai aset yang tidak tandingnya. Tidak hanya itu, kelengkapan hewan yang dilindunginya dan nyaris punah juga turut menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Sukabumi. Sebut saja pelestarian penyu hijau yang bisa ditemukan di daerah Pangumbahan, Ciujungan, Legok Matahiang, Karangdulang, Citirem, Cibulakan, Cikepuh, Cebek dan Batu Namprak. Hingga saat ini, populasinya masih terjaga sekitar 440 – 500 ekor. Komoditas ikan, memang menjadi tumpuan utama roda perekonomian Kabupaten Sukabumi dalam mengembangkan wilayah seletannya yang memiliki luas hamparan luat menakjubkan. Namun bukan berarti, ikan hasil tangkapan laut saja yang beredar di wilayah Kabupaten Sukabumi. Produksi ikan air tawar, di daerah ini juga tidak kalah benyaknya dan menjadi bagian penting dalam Pendapatan Asli Daerah. Komiditi unggulan ikan air tawar Kabupaten Sukabumi, menyebar di 4.125 ha lahan basah seperti sawah dan 1.229,57 ha kolam ikan. Dalam satu tahun, ikan air tawar seperti ikan mas, lele, nila dan ikan hias bisa mencapai kafasitas produksi 23.000 – 23.500 ton/tahun. Ikanikan air tawar ini bisa ditemui di beberapa pasar seperti pasar ikan cibaraja di Kecamatan Cisaat. Minapolitan, tak lengkap jika tidak mengenal tempat-tempat eksotik yang berada di Palabuhan Ratu. Beberapa tempat diakui, memiliki keindahan panorama alam terutama laut yang mengundang decak kagum para wisatawan. Apalagi, belakangan ini, hilir mudik wisawatan asal mancanegara sudah tidak asing lagi bagi masyarakat PalabuhanRatu. Cimaja, merupakan daerah yang diniminati banyak wisatawan asing. Besarnya glombang laut untuk melakukan olahraga surving, merupakan salah satu daya tariknya. Maka tidak aneh, kalau sekarang, para wisatawan yang biasa merambah pulau dewata Bali, mulai berpindah ke PalabuhanRatu. Beberapa tempat wisata yang wajib untuk dikunjungi di Kawasan Minapolitan PalabuhanRatu adalah, Muara Mandiri, Pantai Citepus, Pantai Karang Hawu, Pantai Cimaja, Pantai Gado Bangkong. Tidak hanya itu, beberapa keindahan alam lainnya seperti Goa Lalay dan Cipanas Cisolak juga patut untuk dilihat keindahannya. Sementara di Kawasan Wisata Ujung Genteng, wisatawan bisa dimanjakan dengan keberadaan air terjun Curug Cicurug, kolam renang yang indah di Muara Karang dan pantai yang begitu cantik di Ujunggenteng, Pengumbahan dan Muara Ciwaru dimana di kawasan ini juga terdapat konservasi penyu hijau. PPNP Menuju Pelabuhan Perikanan Samudera Internasional Mengupas kota minapolitan, tak lengkap bila tidak menyentuh sarana Pelabuhan Perikanan yang berada di daerah tersebut. Di Palabuhan Ratu, pusat pelabuhan untuk aktivitas keluar masuk perahu bertempat di Pelabuhan Perikanan Nusantara Pelabuhan Ratu. (PPNP). Fasilitas ini, dibangun pemerintah pusat untuk menunjang aktivitas perikanan yang memanfaatkan sumber daya ikan yang berada di wilayah pengelolaan perikanan (WPP) 9
