t. I
SI]MBANGAN AJARAN-AJARAN ISLAM PENGEMBANGAN ST]MBER DAYA MANUSIA
MENDT]KTJNG PELAKSANAAN PJPII-) Sayuti Hasibuan AssalamuralaikumWr. Wb.
1.
Pengantar salah satu asaspembangunannasional yang disebut dalam
GBHN 1993 adalahAsas Keimanan dan KetaqwaanterhadapTuhan Y a n g M a h a E s a . A s a s i n i d i s e b u tp e r t a m a d a r i s e m b i l a na s a s pembangunandalam GBHN 1993dan merupakanasasbaru yaitu belum ada dalamGBHN sebelumnya. Menurut pendapatsayaasasini dapatdijadikan pangkaltolak untuk mendiskusikansumbanganajaran Islam bagi pengembangan sumber daya manusiauntuk memperkokoh dan memantapkanpelaksanaanPJP II bagi kepentinganseluruh rakyat Indonesia. Agama Islam sebagaimanayang terkandungdalam Al Qur'an dan Sunnah memiliki ajaranyang kaya dan luas untuk mengisi asaskeimanandan ketaqwaandalam rangka pengembangansumber daya manusiadan memperkokohpelaksanaanPJP II.
Asas ini sepenuhnyaberbunyi
"bahwa segala usahadan kegiatanpembangunan nasional dijiwai,
*) MakalahpadaSeminardalamrangkaDies Natalis UniversitasIslamJakarta, Nopember1993
D O K U M E I " J T A S&I A R S I P
BAfl}PENAS l"cc. l{o. : Class :
2/-11,)) JIJ
a
diserahkan,dan dikendalikanoleh keimanandan ketaqwaanterhadap Tuhan Yang Maha Esa sebagainilai luhur yang menjadi landasan spiritual, moral, dan etik dalam rangka pembangunannasional sebagaipengamalanPancasila". Dalam hubunganini maka masalahyang dihadapi adalah mengartikulasikan ajaran-ajaran (etik) agama Islam yang akan menjiwai, menggerakkandan mengendalikanupaya pembangunan disegalabidang. Sudahbarangtentu ajaran-ajaranyang diartikulasikan dan dioperasionalkanperlu terkait dan terpadudenganasas-asas lainnya, khususnyaasaskejuangan(yangjuga merupakanasasbaru di sampingasasilmu pengetahuanyang juga asasbaru) sehingga bermanfaatbagi pembangunanseluruh bangsaIndonesia. Dengan demikian Al Qur'an dan Sunnahbenar-benardapat menjadi rahmat bagi seluruhalam Indonesia. Upaya artikulasi dan operasionalisasimenyangkutbidang yang amat luas. Oleh karenanyadiperlukan fokus dan pembatasanagar denganwaktu dan tenagayang terbatashasil bahasandapatbermanfaat. Dalam kaitan ini maka temabahasandiskusi ini akan diarahkan pada bagaimana ajaran agama Islam dapat menyumbang kepada realisasipelaksanaandari pada titik berat pembangunandalam PJP II yaitu pembangunanekonomi seiring denganpeningkatankualitas manusia.
2.
