MEMBANGUN SIKAP DAN ETOS KERJA Anna Probowati Pengajar Jurusan Manajemen STIE Rajawali Purworejo Abstrak Artikel ini mengulas tentang sikap dan etos kerja yang perlu dibangun untuk membantu individu dalam menjalankan tugas pekerjaan. Sikap ditunjukkan melalui perilaku individu dalam memberikan respon terhadap obyek, sedangkan etos kerja merupakan sikap terhadap kerja yang diwujudnyatakan melalui perilaku kerja. Oleh karena itu sikap dan etos kerja berfungsi sebagai alat penggerak perbuatan dan kegiatan individu sebagai pelaku kerja. Disamping itu sikap dan etos kerja juga menjadi modal dasar bagi setiap individu untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi dalam kerja sehingga diperoleh hasil kerja yang baik dengan suasana yang mendukung. Kata kunci: sikap, etos kerja
pekerjaan,
PENDAHULUAN
karena
tanpa
mencintai
Dalam era globalisasi, persaingan
pekerjaan sangat tidak mungkin seseorang
kerja yang semakin tinggi menuntut setiap
dapat menikmati waktu yang dilalui
orang menguasai keahlian dan kemampuan
bersama lingkungan pekerjaan. Etos kerja
tertentu untuk menghasilkan daya saing
yang baik dapat ditunjukkan melalui sikap
yang
dalam
empati dan toleransi pada lingkungan
hanya
pekerjaan.
tinggi.
persaingan
Keberhasilan kerja
tidak
Apabila
seseorang
mau
membutuhkan keahlian dan kemampuan
mencintai pekerjaannya dengan tulus,
saja
adanya
maka dia akan menjadi pribadi yang kaya
dedikasi, kerja keras, dan kejujuran dalam
hati dan mudah melayani orang lain
bekerja. Seseorang yang berhasil harus
dengan perasaan bahagia. Cinta pada
memiliki pandangan dan sikap yang
pekerjaan
merupakan
menghargai kerja sebagai sesuatu yang
kehidupan
yang
luhur untuk eksistensi manusia. Suatu
kehidupan seseorang di semua aspek
pandangan dan sikap
kehidupannya.
tetapi
dikenal
juga
dengan
diperlukan
istilah
terhadap kerja etos
akan
sebuah
jalan
memperkaya
kerja.
(Anoraga, 2001).
KONSEP SIKAP
Langkah awal menuju etos kerja
Setiap orang pernah membicarakan
terbaik adalah dengan cara mencintai
tentang sikap mereka terhadap sesuatu
Anna Probowati : Membangun Sikap Dan Etos Kerja
15
yang terjadi dalam kehidupannya. Mereka
Predisposisi
menyatakan suka atau tidak suka terhadap
kecenderungan umum. Dalam sikap,
sesuatu, termasuk pekerjaan yang sedang
ada
ditekuni.
memiliki
dipelajari atau dibentuk dan karena itu
pandangan dan sikap positif terhadap
sikap memiliki kualitas motivasional
pekerjaan akan menghasilkan etos kerja
yang dapat mendorong seseorang
yang tinggi. Jika etos kerja melihat kerja
kepada suatu perilaku tertentu.
Seseorang
yang
sebagai suatu hal yang tidak berarti untuk
3.
disebut
kecenderungan
juga
umum
yang
Sikap itu konsisten
kehidupan manusia, bahkan sama sekali
Secara relatif, sikap selalu konsisten
tidak ada pandangan dan sikap terhadap
dengan
kerja maka etos kerja dengan sendirinya
diperlihatkannya.
Sekali
sikap
rendah.
terbentuk,
mudah
untuk
Sikap
adalah
pola
perasaan,
perilaku
tidak
mengubahnya.
Hal
yang
ini
penting
keyakinan, dan kecenderungan perilaku
dipahami karena walaupun resisten
terhadap orang, ide, atau obyek yang tetap
terhadap
dalam jangka waktu yang lama (Lefton,
berubah, tetapi sulit.
