01/2011
Mendaki Gunung-Gunung Weekend TIDAK PERLU CUTI UNTUK BISA MENDAKI
Keeksotisan Sabana Pesona 7 Puncak Merbabu
Melintasi Surga Tersembunyi Catatan Perjalanan Gunung Lawu
Tips dan Trik Mengepak Ransel Hindari Tersesat
dari REDAKSI Salam Mountaineer. Dewasa ini pendakian gunung semakin mendapat tempat. Jika beberapa dekade lalu pendakian gunung hanya dilakukan klub pendaki gunung dan pecinta alam di sekolah, kampus, dan organisasi umum, saat ini pendakian gunung sudah digemari berbagai lapisan masyarakat dari berbagai strata sosial. Sayangnya perkembangan ini tidak diiringi dengan jumlah media yang menginformasikannya. Untuk mengakomodir kebutuhan informasi kegiatan pendakian gunung di Indonesia, kami mengusung Mountain Magazine atau MountMag ke khalayak di Indonesia, dengan harapan kegiatan pendakian gunung makin berkembang. Kami mengemasnya dalam format e-magazine karena pertimbangan ekonomis,. Kami optimistis dengan format e-magazine yang bisa diunduh gratis, majalah ini akan berkembang sesuai harapan. Sejalan dengan nama majalah ini, kami memang mengkhususkan membahas dan mengupas hal berkaitan pendakian gunung atau mountaineering, baik berupa artikel perjalanan, perkembangan peralatan, serta tak lupa data-data jalur pendakian gunung. Untuk edisi pertama, Laporan Utama kami mengenalkan gunung-gunung weekend, yaitu gunung yang bisa
CONTENTS
6
LIPUTAN UTAMA
Gunung-gunung Weekend
Sebenarnya tanpa harus mengambil cuti atau mencari libur panjang, Anda masih dapat mendaki gunung. BY HARLEY B SASTHA
3 Mountain News
Kopassus Gelar Ekspedisi Bukit Barisan / Remaja Putri Inggris Incar Everest / Pendaki Selamat Setelah Terjatuh 300 Meter
4 Preview & Review Gears MSR Dromedary / Tenda Nemo Morpho BY HENDRI AGUSTIN
15 Info Jalur Keeksotisan Sabana
Pesona jalur Thekelan menuju tujuh puncak Merbabu BY HARLEY B SASTHA
2 MountMag 01 2011
didaki pada akhir pekan, sehingga para pendaki yang terbentur masalah waktu tetap bisa menikmati kegiatannya. Dengan komposisi tim yang solid dan berlatar belakang penggiat mountaineering serta memiliki visi yang sama untuk kemajuan moutaineering di Indonesia, kami berharap MountMag mendapat tempat di hati para pembaca. Alamatkan kritik dan saran ke
[email protected] Kami membuka kesempatan untuk teman-teman satu visi untuk bergabung di dalam tim MountMag. Selamat membaca.
Tim Redaksi
Hendri Agustin Harley B Sastha Suwasti Dewi M Anwar S 19 Figur Don Hasman Seorang senior dalam dunia pendakian Tanah Air. Piawai pula dalam bidang fotografi. BY HENDRI AGUSTIN
21 Catatan Perjalanan Melintasi Surga Tersembunyi Nikmati sensasi tersendiri jika mendaki Lawu via Candi Cetho BY HARLEY B SASTHA
25 Expedition Story Mendaki Cholatse, Memulihkan Asa
Sekelompok pendaki ternama ikut ambil bagian di kamp pengobatan katarak di Nepal
29 Tips & Trik Hal Penting saat Packing Ransel / Hindari Tersesat di Gunung / Tips Bersihkan Hydration Pack / Tips Mendirikan Tenda saat Badai MOUNTMAG MARET 2011, NOMOR 01 Foto kover by Hendri Agustin
MOUNTAINEERING news
Briana Faulstich memiliki citacita besar. Dia ingin menjadi perempuan termuda Amerika Serikat yang mencapai puncak Gunung Everest tahun ini. Pengalamannya cukup banyak. Remaja 17 tahun yang tinggal di Ojai ini pernah mendaki puncak tertinggi di Afrika yakni Kilimanjaro dua tahun lalu. Dia juga pernah mencapai beberapa puncak di Ekuador. Sebagai persiapan, Faulstich mendaki Aconcagua di Amerika Selatan. Dia juga mendaki Gunung Whitney di kawasan California. Untuk mencapai cita-citanya itu, siswi SMU El Camino di Ventura itu sengaja cuti sekolah. Ekspedisinya juga bertujuan amal. Dia akan mengumpulkan US$20 ribu untuk yayasan amal di daerahnya serta Team Fox yang meneliti penyakit Parkinson. (Vcstar com/ war)
Ekspedisi Bukit Barisan 2011 Digelar
Ekspedisi berkekuatan total 706 orang tersebut untuk mengumpulkan data mengenai sumber kekayaan alam di Tanah Air Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat (Kopassus) menggelar Ekspedisi Bukit Barisan untuk mendata serta menganalisa keberadaan dan kondisi sumber daya alam Indonesia dari Sabang hingga Merauke. “Karenanya, dalam ekspedisi itu akan dilakukan penjelajahan, penelitian dan pendataan tentang kondisi hutan, potensi kekayaan alam, dan kemungkinan potensi bencana alam yang ada di Pegunungan Bukit Barisan,” kata Komandan Jenderal Kopassus Mayjen TNI Lodewijk Freidrick saat peluncuran ekspedisi di Situlembang, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. Dalam amanat tertulis yang dibacakan Wadan Kopassus, Brigjen TNI Agus Sutomo, ia mengatakan, ekspedisi itu melibatkan sejumlah tenaga ahli, Wanadri, kelompok pecinta alam dan perguruan tinggi seperti ITB, UI, UGM, UNPAD, IPB, UNJ dan Undip dengan kekuatan 706 orang. Ia menambahkan, ekspedisi dilakukan dengan penjelajahan dan penelitian di Gunung Leuser di Aceh, Sinabung di Sumatera Utara, Singgalang di Sumatera Barat, Kerinci di Jambi, Seublat di Bengkulu, Dempo di Sumatera Selatan dan Gunung Tanggamus di Lampung. “Ekspedisi terbagi dalam beberapa tim dengan sasaran gunung masingmasing. Tim memulai penjelajahan dan penelitiannya pada minggu terakhir Februari sampai dengan Agustus 2011,” katanya. (Antara/war)
kopassus.mil.id
vcstar com
Remaja Putri Incar Everest
Pendaki Jatuh 300 Meter Namun Selamat Adam Potter termasuk pendaki beruntung. Sabtu (29/1), dia terjatuh ketika mendaki gunung di kawasan Highlands di Inggris. Namun ajaibnya dia selamat tanpa mengalami luka serius. Pria ini terjatuh 300 meter dari lereng Sgurr Choinnich Mor yang curam. Setelah terjungkal melewati lereng yang penuh batu, tubuhnya terhempas ke tumpukan salju tebal. Setelah itu dia masih terjungkal tiga kali lagi, sampai-sampai peralatan pendakiannya berserakan. Dia baru berhenti terguling-guling pada ketinggian 800m. Wajahnya luka dan cedera pun dialaminya di punggung dan pundak. Sempat pingsan sebentar, Potter masih bisa bangun dan mengumpulkan peralatannya. Dia lalu membuka peta dan menyaksikan helikopter Angkatan Laut Inggris berputar di dekat lokasinya sebelum kemudian
terbang menjauh. Awak helikopter tidak mengira bahwa Potter adalah pendaki yang sedang mereka cari. Soalnya jarang pendaki yang selamat jika terjatuh 300 meter. “Saya beruntung bisa selamat terjatuh dari tiga tebing sekaligus,” kata Potter kepada The Guardian, Inggris, yang menemuinya di rumah sakit di Glasgow. Potter, 35, yang bekerja sebagai pengelola tempat penampungan sampah di Glasgow, adalah pendaki berpengalaman. Ketika dulu ting-
gal di Sheffield, dia pernah mendaki puncak-puncak di Inggris dan Himalaya. Jadi pendakian Sabtu itu bersama kekasihnya Kate Berry, 30, dan dua rekan lainnya ke Sgurr Choinnich Mor, sebuah pegunungan terjal berketinggian 1.094m seharusnya bukan hal luar biasa. Udara juga cerah dan lapisan salju di lereng gunung juga terlihat mudah dilalui. “Waktu itu kami sedang di lereng. Usai memasang crampon, saya berusaha mencapai sebuah batu yang jaraknya lima meter. Tapi baru saja berjalan, saya terpeleset dan terjatuh,” kata Potter. Menurut data, terdapat 27 insiden fatal dari pendaki yang jatuh di pegunungan Skotlandia pada 2009. Potter sendiri tidak kapok. Setelah peristiwa itu, dia malah berniat mendaki pegunungan lainnya yakni Everest. (The Guardian/Foto News. com.au/war) 01 2011 MountMag 3
preview & review GEARS
Nemo Morpho
Tenda Berteknologi Baru Tanpa tiang aluminium atau fiber. Fungsi tiang diganti oleh ruang udara bertekanan BY HENDRI AGUSTIN
kanan udara yang dibutuhkan untuk tenda berdiri. Jika hujan pun anda bisa memompa dari dalam tenda saat mendirikannya, tanpa perlu basah kuyup. Dengan keringkasan dan ukuran packing yang tidak memakan tempat membuat tenda ini layak dipertimbangkan. Di situs resmi Nemo, tenda ini dibandrol US$429.95. Untuk keperluan memompa Airbeam, Nemo memiliki dua pompa yaitu Nemoid™ Foot Pump yaitu pompa yang dioperasikan dengan kaki dan Integrated Pump yaitu pompa tangan. Untuk tenda tipe Morpho ini Nemo memberikan Nemoid™ Foot Pump dalam bundle paketnya. • Nemo Morpho berkapasitas satu dan dua orang. spesifikasi tenda dua orang: Berat minimum : 2.3 kg Berat keseluruhan packing : 2.5kg Sistem rangka: AST dua Airbeam (dua tiang udara) diameter 3.5 inci Luas lantai : 264 x 163 cm Tinggi interior : 107 cm Luas vestibule/beranda area : 1.3 sq m Ukuran packingan : 36 x 18 cm Bahan tenda : 40 D Osmo waterproof/breathable. Bahan flysheet/vestibule : 30 D PU Nylon Full seal dengan seam tape waterproof.
