ANALISIS PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, NON PERFORMING LOAN, NET INTEREST MARGIN, BOPO DAN LOAN TO DEPOSIT RATIO TERHADAP RETURN ON ASSET (Studi pada Bank Umum go public di Bursa Efek Indonesia periode 2007 – 2010) Tryo Hasnan Mouri Dr. H.M. Chabachib, M.Si., Akt.
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang
ABSTRACT
The purpose of this study is to analyze the impact of the variabels CAR, NPL, NIM, BOPO, and LDR on variable ROA on General Bank go public listed in Indonesian Stock Exchange 2007 – 2010 period. Research using purposive sampling method for taking samples. Data obtained on the basis of publication Annual Bank, obtained 14 samples of General Bank. Analysis technique used is multiple linear regression analysis. Based on the statistical F indicates that model is fit because has a significance value less than 5% of Alpha value (α). Meanwhile, based on statistical t test showed that the CAR, LDR is positive and significant impact on ROA because it has a significance value more than 5% of Alpha value (α). Similarly, NPL is negative and signicant impact on ROA. Meanwhile, NIM is positive and significant impact on ROA because it has a significance value more than 5% of Alpha value (α). Similarly, BOPO is negative and significantimpact on ROA. Result of the analysis show that predictive ability of the five independent variabels CAR, NPL, NIM, BOPO, and LDR is 53,2% and it shown by adjusted R2 value, the rest 46,8% influenced by other variabels outside the model.
Keyword: CAR, NPL, NIM, BOPO, LDR, and ROA
1
1.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan antara
pihak- pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan dana serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar aliran lalu lintas pembayaran. Pengukuran kinerja bank dapat dilakukan dengan berbagai cara dan yang paling utama adalah dengan menggunakan analisis rasio keuangan untuk mengetahui beberapa aspek yang berpengaruh terhadap posisi keuangan serta perkembangan bank tersebut. Penilaian tingkat kesehatan bank dilakukan dengan salah satu indikator kinerja keuangan perbankan yaitu Return On Asset (ROA). Alasan memilih perusahaan perbankan yang go public sebagai objek penelitian : 1. Variabel ROA (dependen) menggambarkan hasil yang tidak konsisten dengan faktorfaktor yang mempengaruhi (independen) yaitu CAR, NPL, BOPO, NIM, LDR. 2. Return On Asset (ROA) dari beberapa bank menunjukkan bahwa terdapat bank yang mempunyai nilai ROA yang positif, dari 10 bank tersebut menunjukkan ROA yang fluktuatif. Terdapat research gap untuk beberapa variabel yang berpengaruh terhadap ROA antara lain : Werdaningtyas (2002), Usman (2003), Sudarini (2005), Suyono (2005), Almalia dan Herdiningtyas (2005).
1.2
Perumusan Masalah Permasalahan pertama yang mendasari penelitian ini adalah ditemukan ketidak
konsistenan (data gap) antara hubungan variabel yang diteliti. Permasalahan kedua terdapat research gap untuk beberapa variabel yang berpengaruh terhadap ROA. Berdasarkan research problem, pada penelitian ini dapat dirumuskan bahwa masih terdapat ketidakkonsistenan data yang ada, serta ketidakkonsistenan hasil penelitian terdahulu dari pengaruh variabel CAR, NPL, NIM, BOPO, dan LDR terhadap ROA. Oleh karena itu berdasarkan research problem yang terjadi dapat disusun research questions sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh hubungan CAR terhadap ROA? 2. Bagaimana pengaruh hubungan NPL terhadap ROA? 3. Bagaimana pengaruh hubungan NIM terhadap ROA? 4. Bagaimana pengaruh hubungan BOPO terhadap ROA? 5. Bagaimana pengaruh hubungan LDR terhadap ROA? 2
1.3
Tujuan Penelitian Sesuai dengan pertanyaan penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Menganalisis pengaruh CAR terhadap ROA Bank Umum go public diBEI. 2. Menganalisis pengaruh NPL terhadap ROA Bank Umum go public diBEI. 3. Menganalisis pengaruh NIM terhadap ROA Bank Umum go public diBEI. 4. Menganalisis pengaruh BOPO terhadap ROA Bank Umum go public diBEI. 5. Menganalisis pengaruh LDR terhadap ROA Bank Umum go public diBEI.
1.4
Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari adanya penelitian ini adalah: 1. Bagi Emiten Hasil Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam bidang keuangan terutama dalam rangka memaksimumkan kinerja perusahaan dan pemegang saham, sehingga saham perusahaannya dapat terus bertahan dan mempunyai return yang besar. 2. Bagi Akademi Hasil penelitian diharapkan dapat mendukung penelitian selanjutnya dalam melakukan penelitian berkaitan dengan rasiokeuangan dan perubahan laba pada perusahaan perbankan.. 3. Bagi Masyarakat Dapat memberikan pengetahuan sebagai bukti empiris di bidang perbankan. 4. Bagi Investor Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi investor dalam berinvestasi dengan melihat CAR, NPL, BOPO, NIM ,LDR sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi di perusahaan perbankan.
3
2.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Perbankan Pengertian Bank terdapat pada pasal 1 Undang – Undang No.10 Tahun 1998 tentang
Perubahan Undang – Undang No.7 Tahun 1992 tentang perbankan yang menjelaskan bahwa Bank adalah Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkanya dalam bentuk kredit dan atau bentuk - bentuk lainya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank termasuk industri jasa karena produknya hanya memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat.
