No. 03/2011
Indonesia Mountain Magazine
Memasak di Gunung Asyiknya Memasak Saat di Gunung Gunung Agung via dusun Junggul
World 7 Summits SEBUAH MIMPI YANG TERWUJUD
CONTENS 8
Review & Preview 23 ::Ransel Ultralight
Figur Pendaki
Veronica Moeliono
::Charger tenaga surya
Catatan Perjalanan 17 -Menyatukan
jalur 25 Info Gunung Agung
Salak 1 & Salak 2
via dusun junggul
- Menggapai Merbabu bersama dua jagoanku
Galeri Foto 36 Koleksi foto-foto bertema
& Tips 32 Trik :: Memilih Sepatu Hiking
vegetasi gunung
:: Mendaki gunung di bulan Ramadhan :: Memilih ransel berdasar kan panjang torso
10
Liputan Utama
Memasak di Gunung
Asyiknya memasak saat di gunung
Expedition Story
World 7 Summits
Sebuah mimpi yang terwujud
2
III/Juli 2011
29
Selamat datang di Edisi ke 3 Mountmag Team * Editor in-chief Hendri Agustin
Welcome Mountaineer, Tak terasa sudah edisi ketiga dari Mountmag hadir dihadapan anda. Dalam edisi ke tiga ini kami mengetengahkan berbagai artikel yang menarik yang pastinya akan bermanfaat dalam petualangan anda di alam bebas. Makanan adalah sumber tenaga yang penting bagi para pendaki gunung, dan memasak di gunung mempunyai keasyikan tersendiri jika tau bagaimana melakukannya. Sehubungan dengan itu maka pada edisi kali ini mountmag memilih artikel mengenai memasak di gunung sebagai laporan utama, di edisi kali ini juga kami menyajikan dua artikel catatan perjalanan yaitu cerita pendakian seorang bapak dengan dua orang putranya yang masih anakanak di gunung Merbabu, satu lagi mengenai cerita pembukaan jalur sadel dari puncak Salak 1 ke puncak Salak 2. Bertepatan terbitnya edisi ketiga ini dengan masuknya bulan suci Ramadhan bagi umat muslim, mountmag mengetengahkan artikel tentang tips-tips pendakian di bulan puasa pada rubrik tips dan trik, selain itu juga ada tips cara-cara memilih sepatu untuk pendakian gunung, dan dalam rubrik review dan preview kami menghadirkan peralatan yang sangat berguna dalam kegiatan anda di pegunungan yang terkadang sangat jauh dari peradapan moderen, Dari edisi ke edisi kami terus mencoba berbenah diri, agar bisa lebih baik dalam penyajian dan disain, saran dan komentar para pembaca sangat kami harapkan. Semoga kehadiran Mountmag bisa terus mengisi kebutuhan informasi para pendaki gunung atau penikmat kegiatan mendaki gunung di Indonesia. Kami atas nama jajaran redaksi mountmag mengucapkan pada umat muslim selamat menjalankan ibada puasa.
Salam
* Redaksi Hendri Agustin Harley B Sastha M Anwar S Suwasti Tuti Widiastuti
On Cover Photo Location Gunung Bawakaraeng
* Account Executive Suwasti
Photographer Anno Suharno
* Marketing Advisor Tuti Widiastuti
The Mountmag
* Development Advisor Kamser Lumbanradja
email
[email protected]
* Layout Design M Anwar S Hendri Agustin
web sites wwww.mountmag.com
* Web Sites Development Hendri Agustin
Twitter @mountmag
Risiko & Tanggung jawab Pembaca Mountmag diingatkan bahwa kegiatan mendaki gunung berisiko terjadinya kecelakaan yang menyebabkan cacat bahkan kematian. Pelaku kegiatan ini haruslah mengerti dan menerima kemungkinan akan risiko ini serta bertanggung jawab terhadap aksi dan keterlibatannya dalam kegiatan ini. Mountmag tidak bertanggung jawab terhadap risiko ini. para pelaku sangat disarankan untuk selalu memperhatikan safety standard dalam kegiatan pendakian gunung atau mountaineering ini.
Mountmag
3
* Editor M Anwar S
III/Juli 2011
KAPLING IKLAN HUBUNGI KAMI UNTUK DETAIL PEMASANGAN IKLAN ANDA.
Mountain News Rekor pendaki pertama yang menuntaskan 7 Puncak di 7 Pulau/kepulauan Besar Indonesia
S
etelah konsep 7 puncak tertinggi di 7 pulau/kepulauan besar utama Indonesia dikenalkan pada tahun 2008 dan baru pada tahun ini tepatnya tanggal 13 July 2011, rekor pendaki yang menuntaskan ke tujuh puncak tersebut baru dipecahkan. Pendaki yang melakukan hal ini adalah Dody Johan Jaya berumur 42 tahun, pendaki yang dikenal dengan sebutan akrap Dody JP ini yang merupakan juga anggota kelompok Mapala Universitas Indonesia menuntaskan mendaki ketujuh puncak tersebut dalam kurun 21 tahun dengan perincian sbb: Tahun 1990 Gunung Semeru (puncak tertinggi pulau Jawa) Tahun 2003 Gunung Rinjani (puncak tertinggi kepulauan Sunda Kecil) Tahun 2005 Gunung Latimojong (Puncak tertinggi pulau Sulawesi) Tahun 2007 Puncak Carstenzs (Puncak tertinggi pulau Papua) Tahun 2011 Gunung Binaya (Puncak tertinggi kepulauan Maluku) Tahun 2011 Gunung Bukit Raya (Puncak Tertinggi pulau Kalimantan) Tahun 2011 Gunung Kerinci ( Puncak tertinggi pulau Sumatera) Dengan demikian Dody menjadi pendaki pertama yang menuntaskan mendaki ke tujuh puncak tersebut dan satu-satunya pendaki yang memegang rekor tersebut saat ini. Menurut Dody saat di hubungi oleh Mountmag, dia terpicu untuk menyelesaikan ke tujuh puncak tersebut begitu mengetahui adanya konsep 7 puncak tertinggi di 7 pulau/kepulauan besar utama Indonesia yang dicetuskan oleh Hendri Agustin, dan saat itu dia telah menyelesaikan empat puncak dari tujuh puncak tersebut, sebenarnya dia sudah mendaki Kerinci tahun 1988 saat ikut operasi SAR Yudha Santika siswa SMA 68 Jakarta yang hilang di gunung tersebut. Dalam operasi SAR tersebut dia bersama dengan seniornya almarhum Norman Edwin. Namun berhubung tidak mempunyai foto dipuncak pada saat itu maka Dody memutuskan untuk kembali mendaki Kerinci pada tahun 2011 ini, karena syarat untuk klaim telah mendaki 7 puncak tersebut harus disertai bukti otentik berupa foto di puncak masing-masing gunung tersebut. Dody yang memulai hobby mendaki gunung dari kelas satu SMP ini bahkan juga sudah mendaki 3 dari 7 Puncak tertinggi di 7 benua dunia, yaitu Kilimanjaro puncak benua Afrika tahun 2009, Elbrus puncak benua Eropah
5
III/Juli 2011
>> Photo by DoDy tahun 2010 dan puncak Aconcagua yang merupakan puncak benua Amerika Selatan tahun 2011. Dia bertekat untuk juga menyelesaikan 7 puncak dunianya. dan berharap dengan adanya 7 puncak tertinggi Indonesia ini para pendaki Indonesia akan semakin bersemangat berprestasi. “Kita juga punya 7 puncak dan mempunyai tantangan yang berbeda satu sama lainnya, dan bisa dibanggakan” ujarnya sambil tersenyum saat mengakhiri wawancara singkat dengan Mountmag. Semoga saja semangat Dody juga mengalir di ratusan bahkan ribuan pendaki Indonesia yang nantinya juga akan semakin mengangkat pamor gunung Indonesia, semoga! (Mountmag)
Pendakian Bersama Mengenang Jejak GIE di Gunung Pangrango 3.019 mdpl
S
oe Hok Gie, sosok pemuda intelektual yang inspiratif yang secara masif memberikan pengaruh besar bagi kehidupan masyarakat sejak kematiannya 16 Desember 1969 hingga kini namanya terus dikenang. Kontribusi positifnya begitu besar bagi masyrakat, negara dan bangsa Indonesia. Dikalangan pendaki gunung, sosok “Gie” – panggilan akrabnya – sosoknya sangat dikenal luas.
>> Photo by SaputraIskhandi
Gunung Slamet Berstatus Normal
S
tatus siaga (level III) disematkan pada Gunung Slamet pada April 2011, menyusul meningkatnya aktivitas gunung yang berlokasi di Jawa Tengah ini. Namun sejak akhir Juni, aktivitas Gunung Slamet terus menurun sehingga statusnya pun
“Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal objeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung.” Itulah sebagian dari kata-katanya yang sangat menginspirasi dan mengulik jiwa patriotisme kita ebagai anak bangsa. Untuk kembali mengenang sosok Gie dan menumbuhkan kembali jiwa patriotismenya, tanggal 1-3 Juli 2011 lalu sekelompok pemuda penggiat alam bebas yang terbagus dalam Galaksi (Gabungan Pecinta Alam/ Komunitas Pendaki Gunung Bekasi) telah mengadakan pendakian bersama dengan tajuk “Pendakian Bersama Mengenang Jejak GIE di Gunung Pangrango 3.019 mdpl”. Kegiatan tersebut yang diikuti oleh lebih dari 100 orang. Selain melakukan pendakian ke puncak Gunung Pangrango, acara juga dihadiri oleh beberapa tokoh pendaki seperti Heri “Macan” Haryanto (Ketua Yayasan Survival Indonesia, Wanadri), Herman O. Lantang (Sahabat Gie, salah satu pendiri Mapala UI), Willem Taslam (Pendaki Gunung Maraton, 24 Puncak 24 Hari) serta perwakilan dari majalah elektronik Mountmag Harley B. Sastha dan Hendri Agustin. (Mountmag)
andi
traIskh
apu to by S >> Pho
6
III/Juli 2011
lamet
n. S Kawah G
diturunkan menjadi waspada (II). Semakin tenangnya gunung ini, status normal (level I) pun diberikan. Informasi dari www.vsi.esdm.go.id, Selasa (12/7/2011), aktivitas letusan tidak pernah terjadi lagi sejak 6 September 2009. Aktivitas kawah cenderung dicirikan hembusan asap dengan tinggi 50 hingga 500 meter. Sejak awal Juni hingga Juli, tinggi hembusan asap dari Gunung Slamet cenderung menurun. Pada 1 hingga 10 Juli 2011, teramati hembusan asap dengan tinggi 50 sampai dengan 200 meter di atas puncak, berwarna putih tipis hingga putih sedang. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebut, Gunung Slamet saat ini dalam masa pembentukan kubah dan berpotensi terjadinya hembusan asap atau semburan material yang jatuh di sekitar kawah aktif. Karena aktivitas yang terus menurun, per 11 Juli 2011 pukul 12.00 WIB, status gunung ini resmi diturunkan dari waspada (level II) menjadi normal (level I). Kendati berstatus normal, namun warga diminta tidak mendekati kawah aktif Gunung Slamet. Selain itu, warga juga diimbau tidak bermalam dan berlama-lama di sekitar puncak Gunung Slamet. Masyarakat di sekitar Gunung Slamet, yang berada di Kabupaten Pemalang, Banyumas, Brebes, Tegal, dan Purbalingga diharap tenang dan tetap waspada, serta tidak terpancing isuisu tentang letusan gunung. Pemantauan aktivitas gunung akan selalu dilakukan intensif dan PVMBG menjamin akan selalu berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat agar masyarakat mendapatkan informasi memadai. (Anwar/antara/detikcom)
PENDAKI MERAPI JELANG RAMADAN BERTAMBAH
J
umlah pendaki Gunung Merapi melalui pintu pendakian di Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, menjelang Ramadan terus bertambah. “Jumlah pendaki ke puncak Merapi melalui pintu Dukuh Plalangan, Desa Lencoh, Selo, pada Sabtu (16/7) malam saja mencapai 50 orang atau naik 10 orang dibanding pekan sebelumnya,” kata Samsuri, anggota Tim SAR Barameru, Desa Lencoh, Boyolali. Para pendaki datang dari berbagai daerah antara lain mahasiswa pencinta alam berasal dari Jakarta, Yogyakarta, Solo, Boyolali, dan wisatawan mancanegara. Samsuri menjelaskan, jumlah pendaki Merapi menjelang Bulan Puasa diperkirakan akan terus bertambah setiap pekan. Bahkan, jumlah terbanyak pendaki biasanya dua hingga tiga hari sebelum Bulan Puasa. Jumlah pendaki pada 2010 mencapai 200 hingga 300 orang. Setelah itu, memasuki Bulan Puasa, jumlah pendaki biasanya hanya lima hingga 10 orang per minggu. Mereka yang melakukan pendakian biasanya wisatawan mancanegara. Jalur pendakian Merapi melalui Plalangan sebenarnya secara resmi belum dibuka oleh pemerintah daerah setempat, sejak letusan Merapi akhir 2010. Namun, kata Samsuri, jumlah para pendaki terus bertambah, karena mereka menilai kondisi puncak Merapi sudah bersahabat. Ia mengatakan, cukup banyak pendaki membawa peralatan lengkap seperti tenda dan perbekalan lainnya untuk kebutuhan menginap di atas. “Kondisi cuaca sangat baik sepekan terakhir ini. Bahkan, asap puncak Merapi juga tidak terlihat jelas dari jalur pendakian Plalangan,”katanya. Seorang pemandu wisatawan mancanegara, Sony, 40, mengatakan, jumlah wisatawan yang melakukan pendakian melalui Selo, sekitar lima orang per hari. “Jumlah pendaki dari luar negeri ke Merapi antara 30 hingga 40 orang dalam sepekan ini,” katanya. (Anwar/antara)
Aktivitas Gunung Kerinci Meningkat
A
ktivitas Gunung Kerinci yang terletak di perbatasan Sumatra Barat - Jambi, semakin meningkat dalam seminggu terakhir. Hingga Rabu (20/7), gunung tertinggi di Sumatra tersebut terus mengeluarkan abu berwarna keputihan setinggi
>> Gunung Kerinci
7
III/Juli 2011
200 meter hingga 300 meter dari ketinggian puncak. Koordinator Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) Sumbar Ade Edwars mengatakan, kondisi demikian membuat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menetapkan status Gunung Kerinci menjadi waspada. “Dengan status waspada tersebut, siapa pun dilarang mendekati puncak gunung setinggi 3.805 meter di atas permukaan laut (dpl) tersebut, dengan radius 2,5 kilometer,” jelasnya kepada Media Indonesia. Menurutnya, jika gunung tersebut meletus, maka aliran kawahnya akan mengarah ke wilayah Kabupaten Kerinci, Jambi. Sedangkan, wilayah Solok Selatan, Sumbar, akan kedapatan lahar dingin. Dampak lainnya, Gunung Talang di Kabupaten Solok juga berstatus waspada. Sementara itu, Camat Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Yalkasmi, mengaku, aktivitas masyarakat di kawasan kaki Gunung Kerinci tetap seperti biasa. “Hanya pendakian dibatasi,” tandasnya. Dia menghimbau, dengan kondisi demikian masyarakat harus tetap waspada. (Anwar)
Figur Pendaki
VERONICA MOELIONO Texs oleh Suwasti Foto: Veronica M
B
ersama rekan-rekannya pendaki di atas usia 40an, Veronica Moeliono ikut membawa misi sosialisasi atau siar penyakit Lupus.
