MEMBERITAKAN INJIL DENGAN UTUH Pembinaan Calon Pemimpin Kelompok Kecil UPEMKIP - 25062017 A. Hakikat Penginjilan1 Menjadi saksi Kristus tidak hanya meliputi tingkah laku dan pola hidup sehari-hari, tetapi juga kesaksian iman secara verbal tentang Tuhan Yesus – Thomy J. Matakupan. Penginjilan dapat dilaksanakan melalui percakapan secara pribadi ataupun pertemuan secara massal. Namun tetap selalu ada bagian penting yang harus ditekankan dalam penginjilan. 1. Penginjilan itu memberitakan bahwa manusia berdosa. Roma 3:23, 6:23. 2. Penginjilan itu memberitakan bahwa keselamatan adalah anugerah. Keselamatan adalah karya Allah bukan manusia (Efesus 2:8-10). Tetapi ini tidak berarti bahwa orang berdosa tidak memiliki tanggung jawab sama sekali di dalam hal keselamatannya. Ia harus percaya kepada Kristus, Allah memberikan kemampuan kepadanya untuk percaya (beriman). Iman yang menyelamatkan ini dimengerti sebagai pemberian Allah (Filipi 2:12-13). 3. Penginjilan itu memberitakan panggilan pertobatan (Markus 1:4, 15; Kisah 2:38). Panggilan pertobatan harus ada dalam penginjilan. Pertobatan terjadi karena seseorang menyadari dirinya telah melanggar hukum-hukum Allah yang kudus, benar dan baik (Roma 7:12); dan bertekad untuk meninggalkan dosa. 4. Penginjilan itu memberitakan kabar baik dan hanya Kristus satu-satunya Juruselamat (Kisah 4:12). Bahwa Allah telah menebus orang berdosa dari hukuman maut dan kebinasaan kekal, telah mendamaikan manusia dengan diri-Nya dan menganugerahkan keselamatan sehingga mereka memiliki persekutuan yang akrab dan indah kembali bersama-Nya. Semua itu dilakukan di kalvari saat Kristus menggantikan tempat manusia berdosa (Yesaya 53:5). Ia menjadi berdosa supaya kita dibenarkan Allah (II Korintus 5:21; I Petrus 3:18); dibebaskan dari kutuk (Galatia 3:10, 13). Kematian Kristus telah memenuhi tuntutan keadilan dan murka Allah. Jika aspek-aspek ini tidak ada dalam suatu penginjilan, maka aktivitas itu tidak dapat disebut sebagai penginjilan (dalam aspek kesaksian iman secara verbal tentang Tuhan Yesus). Perhatikan perkataan Paulus dalam II Korintus 5:20. B. Metode, Cara dan Sarana Penginjilan2 Setiap metode, cara dan sarana dalam penginjilan harus terus-menerus diuji apakah sedang dilakukan untuk memenuhi amanat Kristus? Beberapa cara, metode, sarana, yang dipergunakan di dalam pekabaran injil itu antara lain; penginjilan pribadi, penginjilan massa, traktat, media elektronika, media sosial, dll. Setiap strategi tersebut harus memperhatikan dua hal berikut; 1
Disadur dan diedit seperlunya dari Thomy J. Matakupan, Seri Pelajaran IRECS: Prinsip-Prinsip Penginjilan, (Surabaya: Momentum, 2002), hal. 6-7. 2 Thomy J. Matakupan, Seri Pelajaran IRECS: Prinsip-Prinsip Penginjilan, hal. 6-7.
