Petunjuk Praktis
Melakukan Kunjungan Pengawasan Ketenagakerjaan Robert Heion Henrik Vistisen Kazuo Yamazaki
/
Ihh:, L
-.-------
1x/o ' IL)I_
L
IIIIIIIIIIIIIihIIihIIIIihIIII/J 111111 45337
Kantor Perburuhan Internasionat
Hok Cipta 3 Orgonisasi Perburuhon Internasional 2002 Pertama terbit tahun 2002 Hak cipta publikasi Kantor Perburuhon lnterrroslonol dillrsdungl oleh Profokol 2 dan Konvensl Hak Clpta Dunla (Universal Copyright Convention). Walaupun begifu. kutipan singkat yang diambil don publikasi
fersebut dopat diprsrbanyak tonpo otorlsasi dengan syarot ogar menyebulkon sumbernyo. Untuk mendapotkan hak perbanyokan don penerjemahan surat lomaran harus dialamatkan kepada Publications Bureau (Rights and Permissions). International Labour Office, CH-12 11 Geneva 22, Switzerland.
Kanfor Perburuhan Internarionol akan menyambut balk lamoran tersebuf. Perpustakoan, lembago dan pengguna lainnya yang ferdoftar dolam Kantor Usensi Hak Cipta (Cop yright Licensing Agencr) di lnggiis dersgan alamat 90 Tottenham Court Road. London W1T4LP (Fox: (+44) (0)20 7631 5500: e-mail:
[email protected]), Pusat Pongesahon Hok Cipta (Copyright Clearance Center) di Amerika Serikat dengan alamat 222 Rosewood Drive. Danvers, MA 01923 ((Fax: (+1) (978) 750 4470; e-mail: info©copyright.com) atau Orgonlsasi Hak Perbanyakan (Reproduction Rights Organizations) terkait di
negara lain, dapat membuot fotokopl sesual dengan Ijin lisensi yang dikeluarkan bogi mereka untuk keperluan torsebut.
Heron. Robert: Vistisen. Henrik: Yamazaki. Kasuo Petunjuk Praktis: Melokukon Kunjungon Pengowosan Ketenogokerjaan Jakarta, Kantor Perburuhan Internoslonal. 2002 ISBN 92-2-811279-4
Diterjemahkan dan Conducting labour inspection visits: a practical guide (ISBN 92-2-111279-9)
Sesual dengan iota cara Persetkatan Bangsa-Bangsa. pencantuman Informasi dalam publikasi-publikasi
ILO beserta sajian bahan fulison yang terdapat di dalamnya sama sekoli tidak mencerminkan opini opapun don Karntor Perbunuhan lnternasional (International Labour Office) mengenal informasi yang berkenoan dengan status hukum suatu negara. daerah atau wiloyah atau kekuasaan negara tersebut. otau status hukum pihak-pihak yang berwenang darl negona tersebut, atau yang berkenaan dengan penenfuan batas-botas negara tersebut. Dalam publikasl-publikasl ILO sebut. set lap opini yang brsrupa artikel, kajion don bentuk kontribuxi tertulis
lalnnyo. yang telah diakul dan ditandatangani o!eh masing-masing penulisnya. sepenuhnya menjadi tanggungjawab mosing-masing penulis tersebut. Pemuatan atau publikasi opini tersebuttidok kemudion dapat ditafxirkan bahwo Kantar Perburuhan Internasional menyetuJul atau menyarankan opini tersebut.
Penyebutan nama penusahaon. produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berarfi bahwa Kantor Perburuhan Inlernaslonal mengikiankan atau mendukung penusahaan. produk atau proses tersebut. Sebaliknya. tldok disebutnya suatu perusohaan, produk atau proses tertentu yang bersifot komerxil juga tidak dapat dianggap sebagal tanda tidak adanya dukungon atau persetujuan don
Publikarl-publikasl 110 dapat diperoleh melalul penyalur-penyalurbuku utomo atau melalul kantor-kantor
perwakilan tLO di berbagal negara atau langsung melcslui Kantor Pusat ILO dengan alamot 10 Publications, International Labour Office, CH-121 1 Geneva 22. Switzerland atau melalul Kantor ILO di Jakarta dengon olamot Gedung PBB. Lantal 5, JI. MI-I. Thamrin 14, Jakarta 10340. Kotalog atau daftor publikaxl terbaru dopat dimlnta secara cuma-cuma poda alomat tersebut.
TIDAI< IJNTIJK DIJLIAL
Dicetak dl Jakarta, Indonesia
I!
Pongawason KotonagckorJoon
NOT FOR SALE
Prakata Pengawas ketenagakerjaan perlu mendapatkan bahan pelatihan dan
pedoman untuk meningkatkan mutu pelayanan pengawasan ketenagakerjaan yang mereka lakukan. Untuk ituah buku pedoman ni disusun. Buku mi terutama ditujukan kepada pengawas ketenagakerjaan yang
tugas dan tanggung jawab utamanya adalah melakukan kunjungan pengawasan. Buku pedoman mi disampaikan dalam bahasa yang sesederhana mungkin
dengan menghindarl istilah yang terlalu tekriis dan dengan memberikan penekanan pada hal-hal yang bersifat pokok untuk mempermudah referensi,
Buku pedoman ml dirancang sebagai alat pelatihan bagi badan pengawas ketenagakerjaan yang tidak memiliki sarana untuk memberikan pelatihan kepada pengawas ketenagakerjaan, dan yang memiliki materi pelatihan terbatas untuk mendukung pelatihari yang dapat mereka berikan. Buku pedoman mi juga dimaksudkan untuk memotivasi para manajer jasa pengawasan ketenagakerjaan untuk memikirkan kembali peran mereka serfa
mengambil pendekatan yang lebih inovatif dalam memberikan jasa pengawasan. Buku pedoman mi dapat digunakan untuk pelatihan kelompok rnaupun untuk belajarsendiri. Diharapkan, buku pedoman mi akan sangatterasa manfaatnya bogi para pengawas ketenagakerjaan senior di propinsi don distrik di mana kesempatan yang ada untuk memperoleh pelatihan dan mengembangkan
keterampilan staf relatif amat terbata dibandlngkan dengan kesempatan yang tersedia bagi personil yang bertugas di kantor pusat.
Komentar dan saran yang mernbangun dan para pengguna buku ni sangat kami harapkan.
Pengowawn Ketenagakerjaan
Ill
Buku ni disusun oleh Roberf Heron, spesialis senior administrasi ketenagakerjaan.
Kazuo Yamazoki tenaga ahli di bidang pengawasan ketenagakerjaan dan Badan Kerjasama Internasional Jeparig, dan Henrik Vistisen. tenaga ahti
rekanan di bidang administrasi ketenagakerjaan dan Tim Penasihat Mulfidisipliner ILO Asia Timur,
W.R. Simpson Dlrektur ILO East Asia Multidisciplinary Advisory Team (ILO/ EASMAD
Bangkok Juni 1998
lv
Pengowoan Kolcnogakc,Joan
Daftar Isi Prakata 2.
iii
Pendahuuan Mempersiapkan Kunjungan Pengawasan Mengumpulkan Informasi untuk Mendapatkan Latar Belakang dan Perusahaan yang akan Diawasi
1
3 3
Jenis-jenis Kunjungan Pengawasan Mempersiapkan Materi / Bahan Mengkonfirmasikan Kunjungan
4
6 7
Transportasi 3.
4.
5.
9
Melakukan Kunjungan Pengawasan A. Kontak awal dan Formalitas Manajer yang Tidak Kooperatif Kunjungan Pengawasan B. Pengawasan Umum Pengawasan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Menyelidiki Keluhan Kunjungan Tindak Lanjut Menyelidiki Kecelakaan Kerja C. Mengakhini Pertemuan Faktor-faktor Kunci Menindaklanjuti Kunjungan Pengawasan Setelah Kunjungan Pengawasan
Membuat Catatan Menyusun Laporari mengenai Kunjungan Pengawasan Format Laparan Pengawasan Persiapan Menulis Laporan Menulis Laporan si
Laparan Tahunan
11 11
12
13 15 16
18 19
19
22 24 25 25 27 29 29 29 31 31
33
PengciWosan Ketenaok'rjaor,
V
1
Pendahuluan
Memberlakukan undang-undang untuk melindungi pekerja, balk yang mengatur syarat maupun kondisi kerja, tidak banyak artinya apabila ketentuan hukum yang digariskan undang-undang tidak dipatuhi dan dihargai.
Upayc untuk memastikan terlaksananya penegakan hukum dan dipatuhinya ketentuan hukum yang ditetapkan undang-undang merupakan tanggung
jawab badan pengawas ketenagakerjaan. Sayangnya, pelaksanaan tanggung jawab ni sering kali terhambat oleh kurangnya sumber daya yang
dimiliki badan pengawas. Akibatnya, badan pengawas kurang dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan standar yang berlaku. Meskipun tidak ditunjang oleh sumber daya yang memadal. badan pengawas
ketenagakerjaan dapat meningkatkan kinerja mereka dengan mendayagunakan sumber daya yang ada dengan lebih balk lagi. Hal ni menuntut direncanakannya pekerjaan pengawasan dengan hati-hati untuk memastikan bahwa tindakan pengawasan terhadap perusahaan 'beresiko' diberi prloritas utama sedangkan pengawasan terhadap perusahaan yang diketahul jarang sekali melakukan pelanggaran diberi prioritas yang lebih rendah. Tugas pengawasan hendaknya clirencanakan secara hati-hati. terutama yang
berkaitan dengan pengaturan kunjungan pengawasan yang bersifat rutin yang dilakukan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
Yang amat penting dalam hal mi adalah cara kunjungan pengawasan dilakukan. Setiap kunjungan yang akan dilakukan hendaknya dipersiapkan secara matang dan dilakukan sesual dengan prosedur yang telah ditetapkan. Selain itu, setiap kunjungan pengawasan hendaknya ditindakianjuti, antara lain dengan menyusun laporan hasH pengawasan.