2.2
Kinerja Perbankan Kinerja perusahaan dapat dinilai melalui berbagai macam variabel atau indikator,
antara lain melalui laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Berdasarkan laporan keuangan ini dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang umum digunakan sebagai dasar di dalam penilaian kinerja perusahaan. Menurut Merkusiwati (2007), penilaian kinerja perusahaan bagi manajemen dapat diartikan sebagai penilaian terhadap prestasi yang dapat dicapai. Dalam hal ini laba dapat digunakan sebagai ukuran dari prestasi yang dicapai dalam suatu perusahaan. Penilaian kinerja perusahaan penting dilakukan, baik oleh manajemen, pemegang saham, pemerintah, maupun pihak lain yang berkepentingan dan terkait dengan distribusi kesejahteraan di antara mereka, tidak terkecuali perbankan.
2.3
Kerangka Pemikiran Teoritis dan Perumusan Hipotesis 1. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap ROA Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mawardi (2005)dan Merkusiwati (2007)
menunjukkan hasil bahwa CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Menurut Luciana dan Winny (2005) CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung risiko ikut dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh dana dari sumber diluar bank. Sehingga apabila rasio CAR semakin besar maka akan semakin baik Kinerja bank tersebut.
2. Pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap ROA Rasio NPL menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Semakin tinggi rasio NPL maka semakin buruk kualitas kredit yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar sehingga semakin 4
tinggi rasio NPL maka semakin rendah Kinerja suatu bank. Sesuai dengan penelitian Wisnu Mawardi (2005), rasio NPL berpengaruh negatif terhadap kinerja perbankan. Penelitian yang dilakukan oleh Usman (2003) menunjukkan pengaruh negatif NPL terhadap perubahan laba, semakin tinggi NPL maka semakin besar risiko yang disalurkan bank sehingga semakin rendah pendapatan sehingga laba yang diproksikan dengan ROA.
3. Pengaruh BOPO terhadap ROA
BOPO digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Mengingat kegiatan utama bank pada prinsipnya adalah bertindak sebagai perantara, yaitu menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat, maka biaya dan pendapatan operasional bank didominasi oleh biaya bunga dan hasil bunga (Dendawijaya, 2001). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mawardi (2005) menunjukkan hasil bahwa BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA.
4. Pengaruh Loan to Deposit Ratio( LDR) terhadap ROA Menurut Luciana dan Winny (2005) rasio LDR digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank dengan cara membagi jumlah kredit yang diberikan oleh bank terhadap dana pihak ketiga . sehingga semakin tinggi rasio ini maka kinerja bank akan semakin baik. Penelitian yang dilakukan Usman (2003) dan Merkusiwati (2007) memperlihatkan hasil bahwa LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA.
5. Pengaruh Net Interest Margin (NIM ) terhadap ROA Rasio NIM digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Semakin tinggi rasio ini maka akan meningkatkan pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga kinerja keuangan akan semakin baik. Hal ini sesuai dengan penelitian Wisnu Mawardi (2005) bahwa NIM memiliki pengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas.
Berdasarkan uraian teoritis yang menjelaskan hubungan setiap variabel independen terhadap variabel dependen, serta berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang menguatkan hipotesis yang dibuat maka secara sistematis kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini: 5
Kerangka Pemikiran Pengaruh antara CAR, NPL, NIM, BOPO, LDR terhadap ROA
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H1 : CAR berpengaruh positif terhadap ROA. H2 : NPL berpengaruh negatif terhadap ROA. H3: BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA. H4 : LDR berpengaruh positif terhadap ROA. H5 : NIM berpengaruh positif terhadap ROA.
3.
METODE PENELITIAN
3.1
Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini dilihat dari bentuknya adalah
kuantitatif. Adapun dilihat dari cara perolehannya data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Dalam penelitian ini data diperoleh dari laporan keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode tahun 2007 - 2010 yang diambil dari Annual Bank.
