MEMELIHARA KEUTUHAN KELUARGA BY ANTONIUS MULYANTO
Surat kepada Dear Abby Apakah semua pernikahan menjadi basi setelah dua puluh lima tahun? Pernikahan kami, ya. Suami dan saya Tampaknya tidak lagi mempunyai banyak hal yang dapat dibicarakan . Biasanya kami membicarakan anak-anak kami, tetapi kini mereka sudah dewasa dan tidak lagi tinggal bersama kami, kami kehabisan bahan pembicaran. Tidak ada masalah besar yang perlu kami keluhkan, namun kegembiraan masa lalu telah sirna. Kami banyak menonton televisi dan membaca, dan kami mempunyai banyak teman, namun ketika kami tinggal berdua saja, sangat menjemukan. Kami bahkan tidur di kamar tidur yang berbeda sekarang ini. Adakah jalan untuk meraih kembali pesona masa lalu? (tertanda) NYANYIAN ITU TELAH BERAKHIR
Seorang pelawak dunia berguyon:
“Oh . . . pernikahanku sangat menjemukan, sehingga ketika suamiku meninggalkanku, aku baru menyadarinya . . . dua bulan kemudian!”
Norman Wright Pernikahan memang berubah karena manusia selalu berubah, tetapi pernikahan Kristen seharusnya seperti anggur: SEMAKIN TUA SEMAKIN BAIK
Walter Trobisch Ada 3 langkah dalam proses penyatuan dua pribadi menjadi sepasang suami istri: leaving, cleaving, and becoming one flesh. Dia melandasi pernyataannya dari Kej 2:24, versi King James: "Therefore a man leaves his father and his mother and cleaves to his wife, and they become one flesh."
Setiap langkah itu penting, setiap langkah memiliki tingkat kesulitan sendiri.
LEAVING - The Act of Saying Good-bye TINDAKAN untuk MENGUCAPKAN SELAMAT TINGGAL
Baik orang tua maupun PASANGAN NIKAH harus menghadapi issue ‘leaving’ ini.
Pergumulannya berbeda-beda Beberapa anak cenderung untuk terus ‘bergantung’ secara ekonomi kepada orang tua, entah karena tidak mau atau tidak mampu untuk menopang perekonomian keluarganya. Beberapa orang tua cenderung untuk terus memperlakukan anaknya seperti ‘anak kecil’, entah karena tidak mau atau tidak mampu menerima kenyataan bahwa anaknya sudah menjadi suami / istri seseorang atau bahkan ayah / ibu bagi anak-anaknya sendiri.
Pergumulannya berbeda-beda Beberapa anak dihinggapi ‘rasa bersalah’ yang kuat karena seakan telah mengabaikan orang tua, sehingga sulit sekali ‘meninggalkan’ orang tuanya. Beberapa orang tua dihinggapi ‘rasa bersalah’ karena kurang memberi perhatian ketika anak-anaknya masih kecil, sehingga sulit sekali ‘melepaskan’ anaknya.
Walter Trobisch "There can be no happy marriage without leaving. Leaving is the price of happiness."
Tidak ada teori yg absolut
Beberapa dapat memilih untuk menunda langkah “leaving’ ini untuk jangka waktu tertentu, namun dapat tetap berbahagia.
Syaratnya Pilihan tersebut digerakkan oleh motivasi yang positif, seperti umpamanya: nazar untuk mengabdi terlebih dahulu kepada orang tua yang memang membutuhkan pertolongan khusus. Pilihan tersebut adalah kesepakatan bersama suami istri dan bukan sematamata desakan salah satu pihak.
Syarat kunci: HADIRAT KRISTUS
Yesus Kristus mampu mengisi berbagai kebutuhan dan kekurangan di tengah pernikahan, sehingga KEBAHAGIAAN tetap dapat dinikmati.
CHECK UP KESEHATAN KELUARGA Berilah nilai 5 untuk setiap jawaban ya, lalu jumlahkan semuanya. SKALA KESEHATAN 0 – 25 Sehat. 26 – 50 Kurang sehat 51 – 75 Sakit, 76 – 100 Parah.
“Leaving” “Leaving” adalah tindakan yang secara permanen akan mengubah hubungan mereka satu dengan yang lain, dengan orang tua dan anggota keluarga yang lain, dengan komunitas secara umum. Ketika dua pribadi meninggalkan orang tuanya untuk menikah, maka tongkat kepemimpinan dan tanggung jawab telah beralih dari satu ke generasi ke generasi berikutnya.
Leaving Tindakan "leaving to begin something new" ( pergi untuk memulai sesuatu yang baru) meletakkan fondasi untuk membangun kemitraan dan keamanan di antara pasangan, dan hubungan yang sehat dengan orang tua, mertua dan ipar-ipar.
