MEFLOKIN HCL MEFLOQUINE HYDROCHLORIDE
1. IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA 1.1. Golongan Quinoline-Methanolquinoline (1) 1.2. Sinonim/Nama Dagang (AS)-rel-a-(2R)-2-Piperidinyl-2,8-bis(trifluoromethyl)-4-quinolinemethanol monohydrochloride;
(R*,S*)-(±)-α-2-piperidinyl-2,8-bis(trifluoromethyl)-4-
quinolinemethanol hydrochloride; Hidrocloruro de mefloquina; Meflochinhydrochlorid; Meflokvino hidrochloridas; Chlorohydrate de mefloquine hydrochloridum; Methanol
(RS)-[2,8-Bis(trifluoromethyl)-4-quinolyl]-(SR)-(2-piperidyl);
hydrochloride;
Lariam®;
Rac.erythro-α-2-piperidinyl-2,8-
bis(trifluoromethyl)-4-quinolinemethanol. (2) (3) (4) (5) 1.3. Nomor Identifikasi 1.3.1. Nomor CAS Meflokuin HCL
: 51773-92-3 (3) (2) (6)
1.3.2. Nomor EC
: 257-412-0 (2)
1.3.3. Nomor RTECS
: VC0308000 (2)
1.3.4. Nomor UN
: 3077 (6)
2. PENGGUNAAN Pencegahan (prophilaksis) dan Pengobatan Malaria 2.1.
(1)
Indikasi Diindikasikan untuk untuk profilaksis dan pengobatan ringan hingga sedang untuk infeksi malaria yang disebabkan oleh P.falciparum dan P. vivax, termasuk untuk penggunaan pada pasien yang telah resisten terhadap golongan Qloroquin atau multidrug resisten lainnya oleh P. falciparum. Digunakan juga untuk pengobatan setelah pengobatan dengan
turunan artamesinin pada pasien akut tanpa komplikasi untuk mengurangi resiko dari muncul kembali (4) (5) Dapat juga digunakan untuk menangani: (1)
2.2.
-
Extraintestinal amebiasis
-
Lupus erythematosus
-
Babesiosis
-
Rhematoid athrithis
-
Nocturnal Recumbancy leg muscle cramps
Dosis Rekomendasi Dosis Pengobatan: 20-25 mg/kg (maksimum 1.5 g) dosis tunggal atau lebih baik dalam 2 sampai 3 dosis terbagi selama 6- 8 jam. (5) (1) Dosis inisial 15 mg/Kg Meflokuin HCL diikuti dengan 10 mg/Kg pada 6 sampai 12 jam setelah dosis awal. Rekomendasi profilaksis ◦
> 45Kg
= 250mg satu kali seminggu
◦
5-10 Kg
= 1/8 x 250 mg satu kali seminggu
◦
10-20 Kg
= 1/4 x 250 mg Satu kali seminggu
◦
20-30 Kg
= 1/2 x 250 mg satu kali seminggu
◦
31-45 Kg
= 3/4 x 250 mg satu kali seminggu
Penggunaan obat dengan tujuan propylaxis sebaiknya digunakan satu sampai tiga minggu sebelum kedatangan kedaerah endemik dan diminum satu minggu sekali pada hari yang sama setelah makan selama didaerah endemik. Untuk mengurangi resiko
dari terkena malaria
setelah
meninggalkan daerah endemik, penggunaan harus dilanjutkan empat minggu setelah meninggalkan daerah. (5) (4) (1)
3. BAHAYA TERHADAP KESEHATAN 3.1. Organ Sasaran (3) -
Kulit dan Mata (terekspos saat produksi/ saat bekerja)
-
CNS, GI, Sirkulasi, Liver (Hati), ginjal (dalam dosis terapetik)
3.2. Rute Paparan 3.2.1. Paparan Jangka Pendek 3.2.1.1. Terhirup (3)
Iritasi ringan pada hidung, tenggorokan dan paru paru. Gejala akan hilang saat menghirup udara segar 3.2.1.2. Kontak dengan Kulit (3) Iritasi ringan dan dapat diredakan saat dibersihkan 3.2.1.3. Kontak dengan Mata (3) Iritasi sedang, kemerahan dan berair 3.2.1.4. Tertelan Overdosis: Gangguan Jantung, hati dan gejala gangguan sistem saraf, seperti: Sakit kepala, pusing, vertigo, insomnia, halusinasi visual