Masalah pokok dalam pembangunanekonomi dan kaitannya denganqiaran Islam Akhir tahun 1980-anini mungkin akan diingat sebagaidekade
dimana terjadi pergeseranyang nyata dalam paradigma mengenai pembangunanekonomi. Pergeseranparadigmaini untuk mudahnya disebutpergeserandari paradigmasektor ke paradigmafaktor. Pada PJP I persepsiutama mengenaimasalahpembangunanadalahpergeserandalam struktur ekonomi, dari pertanianke non-pertanian khususnyaindustri. Tahapan-tahapan lima tahunandalam pembangunan selamaPJP I didefinisikandari segi perubahan struktur dari sektor pertanianke sektor industri sekaligusperubahanfungsi sehingga akhirnya dicapai struktur ekonomi dengantitik berat kekuatan industri yang didukungoleh bidangpertanianyang kuat. PadaPJP II persepsiutama mengenaimasalahpembangunan adalahmasalahkemandirian,yaitu kemandirianmanusiadan masyarakat Indonesia. Masalahpembangunanekonomi perlulah dicari dan diselesaikandalam upaya mendirikan kemandirian ini. .Masalah perubahan struktur dari pertanian ke industri perlulah diletakkan dalam kerangkakemandirianini. Kemandirian akan bisa ditegakkan sejauh suatu masyarakatdapat memanfaatkanfaktor yang terbatas secara efisien dan produktif untuk memenuhi kebutuhannya. Perumusanpergeseranini telah terlaksanadenganbaik dalam GBHN 1993 ini. "SasaranUmum PembangunanLima Tahun Keenam adalahtumbuhnyasikap kemandiriandalam diri manusiadan masyarakat Indonesiamelalui peningkatanperan serta, efisiensi, dan
produktivitasrakyat dalam rangkameningkatkantaraf hidup, kecerdasan,dan kesejahteraan lahir batin". Tetapiapa yang melatarbelakangiperubahanparadigmaini ? Sejauh yang menyangkut GBHN tentu hal ini merupakan perumusankehendakdari seluruhrakyat Indonesia. Namun kehendak ini kiranya tidak terlepasdari kenerja ekonomi Indonesiadan dari berbagaiperkembanganilmu pengetahuan. Ditinjau dari segi apa yang dapat diupayakanoleh ekonomi IndonesiaselamaPJP I dapatlahdikemukakan secaraumum bahwa pertumbuhanekonomi Indonesiasebegitujauh masih mengandalkaninvestasisebagai sumberpertumbuhandan belum mengandalkanproduktivitas masyarakat. Perkiraan besarnyaperan produktivitas masyarakatdari seluruh pertumbuhan ekonomi amat tergantungantara lain kepada lamanyaperiode yang dicakup, kepadatahun awal dan tahun akhir yang diambil. Bilamana diambil tahun L972-1990,maka dari pertumbuhanekonomi sebesar7,2% rata-rataper tahun, yang bersumber dari produktivitas masyarakatadalah0%. Dalam Repelita IV sumbanganproduktivitas sedikit lebih besaryaitu 0,1 dari pertum-
buhan ekonomisebesar5,2Voatau lr-1: 2,9Vo. Perhitungan5.2 perhitunganlain juga tersediatetapi fada umumnyasumbangan produktivitas masihrendah(lihat:SayutiHasibuan: masyarakat Prinsip-prinsipPokokPendekatan IntegralDalamPengembangan SumberDaya Manusiadi DaerahTingkat II, Bappenas,Jakarta L993,hal. 2l). Bilamanadiambiljangkawaktuyanglebihlamake
