PENGARUH FAKTOR CURRENT RATIO, TOTAL ASSET TURNOVER, DEBT TO EQUITY RATIO, SALES DAN SIZE TERHADAP RETURN ON ASSET (Studi pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2009)
Meilinda Afriyanti Dr. H. Moch. Chabachib, Msi.Akt
ABSTRACT Capital market is an indicator of a country's economic progress and to support economic development the country concerned.Various roles of capital markets in a country that is as a facility to do the interaction between buyers and sellers to measure the efficiency of company operations. One analytical tool in measuring the effectiveness of the company to generate profits is the Return on Assets (ROA). This study aims to examine the factors Current Ratio (CR), Total Asset Turnover (TATO), Debt to Equity Ratio (DER), Sales and Size of Return on Assets (ROA) at the manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange period 2006 -2009. This study uses the entire population of manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange (BEI) in 2006 to 2009, 151 companies. Sampling was done by purposive sampling technique.With the sampling method is derived samples used in this study as many as 17 companies. This study uses secondary data obtained from the publication of Indonesian Capital Market Directory (ICMD).Analytical techniques used in this study is the technique of multiple regression analysis with least squares equation and test the hypothesis F-statistic to test the effect together with a confidence level of 5% and using the t-statistic for testing the partial regression coefficients. In the classical assumption test results showed that there were no irregularities classical assumptions, this suggests that the available data has been qualified to use multiple linear regression model. Conclusions of this study were obtained as follows: Current Ratio variable is negative and significant impact on ROA, Total Asset Turnover variable has positive and significant impact on ROA,
1
the variable Debt to Equity Ratio is negative and significant impact on ROA, Sales variable and not significant positive effect on ROA , and the Size variable is not significant positive effect on ROA. Regression equation obtained is ROA = 1.660 to 5.142 + 7.557 TATO - DER 5.408 + 0.274 + 0.616 SIZE SALES. Magnitude of the coefficient of determination (adjusted R²) is 32.5% which means 32.5% ROA is affected by independent variables, while the remaining balance of 67.5% is explained by other variables not presented in the study.
Keywords : Current Ratio (CR), Total Asset Turnover (TATO), Debt to Equity Ratio (DER), Sales, Size and Return on Assets (ROA).
2
I. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat diartikan sebagai prospek atau
masa depan, pertumbuhan potensi perkembangan yang baik bagi perusahaan. Informasi kinerja keuangan diperlikan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi, yang mungkin dikendalikan dimasa depan dan untuk memprediksi kapasitas produksi dari sumber daya yang ada (Barkian, 2003). Sedangkan laporan keuangan yang telah dianalisis sangat diperlukan pemimpin dalam sebuah perusashaan atau manajemen untuk dijadikan sebagai alat pengambilan keputusan lebih lanjut untuk masa yang akan datang. Perkembangan pada persaingan yang sangat ketat, menyebabkan keunggulan kompetitif telah berkembang dan melibatkan pada pentingnya kinerja keuangan perusahaan. Oleh karena itu sangat penting untuk lebih mendalami studi mengenai kinerja keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dan merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan total aktiva yang dimilikinya. ROA merupakan rasio antara laba sesudah pajak atau net income after tax (NIAT) terhadap total asset. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik, karena return semakin besar. Evaluasi kinerja perusahaan dapat dilakukan menggunakan analisis laporan keuangan. Dimana analisis laporan keuangan dapat dilakukan menggunakan rasio keuangan. Rasio-rasio yang dugunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan seperti rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas. Analisis rasio memungkinkan manajer keuangan dan pihak yang berkepentingan untuk mengevaluasi kondisi keuangan akan menunjukkan sehat atau tidaknya suatu perusahaan. Analisis rasio juga menghubungkan unsurunsur rencana dan perhitungan laba rugi sehingga dapat menilai efektivitas dan efesiensi perusahaan.
3
Perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur, membutuhkan pengelolaan terhadap modal kerja secara lebih efisien. Hal ini karena aktiva lancar perusahaan manufaktur biasa menggunakan lebih dari separuh total aktivanya. Tingkat aktiva lancar yang berlebih dapat dengan mudah membuat perusahaan merealisasi pengembalian atas investasi (ROI) yang rendah. Akan tetapi, perusahaan dengan jumlah aktiva lancar yang terlalu sedikit dapat mengalami kekurangan dan kesulitan dalam mempertahankan operasi yang lancar (Van Horne dan Wachowicz, 2009:308). Untuk mengetahui seberapa besar modal kerja yang dialokasikan perusahaan untuk operasi perusahaan, dapat digunakan rasio lancar atau yang lebih dikenal dengan current ratio.
1.2 Rumusan Masalah Terdapatnya fenomena gap dimana menunjukkan bahwa terjadi perbedaan antara teori dengan fakta antara faktor dependen dan independen yang terjadi dilapangan. Seperti dapat dilihat pada tabel 1.1 di atas pada tahun 2006 besarnya ROA 11,25% kemudian tahun 2007 sebesar 11,89% dan pada tahun 2008 sebesar 12,33%. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, sedangkan berdasarkan data empiris besarnya CR, Sales dan Size mempunyai fenomena yang sama dengan ROA. Peningkatan ROA tersebut juga diikuti oleh ketiga variabel independen yaitu CR, Sales dan Size yang juga mengalami nilai rata-rata yang meningkat pada tahun 2009. Pergerakan besarnya nilai rata-rata yang sama antara variabel dependen (ROA) dan ketiga variabel independen tersebut mempengaruhi besarnya ROA. Sementara besarnya rata-rata Total Asset Turnover, dan Debt to Equity Ratio justru menunjukkan fenomena yang menurun dimana besarnya TATO pada tahun 2006 sebesar 1,34% kemudian pada tahun 2007 sebesar 1,28% dan pada tahun 2008 sebesar 1,49% lalu pada tahun 2009 sebesar 1,46%, sedangkan fenomena pada DER sendiri mengalami penurunan juga terlihat pada tahun 2006 sebesar 0,86% kemudian pada tahun 2007 sebesar 0,84% dan pada tahun 2008 sebesar 1,02% sedangkan pada tahun 2009 menurun menjadi 0,72%.