1982). Schiffman dan Kanuk (2000) mengatakan
bisa
Sikap terjadi dalam suatu situasi Situasi adalah peristiwa atau keadaan
dalam
pada saat pengamatan. Situasi ini
merespons secara konsisten sesuatu obyek,
mempengaruhi hubungan antara sikap
dalam bentuk suka atau tidak suka. Dalam
dan perilaku.
yang
sikap
sikap
adalah
predisposisi
bahwa
4.
perubahan,
dipelajari
setiap definisi nampak bahwa para penulis
5.
Sikap itu terarah dan mempunyai
setuju akan adanya konsep-konsep sebagai
intensitas tertentu
berikut:
Dikatakan
1.
Obyek
menyebabkan
Dalam bersikap, ada obyek yang
pandangan
disikapi. Obyek disini mempunyai arti
terhadap obyek sikap. Seberapa besar
yang luas seperti issues (masalah,
ketidaksukaannya atau kesukaannya
pokok persoalan), tindakan, perilaku,
terhadap obyek sikap dinyatakan oleh
cara kerja, orang atau peristiwa.
intensitas sikap itu.
2.
terarah orang negatif
karena
sikap
mempunyai atau
positif
Sikap adalah suatu predisposisi yang
Konsep-konsep sikap bisa digambarkan
dipelajari
dalam gambar berikut:
Anna Probowati : Membangun Sikap Dan Etos Kerja
16
Obyek
Intensitas Sikap
Situasi
Predisposisi yang dipelajari
Konsistensi
Gambar 1. Konsep-konsep Sikap Setelah memahami apa yang dimaksud
pengalaman langsung dengan obyek
dengan sikap (attitude), maka perlu juga
sikap (attitude object) dan informasi
diketahui
terkait yang didapat dari berbagai
berbagai
model
struktural
mengenai sikap tersebut.
sumber. Komponen ini seringkali
TIGA KOMPONEN MODEL SIKAP
dikenal
sebagai
keyakinan/kepercayaan
(beliefs)
Model ini dikembangkan oleh para
sehingga seseorang yakin bahwa suatu
ahli perilaku, khususnya ahli psikologi
obyek sikap memiliki atribut-atribut
sosial. Perhatian dari model ini terfokus
tertentu dan bahwa perilaku tertentu
pada penentuan secara tepat komposisi
akan
sikap dengan maksud agar perilaku dapat
tertentu.
dijelaskan dan diprediksi. Menurut model
2.
menjurus
ke
atribut/hasil
Komponen afektif ialah emosi atau
ini sikap terdiri atas 3 komponen yang
perasaan
saling menunjang (Prasetijo & Ihalauw,
tertentu. Emosi atau perasaan terutama
2005), yaitu:
mempunyai hakikat evaluatif, yaitu
1.
Komponen kognitif ialah pengetahuan
apakah seseorang suka atau tidak
(cognition)
terhadap obyek tertentu.
diperoleh
dan melalui
persepsi kombinasi
yang
terhadap
suatu
obyek
dari
Anna Probowati : Membangun Sikap Dan Etos Kerja
17
3.
Komponen
konatif
ialah
kecenderungan
seseorang
perilaku dengan cara tertentu terhadap
untuk
suatu
obyek
sikap.
melaksanakan suatu tindakan dan 4.
Komponen Kognitif
Sikap
Komponen Konatif
Komponen Afektif
Gambar 2. Tiga Komponen Model Sikap Ketiga komponen model sikap ini
1.
Sikap positif mensyaratkan kebutuhan
cenderung untuk konsisten, dalam arti
dan motivasi sebelum sikap tersebut
bahwa perubahan salah satu komponen
dapat
akan
tindakan.
selalu
diikuti
komponen-komponen
oleh yang
perubahan lain.
Bila
2.
diwujudkan
dalam
Untuk memanifestasikan sikap positif
pekerja dipengaruhi secara emosional-
ke
komponen afektif, maka pengaruh ini juga
dibutuhkan kemampuan.
akan mempengaruhi proses kognitif, yaitu
3.
bentuk
dalam
bentuk
kepemilikan
Pengukuran sikap biasanya dilakukan
keyakinan akan atribut pekerjaan dan
untuk obyek sikap tertentu, padahal
kemudian ditunjukkan dengan perilaku
kadang-kadang sikap tersebut tidak
kerja yang baik. Akan tetapi ada faktor-
mencerminkan sikap yang sebenarnya.
faktor yang dapat mengurangi konsistensi
4.
Bila komponen kognitif dan afektif
ketiga komponen tersebut (Prasetijo &
tidak kuat, dan apabila pekerja bisa
Ihalauw, 2005), yaitu:
mendapatkan informasi
lain pada
Anna Probowati : Membangun Sikap Dan Etos Kerja
18
5.
waktu bekerja, maka sikap bisa mudah
mengenai tatanan. Menurut Black dalam
berubah.
Iga Manuati Dewi (2002), kerja adalah
Sikap seringkali tidak berasal atau
suatu
dimiliki oleh pekerja secara individu,
seseorang untuk mencapai tujuan-tujuan
tetapi terbentuk dari pengaruh orang
yang ingin dipenuhinya.
lain seperti teman dan keluarga. Jadi
6.
7.
aktivitas
Etos
untuk kepentingan keluarga.
kepribadian
terhadap
diukur
tanpa
pekerjaan
dilakukan
oleh
Tasmara (2002) mengatakan bahwa
perilaku kerja mungkin dilakukan
Sikap
yang
Kerja
adalah dari
suatu
individu
totalitas
serta
cara
sering
individu mengekspresikan, memandang,
mempertimbangkan
meyakini dan memberikan makna terhadap
situasi. Dalam situasi yang serba
sesuatu yang mendorong individu untuk
mendesak, perilaku kerja belum tentu
bertindak dan meraih hasil yang optimal
sebagai manifestasi dari sikap positif
(high
terhadap pekerjaan. Demikian juga
pengertian
apabila seseorang tidak menerima
menggambarkan suatu sikap, maka dapat
suatu pekerjaan, belum tentu karena
ditegaskan bahwa etos kerja mengandung
dia mempunyai sikap negatif terhadap
makna sebagai aspek evaluatif yang
pekerjaan itu tetapi bisa disebabkan
dimiliki oleh individu ataupun kelompok
karena situasi yang kurang tepat.
dalam memberikan penilaian terhadap
Bila seseorang bertanya kepada orang
kerja. Etos kerja berhubungan dengan
lain tentang sikapnya terhadap suatu
beberapa hal penting seperti:
pekerjaan,
1.
belum
tentu
mengekspresikan
dia
dengan
bisa baik
performance). bahwa
Berpijak
pada
etos
kerja
Orientasi ke masa depan, yaitu segala sesuatu direncanakan dengan baik,
komponen kognitif dan afektifnya.
baik waktu, kondisi untuk ke depan agar lebih baik dari kemarin. 2.
KONSEP ETOS KERJA
Menghargai waktu dengan adanya
Etos berasal dari bahasa Yunani
disiplin waktu merupakan hal yang
ethos yakni karakter, cara hidup, kebiasaan
sangat penting guna efesien dan
seseorang, motivasi atau tujuan moral
efektivitas bekerja.
seseorang serta pandangan dunia mereka,
3.
Tanggung jawab, yaitu memberikan
yakni gambaran, cara bertindak ataupun
asumsi
gagasan
dilakukan merupakan sesuatu yang
yang
paling
komprehensif
bahwa
pekerjaan
yang
Anna Probowati : Membangun Sikap Dan Etos Kerja
19
4.
5.
harus dikerjakan dengan ketekunan
meningkatkan kualitas diri ke tingkat
dan kesungguhan.
yang
Hemat dan sederhana, yaitu sesuatu
tumbuh dan berkembang, kemampuan
yang berbeda dengan hidup boros,
memaksimalkan talenta saat bekerja,
sehingga bagaimana pengeluaran itu
dan
bermanfaat untuk kedepan.
pengakuan serta identitas diri dari
Persaingan
sehat,
yaitu
dengan
memacu diri agar pekerjaan yang dilakukan
tidak
mudah
lebih
tinggi
sehingga
kemampuan
bisa
mendapatkan
masyarakat dan komunitas. 2.
patah
Kerja adalah amanah: Bekerja benar penuh tanggung jawab
semangat dan menambah kreativitas
Amanah melahirkan sebuah sikap
diri.
tanggung jawab, dengan demikian maka
ASPEK-ASPEK
tanggung
jawab
harus
ditunaikan dengan baik dan benar
PENGUKURAN
bukan
ETOS KERJA
sekedar
formalitas.
