UCEJ, Vol. 1, No. 2, Desember 2016, Hal. 214-222 ISSN : 2541-6693
Untirta Civic Education Journal
MENCIPTAKAN IKLIM PENDIDIKAN YANG MURNI BERBASIS IDEALISME (Diterima 26 Desember 2016; direvisi 29 Desember 2016; disetujui 30 Desember 2016)
Istinganatul Ngulwiyah1 1
Program Studi PPKn, FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang e-mail :
[email protected] Abstrak
Dunia pendidikan dewasa ini dihadapkan pada permasalahan tersebut. Pendidikan menjadi bidang yang dapat dikapitalisasi, dijadikan sumber keuntungan pribadi. Oleh karena itulah perlu adanya kajian mendalam untuk menjawab permasalahanpermasalahan yang sedikit banyak telah menggerogoti filosofi pendidikan yang sesungguhnya. Bagaimana pendidikan diarahkan pada proses penemuan makna pengetahuan, dan pengembangan keunikan individu melalui proses pendidikan yang bertahap dan tidak dipercepat. Pertanyaan itulah yang hendak dijawab dalam tulisan ini, agar dapat menciptakan iklim pendidikan yang bebas dari kepentingan individual melalui pendekatan pemikiran idealisme. Memahami Idealisme sebagai suatu aliran Filsafat Pendidikan perlu dilakukan pengkajian makna istilah tersebut melalui pendekatan filsafat, yaitu dengan menjawab ketiga landasan filosofis yang menjadi dasar aliran idealisme: ontologi, epistemologi, aksiologi Kata Kunci : Iklim, Pendidikan, Idealisme
214
215
kecepatan yang tinggi. Sehingga
PENDAHULUAN Hasrat
manusia
untuk
yang
berkembang
sekarang
ini
memenuhi segala kebutuhan materi
adalah semacam dromologi, dromo
tidak akan pernah usai. Kebutuhan
berlari,
untuk memenuhi aspek-aspek materi
sesuatunya serba dipercepat, ilmu
akan
yang
sangat
berpengaruh
pada
logos
berlari.
ilmu.
Segala
(Yasraf,2011:117).
kehidupan manusia secara universal.
Maka sudah tidak ada lagi yang
Pemenuhan kebutuhan materi yang
namanya
mendominasi gaya hidup manusia
pengetahuan, semuanya serba instan,
lah
yang
kepribadian
kedalaman
makna
akan
membentuk
asal ada biaya segala sesuatunya bisa
individu
yang tidak
dipercepat.
sedikit menjadi materialistis. Begitu pula
Dunia pendidikan dewasa ini
dalam
dunia
dihadapkan
hidup
yang
tersebut. Pendidikan menjadi bidang
sepenuhnya memprioritaskan unsur
yang dapat dikapitalisasi, dijadikan
keuntungan
memberikan
sumber keuntungan pribadi. Oleh
pendidikan.
karena itulah perlu adanya kajian
pendidikan.
dampak
Gaya
akan
pada
dunia
pada
permasalahan
Pendidikan yang seharusnya adalah
mendalam
proses mentransfer pengetahuan bisa
permasalahan-permasalahan
berbalik
sedikit banyak telah menggerogoti
arah,
atau
bahkan
untuk
menjawab
melenceng jauh dari tujuan semula.
filosofi
Iklim kapitalisme yang sangat erat
sesungguhnya.
dengan percepatan atau pemapatan
pendidikan diarahkan pada proses
berbagai hal mempengaruhi proses
penemuan makna pengetahuan, dan
transfer
pengembangan keunikan individu
pengetahuan
dalam
pendidikan. Pengetahuan dalam dirkursus kapitalisme
global
juga
telah
pendidikan
yang
melalui
proses
bertahap
dan
Pertanyaan
yang Bagaimana
pendidikan tidak
itulah
yang
dipercepat.
yang
hendak
terkontaminasi oleh arus percepatan.
dijawab dalam tulisan ini, agar dapat
Kapitalisme
saja
menciptakan iklim pendidikan yang
memebutuhkan jutaan bit informasi,
bebas dari kepentingan individual
tetapi
tidak
memerlukanya
dalam
UCEJ, Vol. 1, No. 2, Desember 2016, Hal. 214-222 ISSN : 2541-6693
Ngulwiyah
216
melalui
pendekatan
pemikiran
idealisme.
kaum idealis. Kaum idealis spiritual dan
kaum
idealis
dualis.