4
Dalam Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Erni Ekawati (2004), Junus Sulistyawan (2005), Kesseven Padachi (2006), Teruel dan Solano (2007), dan Mehmet SEN dan Eda Oruc (2009), tidak dikemukakan adanya konsistensi hasil penelitian yang menguji pengaruh CR, TATO, DER, SALES dan SIZE sehingga perlu diadakan penelitian lanjutan. Berikut ini research gap dari kelima variabel independen yang mempengaruhi ROA , dalam beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh, Mehmet SEN dan Eda Oruc (2009) melakukan Current ratio berpengaruh negatif terhadap ROA, serta Account Payable dan Inventory Period berpengaruh positif dan negatif signifikan terhadap ROA. Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Junus Sulistyawan (2005) penelitiannya menunjukkan bahwa Total Asset Turnover, NPM, dan LTD/TA mempunyai pengaruh yang signifikan positif terhadap ROA sementara ILK dan DIV/NI tidak menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terhadap ROA. Penelitian menurut Kesseven Padachi (2006)
inventory berpengaruh
positif tetapi tidak signifikan terhadap ROA. Sedangkan Account Payable, berpengaruh negatif terhadap ROA serta Account Receivable berpengaruh negatif terhadap ROA. Sedangkan F. Samiloglu dan K. Demirgunes (2008), dalam penelitiannya ACRP dan INVP berpengaruh negatif terhadap ROA. Sedangkan sales memiliki pengaruh positif terhadap ROA. Leverage memiliki pengaruh negatif terhadap ROA. Namun CCC, size dan fix tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. Dan menurut Erni Ekawati (2004) dalam penelitiannya pengaruh yang positif terhadap ROA, sementara book to market mempunyai pengaruh yang signifikan negatif terhadap ROA. Farah Ahwadiyah (2007), Hasil dari penelitiannya adalah DPR berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA, dan Asset berpengaruh signifikan positif terhadap ROA, sedangkan Sales berpengaruh signifikan positif terhadap ROA, sedangkan DERlag berpengaruh signifikan positif terhadap ROA. Bardosa dan Louri (2003) Dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kepemilikan asing, sales, R & D, konsentrasi industri, DER, turnover dan Size untuk perusahaan di Yunani menunjukkan pengaruh yang positif tehadap ROA, Sementara DER, Inventory, Sales dan Size pada perusahaan di Portugal mempunyai pengaruh yang signifikan negatif terhadap ROA.
5
Miyajima et al (2003), Dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Size menunjukkan pengaruh yang positif tehadap ROA, Sementara DER mempunyai pengaruh yang signifikan negatif terhadap ROA. Dalam penelitian tersebut Size perusahaan diterjemahkan dalam asset perusahaan.
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian Dari pertanyaan penelitian yang telah diuraikan di atas, maka tujuan dari penelitian : 1. Menganalisis pengaruh Current Ratio terhadap Return on Asset. 2. Menganalisis pengaruh Total Asset Turnover terhadap Return on Asset. 3. Menganalisis pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Return on Asset. 4. Menganalisis pengaruh Sales terhadap Return on Asset. 5. Menganalisis pengaruh Size terhadap Return on Asset. Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi kegunaan yang dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Bagi investor dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi. 2) Bagi Perusahaan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahann untuk lebih memperhatikan kondisi perusahaan terhadap besarnya profitabilitas. 3) Bagi peneliti dapat digunakan untuk menambah wawasan dalam studi pasar modal dan juga profitabilitas.
6
II . TELAAH TEORI
2.1 Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu 2.1.1
Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas (profitability ratio) terdiri atas dua jenis yaitu rasio
yang menunjukkan profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan (profitabilitas penjualan) dan rasio yang menunjukkan profitabilitas dalam kaitannya dengan investasi
(profitabilitas
investasi).
Profitabilitas
penjualan
dirumuskan
berdasarkan margin laba kotor dan margin laba bersih (Robbert, Ang 1997).
2.1.2
Balancing Theory Balancing theory merupakan keseimbangan antara manfaat dan pengorbanan
yang timbul sebagai akibat penggunaan hutang (Husnan, 1998). Sejauh manfaat masih besar, hutang akan ditambah. Tetapi bila pengorbanan menggunakan hutang sudah lebih besar maka hutang tidak lagi ditambah. Hal ini disebabkan karena adanya biaya kebangkrutan, biaya modal sendiri akan naik dengan tingkat yang makin cepat. Sebagai akibatnya, meskipun memperoleh manfaat penghematan pajak dari penggunaan hutang yang besar berdampak oleh kenaikan biaya modal sendiri yang tajam, sehingga berakhir dengan menaikkan biaya perusahaan.
2.1.3
Theory Du pont Salah satu teori yang mengkaji hubungan penjualan, biaya, dan total aktiva
yang digunakan oleh perusahaan adalah Du Pont System. Menurut Du Pont, perubahan penjualan, biaya dan laba bersih serta Total Aktiva akan mempengaruhi perubahan laba. Perubahan penjualan belum tentu proporsional dengan perubahan laba, karena adanya perbedaan dalam perkembangan biaya. Di samping itu perubahan laba juga dipengaruhi perubahan perputaran aktiva, semakin cepat perkembangan aktiva berarti semakin efektif perusahaan dengan akibat meningkatnya laba yang diperoleh. didasari oleh teori “Du Pont System”
7
yang menyatakan bahwa dirumuskan menurut (Robbert Ang, 1997) profitabilitas ditentukan oleh:
2.1.4
ROI = Margin Laba Bersih x Perputaran Total Aktiva
Pecking Order Theory Teori Pecking order merupakan suatu urutan keputusan pendanaan dimana
para manajer pertama kali akan memilih untuk menggunakan laba ditahan, kemudian hutang, dan modal sendiri eksternal sebagai pilihan terakhir. Menururt Weston Dan Copeland (1997) pecking order theory menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai urut-urutan preferensi dalam memilih sumber pendanaan.
