METODE YENELITIAN
Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian inerupakan kasus yang bersifat deskriptif korelatif, yaitu dengan melihat sampel yang -diteliti, hubungan antara peubah secara rnendetail dan komprehensi f (Faisal 1992). Lokasi panti sosial dan pondok pesantren yang melaksanakan kegiatan rehabilitasi sosial bagi remaja putra
- putri
penyalahguna NAPZA seluruhnya
meliputi 6 buah panti sosial (pimerintah dan swasta) serta 28 pondok pesantren(26 cabang pondok pesantren tersebar di berbagai propinsi dan 2 cabang di luar negeri). Selanjutnya untuk kepentingan penelitian ditentukan secara "purposive" satu panti sosial pelaksana rehabilitasi sosial reinaja putri penyalahguna NAPZA di Lembang
Bandung dan satu pondok pesantren pelaksana rehabilitasi sosial remaja putri penyalahguna NAPZA di Panjalu Ciainis. Penguinpulan data penelitian di dua lokasi dilaksanakan dari bulan Pebruari sa~npaibulan Mei 2002.
Sampel Penelititnn Sampel penelitian adalah seluruh klien remaja putri yang ada di panti sosial dan pondok pesantren pada wabu dilaksanakannya penelitian ( Pebruari 2002 s/d Mei 2002), yaitu 35 orang klien remaja putri di panti sosial dan 24 orang klien remaja putri di pondok pesantren sehingga jumlah seluruhnya adalah 59 orang klien remaja putri penya!ahguna NAPZA.
Di panti sosial responden seluruhnya sudah tinggal selama 5 bulan sedangkan tii pondok pesantren 2 orang lebih dari 5 bulan, 19 orang 5 bulan dan 3 orang kurang
clari 5 bulan.
Heliabilitas dan Validitas Instrumen
Reliabilitas kuesioner diuji berdasarkan data yang diperoleh dari uji coba terhadap 10 orang respondcn di Panti Sosial dan Pondok lnabah masing-masing 6 dan f l orang. Sedangkan uji reliabilitas yang dipergunakan dalam pcnelitian ini adalah
tekhnik belah d w (split half) seperti dinyatakan Ancok (1 989) dengan rumus :
Keterangan : r.tot = koefisien reliabilitas keseluruhan item r. tt = koefgisien korelasi belahan ke 1 dan belahan Ice 2 Penelirian ini menggunakan perhitungan uji stalistik SPSS versi 1.0. hasil uji illstrumen untuk variabel karakteristik pembina, internal individu dan eksternal keluarga diperoleh nilai r.tot
=
0,7924 , untuk variabel partisipasi diperoleh nilai r.
tot masing-masing 0,803 dan variabel keberhasilan 0,8 16 pa& taraf nyata 0,O 1 nlenunjukkan lebih besar dari r tabel, artinya instrumen dapat di&unalan dan
Validitas Instrumen Penelitian yang digunakan dalam mengumpuikari data yaitii kuesioner untuk wawancara berstruktur dan pedoman wawancara untuk ~nemperoleh clata yang bersifat deskri2tif kualitatif.
E'embuatan instrumen mengacu pada validitas konstruk (construct validity) dan ctaliditas isi (content validity), yaitu menjabarkan variabel menjadi sub variabel dan i ndikator, kemudian untuk menghindari kesalahan penjabaran, intrumen drsusun dengan mempertimbangkan: (1) teori dan kenyataan yang diungkapkan oleh para ahli pads berbagai pustaka (2) menyesuaikan isi pertanyaan dengan pendekatan rasional
dan mempertimbangkan kondisi lapangan serta obyek penelitian dan (3) konsultasi kepada komisi pembimbing.
Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan tercliri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara berstruktur &n wawancara. mendalam dengan responden,
jugs'
dari hasil wawancara dengan para informan ,yaitu pembina klien
dan tenaga profesional dalarn panti sosial/pondok pesantren, tokoh masyarakat serta beberapa anggota masyarakat sekitar lokasi penelitian untuk kelengkapan data responden ditambah dengan data hasil pengamatan dan diskusi. Sementara data sekunder diperoleh dari berkas-berkas dan data administrasi yang tersedia pada panti sosial dan pondok pesantren pelaksana kegiatan rehabiliwi sosial, jugs laporan-laporan kegiatan penanganan remaja penyalahguna NAPZA pada
instansi Aembaga induk dan instansi Ilembaga terkait lainnya dengm. permasalahan penelitian.