Para
penganut spiritualisme berpendirian bahwa segenap tatanan alam dapat
PEMBAHASAN Memahami Idealisme sebagai
dikembalikan kepada suatu tatanan
suatu aliran Filsafat Pendidikan perlu
roh yang meraneka ragam dan
dilakukan pengkajian makna istilah
berbeda-beda
tersebut melalui pendekatan filsafat,
2004:217).
yaitu
dengan
(Kattsoff,
ketiga
Akan tetapi pembagian pada
menjadi
dua jenis aliran itu, akan tetap kita
dasar aliran idealisme: ontologi,
cari benang merah kesamaan prinsip.
epistemologi, aksiologi.
Dua pembagian itu prinsipnya sangat
Ontologi
dekat dengan alam. Hal tersebut
landasan
menjawab
drajatnya
filosofis
Idealisme
yang
suatu
tampak dalam konsep pembagian
ajaran kefilsafatan yang berusaha
realitasnya. Bagi idealisme realitas
menunjukkan
dapat
dibagi dua Pertama, yang tampak
tatanan
yaitu apa yang dialami oleh kita
memahami
merupakan
agar materi
kejadian-kejadian dalam
ruang
kita atau
yang
dan
terdapat
waktu
selaku
makhluk
hidup
dalam
pada
lingkungan ini seperti ada yang
hakekatnya yang paling dalam. Maka
datang dan pergi, ada yang hidup dan
ditinjau dari segi logika kita harus
ada
membayangkan adanya jiwa atau roh
Kedua, adalah realitas sejati, yang
yang menyertainya dan yang dalam
merupakan sifat yang kekal dan
hubungan tertentu bersifat mendasari
sempurna (idea), gagasan dan pikiran
hal-hal tersebut (Watts,1933:339).
yang utuh di dalamnya terdapat nilai-
Dari definisi tersebut dapat dirumuskan
bahwa
para
filosof
yang
demikian
seterusnya.
nilai yang murni dan asli, kemudian kemutlakan
dan
kesejatian
Idealisme mengklaim bahwa realitas
kedudukannya lebih tinggi dari yang
hakikatnya bersifat spiritual daripada
tampak,
bersifat
wujud yang hakiki.
fisik,
bersifat
mental
daripada material. Secara umum dapat dikatakan ada dua macam
karena
Prinsipnya,
idea
aliran
merupakan
idealisme
mendasari semua yang ada. Yang
UCEJ, Vol. 1, No. 2, Desember 2016, Hal. 214-222 ISSN : 2541-6693
Ngulwiyah
217
nyata di alam ini hanya idea, dunia
penalaran adalah sebuah penerapan
idea merupakan lapangan rohani dan
prinsip
bentuknya tidak sama dengan alam
jikanhendak dikatakan makna harus
nyata seperti yang tampak dan
diketahui terlebih dahulu. Suatu nilai
tergambar. Sedangkan ruangannya
jika ingin dikatakan nilai harus ada
tidak mempunyai batas dan tumpuan
penghargaan
yang paling akhir dari idea adalah
Kiranya dapat disimpulkan bahwa
arche
karena di dunia terdapat nilai dan
yang
merupakan
tempat
bahwa
suatu
makna
terlebih
kembali kesempurnaan yang disebut
makna,
dunia idea dengan Tuhan, arche,
dalamnya ialah sejenis jiwa yang
sifatnya kekal dan sedikit pun tidak
dapat mengetahui makna-makna tadi
mengalami perubahan. Inti yang
dan
terpenting dari ajaran ini adalah
penghargaan terhadap nilai sesuatu
manusia
atau
yang sedalam-dalamnya dari alam
sukma lebih berharga dan lebih
semesta, meskipun mungkin bukan
tinggi dibandingkan dengan materi
substansi
bagi kehidupan manusia.
(Kattsoff.2004:218)
Epistemologi
Aksiologi
menganggap
roh
Pengetahuan
maka
yang
yang
dahulu.
dapat
yang
sedalam-
memberi
terdalam.
diperoleh
Manusia diperintah oleh nilai
manusia dengan cara mengingat
moral imperatif yang bersumber dari
kembali atau berpikir dan melalui
realitas yang absolut atau yang
intuisi.
mungkin
diturunkan
dari
diperoleh manusia yang mempunyai
sebenarnya
(Idealisme
pikiran yang baik, kebanyakan orang
Tuhan
hanya sampai pada tingkat pendapat.
