Membangun Kepemimpinan Masa Depan Berbasis Nilai Oleh: Sabar Marniyati1
Abstract Leadership bases on value shall can be made momentum to all leader to preparé it self in order to become successful leader. Opinion sight to leadership bases on value will be able to change opinion sight and behavior of a leader of future. On that account, to build leadership in front hence early on need to be created someone character who is having honestly value, integrity, advantage, humanitarian, and opportunity. Leader of also must have 4 base principle to can form company culture bases for that is needing existence of seriousness from all party involving in forming leadership of future being based on value jointly. Key Worth Kepemimpinan, basis nilai.
Pendahuluan. Globalisasi ekonomi dan kedatangan era perubahan merupakan tantangan serius bagi para ekskutif dalam mengelola
organisasinya.
Dalam
menghadapi
adanya
perubahan tersebut, kiranya diperlukan kehati-hatian para ekskutif
untuk
dapat
menyesuaikan
diri
dengan
perkembangan dan sekaligus menjaga kelangsungan hidup organisasinya agar mampu bertahan hidup.Dalam era keterbukaan, batas-batas geografis bukanlah merupakan hambatan bagi kemungkinan persaingan yang timbul. Oleh karena itu, diharapkan perusahaan yang ada di dalam negeri telah rnempersiapkan diri untuk membina organisasinya, terutama sumber daya manusia dan sistem,
1) Dosen PNS DPK FISIP Universitas Surakarta
1
untuk mampu menghadapi kedatangan pesaingnya, baik dalam industri yang sejenis maupun industri lainnya. Perusahaan modern kini
membutuhkan
manajer-
manajer yang mampu bertindak sebagai pemimpin perubahan karena jika tidak, perusahaan mereka mungkin tak akan mampu bertahan dan akan lenyap tergilas lantaran tak mampu menghadapi Iingkungan bisnis yang makin kompetetif. Di lain pihak, banyak contoh kegagalan strategi manajemen yang melibatkan perubahan dan pengembangan organisasi secara besar-besaran. Misalnya, mayoritas upaya “downsizing” dan “delayering” tak berjalan seperti yang diharapkan. Survei di AS, mendapati 63% program TQM gagal menghasilkan perbaikan kualitas dan hanya 10% yang berhasil.Gambanan serupajuga terjadi di Eropa. Kesemuanya itu menambah daftar panjang inisiatif perubahan yang gagal, dengan konskuensinya masingmasing. Sementara itu, diakui organisasi mesti berubah agar mampu
meningkatkan daya
saing untuk menghadapi
persaingan global. Dengan terjadinya perubahan selain
para ekskutif,
fenomena tersebut,
sebaiknya seluruh jajaran yang
bergerak di bidang yang bersentuhan langsung dengan globalisasi
mempersiapkan
diri
secara
khusus
untuk
menghadapi perubahan- perubahan yang terjadi, termasuk juga jajaran perguruan tinggi. Fenomena perubahan tersebut merupakan hal yang patut direnungkan, dimengerti, dan selanjutnya dengan hati-hati diadakan penyesuaian oleh jajaran perguruan
2
tinggi dalam melihat fenomena dunia pendidikan dalam kurun waktu yang akan datang. Oleh sebab itu, sudah saatnya memikirkan untuk membangun kepemimpinan yang cemerlang yang
bisa
menjadi panutan semua pihak yang diawali dan lembaga pendidikan utamanya perguruan tinggi. Seorang pemimpin tidak Keputusan
tetapi
juga
menyentuh
sampai
hanya pandai membuat implemetasinya
sasaran
betul-betul
sesuai dengan tujuan
pembuatan keputusan. Membuat keputusan adalah salah satu fungsi yang paling penting yang dilakukan oleh para pemimpin. Banyak dan aktivitas para manajer dan administrator menyangkut
pembuatan dan pelaksanaan
keputusan
termasuk merencanakan pekerjaan, memecalikan masalahmasalah teknis,
memulih para bawahan,
menentukan
kenaikan upah, membuat penugasañ kerja, dan sebagainya. Dalam
kenyataannya
para
pemimpin
mempengaruhi moral dan kepuasan kerja,
dapat
keamanan,
kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Para pemimpin juga memainkan peranan kritis
dalam
masyarakat yang
membantu
untuk
kelompok,
mencapai
organisasi
atau
tujuan mereka.. Pemimpin
efektif harus mempunyai sifat-sifat atau kualitas
tertentu yang diinginkan: karisma, berpandangan ke depan, mtensitas dan keyakinan diri. Bagaimanapun juga, kemampuan dan keterampilan kepemimpinan dalam pengarahan adalah faktor penting dalam membangun efektifitas manajer.
