BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Jawa adalah bahasa sehari-hari yang sering digunakan untuk berkomunikasi bagi masyarakat Jawa. Bahasa Jawa juga masuk dalam pelajaran wajib yang selalu diajarkan pada siswa SD dan SMP di Jawa Timur. Mata pelajaran ini akan menjadi sarana yang baik untuk memahami konsep dasar Bahasa Jawa. Pembelajaran Bahasa Jawa meliputi dua aspek, yaitu aspek kemampuan berbahasa dan aspek kemampuan bersastra. Setiap aspek meliputi empat keterampilan, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Pembelajaran Bahasa Jawa, untuk keterampilan menulis dapat dikategorikan 2 macam yaitu: pertama, keterampilan menulis huruf alphabet yang didalamnya diajarkan cara menulis huruf lepas dan menulis tegak bersambung; kedua, yaitu keterampilan menulis Aksara Jawa. Materi pembelajaran menulis dengan menggunakan huruf alphabet, sudah merupakan hal yang biasa bagi siswa. Namun, saat siswa dihadapkan dengan materi menulis aksara Jawa, banyak dari siswa yang mengeluh kesulitan. Kebanyakan dari mereka merasa bahwa menulis aksara Jawa itu seperti menulis tulisan asing. Padahal sebenarnya, aksara Jawa adalah tulisan yang sudah lama dan turun temurun dipelajari dan digunakan oleh bangsa Indonesia khususnya Jawa, seperti pada saat zaman kerajaan. Saat ini aksara jawa merupakan salah satu momok yang menakutkan dalam pembelajaran, utamanya generasi muda yang mempelajari Bahasa Jawa.
1
2
Mereka merasa sulitnya menghafal bentuk-bentuk huruf yang rumit juga banyaknya huruf yang harus dihafal. Materi pembelajaran inilah yang membuat siswa enggan untuk mempelajari apalagi memperdalam pemahaman membaca atau menulis aksara Jawa. Banyak dari para guru merasa kesulitan mengajarkan materi pelajaran Bahasa Jawa, khususnya menulis dan membaca aksara Jawa karena media pendukung untuk memudahkan proses pembelajaran masih jarang dijumpai. Beberapa keluhan yang sering dirasakan oleh guru dalam pelajaran bahasa Jawa ini antara lain, pelajaran Bahasa Jawa kurang diminati siswa, minimnya media pembelajaran untuk menulis huruf Jawa. Ketika
proses
belajar
mengajar
terjadi,
sering
kali
terjadi
penyimpangan-penyimpangan atau gangguan sehingga kegiatan belajar mengajar tidak berjalan secara efektif dan efisien. Hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan mengadakan variasi guru dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Hal tersebut bisa dilakukan dengan berbagai cara, yaitu dengan mengubah metode, strategi, pendekatan ataupun penggunaan media-media pembelajaran yang dapat menarik minat dan perhatian siswa. Akan tetapi sangat disayangkan karena tidak semua guru menyadari akan pentingnya variasi dalam mengajar bagi siswa. Ketika menyampaikan materi pembelajaran, masih banyak para guru yang hanya menggunakan satu metode yaitu dengan menggunakan metode ceramah saja.
3
Ketika siswa sulit memahami materi yang disajikan dengan kurang menarik, maka dapat dipastikan mereka tidak akan bersemangat untuk mempelajari aksara Jawa dan akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, sehingga tujuan dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan tidak akan tercapai. Memang, menerima dan mendengarkan sesuatu dari orang yang ahli atau berpengalaman memiliki nilai guna bagi individu atau peserta didik, tetapi mendengar dan menerima itu mesti diikuti dengan membuat sendiri, memikirkan sendiri, dan membuktikan sendiri. Jadi, learning by doing – learning by experience (Rohani, 2010: 8 ). Berdasarkan pengamatan dilapangan, bahwa masih banyak siswa kelas III/A SD Muhammadiyah 9 Malang pada pelajaran Bahasa Jawa dengan materi tentang aksara Jawa, siswa yang belum tuntas adalah 50%. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas pada pelajaran Bahasa Jawa sebelum diadakan penelitian tindakan kelas menunjukkan bahwa siswa yang belum tuntas belajar materi menulis aksara Jawa pada tahun pelajaran 2012-2013 sebanyak 50% siswa belum mengalami ketuntasan belajar. Sedangkan kondisi idealnya, 70% dari jumlah siswa mengalami ketuntasan belajar dengan KKM 70. Menurut para guru, hal ini terjadi karena adanya beberapa faktor, antara lain: 1. Pelajaran bahasa Jawa kurang diminati siswa. Kurang bervariasinya model pembelajaran yang dilakukan oleh guru inilah yang menyebabkan siswa merasa jenuh dan kurang tertarik terhadap pembelajaran yang disampaikan guru. Selain itu, kecakapan menulis dan membaca aksara Jawa siswa rendah.