Alam). Nilai bersifat absolut dan
Uji
pengetahuan
tidak berubah. Idealisme berangapan
didasarkan pada teori koherensi atau
bahwa nilai langsung bersangkutan
konsistensi.
dengan jiwa. Dapat juga dikatakan,
Kebenaran
kebenaran
Idealisme menekankan pada penalaran
yang
pencapaian
Idealisme
yang
Theistik: Pantheistik:
dalam arti tertentu jika nilai sudah
atas
sejak semula terdapat dalam segenap
Tingkat
akhir
kenyataan. (Kattsoff, 2004:335-336)
pengetahuan
melalui
makna-makna.
didasarkan
;
realitas
UCEJ, Vol. 1, No. 2, Desember 2016, Hal. 214-222 ISSN : 2541-6693
Ngulwiyah
218
Dengan mengambil landasan
Aplikasi Idealisme Idealisme, aliran
sebagai
pemikiran
suatu
pikir
diatas,
belajar
dapat
memulai
didefinisikan sebagai jiwa-jiwa yang
pribadi
berkembang pada sendinya sebagai
individual dengan menitikberatkan
substansi spiritual. Jiwa membina
pada aku. Menurut idealisme, bila
dan menciptakan diri sendiri.
tinjauannya
mengenai
seseorang itu belajar pada taraf
Pandangan
realisme
permulaan adalah memahami akunya
mengenai belajar, tercermin antara
sendiri, terus bergerak keluar untuk
lain
memahami
psikologi,
dunia
objektif.
Dari
mikrokosmos menuju makrokosmos. Sebagai
contoh,
dengan
pada
pandangan
ahli-ahli
diantaranya
seperti
pandangan-pandangan dari Edward L.
Thorndike
pendukung
aliran
landasan pandangan di atas, dapatlah
koneksionisme.
dikemukakan pandangan Immanuel
mendekati studi mengenai manusia
Kant (1724-1804). Dijelaskan bahwa
dengan pengurangan sampai pada
segala pengetahuan yang dicapai
sifat-sifat mekanistis kuantitatif. Ini
oleh
indra
tercermin antara lain dalam teori
memerlukan unsur a priori, yang
sarbon. Berarti bahwa belajar itu
tidak didahului oleh pengalaman
tidak
lebih dahulu.
penyesuaian dengan yang ada.
manusia
Bila
lewat
orang
berhadapan
lain
Koneksionisme
adalah
Seorang
filsuf
mengadakan
dan
ahli
dengan benda-benda,, tidak berarti
sosiologi yang bernama Roose L.
bahwa mereka itu sudah mempunyai
Finney menerangkan tentang hakikat
bentuk, ruang dan ikatan waktu.
sosial dari hidup mental. Dikatakan
Bentuk, ruang dan waktu sudah ada
bahwa mental adalah keadaan rohani
pada
ada
yang pasif, yang berarti bahwa
pengalaman atau pengamatan. Jadi, a
manusia pada umumnya menerima
priori, yang terarah itu bukanlah
apa saja yang telah tertentu yang
budi kepada benda, tetapi benda-
diatur oleh alam. Berarti pula bahwa
benda itulah yang terarah kepada
pendidikan
budi. Budi membentuk, mengatur
reproduksi dari apa yang terdapaat
dalam ruang dan waktu.
dalam kehidupan sosial. Jadi belajar
budi
manusiasebelum
UCEJ, Vol. 1, No. 2, Desember 2016, Hal. 214-222 ISSN : 2541-6693
itu
adalah
proses
Ngulwiyah
219
adalah
menerima
dan
mengenai
terhadap mereka, namun kemampuan
dengan sungguh-sungguh nilai-nilai
akan pengawasan diperlukan. Untuk
sosial oleh angkatan baru yang
ini
timbul untuk ditambah dan dikurangi
mengenai, pada orang yang belajar
dan diteruskan kepada angkatan
perlu dibangkitkan kemauan dan
berikutnya.
kemampuan yang memungkinkan
Pandangan-pandangan realisme
diatas
disamping
mengetahui
mengawasi hal-hal yang mengenai
mencerminkan
lingkungannya itu. Dengan demikian
adanya dua jenis determinisme yaitu
jiwa
determinisme
adalah jiwa yang aktif.
