REALITAS GENDER DALAM ANNUAL REPORT PERUSAHAAN (Analisis Semiotik atas Gambar Fotografi dalam Annual Report Perusahaan Perbankan Konvensional dan Perbankan Syari’ah dalam Perspektif Teori Komunikasi Aksi Habermas)
SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Disusun oleh: NAJIBUL FUAD AGUSTIAN 12030111130092
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2015 i
PERSETUJUAN SKRIPSI
Nama Penyusun
:
Najibul Fuad Agustian
Nomor Induk Mahasiswa
:
12030111130092
Fakultas/ Jurusan
:
Ekonomika dan Bisnis
Judul Skripsi
:
Realitas Gender dalam Annual Report Perusahaan (Analisis Semiotik atas Gambar Fotografi dalam Annual Report Perusahaan Perbankan Konvensional dan Perbankan Syari’ah
dalam
Perspektif
Komunikasi Aksi Habermas) Dosen Pembimbing
:
Anis Chariri, SE., M.Com., Akt., Ph.D.
Semarang, 5 Maret 2015 Dosen Pembimbing
(Anis Chariri, SE., M.Com., Akt., Ph.D.) NIP 19670809 199203 1001
ii
Teori
PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN
Nama Penyusun
:
Najibul Fuad Agustian
Nomor Induk Mahasiswa
:
12030111130092
Fakultas/ Jurusan
:
Ekonomika dan Bisnis
Judul Skripsi
:
Realitas Gender dalam Annual Report Perusahaan (Analisis Semiotik atas Gambar Fotografi dalam Annual Report Perusahaan Perbankan Konvensional dan Perbankan Syari’ah
dalam
Perspektif
Teori
Komunikasi Aksi Habermas) Dosen Pembimbing
:
Anis Chariri, SE., M.Com., Akt., Ph.D.
Telah dinyatakan lulus ujian pada tanggal 19 Maret 2015 Tim Penguji 1. Anis Chariri, SE., M.Com., Akt., Ph.D.
(………………………………)
2. Dr. P. Basuki Hadiprajitno, MBA, MAcc, Akt. (………………………………) 3. Aditya Septiani, S.E., M.Si. , Akt.
(………………………………)
iii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
Yang bertandatangan di bawah ini saya, Najibul Fuad Agustian, menyatakan bahwa skripsi dengan judul: Realitas Gender dalam Annual Report Perusahaan (Analisis Semiotik atas Gambar Fotografi dalam Annual Report Perusahaan Perbankan Konvensional dan Perbankan Syari’ah dalam Perspektif Teori Komunikasi Aksi Habermas), adalah hasil tulisan saya sendiri. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dengan bentuk atau rangkaian kalimat yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang saya akui seolaholah sebagai tulisan saya sendiri, dan/atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin itu, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan penulis aslinya. Apabila saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut di atas, baik disengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan diri menarik skripsi yang saya ajukan sebagai tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolaholah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Semarang,
Maret 2015
Yang membuat pernyataan,
(Najibul Fuad Agustian) 12030111130092 iv
MOTO
Sebaik-Baik Manusia Adalah Manusia Yang Dapat Memberikan Manfaat Kepada Sesama Mausia (HR. Thabrani dan Daruquthni)
Sura Dira Jayaningrat Lebur Dening Pangastuti
v
ABSTRACT This study is a qualitative research with approach of case study at annual reports of Conventional banking and Islamic banking. The purpose of this study is to understand and analyze gender portrayal practices on companies’ annual reports through photographic images. This study also aims to analyze the differences of gender reality disclosure in the annual reports of companies. This study uses a semiotic analysis on photographic images in the annual reports. The analyzed data are annual reports of Conventional banking whose Islamic banking as subsidiaries. The data are eight annual reports of Conventional banking and eight annual reports of Islamic banking. Results of this study claims that the companies presents gender reality disclosure uses photographic images which designed such a way in the annual reports. Furthermore, the annual reports in Indonesia also becomes media reports to legitimize the men’s domination against the women.
Keywords: gender reality, annual reports, gender, semiotics.
vi
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus pada laporan tahunan perbankan konvensional dan perbankan syari’ah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami dan menganalisis praktik penggambaran gender dalam laporan tahunan perusahaan melalui gambar fotografi. penelitin ini juga bertujuan untuk menganalisis perbedaan pengungkapan realitas gender dalam laporan tahunan perusahaan. Penelitian ini menggunakan analisis semiotik pada gambar fotografi dalam laporan tahunan. Data yang dianalisis adalah laporan tahunan perbankan konvensional yang memiliki anak perusahaan perbankan syari’ah. Data yang dimaksud adalah delapan laporan tahunan perbankan konvensional dan delapan laporan tahunan perbankan syari’ah. Hasil penelitian menyatakan bahwa perusahaan menyajikan pengungkapan realitas gender dengan didesain sedemikian rupa dalam laporan tahunan menggunakan gambar fotografi. Selain itu, laporan tahunan di Indonesia juga menjadi media dalam melegitimasikan dominasi pria terhadap wanita.
Kata kunci : realitas gender, annual report, gender, semiotik.
vii
KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil‟alamiin, segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan hidayah-Nya, Tuhan semesta Alam yang senantiasa memberi petunjuk, kekuatan lahir dan batin, dan senantiasa membasahi hati dan jiwa yang kering ini dengan semangat dan keikhlasan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Realitas Gender dalam Annual Report Perusahaan (Analisis Semiotik atas Gambar Fotografi dalam Annual Report Perusahaan Perbankan Konvensional dan Perbankan Syari’ah dalam Perspektif Teori Komunikasi Aksi Habermas)”. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk menyelesaikan studi sarjana S-1 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Jurusan Akuntansi Universitas Diponegoro Semarang. Dalam penulisan skripsi ini, tentunya tidak luput dari berbpagai hambatan dan kesulitan. Namun, penulis sangat beruntung karena memiliki keluarga, sahabat dan dosen pembimbing yang sangat membantu dan memberikan kontribusi yang tidak ternilai hingga akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, dengan ketulusan hati perkenankan penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1. Bapak Prof. Drs. H. Mohamad Nasir, Msi, Akt, Ph. D selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. 2. Bapak Anis Chariri, SE, Mcom, PhD, Akt selaku dosen pembimbing. Alhamdulillah keinginan penulis untuk melakukan penelitian kualitatif yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya, dapat terwujud. Terimakasih atas kesempatan, bimbingan, dan motivasi yang sudah diberikan pada penulis. 3. Bapak Prof. Dr. Much. Syafrudin, M.Si., Akt. Selaku Ketua Jurusan Akuntansi. 4. Ibu Endang Kiswara, SE., M.Si., Akt. selaku dosen wali.
viii
5. Seluruh staf pengajar, Bapak dan Ibu dosen, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro yang telah memberikan bekal ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis. 6. Bidikmisi yang dijadikan Allah SWT sebagai washilah bagiku untuk bisa menempuh pendidikan di Universitas Diponegoro tercinta ini. 7. Bapak Sulchan dan Ibu Jamiatun tercinta untuk semua doa, perhatian, nasihat, dukungan dan motivasi yang tak ternilai dan tak pernah putus. Semoga suatu saat nanti penulis dapat membuktikan dan memberikan yang terbaik yang dapat membuat bapak dan Ibu tersenyum bahagia. Semoga Allah senantiasa melindungi dan memberikan rahmat serta Karunia-Nya, Amin. 8. Kakakku Mas Habib, dan adikku Dek Rizki, terimakasih atas dukungan dan canda tawa yang selalu diberikan yang selalu dapat mencairkan hati penulis. 9. Alm Mas Abidin sesepuh Margaluyu 151 Korlap Mawar yang selalu memberikan ilmu untuk bekal dunia dan akhirat. Darimu aku belajar banyak tentang kehidupan. Semog a setiap amal perbuatanmu selalu memberikan manfaat bagi setiap orang sehingga tidak akan putus pahala untukmu. 10. Dek Elis yang setia menungguku meniti jalan menuju keksuksesan. 11. Kamadiksi
Universitas
Diponegoro
yang
memberikanku
penuh
pengalaman berorganisasi, membuatku lebih mengerti tentang berbagi dan semoga Kamadiksi tetap MANDIRI! BERPRESTASI! 12. Sahabat-sahabat terdekat “Kolong Langit” yang selalu menatap langit yang sama dimanapun kita berada. Bro Totok, Kak Atung, Mbah Owi, Pak Dhe Habib, Pak Lek Huda, Sara, Ayi, Ihda, Kak Inggar, Bibah, Finda, dan Mas Ibnu. Itulah makna persahabatan, hanya dapat diungkapkan dengan senyuman. 13. Segenap crew “Panitia Tiga Detik”. 14. Teman sepermainan Akuntansi 2011 Ian, Ojan, Yulika, Sani dan Huda. Kapan main PES lagi?
ix
15. Keluarga besar mahasiswa Bidikmisi Universitas Diponegoro. 16. Keluarga besar mahasiswa Akuntansi 2011 Universitas Diponegoro 17. Segenap anak-anak “Bengkel Imajinasi” dan seluruh warga Dusun Randusari, Desa Gempol Sewu, Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal. Khususnya Bu Ar yang selalu menampung saya waktu kesana. 18. Dek Fuad, aku bangga melihatmu terlahir secara langsung, kau adalah anugrah bagi keluargamu. Semoga kelak engkau menjadi manusia yang bermanfaat di dunia dan di akhirat Amin. 19. Teman sekontrakan, Yoga, Faiq, Hafidz dan Hami. 20. Teman seperjuangan bimbingan Meneer Chariri. Tika, Iu, Fika, Chandra, Satrio, Naris dan juga teman antri di depan ruangan PD 1. 21. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penulisan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.