4
2. Guru yang mengajar bukan guru khusus Bahasa Jawa, sehingga dalam mengajarnyapun asal-asalan. 3. Dalam mengajar, guru dalam menyampaikan materi pembelajaran di kelas hanya menggunakan satu metode saja yaitu dengan metode ceramah saja. Ketika siswa sulit untuk memahami materi pelajaran yang disajikan dengan kurang menarik, maka dapat dipastikan siswa tidak akan bergairah dan termotivasi untuk mempelajari Aksara Jawa sehingga tujuan dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan tidak akan tercapai. 4. Kurangnya variasi, media, ataupun alat peraga untuk mendukung proses pembelajaran. Faktor-faktor inilah yang menyebabkan hasil evaluasi belajar siswa tidak memuaskan, sehingga perlu adanya pembaruan dalam proses belajar mengajar dengan metode atau strategi yang lebih variatif dan menyenangkan. Salah satu pembelajaran yang menyenangkan yaitu dengan menggunakan permainan yang sesuai dengan karakter dan umur peserta didik, salah satu permainan yang menyenangkan yang berhubungan dengan materi aksara Jawa adalah permainan Kartu Aksara Ndelik. Melalui penggunakan media kartu aksara ini, proses kegiatan belajar mengajar dapat di desain dengan berbagai macam cara, salah satunya adalah dengan cara permainan yang sangat disukai oleh para siswa sehingga suasana kelas terkesan dapat lebih aktif, sehingga guru dapat berperan sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Namun ada juga kelemahan dari penerapan permainan ini, yaitu kegiatan belajar mengajar yang dikelola oleh guru tersebut menjadi gaduh sehingga mengganggu kegiatan belajar mengajar di kelas yang lain.
5
Berdasarkan
pemikiran
tersebut,
maka
penulis
tertarik
untuk
menggunakan permainan Kartu Aksara Ndelik pada siswa kelas III/A SD Muhammadiyah 9 dengan judul “ Penggunaan Permainan KarAks ( Kartu Aksara) Ndelik untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Jawa Kelas III/A SD Muhammadiyah 9 Malang “ B. Fokus Masalah Fokus masalah dalam penilitian ini adalah kesulitan siswa dalam pelajaran Bahasa Jawa khususnya aksara Jawa kelas III SD Muhammadiyah 9 Malang. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas, masih banyak siswa yang kurang perhatian terhadap pelajaran, kurang konsentrasi, dan tidak ada minat terhadap pelajaran bahasa Jawa khususnya aksara Jawa, sehingga mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa. Oleh sebab itu dianggap perlu untuk segera mencari solusinya supaya kesulitan-kesulitan tersebut dapat teratasi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah penggunaan permainan KarAks (Kartu Aksara) Ndelik pada pelajaran
Bahasa
Jawa
khususnya
aksara
Jawa
kelas
III/A
SD
Muhammmadiyah 9 Malang. Permainan ini akan menambah semangat siswa sehingga akan memudahkan siswa untuk memahami materi karena permainan ini bersifat menyenangkan. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat masalah yang harus segera dicari solusinya yaitu: 1. Bagaimana penerapan permainan KarAks (Kartu Aksara) Ndelik pada kelas III/A SD Muhammadiyah 9 Malang ?
6
2. Bagaimana hasil penggunaan permainan KarAks (Kartu Aksara ) Ndelik pada siklus I ? 3. Bagaimana hasil penggunaan permainan KarAks (Kartu Aksara) Ndelik pada siklus II ? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini mempunyai tujan yaitu: 1. Untuk mengetahui penerapan permainan KarAks (Kartu Aksara) Ndelik pada kelas III/A SD Muhammadiyah 9 Malang. 2. Untuk mengetahui hasil penggunaan permainan KarAks (Kartu Aksara) Ndelik pada siklus I. 3. Untuk mengetahui hasil penggunaan permainan KarAks (Kartu Aksara) Ndelik pada siklus II. E. Manfaat Hasil Penelitian 1. Bagi siswa: a. Meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran Bahasa Jawa khususnya materi aksara Jawa sehingga dapat dipahami dengan baik. b. Meningkatkan motivasi siswa untuk belajar Bahasa Jawa khususnya aksara Jawa. 2. Bagi guru: a. Dapat memberikan masukan kepada guru Bahasa Jawa cara melaksanakan pembelajaran Bahasa Jawa terutama dalam materi aksara Jawa yang efektif dan efisien.
7
b. Sarana untuk memperbaiki dan meningkatkan layanan profesional dalam menangani proses belajar mengajar di kelas. 3. Bagi pengamat: a. Sebagai sarana untuk belajar dan memperdalam tentang penilaian tindakan kelas dan mengetahui kondisi nyata di lapangan. 4. Bagi sekolah: a. Hasil dari penelitian tindakan kelas dapat direkomendasikan untuk perbaikan kurikulum pada periode selanjutnya. b. Inovasi yang baru bagi guru-guru dilingkungan sekolah F. Batasan Istilah 1. Permainan (game) adalah setiap kontes antara para pemain yang berinteraksi satu sama lain dengan mengikuti aturan-aturan tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pula. Menurut kimpraswil (dalam As’adi Muhammad, 2009: 26) mengatakan bahwa definisi permainan adalah usaha olah diri (olah pikiran dan olah fisik) yang sangat bermanfaat bagi peningkatan dan pengembangan motivasi, kinerja, dan prestasi dalam melaksanakan tugas dan kepentingan organisasi dengan lebih baik. (belajarpsikologi.com) diakses pada 16 oktober 2012. 2. Kartu aksara adalah media pembelajaran dalam bentuk kartu yang di dalamnya terdapat gambar huruf. Huruf-huruf yang terdapat dalam kartu tersebut dapat dibuat dengan menggunakan tangan atau foto, atau hasil cetakan komputer yang digunting dan ditempelka pada kartu tersebut. Dengan menggunakan media kartu huruf ini, maka kegiatan pembelajaran
8
dapat di desain dengan berbagai macam cara, baik itu dengan cara individu maupun dengan cara pengelompokan siswa. 3. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar, kemampuan tersebut terletak pada kemampuan domain kognitif anak yang merupakan dampak pembelajaran dari hasil belajar. 4. Pembelajaran Bahasa Jawa diajarkan dari SD sampai dengan SMP bahkan sampai SMA secara berkesinambungan, selaras antara kompetensi dasar yang satu dengan kompetensi dasar lainnya. Dalam pembelajaran ini ada 4 aspek yang diajarkan oleh guru yaitu, mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.