BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa mencakup empat aspek keterampilan berbahasa yaitu, menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat hal tersebut mendapat porsi seimbang dan dilaksanakan secara terpadu. Aspek-aspek keterampilan ini harus digunakan dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dengan tujuan siswa bisa dan terbiasa berkomunikasi yaitu melalui latihan-latihan dan praktik bahasa (Tarigan, 1979:1). Membaca adalah salah satu aspek keterampilan berbahasa yang dipelajari siswa dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah. Siswa diharapkan dapat menguasai ragam keterampilan membaca yang tercakup dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Namun, banyak sekali keluhan tentang tidak bisanya siswa menikmati apa yang dibacanya. Selain tidak ada rasa tertarik untuk membaca dan kurangnnya motivasi untuk membaca, mungkin hampir mayoritas masyarakat menganggap bahwa membaca merupakan pekerjaan yang membosankan. Sebagian dari siswa juga berpendapat, bahwa seringkali apa yang dibaca dan dicoba untuk dipahami, hilang dan tidak berkesan sama sekali seiring ditutupnya buku tersebut sesudah dibaca. Siswa juga sering membaca secara berulang-ulang untuk memahami isi bacaan sehingga menghamburkan waktu.
Berdasarkan
Putri Filiandini, 2012 Penerapan Metode Peta Pikiran dalam Pembelajaran Membaca Intensif Teks Biografi Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
2
fenomena tersebut kegiatan membaca harus diikuti dengan pemahaman tentang hal yang dibaca dengan kata lain harus ada pemahaman membaca. Pemahahaman membaca yang mencukupi akan mempermudah siswa untuk mendapat informasi dari berbagai sumber tertulis. Pemahaman isi bacaan merupakan tujuan utama dari kegiatan membaca. Oleh karena itu, pemahaman isi bacaan secara baik sangat diperlukan bagi siswa karena ilmu yang dipelajari sebagian besar terdapat pada bahan tertulis. Hasil kegiatan membaca yang berupa pemahaman bacaan ditentukan oleh cara yang digunakan untuk membaca. Oleh karena itu dibutuhkan metode yang bisa membantu siswa untuk memahami dan mengingat bacaan. Pelaksanaan pembelajaran membaca, biasanya guru memberikan tugas kepada siswa untuk membaca teks. Sebelum kegiatan dilaksanakan, guru berceramah tentang informasi yang dianggap penting berkaitan dengan apa yang harus dilakukan siswa. Kegiatan membaca dilakukan dari awal sampai akhir teks, yang selanjutnya diadakan tanya jawab dan diskusi untuk mengetahui penguasaan materi. Kegiatan di atas sampai sekarang msih banyak digunakan sehingga dikatakan sebagai suatu kegiatan yang bersifat tradisonal sehingga membuat siswa jenuh dalam belajar. Berdasarkan Kompetensi Dasar mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/MA kelas VII semester 2, pembelajaran membaca intensif teks biografi merupakan salah satu dari ragam keterampilan membaca siswa yang harus dilaksanakan.