Kesempurnaan hanya milik Allah, sehingga penulis menyadari masih banyak kekurangan pada skripsi ini. Namun paling tidak, semoga skripsi ini sedikit banyak dapat memberikan sumbangsih dan manfaat.
Semarang, 5 Maret 2015
Penulis
x
DAFTAR ISI REALITAS GENDER DALAM PELAPORAN KEUANGAN ............................. i PERSETUJUAN SKRIPSI ..................................................................................... ii PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN................................................................ iii PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ........................................................ iv MOTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................ v ABSTRACT............................................................................................................. vi ABSTRAK ............................................................................................................ vii KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii DAFTAR ISI.......................................................................................................... xi DAFTAR TABEL................................................................................................ xiii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv BAB I ...................................................................................................................... 1 1.1
Latar Belakang Masalah...................................................................................... 1
1.2
Rumusan masalah ............................................................................................. 13
1.3
Tujuan penelitian .............................................................................................. 14
1.4
Manfaat penelitian ............................................................................................ 14
1.5
Sistematika penulisan........................................................................................ 14
BAB II................................................................................................................... 16 2.1
Landasan teori................................................................................................... 16
2.1.1
Konsep pelaporan keuangan ..................................................................... 16
2.1.2
Gender....................................................................................................... 19
2.1.3
Teori Komunikasi Habermas .................................................................... 26
2.1.4
Semiotika .................................................................................................. 29
2.2
Penelitian terdahulu .......................................................................................... 32
2.3
Kerangka teoritis............................................................................................... 33
BAB III ................................................................................................................. 36 3.1
Desain penelitian............................................................................................... 36
3.1.1
Pemilihan desain penelitian ...................................................................... 36
3.1.2
Pendekatan penelitian ............................................................................... 37
3.2
Jenis dan sumber data ....................................................................................... 38
xi
3.3
Metode pengumpulan data ................................................................................ 38
3.4
Obyek penelitian ............................................................................................... 38
3.5
Analisis data...................................................................................................... 39
BAB IV ................................................................................................................. 41 4.1
Pengungkapan Gender ...................................................................................... 41
4.1.1
Teknik Pengungkapan Gender .................................................................. 41
4.1.2
Konten Pengungkapan Gender.................................................................. 47
4.2
Pengungkapan Gender: Pria vs Wanita............................................................. 58
4.2.1
Pola pengungkapan gender perusahaan perbankan syari’ah ..................... 60
4.2.2
Pola pengungkapan gender perusahaan perbankan konvensional............. 86
4.3
Pembahasan hasil penelitian ........................................................................... 110
BAB V................................................................................................................. 118 5.1
Kesimpulan ..................................................................................................... 118
5.2
Implikasi penelitian......................................................................................... 121
5.3
Keterbatasan penelitian ................................................................................... 122
5.4
Saran riset........................................................................................................ 122
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 124
xii
DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Rekapitulasi Gambar Gender Annual Report Syari’ah (angka)............ 61 Tabel 4.2 Rekapitulasi Gambar Gender Annual Report Syari’ah (%) .................. 61 Tabel 4.3 Rekapitulasi Gambar Gender Annual Report Konvensional (angka) ... 87 Tabel 4.4 Rekapitulasi Gambar Gender Annual Report Konvensional (%) ......... 87 Tabel 4.5 Perbandingan Pengungkapan Gender Syari’ah dan Konvensional..... 109
xiii
DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1 Laporan Dewan Komisaris Bank Central Asia ................................. 42 Gambar 4.2 Laporan Direktur Utama Bank Mega................................................ 43 Gambar 4.3 Risiko Kredit Bank Mega.................................................................. 44 Gambar 4.4 Produk dan Layanan.......................................................................... 46 Gambar 4.5 Contribution to Country .................................................................... 52 Gambar 4.6 Management Report-Board of Director............................................ 55 Gambar 4.7 Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance) .................. 57 Gambar 4.8 Diagram Venn Rekapitulasi Gambar Gender Bank Syari’ah............ 62 Gambar 4.9 Profil Direksi Bank Victoria Syari’ah ............................................... 65 Gambar 4.10 Profil Direksi Bank BJB Syari’ah ................................................... 65 Gambar 4.11 Pengurus PT Bank Syari’ah Bukopin.............................................. 66 Gambar 4.12 Profil Direksi Bank BCA Syari’ah.................................................. 66 Gambar 4.13 Profil Direksi Bank Mega Syari’ah ................................................. 66 Gambar 4.14 Profil Dewan Direksi BNI............................................................... 67 Gambar 4.15 Laporan Direksi Bank BRI Syari’ah ............................................... 67 Gambar 4.16 Management Report Bank Syari’ah Mandiri .................................. 67 Gambar 4.17 Management Report Bank Syari’ah Mandiri .................................. 70 Gambar 4.18 Sambutan Direktur Utama Bank Victoria Syari’ah......................... 70 Gambar 4.19 Sambutan Diirektur Utama Bank Mega Syari’ah ........................... 70 Gambar 4.20 Profil Dewan Pengawas Syari’ah Bank Victoria Syari’ah.............. 73 Gambar 4.21 Informasi Tambahan BNI Syari’ah ................................................. 74 Gambar 4.22 Tabungan Haji IB Maslahah Bank BJB Syari’ah............................ 74 Gambar 4.23 Tanggungjawab Sosial Perusahaan BNI SYari’ah.......................... 75 Gambar 4.24 Produk dan Layanan Bank BJB Syari’ah ........................................ 76 Gambar 4.25 Ikhtisar Keuangan bank Victoria Syari’ah ...................................... 78 Gambar 4.26 Jaringan Bank Victoria Syari’ah ..................................................... 80 Gambar 4.27 Penanganan Pengaduan Nasabah Bank BJB Syari’ah .................... 80 Gambar 4.28 Fungsi Kepatuhan Bank Mega Syari’ah.......................................... 82 Gambar 4.29 Kilas Balik Bank Mega Syari’ah..................................................... 82
xiv
Gambar 4.30 Tata Kelola Perusahaan Bank BJB Syari’ah ................................... 84 Gambar 4.31 Tinjauan Tata Kelola Perusahaan BCA Syari’ah ............................ 84 Gambar 4.32 Tata Kelola Perusahaan Bank Bukopin Syari’ah ............................ 85 Gambar 4.33 Anallisa Pembahasan Manajemen Bank BJB Syari’ah................... 86 Gambar 4.34 Diagram Venn Rekapitulasi Gambar Gender Perbankan Syari’ah . 88 Gambar 4.35 Profil Direksi Bank Bukopin........................................................... 91 Gambar 4.36 Laporan Direksi Bank BCA ............................................................ 91 Gambar 4.37 Laporan Direksi Bnk Mandiri ......................................................... 92 Gambar 4.38 Direksi Bank Mega ......................................................................... 92 Gambar 4.39 lappporan Direktur Utama bank BJB .............................................. 93 Gambar 4.40 Laporan Direksi Bank Victoria Internasional ................................. 93 Gambar 4.41 Direksi Bank negara Indonesia ....................................................... 94 Gambar 4.42 Direksi Bank Rakyat Indonesia....................................................... 94 Gambar 4.43 Laporan Direksi Bannk Negara Indonesia ...................................... 96 Gambar 4.44 Laporan Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia ........................... 96 Gambar 4.45 Laporan Direksi Bank Victoria Internasional ................................. 97 Gambar 4.46 Profil Senior Executive President Bank Mandiri ............................ 98 Gambar 4.47 Analisa dan Pembahasan Manajemen bank Rakyat Indonesia ....... 98 Gambar 4.48 Profil Perusahaan (Grow Strong Together)..................................... 99 Gambar 4.49 Tanggungjawab Sosial Perusahaan BNI ....................................... 100 Gambar 4.50 Tanggungjawab Sosial Bank Mega............................................... 101 Gambar 4.51 Visi, Misi, dan Nilai Perusahaan Bank Mega ............................... 103 Gambar 4.52 Profil Direksi Bank Mega ............................................................. 103 Gambar 4.53 Ekspansi Kredit Bank Rakyat Indonesia....................................... 104 Gambar 4.54 Analisis dan Pembahasan Manajemen Bank Victoria Int. ........... 106 Gambar 4.55 Analisis dan Pembahasan Manajemen .......................................... 106 Gambar 4.56 Internasional ldan Treasury........................................................... 107
xv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam iklim bisnis sekarang ini dimana perusahaan-perusahaan melakukan go public untuk mendapatkan modal dari masyarakat umum, annual report perusahaan menjadi sebuah alat komunikasi yang sangat penting bagi para stakeholder perusahaan (Kuasirikun, 2011). Dengan adanya perusahaan yang melakukan go public, maka informasi yang dapat dengan mudah dan efektif untuk diakses oleh para stakeholder perusahaan adalah annual report perusahaan yang tidak hanya berisi identitas perusahaan saja, akan tetapi juga berisi laporan kinerja keuangan dan prospek perusahaan di masa yang akan datang (Woodward dalam Kuasirikun, 2011). Oleh karena itu annual report perusahaan telah memiliki posisi yang penting dalam keberlanjutan
kegiatan
bisnis
suatu
perusahaan.