6
3.2
Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah bank umum go
public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2010. Dari jumlah populasi dalam penelitian sebanyak 31 bank, populasi yang ada akan diambil sejumlah tertentu sebagai sample. Metode pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Sampel yang diambil adalah bank go public di Bursa Efek Indonesia, dengan kriteria sebagai berikut : 1. Bank yang terdaftar di BEI yang mempunyai laporan keuangan paling lengkap dan telah dipublikasikan dari tahun 2007 - 2010. 2. Perusahaan yang secara rutin menyajikan data lengkap dan mempublikasikan laporan keuangan secara berturut-turut selama tahun 2007 - 2010. 3. Selama periode penelitian, perusahaan selalu mendapatkan laba bersih yang positif. Dari populasi sebanyak 31 perusahaan, terdapat 14 perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai sampel. 3.3 Definisi Operasional Dalam penelitian ini menggunakan beberapa rasio keuangan , dengan variabel sebagai berikut : 3.3.1 Return On Assets (ROA) Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh laba secara keseluruhan. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut: ROA = Laba Bersih
x 100% ...................................................(1)
Total Asset 3.3.2 Capital Adequacy Ratio(CAR) Capital adequacy Ratio (CAR),yaitu rasio untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan resiko, misalnya kredit yang diberikan. CAR = Modal Sendiri x 100%..............................................(2) ATMR
7
3.3.3 Non Performing Loan (NPL) Rasio ini menunjukkan bahwa kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. NPL diukur dengan menggunakan rumus: (Mawardi, 2005) NPL = Kredit Bermasalah x 100%................................................(3) Total Kredit
3.3.4 BOPO Rasio Beban Operasional (BOPO), yaitu perbandingan antara beban operasional dengan pendapatan operasional. Beban operasional dihitung berdasarkan penjumlahan dari total beban bunga dan total beban operasional lainnya. Pendapatan operasional adalah penjumlahan dari total pendapatan bunga dan total pendapatan operasional lainnya. Rasio ini digunakan
untuk
mengukur
tingkat
efisiensi
bank
dalam
melakukan
kegiatan
operasinya.(Ahmad Faisol, 2007). BOPO = Biaya Operasional
x 100%..............................................(4)
Pendapatan Operasional
3.3.5 Loan Deposit Ratio (LDR) Loan to Deposite Ratio (LDR), yaitu rasio antara jumlah seluruh kredit yang diberikan bank dengan dana pihak ketiga bank. Dana pihak ketiga terdiri dari tabungan, deposito dan giro. LDR dihitung dengan menggunakan rumus : (Yuliani, 2007). LDR = Total Kredit x 100%..................................................(5) Total DPK 3.3.6 Net Interest Margin (NIM) Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank untuk menghasilkan Pendapatan Bunga bersih dari aktiva produktif , dirumuskan sebagai berikut: NIM = Pendapatan Bunga Bersih x 100%..........................................(6) Aktiva Produktif
8
Berikut ini akan dijelaskan mengenai definisi operasional variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Secara garis besar definisi operasional dari variabel- variabel yang digunakan penelitian ini dapat digambarkan dalam tabel berikut:
3.4
Metode Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data sekunder
umumnya berbentuk laporan yang sudah dikumpulkan oleh pihak lain. Data sekunder ini berupa laporan keuangan perusahaan yang tercantum dalam Annual Bank periode tahun 2007 – 2010, sehingga metode pengumpulan data dengan dokumen.
3.5
Teknik Analisis Data Untuk mencapai tujuan penelitian digunakan Analisis Regresi Linier Berganda, yang
sebelumnya dilakukan uji asumsi klasik.
3.5.1 Alat Analisis Alat analisis yang digunakan dalam penelitian adalah regresi linier berganda. Adapun bentuk umum dari persamaan regresi linier berganda adalah : Y= b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e
9
Dimana: Y = Variabel Dependen ( ROA ) b0 = Konstanta b1-b5 = Koefisien Regresi variable independent X1 = CAR X2 = NPL X3 = BOPO X4 = LDR X5 = NIM e = error
3.5.2 Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi, variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak mempunyai distribusi normal, salah satu metode ujinya adalah dengan menggunakan metode analisis grafik, baik secara normal plot atau grafik histogram. 1.
Analisis Grafik Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati normal. Namun demikian ,hanya dengan melihat histogram, hal ini dapat membingungkan ,khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode lain yang dapat digunakan adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Dasar pengambilan keputusan dari analisis normal probability plot sebagai berikut: a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memeuhi asumsi normalitas. b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
10
2.
Analisis Statistik Untuk mendeteksi normalitas data dapat dilakukan pula melalui analisis statistik yang salah satunya dapat dilihat melalui Kolmogrorov-Smirnov test (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis: Ho = Data residual tersdistribusi normal Ha = Data residual tidak terdistribusi normal Dasar pengambilan keputusan dalam uji K-S adalah sebagai berikut:’ a. Apabila probabilitas nilai Z uji K-S signifikan secara statistik maka Ho ditolal, yang berarti data terdistribusi tidak normal. b. Apabila probabilitas nilai Z uji K-S tidak signifikan statistik maka Ho diterima, yang berarti dat terdistribusi normal. Pedoman pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: a. Nilai sig. Atau signifikan atau nilai probabilitas < 0,05 distribusi adalah tidak normal. b. Nilai sig. Atau signifikan atau nilai probabilitas > 0,05 distribusi adalah normal.
2. Uji Multikolinearitas Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Multikolinearitas dapat juga dilihat dari nilai Tolerance (TOL) dan metode VIF (Variance Inflation Factor) dan metode VIF (Variance Inflation Factor). Nilai TOL berkebalikan dengan VIF. TOL adalah besarnya variasi dari satu variabel independen yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Sedangkan VIF menjelaskan derajat suatu variabel independen yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai TOL yang rendah adalah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/TOL). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai TOL<0,10 atau sama dengan nilai VIF>10 (Ghozali, 2006) .
3. Uji Heteroskedastisitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaa variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain berbeda disebut 11
heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik scatterplot, dengan dasar analisis (Ghozali, 2006).