1
1. Menyatakan berita injil yang sejati secara lengkap. Injil sejati adalah berita bahwa hanya Yesus Kristus satu-satunya jalan keselamatan itu, dan bahwa keselamatan adalah anugerah Allah bagi orang berdosa. Injil yang lengkap adalah Injil yang menyatakan tentang kehidupan, pengajaran dan kematian Kristus, serta kebangkitan dan kedatangan-Nya kembali untuk menggenapi rencana keselamatan Allah yang kekal. Sebagaimana yang diringkaskan Paulus dalam I Korintus 15:3-4. Paulus memperingatkan tentang adanya injil yang lain kepada jemaat di Galatia, yaitu Injil Plus. Injil yang ditambah dengan usaha keagamaan tertentu untuk memperoleh keselamatan. Perhatikan Galatia 1:8. 2. Pekerjaan Roh Kudus. Keberhasilan penginjilan tidak terletak pada usaha, metode, cara dan sarana kita. Tetapi pada pekerjaan Roh Kudus dalam diri orang berdosa. Roh Kudus berkarya menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman (Yohanes 16:8); mengerjakan kelahiran kembali di dalam diri seseorang (Titus 3:5). Istilah dilahirkan kembali (Yohanes 3:5; Yunani anothen berarti dari atas). Hal ini menunjuk bahwa pekerjaan kelahiran kembali adalah pekerjaan yang dilakukan “dari atas” (oleh Allah sendiri) di dalam diri manusia. Tanggung jawab pemberita Injil adalah menyampaikan berita Injil sejati secara lengkap kepada orang lain; sedangkan hal memberikan pertobatan dan iman yang benar kepada orang itu adalah tanggung jawab Allah sepenuhnya. Karena itu, yang terpenting adalah sikap bergantung kepada Tuhan sepenuhnya ketika memberitakan Injil. C. Metode Penginjilan: Pulang ke Rumah (Garis Besar untuk Dihafalkan)3 1. Siapakah Allah? a. Pencipta (Pemilik). Karena itu, Ia adalah PEMILIK Anda dan Anda bertanggung jawab untuk menempatkan Dia pada pusat kehidupan Anda. b. Pemberi Kasih (Bapa). Karena itu. Ia rindu untuk menjadi BAPA dan membawa banyak orang pulang ke dalam keluarga-Nya sebagai anak-anak rohani-Nya yang diadopsi. c. Pembuat Hukum (Hakim). Karena itu, Ia seorang HAKIM yang berakhlak sempurna yang petunjuk-Nya harus ditaati seraya Anda menempuh jalan kehidupan-Nya. Poin: Allah mempunyai hak atas diri Anda; Anda harus memberi pertanggung jawaban kepada-Nya. Karena Allah menciptakan Anda, Anda milik-Nya dan bertanggung jawab untuk menuruti petunjuk-Nya untuk membentuk hubungan kasih yang berpusatkan pada Dia. Alkitab: Khotbah Paulus – Kisah 17:22-34 (Ayat-ayat pribadi - Matius 5:48; Wahyu 4:11). Ilustrasi: Seorang pencipta memiliki hak cipta dan buku panduan. Seorang pencipta memiliki hak paten (hak cipta) dan menuliskan petunjuk pemakaian peraturan 3
Disadur dan diedit seperlunya dari Will Metzger, Beritakan Kebenaran Injil Yang Seutuhnya, Sepenuhnya melalui Anugerah, Dikomunikasikan dengan Penuh Kebenaran dan Kasih: Manual Pelatihan Penginjilan untuk Kelompok atau Individual, (Surabaya: Momentum, 2013), apendiks 2.
2
(peraturan Alkitab) untuk ciptaan-Nya. Demikian juga, Allah menciptakan Anda dan telah memberikan Alkitab. Perpindahan: Sudahkah Anda mendengar cerita mengenai dua jalan dalam kehidupan? 2. Kehidupan = Hidup yang Berpusat – pada – Allah a. Jalan satu arah untuk pulang ke rumah. Karena itu semua orang diperintahkan untuk mengikuti jalan ini, menikmati persahabatan dengan Dia kini, dan kelak dalam rumah-Nya yang kekal b. Dua peraturan. Kedua peraturan ini tidak merampas kebebasan kita, melainkan adalah untuk keamanan dan kebahagiaan kita, sebab kita diciptakan untuk hidup seperti ini. c. Dituntut ketaatan sempurna. Peraturan Allah harus ditaati dengan sempurna. Menaati peraturan-Nya akan menjaga kita tetap di jalan menuju kasih sejati dan rumah, sekarang setelah kita mati. d. Peraturan Allah untuk setiap