BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Manusia melakukan interaksi dengan orang lain disekitarnya yaitu dengan menggunakan
keterampilan
mendengarkan/menyimak,
berbahasa
berbicara,
yang membaca
diantaranya dan
dimulai
menulis,
dari
keempat
keterampilan ini sangat berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Keterampilan berbahasa yang jarang sekali dilakukan oleh manusia adalah keterampilan menulis karena keterampilan ini membutuhkan pengetahuan yang lebih banyak dibandingkan dengan ketiga keterampilan berbahasa yang lainnya yaitu pengetahuan tentang aturan tata tulis yang ada, yaitu sistem ejaan, dan pemilihan kata (diksi), tata bahasa, kelogisan, serta keserasian, atau kesesuaian bahasa dengan pembaca, jika terjadi kesalahan dalam penyampaian informasi, maka akan terjadi komunikasi yang salah, akibatnya komunikasi tidak berjalan dengan baik (Tim Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UMM, 2010 : 3). Keterampilan berbahasa sering sekali digunakan dalam kehidupan, setiap hari waktu manusia dihabiskan untuk kegiatan berbahasa dengan rincian sebagai berikut, yaitu mendengarkan (45%), berbicara (30%), membaca (16%) dan menulis (9%) (Cox dalam Taringan, 2008 : 3). Dari data tersebut dapat dilihat bahwa keterampilan menulis menempati posisi yang sangat rendah itu artinya
1
2
bahwa keterampilan menulis dalam kalangan manusia hanya sedikit yang dilakukan. Hal ini juga terjadi di SDN Pandanarum 01 Sutojayan, guru ketika dalam pembelajaran Bahasa Indonesia juga mengasah empat keterampilan tersebut. Pada pembelajaran Bahasa Indonesia ini semua keterampilan harus dilakukan oleh siswa agar siswa mampu menguasainya, terutama pembelajaran menulis sebab pembelajaran menulis inilah yang sangat sulit dilakukan oleh siswa. Hal ini terjadi karena ketika siswa menulis siswa sulit menuangkan ide pikiran ke dalam tulisan selain itu pembelajaran menulis juga memerlukan pengetahuan tata penulisan yang lebih banyak. Sehingga siswa juga sulit melakukan komunikasi dengan menggunakan keterampilan menulis. Siswa kelas VI SDN Pandanarum 01, Sutojayan kurang memiliki minat dalam menulis, sehingga siswa lebih sulit ketika pembelajaran keterampilan menulis. Hal ini bisa disebabkan karena pengajaran yang dilaksanakan oleh guru kurang maksimal, seperti penggunaan pendekatan, media pembelajaran, dan sumber belajar yang digunakan oleh guru. Hal ini juga sejalan dengan pendapat Suherli (2010 : 3) yang mengatakan bahwa menulis di sekolah-sekolah di Indonesia tidak dilakukan secara khusus. Pembelajaran menulis hanya bagian kecil dari pelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah-sekolah, sehingga kemampuan menulis siswa kurang merata dimiliki oleh siswa, bahkan dari aspek pembinaan guru terhadap kemampuan menulis siswa sangat kurang. Siswa hanya menulis karangan dan diberikan nilai, kegiatan tersebut tidak memberikan pengembangan terhadap penulisan karangan
3
siswa karena siswa tidak tahu salah dan benarnya dalam karangan yang mereka buat. Kondisi tersebut merupakan fenomena yang terjadi dikalangan sekolah sehingga kemampuan menulis siswa sangat lemah dan dalam menyampaikan argumennya secara tertulis tidak begitu bisa. Kemampuan menulis bagi para siswa merupakan bentuk komunikasi secara tertulis. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang tingkatannya lebih sulit dibandingkan dengan ketiga keterampilan yang lainnya, sehingga mendapatkan perhatian yang lebih khusus, oleh karena itu menulis merupakan kegiatan komunikasi apabila salah dalam menyampaikan informasi, maka pembaca akan sulit untuk memahami bacaan. Menulis karangan harus memperhatikan penggunaan bahasa. Penggunaan bahasa Indonesia yang efektif dalam menuangkan gagasan ke dalam tulisan akan memperlancar komunikasi. Dalam menulis perlu memperhatikan ketepatan penyusunan wacana, kepaduan paragraf, keefektifan kalimat ketepatan dalam memilih kata, dan ketepatan menggunakan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) (Suherli, 2010 : 6). Konjungsi merupakan bagian dari kelas kata. Konjungsi juga selalu digunakan
dalam
membuat
karangan.