3
Penulis mendapatkan sebuah pemikiran dengan mencari metode yang di dalamnya termuat proses pembelajaran yang dapat membantu mengingat dan memahami isi biografi tokoh secara utuh dengan mudah. Tony Buzan dalam bukunya Mind Map untuk Anak (2008: 11) manyatakan “otak anak akan jauh lebih mudah mengingat gambar dan warna, jadi akan lebih mudah mengingat fakta dan ide yang ada didalam gambar dan warna tersebut, caranya dengan menggunakan Mind Map.” Berkenaan dengan hal ini, penulis mencoba bereksperimen dengan metode Peta Pikiran (Mind Map) dalam pembelajaran membaca intensif teks biografi di SMP kelas VII. Adapun yang disebut dengan Peta pikiran adalah metode yang dapat membantu siswa menangkap pikiran dan gagasan pada kertas dengan jelas, lengkap, dan mudah. Metode yang sesuai dengan otak ini membuat informasi lebih mudah dimengerti dan mudah diingat kembali, dan memaksimalkan momen belajar. Menurut Buzan (2008:11) Peta Pikiran (Mind Map) adalah diagram istimewa yang cara kerjanya sesuai dengan cara kerja otak dan yang membantu untuk berpikir, membayangkan, mengingat, dan merencanakan serta memilih informasi. Singkatnya Peta Pikiran (Mind Map) adalah alat sempurna untuk membantu belajar dan mengulang pelajaran. Sejauh
pengamatan
penulis,
ada
beberapa
penelitian
tentang
penggunaan Mind Mapping dalam pembelajaran, di antaranya yaitu model Mapping Activity (MA) dalam pembelajaran membaca pemahaman yang direalisasikan dalam skripsi Yeni Rostikawati pada tahun 2010 yang berjudul
4
“Penerapan Model Mapping Activity (MA) dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman Pada Siswa Kelas X SMKN 3 Bandung (Penelitian Eksperimen Terhadap Siswa Kelas X SMK Negeri 3 Bandung Tahun Ajaran 2009/2010)”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model Mapping Activity efektif digunakan dalam pembelajaran membaca pemahaman pada siswa kelas X SMKN 3 Bandung. Metode Peta Otak (Brain Map) dalam pembelajaran menulis puisi yang direalisasikan dalam skripsi Herti Kania Lestari pada tahun 2011 berjudul “Penerapan Metode Peta Otak (Brain Map) dalam Pembelajaran Menulis Puisi (Penelitian Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 40 Bandung Tahun Ajaran 2010/2011)”. Hasil penelitian meyimpulkan bahwa metode Peta Otak (Brain Map) berkualitas baik dalam membantu siswa menulis puisi. Teknik Peta Pikiran diterapkan dalam pembelajaran menulis resensi novel yang direalisasikan dalam skripsi Irma Siska Priyanti yang berjudul “Penerapan Teknik Peta Pikiran (Mind Mapping) dalam Pembelajaran Menulis Resensi Novel untuk Meningkatkan Keterampilan Reproduktif Siswa (Studi Eksperimen pada Kelas XI SMA Negeri
22
Bandung
Tahun
Ajaran
2007/2008)”.
menunjukkan bahwa teknik peta pikiran efektif
Hasil
penelitian
digunakan untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis resensi karena menunjukkan perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis resensi novel pada kelas kontrol dan kelas ekperimen. Berkaca dari hasil penelitian tersebut, metode Peta Pikiran (Mind Map) sudah diujicokaan untuk keterampilan menulis dan tebukti efektif digunakan
5
dalam pembelajaran menulis, maka penulis ingin mengujiicobakan metode peta pikiran untuk keterampilan membaca. Penelitian tentang penggunaan metode Peta Pikiran dalam pembelajaran membaca pemahaman yang direalisasikan dalam skripsi Yeni Rostikawati, variabel terikat penelitian tersebut yaitu kemampuan membaca pemahaman. Mambaca pemahaman adalah kegiatan membaca telaah isi terhadap teks wacana dengan maksud menemukan dan memahami gagasan pokok baik yang tersurat maupun yang tesirat. Teks wacana yang digunakan dalam penelitian tersebut yaitu berupa teks wacana Esposisi, Argumentatisi dan Persuasi. Sedangkan dalam penelitian ini, penulis ingin mengujicobakan Metode Peta Pikiran dalam pembelajaran membaca intensif teks biografi, jadi variabel terikatnya yaitu kemampuan membaca intensif teks biografi. Membaca intensif adalah kegiatan membaca yang dilakukan secara sesama, teliti, dan mendalam tentang segala sesuatu yang tertulis pada teks dengan tujuan untuk memahami isi bacaan secara utuh. Teks wacana yang digunakan dalam penelitian ini adalah teks biografi. Biografi termasuk jenis teks wacana narasi ekspositorik, yaitu narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang. Jadi, membaca intensif teks biografi adalah kegiatan membaca untuk menemukan hal-hal yang baik dan yang tidak baik dari seorang tokoh.