atau
auditori,
panik,
depresi
berat,
psikosis,
kebingungan, dan kejang. 3.2.2. Paparan Jangka panjang 3.2.2.1. Terhirup 3.2.2.2. Kontak dengan Kulit 3.2.2.3. Kontak dengan Mata 3.2.2.4. Tertelan (1) AV blok, Biventricular hypertropy, kardiomiopati, perubahan kornea dan retina permanen, pigmentasi bintik bintik (dot), belang, pola bull’s eye dari hiperpegmentasi makula, atenuasi retina arteri, kepucatan pada titik buta, gangguan penglihatan warnam dan kehilangan pusat penglihatan, parkinson,
Psikosis
(depresi,
delirium,mania,
kesulitan
berkonsentrasi, hepatitis fatal.
4. TOKSIKOLOGI 4.1. Efek Samping (5) (4) Efek samping dapat muncul beberapa minggu setelah dosis terakhir Efek samping yang sering terjadi Mual,diare,muntah,nyeri abdomen, anorexia, sakit kepala, demam, pusing, mialgia, kemerahan pada kulit, kehilangan nafsu makan, kehilangan
keseimbangan, mengantuk, gangguan tidur terutama insomnia dan mimpi yang aneh. Gangguan sistem syaraf atau psikologi Tremor,
ataksia,
parastesia,
agitasi
,
konfulsi,
ansietas,
depresi,
kebingungan, halusinasi, panik, emosi tidak stabil, agitasi dan akut psikosis, skizofrenia atau gangguan major psikiatrik. Gangguan Kardiovaskular Hipotensi, Hipertensi, syncope, Flushing, nyeri dada, takikardi atau palpitasi, bradikardi, detak jantung tidak normal, extrasystole, AV-Blok, Gangguan Kulit Kemerahan, exhanterma, eritema, urtikaria, pruritis, edema, kehilangan rambut, steven jhonson syndrome, eritema multi form (Bull eyes) Kelainan sistem muskular Lemah otot, kram otot, myalgiam arthralgia Gangguan Sistem Pernafasan Dyspnea, pneumonitis Gangguan Lainnya gangguan penglihatan, tinnitus dan gangguan pendengaran, gangguan fungsi hati, trombositopenia dan leukopenia, anafilaksis. 4.2. Toksisitas 4.2.1. Data pada Hewan LD50 (oral, tikus) = 880 mg/kg; LD50 (oral, Mencit) = 210; (2) (7) (3) (6) LD50 (intraperitonial, tikus) = 130 mg/kg (2) (7) (3) (6) LC50 (inhalasi, tikus) = < 5 mg/l; 4 jam (6) (7) 4.2.2. Data pada Manusia -
TLDo (oral, pria) = 96 mg/kg/52 hari/intermittent; Perilaku: halusinasi, persepsi terganggu, bersemangat,agresi (3)
-
TLDo (oral, wanita) = 15 mg/kg/3 minggu/intermittent; Perilaku: konvulsi, kejang-kejang, koma (3)
-
TLDo (oral, pria) = 11 mg/kg/2 minggu/intermittent; Perilaku: efek konvulsi, kejang-kejang (3)
4.3. Data Karsinogenik Tidak ada komponen dari produk yang memperlihatkans terjadinya Cancer pada level lebih atau sekitar 0.1% (2) (3)
4.4. Data Tumoregenik Tidak ada laporan peningkatan tumor jenis apa punpada studi tikus dan mencit (4) 4.5. Data Teratogenik Dilaporkan teratogenik pada tikus dan mencit pada dosis 100 mg/kg/hari. Pada kelinci, embryotoxic dan teratogenik dengan dosis 160 mh/kg/hari dan hanya teratogenik dengan dosis 80 mg/kg/hari. Pada wanita hamil tidak ada studi khusus. (3) (4) Pada
pasien
yang
resisten
terhadap
penggunaan
qloroquin
untuk