Cleaving - The Act of Making a Covenant TINDAKAN UNTUK MENGGENAPI PERJANJIAN
Pasangan nikah perlu mengimplentasi perjanjian nikah untuk menjawab berbagai persoalan praktis kehidupan.
Persolannya berbeda-beda Seberapa besar persentase kekayaan yang dibawa masing-masing ke dalam keluarga? Bagaimana mereka akan menatalayan keuangan? Apakah semua kekayaan dan penghasilan akan menjadi milik bersama? Atau dimiliki masing-masing? Apakah mereka akan menandatangani kesepakatan tertulis?
Persolannya berbeda-beda Bagaimana dengan hubungan-hubungan lama? Bagaimana mereka akan berhubungan dengan teman masing-masing pihak? Bagaimana dengan cita-cita masa depan? Apakah masing-masing akan berupaya untuk menggapainya? Apakah keduanya akan dipadukan menjadi satu cita-cita bersama?
Persoalannya banyak sekali
tetapi semuanya berkaitan satu dengan yang lain dalam dalam proses penyatuan dua individu untuk hidup bersama.
Ed Wheat
"Marriage requires an inseparable joining of husband and wife throughout their lifetime."
Cleaving”. Cleaving adalah satu deklarasi bahwa suami istri memiliki kedekatan yang melebihi siapa pun yang lain. Hal ini selaras dengan arti harfiah dari “Cleaving”, yaitu: disandingkan, dilekatkan, di ”lem” satu kepada yang lain.
Walter Trobisch "Cleaving is love that has made a decision, and the decision that has been made is to remain faithful to one person and to share with that one person one's whole life."
Maxine Rock – “Marriage Map” 7 tahapan pernikahan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Fantasy Time ( minggu ke1 — tahun ke 2) Compromise ( tahun ke 3—5 ) Reality Struggles ( tahun ke 6—10) Decision ( tahun ke 11—15) Separation ( tahun ke 16—20) Together Again ( tahun ke 21—25) New Freedom ( tahun ke 26—dst )
1. Fantasy Time / Honey Moon
Pada periode ini Anda berpikir bahwa pasangan Anda sangat hebat. Kesalahan-kesalahan pada tahap ini tidak mengganggu, tetapi justru mempermanis situasi.
2. Compromise Pada tahap ini pasangan mulai menemui kekecewaan pada pasangannya. Masing-masing menyadari bahwa mereka telah terganggu atau terluka oleh tingkah laku dan kebiasaan pasangannya.
Compromise Ini tahap yang berbahaya: Ada yang terjebak kepada pertengkaran yang semakin hebat,sampai akhirnya berpisah. Ada yang masih mau berharap bahwa pasangannya mau berubah, sambil berjanji bahwa dirinya juga mau berubah.
3. Reality Struggles Anda menemukan adanya perubahan, tetapi dalam banyak hal, sebenarnya keduanya tidak banyak berubah. Tidak satu pun dapat memenuhi pengharapan yang lain secara sempurna.
3. Reality Struggles Tahap transisi: Ada yang menjalin tali permanen semata-mata karena ketergantungan keuangan atau karena anak-anak, tetapi tanpa kehangatan cinta. Ada yang menjalin tali permanen dengan menumbuhkan cinta yang lebih dewasa, yang mendorongnya untuk belajar memahami dan menerima ketidaksempurnaan pasangannya.
4. Decision Anda memiliki perasaan yang lebih kuat tapi campur aduk. Anda sudah tahu persis tentang apa yang merupakan kelebihan pasangan. Anda juga tahu pasti adanya kelemahan pasangan yang tidak lagi dapat diubah.
4. Decision Tahap yang sangat krusial
Di sini iman yang bersangkutan akan berbicara kuat sekali ketika memasuki tahap berikutnya.
5. Separatian Pada tahap ini umumnya pasangan mencapai TITIK JENUH. Mereka yang kuat imannya akan bergumul hebat untuk mempertahankan pernikahan. Mereka yang lemah imannya akan dikuasai keinginan untuk berpisah.
5. Separatian Ini adalah tahap yang paling menyakitkan: Beberapa sungguh-sungguh bercerai Beberapa tetap tinggal serumah, tetapi sebagai pribadi-pribadi yang terpisah satu sama lain.
6. Together Again Bagi mereka yang beriman, muncullah KESADARAN bahwa mereka tetap ingin bersatu dalam pernikahan. Mereka pun sepakat untuk membaharui komitmen pernikahan dan bekerja sama memulihkannya.
7. New Freedom Masing-masing pasangan terbebas dari tekanan dan hubungan pun mengalir lebih lancar. Masing-masing merasa diterima dan makin mudah menerima.