samudera hindia. Pelabuhan yang berfungsi melayani kapal-kapal sedang melakukan operasi penangkapan ikan di daerah penangkapan ikan (Fishing Ground), selalu penuh dengan aktivitas nelayan, tidak terkecuali mengenai informasi seputar ikan yang berada diperairan samudera, harga ikan dan kondisi cuaca. PPNP mulai dioperasikan pada tahun 1993, sejak pengembangannya hingga pada tahun 2008 fasilitas ini telah mengalami dua tahap pembangunan yang dimulai pada tahun 1993 – 2002 dan tahun 2003 -2005. pengembangan ini ditujukan untuk menunjang aktivitas perikanan terutama terutama untuk penangkapan ikan dengan ukuran sampai 30 GT. Sementara pembangunan untuk tahap kedua secara terpadu untuk menunjang aktivitas kapal hingga kafasitas mesin mencapai 150 GT. Sekarang, PPNP terus melakukan pengembangan dalam rangka Menuju Pelabuhan Perikanan Samudera Internasional Sisi Lain Kota Minapolitan Meski berbicara tentang minapolitan, bukan berarti Kabupaten Sukabumi bersandar seutuhnya pada potensi Bahari sebagai pemasok pendapatan. Tak lengkap rasanya, kalau mengenal Kabupaten Sukabumi yang memiliki jumlah penduduk sebanyak 2.306.345 jiwa ini, hanya pada satu sisi saja. Kabupaten yang sekarang dipimpin Bupati H. Sukmawijaya yang merupakan putra daerah, juga memiliki potensi lain yang cukup besar. Sebut saja di sektor Perkebunan, Pertanian, Pternakan, Perindustrian, Koperasi dan UMKM, Pertambangan dan Pariwisata. Di sektor perkebunan Kabupaten Sukabumi memiliki tiga potensi besar yang terbagi dari Perkebunan Besar Swasta yang mencapai luas 21.286,57 ha yang dikelola kurang lebih oleh 68 perusahaan. Perkebunan negara yang sekarang dikelola PTPN VIII Jabar, 5 Kebun dengan luas 14.893,75 ha dan perkebunan rakyat seluas 42.364,48 ha. Adapun komoditi unggulannya mencakup Karet dengan hasil produksi berupa Crumb Rubber, Sheet dan Crepe yang bisa ditemuui di lokasi Kecamatan Warungkiara, Cisolok, PalabuhanRatu, Surade Cikidang, Lengkong, Cibadak, Jampang Tengah, Ciracap, Cidolog dan Cikembar. Sementara komoditi lainny berupa teh hijau dan teh hitam bisa ditemukan di lokasi Kecamatan Sukabumi, Sukaraja, Jampang Tengah, Parakansalak, Palabuhan Ratu, Kabandungan, Cikidang dan Kalapanunggal. Produk yang tidak kalah menariknya di sektor perkebunan ini adalah Vanili Kering yang berada di Kecamatan Cidolog dan Sagaranten. Komoditi Kelapa yang merupakan bagian lainnya di sektor perkebunan berhasil memproduksi kepala kering dan gula kelapa dan berada di Kecamatan Ciracap, Tegalbuled, Palabuhan Ratu, Surade, Kalibunder, Cibadak, Cisolok dan Cikembar. Sektor pertanian, yang merupakan sektor paling banyak ditemui di seluruh daerah di Sukabumi, memiliki area seluas 67.715 ha dengan sistem irigasi pengairan PU mencapai 9.804 ha dan tadah bujan seluas 15.218 ha dan sisanya adalah irigasi lain. Tananam di sektor pertanian yang menjadi komoditas unggulan antara lain, Padi, Palawija dan holtikulturan yang didalamnya mencakup sayur-sayuran, bunga potong dan buah-buahan yang berada di wilayah Kabupaten Sukabumi bagian utara seperti Pasirdatar, Kadudampit, Goalpara dan Cimangkok. Sektor peternakan, di sektor ini Kabupaten Sukabumi memiliki tiga unggulannya antara lain, ternak besar yang meiliputi sapi potong, kerbau, dan sapi perah dengan lokasi di Kecamatan Cicurug, Sukabumi, Sukaraja dan Salabintana. Produksinya mencapai
