BAB IV PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DI PT. BRI
A. Pelaksanaan Bentuk-Bentuk CSR di PT. BRI PT. BRI merupakan leading corporate dalam pelaksanaan CSR di Indonesia. Perusahaan yang didirikan pada tanggal 16 Desember 1895 ini telah memulai kegiatan CSR-nya pada tahun 1989 dalam bidang olahraga, pendidikan, kesehatan, lingkungan, bencana alam, dan sarana ibadah. Pelaksanaan kegiatan CSR tersebut berlangsung dan berkembang menjadi beberapa bidang seiring dengaan perkembangan zaman yang tentu saja di dasarkan pada komitmen PT. BRI dalam pelaksanaan CSR yang menganggap hal tersebut bukan semata-mata tanggung jawab yuridis melainkan tanggung jawab moral. Presentase CSR dari penjualan untuk sementara belum dapat di tentukan, kemudian kebijaksanaan presentase CSR tersebut diserahkan kepada perusahaan masing – masing. Tabel: 4.1 Jumlah Dana CSR PT. BRI tahun 2008-2010 Nilai Anggaran Pendapatan % Anggaran CSR
2008 Rp. 130 Miliar Rp. 5,960 Miliar 2.18%
Tahun 2009 Rp. 169 Miliar Rp. 7.320 Miliar 2.31%
Sumber :Diolah (Diolah dari berbagai sumber
41
2010 Rp. 180 Miliar Rp. 11.470 Miliar 1.57%
Jumlah Dana CSR PT.BRI tahun 2008-2010 mengalami perubahan tiap tahun dikarenakan nilai anggaran dan pendapatan setiap tahun meningkat. Nilai anggaran dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dapat dilihat dari: 1. Anggaran Anggaran pada tahun 2008 sebesar Rp. 130 miliar, anggaran tahun 2009 sebesar Rp. 169 miliar dan anggaran pada tahun 2010 sebesar 180 miliar. Antara tahun 2008 dan 2009 mengalami kenaikan sebesar Rp. 39 miliar atau 30% ((Rp. 130 miliar – Rp. 169 miliar)/Rp. 130 miliar), sedangkan ditahun 2009 dan 2010 mengalami kenaikan sebesar Rp. 11 miliar atau meningkat 6,5% ((Rp. 169 miliar – Rp. 180 miliar)/Rp. 169 miliar). 2. Pendapatan Pendapatan pada tahun 2008 sebesar Rp. 5.960 miliar, tahun 2009 sebesar Rp. 7.320 miliar dan pada tahun 2010 sebesar Rp. 11.470 miliar. Antara tahun 2008 dan tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar Rp. 1.360 miliar atau meningkat 22,8% ((Rp. 5.960 miliar – Rp. 7.320 miliar)/Rp. 5.960 miliar) sedangkan antara tahun 2009 dan 2010 juga mengalami kenaikan sebesar Rp. 4.150 miliar atau 56,7% ((Rp. 7.320 miliar – Rp. 11.470 miliar)/Rp. 7.320 miliar). Jadi persentase (%) anggaran CSR Pada PT. BRI mengalami perubahan setiap tahun dapat dilihat pada tabel 4.1 yaitu pada tahun 2008 persentase anggaran CSR sebesar 2,18% (Rp. 130 miliar : Rp. 5.960 miliar), pada tahun 2009 sebesar 2,31% (Rp. 169 miliar : Rp. 7.320 miliar) dan tahun 2010
sebesar 1,57% (Rp. 180 miliar : Rp. 11.470 miliar). Persentase anggaran antara tahun 2008 dan 2009 mengalami kenaikan sebesar 0,13% (2,18%2,31%) sedangkan pada tahun 2009 dan 2010 mengalami penurunan sebesar 0,74% (2,31%-1,57%). Tabel: 4.2 Anggran Realisasi Pelaksanaan CSR PT BRI tahun 2008-2010
Keterangan
2008 Persentase RP (Miliar) (%)
2009 2010 Persenatse Peresentase Rp (miliar) (%) Rp (miliar) (%)
Anggaran
130
169
180
Realisasi
116
89,2
129,3
76,5
162,1
90
Saldo Dana
14
10,8
39,7
23,5
17,9
10
Sumber : Diolah (Diolah dari berbagai sumber) Dari table diatas terlihat bahwa anggaran realisasi pelaksanaan CSR pada PT. BRI tahun 2008-2010 mengalami perubahan setiap tahunnya dikarenakan anggaran dan realisasi tahun 2008-2010 mengalami peningkatan antara lain : 1. Anggaran Anggaran pada tahun 2008 sebesar Rp. 130 miliar, anggaran tahun 2009 sebesar Rp. 169 miliar dan anggaran pada tahun 2010 sebesar 180 miliar. Antara tahun 2008 dan 2009 mengalami kenaikan sebesar Rp. 39 miliar atau 30% ((Rp. 130 miliar – Rp. 169 miliar)/Rp. 130 miliar), sedangkan ditahun 2009 dan 2010 mengalami kenaikan sebesar Rp. 11 miliar atau meningkat 6,5% ((Rp. 169 miliar – Rp. 180 miliar)/Rp. 169 miliar).