3
Bila organisasi dapat mengidentifikasikan kualitaskualitas
yang
berhubungan
dengan
kepemimpinan,
kemampuan untuk menseleksi pemimpin-pemimpin efektif akan meningkat. Pengertian tentang Kepemimpinan. Beberapa ahli manajemen memberikan
pengertian
tentang kepemimpinan: 1. Robbins untuk
(1999), kepemimpinan mempengaruhi
sebuah
adalah kemampuan kelompok
menuju
tercapainya tujuan-tujuan. 2. Dalam Yukl ( 1998), memberikan definisi kepemimpinan: a. Kepemimpinan adalah perilaku dan seorang individu yang memimpin aktivitas-aktivitas suatu kelompok ke suatu tujuan yang ingin dicapai bersama b. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi yang dijalankan
dalàm
dianahkan
melalui
suatu situasi tertentu, serta proses
komunikasi,
kearah
pencapaian satu atau beberapa tujuan tertentu. c. Kepemimpinan
adalah
pembentukan
awal
serta
pemeliharaan struktur dalam harapan dan interaksi d. Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada, clan berada di atas kepatuhan mekanis
terhadap
pengarahan-pengarahan
rutin
organisasi. e. Kepemimpinan aktivitas-aktivitas
adalah sebuah
proses
kelompok
diorganisasi ke arah pencapaian tujuan
4
mempengaruhi yang
f. Para pemimpin adalah mereka yang secara konsisten memberi kontribusi yang efektif terhadap orde sosial, dan
yang
diharapkan
dan
dipersepsikan
melakukannya. 3. Stoner ,kepemimpinan sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya. Dari definisi tentang kepemimpinan tersebut, ada tiga implikasi penting yaitu: 1. Kepemirnpinan menyangkut orang lain- bawahan atau pengikut. Kesediaan meneka menerima pengarahan dari pemimpin,
membuat
proses kepemimpinan dapat
berjalan 2. Kepemimpinan kekuasaan
menyangkut
yang
suatu
tidak seimbang di
pembagian antara
para
pemimpin dan anggota kelompok. Para pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan berbagai kegiatan para kelompok, yang hal mi tidak dimiliki oleh anggota kelompok 3. Para pemimpin dapat juga mempergunakan pengaruh. Para pemimpin tidak hanya dapat memerintah bawahan apa
yang
mempengaruhi
harus dilakukan tetapi juga bagaimana
bawahan
dapat
melaksanakan
perintahnya. Kepemimpinan adalah bagian penting manajemen, tetapi tidak sama dengan manajemen. Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. Manajemen mencakup kepemimpinan,
5
Tetapi
juga
mencakup
fungsi-fungsi
lain
seperti
perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan.
Kehadiran Seorang Pemimpin. Seorang pemimpin hadir untuk mewujudkan visi organisasi.Untuk
itu,
ia
mempunyai
nilai-nilai
yang
dipenlukan untuk mewujud-nyatakan visi tersebut. Menurut sejarah, tidak dapat dipungkuii bahwa kita sebagai bangsa telah
pernah
mempunyat
long-list
dari
nilai-nilai
kepemimpman yang unggul, namun nilai-nilai ini tidak mampu bertahan karena terkikis atau karena dihancurkan oleh penjajah. Fakta yang banyak terlihat adalah, banyak pemimpin di Indonesia yang menyembunyikan keunggulannya kepada bawahannya,
karena
takut
bawahannya menjadi lebih
pandai daripada dia. Hingga disini, tantangan bagi setiap pemimpin yang unggul adalah bersedia mereka menjadikan nilai-nilai menjadi budaya. Keunggulan tersebut akan tercapai jika mempunyai nilai-nilai yang tepat.Tim-tim yang mempunyai nilai akan unggul, dan yang tidak mempunyai nilai-nilai akan kalah. Tim dikatakan mempunyai nilai-nilai tepat :jika tim bekerja keras untuk unggul.Disamping kerja keras
untuk
unggul,
maka dalam tim tersebut harus
memiliki bakat, sikap dan keyakinan diri untuk unggul. Nilai adalah kualitas-kualitas yang dihargai, secara intrinsik
pantas
diinginkan
atau
mempunyai
makna
penting.Nilai-nilai yang mereka pegang teguh membentuk keyakinan dan sikap mereka. Keyakinan dan sikap mereka
6
itu, pada gilirannya, akan menentukan bagaimana mereka bertindak. Pemimpin tentunya menghargai kemenangan, sukses, kekuatan, bakat, keunggulan dan sifat-sifat lain dari keunggulan. Nilai-nilai itu akan mempengaruhi pembuatan keputusan
atau
gaya
manajemennya.