Kapan pertama kali anda mengenal pendakian gunung dan gunung apa yang pertama kali didaki. Pengalaman apa yanganda rasakan sampai akhirnya mencintai dunia pendakian gunung hingga saat ini? Pertama kali naik gunung di Bandung, gunung Tangkuban Parahu. Waktu itu saya kelas 3 SD dan diajak oleh kakakkakak saya... Pengalaman yang seru, dari rumah sudah jalan kaki, melewati perbukitan di belakang rumah menuju Lembang, Jayagiri dan masuk ke Tangkuban Perahu. Yang saya ingat kita sempat nyasar-nyasar, kehujanan, kelaparan, dan sampai rumah kembali sudah malam sehingga kakakkakak saya dimarahin oleh bapak yang khawatir. Waktu tersesat, kehujanan dan kelaparan sih sedih dan takut. Tapi besok-besoknya pengalaman itu rasanya luar biasa dan kalau diceritakan kembali seru banget. Mungkin sejak itu rasanya ingin dapat pengalaman seru lagi...
Hal apa yang menurut anda menarik dan berbeda dari dunia pendakian gunung dengan aktivitas atau kegiatan olah raga lainnya? Yang menarik dari pendakian gunung.... Bisa disesuaikan dengan keadaan fisik, bisa memilih antara yang mudah sampai tingkat kesulitan lebih tinggi, bisa disesuaikan dengan ‘kantong’ bisa dilakukan di daerah yang jauh atau dekat rumah, sederhana atau ‘mewah’..
Gunung apa yang paling menarik serta membekas di hati anda dan kenapa? Setiap gunung yang didaki meninggalkan kenangan tersendiri.... Tangkuban Perahu mengingatkan masa kecil;
8
III/Juli 2011
Puncak Cayambe, Ecuador
Gunung Cikuray mengingatkan ketika masih menjadi anggota muda di perhimpunan; Semeru mengingatkan akan naik gunung yang disiplin (waktu itu kita diajak salah seorang senior di Wanadri untuk naik, dengan perencanaan yang matang dan schedule yang ketat, sementara sebagian dari kita ingin naik dengan santai...sesampainya saja); Carstenz Pyramid juga unik karena dia tertinggi di Indonesia; Pumori adalah ekspedisi pertama saya ke luar negeri, gunung bersalju; jadi setiap gunung pasti membekas dengan pengalaman yang berbeda. Ekspedisi untuk Lupus juga unik karena dilakukan di usia ‘matang’ dan perempuan semua..
Apakah anda tergabung dalam klub pendaki gunung? Ya, saya tergabung di Perhimpunan Pendaki Gunung Wanadri di Bandung
Selama menggeluti pendakian gunung apa pernah mengalami kejadian darurat? Bagaimana Saya merasa beruntung karena rasanya belum pernah mengalami kejadian darurat. Kalau tersesat memang pernah, tapi tidak berhari-hari dan belum darurat. Kalau persiapan cukup matang, dan kita patuh pada aturan main, mudahmudahan saya tidak usah mengalami keadaan darurat.
Apa yang menginspirasi Mbak dalam “mendaki untuk LUPUS” dan kenapa pilihannya pada LUPUS Inspirasi datang dari teman saya, Diah Bisono yang mengajak saya ‘kembali’ naik gunung... Dia juga yang cerita bahwa kali ini kita naik tidak hanya sekadar naik, tapi juga sekaligus berbuat sesuatu untuk orang lain. Banyak sekali tema yang bisa dilakukan, tapi kita memilih mendaki untuk Lupus karena banyak teman, saudara di lingkungan kita yang terkena penyakit ini dan ternyata penyakit ini belum begitu terkenal seperti AIDS. Jadi waktu itu rasanya tepat juga kalau kita bisa melakukan untuk orang-orang sekitar kita.
Sejak kapan tergabung dalam “Pendakian untuk LUPUS” dan apa titik berat dari kegiatan-kegiatan yang dilakukannya, terutama untuk dunia pendakian gunung? Sejak 2005 kami melakukan persiapan: mencari dana, pelatihan, mempersiapkan logistik dll. Juga belajar tentang penyakit Lupus dari sumbernya langsung (orang dengan Lupus/ kalapathar-Nepal (Tim Ekspedisi wanita Lupus)
Odapus). Meskipun pendakian ini membawa misi sosialisasi atau siar penyakit Lupus, kami juga ingin menginspirasi orang lain, terutama perempuan-perempuan yang sudah berkeluarga, sibuk dengan kehidupan rutin juga untuk tetap hidup sehat dengan berkegiatan di alam maupun melalui olah raga pendakian gunung.
Semua anggota dalam tim “Pendakian untuk LUPUS” adalah perempuan pendaki dengan usia 40 tahun keatas, apa kiat-kiatnya untuk tetap bugar mendaki di usia tersebut? Pertama adalah Niat. Kedua latihan rutin dengan porsi yang sesuai. Ketiga persiapan yang baik. Rasanya sih itu aja... Dan banyak ‘tertawa’ tentunya yaa....
Apakah pekerjaan anda sekarang berhubungan dengan kegiatan pendakian gunung? Pekerjaan saya sekarang tidak berhubungan langsung dengan pendakian gunung. Tapi pengalaman yang saya dapat pasti ada gunanya dalam pekerjaan dan kehidupan sehari-hari.
Bagaimana pendapat anda tentang perkembangan dunia pendakian gunung di Indonesia saat ini. Apa saran dan harapan anda untuk kemajuan kegiatan ini? Terutama untuk para wanita pekerja dan rumah tangga yang menyukai dan menggeluti dunia pendakian Rasanya senang, seru melihat perkembangan pendakian gunung yang dilakukan oleh tim perempuan dan juga pendakipendaki yang sudah berusia di atas 40. Harapannya ini akan terus berlangsung, dan mereka-mereka para senior ini menjadi inspirasi untuk generasi mudanya supaya tidak cepat merasa tua dan tak berdaya. Di sisi lain juga menjadi inspirasi untuk perempuan pekerja dan ibu rumah tangga bahwa bekerja dan berumah tangga bukan akhir dari petualangan pendakian, tapi dunia pendakian bisa terus dijalankan, disesuaikan dengan kondisi saat ini. Kalau ada niat, pasti bisa...
Boleh tahu Mbak pengalaman pendakian nya kemana saja?? Saya pernah ke Carstenz Pyramid; Kilimanjaro dan Cayambe (ini adalah rangkaian Equatorial Peaks – gunung salju yang berada di daerah khatulistiwa). Di Nepal saya ikut ekspedisi ke Pumori dan dengan Expedition 4 Lupus kami menaiki Kalapathar. Kalau di Jawa saya pernah naik Ciremai, Semeru, Gede, dan beberapa gunung lain. Di Sulawesi naik Latimojong. Di Sumatera saya ikut menyusuri Sungai Alas. Itulah sekelumit pengalaman saya.
Terakhir, bagaimana menurut anda tentang terbitnya free magazine Mountmag ini? Saya belum terlalu kenal majalah ini, tapi harapannya menjadi majalah yang berbobot, informatif, edukatif, dan ajang dimana orang bisa berbagi pengalaman. (mountmag/Suwasti)
9
III/Juli 2011
Liputan Utama
Asyiknya memasak saat di
GUNUNG Texs oleh Suwasti
H
ampir sebagian besar pendaki, terutama pria, pandai memasak. Mulai dari memasak makanan praktis siap saji sampai makanan rumahan yang diolah dengan apik. Bukan ingin bicara gender, tapi pada kenyataannya seperti itulah. Mereka pandai mengatur logistic, menyusun menu hingga mengolah menu. Kadang saya terbengongbengong dengan cara mereka memasak. Rasa yang dihasilkan dari racikan mereka tidak kalah dengan koki-koki handal ternama. Silahkan bila ingin mengujinya. Sampai akhirnya sayapun menyukai kegiatan memasak pada saat pendakian.
10
Bagi saya, memasak pada saat pendakian merupakan salah satu kegiatan yang sama menariknya dengan pendakian itu sendiri. Seolah saya seperti ditantang dimana harus menyiapkan makanan pada saat kondisi tubuh cukup lelah, dingin serta tuntutan akan perbaikan kalori untuk bekal melanjutkan perjalanan. Terkadang saya menganggap memasak menjadi salah satu kegiatan yang dapat mengalihkan rasa dingin meski sugesti saja sebenarnya.
III/Juli 2011
Sebelum memikirkan makanan apa yang akan dibawa serta bagaimana mengolahnya, hal yang menjadi perhatian adalah lama perjalanan serta karakteristik tempat atau gunung yang akan didaki. Lama perjalanan akan mempengaruhi jenis makanan yang akan dibawa. Berkenaan dengan kepraktisan mengemas, daya tahan bahan makanan serta kemudahan mengolah. Sedangkan karekteristik lokasi atau gunung yang akan didaki, berkenaan dengan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk pendakian itu sendiri, ketersediaan air di jalur pendakian serta tingkat kesulitannya. Misal saja pendakian Gunung Gede atau Pangrango, kedua gunung ini masuk kedalam kategori mudah didaki, dengan jalur yang jelas, serta ketersediaan air yang cukup banyak. Maka hanya membutuhkan waktu dua hari pendakian. Oleh karenanya, kita cukup membawa makan siang di hari pertama dengan roti isi, buah atau jus atau sesuai selera. Selanjutnya makanan yang diolah adalah makan malam dan makan pagi serta makan siang dihari berikutnya. Karena kedua gunung ini memiliki sumber air yang cukup banyak, maka kita cukup leluasa untuk memasak variasi makanan yang lebih kaya. Berbeda dengan jalur pendakian ke Gunung Salak, dimana sumber air sangat terbatas, sehingga harus diperhatikan jenis makanan yang akan dimasak, apakah membutuhkan tambahan air atau tidak. Lain halnya dengan pendakian yang memakan waktu lebih dua hari atau masuk dalam kategori ekspedisi. Managemen logistik yang baik sangat lebih diperlukan. Setelah menentukan berapa hari perjalanan, berikutnya memilih alat masak, terutama kompor yang akan dibawa. Alat masak yang telah dikenal luas oleh para pendaki, mulai dari yang berbahan bakar paraffin, gas, spirtus hingga multifuel. Kompor tentara dengan bahan bakar paraffin merupakan salah satu kompor yang masih sering dipakai dikalangan pendaki. Mudah dikemas dan cukup praktis masuk kedalam carrier. Namun memiliki aroma yang kurang sedap, tetapi cukup handal untuk dijadikan perlengkapan cadangan. Kompor butterfly dengan bahan bakar gas juga merupakan
11
III/Juli 2011
salah satu kompor yang sama praktisnya saat dikemas dan masuk kedalam carrier. Bahan bakarnya juga banyak tersedia di supermarket-supermarket. Namun saya orang yang penakut dengan kompor jenis bahan bakar ini, mudah meledak bila terjadi kebocoran kecil saja. Masih banyak lagi varian kompor-kompor outdoor yang banyak tersedia dengan masing-masing keunggulannya serta kekurangnnya. Saya pribadi lebih memilih Trangia. Selain mudah dioperasikan, ringan (terutama untuk ukuran mini trangia) dan juga praktis. Type Trangia yang saya bawa akan saya sesuaikan dengan durasi atau lama perjalanan serta masakan yang akan diolah. Disamping itu juga memperhatikan berapa orang anggota yang
Tabel kalori
Foto oleh Kamser. L tergabung dalam perjalanan. Adakalanya saya memaksimalkan ruang kosong pada alat masak (seperti panci / nesting) tersebut untuk diisi dengan bahan masakan misalnya bumbu instant atau minuman instant. Bila memungkinkan bahkan sodet dari kayu ukuran kecil saya masukkan kedalam kemasan trangia (biasanya untuk type 27). Kemudian saya masukan kedalam kantong plastik atau kantong khusus trangia sesuai type. Menyusun menu menjadi salah satu kegiatan yang juga mengasikkan buat saya. Merupakan salah satu seni selain packing perlengkapan pendakian. Saya dapat membayangkan dan merencanakan makanan apa yang akan saya nikmati di pendakian tersebut. Sebisa mungkin menu yang disusun bukanlah menu yang membutuhkan waktu lama untuk diolah, bukan pula menu yang kurang kandungan nutrisinya. Variasi menu yang menarik terkadang membuat perjalanan menjadi lebih menarik. Bahkan saya merasakan ada kalanya sebagai salah satu pendorong semangat dikala saya merasa kelelahan dan ingin ‘menyerah’. Kombinasi menu bagi saya itu penting. Terutama untuk mengatasi kebosanan. Menu makan pagi biasanya adalah makanan yang diolah cepat dan mudah apalagi bila perjalanan dimulai dini hari atau pagi hari. Membuat oat instant dengan tambahan buah kering atau kayu manis disedu dengan susu panas adalah salah satu yang tidak memakan waktu lama namun terkadang jarang disukai oleh para pendaki. Variasi lainnya untuk sarapan pagi misalnya roti goreng telur dengan tambahan sosis goreng, soup jagung instant dengan tambahan roti atau croissant keju. Nasi goreng ikan asin atau sosis juga sering menjadi menu andalan para pendaki – terutama saya. Nasi goreng dengan nasi yang dimasak malam sebelumnya, rasanya lebih enak dibandingkan dengan nasi yang baru saja matang. Mie instant kadang menjadi pilihan yang praktis dan banyak dikonsumsi oleh para pendaki. Meskipun terlihat seperti tidak bergizi ternyata kandungan kalori pada Mie instant lumayan tinggi, dimana 1 (satu) bungkus mie instant mengandung kalori 380 kkl. Bila olahan mie instant ditambah dengan sosis, keju maka akan bertambahlah kalori panganan tersebut. Namun buat saya, mie instant adalah salah satu logistic cadangan, bila logistic utama sudah menipis. Untuk melengkapi menu makan pagi tersebut tidak lupa tambahkan buah sesuai selera. Pisang dan Apel salah satu pilihan buah yang tepat buat saya. Karena keduanya mengandung kalori yang cukup tinggi. Pisang 140 gr atau 1 buah mengandung kalori sebanyak 120 kkl (kilo kalori), bila di jus sebanyak 300ml mengandung kalori 379 kkl. Sedangkan apel 1 buahnya tanpa dikupas kulitnya mengandung kalori 59 kkl, dikupas kulitnya 48 kkl sedangkan di jus sebanyak 250 ml mengandung kalori 100 kkl. Cukup tinggi bukan untuk tambahan kalori di pagi hari??