2. Realisasi Realisasi pada tahun 2008 sebesar Rp. 116 miliar, tahun 2009 sebesar Rp. 129,3 miliar dan tahun 2010 sebesar Rp. 162,1 miliar. Antara tahun 2008 dan 2009 mengalami peningkatan sebesar Rp. 13,3 miliar atau 11,5% ((Rp. 116 miliar – Rp. 129,3 miliar)/Rp. 116 miliar) dan ditahun 2009 dan 2010 sebesar Rp. 32,8 miliar atau meningkat 25,4% ((Rp. 129,3 miliar – Rp. 162,1 miliar)/Rp. 129,3 miliar). Maka dapat disimpulkan bahwa perbandingan antara anggaran dengan realisasi pada tahun 2008 sebesar 89,2% (Rp. 116 miliar : Rp. 130 miliar), ditahun 2009 sebesar 76,5% (Rp. 129,3 miliar : Rp. 169 miliar) dan pada tahun 2010 sebesar 90% (Rp. 162,1 miliar : Rp. 180 miliar). Jadi, sisa saldo dana untuk anggaran realisasi pelaksanaan CSR PT. BRI tahun 2008 sebesar Rp. 14 miliar (Rp. 116 miliar – Rp. 130 miliar) atau 10,8% (100%-89,2%), ditahun 2009 sebesar Rp. 39,7 miliar (Rp. 169 miliar – Rp. 129,3 miliar) atau 23,5% (100%-76,5%) dan tahun 2010 sebesar Rp. 17,9 miliar (Rp. 180 miliar – Rp. 162,1 miliar) atau 10% (100%90%).
Tabel 4.3 Bentuk Realisasi CSR PT. BRI 2008 2009 Persentase Persenatse Rp RP (Miliar) (%) Rp (miliar) (%) (miliar)
Bentuk CSR
169
2010 Peresentase (%)
Realisasi CSR
130
180
Bentuk Kegiatan 1. Bidang Olah Raga
15,1
11,6
15
8,9
17
9,4
2. Bidang Pendidikan
31,4
24,2
38,6
22,8
42
23,3
3. Bidang Kesehatan
20,4
15,7
22,3
13,2
28,5
15,8
4. Sarana Ibadah
9,3
7,2
65
3,8
8,8
4,9
5. Bencana Alam
3,7
2,8
1,5
0,9
2,8
1,6
6. Lingkungan
35,7
27,5
45,4
26,9
63
35
Dari tabel diatas terlihat bahwa bentuk realisasi CSR pada PT. BRI dari tahun 2008-2010 lebih diproritaskan pada bidang pendidikan, bidang kesehatan dan bidang lingkungan antara lain yaitu : 1. Bidang Pendidikan Dari tahun ke tahun bentuk kegiatan realisasi CSR pada PT. BRI di bidang pendidikan telah mengalami kenaikan. Pada tahun 2008 sebesar Rp. 31,4 miliar, tahun 2009 sebesar Rp. 38,6 miliar dan tahun 2010 sebesar Rp. 42 miliar. Antara tahun 2008 dan 2009 mengalami kenaikan sebesar Rp. 7,2 miliar atau 22,9% ((Rp. 31,4 miliar – Rp. 38,6 miliar)/Rp. 31,4 miliar), sedangkan ditahun 2009 dan 2010 mengalami kenaikan sebesar Rp. 3,4 miliar atau meningkat 8,8% ((Rp. 38,6 miliar – Rp. 42 miliar)/Rp. 38,6 miliar). Dikarenakan pendidikan adalah hak asai manusia yang merupakan kunci untuk meningkatan
kapasitas
dan
membuka
potensi
serta
mensejahterakan
masyarakat. Sehingga PT. BRI memberikan perhatian lebih dibidang pendidikan guna membantu mencerdaskan bangsa. Belakangan ini PT. BRI telah melaksanakan CSR di bidang pendidikan. Bank BRI telah memberikan sejumlah beasiswa untuk 90 perguruan tinggi baik negeri maupun swasta dari Sabang sampai Merauke. Beasiswa diberikan kepada 50 orang dari masing-masing perguruan tinggi. Alokasi anggaran untuk beasiswa di 90 PTN/S sebesar Rp 16,2 miliar diberikan untuk mahasiswa yang berprestasi tetapi berasal dari keluarga kurang mampu. Diharapkan dengan bantuan beasiswa ini para mahasiswa dapat meningkatkan prestasi belajar dan menjadi SDM yang berkualitas. Dalam rangka bantuan mengembangkan potensi kawasan Timur Indonesia, sejak tahun 2010 Bank BRI menyalurkan program beasiswa bagi putra-putri daerah Propinsi Papua dan Papua barat. Program beasiswa ini diberikan sejak awal masuk perguruan tinggi sampai dengan dinyatakan lulus sarjana (S1). Program beasiswa putra daerah ini akan terus dikembangkan untuk daerahdaerah dengan kriteria tertentu, antara wilayah perbatasan, daerah terpencil atau tertinggal. Sebagai pengembangan program penyaluran beasiswa, Bank BRI juga merencanakan program bakti penerimaan beasiswa, Bank BRI penerimaan beasiswa harus melaksanakan program yang bermanfaat untuk masyarakat di sekitar lingkungan masing-masing. Selain untuk mahasiswa, Bank BRI juga menyediakan beasiswa bagi SLTA . Bantuan pendidikan ini diberikan kepada 20 siswa SLTA yang ada di 400 kantor cabang BRI.