Rasa
Jansen Sinamo (2005) mengatakan
tanggung jawab terhadap pekerjaan
bahwa manusia itu pada dasarnya adalah
yang didelegasikan kepada seseorang
pencari kesuksesan. Arti sukses dipandang
akan menumbuhkan kehendak kuat
relatif oleh sebagian masyarakat dari segi
untuk melaksanakan tugas dengan
pencapaiannya, namun ada satu hal yang
benar sesuai job description untuk
tetap dilihat sama oleh masyarakat dari
mencapai target yang ditetapkan.
zaman apapun yaitu cara untuk mencapai
3.
Kerja
adalah
panggilan:
Bekerja
kesuksesan dengan 8 etos kerja berikut ini:
tuntas penuh integritas
1.
Kerja adalah rahmat: Bekerja tulus
Dalam konteks pekerjaan, panggilan
penuh syukur
umum ini memiliki arti apa saja yang
Bekerja adalah rahmat yang turun dari
dikerjakan
Tuhan,
harus
tuntutan profesi. Profesi yang dijalani
disyukuri. Bekerja dengan tulus akan
untuk menjawab panggilan sebagai
membuat seseorang merasakan rahmat
akuntan, hakim, dokter, guru, dosen,
lainnya,
kemampuan
dan sebagainya. Agar panggilan dapat
menyediakan sandang pangan untuk
diselesaikan hingga tuntas maka perlu
keluarga dengan gaji yang diperoleh,
diperlukan integritas yang kuat karena
kemampuan bergaul lebih luas serta
dengan memegang teguh integritas
oleh
karena
seperti
itu
hendaknya
memenuhi
Anna Probowati : Membangun Sikap Dan Etos Kerja
20
4.
maka seseorang dapat bekerja dengan
keseriusan itu maka hasil yang akan
sepenuh
diperoleh juga akan lebih dari yang
hati,
segenap
pikiran,
segenap tenaga secara total, utuh, dan
dibayangkan,
menyeluruh.
pekerjaan yang dilakukan didasarkan
Kerja
adalah
aktualisasi:
Bekerja
pula
jika
oleh rasa cinta. Seberat apapun beban
keras penuh semangat
pekerjaan seseorang, berapapun gaji
Aktualisasi merupakan kekuatan yang
yang didapatkan, dan apapun posisi
dipakai
potensi
yang dipegang akan memberikan nilai
menjadi realisasi. Tujuan dari sikap
moril dan spirituil yang berbeda jika
aktual ini adalah agar seseorang
semua didasari dengan cinta. Jadi
terbiasa bekerja keras dan selalu
bekerja serius penuh kecintaan akan
tuntas untuk mencapai mimpi dan
melahirkan pengabdian serta dedikasi
keinginannya
terhadap pekerjaan.
untuk
mengubah
tanpa
merubah
diri
seseorang menjadi pecandu kerja. Ada
5.
begitu
6.
Kerja adalah seni: Bekerja cerdas
tiga cara mudah untuk meningkatkan
penuh kreatifitas
etos
yaitu
Bekerja keras itu perlu, namun bekerja
mengembangkan visi sebagai ilham
dengan cerdas sangat dibutuhkan.
untuk bekerja keras; kerja keras
Kecerdasan disini maksudnya adalah
merupakan
menggunakan
kerja
keras
ongkos
untuk
strategi
dan
taktik
mengembangkan diri; dan kerja keras
dengan pintar untuk mengembangkan
itu
diri, memanfaatkan waktu bekerja
baik,
menyehatkan
serta
menguatkan diri.
agar tetap efektif dan efisien, melihat
Kerja adalah ibadah: Bekerja serius
dan memanfaatkan peluang kerja yang
penuh kecintaan
ada, melahirkan karya dan buah
Segala
pekerjaan
yang
diberikan
Tuhan harus disyukuri dan dilakukan
pikiran yang inovatif dan kreatif. 7.