Kunjungan pengawasan yang dilakukan dengan tepat dapat memberikan
dampak yang dalam, jauh lebih dalam daripada sekedar upaya untuk memastikan terlaksananya penegakan hukum dan kepatuhan.
PongQwason !etongcikorJaan
Pengawas ketenagakerjaan merupakan ujung tombak departemen tenaga
kerja. Dengan melakukan pengamatan secara umum dan dengan mengajukan pertanyaan, pengawas dapat mengidentifikasi masalah yang dapat menyebabkan konflik dan perselisihan industrial serta bahaya yang berpotensi menyebabkan terjadinya kecelakoan kerja, Karena itu, kunjungan pengawasan yang dilaksanakan dengan balk memainkan peran preventif yang penting dalam hubungan buruh-marrajemen,
Pengawasan yang dilakukan secara rutin juga dapat memotivasi pekerja. serikat pekerja, serta pihak manajemen untuk mengambil tanggung jawab yang lebih besar terhcidap hal-hal yang, apabila tidak atau Ialai mereka tangani, akan ditangani oleh pengawas ketenagakerjaan. Semakin besar tanggung jawab yang diambil pekerja dan manajemen terhadap hak dan kewajiban masing-masing menurut hukum, semakin banyak pula waktu yang dapat dicurahkannya untuk menangani perusahaan di mana jenis tanggung jawab seperti ni tidak ada. Karena itu, pengawas harus berusaha sekuattenaga untuk melibatkan wakil dan senikat pekerja dan wakil dan manajemen senior dalam setiap kunjungan pengawasan yang dilakukannya. Dewasa ni terdapat kecenderungan yang klan meningkaf untuk menetapkan standar kuantitatif bagi pengawas ketenagakerjaan. Standar tersebut sering kali dinyatakan dengan menetapkan jumlah kunjungan pengawasan yang harus diselesaikan pengawas ketenagakerjaan setiap bulan.
Penetapan standar kuantitatif ni penlu untuk meningkatkan produktivitas
badan pengawas. Meskipun demikian. penetapan banyaknya jumlah pengawasan yang harus dilakukan pengawas ketenagakerjaan dalamjangka
waktu tertentu itu hendaknya fidak mengorbankan mutu pengawasan itu sendiri
Buku pedoman ni terutama dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas tugas
pengawasan dan meningkatkan efektivitas badan pengawas ketenagakerjaan. Buku pedoman mi dilengkapi dengan buku pedoman
pendamping berjudul "Kebijakan dan Perencanaan Pengawasan Ketenagakerjaan: Pedoman Praktis" (Labour Inspection Policy and Planning: A Practical Guide).
2
Pcirjawaan Kotoncigaketjaon
2
Mempersiapkan Kunjungan Pengawasan
A.
Mengumpulkan Informasi untuk Mendapatkan Latar Belakang dan Perusahcian yang cikan Diciwasi
Setelah prioritas pengawasan ditetapkan, rencana aksi dirumuskan dan rincian program kerja disepakati, perlu disusun persiapan untukmelakukan kunjungan
pengawosan. Sebelum pengawasan dilakukan, terlebih dahulu lakukan pemeriksaan berkas
dan cotatan mengenai perusahaan yang akan diawasi, dan kumpulkan informasi mengenai:
Lokasi perusahaan (alamat kantor dan pabrik) yang akan diawasi dan nama orang yang harus dihubungi (contact person) dan perusahaan tersebut. Jumlah seluruh pekerja yang bekerja di perusahaan yang akan diawasi,
menurut jenis kelamin; jumlah pekerja muda usia, pemagang dan pekerja asing berdasarkan tingkat keterampilan masing-mosing. Sifat dasar dan proses kerja atau proses produksi yang berlangsung di perusahaan yang akan diawasi, sera sifat dasar dan produk dan jasa akhir yang dihasilkan di perusahaan tersebut. Bahan baku dan perlengkapan yang digunakan, terutama bahan kimia.
Pelanggaran hukum yang dulu pernah dilakukan atau terjadi di perusahaan yang bersangkutan dan tindakan yang diambil sebagal reaksi terhadap pelanggaran tersebut (dengan mempelajari ha! ni. dapat diketahui seberapa jauh komitmen perusahaan untuk memenuhi standar hukum ketenagakerjaan)
Sikap pengusaha terhadap pengawas dalam pengawasan yang terdahulu (apakah pengusaha diketahui bersikap tidak bersahabat, agresif, atau kooperatif'?)
Kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang terjadi dalam kurun waktu lima tahun terakhir.
Surat keluhan atau surat pengaduan yang pernah diajukan pekerja terhadap manajemen dan tindakan yang diambil untuk menanggapi
Pongowosan ofenagakerjaan
3
keluhan atau pengaduon tersebut. Ada tidaknya serikat pekerja dl perusahaan tersebut, Kalau ada, apakoh
ada perjanjian kerja bersama antara serikat pekerja tersebut dengan pihok manajemen? Apabila pengusaha diketahul bersikap tidak kooperatif dan ogresif terhadap pengawas, sebaiknya dilakukan persiapan khusus. Misalnya. pengawasan sebaiknya dilakukan oleh pengawas senior yang berpengalaman atau, bila
pengawasan dilakukan oleh pengawas yang kurang berpengalaman. sebaiknya pengawas tersebut didampingi oleh rekannya yang Iebih berpengalaman.
B.
Jenis Kunjungan Pengawasan
Jenis informasi yang harus dikumpulkan untuk setiap kunjungan pengawasan tergantung pada jenls pengawasan yang dilakukan. Ada tiga jenis kunjungan pengawasan:
kunjungan rutin
kunjungan tindak lanjut kunjungan khusus
Kunjungan rutin dilakukan dengan tujuan untuk memeriksa apakah perusahaan yang dikunjungi mematuhi ketentuan hukum ketenagakerjaan yang berlaku. Kunjungan rutin juga dimaksudkan untuk memberikan nasihat kepada perusahaan mengenai upaya yang harus dilakukan untuk mematuhi ketentuan hukum yang ada serta bagalmana cara melakukannyc.
Kunjungan rutin blasonya mencakup sejumlah hal yang soling berkaitan, tergontung pada mandat yang diperoleh badan pengawas yang melakukan kunjungan.
Apabila badan pengawas yang bersangkutan bertanggung jawab mengawasi syarat dcrn kondisi kerja di perusahaan yang dikunjunginya, maka
kunjungan yang dilakukan akan difokuskan pada pengawasan terhadap: upah lembur waktu istirahat
cuti tunjangan bersalin
4
Pongowoan Ketcnagokorjcan
fasilitas pendukung keseJahteraafl karyawan
fasilitas pendukung kenyamanan dan kenikmatan kerja karyawan (amenities)
Apabila badan pengawas yang bersangkutari bertanggung jawab mengawasi keselamatcin dan kesehatan kerja serta Iingkungan kerja di perusahaan yang dikunjunginya maka kunjungan yang dilakukan akan difokuskan pada:
pengawasan terhadap resiko keselamatan kerja dalam mengoperasikan, menjalankan, atau menggunakan mesin
pengawasan terhadap cara penanganan bahan pengawasan terhadap bahan kimla pengawasan terhadap Instalasi listrik danjaringan kabel pengawasan terhadap keamanan perancah I potongan kayu, bambu, atau plpa besi yang disambung-sambung ke atas dan ke samping sebagai alat pem.anjat bangunan bertingkat (scaffolding) pengawasan terhadap pengoperasian perlengkapan / peralatan kerja pengawasan terhadap bahaya kebakaran dl Iingkungan kerja pengawasan terhadap pengaturan, penataan dan kerapian tempat kerja dan hngkungan kerja secara umum (housekeeping)
Ada kunjungan rutin yang tidak memerlukan tindak lanjut melalui kehadiran seorang pengawas. Tetapi, ada pula kunjungan rutin yang harus dii indaklanjuti, terutama apabila pengawas telah memberikan batas waktu yang harus ditaati oteh perusahaan untuk membereskan suatu
masalah atau kekurangan yang ditemui dalam kunjungan rutin tersebut, atau apabila pengawas telah mengeluarkan surat peringatan.
Kunjungan tindak lanjut dilakukan dengan tuluan untuk mengetahul dan menetapkan sampal sejauh mana perusahoan menanggapl hash kunjungan rutin yang sebelumnya telah dilakukan pengawas di perusahaan tersebuf.
Hingga batas-batas tertentu. pengawas memhhiki kebebasan bertindak berdasarkan wewenang yang mereka mhliki. Ndmun, kebebasan itu bukankah kebebasan atas (untuk menafsirkan) si ketentuan hukum yang wajib mereka tegakkan,tetapi kebebasan atas (unfuk menetapkan) bafas waktu yang harus
difepati perusahaan untuk memperbalki kelemahan yang telah Pongawosar, Kotenagakeijoon
5
teridentifikasikan dalam kunjungan pengawasan terdahulu
Kunjungan khusus dapat dilakukan untuk menanggapi keluhan atau pengaduan pekerja di suatu perusahaan. Kunjungan khusus dapat menyangkut masalah tertentu yang berkaitan dengan hal-hal yang menjadi prioritas badan pengawas ketenagakerjaan (misalnya. upaya mengamankan tempat kerja dan resiko bahaya kebakaran, upaya melindungi pekerja muda usia I remaja dan hal-hal yang dapat merusak moral, akhlak dan kesehatan)
Kunjungan khusus juga dapat melibatkan penyelidikan terhadap suatu masalah tertentu seperti kecelakaan kerja. Kunjungan khusus pada umumnya
berkaitan dengan masalah yang bersifat spesifik dan dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi yang dapat membantu pengambilan keputusan mengenal masalah yang bersifat spesifik tersebut.
C.
