KONSEP MEDIK A. Pengertian Mastoiditis Mastoiditis adalah inflamasi mastoid yang diakibatkan oleh suatu infeksi pada telinga tengah, jika tak diobati dapat terjadi osteomielitis. Mastoiditis adalah segala proses peradangan pada sel- sel mastoid yang terletak pada tulang temporal. Mastoiditis adalah inflamasi mastoid yang diakibatkan oleh suatu infeksi pada telinga tengah, jika tak diobati dapat terjadi osteomielitis.( Brunner dan Suddarth, 2000). Mastoiditis merupakan peradangan tulang mastoid, biasanya berasal dari kavum timpani. Perluasan infeksi telinga bagian tengah yang berulang ulang dapat menyebabkan timbulnya perubahan pada mastoid berupa penebalan mukosa dan terkumpulnya eksudat. Lama kelamaan terjadi peradangan tulang (osteitis) dan pengumpulan eksudat/nanah yang makin banyak,yang akhirnya mencari jalan keluar. Daerah yang lemah biasanya terletak di belakang telinga, menyebabkan abses superiosteum. B. Etiologi Mastoiditis Mastoiditis terjadi karena Streptococcus ß hemoliticus / pneumococcus. Selain itu kurang dalam menjaga kebersihan pada telinga seperti masuknya air ke dalam telinga serta bakteri yang masuk dan bersarang yang dapat menyebabkan infeksi. Menyebarnya infeksi dari telinga bagian tengah, infeksi dan nanah mengumpul di sel-sel udara mastoid Penyebab lain dari Mastoiditis antara lain: 1.
Terjadi 2-3 minggu setelah otitis media akut
2.
Klien imunosupresi atau orang yang menelantarkan otitis media akut yang dideritanya. Berkaitan dengan virulensi dari organisme penyebab otitis media akut yaitu streptococcus pnemonieae.
3.
Bakteri lain yang sering ditemukan adalah adalah branhamella catarrhalis, streptococcus group-A dan staphylococcus aureus ,streptococcus aureus. Bakteri yang biasanya muncul pada penderita mastoiditis anak-anak adalah streptococcus pnemonieae.
D. Patofisiologi Penyakit mastoiditis pada umumnya diawali dengan otitis media yang tidak ditangani dengan baik. Biasanya otitis terjadi 2-3 minggu setelah otitis media akut infeksi dan nanah menggumpal disel-sel udara mastoid. Mastoiditis dapat
terjadi
pada
pasien-pasien
imunosupresi atau
mereka
yang
menelantarkan otitis media akut yang dideritanya. Penyakit ini berkaitan dengan
virulensi dari organisme penyebab. Bakteri ini menyerang telinga bagian luar kemudian menjalar ke cavum tympani. Cavum tympani mengalami peradangan. Eksudat mulai terakumulasi. Kemudian infeksi menjalar ke tulang mastoid, mastoid menjadi meradang. Bila mastoiditis ini terus berlanjut maka akumulasi eksudat dan nanah semakin meningkat, kemudian dapat menimbulkan edema dan ulserasi dibeberapa tempat. Akibat selanjutnya eksudat dan nanah menekan pembuluh darah dan penekanan ini menyebabkan nekrosis dan granulasi ruang abses. Tulang bagian dalam juga bisa mengalami peradangan (osteitis). Peningkatan akumulasi eksudat di telinga bagian dalam. Eksudat bercampur nanah mencoba mencari jalan keluar. Komplikasi selanjutnya abses subperiosteum
E. Manifestasi Klinis Adapun manifestasi dari penyakit mastoiditis antara lain: 1.
Rasa nyeri biasanya dirasakan dibagian belakang telinga dan dirasakan lebih parah pada malam hari, tetapi hal ini sulit didapatkan pada pasien-pasien yang masih bayi dan belum dapat berkomunikasi. Hilangnya pendengaran dapat timbul atau tidak bergantung pada besarnya kompleks mastoid akibat infeksi.
2.
Gejala dari keluhan penyakit didapatkan keluarnya cairan dari dalam telinga yang selama lebih dari tiga minggu, hal ini menandakan bahwa pada infeksi telinga tengah sudah melibatkan organ mastoid.