4. Uji Autokorelasi Pengujian autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diunitkan menurut waktu (data time series) atau ruang data (data cross section). Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi adanya autokorelasi dalam model, dapat menggunakan uji Durbin - Watson (DW test). Adapun kriteria pengambilan keputusan ada atau tidak adanya autokorelasi adalah sebagaimana terlihat pada tabel 3.3 berikut : Tabel 3.3 Kriteria Pengambilan Keputusan dengan Metode Durbin – Watson Kriteria Pengujian Kesimpulan
Keputusan
0
Tolak Tidak ada keputusan Tolak Tidak ada keputusan Tidak ditolak
Terjadi autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi positif Terjadi autokorelasi negatif Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada autokorelasi, positif atau negatif
Sumber: Ghozali, 2009
12
Hasil pengambilan keputusan Durbin Watson dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 3.1 Posisi angka Durbin Watson Terjadi
Daerah
Tidak terjadi
Daerah
Terjadi
Autokorelasi
keragu-
autokorelasi
keragu-
autokorelasi
Positif
raguan
raguan
negatif
5. 0
dL
4-du
4-dL
du
4
Sumber: Susilowati, 2010 3.5.3 Uji Hipotesis 1. Uji F (Uji signifikansi Simultan) Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui secara bersama-sama apakah variabel bebas berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variable terikat (Imam Ghozali:2007). Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji dua arah dengan hipotesis sebagai berikut: 1. Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = 0, artinya tidak ada pengaruh secara signifikan dari variabel bebas secara bersama-sama. 2. HA : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ b5 ≠ 0, artinya ada pengaruh secara signifikan dari variabel bebas secara bersama-sama. 3. Menentukan tingkat signifikansi yaitu sebesar 0.05 ( α = 5% )
Penentuan besarnya Nilai F-hitung dapat dicari dengan rumus: R2/ (k – 1) F hitung =
....................................(9) (1 – R2) /(n – k)
13
Keterangan : R = koefisien determinan n = jumlah observasi k = jumlah variable Kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut : 1. Ho diterima dan Ha ditolak apabila F
hitung
tabel.
Artinya variabel bebas secara
bersama-sama tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. 2. Ho diterima dan Ha ditolak apabila F
hitung
>F
tabel.
Artinya variabel bebas secara
bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variable terikat. 2. Uji t - statistik Uji statistik t digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel independen yang digunakan secara parsial. Adapun hipotesisnya dirumuskan sebagai berikut a. Ho = b1 = 0, artinya tidak ada pengaruh secara signifikan dari variabel bebas terhadap variable terikat. b. HA = b1 ≠ 0, artinya ada pengaruh secara signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. c. Menentukan tingkat signifikansi α sebesar 0.05 (5%). Untuk menilai t hitung digunakan rumus:
Kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut: 1. Ho diterima dan Ha ditolak apabila t
hitung
< t
tabel.
Artinya variabel bebas tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. 2. Ho diterima dan Ha ditolak apabila t
hitung
> t
tabel.
Artinya variabel bebas
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. 3. Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (adjusted R2) berfungsi untuk melihat sejauhmana keseluruhan variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. Apabila angka koefisien determinasi semakin mendekati 1, maka pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen adalah semakin kuat, yang berarti variabel-variabel independen 14
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. 4.
HASIL PENELITIAN
4.1
Statistik Deskriptif Variabel Dalam penelitian ini akan menganalisis kualitatif berupa penjabaran data statistik
deskriptif dari variabel penelitian. Penjelasan data disertai dengan nilai minimum, nilai maksimum, rata- rata (mean), dan standar deviasi untuk 14 perusahaan perbankan go public selama 4 tahun periode penelitian (2007- 2010). Berikut ini tabel statistik deskriptif data penelitian untuk masing-masing variabel: Tabel 4.1 Analisis Deskriptif Variabel
Sumber : Data penelitian diolah, 2012 4.2.1 Pengujian Asumsi Klasik 4.2.1.1 Uji Normalitas Data Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi, baik variabel dependent maupun independent, mempunyai distribusi data yang normal atau tidak. Hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik histogram dan grafik normal probability plot menunjukkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. Hal ini tampak pada grafik histogram yang memberikan pola distribusi yang mendekati normal. Demikian pula pada grafik normal probability plot terlihat titik –titik menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik histogram dan grafik normal probability plot dapat dilihat pada gambar 4.1 dan gambar 4.2 berikut:
15
Gambar 4.1 Grafik Histogram
Sumber : Data penelitian diolah, 2012 Melihat tampilan grafik histogram tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa grafik menunjukkan pola distribusi normal dan berbentuk simetris, tidak menceng (skewness) ke kiri atau ke kanan. Gambar 4.2 Grafik Normal Probability Plot
Sumber : Data penelitian diolah, 2012 Pada grafik normal probability plot diatas terlihat bahwa titik-titik menyebar berhimpit di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa data dalam penelitian ini telah terdistribusi secara normal sehingga model regresi dapat digunakan dan memenuhi asumsi normalitas. Pengujian normalitas data secara analisis statistik dapat dilakukan dengan menggunakan Uji Kolmogorov – Smirnov. Secara multivarians pengujian normalitas data 16
dilakukan terhadap nilai residunya. Data yang berdistribusi normal ditunjukkan dengan nilai signifikansi di atas 0,05 (Ghozali,2006). Hasil pengujian normalitas pada pengujian dalam Tabel 4.2 berikut: Tabel 4.2 Kolmogorov- Smirnov
Berdasarkan hasil tabel 4.2 diatas, menunjukkan bahwa data telah terdistribusi normal.Hal ini ditunjukkan dengan uji Kolmogorov – Smirnov yang menunjukkan hasil yang memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,929 yang berada di atas 0,05. Hasil terakhir diatas juga didukung hasil analisis grafikanya, yaitu dari grafik histogram maupun grafik Normal Probability plotnya.