Salah satu yang menjadi kegiatan rutin dan menjadi perhatian terbesar dari BRI Solo Slamet Riyadi adalah di bidang pendidikan. Beberapa sekolah yang melakukan kerja sama adalah SMA 4, SMKN 5, SMKN 7, dan SMA Santo Mikail. Setiap sekolah terdiri dari lima siswa dan masing-masing siswa akan mendapat beasiswa Rp 150.000 per bulannya. Tidak hanya bagi siswa SMA, BRI juga memberikan beasiswa kepada 50 mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Beasiswa diberikan untuk jangka waktu satu tahun dengan besaran Rp 300.000 per bulan. 2. Bidang Kesehatan Dari tahun ke tahun bentuk kegiatan realisasi CSR pada PT. BRI di bidang kesehatan telah mengalami kenaikan. Pada tahun 2008 sebesar Rp. 20,4 miliar, tahun 2009 sebesar Rp. 22,3 miliar dan tahun 2010 sebesar Rp. 28,5 miliar. Antara tahun 2008 dan 2009 mengalami kenaikan sebesar Rp. 1,9 miliar atau 9,3% ((Rp. 20,4 miliar – Rp. 22,3 miliar)/Rp. 20,4 miliar), sedangkan ditahun 2009 dan 2010 mengalami kenaikan sebesar Rp. 6,2 miliar atau meningkat 27,8% ((Rp. 22,3 miliar – Rp. 28,5 miliar)/Rp. 22,3 miliar). Dikarenakan PT. BRI mengadakan CSR dalam bentuk kegiatan bakti sosial di 40 unit kerja BRI tersebar di seluruh Indonesia. Kegiatan bakti sosial tersebut berupa kegiatan penyuluhan tentang kegiatan khusus ibu dan anak, khitanan massal untuk 100 orang, operasi minor 30 orang, pemeriksaan kesehatan gratis untuk 500 orang, pengobatan mata untuk 75 orang dan untuk pengobatan gigi 75 orang di masing-masing lokasi bakti sosial. Selain itu, PT. BRI juga mengadakan acara BRI Peduli kesehatan di Jambi, Pontianak, Ende dan Jayapura. Saat
memperingati HUT 113 tahun pada Desember 2008, BRI juga melakukan sejumlah program rehabilitasi sejumlah Puskesmas di perbatasan seperti di Merauke, Atambua, Sanggau Ledo dan Pulau Sebatik. 3. Bidang Lingkungan Dari tahun ke tahun bentuk kegiatan realisasi CSR pada PT. BRI di bidang Lingkungan telah mengalami kenaikan. Pada tahun 2008 sebesar Rp. 35,7 miliar, tahun 2009 sebesar Rp. 45,4 miliar dan tahun 2010 sebesar Rp. 63 miliar. Antara tahun 2008 dan 2009 mengalami kenaikan sebesar Rp. 9,7 miliar atau 27,2% ((Rp. 35,7 miliar – Rp. 45,4 miliar)/Rp. 35,7 miliar), sedangkan ditahun 2009 dan 2010 mengalami kenaikan sebesar Rp. 17,6 miliar atau meningkat 38,7% ((Rp. 45,4 miliar – Rp. 63 miliar)/Rp. 45,4 miliar). Dikarenakan adanya pemanfaatan limbah dan pengembangan program ramah lingkungan, Bank BRI memberikan bantuan untuk instalansi dan pengolahan biogas. Salah satunya diwilayah Purworejo dan Ungaran. Tujuannya agar limbah termanfaatkan mengurangi
konsumsi
BBM,
dan
mengurangi
penebangan pohon sebagai kayu bakar. Bank BRI membantu instalasi dan pelatihan, serta pendampingan sebelum dan sesudah proses instalasi. PT Bank Rakyat Indonesia melakukan kegiatan sosial di bidang lingkungan dengan menggelar acara sepeda santai "BRI Bersemi-Bersepeda untuk Bumi" pada Minggu (14/11) di Senayan, Jakarta dan dibuka secara resmi oleh Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan bersama Direktur Utama BRI Sofyan Basir. Kegiatan konvoi sepeda ini menempuh rute sepanjang kurang lebih 10 kilometer dengan rute Senayan-Bundaran HI dan kemudian akan kembali ke
