32
memiliki kemampuan dasar dalam berbahasa Mandarin yaitu mendengar, berbicara, membaca dan menulis, lalu memahami budaya China agar secara bertahap dapat mempelajari budaya bahasa China sehingga mendapatinya sebagai dasar.
Dari semua jilid yang tersedia, penulis hanya menemukan
penggunaan buku Hànyǔ《汉语》dan Hànyǔ pīnyīn《汉语拼音》diantara 20 sekolah dasar yang disurvai. Gambar 25.3 Cover ‘Hànyǔ’ Jilid 1
Keterangan Gambar 25.3: Dari segi fisik buku, desain sampul didominasi warna biru cerah, dengan sedikit gambar kecil di dua sudut buku. Dari segi isi / materi, penulis menguraikannya sebagai berikut:
JILID
1
UNIT /
Tabel 6.3 Materi ‘Hànyǔ’ Jilid 1 MATERI JILID 1
BAB
TEMA
1
妈妈 爸爸 (Mama papa)
2
妈妈 是 老 师 (Mama adalah guru)
TAMPILAN
33
3
这是我的家 (Ini keluarga saya)
4
小力也是学生 (Xiao Li juga murid)
5
复习一 (Tinjauan 1)
6
我叫王小华 (Nama saya Xiao Hua)
Kosakata berbentuk hanzi diperluas menjadi sebuah kalimat, lalu daftar kosakata beserta pinyin
7
哥哥 洗 手 (Kakak laki-laki mencuci tangan)
8
我们上课 (Kami masuk sekolah)
9
小明拍皮球 (Xiao Ming bermain bola)
10
复习二 (Tinjauan 2)
11
小力有苹果 (Xiao Li punya Apel)
12
他有五本书 (Dia punya 5 buah buku)
13
小红没有妹妹 (Xiao Hong tidak punya adik perempuan)
14
那儿有桌子 (Disana ada meja)
15
复习三 (Tinjauan 3)
diletakkan di halaman terpisah. Latihan menulis berdasarkan daftar kosakata yang diajarkan. Setiap paragraf atau tulisan berbentuk hanzi tanpa dilengkapi pinyin. Setiap tema pelajaran dilengkapi dengan gambar berwarna.
Keterangan Tabel 7.3: Bila dilihat secara keseluruhan, materi yang terdapat dalam buku ini bertemakan kegiatan sehari-hari.
Diperhatikan dari setiap tema yang ada, secara tidak
langsung materi buku ini juga mengajarkan tata bahasa yang sederhana. Sebagai mā mā shì lǎo shī
zhè shì wǒ de jiā
xiǎo lì
yě shì xué shēng
contoh dalam tema: 妈 妈 是 老 师 、这 是 我 的 家 、 小 力 也 是 学 生 , shì
penggunaan kata 是 ditekankan dalam hal ini, lalu diperluas menjadi kalimat.
34
Tampilan pertama adalah kalimat singkat berbentuk hanzi tanpa dilengkapi pinyin, agar para siswa terbiasa dengan hanzi sehingga dapat membaca tanpa bantuan pinyin. kosakata.
Pinyin baru diberikan di halaman terpisah beserta daftar
Pelajaran menulis diajarkan dari urutan penulisan hanzi dan jenis-
jenis guratan. Berikut ini adalah tampilan dari isi buku:
Gambar 26.3
Tampilan isi ‘Hànyǔ’ Jilid 1 Gambar 27.3
Gambar 28.3
Keterangan Gambar: shì
Dari gambar 26.3 terlihat jelas perluasan kata 是 menjadi sebuah kalimat. Tampilan pertama adalah kalimat singkat yang berbentuk hanzi tanpa diikuti pinyin, hal ini membuat para siswa lebih dahulu melihat bentuk hanzi sehingga terus mengingatnya.
Lalu pada Gambar 27.3, para siswa dikenalkan pada
bermacam-macam kalimat dengan obyek yang sama.
Pada gambar 28.3,
terdapat daftar kosakata dan urutan penulisan hanzi.
