MEMAHAMI NPHR
KITSBS CHOIR
DARI REDAKSI Salam Perfecto! Setelah agak tertunda karena kesibukan yang menumpuk, akhirnya POINTER edisi Bulan April 2016 terbit juga. Di Triwulan awal 2016 ini, memang banyak sekali kegiatan yang menyita perhatian kita semua. Dari tentu saja mulainya kegiatan mengejar kinerja tahun 2016, juga mulai berjalannya program-program yang telah direncanakan baik di RKAP maupun kegiatan rutin. POINTER edisi kali ini mengusung tema X-MAN 4 EXPERT. Di awal tahun ini juga telah digulirkan program X-MAN 4 EXPERT yang bertujuan untuk mengatasi masalah eksekusi. Fokus atau WIG (dalam istilah X-MAN 4 EXPERT) semester 1 ini adalah NPHR dan EFOR. Menyambung edisi sebelumnya dimana KITSBS tahun 2016 mengambil tema 2016 KITSBS Perfecto: Sumatera Terang, Indonesia Sejahtera, NPHR merupakan salah satu program untuk meningkatkan efisiensi pembangkit. Untuk membuka wawasan dan pemahaman kita tentang NPHR dan EFOR, pada edisi kali ini kami mengupas tentang NPHR dan EFOR. Tidak lupa sebagai selingan kita menghadirkan rubric pesona KITSBS dengan menampilkan tempat eksotik di Jambi yang dapat dikunjungi pembaca apabila sedang berkunjung atau dinas ke Kota Jambi (Sektor Jambi). Selain itu kami sajikan juga menu Pempek Tabok sebagai alternative kuliner. Ke depan kami akan membuka rubric “Pegawai Bertanya, Kami Menjawab”. Rubric ini memberikan kesempatan kepada Pegawai KITSBS untuk bertanya apa saja seputar KITSBS dan kami akan bantu meneruskannya kepada pihak-piha yang kompeten untuk menjawabnya, dan selanjutnya ditampilkan di edisi berikutnya. Bagi Anda yang ingin berpartisipasi dan mempunyai pertanyaan, silakan kirim pertanyaan Anda ke pointer@ pln.co.id Pertanyaan Anda akan dijawab oleh pejabat yang berkompeten. Selanjutnya, selamat membaca!
Media Informasi PLN KITSBS
Pemimpin Redaksi: Nitis Yuli Waskito Sekretaris Redaksi: Ira Maya Sari Dewan Redaksi: Dinda Alamsyah Neyni Samosir Wina Indah Pratami A.A. Sri Cristianti Kontributor Liputan: CHANGE AGENT KITSBS Desain & Layout: Nitis Yuli Waskito Firza Zulmi Rhamadhan Fotografer: Syamsurizal Ira Maya Sari Adil Ibnu Hasan Publikasi: Sub Bidang Hukum dan Humas
KOMITMEN DIREKSI Sejak dilantik menjadi Direksi PT PLN (Persero) Mei 2015 silam, direksi baru PLN sangat fokus dalam menyoroti masalah efisiensi. Dalam setiap rapat Video Conference ALCO (Asset Liability Committe) yang dipimpin oleh Direktur Keuangan, efisiensi selalu menjadi perhatian. Setiap ALCO, unit-unit induk di seluruh Indonesia di tagih janjinya terkait penyelesaian proyek dan perbaikan instalasi baik pembangkitan, transmisi maupun distribusi untuk mengatasi masalah efisiensi. Dari sisi pembangkit, parameter efisiensi yang menjadi tolok ukur utama adalah NPHR (net plant heat rate). NPHR merupakan parameter yang menggambarkan besarnya energi bahan bahan bakar yang dibutuhkan untuk menghasilkan energi listrik sebesar 1 kWh. Dalam hal ini satuan yang sering digunakan adalah kCal/kWh (kilo Calorie per kilo Watt hour). Artinya, semakin besar nilai NPHR suatu pembangkit, maka akan menunjukkan semakin jelek efisiensi pembangkit tersebut. Demikian juga sebaliknya. Jika dibandingkan dengan parameter efisiensi yang lain, seperti % efisiensi, NPHR lebih jelas menggambarkan kemampuan suatu pembangkit dalam mengkonversikan energi yang terkandung dalam batubara menjadi energi listrik. Sebagai contoh, jika kita akan mengendarai mobil dan kita akan menempuh perjalanan dengan jarak 100km, kita akan lebih mudah menginterpretasikan kebutuhan
Peduli Efisiensi dengan Menurunkan NPHR (Net Plant Heat Rate) oleh Dinda Alamsyah
bahan bakar dengan satuan efisiensi liter/kilometer atau kilometer/liter daripada satuan efisiensi % (persen). Dengan hanya melihat nilai NPHR suatu pembangkit pada kondisi sekarang dan membandingkannya dengan nilai terbaik NPHR yang pernah dicapai atau pada masa awal operasi (commissioning), kita bisa dengan mudah mengukur perubahan performance efisiensi suatu pembangkit. Lebih jauh lagi pencapaian nilai NPHR juga sangat sangat mudah dikaitkan dengan biaya produksi, dimana NPHR dapat dikonversikan lagi menjadi satuan berat bahan bakar untuk menggambarkan besarnya konsumsi batubara suatu pembangkit. Dimana diketahui bahwa biaya bahan bakar menyumbang sekitar 60% biaya pokok penyediaan energi listrik. Kondisi terkini, didapatkan bahwa beberapa pembangkit listrik primadona di KITSBS yang menggunakan bahan bakar batubara yaitu PLTU Batubara mempunyai nilai NPHR relatif jauh lebih tinggi dibandingkan pada saat commissioning. Kondisi ini tentunya meningkatkan biaya operasi yang relatif besar.
Performance Based Regulatory Beberapa bulan terakhir ini, mungkin kita sering mendengar istilah “PBR” yang disampaikan oleh manajemen KITSBS atau Sektor. Apa sih sebetul-
nya PBR itu? GM KITSBS, Bapak Ahsin Sidqi dalam newsletter Sapa GM KITSBS juga sudah pernah menyampaikan terkait PBR.