Oleh sebab itu
penting bagi pemimpin untuk menjunjung tinggi nilai-nilai untuk meraih sukses organisasi yang dipimpinnya..
Nilai Keunggulan. Untuk mencapai keunggulan , ada 5 nilai-nilai yang harus dijunjung di sebuah organisasi, yang dapat disingkat dengan HIPPO: 1. Honesty (kejujuran), 2. Integrity (integritas) 3. Profit (keuntungan) 4. People (manusia) 5. Opportunity (peluang). Nilai-nilai itu berasal dan dalam diri masing-masing. Dengan nilai-nilai itulah akan bisa mengembangkan diri. Kejujuran adalah kebijakan yang terbaik. Aturan yang ada dihayati, menunjukkan mempunyai integritas. Kemudian karier
yang
harus
dipikirkan adalah harus mempunyai
bisnis yang menguntungkan. Kemudian untuk menjadi unggul: selalu pikirkan orang lain dulu, dan kamu tidak akan kekurangan apa pun. Peluang akan diperoleh selama kita mau berusaha untuk mengulangi suatu pekerjaan yang kita yakini akan sukses. Nilai-nilai itu memberi kode etik yang
hebat bagi
tim untuk mempertahankan sebuah
7
organisasi unggul.Orang harus bertindak atas sesuatu yang mereka yakini itu penting. Perlu diingat bahwa kepemimpinan sejati adalah bila pengikut-pengikut ingin mengikutinya,
bukan
karena
mereka terpaksa mengikutinya. Bahwa untuk menciptakan keunggulan perlu menekankan nilai-nilai: 1. akuntabilitas, 2. keseimbangan hidup, 3. mengembangkan, 4. kebebasan, 5. prestasi, 6. belajar, 7. sukses bisms, 8. keadilan, 9. hormat, 10. integritas, 11. kejujuran, 12. keunggulan, 13. ketepatan, 14. dapat dipercaya, 15 kelenturan, 16. kesederhanaan, 17. sukses pnibadi, 18. kebaikan, 19. humor, 20. kesenangan, 21. unit keluarga kuat, 22. kerjatim, 23. kerja keras,
8
24. komunikasi, 25. komitmen, 26. kepercayaan, 27. kepuasan pelanggan, 28. terandalkan, 29. mempunyai visi, 30. kreativitas, 31. keyakinan, 32. terfokus. Keunggulan bukanlah suatu yang sekali kita lakukan, tetapi suatu kebiasaan. Tingkah laku mencerminkan sikap terhadap hidup. Sikap merupakan wujud langsung dan apa yang kita yakini. Sikap dan keyakinan ini didorong oleh apa yang paling penting cli dalam diii kita, yaitu nilai-nilai kita. Bahwa nilai tidak dapat disodorkan begitu saja kepada mereka. Nilai harus datang dari orangnya sendiri. Ada empat prinsip penuntun kepemimpinan berbasis nilai: 1. Libatkan semua orang di dalam perumusan sekumpulan nilai. 2. Buatlah suatu visi yang mengesankan mengenai masa depan. 3. Komunikasikan harapan-harapan dengan jelas. 4. Pantau dan beri imbalan atas tingkah laku yang mencerminkan nilai-nilai inti organisasi. Nilai-nilai kita juga mernpenganuhi vlsi kita mengenai tujuan yang kita tetapkan untuk organisasi. Dengan katà lain, visi kita harus konsisten dengan nilai kita jika kita
9
mau
jujur
dan
setia terhadap din kita sendiri, para
karyawan, para pelanggan, dan para pemegang saham. Nilai-nilai, yaitu konsep-konsep yang kita pegang teguh,
atau
hal-hal yang penting bagi kita, memberikan
dasar bagaimana kita melakukan berbagai urusan di organisasi ini. Visi, mengkomunikasikan siapa kita dan apa yang kita kenjakan. Visi merupakan bendera nei yang kita kibarkan untuk menandai kemana tujuan kita. Visi memberikan ganibar
yang
jelas mengenai tujuan yang akan kita
capai.Visi menceritakan kisah kita kepada setiap orang di dalam dan di luar organisasi. Dengan demikian jelas bahwa visi menentukan tujuan kita. Visi mencerminkan nilai-nilai kita. Bersama-sama, visi dan nilai membentuk sikap kita. Sikap kita menentukan apa yang kita lakukan.