Kerja adalah kehormatan: Bekerja
dengan sepenuh hati. Tidak ada tipe
tekun penuh keunggulan
atau jenis pekerjaan yang lebih baik
Kehormatan
dan lebih rendah dari yang lain karena
dengan bekerja karena dengan melalui
semua pekerjaan adalah sama di mata
pekerjaan maka seseorang dihormati
Tuhan jika dikerjakan dengan serius
dan dipercaya untuk memangku suatu
dan
posisi tertentu dan mengerjakan tugas
penuh
kecintaan.
Berbekal
diri
bisa
didapatkan
Anna Probowati : Membangun Sikap Dan Etos Kerja
21
yang diberikan kepadanya termasuk
8.
2.
Aspek motif sosial, yaitu aspek yang
segala kompetensi diri yang dimiliki,
timbul dari luar diri individu. aspek ini
kemampuan, dan kesempatan dalam
bisa berwujud suatu objek keinginan
hidup. Rasa hormat yang terbentuk
seseorang yang ada di ruang lingkup
dalam
akan
pergaulan manusia. Pada aspek sosial
menumbuhkan rasa percaya diri yang
ini peran human relation akan tampak
akan meningkatkan keinginan untuk
dan diperlukan dalam usaha untuk
bekerja lebih tekun.
meningkatkan etos kerja seseorang.
Kerja
diri
adalah
seseorang
pelayanan:
Bekerja
3.
Aspek persepsi, yaitu aspek yang
paripurna penuh kerendahan hati
berhubungan dengan sesuatu yang ada
Hasil yang dilakukan dalam bekerja
pada diri seseorang yang berhubungan
bisa menjadi masukan untuk orang
dengan perasaan, misalnya dengan
lain dan sebaliknya, sehingga dari
rasa
proses
telah
cemburu, serta perasaan lain yang
memberikan kontribusi kepada orang
timbul dalam diri individu. Aspek ini
lain agar mereka bisa hidup dan
akan berfungsi sebagai kekuatan yang
beraktivitas dengan lebih mudah. Jadi
menyebabkan seseorang memberikan
bekerja dapat digolongkan sebagai
perhatian atas persepsi pada sistem
salah satu bentuk pelayanan diri
budaya
terhadap orang lain.
kerjanya.
tersebut
seseorang
senang,
rasa
organisasi
simpati,
dan
rasa
aktivitas
Aspek pengukuran dalam etos kerja menurut Handoko (1993) yaitu sebagai
FAKTOR-FAKTOR
berikut:
MEMPENGARUHI ETOS KERJA
1.
Aspek
dari
dalam,
yaitu
aspek
YANG
Etos kerja dipengaruhi oleh beberapa
penggerak atau pembagi semangat
faktor (Anoraga, 2001), yaitu:
dari dalam diri individu. Minat yang
1.
Agama
timbul disini merupakan dorongan
Pada dasarnya agama merupakan
yang
suatu
berasal
kebutuhan keinginan
dari
dalam
biologis, untuk
karena misalnya
bekerja
akan
memotivasi aktivitas mencari kerja.
sistem
nilai
yang
akan
mempengaruhi atau menentukan pola hidup berpikir,
para
penganutnya.
bersikap
dan
Cara
bertindak
seseorang tentu diwarnai oleh ajaran Anna Probowati : Membangun Sikap Dan Etos Kerja
22
2.
agama yang dianut jika seseorang
dimulai
sungguh-sungguh dalam kehidupan
pentingnya
beragama. Etos kerja yang rendah
kepada
secara tidak langsung dipengaruhi
negara. Dorongan untuk mengatasi
oleh rendahnya kualitas keagamaan
kemiskinan,
dan
keterbelakangan
orientasi
nilai
budaya
yang
kesadaran
arti
masa
tanggung
depan
jawab
bangsa
kebodohan
dan
dan
hanya
mungkin
timbul
tingkat etos kerja yang rendah.
keseluruhan
Budaya
kehidupan yang terpacu ke masa
Sikap mental, tekad, disiplin, dan
depan yang lebih baik.
kerja
masyarakat
juga
4.
jika
akan
konservatif turut menambah kokohnya
semangat
masyarakat
secara
memiliki
orientasi
Kondisi Lingkungan/Geografis
disebut sebagai etos budaya dan
Etos kerja dapat muncul dikarenakan
secara operasional etos budaya ini
faktor kondisi geografis. Lingkungan
juga
kerja.