6
Atas dasar pemikiran tersebut, akhirnya penulis memilih judul Penerapan Metode Peta Pikiran dalam Pembelajaran Membaca Intensif Teks Biografi (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Bandung Tahun Ajaran 2011-2012)
C. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa hal yang bisa diidentifikasi untuk diteliti. Beberapa hal tersebut di antaranya sebagai berikut. 1) Siswa berpendapat, bahwa seringkali apa yang dibaca dan dicoba untuk dipahami, hilang dan tidak berkesan sama sekali seiring ditutupnya buku tersebut sesudah dibaca. 2) Siswa masih sulit untuk menikmati apa yang dibacanya. 3) Siswa tidak mempunyai rasa tertarik untuk membaca dan kurangnnya motivasi untuk membaca. 4) Siswa menganggap bahwa membaca merupakan pekerjaan yang membosankan. 5) Metode pembelajaran membaca intensif teks biografi yang dilakukan guru di sekolah belum memberikan solusi untuk mengatasi kesulitan siswa dalam mengingat bacaan dan mengorganisasi informasi dari sebuah bacaan. 6) Siswa juga sering membaca secara berulang-ulang untuk memahami isi bacaan sehingga menghamburkan waktu.
7
7) Kegiatan pembelajaran membaca yang dilakukan guru masih bersifat tradisional sehingga membuat siswa jenuh.
D. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah Agar masalah yang diteliti tidak meluas maka perlu diadakan pembatasan masalah. Penulis membatasi permasalahan penelitian ini pada: 1) kemamapuan siswa membaca intesif teks biografi; 2) penerapan metode Peta Pikiran dalam pembelajaran membaca intensif teks biografi; 3) objek penelitian ini yaitu siswa kelas VII SMP Negeri 4 Bandung. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah, penulis merumuskan masalah sebagai berikut. 1) Bagaimanakah hasil pretes-postes kemampuan mambaca intensif teks biografi siswa kelas VII SMP Negeri 4 Bandung pada kelompok ekperimen dengan menggunakan metode Peta Pikiran ? 2) Bagaimanakah hasil pretes-postes kemampuan mambaca intensif teks biografi siswa kelas VII SMP Negeri 4 Bandung pada kelompok kontrol? 3) Apakah metode Peta Pikiran efektif digunakan dalam pembelajaran membaca intensif teks biografi terhadap siswa kelas VII SMP Negeri 4 Bandung?
8
E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Secara umun tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan data empiris tentang efektivitas penerapan metode Peta Pikiran (Mind Map) dalam pembelajaran membaca intensif teks biografi pada siswa kelas VII SMP Negeri 4 Bandung. Apabila data empiris tentang penerapan metode Peta Pikiran (Mind Map) dalam pembelajaran memembaca intensif biografi terbukti efektif, maka dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberi kontributif terhadap variasi metode pembelajaran dalam proses pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah. Secara khusus tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan beberapa hal berikut: 1) hasil pretes-postes kemampuan mambaca intensif teks biografi siswa kelas VII SMP Negeri 4 Bandung pada kelompok ekperimen dengan menggunakan metode Peta Pikiran (Mind Map); 2) hasil pretes-postes kemampuan mambaca intensif teks biografi siswa kelas VII SMP Negeri 4 Bandung pada kelompok kontrol; 3) efektif atau tidaknya metode Peta Pikiran dalam pembelajaran membaca intensif teks biografi terhadap siswa kelas VII SMP Negeri 4 Bandung.
9
2. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ada dua yaitu: 1) Manfaat teoretis Penelitian ini memberikan kontribusi terhadap pelaksanaan pembelajaran di bidang ilmu pendidikan, khususnya pembelajaran Bahasa Indonesia dalam hal pembelajaran membaca intensif memahami teks biografi dengan menggunakan metode Peta Pikiran. 2) Manfaat praktis dalam penelitian ini 1) Bagi Peneliti Sebagai calon pengajar bahasa Indonesia, penelitian ini dapat menambah wawasan dalam menerapkan metode Peta Pikiran untuk memahami wacana tulis berupa teks biografi melalui kegiatan membaca intensif serta dapat mengatahui tingkat keberhasilan penerapan metode ini. 2) Bagi Guru Dapat menambah referensi bagi guru dalam penggunaan metode untuk pembelajaran membaca intensif teks biografi. Hal ini sebagai upaya peningkatan kualitas pengajaran bagi guru. 3) Bagi Siswa Dari hasil penelitian ini siswa diharapkan mampu membuat Peta Pikiran dari biografi yang mereka baca untuk mengungkapkan hal-hal yang dapat mereka teladani. Dengan metode Peta Pikiran siswa juga
10
diharapkan mampu mengorganisasi informasi dengan baik, sehingga informasi mudah dimengerti dan diingat kembali. 4) Bagi Pembaca Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan terhadap penggunaan metode Peta Pikiran dalam pembelajaran membaca intensif teks biografi.