12
III/Juli 2011
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
MAKANAN Nasi Putih Nasi Merah Kentang Rebus Mie Instant Oatmeal Pancake Roti Croisant Ayam Goreng (Dada) Corned Beef Tuna Kaleng Telur Ayam (Rebus) Telur Ayam Omelet (2 btr telur) Orak-arik (2 btr telur) Udang Goreng Daging Sapi Jus Apel tanpa gula Apel (dengan kulit) Pir Kupas Pisang Kacang Tanah Terong Goreng Kembang Kol Wortel Brokoli Jagung Kacang Kedelai Capucino Kopi Instan Hitam Milo Ovaltine Susu Kental Manis Teh Susu Kopi Moca Susu Coklat
JUMLAH/ UNIT Gram 190 180 150 100 40 50 70 100 100 250 53gr/1 butir 60gr/1 butir 120 120 75 gr (3 ekor) 200 250ml 1buah 185 140 78 100 50 70 100 70 100 200ml 200ml 1 sdm 1 sdm 250ml 250ml 200ml 250ml
ENERGI KKL 237 271 97.9 367.8 155.2 75 274.6 218 192 451 80 84 214 195.8 218 320 100 59 96 119 487 238 9 19 23.8 57 128 89 1 38 31 1064 17.9 119 204
Jangan lupa menutup sarapan pagi dengan minuman kaya kalori. Kopi instant hitam memiliki kalori lebih rendah dibandingkan kopi susu atau kopi moca. 200ml kopi hitam hanya mengandung kalori 1.9 kkl, sedangkan 200 ml kopi moca atau kopi susu mengandung kalori 119 kkl. Satu cangkir teh manis dengan gula 1 (satu) sendok makan mengandung kalori 65 kkl. Untuk susu kental manis 250ml mengandung kalori 1064, angka yang fantastis untuk memenuhi kebutuhan kalori dipagi hari dengan aktivitas mendaki gunung. Lalu bagaimana dengan makan siang..?? Setelah berjalan setengah dengan beban berat dipunggung serta tenaga terkuras habis, maka dibutuhkan energy baru. Energy baru didapatkan dari makanan yang dikonsumsi. Makanan yang dikonsumsi tidak sekedar kenyang sebaiknya menghindari makanan dengan kadar karbohidrat tinggi seperti nasi. Karena nasi membutuhkan waktu enam jam untuk diolah oleh tubuh menjadi energy. Pilih makanan dengan kadar protein tinggi, seperti roti gandum isi tuna keju atau smoked beef. Bisa juga mash potato dengan corned beef atau cracker dengan tuna
mayonnaise. Tambahan lainnya adalah buah seperti apel, pear hijau, pisang atau jus jambu serta makanan yang mengandung gula, misalnya kurma atau coklat. Menu tersebut dapat jadi pilihan bila waktu istirahat yang diperlukan pada saat makan siang tidak panjang dan perjalanan harus dilanjutkan sampai pada titik yang ditentukan untuk bermalam. Makan malam adalah saat dimana saya memasak makanan besar seperti nasi berikut sayur dan lauk pauk. Sungguh nikmat bila saya dapat memasak soup sayuran didampingi dengan daging goreng. Nasi hangat dengan empal goreng yang dibawa dalam keadaan sudah matangpun juga terasa nikmat, ditambah dengan sambal goreng limau dan sebelum tidur ditutup dengan susu hangat. Bila memungkinkan, membuat snack malam sebagai teman pelengkap bincang-bincang malam dengan tawa canda teman perjalanan. Membuat popcorn atau sekedar menggoreng nugget atau sosis atau singkong goreng bisa menjadi pilihan yang lumayan cukup menemani secangkir kopi panas. Setelah menu tersusun dengan baik, selanjutnya adalah membuat daftar belanjaan sesuai dengan menu yang sudah dibuat. Hati-hati dan bijaksanalah dalam membuat daftar belanjaan, agar budget yang dikeluarkan tidak berlebihan. Ada banyak godaan ketika memilih bahan makanan dipasar atau supermarket. Sering terjadi perubahan menu ketika apa yang sudah tertulis dalam daftar tidak tersedia dipasar. Oleh karenanya buatlah menu cadangan, sebagai pengganti bila menu yang sudah tersusun terdapat bahan baku yang tidak tersedia. Mengemas bahan makanan yang akan dibawa juga salah satu proses yang saya nikmati. Kemaslah bahan makanan sesuai dengan kategorinya. Ada beberapa cara mengemas bahan makanan yang biasa saya lakukan. Pertama mengemas secara terpisah-pisah sesuai jenisnya misalnya sayuran, bumbu, lauk pauk, buah, minuman. Kedua mengemas berdasarkan jenis masakan, misalnya menu sayuran asam, maka bahan masakan dikemas dalam satu bungkus isinya adalah bahan baku sayur asam berikut bumbunya dan yang cara lainnya yang menurut saya juga praktis adalah mengemas makanan sesuai hari untuk tiga kali makan dalam satu kantong. Cara ini dirasa lebih hemat dan dapat mengontrol logistic lebih baik. Cara-cara tersebut tentunya bukan merupakan cara yang baku, semuanya
13
III/Juli 2011
disesuaikan
berdasarkan
kebutuhan
serta
kebiasaan.
Mengemas Sayuran Pilihlah sayuran yang tidak mudah busuk, seperti Buncis, Wortel, Kacang Panjang, Kol, Kembang Kol, Brokoli, Kentang, Jagung Muda, Labu Siam, Terong, Kacang-kacangan seperti Kacang Polong, Kacang Tanah, Kacang Merah dan lainnya. Sebelum dikemas cuci dahulu sayuran tersebut, kemudian tiriskan. setelah kering, bungkus sayuran tersebut dengan kertas (sebaiknya napkin tissue, jangan koran karena dikhawatirkan tinta pada koran akan mengkontaminasi sayuran). Fungsi kertas selain sebagai pembungkus adalah untuk mengurangi kondensasi dan bila terjadi kondensasi, uap air yang ada akan terserap terlebih dahulu pada kertas, sehingga memperlambat pembusukan pada sayuran. setelah di bungkus kertas, masukan kedalam plastic zipper bag sesuai kategori, misalnya sayuran sop, oseng-oseng, rebusan, sayur asam, lodeh dan jenis sayur lainnya. sesuaikan dengan jumlahnya dan jangan berlebihan. Mengemas Bumbu Bumbu siap saji dalam kemasan telah banyak tersedia di pasaran. mudah didapatkan dan ekonomis. meskipun kadang rasanya tidak sesuai keinginan. namun tidak ada salahnya membawa bumbu siap saji tersebut. Saya termasuk orang yang tidak suka dengan bumbu siap saji, dan tetap ingin membawa bumbu sendiri. Bawang, mulai dari Bawang Merah, Bawang Putih, Bawang Bombay, tidak perlu dikupas kulitnya. karena kulit bawang selain dapat melindungi daging bawang dari kotoran juga mempertahankan rasa serta aroma lebih lama. Bungkus dengan kertas (napkin tissue) kemudian masukan dalam plastic zipper bag atau kantong plastic putih/transparan (jangan yang hitam karena kantong plastic hitam kandungan residunya tinggi serta memiliki aroma yang pekat). Cabai, pilihlah yang baik kondisinya. cuci bersih kemudian tiriskan. Setelah kering bungkus cabai dengan napkin tissue. Bila menu yang dibuat salah satunya terdapat menu dengan bumbu giling. Biasanya saya membuat bumbu dasar. seperti cabai giling yang telah ditumis kemudian tempatkan pada wadah yang tidak mudah tumpah.
Foto oleh Ano Suharno
Sosis dan daging asap juga salah satu menu yang sering dibawa oleh pendaki. Kalori tinggi dan praktis. Hanya saja sekali dibuka maka saat itu juga harus habis. Biasanya bila disisakan untuk hari berikutnya, kualitasnya sudah kurang baik untuk dikonsumsi. Mengandalkan suhu dingin ternyata tidak menjamin rusak tidaknya kedua jenis makanan tersebut. Pada perjalanan panjang, empal dan rendang bahkan tempe oreg menjadi salah satu pilihan favorit. Ketiganya cenderung tahan lama. Rasa juga tidak berubah. Mengemas rendang kadangkala merepotkan. Seringkali terjadi kebocoran, terutama rendang basah. Beberapa tempat / wadah yang dianggap dijamin tidak bocor oleh pembuatnya, pada kenyataannya tidak seperti itu. Untuk mensiasatinya, sebelum dimasukkan kedalam wadah yang katanya anti bocor tersebut, masukan terlebih dahulu kedalam plastic, ikat kuat lalu kemudian masukan kedalam wadah dan wadah masukan juga kedalam plastic. Repot memang, tapi lebih baik menghindari kebocoran daripada bocor dan direpotkan membersihakn bocoran tersebut. Berbeda dengan rendang kering, cukup dimasukkan kedalam plastic double, lalu ikat kuat. Dalam keadaan dingin makan panganan berkuah, panas dapat menggugah selera. Sayur hingga soup juga salah satu menu yang sering dibuat oleh para pendaki. Soup instant dengan beberapa pilihan jenis banyak ditemui di supermarket-supermarket. Mulai dari soup jagung, soup sayuran, cream soup jamur dan lain sebagainya. Namun menikmati soup dari sayuran segar rasanya lebih nikmat Lada dan Ketumbar. belilah yang masih bijian, kemudian haluskan lalu tempatkan pada plastic-plastik kecil seperti zipper bag ukuran kecil. Lada dan Ketumbar yang masih dalam bentuk bijian rasanya jauh lebih baik dibandingkan dengan Lada dan Ketumbar yang telah dihaluskan dan banyak dijual dipasaran. Bumbu Dapur, pisahkan yang kering dengan yang basah, seperti Biji Pala, Cengkeh, Adas. tempatkan pada zipper bag ukuran kecil. untuk Jahe, Kunyit, Lengkuas, Temu Kunci, cuci bersih terlebih dahulu, kemudian tiriskan. setelah kering bungkus dengan napkin tissue lalu tempatkan pada plastic zipper bag. Untuk daun-daunan seperti Daun Salam, Daun Jeruk, sebaiknya cuci bersih, keringkan lalu bungkus dengan napkin tissue. sedangkan untuk Serai cukup bawa seukuran telunjuk , cuci bersih, keringkan dan bungkus dengan napkin tissue. untuk daun soup seperti Seledri, ada baiknya beli yang kering, karena daun soup cenderung lebih mudah busuk. lalu, jangan lupa, bawalah garam secukupnya. Mengemas Lauk Pauk Membawa lauk yang sudah dimasak dan siap saji merupakan alternative yang tepat terutama untuk durasi perjalanan singkat maupun yang panjang. selain praktis juga lebih tahan lama. Mengemas telur ayam baiknya dikemas pada tempat khusus telur yang banyak dijual di supermarket. Hati-hati dalam mengemas telur. Untuk menghindari tumpahnya telur ketika pecah dalam perjalanan, sebaiknya telur dilapisi tissue atau kertas. Selain untuk menghindari tumpahan telur ketika pecah ditengah jalan, juga untuk menghindari benturan langsung antara telur dengan wadah tersebut dan mengurangi resiko pecahnya telur. Mengemas ikan asin, sebaiknya ikan di bungkus dengan napkin tissue yang tebal. Hal ini dilakukan untuk menghindari bau ikan asin mengkontaminasi perlengkapan dan bahan makanan lainnya. Setelah dibungkus tissue kemudian masukkan kedalam plastik, ikat yang kuat.
14
III/Juli 2011
dibandingkan dengan soup instant. Sayur Asam sering kali menjadi menu favorit. Hampir disetiap pendakian, salah satu rekan hobby memasak sayur ini. Terasa segar dan nikmat. Ingin menikmati panganan ikan, juga dapat dinikmati dalam pendakian. Kita dapat membawa masakan berbahan ikan yang sudah matang, misalnya balado tongkol, balado udang, Cumi Cabai Hijau, Pepes Ikan dan lainnnya. Namun bila ingin membuat sendiri hidangan tersebut, sebaiknya ikan atau udang atau cumi segar dibawa dalam keadaan sudah di goreng atau direbut. Ketika saatnya diolah menjadi balado atau tumis cabai hijau atau soup ikan, kita tinggal menambahkan bumbu dasar yang sudah dibuat terlebih dahulu. Membawa olahan seafood yang sudah digoreng akan mempertahankan bahan tersebut dari kerusakan seperti busuk serta mudah untuk dibawa. Membawa nasi bungkus atau nasi timbel pada pendakian
singkat dapat menjadi salah satu alternative. Tujuannya selain menghemat waktu juga menghemat bahan bakar. Memasak nasi di ketinggian, bukanlah perkara mudah. Terkadang setengah matang, hangus atau gagal sama sekali. Beberapa kali saya memasak nasi juga mengalami hal yang sama. Ternyata kuncinya pada pengaturan api serta takaran beras dan air yang cukup.
