MEDIA PEMBINAAN | EDISI MEI - JUNI 2016 | TAHUN XLIII
Kakanwil Kemenag Jabar Drs. H. A. Buchori, MM saat memberikan sambutan dan materi pada pembukaan manasik haji tingkat Kab. Karawang di Masjid Pusdai Kab. Karawang. (17/07).
Kakanwil Kemenag Jabar Drs. H. Buchori, MM saat memberikan piala kepada salah satu juara penilaian KUA teladan Tingkat Prov. Jabar di Hotel Karangsetra Bandung. (25/07).
Sekjen Kemenag RI Prof. Dr. H. Nur Syam, M.Si dan Kakanwil Kemenag Jabar Drs. H. Buchori, MM foto bersama dengan para peserta (ToT) Tunas Integritas Angkatan II Kementerian Agama di Hotel Panghegar Bandung. (25/07).
Kakanwil Kemenag Jabar Drs. H. Buchori, MM, Kabid Penmad Drs. H. Abudin, M.Ag dan para kakemenag Kab./Kota se Jabar hadir saat pembukaan Kompetisi Sains Madrasah (KSM) Tingkat Prov. Jabar tahun 2016 di Kampus MAN 1 Kota Bandung. (26/07).
EDISI
03
Kakanwil Kemenag Jabar Drs. H. A. Buchori, MM saat memberikan sambutan pada acara pengukuhan keluarga sakinah teladan dan juara penilaian KUA Teladan Tingkat Prov. Jabar di Hotel Karangsetra Bandung. (25/07).
Kakanwil Kemenag Jabar Drs. H. A. Buchori, MM saat memberikan sambutan pada acara (ToT) Tunas Integritas Angkatan II Kementerian Agama di Hotel Panghegar Bandung. (25/07).
Sekjen Kemenag RI Prof. Dr. H. Nur Syam, M.Si dan Kakanwil Kemenag Jabar Drs. H. Buchori, MM foto bersama dengan para petugas acara (ToT) Tunas Integritas angkatan II Kementerian Agama di Hotel Panghegar Bandung. (25/07).
Kedua dari kiri: Kakanwil Kemenag Jabar H. A. Buchori saat hadir pada acara komitmen bersama pembentukan tim satuan tugas waspada investasi daerah Jawa Barat di Aula Barat Gedung Sate Bandung. (27/07).
MEDIA PEMBINAAN | EDISI MEI - JUNI 2016 | TAHUN XLIII
EDISI
03
Salam Redaksi Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
P
rofesionalitas menjadi salah satu nilai dalam lima nilai budaya kerja Kementerian Agama. Nilai ini harus teraplikasikan dalam setiap ruang kerja aparatur Kemenag. Salah satu cerminnya adalah dalam hal pemilihan aparatur dalam ruang kerja yang sesuai dengan kapasitas dan kapabilitasnya, sehingga diharapkan dapat memacu kualitas kerja yang lebih baik di lingkungan Kemenag. Pola penempatan pejabat tengah memasuki babak baru, sei ring diterapkannya dua model penempatan pejabat yaitu rotasi dan pemilihan melalui lelang terbuka (open biding) oleh panitia seleksi. Dua pola ini diterapkan di lingkungan Kanwil Kemenag Prov. Jawa Barat. Pelantikan pejabat menjadi salah satu berita yang diangkat dalam edisi Majalah Media Pembinaan kali ini. Pelantikan pejabat yang telah menjadi salah satu kebutuhan dikarenakan kekosong an pejabat maupun untuk penyegaran, baik di daerah maupun di lingkungan kanwil. Dalam kesempatan ini, kami segenap Tim Redaksi Majalah Media Pembinaan menghaturkan selamat kepada para pejabat yang telah dilantik. Teristimewa untuk Kepala Bagian Tata Usaha yang baru, H. Ahmad Handiman Romdony, yang menjadi pejabat eselon III pertama yang dihasilkan dari hasil Lelang jabatan terbuka. Semoga dapat menjalankan amanah dengan baik dan senantiasa mendapatkan hidayah dari Allah SWT dalam menunaikan amanah tersebut. Di samping itu hasil liputan terkait dengan penyelenggaraan pendidikan melalui madrasah menjadi berita yang menarik untuk disimak. Akhir kata, kami segenap Tim Redaksi Majalah Media Pembinaan menyampaikan selamat menikmati sajian kami pada edisi kali ini. Tak lupa pula kami sampaikan selamat menunaikan ibadah haji kepada para jemaah haji Jawa Barat, semoga dapat kembali ke tanah air dengan selamat dan mendapat gelar Haji Mabrur.
Kepada Yth. Pembaca Setia MP Dipermaklumkan dengan hormat, dengan ini kami mengundang pembaca setia MP/masyarakat umum/mahasiswa/pelajar untuk mengirim naskah informasi, artikel sesuai dengan rubrikasi yang kami sajikan dalam MP, dengan ketentuan sebagai berikut: • Naskah Artikel diketik rapi 1,5 spasi, maksimal 2 halaman polio; dan akan diutamakan jika dilengkapi dengan soft copy, termasuk di dalamnya terdapat foto penulis atau foto lainnya sebagai ilustrasi yang sesuai dengan tema tulisan yang dikirim; untuk kiriman berita diketik rapi 1,5 spasi maksimal 1 halaman folia serta harap dilengkapi dengan foto dokumentasi kegiatan; • Naskah Rubrik Berita diketik dengan jumlah maksimal 350 karakter. • Diketik menggunakan format file Notepad/Microsoft word versi 2003/2007 dengan font Times New Roman; • Naskah diterima redaksi selambat-lambatnya tanggal 10 awal bulan; • Redaksi berhak untuk mengubah judul dan isi naskah dengan tidak mengubah esensinya; • Naskah yang tidak dimuat akan dikirim kembali jika dilengkapi dengan amplop dan perangko secukupnya; • Naskah wajib disertai fotokopi KTP penulis, Contact Person (Nomor telepon); • Setiap naskah yang dimuat akan diberi honorarium, untuk itu harap menyertakan no. rekening bank; • Naskah dikirim ke alamat “Redaksi Media Pembinaan” Jl. Jenderal Sudirman no. 644 Bandung atau melalui email:
[email protected] & mp_depag@ yahoo.com
Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Bandung, Juni 2016 REDAKSI
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT
3
Daftar Isi MEDIA PEMBINAAN | EDISI MEI - JUNI 2016 | TAHUN XLIII
3 4 5 7 27 29
SALAM REDAKSI DAFTAR ISI EDITORIAL
AKU DATANG MEMENUHI PANGGILAN-MU
BERITA UTAMA ARTIKEL/INSPIRASI
MERAJUT DAN MEMELIHARA KERUKUNAN UMAT BERAGAMA Dr. H. Jamaluddin, S.H., M. Si.
ARTIKEL/INSPIRASI
PENDIDIKAN MENGAJARKAN CARA MEMANUSIAKAN MANUSIA Rudi Ahmad Suryadi
31
ARTIKEL/INSPIRASI
PENDIDIKAN PESANTREN MEMBANGUN KARAKTER BANGSA Muhammad Iqbal
33
ARTIKEL/INSPIRASI
URGENSI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI SEKOLAH/MADRASAH Nandang Supriatna, MM.
35
ARTIKEL/INSPIRASI
PENYULUH AGAMA DAN IHTIAR DERADIKALISASI Dudi Farid Wazdi
37
ARTIKEL/INSPIRASI
REVITALISASI VISI MISI SEKOLAH/MADRASAH Moch. Iim Muhaimin, S. Pd. I.
4
EDISI
MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT
KETERANGAN COVER: KAKANWIL KEMENAG JABAR SAAT ACARA PENANDATANGANAN KOMITMEN BERSAMA PEMBENTUKAN TIM SATUAN TUGAS WASPADA INVESTASI DAERAH JAWA BARAT DI AULA BARAT GD. SATE BANDUNG (27/07).
37
GALERI FOTO
03
MEDIA PEMBINAAN | EDISI MEI - JUNI 2016 | TAHUN XLIII
EDISI
03
Rubrik Pembaca Email dari Anda melalui humas_jabar.kemenag.go.id Assalamu’alaikum wr. wb. Pak/ibu di kemenag, Saya Supriyana dari Kota Cimahi, daftar tunggu (Waiting List) keberangkatan haji menurut kabar sudah mencapai 15 tahun. Saya ingin mendaftarkan anak saya yang berusia 15 tahun, apakah dimungkinkan? Tujuannya bila sekarang usianya 15 tahun maka diharapkan usia 30 tahun dia bisa berangkat haji. Mohon penjelasannya. Terima kasih bapak Supriyana dari Kota Cimahi, batas minimal usia pendaftar calon jemaah haji adalah 12 tahun berdasarkan PMA 29 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 14 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Reguler. Adapun persyaratannya sebagai berikut : (1) Persyaratan pendaftaran calon jemaah haji sebagai berikut: a. beragama Islam; b. berusia minimal 12 (dua belas) tahun pada saat mendaftar; c. memiliki KTP yang masih berlaku sesuai dengan domisili atau bukti identitas lain yang sah; d. memiliki Kartu Keluarga; e. memiliki akte kelahiran atau surat kenal lahir atau kutipan akta nikah atau ijazah; f. memiliki tabungan atas nama jemaah yang bersangkutan pada BPS BPIH; dan g. Memiliki surat keterangan domisili. Selain itu, calon jemaah haji harus menyerahkan pas foto terbaru ukuran 3x4 cm sebanyak 10 (sepuluh) lembar dengan ketentuan: • pas foto berwarna dengan latar belakang warna putih; • warna baju/kerudung kontras dengan latar belakang tidak memakai pakaian dinas, dan bagi jemaah haji wanita menggunakan busana muslimah; • tidak menggunakan kaca mata; dan • tampak wajah minimal 80 persen. Pendaftaran haji dilakukan melalui prosedur sebagai berikut: a. jemaah haji melakukan transfer ke rekening Menteri sebesar setoran awal BPIH melalui Bank Penerima Setoran (BPS) yang telah ditunjuk; b. BPS BPIH menerbitkan bukti aplikasi transfer BPIH; c. BPS BPIH menerbitkan bukti setoran awal BPIH sebanyak 5 (lima) lembar dengan rincian sebagai berikut: • lembar pertama bermaterai secukupnya untuk calon jemaah haji; • lembar kedua untuk BPS BPIH; • lembar ketiga untuk Kantor Kementerian Agama Kabupaten/ Kota; • lembar keempat untuk Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi; dan • embar kelima untuk Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah. d. Bukti setoran awal BPIH wajib mencantumkan nomor validasi, ditandatangani dan dibubuhi stempel BPS BPIH, serta masing-masing diberi pas foto 3x4 cm; e. BPS BPIH wajib menyerahkan lembar ketiga, keempat, dan kelima bukti setoran awal BPIH ke Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah pembayaran setoran awal BPIH; f. Jemaah haji yang bersangkutan wajib menyerahkan persyaratan pendaftaran dan bukti aplikasi transfer asli BPIH serta bukti setoran awal BPIH kepada petugas Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota untuk diverifikasi kelengkapannya paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah pembayaran setoran awal BPIH; g. Jemaah haji mengisi formulir pendaftaran haji berupa Surat Pendaftaran Pergi Haji (SPPH) dan menyerahkan kepada petugas Kantor Kementerian Agama Kabupaten/ Kota untuk didaftarkan ke dalam SISKOHAT dan mendapatkan nomor porsi; h. Jemaah haji menerima lembar bukti pendaftaran haji yang telah ditandatangani dan dibubuhi stempel dinas oleh petugas Kantor Kementerian Agama Kabupaten/ Kota. Wassalamu’alaikum wr. wb.
PENGARAH Kepala Kanwil PENANGGUNGJAWAB Kabag TU PEMIMPIN REDAKSI H. Abdurrahim EDITOR H. Jamaluddin H. Slamet H. Ahmad Nizar H. Denny H.Umaran SEKRETARIAT Deden Faried Moh. Yusuf FOTOGRAFER H. Deden Dharmawan Tri Budiono DESIGN GRAFIS Gun Gun Wiguna Alamat Sekretariat: Sub Bagian Informasi & Humas Jl. Jend. Sudirman No. 644 Bandung website: jabar.kemenag.go.id email:
[email protected] [email protected]
MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT
5
EDISI
03
MEDIA PEMBINAAN | EDISI MEI - JUNI 2016 | TAHUN XLIII
EDITORIAL Aku Datang Memenuhi Panggilan-Mu
S
EBAGAIMANA kita ketahui bersama bahwa Allah SWT menciptakan manusia adalah untuk beribadah, sebagaimana Firman-Nya:“Tidak semata-mata kami menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku”. Makna Liya’buduuni dalam ayat tersebut mengandung satu makna bahwa semua makhluk Allah khususnya manusia mempunyai satu kewajiban untuk beribadah kepada Sang Khaliqnya. Salah satu ibadah yang berat dan memerlukan istito’ah dalam Agama Islam adalah ibadah Haji, karena disamping materi yang dikeluarkan, juga fisik dan mental yang harus kuat. Banyak calon jamaah yang mendaftarkan untuk ibadah haji dan pada umumnya menunggu saat tua, umurnya ratarata diatas 40-60 tahun yang diharapkan dapat menjaga kemabrurannya, padahal di usia tersebut riskan dengan penyakit, tenaga sudah berkurang KASUBAG INMAS Kanwil Kemenag Prov. Jawa Barat bahkan faktor manasik pun kadang menjadi kendala sehingga untuk melakH. ABDURAHIM sanakan wajib dan rukun haji nya tidak optimal. Persiapan yang terbaik untuk menunaikan ibadah haji harus dipenuhi bagi setiap mukmin yang akan melaksanakannya. Persiapan ini untuk pencapaian istitho’ah (Kesanggupan) dalam melaksanakan ibadah haji. Kesanggupan dalam hal material (baik materi yang mampu memenuhi kebutuhan untuk pergi, selama dan kembali lagi dari menunaikan ibadah haji) maupun kemampuan rohani yang meliputi kesehatan jasmani maupun rohani, kesiapan mental dan wawasan keilmuan tentang haji. Namun perbekalan yang terbaik dalam menjalankan ibadah haji adalah bekal takwa Dalam pelaksanaannya ada spirit atau ruh yang terbangun dalam semangat ibadah haji, yang menyebabkan setiap insan beriman menghiraukan segala rintangan. Pertama, ruhut-talbiyah (semangat menyambut seruan Allah dan memenuhi panggilan-Nya). Hal ini diekspresikan dengan memperbanyak mengucapkan kalimat talbiyah, yang juga menjadi Sunnah, sejak pertama kali berniat ihram. Labbaikallahumma labbaik, yang berarti: aku sambut seruan-Mu ya Allah, aku sambut seruan-Mu. Aku penuhi panggilan-Mu, tiada ilah (tuhan yang berhak diibadahi dengan benar) selain Engkau, aku penuhi panggilan-Mu. Maka esensi dari bacaan talbiyah di dalam haji adalah semangat dan kesiapan menyambut seruan Allah, yang juga biasa dibahasakan dengan kata sami’na wa atha’na, yang bermakna: kami dengar dan kami siap taat. Kedua, ruhul-’ibadah lil-’ibadah (semangat ibadah untuk ibadah, yaitu totalitas ibadah). Ada beberapa kalangan yang menilai bahwa haji merupakan rangkaian ibadah yang tidak rasional dan logis. Namun meski pun demikian para jemaah haji tetap melaksanakannya. Ini hikmah dan pelajaran yang sangat penting yang mengingatkan bahwa, yang harus menjadi dasar dan motivasi utama dalam menjalankan setiap ibadah, khususnya yang bersifat ritual, adalah iman dan bukan rasio atau logika. Disamping ini juga menyadarkan dan menegaskan tentang kesalahan dan bahkan penyimpangan orientasi sebagian kalangan yang cenderung mengedepankan dan mendominankan logika. Ketiga, ruhut-tadhiyah (semangat atau jiwa pengorbanan). Haji dan umrah juga merupakan ibadah yang menuntut beragam pengorbanan yang tidak kecil, seperti pengorbanan harta, tenaga, waktu, mental dan masih banyak lagi yang lainnya, bahkan terkadang harus siap berkorban nyawa segala. Dimana tanpa adanya kesiapan berkorban dengan semua pengorbanan itu, seseorang tidak akan bisa sampai ke Tanah Suci untuk memenuhi panggilan ilahi. Selamat menunaikan ibadah haji untuk jemaah haji Jawa Barat. Semoga senantiasa dalam naungan hidayah dan lindungan Allah SWT sehingga dapat kembali ke tanah air dalam keadaan selamat, sehat, dan meraih haji mabrur.
6
MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT
BERITA UTAMA
MEDIA PEMBINAAN | EDISI MEI - JUNI 2016 | TAHUN XLIII
EDISI
03
Gubernur Kukuhkan PPIH Embarkasi Jakarta-Bekasi
G
ubernur Jawa Barat, H. Ahmad Heryawan, mengukuhkan Panitia Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Jakarta-Bekasi Tahun 1437 H/ 2016 M. Pengukuhan berlangsung dengan khidmat di Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi, Selasa (19/07). Hadir pada Kesematan tersebut, Menteri Agama RI, H. Lukman Hakim Saifuddin, Kakanwil Kemenag Prov. Jawa Barat, H.A. Buchori, Wakil Walikota Bekasi, H. Ahmad Syaikhu, para pejabat eselon 3 dan 4 di lingkungan Kanwil Kemenag Prov. Jawa Barat, serta para petugas Haji kloter. PPIH yang akan melayani para tamu Allah ini sebanyak 393 orang yang terdiri dari 23
orang panitia inti dan 370 orang panitia pembantu. Pada kesempatan tersebut turut dikukuhkan pula pengurus Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Jawa Barat Periode 1437 H / 2016 M. Menteri Agama, H. Lukman Hakim Saifuddin, dalam arahannya menekankan agar para petugas haji dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Khusus kepada para petugas haji kloter yang mengiringi jemaah haji, Menag menghimbau agar menjadi duta bangsa yang baik di tanah suci serta memberikan keteladanan kepada para jemaah. Kakanwil Kemenag Prov. Jawa Barat, H.A. Buchori, mengungkapkan bahwa untuk mensinergikan tugas dan fungsi para petugas kloter (TPHI, TPIHI,TKHI), TPHD dan Ketua Rombongan, setelah kegiatan pengukuhan ini, digelar pula kegiatan pembekalan integritas. Melalui pembekalan ini diharapkan mereka dapat memahami tugasnya serta dapat berbagi pengalamanan dan pemahaman beberapa kasus yang seringkali di Arab Saudi dalam pelaksanaan haji yang dikemas dalam Gladi standar Operasional Pelayanan. Petugas haji kloter untuk tahun ini terdiri dari 68 orang Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI), 68 orang Tim Pembina Ibadah Haji Indonesia (TPIHI), 204 orang Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) dan 90 orang Tim Pemantau Haji Daerah (TPHD).
Kakanwil menyampaikan pula bahwa tanggal 8 Agustus 2016, jemaah haji kloter pertama akan masuk ke asrama haji dan diberangkatkan esok harinya. Pada pelaksanaan haji tahun ini, Pemerintah Provinsi menanggung biaya transportasi jemaah haji dari daerah ke asrama haji dan sebaliknya, sebanyak 15 Kab./Kota. Sementara 12 kab./ kota lainnya ditanggung oleh Pemerintah daerah setempat. Berbeda dengan tahun sebelumnya, kenyamanan jemaah haji di dalam asrama haji sedikit terganggu sehubungan dengan adanya pembangunan gedung asrama Mina E yang diproyeksikan menampung jemaah sebanyak 1 kloter dengan kapasistas kamar diisi oleh 4 orang jemaah. Oleh sebab itu, terdapat dua alternatif dalam skenario pemulangan jemaah, yaitu pemulangan jemaah tidak lagi kembali ke Asrama Haji Embarkasi Jakarta Bekasi, melainkan langsung dijemput di Bandara Halim Perdanakusuma oleh masing-masing daerah. Sementara itu alternatif kedua dengan menggunakan asrama haji Pondok Gede. Pada kesempatan tersebut, dilaksanakan pula Meal Test, uji coba terhadap makanan yang disajikan kepada jemaah selama dalam penerbangan. Tujuannya, untuk mengetahui kualitas rasa dan gizi yang terkandung dalam aneka menu makanan. (Tri Budiono)
Pelatihan Integrasi Calon Petugas Haji Kloter Prov. Jawa Barat
S
etelah mengikuti serangkaian seleksi dari mulai seleksi administrasi hingga seleksi Tes Tulis dan Wawancara baik Tahap I dan Tahap II, akhirnya para calon Petugas Haji Kloter mengikuti pembekalan Integritas. Menurut Kabid Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kanwil Kemenag Prov. Jawa Barat, H. Ajam Mustajam, Pembekalan Integritas ini merupakan seleksi akhir dari rangkaian Seleksi Kompetensi Petugas Haji yang menyertai Jemaah haji. Kegiatan Pembekalan digelar di Asrama Haji Embarkasi Jakarta Bekasi, 24 Mei hingga 2 Juni 2016. Hadir dalam pembukaan Direktur
Pengelolaan Dana Haji Dirjen PHU Kemenag RI, Ramadhan Harisman,M. BA., Kabag TU Kanwil Kemenag Prov. Jawa Barat, Dr. HM. Athoillah, Kepala Bidang Fasilitas Pelayanan dan Sumber daya Kesehatan Haji Kemenkes RI, dr. H. Tjetjep Ali Akbar, dan pejabat di lingkungan PHU kanwil Kemenag Pro. Jawa Barat. Direktur Pengelolaan Dana Haji, H. Ramadhan Harisman, menyampaikan bahwa melayani Jemaah haji merupakan tugas yang mulia. Oleh karenanya harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan professional. Dijadwalkan Jemaah haji kloter
pertama akan masuk ke Asrama Haji pada tanggal 8 Agustus 2016 dan diberangkatkan keesokkan harinya. Sementara itu Jemaah kloter terakhir akan tiba di tanah air pada tanggal 13 Oktober 2016. H. Ramadhan mengingatkan agar para petugas memperhatikan iklim dan adat istiadat di tanah suci. Pada musim haji kali ini kondisi suhu sangat panas. Tentunya hal ini sangat mempengaruhi kondisi kesehatan Jemaah. Sementara itu, Kabag TU Kanwil Kemenag Prov. Jawa Barat, Dr. H.M. Athoillah, mengingatkan kepada para calon petugas Haji Kloter untuk memprioritaskan Jemaah daripada diri sendiri. Kondisi jemaah haji sangat heterogen, baik secara adat istiadat, pendidikan maupun status social, oleh karena itu para petugas dituntut untuk bersikap arif dan mampu mengatasi perbedaan tersebut. Kabag TU menambahkan bahwa keberhasilan penyelenggaraan ibadah haji 60% ditentukan oleh petugas haji. Oleh karenanya pembekalan ini diharapkan menjadi ajang untuk menambah wawasan dan saring bertukar pengalaman dalam pengelolaan pelaksanaan haji. Kabid PHU mengungkapkan bahwa jumlah petugas haji yang menyertai jemaah haji sebanyak 68 orang TPHI, 68 orang TPIHI dan 204 TKHI yang terdiri dari 68 orang Dokter dan 136 orang Perawat. (Tri Budiono)
MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT
7
EDISI
03
BERITA UTAMA
MEDIA PEMBINAAN | EDISI MEI - JUNI 2016 | TAHUN XLIII
Kakanwil Rotasi 9 Orang Pejabat Eselon III
K
akanwil Kemenag Prov. Jawa Barat, H.A. Buchori merotasi 9 orang pejabat Eselon III di Lingkungan Kanwil Kemenag Prov. Jawa Barat. Acara pelantikan jabatan dilaksanakan dengan penuh khidmat di Aula Ussisa Al Maula Kanwil Kemenag Prov. Jawa Barat, Jl Jend Sudirman Bandung, Kamis (02/06). Kakanwil mengungkapkan bahwa pelaksanaan pelantikan pejabat sesuai peraturan yang ada dilaksanakan dalam dua tahap yaitu Rotasi dan Lelang Jabatan (Open Biding). Selain itu pengisian jabatan akan dilaksanakan dari atas ke bawah, dalam hal ini dari pejabat eselon III ke eselon IV dan seterusnya. Ia menambahkan bahwa rotasi ini dilaksanakan untuk penyegaran karena adanya beberapa jabatan yang dijabat terlampau lama, dari mulai 4 sampai 5 tahun. Sementara itu, lelang jabatan akan dilaksanakan melalui panitia seleksi untuk mengisi jabatan kosong yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Saat ini ada dua jabatan eselon III kosong yang akan dibuka untuk lelang jabatan, yaitu Kepala Bagian Tata Usaha dan Pembimbing Masyarakat Katolik. Adapun pejabat yang dilantik pada
rotasi kali ini di antaranya, H. Dadang Ramdani, Kakankemenag Kab,. Cianjur dilantik menjadi Kakankemenag Kab. Bogor, Dr. H. Suhendra, Kakankemenag Kab. Bogor dilantik menjadi Kakankemenag Kab Cianjur. H. Munadi, Kabid Penais, Zakat dan Wakaf dilantik menjadi Kakankemenag Kota Tasikmalaya, H. Ahmad Patoni, Kakankemenag Kota Tasikmalaya dilantik menjadi Kabid Penais, Zakat dan Wakaf, H. Abudin, Kakankemenag Kab. Cirebon
dilantik menjadi Kabid Pendidikan Madrasah, H. Imron, kakankemenag Kab. Bandung dilantik menjadi Kakankemenag Kab. Cirebon, H. Dah Saepullah, Kabid Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren dilantik menjadi Kakankemenag Kab. Bandung, H. Abubakar Sidik, Kabid PAIS dilantik menjadi Kabid Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, dan Dr. H.M. Athoillah, Kabag Tata Usaha dilantik menjadi Kabid PAIS. (Tri Budiono)
H. A. Handiman Romdony Resmi Jadi Kabag TU
S
etelah melalui beberapa tahapan seleksi,penilaian, uji kelayakan, dan asessement jabatan, dan di usulkan ke Kementerian Agama RI di Jakarta, akhirnya Kepala kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat, Drs. H.A Buchori, MM melantik dan mengambil sum pah Jabatan Kepala Bagian Tata Usaha , Drs. H. A. Handiman Romdony, M.Si, melalui Keputusuan Menteri Agama Nomor : B.