mutlak
dan
dan
yang
mempelajari
sesuatu
determinisme terbatas. Yang mutlak, menunjukkan bahwa belajar adalah
Tujuan Pendidikan
mengenai hal-hal yang tidak dapat
Pembentukan
karakter,
dihalang-halangi adanya, jadi harus
pengembangan bakat insani, dan
ada, yang bersama-sama membentuk
kebajikan sosial. Proses pendidikan
dunia ini. Pengenalan ini perlu
dalam
diikuti oleh penyesuaian supaya
pemaknaan
dapat tercipta suasana hidup yang
mengenali identitas ke akuan diri
harmonis. Banyak tata dalam alam
sendiri. Pendidikan ditujuakan untuk
ini
perjalanan
memeahi karakter jiwa diri sendiri.
matahari, perbedaan letak kawasan
Dengan memahami karakter jiwa diri
yang sekaligus membawa perbedaan
sendiri maka secara tidak langung
jenisdan sifat musim, adalah gejala-
akan
teroptimalkan
gejala mutlak, yang bagi manusia
bakat
seseorang juga
tiada
kebajikan sosialnya dimasyarakat.
seperti
teraturnya
lain
menyesuaikan
kecuali diri.
harus
kurangnya
adalah
untuk
proses
benar-benar
kemampuan kebajikan-
Sedangkan
determinisme terbatas memberikan gambaran
idealisme
sifat
pasif
Kurikulum/Isi Pendidikan Beberapa
tokoh
idealisme
mengenai belajar. Bahwa meskipun
memandang bahwa kurikulum itu
pengenalan terhadap hal-hal yang
hendaklah berpangkal pada landasan
kausatif di dunia ini berarti tidak
ideal dan organisasi yang kuat.
dimungkinkan adanya penguasaan
Bersumber
UCEJ, Vol. 1, No. 2, Desember 2016, Hal. 214-222 ISSN : 2541-6693
atas
pandangan
ini,
Ngulwiyah
220
kegiatan-kegiatan dillakukan.
pendidikan
Berikut
adalah
pandangan pokok tersebut.
yang
satu
kurikulum sebagai
Herman harell horne menulis dalam bukunya yang berjudul This
dengan dapat
a.
yang
Universum. Pengetahuan yang
hendaknya
segala
atas
rumah
mempunyai empat bagian, ialah:
merupakan
bersendikan
lain,
diumpamakan
sebuah
New Edition mengatakan bahwa kurikulum
yang
itu
fundamental
latar
belakang
manifestasi
hidup
manusia. Di antaranya adalah
tunggal yaitu watak manusia yang
adanya
ideal dan ciri-ciri masyarakat yang
alam, asal-usul tata surya dan
ideal. Kegiatan dalam pendidikan
lain-lainnya.
perlu
ditujukan
pengetahuan ini adalah ilmu
kepada yang serba baik. Akan dasar
pengetahuan alam kodrat yang
ketentuan ini berarti bahwa kegiatan
diperluas.
disesuaikan
dan
atau keaktifan anak didik tidak
b.
kekuatan-kekuatan
Basis
Sivilisasi.
Karya
yang
dikekang, asalkan sejalan dengan
dihasilkan
manusia
sebagai
fundamen-fundamen itu.
akibat
hidup
masyarakat.
Semua yang ideal, baik yang
Dengan
berisi manifestasi dari intelek, emosi
mampu
dan
pengawasan
terhadap
lingkungannya,
mengejar
kemauan,
menjadi
ini
semua
sumber
perlu
kurikulum.
sivilisasi
manusia
mengadakan
Berhubung dengan itu kurikulum
kebutuhan, dan hidup aman
hendaklah
dan sejahtera.
berisikan
ilmu
pengetahuan, kesenian dan segala
c.
Kebudayaan.
Karya
yang dapat menggerakkan kehendak
manusiayang
mencakup
manusia.
diantaranya filsafat, kesenian,
Bogoslousky, dalam bukunya
kesusastraan,
agama,
The Ideal School, mengutarakan hal-
penafsiran
hal yang lebih jelas dari Horne.
mengenai lingkungan.
Disamping kurikulum
menegaskan dapat
supaya
terhindar
dari
adanya pemisahan mata pelajaran
d.