belakang,umpamanya1960 - 1989 sebagaimana yang dilakukan oleh Bank Dunia dan tanpa mempersoalkanaspek metodologi lainnya yang merekagunakan(dalampublikasi rhe East Asiau Miracle, A world Bank Policy Research Report, lgg3, hal. 58) kontribusi bisa lebih besar,sekitar 20To. Walaupunlebih besar dana ekonomi Indonesiadigolongkankedalam salah satu negarayang mengalami perkembanganyang "ajaib", namun tetap beradasatu kelas lebih rendah dari ekonomi RRC, Taiwan, Jepang,Korea Selatandan Thailand yang peran produktivitasmasyarakatnyadalam pertumbuhan ekonomi menyerupainegaramaju yaitu diatas33%. Jadi dibidang peran produktivitas masyarakatdalampertumbuhanekonomi, Indonesiamasih harusbekerja lebih keras dan lebih baik. Tetapiperubahanparadigmaini tentu tidak bisa dipertanggung jawabkan kecuali ada perkembanganilmu yang mendukungterutama yang menyangkutilmu pengetahuanmengenaimanusiadan pembangunan. Mengenaiperan manusiadalam pembangunanini terjadi perubahanyang amatpenting. Pertamaadalahbilamanaselamaini manusiautamanyadilihat sebagaimasalahmaka pada akhir 1980'an, muncul kesadaranprofesionalyang semakinmeluasbahwa manusia jualah yang menjadi sumber penyelesaianpermasalahandalam pembangunan.Khusus bagi negara-negarayang sedangmembangun kesadaranini berkaitan denganinterpretasi daripada apa yang diidentifikasi sebagaiproduktivitasberbagaifaktor ("multifactor productivity") atau "residual" dalam fungsi produksi nasional. untuk waktu yang cukup lama makna yang harus diberikan bagi produktivitas yang tidak bisa dialokasikanke salahsatu faktor produksi yang ada
itu belumlahjelas, khususnyabagi negarasedangmembangun.Pada akhir 1980'an, timbul kesadaranbahwa besar kecilnya apa yang disebut "residual" atau "multifactor productivity" ini ditentukanoleh manusiadan institusinya.Prakarsa,efisiensidan daya innovasi suatu masyarakat, kemampuan masyarakat tersebut memberi tanggapan yang tepat terhadapgejala-gejalayang datang dari dalam maupun dari luar dirinya, hal-hal seperti inilah yang akan menentukanproduktivitas multifactor ini. (Sayuti Hasibuan: Population, Human Resourcesand Development:A Policy Perspective,Jakarta, 1988). Dalam hubunganini adalah menarik apa yang dikemukakan oleh Wakil PresidenBank Dunia dalam salah satu kesempatan. Menurut Wakil PresidenBank Dunia tersebut, Dr. Lawrence H. Summers,meningkatnyaproduktivitas masyarakatdinegara-negara berkembangdenganhanya dua per sepuluhdari 1 Vo, akan sama dengan $ tOObillion yang dialihkan ke negara-negaraberkembang dalam suatuprogram pembangunan.(Lawrence H. Summers:Key note Address,Proceedingof the Annual Conferenceon Development Economics,The World Bank 1.991,hal. 8). Pemikiranyang umum dan mendasarini kemudian mendapat pembenarandalam bentuk runtuhnya sistem pengorganisasian masyarakat yang mendasarkandirinya pada pembangunanyang ekstensif yaitu kepada penambahanmodal dan orang dan bukan kepada pembangunanyang intensif yaitu pembangunanyang mengandalkan kepada daya kreasi dan innovasi rakyatnya kepada pro-
6
duktivitas masyarakatnya.Dalam kaitan inilah perkataan"peningkatan peran serta" dalam perumusansasaranumum pembangunan dalam GBHN 1993 penting artinya sebab hanya dengan peningkatan peran sertaini produktivitasdan efisiensidapat meningkat. Sejalan dengan interpretasi peranan manusia dan institusinya dalam memperjelasbesarkecilnyaproduktivitas dan efisiensibangsabangsa, adalahsemakindiperjelasnyasumber-sumberdari apa yanl dikenal dalam literatur ekonomi-enjineering"X-{In} Efficiency". Konsep ini diperkenalkankira-kira seperempatabadyang lalu oleh Prof. Harvey Leibenstein,dahulu guru besar di Universitas California, Berkeley, sekarangProf. Emeritus di universitas Harvard, A.s.