8
II/3/09933/ tanggal 13 Juli 2016, yang sebelumnya dijabat oleh Dr. H. M. Athoillah, M.Ag. Pelantikan dilaksanakan di Aula Ussisa Almaula, Kanwil Kementerian Agama Prov. Jawa Barat, ( Kamis, 14/7). Dalam amanatnya kakanwil menyampaikan jabatan adalah amanah yang harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab, menjadi kabag Tata Usaha bisa bekerja dan harus siap selalu selama 24 jam. oleh
MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT
sebab itu, kakanwil meminta kepada Kabag TU yang baru agar dapat memahami tupoksinya sebagai Kepala Bagian Tata Usaha, selain itu kakanwil minta agar kabag yang baru dilantik agar lebih banyak berkoordinasi dan berkomunikasi dengan kabag yang sebelumnya. Menyinggung banyak jabatan eselon IV baik di Kanwil maupun di daerah yang masih kosong, Kakanwil menyampaikan bahwa saat ini tengah berjalan proses rekruitmen pejabat, melalui panitia seleksi yang hanya memiliki waktu dua bulan untuk menyelesaikan tugasnya menyeleksi para peserta yang mengikuti seleksi jabatan pejabat eselon IV.a dan IV. b, yang diperuntukan bagi yang belum pernah menduduki jabatan. Di akhir amanatnya Kakanwil berharap agar proses pelantikan dan pengambilan sumpah ini dapat membawa berkah bagi Kementerian Agama Jawa Barat. Hadir pada kesempatan ini Kepala Biro Yansos Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Para pejabat eselon III Kanwil dan Para Kepala Kemenag Kab/Kota, pejabat eselon IV serta sejumlah tamu undangan. (Deden)
BERITA UTAMA
MEDIA PEMBINAAN | EDISI MEI - JUNI 2016 | TAHUN XLIII
EDISI
03
Kakanwil Rotasikan 6 Pejabat Eselon IV
S
ejumlah 2 jabatan eselon III dan 2 jabatan eselon IV di lingkungan Kanwil Kemenag Prov. Jawa Barat, serta 32 jabatan eselon IV di Kankemenag Kab./Kota di Jawa Barat akan diisi melalui proses lelang jabatan (Open Biding). Hal ini diungkapkan oleh Kakanwil Kemenag Prov. Jawa Barat, H.A. Buchori saat
melantik pejabat eselon IV di lingkungan Kanwil Kemenag Prov. Jawa Barat di Aula Usisa Al Maula Bandung, Kamis (16/06). Jabatan di lingkungan Kanwil Kemenag Prov. Jawa Barat yang akan dilelang adalah Kepala Bagian Tata Usaha dan Pembimas Katolik untuk eselon III dan Kasubbag infor-
masi dan Humas dan Kasi Sistem Informasi PAI untuk eselon IV. Kakanwil menargetkan proses seleksi ini dapat diselesaikan hingga bulan Juli. Kakanwil menjelaskan bahwa salah satu persyaratan untuk mengikuti lelang jabatan eselon III adalah pejabat eselon IV yang telah mengikuti proses asesmen. Sementara itu untuk lelang jabatan eselon IV adalah JFU/JFT yang telah mengikuti proses asesmen. Adapun pejabat yang dilantik di antaranya H. Jatnika, Kasi PAI pada SMP/SMPLB pada Bidang PAIS, dilantik menjadi Kasi Kelembagaan dan Sistem Informasi pada Bidang Pendidikan Madrasah, H. Asep Hapipudin Kasubbag Tata Usaha Kankemenag Kab. Cianjur dilantik menjadi Kasi PAI pada SMP/SMPLB pada Bidang PAIS, H. Annur Safarnaa, Kasi PAIS pada Kankemenag Kab. Bandung dilantik menjadi Kasi PAI pada SD/SDLB pada Bidang PAIS, H. Abdurahim, Kasubbag Informasi dan Humas dilantik menjadi Kasubbag Ortala dan Kepegawaian, H. Adeng Imron, Kasi Kepenghuluan pada Bidang URAIS dilantik menjadi Kasi Bimas Islam Kankemenag Kota Banjar, dan H. Ruhiyat,Kasi Sistem Informasi PAI Bidang PAIS dilantik menjadi Kasi Kepenghuluan pada Bidang URAIS. (Tri Budiono)
Jabar Resmi Bentuk Satuan Tugas Waspada Investasi
P
emerintah Provinsi Jawa Barat bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional II Jabar, Polda Jabar, Kejati Jabar dan Kanwil Kementerian Agama, bersepakat membentuk Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi Daerah. Penandatanganan komitmen bersama dilakukan di Aula Barat Gedung Sate Bandung, Rabu (27/07/). Tujuan dari pembentukan Satgas ini untuk mencegah sekaligus menangani dugaan tindakan melawan hukum di bidang penghimpunan dana masyarakat dan pengelolaan investasi, yang saat ini marak terjadi di masyarakat. Berdasarkan data yang dihimpun oleh OJK melalui layanan konsumen menyebutkan, saat ini terdapat 262 penawaran investasi yang bukan pengawasan kewenangan OJK. Sebagian besar penawaran tersebut dilakukan dengan memanfaatkan sarana website atau media online. Meskipun penawaran investasi tersebut belum dipastikan kegiatan melawan hukum, namun disinyalir memiliki karakteristik investasi ilegal atau investasi yang dapat merugikan seseorang. Dalam sambutannya Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) berharap dengan terbentuknya Satgas lintas instansi dapat lebih mengintensifkan upaya perlindungan kepada masyarakat dan pencegahan terhadap kegiatan investasi ilegal khususnya di Jawa Barat. Dia mengimbau kepada masyarakat agar lebih waspada dan tidak tergiur penawaran investasi dengan keuntungan menggiurkan dalam waktu yang singkat. Karena bisa saja setiap saat ada investasi yang membahayakan
masyarakat, mereka diiming-imingi margin keuntungan yang cukup besar dan ini tidak rasional, investasi kan tidak langsung tahun depan untung,” katanya. Gubernur sangat antusias dan menyambut baik pembentukan Satgas Waspada Investasi oleh jajaran OJK sebagai wadah koordinasi antar regulator, instansi pengawas, instansi penegak hukum, dan pihak terkait lainnya Masyarakat harus waspada terhadap motif investasi yang kini bervariasi, seperti mengatasnamakan koperasi, MLM, investasi pertambangan, asuransi, perjalanan haji dan umroh. Investasi tersebut sukar untuk diketahui keabsahannya karena biasanya mereka memasang tagline kemudahan dan jaminan
keamanan aset yang diinvestasikan serta jaminan pembelian kembali tanpa pengurangan nilai. Bahkan tidak sedikit pula yang memanfaatkan testimoni dari tokoh masyarakat dan agama agar masyarakat percaya. Diakhir sambutannya Gubernur berharap dengan dibentuknya Satgas ini, masyarakat dapat lebih memahami sektor keuangan dan perbankan, perlindungan masyarakat Jabar akan semakin terjamin, sehingga berdampak signifikan pada peningkatan perekonomian Jabar yang maju dan berdaya saing sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Semoga dengan adanya tim ini yang juga akan dibentuk di daerah dapat meminimalisir praktek investasi ilegal seperti itu.
MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT
9
EDISI
03
MEDIA PEMBINAAN | EDISI MEI - JUNI 2016 | TAHUN XLIII
BERITA UTAMA
Menag RI : Petugas Haji Harus Jadi Duta Bangsa yang Baik
M
enteri Agama, H. Lukman Hakim Saifudin, menghimbau kepada para petugas haji Jawa Barat untuk menjadi duta bangsa yang baik dengan menjaga perilaku dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini disampaikannya saat memberikan pengarahan pada kegiatan Pengukuhan Panitia penyelengaraan Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Jakarta-Bekasi Tahun 1437 H/ 2016 M, pengukuhan Pengurus Wilayah Ikatan Persaudaraan Haji
Indonesia (IPHI) Jawa Barat, periode 2016 2021, Meal Test Penerbangan dan Pemantapan Petugas Haji Kloter Jawa Barat yang berlangsung di Asram Haji Embarkasi Jakarta Bekasi, Jl Kemakmuran No. 72 Bekasi, Selasa (19/07). Ia memandang bahwa petugas haji adalah duta bangsa yang harus membawa nama baik bangsa di tanah suci. Selain itu petugas haji juga harus menjadi teladan bagi para jemaah haji sebagai duta bangsa.
Menag mengungkapkan bahwa selama ini jemaah haji Indonesia terkenal sebagai jemaah haji yang baik dan tertib dalam berperilaku. Terkait dengan terpilihnya para petugas haji dalam pelaksanaan penyelenggaraan ibadah haji tahun ini, Menteri mengajak kepada mereka untuk mensyukuri nikmat ini, karena tugas ini adalah takdir dari Allah SWT yang di dalamnya terkandung kemulyaan dan kehormatan. Rasa syukur tersebut, menurutnya diungkapkan dengan memberikan pelayanan yang terbaik bagi para jemaah haji. Menag RI mengingatkan pula agar para petugas selalu menguasai bidang tugas yang diamanatkannya agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Senada dengan hal itu, Gubernur Jawa Barat, H. Ahmad Heryawan, yang mengukuhkan PPIH dan pengurus IPHI, mengingatkan pula agar para petugas memberikan pelayanan yang baik. Karena menurutnya manusia yang terbaik adalah yang memberikan manfaat bagi manusia yang lainnya. Hadir pada kesempatan tersebut, Wakil Walikota Bekasi, H. Ahmad Syaikhu, Direktur pada Dirjen PHU, Pejabat eselon 3 dan eselon 4 di lingkungan Kanwil Kemenag Prov. Jawa Barat, FKPD Kota Bekasi, dan para petugas kloter. (Tri Budiono)
Agustus, Kanwil Akan Lelang 60 Jabatan Kepala Madrasah
K
antor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Jawa Barat terus meningkatkan kualitas reformasi birokrasi di jajarannya. Ya, termasuk ke jenjang kepala madrasah. Menurut Kakanwil Kemenag Provinsi Jawa Barat H.A Buchori saat menghadiri kegiatan rapat awal tahun MTsN 3 Bogor, dalam waktu dekat Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Barat akan melelang 60 jabatan kepala madrasah (Kamad) negeri di Jawa Barat. Agustus ini akan kita lelang untuk posisi 60 kepala madrasah se- jawa Barat, kata Buhcori. Maka dari itu, dirinya mengajak kepada para guru yang memiliki kompetensi atau kemampuan memajukan madrasah untuk itu dalam lelang jabatan ini. jadi bebas setiap ASN boleh mengikuti lelang ini, sepanjang atasan mengizinkan tentunya sesuai syarat-syarat yang nanti ada, tambahnya. Menurutnya Lelang Jabatan berpotensi menghasilkan petinggi yang berintegritas dan kompeten bila dilakukan lewat seleksi yang ketat. Cara ini juga diperbolehkan oleh Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Pelaksa
10
naan lelang jabatan kemudian diatur lebih rinci dalam Peraturan Menteri Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Intinya ini amanat undang-undang, jadi kita wajib menyelenggarakannya. Dan juga untuk perbaikan lembaga kita, pungkasnya. Sementara itu, Kepala Kankemenag Kab Bogor H. Dadang Ramdani menyam-
MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT
but baik proses yang dilakukan Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Barat karena bisa memberikan kesempatan kepada guru untuk ikut menunjukan kemampuannya memajukan madrasah. Tentu ini sebuah proses pengujian komptensi, jadi nantinya yang terpilih jelas yang memiliki kualitas, kata Dadang. (Ade Irawan)
BERITA DAERAH
MEDIA PEMBINAAN | EDISI MEI - JUNI 2016 | TAHUN XLIII
EDISI
03
Kakemenag Kab. Cirebon Lantik 35 Kepala KUA
K
epala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cirebon Drs. H. Imron, M.Ag Rabu 29 Juni 2016 melantik dan mengukuhkan 35 orang pejabat eselon IVb untuk menduduki jabatan selaku KepalaKUA di wilayah Kabupaten Cirebon. Pelantikan dan Pengukuhan kembali serta rotasi pejabat yang dilaksanakan di lingkungan Kementerian Agama Kantor Kabupaten Cirebon bagi eselon IV.b, bertempat di AULA Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cirebon. Dari ke 35 Kepala KUAKecamatan ada yang di rolling tempat tugas dan ada yang tetap ditempat yang lama. H. Imron dalam sambutannya mengimbau kepada seluruh pejabat yang baru dilantik dan dikukuhkan untuk terus mempertahankan kinerja yang telah baik dan berusaha untuk memperbaiki kinerja yang kurang baik. Seorang Kepala KUA harus mempunyai mein set dan kultur set yang baik dan cerdas disamping mempunyai kompetensi menejerial yang mumpuni tutur H.Imron. Lebih lanjut Kakankemenag Kabupaten Cirebon dalam amanatnya mengatakan bahwa rotasi merupakan suatu hal yang wajar dilakukan atau mutasi diantaranya karena terkait masa jabatan yang terlalu lama diemban disuatu tempat, agar
tidak jenuh maka perlu penyegaran ke daerah yang lain. Selain itu menurutnya, mutasi bisa terjadi karena kinerja dari pegawai itu sendiri, baik sebagai bawahan maupun atasan langsungnya. Sedangkan Pejabat yang dilantik dan didkukuhkan kembali menjadi Kepala KUA di wilayah Kebupaten Cirebon, sesuai dengan SK Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Barat diantaranya, IMAM SIBAWEH ZAMANI, S.Ag dari Kepala KUA Kec. Karangsembung Kab. Cirebon menjadi Kepala KUA Kec. Lemahabang Kab. Cirebon.MAHFUDZ, S.Ag dari Kepala KUA Kec. Dukupuntang Kab. Cirebon menjadi Kepala KUA Kec. Gegesik Kab. Cirebon. H. JAMALUDIN, S.Ag dari Kepala KUA Kec. Palimanan Kab. Cirebon, menjadi Kepala KUA Kec. Dukupuntang Kab. Cirebon. H. AKHMAD KHOLIQ, MHI dari Kepala KUA Kec. Jamblang Kab. Cirebon menjadi KepalaKUA Kec. PalimananKab. Cirebon. TATANG, SHI dari Kepala KUA Kec. PasalemanKab. Cirebon menjadi Kepala KUA Kec. Jamblang Kab. Cirebon. Drs. SUGYAN dariKepala KUA Kec. Beber Kab. Cirebon menjadi Kepala KUA Kec. Greged Kab. Cirebon. KOKON, SHI dari Kepala KUA Kec. Susukan lebak Kab. Cirebon menjadi KepalaKUA Kec. BeberKab. Cirebon. H. A. HAFIDZ, S.Ag. M.Si dari Kepala KUA Kec. Astanajapura Kab. Cirebon menjadi Kepala KUA Kec. Susukanlebak Kab. Cirebon. H.ABDULLAH MUSONIF, S.Ag dari Kepala KUA Kec. Greged Kab. Cirebon Kepala KUA Kec. Astanajapura Kab. Cirebon. H. MUGHNI LABIB, S.Ag dari menjadi KepalaKUA Kec. Susukan Kab. Cirebon. H. JAMALUDDIN MALIK, S.Ag dari Kepala KUA Kec. PanguraganKab. Cirebon menjadi Kepala KUA Kec. Ciwaringin Kab. Cirebon.AHMAD MULYADI, S.Ag. dari Kepala KUA Kec. Arjawinangun Kab. Cirebon menjadi Kepala KUA Kec. Panguragan Kab. Cirebon. NASIKHIN, S.Ag dari Kepala KUA Kec. Plered Kab. Cirebon menjadi menjadiKepala KUA Kec. Arjawinangun. Drs. AMIR dari KepalaKUA Kec. KarangwarengKab. Cirebon menjadi Kepala KUA Kec. Plered. AH-
MAD JAHID SYAIKHUN, S.Agdari KepalaKUA Kec. Sedong menjadi Kepala KUA Kec. Losari. Drs. MAKHINdari KepalaKUA Kec. Pabuaran menjadi Kepala KUA Kec. Sedong. DIKI FAHRUDIN, S.Agdari KepalaKUA Kec. KedawungKab. CirebonmenjadiKepala KUA Kec. Pabuaran. KARTO, S.Agdari Kepala KUA Kec. Losari Kab. Cirebon menjadiKepala KUA Kec. Kedawung. Drs. UMAR SAEFUDIN dari Kepala KUA Kec. Ciledug Kab. Cirebon menjadi Kepala KUA Kec. Gebang. H. WARYAN, S.Agdari Kepala KUA Kec. BabakanKab. Cirebon menjadi Kepala KUA Kec. Ciledug. NUR IKSAN, S.Ag dari Kepala KUA Kec. Gebang Kab. Cirebon menjadi Kepala KUA Kec. Babakan. SAEFUDDIN, S.Agdari Kepala KUA Kec. Kaliwedi Kab. Cirebon MenjadiKepala KUA Kec. Suranenggala. H. DIDIN KOMARUDDIN, S.Ag dari KepalaKUA Kec. SuranenggalaKab. Cirebon menjadi Kepala KUA Kec. Kaliwedi. Drs. DAIN dari Kepala KUA Kec. Plumbon Kab. Cirebon menjadi Kepala KUA Kec. Plumbon. H. MASKUM, S.Ag. MA dari KepalaKUA Kec. Mundu menjadi Kepala KUA Kec. Mundu. Drs. DENI dari Kepala KUA Kec. Sumber menjadi Kepala KUA Kec. Sumber. Drs. MARTAKIL dari Kepala KUA Kec. Pabedilan Kab. Cirebon menjadi Kepala KUA Kec. Pabedilan. Drs. OPIK dari Kepala KUA Kec. Depok menjadi Kepala KUA Kec. Depok. ALI WAHYUDDIN, S.Ag dariKepala KUA Kec. Gunungjati Kab. Cirebon menjadi Kepala KUA Kec. Gunungjati. SOBIRIN, SHI dari Kepala KUA Kec. Gempol Kab. Cirebon menjadi Kepala KUA Kec. Gempol. H. ABDUL BASIT, S.Ag dari Kepala KUA Kec. Kapetakan Kab. Cirebon menjadi Kepala KUA Kec. Kapetakan. SIBRO MALISI, S.Ag dari Kepala KUA Kec. Waled Kab. Cirebon menjadi Kepala KUA Kec. Waled. DADANG SUPRIATNA, SHI dari Kepala KUA Kec. Klangenan Kab. Cirebon menjadi Kepala KUA Kec. Klangenan.MUNTARAM, S.Ag dari Kepala KUA Kec. Pangenan Kab. Cirebon menjadi Kepala KUA Kec. Pangenan. H. WAWAN HERMAWAN, S.Ag dari Kepala KUA Kec. TalunKab. Cirebon menjadi Kepala KUA Kec. Talun. (Heryanto)
Pelantikan Jabatan Struktural Eselon IV. A di Kemenag Garut
M
enindaklanjuti surat keputusan Menteri Agama nomor :Kw.10.1/2/ KP.07.6/2922/2016 tanggal 10 Juni 2016 tentang Mutasi pegawai khususnya Pejabat Struktural yang ada dilingkungan Kantor Ke-
menterian Agama Kab. Garut .Kamis 16 Juni 2016 di Aula Atas Kantor Kementerian Agama Kabupaten Garut telah diadakan acara pelantikan Pejabat Struktural Kepala Seksi BIMAS ISLAM dan Kepala Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren . Pejabat yang dilantik Kepala Seksi BIMAS Islam adalah H. EDI IMRONI, SH,M. Pd yang sebelumnya menjabat selaku Kepala Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, H. SURYA MULYANA, M.Ag dilantik menjadi Kepala Kepala Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren sebelumnya menduduki ja-
batan Penyelenggara Syariah . Dalam arahannya Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Garut Drs.H. Usep Saepudin Muhtar, M.Pd selain menyampaikan ucapan selamat kepada Pejabat yang baru dilantik juga beliau menyampaikan agar senantiasa Bekerja harus selalu berpegang pada Peraturan Undang Undangan, Mengedepankan kepentingan Masyarakat dari pada kepentingan pribadi, menjalin kerjasama dan koordinasi serta menghilangkan Ego Sektoral . Hadir dalam acara Pelantikan tersebut Kasubbag TU Drs.H. Undang Suryana,M.Si, para Kepala KUA, Madrasah dan pegawai Kementerian Agama Kabupaten Garut khususnya seksi BIMAS Islam dan PD. PONTREN . (Ahmad Soleh)
MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT
11
EDISI
03
BERITA DAERAH
MEDIA PEMBINAAN | EDISI MEI - JUNI 2016 | TAHUN XLIII
Kakanwil : KUA Ubah Paradigma Lama
K
epala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat (Kakanwil Prov Jabar), H. Buchori menghimbau agar seluruh ASN, khususnya di lingkungan Kantor urusan Agama (KUA) Kecamatan mulai merubah paradigma lama dalam kinerjanya. Paradigma lama sudah harus ditinggalkan dan digantikan dengan paradigma baru. Ini menjadi kewajiban kita sebagai ASN sebab semuanya sudah diatur dalam regulasi yang telah ditetapkan, Ujar Buchori dihadapan seluruh Kepala KUA dan penghulu Kankemenag Kota Bekasi ketika memberi materi dalam kegiatan pembinaan PPN dan Penghulu di lingkungan Kankemenag Kota Bekasi, Kamis 19/5 di Multazam Embarkasi Haji Bekasi. Memang, lanjut Buchori sejak adanya perubahan Pegawai Negeri Sipil (PNS) menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) banyak perubahan yang terjadi, termasuk perubahan regulasi di lingkungan KUA Kecamatan. Salah satunya adalah PP no 19 tahun 2015. Perubahan paradigma ini harus kita pahami, sebab kalau tidak kita akan terbelenggu dengan budaya lama, Imbuhnya. Agar tidak terbelenggu dengan budaya lama, tentu caranya dengan mengikuti
aturan dan cara baru. Jangan sampai dalam pelaksanaan pernikahannya masih menggunakan cara lama, itu bahaya Ucapnyasambil berkelakar. Menurut Buchori, sekarang ini, hal yang paling utama dalam melaksanakan pekerjaan adalah mengedepankan peraturan. Setiap laangkah yang diambil ASN haruslah sesuai dengan peraturan yang berlaku dan memiliki dasar hukum yang kuat. Jangan
sampai membuat stigma KUA menjadi buruk dan terpuruk. Pokoknya mah aturan yang ada kudu dipegang dengan baik, Tandas Buchori dengan logat ala Bekasi yang disambut Gerr peserta kegiatan. Turut Hadir Dalam kegiatan ini, Kepala Seksi PAKIS, Abdul Syakur, Kepala Seksi PHU, Hasbiallah dan Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Ali Mashuri. (Evi Agustin)
Kakemenag Purwakarta : Jabatan adalah Amanah
B
esarnya peran dan fungsi humas dalam membangun citra Kementerian Agama, saat ini belum diimbangi oleh anggaran yang memadai. Anggaran yang dimiliki humas dinilai masih minim, hal ini sangat ironis karena tidak sebanding dengan besarnya tugas dan fungsi yang diemban. Inilah salah satu hal yang diso-
12
rot oleh Kepala Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Jawa Barat, Drs.H. Buchori, MM saat membuka kegiatan Bimbingan Teknis Fotografi dilingkungan Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Barat, Selasa (26/4). Pada kegiatan yang dilakukan di Hotel Endah Parahyangan Bandung, H. Buchori tidak bisa menyembunyikan keprihati-
MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT
nannya melihat kecilnya anggaran yang dimiliki humas. Menurutnya humas harus memiliki anggaran yang besar, pasalnya humas harus memiliki sarana prasarana yang memadai dan humas harus sering melakukan kegiatan yang sifatnya meningkatkan kompetensi tenaga kehumasan. Ia berharap dalam APBNP anggaran humas bisa meningkat signifikan. “Saya kira kegiatan yang lainnya bisa dialihkan untuk kegiatan humas, karena humas sangat penting untuk pencitraan”, ungkap Buchori. “Saya akan relokasi anggaran untuk Inmas, kan saya KPA-nya”, imbuh Buchori sambil berseloroh. Menurutnya dibeberapa Provinsi anggaran humas ada yang mencapai 1,5 miliar jomplang dengan anggaran yang ada di Kantor Wilayah Provinsi Jawa Barat. Keinginan Kepala Kanwil untuk meningkatkan anggaran humas tersebut merupakan salah satu bentuk kepedulian terhadap eksistensi humas. Kakanwil ingin Inmas itu berubah, tidak gaptek dan tidak dipandang sebelah mata lagi. Semoga keinginan Kepala Kanwil ini memberikan angin segar bagi peningkatan kinerja humas. (Taupik Hidayat)
BERITA DAERAH
MEDIA PEMBINAAN | EDISI MEI - JUNI 2016 | TAHUN XLIII
EDISI
03
Kepala Kantor Kemenag Kab Sukabumi Lantik Pejabat Eselon IVa
M
enindaklanjuti surat keputusan Menteri Agama nomor :Kw.10.1/2/ KP.07.6/2922/2016 tanggal 10 Juni 2016 tentang Mutasi pegawai khususnya Pejabat Struktural yang ada dilingkungan Kantor Kementerian Agama Kab. Sukabumi. Kamis 16 Juni 2016 bertempat di Aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sukabumi telah diadakan acara pelantikan Pejabat Struktural Kepala Sub. Bagian TU,Kepala Seksi Pendidikan Madrasah dan Kepala Pendidikan Agama Islam. Pejabat yang dilantik Kepala Sub. Bagian TU adalah Drs.H.Abas Resmana M.Si yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Seksi Pendidikan Agama Islam, dan Pendidikan Madrasah Drs.H.Agus Santosa, MM dilantik menjadi Kepala Kepala Seksi Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Madrasah sebelumnya menduduki jabatan Penyelenggara Syariah di Kemenag Cianjur sekarang mengisi jabatan di Kemenag Kab. Sukabumi sebagai Kepala Seksi Madrasah yaitu H. Oja Haerul Syam , M.Pd. Dalam arahannya Kepala Kantor Kementerian Agama Kab.Sukabumi Drs.H.