orang. Pertama, saya mengasihi Allah dengan segenap hati saya, dan mengasihi-Nya lebih dari siapapun atau apapun. Kedua, saya mengasihi semua orang seperti saya mengasihi diriku sendiri, dan selalu melayani dan melakukan apa yang terbaik bagi mereka. Poin: Peraturan Allah yang sempurna mengukur semua tindakan/ perilaku. Kedua peraturan untuk kehidupan yang berpusat pada Allah yaitu kasih sempurna bagi Allah dan orang lain, menunjukkan pada kita bahwa persyaratan Allah menilai semua tindakan dan perilaku kita. Alkitab: Cerita – Yesus yang berjumpa dengan pemuda yang diperbudak oleh keinginannya; Markus 10:17-27 (Ayat-ayat pribadi – Markus 12:30-31; Yakobus 2:813) Ilustrasi: Melompat setinggi 100 kaki. Seseorang mungkin dapat melompati batang yang diletakkan setinggi satu kaki dari tanah, tetapi jika ditempatkan setinggi 100 kaki, tak seorang pun yang sanggup. Ketidakmampuan untuk mencapai standar Allah. 3. Dosa = Hidup yang Berpusat – pada – Diri a. Ketidaktaatan adalah dosa. Gagal menaati dan mengasihi Allah adalah dosa. Kegagalan Anda untuk hidup sesuai peraturan Allah untuk kehidupan adalah ketidaktaatan pada Allah yang membuat peraturan. Ini disebut dosa. b. Dosa memisahkan Anda dari Allah. Hubungan Anda dengan Allah terputus. Kini terbentang sebuah jurang lebar dan Anda tidak sanggup menyenangkan Allah dan mengubah diri sendiri. Orang berusaha berkenan kepada Allah dengan mengasihi dan berbuat baik, melakukan hal-hal keagamaan, berhenti melakukan hal-hal salah, tetapi gagal. c. Dosa harus dihukum sebab Allah itu adil. Allah tidak dapat menutup mata terhadap kejahatan; Ia harus menghakimi dan menghukum orang-orang berdosa yang berpaling dari Bapa yang mengasihi mereka, dan mengambil jalan menuju kematian dan neraka. 3
Poin: Kita hanya memikirkan diri sendiri dan terpisah dari Allah. Karena Anda berpusat pada diri, Anda terpisah dari Allah, tak sanggup memperoleh pengampunan, diperbudak oleh keinginan Anda , mengalami rasa bersalah, dan menempuh jalan yang menuju kebinasaan kekal. Alkitab: Yesus berjumpa seorang perempuan yang berpusat pada diri sendiri dan kehausan – Yohanes 4:4-30 (Ayat-ayat pribadi Roma 3:20) Ilustrasi: Jurang pemisah; kegagalan dari usaha diri sendiri; hati yang sakit, kecanduan dosa. Dosa bagaikan tembok penghalang di jalan (menciptakan jurang pemisah) di antara kita dan Allah. Orang berusaha menyeberangi jurang ini dengan berbuat baik dan berusaha memperoleh perkenan Allah. Ini juga memperbudak dan sama dengan mempunyai penyakit hati. Pertanyaan: Apakah Anda mengakui bahwa Anda seorang berdosa? Apakah Anda bersedia mengakui bahwa Anda bertanggung jawab untuk dosa-dosa Anda dan sama sekali tidak sanggup menuruti peraturan-peraturan Allah? Bahwa Anda tidak sanggup menyelamatkan diri Anda sendiri dengan upaya-upaya baik seperti: perbuatan baik, menjadi anggota gereja, menolong orang lain, menentang ketidakadilan, dll? Setujukah Anda bahwa Alkitab mengajarkan bahwa Anda secara rohani tidak berdaya, sebab dosa itu bagaikan penyakit kanker yang menggerogoti kehidupan Anda? Sadarkah Anda bahwa jalan yang Anda tempuh sekarang ini menuju kepada hidup yang berpusat pada diri sendiri, dan kepada kekekalan di mana Anda terpisah dari Allah dan orang-orang lain? Dilema: Bagaimana membereskannya/ berdamai dengan Allah. Anda dan segenap umat manusia berada dalam masalah, yaitu ketidaktaatan pada Pencipta Anda. Anda sepatutnya mencemaskan hal ini: “Bagaimana saya, seorang berdosa yang bersalah, dapat diterima (diampuni dan dibenarkan) di hadapan Allah Pencipta saya?” Apakah Anda merasakan kekhawatiran ini? (Memang, ini kabar buruk – namun kecuali Anda sadar akan masalah Anda, kabar baik tentang Juruselamat dan Bapa yang mengasihi dan memanggil Anda untuk “Pulang Ke Rumah” ini tidak akan tampak relevan). Ambillah waktu sekarang untuk merenungkan hal ini dengan sungguh-sungguh. 