Manajer
mempertanggungjawabkan apa yang dilakukannya didalam perusahaan kepada para investor perusahaan melalui annual report secara periodik (Belkaoui, 1993) dan annual report tersebut menjadi sumber informasi dalam pengambilan keputusan oleh pemakai laporan keuangan (PSAK 1 2009, Hal.5). Menurut Snowden, (2002) Pada awalnya, konten dalam pelaporan keuangan hanya terbatas pada kinerja keuangan perusahaan saja yaitu meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan
1
2
ekuitas dan catatan atas laporan keuangan. Akan tetapi dalam dalam SFAC No. 8 yang menggantikan SFAC No. 1 dan 2 disebutkan bahwa konten pelaporan keuangan tidak lagi terbatas pada keadaan keuangan perusahaan saja, tetapi juga menjadi media pelaporan informasi yang lainnya. Oleh karena itu dalam perkembangannya, praktik pelaporan keuangan tidak hanya mengungkapkan realitas yang berkaitan dengan ekonomi saja, tetapi juga mengungkapkan realitas yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan ekonomi seperti teks naratif, foto, tabel, dan grafik (Budiani, 2011). Salah satu bentuk pengungkapan realitas non-ekonomi tersebut adalah foto. Foto merupakan menulis dengan bantuan cahaya, atau lebih dikenal dengan menggambar dengan bantuan cahaya atau merekam gambar melalui media kamera dengan bantuan cahaya (Karpov dan Kryuchkov, 2015). Lebih jauh lagi Karpov dan Kryuchkov, (2015) menjelaskan bahwa foto merupakan bentuk representasi atau pencerminan suatu objek yang nyata. Menurut Holmstrom (2004) seseorang akan mendapatkan kepercayaan yang semakin bertambah besar, jika gambar dari oreng tersebut semakin banyak dimuat dalam annual report. Hal ini berarti foto yang terdapat dalam annual report dapat digunakan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan mewadahi berbagai kepentingan yang ada. Foto yang terdapat dalam annnual report perusahaan biasanya terdapat pada sampul dan bagian pendahuluan. Foto yang terdapat pada sampul annual report sebuah perusahaan dibuat tidak hanya sebagai hiasan untuk memperindah annual report saja, namun foto yang termuat dalam annual report perusahaan memiliki makna dan maksud
3
yang tersirat, hal ini sesuai dengan teori komunikasi aksi dari Habermas (1984, 1987) yang menyatakan bahwa dalam setiap komunikasi ada maksud yang tersirat yang ingin disampaikan oleh pemberi pesan. Foto yang terdapat dalam annual report sering kali merupakan foto dewan direksi untuk menunjukkan eksistensi dewan direksi dan meningkatkan kepercayaan terhadapnya (Holmstrom, 2004). Foto dalam annual report perusahaan dapat digunakan oleh manajemen sebagai sarana komunikasi dengan para stakeholder-nya. Hines (1988) berpendapat bahwa annual report berusaha membentuk realitas atau image dan mengkomunikasikannya agar realitas tersebut menjadi nyata dan dipahami oleh pembacanya. Lebih jauh lagi, annual report membangun realitas sosial dan membentuk image suatu organisasi. Senada dengan pernyataan tersebut, annual report dapat berpengaruh dalam menentukan hal yang penting dari masyarakat (Adams et al., 1995; Adams dan Harte, 1998). Oleh karena itu, penggambaran seorang laki-laki atau wanita, kulit hitam atau kulit putih dalam pelaporan keuangan perusahaan menciptakan realitas atau image bagi perusahaan dan mungkin dapat berpengaruh terhadap kesempatan orang-orang dalam hal ras atau gender mereka (Angus, 2011). Clagett and Hirasuna (1998) mencatat bahwa annual report telah menjadi alat komunikasi perusahaan yang paling berpengaruh sejak tahun 1970-an, Morgan et al. (2009) berpendapat bahwa pengungkapan melalui media televisi memiliki pengaruh kumulatif yang signifikan. Akan tetapi efek tersebut bersifat jangka panjang yang kecil, bertahap dan tidak langsung.
4
Akibatnya banyak gambar seseorang dimuat dalam annual report perusahaan, semakin besar kepercayaan terhadapnya (Holmstrom, 2004). Serupa dengan hal tersebut, media visual yang menampilkan gambar seseorang, tidak mencerminkan obyek yang sesungguhnya. Obyek tersebut adalah realitas yang telah dibentuk. Akibatnya, realitas yang disajikan dalam gambar dan foto dalam annual report adalah hasil konstruksi sosial, menciptakan realitas sosial secara simbolik Adoni and Mane, (1984). Liu (2006, p. 366) menjelaskan: Realitas sosial simbolik ini, seperti yang dinyatakan dalam teori kultivasi berfungsi sebagai masukan untuk membangun dunia subjektif individu sendiri yang menyajikan dasar bagi sikap dan tindakan sosial individu. Czarniawska’s (2008, p. 34) analisis fiksi kontemporer meyakini bahwa annual report menyajikan sebuah sumber bahan materi yang sangat menjanjikan
untuk
menunjukkan
praktik-praktik
diskriminasi
dalam
organisasi karena pengamatan langsung di tempat kerja sering kali sulit untuk dilakukan. Gambar-gambar dalam annual repot dipandang berpengaruh karena mampu menyampaikan pesan dalam bentuk gambar tentang praktik akuntansibagi pembacayang kekuranganinformasi. penggambaran tersebut nantinya mempunyai potensi untuk mempengaruhi pilihan karir dan praktik akuntansi yang sebenarnya (Czarniawska dan Rhodes, 2006). Sebagai contoh, bagian perekrutan pada sebagian besar website KAP sering kali menyajikan link-link yang menuju ke bagian annual report untuk memberikan informasi prospek pelamar mengenai pengalaman kerja di perusahaan mereka. Hines
5
(1988) berpendapat bahwa annual report merupakan media untuk mengkomunikasikan informasi guna membangun realitas sosial suatu organisasi. Namun demikian, tidak semua pihak yang berkepentingan mendapat porsi informasi yang dibutuhkannya. Hal ini terkait dengan konsep pengungkapan. Chariri dan Ghozali (2007: 378) mengatakan bahwa konsep pengungkapan yang cukup (adequate) merupakan konsep yang paling umum digunakan diantara dua konsep pengungkapan yang lain. sebagai akibatnya perusahaan hanya mengungkapkan informasi yang sesuai dengan tujuan perusahaan dan kepentingan pihak-pihak tertentu saja. Dalam SFAC No. 8, pelaporan keuangan menyediakan informasi yang bermanfaat bagi manajer dan direktur
sesuai
kepentingan
pemilik
(paragraf
52).
Ditegaskan oleh Belkaoui (2006) Manajer mempertanggungjawabkan apa yang dilakukannya didalam perusahaan kepada para investor perusahaan melalui annual report secara periodik. Artinya,
pemilik
perusahaan
merupakan pihak yang lebih diutamakan dalam pengungkapan laporan keuangan dibanding stakeholder lainnya. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya berbagai diskriminasi termasuk gender dalam praktik pelaporan keuangan. Kata Gender sering dimaknai sama dengan sex yang berarti jenis kelamin. Padahal konteks pembahasan makna kata sex hanya terbatas pada jenis kelamin yang berarti hanya ada dua yaitu laki-laki dan wanita, sedangkan makna kata gender sendiri memiliki arti yang lebih luas dari pada
6
jenis kelamin. Seperti yang dikatakan oleh Fakih, (1998) gender merupakan sebuah sifat yang melekat pada diri individu baik laki-laki atau wanita yang mencirikan dirinya masing-masing dan merupakan sebuah hasil konstruksi sosial dan kultural yang telah dijalani oleh setiap individu. Proses konstruksi gender yang dijalani oleh individu sangat bergantung pada lingkungan dimana individu tersebut hidup. proses yang berjalan lama sehingga menghasilkan sifat-sifat yang men-stereotipkan dirinya menjadi golongan gender laki-laki atau pun wanita Fakih, (1998). Konsep perbedaan gender tersebut dapat mengakibatkan seseorang yang mempunyai struktur biologis jenis kelamin laki-laki memiliki kemungkinan untuk memiliki sifat gender yang terdapat pada gender wanita, begitu pun sebaliknya. Fakih, (1998) menyatakan konsep perbedaan gender diduga menjadi penyebab munculnya ketidakadilan gender. Hal ini dikarenakan dengan adanya pembedaan gender yang men-stereotipkan seorang laki-laki dan perempuan berdasarkan pada sifat-sifatnya, kebudayaan, dan tafsir agama menghasilkan sifat-sifat yang menunjukkan ciri-ciri dari gender laki-laki dan wanita. Sehingga sifat-sifat yang sering kali dimiliki oleh seorang laki-laki seperti kuat, rasional, dan perkasa akan selalu dilekatkan pada seorang yang berjenis kelamin laki-laki. Sementara itu, sifat-sifat yang kebanyakan dimiliki oleh seorang wanita seperti keibuan, emosional dan lemah lembut akan selalu dilekatkan kepada seseorang yang berjenis kelamin wanita. Padahal hal tersebut tidak sesuai dengan konsep gender yang dikonstruksi secara sosial dan kultural. Ketidakadilan sosial terjadi karena seorang wanita sering kali
7