titik awal di Senayan dengan total jumlah peserta lebih dari 1.500 orang. Melalui acara ini, PT BRI telah memulai dari hal kecil untuk bersahabat dengan lingkungan dengan mengurangi emisi yang dihasilkan dan pembakaran kendaraan yang kita gunakan sehari-hari. Selain itu, PT BRI menyambut gembira Gerakan Penanaman 1 miliar pohon yang dicanangkan oleh Kementerian Kehutanan Republik Indonesia. Kegiatan lain yang dilakukan BRI untuk pelestarian lingkungan salah satunya adalah penanaman hutan bakau di Pantura sekitar wilayah Tangerang, Bekasi dan Jakarta. 4. Bidang olahraga Salah satu bentuk pelaksanaan CSR oleh PT. BRI terhadap masyarakat yaitu melalui bidang olahraga. Sebagai perusahaan milik publik, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) tidak saja mengejar profit tapi memiliki kepedulian dan tanggungjawab yang tinggi kepada lingkungan, termasuk pada kegiatan olahraga untuk meningkatkan prestasi nasional. PT. BRI percaya bahwa olahraga dan kompetisi yang merupakan bagian penting dari membangun karakter untuk orang-orang di mana-mana di seluruh dunia. Olahraga berperan penting dalam penting dalam kita, kebahagian dan kesejahteraan. Kasih olahraga melampaui batas-batas nasional, menciptakan hubungan internasional dan meningkatkan pemahamn kita satu sama lain di tingkat global. Beberapa contoh dan fakta-fakta penting mengenai pelaksanaan CSR oleh PT. BRI yaitu mendukung event The 2nd Indonesia Open Karate Championship 2010 bulan September 2010 yang lalu di Denpasar Bali yang digelar oleh
Ferderasi Olahraga Karateka Indonesia (FORKI). Kepedulian Bank BRI ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk menyukseskan program Indonesia Emas untuk menjadi juara umum pada Sea Games 2011 di Provinsi Sumatera Selatan dan DKI Jakarta," ujar Corporate Secretary BRI, Muhamad Ali. Selanjutnya Ali mengungkapkan karate merupakan salah satu cabang andalan yang dharapkan dapat mendulang medali emas baik itu Sea Games, Asian Games, bahkan maupun Olimpiade. Di Sea Games 2011, karate ditargetkan dapat menyumbang tujuh medali emas dari 17 medali emas yang diperebutkan. Selain olah raga karate, Bank BRI juga mendukung penuh upaya mencari bakat pesepakbola melalui turnamen sepak bola antar angkatan dan Polri dalam rangka HUT TNI ke-65. Juga, Selama ini Bank BRI mendukung Tim Bola Basket Satria Muda Britama dan Mahaputri Britama yang merajai ajang bola basket nasional. PT BRI juga turut serta membangun lapangan basket Undip di Tembalang serta pembangunan BRI Corner di depan Rusunawa Undip. Bantuan tersebut merupakan wujud kepedulian BRI terhadap dunia olahraga, dalam bentuk fasilitas lapangan olahraga kepada mahasiswa Undip. 5. Sarana Ibadah Dalam rangka mendukung program pengembangan mental dan spiritual bagi masyarakat, Bank BRI juga menyalurkan bantuan untuk perbaikan sarana ibadah dan kegiatan keagamaan, antara lain melaksanakan buka puasa bersama dengan 3000 anak yatim se-Jabodetabek di Jakarta. Kegiatan ini dihadiri oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. Dalam acara tersebut, selain memperoleh santunan Rp. 200 ribu per orang, para anak yatim juga
mendapatkan siraman rohani dan hiburan dari tokoh yang menjadi idola anakanak yatim yang dimaksud. 6. Bencana Alam BRI juga memberikan bantuan untuk kawasan yang tertimpa bencana alam dengan mengalokasikan dana tanggap darurat di masing-masing unit kerja terdekat dengan bencana yang dipergunakan untuk membeli kebutuhan seperti makanan, selimut, obatan-obatan dan kebutuhan lainnya. PT BRI diperkirakan telah mengalokasikan dana lebih dari Rp 2 miliar dengan adanya bencana alam di Wasior, Merapi, Mentawai yang terjadi di penghujung tahun 2010. Menurut Undang – Undang No. 40 Pasal 70, sisa dana yang ada pada tahun berjalan dimasukan kedalam anggaran CSR untuk anggaran berikutnya. Pada tahun 2008, bagai