Tantangan Budaya Berbasis Nilai Yang menjadi tantangan kita sebenarnya adalah menemukan cara untuk melaksanakan budaya berbasis nilai
ini
di seluruh organisasi.Pelaksanaan adalah
sega1anya. Kita semua telah menyaksikan banyak inisiatif yang
gagal.
Pada
umumnya,
kegagalan
tidak
ada
hubungannya dengan baik-buruknya ide-ide itu atau betapa pentingnya suatu inisiatif. Semuanya gagal karena tidak dilaksanakan dengan baik. Banyak gagasan terbaik di dunia yang cuma tergeletak di atas rak dan berdebu. Masalahnya bagi kita, adalah jika para karyawan tidak terlibat di dalam budaya berbasis nilai, kita tidak akan mempunyai budaya itu.
10
Ada empat prinsip yang dapat diyakini yang dapat menuntun rencana pelaksanaan. Prinsip-prinsip pelaksanaan tersebut adalah: 1. Libatkan semua orang di dalam penciptaan sekumpulan nilai. Dalam suatu organisasi terdini dan sekelompok orang, yang diharapkan
bisa saling bahu membahu
dalam upaya untuk mencapai suatu tujuan. Agar keterlibatan mereka dalam mencapsi tujuan tersebut tinggi, maka dirasa penting semua orang yang terlibat dalam
organisasi
merumuskan
tersebut
dan
dilibatkan
menciptakan
didalam
sekumpulan nilai.
Dengan dilibatkan semua orang di dalam penciptaan sekumpulan
nilai
tersebut,
maka akan
dapat
memotivasi mereka untuk ikut bertanggung jawab derni terlaksananya nilai-nilai tersebut. 2. Buatlah suatu visi yang mengesankan mengenai masa depan. Visi merupakan suatu impian dan tujuan yang ingin dicapai dimasa yang akan datang.Oleh karena itu, visi perlu dirumuskan dengan jelas tentang apa yang akan dikerjakan serta kapan impian tersebut harus terwujud.Visi harus dibuat sedemikian rupa agar semua yang
terlibat
mempunyai
tantangan
untuk
melaksanakannya. 3. Komunikasikan harapan-harapan dengan jelas. Visi tersebut memuat harapan-harapan di masa yang akan datang. Visi perlu dikomunikasikan kepada semua yang terlibat sehingga mereka memahami benar apa yang harus mereka kerjakan dan memahami apa yang akan mereka peroleh dengan melakukan tugas-tugas yang
11
telah antara
ditetapkan oleh organisasi. hak
seseorang
dan
kewajiban
menjadi
lebih
Dengan kejelasan
akan
dapat mendorong
semangat
di
dalam
melaksanakan tugasnya.Biasanya orang menjadi kurang bersemangat
di
dalam
menjalankan
tugas
,karena
kurangjelasnya hak dan kewajiban mereka. 4. Pantau dan beri imbalan atas tingkah laku yang tepat. Imbalan adalah pemberian kepada karyawan dengan pembayaran pekerjaan
finansial yang
sebagai
balas
jasa
untuk
dilaksanakan dan sebagai motivator
untuk pelaksanaan kegiatan di waktu yang akan datang. Imbalan adalah sangat penting bagi karyawan sebagai individu karena upah merupakan suatu ukuran nilai atau karya mereka di antara para karyawan itu sendiri, keluarga dan masyarakat. Tingkat pendapatan absolut karyawan akan menentukan skala kehidupannya, dan pendapatan
relatif
mereka
menunjukkan
status,
martabat dan harganya. Oleh sebab itu, penting untuk dilakukan pemantauan perilaku mereka dalam menjunjung tinggi nilai-nilai yang sudah
disepakati
dan ditetapkan menjadi budaya
perusahaan. Penting untuk memberikan penghargaan bagi mereka
yang
telah
dengan
sungguh-sungguh
mengimplemtasikan nilai-nilai tensebut dalam kehidupan sehari-hari dan sebaliknya juga layak untuk memberikan sanksi atau hukuman bagi mereka yang tidak dengan sungguh-sungguh melakasanakan nilai- nilai tersebut.