nemoequipment com
Untuk mendirikan sebuah tenda dibutuhkan tiang penyangga. Dulu, konstruksi tenda hanya berbentuk prisma atau segitiga. Kemudian muncul konstruksi kubah atau dome yang memunyai beberapa tiang rangka dari fiber dan aluminium. Hingga sekarang teknologi ini terus dipakai dengan mengembangkan tiang yang semakin ringan namun kuat. Nemo Morpho adalah tenda dengan teknologi baru. Tenda keluaran merek NEMO ini memunyai konstruksi AST (Air Supported Technology), yaitu teknologi yang menggunakan udara sebagai tiang atau rangka. Bagian-bagian rangka pada tenda ini diganti oleh ruang yang diisi udara bertekanan (Airbeam) seperti kerja dari ban mobil atau bola basket. Teknologi ini juga dipakai di pakaian antariksa hingga ke konstruksi gedung Millenium Arches di Stockholm. Dengan sistem AST, proses set up tenda Morpho jadi lebih cepat dan sederhana, hanya dengan memompa udara ke ruang tiangnya (Airbeam) hingga pada te-
4 MountMag 01 2011
MSR Dromedary™ Bag
Wadah Air Ringkas Praktis untuk wadah penyimpan air. Ringan dan tahan bocor
Kebutuhan wadah penyimpan dan pembawa air diperlukan oleh penggiat alam bebas karena tidak semua gunung memunyai sumber air. Wadah penyimpan air yang dapat diandalkan merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditawar lagi. Pendaki biasanya membawa jerigen untuk menyimpan air. Namun ada beberapa problem wadah berbentuk jerigen ini, yaitu kadang tutupnya bocor disebabkan karena tidak memunyai seal karet yang bisa menutup rapat. Kelemahan lainnya adalah memakan tempat di dalam ransel. MSR, produsen peralatan kegiatan alam bebas dari Amerika Serikat telah memproduksi wadah air yang kuat, efisien dan praktis. Mereka menyebut produk ini Dromedary™ Bag, wadah penyimpan air yang bisa dilipat saat kosong sehingga mengoptimalkan efisiensi packing. Desainnya yang kompak akan memudahkan dalam mengatasi kerumitan mengisi, membawa dan menuangkan air di saat pendakian. Wadah penyimpanan air ini dirancang mampu menyimpan air dengan ambang temperature dari titik beku hingga mendidih. Berbahan konstruksi Condura yang tahan abrasi sehingga membuat Dromedary tahan terhadap petualangan yang keras. Dilengkapi webbing kecil di pinggirannya untuk memudahkan dalam membawanya saat selesai mengisi air. Saat melakukan test pemakaian terhadap
google com
BY HENDRI AGUSTIN
produk wadah air ini, Mountain Magazine mengisi penuh dan kemudian memasukkannya ke ransel. Kemudian di bagian atasnya dipenuhi dengan perlengkapan lainnya dan menutup rapat ransel. Hasilnya mengagumkan sekali. Meskipun terjepit di antara perlengkapan lainnya dalam ransel yang dipacking rapat, tidak membuat Dromedary™ Bag bocor, baik di bagian tutupnya ataupun badannya. Selain dimasukkan ke dalam ransel, wadah air ini juga bisa digantungkan di luar ransel dengan memanfaatkan tali webbing kecilnya yang disangkutkan pada ransel. Produk ini bisa dibeli secara online. • SPESIFIKASI: -Bahan dari Condura tahan abrasi dan bagian dalamnya di lami nasi antibakteri dan bisa tahan terhadap air dengan temperature titik beku hingga ke mendidih -Serbaguna. Tutupnya yang didesain untuk penggunaan 3 in 1 sehingga memudahkan pengguna. -Mudah untuk pengisian. Low profil, ergonomis, tutup yang bisa dibuka lebar memudahkan untuk pengisian. -Webbing kecil yang terpasang di pinggirnya membuat pemakai mudah menggantungnya pada pohon atau pada ransel saat membawanya. -Diproduksi dalam ukuran 10 liter, 6 liter, 4 liter dan 2 liter.
01 2011 MountMag 5
liputan UTAMA
Mendaki GunungGunung Weekend
Tanpa harus cuti atau mencari libur panjang anda masih dapat mendaki gunung . TEKS & FOTO : HARLEY B SASTHA Sibuk atau tidak ada waktu untuk mendaki gunung. Itulah yang diungkapkan sebagian orang yang sebenarnya masih ingin mendaki. Sebagian menganggap mendaki perlu waktu banyak dan panjang. Sebenarnya tanpa harus mengambil cuti atau mencari libur panjang, Anda masih dapat mendaki tanpa mengganggu pekerjaan. Anda dapat memilih gunung-gunung yang dapat didaki selama 1 atau 2 hari saja. Jadi anda dapat mendaki saat weekend atau Sabtu dan Minggu. Berangkat dari kediaman Jum’at malam kemudian mendaki Sabtu pagi dan tiba kembali di rumah pada Minggu sore atau malam. 6 MountMag 01 2011
Gunung-gunung weekend di sini adalah gunung-gunung yang tidak memerlukan waktu lama untuk mendakinya. Juga jaraknya yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggal. Sebagai edisi perkenalan, kami akan membahas beberapa gunung weekend di sekitar Jabodetabek dan Bandung. Kami memang tidak akan membahasnya secara detail. Masing-masing gunung akan dibahas secara umum dengan daya tariknya sendiri-sendiri. Pada dasarnya semua gunung yang kami tampilkan semuanya sudah memiliki jalur pendakian yang cukup jelas. Sedangkan beberapa gunung lainnya kami informasikan secara sekilas.•
Bentangan alam bervariasi dan menantang Gunung Burangrang memiliki hutan, danau, dan tebing GUNUNG ini adalah bagian rangkaian pegunungan yang terbentuk dari hasil letusan Gunung Sunda Purba yang kini menjadi Kaldera Sunda. Menurut ahli geologi, Kaldera Sunda adalah rangkaian gunung dan bukit yang berjejer di utara cekungan Bandung barat sampai timur. Bentangan gunung ini cukup bervariasi dan menantang. Contohnya seperti hutan yang luas, sungai, danau, dan tebing. Walaupun termasuk gunung yang tidak terlalu tinggi, namun bagi para penggemar kegiatan alam bebas termasuk kawasan yang kerap dijadikan untuk berlatih. Danau (Situ) Lembang adalah salah satu tempat menarik yang berada dalam kawasan ini. Menurut van
Bemmelen (1934), pada tahap pascapembentukan kaldera sesar inilah Lembang terbentuk. Kejadian tersebut diikuti lahirnya Gunung Burangrang (kini telah padam), dan Gunung Tangkubanparahu. Mendaki Gunung Burangrang dapat dilakukan dalam waktu 1-2 hari. Jika saat pendakian tidak ada rencana bermalam, anda dapat mendakinya mulai pagi hari sehingga sudah dapat turun sebelum gelap. Pendakiannya sendiri dapat dilakukan melalui tiga jalur umum. Jalur Komando, Desa Kertawangi; Jalur Legok Haji-SPN (Sekolah Polisi Negara), Desa Legok Haji;, dan Jalur CisurupanSPN, Desa Cisurupan. Keti-
ga jalur itu masuk Kecamatan Cisarua, Cimahi. Mendaki via Jalur Komando Anda diwajibkan melapor pada pos jaga Kopassus untuk minta izin dengan meninggalkan copy KTP. Sedangkan jika melalui Jalur Legok Haji atau Jalur Cisurupan, lebih baik anda melapor ke Polsek Cisarua, Cimahi. • informasi umum : Tinggi : 2.067 mdpl Posisi geografis : 6º442 073 LS dan 107º352 053 BT Lokasi administrasi: Kabupaten Cimahi dan Kabupaten Purwakarta Kota terdekat : Cimahi Waktu pendakian : sekitar 3-4 jam dari titik awal hingga puncak gunung
01 2011 MountMag 7
Menara penjaga di timur Legenda Sangkuriang Dari sekitar puncak Gunung Manglayang, dapat terlihat bagian cekungan Bandung purba
informasi umum Tinggi : 1.818 mdpl Lokasi Administrasi: Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang Kota Terdekat: Jatinangor dan Ujung Berung Waktu Pendakian: 3-4 jam dari titik awal pendakian hingga puncak gunung
Namanya tidak setenar gunung lainnya namun sebenarnya daya tarik dan pesona Manglayang tidak kalah. Mendaki Manglayang dapat ditempuh secara singkat. Jika tidak mau bermalam, anda dapat mendaki pagi dan kemudian turun sebelum hari gelap. Gunung ini merupakan menara penjaga di timur rangkaian gunung Legenda Sangkuriang – Burangrang, Tangkuban Perahu, dan Bukit Tunggul. Dari sekitar puncak Manglayang, dapat terlihat bagian cekungan Bandung purba. Saat malam, cahaya lampu-lampu Jatinangor, Bandung dan sekitarnya begitu memesona. Dari Puncak Timur, dapat terlihat kawasan Jatinangor dan pegunungan di sekitarnya. Terlebih malam saat cuaca cerah. Walaupun tingginya kurang dari 2.000 mdpl, namun medannya cukup menantang dan melelahkan. Trek jalur timur Manglayang miring 45 – 75 derajat, nyaris tanpa bonus atau jalur landai.
8 MountMag 01 2011
Dari Puncak Timur menuju puncak Manglayang, hutannya masih cukup asri. Puncak Manglayang cukup luas dan teduh dengan rimbunnya pepohonan. Di puncak juga terdapat sebuah makam keramat. Pendakian melalui Jalur Batu Kuda cukup unik. Di kawasan ini terdapat batu-batu besar berserakan dengan bentuk khas. Ada yang seperti kuda, lawang atau pintu, dan sebagainya. Berkemah di antara hutan pinus kawasan Batu Kuda juga terasa menyegarkan. Jalur Pendakian Ada beberapa jalur pendakian yang umum dilalui, di antaranya adalah melalui Wanawisata Situs Batu Kuda, Kab. Bandung; Palintang, Ujung Berung, Kab. Bandung; dan Bumi Perkemahan Kiara Payung lalu menuju Desa Baru Beureum/Manyeuh Beureum, Jatinangor, Kab. Sumedang. Mendaki melalui Wanawisata Situs Batu Kuda, dapat melapor di gerbang wanawisata. •
MENATAP PESONA DINDING KAWAH Gunung Papandayan menjadi tujuan wisata sejak tahun 1800an Papandayan sejak jaman Hindia Belanda telah menjadi tujuan wisata petualangan orang Eropa. Gunung ini memang menawarkan pesona keindahan yang menakjubkan seperti kawah, padang rumput, dan berbagai pesona alam lainnya. Bahkan kawahnya dapat dilihat dari jarak dekat. Sejak tahun 1800-an Papandayan sudah didaki oleh orang Belanda. Gunung ini semakin terkenal sejak didatangi Junghuhn (alpinis sekaligus ilmuwan terkenal Hindia Belanda) sekitar Juli 1837. Pascaletusan Nopember 2002, Papandayan semakin menunjukkan pesonanya. Beberapa kawah baru yang muncul, runtuhnya dinding Kawah Nangklak hingga terlihat dindingnya yang kuning keemasan merupakan fenomena alam yang kini dapat disaksikan. Tanjakan yang cukup terjal serta beberapa kawasan menarik yang akan anda lalui selama pendakian adalah padang edelweis, danau temporer, air sungai, dan hutan yang cukup rimbun di kawasan puncaknya. Pondok Salada dan Tegal AlunAlun adalah dua tempat menarik yang ditumbuhi tanaman edelweis. Pada kedua tempat ini biasanya para pendaki berkemah. Satu tempat lagi yang juga bisa dijadikan tempat berkemah adalah Camp David – lokasi yang letaknya di belakang lapangan parkir Taman Wisata Alam (TWA) Papandayan.