tak hendak berhenti menjalankan program corporate social responsibility (CSR) di sektor pendidikan, BRI pun menjalankan CSR yang menyentuh bidang lebih luas. Sesuai dengan digulirkannya program BRI Peduli yang mengalokasikan dana 130 Miliar untuk CSR, maka sejumlah kegiatan masyarakat luas pun bagai mendapat berkah. Sepanjang tahun 2010, PT BRI, telah melakukan beragam kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) melaui Program Bina Lingkungan “BRI Peduli”. Kegiatan dilaksanakan dalam enam bidang, yakni bidang pendidikan, kesehatan, pelestarian alam, sarana ibadah, sarana umum, dan bencana alam. Namun, meski beragam, fokus CSR Bank BRI 2010 lebih kepada pendidikan dan kesehatan. Seperti yang dikutip dari Republika Online, direktur utama Bank BRI, Sofyan Basir menjelaskan, total dana yang disalurkan Bank BRI
untuk kegiatan CSR pada tahun 2010 mencapai Rp 180 miliar. Dana itu berasal dari laba bersih BRI yang dicadangkan untuk program corporate social responsibility (CSR). Kepala Badan Kemitraan Bina Lingkungan dan Pembinaan Lembaga Keuangan Mikro BRI, Aziz Wahono Husodo mengungkapkan, bank itu menyisihkan maksimal 4 persen dari laba bersihnya sebagai cadangan untuk program CSR. Dijelaskan, program bantuan dana bergulir sudah dijalankan BRI sejak 1989 yang meliputi bidang pertanian, tenaga kerja, modal kerja, dan penciptaan lapangan kerja, termasuk sarana umum. Dari tabel di atas diketahui bahwa setiap tahunnya PT BRI mempunyai sisa dana CSR yang sudah dianggarkan. Sisa dana CSR tersebut akan digunakan kembali di tahun berikutnya. Pelaksanaan CSR telah memberikan manfaat yang cukup banyak dikarenakan hal tersebut telah dilaksanakan dalam kurun waktu yang cukup lama.
B. Tanggung Jawab PT. BRI dalam Pelaksanaan CSR Kewajiban adalah sesuatu yang harus dilaksanakan, dan dari kewajiban ini maka muncullah tanggung jawab yang menjadi suatu hal yang harus dipikul. Tidak dilaksanakannya kewajiban tentu saja mengarahkan kepada sanksi. Korporasi harus memiliki tanggung jawab dalam pelaksanaan CSR, terlebih lagi apabila kewajiban itu telah diangkat menjadi kewajiban yuridis. Implikasi dari tidak dilaksanakannya kewajiban yuridis tentu saja mengarahkan kepada sanksi
yuridis pula. Dilihat dari ada tidaknya kewajiban (Obligation) dalam pelaksanaan CSR , maka terdapat 3(tiga) sifat CSR , yaitu: 1. CSR yang bersifat wajib Dalam sifat CSR ini, negara memiliki aturan baku untuk kewajiban dilaksanakannya CSR bagi perusahaan yang berdiri di negara tersebut, namun apabila perusahaan tidak mengindahkan dan tidak melaksanakannya juga tidak dikenakan sanksi. 8. CSR yang bersifat full voluntary Dalam sifat CSR full voluntary ini, negara tidak mewajibkan perusahaan untuk melakukan CSR, dan tidak ada sanksi yang diberikan negara dalam hal perusahaan yang tidak melakukan CSR. 9. CSR yang bersifat mandatory Kebijakan mandatory CSR mewajibkan perusahaan melaksanakan CSR, serta negara dapat memberikan sanksi kepada perusahaan yang tidak melaksanakan CSR. Berdasarkan Pasal 74 ayat (1) UUPT dijelaskan bahwa kewajiban pelaksanaan CSR bagi perusahaan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/ atau berkaitan dengan sumber daya alam ini tidak hanya melihat pada bisnis inti (core business) dari perusahaan tersebut. Walaupun perusahaan tersebut tidak secara langsung melakukan eksploitasi sumber daya alam, tetapi selama kegiatan usahanya berdampak pada fungsi kemampuan sumber daya alam, maka perusahaan tersbut wajib melaksanakan tanggung jawab sosialnya. Hal ini berarti bahwa baik itu perusahaan pertambangan, industry perkayuan, industri makanan,