4. Yesus Kristus: Jalan Kembali menuju Kehidupan a. Allah menyediakan Putra-Nya sebagai jembatan. Ia menjadi Allah – Manusia Yesus Kristus karena Ia mengasihi orang berdosa. b. Yesus menaati peraturan-peraturan (kebenar-adilan) Allah dengan sempurna. Sebagai pengganti kita, semasa hidup-Nya di bumi ini, Ia dengan sempurna memenuhi semua tuntutan Allah dalam kehidupan moral demi kita. c. Yesus adalah Penanggung Dosa (menerima hukuman kita). Ia menyerahkan diri pada murka suci Allah atas orang berdosa dalam kematianNya di atas salib. Ia menanggung dosa orang lain, mati sebagai ganti mereka, Ia menerima hukuman yang patut kita terima, membebaskan kita dari perbudakan dosa. d. Yesus hidup dan memberikan diri-Nya kepada kita (pemberi kebenaran). Perbuatan-Nya berkenan pada Allah Bapa dan kini Ia menawarkan kebenaran sejati dan pengampunan. Ini melayakkan orang-orang berdosa yang tidak 4
layak, untuk diadopsi dalam keluarga-Nya dan tahu bahwa mereka berada di jalan kehidupan dan memiliki rumah yang sejati bersama keluarga rohani, di gereja dan kelak di sorga. Poin: Yesus adalah pengganti/ pendamai/ pembebas bagi orang berdosa. Dialah satusatunya Tuhan dan Juruselamat. Allah memprakarsai solusi bagi perbudakan oleh dosa dengan menawarkan Anak-Nya, Yesus, untuk memberikan kepada orang-orang berdosa anugerah yang cuma-cuma berupa pengampunan dan kebenaran (integritas, tak bercela), dan dengan demikian, menjembatani jurang pemisah. Kita tak perlu berusaha mencapai kebenaran dengan usaha sendiri, seorang pengganti, Yesus, memberi kita kebaikan-Nya yang sempurna. Ada jalan kembali menuju jalan kehidupan dan pulang ke rumah. Alkitab: Penyaliban dan kebangkitan – Yohanes 19:17-20:31 (Ayat-ayat pribadi Roma 5:6-8) Ilustrasi: Jembatan; tidak lagi melakukan – telah dilakukan oleh Yesus. Yesus Kristus ibarat jembatan yang Anda yakini akan membawa Anda ke seberang, Anda tidak berusaha menyeberang kepada Allah dengan membangun jembatan dengan upaya Anda sendiri. Tidak perlu melakukan; Kristus telah melakukan semuanya. 5. Respons Anda: Pulang ke Rumah kepada Yesus a. Dituntut respons individual. Allah, Penciptamu, memanggil Anda kembali kepada-Nya. Anda harus berbuat lebih dari sekedar mengakui fakta historis ini dengan akal budi – Anda harus dengan segenap hati menanggapi kekuatan kebenaran ini dengan jalan: b. Berpaling dari dosa (bertobat). Dari kehidupan Anda yang penuh dosa dan upaya-upaya pembenaran diri sendiri, dan menyerah pada kepemilikan Allah atas hidupmu. c. Percaya kepada Kristus (iman). Pada Yesus Kristus sebagai Pengampun Anda (penghapus dosa) yg telah taat dengan sempurna dan memampukan Anda untuk mengikuti rencana Allah di jalan kehidupan. Alkitab: Dua anak hilang – Lukas 15:11-32, Anda termasuk yang mana? (Ayat-ayat pribadi Mazmur 51:2-6; Roma 10:9-10) Ilustrasi: Ada 3 respons – menyelidiki, menerima, menolak (Kisah 17:30-34) Poin: Terimalah Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan Anda Catatan: 1. Kebenaran 1, 2, 3 memberi dasar dari kebenaran 4, 5, dan normalnya diperlukan dahulu untuk menunjukkan mengapa Kristus itu niscaya. Karena itu, mintalah pada orang non-kristen pada suatu titik untuk menahan pertanyaan-pertanyaan mereka dan untuk mendengarkan selama lima belas menit dulu seraya Anda memberikan tinjauan akan kelima kebenaran yang, sebagai kerangka kerja dari jawaban-jawaban Anda, dapat benar-benar membantu mereka memahami. Atau, paling sedikit bahaslah kebenaran 1-3.