4.2.1.2 Uji Multikolinearisitas Hasil perhitungan uji multikolenearitas dengan menggunakan nilai tolerance menunjukkan tidak ada nilai tolerance variabel independen yang mempunyai nilai kurang dari 0,1, yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 90%. Begitu pula dengan hasil perhitungan nilai VIF dimana tidak ada variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10, yang berarti tidak terdapat multikolinearisitas antar variabel independen pada model regresi ini. Nilai tolerance dan nilai VIF ini dapat dilihat pada tabel 4.3:
17
Tabel 4.3 Nilai Tolerance dan Nilai VIF
Sumber : Data penelitian diolah, 2012 4.2.1.3 Uji Heteroskedastisitas Hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan grafik scatterplot menunjukkan tidak ada pola yang jelas, dimana titik – titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian tidak terjadi heteroskedastisitas dan model regresi layak pakai dipakai. Hasil uji heteroskedastisitas dengan grafik scatterplot dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut Gambar 4.3 Grafik scatterplot
Sumber : Data penelitian diolah, 2012 Pada grafik Scatterplot dapat disimpulkan bahwa tidak ada pola yang jelas serta titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa data pada bank go public tidak terjadi heteroskedaisitas.
18
4.2.1.4 Uji Autokorelasi Hasil uji autokorelasidengan menggunakan metode Durbin Watson d test menunjukkan bahwa nilai DW sebesar 2,114. Hasil ini dibandingkan dengan nilai d tabel pada tingkat signikansi 0,05 (α = 5%), jumlah sampel (n) sebanyak 56, dan jumlah variabel (k) sebanyak 5. Dari tabel Durbin Watson diperoleh nilai dL sebesar 1,374 dan nilai du sebesar 1,768. Selanjutnya nilai dar 4 – du sebesar 2,232 dan nilai 4 - dL sebesar 2,626. Karena nilai DW terletak diantara nilai du dan 4 – du ( 1,768 < 2,114< 2,232), maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi baik positif maupun negatif pada model regresi. Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut: Tabel 4.4 Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson
Posisi angka Durbin Watson
0
Terjadi
Daerah
Tidak terjadi
Daerah
Terjadi
Autokorelasi
keragu-
autokorelasi
keragu-
autokorelasi
Positif
raguan
raguan
negatif
dL (1,374)
du (1,768)
4-du (2,114) (2,232)
Sumber: Data penelitian diolah, 2012
19
4-dL (2,626)
4
Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel independen (secara bersama- sama) terhadap variabel dependen yaitu (ROA) Return On Asset. Hasil uji F dalam model regresi. Analisis secara keseluruhan dengan uji F diperoleh hasil sebagai berikut:
Keterangan: Kelima variabel independen yaitu CAR, NPL, NIM, BOPO dan LDR secara bersama – sama berpengaruh signifikan terhadap ROA. . Hasil pengolahan data pada tabel diatas terlihat bahwa nilai F = 13,501 dengan probabilitas 0,000. Pada tingkat signifikan 0,05 (α = 5%) dan n sebanyak 56 diperoleh nilai F tabel sebesar 2,37. Karena nilai F hitung lebih besar dari F Tabel ( 13,501 > 2,37) dan probabilitas 0,000 < 0,05 maka menunjukkan bahwa kelima variabel independen yaitu CAR, NPL, NIM, BOPO dan LDR secara bersama – sama berpengaruh signifikan terhadap ROA. Dengan demikian model regresi sudah menunjukkan kelayakan model yang baik (goodness of fit). Uji t dilakukan untuk melihat besarnya pengaruh tiap –tiap variabel independen yaitu CAR, NPL, NIM, BOPO, dan LDR terhadap variabel dependennya yaitu ROA. Hasil uji t dapat dilihat dalam hasil analisis secara parsial dengan uji t diperoleh hasil sebagai berikut:
20
Dengan menggunakan analisis regresi linier berganda, diperoleh persamaan regresi linier berganda adalah: ROA = 2,596 + 0,023 CAR – 0,253 NPL + 0,189 NIM – 0,019 BOPO + 0,002 LDR
Dari persamaan regresi tersebut di atas, dapat dijelaskan bahwa : 1. α = Konstanta ROA yaitu sebesar 2,596. 2. β1= Koefisien regresi CAR sebesar 0,100. 3. β2= Koefisien regresi NPL sebesar -0,367. 4. β3= Koefisien regresi NIM sebesar 0,361. 5. β4= Koefisien regresi BOPO sebesar -0,295. 6. β5= Koefisien regresi LDR sebesar 0,022. Nilai konstanta menunjukkan bahwa apabila variabel independen yaitu CAR, NPL, NIM, BOPO, dan LDR tidak mengalami perubahan maka ROA akan meningkat sebesar 2,596. Variabel independen memiliki pengaruh terbesar terhadap variabel dependen ROA yaitu variabel NPL dengan koefisien regresi sebesar -0,367, sedangkan yang memiliki pengaruh terkecil terhadap ROA yaitu variabel LDR dengan koefisien regresi sebesar 0,022.
Analisis koefisien determinasi dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar keterkaitan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Koefisien determinasi ini dapat ditunjukkan oleh nilai Adjusted R Square. Berikut ini adalah tabel koefisien determinasi pada model regresi. Analisis koefisien determinasi (R2) diperoleh hasil sebagai berikut:
Keterangan: Koefisien determinasi yang ditunjukkan dari nilai Adjusted R Square sebesar 0,532. Hal ini berarti bahwa 53,2% variasi ROA dapat dijelaskan oleh kelima variabel independen yaitu
21
CAR, NPL, NIM, BOPO dan LDR, sedangkan sisanya sebesar 100% - 53,2% = 46,8% dijelaskan oleh variabel lainnya diluar model.