‘Hànyǔ’ ≪汉语≫ buku latihan - Jilid 1, terbitan Universitas Jinan, China. Berikut ini adalah tampilan sampul depan dari buku latihan:
35
Gambar 29.3 Cover ‘Hànyǔ’ Jilid 1 – Buku Latihan
Keterangan Gambar 29.3: Dari segi fisik, desain sampul buku latihan hanya didominasi warna biru muda. Untuk materi buku latihan, para siswa diberikan latihan pembacaan pinyin dan hanzi, latihan menulis hanzi, membuat kalimat dengan hanzi, serta membaca ungkapan kosakata. Latihan dimulai dengan pembacaan pinyin serta nada, lalu membaca pinyin dalam bentuk kalimat. Berikutnya para siswa dilatih untuk membaca kalimat berbentuk hanzi dengan obyek yang bergantian. Untuk latihan menulis hanzi sudah tersedia kotak-kotak yang berisi garis diagonal, mendatar dan tegak lurus. Berikut ini adalah tampilan materi dari buku latihan: Tampilan isi ‘Hànyǔ’ Jilid 1 – Buku Latihan Gambar 30.3 Gambar 31.3 Gambar 32.3
36
Keterangan Gambar: Pada gambar 30.3 jelas terlihat bahwa latihan berawal dari membaca pinyin dan nada, lalu pada gambar 31.3, untuk latihan menulis hanzi sudah disedikan kotakkotak berisi garis diagonal, horisontal dan vertikal agar tulisan rapi mengikuti garis-garis tersebut. Mengenai materi perluasan kalimat seperti yang terlihat di gambar 32.3, para siswa membaca hanzi yang berada di kotak secara bergantian sesuai dengan hanzi yang tersedia.
Jika dikaitkan dengan teori pedoman penyusunan buku pelajaran Mandarin, maka untuk teks pelajaran, bagian ini sudah terdapat pada materi buku, namun pada unit ke 2. Teks pelajaran di unit ke 2 terdiri dari 6 kalimat pendek, disusun secara sederhana dan singkat berupa hanzi tanpa diikuti pinyin. Secara komposisi, materi buku ini mencakup pengenalan kosakata serta membaca pinyin dan hanzi. menulis terpisah.
Latihan menulis hanzi disediakan di halaman
Materi dimulai dengan pengenalan hanzi diikuti daftar
kosakata. Lalu pelajaran menulis hanzi dimulai dari urutan penulisan dan jenisjenis guratan sederhana. Untuk materi buku latihan, latihan dimulai dari dasar, yaitu latihan nada atau membaca pinyin serta latihan guratan hanzi. Pengenalan tata bahasa Mandarin ditampilkan dalam perluasan kata menjadi sebuah kalimat seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Sesuai dengan teori, terdapat tinjauan ulang setiap selesai 4 unit pelajaran, sehingga para siswa dapat mengingat materi pelajaran sebelumnya.
Secara singkat komposisi materinya adalah pengenalan
bentuk hanzi, perluasan kata menjadi kalimat, teks pelajaran, daftar kosakata serta urutan guratan hanzi.
37
Secara fungsional, materi buku ini menitikberatkan pada kemampuan siswa untuk membaca dan membuat kalimat secara sederhana, hal ini terlihat dari adanya perluasan kata menjadi kalimat dan teks pelajaran di setiap tema pelajaran. Mengenai topik pembicaran, secara teori terdapat dalam materi latihan percakapan.
Namun materi percakapan tidak terdapat dalam buku ini,
tetapi terdapat pada jilid yang lain, yaitu Shuōhuà《说话》. Terakhir mengenai budaya, buku jilid 1 ini memang tidak secara langsung menyisipkan unsur budaya, namun yang jelas dalam materi siswa sedikit dikenalkan pada asal-usul terbentuknya beberapa karakter hanzi. Setelah selesai mempelajari buku ini, para siswa diharapkan sudah dapat menguasai beberapa kosakata sederhana, mengenal, membaca dan menulis hanzi dari hal-hal yang ada disekitarnya, serta membuat kata menjadi kalimat. Kesimpulan singkat: Analisa penulis hanya bersifat informatif, maka penilaian mengenai sesuai atau tidaknya materi buku tersebut dengan kondisi siswa sekolah dasar, maupun efektif atau tidaknya materi buku, penulis tidak dapat tentukan, karena hal itu kembali bergantung pada kebutuhan para penggunanya. Yang jelas, dari hasil analisa buku ini penulis bisa menarik kesimpulan bahwa materi buku pelajaran Mandarin kelas 1 yang digunakan di sekolah dasar yang satu dengan sekolah yang lain, terdapat perbedaan yang dirasa sangat jauh, ini disebabkan karena masing-masing buku memiliki ciri khasnya sendiri. 3.3