F. Anggapan Dasar dan Hipotesis 1. Anggapan Dasar Anggapan dasar merupakan suatu kebenaran yang tidak memerlukan penyajian lagi, sekurang-kurangnya bagi si peneliti pada waktu itu. Ada beberapa anggapan dasar yang penulis rumuskan. 1) Mengungkapkan hal-hal yang dapat diteladani dari buku biografi yang dibaca secara intensif merupakan suatu kompetensi yang perlu diajarkan kepada para siswa kelas VII SMP. 2) Metode pembelajaran merupakan salah satu faktor yang memengaruhi keberhasilan sebuah pembelajaran. 3) Metode Peta Pikiran merupakan metode mencatat kreatif yang memudahkan siswa mengingat banyak informasi. Metode ini dapat memudahkan siswa untuk mengingat dan memahami isi biografi tokoh yang dibacanya secara utuh, maka siswa akan mudah dalam menentukan hal baik yang dapat diteladani dari seorang tokoh.
11
2. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Hasil pretes-postes kemampuan membaca intensif teks biografi siswa kelas VII SMP Negeri 4 Bandung pada kelompok ekperiman dengan menggunakan metode Peta Pikiran (Mind Map) berkategori baik berdasarkan pada KKM
Pelajaran Bahasa Indonesia yang sudah
ditetapkan sekolah yaitu 75. 2) Metode Peta Pikiran efektif digunakan dalam pembelajaran membaca intensif teks biografi terhadap siswa kelas VII SMP Negeri 4 Bandung. F. Metode dan Teknik Penelitian 1. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode Eksperimen Semu (Quasi Experimental). Penelitian eksperimen ini dilakukan untuk mencari hubungan sebab akibat antara dua faktor yang sengaja peneliti timbulkan. Kedua faktor tersebut adalah penerapan metode Peta Pikiran (Maind Map) (sebagai faktor penyebab) dan kemampuan membaca intensif teks biografi siswa (sebagai faktor akibat). Adapun rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan dengan teknik random kelas melalui Tes Awal- Tes Akhir Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol (The Randomized Pretest-Posttest Control Group Design). Dalam rancangan ini peneliti malakukan teknik random kelas.
12
2. Teknik Penelitian Teknik penelitian yang digunakan adalah teknik pengumpulan dan pengolahan data. Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan instrumen tes. Tes yang digunakan untuk mengetahui hasil pembelajaran yang mencakup pretes dan postes. Teknik pengolahan data dilakukan setelah semua data terkumpul. Pegolahan data yang dilakukan adalah pengolahan data kuantitatif (hasil pretes dan postes). Data kuantitatif terdiri atas hasil pretes dan postes. Kedua data tersebut diteliti dan ditabulasikan untuk mengetahui rata-rata dan standar deviasinya. Setelah itu dilakukan uji normalitas dan homogenitas. Uji normalitas mongkondisikan kenormalan data pada tiap sampel, sedangkan uji homogenitas mengkondisikan kehomongenan data dalam mewakili populasi yang sama. Apabila data terbukti normal dan homogen maka pengolahan data dilanjutkan dengan uji-t atau t-test. Namun, apabila data tidak berdistribusi normal, maka pengolahan data dilanjutkan dengan perhitungan statistika nonparametik. Berikut cara perhitunganya. 1) Uji normalitas data dengan menggunakan rumus Chi-kuadrat X2 = ∑ (fo – fh)2 fh (Arikunto, 2010 : 333) Keterangan
13
X2
= harga Chi-kuadrat yang dicari
fo
= frekuensi yang ada (frekuensi observasi atau frekuensi sesuai dengan keadaan
fh
= frekuensi yang diharapkan, sesuai dengan teori data dikatakan normal apabila Xhitung < Xtabel
2) Uji homogenitas sampel dengan menggunakan rumus varian (Fhitung ≤ Ftabel) F = Varian tebesar Varian terkecil
Data dikatakan homogen apabila Fhitung < Ftabel (Sugiono, 2011: 276) 3) Uji hipotesis dengan menghitung perbedaan rata-rata (gain) pada dua kelompok dengan rumus t-test
Mx - My
t= 𝒙𝟐 +𝒚𝟐
𝟏
𝑵𝒙 +𝑵𝒚 −𝟐
𝑵𝒙
𝟏
+𝑵
𝒚
Keterangan: M
: nilai rata-rata perkelompok
n
: banyaknya subjek
x
: deviasi setiap nilai x2 dan x1
y
: deviasi setiap nilai y2 dan Y1
14
(Arikunto, 2010 : 354)
Pengujian hipotesis dilakukan dengan kriteriasebagai berikut. Jika thitung < ttabel Ho atau hipotesis nol diterima dan Ha atau hipotesis kerja ditolak. Hal tersebut membuktikan bahwa metode Peta Pikiran tidak efektif digunakan dalam pembelajaran membaca intensif teks biografi di SMP. Namun, jika thitung > ttabel Ho ditoak dan Ha diterima, artinya metode Peta Pikiran efektif diterapkan dalam pembelajaran membaca intensif teks biografi di SMP.