4.3
Pembahasan Interprestasi
dari hasil persamaan regresi serta pengujian hipotesis (uji t) untuk
melihat pengaruh antara variabel independen yaitu CAR, NPL, NIM, BOPO, dan LDR terhadap variabel dependennya ROA adalah sebagai berikut :
4.3.1 Pengaruh CAR terhadap ROA Dari hasil estimasi variabel CAR diperoleh nilai t hitung sebesar 0,828 dengan probabilitas sebesar 0,412. Pada tingkat signifikansi 0,05 (α = 5%) dan n sebanyak 56 diperoleh nilai t tabel sebesar 2,0032. Karena nilai t hitung variabel CAR lebih kecil dari t tabel (0,828 < 2,0032) dan probabilitas 0,412 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa secara individual variabel CAR berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap ROA. Dengan denikian hipotesis pertama yang menyatakan bahwa CAR berpengaruh positif terhadap ROA adalah tidak dapat diterima. Hasil pengujian hipotesis ini diperkuat dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Zainudin dan Hartanto (1999) yaitu bahwa CAR berpengaruh positif tidak signifikan terhadap ROA.
4.3.2 Pengaruh NPL terhadap ROA Dari hasil stimasi variabel NPL diperoleh nilai t hitung sebesar -2,086 dengan probabilitas sebesar 0,042. Pada tingkat signifikansi 0,05 (α = 5%) dan n sebanyak 56, diperoleh nilai t tabel -2,0032. Karena nilai hitung variabel NPL lebih kecil dari nilai t tabel (2,086 < -2,0032) dan probabilitas 0,042 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa secara individual variabel NPL berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA. Dengan demikian hipotesis kedua yang menyatakan bahwa NPL berpengaruh negatif terhadap ROA adalah diterima.. Hasil pengujian hipotesis ini diperkuat dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Mawardi (2005) dan Meydianawathi (2007) yaitu bahwa NPL berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA.
22
4.3.3 Pengaruh NIM terhadap ROA Dari hasil stimasi variabel NIM diperoleh nilai t hitung sebesar 3,232 dengan probabilitas sebesar 0,002. Pada tingkat signifikansi 0,05 (α = 5%) dan n sebanyak 56, diperoleh nilai t tabel 2,0032. Karena nilai hitung variabel NIM lebih besar dari nilai t tabel (3,232 > 2,0032) dan probabilitas 0,002 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa secara individual variabel NIM berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. Dengan demikian hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa NIM berpengaruh positif signifikan terhadap ROA adalah diterima. Hasil pengujian hipotesis ini diperkuat dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Mawardi (2005), Sarifudin (2005)dan Sudarini (2005)yaitu bahwa NIM berpengaruh positif signifikan terhadap ROA.
4.3.4 Pengaruh BOPO terhadap ROA Dari hasil estimasi variabel BOPO diperoleh nilai t hitung sebesar -2,420 dengan probabilitas sebesar 0,019. Pada tingkat signifikansi 0,05 (α = 5%) dan n sebanyak 56 diperoleh nilai t tabel sebesar 2,0032. Karena nilai t hitung variabel BOPO lebih kecil dari t tabel (-2,420 < 2,0032) dan probabilitas 0,019 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa secara individual variabel CAR berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA. Dengan denikian hipotesis pertama yang menyatakan bahwa BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA adalah dapat diterima. Adanya pengaruh yang negatif terhadap ROA, menjelaskan bahwa BOPO yang tinggi yang dimiliki oleh bank secara langsung dapat memberikan dukungan terhadap penurunan ROA. Selain itu pengeluaran biaya operasional yang lebih besar akan mengurangi kemungkinan laba sebelum pajak maupun laba bersih yang diperoleh Bank pada tahun berjalan. Hasil pengujian hipotesis ini diperkuat dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Mawardi (2005) dan Yuliani (2007) yaitu bahwa BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA.
23
4.3.5 Pengaruh LDR terhadap ROA Dari hasil estimasi variabel LDR diperoleh nilai t hitung sebesar 0,139 dengan probabilitas sebesar 0,890. Pada tingkat signifikansi 0,05 (α = 5%) dan n sebanyak 56, diperoleh nilai t tabel 2,0032. Karena nilai hitung variabel LDR lebih kecil dari nilai t tabel (0,139 < 2,0032) dan probabilitas 0,890 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa secara individual variabel LDR berpengaruh positif tidak signifikan terhadap ROA. Dengan demikian hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa LDR berpengaruh positif tidak signifikan terhadap ROA adalah tidak diterima. Hasil pengujian hipotesis ini diperkuat dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh yaitu Sudarini (2005) bahwa LDR berpengaruh positif tidak signifikan terhadap ROA.
5.
KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab IV,
maka dapat diambil beberapa kesimpulan penelitian sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa hipotesis pertama (Hipotesis 1) tidak diterima, karena memiliki nilai signifikansi yang lebih tinggi dari taraf nyata (α) 5% dan nilai t hitung (0,828) lebih kecil dari t tabel (2,0032), artinya variabel CAR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA. 2. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa hipotesis kedua (Hipotesis 2) diterima, karena memiliki nilai signifikansi yang lebih kecil dari taraf nyata (α) 5% dan nilai t hitung (-2,086) lebih kecil dari t tabel (-2,0032), artinya variabel NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. 3. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa hipotesis ketiga (Hipotesis 3) diterima, karena memiliki nilai signifikansi yang lebih kecil dari taraf nyata (α) 5% dan nilai t hitung (3,232) lebih besar dari t tabel (2,0032), artinya variabel NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. 4. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa hipotesis keempat (Hipotesis 4) diterima, karena memiliki nilai signifikansi yang lebih kecil dari taraf nyata (α) 5% dan nilai t hitung (-2,420) lebih kecil dari t tabel (-2,0032), artinya variabel BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA.
