“MELIAJR” INOVASI E-LEARNING BERBASIS CODEIGNITER UNTUK SMK TAMANSISWA BANJARNEGARA HALAMAN JUDUL
Naskah Publikasi
disusun oleh
Sidiq Prihatno 08.11.2315
kepada JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2012
“MELIAJR” E-LEARNING INNOVATION BASED CODEIGNITER FOR SMK TAMANSISWA BANJARNEGARA “MELIAJR” INOVASI E-LEARNING BERBASIS CODEIGNITER UNTUK SMK TAMANSISWA BANJARNEGARA Sidiq Prihatno Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA ABSTRACT
e-Learning is an electronic application to support learning and teaching through the medium of internet, computer network or standalone computer. Development of Internet technology that enables the rapid e-Learning as a medium for learning without limits of space and time. That is why at this time because many emerging LMS (Learning Management System) which has many advantages that not a few persons or organizations who use the LMS to create e-Leraning website. However, the number of eLearning that there are currently mainly in Indonesia has shortcomings in terms of display websites that seem too much text, so tend to be less attractive to users. Furthermore the emergence of social networks like facebook and twitter as if to change the Internet becomes an integral part of the life of modern society. Appearance of a charming social network website and does not seem boring to make e-Learning that there are currently less favored by the people. In fact, in terms of the benefits of e-Learning clearly has many positive benefits compared to the social networks that tend to have negative consequences if used excessively. The method used by using the step observation of existing systems, then do the system analysis to find an overview of the data obtained will be the reference in the system design. After the design phase is complete the next step is to test to see if the system is able to walk in line with expectations. If the system is running as expected, the final step is implementing the system. This research trying to build an e-Learning site that combines some features of social network website by selecting the LMS features according to user requirements and then wrapped with the look of the website more attractive and user friendly so that the expected benefits of e-Learning website is built to be more optimal. This e-Learning will be built using CodeIgniter framework with a MySQL database, while the user interface using jQuery and Ajax. Keywords: Internet, e-Learning, Social Network, User Friendly, User Interface, Learning Management System, CodeIgniter, jQuery, Ajax.
1.
Pendahuluan Hampir semua konten yang berisi informasi dari berbagai tema kehidupan saat ini semunya tersedia di internet. Konten maupun tampilan layar yang mengasyikan ditambah dengan kenyamanan dalam menggunakan website dan kemudahan dalam mengakses internet serta biaya yang relatif murah membuat internet semakin digemari dan seakan-akan menjadi bagian hidup masyarakat modern saat ini tak terkecuali dalam dunia pendidikan. Salah satu website yang ditujukkan untuk mendukung dunia pendidikan, diantaranya adalah website e-Learning. Banyak sekali yang sudah menyediakan LMS (Learning Management System) e-Learning dengan berbagai macam fitur yang melimpah serta bebas biaya untuk mendapatkannya meskipun ada juga yang berbayar, tetapi LMS tersebut dari segi desain serta tata layout masih terlalu banyak teks sehingga terlihat rumit, apalagi jika yang menggunakannya adalah generasi muda yang lebih terkesan dengan sesuatu yang simpel dan eye-catching. Berangkat dari permasalahan tersebut diatas, maka timbulah gagasan untuk membuat sebuah website e-Learning yang memungkinkan tampilan layar yang lebih user friendly dengan menyesuaikan fitur yang diperlukan oleh instansi pendidikan dalam hal ini SMK Tamansiswa Banjarnegara. Kemudian agar sistem lebih terorganisir dan lebih mudah
dalam
pengembangan
di
masa
mendatang
dalam
pembuatannya
menggunakan Framework sehingga website e-Learning ini dapat berjalan dan bermanfaat secara optimal. Website e-Learning ini akan diberi nama “MELIAJR” yang merupakan akronim dari “My E-Learning Is Awesome versi Junior”.
2.
