Ringkasan Khotbah - 29 Jan'12
Mengapa memberitakan Injil? Kis.14:15-18 Ev. Jimmy Pardede, M.A. Hari ini kita akan melihat mengapa kita harus memberitakan Injil Tuhan? Mengapa harus repot-repot mengadakan kebaktian penginjilan atau penginjilan pribadi dan membawa orang kepada Tuhan Yesus? Paulus mengatakan di sini supaya manusia berhenti berbuat yang sia-sia. Berarti pada bagian ini Paulus sedang mengatakan semua agama yang menolak Kristus adalah perbuatan sia-sia. Jikalau kita melakukan penyembahan kepada ‘objek’ yang salah, kita sedang melakukan perbuatan yang sia-sia.
Apa itu agama? Sepanjang sejarah manusia melihat agama adalah kekuatan yang luar biasa yang dapat menundukkan manusia. Kaisar pertama kerajaan Romawi, Kaisar Agustus, mengerti bahwa untuk bisa menjadi pemimpin ada dua tempat yang harus dikuasai yaitu takhta politik dan agama. Dialah kaisar pertama yang mengaku bahwa Julius Caesar, pendahulunya, ayah angkatnya, waktu mati tiba-tiba menjadi dewa. Ini kesaksian bohong dari Agustus. Ia mengatakan waktu Julius Caesar mati ada bintang terbang ke atas. Bintang itu adalah roh dari ayahnya lalu ia mulai memproklamirkan bahwa ia adalah anak dewa. Sejak itu kaisar Romawi ingin disembah sebagai dewa. Itu sebabnya kaisar Romawi mempersilakan seluruh tempat yang dijajah Romawi untuk memiliki agama apapun yang mereka mau, hanya mereka harus memasukkan satu dewa tambahan yaitu Kaisar. Gambar Kaisar harus disembah. Inilah cara untuk membuat manusia tunduk pada kekaisaran Romawi. Namun sebenarnya ini bukan yang pertama. Ribuan tahun sebelumnya, sudah ada seorang yang memiliki pemikiran yang serupa, yaitu Nebukadnezar (bisa dibaca dalam kitab Daniel).
Banyak orang rela mati demi ideologi mereka, tetapi lebih banyak lagi orang yang rela mati demi agama mereka. Banyak martir yang rela mati demi kekristenan. Tetapi dalam agama lain ketika ditindas pun demikian. Lalu apa bedanya? Tidak gampang bagi seseorang untuk beralih agama kecuali ia tidak sungguh-sungguh mendalami agamanya. Banyak orang beragama tidak pernah tahu esensi dasar yang diajarkan oleh agamanya itu. Itu sebabnya banyak yang mengatakan semua agama itu sama saja karena sama-sama mengajarkan kebaikan. Agama direduksi hanya ke dalam wilayah etika saja. Tetapi agama bukan etika, agama melampaui etika karena agama adalah respons manusia untuk menyembah Sang Pencipta, untuk menyembah ilah yang mereka percaya sebagai Pencipta, Penebus dan Yang bisa memberi mereka hidup yang kekal. Inilah wilayah yang begitu sakral dan dianut dengan sungguh-sungguh bagi mereka yang mengikutinya dengan benar.
Waktu kita memberitakan Injil kepada orang-orang yang mereduksi agama ke dalam wilayah moral ini susah sekali. Jika demikian apa bedanya agama dengan teori-teori yang dikemukakan
1/5
Ringkasan Khotbah - 29 Jan'12
manusia? Dunia pendidikan di Amerika mulai berpikir tidak ada gunanya mengajarkan agama, etika saja sudah cukup. Agama tidak dibutuhkan lagi. Kalau agama direduksi, maka agama pasti kalah dengan dunia etika. Tetapi orang yang mempelajari agamanya baik-baik pasti tidak setuju jika agamanya direduksi hanya dari sisi etika. Ia tahu bahwa agama menjadi cara hidup yang menyentuh seluruh aspek hidupnya. Agama tidak hanya mencakup wilayah etika tetapi juga cara kita memandang, cara kita bekerja, bahkan cara kita memilih makanan. Maka agama menyentuh seluruh hidup manusia. Jika agama itu adalah agama yang sesat, berapa besar kehidupan itu akhirnya dibuang dan dihancurkan? Manusia akan mengalami banyak sekali duka dan derita karena mengikuti agama yang salah.