5
D. Mengevaluasi Isi dari Penyampaian Injil4 Berikut ini beberapa pertanyaan untuk mengevaluasi isi dari suatu pernyataan penginjilan. Pertama, selidikilah apakah telah dikemukakan mengenai Allah, manusia, Kristus, dan respons. Kemudian lanjutkan pengujian dengan pertanyaan-pertanyaan khusus ini. 1. Apakah telah dijelaskan tentang sifat Allah, ataukah diasumsikan bahwa pendengar sudah memahami pandangan Kristen tentang Allah? 2. Apakah dosa diperlihatkan terutama sebagai pelanggaran terhadap Allah atau hanya sekadar sebagai rasa lapar kejiwaan (kebutuhan yang tidak terpenuhi, dll)? 3. Apakah dosa yang diperlihatkan melampaui dosa-dosa lahiriah dan juga mencakup dosa batin dari penyembahan berhala? Dosa manusia timbul dari natur dosa yang memberontak terhadap Allah. Kita tidak mau tergantung pada Allah dan hal ini terekspresi dalam tindakan mengabaikan Allah dan juga dalam pelanggaran terhadap perintah-perintah-Nya (lihat hukum yang terutama – Mat. 22:34-40). Apakah telah dijelaskan betapa dosa itu memperbudak dan mengikat? 4. Apakah telah dijelaskan bahwa keselamatan mutlak terkait pada hubungan seseorang dengan Kristus yang hidup, atau masih tampak kesan bahwa pengalaman agamawi, pikiran yang luhur, perasaan yang hangat, penyesalan, keanggotaan gereja, atau berupaya berbuat baik dapat memenangkan perkenan Allah? 5. Apakah keselamatan sudah ditampilkan sebagai pemulihan hubungan manusia dengan Allah dalam seluruh kehidupan, atau hanya sebagai sesuatu yang tidak menyangkut masalah kehidupan yang primer? 6. Apakah Yesus Kristus ditampilkan sebagai jembatan dari manusia kepada Allah atau semata-mata sebagai sumber nasihat baik, yang jika dituruti, akan memperbaiki kehidupan kita? Yesus telah memberi kita hak yang sah untuk menghampiri Allah yang suci (Yoh. 1:12; Ibr. 4:15-16; I Yoh. 2:1-2) karena Ia telah membayar hukuman untuk dosa-dosa kita melalui kematian-Nya. Ajaran tentang Yesus hanya akan menjadi beban tambahan bagi kita seandainya Ia tidak berbuat apa-apa untuk membereskan dosa-dosa kita di hadapan Allah dan menggenapi tuntutan hukum Taurat Allah bagi kita. 7. Apakah karakter alkitabiah Yesus (Allah – Manusia) telah didefinisikan dengan jelas atau hanya diasumsikan? 8. Apakah perlunya memberikan respons terhadap Injil telah ditekankan atau diremehkan? 9. Sudahkah dijelaskan bahwa Kristus adalah Tuhan, atau apakah ketaatan selanjutnya pada Dia masih kabur? Keselamatan (penerimaan oleh Allah) adalah cuma-cuma – kita tidak dapat memperolehnya melalui suatu perbuatan – namun ini memulihkan kita kepada tempat yang seharusnya di bawah Allah. 10. Apakah pertobatan (berbalik dari dosa) dan iman dalam Kristus telah dijelaskan?
4
Will Metzger, Beritakan Kebenaran Injil Yang Seutuhnya, Sepenuhnya melalui Anugerah, Dikomunikasikan dengan Penuh Kebenaran dan Kasih: Manual Pelatihan Penginjilan untuk Kelompok atau Individual, apendiks 1.
6