Family Care Indonesia Jakarta-Denpasar-overland, June 2014
Part 1
Berbeda dengan tempat rehabilitasi di Balai Besar BNN Lido, ada banyak rehabilitasi di seluruh Indonesia yang mulai dari nol dan bekerja keras untuk memapankan diri. Rehabilitasi yang seperti ini biasanya dipelopori oleh satu atau dua individu yang pernah melalui pergumulan sebagai pecandu dan telah pulih kemudian berkeinginan untuk menjangkau pecandu lainnya yang masih bergumul. Perjalanan kami kali ini adalah untuk memberikan pembekalan kepada residen di rehabilitasi seperti ini. Tempat singgah kami yang pertama adalah Sekar Mawar di Lembang, Jawa Barat.
Salah satu staf di sini adalah Rio Samantha, murid kami pada tahun 2004 di Pamardi Siwi, Cawang, Jakarta Timur.
Melewatkan waktu bercakap-cakap dengan residen sebelum sesi pembekalan!
Pembekalan dengan menggunakan sarana audio visual berupa video clips, musik, nas-nas Alkitab dan cerita. Melalui sesi ini kami menyampaikan bahwa mereka berharga dalam pandangan Tuhan dan bagaimana Tuhan berkehendak untuk memakai mereka agar “Membuat perbedaan” Foto kiri Joanna di dapur bersama jurumasak hari itu. Telor balado yang lezat!! Tempat rehabilitasi ini menerapkan metode TC atau Therapeutic Community, yaitu dengan menempatkan fokus pada tanggung jawab pribadi. Salah satu aspek dari rehabilitasi adalah bahwa setiap residen berperan serta untuk memelihara fasilitas baik dengan cara memasak atau menjaga kebersihan fasilitas. Jika tugas atau tanggung jawab tidak dilaksanakan dengan baik, maka bukan saja pembina yang memberi pengarahan tetapi juga sesama residen.
Family Care Indonesia Jakarta-Denpasar-overland, June 2014
Part 2
Ada beberapa panti rehabilitasi Narkoba di Bandung dan untuk kunjungan kami yang kedua, kami memutuskan untuk singgah ke “Rumah Cemara” di Gegerkalong Girang, Bandung. Selain ada beberapa mantan residen dari Lido yang pernah melanjutkan rehabilitasi di RC, kami merasa tertarik setelah menyaksikan film singkat karya Jubilee Project yang menampilkan seputar RC.
OFFICE Pelayanan Sebaya Rumah Cemara bertujuan untuk mengurangi stigma dan diskriminasi kepada orangorang menggunakan narkoba dan hidup dengan HIV dan untuk membuktikan bahwa mereka adalah anggota masyarakat yang berharga, dan bagian dari solusi untuk mengatasi kecanduan dan HIV/AIDS- sebagai pendidik, petugas kesehatan, dan tokoh masyarakat. Ginan, foto kanan, yang hingga kini mengelola RC bersama beberapa rekan adalah salah satu pendiri RC. Ia sendiri juga adalah salah satu Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA).
RC mempunyai semacam rumah singgah (drop in center) bagi para pecandu yang memerlukan tempat bernaung atau yang memerlukan dukungan moral, atau yang kecanduannya sedang kambuh, atau yang sedang bergumul mengatasi dampak sampingan dari kecanduan. Ginan menangani bagian olah raga, di mana ia memakai olah raga boxing dan futsal sebagai sarana untuk memahami dan mempengaruhi kawula muda dan menyosialisasikan bahaya dan dampak negatif dari penggunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya).
Ada banyak masukkan yang kami peroleh dari kunjungan ke drop in center Rumah Cemara. Setelah makan siang kami mendapat kesempatan untuk mengadakan sesi dengan para residen di Treatment Centre. Sesi yang berlangsung hampir dua jam ini dikemas sedemikian rupa dengan aktivitas dan audio visual dengan maksud untuk memberi motivasi agar residen berupaya untuk pulih dan tetap pulih. Topik yang dibicarakan antara lain membawakan perubahan, memotivasi diri dan manfaat dari tekad dan kegigihan. Having refreshments
Time for sharing encouragement
Family Care Indonesia
[email protected]
Jakarta-Denpasar-overland, June 2014
Part 3
Kunjungan kami ke Yayasan Rehabilitasi Galilea Elkana di Gunung Kidul, sebelah timur Jogyakarta. Para residen dan staf menerima pembekalan yang kami sampaikan dengan positif. Berada di lokasi yang agak terpencil, tidak banyak tamu yang datang maka mereka menyambut kedatangan kami dengan sangat hangat.
Ternyata tidak jauh dari Yayasan terdapat sanggar PAUD dan kami menyerahkan sumbangan berupa 1 unit Program Pembentukan Karakter LANGKAH Tumbuh Kembang. Gambar memperlihatkan Joanna menerangkan pemakaian LANGKAH Tumbuh Kembang kepada ibu Nunung salah seorang pengajar PAUD.
Di tepian kota Solo ada sebuah desa yang merupakan pusat industri gitar, Mancasan, Baki, Sukoharjo. Di sini setiap orang membuat gitar! Secara kebetulan kami bertemu dengan salah seorang pengajar PAUD, ibu Santi yang mengajak kami bertemu dengan ibu kepala sanggar (yang rumahnya juga penuh dengan gitar) dan sekali lagi, kami menyerahkan sumbangan berupa Program Pembentukan Karakter LANGKAH Tumbuh Kembang.
Family Care Indonesia Jakarta-Denpasar-overland, June 2014
Eri
Widi
Roy
Julie
Di Denpasar kami mengunjungi Yayasan GERASA, Generasi Bisa Indonesia yang mempunyai visi untuk menjadi komunitas yang terbuka, berkomitmen dalam semangat kesatuan dan kedamaian; untuk menjadikan Generasi Muda Indonesia sebagai Generasi Bebas Narkoba, Cerdas dan Berkarakter Kebenaran. Foto memperlihatkan Joanna berbagi masukan positif dalam pertemuan dengan staf GERASA di Jalan Tukad Pakerisan, Denpasar.
Istri pak Erijadi, Opy berkarya bersama The Bali Children’s Project, organisasi nir laba yang mengabdikan diri memberi sumber pendidikan kepada anakanak di Bali melalui dukungan masyarakat. Ia sangat gembira menerima Program Pembentukan Karakter LANGKAH Tumbuh Kembang.
Gustri Fransischa atau lebih dikenal dengan nama Ute adalah Senior Mentor di GERASA dan juga sebagai Kepala Bidang Humas di Peace Generation Bali, organisasi nir laba yang mengusung pendidikan perdamaian untuk anak dan remaja. Ute sangat antusias menerima Program Pembentukan Karakter LANGKAH Tumbuh Kembang yang kami sumbangkan.
Ute dan Opy mempelajari sarana bantu mengajar Program Pembentukan Karakter LANGKAH Tumbuh Kembang.
Email:
[email protected] Tel: 021 44462448