Orang-orang Kristen yang mengatakan ‘kami mempunyai iman yang benar’ harus terusik dan mau melakukan sesuatu supaya orang berhenti membuang-buang hidup mereka. Jika orang Kristen sendiri belum bisa melihat hubungan antara imannya dengan agama lain maka kita tidak mungkin memberitakan Injil. Banyak orang takut konflik. Bersatu dan berdamai lebih baik daripada konflik. Orang seperti ini tidak mengerti esensi iman Kristen dibandingkan dengan agama lain. Jika agama menyentuh seluruh aspek hidup manusia maka kesalahan dalam beriman akan membuat seseorang membuang seluruh hidupnya dalam tindakan yang rusak luar biasa. Orang bisa melakukan kejahatan atas nama agama. Satu misionaris di India pernah mencatat bahwa ia menangis sedih ketika melihat seorang perempuan berjalan sambil menangis dan membawa anaknya. Anak itu dihanyutkan ke sungai karena ajaran agamanya menuntut demikian supaya dewa yang ia sembah senang. Ini terjadi dalam agama-agama yang menyembah objek yang salah. Tidak demikian halnya dengan Allah kita. Bagaimana kita tidak menangis melihat realita seperti ini? Agama membuat hidup manusia makin rusak. Mereka adalah orang-orang yang harus dikasihani. Banyak orang fanatik di dalam agamanya berusaha merusak orang lain. Kita harus menangisi hal ini. Bagaimana kita bisa membagikan Injil kepada mereka?
Penginjilan bukan hanya melihat bagaimana saya bawa orang masuk surga tetapi bagaimana kita membawa firman sehingga seseorang hidupnya diubah dan di dalam dunia ini hidupnya bisa berguna bagi orang lain. Bagaimana hidup seseorang bisa berguna jika hidupnya dipengaruhi iman yang salah? Dalam abad ke-19 seorang pemikir bernama Feuerbach pernah mengatakan, “Saya melihat manusia membentuk agama, mempercayai Tuhan sebagai satu kerinduan akan adanya yang sempurna karena ia sendiri tidak sempurna. Karena itu manusia membuat satu proyeksi kesempurnaan kepada apa yang namanya allah. Mereka bentuk sendiri dan mengatakan inilah wujud sempurna yang saya rindukan.” Dari ajaran ini terus dikembangkan oleh dua pemikir German berikutnya yaitu Karl Marx dan Friedrich Engels menjadi ajaran komunisme. Dua orang ini memakai prinsip dari Feuerbach kemudian mengatakan agama itu hanya membodohi masyarakat. Agama hanya membuat seseorang lupa akan keterbatasannya dan dibius oleh kesempurnaan yang palsu. Maka mereka menyindir agama karena mengatakan bahwa orang-orang beragama tidak peduli dengan apa yang terjadi di sini dan orang-orang yang menderita di sini.
2/5
Ringkasan Khotbah - 29 Jan'12
Karena itu orang Kristen yang tidak peduli dengan penderitaan orang lain di dunia ini dan hanya memikirkan dirinya masuk surga adalah orang Kristen yang tidak beres. Orang Kristen yang benar akan berpikir bagaimana memperbaiki ketidakberesan dalam dunia ini. Ia akan berpikir bahwa Injil menjadi solusi memperbaiki semua ini. Semua agama yang tidak menyembah Allah yang sejati hanya akan membawa kerusakan yang lebih besar. Orang yang memiliki kesadaran ini akan berdiri dan terus memberitakan Injil. Lebih banyak orang yang menerima Injil berarti lebih banyak orang yang akan hidup di dalam terang. Jika kita mengatakan hanya iman Kristen yang mengajarkan jalan keluar dari dosa kelihatannya begitu sombong. Tetapi Alkitab mengatakan bahwa ketika orang Kristen membawa berita Injil mereka harus mengatakan semua kepercayaan agama lain adalah sia-sia, sedangkan Kristus adalah Satu-satunya yang benar. Fanatisme seperti ini bukanlah fanatisme buta. Kita mempercayai Kristus sebagai Satu-satunya Jalan dan mengakui bahwa mulanya kita pun hidup dalam kesia-siaan. Ini bedanya ketika orang Kristen mengatakan Injil itu benar dengan orang lain yang mengagungkan agamanya sendiri. Jika agama lain mengatakan ‘saya yang benar, yang lain kafir’ maka kita seharusnya mengatakan ‘saya pun adalah orang kafir tetapi dikasihani oleh Tuhan’. Jadi kita punya kerendahan diri yang pantas karena mengerti siapa kita dan kita mengagungkan Tuhan yang sudah menyelamatkan kita.