Penyusunan PBR atau Performance Based Regulatory dalam perhitungan subsidi listrik dilatarbelakangi oleh adanya paradoks efficiency dalam skema subsidi saat ini, skema cost+margin. Perhitungan subsidi tersebut tidak memberikan insentif bagi PT PLN (Persero) untuk meningkatkan efisiensi perusahaan karena setiap kenaikan Biaya Pokok Penyediaan (BPP) listrik sebesar Rp 100/kWh produksi, maka justru akan memberikan kenaikan EBITDA (Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation and Amortization atau laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi) kepada PLN sebesar ±Rp 2,5triliun (McKinsey, 2012). Se-
lain itu, terdapat permintaan dari Komisi VII DPR RI kepada Pemerintah untuk mengembangkan skema perhitungan subsidi yang lebih baik dan memberikan insentif kepada PLN untuk meningkatkan efisiensi serta mempercepat kemandirian PLN. Menyikapi permasalahan tersebut, pada tahun 2013, Pemerintah, dalam hal ini Badan Kebijakan Fiskal (BKF) sebagai leader, melakukan studi terkait implementasi PBR melalui upaya penentuan Allowed Revenue (AR) bagi PLN yang direncanakan menjadi dasar perhitungan subsidi listrik 2015. Implementasi Performance Based Regulatory (PBR) pada PLN merupakan langkah berkelanjutan dari upaya Pemerintah untuk menerapkan Service Level Agreement (SLA) secara menyeluruh pada stakeholders industri ketenagalistrikan nasional. Salah satu rencana aksi dalam SLA adalah upaya perbaikan skema subsidi saat ini melalui penerapan PBR yang akan menggantikan skema cost+margin. Implementasi SLA sendiri secara formal telah dilaksanakan dengan adanya penandatanganan Kesepakatan Bersama SLA antara Pemerintah (13 Kementerian dan Lembaga Negara terkait serta UKP-PPP) dan PLN di hadapan Wakil Presiden pada tanggal 22 Maret 2013. Tujuan dari penerapan PBR pada PLN utamanya adalah untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas perhitungan BPP listrik yang akan menjadi dasar jumlah subsidi listrik yang akan dianggarkan pada APBN. PBR juga diharapkan mampu memberikan insentif bagi PLN untuk melaku-
kan efisiensi dalam operasional perusahaan. Selain itu, dengan adanya PBR diharapkan akan ada alokasi risiko yang lebih jelas antara Pemerintah dalam hal ini Kemenkeu, Kemen ESDM, Kemen BUMN, dan PLN. Dengan kata lain, pemerintah akan mempunyai ukuran yang jelas dalam menentukan besarnya subsidi kepada PLN. Semakin efisien PLN dan semakin cepat pencapaiannya, pemerintah melalui subsidi akan memberikan reward atas pencapaian performance efisiensi PLN. Semakin tidak efisien PLN atau tidak merealisasi investasi PLN dalam membangun pembangkit, transmisi dan distribusi tidak sesuai yag ditentukan bersama pemerintah, DPR dan PLN sendiri maka subsidi listrik tidak akan ditambah atau tidak diberi reward.
Divisi Operasi Regional Sumatera, Bapak Iwan Agung Firstantara; Manager Senior Satuan Batubara, Bapak Trijoko; General Manager PLN KITSBS, Bapak Ahsin Sidqi; staf Divisi Anggaran; dan para Manajer Bidang, Manajer Sektor dan staf Bidang Teknik PLN KITSBS, KITSBU, Wilayah Bangka Belitung, Wilayah Riau dan Kepulauan Riau.
lagging factor NPHR (net plant heat rate), tetapi juga memperbaiki dari sisi leading factor NPHR antara lain kalori batubara sesuai spesifikasi dan parameter-parameter operasi pembangkit.
Pengarahan dari Direktur Operasi Regional Sumatera Workshop yang berlangsung selama 2 hari tersebut bertujuan untuk mempersiapkan pembangkit-pembangkit yang ada di lingkungan Divisi Regional Sumatera untuk menyambut penerapan Performance Based Regulatory (PBR) yang akan diberlakukan secara penuh pada tahun 2017. Direktur Regional Sumatera (DIREG-SUM), Bapak Amir Rosidin dalam sambutannya menyampaikan bahwa potensi yang dapat dihemat oleh PLN dengan penurunan heat rate sebesar 1-2% diseluruh wilayah PLN se-Indonesia sebesar 12 trilyun/tahun. DIREG-SUM juga menyampaikan bahwa pembangkit-pembangkit tidak hanya mengejar kinerja dari sisi
Pengarahan oleh KDIVOR-SUM Bapak Trijoko sebagai pembicara yang mewakili dari Satuan Batubara menyampaikan tentang pentingnya pengawasan baik oleh pegawai PLN, surveyor independen dan pendampingan oleh TNI. Disisi peralatan juga harus dipastikan fungsi dari fasilitas handling, mechanical sampler, pelabuhan bongkar batubara, standar peralatan laboratorium dan penanganan stock batubara untuk menghindari self combustion. Tim PJB yang diwakili oleh Tim Efisiensi bidang Enjiniring Kantor Pusat membagi pengalaman PJB dalam meningkatkan efisiensi. Untuk meningkatkan efisiensi, mereka melakukan manajemen efisiensi dengan tools
WORKSHOP NPHR
Sebagai jawaban atas tantangan Direksi untuk memperbaiki kinerja pembangkitan dari sisi efisiensi, PLN KITSBS menginisiasi sebuah workshop tingkat Regional Sumatera pada bulan Januari 2016. Workshop yang diberi judul “Workshop Perbaikan Heat Rate Pembangkit Direktorat Bisnis Regional Sumatera” dilaksanakan di PLN Kantor Pusat pada tanggal 21 s.d. 22 Januari 2016, dengan menghadirkan beberapa narasumber yang telah mempunyai pengalaman dalam usaha-usaha perbaikan heat rate pembangkit antara lain Tim Efisiensi dari Teknik Mesin ITB yang dipimpin oleh Dr. Abdurrachim, PT ABB Indonesia, PT PJB dan PT Indonesia Power. Peserta yang hadir dalam acara tersebut antara lain Direktur Regional Sumatera, Bapak Amir Rosidin; Kepala
gate cycle, pareto analysis, manajemen aset dan best practice EPRI.