yang dalam kegiatan usahanya berhubungan langsung dengan sumber daya alam, maupun rumah sakit, perusahaan telekomunikasi, perbankan percetakan dan perusahaan-perusahaan
lainnya
yang
walaupun
tidak
secara
langsung
menggunakan sumber daya alam dalam kegiatan usahanya, wajib melaksanakan CSR. Bisnis-bisnis memiliki tanggung jawab kepada beberapa pihak utama yang berkepentingan, termasuk lingkungan, karyawan, pelanggan, investor, dan komunitas, minimal radius operasi usaha. Dengan kata lain, tanggung jawab sosial merupakan kepedulian para manajer suatu perusahaan berkenaan dengan kosekuensi sosial, lingkungan, politik, manusia, dan keuangan, atas tindakantindakan yang mereka ambil. Implementasi CSR adalah tanggung jawab korporasi dalam arti menyeluruh. Sesungguhnya tidak ada satu bagian korporasi yang tidak terkait dengan tanggung jawab mewujudkan program CSR. Perumusan gagasan, penyusunan strategi, hubungan dengan para pemangku kepentingan, eksekusi program, pamantauan dan evaluasi serta pelaporan adalah tanggung jawab seluruh staf dari seluruh divisi/departemen dari sebuah perusahaan. Sedangkan divisi/ departemen atau unit langsung berhubungan dalam pelaksanaan CSR pada dasarnya hanya bertindak sebagai Koordinator. PT. BRI memliki komitmen yang tinggi dan teruji dalam pelaksanaan CSR di Indonesia. PT. BRI sebagai perusahaan yang bergerak di bidang perbankan telah melaksanakan program CSR-nya jauh sebelum CSR itu sendiri diatur dalam UUPT. Hal ini didasarkan pada pertanggungjawaban moral (moral obligation)
PT. BRI dalam pelaksanaan CSR dan bukannya keterpaksaan yuridis. Paradigma PT. BRI terhadap CSR yang menganggap bahwa CSR bukanlah masalah bagian pertanggungjawaban semata melainkan pula merupakan bagian dari bisnis telah membuat perusahaan tersebut menjadi perusahaan yang solid dan berprestasi.
C. Hambatan-Hambatan dalam Pelaksanaan CSR di PT. BRI Dalam artikelnya di harian Republika tanggal 12 Juli 2010, Mansyur Faqih berpendapat bahwa pelaksanaan CSR tidak lewat jalan tol. Dengan kata lain, pelaksanaan CSR memiliki beberapa hambatan. Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia mengalami perkembangan pesat dalam beberapa tahun belakangan. Semakin banyak perusahaan yang menjalankan program sebagai bagian dari tanggungjawab sosialnya terhadap masyarakat dan lingkungan. Hal itu dikemukakan Komite Ahli Corporate Forum for Community Development (Cf CQ), Prof Hardinsyah. Menurutnya, hal ini terlihat dari beberapa indikator. Antara lain, mulai banyaknya perusahaan yang memasukkan unsur CSR ke dalam stuktur perusahaannya. Dengan masuk ke dalam struktur organisasi, tenaga kerja yang menangani CSR pun semakin banyak. Sehingga jika sebelumnya CSR hanya sebagai kegiatan sampingan saja, kini telah semakin masal dan terorganisasi. Kegiatan CSR pun semakin membaik. Tiap-tiap perusahaan mencoba untuk terus memperbaiki bentuk kegiatan tanggungjawab sosial yang dilakukan. Apalagi, semakin banyak