Bekal yang Harus Disiapkan Pengawas Sebelum Pengawasan Dilakukan
Supaya pengawasan dapat dilakukan secara efisien, pengawas sebaiknya
membekali din dengan jati din. buku petunjuk, penangkat penundangundangan, alat pengukur dan perlengkapan lain yang dipenlukan, tenmasuk: Buku Petunjuk Jasa Pengawasan Ketenagakerjaan (Inspection Service Manual) yang menjabarkan prosedun pengawasan
undang-undang tenaga kerja dan peratunan tenkait yang paling baru, termasuk perubahan (amandemen) yang paling akhin kartu identitas atau jati din lainnya yang menegaskan dan menjelaskan
mandat dan wewenang yang dimiliki pengawas untuk melakukan pengawasan
salman penjanjian atau kesepakatan kerja bensama antara pihak manajemen dan pihak serikat pekerja daftan periksa (checklist) untuk membantu pengumpulan infonmasi
alat pengukur untuk melakukan penilalan dan pengukuran terhadap kondisi lingkungan kenja, termasuk alat pengukun tingkat kebisingan, densitas debu, tingkat kelembaban dan hawa panas (pastikan bahwa alat pengukur tensebut semuanya berada dalam keadaan balk, tidak rusak dan dapat berfungsi dengan balk sebagaimana seharusnya sebelum kunjungan pengawasan dilakukan)
denah atau bagan dan setiap lantai bangunan pabnik (untuk mempermudah pengawasan keselamatan don kesehatan kenja) brosur, traktat, poster, seleboran dan bahan promosi lamnnya untuk tujuan pendidikan. sosialisasi, dan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat,
6
P.ngowoan Ketenoako4oar
pekerja dan pengusaha akan pentingnya kepatuhan terhadap hukum ketenagakerjaan dan prinsip keselamatan dan kesehafan kerja
Denah dan setiap lantal bangunan pabrik / tempat kerja sangat berguna untuk membantu pengawas melakukan
pemeriksaan dan penhlalan keselamatan dan kesehatan kerja terhadap lokasi di mane mesin ditempatkan, mempermudah identitikasi dan pemeriksaan tempat penyimpanan (terutama untuk bahan kimia), memeriksa arus lalu lintas internal dan arus umum bahan baku dan produk. Denah atau bagan
lantal bangunan pabnik terufama sangat diperlukan untuk kunjungan pengawasan di pabrik besar.
Intormasi adalah sumber daya yang penting, sebagaimana halnya stat, kendaraan dan uang. Tanpa sistem pencatatan dan manajemen hnformasi yang balk,
pengawas hanya membuang-buang waktu saja mengumpulkan informasi dan berbagal sumber dan lokasi.
D.
Mengkonfirmasikan Kunjungan Pengawasan
Pengawas harus memutuskan, apakah kunjungan pengawasan yang akan dilakukannya itu perhu diberitahukan atau tidak, Apabila diberitahukan, perlu dibuat perjanjian terlebih dahulu dengan perusahaan yang akan diawasi.
Artinya, pengawas harus mengkonfirmasikan rencana kunjunganriya ke perusahaan yang bersangkutan dengan memastikan tanggal dan wakfu kunjungan. Konfirmasi hendaknya dilakukan sehari sebelum kunjungan dilakukan.
Undang-undang kefenagakerjaan memperbolehkan pengawas melakukan pengawasan mendadak (sidak) kapan saja asal dilakukan pada jam yang wajar. Kalau dihitung-hifung, kunjungan rufin yang dilakukan secara mendadak
lebih banyak unsur positifnya daripada unsur negafifnya, Sebaliknya, kunjungan khusus biasanya dilakukan dengan perjanjian ferlebih dahulu sedangkan kunjungan tindak lanjut dapat dilakukan dengan atau tanpa
Perawasan (&enagakerJaan
7
pemberitahuan terlebih dahulu. Kunjungan yang bagaimana yang sebaiknya dflakukan, dengan atau tanpa pemberitahuan terlebih dahulu? Hingga batas-batas tertentu, jawabannya tergantung pada kebijakan badan pengawas dan ketentuan hukum yang berlaku,
Keputusan mengenai perlu tidaknya memberftahukan terlebih dahulu kunjunQan yang akan dilakukan sebaiknya dibuat dengan mempertimbangkan jenis kunjungan mona (rutin. tindak lanjut atau khusus) yang dinilai paling potensial unfuk meningkatkan perlindungan di tempat kerja. Hal ni berbeda-beda. tergantung situasi yang ada.
Keputusan mengenai apakah kunjungan yang akan dilakukan perlu diberitahukan terlebih dahulu atau tidak sebalknya diambil setelah mempertimbangkan segi positif dan segi negatifnya. Segi positif
Kunjungan yang dilakukan dengan pemberitahuan terlebih dahulu ada segi positifnya karena kunjungan seperti in! memberikan kepada perusahaan waktu untuk:
menylapkan dan mengumpulkan informasi yang relevan dengan kunjungan pengawasan yang akan dilakukan; memberitahu manajer dan pekerja kapan kunjungan pengawasan akan dilakukan supaya mereka dapat bersiap-siap menghadapi kunjungan tersebut;
mengatur pertemuan untuk memfasilitasi kunjungan yang akan dilakukan. Kunjungan dengan pemberitahuan terlebih dahulu juga memberikan jaminan yang lebih besar bahwa manajer senior akan hadir.
Segi negatif
Sebaliknya, kunjungan dengan pemberitahuan terlebih dahulu juga ada kelemahannya afau segi negatifnya karena kunjungan seperti itu memberikan kesempatan kepada perusahaan untuk:
menutupi kekurangannya dan mendandani tempat kerja sedemikian rupa sehinga segala sesuatunya tampak baik-baik saja (misalnya,
dengan meminjam alat pemadam kebakaran dan perusahaan tetangga karena alat pemadam kebakaran yang ada tidak berfungsi atau kurang jumlahnya); 8
Pnawaon KotenaokrJaan
menghindar dengan mengatur supaya manajer senior tidak hadir pada saat kunjungan dilakukan dengan berbagai alasan;
menghindar dengan mengatur 'hilangnya' dokumen tertentu dengan berbagal alasan, misalnya, dengan mengatakan bahwa "buku upah sedang dibawa oleh auditor kami untuk diaudit."
Kunjungan yang dilakukan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu memungkinkan pengawas untuk mengamati kondisi kerja yang sesungguhnya dan sebenarnya serta menyaksikan secara Iangsung pekerjaan yang seharihan dilakukan di perusahaan yang diawasi.
Pengawasan mendadak sebaiknya dilakukan apabila pengawas mempunyai
alasan untuk percaya bahwa kunjungan yang dilakukan dengan pemberitahuan terlebih dahulu hanya akan memberikan kesempatan dan
waktu kepada perusahaan yang bersangkutan untuk menutupi atau menyembunyikan ketldakberesan yang ada. Kunjungan pengawasan yang dilakukan sebagai reaksi dan suatu perigaduan yang disampaikan secara resmi sebaiknya fidak diberitahukan terlebih dahulu
untuk mencegah disembunyikannya dokumen dan bukti yang dapat membuktikan kebenaran dan pengaduan tersebut, dan untuk melindungi si
pengadu dan tindakan balasan dan tindakan diskriminafif sebelum pengawascin dilakukan.
E.
Transportasi
Transportasi menupakan bagian dan perslapan kunjungan pengawasan. Karena itu. perlu dipastikan bahwa transportasi tersedia pada saat yang dibutuhkan. Sebaiknya badan pengawas memiliki transportasi sendiri. Sening terjadi, pengawas menghubungi perusahaan dan meminta perusahaan
untuk menyediakan transportasi dan kantor ke perusahaan atau ke pabrik.
seolah-olah pengawasan tidak dapat dilakukan tanpa transportasi dan perusahaan. Prakteksepertl mi harus dihindari karena hal mi memberikan kesan
bahwa pengawas bergantung pada kemurahan hati pengusaha untuk menyediakan transportasi baginya. Hal ni juga menimbulkan kesan bahwa pengawas, yang seharusnya bersikap netral don tidak berpihak, dapat diajak kompromi dan diminta untuk berpihak pada kepentingan perusahaan. Selain itu. apabila setiap kali kunjungan dilakukan dengan meminta perusahaan untuk menyediakan transportasi, pengawasan mendadak tidak mungkin dapat dilakukan,
Pongowaan Ketonagakcrjaar,
9
Persiapan yang balk bagi suaf U kunjungan tidak hanya memberikan kepada pengawas informasi yang diperlukan supaya kunjungan tersebut efektiftetapi juga menambah rasa percaya dirinya dalam melakukan kunjungan.
Persiapan yang balk, sebagaimana halnya perencanaan yang baik, tidak hanya perlu tetapi juga mutlak harus dilakukan. Persiapan yang matang merupakan bukti profesionalisme pengawas.
tO
Pengawaon Kotoziogakorjoan
3
Melakukan Kunjungan Pengawascin
Kunjungan pengawasan dilakukan dalam tiga tahap tahap pertama: kontak awal dan formalitas tahap kedua: kunjungan pengawasan itu sendiri tahap ketiga: pertemuan penutup
A.
Kontak Awal dan Formalitas
Ketika pengawas mendatangi perusahaan besar untuk melakukan pengawasan. kontak owal dimulal di pintu masuk atau piritu gerbang pabrik. yaitu ketika pengawas pertama kali menghubungi petugas satpam (satuan perigaman) yang menjaga pintu supaya diijinkan masuk guna melakukan pengawasan. Konfak awal sering kali melibatkan pembicarcan dan kadangkadang konfrontasi dengan petugas satpam.
Sekalipun kunjungan pengawasan itu dilakukan dengan perjanjian terlebih dahulu, petugas satpam dan resepsionis dapat mempersulit tugas pengawas.
Kunjungan pengawasan yang dilakukan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu pada umumnya bahkan Iebih rumit, terufama apabila perusahaan menganut kebijakan yang menetapkan bahwa semua kunjungan harus dilakukan berdasarkan perjanjian terlebih dahulu. Karena itu. pengawas harus selalu membawa tanda pengenal resmi sebagai
pengawas, dan pertama-tama melakukan pendekatan pribadi untuk memastikan kerjasama dan pihak manajemen. Apabila hal ni gagal. pengawas harus mengandalkan posisi atau kedudukan
yang dimilikinya sebagal pengawas dan menggunakan wewenang yang diberikan hukum kepadanya untuk melakukan pengawasan.