dianggap sebagi pihak yang lemah daripada laki-laki. Tidak terkecuali dalam hal pelaporan keuangan. Diskriminasi gender dalam annual report perusahaan mungkin terjadi. Diskriminasi gender ini dapat diidentifikasi melalui annual report perusahaan khususnya dapat dilihat pada konten gambar yang menentukan gender laki-laki dan wanita. Salah satu penyebab adanya diskriminasi gender adalah adanya tafsir agama Fakih, (1998). Sebagi contoh adalah agama Islam yang mengajarkan kepada para pemeluknya bahwa seorang laki-laki adalah imam bagi wanita Q.S. An-Nisa (34). Imam yang dimaksud dalam kalimat tersebut adalah pemimpin. Pemimpin yang bukan hanya dalam keluarga saja namun jugua pemimpin dalam setiap aspek kehidupan. Dari ajaran tersebut menunjukkan bahwa seorang laki-laki menjadi seorang pemimpin dan seorang wanita sebagai orang yang dipimpin. Dalam keadaan tersebut, terdapat posisi yang tidak seimbang antara laki-laki dan wanita. Hal ini mengakibatkan adanya subordinasi terhadap wanita yang memiliki posisi yang lebih rendah daripada seorang laki-laki. Indonesia dengan jumlah penduduk 237.641.326 jiwa pada sensus penduduk tahun 2010, memiliki 87% penduduk yang memeluk agama Islam (BPS). Hal ini mengakibatkan adanya pemahaman hal yang sama mengenai ajaran-ajaran agama Islam. Tak terkecuali mengenai permasalahan gender. Adanya pemahaman bahwa seorang imam harus dari jenis kelamin laki-laki adalah salah satu bentuk ajaran dari agama Islam. Hal ini akan semakin menguatkan pemahaman masyarakat Indonesia yang sebagian besar
8
penduduknya memeluk agama Islam mengenai dominasi seorang laki-laki di dalam setiap aspek kehidupan. Salah satu ajaran agama Islam yang lain adalah diharamkannya sistem bunga dalam transaksi jual beli dan pinjam meminjam (Q.S. Al Baqarah 275). Penduduk Indonesia yang mayoritas memeluk agama Islam sudah sepatutnya untuk mengikuti setiap ajaran-ajaran agama Islam. Oleh karena itu, dalam sistem perekonomian Indonesia yang sekarang ini didominasi oleh paham kapitalisme, masyarakat Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam membutuhkan suatu sistem tatanan baru yang tidak menggunakan bunga dalam transaksi perekonomiannya. Sistem baru tersebut menggunakan istilah bahasa arab yaitu Syari’ah. Sistem perekonomian yang berbasis syari’ah dimulai dengan munculnya Bank Muamalat Indonesia pada tahun 1991. Bank pertama di Indonesia yang menggunakan sistem tatanan syari’ah agama Islam dengan ciri utama yang menonjol adalah dihilangkannya sistem bunga dalam setiap transaksi pinjamannya. Sebagai penggantinya sistem bunga yang memberikan keuntungan bagi bank dan investornya, digunakan sistem bagi hasil. Sistem bagi hasil menuntuk peminjam (kreditur) untuk membagi hasil usahanya dengan pihak bank selaku pemberi pinjaman (debitur). Pembagian keuntungan tersebut dengan menggunakan prosentase pembagian yang disepakati pada awal perjanjian peminjaman modal tersebut. Setelah bank Muamalat mengalami pertumbuhan yang pesat karena dirasa mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia, kemudian bank-bank besar
9
konvensional mulai mendirikan anak-anak perusahaan yang berbasis syari’ah. Sebagai contoh, Bank Mandiri yang mendirikan Bank Syari’ah Mandiri, Bank Rakyat Indonesia yang mendirikan Bank Rakyat Indonesia Syari’ah, dan juga Bank Negara Indonesia yang mendirikan Bank Negara Indonesia syari’ah. Letak perbedaan bank konvensional dan bank syari’ah secara mendasar adalah nilai-nilai yang ada didalamnya. Bank konvensional mengadopsi nilai yang bersifat kapitalis yaitu berbentuk bunga bagi kreditur dan debitur sedangkan bank syari’ah mengadopsi nilai-nilai dari agama Islam yaitu sistem bagi hasil bagi kreditur dan debitur. Perbedaan nilai yang diadopsi oleh kedua jenis perusahaan tersebut dapat berakibat pada nilai-nilai yang yang dianut oleh masing-masing perusahaan sehingga dapat dimungkinkan bahwa terdapat pola yang berbeda dalam pelaporan keuangan. Isu gender dalam pelaporan keuangan bukan merupakan suatu hal yang baru dalam penelitian akuntansi. Hal ini dikarenakan telah banyak pertumbuhan jumlah penelitian dibidang akuntansi yang mengaitkan masalah gender dalam penelitiannya Angus, (2011); Kuasirikun, (2011); dan Kuasirikun dan Sherer, (2004) . Namun demikian, meskipun telah banyak peningkatan jumlah penelitian mengenai isu gender dalam pelaporan keuangan, akan tetapi kebanyakan penelitian tersebut cenderung terfokus pada wanita dalam profesi akuntansi (Kuasirikun, 2011). Penelitian mengenai pengungkapan isu gender dalam pelaporan keuangan masih relatif sedikit seperti yang diungkapkan dalam Adams, (1998); Benschop, (2002); Tinker,
10
(1987). Beberapa penelitian telah menganalisis gambar yang terdapat dalam laporan keuangan, tetapi sedikit penelitian yang telah terfokus pada gambar dalam kaitannya dengan isu gender seperti dalam Benschop, (2002); Tinker, (1987). Sejumlah penelitian yang mengungkapkan penggambaran gender dalam pelaporan keuangan dengan melakukan analisis terhadap gambar yang terdapat dalam laporan keuangan, penelitian tersebut cenderung kepada pengujian terhadap implikasi dari gambar yang terdapat pada laporan keuangan dalam lingkup struktur hierarki gender dan hubungannya dalam konteks organisasi (Kuasirikun, 2011). Hal tersebut seperti yang terdapat dalam Benschop, (2002) yang menunjukkan pembentukan gambar foto dalam laporan keuangan dapat digunakan untuk mempromosikan dan menunjukkan kekuatan laki-laki dan dominasinya dalam organisasi. Demikian juga dalam Macintosh, (2005) yang menjelaskan peranan seorang seorang wanita yang menjadi bawahan dalam industri komputer. Penelitian terdahulu yang menjelaskan penggambaran gender dalam laporan keuangan perusahaan dilakukan oleh Kuasirikun, (2011) dengan melakukan analisis terhadap gambar fotografi yang terdapat pada laporan keuangan tahunan perusahaan di Thailand. Kuasirikun, (2011) menemukan bahwa gambar dalam pelaporan keuangan adalah seperti sebuah kendaraan yang penuh dengan muatan berisi cerita tentang Thailand, praktik akuntansi, organisasi sosial, hubungan ekonomi yang kesemuanya secara sengaja atau
11
tidak telah disampaikan melalui gambar fotografi dalam laporan keuangan tersebut. Penelitian terkait pelaporan keuangan yang dilakukan selama ini cenderung dimaksudkan untuk meneliti pengungkapan realitas ekonomi dalam membuat keputusan (Anderson dan Epstein 1995; Bartlett dan Chandler (1997). Sementara itu, penelitian lain meneliti tentang bagaimana cara meningkatkan kualitas pelaporan keuangan (Cohen, et al. 2004;) dan bagaimana informasi tersebut disajikan dalam laporan keuangan untuk mempengaruhi pasar efisien dan perilaku individu (Amir dan Lev 1996; Healy, et al. 1999; Lev dan Ohlson 1982; Lev dan Zarowin 1999). Berbagai penelitian yang berkaitan dengan pelaporan keuangan secara umum dilakukan dalam paradigma positivisme dengan menggunakan persamaan matematik dan analisis statistik (Beasley 1996; Beasley, et al. 2000; Goodwin dan Seow 2002). Hal ini bertolak belakang dengan konsep
Hines
(1988) yang menyatakan bahwa praktik akuntansi selalu
mengalami perkembangan dari waktu ke waktu dan tidak statis. Akuntansi merupakan praktik yang dinamis yang dibentuk berdasarkan interaksi sosial antara individu dengan lingkungannya (Chariri, 2006). Menurut Grayson dan Hodges (2004), perusahaan tidak beroperasi di dalam ruang kosong, melainkan dalam kondisi interaksi
yang kompleks dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, situasi politik, pembangunan sosial dan ekonomi, juga risiko-risiko yang mungkin timbul. Dengan kata lain, akuntansi merupakan media komunikasi sosial antara perusahaan
12
dengan stakeholder-nya karena sarat akan kepentingan yang berpengaruh pada dinamika dalam interaksi keduanya. Penelitian ini mengacu pada penelitian Kuasirikun, (2011) yang menyatakan bahwa pengungkapan secara tekstual dalam laporan keuangan bukan merupakan satu-satunya bentuk komunikasi dalam laporan keuangan, akan tetapi bentuk komunikasi laporan keuangan dapat juga berupa gambar. Dengan kata lain penelitian ini didasarkan pada keyakinan bahw akuntansi merupakan sebuah alat komunikasi yang dapat menyampaikan informasi secara tertulis dalam bentuk tekstual ataupun gambar sehinggaa informasi tersebut dapat bersifat implisit maupun eksplisit seperti yang dikatakan oleh Kuasirikun, (2011). Aspek gender dalam pelaporan keuangan perusahaan menunjukkan bahwa usaha untuk menganalisis penggambaran gender dalam laporan keuangan merupakan suatu hal yang menarik untuk diteliti. Perhatian terhadap bagaimana perusahaan memasukkan isu gender dalam pelaporan keuangan merupakan fokus dari penelitian ini dengan melakukan analisis terhadap gambar fotografi dalam laporan keuangan tahunan perusahaan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan semiotic yaitu mencoba menggunakan simbol untuk memaknai pesan yang disampaikan lewat simbol berupa gambar.