2.1.5
Teori Asimetri Informasi dan Signaling Menurut Myers (1977), ada asimetri informasi antara manajer dengan
pihak luar. Manajer mempunyai informasi yang lebih lengkap mengenai kondisi perusahaan dibandingkan dengan pihak luar. Oleh karena itu, struktur modal memiliki pengaruh yang berbeda bagi manajer dan pihak luar perusahaan. Ross (1977) berhubungan dengan signaling mengembangkan sebuah model dimana struktur modal (penggunaan hutang) merupakan sinyal yang disampaikan oleh manajer ke pasar. Jika manajer memiliki keyakinan bahwa prospek perusahaan baik, dan karenanya ingin agar harga saham meningkat, manajer tersebut tentunya ingin mengkomunikasikan hal tersebut kepada para investor.
2.1.6 •
Teori Lain
Pendekatan Teori Keagenan (Agency Approach) Menurut pendekatan ini, struktur modal disusun untukmengurangi konflik
antar berbagai kelompok kepentingan. Konflik antara pemegang saham dengan manajer sebenarnya adalah konsep free-cash flow. Free-cash flow dalam konteks ini didefinisikan sebagai aliran kas yang tersisa sesudah semua investasi dengan nilai NPV positif didanai.
8
2.1.7
Ukuran Perushaan Rajan dan Zingales (2001) dalam Hadri kusuma (2005:85) menyebutkan
bahwa menurut teori critical, semakin besar skala perusahaan maka profitabilitas juga akan meningkat, tetapi pada titik atau jumlah tertentu ukuran perusahaan akhirnya akan menurunkan laba (profit) perusahaan. Teori critical resources menekankan pada pengendalian oleh pemilik perusahaan terhadap sumber daya perusahaan seperti aset, teknologi, kekayaan intelektual sebagai faktor-faktor yang menentukan ukuran perusahaan.
2.2
Variabel yang digunakan
2.2.1
Current Ratio (CR) Current Ratio merupakan salah satu rasio likuiditas, yaitu rasio yang
bertujuan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Semakin tinggi CR suatu perusahaan berarti semakin kecil resiko kegagalan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Akibatnya resiko yang akan ditanggung pemegang saham juga semakin kecil (Ang, 1997).
2.2.2
Total Asset Turnover (TATO) Merupakan rasio aktivitas yang digunakan untuk mengukur sampai
seberapa besar efektivitas perusahaan dalam menggunakan sumber dayanya yang berupa asset. Semakin tinggi efisien penggunaan asset dan semakin cepat pengembalian dana dalam bentuk kas (Abdul Halim, 2007). Sedangkan menurut (Weston dan Brigham, 1989), TATO merupakan rasio pengelolaan aktiva terakhir, mengukur perputaran atau pemanfaatan dari semua aktiva perusahaan. Apabila perusahaan tidak menghasilkan volume usaha yang cukup untuk ukuran investasi sebesar total aktivanya, penjualan harus ditingkatkan. Beberapa aktiva harus dijual, atau gabungan dari langkah-langkah tersebut harus segera dilakukan.
9
2.2.3
Debt to Equity Ratio (DER) Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang mengukur tingkat penggunaan
hutang (leverage) terhadap total shareholder’s equity yang dimiliki oleh masingmasing perusahaan. Secara matematis DER adalah perbandingan antara total hutang atau total debts dengan total shareholder’s equity (Ang, 1997). Menurut Brigham dan Houston (2006), sebuah perusahaan yang menggunakan pendanaan melalui utang, memiliki tiga implikasi penting : 1. Dengan memperoleh dana melalui utang, para pemegang saham dapat mempertahankan kendali mereka dengan perusahaan yang sekaligus membatasi investasinya yang telah diberikan oleh pihak perusahaan yang akan mereka berikan. 2. Kreditur akan melihat apada ekuitas atau dana yang diperoleh sendiri sebagai suatu batasankeamanan, sehingga semakin tinggi proporsi dari jumlah modal yang diberikan oleh pemegang saham, maka akan semakin kecil resiko yang akan dihadapi oleh kreditur. 3. Jika perusahaan mendapatkan hasil dari investasi yang didanai dengan dana hasil pinjaman lebih besar daripada bunga yang dibayarkan, maka pengembalian dari modal pemilik akan diperbesar.
2.2.4
Sales Penjualan memiliki pengaruh yang strategis bagi sebuah perusahaan,
karena penjualan yang dilakukan harus didukung dengan harta atau aktiva dan bila penjualan ditingkatkan maka aktiva pun harus ditambah (Weston dan Brigham, 1991:95). Dengan mengetahui penjualan dari tahun yang sebelumnya, perusahaan dapat mengoptimalkan sumber daya yang ada.
2.2.5
Size Weston dan Brigham (1994) menyatakan bahwa suatu perusahaan besar
dan go public akan mudah untuk menuju ke pasar modal. Karena kemudahan untuk berhubungan dengan pasar modal, maka perusahaan besar memiliki
10
fleksibilitas lebih besar untuk memperoleh dana yang sangat diperlukan untuk melaksanakan kesempatan investasi yang menguntungkan.
2.2.6
Return on Asset (ROA) ROA merupakan salah satu rasio profitabilitas yang digunakan untuk
mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan total aktiva yang dimilikinya. ROA merupakan rasio antara laba sesudah pajak atau net income after tax (NIAT) terhadap total asset. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik, karena return semakin besar (Limpaphayom dan Ngamwutikul, 2004). Return on asset (ROA) juga merupakan perkalian antara faktor net income margin dengan perputaran aktiva (Suad Husnan;1998). Net income margin menunjukkan kemampuan memperoleh laba dari setiap penjualan yang diciptakan oleh perusahaan, sedangkan perputaran aktiva menunjukkan seberapa jauh perusahaan mampu menciptakan penjualan dari aktiva yang dimilikinya. Apabila salah satu dari dari faktor tersebut meningkat atau keduanya, maka ROA juga akan meningkat. Apabila ROA meningkat, berarti profitabilitas perusahaan meningkat, sehingga dampak akhirnya adalah peningkatan profitabilitas yang dinikmati oleh pemegang saham (Suad Husnan;1998).