Kefika diijinkan masuk, pengawas perlu memberitahukan kehadirannya kepada manajemen senior.
Penawason Ketenclgokerjaan
I
Pengawas sebaiknya menunjukkan tanda pengenal resmi yang dimilikinya. Apabila Ia telah dikenal balk oleh manajemen, formalitas seperti in! biasanya tidak diperlukan lag!.
Koritak awal pengawas dengan manajemen dapat dilakukan melalul pertemuan awal yang unfuk menjelaskcin garis besar maksud dilakukannya
kunjungan tersebuf dan memberitahu hal-hal yang bersifaf spesifik dan
pengawasan yang akan dllakukan dan orang-orang yang akan diwawancaral. Pengawas sebaiknya juga menyatakan maksudnya untuk berbicara dengan pekerja dan meminta pihak manajemen untuk mengatur pertemuan dengan panitia pekerja, panitia kesehatan dan keselamatan kerja, atau panitia serupa sebagal bagian dan pengawasan.
Dalam beberapa hal, pengawas dapat membenitahukan kedatangannya ke perusahaan kepada manajemen (atau kepada resepsionis atau sekretaris) dan Iangsung menuju bagian pabrik yang akan menjadi fokus pengawasan.
Misalnya, apabila kunjungan pengawasan itu dilakukan untuk menyelidiki terjadinya kecelakaan yang baru saja dilaporkan, pengawas harus berusaha secepat mungkin untuk sampal di lokasi kecelakaan. Apabila pengawas melakukan kunjungan pengawasan ke suatu perusahaan untuk pertama kalinya, sebaiknyo pengawas tersebut meminta manajemen
untuk menyediakan denah atau bagan gambar gedung atau pabnik perusahaan untuk mempermudah pengawasan dan meneliti tempat yang berpotensi menyimpan masalah. Manajer yang Tidak Kooperatif
Selama kunjungan pengawasan dilakukan, ada kemungkinon beberapa manajer menolak bekerja sama dengan pengawas atau enggan memberikan
bantuan. Apabila hal ml terjadi, hal pertama yang perlu dilakukan pengawas adalah
menggunakan pengetahuan teknis yang dimilikinya untuk melakukan pendekatan pribadi kepada manajer yang tidak kooperafif tersebut. Artinya,
pengawas perlu menjelaskan kepada manajemen manfaat yang dapat mereka peroleh dan kunjungan pengawasan tersebut. Misalnya: peningkatan keselamatan dan kesehatan kenja praktek kerja yang Iebih balk
upaya untuk memecahkan rnasalah yang dijumpal sebelum masalah tersebut berkembang menjadi perselisihan besar 12
Pongawcan Ketenagokerjaan
Pengawas perlu memberikan penjelasan, secara persuasif dan meyakinkan,
tentang bagaimana pengawasan yang dilakukannya tersebut dapat meningkafkan produktivitas tenaga kerja. Pesan mi penting untuk disampaikan.
Tetapi yang tidak kalah pentingnya adalah cara pesan ni disampaikan. Apabila pengetahuan teknis sudah diterapkan dan pendekatan pribadi sudah dilakukan tetapi manajemen tetap tidakmau bersikap kooperatif. pengawas terpaksa harus mengandalkan kedudukan yang dimilikinya sebagal pengawas
dan menggunakan wewenang yang diberikan hukum kepadanya untuk melakukan pengawasan. Artinya, pengawas harus benar-benar menyadari dan memahami wewenang yang dilimpahkan kepadanya oleh peraturan
perundang-undangan nasional. Apabila perlu, pengawas dapat mengingatkan manajemen akan wewenang yang dimilikinya selaku pengawas.
Sebagal upaya terakhir, tergantung pada tingkatan wewenang hukum yang dimilikmnya, pengawas dapat menuntut pengusaha yang bersangkutan ke pengadilan karena telah menghalangmnya menjalankan tugasnya sebagal pengawos.
Sebelum memulai kunjungan pengawasan, pengawas hendaknya memutuskan apakah ia perlu didampingi oleh wakil dan pihak manajemen dan wakil dan pihak pekerja. Pendampingan oleh wakil pihak manajemen dan pekerja sangat disarankan untuk kunjungan pengawasan biasa karena
hal ni dapat meningkatkan kerjasama antara manajemen dan badan pengawas, tetapi juga dapat digunakan untuk mengakses informasi yang sulit diperoleh. Dengan didampingi oleh orang-orang yang mengetahui selukbeluk kondisi tempat kerja sewaktu pengawasan dilakukan, pengawas dapat langsung memperoleh jawaban dan pertanyaan yang diajukannya.
Dalam kondisi tertentu. pengawas dapat memilih untuk tidak didampingi oleh wakil manajemen atau pekerja. Mlsalnya, apabila pengawas ingin menanyal pekerja yang mungkin menjadi takut untuk memberikan jawaban apabila wakil manajemen atau pekerja hadir.
Pada kunjungan pertama ke suatu perusahaan, pengawas sebaiknya didampingi oleh wakil manajemen dan wakil pekerja.
B.
Kunjungan Pengawasan
Setelah semua formalitas sehubungan dengan kunjungan pengawasan yang
dilakukan dituntaskan dengan manajemen, barulah pengawasan yang
Pen gawoson Kotenagakerjoan
13
sesungguhnya dilakukan, biasanya dengan didampingi oleh wakil manajemen dan wakfl pekerja.
Di mana pengawas harus mulai? Tidak ada aturan tertentu mengenal uruturutan pengawasan yang harus diikutL Semuanya tergantung pada sifat dasar pengawasan itu sendiri, tujuan pengawasan dan informasi yang diperolch selama diskusi awal dilakukari. Pengawas mungkin ingin melihat tempat kerja terlebih dahulu. Apabila hal ml menjadi prioritas. pengawasan hendaknya dilakukan secara sistematis dengan mengikuti proses produksi, dan bahan baku hingga tahap akhir produk,
Pada saat pengawasan pertama dilakukan, pengawas sebaiknya mempelajani secara cermat ganis besar proses kerja perusahaan serta mempelajari bahari baku yang digunakan, proses produksi, mesin, fasilitas penyimpanan, suplal tenaga listrik, dan tingkat teknologi yang digunakan secara umum. Sebelum mengunjungi areal kerja, pengawas dapatterlebih dahulu memeniksa dokumen dan catatan mengenai skala upah, lembur yang dikerjakan, waktu stirahat, pengaturan cuti. dan hal-hal lain yang berkaitan dengan syarat dan kondisi kenja. Pemeriksaan mi sebaiknya dilakukan sendinian. tanpa kehadiran
waRt pekerja atau wakit manajemen, meskipun kadang-kadang, sewaktu pemeriksaan dilakukan, dapattimbul pertanyaan yang membuat pengawas
merasa penlu menghubungi petugas keuangan atau akuntansi untuk mendapatkan jawaban. Pemeriksaan berbagai catatan dapat memberikan informasi yang berguna mengenai bagaimana perusahaan menjalankan kegiatannya. Misalnya, catatan keuangan yang amburadul. informasi yang hilang, serta banyaknya
pembayaran yang belum dilunasi menunjukkan bahwa manajemen perusahaan yang bersangkutan lemah dan bersikap tidak peduli, dan hal ni hendaknya membuat pengawas waspada. Pengawas dapat memutuskan untuk langsung dan segera menuju ke bagian
tertentu dan suatu pabrik apabila pengawas mempunyal alasan untuk percaya bahwa di sana ada masalch. Misalnya, apabila pada bagian pabrik
tersebut diperkirakan akan dijumpai pekenja anak, mesin yang membahayakan keselamatan. atau zat beracun yang menyebabkan bahaya
secara langsung, pengawas harus cepat tanggap dan segera mengubah agenda atau Jadwal pengawasannya.
74
Porowoon Kotcnagak.00ti
1.
Pengawasan yang Bersifaf Umum
Hal-hal yang perlu diawasi dalam pengawasan umum mengenai syarat dan kondisi kerja tergantung pada peraturan perundang-undangan nasional.
Pengawasan meliputi pemeriksaan buku dan catatan. serta mengamati kondisi fisik pekerjaan yang sedang berlangsung atau dilakukan.
Selarna pengawasan, lakukan pemeriksaan guna memastikan bahwa:
upah dasar telah dibayarkan sesual dengan tingkat upah yang diwajibkan undang-undang; pernbayaran upah telah dilakukan menurut interval waktu yang wajar;
pernotongan upah pekerja yang tidak masuk kerja telah dihitung dengan benar berdasarkan larnanya han pekerja yang bersangkutan tidak masuk kerja;
tunjangan tidak dalam benfuk uang telah diberikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan telah dihitung nhlainya dengan cermat; semua tunjangan yang menjadi hak pekerja telah dibayarkan. termasuk
tunjangan transportasi, tunjangan anak / istri, tunjangan giliran kerja (shift). tunjangan perumahan dan tunjangan pakaian; jam kerja, waktu istirahat. dan han libur yang diwajibkan undang-undang
untuk jabatan atau kegiatan tertentu telah ditaati sesual dengan ketentuan yang benlaku;
pekerja tidak diharuskan atau dipaksa bekerja lembur melebihi batas waktu lembur yang ditetapkan undang-undang; lembur dilakukan dengan ijin sebagaimana seharusnya. Perafuran sering kali mengharuskan pembuafan catatan lembur. Peraturan juga biasanya mengharuskan buku upah dan slip upah masing-masing pekerja
untuk menunjukkan jumlah jam kerja yang dijalani, Bila catatan seperti itu dibuat dengan cermat, pengawas dapat mengecek apakah jumlah jam kerja masing-masing pekerja sudah sesuai dengan ketentuan undang-undang dan apakah lembur telah dilakukan dan dibayar sesuai dengan upah lembur yang benar. Apabila catatan seperti itu tidak ada, atau catatan yang ada acak-acakan, pengawas harus melakukan pemeriksaan yang bersifat spesifik, misalnya: mengecek pukul berapa pekerja datang ke tern pat kerja untuk bekerja dan pukul berapa pekerja meninggalkan ternpat kerja untuk pulang ke rumah masing-masing.