Analisa Hasil Wawancara
38
Setelah melakukan wawancara dengan guru bahasa Mandarin di 20 sekolah dasar swasta di Jakarta Barat, maka penulis menemui beberapa hal baru yang berhubungan dengan penggunaan buku pelajaran Mandarin untuk kelas 1 sekolah dasar, oleh karena itu penulis merangkum sebagian hasil survai secara deskriptif. Secara keseluruhan didapat data bahwa bahasa Mandarin dijadikan muatan lokal di 20 sekolah yaitu antara tahun 2000 sampai tahun 2006. Gambar 33.3 Bahasa Mandarin Sebagai Muatan Lokal di 20 Sekolah Dasar Swasta Jakarta Barat 3
1 Tahun 2000
4
Tahun 2001 Tahun 2002
3
Tahun 2003
2
Tahun 2004 Tahun 2005
3
Tahun 2006
4
Keterangan Gambar 33.3: Dari Gambar 1.3 didapat keterangan bahwa diantara 20 sekolah dasar yang disurvai, ada 1 sekolah dasar yang menjadikan Mandarin sebagai muatan lokal pada tahun 2000, lalu sejumlah 4 sekolah dasar memulainya pada tahun 2001 dan 2003, sejumlah 2 sekolah dasar pada tahun 2002, serta 3 sekolah dasar pada tahun 2004 sampai 2006. Penulis mendapati bahwa terbitan buku pelajaran Mandarin yang sedang digunakan di 20 sekolah dasar swasta di Jakarta Barat ada yang berasal dari Singapura, Malaysia, Indonesia (lokal) dan China. Hasilnya dapat digambarkan sebagai berikut:
39
Gambar 34.3 Buku Pelajaran Mandarin Yang Digunakan di 20 Sekolah Dasar Swasta Kelas 1 Jakarta Barat 10 8 6 9
4 5
2
5 1
0 Singapura
China
Indonesia
Malaysia
Keterangan Gambar 34.3: Penulis mendapati bahwa 25 % sekolah menggunakan buku pelajaran Mandarin untuk kelas 1 terbitan Singapura, 45 % sekolah menggunakan terbitan Malaysia, 5 % sekolah menggunakan terbitan Indonesia, dan 25 % sekolah menggunakan buku terbitan China. Untuk perihal keefektifan materi buku yang digunakan, 20 sekolah seluruhnya memang mengatakan sudah efektif, namun beberapa sekolah masih merasa belum puas akan keefektifan materi buku, berikut adalah hasil survai: Gambar 35.3 Efektivitas Materi Buku Yang Digunakan Sudah Efektif Dan Memuaskan
9 45% 11 55%
Sudah Efektif Tapi Belum Memuaskan
Keterangan Gambar 35.3: Dari persentase yang terdapat pada Gambar 3.3, dapat terlihat bahwa 9 sekolah (45 %) mengatakan materi buku yang digunakan sudah efektif namun merasa
40
materi belum memuaskan. Lalu sebanyak 11 sekolah (55 %) mengatakan bahwa materi buku sudah efektif dan memuaskan. Sebagian dari mereka mengatakan keefektifan tersebut terletak pada materi yang mudah dimengerti sehingga tujuan / sasaran pembelajaran yaitu kemampuan siswa dalam mengucapkan kata-kata sederhana, menulis dan membaca pinyin serta hanzi bisa tercapai. Dari jawaban tersebut penulis masih menganalisa lagi terbitan buku yang 11 sekolah katakan materinya sudah efektif dan memuaskan sebagai berikut: Gambar 36.3 Materi Buku Sudah Efektif Dan Memuaskan
1
1
Malaysia 5
Singapura China
4
Indonesia
Keterangan Gambar 36.3: Dari Gambar diatas dapat diketahui bahwa 11 sekolah yang mengatakan materi buku sudah efektif dan memuaskan adalah sekolah yang menggunakan terbitan Malaysia:
5 sekolah, terbitan Singapura:
4 sekolah, terbitan Indonesia: 1
sekolah, lalu terbitan China ada 1 sekolah. Sedangkan untuk 9 sekolah yang mengatakan materi buku sudah efektif namun belum memuaskan, didapat data sebagai berikut:
41
Gambar 37.3 Materi Buku Sudah Efektif Tapi Belum Memuaskan
Malaysia 4
4 Singapura China 1
Keterangan Gambar 37.3 Dapat diketahui bahwa 9 sekolah yang mengatakan materi buku sudah efektif namun belum memuaskan adalah sekolah yang menggunakan terbitan China: 4 sekolah, terbitan Malaysia: 4 sekolah, terbitan Singapura: 1 sekolah. Mengenai kelebihan dan kekurangan materi buku yang digunakan, berikut ini adalah kesimpulan dari pendapat para guru bahasa Mandarin: Tabel 7.3 Hasil Survai Kelebihan Dan Kekurangan Materi Buku Pelajaran Mandarin Kelas 1 Yang digunakan di 20 SD swasta Jakarta Barat Terbitan