Kepribadian. bertujuan
dan
penilaian
Bagian
yang
pembentukan
kepribadian dalam arti riil yang
UCEJ, Vol. 1, No. 2, Desember 2016, Hal. 214-222 ISSN : 2541-6693
Ngulwiyah
221
tidak
bertentangan
dengan
adalah proses penyesuaian
yang
kepribadian yang ideal. Dalam
bersifat kosmis. Anak didik perlu
kur
disiapkan
kulum
hendaklah
supaya
berpikir
diusahakan agar faktor-faktor
berbuat
sebagaimana
fisik, fisiologis, emosional dan
Maka
dari
intelektual
pengetahuan
sebagai
keseluruhan, berkembang
dapat harmonis
organis,
sesuai
kemanusiaan
dan
dengan
yang
ideal
dan
seharusnya.
itu
pengetahuan-
yang
disampaikan
kepada anak didik hendaklah disusun sedemikian secara
agar
dapat
normatif
diterima
sebagaimana
mempelajari nilai-nilai hidup.
tersebut.
Butler mengemukakan bahwa sejumlah anak untuk tiap angkatan
Dalam lingkungan idealisme adanya gagasan yang merupakan komponen pengembangan kurikulum cukup banyak. Dalam variasi di atas nampak adanya kesamaan prinsip, ialah
tekanan
kepada
dengan menggunakan alat disiplin, pengawasan dan lain-lainnya. Robert Ulich berpendapat bahwa meskipun pada hakikatnya kurikulum disusun fleksibel
karena
perlu
mendasarkan atass pribadi anak, fleksibilitas ini tidak tepat diterapkan pada pemahaman mengenai agama dan alam semesta. Untuk ini perlu diadakan
perencanaan
dengan
kesaksamaan dan kepastian. Disamping
Ulich,
Horne
mengemukakan bahwa kurikulum
haruslah
dididik
untuk
mengetahui dan mengagumi kitab suci.
Sedang
menghendaki
Demihkevich agar
kurikulum
berisikan moralitas yang tinggi.
segi-segi
kejiwaan dan pembentukan watak
secara
baru
Realisme
mengumpamakan
kurikulum sebagai balok-balok yang disusun dengan teratur satu sama lain dan dengan mengingat pola tertentu. Yaitu disusun dari yang peling sederhana paling
sampai
kepada
kompleks.
mengenai
isi
matematika
dan
yang
Misalnya,
mata
pelajaran
bahasa,
semula
diberikan dasar-dasar fundamental yang selanjutnya menjadi makin meningkat
hingga
berisikan
bagian-bagian
menggunakan
pelajaran
angkadan
itu yang
bahasa
sampai dasar.
sebagai kegiatan dalam pendidikan UCEJ, Vol. 1, No. 2, Desember 2016, Hal. 214-222 ISSN : 2541-6693
Ngulwiyah
222
Susunan
seperti
yang
Peranan Pendidik dan Peserta didik
diutarakan di atas dapat diibaratkan
Pendidik bertanggung jawab
sebagai susunan dari alam, yang
untuk
sederhana merupakan fundamen atau
pendidikan
dasar dari susunannya yang lebih
Pendidik harus unggul agar dapat
kompleks.
menjadi teladan baik dalam hal
Jadi,
bila
kurikulum
menciptakan
disusun atas dasar pikiran ini akan
moral
bersifat harmonis.
Sedangkan
bagi
Metode
yang
adalah metode demikian
diutamakan
dialektik, namun
tiap
metode
yang
peserta
maupun peserta
mengembangkan Metode Pendidikan
lingkungan didik.
intelektual. didik
kepribadian
bebas dan
bakatnya,
bekerja
sama
dan
mengikuti
proses
alami
dari
perkembangan bertugas
insani.
mendorong
Pendidik kemampuan
mendorong belajar dapat diterima,
individu agar sampai pada taraf
dan cenderung mengabaikan dasar-
maksimal.
dasar phisiologis untuk belajar. Yang penting
setiap
kenyamanan
orang
merasakan
dalam
proses
DAFTAR PUSTAKA Imam
belajarnya.
Barnadib.2013. Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Ombak.
Metode pendidikan diharapkan tidak bersifat memaksa kemampuan individu,
walaupun
tujuan
pendidikan adalah untuk mendorong
Yasraf Amir Piliang.2011. Dunia yang Dilipat. Bandung: Matahari. Louis
kemampuan seseorang sampai pada tahap
maksimal.
Masing-masing
Kattsoff.2004. Pengantar Filsafat. Yogayakrta: Tiara Wacana.
individu merupakan pribadi yang unik, dan berbeda dengang lainnya. Yang
harus
diperhatikan
adalah
bagaimana
menciptakan
metode
pendidikan
yang
mampu
meningkatkan kemampuan spesifik individu.
UCEJ, Vol. 1, No. 2, Desember 2016, Hal. 214-222 ISSN : 2541-6693
Ngulwiyah