Beberapa Resep : Memasak Nasi Liwet Bila dalam trip Trangia yang dibawa ukuran 27, sebaiknya beras yang dimasak cukup dua genggam saja. Tambahkan air sebanyak 1-1 ¼ ruas jari. Masak dengan api biasa / cukup besar. Biarkan panci atau nesting dalam keadaan terbuka. Sekali-kali diaduk, agar tidak menggumpal. Tunggu air hingga sedikit menyusut (seperti aronan). Setelah cukup menyusut (jangan terlalu kering), kemudian kecilkan kompor dengan alat pengecil api. Lalu tutup nesting dengan frypan. Biarkan frypan sedikit terbuka untuk uap air keluar. Masak hingga matang atau lebih kurang 15 menit (setelah ditutup). Pancake : Banyak adonan pancake yang tersedia di supermarket, tinggal menambahkan telur kemudian masak dengan sedikit margarin. Setelah matang tambahkan madu atau coklat diatasnya, siap di santap. Namun bila dirasa adonan siap olah kurang cocok, maka kita dapat membuat dengan resep sendiri. Bahan : 1 gelas tepung terigu (ukuran 200ml) 1.5 sdt baking powder ¼ sdt garam 2 sdm gula pasir 1-2 butir telur 2 sdm margarin (cairkan) 250ml susu cair (bila suka tambahkan 1sendok perasan jeruk lemon) Toping : Madu, Selai Coklat, Kacang, Strawberry, syrup aneka rasa. Cara Membuat : Campurkan terigu, baking powder, gula , garam. Masukan susu, aduk rata. Setelah cukup rata, masukan telur dan mentega cair dan aduk hingga rata. Diamkan adonan selama 10-15 menit agar adonan tercampur rata. Masak adonan (satu sendok sayur) dalam frypan yang telah diolesi mentega/margarin (olesi frypan dengan mentega seperlunya saja, jangan sampai berlebihan). Tutup frypan hingga adonan setengah matang kemudian balik. Masak hingga matang. Hidangkan pancake dengan madu, syrup aneka rasa, coklat, keju, atau dengan daging asap.
Campur telur yang telah dikocok dengan susu, merica dan garam. Panaskan wajan data/frypan dan tambahkan margarin secukupnya. Tumis sebentar paprika, bawang Bombay dan daging asap Masukan telur kocok dan keju, bawa semua adonan ke pinggir frypan. Masak hingga matang. Sajikan dengan mash potato atau kentang goreng, atau dapat dinikmati dengan nasi goreng. Soto Bandung 250 gr daging sapi segar - bagian shengkel (rebus daging selama 10 menit dan buang air rebusan pertama,rebus kembali daging hingga empuk. Setelah daging empuk angkat kemudian masukan kaldu daging kedalam botol minuman, sedangkan dagingnya dapat dibungkus atau dimasukan kedalam wadah plasik seperti Tupperware) Kacang Kedelai Goreng Lobak (rebus terpisah dengan kaldu daging, agar kaldu soto tidak terlalu beraroma lobak) Merica halus secukupnya Garam secukupnya Bawang Putih 3 siung Daun Jeruk 3 lembar Daun Salam 3 lembar 1 ruas Jahe 1 ruas Lengkuas Sambal : Cabe merah secukupnya dan 2 siung Bawang Putih (rebus cabe dan bawang putih, ulek halus, tambahkan garam) Cara Memasak : Panaskan kaldu daging beserta daging yang sudah direbus, masukan Jahe, Lengkuas, Daun Jeruk, Daun Salam, Merica dan Garam . Masak hingga mendidih. Geprek bawang putih kemudian tumis sebentar. Masukan tumisan bawang putih kedalam rebusan daging. Tambahkan irisan daun bawang. Sajikan dengan irisan lobak yang telah direbus terpisah serta kacang kedelai goreng serta perasan jeruk limau.
MARI MEMASAK…
Omelette Bahan : 5 butir telur, kocok lepas 5 sdm susu cair Garam secukupnya Merica secukupnya Paprika merah dan hijau secukupnya (sesuai selera), iris dadu Bawang Bombay secukupnya (sesuai selera), iris dadu Daging Sapi Asap, iris dadu Keju Cheddar parut Cara Memasak :
15
III/Juli 2011
Foto oleh : Ano Suharno
16
III/Juli 2011
Catatan Perjalanan
Menyatukan
SALAK 1 & SALAK 2 teks & foto oleh Hendri Agustin
P
uncak Salak 2 tampak tertutup kabut, suhu masih terasa dingin. Matahari yang diharapkan muncul terhalang awan di ufuk timur. Saya memasukkan kedua tangan ke dalam kantung celana untuk sekadar mencari kehangatan. Mata saya tak lepas melihat ke arah punggungan puncak Salak 2 yang menyatu dengan puncak Salak 1 di mana saat ini saya tengah berdiri. Ini adalah usaha kali ketiga saya dan beberapa teman merintis kembali jalur dari puncak Salak 1 menuju Salak 2. Keinginan untuk membuat jalur sadel tersebut sudah lama ada hanya karena kesibukan sehari-hari membuatnya tertunda.
Salak sehingga waktu empat hari kami terbuang percuma karena tidak bisa beranjak dari puncak Salak 1 pada saat itu. Sedangkan pada tim kedua yang berjarak sekitar 3 bulan dari perjalanan pertama, ditemani dua teman yaitu Handrison alias Waku dan Iqbal. Pada perjalanan kedua ini, kami merintis jalur hingga sampai di gigiran punggungan yang menghubungkan Salak 1 dengan Salak 2. Namun karena waktu yang kami punyai hanya dua hari membuat kami harus puas dengan pencapaian tersebut. Yang terpenting titik tolak utama untuk memulai jalur sadel ini sudah didapat yaitu punggungan salak 2.
Sejak jalur Curug Nangka dan Sukamantri yang merupakan akses mencapai puncak Salak 2 ditutup untuk pendakian, praktis susah untuk mencapai puncak Salak 2. Jalur sadel yang menghubungkan kedua puncak sebetulnya sudah banyak yang merintisnya sejak era 80an, namun karena kurang publikasi membuat jalur tersebut kembali hilang di telan lebatnya hutan Gunung Salak.
Dalam pengerjaan jalur Sadel Salak 1 ke Salak 2 ini saya tidak menggunakan navigasi konvensional yang biasanya menggunakan kompas, altimeter, dan peta, tapi murni menggunakan teknis navigasi GPS yang saya sebut dengan GPS Mapping. Teknis ini sangat mudah diterapkan di lapangan, karena tidak perlu repot mencari puncak atau tanda-tanda alam yang bisa dibidik dengan kompas untuk dijadikan patokan. Bahkan dalam keadaan berkabut sekalipun navigasi dengan GPS tetap bisa dilakukan.
Saya kembali melangkah ke pondok kayu berbentuk panggung yang ada di puncak Salak 1. Pondok ini menjadi basecamp kami selama aktivitas membuka jalur sadel ke Salak 2. Mau minum teh bang?”tanya Rio, salah seorang anggota tim sadel. “Boleh juga tuh,” jawab saya sambil duduk dan mencomot sepotong roti sebagai teman minum teh. Pada perjalanan kali ini saya ditemani oleh tiga teman, Ujang Komar, Satrio, dan Saiful. Sebuah tim kecil tapi cukup solid untuk memulai perjalanan buka jalur. Sebelum tim ini saya sempat dua kali melakukan usaha buka jalur sadel. Tim pertama berjumlah empat orang yaitu Dheri, Ivan, Noor, dan Adhe. Namun tim pertama gagal karena buruknya cuaca di puncak
17
III/Juli 2011
Teknis navigasi ini jauh lebih cepat dibanding teknis konvensional yang harus bidik sana bidik sini untuk menentukan posisi. Ini terbukti dalam perjalan kedua saya dan dua orang bisa membuat jalur dari puncak Salak 1 hingga ke awal gigiran sadel punggungan Salak 2 hanya dalam setengah hari. Jam sudah menunjukkan 08:00 pagi, kami bersiap-siap untuk memulai perjalanan menerabas hutan punggungan sadel gunung Salak. Saya, Ujang Komar, dan Saiful bersiap diri sementara Rio tidak ikut karena kebagian tugas
menjaga basecamp di puncak Salak 1. Rute rintisan ini berawal turun dari sisi barat laut dan kemudian melipir sisi punggungan Salak 1 ke arah timur. Waypoint maker yang saya pasang pada perjalanan kedua masih pada posisinya, begitu juga dengan string lines dari tali rafia yang terletak di antara waypoint maker yang satu dengan yang berikutnya juga masih terpasang rapi. Kami bertiga melipir turun dengan ekstra hati-hati karena sebelah kiri jurang dalam mengangga dan siap menghempaskan tubuh kami jika tidak hati-hati. Di beberapa tempat webbing sepanjang 16 meter yang kami bawa sangat bermanfaat membantu mengamankan kami saat berhadapan dengan medan . “OK Saiful, kita mulai dari sini,” ujar saya pada Saiful saat kami sampai di titik waypoint marker nomer 11. Titik ini adalah titik terakhir yang saya capai saat dengan tim kedua pada 19 sampai 20 Maret 2011. Saiful di depan dengan golok Tramontina di tangan membuka jalur, saya di belakangnya bertindak sebagai navigator yang mengarahkan dia berdasar waypoint di GPS yang sudah saya rancang dan upload sebelumnya. Sedangkan Ujang Komar bertindak sebagai makerman yang bertugas memasang stringlines tali rafia dan kertas waypoint marker sesuai dengan titik-titik. Di beberapa tempat kami menemukan tali rafia yang sudah lapuk bekas string lines, mungkin bekas rintisan jalur sadel yang dibuat kelompok dulu. Pada saat merancang jalur sadel ini di peta topografi keluaran BAKOSURTANAL keadaan kontur punggungan sadel salak ini sangat tipis dan kiri kanan punggungan konturnya sangat rapat. Memang di lapangan punggungan sadel ini sangat sempit dan tipis sekali, butuh kewaspadaan dan konsentrasi melewatinya. Sekitar jam 12 siang kami istirahat di puncak yang terdapat antara puncak Salak 1 dan Salak 2, lokasi ini mempunyai ketinggian 2.019 m dari permukaan laut. Kamipun menamai puncak ini dengan Puncak 2.019 mdpl karena di peta tidak ada namanya. Puncaknya cukup lebar, muat untuk dua tenda, namun sebelum puncak 2.019 ini ada tiga lokasi yang kami beri nama Bivak 1, Bivak , dan Bivak 3. Ketiganya merupakan lokasi yang cocok untuk mendirikan tenda. Karena selalu berada di atas punggungan, kondisi hutan yang kami lewati tidak terlalu rapat. Sesekali kabut tebal menutupi punggungan. Kami tetap bergerak dengan berpedoman waypoint yang sudah diupload ke GPS. Keadaan medannya sendiri bervariasi, kadang landai dan kadang menanjak curam. Selepas puncak 2019 medan terabasan berupa turunan, terkadang curam, terkadang landai hingga datar. Matahari sudah makin condong dan kabut juga makin sering menutupi punggungan sadel Salak. Sekitar jam tiga sore, saya cek GPS. Posisi kami sekarang sudah melewati 20 titik waypoint. Ke depannya masih lumayan banyak titik GPS lagi yang mesti kami ikuti. Setelah memasang kertas waypoint maker bernomer 21, saya mengajak Ujang dan Ipul kembali ke basecamp. Cuaca pun sudah tidak begitu bagus, sesekali terdengar suara gemuruh. Benar saja, tak lama kemudian turun hujan gerimis.
18
III/Juli 2011
>> Dipunggungan sadel salak
Saya meminta Ujang dan Ipul berjalan agak cepat karena saya perkirakan jika hujan lebat kemungkinan daerah lonsoran yang harus dilewati akan menjadi air terjun dan sungai. Jika alirannya cukup besar akan berbahaya untuk dilewati, terlebih di bawahnya langsung menanti jurang. Di peta kontur yang ada di GPS saya melihat kemungkinan ada alternatif lain untuk menghindari longsoran tersebut. Saat sampai di awal kontur punggungan, saya meminta Ipul membuat jalur terabasan baru mengikuti punggungan. Namun setelah sekitar lima belas menit dan saat berada di medan terbuka, terlihat puncak Salak 1 cukup jauh sedangkan sudah jam setengah empa. Akhirnya saya memutuskan untuk kembali ke jalur longsoran. Kami bergegas kembali ke jalur semula dan sampai di puncak salak 1 sekitar jam setengah lima sore. Wajah Rio berseri cerah saat keluar dari pondok, setelah saya berteriak memanggil dia saat sampai di puncak >> Lokasi waypoint marker 21
>> semak yang rapat Salak 1. “Sudah balik bang?” sapa dia dengan senyum khasnya. “Udah, gimana basecamp? Aman?” tanya saya sambil senyum bercanda. “Aman. Tadi ada pendaki tapi sudah turun lagi, iseng juga sepi sendiri,” jawab Rio sambil senyum tak lepas dari bibirnya. Kemudian kami pun larut dalam percakapan bertopik perjalanan buka jalur hari ini. Mentari terbenam di ufuk barat, membiaskan warna oranye kemerahan di langit. Sejenak saya terdiam menikmati indahnya sore gunung Salak. Saya tersadar takkala badan mulai terasa dingin karena pakaian basah. Bergegas saya memasuki pondok dan mengganti pakaian. Sementara Ujang, Ipul, dan Rio masih terlibat obrolan di luar sana. Gelap pun mulai menyelimuti puncak Salak 1. Gerimis setadi sore berganti dengan hujan deras, Ya begitulah, sudah dua malam kami di puncak Salak ini dan selalu setiap sore kabut tebal disertai gerimis dan berlanjut hujan deras di malam hari. Hujan baru berhenti sekitar tengah malam Pondok yang kami inapi di puncak ini benar-benar terasa nyaman dalam kondisi hujan lebat. Selesai makan malam kami bertiga mulai terlelap.
kembali. Mungkin karena tipikal batangnya yang memiliki gabus di dalamnya. Cukup lama dan alot pergulatan melewati belukar ini.
untuk
injakan
Akhirnya jalan satu-satunya adalah merebahkan semak belukar itu dan menaikinya, baru kemudian ditebas dengan golok. Selain itu juga di beberapa tempat terdapat tanah longsor. Setelah medan belukar alot kami lewati, muncul sebuah tanjakan yang nyaris vertikal serta jurang di bagian bawah namun tetutup oleh semak belukar. Kembali webbing panjang kami gunakan sebagai pengaman. Ipul saya belay untuk melewati gigiran tanjakan ini, kemudian dia memanjat ke atas hingga menemukan lokasi untuk membuat pengaman. Setelah itu saya menyusul naik diikuti oleh Rio. Jelas terlihat tanjakan nyaris vertikal ini adalah bekas longsor. Jika membawa sekop kecil bisa dibuatkan step-step agar memudahkan mendakinya.