Landasan Teori 2.1 Definisi e-Learning Istilah e-Learning mengandung pengertian yang sangat luas, sehingga banyak pakar yang menguraikan tentang definisi e-Learning dari berbagai sudut pandang. Salah satu definisi yang dapat diterima banyak pihak misalnya dari Darin E. Hartley [Hartley, 2001] yang menyatakan: “e-Learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan komputer lain.” LearnFrame.Com
dalam
Glossary
of
e-Learning
Terms
[Glossary,
2001]
menyatakan suatu definisi yang lebih luas bahwa: “e-Learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media Internet, jaringan komputer,maupun komputer standalone.” Dari berbagai definisi yang muncul dapat disimpulkan bahwa sistem atau konsep
pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam belajar mengajar dapat disebut sebagai suatu e-Learning. Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa:1 1. Metode belajar mengajar baru yang menggunakan media jaringan komputer dan Internet. 2. Tersampaikannya bahan ajar juga dalam bentuk elektronik (digital). 3. Adanya sistem dan aplikasi elektronik yang mendukung proses belajar mengajar. 2.2 Learning Management System (LMS) Salah satu LMS yang paling populer adalah Moodle. Moodle adalah akronim dari Modular Object-Oriented Dynamic Learning Environment merupakan salah satu aplikasi dari konsep dan mekanisme belajar mengajar yang memanfaatkan teknologi informasi atau konsep e-Learning. Moodle memiliki fitur untuk menyajikan kursus (course), dimana pengajar bisa mengunggah materi ajar, soal dan tugas. Murid bisa masuk log ke Moodle kemudian memilih kursus yang disediakan atau di-enroll untuknya. Aktivitas murid di 2
dalam Moodle ini akan terpantau progress dan nilainya.
Seperti LMS lainnya, moodle memiliki beberapa modul unggulan seperti: 3 -
Modul Penugasan (Assignment)
-
Modul Chat
-
Modul Forum
-
Modul Pilihan (Choice)
-
Modul Quiz
-
Modul Surveys Namun, selain memiliki keunggulan sebuah LMS juga memiliki kelamahan
dan keterbatasan diantaranya: 1. Ketergantungan terhadap vendor LMS yang digunakan. 2. Organisasi harus menyesuaikan proses e-learning berdasarkan LMS yang digunakan. 3. Kurang dapat memenuhi kebutuhan pengguna yang disebabkan oleh perancangan aplikasi web e-Learning dilakukan secara global (kurang spesifik) sehingga dapat menjadi tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna 1
Satria Wahono, Romi, 2003. Pengantar e-Learning dan Pengembangannya. PDF diunduh dari http://www.hadspartnership.net/dwld/1122167682romi-elearning2.pdf diakses pada tanggal 19 Oktober 2011 2
Moodle, Wikipedia Indonesia. http://id.wikipedia.org/wiki/Moodle diakses pada tanggal 28 Oktober 2011 3 Prakoso, Kukuh Setyo, 2005. Membangun e-Learning dengan Moodle. Yogyakarta: Andi Offset. Hal 52-55
yang lebih spesifik baik dalam sistem proses maupun tampilan atau desain tata letak web LMS. 4. Karena banyaknya fitur yang dimiliki seringkali membuat akses halaman LMS menjadi lambat karena bandwidth kecil yang dimiliki oleh pengguna. 2.3 Pengembangan e-Learning Pengembang e-Learning dapat dilakukan dengan beberapa solusi untuk mengatasi masalah atau kelemahan yang timbul dalam implementasi LMS seperti: 1. Melakukan filtering fitur-fitur yang menarik dan bermanfaat dari LMS sesuai dengan kebutuhan pengguna, atau menambah fitur yang belum tersedia dalam LMS saat ini, namun dibutuhkan oleh pengguna. 2. Meningkatkan kenyamanan website e-Learning dari segi desain tata letak dan tampilan yang lebih interaktif, misalnya dengan menggunakan perpaduan antara CSS3 dengan jQuery. Sistem
e-Learning
adalah
mutlak
diperlukan
untuk
mengantisipasi
perkembangan jaman dengan dukungan Teknologi Informasi dimana semua menuju ke era digital, baik mekanisme maupun konten. Dalam pengembangan sistem eLearning harus didahului dengan melakukan analisa terhadap kebutuhan dari pengguna untuk mencegah terjadinya kegagalan dalam tahap implementasi yang sebagian besar diakibatkan bahwa sistem yang dikembangkan tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh pengguna. 2.4 Bahasa Pemrograman a. Client Side Scripting Client side scripting merupakan bahasa pemrograman internet
yang akan
dieksekusi oleh browser. Biasanya client side yang digunakan untuk hal-hal yang membutuhkan interaksi user tetapi data yang ditampilkan tetap sama dengan menggunakan server side scripting. Dalam penelitian ini Bahasa Pemrograman Client Side Scripting yang akan digunakan adalah: 1. HTML 2. CSS 3. Javascript Dalam pemrograman Javascript menggunakan jQuery yang merupakan Javascript Library atau kumpulan kode/fungsi Javascript siap pakai, sehingga mempermudah pembuatan kode Javascript. Atau dalam kesimpulannya jQuery menyederhanakan kode javascript. Hal ini sesuai dengan slogannya “Write less, do more”. Javascript sendiri merupakan
pemrograman web yang berjalan di sisi klien (browser), sehingga Javascript dapat membuat website lebih interaktif dan responsif. jQuery memiliki beberapa kemampuan menarik seperti:4 -
Mempermudah akses dan manipulasi elemen tertentu pada dokumen,
-
Mempermudah modifikasi/perubahan tampilan halaman web,
-
Mempersingkat Ajax (Asynchronous Javacsript and XML),
-
Memiliki API (Application Programming Interface),
-
Mampu merespon interaksi antara user dengan halaman web dengan lebih cepat,
-
Menyediakan fasilitas untuk membuat animasi sekelas Flash dengan mudah.