13
1.2 Rumusan masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat dilihat bahwa laporan keuangan memiliki dimensi yang sangat luas, dimana perusahaan dapat menyajikan segala bentuk informasi mengenai perusahaan kepada para stakeholder. Hal ini terjadi karena akuntansi bukan hanya sekedar angka, namun juga merupakan sebuah media komunikasi yang dapat menyampaikan informasi mengenai keadaan kebudayaan perusahaan, kebudayaan Negara domisili perusahaan, perbedaan gender dalam perusahaan, keadaan psikologis perusahaan dalam menghadapi persaingan bisnis dan lain sebagainya. Perusahaan berupaya untuk menyajikan laporan keuangannya dengan memberikan gambaran seutuhnya sebuah perusahaan yang meliputi realitas ekonomi dan realitas non-ekonomi. Penelitian-penelitian terdahulu mengenai akuntansi memiliki kecenderungan untuk meneliti realitas ekonomi dalam annual report perusahaan, seperti manajemen laba, meningkatkan kualitas annual report, audit delay dan lain sebagainya. Penelitian ini menarik karena berusaha menganalisis realitas non-ekonomi yang terdapat dalam annual report perusahaan yaitu pengungkapan gender dalam annual report melalui gambar fotografinya. Oleh karena itu, pnelitian ini mencoba untuk memahami dan menganalisis isu gender yang terdapat pada gambar fotografi dalam annual report perusahaan. Untuk itu penelitian ini berusaha untuk menjawab pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana perusahaan melalui pelaporan akuntansi dan penggunaan gambar didalamnya, menampilkan realitas gender?
14
2. Apakah terdapat perbedaan pola dan isi dalam menampilkan realitas gender antara perusahaan berbasis syari’ah dan konvensional? 1.3 Tujuan penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab, memahami dan menganalisis bagaimana praktik penggambaran gender dilakukan dalam laporan keuangan tahunan perusahaan melalui gambar fotografi. Selain itu penelitin ini juga bertujuan untuk menganalisis perbedaan penggambaran gender dalam pelaporan keuangan pada perusahaan berbasis syari’ah dan konvensional. 1.4 Manfaat penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat sebagai berikut : 1. Bagi ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada perkembangan teori serta dapat menjadi salah satu referensi bagi pengembangan penelitian berikutnya. 2. Bahi para stakeholder perusahaan, penelitian ini diharapkan mampu memberikan
masukan
dalam
mempertimbangkan
terkandung dalam laporan keuangan
informasi
yang
tahunan perusahaan dalam hal
informasi non keuangan yang tersaji didalamnya. 1.5 Sistematika penulisan BAB I
: PENDAHULUAN Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, pertanyaan-pertanyaan penelitian, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan
15
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Berisi teori-teori yang digunakan sebagai landasan penelitian, penelitian-peneliltian terdahulu yang pernah melakukan penelitian sejenis, dan kerangka teoritis yang digunakan dalam penelitian ini. BAB III : METODE PENELITIAN Menjelaskan tentang desain penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, obyek penelitian dan analisis data. Selain itu, pada bab ini juga menjelaskan bahwa penelitian yang dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif.
BAB IV : HASIL PENELITIAN Berisi analisis gambar fotografi dalam laporan keuangan yang berkaitan dengan isu gender. Selain itu juga memberikan beberapa contohgambar fotografi dalam laporan keuangan yang mengandung unsur gender.
BAB V
: KESIMPULAN DAN SARAN Berisi kesimpulan serta keterbatasan penelitian. Untuk mengatasi keterbatasan tersebut, disertakan saran bagi peneliti selanjutnya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori 2.1.1 Konsep pelaporan keuangan Laporan tahunan (annual report) adalah media yang digunakan perusahaan untuk mengkomunikasikan kegiatan masa lalu, hasil usaha dan kegiatan masa depan organisasi kepada pihak luar. Pelaporan keuangan
merupakan
pertanggungjawaban
praktik perusahaan
pelaporan, terhadap
pengungkapan pemegang
dan saham
(shareholders) dan pemilik modal atas sumber daya yang dikelolanya (Budiani, 2011). Adapun tujuan dari annuall report Menurut SFAC no 8 (FASB, 2010) adalah untuk menyediakan: 1. Informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan investasi; 2. Informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan kredit; 3. Informasi dalam menilai arus kas masa depan; dan 4. Informasi mengenai sumber daya perusahaan, claim terhadap sumber daya dan perubahan yang terjadi pada sumber daya tersebut. Pelaporan keuangan pada awalnya hanya terbatas pada keadaan keuangan perusahaan yaitu meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitasdan catatan atas laporan keuangan (Snowden, 2002). Namun demikian, dalam perkembangannya ruang
16
17
lingkup pelaporan keuangan tidak hanya mencakup laporan keuangan yang diaudit tetapi juga mencakup media pelaporan informasi lainnya (Budiani, 2011). Dalam FASB (1978) disebutkan : Pelaporan keuangan mencakup tidak hanya laporan keuangan tetapi juga media pelaporan informasi lainnya, yang berkaitan langsung atau tidak langsung, dengan informasi yang disediakan oleh system akuntansi – yaitu informasi tentang sumber-sumber ekonomi, hutang, laba periodik dan lain-lain.
Berkaitan dengan pernyataan tersebut, laporan keuangan perusahaan mulai memasukkan unsur-unsur non-kuantitatif dalam pelaporan keungannya. Unsur-unsur non-kuantitatif tersebut seperti seperti teks naratif, foto, tabel, dan grafik (Snowden, 2002). Pada awal perkembangan pelaporan keuangan, belum banyak laporan keuangan perusahaan yang menggunakan gambar fotografi dalam laporan keuangannya. Namun seiring dengan berjalannya waktu, banyak perusahaan yang menganggap bahwa gambar fotografi merupakan salah satu bagian yang penting dalam pelaporan keuangan, meskipun tidak semua laporan keuangan tahunan perusahaan menggunakan gambar pada sampul atau pada bagian yang lainnya. Perkembangan penggunaan gambar fotografi dalam pelaporan keuangan pada awalnya hanya memberikan informasi yang berkaitan dengan perusahaan tersebut, dengan kata lain ruang lingkup makna dari gambar tersebut hanya terbatas pada kegiatan perusahaan saja seperti perusahaan yang bergerak dibidang properti menggunakan gambar fotografi sebuah bangunan. Gambar tersebut memiliki makna
18
yang relatif sempit dimana gambar fotografi tersebut hanya menjelaskan mengenai bidang usaha dari sebuah perusahaan yang membuat laporan keuangan tersebut. Namun seiring berkembangnya kebutuhan informasi dari para stakeholder perusahaan, gambar fotografi dalam pelaporan keuangan perusahaan menjadi sebuah informasi yang memiliki makna yang sangat luas ruang lingkupnya seperti contoh sebuah perusahaan yang bergerak dibidang properti, perusahaan tersebut memasukkan gambar fotografi seseorang yang sedang melihat sebuah bangunan yang belum selesai dari balik jendela dengan senyuman Kuasirikun, (2011). Dari gambar tersebut dapat memiliki makna yang luas seperti visi perusahaan yang jelas dan jauh kedepan, senyuman yang menggambarkan keramahan pelayanan perusahaan,senyum yang juga dapat bermakna budaya perusahaan yang ramah kepada setiap orang, pandangan dengan penuh keyakinan yang berarti ambisius dan lain sebagainya seperti yang terdapat pada Kuasirikun, (2011). Melalui gambar fotografi, perusahaan dapat menyampaikan informasi
mengenai
persoalan
gender
dalam
perusahaan.
Permasalahan g ender dalam perusahaan dapat berupa dominasi lakilaki di dalam perusahaan, gender dari pimpinan perusahaan dan lain sebaginya. Oleh karena itu, pesan yang disampaikan melalui gambar fotografipada laporan tahunan merupakan salah satu strategi komunikasi yang dilakukan perusahaan. Pemahaman terhadap strategi
19
komunikasi tidak dapat dipisahkan dari teori komunikasi yang terbentuk melalui proses sosial yang dicetuskan Habermas, (1984). 2.1.2 Gender Kata gender dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Inggris. Di dalam kamus tidak dibedakan secara jelas pengertian dari sex ataupun gender Fakih, (1998). Oleh karena itu untuk memahami konsep gender harus dibedakan terlebih dahulu perbedaan antara kata sex dan gender. Sex dan gender merupakan dua buah istilah yang sering dipahami keliru oleh masyarakat. Orang-orang cenderung memaknai kata gender dan sex sebagai konteks yang sama. Mereka memaknai sex dan gender sebagai jenis kelamin yang melekat pada manusia. Pada hal konsep gender jauh lebih luas daripada sex. berikut ini Fakih, (1998) memberikan penjelasan makna mengenai konsep sex dan gender: Pengertian jenis kelamin merupakan pensifatan atau pembagian dua jenis kelamin manusia yang ditentukan secara biologis yang melekat pada jenis kelamin tertentu. Misalnya, bahwa manusia jenis laki-laki adalah manusia yang memiliki atau bersifat seperti daftar berikut ini: laki-laki adalah manusia yang memiliki penis, memiliki jakala (kala menjing) dan memproduksi sperma. Sedangkan perempuan memiliki alat reproduksi seperti rahim dan saluran untuk melahirkan, memproduksi telur, memiliki vagina, dan mempunyai alat untuk menyusui. Alat-alat tersebutsecara biologis melekat pada manusia jenis perempuan dan laki-laki. Artinya secara biologis alat-alat tersebut tidak bisa dipertukarkan antara alat biologis yang melekat pada manusia laki-laki dan perempuan. Secara permanen tidak berubah dan merupakan ketentuan biologis atau sering dikatakan sebagai ketentuan Tuhan atau kodrat.