2.5
Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran merupakan suatu bentuk konseptual tentang
hubungan berbagai variabel yang telah diidentifikasi. 2.5.1 Pengaruh Current Ratio terhadap ROA Semakin besar rasio lancar, maka menunjukkan semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Hal ini menunjukkan perusahaan melakukan penempatan dana yang besar pada sisi aktiva lancar. Penempatan dana yang terlalu besar pada sisi aktiva memiliki dua efek yang sangat berlainan. Di satu sisi, likuiditas perusahaan semakin baik. Namun di sisi lain, perusahaan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan tambahan laba, karena dana yang seharusnya digunakan untuk investasi yang menguntungkan
11
perusahaan, dicadangkan untuk memenuhi likuiditas perusahaan. menurut Van Horne, dan Wachowicz (2009:323) likuiditas perusahaan berbanding terbalik dengan profitabilitas. Maksudnya, semakin tinggi likuiditas perusahaan maka kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba semakin rendah. Dari uraian diatas, dapat ditarik sebuah hipotesis sebagai berikut : Hipotesis 1 : Current Ratio berpengaruh negatif terhadap ROA
2.5.2
Pengaruh Total Asset Turnover terhadap ROA Rasio ini merupakan ukuran seberapa jauh aktiva yang telah dipergunakan
dalam kegiatan atau menunjukkan berapa kali aktiva berputar dalam periode tertentu. Apabila dalam menganalisis rasio ini selama beberapa periode menunjukkan suatu trend yang cenderung meningkat, memberikan gambaran bahwa semakin efisien penggunaan aktiva sehingga meningkat (Sawir, 2001). Sedangkan TATO dipengaruhi oleh besar kecilnya penjualan dan total aktiva, baik lancar maupun aktiva tetap. Karena itu, TATO dapat diperbesar dengan menambah aktiva pada satu sisi dan pada sisi lain diusahakan agar penjualan dapat meningkat relatif lebih besar dari peningkatan aktiva atau dengan mengurangi penjualan disertai dengan pengurangan relatif terhadap aktiva, (Pieter Leunupun, 2003). ). Dengan demikian hubungan antara TATO dengan ROA adalah positif. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dirumuskan ke dalam hipotesis, sebagai berikut: Hipotesis 2 : Total Asset Turnover berpengaruh positif terhadap ROA
2.5.3
Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap ROA
DER mencerminkan besarnya proporsi antara total debt dengan total Shareholder’s equity. Total debt merupakan total liabilities (baik utang jangka pendek maupun jangka panjang), sedangkan total shareholder’s equity merupakan total modal sendiri (total modal saham yang disetor dan laba yang ditahan) yang dimiliki perusahaan. Rasio ini menunjukkan komposisi total hutang semakin besar dibanding dengan total modal sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban
12
perusahaan terhadap pihak luar (kreditur), (Robert Ang, 1997). Berdasarkan uraian diatas, maka dirumuskan hipotesis : Hipotesis 3 : Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif terhadap ROA
2.5.4
Pengaruh Sales terhadap ROA Aktivitas penjualan suatu perusahaan sangat berkaitan dengan kompetisi
dalam industi. Shleifer dan Vishny (1997 dalam Dian ,2004) menyatakan bahwa kompetisi pasar produk akan mengurangi laba perusahaan. Sehingga apabila suatu perusahaan tidak efisien maka hal itu mengurangi earning . Sehingga perusahaan yang mempunyai penjualan yang sangat besar akan mempunyai market share yang tinggi dalam industri tersebut, yang menyebabkan meningkatnya kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan. Besar kecilnya profit margin dan perputaran aktiva suatu perusahaan sangat ditentukan oleh net sales. (Bambang, 2001). Bardosa dan Louri (2003) menyatakan sales berpengaruh signifikan positif terhadap ROA pada perusahaan di Yunani tetapi pada perusahaan di Negara Portugal sales menunjukkan pengaruh negative terhadap ROA. Sedangkan menurut Angg (1997) menunjukkan bahwa ROA sangat dipengaruhi oleh aktivitas penjualan perusahaan. Sehingga dapat diambil kesimpulan dengan meningkatnya aktivitas penjualan (sales) menunjukkan semakin baik kinerja perusahaan yang tercermin oleh return on asset. Dari uraian diatas, dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut: Hipotesis 4 : Sales berpengaruh positif terhadap ROA
2.5.5
Pengaruh Size terhadap ROA Rajan dan Zingales (2001) dalam Hadri Kusuma (2005:85) menyebutkan
bahwa menurut teori critical, semakin besar skala perusahaan maka profitabilitas juga akan meningkat, tetapi pada titik atau jumlah tertentu ukuran perusahaan akhirnya akan menurunkan laba (profit) perusahaan. Penjualan yang semakin meningkat, perusahaan dapat menutup biaya yang keluar pada saat proses produksi. Sehingga, laba perusahaan akan meningkat. Hipotesis 5 : Size berpengaruh positif terhadap ROA
13
III . METODE PENELITIAN
3.1
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel –variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat dijelaskan
sebagai berikut : 1. Variabel Dependen Yaitu variabel yang nilainya dipengaruhi oleh vartiabel independen. Variabel terikat dari penelitian ini adalah profitabilitas yang diukur dengan menggunakan ROA (Return On Asset). ROA merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian aset. Pada penelitian ini, ROA dihitung dengan menggunakan rumus (Robbert Ang, 1997) : Return on Asset = Net Income After Tax
Total Asset
2. Variabel Independen Merupakan variabel yang mempengaruhi sebab perubahan variabel lain (variabel dependen). Variabel independen dalam penelitian ini yaitu Current Ratio, Total Asset Turnover, Debt to Equity Ratio, Sales dan Size. 2 . CR (Current Ratio) Current Ratio adalah (Machfoedz, 1999) kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang harus segera dipenuhi atau dengan kata lain untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini secara matematis dapat diformulasikan sebagai berikut : (Weston dan Copeland, 1995): Current Ratio =
Current Asset Current Liability
3. TATO ( Total Asset Turnover) Menurut Sofyan (2007), Total Asset Turnover menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan dengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut, (Arthur J Keown, John D. Martin, J. William Petty, David. F. Scott. JR, 2008): Total Asset Turnover = Penjualan Total Aktiva 14
4. DER (Debt To Equity Ratio) Debt to Equity Ratio menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi total hutang (total debt) berdasarkan total modal sendiri (total shareholder equity) menurut (Robert, Ang, 1997). Data ini diperoleh dari ICMD. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut, (Riyanto, 1998): Debt to Equity Ratio =
Total Debt Total Shareholder’s equity
5. Sales (penjualan) Sales (penjualan) memiliki peranan yang penting dalam manajemen modal kerja. Menunjukkan aktivitas penjualan yang diukur dari penjualan bersih (net sales) dari perusahaan Untuk mengukur penjualan, digunakan rumus: Sales (penjualan) =
Ln Net Sales
6. Size (ukuran perusahaan) Ukuran perusahaan menunjukkan seberapa besar perusahaan dilihat dari total aset yang dimiliki. Untuk memberikan kriteria yang pasti mengenai ukuran suatu perusahaan, digunakan rumus : Size (ukuran perusahaan) =
3.2
Ln total assets
Populasi dan Sampel Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Sementara jumlah perusahaan dalam periode 2006-2009 151 perusahaan. Populasi yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah populasi yang memenuhi kriteria sampel tertentu sesuai yang dikehendaki peneliti (Singgih, 2001). Penentuan kriteria sampel diperlukan untuk menghindari timbulnya misspesifikasi dalam penentuan sampel penelitian. Kriteria yang dipakai sebagai sampel dalam penelitian ini adalah : 1. Terdaftar di ICMD secara terus-menerus sejak tahun 2006 sampai 2009. 2. Perusahaan tersebut menerbitkan laporan keuangan per 31 Desember untuk periode 2007-2009. 3. Memiliki nilai pertumbuhan yang positif.
15
4. Perusahaan tersebut tidak mempunyai ROA yang negatif selama periode tahun 2006-2009. 5. Perusahaan tersebut memiliki data lengkap yang diperlukan dalam penelitian.
3.3 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Sedangkan sumber data laporan keuangan manufaktur yang dijadikan sampel dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan perusahaan manufaktur yang ada di BEI pada tahun 2006-2009 yang diperoleh dari ICMD (Indonesian Capital Market Directory) 2010. 3.4 Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan studi literatur dan dokumentasi dalam pengumpulan data. 1). Studi Pustaka Dalam penelitian ini, peneliti mengkaji teori yang diperoleh dari literatur, artikel, jurnal, dan hasil penelitian terdahulu sehingga peneliti dapat memahami literatur yang berkaitan dengan penelitian yang bersangkutan. 2). Dokumentasi Peneliti mengumpulkan data secara tahunan periode 2006-2009 melalui Indonesia Capital Market derectory.
3.5 Metode Analisis Dalam suatu penelitian jenis data dan hipotesis sangat menentukan dalam ketepatan pemilihan statistik alat uji. Dengan menghitung besarnya Current Ratio, Total Asset Turnover, Debt to Equity Ratio, Sales, Size dan Return on Asset (ROA) perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel. Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini digunakan tahapan analisis dengan uji lolos kendala linier atau yang sering disebut dengan uji asumsi klasik, untuk melihat apakah model regresi berganda layak atau tidak digunakan dalam penelitian dengan melakukan uji hipotesis yaitu analisis regresi linier berganda, yang harus memenuhi kriteria yaitu, uji R², uji F-test dan uji T-test.
16
IV . HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Statistik Deskriptif Berdasarkan hasil analisis deskriptif statistik, maka tabel 4.2 berikut ini akan ditampilkan karakteristik sampel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), rata-rata sampel (mean), nilai maksimum, nilai minimum, serta standar deviasi untuk masing-masing variabel. Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N S_CR TATO DER SALES SIZE ROA Valid N (listwise)
68 68 68 68 68 68 68
Minimum ,82 ,63 ,10 11,87 11,30 2,55
Maximum 3,04 2,58 3,11 18,41 17,97 40,67
Mean 1,6156 1,3943 ,8626 15,3347 14,8586 12,5721
Std. Deviation ,56396 ,54835 ,65608 1,73416 1,72747 9,05470
Sumber : Data Sekunder yang diolah 4.2 Uji Asumsi Klasik 4.2.1 Uji Normalitas Uji
normalitas bertujuan untuk menguji apakah data yang digunakan
dalam model regresi, variabel independen dan variabel dependen atau keduanya telah terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas data faktor yang mempengaruhi ROA dapat dilihat pada Tabel 4.3 sebagai berikut :
17
Tabel 4.3 Uji Kolmogrov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardized Residual 68 ,0000000 7,15415009 ,068 ,068 -,042 ,562 ,910
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : Data sekunder yang diolah Berdasarkan tabel 4.3 di atas, menunjukkan bahwa data telah terdistribusi normal. Hal ini terlihat dari signifikansi sebesar 0,910 yang berarti lebih besar dari 0,05 artinya adalah data telah terdistribusi normal.
4.2.2 Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya kolerasi antara variabel independen. Untuk mendeteksi ada atautidaknya multikolinearitas dalam suatu model regresi dapat diketahui dari nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF) dimana nilai tolerance mendekati 0,1 dan nilai VIF di atas 10. Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas Variabel
Tolerance
VIF
Keterangan
CR (current ratio)
.486
2,059
Bebas Multikolinearitas
TATO (total asset turnover) DER (debt to equity ratio) Sales
.939
1,064
Bebas Multikolinearitas
.664
1,505
Bebas Multikolinearitas
.332
3,016
Bebas Multikolinearitas
Size
.422
2,367
Bebas Multikolinearitas
18
Sumber : Data sekunder yang diolah Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa pada semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini memiliki tolerance yang lebih dari 0,1 dan nilai VIF yang kurang dari 10. Hal ini berarti bahwa variabel-variabel penelitian tidak menunjukkan adanya gejala multikolinearitas dalam model regresi.