"X-{In} Efficiency" adalahefisiensi yang bersumberbukan
oleh karena alokasi sumberyang kurang tepat dalam suatumasyarakat. Juga "X-{In} Effisiency" bukan pula efisiensi teknis engineering secarasempit. "x-{In} Effisiency" muncul oleh karena manusia tidak bertindak maksimal dalam mengupayakansasaran-sasaran organisasi. Kenapamanusiatidak bertindak maksimal? Salah satu sebab yang sering dikemukakan adalah rendahnya tekanan alam sekeliling terhadapseorangpengambilkeputusanuntuk bertindak maksimal. "The lower the intensityof environmentalpressureon a decision maker, the less is his or her concernwith the constraints operating on the organization, and consequently,the lower is the effort expended". Jadi lemahnyakaitan antaraupaya dan tanggung jawab terhadap akibat-akibat dari upaya akan menyebabkanupaya yang dikeluarkan tidak sepenuhnya. upaya yang rendah ini akan
berakibat padabesarnya perbedaanantaraefisiensiyang maksimal denganefisiensiyang sesungguhnya terjadi. Tetapi faktor-faktor apa yang relevan bagi kuat atau lemahnya tekanan ini? Unsur hubunganantara yang mengatur dan yang diatur, strukfur pasar (monopoli, oligopoli atau lainnya), tingkat birokratisasi adalahhal-hal yang telah diidentifikasi sebagairelevan terhadap tekananyang dirasakanoleh manusiaselakupengambil keputusan. (Kenneth J. Button dan Thomas G. Wayman-Jones:Ownership Structure, InstitutionalOrganizationand MeasuredX-Efficiency, American Economic Anociation Papersand Proceedings,May,
1992). Tetapi apanyadari manusiayang menentukanbesar kecilnya produktivitas masyarakat,ada atau tidaknya "X-efficiency"? Maka hal kedua yang amat penting untuk dikemukakandalam hal ini adalahperananilmu pengetahuanatau informasi dalam meningkatkan produktivitas masyarakatatau efisiensi dalam organisasi-organisasi kegiatanmanusia. Mungkin disini pentinguntuk dikemukakanmengenaipengertian informasi. Informasi mencakupilmu pengetahuan.Tetapi biasanya ilmu pengetahuanitu didapat melalui prosespendidikan utamanya pendidikanformal. Informasi bisa bersumberdari kehidupan itu sendiri, dan tidak mesti dari sistem persekolahanyang formal. Maka yang dimaksud disini sebagai yang menentukankeberadaan produktivitas masyaiakatdan "X-efficiency" utamanyaadalah informasi yang dimiliki oleh manusiadan lembaga-lembaga manusiadan
informasi ini dapatdimanfaatkanbagi penyelesaian masalahyang dihadapi. Dalam hubungan ini amatlah menarik dan signifikan untuk diperhatikanapa yang dikemukakandalam Surat Al-Baqarah ayat 30 s/d ayat 33 mengenaipenciptaanmanusiadan penugasannyasebagai khalifah di bumi. Bukankahhal pertamayang diberitahu oleh Tuhan Yang Maha Bijaksana kepada Adam adalah nama-nama(bendabenda) seluruhnyayaitu informasi sehinggaAdam dan keturunannya dapat berfungsidi bumi. Atau perhatikanlahlima ayat pertamaAlQur'an yang diturunkan kepadamanusiamelalui Jibril kepadaRasullallah sewaktuNabi berada di gua Hira. Bukankah ayat-ayatini secarabenar menyuruh manusiamenulis dan membacadalam arti yang luas bagi penguasaanilmu pengetahuandan informasi. 1) Bacalahdengan(menyebut)nama TuhanmuYang Menciptakan; z) Dia telah Menciptakanmanusiadari segumpaldarah; 3) Bacalah, dan TuhanmulahYang Paling Pemurah; 4) Yang mengajar (manusia) denganperantaraankalam; 5) Dia mengajarkankepadamanusia apa yang tidak diketahuinya.(Terjemahandikutip dari "Al Qur'an dan Terjemahannya,DepartemenAgama Republik Indonesia,Penerbit CV. JayaSakti, Surabaya,Edisi Revisi, 1984, hal. 1079). Jadi sesungguhnyabagi umat Islam yang telah memiliki AlQur'an sekianlama apa yang dikatakansebagaihal baru bukanlah sesungguhnyabaru. Yang baru adalah kesadaranmanusia secara teknis dan menyeluruh mengenaiperan bagaimana ilmu dalam meningkatkankesejahteraankehidupanmanusiasecaraberlanjut. Ini