Jalur Pendakian Untuk mendaki Gunung Papandayan, ada 2 jalur, yaitu: Cisurupan Garut, dan Cileuleuy/Sedep-Pengalengan, Bandung. Jalur Cisurupan merupakan jalur paling ramai dilalui. Sedangkan Jalur Cileuleuy, mungkin agak membosankan bagi pendaki, karena lebih banyak melintasi perkebunan. Anda dapat mendakinya sekitar 2 hari dari mulai naik, bermalam hingga turun kembali. Sebelumnya, Anda dapat melapor ke penjaga di areal parkir dengan mengisi data diri, tujuan kegiatan dan foto copy KTP. •
INFORMASI UMUM Tinggi : 2.665 mdpl Posisi Geografis : 7º19’00” LS dan 107º44’00” BT Lokasi Administrasi : Desa Sirna Jaya dan Desa Keramat Wangi Kec. Cisurupan, Kab. Garut Kota Terdekat : Garut Waktu Pendakian : Sekitar 6 jam dari titik awal pendakian hingga puncak gunung
01 2011 MountMag 9
memacu adrenalin di Medan pendakian Gunung Guntur diwarnai jalur yang tandus dan membuat cuaca di sekitarnya menjadi liar Gunung ini memunyai bentangan alam yang menarik dan menantang. Dari Kota Garut atau daerah-daerah sekitarnya, gunung api aktif ini terlihat tandus dan gersang. Saat mendakinya tahun 1837, Franz Junghunn memasukkan Guntur sebagai bagian dari gunung-gunung api paling aktif di Jawa. Terdapat dua sumber mata air di sini. Pertama, sumber mata air panas yang mengalir ke Cipanas dan kemudian dimanfaatkan sebagai wisata pemandian. Yang satunya adalah mata air dingin yang mengalir ke Air Terjun Citiis. Saat mendaki Gunung Guntur, Anda akan melihat pesonanya yang unik. Kekhasan medan pendakiannya cukup menantang dan memacu adrenalin. Medan pendakiannya yang terlihat tandus membuat cuaca sekitarnya menjadi liar. Tekanan angin dan suhu udara sangat panas. Topografi medan pendakiannya secara umum cukup
10 MountMag 01 2011
terjal dengan kemiringan antara 45-75 derajat. Sebagian besar material di pegunungannya merupakan perpaduan antara pasir, batu, dan kerikil-kerikil kecil yang terkadang menyulitkan karena licin saat diinjak. Lembah, air terjun, sungai, kawah dan panorama alam menjadi bagian dari keindahan komplek bentangan alam gunung api ini. Tiga buah bukit pada puncaknya merupakan karakteristik lain dari bentangan alamnya. Jalur Pendakian Mendaki Guntur dapat dilakukan sekitar 1-2 hari. Mendakilah pagi sekali jika anda tidak ingin bermalam di sekitar areal puncak. Jalur Cisurupan, Kecamatan Tarogong Kaler yang melalui Curug Citiis adalah jalur yang umumnya dilalui para pendaki. Anda dapat melapor sebelum pendakian di kediaman Kepala Kampung Citiis atau Keluarga Ibu Tati dengan mengisi data diri dan tujuan kegiatan. •
Informasi Umum Tinggi : 2.249 mdpl Posisi Geografis :7º08’30” LS dan 107º20’ BT Lokasi Administrasi : Kec. Tarogong Kaler, Kab. Garut Kota Terdekat : Garut Waktu Pendakian : 4-5 jam dari titik awal pendakian hingga puncak
SENSASI MENATAP awan DARI PUNCAK GUNUNG Berada di puncak Gunung Cikurai yang luasnya sekitar dua kali lapangan volley sungguh mengagumkan Gunung Cikurai adalah gunung tertinggi di Kabupaten Garut. Dari Garut, gunung ini terlihat tampak seperti kerucut raksasa. Seperti Ciremai yang juga terlihat berbentuk kerucut, medan pendakian menuju puncak Cikurai cukup terjal dan curam. Keasrian hutan Cikurai semakin terasa saat semakin masuk ke dalamnya. Lumut tebal yang menyelimuti sebagian besar pepohonan yang ada membuat seolah anda memasuki taman raksasa yang diciptakan Tuhan. Umumnya jalur pendakian terjal. Bahkan ada yang kemiringannya mencapai 60-70 derajat. Mendekati puncak suasana tampak semakin asri dan menarik. Berada di puncak Gunung Cikurai yang luasnya sekitar dua kali lapangan volley sungguh mengagumkan. Jika cuaca cerah, anda dapat melihat suasana sekelilingnya. Bahkan saat malam hari, cahaya lampu Kota Garut dan sekitarnya nampak terlihat menarik. Hamparan pegunungan lainnya di
sekelilingnya terlihat jelas dari puncak, termasuk sebagian kawasan laut selatan. Di waktu-waktu tertentu saat berada di puncak kadang anda seperti berdiri di atas awan. Yang tidak kalah menariknya adalah pemandangan saat matahari terbit, benar-benar sungguh memesona. Pendakian bisa melalui Jalur Cilawu yang melintasi Perkebunan Teh Dayeuh Manggung. Titik awal pendakian sendiri dimulai dari tempat stasiun transmisi televisi. Tempat tersebut masih berada di perkebunan teh. Selain melalui Dayeuh Manggung, jalur lain yang biasa dilalui yaitu Perkebunan Giri Awas, Cikajang. Namun Dayeuh Manggung merupakan yang paling menarik dan ramai dilalui. Mendaki Cikurai dibutuhkan waktu sekitar 2 hari, mulai dari naik hingga turun kembali. Pendakian ke Gunung Cikurai tidak memerlukan ijin khusus. Untuk keselamatan dan keamanan, anda dapat melapor kepada petugas pos jaga perkebunan atau petugas jaga stasiun transmisi televisi. •
INFORMASI UMUM Tinggi : 2.821 mdpl Posisi Geografis : 07º19’25” LS dan 107º51’40” BT Lokasi Administrasi : Kec. Bayongbong, Kec. Cikajang, dan Kec. Cilawu Kota Terdekat : Garut Waktu Pendakian : sekitar 7-8 jam dari titik awal pendakian hingga puncak gunung
01 2011 MountMag 11
GUNUNG FAVORIT PARA PENDAKI DAN PENELITI Hampir setiap akhir pekan, Gunung Gede tidak pernah sepi Gede adalah gunung paling ramai dikunjungi untuk pendakian. Hampir setiap akhir pekan, gunung ini tidak pernah sepi. Bahkan tidak sedikit turis mancanegara datang mendakinya. Gunung api stratovolcano yang masih aktif ini merupakan salah satu gunung yang memunyai keadaan serta kekayaan alam yang unik. Tidak mengherankan jika gunung ini menjadi laboratorium alam yang menarik minat para peneliti. Sungai-sungai berair deras, air terjun, air panas, dan danau merupakan sebagian dari kekayaan kawasan ini. Bahkan saat mendaki hingga ke puncak, anda akan menjumpai pemandangan luar biasa dan menakjubkan. Dinding-dinding kawah yang megah dan berlapis-lapis mengelilingi kawahnya yang semiaktif memperlihatkan bagaimana kedahsyatan letusan-letusan sebelumnya. Dari puncaknya juga dapat terlihat kerucut Gunung Pangrango. Berikut ini beberapa tempat menarik yang dilalui melalui Jalur Cibodas: Telaga Biru: danau kecil yang berada sekitar 1.5 km dari pintu masuk Cibodas. Ganggang biru di dalamnya menyebabkan air danau tampak kebiruan tatkala diterpa sinar matahari. Air terjun Cibeureum: ini merupakan satu dari nama tiga air terjun yang saling berdekatan. Ketiga air terjun berketinggian sekitar 30-40 meter ini terbentuk dari tiga aliran sungai bernama Sungai Cibeureum, Cidendeng, dan
12 MountMag 01 2011
Cikundul. Sejenis lumut merah pada dinding batu menyebabkan kawasan ini dinamakan “Cibeureum” yang dalam bahasa Sunda berarti “merah”. Air Panas: merupakan air terjun dan sungai berair panas yang bersumber dari air yang dipanaskan lava di bawah permukaan tanah (hasil dari letusan tahun 1747) Kandang Batu dan Kandang Badak : lokasi nyaman, luas serta sumber air bersih yang cukup membuat tempat ini cocok untuk berkemah, pengamatan tumbuhan dan satwa. Puncak dan kawah Gunung Gede: melihat matahari terbit merupakan pengalaman yang sulit dilupakan tatkala berada di puncak Gede. Hamparan Kota Cianjur, Bogor, dan Sukabumi terlihat dengan jelas. Hal menarik lainnya adalah atraksi geologi berupa tiga kawah aktif. Alun-alun Suryakencana : dataran luas sekitar 50 hektare yang ditumbuhi tanaman edelwies. Saat musim berbunga, kawasan ini terlihat cantik dengan putihnya bunga edelweis. Ada tiga jalur pendakian dengan batas maksimum jumlah kuota pengunjungnya, yaitu: Jalur Cibodas (300), Jalur Gunung Putri (100), dan Jalur Selabintana (100). Selabintana merupakan jalur terpanjang dengan waktu tempuh pendakian sekitar 7,5-9 jam. Waktu yang dibutuhkan untuk pendakian dari semua jalur umumnya 2 hari. •
Terkenal karena padang edelweis Bermalam di lembah Gunung Pangrango terasa menyejukkan Pangrango juga merupakan bagian Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango. Secara umum kondisi alam dan vegetasinya sama. Namun, padang edelweis di Alun-alun Mandalawangi Gunung Pangrango lebih rimbun dan lebih besar. Kandang Badak merupakan titik pertemuan jalur menuju puncak Gede dan Pangrango. Setelah mendaki sekitar 3-3,5 jam dari Kandang Badak, anda akan tiba di puncak Gunung Pangrango. Pangrango merupakan gunung kedua tertinggi di Jawa barat setelah Gunung Ciremai. Dari puncaknya anda dapat melihat panorama gigiran kawah Gunung Gede di seberangnya. Bermalam di lembah Alun-alun
Mandalawangi yang luasnya sekitar 5 hektare terasa menyejukkan. Terlebih lagi saat edelweis sedang mekar. Jika cuaca cerah, Anda bisa melihat kemegahan Gunung Salak dari kejauhan. Jalur pendakian yang dilalui untuk mencapai puncak Gunung Pangrango sama seperti saat mendaki Gunung Gede. Namun, jika Anda ingin mendaki langsung menuju Gunung Pangrango lebih baik melalui Jalur Cibodas. Setelah tiba di Kandang Badak, anda dapat melanjutkan menuju puncak Pangrango. Waktu untuk pendakian 2 hari. Sedangkan jika mendaki melalui Jalur Gunung Putri dan Jalur Selabintana relatif lebih lama karena harus melalui puncak Gede terlebih dahulu. •
INFORMASI GUNUNG GEDE Tinggi : 2.958 mdpl Posisi Geografis : 106º51’ - 107 º02’ BT dan 64º1’ - 65 º1’ LS Lokasi Administrasi : Kab. Cianjur dan Kab. Sukabumi Kota Terdekat : Cianjur Waktu Pendakian : sekitar 6-7 jam melalui Jalur Cibodas atau 5-6 jam melalui Jalur Gunung Putri dan 7,58,5 melalui Jalur Selabintana
INFORMASI PANGRANGO Tinggi : 3.019 mdpl Posisi Geografis : 106º51’ - 107 º02’ BT dan 64º1’ - 65 º1’ LS Lokasi Administrasi : Kab. Cianjur dan Kab. Sukabumi Kota Terdekat : Cianjur Waktu Pendakian : sekitar 7 jam melalui Jalur Cibodas atau 10-12 jam melalui Jalur Gunung Putri dan Jalur Selabintana
PROSES BOOKING Untuk mendaki Gunung Gede ataupun Gunung Pangrango, sejak April 2010 telah menggunakan sistem Booking Online. Prosedur/aturan terkait booking online yang harus diketahui dan dipedomani oleh seluruh calon pendaki yaitu : 1. Diagram alur booking online 2. Ketentuan umum pendakian TNGGP 3. Surat pernyataan independen 4. Surat pernyataan organisasi 5. Surat ijin orangtua 6. Form barang bawaan yang menghasilkan sampah 7. Form perjumpaan satwa Informasi lainnya dan form-form yang dibutuhkan dapat dilihat melalui situs http://gedepangrango.org/.
01 2011 MountMag 13
terjal DAN CURAM TAPI MENGASYIKKAN
Karakteristik hutan dan Gunung Salak begitu menantang LOKASINYA terdekat dengan Jakarta dan menjadi incaran penggiat alam bebas. Karakteristik hutannya yang rapat dan medannya yang menantang menjadi daya tarik tersendiri. Gunung Salak memunyai beberapa puncak, namun hanya dua yang sering didaki yaitu Puncak Salak I dan Puncak Salak II. Namun Puncak Salak 2 sudah lama ditutup. Medan pendakian menuju puncak Salak I terjal dan curam. Saat musim hujan
medan pendakiannya menjadi lebih licin dan sangat berlumpur. Selain pendakian menuju puncaknya, trekking 2,5-3 jam menuju kawasan Kawah Ratu – kawah aktif Gunung Salak – merupakan aktivitas lain yang tidak kalah seru. Pendakian dapat dilakukan selama dua hari. Untuk mendaki Salak I, ada beberapa jalur pendakian: Jalur Cangkuang, Cidahu, Sukabumi; Jalur Cimelati, Sukabumi; Wanawisata Curug Pilung-Giri Jaya,
Sukabumi; dan Jalur Pasir Reungit-Wanawisata Gunung Bunder, Bogor. Jalur yang paling digunakan adalah Jalur Wanawisata Cangkuang. •
INFORMASI UMUM Tinggi : 2.211 mdpl Posisi Geografis : 06º42’ LS dan 106º44’ BT Lokasi Administrasi : Kab. Bogor dan Kab. Sukabumi Kota Terdekat : Bogor dan Sukabumi Waktu Pendakian : Sekitar 6-8,5 jam dari titik awal pendakian hingga puncak gunung
Selain yang telah disebut di atas, masih ada beberapa gunung weekend lainnya yang dapat anda kunjungi. Gunung-gunung tersebut relatif lebih mudah dijelajahi. Bahkan beberapa di antaranya telah dibuatkan jalan khusus seperti anak tangga untuk mencapai kawah ataupun puncaknya. Gunung-gunung tersebut diantaranya: GUNUNG TAMPOMAS (1.684 mdpl)
Walaupun tidak terlalu tinggi, Gunung Tampomas memunyai daya tarik yang menarik di puncaknya (Puncak Sangiang Taraje). Puncaknya berupa areal terbuka seluar sekitar 1 hektare. Dari puncak anda dapat melihat lepas panorama yang indah wilayah Sumedang dan sekitarnya. Uniknya lagi di kawasan puncak juga terdapat lubang-lubang bekas kawah dan batu-batuan besar berwarna hitam. Tidak jauh atau tepatnya sebelah utara Puncak Sangiang Taraje terdapat makam yang dikeramatkan masyarakat sekitar yang biasa disebut Pasarean. Konon, makam tersebut merupakan petilasan Prabu Siliwangi dan Dalem Samiaji dari Kerajaan Pajajaran Lama. Gunung Tampomas sendiri masuk wilayah Kecamatan Buah Dua, Congeang, Sindangkerta, dan Cibeureum Kabupaten Sumedang. Gunung Patuha (2.386 mdpl)
Gunung yang terletak di Bandung Selatan ini terkenal akan kawahnya yang eksotis, Kawah Putih. Kawah itu kini telah menjadi salah satu tujuan wisata alam favorit di Bandung. Dinamakan Kawah Putih karena dinding dan air kawah terlihat berwarna putih akibat letusan Gunung Patuha di masa lalu. 14 MountMag 01 2011
Gunung Galunggung (2.167 mdpl)
Gunung ini semakin dikenal luas masyarakat setelah letusan terakhirnya yang cukup besar pada 1982. Akibat letusan yang disertai suara dentuman keras, pijaran api dan kilatan halilintar, Kota Tasikmalaya dan sekitarnya menjadi kelabu selama hampir 11 bulan. Gunung Galunggung sendiri terkenal akan wisata air panas dan danau kawahnya. Anda dapat mendaki menuju bibir kawah gunung melalui taman pemandian air panas Cipanas, Galunggung. Kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki dan melalui sekitar 600 lebih anak tangga. GUNUNG TANGKUBAN PERAHU (2.083mdpl)
Merupakan gunung yang terkenal akan keindahan alamnya. Disebut Tangkuban Perahu karena bentuknya yang terlihat seperti perahu terbalik. Panorama kawahnya terlihat begitu megah dan spektakuler. Dalam tataran masyarakat Sunda, gunung ini sangat terkenal karena erat kaitannya dengan cerita Legenda Sangkuriang. Gunung yang terletak di Lembang, Kabupaten Bandung, ini merupakan objek wisata utama pemerintah daerah setempat. Pada hari libur kawasan Tangkuban Perahu ramai sekali dikunjungi para wisatawan. Mereka datang untuk menyaksikan secara langsung kawah yang terlihat seperti mangkuk raksasa. Kawah yang terlihat begitu luas dan dalam.
info JALUR
TAMAN NASIONAL GUNUNG MERBABU
Keeksotisan Sabana Unik karena tujuh puncak dan taman edelweis FOTO & TEKS : HARLEY B SASTHA Posisi Merbabu berdasarkan administratif masuk wilayah Kab. Magelang, Kab Boyolali, dan Kab Semarang, Propinsi Jawa Tengah. Gunung berketinggian 3.142 mdpl itu berdasar kutipan Wikidipea berasal dari kata “meru” (gunung) dan “abu” (abu). Nama itu sendiri baru muncul pada catatan Belanda. Catatan lain menyatakan nama gunung berasal dari gabungan kata “meru” (gunung) dan “babu” (perempuan). Empat jalur yang biasa dilalui yaitu Jalur Selo, Thekelan (Kopeng), Cunthel (Kopeng), Jalur Kedakan (Wekas). Masing-masing memunyai tingkat kesulitan, keunikan, dan keindahan tersendiri. Dari beberapa jalur pendakian, kami hanya akan mengulas satu jalur yaitu Thekelan .
Desa wisata Kopeng Merupakan salah satu daerah tujuan wisata cukup terkenal di Jawa Tengah tepatnya di Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Letaknya yang berada di lereng Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo, dan Gunung Andong serta berada di ketinggian 1.450 mdpl ini membuat panorama alamnya begitu memikat. Taman wisata alam Umbul Songo merupakan obyek wisata cukup terkenal di kawasan ini. Jalur Thekelan Salah satu dusun yang masuk kawasan desa wisata kopeng adalah Thekelan. Di dusun ini terdapat base camp sekaligus Posko Informasi Pendataan dan Pengendalian Pendakian Gunung Merbabu yang di kelola volunteer Komunitas Peduli Putra Syarif (KOMPPAS). Walau bangunan di base camp ini sederhana namun representatif
karena dikelola cukup baik. Selain daya tampungnya cukup besar, fasilitas mushola, warung makan, toko souvenir dan MCK tersedia disini. Sebagai pelengkap, di base camp juga terdapat maket gunung Merbabu. Nama dusun berasal dari pendiri dan leluhur penduduk desa, mbah Thekel. Dusun Thekelan memiliki sekolah dan kelompok seni yang cukup berkembang seperti: ketoprak-drama tradisional dengan iringan musik gamelan, tari Jawa, musik orkestra dan lain-lain. Di dusun ini juga masih dapat ditemukan anak-anak perempuan berambut gimbal. Jika anda mengenal Seven Summit Dunia, gunung Merbabu pun memilikinya dan namanya Seven Summit Merbabu. Jalur Thekelan merupakan jalur yang tepat untuk mendaki ke tujuh puncak tersebut. Waktu untuk mencapai puncak tertinggi gunung Merbabu melalui jalur ini cukup panjang sekitar 6 jam 50 menit 01 2011 MountMag 15
– 8 jam 15 menit di luar waktu istirahat. Camp I Pendhing Selepas base camp, sekitar 10 menit kedepan anda akan melalui ladang sayur hingga tiba di batas hutan. Beberapa papan petunjuk bahwa anda telah memasuki Taman Nasional Gunung Merbabu dapat ditemui sebelum memasuki Camp I. Medan pendakian menuju Camp I cukup landai dengan kemiringan ratarata 15-30 derajat. Waktu tempuhnya sekitar 55-60 menit. Kawasan Camp I dapat menampung 5-6 tenda dan teduh karena terlindung pepohonan. Sumber air berupa bak penampungan berada di sisi kiri jalan. Di sini juga terdapat bangunan permanen beratap tanpa dinding di sisi kanan jalan. Di sini sebaiknya anda mengisi perbekalan air. Camp II Pereng Putih Pereng Putih artinya dinding berwarna putih. Dinamakan demikian karena Camp II terletak dekat tebing tinggi yang didominasi warna putih. Selepas Camp I anda harus ambil jalan setapak mendatar ke arah kiri hingga lima menit kemudian jalan turun menyeberangi sungai kecil bernama Kali Sowo. Setelah menyeberangi kali, jalan menanjak melewati punggungan. Mendekati Camp II jalur pendakian semakin terbuka dan menawarkan panorama alam lembah dan punggungan gunung Merbabu yang indah. Jalur pendakian terus melipir punggungan. Areal Camp II berupa dataran terbuka dancukup untuk menampung 2 tenda. Di sini terdapat sebuah bangunan tertutup dari seng. Waktu tempuh dari Camp I sekitar 55-60 menit dengan kemiringan medan rata-rata antara 15-30 derajat. Camp III Gumuk Menthul Waktu tempuh menuju Camp III, 30-45 menit dengan kemirin16 MountMag 01 2011
gan rata-rata jalur antara 10-25 derajat. Sekitar lima menit perjalanan selepas Camp II, anda akan berjalan persis di bawah tebing putih. Jalan setapak yang anda lalui berada diantara tebing putih di sisi kanan dan lembah atau jurang di sisi kiri. Areal Camp III cukup luas dan terlindung berada di tengah hutan. Cukup menampung sekitar 5-6 tenda. Bangunan di sini terbuat dari batang pohon dengan luas 2 x 3 meter dan beratap seng. Camp IV Lempong Sampan Meninggalkan Camp III, jalur pendakian menanjak dengan kemiringan rata-rata antara 3040 derajat melalui hutan lebat. Waktu tempuh sekitar 60 menit untuk tiba di Camp IV. Areal camp berupa dataran luas dan cukup menampung 10 tenda dan terlindung oleh pepohonan. Puncak I Watu Gubug (+/2.685 mdpl) Selanjutnya menuju Gn Pertapaan/Puncak I Watu Gubug. Medan pendakian merupakan jalur dengan kemiringan ratarata 45-50 derajat. Selain itu medan relatif terbuka dengan
vegetasi semak, ilalang, dan tanaman lamtoro. Puncak I Watu Gubug inilah yang menjadi pintu gerbang dari Seven Summit Merbabu. Untuk sampai di Puncak I Watu Gubug dari camp sebelumnya dibutuhkan sekitar 45-60 menit. Tidak jauh dari Puncak I Watu Gubug, akan ditemui dataran yang dapat menampung 5-6 tenda. Tempat ini lebih terlindung dibanding bermalam di Puncak I Watu Gubug. Di sekitar tempat itu juga akan dijumpai batu berserakan. Ada sebuah batu berukuran besar yang disebut Watu Gubug. Puncak II Watu Tulis (+/2.835 mpl) Perjalanan selanjutnya akan melalui jalur kemiringan sekitar 40-45 derajat untuk menuju Puncak II Watu Tulis/Menara/ Gn Pregowati dengan waktu tempuh 40-50 menit. Jalan setapak ini berupa tanah berpasir. Jalur bersatu dengan jalur pendakian dari Dusun Cunthel. Titik pertemuan persis berada di bawah Puncak II Watu Tulis. Di Puncak Watu Tulis terdapat bangunan permanen berukuran 2x2 meter dan menara pemancar. Di sekitar bangunan ada areal
camp dan dapat menampung 2-3 tenda. Tugu Batas Kabupaten Selepas puncak II Watu Tulis, anda akan menapaki jalan setapak yang menurun untuk menuju tugu batas kabupaten dengan lembah di kanan dan kiri jalur. Untuk tiba di tugu batas kabupaten dari puncak II membutuhkan waktu 10-15 menit. Tugu batas kabupaten ini juga menjadi titik pertemuan dengan jalur pendakian Wekas (Kedakan). Tugu merupakan penanda batas kabupaten antara Kab. Magelang, Kab Boyolali dan Kab Semarang. Ada beberapa lokasi yang bisa dijadikan tempat mendirikan tenda di sekitarnya. Sekitar 5 menit berjalan, anda akan melalui pertigaan. Untuk langsung menuju puncak ambil jalur kiri dan menanjak. Sedangkan ke kanan atas akan menuju Heliped. Heliped merupakan dataran cukup luas dan dapat menampung hingga 3 tenda sekaligus. Persis di depan Heliped terdapat sebuah pertigaan di mana jalan yang naik menuju puncak gunung Merbabu, sedangkan yang ke kanan bawah akan menuju kawah. Di sekitar kawah terdapat sumber air, namun harus hatihati untuk bisa membedakan air yang mengandung belerang dengan air tawar. Puncak III Geger Sapi (+/2.926 mdpl) Selepas pertigaan yang menuju sumber air tersebut, anda kemudian melalui jalur yang dinamakan Jembatan Setan. Dari pertigaan jalur langsung menanjak yang merupakan awal dari Jembatan Setan. Beberapa kali anda harus melewati jalur dengan kemiringan di atas 45 derajat. Anda juga membutuhkan bantuan tangan selama melalui tanjakan. Medan pendakian berupa batuan dan tanah vulkanis. Sepanjang jalan Jembatan Setan
ini di kanan dan kiri jalur berupa jurang dalam. Kemudian anda akan melalui tanjakan yang jika di lihat tampak seperti pundak sapi. Itu sebabnya tempat ini dinamai puncak ”geger” sapi. Puncak III Geger Sapi berukuran 1,5 x 1 meter. Puncak IV Syarif (+/- 3.119 mdpl) Selepas Puncak Geger Sapi, jalur pendakian selanjutnya terlihat jelas dari sini. Itulah jalur yang akan menuju pertigaan antar jalur ke Puncak Syarif/Gn Pregodalem dengan jalur ke Puncak Kenteng Songo dan Puncak Merbabu/Mermong/Triangulasi. Sebuah batu berbentuk kotak dan berukuran cukup besar menjadi tanda pertigaan tersebut. Untuk menuju Puncak Syarif, dari pertigan ambil jalur ke kiri menanjak dengan waktu tempuh 15 menit. Medan pendakian berupa tanah berpasir dengan kemiringan 30-45 derajat. Kawasan Puncak Syarif berupa dataran terbuka dan dapat menampung 8-10 tenda. Puncak V Ondo Rante (+/3.048mdpl) Untuk menuju Puncak Kenteng Songo dan Puncak Merbabu/
Mermong/Triangulasi, dari pertigaan ambil jalur ke kanan. Ada dua pilihan jalur. Pilihan pertama berjalan mendaki Puncak Ondo Rante. Waktu tempuh sekitar 5-7 menit dari pertigaan. Puncaknya terbuka dan luas sekitar 1,5 x 1 meter. Kemudian melintasi jalan setapak yang lebarnya sekitar ½ meter dengan panjang 3 meter serta jurang berada di kiri dan kanan. Selanjutnya Anda harus merayap turun menggunakan kaki dan tangan melalui medan pendakian dengan kemiringan 70-80 derajat dan tinggi 4-5 meter. Persis di bawahnya merupakan titik pertemuan apabila anda mengambil jalur kiri.Pilihan kedua dari pertigaan, anda ambil jalur ke kiri yaitu melipir punggungan dari Puncak Ondo Rante. Puncak VI Kenteng Songo (+/- 3.142 mdpl) Kemudian jalan setapak kembali landai, menanjak dan merayap ke kiri melintasi tebing selebar kira-kira 3 meter. Setelah melintasi tebing tersebut anda akan dihadapkan kembali jalur lintasan tanah berpasir yang terjal dan cukup licin dengan kemiringan 65 derajat sampai tiba di dataran kecil terakhir dan 01 2011 MountMag 17
mendaki beberapa menit lagi untuk tiba di Puncak Kenteng Songo. Waktu temputhnya dari Puncak III Ondo Rante 30-35 menit. Puncak VI Kenteng Songo berupa dataran terbuka dan cukup luas. Areal dapat menampung 7 atau 8 tenda. Keunikan puncak Kenteng Songo adalah terdapat beberapa batu kecil berlubang. Puncak VII Merbabu (+/- 3.145 mdpl) Anda dapat melanjutkan perjalanan menuju pun-
cak Merbabu/Mermong/Triangulasi yang merupakan puncak tertinggi. Dari Puncak Kenteng Songo anda berjalan melalui jalan setapak landai dengan waktu sekitar 10 menit. Puncaknya merupakan dataran terbuka dan tanah berpasir. Luasnya dapat menampung 4 atau 5 tenda. Puas menikmati keindahan dari Puncak Mermong, anda dapat turun melalui jalur semula atau melalui Jalur Selo.•
Cara Mencapai Lokasi
Perizinan
Untuk menuju base camp Dusun Thekelan anda dapat menggunakan angkutan umum dari Yogya, Magelang, Semarang maupun Salatiga. Dari Yogya, anda dapat menggunakan bus umum atau Trans Yogya menuju Terminal Jombor. Dari Jombor kemudian naik bus menuju Terminal Tidar, Magelang. Kemudian dilanjutkan menggunakan bis kecil menuju Desa Wisata Kopeng, turun di Gapura Taman Wisata Umbul Songo. Dari gapura anda dapat berjalan kaki melewati Bumi Perkemahan Umbul Songo dengan waktu lebih dari 30 menit Di sarankan lebih baik menggunakan ojek karena akan mempersingkat waktu dan hemat tenaga. Selain ojek, anda juga dapat menggunakan mobil carter. Dari Semarang, anda dapat menggunakan bus ke Salatiga dan turun di Pasar Sapi. Kemudian perjalanan dilanjutkan menggunakan angkutan menuju Desa Wisata Kopeng dan turun di Gapura Taman Wisata Umbul Songo. Tambahan kebutuhan logistik bisa diperoleh di sekitar terminal Tidar atau Pasar Sapi. Sebagai daerah wisata, di Desa Wisata Kopeng sudah tersedia penginapan dengan fasilitas cukup memadai.
1. Mengajukan surat ijin masuk kawasan konservasi (SIMAKSI) pada Balai TNGMb dilengkapi fotocopy identitas dan biodata. 2. SIMAKSI berlaku setelah membubuhkan materai 6000 rupiah. 3. Segala risiko pada saat pendakian tanggung jawab pemegang simaksi 4. Berkoordinasi dengan Kepala Seksi pengelolaan Wilayah di masing-masing jalur pendakian (SPTN 1 di Kopeng, Kabupaten Semarang dan SPTN 2 di Krogowanan Kabupaten Magelang), aparat setempat atau volunteer. 5. Tidak mendaki pada saat kondisi tidak memungkinkan (hujan lebat, badai, longsor). 6. Mematuhi tata tertib pendakian Gunung Merbabu yang ditentukan oleh Balai TNGMb.
Tata Tertib Pendakian 1. Telah mendapat SIMAKSI dari Balai TNGMb 2. Menggunakan peralatan pendakian standar yang diperlukan. 3. Tidak diperkenankan membawa senjata tajam yang dapat merusak flora atau fauna di dalam kawasan TNGMb 4. Membawa kantong plastik sebagai tempat sampah untuk dibawa turun kembali. 5. Tidak diperkenankan bawa minuman beralkohol 6. Setiap pendaki yang membuat perapian harus memastikan sisa api sudah mati sebelum meninggalkan kawasan 7. Dilarang mengganggu flora dan fauna yang dijumpai di dalam kawasan TNMGMb 8. Menghubungi petugas TNGMb atau volunteer apabila terjadi kecelakaan saat pendakian.
18 MountMag 01 2011
Alamat Kantor Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (TNGMb) Jl. Merbabu no.136 Boyolali, Jawa Tengah - Indonesia Ph. +62 276 3293341 Untuk melakukan pendakian melalui Jalur Thekelan, Anda dapat juga langsung datang ke base camp pendakian di Dusun Thekelan. Sebelum mendaki lakukan pendaftaraan dengan mengisi data diri dan menyerahkan fotocopy KTP serta membayar registrasi sebesar Rp. 2000/orang. Jika memerlukan guide dan porter, Anda juga dapat mendapatkannya di base camp pendakian. Alamat sekretariat base camp pendakian Jalur Thekelan : Posko Informasi Pendataan dan Pengendalian Pendakian Gunung Merbabu – KOMPPAS di Ds. Thekelan 100102, Kopeng, Kel. Batur, Kec. Getasan, Salatiga 50774 Jawa Tengah.
FIGUR
Petualang Komplet Tak hanya senior di dunia pendakian, DON HASMAN pun diakui piawai dalam bidang fotografi hingga penyelaman Tahun berapa anda memulai pendakian pertama, di gunung apa, dan pengalaman apa yang paling membekas pada pendakian tersebut? 1961, Gede dan Pangrango bersama sdr Utun dan alm Kang Mamat. Rarahan saat itu terkena badai dan kabut tebal di puncak Gede. Lalu masih banyak selongsong peluru berserakan dekat pilar triangulasi dan bekas bangunan dari kayu. Kemungkinan bekas milik pemberontak Kartosoewirjo. Kenapa tertarik dengan pendakian gunung dan apa yang membuat anda terus menyukai kegiatan ini hingga sekarang? Karena tidak perlu modal banyak. Sekalian bisa berolahraga dan rekreasi. Juga bisa memotret dan menulis, sekalian mengenal karakter gunung-gunung yg berlainan. Selama menggeluti pendakian gunung apa pernah mengalami kejadian darurat? Bagaimana cara anda mengatasi kejadian tersebut? Pernah tersesat dan hilang arah selama 3 hari di sekitar lereng Gunung Pangrango. Setelah bekal habis, ya makan dedaunan. Sambil cari jalan keluar sampai ketemu jalan setapak. Pendakian ke gunung mana yang paling membekas di hati ? Gunung Gede dan Gunung Pangrango. Karena mudah dan dekat dari Jakarta. Variasi medan yang beraneka macam, juga vegetasi yang beragam di hutan hujan tropis itu. Ada kawah, air terjun, lembah Suryakencananya banyak bunga edelweisnya. Cocok buat berkemah dan nyepi menghirup udara bersih. Gunung apa yang paling anda sukai di dunia? Mengapa ? Gunung Tambora! Karena ia merupakan gunung api paling fenomenal yang dunia pernah pun-
FACEBOOK COM
By Hendri Agustin
yai. Makan korban paling banyak (sekitar lima jutaan orang) yang tercatat dalam peradaban manusia. Apakah anda tergabung dalam klub pendaki gunung? Di Mapala UI sejak 1982 sebagai anggota kehormatan. Sebelumnya di Sabha Mandala dari Ikatan Mahasiswa Djakarta sejak 1969. Lalu di Gabungan Rumpun Pemuda Nusantara (Garuda Nusantara) tahun 1990. Apakah pekerjaan anda sekarang berhubungan dengan kegiatan pendakian gunung? Ya. Bagaimana pendapat anda tentang kegiatan pendakian gunung di Indonesia. Apa yang anda harapkan untuk kemajuan kegiatan ini? Kini kegiatan pendakian gunung semakin baik, maju, dan banyak peminatnya dari tingkat menengah atas. Saya berharap para penggiatnya mau mempelajari berbagai penyakit dan penanggulangannya di alam. Sehingga bisa banyak nyawa yang terselamatkan. Kita juga harus bisa memanfaatkan berbagai teknologi yang sudah ada di dalam kegiatan di alam, agar lebih meringankan beban, penggunaan tenaga dapat dihemat, kendati dalam harga di situ yang harus dibayar. •
01 2011 MountMag 19
KEGIATAN PENDAKIAN
Don Hasman memiliki pengalaman segudang dalam pendakian gunung. Berikut sebagian gunung yang pernah didakinya. NO
TAHUN
NAMA GUNUNG
LOKASI
PUNCAK YA
1
1961
Gede
200 X
Cipanas
Jabar
Indonesia
Ya
2
1961
Pangrango
200 X
Cipanas
Jabar
Indonesia
Ya
3
1963
Lokon
4X
Tomohon
Sulut
Indonesia
4
1965
Klabat
3X
Airmadidi
Sulut
Indonesia
Langoan ?