Singapura
Kelebihan
Kekurangan
- komposisi materi lengkap
- latihan percakapan kurang
- banyak latihan menulis hanzi
- teks
- buku didominasi oleh gambar dan warna yang menarik - standar kurikulum tinggi
pelajaran
cenderung panjang, sehingga kosakata
siswa Malaysia
(shengci)
yang
diajarkan terlalu banyak. - komposisi
- kosakata mudah dicerna para
(kewen)
materi
kurang
lengkap sehingga guru harus banyak mengembangkan sendiri
- huruf yang besar dan berwarna - materi yang diajarkan terlalu sehingga mudah diingat siswa
sederhana dan kurang lengkap
- buku didominasi oleh gambar - tidak ada latihan menulis hanzi dan warna yang menarik
dan percakapan
42
- materi kurang lengkap - pendekatan Indonesia
sosial
budaya - latihan menulis hanzi masih
Indonesia lebih terasa - materi lebih sederhana
kurang - masih terdapat kesalahan dalam pengetikan huruf atau kosakata - desain gambar dan warna buku
- komposisi materi lengkap China
- banyak latihan menulis hanzi - pengembangan kosakata dalam bentuk kalimat dan tatabahasa.
kurang menarik - latihan menulis hanzi sangat sulit untuk siswa kelas 1. - latihan
percakapan
masih
kurang Keterangan Tabel 7.3: Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa kelebihan buku terbitan Malaysia dan Singapura adalah sama-sama terletak pada desain warna dan gambar buku yang menarik. Sedangkan untuk materi terbitan Malaysia yang dirasa sangat mudah justru bisa menjadi kelebihan sekaligus kelemahan, dalam arti di satu sisi materi yang sederhana memang mudah dimengerti siswa kelas 1 yang belum memiliki dasar Mandarin, namun di sisi lain, materi yang diberikan terlalu sederhana sehingga tidak lengkap. Sebaliknya untuk buku pelajaran terbitan Singapura, yang menjadi kelebihan adalah materi dirasa cukup lengkap dan berstandar tinggi, namun yang menjadi kelemahan adalah materi tidak menitikberatkan pada latihan percakapan tetapi pada teks bacaan, yang mereka sendiri rasakan panjang dan rumit. Untuk terbitan dalam negeri, yang menjadi kelebihan adalah pendekatan sosial budaya sangat terasa dan materi yang sederhana sehingga mudah dimengerti. Beberapa hal yang menjadi kelemahan adalah materi kurang lengkap dan masih banyak terdapat kesalahan dalam pengetikan.
43
Penulis juga menanyakan kepada responden mengenai rencana pihak sekolah dalam menyusun sendiri buku bahan pelajaran Mandarin untuk sekolah dasar yang hanya digunakan secara intern. Hasilnya adalah sebagai berikut: Gambar 38.3 Rencana Pihak Sekolah Untuk Menyusun Sendiri Buku Pelajaran Mandarin
5% Ada rencana Tidak ada rencana 95%
Keterangan Gambar 38.3: Dari 20 responden, 95% dari mereka menjawab belum memiliki rencana tersebut, hanya 5 % responden yang mengatakan bahwa pihak sekolah akan menyusun sendiri buku pelajaran Mandarin. Mengenai buku pelajaran Mandarin yang sesuai dengan kondisi siswa sekolah dasar kelas 1 di Jakarta, penulis dapat menyimpulkan bahwa ada 3 jawaban berbeda dari pendapat mereka. Jawaban 1 adalah: buku yang sesuai sebaiknya memiliki materi yang mengikuti standar dari China. Menurut mereka yang mengatakannya, materi dipastikan dapat akurat dan lengkap serta lebih berbobot. Jawaban 2 adalah: tidak memiliki pendapat. Jawaban 3 adalah: Karena mayoritas siswa kelas 1 sekolah dasar di Jakarta belum memiliki dasar dalam bahasa Mandarin, maka materi buku yang sesuai sebaiknya yang mengajarkan bahasa Mandarin dari dasar sekali dan memperbanyak latihan percakapan. Sebagian responden mengatakan materi hendaknya seperti standar
44
dari Malaysia, karena selain materinya sangat sederhana, para siswa diajarkan dari dasar sekali, mulai dari mengenal kosakata tunggal satu-persatu, hingga pengenalan kalimat.