alam yang mendukung mempengaruhi
Kualitas etos kerja ini ditentukan oleh
manusia yang berada di dalamnya
sistem
melakukan
disebut
sebagai
orientasi
masyarakat
etos
nilai
yang
budaya
bersangkutan.
usaha
untuk
dapat
mengelola dan mengambil manfaat,
Masyarakat yang memiliki sistem
dan
nilai budaya maju akan memiliki etos
pendatang
kerja yang tinggi dan sebaliknya,
penghidupan di lingkungan tersebut.
masyarakat yang memiliki sistem nilai budaya
3.
dengan
yang
dapat
untuk
mengundang
turut
mencari
Pendidikan
akan
Etos kerja tidak dapat dipisahkan
memiliki etos kerja yang rendah,
dengan kualitas sumber daya manusia.
bahkan
Peningkatan sumber daya manusia
bisa
konservatif
5.
bahkan
sama
sekali
tidak
memiliki etos kerja.
akan membuat seseorang mempunyai
Sosial Politik
etos
Tinggi rendahnya etos kerja suatu
kualitas
masyarakat dipengaruhi oleh ada atau
apabila ada pendidikan yang merata
tidaknya
dan
struktur
politik
yang
kerja
keras.
penduduk
bermutu
Meningkatnya dapat
disertai
mendorong masyarakat untuk bekerja
peningkatan
dan
keras dan dapat menikmati hasil kerja
pendidikan,
keahlian,
keras dengan penuh. Etos kerja harus
keterampilan
sehingga
tercapai
dengan perluasan dan semakin
Anna Probowati : Membangun Sikap Dan Etos Kerja
23
meningkat
pula
produktivitas
6.
7.
aktivitas
masyarakat
dan
sikap dan etos kerja yang sangat kuat
sebagai
untuk berhasil. Sikap dan etos kerja
pelaku ekonomi.
merupakan bagian yang patut menjadi
Struktur Ekonomi
perhatian
Tinggi rendahnya etos kerja suatu
organisasi karena sikap dan etos kerja
masyarakat dipengaruhi oleh ada atau
seseorang
tidaknya
kepribadian, perilaku, dan karakternya.
struktur
ekonomi,
yang
dalam
erat
keberhasilan
kaitannya
suatu
dengan
mampu memberikan insentif bagi
Sikap dan etos kerja yang dimiliki
anggota masyarakat untuk bekerja
oleh seseorang atau kelompok masyarakat
keras dan menikmati hasil kerja keras
akan menjadi sumber motivasi dalam
mereka dengan penuh.
melakukan setiap aktivitas pekerjaan yang
Motivasi Intrinsik Individu
menjadi
Individu yang akan memiliki etos
dikaitkan
kerja yang tinggi adalah individu yang
manusia yang sedang “membangun”, sikap
bermotivasi
dan etos kerja yang tinggi akan dijadikan
tinggi.
Etos
kerja
tanggung dengan
jawabnya. situasi
kehidupan
merupakan suatu pandangan dan sikap
sebagai
yang didasari oleh nilai-nilai yang
ditumbuhkan dalam kehidupan manusia.
diyakini seseorang. Keyakinan inilah
Dengan membuka pandangan serta sikap
yang menjadi suatu motivasi kerja.
yang menilai tinggi terhadap kerja keras
Maka etos kerja juga dipengaruhi oleh
dan
motivasi
bukan
mengurangi sikap kerja yang asal-asalan,
bersumber dari luar diri, tetapi yang
tidak berorientasi terhadap mutu atau
tertanam dalam diri sendiri, yang
kualitas kerja yang semestinya.
sering
seseorang
disebut
yang
dengan
motivasi
intrinsik.
prasyarat
Apabila
sungguh-sungguh,
mutlak
maka
untuk
dapat
Membangun sikap dan etos kerja perlu waktu panjang dan kesabaran namun tegas. Jika kehidupan sejak masa kecil
MEMBANGUN SIKAP DAN ETOS
berada dalam lingkungan yang tidak
KERJA
terlatih menghadapi tantangan serta kurang
Sejarah membuktikan bahwa negara
memahami arti perjuangan hidup, maka
yang dewasa ini menjadi negara maju dan
pada masa dewasa akan menjadi lemah.