Pelaksanaan Workshop hari I Sedangkan PT Indonesia Power melakukan improvement efisiensi dengan cara membangun people culture dengan membangkitkan awareness karyawan, meningkatkan performance dan meningkatkan keterlibatan karyawan dalam program perbaikan kinerja. Tools yang digunakan oleh PT Indonesia Power adalah 5E (Enhancing, Embedding, Energy, Efficiency, dan Excellence) dan untuk memfokuskan program mereka membangun “War Room”, sebagai tempat untuk memonitor program-program yang telah di tetapkan. Pembicara dari ITB yang dipimpin oleh Dr. Abdurrachim, pada awal diskusi menyampaikan tentang pentingnya perbaikan alat ukur dan kalibrasi peralatan. Karena menurut beliau, tanpa data atau ukuran yang akurat, maka pada dasarnya kita tidak bisa melakukan perbaikan, we can’t improve what we don’t measure. Hal ini disampaikan Pak Halim –begitu panggilan akr-
ab Dr. Abdurrachim- setelah beliau keliling ke unit-unit pembangkit yang ada di PLN. Ada beberapa parameter yang tidak jelas dan tidak akurat yang mengakibatkan hasil analisisnya tidak tepat sasaran. Dengan gaya presentasinya, Pak Halim dapat menyampaikan materi-materi konversi energi yang text book dikombinasikan dengan implementasi praktis di lapangan. Materi konversi energi yang terkenal cukup berat bagi mahasiswa S1 di ITB itupun dapat disampaikan dengan lugas dan analogi sederhana sehingga siapapun dan dari berbagai disiplin ilmu apapun dapat memahami apa yang beliau sampaikan.
isolasi glass woll, kebocoran-kebocoran uap, paramater-parameter operasi temperatur dan pressure, dan lain sebagainya.
Narasumber Workshop NPHR dari Tim ITB Terakhir, sebelum acara workshop ditutup, seluruh peserta menandatangani komitmen untuk menurunkan heat rate pembangkit dilingkungan Divisi Operasi Reagional Sumatera.
Pelaksanaan Workshop hari ke-2 Disisi lain, beliau juga menekankan pentingnya konservasi energi dan memperhatikan hal-hal kecil tentang efisiensi. Sebagai contoh dilingkungan pembangkit kita perlu memperhatikan hal-hal yang menurut kita mungkin kecil tetapi mempunyai sumbangan yang cukup besar terhadap efisiensi; misalnya temperatur dinding boiler, pipa-pipa panas yang seharusnya di pasang
AKTUALISASI DIRI MELALUI PADUAN SUARA Bulan Januari tahun 2016 adalah bulan dimana munculnya kembali “KITSBS Choir”. KITSBS Choir adalah nama sebutan akrab untuk Paduan Suara KITSBS yang merupakan cabang kegiatan Badan Kesejahteraan Karyawan (BKK) PLN KITSBS. Setelah vacuum selama hampir 1 dekade, tahun 2016 PLN KITSBS kembali membentuk grup paduan suara melaui SK General Manager PLN KITSBS tentang Pembentukan Pengurus BKK. Even terakhir yang pernah diikuti oleh KITSBS Choir adalah Lomba Paduan Suara Mars Listrik Visi 75-100, Tingkat Regional PT PLN (Persero) di Batam, tanggal 29 September 2007. Wow, sudah lama sekali ya. Feranita Patty, yang ditunjuk sebagai koordinator KITSBS Choir 2016 memulai debut awalnya dengan menjaring para pegawai Kantor KITSBS yang berminat dalam olah vocal, membuat jadwal latihan dan mengundang pelatih paduan suara. Dari pendataan awal, diluar dugaan ternyata peminat untuk menjadi anggota tim paduan suara mencapai 25 orang. Disaat yang hampir bersamaan, tepatnya tanggal 16 Januari 2016, Ikatan Alumni Universitas Diponegoro DPD Palembang, sedang mencari Paduan Suara untuk mengisi acara Rakernas yang akan dilaksanakan satu bulan kemudian. Gayung bersambut, KITSBS Choir yang baru terbentuk mendapat challenge untuk penampilan perdana di muka umum. Padahal, pada saat itu KITSBS Choir belum pernah latihan sama sekali dan waktu yang tersedia sangat singkat. Paduan suara yang belum latihan, lagu-lagu yang belum pernah di
KITSBS CHOIR
dengar oleh anggota paduan suara dan belum ada arrangement lagu, belum ada pembagian suara ditambah lagi belum ada latihan gerak dan manggung adalah daftar permasalahan yang harus diselesaikan dalam waktu singkat. Dari anggota paduan suara yang sekurang-kurangnya 25 orang, mempunyai basic yang sangat beragam. Ada yang sudah sangat berpengalaman dalam olah vocal dan paduan suara, ada juga yang sama sekali belum pernah ikut bergabung dalam paduan suara. Ada pegawai yang sudah hampir pensiun dan ada pegawai yang baru selesai OJT. Benar-benar tim yang heterogen. Heterogenitas anggota paduan suara ternyata tidak membuat KITSBS Choir tidak kompak. Justru sangat terlihat hubungan yang sangat harmonis dalam tim. Latihan 5 kali untuk tampil di even nasional adalah “sesuatu” ditengah kesibukan dan aktivitas kerja. Lagu yang ditentukan oleh panitia ada 2 lagu dan ditambah lagi lagu-lagu medley dari daerah-daerah di Indonesia. Rasanya semua lagu itu hampir benar-benar baru terdengar ditelinga tim KITSBS Choir. Kesulitan dan tantangan itulah yang membuat KITSBS Choir kompak dan menyatu. Ide-ide cemerlangpun muncul, salah satunya datang dari Bu Dewi, anggota KITSBS Choir yang paling senior. Masa kerja beliau di perusahaan tinggal setahun, namun semangat latihannya membuat semua anggota tim termotivasi. Tanpa diminta oleh siapapun, Bu Dewi membuatkan “contekan” lagu-lagu yang akan dinyanyikan dalam ukuran kecil, dilaminating dan dibagikan untuk seluruh anggota KITSBS Choir. Luar biasa, “contekan” yang sangat