Sulut
Indonesia
Ya
12 X
Lumajang
Jatim
Indonesia
Ya
5
1965
Soputan
6
1968
Semeru
Tidak Ya
7
Slamet
Ya
8
Cikurai
Ya
9
Cereme
Ya
10
Sindoro
Ya
11
Sumbing
Ya
12
Merapi
13
1973
Ia
14
1968
Bromo
15
1976
Vesuvius
16
1976
Mt. Blanc
17
1976
18
1976
tidak Flores 20 X
Probolinggo, Jatim
Tidak via Ngadas Mlg
Ya
Italia
Tidak
Prancis
Tidak
Mt Damavand
Iran
Tidak
Kalapatar
Nepal
Ya Ya
Chamonix
19
1978
Kalapatar
Nepal
20
1978
Nuptse
Nepal
21
1971
Mt Kosciusko 2.228 m
Australia
Ya
22
1968
Gn Agung
Bali
Indonesia
Ya
23
1982
Arjuno + Welirang
Jatim
Indonesia
Ya
24
1985
Kilimanjaro
Tanzania
Ya
25
1983
P. Krakatau
Lampung
Ya
26
1983
A. Krakatau 7X
Lampung
Ya
27
2010 Papandayan
28
1960-an
Karangetang
29
idem
Mdo Tua
30
idem
Awu
31
1964
Batur
32
1989
Api
33
1983
Hantatai
34
1994
Trata
Peg.Muller, Kaltim
35
1994
Tanggula, +5.000 m
Pd Pasir Kunlun
20 MountMag 01 2011
TIDAK
Tidak
Garut
Tidak
Sangihe
Sulut
Tidak
Sangihe
Sulut
Sulut
Ya Tidak
Bali
Ya
P.Banda Maluku Tenggara
Ya
Lampung
Ya Ya Tibet, RRC
Tidak
catatan PERJALANAN
Melintasi Surga Tersembunyi NIKMATI PESONA ALAM TERSENDIRI SAAT MENDAKI GUNUNG LAWU MELALUI JALUR CANDI CETHO FOTO DAN TEKS: HARLEY B SASTHA
Pesona keelokan alam dan cerita jejak sejarah raja terakhir kerajaan besar di Nusantara – Kerajaan Majapahit - merupakan bagian tidak terpisahkan dari Gunung Lawu. Beberapa tempat menarik dan indah di Lawu konon merupakan petilasan sang prabu. Namun, lepas dari itu, berjuta pesona keindahan Gunung Lawu ternyata tidak saja menarik para pendaki untuk menjelajahinya. Bahkan, tidak sedikit mereka yang menggemari travelling atau wisata lainnya juga ingin dapat mengetahuinya. Karena banyaknya peninggalan Raja Brawijaya V – raja terakhir
Majapahit – yang tersebar di Lawu, tidak heran jika gunung ini kerap di kunjungi peziarah. Misalnya pada tanggal tertentu setiap bulannya, seperti 1 Muharam atau 1 Suro pada penanggalan Jawa. Gunung yang memiliki ketinggian 3.326 meter ini biasa didaki melalui dua jalur – Jalur Cemoro Kandang dan Cemoro Sewu. Pada kedua jalur ini setiap pos pendakian sudah dilengkapi bangunan atau tempat berteduh dan rambu-rambu yang cukup memadai. Selain dua jalur di atas, masih ada dua jalur alternatif lainnya – Jalur Candi Cetho dan Jalur
Jogorogo. Candi Cetho merupakan jalur yang menarik untuk dilalui. Konon, jalur ini merupakan gerbang utama Gunung Lawu. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya Candi Sukuh, Candi Cetho, dan Candi Ketek yang berada di lereng gunung. Sabtu, 5 Desember 2010, merupakan kali ke empat saya mendaki Lawu melalui Candi Cetho. Entah kenapa, begitu mengenal jalur ini awal tahun 2000-an, saya seakan langsung jatuh cinta dengan pesona alam di sepanjang jalurnya. Ada nuansa berbeda yang ditawarkan. Suasana hening seolah berpadu 01 2011 MountMag 21
sempurna dengan keelokan alam. Kali ini saya mendaki bersama dua teman yakni Dyah dan Tuti. Keduanya tertarik mendaki begitu saya ceritakan keindahan yang akan mereka lihat saat melalui Candi Cetho. Terlebih saat itu bertepatan 1 Suro yang akan jatuh pada 7 Desember 2010. Kita dapat melihat langsung ritual yang dilakukan para peziarah di puncak Gunung Lawu. Sekitar pukul 7 pagi dengan menggunakan Bus Solo-Tawangmangu, kami menuju Terminal Karangpandang. Lalu dilanjutkan dengan minibus menuju Desa Kemuning di Kecamatan Ngargoyoso. Sekitar setengah jam kemudian setelah melalui jalan menanjak dan berkelokkelok, kami tiba di terminal Desa Kemuning. Di sini kami sempatkan untuk sarapan dan membeli tambahan perbekalan pendakian di pasar sekitar terminal. Dengan menggunakan ojek perjalanan dilanjutkan ke objek Candi Cetho. Jalan aspal berkelok dan menanjak di antara perkebunan teh merupakan tantangan tersendiri. Bukit dan lembah di kiri dan kanan jalan 22 MountMag 01 2011
terlihat bagai permadani hijau. Sungguh pemandangan indah dan memesona. Gerbang Utama Rumah kediaman mas Suroso, anggota OPA Himalawu, volunter Gunung Lawu Jalur Cetho menjadi titik awal perjalanan kami. Rumahnya persis berada di depan gerbang Candi Cetho. Di sini kami menambah persediaan air. Pendakian kami awali dengan keliling Candi. Candi peninggalan Raja Brawijaya V ini memang unik. Bentuknya berbeda dengan candicandi lainnya di Jawa Tengah. Bangunannya berupa komplek yang terdiri dari 13 teras yang tersusun dari barat ke timur dengan pola makin kebelakang makin tinggi. Relief-relief yang terdapat di candi ini umumnya menggambarkan binatang. Komplek Candi Cetho diperkirakan berasal dari masa akhir Kerajaan Majapahit atau sekitar abad 15. Karena komplek candi inilah mungkin wilayah ini disebut sebagai gerbang utama Gunung Lawu. Kabut yang sesekali turun saat itu, membuat suasana kom-
PESONA LAWU: Pemandangan dari puncak Hargo Dumilah.
plek candi terasa misterius dan membuat kami semakin terpesona. Walaupun sebelum pernah berkunjung ke tempat ini, namun saat itu benar-benar saya merasakan suasana yang berbeda. Awal Pendakian Setelah satu jam berkeliling menikmati segala keunikan Candi Cetho, sekitar pukul 11.30 pendakian pun kami mulai. Sepuluh menit pertama kami berjalan melalui jalan beton di sisi kiri komplek Candi. Kemudian melintasi jalan setapak dan menyeberangi sungai menuju Candi Ketek. Candi yang jaraknya hanya sekitar 20 menit dari Candi Cetho ini berada di tengah hutan pinus. Menariknya candi ini tersusun seperti punden berundak dengan susunan batuan sungai atau gunung. Cuaca yang sedikit berkabut membuat awal perjalanan terasa lebih sejuk. Kami terus berjalan melalui jalan setapak yang umumnya didominasi semak dan ilalang hingga di pos 1. Kami beristirahat sejenak di sini.
RITUAL: Seorang peziarah berdoa di Sendang Drajat.
Sebuah bangunan semi permanen yang pernah saya lihat sebelumnya, keadaannya masih cukup baik. Namun, lokasi camp di sisinya telah rusak. Menurut seorang anggota SAR Himalawu yang kami temui di sekitar camp ini, tempatnya sudah tidak layak karena rawan longsor. Kemudian kami lanjutkan kembali melalui punggungan yang sedikit terjal. Gerimis yang sesekali turun membuat jalan setapak lebih licin. Semak dan ilalalang membuat medan pendakian semakin terasa lembab. Waktu telah menunjukkan sekitar 14.30 saat kami tiba di Pos 2. Kabut dan air yang menyertainya masih sesekali turun saat kami beristirahat. Target pendakian di hari ini adalah Pos 3. Menuju Pos 3 medan pendakian semakin terjal dan curam. Kondisi vegetasi pun makin rapat. Kondisi jalan setapak yang licin memperlambat perjalanan kami. Akhirnya sekitar 16.30 kami tiba di Pos 3. Saat tiba di
sana, lokasi camp sudah lebih dulu ditempati beberapa anggota SAR Himalawu. Kemudian kami naik sedikit ke atas dari camp untuk mencari tempat mendirikan tenda. Kami merapihkan semak-semak agar tempat cukup untuk mendirikan tenda. Walaupun lokasi mendirikan tenda tidak terlalu bagus, namun karena lokasi terlindung oleh rimbunnya pepohonan membuat istirahat kami cukup nyaman. Surga Tersembunyi Setelah sarapan dan packing perlengkapan, tepat pukul 8 pagi pendakian kami lanjutkan kembali. Medan pendakian semakin terjal dengan vegetasi akasia gunung serta semak dan ilalang yang semakin rapat. Baru satu jam kami berjalan, cuaca kembali berkabut dan mendung. Tidak lama begitu kami tiba di Pos 4, hujan pun turun. Kami melanjutkan pendakian saat hujan sedikit reda. Jalur pendakian yang kami lalui ini
terjal hingga tiba di Pos Cemoro Kembar. Di sini terdapat 2 pohon cemara berukuran hampir sama besar yang saling berdampingan. Sejenak kami beristirahat di tempat ini. Walaupun hujan sudah reda, namun kabut masih menyelimuti kawasan sekitarnya. “Yuk lanjut lagi...setelah ini baru kita masuk ke kawasan Sabana Bulak Peperangan,” ajak saya kepada mbak Tuti dan Dyah. Selepas Cemoro Kembar medan pendakian relatif landai. Tidak sampai 10 menit kemudian berpindah punggungan dan jalur kembali menanjak hingga beberapa menit kemudian jalur cenderung landai saat mulai memasuki padang sabana. Padang Sabana Bulak Peperangan benar-benar tidak terlihat. Kabut putih menyelimuti seluruh kawasan. Namun, ternyata kabut itu justru semakin memperindah suasana sekitarnya. Benarbenar terpesona kami dibuatnya. Sesaat ketika kami akan melanjutkan perjalanan, tiba-tiba kabut tersingkap. Kemudian terlihatlah keindahan padang sabana yang cukup luas itu. Menurut Dyah dan mbak Tuti, justru mereka merasa gembira karena bisa melihat sabana Bulak Peperangan dalam dua suasana yang berbeda. “Menurut gue waktu berkabut suasananya makin keren...beda banget,” begitu kata Dyah. “Suasananya hening...misty,” tambah mbak Tuti. Sekitar pukul 12 siang, kami pun beristirahat sejenak di Pos 5 di mana terdapat tugu kecil, penanda perbatasan antara Jawa Timur dan Jawa Tengah. Kami makan siang terlebih dahulu di 01 2011 MountMag 23
tempat yang benar-benar indah di antara bukitbukit yang didominasi cemara gunung. Tidak sampai di sini Gunung Lawu menunjukkan pesonanya. Sepanjang perjalanan selepas Pos 5 perpaduan antara cemara gunung yang miring mengikuti kemiringan bukit tempat tumbuhnya dengan sabana sungguh merupakan pemandangan berbeda. Terlebih saat kami mulai memasuki padang sabana di mana terdapat sumber air temporer berupa genangan bernama Tapak Menjangan dan Sendang Macan. Pesonanya hingga membuat Dyah mencoba tidur di atas hamparan rumput di sekitar Tapak Menjangan. Padang sabana ini benar-benar seperti seperti surga tersembunyi dari Gunung Lawu.
PUNCAK: Tugu di puncak Hargo Dumilah.