4.2.3 Uji Autokorelasi Pengujian ini digunakan untuk menguji asumsi klasik regresi berkaitan dengan adanya autokorelasi. Pengujian ada tidaknya autokorelasi dalam persamaan ini digunakan Uji Durbin Waston (DW-Test). Tabel 4.5 Uji Durbin-Waston Model Summaryb Model 1
R ,613a
R Square ,376
Adjusted R Square ,325
Std. Error of the Estimate 7,43703
Durbin-W atson 1,841
a. Predictors: (Constant), S_CR, TATO, DER, SALES, SIZE b. Dependent Variable: ROA
Sumber : Data yang telah diolah dengan SPSS Berdasarkan hasil analisis regresi pada tabel 4.5 maka diperoleh nilai hitung Durbin Waston sebesar 1,841, sedangkan besarnya DW-tabel: dl (batas luar) = 1,464; du (batas dalam) = 1,768; 4 – du = 2,232; dan 4 – dl = 2,536; maka dari perhitungan disimpulkan bahwa DW-test terletak pada daerah uji. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 4.3 sebagai berikut: Gambar 4.3 Daerah D-W test Autokorelasi
0
1,464
Daerah ragu-ragu
1,768
Tidak ada autokorelasi
1,841
2,232
19
Daerah ragu-ragu
2,536
Autokorelasi negatif
4
4.2.4 Uji Heterokedastisitas Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya heterokedastisitas dalam suatu model regresi linier berganda adalah dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat yaitu ZPRED dengan residual error yaitu SRESID. Grafik scatterplot ditunjukkan pada grafik berikut : Gambar 4.4 Grafik Scatterplot Scatterplot
Regression Studentized Residual
Dependent Variable: ROA 3
2
1
0
-1
-2 -3 -2
-1
0
1
2
3
Regression Standardized Predicted Value
Sumber : Data sekunder yang diolah Pada grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik mentebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi ini tidak terjadi heteroskedastisitas.
4.3 Hasil Analisis Regresi 4.3.1
Uji Koefisien Determinasi (R²) Koefisien determinasi (R²) berfungsi untuk melihat sejauh mana
keseluruhan variabel independen dapat menjelaskan varaiabel dependen. Hasil perhitungan analisis koefisien determinasi penelitian ini dapat terlihat pada Tabel 4.7 :
20
Tabel 4.7 Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R²) Model Summary b Model 1
R ,613a
Adjusted R Square ,325
R Square ,376
Std. Error of the Estimate 7,43703
Durbin-W atson 1,841
a. Predictors: (Constant), S_CR, TATO, DER, SALES, SIZE b. Dependent Variable: ROA
Sumber : Data yang telah diolah dengan SPSS Pada tabel output SPSS model Summary besarnya Adjusted R² adalah 0,325, hal ini berarti 32,5% variasi ROA dapat dijelaskan oleh variasi dari kelima variabel independen, yaitu Current Ratio (CR), Total Asset Turnover (TATO), Debt to Equity Ratio (DER), Sales, dan Size. Sedangkan 67,5% sisanya dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model penelitian.
4.3.2
Uji Statistik F (Uji F-test) Pengujian secara simultan dilakukan dengan menggunakan uji F. Uji F
dilakukan untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Berikut adalah hasil uji statistik pada tabel 4.8 : Tabel 4.8 Hasil Analisis Uji F ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 2063,979 3429,185 5493,164
df 5 62 67
Mean Square 412,796 55,309
a. Predictors: (Constant), S_CR, TATO, DER, SALES, SIZE b. Dependent Variable: ROA
Sumber : Data sekunder yang diolah
21
F 7,463
Sig. ,000a
Pada hasil analisis regresi dapat diketahui pula bahwa secara bersama-sama variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
4.3.3
Uji Statistik T (Uji t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel independen. Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan apakah variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara parsial terhadap variabel dependennya (Ghozali, 2005). Hasil perhitungan Uji t dapat dilihat pada Tabel 4.9 sebagai berikut : Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Uji t a Coefficients
Model (Constant) 1 S_CR TATO DER SALES SIZE
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Std. B Beta Error
Collinearity Statistics t
Sig.
1,660
12,977
,128
,899
-5,142 7,557 -5,408 ,274 ,616
2,312 1,710 1,699 ,910 ,809
-,320 -2,224 ,458 4,421 -,392 -3,183 ,052 ,301 ,118 ,761
,030 ,000 ,002 ,765 ,449
Tolerance
VIF
,486 ,939 ,664 ,332 ,422
2,059 1,064 1,505 3,016 2,367
a. Dependent Variable: ROA
Sumber : Data sekunder yang telah diolah menggunakan SPSS Berdasarkan hasil pengujian dengan metode regresi linier berganda untuk menguji pengaruh variabel-variabel independen Current Ratio (CR), Total Asset Turnover (TATO), Debt to Equity Ratio (DER), Sales, dan Size terhadap variabel dependen Return on Asset (ROA) maka dapat disusun sebuah persamaan sebagai berikut : ROA = 1,660 – 5,142 CR + 7,557 TATO – 5,408 DER + 0,274 SALES + 0,616 SIZE
22
4.4 Pembahasan 4.4.1 Hipotesis Pertama Pengaruh Current Ratio terhadap ROA Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa manajer perusahaan perlu menjaga tingkat likuiditas perusahaan karena untuk melihat tingkat likuiditas yang baik, perusahaan dalam menghasilkan laba sangat efektif karena para investor percaya untuk untuk berinvestasi pada perusahaan, sehingga perubahan CR dapat meningkatkan daya untuk menghasilkan laba perusahaan. Menurunnya CR berarti risiko yang dihadapi oleh perusahaan akan semakin menurun ketidakpastian bagi investor untuk mengindikasikan dana yang menganggur sehingga akan meningkatkan profitabilitas perusahaan, akibatnya ROA juga akan mengalami peningkatan. Hasil penelitian ini memiliki kesamaan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mehmet SEN dan Eda Oruc (2009), dalam penelitiannya yang berjudul “Relationship between Efficiency Level of Working Capital Management dan Return on Total Asset in Ise” yang menyimpulkan bahwa Current Ratio (CR) mempunyai pengaruh negatif terhadap Return on Asset (ROA).
4.4.2
Hipotesis Kedua Pengaruh Total Asset Turnover terhadap ROA
Hipotesis 2 menyatakan bahwa Total Asset Turnover berpengaruh positif terhadap ROA diterima dan signifikan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan untuk melihat seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik, karena penggunaa aktiva yang efektif dalam menghasilkan penjualan, sehingga laba yang dihasilkan nanti meningkat dan dengan begitu ROA mengalami peningkatan. Hasil penelitian ini memiliki kesamaan dengan hasil penelitian Niken Hastuti (2008), dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Rasio Lancar, Leverage, Pertumbuhan Penjualan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Return on Asset Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia” yang menyimpulkan bahwa Total Asset Turnover (TATO) mempunyai pengaruh positif terhadap Return on Asset (ROA).