Pengawason ketenagakeffcan
15
mengukur lamanya waktu Istirahat makan, dan
Iangsung menanyakan kepada pekerja jumlah Jam kerja yang digunakan untuk menghitung upah pada periode pembayaran upah terakhir yang mereka terima. Ada tidaknya lemburtanpa Ijin dapat dideteksi dengan melakukan kunjungan pengawasan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu di luar jam kerja normal. Pengawasan Keselama fan dan Keseha fan Kerja
2.
Pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan fungsi utama
pengawasan ketenagakerjaan. sebagaimana digariskan dalam Konvensi Pengawasan Ketenagakerjaan ILO No, 81 Tahun 1947.
Apabila belum ada ketentuan atau peraturan yang menetapkan standar K3, maka tentunya pelaksanaan standar K3 tidak mungkin dapat dipoksakcln. Meskipun demikian, pengawas tetap berkewajiban untuk memberikan nasihat
dan rekomendasi mengenai hal-hal yang dapat membahayakan keselamatan dan kesehatan pekerja dan apa yang dapat dilakukan untuk menghilangkan atau meminimalkan resiko kecelakaan atau penyakit akibat kerja.
Tidak ada urutan baku yang harus ditaati dalam melakukan pengawasan K3. Meskipun demikian. pada umumnya pengawas melakukan pengawasan K3 dengan mengikuti tahapan arus proses produksi dan awal hingga akhir
dan mengecek mesin, peralatan dan perlengkapan kerja serta proses pengerjaan bahan baku menjadi produkjadi. Ketika berjalan berkeliling ruangan sewaktu mengawasi perusahaan, pengawas hendaknya memperhatikan kandisi bangunan yang ada, pintu keluar, pengaturan dan penempatan kabel dan sambungan listrik, perawatan,
penataan dan manajemen tempat kerja (housekeeping), kebersihan dan
sanitasi ruangan, saluran air, alat pendeteksi api dan alat pemadam kebakaran, pengaturan arus lalu lintasdalam ruangan,termasuk penempatan
tanda peringatan dan tanda bahaya pada sektor yang berbahaya dan pemberian pagar pembatas antara areal kerja dan areal yang digunakan unfuk lalu along. Beberapajenis mesin hanya dapatdiawasi oleh orang yang memang memiliki
pengetahuan, keahlian, afar belakang dan keterampilan teknis yang memadai unfuk mengawasi mesin tersebut, Meskipun demikian, sebagian besar mesin yang ada. seperti ban benjalan (conveyor belt). mesin yang bekerJa dengan fekanan daya (power presses), gergaji pita (bandsaws) dan
16
Pcngawaan Kolonookorjaan
mesin dengan gagang atau tangkai transmisi (transmission shafts), adalah mesin yang dapat diawasi oleh pengawas yang tidak memiliki pendidikan resmi di bidang teknik. Pengawas sebaiknya melakukan pengecekan untuk mengetahul apakah:
perangkat don perlengkapan keselamatan kerja yang diwajibkan undang-undang terdapat di perusahaan tersebut dan apabila ada, apakah perangkat dan perlengkapan tersebut berfungsi dengan baik sebagaimana seharusnya
mesin yang berbahaya telah diberi atau duengkapi dengan olat pelindung yang memadai pekerja mematuhi peraturan keselamatan kerja dalam mengoperasikan dan melakukan pemeliharaan mesin.
Pengawasan secara teliti dan mendalam terhadap nstalasi listrik, konstruksi mesin yang digunakan untuk menaikturunkan barang atciu orang (1110, kétél (boile,),
dan bejana tekan (pressure vessels) memerlukan
pengetahuan teknis yang Iebih tinggl daripada pengetahuan yang dibutuhkan untuk melakukan pengawasan mesin. Pengawascin jenis mi dapat ditakukan oleh teknisi yang diperbantukan pada badan pengawas tenaga kerja atau oleh teknisi terdaftor yang disetujui oleh badan pengawas, misalnya pengawas khusus boiler.
Jangan beranggapan bahwa pengawas yang tidak mempunyai pendidikan atau kualifikasi teknis tidak dapaf berbuat apa-apa untuk mengawasi instalasi khusus. Meskipun tidak memiliki latar belakang teknis. setidak-tidaknya pengawas masih dapat melakukan pemeriksaan untuk mengetahul apakah perlengkapan yang ada bekerja dengan balk. Selain itu, dengan melakukan
pengamatan secara seksama dan dengan mengajukan pertanyaan, pengawas dapat menentukan apakah perlu dilakukan pengawasan lebih lanjut yang lebih cermat oleh teknisi ahil.
Untuk mengurangi resiko kecelakaan kerja, pengawas perlu memastikan bahwa peraturan keselamatan kerja yang diwajibkan benar-benar dipatuhi dan dijalankan secara ketat, Pengawas dapat memeriksci apakah: perusahaan menyediakan sepatu pelindung kaRl yang sesuai;
perusahaan menyediakan alat pelindung kepala (helm) dan apabila
Pengowason k'otenagokerJaan
J7
disediakan apakah alat pelidung kepala tersebut dipakai; ada perkakas atau alat kerja yang dilemparkan atau jatuh ke bawah dan perancah atau dan atap; ada tangga yang ditempatkan dalam posisi sembarangan yang dapat menyebabkan orang yang menaikinya mudah jatuh atau tergelincir; ada perancah yang dibuat asal-asalan, Cara lain yang dapat diupayakan oleh pengawas untuk mengurangi resiko kecelakaan kenja adalah dengan menanamkan dalam diii pekerja kesadaran akan pentingnya K3. Untuk itu. pengawas dapat menjalin kerja sama dengan petugas K3, panitia K3 di tempat kerja, dan mandor.
Selama pengawasan. pengawas harus dengan seksama memperhatikan Iingkungan kerja dan perlengkapan pelindung din yang tersedia pada stasiun kerja, Apabila pemakaian alat pelindung din diwajibkan oleh undang-undang,
pengawas wajib melakukan pengecekan untuk memastikan bahwo alat pelindung diii yang dimaksud fersedia, dapat berfungsi dengan balk dan layak pakai.
Dengan mencermafi lingkungan kerja yang ada. pengawas dapat mengetahui apakah standar K3 yang berhubungan dengan suhu. kebisingan, debu dan asap telah dipenuhi. Untuk itu, sebaiknya disediakan alat pengukur teknis sehingga dapat dilakukan pengukuran suhu ruangan, tingkat kebisingan, kadar debu, dan kadar asap secara cermat. Tetapi. kaiclu toh alat pengukur itu tidak fersedia. suhu udora. tingkat kebisingan, kadar debu dan asap yang berlebihan dapat dirasakan dengan indera penglihatan, indera penciuman
dan indera pendengaran dan ni dapat merupakan tanda awal adanya masalah. 3.
Pengawasan yang Dilakukan untuk Men ye!idiki Pengciduan
Apabila pengawas melakukan kunjungan pengawasan ke suafu perusahaan untuk menyelidikl benartidaknya keluhan atau pengaduan yang disampaikan
kepadanya mengenai perusahaan tersebut, pengawas tidak dibenarkan
memberitahukan alasan mengapa kunjungan pengawasan tersebut dilakukan. Pengawas juga tidak dibenarkan menyebutkan nama orang yang menyampaikan pengaduan atau keluhan tersebut. Dalam melakukan pengawasan jenis mi, pengawas hendaknya bersikcip dan
bertindak seolah-olah pengawasan itu pengawasan biasa saja. Meskipuri
demikian. pada sact melakukan pengawasan, pengawas harus mengarahkan penyelidikannya pada pokok permasalahan yang diadukan.
8
P.rgowaot Kctngokdaan
Apabila pengaduan tersebut datang dan panitia K3 di lokasi pabrik atau dan anggota sta( yang berwenang
dan cukup terlindungi, atau apabila masatah yang diadukan ilu merupakan hal yang sudah menjadi nahasia umum dan banyak diketahui orang, orang yang
menyampaikan pengaduan tersebut tidak perlu dirahasiakan identitasnya.
Kunjungan Tindak Lan/ut
Kunjungan tindak lanjut perlu dtakukan untuk mengecek apakah perintah yang diberikan dalam kunjungan terdahulu untuk memperbaiki kekurangan yang ada telah dikerjakan / dipafuhi.
Pengawasan untuk menindaklanjuti hash pengawasan sebelumnya mi hendaknya dilakukan tldak lama setelah berlalunya batas wakfu yang diberikan untuk memperbaiki kekurangan tersebut.
Kunjungan tindak lanjut tidak perlu diberitahukan terlebih dahulu. Pengawasan clalam kunjungan tindak
lanjut hendaknya Iangsung difokuskan pada pokok permasalahan yang menjadi target pengecekan dalam kunjungan tersebut.
Pengawas dapat langsung menuju ke bagian atau lokasi di dalam pabrik atau perusahaan yang dalam kunjungan pengawasan terdahulu dijarijikan
akan diperbaiki kekurangannya dan sesampamnya di sana Iangsung melakukan pengecekan untuk mengetahui apakah benar kekurangan tersebut telah diperbaiki. Pengawas juga dapat meminta ditunjukkan bukti tertulis mengenai pokok permasalahan tertentu. Men yelidiki Kecelakaan Kerja
Kecelakaari bersifaf tiba-tiba dan fidak disengaja. Kecelakaan biasanya menyebabkan cedera atau luka pada tubuh, Sayangnya, kecelakaan kerja terjadi terlalu sering. Kecelakaan kerja harus disehidiki oleh pengawas supaya
dapat diketahui penyebabnya dah ditetapkan langkah pencegahannya (guna memaslikan bahwa kecelakaan serupa tidak terulang lagi di kemudian han). Th?nawasan KetenagakerJoar
19
Tujuan utama dilakukannya penyelidikan adalah untuk mempelajari bagaimana kecelakaan dapat dicegah dengan, misalnya, melakukan perbaikan mekanis. meningkatkan pengawasan, atau dengan memberikan lebih banyak pelatihan K3 kepada pekerja. Namun, penyelidikan juga dapat digunakan untuk menyadarkan pekerja dan mandor akan suatu jenis bahaya tertentu, menarik perhatian terhadap upaya
mencegah kecelakaan, secara umum, dan, dalam kasus tertentu, menetapkan fakta yang berkaitan dengan kewajiban hukum, Pengawas tidak dapat menyelidiki semua kecelakaan yang terjadi di semua tempat kerja. Karena itu pengawas perlu memutuskan kecelakaan mana yang harus diselidiki dan mana yang tidak, berdasarkan pertimbangan berikut: Kecelakaan yang fatal dan serius muticik harus diselidiki supaya tidak terulang kembali di kemudian han.