merupakanhal yang sungguhbaru. Dalam kaitaninilah asasilmu pengetahuan danteknologidalamGBHN 1993perlu kita sadari. Bagi umat Islam tentu hal-hal baru yang dilaporkan disini bukan saja memperkuatkeyakinanakan kebenaranisi surat Ikraq dan Al-Baqarah yang disebuttadi, tetapijuga memberi petunjuk teknis mengenaikearah mana harus bergerak bilamanakita ingin bukan saja menggapaiilmu tetapijuga mengamalkannya.Pengamalanini akan membawatransformasipada masyarakatmanusiaseluruhnya oleh sebabilmu itu tidak kenal batas. Menurut seorangpengamat,yaitu Peter F. Drucker transformasi masyarakatmanusiakhususnyamasyarakatBarat yang diakibatkan oleh kesadaranmeluasperanan aplikasi ilmu pada kegiatan manusiaakan berdampakjauh dan luas dan transformasiini tidak akan selesaisebelumtahun2010 atau tahun2020. "If history is any guide, this transformationwill not be completeduntil 2010 or 2020". (Peter F. Drucker: The New Society o;[ Organizationsdalam Harvard BusinessReview, September-October1992). Hal ketiga yang kiranya penting untuk dikemukakan ialah strategisnyaperananorganisasi manusiadalam pengadaandan aplikasi ilmu pengetahuan.Ilmu tidak berperan dalam kekosongan kelembagaan.Kalimat ini tentu tidak memberi pesan baru. Namun ada dua alasan penting kenapa ini perlu dikemukakan saat ini. Pertamabilamana manfaat ilmu itu ingin dioptimalkan sumbangannya bagi kesejahteraanmaka pengalamannegaramaju non-Barat
10
khususnyaJepangmemperlihatkanbahwa keterlibatan masyarakat dalam pengadaandan aplikasi ilmu haruslahmenyeluruh.Ilmu baru diperdapatbukan hanyadi laboratorium dan universitasataupusatpusat ilmu lainnya tetapi seluruh kegiatan manusiadalam organisasiorganisasiyang ia ciptakanharuslahdianggapsebagaisumberilmu baru, sumber informasi bagi penyempurnaankehidupanmanusia. Perhatikanlah,umpamanya,bagaimanamasyarakatJepangumumnya, dan masyarakatbisnis Jepangkhususnya,telah menjadikan tempat-tempatkerja menjadipusat-pusatpengumpulaninformasi bagi peningkatanterus menerusmutu produk yan9 dihasilkan. (Kaoru Ishikawa: What is Total Oualily Control? The JapaneseWay, diterjemahkanoleh David J. Lu, PresticeHall, USA, 1985). Kedua, khususbagi Indonesiatahapkebangkitannasionalnyayang kedua selangtidak berapalama lagi sebagaimana yang ia tetapkansendiri, terbuka suatukesempatanuntuk mempelajari,mengadaptasiserta mengaplikasikanmodus operandipenyesuaianterhadapaturan-aturan yang dikehendaki oleh ilmu yang terus bertambahdengan waktu. Hal ini sungguhsuatukesempatanoleh karena bilamana organisasi masyarakatbaik ekonomi, sosial, politik maupun kebudayaan,dapat terus disempurnakan melalui aplikasi ilmu baik sebagaisatu kumpulan pengetahuanmaupun sebagaisatu prosedur yang terawasi, maka kemungkinanbagi kemajuan yang pesatdalam pembangunan Indonesia,lebih pesat dari yang masa silam amatlah mungkin sekali. Kenapapenyesuaianini penting? Apakah bisa dielakkan?
l-1
Karenajumlah ilmu itu monotondenganwaktu, makajelas aplikasi ilmu pada kegiatanmanusiayang terorganisir kedalam berbagai ragam organisasiakan mengalamiperubahanyang cepat. organisasi-organisasimodern, bilamanaingin terus berhasil mengupayakanmissinyaperlu direkayasauntuk menanganiperubahandan innovasi. Pengetahuanmengenaisesuatuperlu terus diperbaharui oleh karena perubahanyang dibawakan oleh pengetahuanbaru baik pengetahuanteknis maupun sosial. Dan innovasi itu sendiri serta proses mendapatkanilmu baru perlu merupakan bagian yang tak terpisahkandari struktur organisasidan proses kegiatanorganisasi tersebutbilamana organisasitidak ingin tertinggal oleh kemajuankemajuanyang dihasilkanoleh ilmu yang terus bertambah. Jadi penyesuaianbukan sajapenting tetapi sesuatuyang tidak bisa dielakkan. Sifat ilmu yang terus bertambahmembuatwaktu menjadi suatusumberyang terbatas.Inilah hal keempatyang ingin dikemukakan. Waktu adalah sumber yanl amat terbatasbaik bagi seseorangmaupunsekumpulanorang atau organisasi. Kembali, bagi umat Islam ini bukanlahhal baru. Kitab sucinya telah menegaskanhal ini lebih dari enam ratus tahun yang lalu. perhatikanlah surat Al-Ashr (MASA) yang tiga ayat. "Demi masa. sesungguhnya manusia itu berada dalam kerugian, kecuali orangorang yang beriman dan mengerjakanamal soleh dan nasehatmenasehatisupayamentaati kebenarandan nasehatmenasehatisupaya menetapi kesabaran.(Terjemahandiambil dari AI our'an dan Terjemahannya.Edisi Revisi, DepartemenAgama Republik Indonesia, CV. JayaSakti, Surabaya,1989,hal. 1099).