Hari ketiga kami di Gunung Salak. Rio langsung memasak air dan menyeduhkan teh. Hari ini kami akan meneruskan lagi rintisan rute sadel yang kemaren. Pagi ini lumayan cerah, matahari bersinar namun sesekali kabut menutupi. Selesai sarapan kami kembali bersiap-siap. “Wah lumayan dingin nih,” gumam saya saat memegang celana panjang bekas dipakai kemarin. Kali ini Ujang menggantikan Rio bertugas menjaga basecamp.
Dari posisi ini jalur rintisan terus menanjak tajam. Semak belukar sudah tidak ada hanya tumbuhan terus menghalangi. Dua lagi waypoint maker bernomer 26 dan 27 sudah dipasang oleh Rio. Saat menengadah, tampaknya sudah merupakan puncak Salak 2. Semangat kembali memompa kami bertiga. “Wah kayaknya di atas sudah daerah puncak tuh!” ujar saya kepada Ipul. Benar saja kami sampai di sebuah jalur jalan setapak yang datar dan bersih. “Wah, ini kita sampai di jalur normal pendakian ke puncak Salak 2. Kalo ngga salah ke sana turun ke Curug Nangka,” ujar saya sambil menujuk ke kanan dari posisi kami naik. “Rio, pasang di sini satu marker lagi,” pinta saya pada Rio.
Sekitar jam 08:00 kami bertiga kembali menuruni rute rintisan kemarin hingga sampai di akhir rintisan jalur, tepatnya di waypoint maker nomer 21. Hanya butuh kurang lebih 30 menit untuk sampai di waypoint 21 dari puncak Salak 1. Kami memulai lagi menerabas semak belukar. Ipul di depan sebagai tukang terabas, diikuti saya sebagai navigator dan terakhir Satrio sebagai makerman. Kami bergerak mengikut alur kontur punggungan sadel yang menyatukan Puncak Salak 1 dan Puncak Salak 2.
Setelah itu kami segera mengikuti jalur setapak tadi ke kiri. Jalur ini menuntun kami hingga sampai di puncak Salak 2. Ipul dan Rio berteriak senang. K a m i p u n berangkulan dan bersalaman, Kerja k e r a s selama dua hari membuahkan hasil. Saya melirik jarum jam y a n g menunjukkan pukul 14:15 WIB.
Keadaan medan bervariasi, kadang landai dan juga menanjak. Sesekali kami menemukan stringline tali rafia yang sudah lapuk, pastinya milik para perintis jalur jauh sebelumnya. Ada kalanya kami menghadapi tanjakan lumayan terjal. Waypoint marker demi waypoint marker telah kami pasang, tinggal satu tanjakan lagi yaitu punggungan puncak Salak 2. Saat selesai memasang waypoint maker nomer 25 di depan kami membentang medan tanjakan dengan semak belukar yang cukup lebat. Saya menggantikan Ipul yang mulai terlihat letih menerabas. Berkali-kali golok Tramontina saya tebaskan pada semak belukar yang berbatang rapat ini namun sering mental
rker
19
III/Juli 2011
ay >> w
t ma n i o p
“Ayo kita foto bareng,” ajak saya pada Rio dan Ipul setelah mengabadikan beberapa sudut di puncak Salak 2. “Yookk! Eh puncaknya bersih ya,” sahut Rio yang masih terlihat antusias atas pencapaian puncak Salak 2 yang lebih cepat dari perkiraan semula. Puncak Salak 2 terlihat bersih meski ada beberapa sampah botol aqua. Sepertinya puncak ini masih dikunjungi orang, terlihat beberapa botol tersebut masih baru. Entah mereka naik dari Curug Nangka atau Sukamantri. “Makan siang yuk,” ajak saya. Kami duduk di rumput yang cukup tebal menikmati bekal yang sudah disiapkan. Sembari makan kami mengulas mengenai jalur yang baru saja rampung. Puncak Salak 2 tidak begitu luas. Ada dua dataran yang masing-masing cukup memuat 3 tenda. Seperti halnya saudara kembarnya Salak 1, puncak ini ditutupi pohon dan semak sehingga menutupi pandangan lepas ke bawah. Saat hari semakin sore, sekitar jam tiga kami turun mengikuti jalur rintisan tadi untuk kembali ke Salak 1. Harus sedikit bergegas karena cuaca berkabut tebal, kami tidak mau kehujanan di jalan. Pastinya jalur rintisan akan menjadi licin dan ini berbahaya mengingat letaknya di gigiran punggungan sadel yang kiri kanannya terdapat jurang dalam. Kami juga menambahkan string line agar semakin mudah mengikuti jalur ini nantinya bagi para pendaki yang ingin mencoba. Namun kemampuan orientasi medan peta kompas mutlak diperlukan untuk pendakian ini. Puncak Salak 1 dicapai sekitar jam 17:10 WIB. “Ujang...! gimana basecamp?” saya sedikit berteriak memanggil Ujang yang bertugas menjaga basecamp. “Yooo..!” sahut dia dari dalam pondok dan langsung keluar menyambut kami. “Sampai puncak salak 2 bang?” langsung dia bertanya sambil menenteng kameranya. “Iya sampai, jam dua sampai di sana,” sahut saya. “Wahh, cepat ya,” ujar Ujang lagi sambil memotret kami yang baru datang dan duduk di rumput dekat plang puncak. Kami terlibat percakapan mengenai perjalanan hari ini. Seru dan tentunya disertai gurauan yang menyenangkan.
Matahari kembali turun ke peraduannya. Kami pun kembali berkumpul di dalam pondok, sibuk memasak santap malam. Seperti biasa hujan kembali turun lumayan deras, suhu perlahan mulai turun. Selesai sudah jalur yang menghubungkan puncak Salak 1 dengan Salak 2 kini sudah bisa dilewati meskipun ada beberapa tempat yang masih perlu sedikit dipermudah melewatinya. Keinginan untuk membuka kembali jalur Sadel Salak sudah terpenuhi tinggal disharing ke teman-teman. Dengan demikian para pendaki tidak hanya bisa menikmati puncak Salak 1 tapi juga Salak 2. Semoga mereka juga bisa menghargai alam ini. Tidak hanya sekadar menikmati keindahannya saja akan tetapi juga memeliharanya. Selamat malam Gunung Salakku.
>> view dari Salak 1
dri & Rio
Hen >> Ipul,
20
III/Juli 2011
>> Puncak Salak 2
Catatan Perjalanan
Menggapai Merbabu Bersama dua jagoanku teks & foto oleh Ryco A
S
ebuah perjalanan yang saya tunggu tunggu karena bisa naik gunung bersama anak-anak saya sendiri. Sebuah keinginan yang muncul sejak pertama kali naik gunung belasan tahun lalu. Mungkin itu juga yang hampir menjadi keinginan semua para pendaki gunung. - taiching Dua bulan sebelumnya memang terpikir mau naik gunung Merbabu, salah satu dari 3 gunung di atas 3.000 meteran yang belum pernah saya naiki di Jawa selain Raung dan Argopuro. Begitu melihat tanggal libur, iseng iseng tanya anak anak (Vigo dan Nicko), apa mau ikut naik gunung? Mereka antusias jawab “Iya pengen!....ikut..ikut..iku t.” Langsung saya cari tiket. Tiba waktunya, walau flu berat yg belum hilang selama 2 minggu lebih, tapi karena sudah ingin sekali naik gunung, ditambah melihat semangat anak- anak yang tiap hari bertanya kapan naik gunung nya, badan menjadi segar kembali. 14 Mei: Sabtu subuh jam 3 pagi semua sudah bangun dan mandi dan siap siap menuju bandara. Penerbangan jam 6 ini membawa kami ke Jogja dan sampai di sana disambut teman KTI Jogja yaitu Mas Frans. Beruntung punya banyak teman di mana mana karena selalu ada yang siap membantu dengan ikhlas. Mas Frans yg akan mengantar kami ke Wekas, desa pendakian yang akan kami lalui. Perjalanan sekitar dua jam dan kami kemudian bertemu dengan temanteman yg sudah siap mengantar ke gunung yaitu Agung dan Yuli (alias Mbah) yang berasal dari Magelang.
21
III/Juli 2011
Jam 9.30 kami tiba di Wekas. Posko pendakian di sana sudah berada di ketinggian 1.860 meter di atas permukaan laut. Wah, cukup tinggi dan dingin juga tempatnya, mirip dataran tinggi Tengger dan Dieng. Kami mulai berangkat menjelang jam 1 siang. Anak- anak terlihat semangat, didampingi 4 teman lainnya. Dua orang membawa ransel saya yang isinya peralatan dan makanan lalu dua lagi siap-siap menggendong anak-anak jika mereka tidak kuat lagi berjalan. Pendakian diawali menanjak di jalan conblock. Perjalanan ini cukup menarik dengan pemandangan indah di sisi kiri karena terlihat punggungan Gunung Andong dan Telomoyo dan lereng Gunung Sindoro serta Gunung Sumbing. Baru 1 jam perjalanan, Vigo( 7 tahun) mulai minta gendong. Jadilah kita semua gantian menggendongnya, lumayan karena berat Vigo yang 27 kg. Lalu pada jam 3 sore hujan mulai turun. Padahal perjalanan baru setengah nya dan masih perlu 1,5 jam lagi untuk sampai ke pos 2. Jalanan mulai sedikit terjal dengan hujan yang tidak kunjung berhenti. Nicko masih terlihat lincah menanjak dengan semangat menggunakan trekking pole. Menaiki jalur tanah dan meraih
dahan- dahan sambil bergantungan mirip Tarzan. Sedangkan Vigo masih terus di gendong karena kondisinya sedikit lemas. Jam 4.30 kami sampai di pos 2. Lokasinya cukup bagus karena terlindung di tengah lembah. Tenda pun di dirikan. Anak- anak siap-siap ganti baju biar hangat dan pakai jaket. Kami lalu membuat susu hangat dan makanan. Anak-anak terlihat enjoy banget sampai di titik ini. Malam itu cukup cerah dengan bulan nyaris penuh. Tapi saya tidur duluan jam 6 karena capek ditambah hidung sakit dan kepala pusing. Jam 10 malam terbangun karena perut lapar. Terdengar Agung dan lainnya masih berbincang- bincang dengan rekan-rekan pendaki lain. Saya ikut bergabung dan masak yang hangathangat seperti bubur kentang rissoto plus teh yang bikin segar. Jam 12 malam kembali tidur. Direncanakan besok jam 9 paling lambat sudah naik. Diputuskan kita turun lewat jalur Wekas juga biar cepat. Target 5 jam sampai puncak dengan kondisi membawa anak-anak. Minggu, 15 Mei 2011 : Pagi jam 4.30 terbangun karena dingin. Coba liat suhu di jam, nyaris 8 derajat celcius dan buka GPS terlihat suhu 11 derajat celcius. Mulai tidak bisa tidur lagi sambil menunggu sinar matahari pagi. Anak- anak terbangun pukul 5.30. Udara sejuk dan pemandangan indah, terlihat Gunung Sindoro -Sumbing dikejauhan. Kami putuskan satu orang menunggu camp dan yang lainnya naik. Pukul 9 pagi setelah berdoa kami pun meninggalkan camp utk menuju puncak. Perjalanan mulai menanjak terjal. Vigo masih kuat naik sendiri tanpa minta gendong, begitu juga dengan Nicko. Sampai di pos simpangan antara puncak antena dan helipad. Dari sini terdapat jalur jembatan setan, jalurnya cukup terjal dengan kiri-kanan jurang dalam. Cukup seru dan di sini Vigo mulai minta gendong. Perlahan tapi pasti tiba juga di ujung puncak helipad. Tepat jam 12 siang kami buka ransum dulu, masak mie instan untuk penghangat tubuh dan kembalikan energy. Dari sini sudah terlihat dua puncak Merbabu yaitu Puncak Syarif dan Puncak Kenteng Songo di kanan. Terlihat gagah dan perkasa. Selepas makan perjalanan dilanjutkan. Target jam 2 siang sudah di puncak. Berarti cuma 1 jam saja sehingga diputuskan untuk menggendong kedua anak tersebut karena setelah turunan ini jalur cukup terjal sampai ke pertigaan kedua puncak. Tepat pukul 2 siang kita tiba di Puncak Syarif. Alhamdulilah setelah perjalanan yang cukup melelahkan, anakanak saya Vigo dan Nicko bisa juga mencapai Puncak Merbabu. Foto- foto sejenak dan berdoa mengucap syukur atas rahmat-Nya. Dan hujan deras pun turun. Kami langsung kita turun jam 2.25 dengan memakai
22
III/Juli 2011
raincoat. Jalur tambah berat karena licin sehingga anak-anak diputuskan digendong biar cepat sampai ke pos 2. Saya sendiri mulai berjalan terseok-seok. Tepat pukul 5 kurang kami tiba di pos 2. Anak- anak tiba lebih dulu dan langsung ganti baju, makan, dan minum susu hangat biar badan segar kembali. Ditambah mengonsumsi obat-obat pengembali stamina mereka. Malam itu hujan turun terus-menerus sampai jam 1 malam. Semua tertidur pulas karena lelah. Senin, 16 Mei 2011 Pagi itu cuaca tidak terlalu dingin karena hujan semalam. Udara cerah dengan sinar matahari terang. Cukup untuk jemur pakaian dan semua peralatan yg basah. Sambil masak-masak pagi, membuat sarapan kesukaan anak- anak dan bincang-bincang santai dengan rekan di puncak Syarif seperjalanan. Pukul 10 pagi kami semua turun dari camp 2 menuju posko Wekas. Perjalanan turun sekitar 3 jam saja dan lancer. Jam 1an kami tiba di posko dan istirahat lalu charter mobil ke Jogja dan menginap satu malam lagi sambil istirahat sebelum pesawat selasa sore yg membawa kami kembali ke Jakarta. Sungguh sebuah pengalaman luar biasa bisa naik gunung bersama anak- anak. Terlihat mereka cukup semangat dan tangguh. Terima kasih kepada Agung Merbabu yg sudah mengatur semua perjalanan dan kepada Mbah dan juga kedua rekan lain yang telah banyak membantu menggendong anak-anak selama perjalanan. Semoga akan ada perjalanan bersama lagi dalam petualangan berikut nya. (Penulis: Ryco A)
Punggungan Merbabau
Sea to Summit
Preview & Review
Ultra-Sil Dry Daypack si ransel yang super ringan
L
ine produk baru dari merek Sea To Summit yang menggunakan bahan silicon 30 Denier Condura. Saat tidak digunakan Ransel tersebut bisa dipacking menjadi sangat kecil sehingga bisa masuk kedalam kantong baju. Paruck baru yang diberi nama dengan Ultra-Sil Dry Daypack, bagian atasnya ditutup dengan roll top waterprooft untuk melindungi barang-barang anda didalamnya.