Kecelakaan kecil yang terjadi berulang kali di perusahaan yang sama hendaknya diselidiki supaya dapat diketahui apa yang tidak beres di sana.
Penyelidikan yang dilakukan hendaknya berupaya menjawab pertanyaan berikut:
Kapan kecelakaan itu terjadi? Di mana terjadinya?
Siapa yang terluka atau cedera? Bagaimana urut-urutan penistiwa terjadinya kecelakaan tersebut dan apa saja faktor penyebab ferjadlnya kecelakaan itu?
Upaya pencegahan apa yang dapat dilakukan supaya kecelakaan serupa tidak terulang di kemudian han?
Penyelidikan harus selalu dilakukan di tempat terjadinya kecelakaan. Penyelidikan akan menjadi ebih mudah apabila segala sesuatu yang berada di tempat terjadinya kecelakaan masih tetap dan tepat sama seperti pada saat kecelakaan itu terjadi.
Setelah kecelakaan, tempat kecelakaan itu terjadi harus
dibiarkan seperti apa adanya tanpa diganggu gugat, kecuali keadaan memaksa diambilnya langkah khusus untuk memastikan kesetamatan orang lain atcu untuk mencegah kerusakan lebih lanjut dan harta benda yang ada.
20
Porgowaan KotonagQk.rjaon
Tempat kecelakaan terjadi perlu diawasi secara cermat. Orang-orang yang menyaksikan terjadinya kecelokaan tersebut perlu dlwawanccrai, sebaiknya
satu per satu dan dalam pembicoraan empat mata tanpa kehadiran pengusaha.
Dalam melakukan penyelidikan, pengawas hendaknya mengajukan pertanyaan yang tidak bersifat menuduh atau menyalahkan orang yang ditanyal atau membuat orang yang ditanyal merasa tertuduh. difuduh, bersalah, atau dlpersalahkan. Pertanyaan yang diajukan hendaknya
dimaksudkan untuk mengetahui atau mengungkapkan fakta yang meriyebabkan kecelakaan itu terjadi supaya kecelakaan serupa bisa dicegah di kemudian ban, bukan untuk membuat yang ditanyai merasa bersalah.
Orang-orang yang terluka atau cedera dalam kecelakaan hendaknya diwawancaral sesegera mungkin setelah kecelakaan terjadi, balk di tempat kerja, di rumah sakit, atau di rumah.
Tempat kecelakoan terjadi hendaknya difoto, denah, bagan, dan penataan tempat itu serta mesin yang ada di sana hendaknya dibuat sketsanya Iengkap dengan keterangan mengenal arus barang dan orang yang sehari-hari lalu alang di tempat itu.
Dalam menyelidiki suatu kecelakaan, pengawas hendaknya berupaya menemukan tiga hal berikut:
apa yang menjadi penyebab langsung kecelakaan tersebut (misanya karena kabel yang putus akibat muatan yang terlalu benlebihan atau karena kabel itu sudah tua atau karena kawat yang ada di dalam kabel itu menguak atau mencuat ketuar sehingga tampak berumbairumbai; karena anak tangga yang patah atau tidak adanya batangan untuk pegangan tangari pada tangga; atau karena lantal yang terlalu 11cm dan berminyak)
fakfor yang langsung kelihatan tetapi tidak kalah penflngnya, seperti kelelahan (dapattercermin dan waktu terjadinya kecelakaan), pelatihan yang tidak memadal, dan penyalahgunaan alkohol (minum minuman keras)
ketidakpatuhan pada hukum atau peraturan
Setelah fakta yang berkaitan dengan kecelakaan tersebut ditetapkan, pengawas harus memutuskan cpa yang akan dilakukan:
Apabila kecelakaan itu jelas-jelas disebabkan karena dilanggarnya peraturan yang ada, pengawasdapat menuntut perusahaan yang bersangkutan ke pengadilan.
Pengowasat, Ketenogaker]non
21
ApabUa kecelakaan itu terjadi karena kelalaian atau kecerobohan pekerja maupun pengusaha, pengawas dapat menyarankan supaya upaya untuk mencegah kecelakaan dan meningkatkan aspek K3 diintensifkan dan upaya pelatihan ditingkatkan. Apabila kecelakaan itu disebabkan karena kondisi fisik atau kondisi mental pekerja (alkohol, penyalahgunaan obat-obatan), pengawas dapat menyarankan supaya pengawasan di tempat kerja ditingkatkan. Apabila kecelakaan itu disebabkan oleh suatu bahaya yang tidak diatur
dalam peraturan. atau oleh perlengkapan baru yang tidak diberi
perlindungan secara memadai, pengawas dapat melarang penggunaan mesin atau proses berbahaya dan pelarangan itu harus segera ditaati.
C.
Pertemuan Periutup
Setelah berjalan berkeliling lokasi pabrik dan tempat kerja yang ada, pengawas hendaknya mengadakan pertemuan penutup dengan wakil dan pihak manajemen perusahaan. Pengawas hendaknya meminta pengusaha untuk mengundang wakil pekerja supaya ikut dalam pertemuan penutup tersebut.
Pertemuan
penutup
merupakan saat untuk
membicarakan secara terbuka masalah yang dijumpal selama pengawasan, dan hendaknya tidak dilakukan derigan tergesa-gesa.
Selama berlangsungnya pertemuan penutuptersebut. pengawas hendakriya:
merangkum / menyimpulkan secara umum standar kondisi kerja yang dijumpainya selama pengawasan,termasuk mana yang dinhlainya sudah memuaskan dan mana yang masih perlu diperbaiki; membicarakan kondisi yang tidak adil, berbahaya, atau tidak sehat yang diamatinya. dengan menjelaskan garis besarsemua pelanggaran yang jelas-jelas telah terjadi / dilakukan dan konsekuensi hukum yang dapat atau mungkin ditimbulkannya; membicarakan prioritas untuk meningkatkan kondisi kerja dan lingkungan
kerja dengan mengidentifikasi tiga atau empat masalah prioritas yang harus dibereskan;
menyebutkan Iangkah apa yang harus dilakukan tanpa penundaan; 22
Pen gowason PotenagakerJaan
memberkan informasi kepada pengusaha mengenal masa tenggang yang diijinkan untuk melaksanakan angkah yang memakan wakfu ebih ama; memberikan informosi kepada mereka yang hadir mengenai peran dan maksud pengawasan ketenagakerjaan, dengan menjelaskan layanan yang dapat diberikan melalui pengawasari ketenagakerjaan kepada pengusaha maupun pekerja.
Pertemuan penutup hendaknya tidak dimanfaatkan oleh pengowas sebagai kesempatan untuk penguscJha, dan hendaknya diupayakan supciya pertemuan tersebut tidak berubah
mengintimidasi
menjadi medan peperangan.' Emosi yang meninggi
karena masing-masing pihak saling berbantahbantahan dan bersitegang leher hendaknya dihndari.
Pengawas hendaknya dengan jelas dan obyektif menyatakan kepada pengusaha apa yang perlu dilakukan dan memberitahu konsekuensi yang dapat timbul apabila ketentuan hukum yang ada lidak ditaati,
Di satu sisi, pengawas berfungsi menegakkan hukum (memastikon bahwa percituron yang ada dipatuhi). Di
sisi lain, pengawas berfungsi memberikan nasihat (mengenai hal-hal yang masih harus diperbaiki atau dipatuhl dan bagaimana cara mengatasi kekurangan atau ketidakpatuhan tersebut). Pengawas harus pondalpandal menjaga keseimbangan kedua fungsi mi.
Fakfor Kunci
Dalam melakukan pengawasan, pengawas hendaknya mengetahui faktor kunci berikut:
.
Pengawas tidak boleh melupakan alasan yang sesungguhnya mengapa pengawasan dilakukan. Pengawasan bukan merupakan kesempafan
untuk menunjukkan superioritas pengawas atau kedudukan dan wewenang yang dimilikinya, atau untuk mengajukan suatu tuntutan hukum. Alasan sesungguhnya mengapa pengawasan dilakukan adalah
untuk memastikan lingkungan kerja yang adil, sehat dan tidak membahayakan keselamatan orang yang bekerja di dalamnya.
Pengawason Aotonogokocjaan
23
Pengawasan harus dilakukan secara sistematis dan mengikuti suatu prosedur rutin.
Pengusaha atau wakil pengusaha dan karyawan hendaknya dilibatkan selama pengawasan dilakukan. Setiap kali melakukan pengawasan. pengawas hendaknya selalu ingat
bahwa yang diawasi adalah perusahaan dan lingkungan kerja yang ada di perusahaan tersebut. bukan individu pengusahanya. Karena itu,
dalam melakukan pengawasan pengawas hendaknya tidak membiarkan din dipengaruhi oleh atau larut dalam rasa suka atau tidak suka secara pribadi terhadap pengusaha, pemilik, manajer atau siapa pun yang ada di perusahcian yang diawasinya.
Pengawas hendaknya selalu menyadaribahwa dirinyalah, bukan pengusaha, yang bertanggung jawab melakukan pengawasan. (Karena itu, sewaktu melakukan pengawasan, pengawas jangan memblarkan dinlnya didikte oleh pengusaha.) Lagipula, pengawas menjalankan tugasnya melakukan pengawasan karena tugas ni memang secara hukum ditetapkan dan diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal ni hendaknya dijelaskan secara
tegas kepada manajer yang tidak kooperatif.