23
4.4.3 Hipotesis Ketiga Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap ROA Hipotesis 3 menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif terhadap Return on Asset (ROA) diterima dan signifikan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa menurunnya DER akan mempengaruhi besarnya laba yang dicapai oleh suatu perusahaan. Semakin turunnya DER menunjukkan bahwa perubahan hutang perusahaan yang digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan mampu menghasilkan keuntungan yang optimal dengan biaya hutang yang minimum, sehingga perubahan Debt to Equity Ratio dapat meningkatkan profitabilitas atau ROA perusahaan. Dengan rasio DER yang kecil disebabkan karena perusahaan dapat memenuhi kebutuhan dananya menggunakan sumber dana dari internal. Hasil penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh F.Samiloglu dan K.Demirgunes (2008) “The effect of Working Capital Management on firm Profitability : evidence from Turkey” yang menyimpulkan bahwa Debt to Equity Ratio mempunyai pengaruh negatif terhadap Return on Asset (ROA).
4.4.4 Hipotesis Keempat Pengaruh Sales terhadap ROA Hipotesis 4 menyatakan bahwa Sales berpengaruh positif terhadap Return on Asset (ROA) diterima dan tidak signifikan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kinerja penjualan perusahaan mampu meningkatkan keuntungan perusahaan. Dengan adanya penjualan yang tinggi, maka biaya-biaya yang keluar dari proses produksi dapat ditutupi dengan penjualan yang ada. Hubungan positif antara penjualan dengan ROA menunjukkan semakin tinggi penjualan akan semakin meningkatkan keuntungan. Manajer perusahaan sebaiknya menerapkan kebijakan dengan mengoptimalkan aktivitas operasional perusahaan melalui penjualan melalui penjualan bersih yang tinggi, karena perubahan Sales mempunyai pengaruh yang positif terhadap ROA. Sales yang tidak signifikan disebabkan karena setiap kenaikan sales maka ROA pasti akan naik, dan ini disebabkan karena masih rendahnya kemampuan perusahaan dalam meningkatkan kinerja penjualan yang ada pada perusahaan. Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Farah Ahwadiyah (2007),
24
“Analisis pengaruh Dividen Payout Ratio, Asset, Sales dan Debt to Equity Ratio terhadap Return on Asset pada perusahaan Non keuangan PMA dan PMDN yang listed di BEJ” yang menyimpulkan bahwa Sales mempunyai pengaruh positif terhadap Return on Asset (ROA).
4.4.5
Hipotesis Kelima Pengaruh Size terhadap ROA
Hipotesis 5 menyatakan bahwa Size berpengaruh positif terhadap Return on Asset (ROA) diterima dan tidak signifikan. Hasil penelitian ini menunjukkan semakin besar perusahaan maka akan semakin tinggi profitabilitas yang dimiliki. Hal itu disebabkan karena semakin besar suatu perushaan maka akan semakin kecil risiko yang dihadapinya. Sehingga investor lebih berminat dengan perusahaan berukuran besar. Yang mana hal tersebut menyebabkan harga saham menjadi tinggi. Size yang tidak signifikan disebabkan masih sedikitnya jumlah perusahaan yang mau melakukan investasi. Dimana melihat skala perusahaan yang pada tahun penelitian Size nya mengalami peningkatan secara terus-menerus seperti PT.Indofood Sukses Makmur, PT.SMART, PT.Mayora Indah, PT.Fast Food Indonesia, PT. Aqua Golden Mississipi, PT. HM.Sampoerna, PT.Gudang Garam, PT.Sepatu Bata, PT. Indocement Tunggal Prakarsa, PT.Semen Gresik, PT. Lion Metal, dan PT. Kimia Farma yang terlihat meningkat secara terus menerus ditahun penelitian. Perusahaan yang memiliki pertumbuhan tinggi mempunyai kesempatan yang besar untuk meningkatkan keuntungan dan bekerjasama dengan perusahaan yang juga memiliki pertumbuhan yang tinggi. Hasil penelitian ini mempunyai kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Bardosa dan Louri (2003), “Coorporate Performance: Does Ownership Matter? A Comparison of Foreign – and Domestic-Owned Firms in Greece and Portugal,” yang menyimpulkan bahwa Size mempunyai pengaruh positif terhadap Retun on Asset (ROA). Sedangkan menurut F.Samiloglu dan K.Demirgunes (2008) “The effect of Working Capital Management on firm Profitability : evidence from Turkey” menyimpulkan bahwa Size tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on Asset (ROA).
25
V . SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain dari hasil penghitungan analisis yang dilakukan pada tahun 2006 sampai dengan 2009 variabel yang berpengaruh signifikan adalah variabel Current Ratio (CR), Total Asset Turnover (TATO), Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return on Asset (ROA). Sedangkan variabel Sales dan Size tidak berpengaruh signifikan terhadap Retrun on Asset (ROA).
5.2 Keterbatasan Adapun keterbatasan pada penelitian ini antara lain : 1. Nilai adjusted R² sebesar 32,5% menunjukkan bahwa masih ada faktor lain yang berpengaruh terhadap Return on Asset (ROA) namun belum diuji dalam penelitian ini. 2. Disamping itu rasio-rasio perusahaan yang digunakan sebagai dasar untuk memprediksi ROA hanya terbatas CR, TATO, DER, Sales dan Size.
5.3 Saran Bagi investor dan perusahaan sebainya lebih memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi ROA diantaranya faktor Current Ratio, Total Asset Turnover, dan Debt to Equity Ratio sebagai pertimbangan untuk menentukan penilaian harga saham kepada para investor lainnya. Bagi peneliti selanjutnya perlu menambahkan variabel lain yang belum terdapat pada penelitian ini.