20
Selain memberikan pengertian mengenai sex, Fakih, (1998) juga memberikan pengertian mengenai konsep gender: .....konsep gender, yakni suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun secara kultural. Misalnya, bahwa perempuan itu dikenal lemah lembut, cantik, emosional, atau keibuan. Sementara laki-laki dianggap: kuat, rasional, perkasa, jantan. Ciri dari sifat itu sendiri merupakan sifat yang dapat dipertukarkan. Artinya ada laki-laki yang emosional, lemah lembut, keibuan, sementara juga ada perempuan yang kuat, rasional, perkasa. Perubahan ciri dari sifat-sifat itu dapat terjadi dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat yang lain. misalnya saja zaman dahulu suatu suku tertentu perempuan lebih kuat dari laki-laki, tetapi pada zaman yang lain dan di tempat yang berbeda laki-laki yang lebih kuat. Juga perubahan perubahan bisa terjadi dari kelas ke kelas masyarakat yang berbeda. Di suku tertentu, perempuan kelas bawah di pedesaan lebih kuat dibandingkan kaum laki-laki. Semua hal yang dapat dipertukarkan antara sifat perempuan dan laki-laki, yang bisa berubah dari waktu ke waktu serta berbeda dari tempat ke tempat lainnya, maupun berbeda dari suatu kelas ke kelas yang lain, itulah yang dikenal dengan konsep gender. Dari pengertian tersebut dapat terlihat jelas bahwa antara konsep gender dan sex sangat jauh berbeda. Selain itu dapat disimpulkan bahwa sex atau jenis kelamin merupakan kodrat dari Tuhan yang tidak dapa berubah secara permanen, sedangkan gender merupakan suatu sifat yang melekat pada diri mansia yang mencirikannya dari perilaku setiap individu. Gender bisa berubah dari waktu ke waktu, dari tempat ke tempat dan dari kelas ke kelas yang lainnya. Hal ini karena gender terbentuk bukan merupakan kodrat dari Tuhan sejak manusia lahir, namun gender terbentuk sebagai hasil dari konstruksi sosial maupun kultural dari lingkungan masyarakat setiap individu. Dengan kata lain,
21
pembentukan gender pada diri manusia bergantung pada lingkungan dimana manusia tersebut hidup. Seseorang dapat dianggap memiliki gender laki-laki atau perempuan bergantung pada proses konstruksi sosial dan kultural di lingkungan setempat Fakih, (1998). Di lingkungan yang keras seperti di pedesaan yang masih tertinggal dan miskin, seorang manusia dituntut untuk mandiri dan mampu memenuhi kebutuhannya untuk dapat bertahan hidup. Kebiasaan hidup susah tersebut akan membentuk sebuah kepribadian atau sifat yang kuat dan perkasa (yang biasanya menjadi ciri sifat gender lakilaki) terlepas jenis kelamin yang melekat apakah perempuan atau lakilaki. Sedangkan seseorang yang dilahirkan dari keluarga kaya dan hidup di perkotaan yang semuanya serba mudah didapatkan, orang tersebut akan terbiasa untuk mendapatkan sesuatu dengan mudah. Akibatnya orang tersebut menjadi manja dan lemah (yang biasanya menjadi ciri sifat gender perempuan) terlepas dari jenis kelamin yang melekat pada dirinya secara biologis. Membahas mengenai perbedaan gender (gender differences), erat
kaitannya dengan konsep ketidakadilan gender
(gender
inequalities) Fakih, (1998). Bahkan perbedaan gender dianggap sebagai konsep yang melahirkan ketidakadilan gender. Konsep perbedaan
gender
hanya
membahas
mengenai
permasalahan
perbedaan gender pada laki-laki dan perempuan. Sedangkan konsep ketidakadilan gender mengacu pada ketidakseimbangan/ diskriminasi
22
posisi seorang perempuan terhadap posisi seorang laki-laki dalam tatanan masyarakat yang telah lama berlangsung. Jika dipahami lebih jauh lagi, perbedaan gender mengakibatkan pada lahirnya sifat dan stereotipe yang oleh masyarakat dianggap sebagai ketentuan kodrati atau bahkan ketentuan Tuhan. Sifat dan stereotipe yang sebetulnya merupakan konstruksi ataupun rekayasa sosial dan akhirnya terkukuhkan menjadi kodrat kultural, dalam proses yang panjang akhirnya telah mengakibatkan terkondisikannya beberapa posisi perempuan, antara lain seperti yang disebutkan dalam Fakih, (1998): 1.
Perbedaan
dan
pembagian
gender
yang
mengakibatkan,
termanifestasi dalam, posisi subordinasi kaum perempuan di hadapan laki-laki. Subordinasi di sini berkaitan dengan politik terutama menyangkut soal proses pengambilan keputusan dan pengendalian kekuasaan. Meskipun jumlahnya 50% daripenduduk bumi, namun posisi kaum prempuan ditentukan dan dipimpin oleh kaum laki-laki. Subordinasi tersebut tidak saja secara khusus terdapat dalam birokrasi pemerintahan, masyarakat maupun di masing-masing rumah tangga, tetapi jugua secara global. Banyak sekali contoh kasus, baik dalam tradisi, tafsir keagamaan, maupun dalam aturan birokrasi di mana kaum perempuan diletakkan dalam posisi yang lebih rendah dari kaum laki-laki. Misalnya, persyaratan bagi perempuan yang hendak menunaikan belajar ke
23
luar negeri ia harus mendapatkan ijin dari suami, sebaliknya suami tidak perlu persyaratan izin dari suami untuk belajar di luar negeri. 2.
Secara ekonomis, perbedaan dan pembagian gender juga melahirkan proses marginalisasi perempuan. Proses marginalisasi perempuan terjadi dalam kultur, birokrasi maupun programprogram pembangunan. Misalnya dalam program pertanian yang dikenal dengan Revolusi Hijau, kaum perempuan secara sistematis di singkirkan dan dimiskinkan. Penggantian bibit pertanian jenis unggul terpaksa mengganti ani-ani dengan sabit, artinya menggusur banyak sekali pekerjaan kaum perempuan di komunitas agraris terutama di pedesaan. Dengan hanya mengakui laki-laki sebagai Kepala Rumah Tangga program industrialisasi pertanian secara sistematis menghalangi, tidak memberi ruang bagi kaum perempuan untuk mendapatkan pelatihan dalam bidang pertanian ataupun akses kredit. Perlakuan itu secara tidak terasa menggusur keberadaan kaum perempuan ke garis marginal. Di sektor lain juga terjadi banyak sekali jenis aktifitas kaum perempuan yang selalu dianggap tidak produktif (dianggap bernilai rendah), sehingga mendapat imbalan ekonomis lebih rendah.
3.
Perbedaan dan pembagian gender juga membentuk penandaan arau sreteotipe terhadapp kaum perempuan yang berakibat pada
24
penindasan terhadap mereka. Stereotipe merupakan satu bentuk penindasan ideologi dan kultural, yakni pemberian label yang memojokkan kaum perempuan sehingga berakibat pada posisi dan kondisi kaum perempuan. Misalnya stereotipe kaum perempuan sebagai “ibu rumah tangga” sangat merugikan mereka. Akibatnya jika mereka hendak aktif dalam kegiatan yang dianggapnya sebagai bidang kegiatan laki-laki seperti kegiatan politik, bisnis ataupun pemerintahan, maka dianggap bertentangan atau tidak sesuai dengan kodrat perempuan. Sementara stereotipe laki-laki sebagai “pencari nafkah” mengakibatkan apa saja yang dihasilkan kaum perempuan dianggap sebagai “sambilan atau tambahan” dan cenderung tidak dihitung, tidak dianggap atau tidak dihargai. 4.
Perbedaan
dan
pembagian
gender
juga
membuat
kaum
perempuan bekerja lebih keras dengan memeras keringat jauh lebih panjang (double-burden). Pada umumnya, jika dicermati, di suatu rumah tangga ada beberapa jenis pekerjaan yang dilakukan oleh laki-laki dan beberapa yang dilakukan oleh perempuan. Pada kenyataannya,
dalam
banyak
observasi
yang
dilakukan,
menunjukkan bahwa hampir 90% pekerjaan domestik dikerjakan oleh perempuan. Terlebih lebih bagi mereka yang bekerja (upamanya buruh industri atau profesi lainnya), artinya mereka
25
memiliki peran ganda (beban kerja ganda di rumah dan di luar rumah). 5.
Perbedaan gender tersebut juga melahirkan kekerasan dan penyiksaan terhadap kaum perempuan, baik secara fisik maupun secara mental. Keberagaman bentuk kekerasan terhadap kaum perempuan terjadi karena perbedaan gender muncul dalam berbagai bentuk yaitu yang bersifat fisik seperti pemerkosaan, persetubuhan antar anggota keluarga (incest), pemukulan dan penyiksaan, bahkan yang lebih sadis lagi pemotongan alat genital perempuan dan lain sebagainya. Kekerasan dalam bentuk non fisik
terjadi
misalnya
pelecehan
seksual,
menyebabkan
ketidaknyamanan bagi perempuan secara emosional. 6.
Perbedaan dan pembagian gender dengan segenap manifestasinya di atas, mengakibatkan tersosialisasinya citra posisi, kodrat dan penerimaan nasib perempuan yang ada. dengan kata lain segenap manifestasi ketidakadilan gender itu sendiri juga merupakan proses penjinakkan peran gender perempuan, sehingga kaum perempuan sendiri juga menganggap bahwa kondisi dan posisi yang ada seperti sekarang ini sebagai sesuatu yang normal dan kodrati. Jadi keseluruhan manifestasi tersebut ternyata saling berkait dan saling tergantung serta saling menguatkan satu sama lain.
26
Keadaan ini secara tidak sadar dijalankan oleh budaya patriarki, yaitu ideologi kelelakian. Ideologi ini sudah tertanam jauh di dalam pikiran laki-laki dan perempuan dan juga dalam tafsir agama yang sangat mempengaruhi kebijakan negara dan birokrasi pembangunan. Adanya perbedaan gender dan ketidakadilan gender ini disadari atau tidak telah mengakar di setiap segi kehidupan manusia. Seperti yang telah dijelaskan di atas proses yang lama menghasilkan sebuah stereoripe yang merugikan seorang wanita. Praktik ini juga terjadi di kehidupan akuntansi seperti dalam penelitian yang telah dilakukan Kuasirikun, (2011) dan juga oleh Angus, (2009) bahwa seorang wanita masih menjadi pihak yang minoritas dan digambarkan sebagai seorang yang mendapat posisi pekerjaan sebagai bawahan dalam pelaporan keuangan. Pengungkapan isu gender dalam annual report perusahaan dapat diperoleh melalui gambar yang terdapat di dalamnya.
Oleh
karena
itu
penelitian
ini
juga
berusaha
mengidentiifikasi bagaimana sebuah perusahaan melalui gambar yang terdapat dalam annual report-nya mengungkapkan gambar yang berkaitan dengan perbedaan gender. 2.1.3 Teori Komunikasi Habermas Menurut Habermas, hasil dari pembangunan masyarakat dapat dilihat dari dua tingkatan (level) yang berdiri sendiri namun saling berhubungan yaitu tingkat ekonomi dan tingkat interaksi komunikasi sesama manusia Held, (1980). Habermas menekankan bahwa ekonomi
27
bukan satu-satunya faktor penggerak munculnya perubahan sosial, akan tetapi terdapat juga faktor hubungan interaksi antara anggota masyarakat seperti yang disebut Habermas sebagai proses sosial, budaya dan rasional (Held, 1980). Bagian dari teori Habermas yang dapat membantu dalam menjelaskan penelitian ini adalah fokus Habermas pada ranah publik dan penekanannya pada komunikasi untuk menjalankan demokrasi (Habermas, 1974, 1984, 1987, 1989). Ranah publik menurut Habermas harus menjadi tempat dimana isu-isu mengenai kepentingan umum dibahas secara demokratis dan keputusan dicapai secara rasional dalam rangka untuk bergerak ke arah masyarakat yang lebih demokratis atau lebih baik untuk semua orang (Habermas, 1970). Transformasi sosial ini melibatkan interaksi masyarakat dalam mengekspresikan ide-ide mereka dan dilakukan melalui proses komunikasi. Transisi ini pada tingkat 'proses komunikasi' dapat dipahami menurut Habermas Teori Kritis, dalam hal “rasionalisasi” dari “dunia kehidupan” (lifeworld). Lifeworld didefinisikan sebagai konteks untuk bahasa yang berdiri dibelakang setiap peserta dalam komunikasi dan mendukung dalam proses pemahaman (Habermas, 1984). Dengan kata lain lifeworld merupakan nilai, norma, kebudayaan, adat, hukum, sosial, ekonomi dan politik yang menjadi latar belakang setiap partisipan komunikasi untuk mendapatkan pemahaman mengenai proses komunikasi tersebut.
28
Menurut Habermas dalam Kuasirikun, (2011), syarat untuk menciptakan suatu bentuk komunikasi yang ideal ada tiga yaitu: semua peserta komunikasi bebas ikut serta dalam bertukar ide, semua peserta komunikasi bebas mengajukan justifikasi, dan semua peserta komunikasi bebas untuk mengajukan sanggahan dan interpretasi dari perspektif masing-masing. Terdapat tiga klaim validitas (tingkat komunikasi) yang dinyatakan oleh Habermas dalam Kuasirikun, (2011). Pertama, klaim kebenaran dari apa yang dikatakan atau diandaikan (obyektivitas). Kedua, klaim kebenaran normatif tindak tutur
dalam
konteks
tertentu
atau
norma
yang
mendasari
(normativitas), dan yang ketiga adalah klaim untuk kebenaran pembicara (subjektivitas). Jika ketiga klaim tersebut terpenuhi, maka kegiatan komunikasi tersebut dapat dikatakan sebagai bentuk komunikasi yang kuat (strong form communication). Namun ketika hanya terdapat salah satu dari ketiga klaim tersebut yang terpenuhi, maka komunikasi tersebut dikatakan sebagai bentuk komunikasi yang lemah (weak form communication). Dalam bentuk komunikasi yang lemah, pembicara hanya bertujuan untuk mencapai pemahaman dan perhatian dari para pendengar. Stanton dan Stanton, (2002) menyatakan bahwa laporan tahunan perusahaan secara luas diterima sebagai alat dimana perusahaan berkomunikasi dengan publik mereka. Konten gambar fotografi dalam laporan tahunan juga merupakan alat komunikasi yang ampuh
29
terutama digunakan untuk menemani informasi keuangan, Davison, (2007), dan sebagai sarana perusahaan berusaha untuk untuk merepresentasikan dirinya kepada para stakeholder dari lapisan masyarakat yang berbeda-beda. Dalam konteks Habermas , penelitian ini berpendapat bahwa gambar yang termuat dalam laporan tahunan memiliki nilai karena mereka merupakan bagian dari klaim validitas perusahaan ketika mencari saling pengertian dengan anggota masyarakat. Dikatakan di sini bahwa dalam rangka untuk memenuhi syarat sebagai sarana komunikasi yang lebih efektif, akuntansi sebagai media komunikasi harus menyampaikan informasi yang intersubjektif menguntungkan semua anggota masyarakat untuk memastikan bahwa lifeworld dari masyarakat (yang berusaha untuk mewakili ) muncul ke dalam bentuk paling rasional dan seimbang (Habermas dalam Kuasirikun, 2011). Oleh karena itu penelitian ini berusaha untuk menganalisis gambar fotografi dalam annual report perusahaan melalui analisis semiotik dengan mencoba memaknai gambar-gambar fotografi
tersebut
kaitannya
dengan
proses
komunikasi
dan
rasionalisasi lifeworld dalam kehidupan akuntansi di Indonesia. 2.1.4 Semiotika Semiotika adalah studi tentang tanda dan segala yang berhubungan dengannya: cara berfungsinya, hubungannya dengan tanda-tanda lain, pengirimannya, dan penerimaannya oleh mereka
30
yang mempergunakannya Zoest, (1992). Fiske, 2006 menyebutkan terdapat tiga bidang studi utama dalam bidang semiotika: 1.
Tanda itu sendiri. Hal in iterdiri atas studi tentang berbagai tanda yang berbeda, cara tanda-tanda yang berbeda itiu dalam menyampaikan makna, dan cara tanda-tanda itu terkait dengan manusia yang menggunakannya.
2.
Kode atau sistem yang mengorganisasikan tanda. Studi ini mencakup cara berbagai kode dikembangkan guna memenuhi kebutuhan
suatu
mengeksploitasi
masyarakat saluran
atau
komunikasi
budaya yang
atau
untuk
tersedia
untuk
mentransmisikannya. 3.