b. Server Side Scripting Server side scripting merupakan dokumen-dokumen yang digunakan dalam membangun suatu aplikasi internet yang
dijalankan pada sisi server dan
dikirimkan ke browser dalam bentuk HTML. Dalam penelitian ini Bahasa Pemrograman Server Side Scripting yang digunakan adalah PHP dengan Database MySQL. 2.5 CodeIgniter Framework dalam Codeigniter ini memiliki definisi kumpulan sebuah maupun banyak modul-modul dalam bentuk class library yang dapat digunakan kembali untuk membentuk sebuah aplikasi web yang paling besar dengan memanfaatkan modul-modul class library tersebut. Codeigniter adalah sebuah framework untuk web yang dibuat dalam format PHP yang saat ini cukup populer. Format yang dibuat ini selanjutnya dapat digunakan untuk membuat sistem aplikasi web yang kompleks. Codeigniter dapat mempercepat proses pembuatan web, karena semua class dan modul yang dibutuhkan sudah ada dan tinggal menggunakannya kembali pada aplikasi web yang akan dibuat. Beberapa keunggulan framework Codeigniter diantaranya:5
4
-
Codeigniter adalah open source
-
Codeigniter sangat ringan jika dijalankan pada semua platform
-
Codeigniter menggunakan MVC (Modul-View-Controller)
-
Codeigniter menciptakan URL yang friendly
-
Codeigniter dikemas dalam sebuah framework yang lengkap
Hakim, Lukmanul, 2010. Bikin Website super Keren dengan PHP dan jQuery. Yogyakarta: Lokomedia. Hal 2-11 5 Wismakarma, Komang, 2010. 9 Langkah menjadi master framework Codeigniter. Yogyakarta: Lokomedia. Hal 2-9
3.
-
Fungsi pada Codeigniter dapat ditambahkan
-
Codeigniter mempunyai dokumentasi (user guide) yang lengkap
-
Codeigniter memiliki komunitas pengguna yang besar.
Analisis Sistem Terdapat beberapa pendekatan untuk analisis sistem dan pada dasarnya mempunyai tujuan yang sama yaitu memahami sistem yang rumit kemudian merancang atau melakukan modifikasi dengan beberapa cara. 3.1 Analisis Kelemahan Sistem SMK Tamansiswa Banjarnegara memiliki beberapa permasalahan dalam mendukung Kegiatan Belajar Mengajar siswa dan guru agar dapat berjalan dengan lebih optimal. Permasalahan-permasalahan tersebut diantaranya: 1. Baik siswa maupun guru membutuhkan ruang lain tanpa batas waktu dan tempat untuk berekspresi selain dari Kegiatan Belajar Mengajar. 2. Pengumuman atau informasi tentang kegiatan sekolah yang hanya dilakukan di dalam lingkungan sekolah (secara lisan maupun tertulis pada papan pengumuman) menjadi kurang efektif, karena seringkali siswa maupun guru menanyakan kembali pengumuman tersebut, dan hanya dilakukan saat masuk sekolah kembali pada hari berikutnya. 3. Siswa-siswa yang tidak hadir dalam KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) seringkali tidak tahu dan kemudian tidak mengerjakan tugas yang hanya diberikan oleh guru didalam ruang kelas. 4. Seorang guru atau siswa, cukup sulit untuk melihat profil masing-masing guru atau siswa lainnya, apalagi untuk menghubunginya. 5. Dalam mendongkrak prestasi guru untuk terus menjadi lebih baik, dibutuhkan penghargaan dari siswa maupun dari sesama guru, contoh yang paling simpel misalnya: seorang guru mengetahui seberapa banyak orang yang menyukainya?. 3.2 Analisis PIECES Metode analisis PIECES (Performance, Information, Economy, Control, Efficience and Services) digunakan sebagai tolak ukur untuk menentukan kinerja dari sistem yang akan dibangun. a. Performances Dari analisis kinerja sistem yang ada saat ini, ditemukan beberapa kekurangan yang menyebabkan kinerja sistem tidak optimal, diantaranya:
Dalam pelaksanaan KBM bahan ajar hanya disampaikan melalui lisan dan buku-buku atau fotokopinya. Belum ada materi berbentuk elektronik yang lebih hemat waktu dan tempat.
Selain itu karena KBM hanya dilakukan dilingkungan sekolah, kesempatan siswa untuk bertanya atau mencari informasi menjadi terbatas.
b. Information Informasi berkaitan erat dengan kinerja sistem. Sistem yang kurang optimal akan menyebabkan penyampaian informasi juga kurang optimal. Karena kurangnya penyampaian informasi dalam bidang digital seperti internet, menyebabkan proses informasi tidak cepat dan tanggap. c.
Economy Sistem yang kurang optimal jika terus dipertahankan akan menyebabkan kerugian yang fatal dimasa yang akan datang oleh karena itu dibutuhkan perbaikan dan inovasi sistem agar sistem terus berkembang dan selalu menjadi lebih baik dari masa ke masa.
d. Control Data-data, informasi, dan bahan-bahan untuk kebutuhan KBM sebagian besar masih dalam bentuk dokumen/arsip (kertas) sehingga untuk mencari data/informasi yang dibutuhkan, seringkali mengalami kesulitan dan membutuhkan waktu dan tenaga yang lebih banyak. e. Efficience Efisien seringkali dikaitkan dengan ekonomis yang sebenarnya berbeda, ekonomis berkaitan dengan sumber daya yang digunakan sedangkan efisien berhubungan dengan bagaimana sumber daya tersebut digunakan dengan pengeluaran yang minimal. Oleh karena itu, pihak sekolah harus melakukan efisiensi baik dari segi pengeluaran, waktu maupun operasional. Seperti mengurangi kegiatan dalam sistem yang masih manual menjadi terkomputerisasi. f.
Services Pelayanan (contohnya materi ajar) yang diberikan sekolah dalam hal KBM menjadi tidak optimal karena hanya dilakukan didalam lingkungan sekolah, atau dengan tugas-tugas yang hanya disampaikan didalam kelas. Sehingga siswa yang tidak hadir tidak mengetahui tugas tersebut kemudian kesulitan dalam mengerjakannya atau guru memberikan hukuman, yang dapat menyita waktu KBM.
3.3 Analisis Kebutuhan Sistem Analisis kebutuhan sistem bertujuan untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan agar sistem baru yang diusulkan dapat efektif dan berjalan dengan baik.