Hilmy Rivai M.Pd selain menyampaikan ucapan selamat kepada Pejabat yang baru dilantik juga beliau menyampaikan agar senantiasa Bekerja harus selalu berpegang pada Peraturan Undang Undangan, Mengedepankan kepentingan Masyarakat dari pada kepentingan pribadi, menjalin
kerjasama dan koordinasi serta menghilangkan Ego Sektoral mengemban Tanggung jawab dengan amanah. Hadir dalam acara Pelantikan tersebut Kepala Seksi Bimais, Pd. Pontren,Kepala KUA dan pegawai Kementerian Agama Kabupaten Sukabumi. (Sri Ida Fitriani)
Kepala Kantor Kemenag Kota Bekasi Lantik Kepala KUA
K
epala Kantor Kementerian Agama Kota Bekasi (Kakankemenag), Maman Sulaiman melantik dan mengukuhkan Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan di Lingkungan Kankemenag Kota Bekasi, Rabu 29/6 di Aula Kankemenag Kota Bekasi. Pelantikkan ini, selain adanya mutasi kepala KUA yakni Kepala KUA Pondok Melati menjabat menjadi Kepala KUA Pondok Gede juga sebagai pengukuhan dari pergantian Jabatan Fungsional Kepala KUA
yang semula sebagai Pejabat Fungsional Khusus (Fungsional), menjadi pejabat Fungsional Umum (Struktural). Demikian diungkapkan Maman Sulaiman ketika memberi sambutan. Maman mengimbau seluruh pejabat yang kini dilantik dan dikukuhkan untuk tetap mempertahankan kinerja yang telah baik dan memperbaiki kinerja yang kurang baik. Dengan demikian, lanjut Maman dapat memberikan peningkatan dalam hal kinerja di lingkungaan KUA Kecamatan
khususnya dan untuk Kemajuan Kankemenag Kota Bekasi Pada umumnya. Mamanmenyampaikan rasa syukurnya dengan terselenggaranya acara pelantikkan yang memang telah lama direncanakan. Beliau juga mengucapkan terimakasih kepada plt kepala KUA Pon dok Gede, Ismeth yang mampu memimpin KUA dengan baik selama ini. Kini, Setelah Kepala KUA Pondok Gede telah terisi, dan dipimpin bapak Syaiful Rahman semoga dapat meningkatkan kinerja yang telah ada, Ucap Maman. Maman juga mengimbau Kepala KUA Rawalumbu sebagai KUA Teladan terpilih, Wasih Abbas untuk dapat memberikan contoh dan keteladanan yang baik dalam pelaksanaan Tupoksi di KUA. Dalam kesempatan tersebut, Analis Kepegawaian Kankemenag Kota Bekasi, Nurhilal mengatakan sebanyak 11 Kepala KUA dikukuhkan dan dilantik seagai pejabat struktural atau Jabatan Fungsional Umum Kepala KUA Kecamatan. Diantaranya adalah H. Adum sebagai Kepaala KUA Bekasi Utara tetap memimpin Kepala KUA Bekasi Utara, H. Madina, Sebagai Kepala KUA Jati Asih dan Ahmad Baidhowi sebagai Kepala KUA Medan Satria. Hanya ada satu yang dimutasikan yaitu Syaiful Rahman dari KUA Pondok Melati menjadi Kepala KUA Pondok Gede, Tandasnya. (Evi Agustin)
MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT
13
EDISI
03
MEDIA PEMBINAAN | EDISI MEI - JUNI 2016 | TAHUN XLIII
BERITA DAERAH
Kankemenag Kota Bogor Gelar Pelantikan Pejabat Eselon IV
K
epala Kantor Kementerian Agama Kota Bogor menindaklanjuti Surat keputusan Menteri Agama Nomor : Kw. 10.1/ KP.07.6/3190/2016 tanggal 13 Juni 2016 tentang mutasi dan rotasi Pejabat Eselon IV di Lingkungan Kantor Kementerian Agama Kota Bogor. Rabu, (29/6) bertempat di Aula Kantor Kemenag Kota Bogor telah diadakan pelantikan pejabat Struktural Penyelenggara Syariah beserta Kepala KUA di Lingkungan Kantor Kemenag Kota Bogor
Adapun pejabat yang dilantik di lingkungan Kemenag kota Bogor adalah : Penyelenggara Syariah adalah Acep Abdul Jalul Amin,S. Ag yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala KUA Kecamatan Bogor Timur, Kepala KUA Ke camatan Bogor Timur Drs. H. Asep Zaenal Arifin yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala KUA Kecamatan Bogor Tengah, Kepala KUA Kecamatan Tanah Sareal H. Acep Mahpudin, S.Ag yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala KUA Kecamatan Bogor Barat, Kepala KUA Ke-
camatan Bogor Barat H. Jamaludin, S.Ag yang sebelumnya menjabat Kepala KUA Tanah Sareal, serta penetapan pejabat Kepala KUA Kecamatan Bogor Utara H. Subhan Syarif, M.Hi dan Kepala KUA Kecamatan Bogor Selatan H. Ade Maskur Maksum, S.Ag. Kepala Kantor Kemenag Kota Bogor, H.Ansurullah, SH.,MM dalam arahannya menyampaikan ucapan selamat kepada pejabat yang dilantik, Beliau menjelaskan bahwa mutasi dan rotasi pejabat di lingkungan Kementerian Agama Kota Bogor seluruhnya melalui prosedur yaitu assesment dan pansel ( Panitia seleksi ) Tingkat Kantor Wilayah Provinsi Jawa Barat, tidak hanya lagi dipilih atau ditentukan oleth Kepala Kantor Kabupaten/Kota masing masing. Kepada seluruh pejabat eselon IV diharapkan dapat melaksanakan tugas sesuai dengan PP 53 Tahun 2010 tentang kedisiplinan pegawai di Lingkungan Kementerian Agama dan apabila melanggar terhadap PP tersebut, maka akan dikenakan sanksi sesuai aturan yang berlaku, pungkasnya. Hadir dalam pelantikan tersebut Kasubag Tata Usaha, Para Pejabat Eselon IV , Pengawas, Penyuluh Agama, Kepala Madrasah Negeri dan Dharma Wanita Persatuan Kemenag Se-kota Bogor, serta seluruh staf. (Listy Vinkarini)
Kakemenag Kota Cirebon Adakan Rotasi Kepala KUA
K
epala Kementerian Agama Kantor Kota Cirebon melantik dan mengambil sumpah Kepala KUA Kecamatan Se Kota Cirebon serta Penandatanganan Pakta Integritas , bertindak sebagai saksi Kasubbag T U Drs. H. Lukmanul Hakim, M. Si dan Kasi Bimas Drs. H. Yasin, M. Pd. I dan sebagai rohaniawan Kasi Penyelenggara Syariah H. Slamet, S. Ag dengan khikmat dan tertib. Di Aula Kemenag Kota Cirebon , Rabu (29/6). Pejabat yang dirotasi dan diambil sumpah diantaranya, H. Jajang Badruzaman, M. Ag, Jabatan lama Kepala KUA Kec. Harjamukti, Jabatan Baru Kepala KUA Kec. Kesambi, H. Rudin, S. Ag, M. HI, Jabatan lama Kepala KUA Kec. Kesambi, Jabatan baru Kepala KUA Kec. Lemahwungkuk, Drs. Haris, Jabatan lama Kepala KUA Kec. Lemahwungkuk, Jabatan baru Kepala KUA Kec. Kejaksan, H. Jakhus Santoso,S. Ag, M. Ag, Jabatan lama Kepala KUA Kec. Kejaksan, Jabatan baru Kepala KUA. Kec. Harjamukti, H. Sujai, S. Ag, Jabatan lama Kepala KUA Kec. Pekalipan, Jabatan baru Kepala KUA Kec. Pekalipan. Kepala Kemenag Kota Cirebon Drs. H. Masykur, M. Pd dalam sambutannya menyampaikan rotasi Kepala KUA sebagai penyegaran kinerja ini dilakukan untuk memberikan motifasi kerja di tempat baru para Kepala KUA Kecamatan. Kepala KUA yang ikut dirotasi harus segera
14
untuk melaksanakan tugas pada tempat yang baru, dan segera berkoordinasi dengan Instansi Vertikal ditingkat Kecamatan (Muspika). Khusus untuk H. Sujai, S, Ag, walaupun dia tetap di KUA Kecamatan Pekalipan tetapi menurut UU ASN, beliau tetap dilantik dan diambil sumpah. Selanjutnya untuk rotasi maupun promosi seorang pegawai diwajibkan untuk mengikuti Tes Assesment, oleh karena itu para Kepala KUA Kecamatan yang dirotasi sudah mengikuti Assesment. Beliau juga mengingatkan kepada seluruh
MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT
Pegawai Kemenag Kota Cirebon, bahwa kinerja Kemenag secara global menurun yang semula WTP sekarang WDP, oleh karena itu seluruh pegawai Kemenag mulai sekarang dipacu untuk kerja secara profesional agar penilaian kinerja akan naik lagi. Pelantikan dihadiri oleh Kasubbag T U, Para Kasi, Pengawas, Kepala Madrasah, Penyuluh Agama, Analis dan Humas. Akhirnya pelantikan ditutup dengan Doa oleh JFU Syariah Sholeh, S. Ag, dan ucapan Selamat kepada Pejabat yang baru dilantik serta dilanjutkan dengan ramah tamah. (Tommy S)
BERITA DAERAH
MEDIA PEMBINAAN | EDISI MEI - JUNI 2016 | TAHUN XLIII
EDISI
03
Kakemenag Kota Sukabumi Rotasi 5 Pejabat Eselon IV
K
epala Kantor Kementerian Agama Kota Sukabumi, Drs. H. E. Sutisna, M.Ag., merotasi 5 orang pejabat di Lingkungan Kementerian Agama Kota Sukabumi. Pelantikan pejabat dilaksanakan dengan penuh khidmat di Aula Kementerian Agama Kota Sukabumi, Jalan Taman Bahagia No. 32 Kota Sukabumi, Kamis (16/06/2016). Kakankemenag mengungkapkan rotasi jabatan adalah bagian dari dinamika seorang
U
pegawai. Rotasi dan pelantikan jabatan dilaksanakan berdasarkan peraturan yang berlaku, di awali dengan adanya assessment sehingga pelantikan ini dapat terjadi. Ia menambahkan bahwa rotasi ini adalah salah satu rencana Allah untuk menempatkan kita pada jabatan dengan amanah yang baru. Lebih lanjut dirinya mengungkapkan bahwa proses rotasi jabatan ini murni hasil assessment yang sudah di ikuti sebelumnya tanpa ada
intervensi dari dirinya dalam menentukan posisi satu sama lain. Pesan penting yang disampaikan Kakankemenag dalam arahannya, agar seluruh pejabat yang dilantik siap dan ikhlas dengan jabatan yang baru. Terakhir dirinya mengucapkan selamat atas pelantikan ini, dan semoga dengan jabatan yang baru lebih berkontribusi terhadap Kementerian Agama khususnya di Kota Sukabumi. Adapun pejabat yang dirotasi dan dilantik diantaranya, Drs. H. Asep Hidayat, MM., Kepala Seksi Pendidikan Islam dilantik menjadi Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam, H. Rizal Yusuf Ramdhan, S.Ag., M.Pd., Kepala Seksi Pendidikan Madrasah dilantik menjadi Kepala Seksi Pendidikan Islam, Drs. H. Karimudin, M.Pd., Kepala Subbagian Tata Usaha dilantik menjadi Kepala Pendidikan Madrasah, Drs. H. Asep Khaerul Mumin, M.Pd., Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umroh dilantik menjadi Kepala Subbagian Tata Usaha, dan H. Dagus Surahman, S.Ag., Penyelenggara Syariah menjadi Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umroh Kantor Kementerian Agama kota Sukabumi. (Fitra Nurjaman)
Kakemenag Kota Depok Lantik 11 Kepala KUA
pacara pengambilan sumpah jabatan dan Pelantikan Pejabat eselon IV Kepala KUA di lingkungan Kantor Kementerian Agama kota Depok dilaksanakan pada hari rabu, 30 Juni 2016 bertempat di aula Kantor Kementerian Agama Kota Depok, Upacara Pelantikan disaksikan dan dihadiri oleh segenap jajaran pejabat yang ada di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kota Depok, pegawai dan undangan. Dari 11 Kepala KUA yang di ambil sumpah jabatannya dan di lantik, 5 Kepala KUA mengalami rotasi jabatan dan 6 masih tetap menjabat di KUA semula. Para pejabat Kepala KUA yang di lantik, diantaranya Drs. H. Misro jabatan lama sebagaiKepala KUA kec. Bejimenjadi Pejabat KEPALA KUA KEC. LIMO. Drs. H. Ubad Badruzaman jabatan lama Kepala KUA kec. Pancoran Mas menjadi pejabat KEPALA KUA KEC. CIMANGGIS. Drs. H. Yayat Ruhiat jabatan lama KepalaKUA kec. Cimanggis, menjadi pejabat Kepala KEPALA KUA KEC. SUKMAJAYA. Drs. H. Soleh Badruzaman jabatan lama Kepala KUA kec. Sukmajaya, menjadi pejabat KEPALA KUA KEC. BEJI. H. Asnawi, S.Ag jabatan lama Kepala KUA kec. Limo, menjadi pejabat KEPALA KUA KEC. PANCORAN MAS.H. Asmat, S.Ag Jabatan lama sebagaiKepala KUA Kec. Sawangan, tetap menjabat sebagai KEPALA KUA SAWANGAN . H. Ahmad Fathoni, S.Ag, MMjabatan lama sebagaiKepala KUA kec. TAPOStetap menjabat sebagai KEPALA KUA KEC. TAPOS. H. Muhammad, S.Sos jabatan lama Kepala KUA kec. Cipayung tetap menjabat sebagai KEPALA KUA KEC. CIPAYUNG. H. Syamsuri, SH, MM jabatan lama Kepala KUA kec. Cinere, tetap menjabat sebagaiKEPALA KUA KEC. CINERE. H. Muhamad
Irfan, SHI jabatan lama Kepala KUA kec. Bojong Sari, tetap menjabat sebagai KEPALA KUA KEC. BOJONGSARI. H. Habibie, SE, SHI jabatan lama Kepala KUA kec. Cilodong, tetap menjabat sebagai KEPALA KUA KEC. CILODONG Dalam sambutannya, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Depok Drs. H. A. Chalik Mawardi, M.Ag menyampaikan bahwa pelantikan pejabat Kepala KUA di lingkungan Kementerian Agama Kota Depok sudah sesuai dengan UU No.5 tahun 2014, tentang ASN. Menurut H. Chalik, jika selama ini jabatan Kepala KUA adalah masuk dalam tugas tambahan karena Kepala KUA juga sebagai seorang penghulu dan ketika akan mengajukan kenaikan pangkat pasti akan menemui kendala, karena harus memilih antara jabatan strukturalnya atau jabatan fungsionalnya, maka setelah di lantik, otomatis para Kepala KUA sudah ditetapkan menjadi Pejabat
structural eselon IV. Namun demikian Pejabat Kepala KUA tetap memiliki kewenangan untuk menghadiri dan mencatat serta menjadi wali hakim dalam sebuah peristiwa nikah, demikian ditambahkan oleh H. Chalik . H. Chalik berpesan kepada pejabat yang baru di lantik agar segera dan terus melakukan kerjasama dan koordinasi yang melekat dengan pihak Camat sebagai pemilik wilayah setempat, serta secepatnya membereskan semua hal yang terkait dengan pelaporan, data, informasi, dokumen BMN dan dokumen-dokumen pendukung lainnya, Menutup sambutannya H. A. Chalik juga mengucapkan selamat bekerja dan berpesan kepada para pejabat yang baru dilantik agar mampu memberikan pelayanan yang prima sehingga memberikan kepuasan kepada masyarakat. (Lan Stiawan)
MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT
15
EDISI
03
MEDIA PEMBINAAN | EDISI MEI - JUNI 2016 | TAHUN XLIII
BERITA DAERAH
Kepala Kanto Kemenag Kota Tasikmalaya Lantik Pejabat Eselon IV
B
ertempat di Aula Forum Kordinasi antar Umat Beragama (FKUB) Kota Tasikmalaya. Drs. H. Yudhi Yusup Yandi, MM. beserta Drs. H. Dadang Toha Muslim, M.Si. resmi dilantik oleh Kepala Kemenag Kota Tasikmalaya Drs. H. Munadi, MM. tanggal 16 Juni 2016. Pada kesempatan itu H. Yudhi didampingi istri mengucapkan sumpah jabatan dan fakta integritasnya secara lantang. H. Yudhi mendapatkan amanat sebagai Kepala Sub Bagian Tata Usaha di Kankemenag Kota Tasikmalaya. Selain itu, H. Dadang didampingi istri yang sebelumnya menjabat sebagai Kasubag Tu Kemenag Kota Tasikmalaya dilantik dan mengucapkan sumpah jabatannya sebagai Kepala Seksi Pendidikan Madrasah yang sebelumnya diisi oleh Dudu Rohman, S.Ag., M.Si. yang pada hari yang sama dilantik menjadi Kasubag TU di Kemenag Kab. Tasikmalaya. Dalam suasana penuh khidmat ini, disaksikan oleh seluruh kepala seksi, staf
dan satker di lingkungan Kemenag Kota Tasikmalaya ini Kepala Kemenag Kota Tasikmalaya menyampaikan ucapan selamat dan memberikan arahan kepada pejabat yang dilantik untuk mampu menjaga
amanah yang telah diberikan dan mampu melaksanakan zona integritas demi terjaganya citra kementerian agama dan menjadi contoh bagi kementerian-kementerian yang lainnya. (Yeni / Samrotul F)
Kemenag KBB Gelar Sosialisasi Layanan Informasi Keagamaan dan Pemberitaan
K
antor Kementerian Agama Kabupaten Bandung Barat menyelenggarakan Kegiatan Sosialisasi dan Pembinaan Peranan Kehumasan dilingkungan Kantor Kementerian Agama KBB bertempat di Aula Kankemenag Kab. Bandung Barat.Kegiatan yang diikuti oleh 30 peserta ini terdiri dari 16 orang KKM MI, 8 orang KKM MTs, 5 orangKKM MA dan 1 Staff Pengawas dilaksanakan selama satu hari. Pembukaan sekaligus materi disampaikan oleh Kepala Kemenag Kab. Bandung Barat, Drs. H. Asep Ismail, M.Si,sedangkan Kasubbag TU, Drs. H. E. Nadzier Wiriadinata, M.M.Pd, memberikan materi kehumasan tentang membangun komunikasi secara sehat dan konstruktif. Dalam sambutannya pada Acara Pem-
16
bukaan Kegiatan ini, Kepala Kankemenag KBB menegaskan akan pentingnya peranan kehumasan dalam kaitannya dengan pelayanan prima kepada masyarakat menyangkut informasi sesuai amanat Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang keterbukaan Informasi Publik. Karena itu, menurutnya, madrasah pun tidak lepas pula dari kewajiban memberikan informasi secara terbuka kepada masyarakat. Dalam kesempatan tersebut, Kepala Kemenag menghimbau agar madrasah diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa berita tentang prestasi atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh madrasah untuk dimuat di website yang dikelola oleh Kemenag KBB.
MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT
Sementara itu, Kasubbag TU, dalam paparan materinya menyampaikan bahwa harus dibangun komunikas yang sehat dan konstruktif. Secara jelas, menurutnya, Islam sudah memberikan gambaran kepada kita tentang apa dan bagaimana komunikasi yang sehat dan konstruktif itu. Komunikasi yang sehat dan konstruktif itu haruslah BERKEADILAN. Ketidaksukaan seseorang kepada orang lain tidak boleh membuat dia bicara seenaknya dan tidak sesuai dengan kepatutan. Komunikasi yang sehat dan konstruktif haruslah memberikan pencerahan dan membangkitkan kesadaran dengan senantiasa mengedepankan kebenaran ( wa tawaashaw bil-haq). Selanjutnya, berkomunikasi yang sehat dan konstruktif haruslah juga memberikan keteduhan dan tidak saling menyakiti karena komunikasi yang dibangun senantiasa mengedepankan sikap shabar (wa tawaashaw bish-shabr). Kasubbag TU juga menghimbau pengurus KKM untuk membantu menyebarkan informasi secara utuh kepada para guru. Jangan ada yang ditutup-tutupi atau disembunyikan, tegasnya. Dalam kesempatan tersebut diserahkan pula secara simbiolis beberapa SK KKM yang sudah diterbitkan oleh Kemenag KBB kepada perwakilan pengurus yang sebelumnya secara resmi sudah mengajukan usulan terkait susunan kepengurusan KKM secara tertulis kepada Kasi Penmad Kemenag KBB, Drs. H. Agus Mulyadi, M.Si. (arif)
BERITA DAERAH
MEDIA PEMBINAAN | EDISI MEI - JUNI 2016 | TAHUN XLIII
EDISI
03
Kanwil Kemenag Jabar Perkuat Verval NRG
K
antor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat (Kanwil Kemenag Jabar) mengadakan penguatan verifikasi dan evaluasi Nomor Registrasi Guru (NRG) untuk para guru di enam kota/ kab meliputi Kota Depok, Kota Bogor, Kab
Cianjur, Kab Bogor, Kab SUkabumi, dan Kota SUkabumi di Aula MAN I Bogor, Senin (13/06/16). Kepala Seksi (Kasi) Pendidikan Tenaga Kependidikan Kanwil Kemenag Jabar, Hanif hanafi mengatakan, kegiatan ini
untuk menyamakan persepsi khususnya di bidang madrasah dimana dalam tugasnya berkaitan dengan tenaga pendidik dan kependidikan. Kita ingin punya frame yang sama soal bagaimana pendataan guru ini, nah Verval NRG saat ini tengah kita data kembali, kita jemput bola, kata Hanif. Jika sudah memperoleh data akurat, pihaknya ingin membagi perwilayah sehingga nanti akan memudahkan data yang masuk ataupun keluar. Dan buat kebutuhan lainnya juga cukup banyak, makanya kita coba dengan terjun langsung ke lapangan dan membantu kab/kota dalam hal NRG ini, imbuhnya. Sementara itu, Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kemenag Kab Bogor H. Mat Nur, mengungkapkan, kegiatan ini sangat berarti buat para operator maupun pemangku kepentingan seperti di Seksi Dikmad atau satker. Kebutuhannya luas, makanya dengan kegiatan ini akan ada memudahkan singkronisasi data yang ada, kata Mat Nur. (Ade Irawan)
Kemenag Kab. Bandung Rotasi 12 Kepala KUA
K
embali rotasi pejabat dilaksanakan di lingkungan Kementerian Agama Kantor Kabupaten Bandung bagi eselon IV.b. Bertempat di Aula Kankemenag Kabupaten Bandung Baleendah, 12 Kepala KUA Kecamatan di rolling tempat tugas, dilantik dan disumpah serta diserah terimakan jabatannya Selasa (28/06/16) oleh Kepala Kankemenag Kabupaten Bandung, Dah Saepullah. Ke-12 orang Kepala KUA Kecamatan yang dirotasi adalah sebagai berikut : Asep Badruzaman dari KUA Kecamatan Cileunyi ke Rancaekek, Abdul Kholik dari Cicalengka ke Cileunyi, Tirta dari Majalaya ke Cicalengka, Mawan Rahayu dari Ciwidey ke Majalaya, Budhi Muthahar Boesjro dari Katapang ke Ciwidey, Akhmad Hadiana dari Pasirjambu ke Katapang, Deden Daenuri dari paseh ke Pasirjmabu, Yayat Asmara dari Rancaekek ke Paseh, Dede Ruhiyat dari Kertasari ke Pacet, Oha dari Solokan Jeruk ke Kertasari, Hanan dari Cangkuang ke Solokan Jeruk dan Dadang Ruhiyat dari Pacet ke Cangkuang.Selain rotasi Kepala KUA tersebut diatas, sekaligus juga diadakan pengukuhan penetapan kembali jabatan para Kepala KUA Kecamatan di Kabupaten Bandung yang berjumlah 31 orang. Pengukuhan ini berdasarkan regulasi perundang-undangan yang baru bagi Kepala KUA. Penghulu dalam aturan lama mendapat tugas tambahan sebagai Kepala
KUA sekarang kembali kepada semula tidak boleh rangkap jabatan. Kakankemenag Kabupaten Bandung, Dah Saepullah dalam amanatnya mengatakan bahwa diadakannya rotasi atau mutasi diantaranya terkait masa jabatan yang terlalu lama diemban disuatu tempat, agar tidak jenuh maka perlu penyegaran ke daerah yang lain. Selain itu menurut Dah, mutasi bisa terjadi karena kinerja dari pegawai itu sendiri, baik sebagai bawahan maupun atasan langsungnya. Tugas dan fungsi seorang pejabat diantaranya pem-
binaan dan pengawasan terhadap stafnya. Sekarang ini jika terjadi sesuatu hal dari bawahannya maka akan berdampak kepada atasan langsungnya kata Dah. Diakhir amanatnya Dah berharap rotasi ini akan berdampak kepada peningkatan kinerja. Apalagi Kementerian Agama Kabupaten Bandung sudah dinobatkan menjadi Zona Integritas. Pelaksanaan tugas hendaknya mengacu kepada aturan-aturan yang berlaku tidak lagi keluar dari rel yang ditetapkan, bekerja secara profesional dan competent kata Dah. (Ahmad Suhaeri)
MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT
17
EDISI
03
BERITA DAERAH
MEDIA PEMBINAAN | EDISI MEI - JUNI 2016 | TAHUN XLIII
Kepala KUA Harus Punya Paradigma Baru
K
antor Kementerian Agama (Kemenag) Kab Bogor menggelar pelantikan pejabat eselon IVb bagi para kepalaKUA seKabupaten Bogor di Aula Kemenag Kab Bogor, Rabu (29/06/16). Dengan pelantikan ini maka perubahan baru terjadi dimana yang selama ini Kepala KUA sebagai pejabat fungsional kini kepala KUA merupakan jabatan structural. Kepala Kankemenag Kab Bogor H. Dadang Ramdani mengatakan, Pelantikan merupakan hal biasa bagi aparatur sipil Negara (ASN), dimana ASN yang menduduki jabatan harus mengalami periodesasi dalam menjabat termasuk jabatan kepala KUA. Jadi, ini ketentuan yg harus dipenuhi, ASN yang menduduki jabatan harus mengalami periodesasi dalam menjabat, maka saya minta para kepala KUA haus punya paradigm baru dalam
melayani masyarakat, kata Dadang. Lebih jauh dia mengatakan, perubahan ini harus menjadi sebuah motivasi yang harus dijadikan acuan dalam melakukan perbaikan kinerja Kemenag Kab Bogor, karena sifatnya berputar tentu harus ada hasil yang didapat dalam setiap perubahan itu. Karena jabatan senantiasa berputar, maka perubahan status karir akan tertata dalam setiap diri ASN yang menjabat, maka dari itu perbaiki waktu yang ada dengan pelayanan maksimal kepada masyarakat tandasnya. Adapun pera kepala KUA yang baru menjabat diantaranya, H Zulfakor Ali Akbar menjabat Kepala KUA Babakanmadang. H. Hidayat Taufik menjabat Kepala KUA Cileungsi 3. Moh. Hudri menjabat kepala KUA Tamansari. H. Sohudin menjabat Kepala KUA Gunungsindur. H. Ahmad
Junaedi menjabat Kepala KUA Leuwiliang. H. Dadang menjabat Kepala KUA Parung. H. Asep A. Sanusi menjabat Kepala KUA Cisarua. H. Muhktar menjabat Kepala KUA Cibungbulang. U. Nurudin menjabat Kepala KUA Cijeruk. Nukman menjabat Kepala KUA Cigudeg. Lukman Hakim menjabat Kepala KUA Citeureup. H. Dasuki menjabat Kepala KUA Bojonggede. H. Irin Tohirin menjabat Kepala KUA Ciawi. Sulaeman menjabat Kepala KUA Rumpin. H. Syamsuidn menjabat kepala KUA Sukaraja. Yogi Permana menjabat kepala KUA Nanggung. H, Sopri menjabat kepala KUA Klapanunggal. M. Barjah menjabat kepala KUA Parungpanjang. Tapi Puad menjabat kepala KUA Caringin. R. Ayi Rahmatin menjabat kepala KUA Sukamakmur. R. Roby Samsi menjabat kepala KUA Tajurhalang. H. Suhendi menjabat kepala KUA Jonggol. H. Eman SUlaeman menjabat kepala KUA Ciomas. H. Muhamad Asyari menjabat Kepala KUA Leuwisadeng. A. Nasihudin menjabat kepala KUA Pamijahan. Agus Hasanudin menjabat kepala KUA Jasinga. Mamat Sudrajat menjabat kepala KUA Ciampea. H. Enjat Munjiat menjabat kepala KUA Cibinong. H. Andi Mulyana menjabat kepala KUA Megamendung. H. Istkhori menjabat Kepala KUA Kemang31. Abdurahman menjabat kepala KUA Sukajaya. Ujang Abdul Kholik menjabat kepala KUA Tanjungsari. H. Nanang Afifudin menjabat kepala KUA Gunungputri. H. Syamsudin Nur menjabat kepala KUA Ciseeng. Daud menjabat kepala KUA Dramaga36. Husen menjabat kepala KUA Cariu. H. Uyo SUmardi menjabat Kepala KUA Tenjo. Yudi Budiman menjabat kepala KUA Cigombong. (Ade Irawan)
Kakankemenag Cianjur Lantik Kepala Subbagian TU
K
epala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cianjur H. Suhendra, Kamis, 16/06/2016, di Gedung KDA, melantik Pejabat Eselon IV Kepala Sub Bagian Tata Usaha (Kasubag TU) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cianjur H. Pardi Suhardian yang semula bertugas dari Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sukabumi, sedangkan Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kantor Kementerian Agama Cianjur Acara pelantikan tersebut di hadiri oleh sejumlah pegawaidan Darmawanita Kementerian Agama Kabupaten Cianjur, baik dari Pejabat Struktural dan Fungsional, Kepala KUA dan Penghulu, Pengawas Madrasah/PAI, Kepala Madrasah Negeri, Penyuluh Agama,karyawan dan Karyawati di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten. Dalam amanatnya Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cianjur H. Suhendra menyampaikan beberapa hal antara lain pertama, mengucapkan selamat kepada pejabat yang baru dilantik, kedua, mengajak kepada seluruh Pegawai Kementerian Agama mari kita bekerja sama dalam melaksanakan tugas, ketiga,
18
mengajak kepada seluruh pegawai kepada jalan yang diridhoi Alloh Swt, Keempat, mengingatkan kepada kita 5 Nilai Budaya Kerja Kementerian Agama, Integritas, Profesionalitas, Inovasi, Tanggung Jawab dan Keteladanan. Terakhir dalam amanatnya menyempaikan
MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT
selamat menjalankan Ibadah Puasa dengan bahasa yang akrab, Orang yang baik adalah orang yang panjang umurnya kelakuan nya baik, orang tidak baik adalah orang pendek umurnya dan kelakuannya jelek, tutupnya. (Ayi Rustandi / Gumilar)
BERITA DAERAH
MEDIA PEMBINAAN | EDISI MEI - JUNI 2016 | TAHUN XLIII
EDISI
03
Peserta Pembekalan Petugas Kloter Jawa Barat Ikuti Senam Pagi
S
ejumlah 340 peserta pembekalan integrasi petugas haji kloter (TPHI/TPIHI/ TKHI) Provinsi Jawa Barat Tahun 1437 H./2016 M. mengikuti kegiatan senam pagi dilapangan armina Embarkasi Haji Bekasi, Senin (30/05). Senam pagi ini dilaksanakan setiap dua hari sekali pada pukul 05.30 WIB usai melaksanakan sholat subuh berjamaah dan kultum. Para peserta ini mengikuti gerakan Instruktur senam pagi yang telah disiapkan oleh panitia untuk memnadu sampai akhir. senam pagi yang digelar khusus bagi para peserta ini bertujuan untuk memberikan kebugaran kepada seluruh peserta setelah seharian penuh mengikuti rangkaian materi yang begitu padat. Selain itu, senam pagi ini juga menjadi salah satu sarana sillaturahmi antar peserta. Heppy Syam Fuadi, salah seorang peserta TPHI asal Kota Tasikmalaya merasa senang dengan adanya kegiatan senam pagi yang dijadwalkan panitia. Menurutnya, setelah mengikuti kegiatan ini para peserta akan merasakan badannya menjadi segar dan tidak akan loyo. Hal itu sudah ia rasakan ketika mengikuti kegiatan senam
pagi dua hari ke belakang. “Ada perbadaan setelah saya mengikuti senam pagi, badan terasa enak dan jarang sekali merasa kantuk karena lelah ketika dikelas.” Tutur Heppy. Heppy merasa yakin, apabila peserta benar-benar mengikuti kegiatan ini, akan merasakan hal sama seperti yang dirasa-
kannya. Pasalnya, ketika badan terasa fit, peserta bisa lebih fokus dan nyaman saat menerima materi dan mengikuti seluruh rangkaian kegiatan sampai akhir. “Kita inginnya senam pagi itu dilaksanakan setiap hari, tidak perlu diselang dengan kegiatan lainnya.” Pungkasnya. (Aep Saepulloh)
Dua Madrasah KBB Ikuti Pembinaan Manajemen Madrasah Tara Salvia
S
ekolah Tara Salvia bekerjasama dengan USAID Prioritas Jawa Barat menggelar kegiatan pembinaan proses pembelajaran dan manajemen sekolah untuk madrasah di Kab. Bandung Barat dan Kota Cimahi. Pembinaan dilaksanakan di Sekolah Tara Salvia yang berbasis di Bintaro Tangerang Selatan Banten, 27-28 Mei 2016. Angie Siti Anggari, S.Pd, M.Sc, Direktur Pendidikan Sekolah Tara Salvia, yang juga salah satu konsultan di USAID Prioritas mengungkapkan bahwa kegiatan ini berawal dari kepeduliannya terhadap perkembangan madrasah. Ia memberikan kesempatan kepada USAID Prioritas Jawa Barat untuk mengirimkan utusan dari madrasah yang siap berubah untuk melakukan kunjungan belajar dengan melihat proses pembelajaran dan pola manajemen sekolah yang diterapkan oleh sekolah Tara Salvia, serta mengikuti pelatihan menjadi mentor yang menginspirasi. USAID Prioritas Jawa Barat melalui Asep Iryanto, Distric Coordinator USAID Prioritas Kabupaten Bandung Barat meminta 6 orang perwakilan dari kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi. Untuk Kota Cimahi diwakili 2 orang utusan dari MI Asih Putera, sedangkan dari Kabupaten Bandung Barat diwakili oleh 4 orang utusan, yakni 2 orang dari MI Tembongsari yang diwakili oleh Iin Rindayani dan Muhammad Syarif Hidayat, serta 2 orang dari MTs Al-Mukhtariyah Rajamandala yang diwakili oleh Ruba Nurzaman dan Didin Ridwan.
Pada hari pertama, khusus peserta dari Bandung Barat dan Cimahi mengamati proses pembelajaran, lingkungan kelas, lingkungan sekolah dan pola manajemen sekolah Tara Salvia. Di hari Kedua, mereka bergabung dengan peserta lainnya utusan dari berbagai sekolah di Indonesia untuk mengikuti pelatihan menjadi mentor yang menginspirasi. Dari hasil pelatihan, ditemukan beberapa hal yang cukup menarik untuk diterapkan pada madrasah di antaranya : Sekolah Tara Salvia, baik tingkat SD maupun SMP menggunakan kurikulum hasil kombinasi antara kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013. Untuk SD, setiap kelas terdiri dari 2 orang pengajar. Satu orang menjadi guru,
dan seorang lagi menjadi asisten. Pemajangan produk pembelajaran hasil karya siswa baik SD maupun SMP memperhatikan kaidah estetika dan disesuaikan dengan tema pembelajaran. Mulai kelas 2 SD, Sekolah memfasilitasi dan membimbing semua siswa untuk menerbitkan buku hasil karya siswa. Sekolah dan orangtua siswa menyamakan persepsi, visi dan misi sekolah dan visi misi orang tua. Perlunya mentoring bagi guru dan karyawan/staff dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Pembinaan secara khusus bagi siswa berkebutuhan khusus. Diperlukan koordinator yang bertugas menjaga keberlangsungan dan kualitas pembelajaran guru dalam melaksanakan tugasnya. (Arif)
MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT
19
EDISI
03
MEDIA PEMBINAAN | EDISI MEI - JUNI 2016 | TAHUN XLIII
BERITA DAERAH
MAN 1 Pangandaran Bersaing melalui Iptek dan Ilmu Agama ini dibuktikan dengan beberapa prestasi yang
D
i tengah pesatnya kemajuan jaman, tak bisa dipungkiri jika persaingan antar Institusi Pendidikan pun semakin ketat. Hal tersebut membuat sekolah-sekolah untuk terus membuat inovasi-inovasi dalam pendidikan dan strategi marketing agar bisa menarik peserta didik dan memaksimalkan outputnya. Seperti layaknya sebuah perusahaan bisnis, Salah satu usaha agar terus bisa bersaing dengan sekolah sekolah lain adalah dengan brand building, salah sarunya dengan membetuk ciri khas tersendiri, dari mulai yang mengklaim bahwa lulusannya siap langsung kerja maupun sekolah yang bercirikhas agamis. Begitupun dengan MAN 1 Pangandaran, sebagai salah satu fasilitator pendidikan berbasis agama di Pangandaran terus berusaha melakukan inovasi pendidikan. Pada acara buka bersama MAN 1 Pangandaran , Kamis(23/06) Kepala MAN 1 Pangandaran , Jajang Jamaludin, S.Pd.,
MM,menuturkan bahwa persaingan yang terjadi saat ini bunkan hanya persaingan antar Madrasah Aliyah, tetapi juga dengan SMA dan SMK. Sepeti halnya perang dingin, dengan semakin banyaknya sekolah yang bermunculan otomatis persaingan pun semakin ketat. Setiap sekolah berusaha menonjolkan diri dengan ciri khasnya. Ditengah maraknya sekolah berbasis teknologi, MAN 1 Pangandaran sebagai salah satu Sekolah berbasis agama Islam pun tidak takut untuk ikut terus bersaing. Jajang menuturkan bahwa Madrasah jangan kalah, karena bagaimanapun sebenarnya madrasah adalah sekolah yang mempunyai nilai plus di sisi agama. Selain terdapat pelajaran pelajaran umum seperti sekolah lain, tapi Madrasah membekali muridnya pengetahuan agama lebih banyak. Meskipun mempunyai mata pelajaran yang lebih banyak dari sekolah biasa, bukan berarti membuat murid semakin terbebani, hal
diraih baik dalam perlombaan antar Madrasah maupun perlombaan umum. Dalam perlombaan antar madrasah, dibuktikan dengan menjadi Juara 1 tingkat Nasional pada ajang Madrasah Robotik Festival 2015 dan lolosnya 3 Siswa MAN 1 Pangandaran dalam bidang Kimia, Matematika dan Geografi ke tingkat Provinsi mewakili Kabupaten Pangandaran pada KSM 2016. Disamping itu MAN 1 Pangandaran mampu meraih juara di perlombaan-perlombaan umum seperti Juara Umum tingkat SMA pada ajang lomba PMR se Kabupaten Pangandaran tahun 2016. Sebagai Madrasah yang serius melakukan brand building MAN 1 Pangandaran telah membentuk tim Robotik sejak tahun 2015. Arif Awaludin Pembina Tim Robotik MAN 1 Pangandaran menuturkan tidaklah mudah mengajarkan siswa Madrasah mengenai Tekhnologi Robotik, hal ini karena tidak ada mata pelajaran yang benar benar menjurus pada elektronik dan juga programing seperti halnya di SMK. Tetapi hal tersebut tidaklah menyurutkan semangat siswa dalam menggeluti tekhnologi Robot dari dasar, mereka justru sangat antusias sehingga pada 29 April 2016 yang lalu 2 siswa MAN 1 Pangandaran menyabet Juara 1 pada Kontes Robot tingkat SMA se Jawa Barat yang di adakan Universitas Negeri Siliwangi, hal ini membuktikan bahwa meskipun MAN 1 Pangandaran adalah Sekolah berbasis agama tapi juga bisa bersaing dalam bidang tekhnologi dan Madrasah tidak kalah dari sekolah umum lainnya. Dengan momentum tahun pelajaran baru 2016/2017 diharapkan jadi momentum bagi Madrasah khususnya MAN 1 Pangandaran untuk semakin meningkatkan kualitasnya. (Arif Awaludin)
Gus Kholik: Pemuda Islam Harus Siap Hadapi MEA
S
alah satu tantangan sekaligus peluang yang dihadapi generasi muda Indonesia adalah segera dibukanya kran ASEAN Economic Community. Indonesia dan Negaranegara di Asia Tenggara membentuk sebuah kawasan terintegrasi yang dikenal dengan istilah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Hal ini sekaligus akan menjadi tantangan bagi generasi muda Muslim di Indonesia sebagai angkatan kerja produktif. Oleh karena itu generasi muda Muslim harus memiliki keunggulan dalam bersaing dengan angkatan kerja dari negara-negara ASEAN lainnya. Demikian disampaikan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tasikmalaya, saat memberikan sambutan dan materi pada Pembekalan Praktek Keguruan Prodi S1 PAI dan PGMI di IAILM Suryalaya PagerageunInmas Kabupaten Tasikmalaya, Selasa ((14/06/16). Menghadapi tantangan tersebut, Pimpinan Pesantren Al Quran Cijantun Ciamis ini berpesan kepada pemuda Muslim di Indonesia untuk meningkatkan kualitas dan profesionalisme yang dibutuhkan oleh dunia industri di tengah persaingan yang akan semakin ketat pasca dibukanya MEA.