24
5. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa hipotesis kelima (Hipotesis 5) tidak diterima, karena memiliki nilai signifikansi yang lebih tinggi dari taraf nyata (α) 5% dan nilai t hitung (0,139) lebih kecil dari t tabel (2,0032), artinya variabel LDR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA.
5.2
Implikasi Kebijakan 1. Manajemen bank perlu memperhatikan besarnya NPL karena bank dengan aset yang besar perlu mengelola asetnya dengan baik dengan terus menjaga besarnya NPL dan melakukan efisiensi dalam menghasilkan pendapatan bunga bank yang optimal. 2. Manajemen bank harus selalu menjaga agar variabel NIM berada pada posisi yang tinggi. Dengan tingginya laba yang diperoleh, maka kinerja keuangan bank tersebut akan meningkat. 3. Manajemen bank pergerakan rasio BOPO harus menjadi perhatian khusus agar perusahaannya selalu berada pada tingkat efisiensi yang bisa menghasilkan laba yang maksimal, sehingga kinerja yang dicapai akan selalu meningkat.
5.3
Keterbatasan Penelitian 1. Periode penelitian relatif pendek, yaitu 4 tahun. 2. Berdasarkan hasil Koefisien Determinasi (R2) menunjukkan bahwa nilai adjusred R2 model adalah sebesar 0,532 atau 53,2%, artinya sebesar 53,2% variasi variabel ROA bisa dijelaskan oleh variasi variabel independen dalam model tersebut yaitu CAR, NPL, NIM, BOPO, LDR, sedangkan sisanya sebesar 46,8% dijelaskan oleh variabel lainnya di luar model.
5.4
Saran Penelitian Mendatang 1. Dalam penelitian mendatang diharapkan mampu mempertimbangkan faktor lain agar menghasilkan penelitian yang baik, seperti infasi (Mabruroh,2004), size effect (Zainudin,1999), pengaruh kurs dan suku bunga (Achmad,2003). 2. Dengan kemampuan prediksi yang hanya sebesar 53,2% mengindikasikan perlunya penambahan variabel independen lainnya yang dapat memperjelas faktor-faktor yang mempengaruhi ROA.
25
6.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Tarmizi &Willyanto K. Kusumo, 2003, “Analisis Rasio- Rasio Keuangan sebagai Indicator dalam Memprediksi Potensi Kebangkrutan Perbankan di Indonesia”, Media Ekonomi dan Bisnis, Vol.XV , 1 Juni, pp. 54-75.
Ali, Masyhud, 2004, Asset Liability Management: Menyiasati risiko pasar dan risiko operasional, PT.Gramedia, Jakarta.
Almilia, Luciana Spica dan Herdiningtyas, Winny, 2005 “Analisis Rasio Camel Terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah Pada Lembaga Perbankan periode 2000 -2002”, Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol. 7, No. 2, Hal. 131 -147
Bambang Riyanto, 1993. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Yayasan Penerbit Gajah Mada, Yogyakarta.
Bank Indonesia, 2004, Laporan Keuangan Publikasi Triwulan, www.bi.go.id
Brigham & Houston, Fundamentals of Financial Management (Dasar-dasar Manajeme Keuangan), Buku 1 dan 2, Edisi 10, Penerbit Salemba Empat, Jakarta 2006.
Dendawijaya, 2003, Manajemen Perbankan, Penebit Ghalia Indonesia, Jakarta. Direktori Perbankan, Perbankan 2005 – 2008
Faisol, Ahmad. 2007. “ Analisis Kinerja Keuangan Bank Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk ”, Jurnal Ilmiah Berkala Empat Bulanan, Vol 3 No 2, Januari 2007.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS..Semarang : BP – UNDIP.
Gonedes, N.L (1978), “Corporate Signalling, External Accounting, and Extraordinary Items”, Journal of Accounting Research, No 16, pp. 26-79
26
Gujarati, Dambodar N, 1995, Basic Econometrics, Edisi 3, MC. Grawwhill, New York.
Hanafi, Mamduh M, Managemen, 1999, YKPN , Yogyakarta
Haryati, Sri, 2001, “ Analisis Kebangkuan Bank”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.16, No.4, pp.336-345.
Hasibuan, H. Malayu, S.P., Drs., 2006. Dasar –Dasar Perbankan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hempel, George H., Alan B. Coleman, Donald G. Simonson, 1986, Bank Management Text And Cases, John Wilry and Sons. Horne, James C. Van, 1995, Fundamentalof Financial Management , 9th Edition , United State of America, Prentice- Hall International Inc.
Husnan, Suad, 1998, Manajemen Keuangan – Teori dan Penerapan, Buku 2, BPFE Yogyakarta.
Januari, Indira, 2002,” Variabel Proksi CAMEL dan Karakteristik Bank Lainnya untuk Memprediksi Kebangkrutan Bank DI Indonesia”, Jurnal Bisnis Strategi, Vol.10, Desember ,pp.1 -10.
Kasmir.2001. Manajemen Perbankan. Jakarta :PT.Raja Grafindo.
Kasmir. 2003. Bank Dan Lembaga Keuangan lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Koch, T., Scott, 2000, Bank Management, Harcourt Inc., Orlando.