3.
Demam biasanya hilang dan timbul, hal ini disebabkan infeksi telinga tengah sebelumnya dan pemberian antibiotik pada awal-awal perjalanan penyakit. Jika demam tetap dirasakan setelah pemberian antibiotik maka kecurigaan pada infeksi mastoid lebih besar.
4.
Nyeri cenderung menetap dan berdenyut, terletak di sekitar dan di dalam telinga, dan mengalami nyeri tekan pada mastoid.
F.
Komplikasi Komplikasi yang terjadi bila mastoiditis tidak ditangani dengan baik adalah
1.
Petrositis yaitu infeksi pada tulang disekitar tulang telinga tengah peforasi gendang telinga dengan cairan yang terus menerus keluar.
2.
Labyrintitis yaitu peradangan labyrint ini dapat disertai dengan kehilangan pendengaran atau vertigo disebut juga otitis imtema.
3.
Meningitis yaitu peradangan meningen (ragdang membran pelindung sistem saraf) biasanya penyakit ini dapat disebabkan oleh mikroorganisme.
4.
Abses otak yaitu kumpulan nanah setempat yang terkumpul dalam jaringan otak.
G. Penatalaksanaan Penatalaksanaan Medis 1.
Terapi Harus segera dilakukan, dan pemberian antibiotik secara IV dan per oral dalam dosis besar, karena organisme penyebabnya mungkin Streptococcus β-hemoliticus atau Pneumococcus. H .influenza. Tetapi harus juga sesuai dengan hasil test kultur dan hasil resistensi.
2.
Pembedahan Tindakan pembedahan untuk membuang jaringan yang terinfeksi diperlukan jika tidak ada respon terhadap pengobatan antibiotik selama beberapa hari. Seluruh jaringan yang terinfeksi harus dibuang sehingga infeksi tidak menyebar ke bagian yang lain.
H. Pemeriksaan Diagnostik 1.
Laboratorium
a.
Spesimen dari sel mastoid diperoleh selama operasi dan myringotomy cairan, bila diperoleh, harus dikirim untuk budaya untuk kedua bakteri aerobik dan anaerobic, Gram staining, dan asam-cepat staining.Jika selaput anak telinga yang sudah berlubang, kanal eksternal dapat dibersihkan, dan contoh yang segar drainase cairan diambil
2.
CT Scan dan MRI Yang sensitif dari CT di mastoiditis akut adalah 87-100%. Anda mungkin terlalu sensitif karena setiap AOM memiliki komponen radang mastoid. Segera CT scan intracranial kapanpun diperlukan adalah perpanjangan atau komplikasi yang dicurigai. Bukti yang digambarkan oleh mastoiditis Tampilan kekaburan atau kerusakan yang mastoid garis besar dan penurunan atau hilangnya ketajaman dari sel udara mastoid bertulang septa. Dalam kasus di mana CT scan menunjukkan kesuraman dari udara sel, yang technetium-99 bone scan adalah membantu dalam mendeteksi osteolytic perubahan.
3.
Culturing tengah-cairan telinga sebelum antimicrobial therapy adalah keharusan. Meskipun penggunaan mikroskop operasi yang dirancang secara khusus dan sedotan perangkap
memfasilitasi sampel dari bagian tengah telinga, sebuah otoscope, jarum tulang belakang, dan jarum suntik yang sama-sama membantu. 4.
Kanal yang mensterilkan dengan antiseptik. Dengan anak terkendali, aspirate cairan dari anterior setengah dari selaput anak telinga. 5. Melakukan lumbar menusuk tulang belakang dan keran jika intracranial perpanjangan dari infeksi diduga.
1.
Pemeriksaan Darah
2.
Foto Mastoid
3.
Kultur Bakteri Telinga
4.
MRI dan CT Scan untuk mengetahui perubahan pada sel udara mastoid
5.
Radiologi
6.
Tympanocintesis & myringotomi
KONSEP KEPERAWATAN Pengkajian 1.
Biodata Pasien
Nama
:
Umur
:
Biodata Penanggung Jawab Nama Umur
: :
Jenis kel. :
Jenis kel. :
Alamat
Alamat
2.
:
:
Riwayat Kesehatan
a.
Keluhan Utama: Biasanya pasien merasakan nyeri pada telinga kanan, perasaan tidak enak pada telinga, pendengaran berkurang, ketika membersihkan telinga keluar cairan berbau busuk
b.
Riwayat penyakit sekarang: pasien mengatakan Tanyakan sejak kapan keluhan dirasakan, apakah tiba-tiba atau perlahan-lahan, sejauh mana keluhan dirasakan, apa yang memperberat dan memperingan keluhan dan apa usaha yang telah dilakukan untuk mengurangi keluhan.
c.
Riwayat penyakit dahulu: Tanyakan pada klien dan keluarganya ; apakah klien dahulu pernah menderita sakit seperti ini, apakah sebelumnya pernah menderita penyakit lain, seperti panas tinggi, kejang, apakah klien sering mengorek-ngorek telinga dengan jepit rambut atau cutton buds sehingga terjadi trauma, apakah klien sering berenang.
d.
Riwayat penyakit keluarga: -
Apakah ada diantara anggota keluarga klien yang menderita penyakit seperti klien saat ini dan apakah keluarga pernah menderita penyakit DM.
3.
Pemeriksaan Fisik
a.
Inspeksi
Inspeksi liang telinga, perhatikan adanya cairan atau bau, pembengkakan pada MAE, warna kulit telinga, apakah terdapat benda asing, peradangan, tumor.
b.
Inspeksi dapat menggunakan alat otoskopik (untuk melihat MAE sampai
ke membran timpany). Apakah suhu tubuh klien meningkat.
c.
Palpasi
Lakukan penekanan ringan pada daun telinga, jika terjadi respon nyeri dari klien, maka dapat dipastikan klien menderita otitis eksterna sirkumskripta
Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada mastoiditis antara lain: 1. Nyeri akut berhubungan dengan peradangan pada tulang mastoid akibat infeksi 2. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi. 3. Risiko infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan. 1. Intervensi 1. Nyeri akut berhubungan dengan peradangan pada tulang mastoid akibat infeksi Tujuan
: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3×24 jam nyeri teratasi
Kriteria Hasil
: a. Pasien mengatakan nyeri berkurang b. Skala nyeri turun c. Wajah pasien tampak rileks
No Intervensi
Rasional
1.
Kaji ulang skala nyeri, lokasi, Mengetahui ketidakefektifan intervensi intensitas
2.
Berikan posisi yang nyaman
3.
Ajarkan
teknik
relaksasi
Mengurangi nyeri dan Mengalihkan perhatian pasien terhadap
ciptakan lingkungan yang tenang 4.
nyeri dan mengurangi nyeri
Kolaborasi pemberian analgesik, Dapat mengurangi nyeri, membunuh antibiotika,
dan
anti
sesuai indikasi
inflamasi kuman dan mengurangi peradangan sehingga mempercepat penyembuhan
2. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi Tujuan
: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3×24 jam suhu tubuh dapat 0
normal (36 -370C) Kriteria Hasil
:
a. Suhu tubuh dalam rentang normal (360-370C) b. Kulit tidak teraba hangat c. Wajah tidak tampak merah d. Tidak terjadi dehidrasi
No Intervensi
Rasional
1.
Pantau input dan output
Untuk mengetahui balance cairan pasien
2.
Ukur suhu tiap 4-8 jam
Untuk mengetahui perkembangan klien
3.
Ajarkan kompres hangat dan banyak Untuk menurunkan panas tubuh dan minum
4.
Kolaborasi antipiretik
mengganti cairan tubuh yang hilang dengan
pemberian Untuk menurunkan panas
3. Risiko infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan. Tujuan
: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3×24 jam risiko infeksi dapat
hilang atau teratasi Kriteria Hasil : Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi No Intervensi 1.
Rasional
Observasi keadaan umum pasien Mengetahui keadaan umum pasien selama 24 jam
2.
Anjurkan pentingnya cuci tangan Mencegah penularan penyakit
3.
Ajarkan prosedur mencuci telinga Mencegah infeksi berlanjut luar
4.
Kolaborasi pemberian antibiotik Agar dapat membunuh kuman, sehingga profilaksis
tidak
menularkan
menerus
penyakit
terus-