Kebudayaan tempat kode dan tanda bekerja. Ini pada gilirannya bergantung pada penggunaan kode-kode dari tanda-tanda itu untuk keberadaan dan bentuknya sendiri. Dari ke-tiga bidang studi utama semiotika tersebut dapat
diketahui bahwa semiotika mempelajari keseluruhan tanda, sistem pembentukan tanda dan dimana tanda tersebut digunakan. Fiske, (2006) menyebutkan bahwa tanda adalah konstruksi manusia dan hanya bisa dipahami dalam artian manusia yan memahami. Sementara itu, Saussure dalam Fiske, (2006) menyatakan bahwa sebuah tanda terdiri dari penanda dan petanda. Penanda adalah citra tanda seperti yang kita persepsi —tulisan di atas kertas atau suara di udara; petanda adalah konsep mental yang diacukan petanda. Konsep mental ini secara luas sama pada
31
semua anggota kebudayaan yang sama yang menggunakan bahasa yang sama. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tanda merupakan sesuatu yang dikonstruksi oleh manusia, dibentuk melalui sebuah proses agar dapat dipahami oleh suatu kebudayaan yang sama, tidak dapat digunakan untuk kebudayaan yang berbeda, dan hal ini berarti bahwa kode memiliki makna yang berbeda-beda bergantung pada kebudayaan yang
mengkonstruksikan tanda atau simbol itu
sendiri. Tanda merupakan sesuatu yang bersifat fisik, bisa dipersepsi indra manusia: tanda mengacu pada sesuatu di luar tanda itu sendiri; dan bergantung pada pengenalan oleh penggunanya sehingga bisa disebut tanda. Ambillah contoh menarik daun telinga sebagai tanda pada seorang juru lelang. Dalam hal ini, tanda mengacu pada tawaran saya, dan ini diakui seperti itu baik oleh saya sendiri maupun si juru lelang. Makna disampaikan dari saya pada juru lelang: komunikasi pun berlangsung Fiske, (2006). Perce, Ogden dan Richards dalam Fiske, (2006) melihat tanda, acuannya dan penggunaannya sebagai tiga titik dalam segitiga masing-masing terkait erat pada dua yang lainnya, dan dapat dipahami hanya dalam artian pihak lain. Saussure dalam Fiske, (2006) menyatakan bahwa tanda terdiri atas bentuk fisik plus konsep mental yang terkait, dan konsep ini merupakan pemahaman atas realitas
32
eksternal. Tanda terkait pada realitas hanya melalui konsep orang yang menggunakannya. Dalam kaitannya dengan pelaporan keuangan, angka, teks, gambar dan setiap konten yang ada di dalamnya merupakan sebuah tanda atau simbol. Dan setiap simbol yang terdapat dalam annual report perusahaan bukan hanya sekedar simbol, melainkan terdapat makna yang berusaha disampaikan oleh perusahaan yang membuatnya untuk para pengguna annual report. Pemahaman terhadap simbol atau tanda tersebut bergantung kepada kemampuan seseorang dalam menginterpretasikannya. Oleh karena itu, untuk memahami makna simbol dari gambar yang berkaitan dengan masalah gender, diperlukan sebuah usaha untuk memahami makna gambar yang berkaitan dengan masalah gender serta bagaimana perusahaan melalui gambar-gambar tersebut berusaha menyampaikan sebuah pesan kepada para pengguna annual reportnya. 2.2 Penelitian terdahulu Penelitian tentang pelaporan keuangan kebanyakan dilakukan dalam paradigma positivisme dengan menggunakan persamaan matematik dan analisis statistik
(Budiani, 2011). Beberapa penelitian tentang pelaporan
keuangan di Indonesia kebanyakan berfokus pada isu manajemen laba, pengungkapan pada laporan keuangan dan audit (Adjani, 2013; Fatmawati,
33
2013; Hazmi, 2013; Pradesta, 2013). Berikut beberapa contoh penelitian yang mengaitkan antara pelaporan keuangan dengan isu gender. (Angus, 2011) meneliti tentang representasi gender dan ras yang terjadi dalam 19 kantor akuntan publik The Big Four di UK. Penelitian tersebut menggunakan dokumen annual report dari tahun 2003 sampai dengan 2007 sebagai obyek penelitiannya. Penelitian tersebut bertujuan untuk memahami bagaimana fotografi digunakan untuk menggambarkan perbedaan gender laki-laki dan perempuan, kulit hitam da kulit putih yang terdapat pada annual report perusahaan. (Kuasirikun, 2011) melakukan penelitian terhadap gambar foto yang terdapat pada annual report perusahaan di Thailand. Penelitian tersebut bertujuan untuk memahami bagaimana gender dapat tergambarkan melalui foto dalam annual report perusahaan. Kuasirikun menemukan bahwa dalam annual report perusahaan di Thailand khususnya melalui gambar foto , mengandung makna yang sangat luas yang menggambarkan kebudayaan dan kehidupan di Thailand. Kuasirikun menyatakan bahwa gambar dalam pelaporan keuangan adalah seperti sebuah kendaraan yang penuh dengan muatan berisi cerita tentang Thailand, praktik akuntansi, organisasi sosial, hubungan ekonomi yang kesemuanya secara sengaja atau tidak telah disampaikan melalui gambar fotografi dalam laporan keuangan tersebut. 2.3 Kerangka teoritis Untuk dapat lebih memahami bagaimana deskripsi gender dalam pelaporan keuangan, berdasarkan pada analisis fotografi atas gambar fotografi
34
pada annual report, diperlukan suatu kerangka teoritis. Berdasarkan landasan teoriyang telah diuraikan di atas, maka kerangka toritis pada penelitian ini adalahsebagai berikut:
35
Realitas Perusahaan
Non-
Syari’ah
Syari’ah
Realitas Ekonomi
Realitas Ekonomi
dan Spiritual Annual Report
Annual Report
(Foto/ Gambar)
(Foto/ Gambar)
Refleksi Gender
Annual
Refleksi Gender
Komparasi Report
perusahaan
menjadi
media
komunikasi
bagi
perusahaan kepada para stakeholder-nya. Melalui annual report, perusahaan berusaha mengungkapkan informasi dan realitas yang telah dibentuk oleh perusahaan. Perusahaan tersebut dikelompokkan menjadi perusahaan syari’ah dan non-syari’ah untuk dilakukan komparasi antara keduanya apakah terdapat perbedaan pola dan isi dalam menampilkan reallitas gender. Analisis tersebut dilakukan melalui gambar/ foto yang terdapat dalam annual report perusahaan.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif berupa analisis terhadap gambar yang terdapat pada annual report tahunan perusahaan. Metode kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Pada penelitian ini, dihasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis yang bersumber dari gambar fotografipada annual report perusahaan, baik perusahaan yang berbasis syari’ah maupun non-syari’ah. Metode kuantitatif dirasa kurang tepat dan sesuai untuk digunakan dalam penelitian ini. Hal ini dikarenakan penelitian ini tidak menggunakan angka-angka sebagai
indikator variabel
penelitian untuk menjawab
permasalahan penelitian, sehingga penelitian ini menggunakan metode kualitatif sebagai pendekatan untuk menganalisis permasalahan penelitian yang telah dijabarkan pada Bab I. 3.1.1 Pemilihan desain penelitian Denzin dan Lincoln dalam Budiani (2011) menyarankan pemilihan desain penelitian yang meliputi lima langkah berurutan, yaitu:
36
37
1. Menempatkan
bidang
penelitian
(field
in
quiry)
dengan
menggunakan pendekatan kualitatif / interpretif atau kuantitatif / verifikasional. 2. Pemilihan paradigma teoritis penelitian yang dapat memberitahukan dan memandu proses penelitian. 3. Menghubungkan paradigma penelitian yang dipilih dengan dunia empiris lewat metodologi. 4. Pemilihan metode pengumpulan data. 5. Pemilihan metode analisis data. Pemilihan desain penelitian dalam penelitian ini dimulai dengan menempatkan bidang penelitian yaitu dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Langkah berikutnya, memilih paradigma teoritis penelitian yaitu berupa paradigma interpretif yang memberikan pedoman terhadap pemilihan metodologi penelitian yang tepat yaitu dokumen melalui annual report. Selanjutnya yang terakhir adalah pemilihan metode pengumpulan dan analisis data yang tepat yaitu dengan analisis fotografi. 3.1.2 Pendekatan penelitian Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memahami dan menganalisis bagaimana perusahaan menyajikan informasi yang berbentuk gambar fotografi yang mengandung isu gender dalam laporan keuangan. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis perbedaan pola gambar fotografi utamanya yang berkaitan
38
dengan isu gender antara perusahaan yang berbasis syari’ah dan non syari’ah. Oleh karena itu, pendekatan kualitatif merupakan pendekatan yang tepat digunakan dalam penelitian ini. Selain itu, penelitian ini menggunakan pendekatan paradigma semiotik, yang memungkinkan peneliti untuk menganalisis dokumen dengan analisis fotografi melalui informasi gambar fotografi dalam pelaporan keuangan. 3.2 Jenis dan sumber data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa annual report perusahaan yang didalamnya terdapat gambar fotografi yang mengandung unsur gender. Data tersebut diperoleh dari situs resmi resmi Bursa Efek Indonesia dan situs resmi masing-masing perusahaan. 3.3 Metode pengumpulan data Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode dokumenter yaitu berupa annual report perusahaan yang berbasis konvensional dan sekaligus memiliki anak perusahaan yang berbasis syari’ah. Oleh karena itu, data dan informasi yang dibutuhkan dikumpulkan dari berbagai literatur. Pada penelitian ini, literatur yang digunakan sebagian besar dari jurnal-jurnal penelitian, makalah penelitian terdahulu dan internet research. 3.4 Obyek penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah Annual Report perusahaan perbankan yang memiliki basis induk konvensional dan mempunyai anak perusahaan yang berbasis syari’ah. Terdapat delapan perusahaan perbankan
39
konvensional yang memiliki anak perusahaan perbankan syari’ah yaitu Bank Rakyat Indonesia dengan anak perusahaannya Bank Rakyat Idonesia Syari’ah, Bank Negara Indonesia dengan anak perusahaannya Bank Negara Indonesia Syari’ah, Bank Mandiri dengan anak perusahaannya Bank Syari’ah Mandiri, Bank Central Asia dengan anak perusahaannya Bank Cntral Asia Syari’ah, Bank Mega dengan anak perusahaannya Bank Mega Syari’ah, Bank Bukopin dengan anak peruusahaannya Bank Bukopin Syari’ah, Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten dengan anak perusahaannya Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Bank Victoria Internasional dengan anak perusahaannya Bank Victoria Syari’’ah. Tujuan dari pengambilan obyek ini adalah untuk mengetahui perbandingan antara perusahaan yang berbasis syari’ah dan non syari’ah di perusahaan yang sama. 3.5 Analisis data Melakukan interpretasi terhadap data kualitatif dalam desain penelitian studi kasus merupakan hal yang sullit. Interpretasi data kualitatif memiliki ruang lingkup yang luas. Adapun analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan analisis semiotik narrative text atas laporan keuangan. Langkah analisis yang dilakukan sebagai berikut: 1. Tentukan annual report yang akan dianalisis. Dalam
menentukan
sampel
annual
report
yang
akan
dianalisis
menggunakan metode purpossive sampling yaitu metode sampel dengan menggunakan kriteria-kriteria tertentu. Sampel yang digunakan dalam penelitian kualitatif buakanlah sampel yang mewakili populasi, akan tetapi
40
sampel yang digunakan adalah sampel yang diyakini mampu memberikan data sesuai dengan penelitian yang dibutuhkan. 2. Identifikasi gambar dan foto dalam annual repot 3. Bandingkan penyajian gambar dalam annual report antara perusahaan syari’ah dan non syari’ah. 4. Analisis dan interpretasi dari sisi sintatik (struktur), retorika penyajian dan semiotik. 5. Hasilnya dideskripsikan dan perbandingan deskripsi tersebut dituangkan dalam bentuk bab IV.