Hargo Dalem Waktu hampir menunjukkan pukul 14. Cuaca saat itu sudah kembali gelap. Nampaknya hujan tidak lama akan turun. Kami bertiga segera kembali melanjutkan perjalan agar dapat tiba di Hargo Dalem sebelum gelap atau sebelum hujan benar-benar turun. Namun, setelah jalan lebih dari satu jam, hujan deras tumpah dari langit. Dengan raincoat atau jas hujan kami tetap meneruskan perjalanan. Memasuki kawasan Pasar Dieng, hujan masih belum juga ada tanda-tanda berhenti. Kawasan di mana terdapat banyak batu-batuan yang sebagiannya berbentuk seperti prasasti dan punden berundak ini merupakan salah satu tempat yang dikeramatkan masyarakat sekitar Gunung Lawu. Hargo Dalem sudah tidak jauh lagi. Tidak sampai setengah jam 24 MountMag 01 2011
berjalan kami akhirnya tiba di Hargo Dalem yang berada pada ketinggian 3.148 meter. Berada sekitar 100 meter di bawah Puncak Hargo Dumilah, puncak tertinggi Gunung Lawu. Sebuah kawasan yang dipercaya sebagai tempat muksa-nya Prabu Brawijaya V. Selain sebuah petilasan sang prabu, di sini juga terdapat beberapa bangunan dari seng yang biasa dipergunakan peziarah untuk bermalam. Ada juga bangunan milik keluarga keraton Surakarta. Sebuah warung yang telah puluhan tahun berada di Hargo Dalem setia melayani para pendaki dan peziarah selama 24 jam. Warung mbok Yem, begitulah nama warung ini dikenal. Di warung ini kami bertiga bermalam bersama-sama dengan para peziarah. Hargo Dumilah Keesokan harinya, 7 Desember
2010, pukul 5 pagi kami lanjutkan perjalanan menuju Puncak Gunung Lawu, Hargo Dumilah. Dua puluh menit kemudian kami pun tiba di Puncak Hargo Dumilah (3.226 m). Di puncak telah banyak para pendaki lain yang juga sudah tiba. Cuaca pagi itu yang cukup cerah membuat kami dapat secara jelas melihat kawasan sekitarnya. Bahkan gunung-gunung di Jawa Tengah yang berada di sekitar Gunung Lawu. “Bang Ley...bagus banget ya pemandangannya!” ujar mbak Tuti yang kagum melihat pesona alam dari puncak Gunung Lawu. “Yang ada airnya itu apa namanya?” tanya mbak Tuti sambil menunjuk kubangan air di padang sabana di bawah puncak. “Itu Telaga Kuning, bekas kawah tua Lawu tapi kalau musim kering airnya tidak ada,” jawab saya.
Sendang Drajat Turun dari puncak Hargo Dumilah, kami tidak langsung kembali ke warung Mbok Yem. Perjalanan lebih dulu kami lanjutkan ke Sendang Drajat dan Sumur Jalatunda. Di sana kami melihat peziarah berdoa dan menaruh sesajian. Sebagian lagi berganti-ganti mengambil air sendang untuk mandi sebagai syarat sebelum berdoa. Mereka percaya air tersebut dapat mengangkat derajat. Kemudian kami kembali lagi menuju warung Mbok Yem untuk mengambil barang-barang sebelum melanjutkan perjalanan turun melalui jalur Cemoro Kandang. •
EXPEDITION story
Mendaki Cholatse Memulihkan Asa Sekelompok pendaki pergi ke kawasan Himalaya. Tak hanya bertualang, mereka juga ikut turun tangan membantu penanganan dan penyembuhan penderita penyakit katarak. Text by Nick Heil Alih bahasa : M Anwar S
memeriksa pasien pertamanya. Geoff juga pelaksana Himalayan Cataract Project (HCP), yayasan nirlaba AS yang mengumpulkan dana lebih dari US$2,9 juta untuk penyediaan perawatan mata di daerah miskin Nepal, India, Bhutan, dan Pakistan. Sebagian besar dana itu diserahkan kepada Tilganga Eye Centre yang telah mengoperasi 74.903 kasus katarak sejak 1994, termasuk di ruang operasi bergerak seperti di Solu.
“Yang ini parahnya 5.12,” kata Geoff, mengamati katarak pada pasien perempuannya. “Saya akan mengoperasinya pelanpelan.” Geoff tapi bukan dokter biasa. Dia juga pendaki yang pernah memanjat Everest tiga kali dan puncak lainnya. Jam menunjukkan pukul 7.30, hari sudah gelap dan kini Geoff telah mengoperasi 21 pasien katarak. Semua dilakukannya berturut-turut selama tujuh jam.
KRISTOFFER ERICKSON
DI SATU PAGI yang hangat bulan April 2005, di pinggir Desa Phaplu di timur laut Nepal, sejumlah warga Nepal - semuanya atau hampir semuanya tuna netra - berbaris di depan meja pemeriksaan Rumah Sakit Regional Solu. Mereka diantar ratusan kerabat ke tempat itu untuk menjalani pengobatan katarak. Sementara itu, di kamar operasi sederhana di rumah sakit tersebut, Dr Geoff Tabin, 49, duduk
PASIEN KATARAK: Dr Geoff Tabin (kanan) mengantar pasien yang selesai dioperasi. 01 2011 MountMag 25
KAMI BERADA DI PHAPLU sebagai bagian tim Ekspedisi Sight-to-Summit, sebuah campuran petualangan dengan karya kemanusiaan yang disponsori The North Face. Kami akan menjadi sukarelawan selama dua minggu di dua ruang operasi bergerak milik Tilganga Eye Centre, yakni di pedesaan Jiri dan Phaplu. Setelah itu kami akan menghabiskan dua pekan lagi untuk mendaki gunung Cholatse yang berketinggian 6.440 mdpl. Sebuah pencampuran kegiatan yang unik tapi dinilai bisa membangkitkan perhatian dunia terhadap penyembuhan penglihatan ribuan warga desa di Himalaya. Katarak adalah penyebab utama kebutaan di dunia, umumnya terjadi di usia 50 ketika sel protein di lensa mata mulai mengeras dan menghambat penglihatan. Di negara berkembang, katarak sering terjadi karena faktor genetik, penyakit, gizi buruk, dan terutama di daerah pegunungan seperti Nepal karena tingginya radiasi sinar ultraviolet. TIM kami akhirnya tiba di depan Jiri View Hotel. Peserta ekspedisi adalah pendaki-pendaki terkenal seperti Conrad Anker, 43, asal Montana AS yang masuk koran tahun 1999 karena dia menemukan jenazah pendaki legendaris Inggris George Mallory; Pete Athans, 48, pendaki yang sukses mencapai puncak Everest tujuh kali; Abby Watkins, 36, pendaki asal Australia; Kevin Thaw, 37, spesialis pemanjat gunung tinggi; Kristoffer Erickson, 31, fotografer yang pernah meluncur turun dengan ski dari puncak Cho Oyu; Jordan Campbell, 38, 26 MountMag 01 2011
OUTSIDE MAGAZINE
Tanpa istirahat, tanpa makan dan minum. “Pagi tadi dia cuma bisa melihat gelap dan terang,” kata Geoff merujuk soal pasiennya. “Besok penglihatannya akan normal kembali.”
yang pernah mengelola program ekspedisi The North Face. Seluruh kegiatan ini difilmkan oleh Michael Brown, 39, (kemudian akan menyutradarai film pendakian Gunung Everest oleh pendaki tunanetra Erik Weihenmayer tahun 2001). The North Face mensponsori kegiatan ini dengan mengeluarkan dana hampir US$65 ribu, termasuk sekitar US$10 ribu untuk kegiatan operasi mata. Pagi hari pertama di tempat operasi, para pendaki menyibukkan diri membongkar peralatan. Sementara itu, karena telah diumumkan melalui radio, ratusan warga berkumpul di Jiri. Para pendaki ingin membantu namun saat itu tenaga sudah cukup banyak. Jadinya para pendaki sedikit murung karena merasa kurang berguna. Pete berusaha membangkitkan semangat dengan mengatakan kondisi akan lebih baik setelah rombongan sampai di Phaplu. Tapi pertama-tama kami harus melalui kawasan berbahaya yakni basis pemberontak Maois di Kenja dan Lamjura Pass. Rombongan biasanya akan dicegat dan harus membayar 1.000 rupee (sekitar Rp220 ribu)
per orang kepada gerilyawan. Terkadang ada pendaki yang ikut menjadi korban bentrokan gerilyawan melawan pasukan pemerintah. Esoknya kami mulai meninggalkan Jiri dan memasuki hutan di wilayah Katang dan Numbur. Hari berikutnya kami mulai mendaki menuju Lamjura Pass bersama rombongan warga dan pembawa barang. Tim melewati kawasan Maois dengan selamat. Tiba di kamp 2, semangat kami bangkit kembali. Pete terutama ingin ekspedisi ini sesukses mungkin. Soalnya, kesempatannya mendaki gunung-gunung tinggi semakin kecil. Terkait ekspedisi ini, dia merasa tujuan utamanya adalah membantu penyembuhan katarak, sementara mendaki Cholatse hanya bonus semata. “Ini adalah arah karir yang saya inginkan,” kata Pete. TIAP PAGI para dokter dan pasien akan berkumpul di halaman rumah sakit untuk melepas perban operasi hari sebelumnya. Saat perban terbuka, seorang pria berdiri dan mulai menarinari. “Rasanya seperti melihat tujuh matahari,” kata pasien perempuan lainnya. Semuanya
COSLEYHOUSTON COM
bahagia. Bahkan ada yang sampai menitikkan air mata. Selama dua pekan, Geoff dan dokter lainnya telah sukses mengoperasi 255 pasien katarak. Karena pekerjaan telah usai, kini waktunya untuk mendaki gunung. Jam 7.30 esok paginya, tim naik helikopter menuju wilayah Syangboche yang merupakan titik awal jalur ke Cholatse. Perlu tiga hari untuk hiking ke base camp Cholatse, 12 mil dan lebih dari 4.000 kaki vertikal ke Lembah Gokyo. Ketika kami tiba di base camp di ketinggian 15.500 kaki, kondisi kami sedikit kepayahan. Abby dan Jordan batuk-batuk dan flu. Kevin merasa sakit perut. Sedangkan Geoff tidak bisa berjalan cepat. Ini adalah pendakian Himalaya pertama untuknya dalam sepuluh tahun terakhir dan dia harus cepat pulang karena ditunggu untuk operasi katarak di Bhutan. Lalu ada pertanyaan tentang pendakiannya sendiri. Apakah memakai fix ropes atau tidak. Tidak ada yang mau disebut mendaki dengan cara lebih mudah dibanding ekspedisi sebelumnya. Memasang tali akan membuat kesempatan kami sampai di puncak lebih besar, tapi akan kelihatan sedikit curang. Baru ada 20 orang yang pernah memanjat Cholatse dan kami tidak mau menyepelekan gunung ini. “Apa gunung ini kelihatan seperti Rainier atau Denali?” tanya Conrad di satu pagi. Kami menggelengkan kepala. “Saya rasa mendaki gunung ini dengan banyak orang besar risikonya,” tambah Conrad. Saat makan malam di tenda, kami berdiskusi tentang pendakian. Setidaknya kami memiliki waktu dua sampai tiga hari untuk tiba di puncak dalam kondisi cuaca cerah. Jadi masalah lebih utama adalah apakah kami bisa mencapainya atau tidak, dari-
pada mempermasalahkan HIKING KE CHOLATSE: Baru 20 orang yang pernah mencapai puncaknya. soal teknis. Akhirnya kami memutuskan memakai tali tapi hanya masuki dunia penderitaan untuk di beberapa bagian bawah pribadi. Namun justru dari itu gunung. kita bisa mendapatkan sesuatu. Pada 12 Mei, setelah memanjat PENDAKIAN bukan kegiatan selama 21 jam, puncak Cholatse menggembirakan. Semakin berhasil dicapai Conrad, Kris, tinggi mendaki, kondisi kita Abby, Kevin, dan John. Ada yang makin memburuk. Tiap hari kita sampai di ketinggian 17 ribu membenci udara dingin, memkaki sebelum turun lagi karena benci kegelapan, salju, es, dan kena penyakit ketinggian. Geoff tebing batu, membenci makanan sendiri bisa mendaki sampai kalengan. Kita membencinya ketinggian 20 ribu kaki bersama karena harus buang air di botol Pete dan Mike. Setelah medan menggali lubang kotoran di manjat 24 jam, mereka bertiga es. Kita akan benar-benar benci memutuskan mundur dan tidak harus bangun jam 2 pagi. Kita jadi mendaki ke puncak. benci harus memakai sepatu yang dingin dan beku. USAI EKSPEDISI Geoff segera Tapi di sisi lain kita belajar unbertolak ke Bhutan dan saya tuk suka memanjat. Geoff permenemaninya untuk beberapa nah ditanya dalam suatu semisaat. nar, apa yang paling dibutuhkan “Cholatse mungkin jadi gunung untuk menjadi pendaki gunung tinggi terakhir di Himalaya yang bersalju. “Bisa mentoleransi rasa saya daki,” ujar Geoff, sambil sakit,” jawabnya. “Dan pelupa.” menatap dinding barat CholaMemanjat gunung berarti me 01 2011 MountMag 27
tse. Samar-samar kami bisa melihat jalur yang dibuatnya, melintasi kawasan bersalju, jauh tinggi di pegunungan. “Bukan main, kita rasanya sudah hampir ke puncaknya ya?” Ketika tiba saatnya saya berpisah, kami berhenti berjalan dan berpelukan dengan sedikit canggung. Geoff terlihat benar-benar sedih harus meninggalkan kawasan Himalaya. Bagian hidupnya yang dihabiskan mendaki gunung-gunung tinggi kini berakhir. Kini dia akan memfokuskan hidupnya untuk karir dokternya serta keluarga. Bukan sebuah transisi yang buruk, tapi tetap saja sebuah
perubahan besar. Geoff lalu berbalik dan mulai melompat menuruni jalur. Tangannya dilambaikannya, sambil bergerak cepat menyusul dua anak muda yang menjadi porternya. Dia berbelok di sebuah tikungan dan Geoff pun akhirnya hilang dari pandangan. (Outside Magazine/Desember 2005) •
tim ekspedisi sight-to-summit cholatse 2005 Sight-to-Summit 2005 merupakan ekspedisi pendakian Gunung Cholatse di Nepal yang disponsori perusahaan pembuat peralatan alam bebas The North Face. Menggabungkan kegiatan petualangan dengan kegiatan amal, ekspedisi ini melibatkan pendaki-pendaki terkenal. Berikut sebagian pendaki yang terlibat.