20
Menghadapi MEA, saudara-saudara akan bersaing dengan angkatan kerja dari Malaysia, Singapura, Thailand, dan seterusnya. Untuk mampu bersaing dengan mereka, ayo lanjutkan studi kalian hingga menggapai profesionalisme yang dibutuhkan Indonesia dan Negara-negara di kawasan MEA. ujarnya. Dalam kesempatan itu, Agus juga menga-
MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT
jak para pemuda Muslim untuk menebarkan paham sosial keagamaan yang ramah. Menurutnya, pembinaan umat yang menghargai keragaman adalah modal bagi kokohnya persatuan dan kesatuan bangsa. Dengan demikian, stigma radikalisme dan terorisme harus benar-benar dibuang dari perbincangan Islam di Indonesia tegas Agus. (Fajri Adi Nugraha)
BERITA DAERAH
MEDIA PEMBINAAN | EDISI MEI - JUNI 2016 | TAHUN XLIII
EDISI
03
Untuk Penyegaran Pegawai, Kemenag Majalengka Lakukan Rotasi Masal
B
ertempat di Aula Koperasi Hikmah, Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Majalengka, Dr. H. Cece Hidayat, M.Si melantik dan mengukuhkan 25 Kepala KUA di lingkungan Kemenag Kabupaten Majalengka, Jum’at (15/07). Hadir pada kesempatan tersebut, Kasubbag TU, Drs. H. Dede Saepul Uyun, M.Ag., Kasi Bimas Islam, H. Agus Sutisna, M.Pd., Kasi Penmad, Dr. H. Hasan Sarip, M.Si.,Kasi PAIS, Drs. H. Ali Rahman, M.Si., Kasi PD Pontren, Dr. H. Rasidi Rido, MA., Kasi Penyelenggara Syariah, H. Saepulloh, M.Pd. dan para tamu undangan lainnya. Dalam kesempatan tersebut Cece Hidayat menyampaikan ucapan selamat kepada para pejabat yang telah dilantik dan dikukuhkan. Ia mengucapkan selamat berjuang, selamat meningkatkan kinerja dan selamat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Menurutnya, tantangan KUA kian hari kian besar, oleh karena itu, Cece menghimbau agar KUA membangun dan memperkuat akses, jaringan, dan membangun komunikasi yang kuat dengan semua steakholder. Hal ini supaya pelayanan kepada masyarakat semakin baik dan meningkat. lebih lanjut, Cece Menekankan kepada Kepala KUA agar memanfaatkan teknologi untuk komunikasi dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Bahkan ia menghimbau
keapada semua Kepala KUA untuk memiliki smartphone, hal ini agar semua pelayanan bisa dilakukan dengan lebih cepat, tepat dan akurat. Pada kesempatan tersebut tak lupa Cece mengingatkan, bahwa Kepala KUA menurut KMA No. 51 tahun 2012 bukan lagi penghulu yang diberikan tugas tambahan sebagai Kepala KUA, tapi ia merupakan pejabat struktural. Hal ini merupakan sebuah kemajuan
untuk meningkatkan kinerja kepala KUA, ia tidak harus repot lagi memikirkan kewajibankewajiban jabatan fungsionalnya. Terakhir, Cece berpesan, Kepala KUA yang bertindak sebagai koordinator keagamaan di wilayah kecamatan agar memahami tugas dan fungsi KUA. Menurut Cece tugas pokok KUA pada prinsipnya untuk melakukan dakwah dan membumikan agama di masyarakat. (Taupik Hidayat)
Awasi Tunjangan Profesi dengan Ketat
M
endapatkan Tunjangan Profesi tentu menjadi dambaan bagi setiap ASN. Tunjangan Profesi merupakan bentuk pengakuan dan penghargaan pemerintah atas keprofesionalan ASN dalam bekerja, dan hal ini tentu akan berdampak kepada besaran pendapatan yang diterima. Meskipun tunjangan profesi terasa “manis”, namun jika tidak
diawasi dengan baik akan menjadi bumerang dan bahkan menjadi petaka yang luar biasa. Hal ini yang diingatkan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Majalengka, Dr. H. Cece Hidayat, M.Si saat apel pagi di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Majalengka, Kamis (26/5/2016). Cece Hidayat menekankan, proses pen-
cairan tunjangan profesi agar diawasi dengan ketat supaya tidak ada penyimpangan yang terjadi. Menurut Cece, penyimpangan yang terjadi biasanya berkutat dari sisi administrasi, seperti kurang jam ngajar, tidak ada daftar absen dan berkas yang tidak lengkap. Ia sangat menghawatirkan hal ini, karena dibeberapa daerah ada yang harus mengembalikan tunjangan profesi dengan nominal yang sangat mencengangkan. “Di Majalengka jangan sampai terjadi, oleh karena itu para pengawas dan semua pihak yang terkait harus hati-hati, jangan sampai asal tanda tangan tapi harus diteliti terlebih dahulu”, tegas Cece. Lebih lanjut Cece menjelaskan, untuk meningkatkan kedisiplinan ASN dan untuk menunjang proses pencairan Tunjangan Profesi Ia akan mewajibkan semua ASN untuk melakukan absensi dengan menggunakan finger print yang akan efektif pada tahun ajaran baru 2016/2017. Kebijakan ini diambil agar ASN betul-betul melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam finger print ini Cece juga tidak mau kecolongan sehingga menurutnya finger print akan dilindungi dengan password. (Taupik Hidayat)
MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT
21
EDISI
03
MEDIA PEMBINAAN | EDISI MEI - JUNI 2016 | TAHUN XLIII
BERITA DAERAH
Kakemenag Kab. Tasikmalaya Gelar Pelantikan Pejabat Eselon IV
P
elaksanaan Pelantikan Pejabat Eselon IV di Lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tasikmalaya berjalan dengan lancar dan Hidmat. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tasikmalaya, Drs. H. Agus Abdul Kholik, MM bertindak selaku pengambil sumpah yang dilaksanakan di Aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tasikmalaya, Kamis (16/06/16). Prosesi yang dimulai pukul 09.00.WIB ini dihadiri para pejabat eselon IV, Kepala KUA, Kepala Madrasah, Para Pengawas,
Penyuluh, Penghulu se-Kabupaten Tasikmalaya, serta dihadiri oleh para pegawai JFU, JFT pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tasikmalaya. Dalam sambutannya Kepala Kantor Kementerian Agama, Drs. H. Agus Abdul Kholik, MM mengatakan bahwa rotasi pejabat merupakan hal biasa dilingkungan Kementerian Agama, hanya saja dalam pelantikan kali ini menggunakan pola baru yakni pola pansel (panitia seleksi) yang diisyaratkan oleh peraturan Aparatur Sipil Negara dengan 2 tahapan, yakni tahapan rotasi dan
open bidding serta harus mengisi dari atas kebawah untuk menghindari stagnasi dalam proses pengisian jabatan. Setelah Pelantikan ini Kepala Seksi yang kemarin PJS sekarang sudah ada kata Agusi. Diakhir amanatnya Agus mengucapkan selamat melaksanakan tugas ditempat yang baru, mudah-mudahan ada penyegaran karena rata-rata sudah menjabat lebih dari 4 tahun dan berharap pengalaman ditempat lama bisa dikembangkan ditempat baru sehingga dapat membangun kinerja diwilayah masing-masing kearah yang lebih baik. mudah-mudah membawa pencerahan dan membantu hal-hal pembangunan keagamaan digarapan masing-masing sehingga kerjasama antara kita bisa terus terjalin lebih baik lagi. Adapun pejabat eselon IV yang telah dilantik yaitu Drs. H. Nunung Abdulah, M.Pd jabatan asal Kasubbag TU Kankemenag Kab. Tasikmalaya menjadi Kepala Seksi PAIS Kantor Kementerian Agama Kab. Tasikmalaya, sementara H. Dudu A. Rohman, M.SI jabatan semula Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kota Tasikmalaya menjadi Kepala Sub. Bagian TU Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tasikmalaya. (Fajri Adi Nugraha)
Kemenag Kota Sukabumi Gelar Pembukaan Bimbingan Manasik Haji Tahun 2016 M
K
ementerian Agama Kota Sukabumi melalui Seksi Penyelenggara Haji dan Umroh menggelar pembukaan bimbingan manasik Haji Tingkat Kota Sukabumi Tahun 2016, bertempat di Gedung Pusat Kajian Islam (Puskaji) Kota Sukabumi, Jl. Veteran No. 2 Sukabumi, Rabu (20/07/2016.
22
Menurut Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Sukabumi, Drs. H. E. Sutisna, M.Ag., dalam laporannya. Kegiatan tersebut diikuti oleh 192 calon jamaah haji asal Kota Sukabumi, yang berasal dari jamaah regular 189 orang, TPHD 1 orang dan 2 orang dari usia lanjut. Dirinya lebih lanjut menginformasikan
MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT
kepada seluruh jamaah, bahwa bimbingan manasik haji Tingkat Kota Sukabumi Tahun 2016 dilaksanakan sebanyak dua kali, yaitu tanggal 20 juli 2016 dan 9 Agustus 2016. Sedangkan tingkat kecamatan dilaksanakan sebanyak 6 kali pertemuan, yaitu serentak dilaksanakan pada tanggal 26, 27 Juli 2016 dan tanggal 2,3,4,10 Agustus 2016 bertempat di lingkungan kecamatan calon jamaah berdomisili. Selain itu dirinya menginformasikan sesuai jadual, Calon Jamaah Haji Kota Sukabumi akan berangkat ke tanah suci pada tanggal 2 September 2016, dengan nomor kloter 65 bergabung dengan calon jamaah haji dariKabupaten Sumedang dan Kabupaten Bogor. Adapun Pembukaan Bimbingan Manasik Haji Kota Sukabumi Tahun 2016 ini di buka secara resmi oleh Wakil WalikotaSukabumi, H. Akhmad Fahmi, S.Ag., M.Mpd., yang dihadiri oleh Ketua MUI Kota Sukabumi, dan beberapa perwakilan Muspida Kota Sukabumi diantaranya dari Kapolresta Sukabumi, Dandim Kota Sukabumi, Dinas Kesehatan Kota Sukabumi dan pimpinan dari Bank penerima setoran awal Jamaah Haji Kota Sukabumi. (Fitra Nurjaman)
BERITA DAERAH
MEDIA PEMBINAAN | EDISI MEI - JUNI 2016 | TAHUN XLIII
EDISI
03
Pelepasan Petugas Dan Calon Jamaah Haji Kemenag Kota Bandung
K
emenag kota Bandung laksanakan acara pelepasan petugas dan calon jamaah haji tahun 2016 bersamaan dengan digelarnya acara silaturahmi Idul Fitri 1437 H. Acara pelepasan tersebut berlangsung di Aula kemenag kota Bandung dan dihadiri oleh Kepala Kemenag, Dr. H. Yusuf, Kasubag TU, Drs. H. Moh. Ali Abdul Latief, M.Ag, Para Kepala Seksi dan Penyelenggara Syariah, Para Kepala Madrasah Negeri, Para Kepala KUA, Pengawas, Penyuluh Agama, Seluruh Pegawai Kankemenag dan Para Ketua Pokja. Para petugas haji kota Bandung yang akan berangkat adalah H. Saripudin, M.Ag (Kasi PD Pontren), Drs. Aceng Sobirin (Kepala KUA), Drs. H. Didin Nuryadin (Kepala KUA), Drs. H. Aang Syarif M.Pd.I (Penyuluh Agama Islam), Amin Baejuri, M.Pd.I (Penyuluh Agama Islam), H. Rusman Rahadian, M.Ag (Penyuluh Agama Islam), Anna Noorday, SE., (Pelaksana Seksi PHU/ TPHD). Sedangkan pegawai yang akan berangkat tahun ini dan bukan sebagai petugas adalah Drs. H. Moh Ali Abdul Latief, M.Ag (Kasubag TU), Iin Nurliah, M.Pd.I (Pengawas), Drs. Satria Kusuma (Pelaksana Seksi Madrasah), Dalam sambutannya Kakemenag kota Bandung Dr. H. Yusuf, M.Pd menyampaikan bahwa acara pelepasan petugas dan calon jamaah haji adalah tradisi yang bagus dan harus dipertahankan, terutama untuk mereka karyawan kementerian agama kota Bandung yang belum mendapatkan kesempatan berangkat ke tanah suci semoga dengan acara ini mendapatkan
barokah sehingga tahun depan dapat kesempatan untuk berangkat. Selanjutnya Kakemenag mengatakan bahwa haji adalah hal yang paling menarik terutama di kementerian agama, hampir seluruh entitas bangsa ini memperhatikan proses pelaksanaan ibadah haji ini. Di kota Bandung sampai saat ini pendaftaran calon jamaah haji sudah sampai pada quota tahun 2024 artinya antrian panjang calon jamaah haji sudah sampai sepuluh tahun yang akan datang. Dan pelayanan pelaksanaan ibadah haji di Indonesia sudah sangat baik, terbukti dengan ditempatkan Indonesia diurutan pertama diseluruh dunia sebagai negara yang paling baik dalam pelayanan pelaksanaan iba-
dah haji. Kepada para petugas TPHI dan TPIHI tahun 2013 ini Kakemenag berpesan agar seoptimal mungkin untuk memberikan pelayanan kepada tamu-tamu Allah. Karena tugasnya memberikan pelayanan yang terbaik kepada calon jamaah haji maka petugas TPHI dan TPIHI harus 1) meluruskan niat yang ikhlas kalau mereka berangkat ketanah suci selain melaksanakan ibadah haji juga adalah petugas yang diamanahi oleh kementerian agama untuk melayani calon jamaah haji dengan sebaik-baiknya. 2) mampu bekerja sama, saling memahami dengan calon jamaah haji terutama mereka calon jamaah haji dari KBIH. (Agus Saparudin)
MAN 2 Bogor Siapkan Matsama Berkarakter
M
asa taaruf siswa madrasah (Matsama) harus bersifat edukatif dan menyenangkan, Matsama akan berlangsung selama tiga hari, Senin-Rabu (18-20/7) berlangsung serentak di seluruh Indonesia. Begitupun pelaksanaan Matsama di MAN 2 Bogor Kecamatan Leuwisadeng Kabupaten Bogor, Senin (18/7/16). Sejak pagi, para siswa sudah datang dan memadati lapangan atau halaman MAN 2 Bogor guna mengikuti pembukaan Matsama di madrasah yang berlokasi di Barat Kabupaten
Bogor ini. Kepala MAN 2 Bogor Hj. Nani Ruhyani mengatakan, sesuai arahan dari Kepdirjen Pendis No. 962 Tahun 2016 tentang Pedoman Penerimaan Peserta Didik Baru Tahun 2016 dilingkungan Kementerian Agama, bahwa Matsama harus bersifat edukatif seperti pengenalan lingkungan pendidikan, lingkungan madrasah, tata tertib dan kedisiplinan, motivasi, orientasi pendidikan madrasah, akhlak, etika, ibadah, kretivitas, dan lain-lain. Makannya kita sudah menyiapkan Matsama
ini penuh dengan pendidikan karakter, edukatif dan tentunya benar-benar kekeluargaan, kata Nani. Sebelumnya, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bogor H. Dadang Ramdani mengungkapkan harapannya mengenai kegiatan Masa taaruf siswa madrasah (Matsama) tahun 2016 benar-benar menyenangkan namun bersifat edukatif. Menurutnya, Matsama menjadi ajang untuk mengenal lebih dekat lingkungan madrasah, Bukan hanya mengenal lingkungan secara umum, tetapi diharapkan juga mengenali karakter guru, karakter teman dan karakter keluarga besar madrasah. Dengan mengenal lebih dalam lingkungan ini diharapkan motivasi semakin meningkat, sehingga prestasi belajar bisa dibuat.,kata Dadang. Untuk itu, dirinya menghimbau agar para kepala madrasah menyelenggarakan Matsama sesuai dengan aturan yang telah ditentukan oleh Kementerian Agama. Hal ini, untuk menghindari hal negative ketika pelaksanaan Matsama berlangsung. Ikuti aturan yang ada, buat matsama menyenangkan namun edukatif, sehingga yang terbangun motivasi siswa bukan justru sebaliknya. Ayo, kita jadikan madrasah lebih baik, lebih baik madrasah, pungkasnya. (Ade Irawan)
MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT
23
EDISI
03
BERITA DAERAH
MEDIA PEMBINAAN | EDISI MEI - JUNI 2016 | TAHUN XLIII
Seleksi Masuk MTsN 1 Purwakarta Tahun Pelajaran 2016/2017
B
ertempat di Madrasah Tsnawiyah Negeri 1 Purwakarta pada Sabtu (14/5) telah dilaksanakan seleksi masuk penerimaan calon peserta didik baru. Hal ini merupakan bagian dari rangkaian seleksi guna mencari bibit-bibit unggul siswa unggulan lulusan SD/MI yang berniat melajutkan pendidikannya di MTsN 1 Purwakarta. Seleksi ini diprediksiakan berjalan ketat mengingat begitu besarnya animo masyarakat untuk menyekolahkan putra-putrinya di MTsN 1 Purwakarta, hal tersebut terbukti dengan membludaknya para pendaftar yang mencapai 743 calon siswa. Hal tersebut tentunya menjadi hal yang menggembirakan karena dapat dijadikan ukuran bahwa Madrasah sekarang tidak dianggap sebelah mata lagi oleh masyarakat tapi dapat disejajarkan sebagai jenjang pendidikan yang bersifat unggulan dan menjadi tujuan para orang tua untuk menyekolahkan putra putri mereka di Madrasah. Adapun materi yang diujikan dalam seleksi masuk pada kali initerdiri dari test bakat skolastik, pengetahuan umum dan wawancara kemampuan dalam bidang Baca Tulis Quran.test ini pun dilakukan secara transparans yang mana orang tua dapat mengetahui nilai ujian putra putri mereka
secara langsung melalui pengumuman nanti. Dalam sambutannya Kepala Madrasah yang pada saat itudiwakili oleh ketua panitia menyampaikan ucapan terima kasih atas kepercayaan para orang tua memilih MTsN1 Purwakarta untuk dijadikan sekolah lanjutan bagi para putra-putrinya dan berpesan agar para calon siswa mengisi test dengan kemampuan yang maksimal.
Namun pihak panitia pun mengamanatkan agar kelak jangan merasa kecewa apabila nanti banyak yang tidak lulus mengingat kuota kelas yang dimiliki tidak lebih dari 9 kelas. Namun apapun hasilnya nanti yang terpenting saat ini adalah berikhtia rsecara maksimal Demikian yang disampaikan oleh Ketua Panitia penyelenggara U.Saefullah,S. Ag. (Enci Nugraha)
BERITA DUKA Innalillahi Wa Inna Ilaihi Raji’un Kepala Kanwil Kemenag Prov. Jawa Barat turut berduka atas wafatnya : Drs. H. ZAENAL ABIDIN, usia 51 tahun, Kepala Seksi Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam (PAKIS) Kemenag Kota Depok, meninggal pada Rabu 20 Juli 2016, alamat duka Kec. Cilodong, almarhum adalah adik kandung Drs. H. A. BUCHORI, MM Kakanwil Kemenag Prov. Jabar Drs. H. JAJANG JUBIRNAS, usia 54 tahun, Kepala Seksi PHU Kemenag Kab. Tasikmalaya, meninggal pada Selasa 2 Agustus 2016 pukul 22.00 WIB dimakamkan di Komplek Ponpes Cibeas Pemakaman Keluarga. H. TATANG SOFYAN, Pensiunan Kanwil Kemenag Prov. Jabar, meninggal pada Jum’at pukul 09.45 WIB . Semoga Almarhum mendapat limpahan maghfiroh Allah SWT, diterima amal ibadahnya dan para keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran, ketabahan serta ketawakalan dalam menerima musibah ini. Amin yaa Robbal ‘alamin KEPALA
H. A. BUCHORI 24
MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT
BERITA DAERAH
MEDIA PEMBINAAN | EDISI MEI - JUNI 2016 | TAHUN XLIII
EDISI
03
Pemkot dan Kemenag Cimahi Sosialisikan Hisab Rukyat
P
enetapan awal Bulan Ramadhan dan Syawal seringkali menjadi polemik di tengah masyarakat. Hal ini mendorong Pemerintah Kota Cimahi bekerjasama dengan Penyelenggara Syariah Kemenag Kota Cimahi menggelar kegiatan Sosialisasi Hisab dan Rukyat Tingkat Kota Cimahi Tahun 2016 yang digelar di Hotel Endah Parahyangan Bandung, Senin (30/05). Penyelenggara Syariah Kemenag Kota Cimahi, Hj. Siti Sadiah, M.Si., menjelaskan bahwa kegiatan ini menjadi sarana dalam peningkatan pembangunan mental masyarakat sehingga dapat memahami akan tata cara penentuan hisab dan rukyat. Dengan demikian dapat mengurangi kesalahpahaman dan perselisihan di tengah masyarakat dalam penentuan awal Ramadhan dan awal Syawwal. Selain itu, kegiatan ini menjadi ajang silahturrahim yang harmonis di antara para praktisi pengelola hisab dan rukyat khususnya di Kota Cimahi. Kegiatan yang diikuti oleh 40 orang peserta yang terdiri dari unsur Ormas, Penyuluh Agama dan pengelola hisab rukyat ini dibuka oleh Kepala Bagian Kesejahteraan Pemkot Cimahi, H. Tedy Setiady. Hadir pada kesempatan tersebut, Ketua MUI Kota Cimahi, KH. Hafidz Suyuti para pejabat di lingkun-
gan Kemenag Kota Cimahi dan Pemkot Cimahi. Tampil sebagai pemateri Kabag TU Kanwil Kemenag Prov. Jawa Barat, Dr. H.M. Athoillah dan Kabid Urais dan Binsyar Kanwil Kemenag.Prov. Jawa Barat, H. Aldim, M.Si. Dr. H.M. Athoillah, yang juga telah menerbitkan bukunya, sullamun nayyirain yang
juga membedah tentang Hisab Rukyat, dalam pemaparannya menjelaskan agar masyarakat tidak mempermasalahkan kedua metode ini dalam menentukan awal Ramadhan dan juga Syawwal. Karena kedua metode ini saling melengkapi dan seiring sejalan. (Tri Budiono)
Kemenag Kota Banjar Gelar Halal Bi Halal
M
emasuki bulan Syawal, usai libur panjang Hari Raya Idul Fithri 1437 Hijriyah, Kementerian Agama Kota Banjar menyelenggarakan acara Halal Bi Halal yang digelar di Gedung Dakwah Islam Kota Banjar, Rabu (13/07). Acara Halal Bi Halal ini dihadiri pegawai Kantor Kementerian Agama, pegawai KUA Kecamatan, Kepala dan Guru Madrasah/RA/TPQ se Kota Banjar, tamu undanga dari Pemerintah Kota Banjar dan Ormas Islam se Kota Banjar. Kasubag TU Kankemenag Kota Banjar selaku ketua panitia menyampaikan, kegiatan Halal Bi Halal yang dilaksanakan merupakan salah satu
sarana yang memiliki makna yang sangat besar dan berharga. Dimana seluruh Aparatur Sipil Negara yang berada di Lingkungan Kementerian Agama Kota Banjar khususnya, dapat bertemu untuk melakukan silaturahmi sebagaimana yang diajarkan dalam agama Islam. Acara Halal Bi Halal jangan dimaknai sebagai acara seremonial belaka, akan tetapi mari jadikan momentum ini sebagai sarana untuk membebaskan dosa-dosa kita antar sesama manusia.Kata Uyun. Sementara itu, diawal sambutannya, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Banjar, Drs. H. Dadang Romansyah, M.Si. menghaturkan
ucapan terima kasih atas kehadiran seluruh tamu undangan yang bersedia memenuhi undangan Halal Bi Halal dengan keluarga besar Kementerian Agama Kota Banjar. Halal Bi Halal yang diselenggarakan ini, lanjut H. Dadang, merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting untuk kami laksanakan. Selain untuk mempererat tali silaturahmi, Halal Bi Halal ini pun dimaknai sebagai sarana untuk saling maaf memaafkan atas dosa-dosa yang disengaja ataupun tidak sengaja selama kita melaksanakan tugas di Kementerian Agama. Mari kita sama-sama bebaskan dengan cara saling memaafkan antar sesama. Dan mari kita tingkatkan kualitas kerja kita dengan diawali hati yang bersih agar seluruh pekerjaan kita menjadi nilai yang baik dihadapan Allah SWT. Kata H. Dadang. Selanjutnya, atas nama Kementerian Agama Kota Banjar, H. Dadang menyampaikan permohonan maaf kepada Pemerintah Kota Banjar dan seluruh masyarakat Kota Banjar atas kekurangannya selama memberikan pelayanan selama ini. Inilah hasil kerja kami selama ini untuk melayani masyarakat. Mudah-mudahan kedepannya kami bisa lebih meningkatkan kinerja kami.Pungkasnya. Kegiatan Halal Bi halal pun diakhiri dengan mushofahah antar seluruh pegawai Kementerian Agama Kota Banjar dan seluruh tamu undangan, diiringi lantunan sholawat persembahan dari siswa/siswi MTSN 1 Kota Banjar.
MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT
25
EDISI
03
MEDIA PEMBINAAN | EDISI MEI - JUNI 2016 | TAHUN XLIII
BERITA DAERAH
H. Shobirin Beri Kultum Perdana Pada Tarbiyah Ramadhan
D
alam rangka mengagungkan dan memuliakan bulan penuh berkah, rahmat dan ampunan Kankemenag Kabupaten Bekasi mengadakan kegiatan tarbiyah Ramadhan yang di gelar setiap hari senin sampai kamis mulai tanggal 07 Juni sampai dengan 30 Juni 2016. Pada hari selasa tanggal 07 Juni 2016 H.Shobirin mendapat giliran pertama memberikan kultum yang diawali dengan sholat Dzuhur berjamaah dan di akhiri dengan tadarusan, pada kesempatan tersebut H.Shobirin mengawali tausyiahnya dengan mengutip firman Alloh SWT dalam QS al-Baqarah, ayat 183 : Wahai orangorang yang beriman, diwajibkan kepada kamu
berpuasa seperti juga yang telah diwajibkan kepada umat sebelum kamu agar kamu menjadi orang yang bertakwa,ayat tersebut berisikan tentang seruan Allah SWT kepada orang-orang beriman untuk berpuasa, kemudian mengutip hadist Nabi Muhammad SAW yang di riwayatkan oleh Bukhari : barang siapa yang berpuasa karena iman dan mengharap pahala ( ridho Alloh SWT ) akan di ampuni dosa-disanya yang terdahulu. Selanjutnya H Shobirin menerangkan tingkatan dalam berpuasa dengan mengutip Imam Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin. Shaumul umum, shaumul khusus, dan shaumul khususil khusus. Ketiganya bagaikan tingkatan tangga yang manarik orang berpuasa agar bisa mencapai tingkatan yang khususil khusus,Pertama, Puasa orang awam (orang kebanyakan), Puasa orang awam adalah menahan makan dan minum dan menjaga kemaluan dari godaan syahwat. Tingkatan puasa ini menurut Al-Ghazali adalah tingkatan puasa yang paling rendah, Karena dalam puasa ini hanyalah menahan dari makan, minum, dan hubungan suami istri Kalau puasanya hanya karena menahan makan dan minum serta tidak melakukan hubungan suami isteri di siang hari, maka kata Rasulullah Saw puasa orang ini termasuk puasa
yang merugi yaitu berpuasa tapi tidak mendapatkan pahala melainkan sedikit. Hal ini lah yang diwanti-wanti oleh Rasulullah Saw dengan sabdanya: banyak orang berpuasa tapi tidak mendapatkan pahala berpuasa, yang ia dapatkan hanya lapar dan dahaga. tutur H.Shobirin. Kedua, Puasanya orang khusus adalah selain menahan makan dan minum serta syahwat juga menahan pendengaran, pandangan, ucapan, gerakan tangan dan kaki dari segala macam bentuk dosa,puasa ini sering disebutnya dengan puasa para shalihin, Ketiga Puasa khususnya orang yang khusus adalah puasanya hati dari kepentingan jangka pendek dan pikiran-pikiran duniawi serta menahan segala hal yang dapat memalingkan dirinya pada selain Allah SWT,puasa khusus yang lebih khusus lagi yaitu, di samping hal di atas adalah puasa hati dari segala keinginan hina dan segala pikiran duniawi serta mencegah memikirkan apa-apa selain Allah SWT, menurut Al-Ghazali, tingkatan puasa yang ketiga ini adalah tingkatan puasanya para nabi , Shiddiqqiin, dan Muqarrabin. Semoga kita semua menggapai tingkatan puasa yang lebih baik dari tahun yang lalu dan segala amal ibadah kita diterima oleh SWT pungkasnya. (Denden Zenal Mutaqin)
Antusiasme Siswa Siswi MTs Negeri Kadugede Ikuti Kegiatan Ramadhan
P
ada Bulan Suci Ramadhan sudah merupakan hal umum dimanpaatkan pada sekolam atau madrasah untuk pembinaan pendidikan keagamaan bagi para siswanya, yang lebih umum yaitu kegiatan pesantren Ramadhan dan kegiatan keagamaan yang lebih fokus pada penerapan dan praktek ibadah. Hal ini tujuannya untuk peningkatan pemahaman dan pembiasaan dalam melaksanaka amalan amalan ibadah yang diperintahkan agama. Tidak adapatokankhusus bentuk kegiatan pada masing-masing sekolah, namun standarnya kegiatan yang lebih populer yaitu ceramah keagaman yang disesuaikan dengan materi pemelajaran yang diberikan pada proses pembelajaran, pendalaman dan pemahaman materi keagamaan , dan praktek ibadah lainnya seperti penerapan
26
tata cara berwudlu yang benar, pembelajaran Al Quran/Tadarusan, Prakteksholat baik yang wajib( Sholat berjamaah) dan sunah( Sholat Duha) serta praktek tata cara pengumpulan dan pembagian Zakat Fitrah. Hasil liputan Humas Kemenag Kab. Kuningan pada Mys Negeri Kadugede jelas terlihat bahwa para siswa sangat antusias dan mengikuti seluruh kegiatan yang telah di agendakan, seolah tidak ada rasa capr atau lelah walaupun mereka sedang melaksanakan ibadah shaum. Beberapa siswa yang sempat diwawancarai merekan rata-rata mengatakan sangat senang dan menikmati kegiatan ini karena disamping kami menerima materi keagamaan juga mempraktekan lebih mendalam lagi, selain itu kami bisa bertanya langsung pada tutor/pemateri,
MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT
berdisjusi, dan yang lebih lagi tidak membosankan seperti waktu belajar di kelas. Kepala MTs Negeri Kadugede Drs, H, Sahudi yang selalu setia memonitor kegiatan ramadhan mengatakan bahwa kami melaksanakan kegiatan pada bulan ramadhan merupakan salah satu realisasi agenda pendidikan yang telah direncanakan dengan tujuan untuk meningkat pengetahuan dan pemahaman agama pada siswa siswi kami, selain itu untuk mengisi kegiatan pembelajaran yang kebetulan sebelum bulan ramadhan telah dilaksanakan Ujian Kenaikan Kelas, jadi tidak adalagi materi pelajaran yang akan diberikan, sementara sesuai kalender Pendidikan Nasional hari efektif sampai yanggal 25 Juni 2016 nanti. H. Sahudi menambahkan selain kegiatan pembinaan keagamaan bagi siswa, pada kesempatan ini kami membagi kegiatan, bagi guruguru mengumpulkan dan merekap nilai untuk pengisian Buku Raport, kami juga memberi kesmpatan pada siswa yang nilainya masih kurang untuk mengikuti program remedial selama 3 ( tiga ) hari, dan mulai Senin 13 Juni 2016 dilaksanakan kegiatan ramadhan /pesantren ramadhan bagi siswa siswi kelas VII dan VIII. Harapan kami kegiatan berjalan lancar dan sukses, dan harapan besar kami tercapainya peningkatan kualitas ilmu dan pemahaman keagamaan bagi para siswa, ungkap H. Sahudi. (Zaenal Arifin)
EDISI
03
ARTIKEL
MEDIA PEMBINAAN | EDISI MEI - JUNI 2016 | TAHUN XLIII
Merajut dan Memelihara
Kerukunan Umat Beragama
Dr. H. Jamaluddin, S.H., M.Si. Kepala Sub Bagian Hukum dan KUB Kanwil Kemenag Prov. Jabar Dosen Pada Beberapa Perguruan Tinggi di Bandung
S
UATU komunitas social menjadi sebuah kondisi yang harmonis dan rukun dibentuk oleh berbagai unsur yang berinterelasi, interdependensi, saling mengisi dan memberi. Dalam konteks keIndonesia-an kita, maka kerukunan dan keharmonisan dibentuk sedikitnya oleh lima aspek. Pertama, Idiologi Pancasila; Kedua, Kondisi mayoritas-minoritas pemeluk agama; Ketiga, Sejarah masuknya agama-agama ke Indonesia yang secara damai; Keempat, Islam Indonesia yang mayoritas Sunni dan moderat dan Kelima, Kebijakan Pemerintah yang mendukung (Mudzhar, 2013). Disamping faktor di atas yang menentukan tingkat kerukunan umat beragama adalah sistem sosial dan partisipasi masyarakat khususnya kontribusi peran tokoh umat beragama dalam membangun dan memeliharan kerukunan dimaksud. Ceci (2012) menggambarkan sebuah kondisi kerukunan umat beragama melalui dimensi toleransi, saling membantu, damai, adil, pemahaman dan dimensi kerjasama. Terhadap enam dimensi ini, jika kita teliti paling tidak mengerucut pada tiga aspek penting sebagaimana dikemukakan Hayat (2013) yakni, Pertama, sikap saling mengakui dan menyadari pluralitas; Kedua,
sikap saling menghormati (toleransi) dan Ketiga, sikap saling bekerjasama (resiprokal). Sikap saling mengakui Memahami agama orang lain merupakan hal yang paling mendasar dan harus ada dalam kehidupan beragama di Indonesia yang ideal. Untuk memahami agama secara integral diperlukan kelengkapan yang cukup meliputi modal intelektual, modal emosional dan kemauan. Dalam memahami agama orang lain harus ada feeling, perhatian, metexis atau partisipasi. Cara yang paling baik untuk memahami agama orang lain adalah dengan pengalaman bergaul karena perilaku keagamaan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dari orang-orang yang memeluk suatu agama. Gambaran ideal tentang kondisi umat beragama yang saling mengakui dan memahami eksistensi keberagamaan orang lain merupakan sikap yang diperlukan masyarakat yang memiliki kepercayaan/agama yang majemuk. Pengakuan dalam konteks ini perlu diberikan pengertian yang secara proporsional dan tidak menghilangkan perbedaan-perbedaan yang ada pada agama-agama. Pengakuan dalam konteks ini berarti menyadari akan adanya dimensi doktrinal yang berbeda dari masingmasing agama. Menyadari pluralitas, idealnya dipahami bukan hanya sebatas keadaan atau kondisi masyarakat yang majemuk dari aspek adat istiadat, suku dan agama, namun harus juga dilihat dan disadari bahwa suatu keharusan bagi kesempurnaan alam yang kesemuanya merupakan kehendak Tuhan yang tidak dinafikkan oleh siapapun. Dengan kesadaran makna pluralitas semacam ini, maka pemahaman keagamaan tidak hanya berorientasi pada pemahaman internal agama yang memang telah menjadi bahan baku dan berlaku dogmatis, tetapi mengarahkan umat beragama untuk keluar dari kepentingan agamanya sendiri serta menciptakan sikap saling mengakui antar pemeluk agama. Saling mengakui perbedaan di antara pemeluk agama dan melihat persamaan merupakan gambaran ideal masyarakat Indonesia. Perbedaan doktrinal teologis tidak harus menghilangkan adanya persamaan pesan ajaran agama untuk saling mengakui eksistensi agama lain dan hidup berdampingan secara damai dalam masyarakat yang mejemuk. Sikap saling menghormati (toleransi) Toleransi merupakan istilah yang lazim dipahami dalam menggambarkan kondisi ideal hubungan sosial keagamaan yang menghormati adanya perbedaan agama. Toleransi beragama merupakan kelanjutan dari sikap pengakuan para penganut agama terhadap agama yang MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT
27
ARTIKEL ada di luar keyakinannya. Tegasnya toleransi merupakan bentuk praksis dari sikap pengakuan proporsional umat beragama yang ideal telah ditunjukkan dalam sejarah umat beragama di Indonesia. Sikap toleransi antar umat beragama sudah mulai dilakukan masyarakat beragama dalam bentuk dialogdialog yang menghasilkan beberapa kesepakatan penting terkait dengan hubungan antar umat beragama. Dialog intensif yang terus terjalin antar umat beragama yang memperlakukan semua agama sejajar dalam mengekspresikan keberagamaannya mendorong keharmonisan yang relatif sejati (genuine). Demikian juga kerjasama lembaga-lembaga agama dan ormas keagamaan dalam menghadapi berbagai persoalan keagamaan merupakan kondisi kehidupan umat beragama yang diharapkan. Sikap saling bekerjasama (resiprokal) Saling bekerjasama antar penganut dan kelompok agama merupakan puncak dari sikap mengakui dan saling menghormati antar pemeluk agama. Sikap saling mengakui dan menghargai harus diwujudkan dalam bekerjsama saling menguntungkan antar umat beragama. Keharmonisan kehidupan umat beragama yang sejati akan terlihat dari adanya kesamaan keperihatinan (concern) dan kepentingan yang diwujudkan dalam tujuan dan aktivitas kolektif yang bermanfaat bagi kehidupan bersama. Kelompok-kelompok umat beragama melakukan kompromi-kompromi dan negosiasi-negosiasi melalui mekanisme yang egaliter, demokratis, mengesampingkan subyektivitas dan mengedepankan prinsip-prinsip rasionalitas untuk mencapai tujuan bersama yang lebih luas. Kerjasama sebagai aktualisasi dari keharmonisan umat beragama tentu sangat tergantung pada polical will dari umat beragama yang tidak saja mengandalkan pada sisi potensial agama yang dapat berfungsi sebagai faktor perekat, melainkan juga dipengaruhi oleh peran pemerintah dalam mendorong dan memfasilitasi tumbuhnya kesadaran kerja sama umat beragama. Dengan tumbuhnya kerjasama-kerjasama konstruktif, kelompokkelompok umat beragama tidak terlalu larut pada tematema doctrinal teologis, melainkan lebih memfokuskan diri pada tema-tema kehidupan keseharian masyarakat dan sosial kemanusiaan. Aktivitas lintas agama dalam merespon berbagai masalah sosial ekonomi masyarakat akan menjadi bagian yang lahir dari kesadaran bersama yang spontan dari umat beragama sebagai kewajiban sosial dari misi agama, kemanusiaan dan kemasyarakatan. Melahirkan sikap saling mengakui dan menyadari pluralitas; mengembangkan sikap saling menghormati (toleransi) dan membangun sikap saling bekerjasama (resiprokal) pada masyarakat Indonesia yang mejemuk membutukan upaya dan ikhtiar serta komitmen dan konsistensi anatar komponen, baik sesame pemeluk agama dan paerhatan pemerintah dalam berbagai aspek dalam membangun kerukunan dan keharmonisan umat beragama. Peran tokoh masyarakat, tokoh agama dan 28
MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT
MEDIA PEMBINAAN | EDISI MEI - JUNI 2016 | TAHUN XLIII
EDISI
03
“Peran tokoh masyarakat, tokoh agama dan lembaga agama serta peran forum antar umat beragama semacam FKUB harus diberdayakan secara optimal. Pemberian stimulus berupa dukungan berbagai bentuk, baik dukungan program dan pembiayaan terhadap keberlangsungan organisasi ini harus mendapat perhatian” lembaga agama serta peran forum antar umat beragama semacam FKUB harus diberdayakan secara optimal. Pemberian stimullus berupa dukungan berbagai bentuk, baik dukungan program dan pembiayaan terhadap keberlangsungan organisasi ini harus mendapat perhatian. Marajut masyarakat yang agamis, inklusif, membangun tatanan masyarakat yang demokratis, rukun dan damai memerlukan perhatian, kerjasama dan pengorbanaan. Satu-satu regulasi yang kini kita miliki adalah Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9/8 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah Dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama, dan Pendirian Rumah Ibadat. Meskipun regulasi ini belum memberikan harapan yang memadai karena memiliki sejumlah kekurangan pada aspek sanksi, dan substansi, namun patut untuk diberikan apresiasi sebagai suatu ikhtiar dan kepedulian. Sebab beberapa daerah di Indonesia diberikan perhatian yang luar biasa dalam pendanaan FKUB serta dukungan program lain, meski di Jawa Barat masih perlu dukungan pemerintah daerah. Sebab dukungan pemerintah itu penting sehingga predikat Jawa Barat sebagai daerah yang intoleransinya paling tinggi di Indonesia dapat diatasi. Kita patut berharap kepada pemerintah bahwa, dukungan terhadap kerukunan umat beragama atau perlindungan umat beragama agar regulasi PBM ini dapat ditingkatkan statusnya menjadi Undang-Undang dengan berbagai perbaikan dan penyempurnaan, sehingga lebih purna dan komprehensif. Terkait dengan ini, Kementerian Agama melalui Badan Litbang dan Diklatnya yang tengah melakukan rumusan atau formulasi terhadap UndangUndang Perlindungan Umat Beragama yang ruhnya dan substansinya diambil dari PBM 9/8 Tahun 2006. UndangUndang tersebut diharapkan dapat memperkuat posisi dan eksistensi lembaga FKUB, memberikan kepastian, dan jaminan terhadap berbagai aspek terkait dengan keharmonisan atau kerukunan umat beragama serta perlindungan umat beragama di Indonesia sehingga eksistensi NKRI tetap terjaga.
EDISI
03
ARTIKEL
MEDIA PEMBINAAN | EDISI MEI - JUNI 2016 | TAHUN XLIII
Pendidikan Mengajarkan Cara
Memanusiakan Manusia
Rudi Ahmad Suryadi Guru dan Dosen PENDIDIKAN adalah kehidupan, kehidupan adalah pendidikan. Pernyataan ini seolah terus menggaung dalam benak insan pendidikan. Ketika seseorang mengajarkan sesuatu, ia memberikan secercah harapan untuk perbaikan generasi untuk satu aspek atau titik dari lautan kehidupannya. Kehidupan ini luas, ia terbentang dari interval hidup dan mati dalam ruang baik dan buruk. Pendidikan sudah mengajarkan bagaimana manusia menjadi cerdas. Buktinya, banyak sarjana yang dihasilkan, pakar yang mumpuni di bidangnya, juga ahli lain yang tak lain adalah berkat pendidikan. Begitu pula, sudah banyak orang yang memiliki keterampilan dalam meningkatkan kesejahteraan hidup. Tak ayal, di sisi mereka, mungkin ada gambaran ketidakberhasilan akibat pendidikan. Bukan karena materi pendidikan, mungkin karena sikapnya terhadap pentingnya pendidikan. Pendidikan seolah hanya dipahami bagaimana ia sekolah. Pengajaran seolah hanya membentuk manusia cerdas dalam matematika, sains, dan keterampilan lainnya. Pendidikan dan berpendidikan seakan tersudut pada anggapan “manusia berpendidikan”, meraih gelar
kesarjanaan tertentu, sertifikat keahlian yang mumpuni, dan pengakuan publik lainnya mengenai kompetensi. Hal ini dinyatakan berhasil. Manusia sudah mampu memanfaatkan rasio yang diberikan oleh Tuhan untuk kecerdasannya. Ia mampu menguak sisi saintifik kemanusiaan, kealaman, dan teknologi. Pada sisi ini, rasionalistik pada pendidikan dinyatakan berhasil. Di sudut lain, ketimpangan sosial, kemerosotan etika, dan degradasi moral, sudah menjadi tontonan dan bacaan publik. Peristiwa tawuran pelajar, perilaku tidak senonoh guru terhadap murid, perilaku korupsi, tindakan penyalahgunaan narkoba, dan free sex bak menjamur dalam ruang kehidupan masyarakat. Tak dapat dipungkiri, pelakunya adalah orang yang mengenyam bangku pendidikan. Apa yang salah dengan hal ini? Peristiwa seperti ini terus menghiasi ruang kehidupan, terlebih isu mengenai Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) sedang hangat mewarnai perbincangan publik. Media sosial dalam berbagai bentuk sedang menyorot dan mengangkat isu ini menjadi satu titik fokus berita. Kemerosotan perilaku yang baik, atau dalam bahasa agama, akhlak madzmumah, dari satu generasi ke generasi masih menjadi perhatian yang cukup serius di kalangan insan pendidikan. Salah satu tokoh pendidikan Islam, Ali Hasan an-Nadwi pernah menyatakan masyarakat yang sedang mengalami krisis moral dan kejiwaan akibat gelombang negatif tidak menjadikan moralitas sebagai kekuatan. Kekuatan rasionalisme yang tinggi akhirnya mendorong manusia dengan dalih intelektualnya MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT
29
ARTIKEL ingin hidup bebas; bahkan bebas tak terbatas. Akhirnya, kebebasannya itu menjadi tujuan utamanya. Kebebasan ini mengakibatkan manusia terjerumus pada kehancuran. Secara sederhana, ungkapan ini menggambarkan bagaimana dampak pengagungan rasio terhadap nasib manusia dan kemanusiaannya. Namun tak dapat dipungkiri, kemajuan rasionalisme dalam pengembangan sains dan teknologi telah menjadi keunggulan. Dalam paradigma pendidikan seperti ini kepribadian manusia menjadi split terparsialkan, dan cenderung mengalienasikan diri pada kesadarannya. Manusia dalam pandangan seperti ini hanya dihargai aspek intelektualnya, tanpa melihat aspek yang lain yang berada dalam diri manusia. Padahal, aspek lain pun turut mempengaruhi keberhasilan manusia dalam mengarungi kehidupannya. Akibatnya, tujuan pendidikan yang berada pada level praksis lebih terorientasi pada paradigma pendidikan rasionalistik, yang mengabaikan aspek ruhiyah dan keterkaitan antara manusia dengan Tuhan. Masalah yang muncul adalah, ketika pendidikan diorientasikan hanya pada pengembangan kognisi dan vokasional, maka pendidikan sebagai upaya ”memanusiakan manusia” kehilangan aspek ruhiyah dan keterkaitan antara manusia dengan Tuhannya. Pencapaian tujuan pendidikan tidak terorientasi sepenuhnya pada aspek religius dan spiritual. Salah satu masalah serius yang dihadapi konsep pendidikan adalah orientasi pendidikan yang cenderung rasionalisme. Akhirnya, konsep pendidikan semacam ini akan menyudutkan manusia pada satu aspek, yaitu aspek akal. Aspek spiritual, bahkan aspek “agama” tidak tersentuh. Akhirnya akan menghasilkan manusia yang rapuh dan resah. Dalam kata lain, Ahmad Tafsir menyatakan bahwa proses pendidikan harus meliputi aspek jasmani, rohani, dan kalbu sebagai upaya memanusiakan manusia. Sebab pendidikan sejatinya ingin menyadarkan kembali manusia pada jatidirinya sebagai manusia. Pakar pendidikan Islam ini menegaskan bahwa masalah yang lebih besar dalam pendidikan bukan dalam pemenuhan akan tuntutan lapangan kerja (sebagai perpanjangan dari skill), melainkan belum bisa menciptakan manusia yang berakhlak mulia, yang menerapkan cara hidup baik sesuai ajaran-Nya. Ketika Tuhan menciptakan manusia, Dia selalu berkehendak baik untuk kehidupan manusia. Agar manusia dapat berbuat baik sesuai dengan aturan-Nya, Dia mengirimkan para nabi untuk menjelaskan dan mengajarkan kebaikan tersebut. Para nabi mendidik manusia untuk berbuat baik sesuai dengan tuntunan-Nya. Para nabi mengajarkan bagaimana caranya manusia hidup baik. Kaum-kaum terdahulu, seperti ’Ad, Tsamud, dan yang lainnya sebagaimana diabadikan kisahnya dalam firman-Nya, bukan manusia yang bodoh. Mereka sangat cerdas di zamannya. Mereka dapat membuat kontruksi bangunan yang kokoh sebagai cikal bakal arsitektur dan teknik sipil, juga dapat membuat teknologi yang mapan pada zamannya. Akan tetapi, mereka tetap mengingkari 30
MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT
MEDIA PEMBINAAN | EDISI MEI - JUNI 2016 | TAHUN XLIII
EDISI
03
“ Salah satu masalah serius yang dihadapi konsep pendidikan adalah orientasi pendidikan yang cenderung rasionalisme. Akhirnya, konsep pendidikan semacam ini akan menyudutkan manusia pada satu aspek, yaitu aspek akal. Aspek spiritual, bahkan aspek “agama” tidak tersentuh. Akhirnya akan menghasilkan manusia yang rapuh dan resah. Dalam kata lain, Ahmad Tafsir menyatakan bahwa proses pendidikan harus meliputi aspek jasmani, rohani, dan kalbu sebagai upaya memanusiakan manusia. Sebab pendidikan sejatinya ingin menyadarkan kembali manusia pada jatidirinya sebagai manusia “ Tuhan, tidak tunduk dan patuh pada-Nya. Ketika dididik oleh para nabi untuk kembali pada jalan yang benar, mereka tetap menolaknya bahkan mengusir dan menghina utusan-Nya. Akhirnya bangsa mereka hancur dan musnah akibat perilakunya yang negatif. Mereka menjadi contoh akan kehancuran bangsa yang tidak berpegang teguh akhlak yang baik. Jika kembali pada hari ini, pendidikan yang menyentuh cara bagaimana menjalani kehidupan yang baik tidak terlihat maksimal, dibandingkan dengan cara bagaimana membentuk insan yang cerdas. Pernyataan ini tidak menyudutkan sekolah. Sekolah itu baik dan pasti mengajarkan kebaikan. Namun dalam kaitan ini, sekolah sebagai lembaga pendidikan yang dipercaya oleh publik, sepertinya harus kembali memikirkan bagaimana mengajarkan siswanya cara menjalani kehidupan. Pembudayaan nilai religius menjadi penting untuk dijadikan balutan aksi yang mengitari semua bentuk pendidikan yang dijalankan. Sekolah perlu menanamkan kembali penguatan nilai religius pada setiap gerak dan langkah pendidikan, sehingga manusia yang dihasilkan menjadi baik, tidak seperti generasi yang musnah di masa lalu. Pernyataan selanjutnya adalah cara hidup yang bagaimana? Ya, cara hidup sesuai dengan petunjuk-Nya. Wallahu A’lam.