Analisis Kebutuhan sistem dibagi menjadi dua jenis yaitu Kebutuhan Fungsional dan Nonfungsional. Analisis kebutuhan sistem bertujuan untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan agar sistem baru yang diusulkan dapat efektif dan berjalan dengan baik. Analisis Kebutuhan sistem dibagi menjadi dua jenis yaitu Kebutuhan Fungsional dan Nonfungsional. 6 Kebutuhan Fungsional yang terdapat dalam sistem e-Learning adalah sebagai berikut: 1. Sistem harus dapat menyediakan bahan ajar berbentuk digital 2. Sistem harus dapat menjadi pendukung proses belajar mengajar 3. Sistem harus dapat menjadi penghubung antara guru dan siswa Sedangkan beberapa Kebutuhan Nonfungsioal dalam sistem e-Learning adalah sebagai berikut: 1. Kebutuhan Operasional (Perangkat Keras dan Perangkat Lunak) 2. Kebutuhan Keamanan a. Sistem website, server maupun databasenya dilengkapi password b. Data yang ada didalam server dan perangkat server itu sendiri dijaga dengan baik oleh pihak sekolah 3. Kebutuhan Informasi -
Profil Guru dan Siswa
-
Download Materi/Tugas
-
Upload Materi (Guru)
-
Download Materi (Siswa)
-
Jumlah Like (Mengetahui banyaknya user yang menyukai materi upload)
-
Private Message antar user (Guru, Siswa)
-
Jadwal untuk user (Guru, Siswa)
-
Informasi Sekolah (Pengumuman Terkini)
-
Tugas (Upload) oleh Guru kepada Siswa
-
Pemberian komentar oleh user pada detail informasi
-
Administrator (untuk mengolah data e-Learning)
4. Kebutuhan Pengguna
6
-
Sistem Analis
-
Programmer
-
Desainer Web
Al Fata, Hanif, 2007. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi. Yogyakarta : Andi Offset. Hal 63
-
Administrator
-
Pengunjung
5. Kebutuhan Kinerja Pembatasan jumlah karakter dalam pengisian Pesan dan Komentar sebanyak 140 karakter. Pembatasan karakter dilakukan agar dalam pengisian komentar maupun pesan, user harus berpikir lebih cerdas bagaimana membuat komentar maupun pesan, selain itu pembatasan karakter menghemat konten dan beban server dimasa mendatang. 4.
Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1 Implementasi Aturan Penggunaan e-Learning MELIAJR memiliki 2 jenis sistem yaitu Portal e-Learning dan Administrator dengan 3 jenis group user yaitu Administrator, Guru dan Siswa. a.
Sistem Portal e-Learning Tata Cara menggunakan website e-Learning MELIAJR adalah sebagai
berikut: 1. User Guru atau Siswa harus login terlebih dahulu, karena sistem ini hanya digunakan secara internal oleh Siswa dan Guru SMK Tamansiswa Banjarnegara dan pihak luar tidak bisa menggunakannya. 2. User Guru mengisi nama user menggunakan Nomor Induk Karyawan (NIK), dan User Siswa menggunakan Nomor Induk Siswa (NIS) sedangkan kata sandi diberikan secara otomatis (kombinasi nomor induk dan nama) pada saat Guru atau Siswa di inputkan. 3. Setelah Login, sistem menampilkan halaman
Beranda yang berisi
Pengumuman, Materi Terbaru, Materi Terfavorit dan Mata Pelajaran. -
Pengumuman
: menampilkan 5 pengumuman sekolah terkini
-
Materi Terbaru
: menampilkan 5 materi terbaru
-
Materi Terfavorit
: menampilkan 5 materi yang paling banyak disukai
-
Mata Pelajaran
: menampilkan semua mata pelajaran
4. Menu halaman tampil bagian atas (Header) yaitu Home (Logo), Pencarian Materi, Tugas, Pesan, Pengumuman, Materi, Guru, Siswa dan Username (Pengaturan, Keluar). -
Home
: menuju halaman Beranda
-
Pencarian
: melakukan Pencarian Materi
-
Tugas
: menuju halaman Tugas
-
Pesan
: menuju halaman Pesan
-
Pengumuman : menuju halaman Pengumuman
-
Materi
: menuju halaman Materi
-
Guru
: menuju halaman Guru, profil guru dan kirim pesan
-
Siswa
: menuju halaman Siswa, profil siswa dan kirim pesan
-
Username
: menampilkan menu dropdown Pengaturan dan Keluar, menu Pengaturan untuk mengedit profil user dan passwordnya. Menu Keluar untuk keluar dari sistem
5. Pada halaman Pengumuman, Tugas dan Materi, baik user siswa maupun guru dapat memberikan tanda suka dan atau memberi komentar yang terdapat pada list Pengumuman, Tugas dan Materi. -
User guru dapat membuat Pengumuman, Upload Tugas dan Materi, mengedit dan menghapus data yang telah dibuatnya.
b.