Analisis Data
Data
ya~ig telah
terkurnpul dianalisis melalui pendekatan kualitatif dan
k~antitatif~untuk menggambarkan karakteristik responden, tingkat partisipasi &lam kegiatan rehabilitasi dan tingkat keberhasilan proses rehabilitasi sosial
yang
dilaksanakan oleh kedua lembaga rehabilitasi serta uji statistik non parametrik untuk nielihat hubungan antara berbagai faktor dengan keberhasilan mengbwnakan uji s tatistik Tau b- Kendall . Definisi Operasional
1. NAPZAadalah Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif yang dimaksud dalam UU
RI No. 22 tentang Narkotika. j
2. Penuh perhatian adalah ciri perilaku pembina sebagai pembina yang cepat tanggap dengan segala keadaan clan pernasalahan klien re~naja putri eks penyalahguna NAPZ A. 3. Kernauan berkorban adalah ciri perilaku pembina
&lam
melakukan
pembinaannya untuk tidak ragu-rap melakukan sesuatu demi kepeniingan klieq remaja putri penya1ahgur.a NAPZA 4.
Kemampuan menjalin hubungan informal adalah ciri perilaku pembina dengan cara memperlakukan klien remaja putri penyalahguna NAPZA sebagai bagian
d m dirinya.
I;. Kemampuan berkoinunikasi adalah ciri peril'aku pembina. dengan ~nenunjukkan kecakapannya dalam menyampaikan pesan dan inforrnasi. el.
Um~u,yaitu usia responden pada saat dilakukan peaelitian. Umur tarnbahan di atas 6 bulan dihitung 1 tahun.
7. Pendidikan, yaitu tingkatan sekolah formal
terakhir
yang dapat diikuti
responden, yaitu: SD, SLTP, SLTA, PTIAkademi.
El. Alasan penggunaan NAPZA adalah sebab-sebab responden mengunakan NAPZA yang digolongkan pada kecenderungan dorongan dalam diri responden, orang di
.
luar diri responden dan k~ndisilsituasi. 51. Frekuensi
penggufianan
NAPZA
yaitu
tingkat
keseringan
responden
menggunakan NAPZA dalam hitungan minggu.
10. Jumlah jenis NAPZA yang digunakan adalah banyaknya macam NAPZA yang digunakan oleh responden . 11. Jenis NAPZA adalah variasi NAPZA yang digunakan oleh respclnden. Jika
responden menggunakan lebih dari satu jenis NtZPZA maka ditentukan oleh penggunaan jenis NAPZA yang terlama.
12. Lama penggunaan, yaitu jangka waktu responden sejak perlamakali menggunakan NAPZA sampai dengan penggunanan NAPZA terakhir sebelum responden masuk kedalam panti sosiall pondok pesantren yang dihitung dalam bulan . 13. Alasan mengikuti rehabilitasi yaitu sebab - sebab responden mengikuti kegiatan
rehabilitasi dalam lembaga panti sosial / pondok pesantren : kemauan sendiri, kemauan orang tuaioranglain yang disepakati responden dan dipaksa orang tud orang lain.
'14. Tujuan mengikuti rehabilitasi adalah suatu kondisi yang ingin dicapai setelah mengikuti rehabilitasi di panti sosiall pondok pesantren.
1 5. Pendidikan orang tua, yaitu tingkatan sekolah formal terakhir yang dapat diikuti ayah responden, yaitu SD, SLTP. SLTA, PTIAkademi.
16. Penghasilan orang tua responden yaitu
jumlah pendapatan orang tua dari
berbagai sumber perighasilan , dihitung Rp Ibulan: Tinggi, PelIdapatan > Rp. 1.000.000,00,-; Sedang, Pendapatan Rp.500.000,00,- - 1.000.000,00,-; Rendah Pendapatan < Rp. 500.000,17. Tingkat partisipasi dalam kegiatan bimbingan fisik, yaitu frekuensi kehadiran, dan intensitas klien dalam mengikuti kegiatan senam pagi clan permainan olahraga lainnya, mencakup ketepatan waktu mengikuti kegiatan, motivasi mengikuti kegiatan dan keterlibatan dalam kegiatan. 18. Tingkat partisipasi dalam kegiatan bimbingan mental psikologi, yaitu frekucnsi kehadiran dan intensitas klien
mengikuti kegiatan dalam kelas, bimbingan
individu dan kelompok mencakup ketepatan waktu mengikuti kegiatan, motivasi mengikuti kegiatan dan keterlibatan dalam kegiatan. 19. Tingkat partisipasi dalam kegiatan bimbingan moral , yaitu frekuensi kehadiran
dan intensitas klien mengikuti kegiatan &lam kelas, pengajian dan shalat wajib 8
berjamaah . mencakup ketepatan waktu mengikuti kegiatan, motivasi mengikuti kegiatan dan keterlibaian dalam kegiatan. 20. Tingkat p'utisipasi dalam kegiatan bimbingan sosial, yaitu frekuensi kehadiran dan intensitas mengikuti kegiatan
dalam kelas mencakup ketepatan waktu
mengikuti kegiatan, motivasi mengikuti kegiatan dan keterlibatan dalam kegiatan.