pula perusahaan yang membuat sustainability report. Yakni, laporan yang berisi mengenai kegiatan sosial dan lingkungan perusahaan. Saat ini telah muncul berbagai organisasi profesi atau pun jasa konsultan yang bergerak khusus di bidang CSR. Pemerintah, lanjut Hardinsyah, juga turut berpartisipasi atas perkembangan CSR di Indonesia. "Saat ini, sudah ada beberapa undang-undang yang khusus berbicara mengenai CSR. Meskipun belum ada tindak lanjut dalam bentuk peraturan ataupun ketetapan," katanya. Meskipun begitu, bukan berarti perjalanan CSR di Indonesia melalui jalan tol yang bebas hambatan. Dalam pelaksanaannya, muncul berbagai kendala yang menghambat dan mengganggu perkembangannya. Hardinsyah menjelaskan, beberapa hal yang menjadi kendala adalah adanya perbedaan pemahaman mengenai CSR di antara stakeholder (pemangku kepentingan). Yakni, antara perusahaan, pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan masyarakat itu sendiri. Adapun beberapa hambatan dalam upaya pelaksanaan CSR oleh PT. BRI antara lain : 1. Pandangan negatif dari sebagian masyarakat mengenai kegiatan CSR sebagai bentuk promosi perusahaan. PT. BRI dalam pelaksanaan CSR-nya sering dikait-kaitkan dengan promosi dari perusahaan sehingga dalam pelaksanaanya CSR PT. BRI sering dibiaskan oleh pihak-pihak tertentu untuk menjatuhkan citra PT. BRI terlebih lagi untuk menggagalkan tujuan dari pelaksanaan CSR itu sendiri. Padahal dalam setiap kegiatan CSR-nya, PT. BRI benar-benar secara profesional telah
memisahkan kebijakan-kebijakan di setiap event, baik itu yang bersifat marketing ataupun yang bersifat sosial seperti CSR. Mungkin solusi yang bisa diambil oleh PT BRI adalah dengan cara menggandeng perusahaan lain dalam dalam bentuk sponsor ketika menyelenggarakan sebuah event. 2. Pemaksaan pelaksanaan kegiatan sosial oleh masyarakat kepada PT. BRI. Pelaksanaan CSR PT. BRI tentu saja telah ditentukan secara mendetail, terencana dan berkelanjutan. Ada beberapa program CSR yang menjadi perhatian besar PT. BRI yakni olahraga, pendidikan, kesehatan, dan lingkungan. Pada kenyataannya banyak masyarakat memaksakan keinginannya kepada PT. BRI dalam pelaksanaan suatu kegiatan terlebih lagi apabila kegiatan tersebut tidak ada kaitannya sama sekali dengan kegiatan sosial sehingga berujung pada penolakan. Tentu saja setiap kegiatan harus mendapat persetujuan dan pertimbangan yang independent dari PT. BRI, sehingga dalam setiap event CSR PT. BRI sangat selektif untuk melihat esensi dan manfaat setiap kegiatan yang akan dilaksanakan. Penyelesaian yang bisa dilakukan dalam hambatan ini adalah dengan cara menampung pendapat dari masyarakat dan
apabila
pendapat
tersebut
dirasa
tepat
maka
PT
BRI
dapat
melaksanakannya. 3. Tidak adanya arahan dari produk hukum yang menunjang pelaksanaan CSR. Pemerintah telah mengeluarkan UUPT tahun 2007 sebagai landasan mengenai CSR yang terlihat pada Pasal 74 UUPT, namun peraturan tersebut tidak memiliki suatu arahan yang jelas mengenai bentuk dan sanksi tentang pelaksanaan CSR. Bahkan sampai saat ini belum ada Peraturan Pemerintah
dalam menjalankan Pasal 74 UUPT tersebut. Hal ini mengakibatkan tidak adanya perbedaan yang jelas di hadapan hukum antara pelanggar hukum dan pihak yang taat terhadap hukum. Terlebih lagi program CSR PT. BRI sering di copy oleh perusahaan lain karena tidak mempunyai arahan dalam pelaksanaan CSR. Untuk mengatasi hambatan ini PT BRI dalam merumuskan program CSRnya harus sesuai dengan visi misi perusahaan jadi perusahaan lain tidak mudah menjiplak program CSR PT BRI. 4. Lemahnya penegakan hukum dalam pelaksanaan CSR. Pungutan liar, iklim usaha yang tidak sehat, banyaknya korupsi, kolusi dan nepotisme membuat perusahaan sangat terbebani dalam pelaksanaan CSR sehingga tujuan dari pelaksanaan CSR terasa kurang maksimal. Hhambatan keempat ini sebenarnya dapat dengan mudah di atasi apabila PT BRI memberikan sanksi cukup tegas bagi siapa pun yang melakukan pelanggaran dalam pelaksanaan CSR.
D.