User siswa hanya dapat melihat, mengomentari dan memberikan suka
Sistem Administrator Tata cara menggunakan sistem Administrator MELIAJR adalah sebagai
berikut: 1. User harus login terlebih dahulu, dan yang dapat login adalah user yang memiliki user group Administrator. Username Administrator menggunakan nama bebas tidak menggunakan Nomor Induk seperti guru dan siswa. Kemudian untuk Passwordnya, diinputkan secara otomatis berdasarkan ketentuan Administrator. 2. Setelah Login, sistem menampilkan halaman beranda yang berisi menu: -
Link ke e-Learning Portal
-
Referensi
: berisi olah data Jabatan, Jurusan, Kelas dan Pelajaran
-
Jadwal
: menampilkan halaman olah data Jadwal
-
Guru
: menampilkan halaman olah data Guru
-
Siswa
: menampilkan halaman olah data Siswa
-
User
: menampilkan halaman olah data User
3. Menu halaman yang ada dalam Beranda juga ditampilkan di menu atas (header) kecuali link ke e-Learning Portal. Kemudian ada tambahan menu: 4. Username : menampilkan dropdown menu Pengaturan (edit username dan Password dan Keluar untuk keluar dari Sistem Administrator.
4.2 Implementasi Antarmuka (Interface) a.
Beranda Melia e-Learning Portal
b.
Beranda Melia Administrator
5.
Kesimpulan Dari uraian pembahasan dan penjelasan sebelumnya, serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1. Untuk membuat sebuah desain dan tata layout website e-Learning SMK Tamansiswa dengan meminimalkan teks dengan menggunakan icon serta tata letak yang optimal sehingga lebih mudah dan lebih user friendly untuk digunakan dapat menggunakan beberapa langkah seperti: -
Menggunakan icon-icon unik yang dapat mewakili kata-kata sehingga dapat meminimalkan text,
-
Untuk menentukan tata letak yang optimal dipengaruhi oleh faktor psikologis user, user membaca layar dimulai dari kiri kekanan, kemudian kebawah, sehingga desain tata layout yang tepat dan memungkinkan untuk optimal adalah dengan memaksimalkan konten menu di bagian header,
-
Membuat website lebih interaktif yaitu menggunakan jQuery UI, seperti dialog untuk konfirmasi data (hapus data), slideDown menu, dan fungsi jquery UI lainnya.
2. Untuk mengkombinasikan fitur menarik yang ada di website Jejaring Sosial dengan fitur pembelajaran yang ada di website e-Learning dalam satu website dengan cara: -
menambahkan komentar, suka pada sebuah pengumuman sekolah, materi atau tugas guru yang diunggah,
-
dapat mengirim pesan antar sesama pengguna akun e-Learning,
-
dapat melihat profil user lain (guru dan siswa)
3. Untuk membuat beberapa fitur penting e-Learning (menyeleksi) yang telah disediakan dalam LMS sesuai dengan kebutuhan pengguna dengan cara mengetahui kebutuhan pengguna, dengan penelitian secara langsung pada SMK Tamansiswa Banjarnegara, kemudian melakukan observasi setelah itu mengajukan hasil penelitan dan observasi tersebut kepada pihak sekolah
untuk mengetahui apakah fitur yang ditawarkan pada e-Learning akan sesuai dengan SMK Tamansiswa Banjarnegara. Hasilnya fitur-fitur fungsional yang terpilih adalah: -
Guru dapat mengunggah materi untuk siswa, dan siswa dapat mengunduh materi tersebut.
-
guru dapat mengunggah tugas untuk siswa, dan siswa juga dapat mengunduh tugas tersebut, namun pada deskripsi tugas diberikan batas waktu pengumpulan, dan pengumpulannya secara manual pada saat KBM berlangsung.
Pada LMS fitur-fitur diatas telah tersedia, namun karena keterbatasan komputer
pada
siswa
dan lingkungannya
membuat
pihak sekolah
memutuskan untuk mengimplementasikan e-Learning secara bertahap, dengan tidak sepenuhnya berada di Internet. Daftar Pustaka Al Fata, Hanif, 2007. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi. Yogyakarta : Andi Offset Moodle, Wikipedia Indonesia. http://id.wikipedia.org/wiki/Moodle diakses pada tanggal 28 Oktober 2011 Pembelajaran Elektronik (e-Learning), Wikipedia Indonesia. http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran_elektronik diakses pada tanggal 28 Oktober 2011 Prakoso, Kukuh Setyo, 2005. Membangun e-Learning dengan Moodle. Yogyakarta: Andi Offset. Satria Wahono, Romi, 2003. Pengantar e-Learning dan Pengembangannya. PDF diunduh dari http://www.hadspartnership.net/dwld/1122167682romielearning2.pdf diakses pada tanggal 19 Oktober 2011 Wismakarma, Komang, 2010. 9 Langkah menjadi master framework Codeigniter. Yogyakarta: Lokomedia. Editor: Lukmanul Hakim