membantu anggota KITSBS Choir menghafal lagu-lagu dan latihan. Hari Jumat siang, tanggal 26 Februari 2016 adalah show time. KITSBS Choir (baru) untuk pertama kalinya tampil di muka umum dan pada event tingkat nasional, Rapat Kerja Nasional Ikatan Keluarga Alumni Universitas Diponegoro (IKA UNDIP) di Hotel Aryaduta Palembang. Di barisan depan tamu-tamu terlihat Mendagri Tjahyo Kumolo, Dirut Bank BTN Maryono, Gubernur Sumsel Alex Nurdin, Beberapa Anggota DPR dan DPRP Provinsi Sumsel serta beberapa tamu lainnya yang kemungkinan orang penting dan puluhan awak media cetak dan elektronik lokal dan nasional yang memenuhi ruangan rapat tersebut membuat KITSBS Choir bersemangat sekaligus cemas. Wina Indah Pratiwi, conductor KITSBS Choir menunjukkan kelasnya sebagai leader untuk mengatur pergerakan dan jalannya penampilan KITSBS Choir. Totalitas Wina dalam memberikan komando dan memanage tim saat menyanyi membuat anggota KITSBS Choir semakin yakin dan termotivasi meskipun tampil di acara penting dan dihadiri oleh tamu-tamu kehormatan. Lagu demi lagu dinyanyikan KITSBS Choir dengan sempurna dan membuat suasana acara pembukaan menjadi hikmat! Benar-benar hikmat!. Alhamdulillah.... Semua berjalan lancar dengan hasil yang luar biasa. Perfecto!!! Penampilan kedua di acara yang sama adalah menyanyikan lagulagu daerah pilihan dari Sabang sampai Merauke. Kali ini suasanya tidak hikmat, karena sudah di luar acara pembukaan. Momen ini
semakin fresh karena penampilan KITSBS Choir benar-benar segar dan bergembira dalam menyanyikan lagu-lagu Ya Saman, Cublak-cublak Suweng hingga Yamko Rambe Yamko. Hingga akhirnya saat KITSBS Choir mengakhiri penampilannya disambut dengan applaus meriah. Memanfaatkan momen yang ada, berkat bisikan Winda dan Sisca kepada Pak Mendagri, KITSBS Choir berhasil mengajak Mendagri Tjahyo Kumolo dan Dirut BTN untuk foto bersama. Tak mau kalah, diluar dugaan Bupati Kalimantan Selatan yang hadir pada acara tersebut mengajak KITSBS Choir untuk foto bersama. Wah, sudah ada penggemar nih, he3x..... Selasa 8 Maret 2016, KITSBS Choir kembali memeriahkan acara Workshop Pengelolaan Lingkungan dan Pengamanan Objek Vital Nasional yang dihadiri oleh Kepala Divisi K3L PLN Pusat (Bapak Helmi Najamudin), Staf Satuan Hukum Korporat PLN Pusat, Manajer Senior Lingkungan PLN Pusat (Ibu Koespraptini Ria), Manajer Senior K3 & Keamanan PLN Pusat (Bapak Martono), Deputi Manajer K3 & Keamanan PLN Pusat (Bapak Achmadsyah), Deputi Manajer Pengelolaan Lingkungan PLN Pusat (Bapak Roebady), Dirpam Obvitnas Polri (Bapak Ahmad Lumumba), Ditpam Obvitnas Polda se-Sumatera, General Manager PLN Induk se-Sumatera dan Jajaran Manajer PLN Unit Pelaksana se-Sumatera. Penampilan KITSBS Choir kembali diapresiasi oleh para peserta workshop, terutama oleh Bapak Edward Batubara yang saat ini menjabat sebagai Manajer Bidang Enjiniring PLN Pembangkitan Sumbagut (KITSBU) atau mantan Manajer Sektor Pengendalian Pembangkitan Keramasan PLN KITSBS. Beliau sempat mengeluh, “Kenapa KITSBS Choir ini baru dibentuk sekarang? Kenapa KITSBS Choir tidak dibentuk ketika saya masih di KITSBS?” Karena kagum akan penampilan KITSBS Choir, beliau berkeinginan untuk mengundang KITSBS
Choir untuk tampil pada acara PLN KITSBU. Mudah-mudahan bisa terwujud! Aamiin..... KITSBS Choir baru terbentuk beberapa bulan. Tetapi mengapa sudah “berani” tampil di event dengan skala nasional, bahkan pada saat usianya baru satu bulan? Pertanyaan seperti itu memang sangat layak ditanyakan. Jawabannya akan tergambar pada orang-orang yang ada didalamnya dan motivasi mereka dalam bergabung di KITSBS Choir. Ya, sebagian besar mereka bergabung dengan semangat dan passion (hasrat, kerelaan, panggilan jiwa). Ahmad Warsono misalnya, mantan juara bintang radio dan televisi tahun 90-an ini mengungkapkan bahwa menyanyi dengan format paduan suara jauh lebih menyenangkan daripada menyanyi solo (sendirian). Dalam paduan suara, ada beberapa nada suara 3 atau 4 dalam menyanyikan sebuah lagu, sehingga apabila dipadukan, jiwa (spirit) dan dramatisasi sebuah lagu bisa terasa sekali ditelinga pendengar. Ditambah lagi dengan penataan gerak dan dresscode yang sesuai, akan menimbulkan kesan yang mendalam. Kerelaan anggota yang sudah mumpuni dan berpengalaman seperti Helmi dan Zairin yang juga mantan juara bintang radio dan televisi pada masanya untuk bergabung bersama dan mengajari anggota muda yang tidak punya pengalaman adalah sebuah kerelaan untuk berbagi yang luar biasa. Lain lagi Fritz, pemain gitar Jazz dan Classic ini memilih bergabung dengan KITSBS Choir dengan motivasi untuk aktualisasi diri. Memberikan sesuatu yang mampu diberikan untuk KITSBS adalah sebuah kebanggaan baginya, selain aktivitas ini juga sebagai sarana sosialisasi dan refreshing ditengah kesibukan kerja yang tiada habisnya. Ela dan Vicent secara kompak mengungkapkan jika paduan suara adalah miniatur sebuah organisasi. Dimana organisasi mempunyai anggota yang sangat beragam latar belakang, demikian juga paduan suara yang mempunyai tipe suara yang berbeda-beda. Ditangan pelatih, tipe suara yang berbeda-beda tersebut diolah, dilatih dan selanjutnya ditangan conductor, masing-masing anggota diberi tugas untuk menyanyi sesuai dengan perannya. Jika seluruh anggota paduan suara mengetahui perannya dan kapan harus mengeluarkan suaranya, maka penonton akan mendengar harmonisasi suara yang sangat indah dan menggugah jiwa. Ya, KITSBS Choir telah menunjukkan harmonisasi di dalam tim dan di panggung. Semoga peran KITSBS Choir dapat menginspirasi dan meng-influence kan harmonisasi ke seluruh aktivitas proses bisnis dan insan PLN KITSBS untuk mewujudkan sasaran perusahaan Menjadi Perusahaan Pembangkit Terkemuka dan Unggul di Indonesia dengan Kinerja Kelas Dunia. Perfecto!!!