Kuncoro, Mudrajad. 2002. Manajemen Perbankan. Yogyakarta : BPFE
27
Laurence, A Manullang, 2002, “Analisis Pengaruh Rentabilitas terhadap rasio kecukupan Modal Pada Bank Tabungan Pensiunan Nasional,”
Media Riset Bisnis dan
Manajemen, Vol. 2, No.1, 2002,pp.26-47.
Mabruroh, 2004, ”Manfaat dan pengaruh Rasio Keuangan dalam Analisis Kinerja Keuangan Perbankan”, Benefit,Vol.8 No.1,pp.37-51
Machfoedz, Mas’ud, 1999, “Pengaruh Krisis Moneter Pada Efisiensi Perusahaan Publik di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, vol. 14, no.1, pp.37-49
Mahrinasari, 2003, “Pengelolaan Kredit Pada Bank Perkreditan Rakyat di Kota Bandar Lampung”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, no.3 jilid 8.
Mawardi, Wisnu, 2005,”Analisis Faktor- Faktor yang mempengaruhi kinerja Keuangan Bank Umum di Indonesia (Studi Kasus pada Bank Umum dengan Total asset kurang dari 1 Triliun)’, Jurnal Bisnis Strategi, Vol, 4, No. 1,Juli,pp.83-94.
Merkusiwati , Ni Ketut Lely Aryani ,2007, “Evaluasi Pengaruh CAMEL Terhadap Kinerja Perusahaan”, Buletin Studi Ekonomi,Vol.12, No. 1
Meydianawathi, Luh Gede, 2007, ”Analisis Perilaku Penawaran Kredit Perbankan Kepada Sektor UMKM Di Indonesia (2002--2006)”, Buletin Studi Ekonomi, Vol. 12, No. 2
Muljono, Teguh Pudjo, 1999, Aplikasi Akuntansi Manajemen Dalam Praktik Perbankan, Edisi 3, BPFE Yogyakarta.
Nugraheni, Fitri dan Dody Hapsoro. “Pengaruh Rasio
Keuangan CAMEL, Tingkat
Inflasi, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Jakarta”. Wahana, Vol. 10, No. 2, Hal: 63-80, Agustus 2007. Riyanto, Bambang, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Cetakan keIII, 1997, BPFE Yogyakarta, p.85-86.
28
Sarifudin, Muhammad, 2005,
Faktor-faktor yang mempengaruhi Laba pada
Perusahaan Perbankan yang Listed di BEJ periode 2000-2002, Tesis Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas Diponegoro (tidak dipublikasikan).
Seiford, Lawrence M.,Zhu, Joe., 1999. Profitability and Marketability of the top 55 US Commercial Banks, Management Science, Vol, 45, No. 9 September, p: 1270-1288.
Shapiro AC, 1992. Modern Corporate Finance, Prentice Hall, United State Of America
Siamat, Dahlan. 1993. Manajemen Bank Umum. Jakarta: Infomedia.
Siamat, Dahlan ,2002, Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi 2, Lembaga Penerbitan FEUI, Jakarta.
Siamat, Dhalan, 2005, Manajemen Lembaga Keuangan. Kebijkan Moneter dan Perbankan, Edisi Lima, Penerbit Fakultas Ekonomo Universitas Indonesia.
Sinungan, Muchdarsyah. 1993. Manajemen Dana Bank. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Soeratno dan Lincolin Arsyad. 1999. Metodologi Penelitian untuk Ekonomi dan Bisnis. UPP AMP YKPN. Yogyakarta.
Sudarini, Sinta 2005” Penggunaan Rasio Keuangan dalam Memprediksi Laba pada Masa yang akan datang ( Studi Kasus di Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta)” Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Vol.XVI No.3,pp.195-207.
Sufa, Mila Faila, 2008, ” Strategi Peningkatan Kinerja Pada Bank X Dengan Business Process Map”, Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII
Susilo, et al. 2000. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta : Salemba Empat.
Susilowati, Indah, 2010, Analisis Kuantitatif, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang 29
Suyono, Agus ,2005, Analisis Rasio-Rasio Bank yang Berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA), Tesis Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas Diponegoro (tidak dipublikasikan).
Taswan. 2003. Analisis Pengaruh Insider Ownership, Kebijakan Hutang, dan Dividen terhadap Nilai Perusahaan serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jurnal Bisnis dan Ekonomi. Vol.10, No.2, September 2003, hal.162-181.
Teguh Pudjo Muljono,. (1999).Analisa Laporan Keuangan Untuk Perbankan. Edisi revisi 1999, Cetakan 6, Jakarta Djambatan, 1999.
Usman, Bahtiar, 2003,”Analisis Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba pada Bank- Bank di Indonesia”, Media Riset& Manajemen, Vol .3,N0.1, pp.59- 74.
Werdaningtyas, Hesti, 2002, “ Faktor yang Mempemgaruhi Profitabilitas Bank Take Over Pramerger di Indonesia” Jurnal Manajemen Indonesia, Vol. 1, No,pp.26- 42.
Wilson J S G.1988. Managing Bank Assets and liabilites. Euromoney Publications.
Yuliani, 2007. “ Hubungan Efisiensi Operasional dengan Kinerja Profitabilitas Pada Sektor Perbankan Yang Go Public Di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya, Vol 5, No 10, Desember 2007.
Zimmerman, Gary C, 1996,” Factor Influencimg Community Bnak Performance in California”, FBRSF Economic Review, Number 1, pp.26- 42.
Zaenudin dan Jogianto Hartono, 1999, “ Manfaat Rasio Keuangan dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba: Suatu Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta” , Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 2, No.1, Jakarta 1999.
30