Berdasarkan
pembelajaran
yang
mengajarkan keterampilan menulis di SDN Pandanarum 01, Sutojayan saat ini. Penelitian terdahulu yang sejalan dengan penelitian sekarang yang dilakukan oleh Denok Styaningrum mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang pada tahun 2005 yang meneliti ketepatan dan tidak ketepatan pemakaian kata tugas di rubrik
4
opini dalam tabloid bestari edisi maret 2005. Sedangkan peneliti lainnya yang dilakukan oleh Thoharotus Syafa’atul mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang pada tahun 2014 yang meneliti tentang gramatikal yang meliputi konjungsi, referensi, substitusi, dan elepsis. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu penelitian sekarang lebih fokus terhadap satu permasalahan yaitu konjungsi serta subjek penelitian dan lokasi penelitian. Pengkajian yang akan dilakukan peneliti adalah berdasarkan pelaksanaan pembelajaran
konjungsi
dengan
menghasilkan
karangan
naratif
yang
menggunakan batasan kelas kata atau jenis kata yaitu konjungsi atau kata penghubung. Sesuai uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengambil sebuah judul penelitian “ Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Pemakaian Konjungsi dalam Menulis Karangan Naratif pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VI SDN Pandan Arum 01 Kel Pandanarum Kec Sutojayan ”.
1.2 Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti membatasi permasalahan pelaksanaan pembelajaran konjungsi, konjungsi yang digunakan siswa dalam menulis karangan naratif, dan fungsi konjungsi yang terdapat dalam karangan naratif siswa SDN Pandanarum 01, Sutojayan.
5
1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan permasalahan di atas peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut : a. Bagaimana pelaksanaan proses pembelajaran konjungsi dalam menulis karangan naratif pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VI SDN Pandanarum 01 Sutojayan? b. Bagaimana bentuk konjungsi yang digunakan siswa dalam menulis karangan naratif pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VI SDN Pandanarum 01 Sutojayan? c. Bagaimana fungsi konjungsi yang dalam menulis karangan naratif pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VI SDN Pandanarum 01 Sutojayan?
1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas penelitian ini bertujuan untuk : a. Mendeskripsikan dan menganalisis proses pembelajaran konjungsi dalam menulis karangan nararif pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VI SDN Pandanarum 01 Sutojayan. b. Mendeskripsikan dan menganalisis bentuk konjungsi yang digunakan oleh siswa dalam menulis karangan naratif pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VI SDN Pandanarum 01 Sutojayan.
6
c. Mendeskripsikan dan menganalisis fungsi konjungsi dalam menulis karangan naratif pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VI SDN Pandanarum 01 Sutojayan
1.5 Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan penjelasan secara teoritis yang berkaitan dengan masalah penelitian. Teori-teori tersebut dijadikan acuan bagi penjelasan yang berkaian dengan permasalahan penelitian. Teori-eori tersebut dapat digunakan untuk menambah ilmu pengetahuan dan pemahaman membaca tentang wacana khususnya karangan naratif. b. Manfaat Praktis 1) Penelitian analisis konjungsi dalam menulis karangan naratif pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VI SDN Pandanarum 01 Sutojayan ini dapat digunakan sebagai alat pembanding dengan penelitian lainnya, khususnya dalam menganalisis bentuk jenis kata atau kelas kata khususnya konjungsi pada karangan. 2) Penelitian ini diharapkan mampu digunakan dan dikembangkan oleh guru sekolah dasar sebagai bahan ajar. 3) Penelitian analisis konjungsi dalam menulis karangan naratif pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VI SDN Pandanarum 02 Sutojayan dapat
7
dijadikan acuan bagi peneliti lain untuk melakukan peneliti dengan hasil yang lebih baik.
1.6 Definisi Operasional (a) Pelaksanaan adalah proses, cara, perbuatan melaksanakan rancangan atau keputusan (Team Pustaka Phoenix, 2007 : 554). (b) Pembelajaran adalah suatu proses pengondisian siswa untuk belajar secara aktif (Kurniawan, 2014 : 17) (c) Pemakaian adalah proses, pebuatan, cara memakai, penggunaan (Team Pustaka Phoenix, 2007 : 591 ) (b) Menulis karangan naratif adalah menyusun atau merangkai kalimat yang berupa rangkaian peristiwa yang terjadi dalam satu kesatuan waktu (Abigail, 2010 : 18). (c) Bentuk konjungsi adalah bentuk kepaduan kata tugas dalam sebuah karangan seperti konjungsi koordinatif, konjungsi korelatif, konjungsi subordinatif, dan konjungsi antar kalimat (Hasan alwi dkk, 2003 : 296). (d) Fungsi konjungsi adalah kata tugas yang mempunyai peran unsur mewujudkan kepaduan dalam sebuah karangan (Tim Penulis Bahasa Indonesia UNEJ, 2007 : 62).