G. Definisi Operasional Untuk memperjelas penafsiran dari judul penelitian ini, berikut diuraikan penjelasan mengenai definisi operasional masing-masing varabel penelitian. 1) Metode Peta Pikiran (Mind Map) adalah diagram istimewa yang cara kerjanya sesuai dengan cara kerja otak dan dapat membantu untuk berpikir, membayangkan, mengingat, dan merencanakan serta memilih informasi. Singkatnya Peta Pikiran (Mind Map) adalah alat sempurna untuk membantu belajar dan mengulang pelajaran. Peta Pikiran adalah metode mencatat kreatif yang memudahkan kita mengingat banyak informasi. Setelah selesai, catatan yang sudah dibuat membentuk sebuah pola gagasan yang saling berkaitan, dengan topik utama di tengah, subtopik dan perincian menjadi cabang-cabangnya. Peta Pikiran terbaik
15
adalah Peta Pikiran yang warna-warni dan menggunakan banyak gambar dan simbol biasanya tampak seperti karya seni. 2) Membaca intensif untuk membaca teks biografi adalah kegiatan membaca untuk menemukan hal-hal yang baik dan yang tidak baik dari seorang tokoh. Hal-hal baik dari tokoh tersebut dapat dicontoh dan diteladani sebagai sumber motivasi diri untuk berbuat yang lebih baik. Hal yang tidak baik menjadi pelajaran untuk tidak dilakukan oleh pembaca teks biografi tersebut. 3) Pembelajaran membaca intensif teks biografi dengan metode Peta Pikiran yaitu suatu kegiatan peningkatan kemampuan siswa dalam keterampilan membaca intensif teks biografi untuk mengetahui hal-hal yang dapat diteladani dari riwayat hidup seorang tokoh dengan tiga tahap. Tahap pertama yaitu perencanaan, rencana kegiatan yang dilakukan adalah (1) menyusun RPP membaca intensif teks biografi dengan menggunakan metode Peta Pikiran, (2) menyiapkan perangkat tes membaca intensif teks biografi dan pedoman aspek penilaian, (3) menyiapkan teks biografi tokoh yang
akan
digunakan
dalam
pembelajaran.
Tahap
kedua
yaitu
pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan proses pembelajaran membaca intensif teks biografi dengan menggunakan metode Peta Pikiran yang sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang telah dipersiapkan. Tindakan ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu (1) siswa membaca secara intensif teks biografi seorang tokoh, (2) siswa membuat Peta Pikiran tentang isi teks biografi seorang tokoh yang telah
16
mereka baca, (3) siswa mengungkapkan kembali isi biografi tokoh tersebut menggunakan bahasanya sendiri dengan melihat Peta Pikiran yang sudah mereka buat, (4) mereka menyimpulkan hal-hal baik dari tokoh yang dapat diteladani sebagai sumber motivasi diri untuk berbuat yang lebih baik. 4) Kemampuan membaca intensif teks biografi adalah kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 4 Bandung dalam memahami dan menemukan halhal baik dari biografi yang dapat dicontoh dan diteladani sebagai sumber motivasi diri untuk berbuat yang lebih baik.