Untuk melakukan pengawasan diperlukan pengetahuan teknis. Tetapi, pengetahuan teknis saja tidak cukup. Pengawas dituntut untuk mampu menerapkan pengetahuan yang dimilikinya dalam mengawasi tempat kerja dan dalam berhubungan dengan pengusaha maupun pekerja. Pengawas
hendaknya menyadani bahwa care a berhubungan dengan orang lain, termasuk cara yang ia gunakan untuk menyampaikan maksudnya kepada pengusaha maupun pekerja, sangat menentukan apakah pesan teknis yang diberikannya akan dipatuhi atau dalankan tepatseperti yang a maksudkan.
24
Pengowoson l(etenajaketjaan
4
Menindaklanjuti Kunjungan Pengawasan
A.
Setelah Kunjungan Pengciwasan
Pengawas yang telah selesal melakukan pengawasan hendaknya mempersiapkan din dengan sebaik-baiknya untuk menulis laporan hash pengawascin dengan mempertimbangkan langkah-Iangkah benikut: Lakukan konsultasi dengan rekan-rekan di bagian teknis dan pelajari buku pedoman atau literatur teknis yang ada untuk memastikan bahwa rekomendasi (saran) yang dibenikan sudah benar adanya. Saran dan
pendapat dan rekan-rekan bagian teknls yang profesional di bidang masing-masing akan sangat berguna bagi pengawas untuk merumuskan
dengan tepat hash pengawasan, balk yang sifatnya umum maupun teknis.
Konsultasikan juga dengan mereka catatan yang dibuat selama melakukan kunjungan pengawasan dan masalah yang dibicarakan selama perfemuan penutup. Periksa kembali rnasalah yang telah dildentifikasikan dan konfirmasikan,
dengan mengingat dan merenungkan kembali saat Anda menjumpai masalah tersebut sewaktu pengawasan, bahwa masalah yang telah dhldentifikasi tersebut memang harus dipnionitaskan penyelesaiannya.
Putuskan tindakan apa yang akan diambil urituk setiap masalah yang
telah dijumpai. Hal mi tergantung pada hash penilalan terhadap seberapa senius masalah itu, wewenang yang diberikan oleh peraturan perundang-undangan kepada pengawas untuk melakukan tindakan, dan yang paling penting, hal-hal apa yang memungkinkan dilakukannya perbaikan terhadap tempat kerja.
Apabila masalah yang dhjumpal pengawas adalah masalah yang diatur penyelesaiannya dalam bagian tertentu peraturan perundang-undangan yang benlaku, maka bagian tertentu yang mengatur penyelesaian masalah tersebut hendaknya dhsebutkan / dijelaskan dalam surat pemberitahuan yang
dibenikan kepada perusahaan. Apabila nasihat atau rekomendasi yang diberikan didasarkan pada suatu standar atau norma yang tidak diatur dalam
undang-undang, maka ha! mi harus dijelaskan supaya dapat dibedakan
Pengawasari KetenogokorJcion
25
dengan jelas, mana rekomendasi yang diatur undang-undang dan mana yang tidak.
Meskipun pengawas dapat mengambil tindakan untuk
segera membereskan masalah yang dijumpainya, pengawas juga dapat memutuskan untuk mengambil
tindakan terbatas dengcln memberikan nasihat mengenal apa yang harus dilakukan untuk mematuhi
atau melaksanakan suatu peraturan / ketentuan perundang-undangan, atau, apabila masalah yang dijumpai tersebut ternyata masih belum diatur dalam ketentuan perundang-undangan yang ada, pengawas dapat memberikan nasihat mengenal apa yang dapat dilakukan untuk memperbaiki situasi yang ada.
Pengawas dapat memutuskan untuk mengeluarkan surat peringatan apabila jelas terbukti adanya pelanggaran hukum dan pemberlan nasihat saja tidak akan memberikan hasH yang diinginkan.
Surat peringatan merupakan langkah awal untuk menyelesaikan suatu masalah secara hukum. Pengusaha yang tidak menanggapi surat peringatan
fersebut (termasuk mengabaikan surat peringatan kedua apabila hal ni diharuskan oleh hukum) pada akhirnya akan dituntut ke pengadilan. Di banyak negara, pengawas berwenang mengeluarkan perintah menutup perusahaan. memafikan mesin atau menghentikan suatu proses tertentu apabila sewaktu pengawasan pengawas menjumpai hal-hal yang secara langsung sangat mengancam keselamatan dan kesehatan pekerja sehingga Ia berkeyakinan bahwa tindakan keras seperti itu mutlak harus dilakukan, Tetapi, sebelum mengambil tindakan keras seperli itu. pengawas sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan atasannya mengenai konsekuensi yang dapat ditimbulkan oleh tindakan tersebut.
Keputusan untuk mengambil tindakan keras terhadap suatu perusahaan, apabila hal mi memang meridesak, hendaknya diwujudkan segera setelah kunjungan pengawasan di perusahaan tersebutselesai dilakukan supaya para
pekerja yang berada di sana tidak terlalu lama berada dalam situasi kerja yang amat membahayakan keselamatan dan kesehatannya. Dalam situasi di mona pengawas memutuskan untuk memberikan nasihat
26
Pengawa.an KotnagakorJocn
kepada pengusaha mengenal apa yang harus dilakukan untuk membereskan
masalah yang ada, pengawas hendaknya berupaya untuk menawarkan kepada pengusaha pendekatan alternatif untuk mengatasi masalah tersebut.
Apabila pengawas bersedla memberikan kepada perusahaan jangka waktu tertentu untuk melakukan perbaikan, hal mi hendaknya disampaikan kepada pengusaha dan konsisten dengan apa yang dikatakan selama pertemuan penutup. Dalam menetapkan batas waktu bagi perusahaan untuk mematuhi perintah yang diberikan pengawas. pengawas hendaknya memperhatikan peraturan
mengenal batas waktu yang terdapat dalam strategi penegakan badan pengawas untuk memastikan konsistensi dan keseragaman dalam kasus serupa.
Tetapi, apabila strategi seperti ifu tidak ada, pengawas harus menetapkan sendiri batas waktu perbaikan berdasarkan sftuasi dan kondisi dan masingmasing masalah. Batas waktu yang diberikan kepada pengusaha untuk memperbaiki kondisi kerja perusahaannya hendaknya tidak tenlalu pendek supaya pengusaha mempunyal cukup waktu untuk melakukan perbaikan dan mematuhi penmntah yang diberikan. Sebaliknya. batas waktu tersebut juga jangan terlalu ama supaya pekerja fidak dibiarkan terlalu ama berada
dalam Jingkungan kerja yang membahayakan keselamatan dan kesehatannya.
B.
Penyimpanan Catatan
HasH kunjungan pengawasan merupakan bagman dan memori kelembagaan
badan pengawas. (Semua hasH pengawasan harus menjadi bagian dan dokumentasi Badan Pengawas Pengawasan Ketenagakerjaan.) Laporan mengenal hash pengawasan akan ditambahkan ke dalam berkas dokumentasi yang ada pada badan pengawas mengenal perusahaan yang
diawasi. Karena itu. semua catatan kerja. komentar, dan tanggapan pengawas sebaiknya disimpan untuk digunakan sebagai acuan di masa yang
akan datang. Informasi mengenai setiap kunjungan hendaknya dijadikan bagman dan pangkalan data statistik badan pengawas.
Untuk mengumpulkan data yang sangat penting diperlukan sistem penyimpanan data yang efektbf tetapi tidak terlalu menuntut dan segi waktu.
Pon9awosan Ketenagokorjoan
27
Statistik mengenal jumlah kunjungan pengawasan yang
dihubungkan den gan jumlah pen gawas yang ada
dapat memberikan Informasi yang berguna bagi pembuatan keputusan manajemen dengan memberikcin bebercipa indikasi mengenal produktivitas badan pengawas.
Statistik mengenai jumlah kecelakaan kerja, pelanggaran keselamafan key/a, pen yakit akibafkerja dan ketidakpatuhan terhadap perafuran upah minimum dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan menyusun
profil perusahaan yang beresiko' tinggi melakukan pelanggaran dan karena itu, memerlukan kunjungan pengawasan secara Iebih teratur.
Untul< memperkenalkan suatu sistem penyimpanan data yang terkomputerisasi, diperlukan perencanaan yang hati-hati karena hat mi bukanlah sekedar membeli komputer dan kemudiari mempelajari bagaimana cara menggunakannya. Sistem penyimpanan data yang terkomputerisasi merupakan bagian dart suatu sistem informasi. Karena itu, sebelum suatu sistem penyimpanan data yang
terkomputerisasi diperkenalkan, terlebih dahulu harus sudah ada sistem informasi yang menjadi induk dan sistem penyimpanon tersebut supaya dengan demikian, dapat diambil keputusan yang tepat mengenai jenis paket
perangkat kera dan perangkat lunak komputer yang dibutuhkan, yang kompatibel dengan sistem informasi yang menjadi induknya.
2$
Pngawaan KtakerJaor
5
Melaporkan Kunjungan Pengawasan
A. Format Laporari Pengawasan Format laporan pengawasan sangat bervariasi dan satu negara ke negara yang lain. Laporan pengawasan dapat mengikuti:
format standar (di mona pengowas memberikan informasi sebagai tanggapan terhadap serangkaian pertanyaan pada formulir yang telah ditentu
Format laporan hendaknya sesuai dengan maksud penyusunan laporan pengowasan, Laporan hasil pengawasan merupakan alat untuk berfindak, dan format yang dipilih untuk menyajikan laporan tersebut hendaknya memberikan informasi bagi pembuatan keputuson. Maksud penyusunan laporan juga akan menentukan panjang pendeknya laporan tersebut: Suatu laporan berformat standar yang terdiri dan, katakanlah, sepuluh ha!aman dapat mengandung banyak informasi yang tidak semuanya dapat secara Iangsung dimanfoatkan dalam pembuatan keputusan. Bentuk laporan yang panjang memakan banyak waktu pengawas dan dapat mengurangi waktu yang tersedia untuk melakukan pekerjaan pengawasan.
B.
Persapan Menulis Laporan
Sebelum menulis laporan, pengawos hendaknya dengan jelas memahami moksud laporan itu ditulis. Apakah laporan itu ditulis,.. untuk menyampaikan informasi?
Pongawoan KotenagokerJoan
29
untuk mendidik?
untuk memberikan pukulan atau kejutan (shock)? untuk menghibur?
untuk merigaktivasi (memulal sesuatu. memulal dijalankannya suatu kegiatan)? Maksud utama pekerjaan pengawasan adalah untuk memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mengambil tindakan, balk oleb perusahaan maupun oleh badan pengawas. Sebelum menulis laporan. pengawas perlu mempertimbarigkan kepada siapa laporan itu ditujukan. Apabila laporan itu merupakan dokumen internal yang dimaksudkan untuk digunakan sebagal bahan informasi untuk Iingkungan badan pengawas sendiri, maka isi dan gaya penulisan laporan tersebut akan berbeda dali isi dan gaya penulisan laporan yang dimaksudkan untuk pihak lain di luar badan pengawas.
Lazimnya, laporan hasil pengawasan disimpan di badan
pengawas. Tidak semua
hash
pengawasan
diberitahukan ke pihak luar. Hanya hal-hal yang relevan
saja yang diberitahukan melalui surat kepada perusahaan yang diawasi dan pihclk lain. Dengan demikian, kerahasiaan informasi yang dikumpulkan dan setiap perusahaan yang diawasi tetap terjaga.
Untuk melengkapi laporan perlu dilakukan pengumpulan informasi melalui pengamatan, wawancara, pengukuran (misalnya. mengukur nilai ambang batas paparan konseritrasi asbes di lingkungan kerja) dan pembacaan (misalnya, membaca data teknis yang ditunjukkan oleh suatu mesin yang sedang dioperasikan,) Dalam menuhis laporan, pengawas harus mampu membedakan mana yang merupakan fakta dan mane yang merupakan pendapatnya sendiri, Informasi yang disajikan sebagai fakta harus dapat dipeniksa kebenarannya. Informasi yang bersifat subyektif (karena merupakan pendapat pribadi pengawas yang bersangkutan) tidak boleh disajikan sebagai pernyataan yang bersifat final dan menentukan.
30
Pngawosan KeIoncloakorJaan
C.
Menulis Laporan
Penulisan laporan dalam beberapa hal tergantung pada format yang digunakan, Untuk laporan yang bersifat naratif. bahan atau materi penulisan harus disusun dalam urutan logis yang menuntun pembaca pada
rangkaian kalimat atau alinea yang menjabarkan hash pengamatan yang telah dilakukan; rangkaian kalimaf atau paragraf yang menjelaskan kesimpulan yang dapat ditarik dan hash pengamatan yang dilakukan; rangkaian kallmat atau paragraf yang menguraikan rekomendasi atau saran yang diberikan untuk memperbaiki atau membenahi kekurangan yang ada.
Laporan hendaknyo diselesaikan secepat mungkin segera setelah kunjungan pengawasan dilakukan, kalau mungkin, pada han yang sama dengan han kunjungan pengawasan dilakukan.
D.
Isi
Laporan kunjungan pengawasan yang pertama dhlakukan pada umumnya memuat hal-hal berikut: I.
Informasi umum rnengenai perusahaan yang diawasi:
nama perusahaan status hukum perusahaan (perseroan. CV) hubungan antara perusahaan yang diawasi dengan badan hukum
atau perusahaan lainnya (misalnya, apakah perusahaan yang diawasi itu merupakan anak perusahaan. perusahaan cabang, atau perusahaan induk) sifat dasar bisnis atau kegiatan usaha yang dhjalankan perusahaan dan keterangan mengenai bisnis atau usaha tersebut
lakasi dan alamat perusahaan
orang yang mewalhli perusahaan dalam berhubungan dengan plhak di luar perusahaan (contact person). nomor telepon dan nomor fax perusahaan jumlah karyawan yang dimiliki perusahaan (dijabarkan menurut
Pong3awaan Kotenaakorjaan
31
jenis kelamin, pekerja muda. kategori pekerjaan I jabatan)
proses tertentu (misalnya. proses produksi yang melibatkan penggunaan bahan kimia) Kondisi keija yang ada: jam keija
upah minimum dan lunjangan yang dibayarkan waktu islirahat mingguan dan hail libur kondisi K3
layanan kesehafan dan kesejahteraan bagi pekerja peringkat perusahaan dalam hal bahaya kerja ada tidaknya panifia K3 di perusahaan tersebut Hubungan industrial
Ill.
ada Iidakriya serikat pekerja di perusahaan tersebut
ada tidaknyo perjanjian kerja bersama di perusahaan tersebut ado lidakriya panitia konsultatif atau panitia pekerja di perusahaan tersebut
sering lidaknya terjadi pemogokan di perusahaan tersebut IV.
Rincion pengawasan:
sifat dasar pengawasan (apakah pengawasan itu merupakan pengowasan rutin atau pengawasan khusus?)
sifat dasar pelanggaran yang dilakukan terhadap hukum atau peraturan yang berlaku hal-hal yang perlu mendapat prioritas lindakan yang harus diambil untuk masing-masing hal yang perlu mendapat prioritas
Laporan pengawasan harus diberi keterangan mengenai nama pengawas yang melakukan pengclwasan, diberi tanggal dan ditandatangani. Laporan tentang kunjungan pengawasan berikutnya hendaknya mernberikan
informasi terakhir mengenai kondisi umum perusahaan. kondisi kerja dan hubungan industrial yang dUumpai di sana. Laporan tersebut hendaknya dkonsenftasikan pada sifat dasar pelanggaran yan telah erjadi dan tindakan yang diusulkan unluk memperbaiki pelanggaran tersebut. Pengowasan yang bersifat khusus hendaknya dilaporkan secara khusus pula. 32
Pcn.o,aot J(otonaokorjoan
Laporan hash pengawasan yang bersifat khusus hendaknya menyebutkari
alasan dilakukannya pengawasan tersebut dan menjelaskari hasilnya (misalnya, pengawasan dilakukan karena adanya keluhan atau pengaduan. hal-hal yang dijumpai pengawas kelika melakukan pengawasan dan findakan apa yang harus diambil). Laporan terpisah hendaknya disc sun untuk menyelidiki kecelakaan kerja yang terjadi. Laporan tersebut hendaknya:
memberikan informasi rind mengenal penyebab kecetakaan, baik yang bersifat langsung maupun yang tidak konsekuensi yang terjadi
rekomendasi (Saran) don lindakan yang diambhl
E.
Laporan Tahunan
Aspek lain penulisan laporan hash pengawasan adalah membuat laporan
tahunan bagh badan pengawas ketenagakerjaan secara keseluruhan. Laporan tahunan merupakan alat manajemen yang penting. Apabila disusun dengan balk, laporan tahunan memberikan informasi berharga rnengenai kegiatan yang pernah dhlakukan badan pengawas dan hal-hal yang penling untuk masa yang akan datang.
lsi laporan tahunan tergantung pada keadaan nasional, tetapi selidaktidaknya, laporan tahunan harus memuat: maksud dan tujuan badan pengawas
undang-undan dan peraturan yang pelaksanaannya menjadi tanggung jawab badan pengawas kegiatan utama yang dilakukan badan pengawas dalam tahun yang bersangkutan
jumlah pabrik baru yang didaffarkan dan jumlah pabrik yang ditutup jumlah pengawasan yang dilakukan. berdasarkan jenisnya jumlah kasus yang diajukan ke pengadhlan dan hasilnya statistik kecelakaari kerja yang fermonitor. berdasarkanjenis indusfitjenis pekerjaan I jobatan. dan lokasi kerja
statistik mengenal kematian yang terjadi di tempof kerja akibat kecelakaan atau sebab lain statistik mengenal penyakit akibat kerja analisa data statistik
Ponctvo.,on Koionajakcjaon
33
struktur organisasi dan manajemen
penhlaian kegiatan dalam tahun yang bersangkutan target atau sasaran yang telah dicapal dalam tahun yang bersangkutan
(apabila belum atau tidak tercapal. mengapa?) halangan dan kendala yang dihadapi dalam tahun yang bersangkutan hal-hal yang menjadi isyu di masa yang akan datang Konvensi 110 No. 81 Tahun 1947 mengenal Pengawasan Ketenagokerjaari
Konvensi mi memberikan pedoman yang berguna tentang penyiapan laporan tahunan oleh badan pengawas ketenagakerjaan. Pasal 20 menyebutkan:
Otoritas pengawasan pusatwajib menerbitkan laporan tahunan umum mengenal pekerjaan dinas pengawasan ketenagakerjaan yang berada di bawah kendalmnya. Laporan tahunan seperti itu wajib diterbitkan dalam jangka waktu yang wajarsetelah berakhirnya tahun yang dilaporkan, yaltu tidak boleh lebih dan dua belas bulan. Salman dan laporan tahunan tersebut wajib diberikan kepada Direktur Jenderal Kantor Perburuhan Internasional (tLO) dalam jangka waktu yang wajar setelah laporan itu dipubilkasikan. yaltu tidak boleh iebih dan tiga bulan. Pasal 21 menyebutkan pokok permasalahan yang harus dimasukkan ke dalam
laporan tahunan tersebut, yaifu:
undpng-undang dan peraturan yang reievan dengan tugas pengawasan ketenagakerjaan staf dinas peigawasan ketenagakerjaan stafistik tempat kerja yang dikeriakan perigawasan dan jumlah pekerja yang dmpekerjakan di sana
statistik kunjungan pengawasan yang dilakukan stat istik pelanggaran yang terjadi dan sanksi hukuman atau penalti yang
dijatuhkan terhadap pelanggaran tersebut statistik kecelakaan kerja yang terjadi statistik penyakit akibat kerja
34
Pengawozon Kotenogokodcan