12
Keberhasilan Seorang Femimpin. Ada empat pilar yang menunjang keberhasilan seorang pemimpin: 1. Kesadaran diri 2. Kecerdikan dan fleksibilitas 3. Cinta kasih dan 4. Heroisme Kemudian
untuk
memperlengkapi para calon
Anggotanya untuk berhasil dengan membentuk mereka menjadi pemimpin yang: 1. Memahami
kekuatan,
kelemahan,
nilai-nilai,
dan
pandangan hidup mereka 2. Berinovasi
dan beradaptasi dengan yakin untuk
merangkul seluruh lapisan 3. Membangun kontak dengan orang lain dalam sikap yang positif ,penuh cinta kasih 4. Menyemangati diri sendiri dan orang lain dengan ambisiambisi heroik. Semua kepemimpinan berawal dengan kepemimpinan diri sendiri. Empat prinsip keberhasilan seorang pemimpin yang membentuk basis budaya perusahaan: 1. Kesadaran diri: Menata hidup sendiri. Para pemimpin berkembang dengan memahami siapa diri mereka dan apa yang mereka anggap bernilai, dengan menjadi
sadar
akan
titik-
titik
kelemahan
yang
tensembunyi atau kelemahan-kelemahan yang dapat membuat mereka menyimpang, dan dengan memelihara kebiasaan
refleksi diri dan belajar tanpa henti.Hanya
orang yang tahu siapa
dirinya
13
dan
apa yang
diinginkannya semangat
dapat mengejarnya
dengan penuh
dan mengilhami orang lain untuk berbuat
begitu. Hanya mereka yang telah secara jelas menandai kelemahan-kelemahan mereka sendini dapat mengatasi kelemahan-kelemahan jelas,
tersebut. Prinsip-prinsip
namun dalam
yang
praktik jarang diperhatikan.
Kesadaran diri tak pernah merupakan produk yang sekali
jadi.
Harus
diulang-ulang baru akan
memunculkan adanya kesadaran diri. 2. Kecerdikan dan fleksibilitas:
Seluruh
dunia akan
menjadi rumah kita. Para pemimpin membuat diri mereka sendiri dan orang lain merasa nyaman di duma yang berubah. Mereka ingin sekali mengeksplorasi gagasan, pendekatan dan budaya baru, dan bukannya secara defensif menarik diri dan apa yang diam-diam menghadang di tikungan hidup selanjutnya. Tertambat pada prinsip-prinsip dan nilainilai yang tak dapat ditawar-tawar, mereka memelihara” sikap
lepas
bebas”
yang
memungkinkan
mereka
beradaptasi dengan penuh keyakinan diri. Kesadaran diri merupakan kunci untuk “ berhasil hidup dengan satu
kaki
terangkat”.
Seorang
pemimpin
harus
membebaskan diri dari kebiasaan-kebiasaan, prasangkaprasangka, preferensi-preferensi budaya yang tertanam amat dalam, dan sikap” kita selalu menempuh cara ini” barang-barang bawaan yang menghambat respon adaptif yang cepat.Pemimpin beradaptasi secana yakin dengan mengetahui apa yang dapat ditawar dan apa yang tidak.
14
3. Cinta kasih; “ dengan cinta kasih yang lebih besar daripada ketakutan” Pemimpin menghadapi dunia dengan pemahaman yang sehat dan yakin tentang diri sendini yang dianugerahi bakat, harkat, dan potensi untuk memimpin. Sifat-sifat yang sama ini juga mereka temukan dalam diri orang lain dan mereka dengan semangat yang berkobar berkomitmen untuk menghormati dan membuka tali kekang potensi yang ada dalam diri mereka sendiri dan dalam diri orang lain. Mereka menciptakan lingkungan yang terikat dan disemangati oleh kesetiaan, afeksi, dan sikap saling mendukung. Setiap orang tahu bahwa organisasi, tentara, tim olah raga, dan perusahaan akan menghasilkan kinerja paling baik jika anggota tim menghormati,
menghargai,
dan
mempercayai
serta
mengorbankan kepentingan diri yang sempit untuk mendukung tujuan tim dan keberhasilan kolega mereka. Individu
akan menghasilkan kinerja yang baik jika
mereka dihormati,
dihargai,
dan
dipercaya oleh
seseorang dengan tulus memperhatikan kesejahteraan mereka. Mereka mendapat semangat dengan bekerja bersama
dan
mempercayai,
untuk dan
kolega
mendukung
yang
menghargai,
mereka.