26
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim. (2007). Akuntansi Sektor Publik Akuntansi keuangan daerah, Edisi Revisi, Jakarta, Salemba Empat. Ahwadiyah, Farah. 2007. “Analisis Pengaruh Dividend Payout Ratio, Asset, Sales, dan Debt To Equity Ratio Terhadap Return on Asset” skripsi Universitas Diponegoro Semarang. Ang, Robert. 1997. “Buku Pintar Pasar Modal Indonesia (The Intelligent Guide to Indonesian Capital market)”, Mediasoft Indonesia, Jakarta. Anton, Dajan. 1994. Pengantar Metode Statistk jilid 2, Jakarta : LP3S. Arthur, J. Keown, John, D. Martin. J. William Petty, David. F. Scott. JR. 2008. Manajemen Keuangan, Edisi Kesepuluh. Jakarta: PT. Macanan Jaya Cemerlang. Bambang Riyanto. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta : BPFE UGM. Barbosa, Natalia and Helen Louri, (2003), “Corporate Performance: Does Ownership Matter? A Comparison of Foreign – and Domestic-Owned Firms in Greece and Portugal,” Working Paper Series, No. 26. Brigham, Eugene F. dan Joe F Houston. 2001. Manajemen Keuangan, Jakarta : Erlangga. DiPietre, et al. 1997. Critical Control Points: Managing Assets, Expenses and Leverage. http://www.ansc.purdue.edu/swine/swineday/sday97/8.pdf Ekawati, Erni. 2004. “ Pengaruh Size, book to market, dan operating flexibility terhadap ROA perusahaan”. Jurnal Simposium Nasional Akuntansi, No.VII 2-3 Desember 2004. Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston. 1991. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. ____________________. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Buku 2. Jakarta: Salemba Empat. Hadri Kusuma. 2005. “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Go Public Di Bursa Efek Indonesia”, Sinergi, hal. 1-15. Harahap, Sofyan, Syafri. 2007. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hastuti Niken. 2010. “Analisis Pengaruh Periode Perputaran Persediaan, Periode Perputaran Hutang Dagang, Rasio Lancar, Leverage,Pertumbuhan Penjualan Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas Perusahaan”. Skripsi Universitas Diponegoro Semarang. Horne,James C Van dan John M. Wachowicz, JR. 2009. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan. Jakarta : Salemba Empat. Husnan, Suad. 2008. Manajemen Keuangan: Teori dan Penerapan Buku 1, Edisi 4, BPFE Yogyakarta, 2008. Husnan, Suad. 1998. Manajemen Keuangan : Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka Pendek). BPFE: Yogyakarta.
27
Imam, Ghozali. 2009. Aplikasi Multivariate dengan Program SPSS, Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Machfoedz, Mas ud. 1994. “Financial Ratio analysis and The Prediction of Earning Change in Indonesian”, Kelola : Gajah Mada University Bussiness Review, No.7/III/1994 : 114 – 137. Martono, Cyrillius. 2002. “ Analisis Pengaruh Profitabilitas Industri, Rasio Leverage Keuangan Tertimbang dan Intensitas Modal Tertimbang Serta Pangsa Pasar Terhadap ROA dan ROE Perusahaan Manufaktur Yang Go-Public di Indonesia ”. Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol. 4, No. 2, November 2002: 126 – 140. Miyajima, Hideaki, Yusuke Omi and Nao Saito, (2003), “Corporate Governance and Performance in Twentienth Century Japan,”Bussiness and Economic History, Vol 1, 2003. Orniati, Yuli. 2009. “Laporan Keuangan Sebagai alat Untuk Menilai Kinerja Keuangan”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Tahun 14 Nomor 3 November 2009. Padachi, Kesseven. 2006. “Trends in Working Capital Management and Its Impact on Firm’s Performance : an Analysis of Mauritian Small ManufacturingFirms” http://www.docstoc.com/docs/DownloadDoc.aspx?doc_id=20721861&ref _url= PT. Bursa Efek Indonesia (BEI). Indonesian Capital Market Directory (ICMD). 2005-2007 dan 2006 - 2008. Jakarta Ross, Westerfield, Jordan. 2008. Pengantar Keuangan Perusahaan (Corporate Finance Fudamental), Edisi Kedelapan. Jakarta: Salemba Empat. Robert Ang . 1997. Buku Pintar : Pasar Modal Indonesia (The Intelligent Guide to Indonesian Capital Market). Jakarta : Mediasoft Indonesia. Samiloglu, F., K. Demirgunes.2008. “The Effect of Working Capital Management on Firm Profitability : Evidence from Turkey”. http://scialert.net/qredirect.php?doi=ijaef.2008.44.50&linkid=pdf Santosa, Debora. Setiati. 2009. “ Analisis Current Ratio, Total Asset Turnover, dan Debt to equity Ratio terhadap ROE ”. Skripsi Universitas Diponegoro Semarang. Sartono, Agus R. Drs. M.B.A. 2001. Manajemen Keuangan (Teori dan Aplikasi), Edisi Empat, Yogyakarta. Sawir, Agnes. 2001. “Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan”. Penerbit BPFE, Yogyakarta. Sen, Mehmet, Eda Oruc. 2009. “Relationship between Efficiency Level of Working Capital Management dan Return on Total Asset in Ise”. http://www.ccsenet.org/journal/index.php/ijbm/article/viewFile/2544/349. Singgih Santoso. 2001. SPSS Versi 10.0 Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Jakarta: Elex Media Komputindo. Sulistyawan, Junus, (2005), Analisis Pengaruh ILK dan Rasio-rasio Keuangan Terhadap Corporate Performance, Tesis UNDIP Yang Tidak Dipublikasikan.
28
UNDIP BEI. Laporan Keuangan yang terdaftar pada BEI tahun 2005, 2006, 2007, 2008 dan 2009. Van Horne, James C & John M. Wachowicz Jr. 1997. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan, Jakarta: Salemba Empat. Van Horne, J.C (1995), Financial Management and Policy, New York, PrenticeHall, Edisi 10 Weston, J.F. dan Copland, T.E. (1997). Manajemen Pendanaan. Edisi 9 (terjemahan). Jakarta : Penerbit Bina Rupa Aksara Weston, J. Fred dan Thomas, E. Copeland. 1995. Manajemen Keuangan (Edisi Rivisi), Edisi Kesembilan. Jakarta : Erlangga
29