Mengapa banyak orang beragama demikian giat, bersemangat? Mengapa banyak orang yang beragama salah tetapi begitu giat? Dalam KKR Regional kita melihat fakta yang menyedihkan yaitu bahwa dunia pendidikan di daerah-daerah terpencil itu sangat dikuasai oleh agama Islam. Mengapa demikian? Karena mereka berpikir ‘agamaku ini benar, jika kalian tidak hidup dalam prinsip agamaku maka engkau akan hidup sia-sia’. Lalu dimana orang Kristen? Kita hanya tunggu surga? Orang Kristen terlalu lambat dalam mengerjakan banyak hal karena mungkin orang yang justru memiliki iman yang benar tidak memiliki kesungguhan yang benar untuk mengubahkan sesuatu di dunia ini. Orang yang mengerti kedalaman agamanya akan berjuang mati-matian supaya keluarganya, dunia pendidikan, hiburan, pemerintah dan aspek-aspek lainnya dapat tunduk dalam ajaran agamanya itu. Abad ke-21 ini sudah membuktikan bahwa agama tidak bisa dibungkam. Ajaran agama timur berkembang begitu banyak dalam dunia sekuler. Di tengah orang yang mendewakan ilmu pengetahuan dan rasio banyak orang mencari agama kuno yang banyak dipercayai dunia timur. Agama tidak bisa dibungkam. Agama membuat orang hidup dalam kesia-siaan yang begitu besar. Karena itulah kita harus memberitakan Injil.
(Ayat 15) Inilah alasan Paulus memberitakan Injil, supaya orang meninggalkan hidup yang sia-sia. Paulus bicara di mana-mana supaya ia dapat membawa orang dari perbuatan yang sia-sia kepada hidup. Ini juga yang harus menjadi alasan kita yang kuat untuk memberitakan Injil. Kenapa kita harus memberitakan Injil? Saya rindu supaya memuliakan Tuhan, saya rindu supaya jiwa-jiwa yang tidak selamat boleh kembali kepada Tuhan, supaya manusia dari perbuatan sia-sia berbalik kepada Allah.
3/5
Ringkasan Khotbah - 29 Jan'12
Perhatikan di sini memakai kata perbuatan. Jika kalimat ini mengandung paralel maka Paulus sedang mengatakan ‘berhentilah berbuat yang sia-sia dan mulailah berbuat benar’. Paulus tidak pernah anti perbuatan benar. Waktu Paulus mengatakan ‘perbuatan sia-sia’ selalu konteksnya adalah perbuatan-perbuatan sia-sia dari agama yang sia-sia. Iman dan buah dari iman tidak bisa dipisahkan. Kita tidak dapat mengatakan perbuatan baik itu tidak ada gunanya. Paulus mengatakan iman dan perbuatan baik sangat berkaitan. Orang beriman tetapi tidak peduli dengan orang lain adalah iman palsu. Perbuatan baik menjadi tanda seseorang memiliki iman yang benar, iman yang menyelamatkan. Jadi yang pertama Paulus menekankan supaya orang berhenti berbuat yang sia-sia, kedua supaya orang kembali menyembah Allah yang hidup. Ini satu paket. Jadi waktu memberitakan Injil jangan menggunakan metode atau cara yang murahan dengan menggampangkan kekristenan. Kekristenan bukan masalah untung rugi. Kekristenan bukan hidup gampang lalu masuk surga. Paulus mengatakan jika dengan kerasnya kamu beribadah kepada allah yang palsu, kini harus dengan lebih keras lagi kamu beribadah kepada Allah yang asli. Dulu Paulus giat menganiaya orang Kristen, sekarang Paulus double giat membawa orang kepada Kristus.