pengobatan malaria p.falciparum WHO menyatakan bahwa meflokuin biasanya digunakan untuk profilaksis pada kehamilan semester kedua dan ketiga, di rekomendasikan untuk wanita menghindari kehamilan selama mengkonsumsi meflokuin dan tiga bulan setelah mengkonsumsi meflokuin (5)
, Meflokuin dapat menembus plasenta dan dieksresikan di ASI (4) Katagori
Kehamilan menurut FDA adalah katagori C (1) (4) 4.6. Data Mutagenik Tidak ada bukti yang diperoleh untuk mutagenisitas meflokuin (4) (2) (6) (3) (7)
5. PERTOLONGAN PERTAMA PADA KORBAN KERACUNAN 5.1. Terhirup Bawa korban ke udara terbuka dan istirahatkan pada posisi yang nyaman untuk bernafas. Berikan oksigen atau pernafasan buatan bila diperlukan. Jangan gunakan pernafasan buatan dari mulut ke mulut. Bila belum membaik setelah di tempat terbuka hubungi dokter/ Rumah Sakit (3) (6) (2) (7) 5.2. Kontak dengan Kulit Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci kulit, kuku, dan rambut menggunakan sabun dan air yang banyak sampai dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal, sekurangnya selama 15-20 menit. Bila perlu segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat (3) (6) (2) (7) 5.3. Kontak dengan Mata Alirkan dengan air, paksa untuk membuka kelopak mata. Suruh korban untuk memutar mata. Waktu minimal pencucian mata 15 menit. Bila gejala berlanjut hubungi dokter/ Rumah Sakit (3) (6) (2) (7)
5.4. Tertelan Hubungi segera pusat keracunan, hubungi dokter/Rumah Sakit. Cuci mulut. Jangan merangsang muntah bahan tanpa bantuan dari tenaga medis. Jangan memasukkan cairan lain (susu atau air) pada korban yang tidak sadarkan diri, mengalami konvulsi, atau tak dapat menelan (3) (6) (2) (7)
6. PENATALAKSANAAN PADA KORBAN KERACUNAN 6.1. Resusitasi dan Stabilisasi (8) 6.1.1. Penatalaksanaan jalan napas, yaitu membebaskan jalan napas untuk menjamin pertukaran udara. 6.1.2. Penatalaksanaan fungsi pernapasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernapasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida. 6.1.3. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah 6.2. Dekontaminasi 6.2.1.
Dekontaminasi Mata (8) o Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya. o Secara perlahan, bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan selama 15-20 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata. o Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya. o Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit. o Jangan biarkan pasien menggosok matanya. o Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata
6.2.2.
Dekontaminasi Kulit (termasuk rambut dan kuku) (8) o Bawa segera pasien ke pancuran terdekat. o Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin atau hangat serta sabun minimal 10 menit.
o Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok. o Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup. o Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hatihati untuk tidak menghirupnya. o Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.
6.2.3.