Manfaat Pelaksanaan CSR oleh PT. BRI Secara garis besar manfaat perusaahan mempraktikan CSR yang baik adalah
yang pertama, untuk merajut reputasi perusahaan (corporate reputation). Tidak ada yang lebih membahagiakan bagi para pelaku bisnis selain mendapati bahwa perusahaanya memiliki reputasi yang positif di mata masyarakat. Manfaat yang kedua yang bisa dipetik adalah tumbuhnya rasa kebanggaan (sense of pride) dari segenap karyawan perusahaan tersebut. Sebuah kebanggan bahwa perusahaan
tempatnya bekerja tidak hanya digerakan oleh motif keuntungan (profit motive) semata, namun juga didorong oleh keinginan untuk mempersembahkan sesuatu yang lebih berharga dan bernilai (something beyond just money). Sebuah kebanggan bahwa perusahaannya juga ikut berikhtiar untuk meringankan beban saudara-saudaranya yang diderita kemalangan. Dan rasa bangga akan kiprah perusahaan ini dalam jangka panjang mampu melentikan spirit dan dedikasi para karyawan untuk juga mempersembahkan yang terbaik. Pelaksanaan CSR dapat dikemas untuk mengupayakan citra positif atau alat promosi yang sangat efektif. Lebih jauh dari sekedarpromosi, meskipun hal ini bukan merupakan tujuan, tampak bahwa semakin berkembang pula pandangan bahwa keunggulan bersaing bisa didapatkan dengan memadukan berbagai pertimbangan sosial dan lingkungan dalam strategi bisnis. Selain manfaat-manfaat yang diperoleh perusahaan, PT. BRI dalam melaksanakan CSR-nya tentu saja memberikan manfaat yang cukup besar bagi masyarakat sesuai dengan tujuan dari pelaksanaan dari tanggung jawab sosial perusahaan yang menitikberatkan pada domain sosial. Pelaksanaan CSR oleh PT. BRI terfokus oleh 6 bagian yakni bidang olahraga, pendidikan, kesehatan, lingkungan, sarana ibadah dan sarana umum dimana keseluruhan program CSR tersebut telah memberikan manfaat yang sangat besar bagi masyarakat, manfaat itu secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Manfaat di bidang Olahraga Semakin maraknya prestasi yang dicapai bukan berarti tidak dibarengi dari upaya yang keras dalam waktu yang cukup lama. Dengan adanya program CSR
di bidang olahraga, tidak hanya individu yang mendapat manfaat, bangsa dan negara pun menjadi pusat perhatian dunia ketika PT. BRI mendukung secara penuh tim bola basket Satria Muda Britama dan Mahaputri Britama sampai merajai ajang bola basket nasional. 2. Manfaat di Bidang Pendidikan Dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, program beasiswa PT. BRI yang tidak hanya memberikan bantuan finansial semata tetapi juga memberikan pelatihan softskill yang berguna bagi mahasiswa setelah lulus dari lembaga pendidikan. Bantuan finansial sangat jelas telah memberikan manfaat yang besar bagi kelanjutan proses pendidikan yang membutuhkan biaya. Pelatihanpelatihan yang diberikan menciptakan ketrampilan yang sifatnya menghasilkan sehingga paradigma telah bergeser dari pencari kerja menjadi penyedia lapangan kerja yang tentu saja hal ini dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi bagi bangsa di masa yang akan datang. 3. Manfaat di bidang kesehatan Serangkaian progam yang dilakukan PT. BRI terutama yang berkaitan dengan pelaksanaan CSR khususnya di bidang kesehatan, telah memberikan banyak manfaat kepada masyarakat. Salah satunya adalah untuk meringankan beban masyarakat yang kurang mampu dan untuk mengatasi masalah kesehatan. Sebagai contohnya, BRI mengadakan acara BRI Peduli kesehatan di Jambi, Pontianak, Ende dan Jayapura.Dengan adanya keterbatasan ekonomi masyarakat ekonomi lemah akan berpikir dua kali bila ingin memeriksakan dirinya ke rumah sakit atau poliklinik terdekat.
4. Manfaat di bidang sarana ibadah Dampak yang muncul dari program CSR PT. BRI di bidang sarana ibadah telah memberikan manfaat yang cukup besar bagi pengembangan mental dan spiritual masyarakat. Dengan melakukan perbaikan tempat ibadah, masyarakat dapat melakukan ibadahnya dengan lebih baik. Pemberian santunan kepada anak yatim juga bermanfaat sebagai bentuk perhatian kepada mereka. 5. Manfaat di bidang bencana alam Pengalokasian dana tanggap darurat yang telah dilakukan PT. BRI cukup dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat yang terkena musibah bencana alam. Bantuan tersebut dirasakan sangat cepat dalam membantu korban bencana alam dan dapat menolong dalam proses penyelamatan korban. 6. Manfaat di bidang lingkungan Penghijauan menjadi hal yang sangat berdampak positif bagi lingkungan yang mana manusia termasuk kedalam salah satu elemennya. Lingkungan yang hijau akan mengurangi polusi udara yang akan mendukung penyehatan masyarakat dan juga penghijauan akan meminimalisir resiko erosi. Tidak hanya itu penanaman tanaman yang bernilai ekonomis juga memberikan manfaat bagi masyarakat dalam hal kesejahteraan.