7. New Freedom Masing-masing memiliki kesempatan untuk BERTUMBUH PESAT karena bebas untuk mengaktualisasi diri. Kepuasan dalam pernikahan pun meningkat sangat besar.
Norman Wright “Beberapa perubahan datang tanpa peringatan dan kadangkadang kita tidak punya pilihan menghadapinya. Akan tetapi, ada juga perubahan yang dapat kita kontrol dengan pilihan-pilihan pribadi.”
Menurut Saya
Perubahan-perubahan tersebut sebagian besar justru ditentukan oleh pilihan-pilihan pribadi pasangan nikah.
Becoming One Flesh - The Act of Celebrating TINDAKAN untuk MERAYAKAN Menjadi satu daging adalah perayaan dua insan yang telah meninggalkan masa lalu dan menegaskan komitmen untuk berbagi segala sesuatu sebagai suami istri yang setia.
Becoming One Flesh Menjadi satu daging, berbeda dengan pandangan umum, adalah satu perkara yang perlu dipelajari dengan baik untuk dapat dinikmati secara sepenuhnya. Seorang konselor pernikahan mengungkapkan bahwa tidaklah jarang sepasang suami istri membutuhkan waktu bertahun-tahun sebelum mereka dapat menyesuaikan diri satu sama lain secara seksual.
Becoming One Flesh Faktor yang krusial adalah untuk membuka diri secara penuh dalam proses menjadi pasangan seksual yang penuh kasih. Itu meliputi kesediaan untuk belajar menghargai aspek fisikal, emosional, bahkan juga aspek rohani dari seksualitas. Dengan belajar untuk berbagi pikiran dan mimpi masa depan, pengharapan dan ketakutan, harta milik dan tubuh, kita memasuki perayaan pernikahan.
Walter Trobisch "Dengan menjadi satu tubuh," "dua pribadi sepenuhnya menjadi satu, tetapi tetap merupakan dua pribadi yang berbeda."
Jangan Terseret pergulatan “nafsu hewani” atau Terjebak persandingan “patung marmer.”
Jangan pernah lupa Seks itu diciptakan oleh Allah sebagai salah satu langkah dalam proses pernikahan yang dicetuskan di Taman Eden. Pria dan wanita yang menikah, kata Allah, akan menjadi satu tubuh ( Becoming One Flesh ).
TGFS
Thanks GOD for sex . . . In marriage.
Dr. Willard Harley, Jr.
1. 2. 3. 4. 5.
The man's 5 most basic needs: sexual fulfillment, recreational companionship, an attractive spouse, domestic support, admiration
The woman's 5 most basic needs: 1. affection, 2. conversation, 3. honesty and trust, 4. financial security, 5. family commitment.
Kesimpulan Pria dan wanita memiliki pengharapan yang berbeda. Jadi, sangatlah penting untuk peka terhadap kebutuhan pribadi, juga kebutuhan pasangan.
TEST KEMESRAAN PRIA Untuk setiap pertanyaan, jika Anda pernah melakukannya sekali saja dalam 6 bulan terakhir, beri nilai 10. Jika Anda melakukannya 2 kali atau lebih, beri nilai 20. Lalu jumlahkan semua nilai Saudara.
SKALA KEMESRAAN SUAMI 0 – 50 Istri Anda tidak meninggalkan Saudara hanya karena takut dihukum Tuhan. 51 – 100 Istri Anda tidak meninggalkan rumah hanya demi anak-anak.
SKALA KEMESRAAN SUAMI 101 – 150 Istri Anda cukup kerasan di rumah, tetapi belum cukup bahagia. 151-200 Istri Anda cukup bahagia karena merasa disayangi. 201 – 360 Istri Anda sangat bahagia karena merasa sangat dikasihi suami.
SARAN KEMESRAAN ISTRI Carilah satu sahabat doa. Masing-masing menyimak ke-10 saran yang diberikan. Lalu mintalah sahabat doamu untuk mendoakan, khususnya pada saran yang sulit Saudara terapkan selama ini.
KEMESRAAAN YG LESTARI Adalah cinta di waktu lampau, tidak lagi buta, itulah cinta yang sejati. Karena intensitas cinta yang sangat tinggi tidaklah mesti berarti kualitas cinta juga sangat tinggi. Daya tarik dan kecemburuan telah sirna. Belaian-belaian nafsu tidak lagi dibutuhkan ; Tidaklah bernilai dibandingkan sentuhan-sentuhan yang menguatkan dari tangan yang gemetar.
KEMESRAAAN YG LESTARI Orang yang berlalu lalang, pada umumnya melihat indahnya pelukan sepasang muda-mudi di bangku taman, tetapi mereka tidak memahami bahwa senyum seorang istri yang telah uzur pada suaminya merupakan hal yang paling indah di dunia. (Booth Tarkington)