Kelompok-
kelompok diikat dengan kesetiaan dan afeksi, bukan dicabik-cabik dengan praktek menusuk dari belakang dan kebiasaan
saling
menyalahkan
sudah terjadi.
15
atas
peristiwa yang
4. Heroisme : “Membangkitkan hasrat yang besar” Pemimpin
membayangkan masa depan yang inspiratif
dan berjuang untuk mewujudkannya ketimbang secara pasif menyaksikan masa depan terjadi di sekeliling mereka.
Pahlawan mengeluarkan emas keluar dari
peluang yang ada daripada menunggu peluang emas disodorkan kepada mereka. Konsultan manajemen tanpa henti
mencari formula “pasti berhasil” yang sulit
dipahami untuk membangkitkan kinerja yang penuh motivasi dan komitmen dari individu dan tim. Tidak ada tombol untuk menyalakan motivasi.
Hanya masing-
masing individu yang dapat memotivasi diri sendiri. Kesadaran diri, ingenuitas (kecerdikan dan fleksibelitas), cinta kasih dan heroisme. Bukanlah empat teknik, melainkan empat prinsip yang membentuk sebuah cara hidup, membentuk cara bertindak.
Tidak seorangpun awal berhasil dengan mudah. Untuk memahami kepemimpinan, kita mesti pertamatama memilah-milahnya untuk mempelajari empat elemen pokoknya
dan
kemudian
menyimpulkan
dengan
menyatukannya kembali untuk mewujudkan kepemimpinan dalam hidup. Sebab, kekuatannya yang sejati tidak terletak sematamata
pada
penjumlahan
bagian-bagiannyaa, melainkan
pada apa yang menjadi kenyataan jika keempat prinsip ini saling memperkuat dalam diri seseorang yang hidupnya terintegrasi.
16
Kesimpulan Kepemimpinan dijadikan
berbasis
nilai hendaknya bisa
momentum bagi para pemimpin
untuk
menyiapkan diri agar menjadi pemimpin yang sukses. Pandangan dapat
terhadap
mengubah
kepemimpinan berbasis nilai akan pandangan
dan
perilaku seorang
pemimpin dimasa depan. Oleh sebab itu, untuk membangun kepemimpinan di masa depan maka sejak dini perlu diciptakan karakter seseorang yang mempunyai nilai: 1. Kejujuran 2. Integritas 3. Keuntungan 4. Manusiawi. 5. Peluang. Agar
karakter tersebut
bisa
terbentuk, maka
diperlukan 4 prinsip dasar: 1. Libatkan semua orang di dalam penciptaan sekumpulan nilai. 2. Buatlah suatu visi yang mengesankan mengenai masa depan. 3. Komunikasikan harapan-harapan dengan jelas 4. Pantau dan beri imbalan atas tingkah laku yang tepat. Kemudian ada empat prinsip keberhasilan seorang pemimpin yang membentuk basis budaya perusahaan: 1. Kesadaran diri 2. Kecerdikan dan fleksibilitas 3. Cinta kasih dan 4. Heroisme
17
Untuk itulah perlu adanya kesungguhan dari semua pihak yang terlibat dalam membentuk kepemimpinan masa depan yang benbasis nilai secara bersama-sama. Daftar Pustaka Chris Lowney, (2003). Heroic Leadership, Loyola Press, Chicago USA Djokosantosa, Moeljono, (2003). Budaya Korporat dan Keunggulan Korporasi, PT Elex Media, Gramedia Jakarta. Djokosantosa Moeljono, (2007). Leadership’s Culture sebagai jawaban atas Tantangan Kepemimpinan di Era Kompetisi Global: Suatu Galang Gagas, Manajemen Usahawan Indonesia, LM FE UI Jakarta Glibreath, Robert D., (1993). Escape From Management Hell: 12 Tales of Horror, Berrett- Koehier Publishers, Inc., San Fransisco, USA Handoko,TH,(1991). Manajemen, BPFE-UGM, Yogyakarta. Majer, Kenneth, (2004). Value-Based Leadership A Revolutionary Approach to Business Success and Prosperity, Majer Communications a division of MajerStrategies, Inc. California. Maginn, Michael D., (2005). Managing In time of Change, McGraw-Hill Companies, New York. Robbins, Stephen P., (1999). Management, Prentice Hall, Inc. sixth Editions. Triguno, (1996). Budaya Kerja, PT Golden Trayon Press, Jakarta. Uyung
Sulaksana, (2004). Management Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Perubahan,.
Yuki, Gary, (1994). Leadership in Organizations. Prentice Hall, Inc Third Edition
18