Namun materi sebaiknya perlu dilengkapi lagi, seperti
ditambahkan banyak latihan percakapan dasar dan latihan menulis hanzi, lalu sedikit disisipkan tatabahasa yang sederhana. Berikut ini adalah persentase dari jawaban mereka: Gambar 39.3 Materi Buku Pelajaran Mandarin Yang Sesuai Dengan Kondisi Siswa Sekolah Dasar Kelas 1 di Jakarta
30%
Jawaban 1 Jawaban 2
60%
10%
Jawaban 3
Keterangan Gambar 39.3: 60 % responden ada di jawaban 3, bahwa buku pelajaran Mandarin yang sesuai dengan kondisi siswa sekolah dasar adalah buku yang menyediakan materinya dari dasar, seperti yang beberapa responden katakan, materi buku tersebut mengikuti standar Malaysia. 30% responden lainnya ada di jawaban 1 bahwa buku yang sesuai adalah buku yang materinya mengikuti standar dari China. Sedangkan 10 % lainnya ada di jawaban 2, yaitu mereka tidak memiliki pendapat mengenai buku seperti apa yang sesuai. Sebenarnya, setelah penulis tanyakan mengenai hasil yang diharapkan sesudah para siswa mempelajari buku pelajaran Mandarin yang mereka gunakan, sebagian besar berharap siswa dapat melakukan percakapan dasar dalam bahasa
45
Mandarin, termasuk mendengar dan mengerti percakapan, serta dapat membaca dan menulis hanzi. Penulis pun menanyakan kepada mereka seputar penyeragaman terhadap buku pelajaran Mandarin untuk tingkat sekolah dasar di seluruh Jakarta atau Indonesia. Berikut ini adalah persentase jawaban dari 20 responden: Gambar 40.3 Penyeragaman Buku Pelajaran Mandarin Untuk Tingkat Sekolah Dasar di Seluruh Jakarta atau Indonesia Perlu 15% Tidak perlu 50% 35% Tergantung tiap sekolah
Keterangan Gambar 40.3: 50% responden mengatakan perlu diadakan penyeragaman dengan alasan agar perbedaan standar sekolah dalam bahasa Mandarin tidak terlalu jauh atau berat sebelah. Hal ini sangat menunjang dalam mengejar ketertinggalan pendidikan bahasa Mandarin di Indonesia. 35% responden mengatakan tidak perlu, karena standar masing-masing siswa dalam kemampuan berbahasa Mandarin tidak sama, maka penyeragaman akan sangat sulit dilakukan. 15% responden tidak dapat mengatakan perlu atau tidak perlu, karena keputusan ini sangat sulit dan bergantung pada kesediaan tiap sekolah. Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa mayoritas dari 20 sekolah dasar Jakarta Barat menggunakan buku terbitan luar negeri, maka penulis menanyakan alasan mereka tidak menggunakan buku terbitan dalam negeri. Ada
46
yang berkomentar positif terhadap buku terbitan dalam negeri dan ada juga yang berkomentar negatif. Berikut ini adalah tanggapan dari mereka: Gambar 41.3 Tanggapan Mengenai Materi Buku Pelajaran Mandarin Terbitan Lokal
30%
Negatif
70%
Positif
Keterangan Gambar 41.3: Dari gambar yang ada dapat dilihat bahwa 70 % responden memberikan tanggapan negatif terhadap materi buku pelajaran Mandarin terbitan lokal. Kebanyakan dari mereka tidak berminat untuk menggunakan buku terbitan lokal disebabkan karena materi dirasa masih kurang dan masih banyak terdapat kesalahan dalam penyusunan kalimat. 30% responden lainnya memberikan tanggapan positif terhadap materi buku terbitan lokal.
Mereka mengatakan bahwa materi buku terbitan lokal lebih
sederhana dan sesuai bagi siswa-siswa yang belum memiliki dasar Mandarin, karena yang menyusun adalah orang Indonesia maka lebih mengetahui kondisi dan latar belakang masyarakat di Indonesia. Menurut sebagian besar responden, kendala untuk menyusun buku pelajaran Mandarin, khususnya di Indonesia disebabkan karena ketertinggalan pendidikan bahasa Mandarin di Indonesia selama lebih dari 32 tahun. Selain itu minat masyarakat terhadap buku pelajaran bahasa Mandarin dirasa masih kurang
47
sehingga pangsa pasar diragukan akan rendah, dengan demikian sedikit sekali orang-orang Indonesia yang berminat menyusun buku pelajaran Mandarin.