X-MAN 4 EXPERT oleh: Dinda Alamsyah
Jadi, anggaplah program ini sebagai “reminder” (pengingat), re-awareness (menyadarkan kembali) ataupun re-charging (memberi energi kembali), sehingga kita kembali fresh dan menata kembali proses bisnis kita yang mungkin agak melenceng dari arah awal.
April 2016
9
“PLN sebagai sebuah perusahaan sudah menyusun goal yang harus dicapai. Goal atau tujuan ini juga sudah dilengkapi dengan strategi yang "luar biasa" bagaimana untuk mencapainya. Namun saat ini antara goal dan kondisi terkini perusahaan tidak sesuai harapan, jangan-jangan ada yang salah.” - Direktur Operasi Regional Sumatera Selaras dengan yang disampaikan oleh Direktur Operasi Regional Sumatera PT PLN (Persero), Amir Rosidin, dalam bukunya yang berjudul Execution Winners, Suwardi Luis & Jb Soesetiyo mengatakan bahwa “banyak perusahaan yang ingin berubah, namun sebenarnya yang mereka lakukan adalah sibuk tidak menentu”. Buku “The Execution Premium: Linking Strategy to Operations for Competitive Advantage” dan Buku “The 4 Disciplines of Execution: Achieving Your Wildly Important Goals” adalah buku menjadi referensi dalam menggulirkan X-MAN 4 EXPERT (eXecution MANagement For EXcellent PERformance Team) di lingkungan PLN. Implementasi program ini dipercayakan kepada PLN Corporate University untuk meng-awareness, mem-workshop-kan dan memonitor pelaksanaannya di unit-unit PLN.
10
April 2016
Yang dimaksud dengan kalimat “hal yang salah” seperti yang disampaikan oleh Direktur Operasi Regional Sumatera (kutipan diatas) yang disampaikan pada pembukaan Diklat X-MAN 4 EXPERT, adalah hal “eksekusi”. Untuk itulah X-MAN 4 EXPERT coba dihadirkan dalam upaya mengatasi kendala eksekusi tersebut dengan menggunakan tool 4DX (4 Disciplines of Execution). The 4 Disciplines of Execution (4DX) memungkinkan para pemimpin untuk secara efektif menangani aspek yang paling sulit dalam menciptakan hasil yang maksimal yaitu mengeksekusi strategi yang membutuhkan perubahan perilaku orang-orang dalam organisasi. Inti dari 4DX adalah fokus pada Wildly Important Goals (WIG) dan menekankan pada kedisiplinan aktivitas eksekusi dalam rangka perubahan budaya dari seluruh anggota perusahaan terhadap aktivitas yang telah ditetapkan sebagai leading measure, sehingga goal (WIG) perusahaan yg telah ditetapkan dapat tercapai.
The 4 Disciplines of Execution sendiri mencakup: 1. Focus on the Wildly Important (Fokus pada sasaran paling penting), Bagaimana setiap orang memberikan upaya terbaik terhadap beberapa tujuan yang paling penting daripada sekedar memberikan upaya yang biasa-biasa untuk beragam tujuan. 2. Act on the Lead Measures (Bertindak berdasarkan ukuran penghantar), Melakukan tracking terhadap hal-hal yang dapat menggerakkan kita untuk mencapai tujuan. 3. Keep a Compelling Scoreboard (Menggunakan papan skor yang menggugah), Memastikan setiap orang mengetahui hasil pencapaiannya secara mudah setiap saat. 4. Create a Cadence of Accountability (menciptakan irama pertanggungjawaban), Melakukan pertemuan secara rutin untuk menjaga akuntabilitas setiap orang dalam pencapaian Wildly Important Goals (WIG). X-MAN juga menekankan bahwa terlalu banyak aktivitas atau tujuan menyebabkan menjadi tidak fokus, sehingga mengakibatkan tujuan tidak dapat dicapai. Menurut hasil penelitian, aktifitas/tujuan yang ditentukan atau dipilih dari beberapa aktifitas/
tujuan yang dianggap paling utama (2 – 3 tujuan) maka akan tercapai 2 -3 tujuan, namun bila lebih dari itu, semakin banyak yang ditentukan/dipilih maka semakin banyak pula yang tidak tercapai.
yang sudah ada serta mungkin adanya penekanan dan metode serta tool baru sehingga semangat kita kembali dan meningkat dengan harapan strategi dan tujuan perusahaan dapat dicapai. Jadi, anggaplah program ini sebagai “reminder” (pengingat), re-awareness (menyadarkan kembali) ataupun re-charging (memberi energi kembali), sehingga kita kembali fresh dan menata kembali proses bisnis kita yang mungkin agak melenceng dari arah awal.
Selalu terjadi pertanyaan “(program) apa lagi ini?” ketika ada program baru yang digulirkan di PLN. Ya apa lagi X-MAN ini? Seperti film super hero, adakah Wolverine di sini? Menurut kami Mungkin, sudah saatnya kita harus membiasakan diri untuk tidak lagi bertanya semacam itu. Karena sebenarnya semua itu bukanlah hal yang berbeda. Wajar saja, seiring rutinitas dalam bekerja, maka kita perlu diingatkan kembali dengan metode-metode, tool-tool
Masih ingat dengan OPI? Ayo kita ambil saja contoh dengan membandingkan antara X-MAN ini dengan program sebelumnya yaitu OPI (Operational Performance Improvement). Dari beberapa kali diskusi yang muncul dengan pegawai di beberapa sektor, mereka menganggap bahwa OPI sudah tidak berjalan lagi. Bila dibandingkan dengan OPI, kami menyimpulkan bahwa X-MAN merupakan tahapan Design dan Delivery dari 3D OPI. X-MAN berfokus bagaimana dalam mengeksekusi atau melaksanakan atau men-deliver program yang direncanakan. Meskipun lebih berfokus pada eksekusi, namun X-MAN tidak melupakan desain, dimana dalam X-MAN juga menggunakan pemi-
lihan terhadap beberapa program yang dianggap sebagai inisiatif solusi dengan menetapkan Wildly Important Goals (WIG) dan menggunakan visual management (Scoreboard) dalam memonitor inisiatif khususnya terhadap pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang direncanakan dalam upaya pencapaian WIG (Lead Measure).
Dapat pula dikatakan bahwa WIG dalam X-MAN merupakan Quick Win dalam OPI, atau bisa juga sebagai inisiatif yang sudah melalui prioritasi. Hal yang baru atau penekanan dalam X-MAN adalah
April 2016
11
bahwa dalam X-MAN kita dituntut lebih fokus pada aktivitas utama serta waktu pencapaian yang ditetapkan dengan pasti dan yang terpenting adalah membentuk budaya atau sikap terhadap pegawai yang sebenarnya itu juga ada dalam OPI. Menurut kami, kekurangan dari X-MAN adalah kurangnya memperhatikan SDM-nya atau MCL dalam OPI. Mungkin ini lebih karena dalam X-MAN harus memilih 2-3 WIG sehingga lebih fokus pada masalah-masalah teknis. Untuk mengatasi masalah tersebut, sebenarnya bisa dilakukan dengan penurunan WIG dari GM terhadap Manajer SDM agar lebih fokus terhadap MCL. Jadi menciptakan permainan sendiri di bidang SDM dalam upaya mendukung pencapaian WIG General Manager. Jadi, jangan anggap ini adalah program baru. Mari kita tersengat dan teringat untuk menjalankan proses-proses yang baik dalam upaya pencapaian strategi perusahaan. Meskipun terfokus pada eksekusi dan masalah-masalah teknis, jangan lupakan diagnosis untuk mencari akar masalah dan jangan lupakan juga masalah Mindset, Capability, dan Leadership sebagai penggerak dan pelaksana sistem yang ada. Selamat ber-”X-MAN”!!
12
April 2016
IKON BARU PROVINSI JAMBI by Ira Maya Sari
Salah satu tempat wisata menarik yang ada di Kota Jambi adalah Jembatan Gentala Arasy. Meskipun masih terbilang baru, tempat ini merupakan salah satu tempat yang dijadikan ikon khas Kota Jambi. Dibangun di atas sungai Batanghari, Jembatan ini khusus dibuat sebagai tempat wisata untuk para penduduk dan juga pengunjung Kota Jambi. Menara Gentala Arasy berarti menara yang memancarkan suara (gentala) dari ketinggian. Sehingga selain jamnya dapat dilihat dari kejauhan suaranya juga dapat didengar, bahkan rencana kedepannya akan dikoneksikan dengan masjid Agung Al-falah (Masjid seribu tiang). Sehingga setiap memasuki waktu sholat, selain terdengar suara jam gentala juga terdengar suara adzan yang dikumandangkan dari masjid kebanggaan masyarakat Jambi tersebut. Lokasi Menara Gentala Arasy terletak di Kelurahan Arab Melayu, Kecamatan Pelayangan tepatnya diseberang Sungai Batanghari depan rumah dinas Gubernur Jambi dan berdekatan dengan mall WTC Batanghari. Menara Gentala Arasy juga menyatu dengan jembatan gantung yang melintasi Sungai Batanghari, sungai terpanjang di Pulau Sumatera . Dengan menyeberang dari jembatan gantung depan rumah dinas Gubernur Jambi tersebut, kita langsung bisa sampai ke Menara Arasy ini, selain itu juga bisa melalui jalur air dengan menggunakan angkutan sungai.
Dalam ruangan Menara Arasy tersebut juga terdapat museum mini yang menampilkan sejarah masuknya agama Islam ke Jambi, disamping itu masyarakat pengunjung bisa melihat kota Jambi dan sekitarnya dari ketinggian 32 meter (bahkan lebih tinggi dari jam gadang yang memiliki ketinggian 26 meter). Jembatan ini membentang di atas Sungai Batanghari. Jembatan ini memiliki bentuk berkelok-kelok seperti huruf S dengan panjang keseluruhan sekitar 530 meter. Bentuk Menara Gentala Arasy ini terbilang cukup unik dan tentunya sangat islami. Bentuknya bahkan menyerupai sebuah bangunan masjid yang dilengkapi dengan menara. Menara Gentala Arasy biasanya dimanfaatkan oleh pengunjung untuk mengambil foto kenang-kenangan. Untuk Anda yang belum pernah mengunjungi Menara ini, kami sarankan Anda mengunjunginya di waktu pagi. Hal ini dikarenakan di waktu pagi, belum terlalu panas dan juga tidak banyak wisatawan maupun penduduk yang berlalu lalang di sekitar sini, sehingga Anda dengan bebas dapat mengambil foto tanpa gangguan dari wisatawan lainnya. Jadi bisa ber-selfie ria tanpa hambatan deh. Hehhehe... Tidak hanya sekedar tempat wisata untuk menikmati pemandangan lalu lintas kapal di Sungai Batanghari, ketika malam hari Jembatan Gentala Arasy juga dijadikan salah satu pusat wisata kuliner di Kota Jambi. Anda dapat menemukan berbagai macam makanan ataupun olahan kuliner khas Kota Jambi di tempat ini. Dan yang tak kalah penting pemerintah menggratiskan akses masuk ke tempat wisata ini.
Gentala Arasy
April 2016
13
Mengenal NPHR dan EFOR
Isu yang saat ini sedang hangat diperbincangkan oleh insan PLN khususnya Pembangkitan adalah akan diterapkannya Performance Based Regulatory (PBR) dalam rangka untuk perhitungan besaran Subsidi Listrik yang akan diberikan oleh pemerintah kepada PT.PLN (Persero). Apa itu PBR? Apa kiat – kiat kita untuk menerapkan PBR tersebut? Bagaimana kita bisa melaksanakan PBR dan meningkatkan Daya Saing kita ditengah maraknya persaingan di bidang ketenaga listrikan? Untuk menyongsong implementasi PBR tersebut , critical point yang harus kita perhatikan adalah bagaimana kita sebagai insan pembangkitan dapat mengoperasikan pembangkit – pembangkit yang ada dengan baik dan melakukan effisiensi pada pencapaian nilai NPHR (Net Plant Heat Rate) pada masing – masing pembangkit yang ada. Heat Rate pada pembangkit listrik dapat diartikan jumlah pasokan energi yang diperlukan untuk menghasilkan 1 kWh. Nilai Heat Rate ini sangat penting dalam memperhitungkan besarnya biaya operasi suatu pembangkit listrik. Secara Perhitun-
14
April 2016
gan Heat Rate dapat dihitunga sesuai dengan persamaan berikut ini : NPHR (kcal/kWh) = (nilaikalor Bahan Bakar x Volume Bahan Bakar )/(Produksi Netto (kWh)) Dari komponen penyusun persamaan Heat Rate maka ada 2 faktor yang perlu diperhatikan yaitu antara lain : • Kualitas Bahan Bakar • Pola Pengoperasian pembangkit untuk mengoptimalkan Produksi KwH
Selain NPHR, target penting lainnya sekarang yang menjadi tantangan bagi KITSBS adalah mengeni EFOR. EFOR atau Equivalent Force Outage Rate adalah Force Outage Rate yang telah memperhitungakan dampak dari derating pembangkit. Secara sederhana, EFOR memperhitungkan nilai gangguan tidak terencana pada unit seperti force outage, startup failure dan derating. Mengapa EFOR perlu menjadi perhatian? Karena EFOR selalu menjadi perhatian bagi PLN Pusat mengingat EFOR merupakan parameter kehandalan sebuah pembangkit yang utama. Di tahun ini, target EFOR semakin berat, yaitu sebesar 5,95, dimana di tahun 2015 targetnya adalah 6,3 dengan realisasi 7,92 (polaritas negatif). Realisasi sampai dengan Maret 2016 sebesar 16,00, sehingga cukup jauh untuk bisa mencapai target tersebut. Untuk dapat menurunkan EFOR, kita perhatikan beberapa aspek yang mempengaruhi perhitungan EFOR, yaitu:
EFOR=(∑▒〖(FOH+EFDH)×DMN〗)/((FOH+SH+EFDHRS)×DMN) FOH atau Forced Outage Hours adalah keluarnya pembangkit akibat adanya kondisi emergensi pada pembangkit atau adanya gangguan yang tidak diantisipasi sebelumnya serta yang tidak digolongkan ke dalam MO atau PO, sedangkan EFDH atau Equivalent Forced Derating Hours adalah penurunan kapasitas pembangkit sebesar 2% dari DMN dan terjadi lebih dari setengah jam. Lalu, SH adalah jam kerja operasi pembangkit serta EFDHRS atau Equivalent Forced Derating Hours during Reserve Shutdown adalah EFDH yang terjadi saat unit dalam kondisi Reserve Shutdown. Dengan menurunkan nilai FOH dan EFDH serta meningkatkan jam operasi unit, maka kita dapat menurunkan nilai EFOR. Selain itu, selalu fokus dalam pernyataan kondisi unit ke P3BS sehingga status unit sesuai dengan kondisi yang ada. Misalkan, unit yang dijadwalkan untuk pemeliharaan akan menjadi FO walaupun kita sudah izin shutdown dengan P3BS dan shutdown secara normal jika jadwal pemeliharaan tersebut tidak dimasukkan dalam ROM (Rencana Operasi Mingguan).
Mengenal NPHR dan EFOR
April 2016
15
SMED (SINGLE MINUTE EXCHANGE OF DIES) DALAM KONTEKS OUTAGE MANAGEMENT Overhaul merupakan salah satu kegiatan pemeliharaan yang bertujuan untuk mengembalikan dan menjaga keandalan serta efisiensi pembangkit sampai periode overhaul berikutnya. Salah satu masalah yang sering dihadapi dalam kegiatan pemeliharaan adalah seringnya keterlambatan dalam menyelesaian pekerjaan sehingga tidak sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan. Untuk meningkatkan produktivitas dan efektivitas eksekusi dalam pelaksanaan Overhaul pembangkit maka perlu implementasi SMED dalam kegiatan pemeliharaan pembangkit. Metoda SMED dapat diimplementasikan dalam outage management sehingga diharapkan kegiatan pemeliharaan dapat berjalan efektif sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan maturity level outage management menjadi lebih baik. Berdasarkan hal tersebut diatas maka pada tanggal 30 – 31 Maret 2016 di PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan dilaksanakan knowledge sharing SMED (Single Minutes Exchange Of Dies) dengan narasumber Supervisor Outage Management dari PT Indonesia Power UPJP Priok. Sharing ini dihadiri oleh perwakilan Rendal Pemeliharaan/ Rendal Outage seluruh Sektor Pembangkit di lingkungan PT PLN (Persero) KIT SUMBAGSEL, Bagian Produksi KITSBS sub bidang pemeliharaan dan sub bidang operasi, dan Bagian En-
16
April 2016
jiniring KITSBS sub bidang perencanaan & IT. SMED adalah salah satu metode improvement dari Lean Manufacturing yang digunakan untuk mempercepat waktu yang dibutuhkan untuk melakukan setup pergantian dari memproduksi satu jenis produk ke model produk lainya. Konsep SMED di munculkan di tahun 1960-an oleh Shigeo Shingo sebagai salah satu founder dari Toyota Production System. Tujuan yang ingin dicapai adalah berusaha untuk mempercepat waktu setup diproses moulding body mobil. Meskipun pada awalnya metode SMED ini dipakai di industri otomotif, pada perkembangannya metode ini digunakan pada berbagai macam industri manufactur seperti electronics, semicon, packaging, dll. Bahkan konsep dan pemikiran SMED ini dapat diterapkan di berbagai macam tipe industri. Langkah Utama dalam Penerapan SMED : • Observasi dan dokumentasi langkah-langkah setup yang sekarang. Memisahkan event internal dan external setup. Proses dokumentasi dilakukan dengan memanfaatkan alat perekam seperti handycam untuk merekam aktifitas setup. • Mengkonversikan event internal menjadi event external. Pada tahap ini lakukan dengan mengidentifikasi event internal mana yang memungkinkan dikonversi menjadi external. Event internal didefinisikan sebagai aktivitas yang dilakukan saat
mesin harus dimatikan sedangkan event external adalah aktifitas yang bisa dilakukan saat mesin berjalan dan berproduksi. • Menjadikan event internal lebih cepat. Untuk mempercepat event internal, dapat di breakdown lebih detil adalah untuk menghilangkan, mengurangi, atau menyederhanakan. Standardkan fungsi dan lakukan proses secara paralel. • Hilangkan adjustment internal pada setup Implementasi SMED dalam konteks kegiatan outage management bertujuan untuk mengurangi durasi pelaksanaan Plan Outage tanpa mengurangi kualitas pekerjaan. Beberapa hal yang dilakukan untuk mengurasi durasi dengan metode SMED antara lain : - Mengeluarkan pekerjaan overhaul yang bisa dikerjakan di luar overhaul misal untuk peralatan redundant bisa dilaksanakan pemeliharaan di luar schedule overhaul - Menyusun Lay Out Area kerja untuk memudahkan dan memperlancar kegiatan overhaul - Mempersiapkan spesial tools / alat kerja sebelum pelaksanaan overhaul - Penerapan 5S tools - Mengelompokan material berdasarkan inspection terdekat
SENSASI PEMPEK TABOK
BY IRA MAYA SARI
Mendengar namanya pasti semua orang membayangkan bagaimana bentuk pempek ini? Apakah sebesar dan sepedas tabokan (tamparan) orang Palembang? Ya, kuliner baru ini memang unik, seunik namanya. Pempek yang terbuat dari kulit ikan ini digoreng garing dan disajikan dengan udang kering serta cuka yang lezat. Sehingga ketika digigit terasa renyah. Pempek Tabok merupakan pempek Kulit yang ukurannya dibuat lebih besar dari ukuran pempek kulit pada umumnya. Tentunya dengan bentuk yang lebih besar sebesar telapak tangan orang dewasa. Itulah mengapa dinamakan pempek Tabok. Dengan hanya mengocek kantong sebesar 10.000 rupiah kita sudah bisa merasakan sensasi makan pempek Tabok ini. Pempek ini dapat dinikmati di kedai yang tak kalah unik bernama Kedai Harum. Di Kedai ini juga terdapat beragam kue khas bumi Sriwijaya : Engkak Ketan, Bolu Kojo, Bluder, Manan Sahmin, Engkak Ketan, Engkak Medok, Engkak Kecut, Maksuba, Kue Lapan Jam yang dapat dinikmati dalam ukuran mungil yang cantik. Tak lupa, kedai Harum juga mengemas kue-kue tersebut dalam kotak unik bercitarasa khas Palembang, menjadikan Kue Harum adalah salah satu buah tangan yang manis dari Palembang.