L2
Dengan singkat dapatlahdikemukakanbahwa keempat hal inilah yaitu perananmanusiadalam pembangunan,peranan ilmu pengetahuandan perananorganisasimanusiadan pemanfaatanwaktu sebagaisurnberdasaryang amat terbatasyang akan dapat membesar magnitude produktivitas atau efisiensi masyarakatbaik secara makro maupun mikro. Bilamanamanusia,ilmu, organisasidan waktu dapat diramu secaraoptimal dalam berbagaikegiatan masyarakat,maka efisiensi masyarakatdapatditingkatkan.Bilamanaproduktivitas atau efisiensi dapatditingkatkanmaka telah dapat diciptakan nilai tambah yang utamanyabersumberdari manusiadan lembaga-lembaganya. Bilamana besaran-besaran ini cukup berperan dalam struktur nilai tambahdan dalam waktu yang cukup lama maka dapatlahdiharapkan masalah-masalah dasaryang dihadapiyang biasanyadiasosiasikan dengannegara-negaraterkebelakangseperti pengangguran,ketimpanganstruktural, dan lain-lain akan dapat ditanggulangi. Bahkan lebih dari itu bilamanaproduktivitas masy.arakatcukup berperandan peningkatanperan masyarakatditempuhdengancara-carayang tepat pula, maka inilah pertandabahwa masyarakatbersangkutantelah memberi apresiasidan syukur terhadapsumber-sumberyang terbatas yang telah dianugerahkanoleh ruhan YangMaha Esa. Dan sebagai ganjarannyamasyarakatdemikian tentu akan diangkat oleh-Nya ke tingkat yang lebih tinggi.
3.
Kesimpulan Telah dikemukakan bahwa pembangunan ekonomi seiring
denganpeningkatankualaitasmanusiamenghendakiperan sercayang luas dari masyarakat. Disinilah universitaskhususnyaUniversitas-
13
!
universitasIslam dapat berperanlebih besar. Sumbanganajaranajaran Al Qur'an dan Sunnahbagi memperkokohpelaksanaan pembangunandan hasil-hasilnya,dalam rangka pengisian asas Keimanan dan Ketaqwaandan asas-asaslainnya, tentu tidak akan terjadi dengan sendirinya. Hal ini membutuhkanpengkajian dan operasionalisasi.Bagi umat Islam, sumbanganyang terbesaryang mereka dapatberikan bagi pembangunannasionalnyaadalahbilamana mereka mengerti, menghayatidan mengamalkanajaran-ajaranAl Qur'an dan Sunnahyang begitu agung,penuh, dan mencakup. Dan kerjasamaantar universitasuntuk menggalidan mengembangkan sumbanganini lebih lanjut akan lebih efektif daripadabekerja sendiri. Apa yang pernah penulis ini usulkan pada suatu kesempatan berceramahdi Universitas Muhammadiyahdi Yogyakartaagar universitastersebutmengambilprakarsapeningkatanefisiensi dan produktivitas melalui peningkatanmufu pendidikantinggi juga berlaku bagi Universitas Islam Jakarta. Esensiperan serta umat Islam dalam peningkatan efisiensidan produktivitasadalahdalampelaksanaannyabukan hanya dalam pengkajiannyawalaupun ini amat penting.
Wassalamu' alaikumWr. Wb.
Jakarta,16 Nopember1993
14