Geoffrey Tabin adalah
profesor bedah di University of Vermont College of Medicine dan ko-direktur Himalayan Cataract Project. Pernah menghabiskan waktu mendaki sebelum akhirnya lulus dari fakultas kedokteran Yale, Oxford and Harvard. Dia juga menulis “Blind Corners,” buku tentang pendakiannya ke puncak-puncak tertinggi di seluruh benua.
Pete Athans adalah salah satu pendaki legendaris dunia. Kelahiran 1957, dia terkenal karena menjadi satu dari sedikit orang yang pernah mencapai puncak Everest tujuh kali. Itu sebabnya dia dijuluki ‘Mr Everest’. Kali pertama dia mendaki Everest tahun 1985 via West Ridge tapi tidak berhasil. Akhirnya dia berhasil pada 1990 dalam ekspedisi yang melibatkan Scott Fischer dan Wally Berg.
Conrad Anker merupakan pemanjat tebing, pendaki, dan pengarang dari Amerika Serikat. Terkenal karena pemanjatannya di Himalaya dan Antartika. Kelahiran 1962, dia ikut menjadi tim pencari sisa jenazah pendaki legendaris asal Inggris yakni George Mallory tahun 1999 di Gunung Everest.
ABBY WATKINS mulai memanjat tebing sejak 1988. Tahun 1996, perempuan asal Australia ini memecahkan rekor pemanjatan untuk kategori perempuan bersama Vera Wong di tebing The Nose di El Cap serta di Regular Northwest Face di Half Dome, rekor itu bertahan delapan tahun. Dia juga banyak menjuarai lomba pemanjatan di berbagai negara. Dia kemudian pindah memanjat tebing bersalju.
Merek THE NORTH FACE muncul tahun 1966 di San Francisco, California, ketika Douglas Tompkins dan Kenneth “Hap” Klopp mendirikan toko ritel peralatan panjat tebing yang akhirnya mendapat nama The North Face. Nama itu dipilih karena biasanya sisi utara dari gunung di belahan bumi utara paling sulit dipanjat. Memasuki era 1980an, muncul produk ski dan akhirnya juga peralatan berkemah. The North Face sekarang sepenuhnya dimiliki VF Corporation. Perusahaan The North Face kini berbasis di San Leandro, California. Logo The North Face merupakan interpretasi dari Half Dome, sebuah tebing granit besar di Taman Nasional Yosemite. The North Face memiliki jaringan kuat dengan komunitas alam bebas melalui para atlet yang disponsorinya.
28 MountMag 01 2011
tips & TRIK
3 hal penting saat packing ransel Lindungi sleeping bag
Ransel umumnya memiliki ruang khusus untuk menyimpan sleeping bag yakni di bagian bawah ransel. Selain itu pastikan sleeping bag terlindung dari udara basah dan lembab. Ide yang bagus untuk selalu membawa kantong plastik sampah besar dan dimasukkan ke ransel hingga ke bagian bawah. Jadi jika hujan sleeping bag akan lebih terlindungi.
Seimbangkan beban
Bawalah pakaian, peralatan masak, dan makanan dalam kompartemen utama. Peralatan yang berat harus dipacking di dalam yang dekat dengan punggung untuk membuat keseimbangan yang tepat. Akan membantu juga jika memakai pakaian sebagai penghalang antara punggung dengan peralatan berujung keras seperti peralatan memasak atau botol bahan bakar. Perlengkapan yang beratnya sedang diletakkan di atas dan di bagian luar dari ransel. Atur perlengkapan dalam kantong berwarna-warni atau berkode, karena akan membuat packing lebih mudah dan akan membantu dengan cepat menemukan barang yang dicari.
Simpan yang penting di tempat yang mudah
Google com
Simpan kacamata hitam, peta, kompas, altimeter, GPS, botol air, kamera, pisau lipat, dan perlengkapan kecil lainnya yang sering dibutuhkan di kantong luar ransel sehingga mudah diambil. Konsisten menyimpan setiap perlengkapan dalam kantong yang sama atau lokasi yang sama. Setelah memiliki kebiasaan packing rutin, maka akan mudah menemukan perlengkapan setiap membutuhkannya. (Hendri Agustin)
Tips menghindari kemungkinan tersesat di gunung Ambil setiap langkah yang bisa mencegah tersesat, seperti belajar navigasi darat (peta dan kompas). Sebelum mendaki, pelajari peta area gunung dan biasakan dengan tanda medannya seperti sungai, punggungan, puncak, dan tanda lainnya. Beritahukan rencana perjalanan pada keluarga atau teman. Ketika sampai di lokasi dan mulai mendaki, amati topografi medan (punggungan, puncak, sungai, dan lainnya). Semua bisa menjadi titik referensi yang bagus saat kita di ketinggian. Biasakan selalu membawa peta dan kompas saat mendaki. Jika kehilangan arah, berhentilah, keluarkan peta dan lihat sekeliling untuk mencari tanda medan yang bisa dikenali. Pelajari dengan tenang peta dan medan sekeliling anda setidaknya lima menit. Untuk membantu orientasi, naik ke punggungan atau tempat tinggi, sehingga akan memudah-
kan mengenali perbukitan atau sungai yang bisa ditandai di peta. Tetapi jangan mengembara terlalu jauh dari rute asli, terlebih jika tidak memiliki peta. Jika masih tersesat, lakukan S.T.O.P (Stop, Think, Observe, dan Plan) atau berhenti, berpikir, mengamati, dan merencanakan. Cobalah kembali ke lokasi terakhir sebelum tersesat jika masih dalam jarak wajar. Putuskan segera tindakan dan taatilah. Yang paling penting, jangan panik, hematlah energi. Jika tidak bisa menemukan tanda-tanda alam yang bisa dikenali saat mencoba kembali, diam di tempat. Jika membawa peluit, tiup dengan interval teratur agar bisa didengar tim SAR atau pendaki lain. Selain itu bersiaplah menyusun rencana survival atau rencana bertahan hidup. (Hendri Agustin)
01 2011 MountMag 29
Tips membersihkan Hydration pack Hydration Pack membuat pendaki nyaman karena tetap terhidrasi selama perjalanan tanpa repot harus menurunkan ransel. Untuk memastikan Hydration Pack tetap bersih, setelah selesai menggunakannya, tabung dan pipa harus dikosongkan dan dianginkan sampai kering. Pastikan bagian dalam tabung kering untuk menghindari jamur. Untuk menjaga tabung air dan pipa tetap segar dan bebas dari rasa jamur, berikut cara membersihkannya: a. Campur 1 atau 2 sendok baking soda dengan 2 atau 3 liter air b. Peras setengah dari jeruk lemon ke campuran itu, lalu tuang ke tabung. Biarkan selama 1 atau 2 hari c. Kosongkan tabung dan bilas lalu gantung sampai
kering dalam keadaan tutup terbuka (mengeringkan dengan cleaning kits dari produk juga akan membantu) Jika tabung digunakan untuk menyimpan minuman dengan rasa atau minuman olahraga, hampir bisa dikatakan tidak mungkin membersihkan rasa tersebut dari Hydration. Jadi sedapat mungkin hindari memasukkan minuman berasa kedalam Hydration. Hindari menggunakan yodium atau tablet purifikasi air di dalam tabung. Biasanya rasa dari yodium tersebut akan lama tinggal bahkan bisa selamanya. Saat menyimpannya, pastikan dalam keadaan benar-benar kering, jangan dilipat. Jika memungkinkan, ganjal agar tabungnya terbuka sehingga sirkulasi udara memasuki bagian dalam tabung. (Hendri Agustin)
Tips mendirikan tenda di tempat terbuka dan saat terjadi badai aat mendaki kadang kita mendapatkan cuaca di luar perkiraan, seperti badai misalnya, dan pas pula saat kita akan mendirikan tenda di daerah terbuka. Mendirikan tenda di daerah terbuka dan saat badai cukup sulit. Selain itu ada risiko tenda akan tertiup angin dan tak jarang robek atau patah rangka tendanya. Berikut tips mendirikan tenda dengan mudah di tengah badai dan medan terbuka. Tips ini pernah dipraktikkan oleh redaksi MountMag di puncak Gunung Ungaran saat terjadi badai. Perlu dua orang untuk mendirikan tenda dengan cara ini. 1. Pastikan semua pasak dan tali pengaman tenda ada, juga pisahkan bagian flysheet dan tenda agar tidak terbang saat membukanya. 2. Bentangkan tenda sesuai dengan bentuk lantai kemudian pasang pasak pada ujungujungnya yang telah tentukan. 3. Kemudian pasangkan satu per satu frame atau rangka tenda sesuai konstruksinya, namun jangan pasangkan dulu semuanya, jangan pasangkan hingga berdiri. Pastikan salah satu ujung frame atau rangka tenda telah terpasang pada tempat kaitannya. 4. Kemudian berdua secara serentak memasang ujung rangka yang lain hingga berdiri. Tahapan ini harus dilakukan dengan cepat dan tepat namun
30 MountMag 01 2011
Google com
S
hati-hati agar tidak membuat frame atau rangka patah. 5. Pasang flysheet tenda dari arah angin, jangan melawan arah angin. Lalu pasang semua tali penguat tenda. Jika perlu tambahkan tali penguat pada tiap-tiap framenya agar frame bisa bertahan terhadap tiupan angin. (Hendri Agustin)
hendri agustin
NANTIKAN EDISI BERIKUTNYA !