Tapi sebagai ransel cadangan, ini adalah inovasi yang rapi. Penutup yang roll-up adalah upgrade besar serta pantas dan unik untuk produk ransel mini. Dari pada membawa daypack yang jika dilipat memakan tempat ransel anda lebih baik membawa daypack ini untuk persiapan summit attack anda. (Mountmag/Hendri)
Dikemas dalam stuff sack yang sangat kecil dari pada besar bola baseball dan beratnya hanya 3.5 ons. Saat di bentangkan anda akan mendapatkan sebuah ransel yang berbahan licin dengan strap bahu yang bisa disesuaikan dan ruang kompartemen yang cukup untuk perjalanan satu hari, berukuran 20 liter ini sangat cocok dijadikan untuk ransel summit attack. Bonus kelebihan dari daypack ini adalah bentuk tutup atasnya yang Roll-top mirip seperti dry bag yang digunakan untuk kayak yang terbuat dari Hypalon.
Yang pasti, ada beberapa kompromi besar dengan disainnya yang minimalis, anda akan bisa merasakan item keras menekan punggung anda melakui bahannya yang tipis, Strap bahu nya yang tipis hanya nyaman dibahu untuk berat yang tertentu, mungkin 10 kg. Ransel ini idak memiliki tali sabuk pinggang atau strap dada.
23
III/Juli 2011
Sea to Summit
Bagian penutup dan bahan conduranya adalah water proof. Hujan tidak akan menembusnya. Tapi ransel ini dibuat tidak untuk penggunaan berat seperti dry bag dan tidak dijamin bisa menlindungi barang-barang anda didalamnya jika terjatuh kesungai dan terendam.
Google.com
Preview & Review Energi alternatif untuk pendaki gunung di
Alam Bebas
Brunton SolarRoll
B
runton SolarRoll adalah lembaran plastik yang fleksibel yang ditanamkan panel surya, produk ini dibuat untuk sebagai chager peralatan elektronik saat jauh berada di alam bebas. Gulungan ini beratnya kurang dari rata-rata berat kompor lapangan, tapi outputnya sampai 14 Watt.
matikan pemantik rokok dimobil Untuk perangkat elektronik yang tidak kompertibel, termasuk kamera digital, iPod, ponsel dan PDA. Makan untuk men charger barang-barang tersebut dengan SolarRoll, akan diperlukan membeli adaptor yang tepat dan menggunakannya bersama dengan kabel Brunton.
Produk ini dikembangkan degan konsep “expedition in mind”, SolarRoll dapat men-cas kamera digital, camcorder, perangkat GPS, telepon satelit dan produk lainnya di daerah paling terpencil di dunia. Sel-sel surya amorphous efektif dalam terang sinar matahari juga pada saat hari sedikit berawan.
Ada tiga model SolarRoll yaitu: SolarRoll 14 ($ 399) dengan ukuran 12 × 57 inci saat dibuka gulungannya dan beratnya 17 ons. Output daya maksimum adalah 14 watt, yang membuatnya cocok untuk perangkat yang banyak mengkonsumsi daya seperti komputer laptop dan telepon satelit. Para SolarRoll 9 ($ 279) outputnya hingga 9 watt, yang cukup untuk kebanyakan kamera digital dan camcorder. Ini ukuran 12 × 40 inci dan berat 10,6 ons. Produknya yang terkecil adalah, SolarRoll 4.5, output dayanya hanya 4,5 watt, cocok untuk ponsel, PDA dan perangkat kecil lainnya. Type ini berukuran 12 × 22 inci, beratnya hanya 6,4 ons dan seharga $ 169.
Untuk men-setup SolarRoll, Anda hanya perlu membentangkan panel dan menggantungkannya di sebuah ranting pohon, atap tenda atau tempat lain yang disinari matahari langsung. SolarRoll secara otomatis akan mulai menyimpan energi matahari dan mengubahnya menjadi daya listrik. Brunton (www.brunton.com) menyertakan dua kabel untuk menghubungkan produk ini ke berbagai perangkat: Kabel pertama memiliki empat colokan standar yang bekerja dengan port stop kontak ditemukan pada perangkat umum seperti komputer laptop dan telepon satelit. Kabel kedua mencakup koneksi kendaraan-outlet sehingga d a p a t digunakan dengan adaptor yang dibuat u n t u k perangkat
Ketiga model SolarRoll tersebut tahan air. Selama perjalanan di alam bebas, produk ini dapat digulung ke dalam suatu wadah kecil untuk memudahkan dibawa didalam ransel. Dua atau lebih SolarRolls dapat dihubungkan bersamasama jika anda lebih banyak membutuhkan daya, hal ini akan secara eksponensial meningkatkan output dan menciptakan sebuah stasiun pembangkit di alam bebas. (mountmag/Hendri)
.com Google
24
III/Juli 2011
Info Jalur
Gunung Agung
via dusun Junggul, Besakih
Texs & foto oleh Harley B Sastha
S
aat cuaca cerah, sebuah kerucut raksasa nan indah dengan puncaknya yang gundul dan nampak teratur akan menyambut siapapun yang berkunjung ke Karangasem, Bali. Peak Van Bali, itulah sebutan lain untuk Gunung Agung, menara suci tertinggi di Pulau Dewata. Gunung Agung sendiri sangat disucikan masyarakat Hindu Bali. Mereka percaya di sinilah tempat bersemayamnya dewa-dewa. Masyarakat juga percaya jika di gunung ini terdapat istana Dewata. Karena kesuciannya tersebut, hampir di semua sisi gunung berdiri pura – tempat sembahyang masyarakat Hindu Bali. Akibat dari aktivitas vulkanik gunung Agung terlihat jelas pada puncaknya. Pahatan-pahatan batuan vulkanik terlihat menakjubkan. Bisa dikatakan inilah salah satu gunung api yang spektakuler di Indonesia.
25
III/Juli 2011
Tahun 1963, setelah beristirahat panjang, sekitar 120 tahun, gunung ini meletus dahsyat dan berlangsung cukup lama. Asap letusan membumbung hingga lebih dari 10.000 meter di atas puncak. Menelan korban jiwa hingga lebih dari 1.000 orang. Bahkan kehidupan normal di Bali baru kembali sekitar tahun 1970. Akibat dari letusan itu pula ketinggian puncaknya kini berubah menjadi sekitar 3.044 meter. Beberapa data lain menyebutkan 3.031 meter dan 3.048 meter.
pendakian dimulai dari sebuah kolam besar atau bak penampungan air yang berada pada ketinggian hampir 1.300 meter. Tempat ini bisa dibilang cukup rapih dan tertata dengan baik. Di sekitar kolam juga dilengkapi lapangan parkir yang sudah dikonblok. Tempatnya yang strategis berada di ketinggian membuat panoramanya sangat menarik. Tidak heran jika setiap sore sering dijadikan tempat berkumpulnya para pemuda untuk sekedar bercengkerama.
Namun, lepas dari itu aktivitas mendaki gunung Agung adalah pengalaman yang tidak akan terlupakan. Selain medan pendakian yang cukup menantang, panoramanya sangat indah. Anda dapat melihat sebagian daratan Pulau Dewata beserta laut dan pesisir pantainya. Bahkan keanggunan Gunung Rinjani di Pulau Lombok juga terlihat.
Dataran Camp Satu Setelah menyusuri sisi kolam, Anda akan melalui jalan setapak menanjak di sisi saluran air. Setengan jam pertama jalur pendakian sedikit landai dengan vegetasi semak dan hutan. Lalu semakin lama medannya semakin terjal dengan
Untuk mencapai bibir kawah ada beberapa jalur yang digunakan. Dari sisi selatan melalui Pura Pasar Agung. Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem. Untuk sisi tenggara melalui Budakeling lewat Nangka. Jalur lainnya yaitu melalui sisi barat daya lewat Pura Besakih. Dari ketiga jalur pendakian di atas, hanya melalui jalur Pura Besakih Anda dapat mencapai puncak tertinggi. Anda akan melalui beberapa pura kecil lainnya dan tempat yang disucikan masyarakat Hindu di sepanjang jalur. Namun, sejak 26 Desember 2010, ada jalur pendakian resmi yang dapat digunakan untuk mencapai titik tertingginya. Jalur tersebut masih berada di sekitar Pura Besakih. Tepatnya melalui Dusun Junggul. Menggunakan jalur ini, Anda tidak akan berjalan melalui pura. Namun tidak ditemukan sumber air. Itu sebabnya kebutuhan air harus Anda siapkan dari bawah. Secara umum berikut ulasan kami mengenai jalur baru tersebut. Pura Besakih Merupakan komplek terbesar di Bali. Tempat ini juga merupakan tujuan wisata populer. Di sinilah administrasi pendakian dilakukan. Tepatnya di Pos Polisi Besakih. Pos polisi ini persis berada di sisi Pura Besakih. Sebelum mendaki Anda diwajibkan melapor dan mencatatkan diri di sini. Hal lainnya yang perlu diketahui adalah kewajiban penggunaan pemandu bagi pendaki. Untuk 5-6 orang pendaki lokal diwajibkan menggunakan seorang pemandu dengan biaya sekitar 350 ribu – 400 ribu sedang pendaki asing 600 ribu. Peraturan ini mulai diberlakukan tahun 2009 sejak kecelakaan yang menimpa mahasiswa dari Bandung akhir Desember 2008 atau awal Januari 2009. Yang perlu diketahui lagi, karena kesucian pura, apabila ada orang meninggal atau hilang di Gunung Agung, biasanya akan dilakukan upacara atau ritual untuk penyucian kembali. Upacara tersebut memerlukan biaya tidak sedikit. Itulah sebabnya untuk meminimalisir kecelakaan yang mungkin terjadi lagi, sejak tahun 2009 diberlakukan sistem wajib pemandu. Dusun Junggul Dusun ini letaknya tidak jauh dari Pura Besakih. Untuk menuju Dusun Junggul, dari parkiran Komplek Pura Besakih Anda dapat melalui jalan beraspal menanjak ke arah kanan atas atau menuju Gunung Agung. Dengan kendaraan bermotor dapat ditempuh dalam waktu tidak sampai 10 menit. Di sekitar dusun merupakan ladang sayuran. Entri poin
26
III/Juli 2011
>> Menuju puncak kemiringan antara 45-65 derajat serta jurang di sisi kiri dan kanan. Di sepanjang jalur ini vegetasinya khas hutan tropis yang cukup rapat dan sedikit lembab. Tidak mengherankan jika di sepanjang jalur ini cukup banyak ditemukan pacet. Medan pendakian berupa tanah bercampur sedikit pasir. Setelah berjalan sekitar 3 jam, Anda akan menjumpai areal dataran atau camp satu. Ukurannya tidak besar, cukup untuk mendirikan sekitar 1-2 tenda ukuran 2-3 orang. Lokasi ini berada pada ketinggian sekitar 1.928 meter. Camp Dua, Batas Vegetasi Selepas dataran pertama tersebut, jalur pendakian kembali menanjak terjal dengan kemiringan rata-rata di atas 50 derajat. Pada ketinggian sekitar 2.000 meter ditemukan papan
petunjuk ketinggian yang dipasang oleh organisasi pemandu lokal ( Betalgo). Papan petunjuk tersebut juga ditemukan kembali di ketinggian sekitar 2.092 meter, 2.500 meter dan 2.800 meter di sekitar batas vegetasi. Vegetasi kemudian didominasi jenis cemara gunung dan sedikit tanaman sejenis lamtoro. Semakin ke atas medan pendakian semakin terjal, nyaris sama sekali Anda tidak akan menemui jalur landai. Medan pendakian berada di satu punggungan dengan jurang di kiri dan kanan. Mendekati ketinggian 2.500 meter, vegetasi semakin berkurang. Semakin banyak didomiasi tanaman sejenis lamtoro, rerumputan, dan tanaman cantigi, serta edelweis. Medan pendakian berupa berupa tanah bervariasi dengan batuan. Kemudian Anda akan scrimbling (sedikit merayap) melalui batuan saat akan tiba di camp batas vegetasi pada ketinggian sekitar 2.680 meter. Tempat ini merupakan titik pertemuan dengan jalur lama Besakih, berada di atas camp Boike atau Kori Agung (jalur lama Besakih). Untuk sampai batas vegetasi dari camp satu membutuhkan waktu sekitar 3-4 jam. Areal camp di sini juga tidak luas, cukup untuk mendirikan 1-2 tenda dengan ukuran 2-3 orang atau 1 tenda ukuran 4 orang. Tempat ini didominasi vegetasi berupa rerumputan dan lumut yang menempel di sebagian besar batuan. Namun, ada beberapa tumbuhan lamtoro yang tumbuh di sana. Hampir seluruh medan pendakian di sini berupa batuan. Tempatnya yang terbuka membuat panorama dari sini indah. Anda dapat lepas memandang lembah sekitarnya. Keindahan Danau dan Gunung Batur serta Gunung Abang juga dapat terlihat jelas. Anda juga dapat melihat laut, pantai, serta desa-desa di sekitar kaki Gunung Agung. Puncak 1 Menuju puncak 1 dari camp dua, batas vegetasi, medan pendakian berupa batuan dengan kemiringan di atas 50 derajat. Di sepanjang jalur panorama keindahan sekitarnya semakin terlihat jelas. Semakin ke atas batuan kemudian bercampur dengan pasir dan kerikil. Batuan serta pasir tersebut merupakan hasil aktivitas vulkanis dari Gunung Agung. Mendakati puncak satu Anda akan berjalan persis di tengah-tengah punggungan tipis dengan jurang di sisi kiri dan kanan. Dari camp batas vegetasi membutuhkan waktu sekitar 1 jam untuk tiba di puncak 1. Dari sini Anda sudah dapat melihat punggungan selanjutnya yang menuju puncak 2 dan puncak tertinggi Gunung Agung. Pemandangan yang menakjubkan dan spektakuler. Puncak 2 Dari puncak 1 ke puncak 2 punggungan semakin tipis dan sedikit menanjak dengan jurang di kiri dan kanan. Namun, panorama benar-benar semakin menakjubkan dan tentu saja memacu adrenalin. Waktu tempuhnya dari puncak 1 tidak sampai 30 menit. Puncak 3, Puncak Tertinggi Untuk menuju puncak 3 atau puncak tertinggi Gunung Agung, Anda harus semakin berhati-hati. Jalurnya yang semakin tipis dan ada yang longsor di sisi kanannya membuat Anda harus lebih waspada. Belum lagi angin yang kadang bertiup cukup kencang. saat melewati jalur yang longsor ini, Anda akan berputar sedikit ke kiri sekitar 10 meter. Saat melewati jalur tersebut, Anda benar-benar harus berhati-hati. Jalurnya sangat tipis, selebar tapak kaki, dengan jurang persis di kirinya. Selain itu medannya juga sedikit berpasir sehingga lebih licin. Selepas ini kemudian Anda kembali melalui punggungan tipis hingga akhirnya tiba di puncak tertinggi Gunung Agung dengan ketinggian sekitar 3.044 meter. Dari puncak 2 waktu tempuhnya sekitar 20 menit.