EDISI
03
ARTIKEL
MEDIA PEMBINAAN | EDISI MEI - JUNI 2016 | TAHUN XLIII
Pendidikan Pesantren Membangun Karakter Bangsa
MUHAMMAD IQBAL Penulis Berkhidmat di Kanwil Kementerian Agama Prov. Jawa Barat
P
ENDIDIKAN merupakan sebuah proses penting dalam kehidupan manusia, karena melalui proses ini manusia dibentuk dan dilahirkan sebagai seorang manusia yang utuh dan sebenarnya. Pendidikan semestinya bertanggungjawab terhadap proses pencerdasan bangsa dan berimplikasi kuat pada proses empowerment (pemberdayaan). Permasalahan mendasar pendidikan kita, yaitu pendidikan spiritual. Pendidikan spiritual permasalahannya adalah tidak seimbangnya antara porsi
pendidikan spiritual dengan pendidikan intelektual dan mental. Akibatnya bisa kita lihat dengan semakin merajalelanya budaya korupsi, manipulasi, monopoli, oligopoli, kolusi, nepotisme dan segala macam kejahatan birokrasi dinegeri ini. Jika dikorelasikan dengan tingkat pendidikannya, pelaku kejahatan tersebut bukanlah orang-orang yang awam dalam pendidikan. Dari kualitas kejahatannya tentu pelakunya bukan adalah orang yang pernah mengenyam pendidikan tinggi juga modern. Menurut Ali Ibrahim Akbar (2009), praktik pendidikan di Indonesia cenderung lebih berorentasi pada pendidikan berbasis hard skill (keterampilan teknis) yang lebih bersifat mengembangkan intelligence quotient (IQ), namun kurang mengembangkan kemampuan soft skill yang tertuang dalam emotional intelligence (EQ), dan spiritual intelligence (SQ). Kenakalan remaja yang semakin menjadi-jadi serta kejahatan fisik maupun moral semakin merajalela, merupakan bukti lemahnya kekuatan spiritual yang dimiliki sebagian masyarakat kita. Lemahnya kekuatan spiritual ini menjadikan masyarakat kita mudah putus asa dan cenderung menghalalkan segala cara demi kepentingan materi sesaat. Dan yang cukup memprihatinkan adalah pendidikan kita belum mampu merubah sikap perilaku anak didik sebagai generasi sesuai dengan target pendidikan yaitu mempertinggi budi pekerti dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Kenakalan remaja sudah menampakkan pergeseran kualitas, kenakalan yang menjurus pada tindak MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT
31
ARTIKEL kriminalitas, seperti mencuri, tawuran, membegal, merampok, memperkosa, miras, pergaualan bebas (free sex) bahkan sampai membunuh. Badan Narkotika Nasional (BNN) menyatakan, sebanyak 22 persen pengguna narkoba di Indonesia dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Artinya dari empat juta orang di Indonesia yang menyalahgunakan narkoba, 22 persen di antaranya merupakan anak muda yang masih duduk di bangku sekolah dan perguruan tinggi. Berpijak pada titik lemah tersebut sudah selayaknya apabila pendidikan di pesantren dijadikan alternatif. Sejarah telah mencatatat, bila pesantren telah memainkan peranan yang sangat besar dalam membentuk manusia Indonesia yang berakhlaq, beradab dan beretika. Pondok pesantren merupakan salah satu lembaga dan sarana pencerahan manusia yang memiliki tiga aspek yang harus ada dalam sebuah proses pendidikan. Pertama, Aspek iman, yang berorientasi pada proses pembentukan keyakinan manusia akan penciptanya (spiritualitas). Kedua, Aspek kognisi, yang berorientasi pada perubahan pola pikir (intelektualitas). Ketiga, Aspek affeksi, yang berorientasi pada perubahan sikap mental dan perilaku (mentalitas). Dengan dimilikinya minimal tiga aspek dalam wacana pendidikan kita, maka seseorang yang berpendidikan dipandang sebagai seorang yang telah mengalami peningkatan iman, ilmu dan mental. Proses ilmu adalah garis vertikal yang mengarah ke atas, proses moral adalah garis akar ke dalam jiwa, sementara proses mental adalah garis horisontal. Semakin meninggi ilmu akan semakin mendalam garis moral, serta semakin melebar garis mental. Inilah yang disebut dialektika antara ilmu, mental dan moral pada proses kepribadian seseorang. Sebagai salah satu lembaga pendidikan dan kemasyarakatan pondok pesantren mempunyai peranan dalam mengembangkan santri nanti kalau sudah terjun di masyarakat. Pesantren adalah milik masyarakat luas sekaligus menjadi panutan berbagai keputusan sosial, politik, agama dan etika. Pendidikan yang diberikan oleh pesantren telah cukup untuk membekali para santri supaya mampu menjalani dan menghadapi kehidupan dengan berbagai macam problematika. (M. Dawam Rahardjo, 1994:5) Dari sejarah panjang pendidikan di Indonesia, sistem pendidikan di pesantren telah terbukti menghasilkan manusia-manusia yang berkualitas di berbagai bidang. Ada beberapa hal kelebihan pola dan sistem pendidikan dipesantren, yaitu: Pertama, sistem pendidikan dipesantren memberikan nilai pendekatan individual yang tinggi dan menyeluruh sehingga pengawasan moral, etika dan kecerdasan peserta didik dapat dipantau dan diberlakukan selama 24 jam. Kedua, para pengajarnya, yaitu kiai dan ustadz sebagai contoh langsung dalam peranannya sebagai contoh keteladanan dalam prilaku, berucap dan bertindak. Ketiga, penerapan teori dan praktek diimplementasikan langsung dalam perilaku keseharian, yaitu konsep pendidikan learning by doing. Keempat, anggaran dan 32
MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT
MEDIA PEMBINAAN | EDISI MEI - JUNI 2016 | TAHUN XLIII
EDISI
02
“Sejarah telah mencatatat, bila pesantren telah memainkan peranan yang sangat besar dalam membentuk manusia Indonesia yang berakhlaq, beradab dan beretika. Pondok pesantren merupakan salah satu lembaga dan sarana pencerahan manusia yang memiliki tiga aspek yang harus ada dalam sebuah proses pendidikan. Pertama, Aspek iman, yang berorientasi pada proses pembentukan keyakinan manusia akan penciptanya (spiritualitas). Kedua, Aspek kognisi, yang berorientasi pada perubahan pola pikir (intelektualitas). Ketiga, Aspek affeksi, yang berorientasi pada perubahan sikap mental dan perilaku (mentalitas)”
pembiayaan relatife terjangkau dan untuk semua kalangan. Kelima, sifat-sifat seperti tanggungjawab, loyalitas, kesederhanaan, kejujuran, keikhlasan dan kebersamaan adalah menu keseharian yang diajarkan kepada peserta didiknya. Dengan demikian pembentukan karakter dan kepribadian manusia Indonesia bisa dilahirkan dari pesantren. Mencermati fenomena tersebut, pendidikan di Pondok Pesantren adalah sebuah solusi sebagai sebuah usaha yang dilakukan dalam menanggulangi perilaku kenakalan remaja dapat dikelompokkan menjadi tindakan pencegahan (preventif), pengentasan (curative), pembetulan (corrective), dan penjagaan atau pemeliharaan (preservative). Dalam historis pendidikan di Indonesia, pesantren termasuk lembaga pendidikan dan dan pembangunan bangsa, pesantren sudah banyak memberikan kontribusi nyata dalam melahirkan pemimpin yang berkarakter militan, berintegritas, pantang menyerah, visioner, dan ikhlas dalam berjuang. Kontribusi tersebut tidak berhenti pada masa perjuangan bangsa, melainkan hingga dewasa ini, pimpinan lembaga dan institusi tinggi negeri ini banyak yang dipimpin oleh tokoh nasional dengan latar belakang pesantren. Semoga.
EDISI
03
ARTIKEL
MEDIA PEMBINAAN | EDISI MEI - JUNI 2016 | TAHUN XLIII
Urgensi Pendidikan Multikultural di Sekolah/Madrasah
NANDANG SUPRIATNA, MM. Humas Kemenag Kab. Sumedang
P
ENDIDIKAN merupakan bagian dari kebudayaan secara menyeluruh, untuk meneruskan kebudayaan, dalam arti pendidikan merupakan alat untuk menanamkan kemampuan bersikap, bertingkah laku disamping mengajarkan ketrampilan dan ilmu pengetahuan untuk bisa memainkan peranan sosial secara menyeluruh dan sesuai dengan tempat dan kedudukan individu dalam masyarakat (Haryati Soebadio, 1987 : 37). Nursid Sumaatmadja (2002:40) hubungannya antara pendidikan dan kebudayaan paling tidak terdapat kata-kata kunci, yaitu: pendidikan itu merupakan proses kegiatan akulturasi (pembudayaan), proses institusionalisasi (pelembagaan), transfer (pengalihan), imparting (memberikan, menggambarkan), explain (menjelaskan, justity (menjelaskan), dan directing (mengarahkan). Lebih jauh Nursid Sumaatmadja mengemukakan kerangka gagasan dasar tentang pendidikan (fundamental ideas of education) bahwa : (1) Manusia sebagai makhluk budaya, memiliki potensi dasar akal pikiran yang berkembang dan dapat dikembangkan (dididik), (2) Sebagai makhluk budaya, memiliki sejumlah kebutuhan mental yang meliputi kebutuhan-kebutuhan spiritual, sosial, emosional, pemahaman dan ketrampilan, hal itu semua dapat dipenuhi melalui pendidikan. (3) Aspek-aspek mental yang menjadi kebutuhan hidup manusia sebagai makhluk budaya, tercermin dan tampil pada prilakunya, (4) Prilaku
manusia sebagai makhluk budaya, dalam kehidupan bermasyarakat, berpijak pada pembakuan nilai dan norma yang berlaku, dan (5) Melalui proses belajar, manusia sebagai peserta didik menjadi manusia yang manusiawi Hakekat pendidikan adalah suatu proses menumbuhkembangkan eksistensi peserta didik yang memasyarakat, membudaya dalam tata kehidupan yang berdimensi lokal, nasional, dan global. Pendidikan dan kebudayaan memiliki keterkaitan yang sangat kuat. Tanpa proses pendidikan tidak mungkin kebudayaan itu berlangsung dan berkembang. Dalam konteks kehidupan bernegara pendidikan dapat berfungsi membentuk suatu kebudayaan bangsa atau kebudayaan nasional. Pendidikan memiliki arti penting dalam pembangunan bangsa dan negara, baik dalam pembentukan integritas bangsa maupun untuk kemajuan bangsa dan negara. 1. Makna Pendidikan Multikultural Sudjana (1997 : 23) pendidikan budaya ragam(multikultural) itu merupakan bagian dari pendidikan hubungan kemanusiaan (human relation education), yang berkaitan dengan pengembangan keutuhan manusia dan interaksinya dengan lingkungan sosial budaya. Pendidikan budaya ragam (Multikultural) amat besar peranannya dalam pengembangan integritas diri siswa pada setiap jenjang pendidikan, sejak pendidikan pra sekolah sampai pendidikan tinggi. Dengan demikian pendidikan multikultural merupakan strategi pendidikan yang diaplikasikan pada semua jenis mata pelajaran dengan cara menggunakan perbedaan-perbedaan kultural yang ada pada para siswa seperti perbedaan etnis, agama, bahasa, gender, klas sosial, ras, dan kemampuan. Pendidikan multikultural sekaligus juga untuk melatih dan membangun karakter siswa agar mampu bersikap demokratis, humanis dan pluralis dalam lingkungan mereka. Sebaga tujuan Pendidikan multikultural bagi bangsa Indonesia. 2. Pentingnya Pendidikan Multikultural Bagi Bangsa Indonesia Indonesia adalah salah satu negara multikultural terbesar di dunia, kebenaran dari pernyataan ini dapat dibuktikan dari kondisi sosio-kultural maupun geografis yang begitu beragam dan luas (Ainul Yakin,2005 : 3). Namun keragaman ini diakui atau tidak, disadari atau tidak,makan dapat menimbulkan berbagai persoalan terutama yang berkaitan dengan masalah integrasi bangsa. 3. Pendidikan Multikultural Di Sekolah : Prospek Dan Hambatan Berbagai kemungkinan prospek dan hambatan mengimplementasikan konsep pendidikan multikultural dalam pendidikan Formal mulai dari TK sampai dengan MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT
33
ARTIKEL Perguruan Tinggi di Indonesia adalah sesuatu yang seharusnya diupayakan. Implementasi pendidikan multikultural dalam pendidikan formal di Indonesia merupakan hal yang relatif baru. Karena dalam kurikulum-kurikulum persekolahan yang pernah berlaku di Indonesia tidak pernah ada mata pelajaran khusus tentang pendidikan multikultural. dalam proses belajar mengajar (PBM) di sekolah. a. Pendidikan multikultural sebagai mata pelajaran wajib UU Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003, Pendidikan multikultural sebagai mata pelajaran wajib akan menghadapi beberapa kendala, antara lain sebagai berikut : (1) Budaya-budaya apa saja yang akan diajarkan sebagai materi dalam pendidikan lintas budaya. (2) Akan menjadi beban kurikulum nasional, karena menambah jumlah mata pelajaran dan jam pelajaran. Sementara itu kecenderungan pengembangan kurikulum nasional dewasa ini kearah perampingan kurikulum dan adanya otonomi pendidikan dalam kerangka otonomi daerah. b. Pendidikan Multikultural Terintegrasi dengan Mata Pelajaran Yang Relevan. Model integrasi dalam Penddikan Kultural akan sangat memungkinkan untuk diterapkan, mengingat pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: (1) Sangat efisien, karena tidak menambah mata pelajaran baru dan jumlah jam pelajaran dalam kurikulum nasional. (2) Cukup banyak mata pelajaran yang relevan dengan misi pendidikan lintas budaya seperti; mata pelajaran PPKn, Agama, Bahasa Indonesia, Sosiologi, Antropologi dan mata pelajaran lainnya. Namun pendidikan multikultural terintegrasi dengan mata pelajaran yang relevan akan menghadapi beberapa hambatan, antara lain : (1) Guru mata pelajaran yang bersangkutan menjadi bertambah bebannya. Disamping dapat mengurangi materi pelajaran pokok, karena jumlah jam belajarnya tetap, juga sering latar belakang pendidikan atau kompetensi guru mata pelajaran yang bersangkutan kurang relevan dengan tuntutan pendidikan lintas budaya. (2) Menjadikan pendidikan lintas budaya dianggap kurang penting, ditambah tuntutan dalam evaluasinya tidak dijadikan dasar pertimbangan dalam menentukan nilai siswa dalam mata pelajaran yang bersangkutan. Adapun model-model pembelajaran pendidikan lintas budaya yang pernah diterapkan di sekolah menengah unggulan (smut), menurut sudjana (1997 : 25-26) dikelompokkan ke dalam beberapa kategori : 1. Model Pengembangan Model pengembangan adalah pembelajaran yang dikaitkan dengan tahapan perkembangan kehidupan siswa dengan menekankan pada pentingnya pribadi yang kuat. 2. Model Kepekaan dan Orientasi Kelompok Model kepekaan dan orientasi kelompok membantu keterbukaan pikiran dan kepekaan siswa terhadap orang 34
MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT
MEDIA PEMBINAAN | EDISI MEI - JUNI 2016 | TAHUN XLIII
EDISI
03
“Hakekat pendidikan adalah suatu proses menumbuhkembangkan eksistensi peserta didik yang memasyarakat, membudaya dalam tata kehidupan yang berdimensi lokal, nasional, dan global. Pendidikan dan kebudayaan memiliki keterkaitan yang sangat kuat. Tanpa proses pendidikan tidak mungkin kebudayaan itu berlangsung dan berkembang. Dalam konteks kehidupan bernegara pendidikan dapat berfungsi membentuk suatu kebudayaan bangsa atau kebudayaan nasional. Pendidikan memiliki arti penting dalam pembangunan bangsa dan negara, baik dalam pembentukan integritas bangsa maupun untuk kemajuan bangsa dan negara”
lain. Strategi pembelajarannya sering menggunakan kerja kelompok yang kondusif untuk menumbuhkan integritas pribadi. 3. Model Partisipatif Model pembelajaran partisipatif memiliki empat prinsip yaitu: belajar berdasarkan kebutuhan, berorientasi pada tujuan belajar, berpusat pada peserta didik, dan belajar berdasarkan pengalaman. Strategi pembelajaran berdasarkan model ini adalah pelibatan siswa dalam tiga tahapan kegiatan belajar yaitu dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Dengan demikian, dalam model pembelajaran partisipatif, pendidik berupaya membantu siswa untuk berpartisipasi dalam perencanaan program pembelajaran melalui kegiatan (1) mengidentifikasi kebutuhan belajar, potensi dan kemungkinan hambatan dalam kegiatan belajar pendidikan budaya ragam, (2) menyusun alternatif dan prioritas program pembelajaran yang mencakup tujuan belajar, bahan belajar, metode dan teknik pembelajaran, sumber belajar, fasilitas dan alat bantu pembelajaran, dlsb. Sebagai kelanjutan partisipasi dalam tahap perencanaan, siswa dilibatkan dalam pelaksanaan dan penilaian program pembelajaran.
EDISI
03
ARTIKEL
MEDIA PEMBINAAN | EDISI MEI - JUNI 2016 | TAHUN XLIII
Penyuluh Agama dan Ihtiar Deradikalisasi
Dudi Farid Wazdi Penais Kemenag Kabupaten Indramayu KONON, saat ini Penyuluh Agama sedang mendapatkan perhatian ekstra dari peme rintah karena tugasnya yang strategis dalam pembangunan bangsa. Penyuluh Agama yang ada di daerah dan pelosok sangat pen ting dan dapat berperan aktif dalam menciptakan suasana batin yang tentram dilingkungan masyarakat paling bawah. Dengan pendekatan bahasa agama ia rutin mengajak masyarakat untuk turut aktif menciptakan suasana yang damai, giat dalam bekerja dan bahkan turut serta mencegah tumbuh-kembangnya pemikiran dan faham-faham radikal (deradikalisasi).
B
ERBARENGAN dengan itu, Penyuluh Agama antusias dengan terpilihnya Komjen Pol. Suhardi Alius sebagai Kepala BNPT baru yang memiliki konsep program deradikalisasi (untuk sejumlah pihak yang meyakini paham radikal) dan antideradikalisasi (untuk orang yang belum tersentuh paham tersebut). Kemudian, bukan berarti numpang program, tetapi demi mengoptimalkan peran dan fungsi (tusi) Penyuluh Agama dalam upaya deradikalisasi dan antideradikalisasi tersebut setidaknya ada empat hal yang harus segera dilakukan, yaitu: rasionalisasi jumlah penyuluh agama, penataan dan peningkatan kompetensi penyuluh, penyempurnaan regulasi serta anggaran yang proporsional . Untuk hal pertama, rasionalisasi jumlah penyuluh agama ini tak sebanding dengan jumlah wilayah terlebih dengan jumlah penduduk, misalnya saja, di Kabupaten Indramayu yang memiliki jumlah desa tiga ratusan hanya memiliki dua ratusan Penyuluh Agama Non PNS. Dari jumlah tiga puluhan kecamatan hanya memiliki dua puluhan Penyuluh Agama Fungsional (PNS). Dengan kondisi seperti ini, seorang Penyuluh Agama Non PNS (PA) harus membina satu atau dua desa dan seorang Penyuluh Agama Fungsional (PAF) menanggungjawabi satu dan dua kecamatan. Ini kita bicara di pulau jawa, tak terbayang kalau di luar dan atau daerah terpencil seperti di Sulawesi tempat Santoso ditembak. Kedua, penataan dan peningkatan kompetensi MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT
35
ARTIKEL penyuluh harus segera dilakukan karena problem di masyarakat yang semakin komplek dan tak terbendung. Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan, tak sedikit penyuluh agama yang ada dan tidanya tidak berpengaruh apa-apa. Artinya tidak memiliki kemampuan yang memadai, bukan ‘jurusannya’ (baca: bukan kehendaknya menjadi penyuluh agama/sebagai batu loncatan dan seterusnya). Padahal,pada saat yang sama, banyak problem umat yang harus diselesaikan berdasarkan dan bersandar pada ilmu pengetahuan kepenyuluhan. Adalah kebutuhan yang sangat mendasar bagi Penyuluh Agama untuk bisa memainkan perannya yang sangat penting itu dengan keilmuan yang linier guna menjamin pembinaan dan penyelesaian masalah keagamaan secara baik, yakni penuh toleransi dan kedamaiaan. Dikhawatirkan, jika penyuluh yang bersangkutan berijazah Syariah (hukum) misalnya, yang ada adalah salah dan betul, menyalahkan ini dan itu, dan seterusnya. Untuk PAF yang tak memadai, sebenarnya bisa saja pimpinan langsungnya memindahkan dan menggantikannya dengan yang lain sementara bagi PA perlu kerja keras, khususnya jajaran Pokjaluh (kelompok kerja penyuluh/ organisasi PAF) dan disokong penuh oleh Kepala Kementerian Agama Kabupaten untuk melakukan pembenahan secara menyeluruh mulai dari proses perekrutan, penyeleksian dan pengevaluasian. Ketiga, penyempurnaan regulasi. Untuk hal ini, kita sangat mengapresiasi dengan rencana Bappenas yang belakangan ini bersama Kemenag, dari jajaran Bimas Islam yang telah menyusun Perpres soal penyuluh agama. Selama ini, penyuluh agama baru diatur dalam Keputusan Kemenkowaspan yang tidak kuat. Padahal, jauh sebelum itu, profesi penyuluh yang menangani pertanian, kehutanan dan Keluarga Berencana saja bahkan sudah berdasarkan Undang-Undang. Keempat, pendanaan yang proporsional. Dalam hal ini tentu masih menjadi keprihatinan bersama jika honor yang diberikan pada PA hanya sebesar Rp 300.000/ bulan. Hal ini tentu tak sebanding mengingat peran dan fungsinya yang teramat penting. Bagi PAF, yang mendapatkan tunjangan Rp.180.000-500.000 pun merasakan kesulitan ketika harus memonitor wilayah satu atau dua kecamatan. Rupanya, hal ini pulalah yang menjadi penyebab poin kedua tak pernah terselesaikan dengan baik RENCANA PENGINTEGRASIAN Kemudian, terkait dengan rencana pengintegrasian penyuluh agama di KUA (Kantor Urusan Agama) pada Tahun 2017 yang ada di setiap wilayah kecamatan guna memperkuat tugas dan fungsi KUA seperti yang telah diungkapkan oleh Direktur Pendidikan dan Agama, Badan Perencanaan Nasional (Bappenas) saat memberikan materi di hadapan peserta Rakornas Bimbingan Masyarakat Islam 2016 di hotel Lumire, Jakarta (23/6) perlu juga mendapat perhatian serius. Untuk rencana ini, tampaknya Bappenas harus mengajak civitas penyuluh, khususnya Pokjaluh yang berada dilapangan langsung guna mendiskusikan lebih menda36
MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT
MEDIA PEMBINAAN | EDISI MEI - JUNI 2016 | TAHUN XLIII
EDISI
03
Untuk hal pertama, rasionalisasi jumlah penyuluh agama ini tak sebanding dengan jumlah wilayah terlebih dengan jumlah penduduk, misalnya saja, di Kabupaten Indramayu yang memiliki jumlah desa tiga ratusan hanya memiliki dua ratusan Penyuluh Agama Non PNS. Dari jumlah tiga puluhan kecamatan hanya memiliki dua puluhan Penyuluh Agama Fungsional (PNS). Dengan kondisi seperti ini, seorang Penyuluh Agama Non PNS (PA) harus membina satu atau dua desa dan seorang Penyuluh Agama Fungsional (PAF) menanggungjawabi satu dan dua kecamatan. Ini kita bicara di pulau jawa, tak terbayang kalau di luar dan atau daerah terpencil lam sehingga hasilnya akan lebih matang, efektif dan dapat memenuhi rasa keadilan. Perlu menjadi perhatian bersama bahwa: yang dimaksud dengan Penyuluh Agama dalam rencana Bappenas itu adalah penyuluh semua agama yang ada di negeri ini. Ketika ia diintegrasikan di Tingkat Kecamatan maka berkonsekwensi pada pengadaan dan penyediaan penyuluh semua agama di kecamatan. Oleh karenanya, bisa saja di kecamatan yang belum ada penyuluh agama tertentu diusahakan untuk diadakan berdasarkan pada usulan dari masyarakat setempat walaupun jumlah penganutnya masih sedikit. Memang, bisa saja ada pembatasan jumlah umat yang bisa mengusulkan pengadaan penyuluh agama tetapi hal ini saya pikir hanya akan meningkatkan pergesekan kepentingan yang lebih rumit. Pada tataran selanjunya, ini hanya akan ‘menyibukkan’ kerja Penyuluh Agama yang sudah komplek dan tak terbendung itu. Oleh karenanya ia lebih tepat terkoordinasi di tingkat Kabupaten/Kota saja. Cukup, dengan mengapresiasi dan menjalankan empat poin usulan di atas kiranya dapat meningkatkan tusi Penyuluh Agama sehingga cita-citanya, yakni terwujudnya kedamaian lahir-batin dimasyarakat (yang salah-satunya dengan upaya deradikalisasi dan antideradikalisasi) dapat terlaksana.*
EDISI
03
MEDIA PEMBINAAN | EDISI MEI - JUNI 2016 | TAHUN XLIII
ARTIKEL
REVITALISASI VISI MISI SEKOLAH/MADRASAH
Moch. Iim Muhaimin, S.Pd.I Guru MAN Cigugur Kuningan
“Sebagai contoh suatu sekolah memiliki visi menciptakan lingkungan yang agamis maka misi yang bisa diwujudkan adalah melaksanakan shalat berjamaah, membaca doa setiap awal belajar dan membiasakan salam setiap bertemu antar siswa, sesama guru atau guru dengan siswa. Namun, di sisi lain, para guru, siswa, bahkan kepala sekolah bisa saja tidak hafal atau bahkan tidak mengetahui visi dan misi sekolah. “
D
alam Kamus Besar Bahasa Indonesia visi dimaknai sebagai pandangan atau wawasan ke depan. Sedangkan misi adalah tugas yang dirasakan seseorang sebagai suatu kewajiban untuk melakukannya. Sederhananya visi adalah pandangan (Eng. Vision) dan missi (Eng. Mission) adalah pelaksanaan dari suatu visi.