terus berpacu dengan teknologi informasi
Sikap mental yang lemah dan tanpa
tinggi pada dasarnya dimulai dengan suatu
perjuangan akan tercermin pada perilaku
Anna Probowati : Membangun Sikap Dan Etos Kerja
24
sehari-hari dalam melaksanakan tugas
sama sekali tidak ada pandangan dan sikap
pekerjaan, yang menganggap bahwa segala
terhadap kerja, maka etos kerja dengan
peraturan merupakan pembatasan atau
sendirinya rendah. Oleh sebab itu untuk
penekanan yang menyiksa.
menimbulkan
Untuk
meningkatkan
etos
pandangan
dan
sikap
kerja
menghargai kerja sebagai sesuatu yang
diperlukan adanya sikap yang menilai
luhur, diperlukan dorongan atau motivasi
tinggi pada kerja keras dan sungguh-
yang tertanam dalam diri sendiri.
sungguh. Oleh karena itu perlu ditemukan suatu
dorongan
untuk
kerja yang baik dibutuhkan sebuah kondisi
memotivasi dan merubah sikap mental
kerja yang dipenuhi dengan keikhlasan
yang lemah. Nilai-nilai sikap dan faktor
untuk melayani. Sikap mendasar yang bisa
motivasi yang baik bukan bersumber dari
mewarnai manfaat suatu pekerjaan harus
luar diri tetapi tertanam dalam diri sendiri
didukung
dengan
yang disebut motivasi intrinsik. Dengan
keyakinan,
sistem,
memiliki sikap dan etos kerja yang tinggi
pengetahuan maksimal terhadap kerja
maka
yang dijalankan.
seseorang
yang
akan
tepat
Untuk membangun sikap dan etos
menjadi
ulet,
kepemimpinan, prosedur,
dan
tangguh, disiplin, jujur, bekerja secara total, memanfaatkan potensi diri secara
DAFTAR PUSTAKA
maksimal,
Anoraga, Pandji. 2001. Psikologi Kerja. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
mudah
bersemangat
putus
asa,
tinggi,
kreatif
tidak
mencipta,
berpendirian kuat, serta bekerja secara efektif dan efisien.
PENUTUP Etos
kerja
merupakan
suatu
pandangan dan sikap individu terhadap kerja. Jika pandangan dan sikap melihat kerja sebagai suatu hal yang luhur untuk eksistensi manusia, maka etos kerja itu akan tinggi. Sebaliknya jika etos kerja melihat kerja sebagai suatu hal tidak berarti untuk kehidupan manusia, bahkan
Dewi, Iga Manuati. 2002. Makalah. Mengapa dan Untuk Apa Orang Bekerja? Bali: Universitas Udayana. Handoko, Hani. 1993. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE. Koswara. 1991. Teori-Teori Kepribadian. Bandung: Penerbit PT. Eresco. Lefton, Lester A. 1982. Psychology. USA: Allyn and Bacon. Prasetijo, Ristiyanti dan John J.O.I Ihalauw. 2005. Perilaku Konsumen. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Anna Probowati : Membangun Sikap Dan Etos Kerja
25
Schiffman, Leon G. dan Leslie Lazar Kanuk. 2000. Consumer Behavior. USA: Prentice Hall. Sinamo, Jansen. 2005. 8 Etos Kerja Profesional. Jakarta: PT. Spirit Mahardika. Swastha, Basu & Handoko, Hani. 2000. Manajemen Pemasaran Analisa Perilaku Konsumen. Yogyakarta: Penerbit BPFE.
Tasmara, Toto. 2002. Etos Kerja Islami. Jakarta: Gema Insani Press. http://jurnalsdm.blogspot.com/2010/10/etoskerja-definisi-fungsi-dan-cara.html http://kecerdasanmotivasi.wordpress.com/ 2009/07/27/cara-mengembangkanetos-kerja-di-perusahaan/ http://buddhaschool.blogspot.com/2011/10 /membangun-etos-kerja-buddhis.html#
Anna Probowati : Membangun Sikap Dan Etos Kerja
26