!; 1. Tingkat partisipasi dalan kegiatan bimbingsn keterampilan, yaitu frekuensi
kehadiran dan intensitas klien mengikuti kegiatan keterampilan sesuai dengan jenis keterampilan ymg diminati dan telah ditetapkan ( keterampilan tata busana, tata boga dan tata rambut- kecantikan). mencakup ketepatan waktu mengikuti
kegiatan, motivasi mengikuti kegiatan dan keterlibatan dalanl kegiatan. 212. Tingkat partisipasi dalam kegiatan mandi taubat, yaitu frekuensi pelaksanaan dan
intensitas pelaksanaan mandi taubat mencakup kesesuaiarl walilu dan aturan, ,
motivasi klien melaksanakan kegiatan dan keterlibatan dalam kegiatan.
23. Tingkat partisipasi dalam kegiatan dzikir, yaitu frekuensi kehadiran dan interisitas klienmela1;sanakan dzikir jahr dan dzikir khafi. mencakup kesesuaian waktu dan aturan, motivasi melaksanakan kegiatan dan keterlibatan dalam kegiatan.
24. Tingkat partisipasi dalam kegiatan shalat yaitu frekuensi kehadiran dan intensitas klien dalam melaksanakan ibadah shalat wajib lima waktu dan 28 jenis shalat sunah. mencakup kesesuaian waktu dan aturan, motivasi melaksanaka kegiatan
dan keterlibatan dalam kegiatan.
25. Keberhasilan kegiatan di panti sosial yaitu suatu kondisi tujuan ymg dicapai oleh klien setelah rnengkuti proses rehabilitasi sosial selama +I- 5 bulan. Indikator keberhasilan di panti adalah :
-
Kemauan mltuk meninggalkan NAPZA yaitu kecenderungan respon responden
ketika sendirian di waku luang, ketika sendirian sedang
mempunyai masalah; ketika berada dalain situasi ketersediaan NAPZA, ketika dibujuk, dipaksa dan diancam untuk menggunakan kembali NAPZA.
-
Kemauan untuk hidyp sehat dan teratur : kemauan responden untuk mau memelihara kesehatanl kebersihan badan dan pakaian secara teratur, memelihara kesehatankebersihan lingkungan kamar dan sekitar asrama, serta untuk makan clan tidur secara teratur.
-
Kemauan untuk berinteraksi dengan orang laill yaitu kecendemngan respon responden ketika sendi~ian,ketika bertemufditemui teman, keluarga, petugas dan orang lain yang belum dikenal serta kecenderungan responden untuk mau terlibat dalam kegiatan yang melibatkan banyak orang .
-
Kemauan untuk bersekolah kembalihekerja yaitu adanya kemauan responden untuk dapat menentukan pilihan sekolaldbekerja setelah keliuar dari pantr, memiiiki cita-cita dan mengetahui cara untuk mewujudkannya.
2:6.Keberhasilan kegiatan didalam pondok pesantren yaitu suatu kondisi tujuan yang
dicapai oleh klien setelah mengikuti proses rehabilitasi sosial selarna .+I-5 bulan. Indikator keberhasilan di pondok pesantren adalah :
-
Mengetahui hukurn NAPZA yaitu pengetahuan responden dalarn mengingat ha1 yang diajarkan tentang hukum NAPZA, kemampuan mervgerti tentang hukurn NAPZA sehingga dapat menjelaskan dengan kata-kata sendiri dan kemampuan responden untuk melaksanakan apa yang telah diketahuinya tentang hukurn NAPZA.
-
Keniauan untuk meninggalkan NAPZA yaitu
kecenderungan respon
responden ketika kesendirian di waktu luang, ketika sendirian mempunyai masalah, ketika berada dalam situa:;i ketersediaan NRPZA, ketika dibujuk, dipaksa dan diancan untuk menggunakan 1;embali NAPZA.
-
Kemauan melaksanakan thoriqot yaitu sikap responden terhadap thoriqot, kepercayaan
tentang thoriqot
sebagai cara penyembuhan, alasan
melaksanakan thoriqot selama dalam pondok dan kecendenuigan untuk mau melaksanakan thoriqot setelah keluar dari pondok sebagai cara.untuk melawan keinbinannya kembali menggunakan NAPZA