Dekontaminasi Gastrointestinal (1)
Pemberian arang aktif Dosis tunggal (secara oral) Dosis untuk dewasa 50-100 gram; untuk anak-anak 1-2 gram/kg Multiple dose Pemberian arang aktif secara multiple dose dilaporkan dapat menurunkan waktu paruh dari golongan quinine. Dosis Multiple dose untuk dewasa 12.5 g/jam dan untuk anak anak 0.25 g/kg/jam
Irigasi Usus Irigasi Usus direkomendasikan dalam keadaan keracunan yang sangat toksik dimana jumlah meflokuin HCL terlalu besar untuk dekontaminasi hanya menggunakan arang aktif. Cairan irigasi yang direkomendasikan adalah larutan elektrolit iso-osmotik polietilen glikol dengan laju seperti yang tertera di bawah hingga efluen rektal bersih: o
Remaja/ dewasa: 1500 – 2000 mL/jam oral atau NGT;
o
Anak usia 9 bulan – 6 tahun: 20 mL/kg/jam oral atau NGT;
o
Anak usia 6 – 12 tahun: 20 mL/kg/jam oral atau NGT
6.3. Antidotum Tidak ada antidot spesifik untuk meflokuin HCL (4) (1)
7. SIFAT FISIKA KIMIA 7.1. Nama Bahan Meflokuin Hidroklorida 7.2. Deskripsi Berwarna putih atau sedikit kuning, berbentuk serbuk kristal, hampir tidak berbau, sukar larut dalam air (3800mg/l air), larut dalam alkohol dan sangat mudah larut dalam metil alkohol (5) (7). Rumus Molekul: C17H16CF16N2O.HCL ;Berat Molekul: 414,78
(6) (2) (7) (5)
; Titik lebur pada 2560C dengan
dekomposisi (6)
7.3. Tingkat Bahaya, Frasa Risiko dan Frasa Keamanan 7.3.1. Peringkat NFPA (National Fire Protection Association) (Skala 0-4) (3)
Kebakaran 1
: Tingkat kebakaran rendah
Health 2
: Tingkat keparahan sedang
Reactivity
: Tingkat Reaktivitas sangat Rendah
7.3.2. Klasifikasi EC (European Commission) (Frasa Risiko dan Frasa Kemanan) (6)
R20/22
: Berbahaya jika terinhalasi dan jika tertelan
R36
: Mengiritasi mata
R50/53
: Sangat toksik untuk organisme air dan dapat menyebabkan efek samping jangka panjang untuk lingkungan laut
S26
: Jika terjadi kontak dengan mata, segera bersihkan dengan banyak air dan segera hubungi dokter
S39
: Gunakan proteksi mata atau wajah
S61
: Hindari pembuangan ke lingkungan. Rujuk pada lembar data keamanan/instruksi khusus
7.3.3. Klasifikasi
GHS
(Globally
Harmonized
Precautionary statement) (2) (7)
Pernyataan Bahaya H302
: Bahaya jika tertelan
System)
(Hazard
and
Pernyataan Kehati-hatian -
Pencegahan o P264
-
: Bersihkan Kulit setelah menangani bahan
Tindakan o P301+P312
: Jika tertelan : hubungi pusat informasi keracunan atau dokter jika merasa kurang sehat
o P330 -
: Bersihkan mulut
Pembuangan o P501
: Buang wadah atau konten pembuangan wadah yang disetujui
8. STABILISASI DAN REAKTIVITAS 8.1.
Reaktivitas Stabil dibawah kondisi normal (6)
8.2.
Kondisi yang Harus Di Hindari pembekuan, panas ekstrim, kondisi yang tidak cocok dengan air,
8.3.
(3)
Bahan Tak Tercampurkan oksida kuat, basa (2) (4) (3) (6) asam kuat (2) (3)
8.4.
Dekomposisi Terdekomposi pada titik lebur (2560C)
(6) (7)
Cl-, F-, NOX
(7)
karbon oksida,
nitrogen oksida, magnesium oksida, hidrogen florida, dan hidrogen klorida, gas dan asap beracun atau mengiritasi, mengeluarkan asap beracun saat terbakar (3) 8.5.