1.888.779 kg daging dan 7.651.639 liter susu sapi. Di ternak kecil yang meiliputi ternak domba dan kambing di wilayah Utara, Tengah dan Selatan Kabupaten Sukabumi menghasilkan produksi daging mencapai 9.714.465 kg. Sementara untuk unggas Kabupaten Sukabumi memiliki ayam pedaging dan ayam petelur yang berlokasi di Kecamatan Cicurug, Parungkuda, Cibadak, Cikidang, Sukabumi, Cisaat dan beberapa daerah lainnya dengan kafasitas produksi mencapai 4.923.767 kg daging dengan 8.705.541 kg telur. Total produksi daging untuk tahun 2009 sebanyak 28.822.097 kg, telur 9.749.468 kg dan produksi susu mencapai 7.345.700 kg. Dalam sektor perindustrian, Kabupaten Sukabumi memiliki insutri skala besar yang didalamnya tercakup industri elektronik dan anek seperti Garment, elektronik, air mineral. Kesemua industri ini merupakan perusahaan pemodal asing dan PMDN dengan jumlah perusahaan sebanyak 79 perusahaan 11 diantaranya adalah PMA. Setidaknya, sektor industri sekala besar ini telah berhasil mempekerjakan 19.162 tenaga kerja yang berlokasi di Kecamatan Cicurug, Parungkuda, Cibadak, Cisaat, Sukabumi, Sukaraja, Sukaralarang dan Cikembar. Selain industri skala besar, terdapat pula industri dengan skala kecil yang didalamnya terdapat 613 KUKM dengan jenis produksi yang dihasilkan mencakup alat rumah tangga, penggosokan, batu aji, kerajinan, sendal, sepatu, pakaian, spare part kendaraan bermotor yang langsung bekerjasama dengan PT Astra Mitra Ventura yang berada di Cisaat. Sementara itu, di sektor pertambangan Kabupaten Sukabumi memliki dua potensi yakni bahan galian dan sumber panas bumi. Jenis bahan galian yang merupakan produk unggulan Kabupaten yang mengangkat Visi Terwujudnya Perubahan Kabupaten Sukabumi Menuju Masyarakat yang Berakhlakul Mulia, Produktif dan Sejahtera adalah jenis Tras, Batu Gamping, Tanah Liat, Pasir Kwarsa, Marmer, Pasir Besi, Tanah Hitam, Bentonit, Batubara dan Andesit. Produk galian tersebsar adalah Kuarsa sebanyak 152.529 ton dan tanah liat merah sebanyak 104.962 ton. Di sumber panas bumi menghasilkan produksi tenaga listrik geothermal yang menghasilkan 330-340 mega watt dikelola oleh PT Cevron. Darah penghasil panas bumi ini berada di Kecamatan Kabandungan dan Cisolok. Pariwisata, adalah sektor lainnya yang selama menunjang kantung PAD Kabupaten Sukabumi. Daerah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Bogor dan Cianjur ini, memiliki 42 objek wisata yang disebut GURILAPS merupakan singkatan dari Gunung, Rimba, Laut, Pantai dan Sungai dengan daerah sebaran di empat kawasan wisata. Dalam hitungan satu tahun, Kabupaten Sukabumi dikunjungi setidaknya 1.600.000 – 1.800.000 orang wisatawan dengan nilai porsentase 8 persen adalah wisawatan mancanegara dan 92 persen merupakan wisatawan lokal. Infrastruktur Jalan Jadi ”PR” Meski sudah dicangkan menjadi Kota Minapolitan Pertama di Indonesia, ada beberapa hal yang patut untuk segera dilakukan jajaran pemerintah Kabupaten Sukabumi. Salah satunya, infrastruktur jalan penghubung antar wilayah. Sebut saja, jalan penghubung antara Kota Sukabumi menuju ke Pelabuhan Ratu. Jalan yang cukup sempit dengan medan berkelok dan harus ditempuh kurang lebih 4 jam dalam kondisi normal, menjadi pemikiran bagi wisawatan yang hendak melancong ke Palabuhan Ratu. Setidaknya, untuk menjadikan Kota Minapolitan Pertama di Indonesia ini menjadi benar-benar sebuah kota
seperti yang tergambar dalam benak setiap orang, sudah seharusnya ada upaya untuk dibangun Jalan Tol yang menghubungkan Palabuhan Ratu dengan daerah lainnya terutama Ibu Kota Jakarta.