Tak hanya itu kedai unik ini juga menyediakan beragam menu khas Palembang seperti Model, Tekwan, Ragit, Laksan, Celimpungan dan banyak lagi dengan rasa yang tak kalah nikmat pastinya. Selain menu makanan – makanan khas Palembang disini juga menyediakan minuman – minuman yang tak kalah unik dan segar. Jangan lupa mencicipi Es Sugu. Es Susu Gula merah ini dapat dinikmati dengan harga 8.000 rupiah. Jangan heran apabila pengunjung disini dapat menikmati lebih dari satu gelas karena Es yang segar dan nikmat ini. Kedai Harum ini layak banget buat dikunjungi karena selain makanannya enak, makanan tradisional Palembang pula, lokasi ditengah kota, tempatnya adem, dan kedainya sangat keren dengan foto-foto kuno Palembang jaman dahulu. Dan yang paling penting tidak menguras dompet hehehheheh.. Dengan kelebihan-kelebihan tersebut, menjadikan Kedai Harum adalah salah satu tempat yang WAJIB dikunjungi bila anda ke Palembang. Kalau udah di Palembang sempetin ke Kedai Harum ya, it’s really worth a visit loh. Buat yang di Palembang belum ke Harum, ya elah ga kekinian bingiiittss gaes.. hehehhe.. Kedai Harum Palembang Jl.Merdeka Lr.Roda No.831 26 Ilir - Palembang
April 2016
17
YOGA DI KITSBS
PELATIHAN MASTER OF CEREMONY (MC)
Untuk menunjang kesehatan pegawai, Badan Kesejahteraan Karyawan (BKK) PLN KITSBS tidak hanya menyelenggarakan senam pagi setiap hari Jum’at pagi, tetapi juga tersedia yoga setiap hari Selasa sore untuk Wanita dan Kamis sore untuk Pria. Karena sesi yoga dibagi menjadi pria dan wanita, maka instruktur yoga pun terbagi menjadi 2 (dua). Untuk instruktur yoga wanita dipimpin oleh Mbak Emy, sedangkan instruktur yoga pria dinakhodai oleh Mas Angga. Yoga terbagi menjadi beberapa tahap. Para pegawai diajarkan pose yoga mulai dari tahap pemula. Pose yoga tidak hanya dapat dilakukan sendiri, tetapi juga dapat dilakukan berpasangan. Dengan mengikuti yoga, para pegawai semakin sehat. “Dengan rutin melakukan yoga, tidur saya menjadi nyenyak dan badan saya terasa lebih ringan”, ungkap Wina.
Rabu (30/3), PLN KITSBS mengadakan Pelatihan Master of Ceremony (MC) di Auditorium Sriwijaya. Semua Sektor diundang untuk berpartisipasi dalam acara tersebut. Adapun pematerinya sepasang Presenter kondang dari Palembang TV dan TVRI Sumsel, yaitu Cek Poppy dan Cek Faisal. Acara dibuka oleh Pak Joko Sukarjo, DM ADM & SDM sebagai Pejabat Pelaksana Harian Manajer Bidang SDM & Umum. Selain menerima materi tentang Public Speaking dan MC, para peserta juga diminta untuk langsung praktek menjadi seorang MC. Hasil praktek pun langsung dikoreksi oleh narasumber agar para peserta menjadi MC yang lebih baik. Peserta pelatihan memuji pelaksanaan acara ini. Alasannya karena selama ini pegawai hanya belajar sendiri dalam memandu acara sehingga dengan adanya pelatihan ini membuat pegawai lebih kompeten dan memahami public speaking lebih baik lagi.
18
April 2016
Sosialisasi Tim Pengawal dan Pengamanan Pemerintahan Pembangunan (TP4D) Daerah Kejaksaan Tinggi Sumatera Selatan Siap Kawal PLN, sosialisasi ini dihadiri oleh PLN KITSBS, PLN WS2JB, UIP III, UIP IV
Foto Bersama Peserta Sosialisasi Polis Asuransi Aset Operasional PT PLN (Persero) Periode 2015-2016, dengan General Manager PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan. Acara Sosialisasi ini diikuti oleh Peserta dari PLN Seregion Sumatera.
Pengarahan Pangdam II Sriwijaya Mayor Jenderal TNI Purwadi Mukson, S.Ip dalam acara Penandatanganan Nota Kesepahaman antara PT PLN (Persero) dengan Kodam II Sriwijaya dalam Pengawalan dan pengamanan Pembangunan/Aset Negara (PLN). Penandatangan dari Pihak PLN antara lain GM PLN KITSBS, GM PLN WS2JB, GM PLN UIP III dan GM PLN UIP IV.
Pegawai Kantor Induk KITSBS bersama Pegawai Sektor Pembangkitan Keramasan melaksanakan Kegiatan Senam Kesegaran Jasmani di Komplek Jakabaring Sport City dalam rangka meningkatkan silaturahmi dan ikut mendukung suksesnya Asian Games 2018 di Palembang.
April 2016
19