27
III/Juli 2011
>>Lokasi entry point pendakian
>>Batas vegetasi
Puncak tertinggi Gunung Agung mempunyai luas sekitar 2 x 1 meter dan berada di atas kawahnya yang berdiameter sekitar 500 meter. Jika cuaca benar-benar cerah, Anda akan melihat panorama yang benar-benar menakjubkan. Gunung Rinjani di Pulau Lombok dapat terlihat dengan jelas. Tentu saja pemandangan lembah serta pantai dan laut Pulau Bali. Cara Mencapai Lokasi Dari Denpasar Anda dapat sewa mobil langsung menuju Pura Besakih atau Dusun Junggul. Dapat juga menggunakan angkutan umum dari Denpasar menuju Kota Semarapura, Kabupaten Klungkung, kemudian dilanjutkan dengan bemo menuju Pura Besakih. Kemudian dilanjutkan menuju entri poin pendakian di Dusun Junggul. Perizinan dan Akomodasi Melapor dan mencatatkan data diri di Pos Polisi Besakih. Wajib menggunakan pemandu. Di Pura Besakih pemandu resmi di koordinir pemadu lokal gunung Besakih – Betalgo (Besakih Tourism And Lokal Guide Organization). Kontak Person Betalgo: Pak Kayun (085238795429). Cukup banyak penginapan tersedia di sekitar Pura Besakih dengan kisaran harga mulai dari Rp 80.000 per malam. Untuk memenuhi kebutuhan perut, jangan khawatir banyak warung nasi dan makanan di sekitar Pura Besakih. Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika mendaki Gunung Agung 1. Tidak membawa makanan yang mengandung unsur daging sapi. 2. Tidak diperbolehkan mendaki jika ada upacara di Pura Besakih.
3. Sebaiknya tidak mendaki saat musim hujan. Saat itu cuaca di puncak tidak menentu atau dapat berubah buruk sewaktusewaktu. Jalur pendakian yang terjal menjadi sangat licin. Apalagi di sekitar punggungan puncak gunung yang jalurnya tipis bisa menjadi lebih berbahaya. Waktu terbaik untuk mendaki yaitu antara Juli – September. 4. Tidak mendaki untuk wanita yang sedang datang bulan. 5. Bawa perbekalan air yang cukup dari bawah.
28
III/Juli 2011
ung g Ag n u n : Gu 4 meter 30› E um m U 3.04 ’ S; 115 ° : a t a D 20 a : 8° -1964 e n Nam a t 63 9 p i 1 s g : u fi g gra Tin a b i Geo ir : K Posis n Terakh si ra sa asem Letu Administ li arang K a k : a B t , Le em ngas Kara erdekat T Kota
>> Trek menuju puncak 1
Expedition Story
World 7 Summitsd”
“S
u j u w r e t g n a y i p m i m h a ebu
Texs oleh Anwar. Foto oleh ISSEMU
“Seven Summits adalah istilah yang diberikan untuk tujuh puncak gunung tertinggi di dunia. Dan setelah menunggu sekian lama, akhirnya bendera Merah Putih dapat berkibar di tujuh puncak itu melalui kerjakeras Tim Indonesia Seven Summits Expedition (Issemu) Mahitala Unpar. “
Puncak Everest
T
im pendaki Mahitala dengan empat pendakinya yakni Sofyan Arief Fesa, 28, Xaverius Frans, 24, Broery Andrew Sihombing, 22, dan Janatan Ginting ,22, berhasil mencapai puncak tertinggi di Benua Amerika Utara yaitu Denali (6.194 meter di atas permukaan laut) pada pukul 08.35 WIB, Jumat (8/7).
karena sangat cepat berubah. Ketiadaan tenaga angkut atau porter membuat tim harus mengangkut perbekalannya sendirisendiri. Dengan sistem Himalayan Tactic atau sistem turun-naik, 4 anggota tim seringkali harus berjalan bolak balik dari camp ke camp untuk mengangkut perbekalan dalam 2 kali sorti.
Sebelumnya, tim yang sama telah berhasil mengibarkan Bendera Merah Putih di Puncak Everest, puncak tertinggi dunia, Jumat 20 Mei 2011. Jika diurut maka pencapaian tim Issemu adalah sukses mendaki Carstensz Pyramid (4.884 mdpl) pada 23 dan 26 Februari 2009 di Indonesia (Australasia); Kilimanjaro (5.895 mdpl) via Machame pada 10 Agustus 2010 di Kenya (Afrika); Elbrus (5.642 mdpl) via Rute Utara di Rusia (Eropa) pada 24 Agustus 2010; Vinson (4.897 mdpl) di Antartika pada 13 Desember 2010 , Aconcagua (6.962 mdpl) di Argentina (Amerika Selatan) pada 9 dan 29 Januari 2011; dan Everest (8.848 mdpl) di Nepal (Asia) pada 20 Mei 2011.
Perjalanan menuju Puncak Denali dimulai dari Base Camp Denali di ketinggian 2.225 mdpl atau lebih di kenal dengan nama South East Fork (SE Fork). Tim ISSEMU mencapai SE Fork (24/6) yang terletak di padang salju Kahiltna dengan menggunakan pesawat tipe Fokker dari Talkeetna, sebuah kota persinggahan terakhir yang kerap dikunjungi para pendaki Denali.
Dengan suksesnya pendakian Denali ini, maka Indonesia menjadi negara ke- 53 yang berhasil menuntaskan seven summits dan menjadikan para pendaki Mahitala menjadi seven summiters bersama 275 pendaki dari seluruh dunia yang memiliki gelar yang prestisius tersebut. Pendakian menuju Puncak Denali bukanlah perkara mudah. Menurut Sofyan, Denali memiliki cuaca yang tidak bisa diprediksi
29
III/Juli 2011
Dari SE Fork, Tim ISSEMU memutuskan membawa seluruh perlengkapan mereka menuju Camp 1 (2.407 mdpl). Perjalanan dimulai pada pk 23.40 waktu setempat (24/6) atau pk 14.40 WIB (25/6) dan tiba di Camp 1 pada pk 06.15 waktu setempat (25/6) atau 21.15 WIB (25/6). Ekspedisi Denali kali ini, tim ISSEMU tidak membutuhkan bantuan alat penerangan karena pada musim pendakian kali ini matahari selalu menunjukkan kegarangannya di Alaska. Hambatan Cuaca Buruk Komunikasi dengan Tim pendaki ISSEMU dilakukan dengan
berbagai cara. Tim pendaki ISSEMU dibekali telepon satelit yang berfungsi menelepon dan mengirimkan sms langsung kepada tim pendukung di Bandung. Mereka juga membawa notebook yang berfungsi mengirimkan gambar dan cerita pendek. Selain satphone dan notebook, tim pendaki melengkapi peralatan komunikasi dengan sebuah Global Positioning System (GPS) dengan satellite communicator sehingga pergerakan mereka hari ke hari dapat dipantau melalui sebuah website. Dengan peralatan tersebut, mereka bisa mengirimkan posisi terakhir berikut dengan pesan singkat ke jejaring sosial Facebook dan Twitter. Melalui semua peralatan komunikasi itulah tim pendaki mengabarkan bahwa cuaca mulai tidak bersahabat lepas dari SE Fork. Pada 27 Juni 2011, semua pendakian di Denali dihentikan karena cuaca buruk yang tiba-tiba datang. Baru keesokan harinya (28/6) tim pendaki ISSEMU mulai bergerak dari Camp 1 menuju Camp 2 (3.048 mdpl) untuk melaksanakan pengangkutan sorti pertama. Melalui keputusan singkat yang dibuat oleh Matthew Emnt, seorang pemandu dari Alpine Ascents International (AAI), jumlah camp pendakian yang semula direncanakan 5 buah dipotong menjadi 4 buah camp untuk menuju puncak dengan jarak antar camp yang semakin jauh dibanding perencanaan semula. Dengan pergerakan perlahan namun pasti, tim bergerak dari camp ke camp untuk terus menambah ketinggian di tengah hujan salju, kabut tebal, dan angin kencang. Kendati perjalanan amat melelahkan karena buruknya cuaca, akhirnya tim pendaki ISSEMU berhasil mencapai Camp 3 (4.267 mdpl). Menurut pemantauan tim pendukung ISSEMU, tingkat kesulitan pada pendakian Denali akan dimulai dari sini. Perjalanan dari Camp 3 menuju Camp 4 sangat curam. Tim pendaki harus melalui medan dengan kemiringan antara 44-50 derajat dan
medan yang bervariasi antara es dan salju ditambah cuaca buruk. Pada titik ketinggian tertentu, pendakian harus dibantu dengan penggunaan tali yang sudah disediakan (fixed rope). Menyelesaikan 7 Summits Pada Tanggal 7 bulan 7 Melalui telepon satelit, Sofyan mengabarkan bahwa perpindahan logistik pendakian menuju Camp 4 (5.242 mdpl) telah selesai (6/7). Itu menandakan Tim ISSEMU akan segera menggelar pendakian menuju Puncak Denali secepat mungkin. Tapi mereka harus bersabar untuk meraih Puncak Denali esok harinya (7/7). Summit Ridge yang akan melewati menuju puncak Denali tertimbun salju amat tebal karena cuaca buruk tiba-tiba datang. Rest day kembali dilakukan oleh Tim Pendaki. Pada hari itu pula Sofyan kembali menghubungi Base Camp Bandung untuk mengabari penundaan ini dan akan merencanakan summit day esok harinya (8/7). Tiba akhirnya cuaca di Denali menjadi berangsur-angsur cerah. Tim Pendaki ISSEMU segera mempersiapkan semua peralatan untuk menuju puncak. Tim berjalan meninggalkan High Camp pada pukul 09.20 (7/7) waktu setempat atau pukul 01.00 (8/7)WIB. Perjalanan dari High Camp menuju Puncak Denali merupakan yang tersulit dari keseluruhan pendakian karena akan menghadapi 2,5 km jarak tempuh dan perbedaan elevasi hingga hampir 1 km. Dari High Camp, tim pendaki ISSEMU melintasi padang salju yang panjang dan cukup datar. Padang salju tersebut akan berakhir di lokasi yang sering disebut sebagai The Autobahn. The Autobahn adalah sebuah bukit dengan elevasi 365 meter. Di Autobahn pendaki akan dipaksa berjalan mendatar dan menanjak pada kemiringan 50-60 derajat. Teknik ini dikenal dengan nama teknik konturing (traversing) atau berjalan mengikuti garis kontur pada peta.
Puncak Kilimanjaro
Puncak Aconcagua
Puncak Carstenzs
30
III/Juli 2011
Puncak Elbrus
Lepas dari Autobahn, pendaki bertemu dengan sebuah celah besar di ketinggian 5.547 mpdl. Celah ini dikenal dengan nama Denali Pass. Selepas Denali Pass, pendaki akan bertemu dengan padang salju menyerupai lapangan sepak bola yang dikenal dengan nama Football Field. Berjalan santai melintasi Football Field di ketinggian 5.900 mdpl akan merasakan suatu sensasi yang berbeda karena di ketinggian tersebut kita masih bisa berjalan dengan tenang untuk menggapai detik-detik akhir menuju puncak Denali. Perjuangan belum berakhir, tim pendaki harus melalui sebuah bukit kecil yang diberi nama Pig Hill (6.120 mdpl). Dan di puncak Pig Hill pendaki akan lebih berdebar kembali karena mereka akan melewati tahap akhir dari perjalanan panjang menuju Puncak Denali. Summit Ridge atau punggungan akhir menuju Puncak Denali akan mengucapkan selamat datang kepada para pendaki sebelum mencapai poin tertinggi di Amerika Utara, Puncak Denali. Lewat serangkaian percobaan dan tantangan alam yang menghadang akhirnya bendera Merah Putih dapat ditancapkan dan dikibarkan di titik tertinggi Benua Amerika Utara. Tim pendaki melintas perlahan-lahan pada punggungan tipis sambil menatap ke depan. Tepat pada pukul 17.37 waktu setempat atau sekitar pk 08.35 WIB tim sampai di puncak. Sofyan mengabarkan bahwa selama perjalanan menuju puncak cuaca amat cerah tetapi angin bertiup kencang sehingga suhu bisa turun hingga -15 C. Saat di puncak, tim ISSEMU bergabung bersama 40 pendaki mancanegara yang bersamasama dari High Camp melakukan summit attack pada hari itu. Pada saat Sofyan mengabarkan berita terbaru melalui email, tim sudah tiba kembali di High Camp setelah berjalan turun dengan cepat dari Puncak Denali. Total perjalanan mereka dari High Camp – Puncak Denali – High Camp mereka tempuh dalam waktu 12,5 jam. Tim juga mengabarkan bahwa mereka akan turun menuju Base Camp esok hari (9/7) dengan lama tempuh selama 2 hari non stop dan berencana untuk bermalam di Camp 3.