Polimerisasi Tidak terjadi polimerisasi (3)
9. BATAS PAPARAN DAN ALAT PELINDUNG DIRI 9.1.
Ventilasi Sediakan ventilasi yang memadai. Ikuti standar prosedur penanganan produk medis. Pastikan terdapat tempat untuk pencuci mata atau shower didekat tempat produk ini diproduksi. (3)
9.2.
Pakaian Gunakan pakaian pelindung yang sesuai seperti jas laboratorium. Untuk menghindari bahaya dari konsentrasi tinggi dari bahan. Disarankan untuk menggunakan baju perlindungan penuh yang tahan bahan kimia. Perlindungan tubuh disesuaikan dengan aktivitas serta kemungkinan terjadinya paparan, misalnya pelindung kepala, apron, sepatu boot. (3) (6) (2) (7)
9.3.
Sarung Tangan gunakan sarung tangan(neoprene, nitrile atau karet butyl) tanpa menyentuh bagian luar dari sarung tangan, buang sarung tangan sesudah digunakan sesuai dengan peraturan dan praktek di labolatorium yang baik. Cuci dan keringkan tangan. Sarung tangan harus memenuhi spesifikasi dari EU Directive 89/686/EEC, standar EN 374, OSHA 29 CFR 1910 (3) (6) (2) (7)
9.4.
Respirator untuk menghindari kontaminasi melalui udara disarankan menggunakan masker partikel yang sesuai dengan standar NIOSH(US) atau CEN(EU)
(3)
(6) (2) (7)
10.
DAFTAR PUSAKA 1). National Poison Center, New Zealand. Mefloquine Hydrocholride. [Online]. [cited 2014 April 24. Available from: http://www.toxinz.com/Spec/2252471/166817. 2). Sigma Aldrich, Singapore. MSDS-M2319-Mefloquine Hydrochloride. [Online].; 2013 [cited 2014 April 24. Available from: http://www.sigmaaldrich.com/MSDS/MSDS/DisplayMSDSPage.do?country=I D&language=en&productNumber=M2319&brand=SIGMA&PageToGoToURL =http%3A%2F%2Fwww.sigmaaldrich.com%2Fcatalog%2Fproduct%2Fsigma %2Fm2319%3Flang%3Den. 3). Drug Bank. MSDS-Mefloquine. [Online]. [cited 2014 April 24. Available from: http://www.drugbank.ca/system/msds/DB00358.pdf?1265922737. 4). U.S. National Library Medicine. Mefloquine Hydrochloride. [Online]. [cited 2014 Juni 09. Available from: http://dailymed.nlm.nih.gov/dailymed/lookup.cfm?setid=1c47fd79-c0ca-42d69910-774272b25bc1. 5). Sweetman SC. Mefloquine Hydrochloride. In Martindale: The Complete Drug
Reference Thirty-sixth edition. Lundon, Chichago: Pharmaceutical Press (PhP); 2009. 6). F. Hoffmann-La Roche Ltd. Roche-Lariam. [Online].; 13 [cited 2014 Juni 11. Available from: http://www.rocheaustralia.com/content/dam/internet/corporate/roche/en_AU/files/SDS/LARIAM _sds.pdf. 7). U.S Pharmacopeial Convention. reference Standards/msds-Mefloquine Hydrochloride. [Online].; 2013 [cited 2014 April 24. Available from: http://www.usp.org/pdf/EN/referenceStandards/msds/1379059.pdf. 8). Badan Pengawas Obat dan Makanan. In (SIKer) SIK. Pedoman Penatalaksanaan KEracunan Rumah Sakit. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan ; 2001. 9). Tanen DA. Qhloroquine and Other Aminoquiline. In Poisoning & Drug Overdose fifth Ed.Olson, K.R, et al. (Eds). New York: McGraw-Hill Companies, Inc: Lange Medical Book; 2007. 10). Council Europe. Mefloquine Hydrocloride. In (EDQM) DFTQoMoCoE. Europian Pharmacopoea, 5th Ed. Strasbourg; 2005.