Lalu Allah yang hidup itu yang mana? Allah yang hidup adalah Allah yang telah menjadikan langit, bumi, laut dan segala isinya. Ini salah satu ciri khas kotbah Paulus dalam Kisah Rasul ketika ia berbicara kepada orang-orang non Yahudi. Tetapi kepada orang Yahudi Paulus terus memberitakan bahwa Kristus adalah Anak Allah. Jadi ada konteks. Kita harus melihat konteks baru menentukan metode. Paulus tidak menggunakan metode yang sama. Kita harus lihat orang itu mempunyai kebiasaan, latar belakang, kebutuhan apa? Kepada orang Yunani Paulus tahu bahwa mereka mencari-cari kuasa yang lebih tinggi dari dewa-dewa mereka. Maka Paulus mengatakan, “Allahku lebih tinggi dari dewa-dewamu karena Allahkulah yang menciptakan segala sesuatu dan bertanggung jawab untuk mengatur segala sesuatu, Allah ku yang berkuasa menentukan segala sesuatu.” Waktu dengar kalimat ini orang Yunani mulai goyah. Mereka berpikir mungkin Allah Pauluslah yang selama ini mereka cari. Kita harus peka melihat apa yang menjadi ‘kehausan’ seseorang saat memberitakan Injil. Jangan kita memberi air kepada mereka yang kembung dan memberi makan kepada mereka yang kenyang.
Jadi berdasarkan firman yang kita baca hari ini, penginjilan adalah satu berita yang kita bawa kepada orang lain supaya orang itu meninggalkan perbuatan yang percuma di dalam cara beragamanya untuk kembali kepada Allah yang hidup. Inilah satu seruan dalam pemberitaan Injil. Alkitab mengajarkan bahwa kita harus memiliki iman yang benar dan terekspresikan dengan cara ibadah yang benar. Allah yang benar adalah Allah yang menciptakan langit dan bumi dan segala isinya, Allah yang menyatakan Diri dalam kebaikan. Ini anugerah umum yang Tuhan berikan kepada siapapun sehingga setiap orang dapat menikmati anugerah Tuhan. Ini Tuhan pakai untuk menggelisahkan hati orang sehingga berpikir dan mencari Allah yang benar. Makin besar anugerah umum diberi makin besar pula penghakiman Tuhan kepada si penerima anugerah. Siapa diberi banyak akan dituntut banyak, siapa diberi sedikit akan dituntut lebih
4/5
Ringkasan Khotbah - 29 Jan'12
sedikit. Ini prinsip Alkitab. Orang yang diberi talenta lebih banyak juga akan dituntut lebih banyak dan dihakimi.
Berita Injil disampaikan kepada semua orang sebagai bentuk anugerah Tuhan yang juga umum, meskipun mereka tidak percaya. Inipun adalah anugerah Tuhan. Di mana-mana Tuhan memanggil manusia kembali kepada Tuhan. Maka apakah penginjilan itu? Penginjilan adalah salah satu usaha supaya orang bisa kembali kepada Tuhan. Dari mana orang bisa kembali pada Allah yang sejati? Alkitab mengatakan hanya melalui Kristus kita bisa menyembah Allah yang sejati. Hari ini kita melihat salah satu sudut pandang kita harus memberitakan Injil, yaitu dengan melihat cara manusia dan kesungguhan manusia beribadah untuk membawa mereka kembali. Kita memberitakan Injil supaya kehidupan di dunia lebih baik. Kenapa kehidupan dunia menjadi lebih baik? Karena orang-orang yang sudah diubah pandangan hidupnya akan menjalani hidup beribadah dengan cara yang benar dan mereka pasti jadi berkat bagi banyak orang. Kiranya Tuhan menguatkan kita untuk terus hidup benar dan memberitakan Injil.
(Ringkasan belum diperiksa pengkotbah. VP)
5/5