Daftar Seven Summits sendiri sempat berbeda-beda antar pendaki. Awalnya daftar dari pendaki Dick Bass memasukkan Gunung Kosciuszko (2.228 mdpl) untuk mewakili benua Australia. Tapi pendaki Reinhold Messner mengusulkan daftar lain yang menukar Kosciuszko dengan Carstensz Pyramid di Indonesia. Dari sudut pendakian gunung, daftar Messner itu lebih menantang. Pendakian Carstensz Pyramid lebih merupakan ekspedisi ketimbang Kosciuszko. Itu sebabnya pendaki terkenal lainnya yaitu Pat Morrow ikut mendukung daftar Seven Summits yang dirilis Messner. Morrow sendiri merupakan orang pertama yang mampu mencapai puncak-puncak tertinggi menurut daftar Bass atau daftar Messner. (Anwar/Berbagai sumber. Foto;ISSEMU)
Puncak Denali
Mimpi Seven Summits Pencapaian tim Mahitala sekaligus menuntaskan mimpi para pendaki Indonesia untuk bisa menjejakkan kaki di puncak-puncak tertinggi di dunia. Masih ada tim-tim pendaki Indonesia lainnya yang hingga kini masih berjuang menuntaskan ekspedisi seven summits mereka. Puncak Vinson Massif
31
III/Juli 2011
Trik & Tips
Memilih Sepatu Hiking Kaki bagi pendaki gunung adalah bagian yang paling penting untuk dijaga, agar perjalanan pendakian bisa dilewati dengan nyaman. Dewasa ini banyak para pendaki gunung di Indonesia mengenakan sandal saat mendaki gunung, padahal ini sangat berbahaya karena tidak melindungi kaki. Ada beberapa resiko kecelakaan yang menimpa para pendaki yang mengenakan sandal untuk mendaki seperti: • Kuku jari atau jempol kaki yang terkelupas terantuk batu • Jari kaki patah karena kejepit akar atau sela batu • Luka karena batu atau akar pohon • Keseleo pada persendian kaki, dan lainnya Ada beragam alas an para pendaki gunung saat ditanya kenapa meggunakan sandal, yang terbanyak adalah karena pakai sepatu gunung suka lecet, sebenarnya hal itu tidaklah sepenuhnya benar, jika kita memilih sepatu boots hiking dengan benar maka lecet dan hal yang tidak mengenakan tersebut bisa di hindari. Sebelum anda memutuskan membeli sepasang sepatu boots hiking, pikirkan hal-hal dibawah ini terlebih dahulu: • Sebelum anda mulai membeli sepasang sepatu boot hiking, pikirkanlah baik-baik tentang jenis hiking apa yang akan anda lakukan. Pilihlah sepatu hiking yang dirancang untuk memberikan dukungan dan perlindungan yang anda butuhkan untuk medan yang paling sulit yang akan anda hadapi nantinya.
sepatu yang berbahan kulit seluruhnya menawarkan perlindungan tambahan dan daya tahan yang kuat di medan yang berat, serta lebih tahan air dan bernafas. • Dewasa ini Hiking Boots yang memiliki kualitas yang paling bagus termasuk diantaranya yang terbuat dari kain kanvas atau kulit, dibuat dengan lapisan Gore-tex ® yang membuat menahan air tapi mampu membuat uap lengas kaki keluar. Itu merupakan nilai plus yang nyata saat anda berhadapan dengan genangan air atau aliran air sungai kecil yang harus dilewati Setelah anda memutuskan untuk membelinya maka saat memilih sepatu hiking tersebut jangan lupa tips-tips berikut ini: • Belilah sepatu boots jangan sepatu yang lower cut atau yang model sepatu kets karena jika mengenakan sepatu lower cut persendian engkel anda tidak terjaga dari kemungkinan terkilir atau terluka tergoes batu. Sepatu boots akan melindungi kaki anda dari kemungkinan cedera diatas. • Belilah sepatu boots hiking satu atau dua nomer diatas nomer kaki normal anda, jika kaki anda nomer 40 belilah nomer 42. Ini berguna untuk
• Pilihlah sepatu yang dirancang untuk mendukung beban yang akan anda bawa. Semakin berat beban anda, semakin lebih dukungan yang akan anda butuhkan. • Ingat, bahwa sepatu hiking yang bagus tidaklah harus memiliki bobot yang berat. Bahan material berteknologi tinggi dewasa ini telah menggantikan peran batang logam tradisional dan elemen berat lainnya yang memberikan stabilitas pada sebuah sepatu boot., Sebagai hasilnya, sepatu hiking dewasa ini jauh lebih ringan dan tetap mampu memberikan perlindungan dan dukungan pada kaki. • Pertimbangkan juga keuntungan dari sepatu yang berbahan kanvas dengan kulit ataupun berbahan kulit seluruhnya. Sepatu yang berbahan kanvas dan kulit lebih ringan tapi lebih mudah rusak juga., tapi
32
III/Juli 2011
Zamberlan.com
mencegah dari lecet dan kuku kaki cedera karena mentok dengan bagian ujung dalam sepatu. • Cobalah sepasang sepatu tersebut terlebih dahulu, ikat tali sepatunya hingga kesemua lobal talinya, benarkan posisi lidah sepatunya. Sepasang boots yang akan kita kenakan harusnya berasa cocok dan nyaman, jarijari kaki juga bisa di goyang-goyangkan didalamnya. Hampir semua sepatu boots hiking tidak langsung terasa nyaman saat pertama kali dikenakan seperti halnya sepatu sniker. Namun sepatu boot akan pas melindungi sekitar pergelangan kaki dan punggung kaki.
akan sangat kecil. Jadi mari kenakan seaptu saat anda mendaki gunung, tinggal kan sandal, karena sandal bukanlah perlengkapan standar untuk di pakai mendai gunung. (mountmag/Hendri.A)
google.com
• Saat mencoba sepatu boots, Cobalah dengan memakainya berjalan menuruni lereng. Kaki anda hendaknya tidak tergeser kedepan atau kuku kaki anda tidak tertumbuk kebagian depan dalam boot. Jika kaki anda bergeser kedepan itu bisa jadi karena sepatu boots nya terlalu lebar, jika bagian belakang tumit anda longgar, itu bisa mungkin karena sepatu boots anda talinya tidak terikat kencang. • Saat mencoba sepatu boot, pakailah koas kaki yang nantinya akan anda pakai saat mendaki. Kami menyarankan untuk menggunakan dua lapis kaos kaki. Yang lapisan pertama berupa kaos kaki polyester tipis yang bisa membuang kelembaban, serta sepasang kaos kaki wool tebal untuk bagian luarnya. Dewasa ini ada juga kaos kaki sintetis yang memang didisain untuk setiap jenis kegiatan mendaki gunung dan hiking. • Setelah anda membeli sepasang sepatu boots, lemaskanlah sepatu tersebut secara perlahan dengan cara mengenakannya untuk perjalanan hiking yang pendek, atau kenakan untuk berjalan-jalan disekitar blok tempat kediaman anda paling tidak 30 menit setiap harinya. Terlebih bagian sepatu yang terbuat dari kulit, akan butuh waktu untuk jadi lemas.Jadi pakailah biasakan kaki anda terlebih duhulu dan juga agar kulitnya menjadi lebih lemas. Dengan menerapkan tips-tips diatas kemungkinan sepatu boots hiking anda akan menyakiti kaki anda
33
III/Juli 2011
Safety Tips: Saat di jalur pendakian, bisa saja memakai apapun jenis kaos kaki tapi jangan katun, karena katun menyerap air dan keringat kemudian menyimpannya didekat kulit anda.. Jika anda hiking dengan kaki lembab dan basah maka saat temperature semakin turun dan dingin maka kaki anda akan semakin terasa dingin terlebih jika anda berada digunung bersalju, di beberapa kasus frostbite pada kaki sering diakibatkan oleh hal ini, namun jika anda menggunakan sistim kaos kaki dan sepatu boots yang baik maka anda akan mengurangi kemungkinan untuk hal-hal tersebut tadi.
B
Memilih ransel berdasarkan Panjang Torso
anyak diantara kita melakukan kesalahan dalam memilih ransel yang cocok untuk badan kita bahkan lebih cenderung memilih berdasarkan kapasitas ransel, bahkan banyak yang senang membawa ransel besar yang belum tentu cocok dengan ukuran tubuhnya. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam memilih ransel yang cocok dengan tubuh kita adalah panjang “Torso” dari tubuh kita, karena ukuran back system dari sebuah ransel (XS, S, M, dan L) di tentukan berdasarkan panjang dari Torso. Meskipun anda membeli sebuah ransel mahal bermerek sekalipun, namun jika tidak cocok dengan panjang Torso anda maka jangan harap akan nyaman saat memakainya.
Menentukan panjang Torso Hanya karena tinggi anda yang misalnya cukup jangkung bukan berarti lantas anda akan memerlukan ransel dengan back system berukuran L. Panjang dari Torso anda lah yang menentukan ukuran ransel yang cocok untuk anda, bukan dari tinggi anda. Berikut adalah cara menentukan dan mengukur panjang dari Torso.
• • • •
Back system ukuran XS: dengan panjang torso 35 – 39 cm Back system ukuran S: dengan pajang torso 40 – 44 cm Back system ukuran M: dengan panjang torso 45 – 49 cm Back system ukuran L: dengan panjang torso 50 – 54 cm
Dengan pemilihan ransel yang ukurannya pas dengan torso anda akan membuat ransel tersebut juga akan pas anda kenakan sehingga bisa lebih membuat perjalanan pendakian anda bisa lebih dinikmati. (mountmag/Hendri. )
Berdiri tegak dengan kaki selebar bahu dan mintalah seorang teman untuk menemukan benjolan tulang yang ada di pangkal leher, di mana garis bahu anda bertemu dengan leher anda. Bagian ini adalah tulang Serviks ke 7 anda (atau C7). Tundukan kepala anda kedepan agar lebih mudah menemukannya.] Gunakanlah meteran, teman anda tersebut harus memulai dari C7 tersebut dan mengukurnya kebawah sepanjang tulang punggung anda.hingga tonjolan dasar dari susunan belakang yang bertemu dengan tulang pinggul anda. Gunakanlah panjang torso yang anda dapat dari hasil pengukuran tadi untuk menemukan ransel yang cocok dengan ukurannya dengan anda. Secara umum produsen ransel memberikan ukuran back system ransel mereka sebagai berikut:
34
III/Juli 2011
>> Google.com
Trik & Tips Mendaki gunung di bulan Ramadhan Ada pertanyaan boleh atau mungkin tidak sih mendaki di bulan Ramadan? Jawabannya boleh-boleh saja karena memang tidak ada larangan. Namun, ada beberapa hal atau tips yang perlu diperhatikan. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Membawa perlengkapan sesuai standar minimal pendakian Ultra light hiking adalah yang cocok untuk melakukan aktivitas pendakian ini. Pilihlah gunung yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggal atau tempat kita berada saat itu. Pilihlah gunung yang waktu pendakiannya tidak memerlukan waktu lama atau bisa didaki sekitar 1-2 hari saja. Jangan sekali-kali keluar dari jalur pendakian resmi untuk menghindari melencengnya waktu pendakian. Perhatikan cuaca atau musim saat bulan Ramadan tiba. Apakah saat itu musim penghujan atau musim kemarau. 7. Lakukan aktivitas pendakian saat sore hari. Tetapi juga jangan hingga larut malam. Alangkah baiknya jika pendakian maksimal hingga pukul delapan malam. Setelah beristirahat dan makan sahur, pendakian dapat dilanjutkan kembali saat matahari mulai terbit hingga pukul sepuluh atau sebelas siang. Setelah itu Anda dapat memanfaatkan waktu untuk beristirahat hingga sekitar pukul tiga sore untuk kembali melanjutkan pendakian.Jangan banyak melakukan aktivitas yang tidak perlu dan banyak menguras energi saat beristirahat. 8. Membawa makanan yang benar-benar memenuhi kebutuhan gizi dan gula tubuh Anda. 9. Alangkah baiknya jika kondisi fisik saat itu benarbenar sehat dan fit. 10. Selalu memakai topi saat mendaki di pagi dan sore hari untuk mengurangi terkena panas sinar matahari. 11. Jika ada sumber air yang cukup seperti sungai, tidak ada salahnya untuk berendam sesaat untuk sekadar menyegarkan tubuh. 12. Manfaatkan kegiatan pendakian gunung di bulan Ramadan untuk menambah kedekatan kepada Sang Khalik. (mountmag/Harley BS)
>> Foto: Hendri. A
35
III/Juli 2011
Galeri Foto Keindahan gunung dan pengunungan bukan hanya dari puncak yang menjulang, lembah yang hening atau telaga dan sungainya yang bening, tapi ada keindahan lain yang hanya bisa dinimati dengan penuh kedekatan dan keakrapan. Dalam edisi Galeri Foto Mountmag kali ini, mengetengahkan sisi lain dari keindahan gunung yaitu vegetasi-vegetasinya yang di capture secara akrap oleh para pendaki gunung . Momen demi momen ditangkap secara akrap dan personal. Ada banyak keindahan di gunung dan sebagian kecilnya tertangkap dalam beberapa foto foto Galeri foto ini.
36
III/Juli 2011
PENJAGA SUMBER AIR (Gunung Bawakaraeng) Photo By Ano Suharno
37
III/Juli 2011
KUNCUP DAN SIPUT (Gunung Pakuwaja) Photo By Tuti
Kuning putih (Gunung Prahu) Photo By Tuti
38
III/Juli 2011
BERBULU (Gunung Gede) Photo By Suwasti
39
III/Juli 2011
BERJAMUR (Pegunungan Latimojong - Sul-Sel) Photo By Suwasti
Lumut (Pegunungan Latimojong - Sul-Sel) Photo By Suwasti
40
III/Juli 2011
Mountmag
Indonesia Mountain Magazine www.mountmag.com
[email protected] @mountmag