Dalam kaitannya dengan sekolah visi biasanya dimaknai sebagai wawasan atau pandangan (sebutlah agenda terstruktur) suatu sekolah ke depan. Visi bisa dipandang sebagai warna sekolah yang terlihat oleh masyarakat ke depan. Sedang misi biasanya tindakan tindakan yang menjadi prinsip sekolah dalam mewujudkan suatu visi. Sebagai contoh suatu sekolah memiliki visi menciptakan lingkungan yang agamis maka misi yang bisa diwujudkan adalah melaksanakan shalat berjamaah, membaca doa setiap awal belajar dan membiasakan salam setiap bertemu antar siswa, sesama guru atau guru dengan siswa. Namun, di sisi lain, para guru, siswa, bahkan kepala sekolah bisa saja tidak hafal atau bahkan tidak mengetahui visi dan misi sekolah. Padahal warna dan gambaran sekolah yang bisa dipandang oleh para siswa atau orang tua murid selaku masyarakat yang ingin memasukkan anaknya di suatu sekolah bisa jadi atas dasar visi dan misi sekolah yang menarik dan relative mampu membina anaknya menjadi lebih baik ke depan. Bagaimana jadinya bila di lain fihak sekolah malah tidak benar-benar mewujudkan atau menjalankan organisiasi sekolah yang searah dengan visi misi sekolah. Dampak buruk dari tidak memasyarakatnya “slogan” visi dan misi sekolah beberapa diantaranya adalah; pertama kepala sekolah akan gagap dalam melaksanakan tugasnya sebagai pimpinan sekolah kemana sekolah diarahkan ke depan. Kedua guru juga akan kurang serius mengarahkan anak-anaknya dalam proses pembelajaran. Mereka akan cenderung monoton pada mata pelajaran yang mereka ampu. Terakhir siswa pun demikian. Mereka (khususnya di tingkat SLTA) tidak akan menyadari bahwa sekolah mempunyai rencana besar terhadap pengembangan diri mereka. Oleh sebab itu penting sekali untuk merevitalisasi visi misi sekolah melalui sosialisasi di awal masa orientasi siswa. Mengingatkan kembali kepada para guru di awal atau tengah tahun pelajaran, atau mungkin lebih dari itu. Dan seiring dengan perkembangan dan realita sosial kekinian maka visi dan misi sekolah bukan lah hal yang sakral yang tidak bisa diubah. Tetapi ia bisa direvisi untuk kemajuan pendidikan di sekolah tersebut kearah yang lebih baik. Lebih jauhnya, misi yang menjadi indikator pelaksanaan visi harus searah dengan program-program sekolah yang diramu dalam program kerja tahunan. Sehingga masyarakat mampu mengkontrol sekaligus memberi kritikan melalui majlis sekolah jika programprogram sekolah tidak searah dengan pendidikan. Semoga semua ini menjadi jalan terbaik atau golden bridge jika mengambil istilah Prof. Dedi Djubaedi dalam memulai atau merevisi kembali langkah kita para guru dalam mencerdaskan generasi bangsa. MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT
37
EDISI
03
MEDIA PEMBINAAN | EDISI MEI - JUNI 2016 | TAHUN XLIII
eri O galO F T
Kakanwil Kemenag Jabar H. A. Buchori saat membaca do’a pada acara Peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 di Gedung Merdeka Bandung. (01/06).
Kedua dari kanan: Kakanwil Kemenag Jabar Drs. H. A. Buchori, MM saat hadir dalam acara pembukaan Workshop dan Konsultasi Pelaksanaan Bimas Khonghucu Tahun 2016 di Hotel Grand Pasundan Bandung. (23/05)
Kakanwil Kemenag Jabar Drs. H. A. Buchori, MM foto bersama dengan para peserta Workshop dan Konsultasi Pelaksanaan Bimas Khonghucu usai acara pembukaan di Hotel Grand Pasundan Bandung. (23/05)
Menteri Agama RI Lukman Hakim Saipuddin didampingi Kakanwil Kemenag Jabar H. A. Buchori dan Kasubbag Inmas H. Abdurahim di Hotel Preanger Bandung saat persiapan menghadiri hari peringatan pidato Bung Karno 1 Juni 1945 di Gedung Merdeka Bandung. (01/06)
Menteri Agama RI Lukman Hakim Saipuddin dan Kakanwil Kemenag Jabar H. A. Buchori saat persiapan menghadiri hari peringatan pidato Bung Karno 1 Juni 1945 di Gedung Merdeka Bandung. (01/06)
Kanan: Kakanwil Kemenag Prov. Jabar Drs. H. A. Buchori, MM saat menerima Nota Persetujuan CPNS K-1 dan K-2 dari Deputi Bidang Mutasi Kepegawaian Kuspriomurdono di Aula Kanwil Kemenag Jabar.
MEDIA PEMBINAAN | EDISI MARET - APRIL 2016 | TAHUN XLIII
EDISI
02
Kakanwil Kemenag Jabar H. A. Buchori saat berbicang dengan Kapolda Jabar Irjen Pol. Bambang Waskito usai acara penandatanganan komitmen bersama pembentukan tim satuan tugas waspada investasi daerah Jawa Barat di Aula Barat Gedung Sate Bandung. (27/07).
Gubernur Jabar H. Ahmad Heryawan dan Kakanwil Kemenag Jabar H. A. Buchori saat persiapan acara komitmen bersama pembentukan tim satuan tugas waspada investasi daerah Jawa Barat di Aula Barat Gedung Sate Bandung. (27/07).
Kabid Urais dan Binsyar Drs. H. Aldim, M.Si selaku ketua penyelenggara saat memberikan laporan pengukuhan keluarga sakinah teladan dan juara penilaian KUA teladan Tingkat Prov. Jabar di Hotel Karangsetra Bandung. (25/07).
Para Kasi di lingkungan Bidang Penmad dan PAIS saat hadir pada acara pembukaan Kompetisi Sains Madrasah (KSM) Tingkat Prov. Jabar di Kampus MAN 1 Cijerah Bandung. (26/07).
Kasubbag Inmas H. Abdurahim dan Kasubbag Umum hadir saat peringatan pidato Bung Karno 1 Juni 1945 di Gedung Merdeka Bandung. (01/06).
Tengah: Ketua Dharma Wanita Persatuan Kanwil Kemenag Jabar Hj. Ratu Chailatur Buchori foto bersama dengan pengurus DWP Kemenag Jabar dan Ketua DWP Kab./Kota saat menerima open haose idul fitri 1437 H/ 2016 M di rumah dinas Bandung. (07/07)
Dari kiri: Kakanwil Kemenag Jabar H. Buchori, pimpinan OJK Jabar, Gubernur Jabar, Kapolda Jabar dan Kajati Jabar foto bersama usai acara penandatanganan komitmen bersama pembentukan tim satuan tugas waspada investasi daerah Jawa Barat di Aula Barat Gedung Sate Bandung. (27/07).
Gubernur Jabar H. Ahmad Heryawan dan Kakanwil Kemenag Jabar H. A. Buchori foto bersama dengan para kafilah MTQ Jabar usai acara pelepasan di Gedung Sate Bandung. (26/07).
EDISI
03
MEDIA PEMBINAAN | EDISI MEI - JUNI 2016 | TAHUN XLIII
KHUTBAH JUM’AT
KHUTBAH IDUL ADHA SEMANGAT BERKORBAN VS MENGORBANKAN oleh REDAKSI
Alhamdulillah, kembali Allah SWT mempertemukan kita di tempat yang mulia ini dalam rangka menta’zhimkan syi’ar agama-Nya. Bertakbir mengagungkan asma-Nya, ruku’ sujud bertaqarrub serta bersyukur atas segala karuniaNya, kemudian akan dilanjutkan dengan menyembelih kurban, sebagai manifestasi ketaatan terhadap perintah-Nya, meneladani Rasul Nya serta memperingati peristiwa pengorbanan khalilullah Nabi Ibrahim dan Ismail ‘alaihimassalam. Sesungguhnya ada hubungan yang kuat antara pelaksanaan shalat `iedul adha, penyembelihan qurban, dengan eksistensi kita bahkan masa depan kita sebagai umat beriman. Sebagaimana digambarkan dalam Surah al Kautsar:
Surat Al Kautsar memberi kabar gembira kepada umat akhir zaman, bahwa Allah SWT telah memuliakan junjunan alam Muhammad SAW dengan pelbagai karunia “al kautsar”. Yaitu: al khairul katsir (kebaikan yang banyak), al Islam, al Quran, katsratu al ummah, al itsar, dan “rif’atul dzikri” di dunia ini kemudian telaga al Kautsar di akhirat kelak. Itu semua sudah Allah karuniakan kepada nabi kita Muhammad SAW. Sedang bagi kita selaku ummatnya, semua itu merupakan “busyra” kabar gembira, bahwa jika kita memenuhi syaratnya, yaitu menunaikan shalat karena “tha’atan wa tagarruban”, dan menyembelih binatang nahar karena “syukran” atas nikmat Allah yang tak terhitung satuan maupun jumlahnya, maka semua karunia itu pun disediakan bagi kita. Dengan memperbanyak shalat dan berkorban (tadlhiyah), nikmat dan karunia dari Allah tidak akan pernah berkurang bagi yang melaksanakannya. Justru dengan jalan itu, karunia Ilahi akan terus ditambahkan sepanjang jalan shalat dan pengorbanan. Jalan yang memastikan masa depan yang menjanjikan kebaikan, kemajuan dan kebahagiaan. Allahu Akkbar 3 X walillahilhamd Tetapi sebaliknya, apabila jalan shalat dan pengorbanan itu tidak ditempuh, karena memperturutkan kemalasan dan MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT
1
KHUTBAH JUM’AT
MEDIA PEMBINAAN | EDISI MEI - JUNI 2016 | TAHUN XLIII
EDISI
03
kebakhilan, maka Allah tegaskan,
Artinya apa? Disebabkan keengganan mengikuti sunnah Rasulullah SAW berupa penunaian shalat dan kurban, maka “al abtaru” keterputusan aliran rahmat Allah SWT telah menjadi ketetapan. Suatu gambaran masa depan yang suram, sebab tanpa rahmat Allah maka kegelapan lahir batin telah menanti. Kegelapan individual kemudian kegelapan sosial menjadi tak dapat dihindari. Na’udzubillahi min dzalik. Ma’asyral Mu’minin wal mukminat akramakumullah Tadi disebutkan bahwa di antara makna “al kautsar/karunia yang banyak” itu adalah “rifatul dzikri” kedudukan yang tinggi dan sanjungan yang luhur. Itu merupakan resultante yang memang wajar dan logis. Betapa tidak sebab posisi kesyukuran dan pengorbanan itu berada pada anak tangga yang luhur. • Paling rendah adalah posisi MENGORBANKAN sesama, berarti posisi KEZHALIMAN yang mengantarkan kepada ‘ZHULUMAT” kegelapan dunia akhirat, dimana aliran NUR ILAHI dan rahmat-Nya terputus. • Posisi di atasnya adalah MEMBIARKAN (EGP) “Al khudzlan” yang juga dilarang oleh Rasulullah SAW. Sikap abai membiarkan sehingga orang lain celaka, meskipun bersifat pasif tapi sesungguhnya termasuk kejahatan kepada sesama. • Di atasnya posisi INSHAF (fairness/adil). Yaitu berbuat sewajarnya, sebatas menunaikan atau menggugurkan kewajiban agar terhindar dari kezhaliman. Boleh jadi meski positif tapi tidak dikedepankan dengan sepenuh hati. • Posisi tertinggi adalah TADLHIYAH/BERKORBAN untuk kebaikan sesama atau orang banyak. Tentu saja dasarnya kerelaan yang bukan setengah hati, dan merupakan hentuk keihsanan yang merupakan kelanjutan dari taqwa- TSUMMATTAQAU WA AHSANU- kemudian mereka bertaqwa dan berbuat ihsan. “WALLAHU YUHIBBUL MUHSININ”. (Al Maidah, 93). Maka hanya cinta Allah yang akan diberikan kepada mereka yang berkorban dan berbuat ihsan. Allahu Akhar 3 X walillahilhamd Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah Binatang kurban yang disebut udlhiyah atau nahar adalah simbolisasi tatilhiyah yakni pengorbanan. Baik udlhiyah maupun tadihiyah posisinya sama sehagai `ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah (taqarruban wa qurbanan). Jika menyembelih udlhiyah merupakan `ibadah material yang ritual, maka taldhiyah/pengorbanan di jalan Allah merupakan `ibadah keadaban yang memajukan sektor-sektor kehidupan yang lebih luas. Tidak ada ruginya orang yang berudllnyah dan ber-tadlhiyah, karena sesungguhnya termasuk dalam kerangka MULTI QURBAN/pendekatan diri dan MULTI INVESTASI. - Bertadlhiah merupakan multi pendekatan diri/qurban, sebagaimana dinyatakan dalam ikrar seorang muslim yang bertaqarrub kepada Rabbnya melalui shalat :
Kita diperintahkan untuk bertaqarrub kepada Maha Pencipta dengan shalat serta `ubudiah yang lain, dan bertaqarrub kepada Allah dalam segala aktivitas hidup. - Ber-tadlhiyah bermakna multi investasi: - Merupakan investasi sosial (social investment) karena jelas, pengorbanan baik material maupun moral memberikan dampak sosial yang positif. Dalam Al Quran Surah Annisa ayat 114 disebutkan: Bahwa tidak ada kebaikan dalam pembicaraan atau wacana yang diadakan, kecuali untuk mengajak orang bersedekah, memerintahkan yang ma’ruf, atau untuk mendamaikan sengketa di antara masyarakat. Dan barangsiapa melakukan itu karena ridha Allah niscaya berbalas pahala yang besar.
2
MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT
EDISI
03
MEDIA PEMBINAAN | EDISI MEI - JUNI 2016 | TAHUN XLIII
KHUTBAH JUM’AT
- Bertadlhiah merupakan investasi ekonomi (economic investment). Sebagaimana dinyatakan dalam QS. Al-Lail, ayat 5- 10: “Barangsiapa memberi dan bertaqwa serta membenarkan balasan yang sebaik¬baiknya, maka niscaya Kami beri kemudahan demi kemudahan. Dan barangsiapa yang kikir dan merasa tidak memerlukan orang lain serta mendustakan pahala yang lebih baik, maka niscaya Kami bukakan baginya pintu kesulitan”. Bertadlhiah juga merupakan bentuk moral investment, yang mampu mengikis kekikiran “ al syuhhu”. jadi kedustaan institusional. Kalau sudah begitu, tidak ada lagi orang yang mau mengakui kesalahan malah justeru menyalahkan pihak lain, dan Ujung-ujungnya mengorbankan pihak lain demi membela akuistne personal atau egoisme lembaga. Pada alur ini cara-cara rekayasa, penjebakan, pengerdilan dan boleh jadi kriminalisasi menjadi pilihan yang dijalani. Dalam konteks ini Rasulullah saw telah memberikan peringatan dengan sabdanya:”Hati-hati dengan dusta, sebab dusta akan membawa pada perbuatan dosa, dan perbuatan dosa akan menyeret ke naraka. Seseorang berulang kali berdusta hingga terbentuk sifat dan dituliskan sebagai pendusta” (Riwayat Muslim) Ma’asyiral muslimin rahimakumullah Egoisme bermula dari ketidak pedulian terhadap sesama, kemudian demi untuk memenangkan diri atau paling banter kolega chemistrinya maka orang menjadi tidak ragu untuk melakukan kedustaan yang tentu saja merugikan/menzhalimi orang lain. Berikutnya orang akan menutupi kebohongan pertama dengan kebohongan-kebohongan berikutnya secara berlapis-lapis. Krisis kejujuran ini menemukan sinergisitasnya dengan meluasnya egoisme di kalangan masyarakat. Egoisme yang kian parah, sanggup melupakan jasa seorang isteri yang berbilang tahun telah memberikan kesetiaannya secara ikhlas, begitu pun sebaliknya. Prahaha rumah tangga hanya buah dari keakuan yang diperturutkan oleh seorang suami atau isteri. Gara-gara egoisme sektoral maka sinergi antar lembaga sosial atau pemerintah akan berantakan, perundingan akan dead lock, yang menjadi konsen masing-masing pihak adalah mencai titik lemah dan melemahkan pihak yang lain. Egoisme personal atau sektoral jika dikembangkan akan mengemuka dalam tiga sikap yang destruktif, sebagaimana disebutkan dalam Atsar Umar bin Khatthab. Yaitu: “shuhhun mutha’un” sikap pelit yang menggerus rasa empati terhadap sesama; “hawan muttaba’un” yakni hawa nafsu sclera rendah yang diikuti sehingga makin jauh dari idealisme bahkan kewajaran sekalipun; dan ketiga “dunyan mu’tsarah” yaitu kepentingan duniawi yang tents dikejar. Dalam konteks itu semua bukan lagi nilai yang menjadi acuan atau norma yang jadi rujukan, melainkan “i’jabu dzirra’yi bira’yihi” kepongahan orang dalam mempertahankan/membela pendapatnya sendiri. Konsultasi diabaikan dan musyawarah dilecehkan dengan teknik-teknik manipulatif. Faktor-faktor itu oleh sahabat Umar disebut “al muhlikat” yakni faktor-faktor penghancur dalam kehidupan masyarakat. Kalau satu dari empat penyakit mental dan moral tersebut sudah merusak, bagaimana jika keempat-empatnya sekaligus telah menimpa kalangan masyarakat kita. Di bawah selirnut awan pekat egoisme dan pelbagai bentuk rekayasa dan kebohongan, pesimisme di tengah-tengah masyarakat terus rnenyeruak melontarkan tanda tanya: masih adakah harapan akan keadilan, kejujuran dan ruing ASA bagi sebuah masa depan yang lebih baik ? Allahu Akbar 3 X walillahilhamd Betapapun kita telah banyak berbuat salah pada diri kita, kepada masyarakat serta ma’siat kepada Allah, kembalilah kepada iman di dada agar tetap punya harapan untuk baik. Allah SWT menyeru kita dalam al Quran Surah Azzumar, ayat 53 s/d 55: “Katakanlah, hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa¬dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kepada Tuhanmu dan berserah dirilah kepada-Nya, sebelum datang adzab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi). Dan ikutilah sebaik-baik apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu, sebelum datang adazab kepadamu dengan tiba-tiba sedang kamu tidak menyadarinya”. Mari kita sadari hetapa Allah telah memberi kita dengan karuniaNya yang banyak. Sebagai makhluk yang tahu berterima kasih, marilah kita mendekat kepada Allah . Jangan pernah tinggalkan shalat, perbanyak shalat sunat dan syukur nikmat. Mari belajar berempati kepada sesama dengan sebentuk tadlhiyah (pengorbanan), moral dan/atau material. Mari syi’arkan ‘idul qurban ini dengan menyaksikan, membantu atau juga menyembelih seekor hewan kurban, demi memenuhi seruan Allah, meneladani Rasulullah, memperingati pengorbanan kekasih Allah Nabi Ibrahim & Ismail ‘alaihimassalam, dan untuk belajar berempati terhadap saudara-saudara kita yang kurang mampu. MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT
3
KHUTBAH JUM’AT
MEDIA PEMBINAAN | EDISI MEI - JUNI 2016 | TAHUN XLIII
EDISI
03
Seseorang menjadi besar karena jiwanya besar. Tidak ada jiwa besar tanpa jiwa yang punya semangat berkorban. Berkat ruhul badzli wal tadlhiyah wal mujahadah/spirit berbagi, berkorban dan berjuang, ummat ini telah menjadi ummat yang besar, bergengsi dan disegani dunia claim sejarahnya. Mari kita kembalikan kebesaran serta gengsi ummat ini dengan menyemai semangat memberi, berkorban dan mujahadah pada diri dan keluarga kita.
4
MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT