MEDIA COVERAGE
VISIT OF 4 SCANDINAVIAN AMBASSADORS TO ACEH 4 – 5 FEBRUARY, 2013
The Jakarta Post 1. Scandinavians eye investments in Aceh Hotli Simanjuntak, The Jakarta Post, Banda Aceh | Archipelago | Wed, February 06 2013,
Paper Edition | Page: 5 Ambassadors from the Scandinavian countries of Sweden, Finland, Denmark and Norway visited Aceh on Jan. 4-5 to study the possibilities of working in various fields with the province.
During the two-day visit, the ambassadors — Ewa Polano from Sweden, Kai Sauer from Finland, Martin Hermann from Denmark and Stig Traavik from Norway — discussed potential areas of cooperation during meetings with local stakeholders, including civil society, businesspeople and the administration, represented by Aceh Governor Zainal Abdullah.
The Scandinavian countries have established close ties with Aceh, especially through their commitment to work together in creating peace in Aceh and during the post-tsunami reconstruction and rehabilitation process.
The Swedish ambassador noted that her country’s relationship with Aceh had been established for dozens of years, dating back to when Free Aceh Movement (GAM) separatist leaders sought political asylum and resided in the country.
“Since the 1970s, Sweden has received a lot of asylum seekers and refugees from other countries and, as you know, we also received Dr. Zaini and honorable Malik Mahmud and many other GAM members who lived and worked in Sweden in exile for more than 30 years,” said Swedish Ambassador to Indonesia Ewa Polano.
The four countries have expressed different interests in Aceh’s potential and hoped they could cooperate with the province in the future in the fields of economics, politics, religious tolerance, basic human rights, women’s democratic participation, oil and gas, the environment and fisheries.
“We also come with the message of tolerance and we have discussed the recent human rights situation in Aceh. We also discussed religious tolerance in Aceh, the situation of women and topics related to the environment,” said Finnish Ambassador to Indonesia Kai Sauer, who acted as the head of the delegation.
Aceh’s resurgence the long conflict period and devastating tsunami greatly impressed the countries, thus encouraging them to invest in Aceh, especially in the province’s abundant in natural resources.
“Aceh has great potential and a tolerant society, and as the Danish ambassador, I would like to tell to the Danish business community that they should go and explore the possibilities to do business in Aceh,” said Danish Ambassador to Indonesia Martin Hermann.
The delegation also said that Aceh’s special autonomy status must also be handled with responsibility, especially in the fields of religious tolerance and discrimination against women.
“From a number of discussions, we also heard about the rise in religious intolerance and female discrimination in Aceh,” Hermann said.
According to Hermann, Scandinavian countries are very concerned about issues relating to religious intolerance and discrimination, including regulations that discriminated against women.
The delegation said that acts of intolerance and discrimination could disturb the investment climate in Aceh for foreign investors.
Lawmakers in the province have continued to spark controversy due to the issuance of a number of sharia-based regulations. Earlier this year, the Lhokseumawe administration, for instance, proposed a bylaw banning women from straddling motorcycles, arguing that the practice was “improper” in a province governed by Islamic law.
Lhokseumawe Mayor Suaidi Yahya said that women should sit sideways on motorcycles, with their legs dangling off to one side.
Antara News 2. Empat dubes negara Skandinavia tinjau pekembangan Aceh Senin, 4 Februari 2013 19:45 WIB | 1657 Views
Mereka ingin melihat langsung perkembangan pembangunan yang terjadi di Aceh pascaperjanjian damai dan rehabilitasi serta rekontruksi daerah-daerah yang hancur akibat gempa dan tsunami yang terjadi 26 Desember 2004."
Banda Aceh (ANTARA News) - Empat duta besar (Dubes) Negara-negara Skandinavia berkunjung ke Aceh untuk melihat langsung perkembangan sosial, ekonomi, politik Aceh pasca MoU Helsinky dan rehabilitasi serta rekontruksi di provinsi tersebut. "Mereka ingin melihat langsung perkembangan pembangunan yang terjadi di Aceh pascaperjanjian damai dan rehabilitasi serta rekontruksi daerah-daerah yang hancur akibat gempa dan tsunami yang terjadi 26 Desember 2004," kata Kabag Humas Setda Aceh Usamah El-Madny di Banda Aceh, Senin. Keempat Dubes Negara-negara Skandinavia yang bertemu langsung dengan Gubernur Aceh Zaini Abdullah di pendopo gubernur itu adalah Kai Sauer dari Finlandia, Martin Bille Hermann dari Denmark, Ewa Paloko dari Swedia dan Stig Traavik dari Norwegia. Pertemuan dengan empat dubes negara-negara Skandinavia itu juga dihadiri pemangku Wali Nanggroe Malik Mahmud, Wali Kota Banda Aceh Mawardy Nurdin dan Anggota DPRA. Usamah mengatakan keempat dubes dari negara Skandinavia itu mengaku negara tersebut memiliki hubungan erat dengan Aceh karena negara tersebut merupakan salah satu fasilitator dalam proses perdamaian di provinsi ujung paling barat Indonesia itu.
Perdamaian di Aceh terjalin pascaperjanjian damai antara Pemerintah Pusat dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Helsinky, Finlandia, 15 Agustus 2005. Kedua belah pihak sepakat untuk mengakhiri konflik yang berkecamuk puluhan tahun di daerah tersebut. Dalam pertemuan dengan empat duta besar itu Gubernur Aceh Zaini Abdullah juga berharap kerja sama yang telah terbangun tersebut dapat berlanjut dan ditingkatkan ke arah yang lebih baik di masa mendatang. (IFL) Editor: B Kunto Wibisono COPYRIGHT © 2013
The Globe Journal 3. Negara Skandinavia akan Investasi di Aceh Selasa, 05 Februari 2013 16:38 WIB
Banda Aceh - Empat negara besar di Eropa mulai melirik potensi investasi di Aceh. Keempat negara Eropa tersebut adalah Finlandia, Denmark, Norwegia dan Swedia. Diwakili oleh duta besar masing-masing negara untuk Indonesia, mereka bertemu dengan Gubernur Aceh, Zaini Abdullah. Keempat duta besar itu adalah Kai Jurgen Mikael Sauer (Finlandia), Martin Bille Hermann (Denmark), Ewa Ulrika Polano (Swedia), dan Stig Traavik (Norwegia). "Kami sangat takjub melihat perkembangan Aceh, kami banyak mendengar dan mendapat informasi tentang Aceh saat Aceh bertikai dan berada dalam konflik, dan ketika Aceh dilanda tsunami, semua tergambar begitu hancur, tapi kini Aceh sudah berkembang dengan baik," jelas Kai Jurgen Mikael Sauer Duta Besar Finlandia untuk Indonesia, kepada wartawan, Selasa (5/2/2013). Mikael Sauer mengatakan, banyaknya potensi sumber daya alam di Aceh membuka peluang besar kerjasama antara Aceh dan negara-negara di Eropa, terutama negara-negara Nordic, yakni Finlandia, Norwegia, Denmark dan Swedia. "Selain mengembangkan potensi kerjasama ekonomi, kami juga akan mengembangkan kerjasama politik, mengingat besarnya hubungan emosional antara Aceh dan Nordic," ujarnya. Hal senada juga disampaikan oleh Martin Bille Hermann, Duta Besar Denmark. Menurut Martin Bille Hermann, selain kerjasama di bidang ekonomi, potensi keberlanjutan demokrasi pasca-konflik juga harus dipertahankan. "Ini penting demi perkembangan masyarakat, dimana pemerintah Aceh juga harus menjaga demokrasi, penerapan HAM, serta kehidupan bertoleransi sesama agama yang ada di masyarakat," katanya.
Keinginan untuk mengembangkan investasi juga diamini oleh dua duta besar lainnya, yakni Ewa Ulrika Polano (Swedia), dan Stig Traavik (Norwegia). Stig Traavik mengatakan, pihaknya terus berkonsentrasi untuk bekerjasama di bidang lingkungan, terutama kerjasama untuk menjaga kelestarian hutan hujan tropis di Aceh, yang terus bisa mempertahankan keseimbangan alam. Sementara duta besar Swedia, Ewa Ulrika Polano, mengatakan, pihaknya akan menjajaki kerjasama di bidang pelayanan pendidikan dan kesehatan. "Kami sangat konsentrasi di dua bidang ini, selain bidang demokrasi dan telekomunikasi. Di Swedia, pelayanan pendidikan dan kesehatan merupakan pelayanan terbaik, dan kami mencoba kerjasama di dua bidang ini, dan saya berharap ini bisa terwujud," harap Ewa. Sementara itu, Gubernur Zaini Abdullah meminta para duta besar untuk bisa mempromosikan Aceh kepada para investor di negara masing-masing, guna berinvestasi di Aceh. "Kita terbuka peluang bekerjasama, apalagi empat negara Eropa ini memiliki hubungan dekat secara emosional dengan Aceh," ujar Zaini Abdullah. Selain bertemu dengan Gubernur Zaini Abdullah, para duta besar ini juga melakukan pertemuan dengan para pengusaha di Banda Aceh, dan komponen masyarakat sipil.
Waspada Online 4. Empat Negara berniat investasi di Aceh Warta WASPADA ONLINE
(canberra.org.au) BANDA ACEH - Empat duta besar negara-negara Skandinavia mengakui Provinsi Aceh memiliki potensi investasi yang cukup besar. "Aceh memiliki potensi investasi yang cukup besar dan ini akan kami bicarakan dengan para pebisnis di negara kami," kata Duta Besar Denmark untuk Indonesia Martin Hermann di Banda Aceh, hari ini. Empat duta besar (Dubes) negara-negara Skandinavia yakni Dubes Denmark Martin Hermann, Dubes Finlandia Kai Sauer, Dubes Norwegia Stig Traavik dan Dubes Swedia Ewa Polano menggelar konferensi pers bersama dalam rangkaian kunjungan kerja di Aceh.
Dikatakannya, Aceh tercatat sebagai daerah yang memiliki kekhususan dan soal toleransi di provinsi ujung paling barat Indonesia ini juga cukup baik. "Kami telah berbicara dengan pebisnis di negara kami, dan mungkin juga perlu regulasi khusus bidang ekonomi di Aceh. Kami berharap ke depan bisa datang lagi dan banyak hal yang bisa dikerjasamakan antara Denmark dan Aceh," kata Martin Hermann. Sementara itu, Dubes Norwegia Stig Traavik mengatakan pihaknya senang dengan penyambutan pemerintah dan masyarakat Aceh, apalagi kondisi daerah ini pascatsunami dan konflik sudah bangkit. "Kami senang melihat Aceh bangkit setelah konflik dan tsunami. Kebangkitan rakyat Aceh itu akan kami pelajari. Aceh punya banyak potensi ekonomi seperti gas, dan sektor perikanan," kata dia. Terkait dengan rencana Aceh di bidang perlindungan hutan, Dubes Norwegia menyatakan pihaknya akan mencoba mengombinasikan program pemberian pekerjaan kepada masyarakat yang berkelanjutan. Ia juga menilai toleransi antarumat beragama juga cukup baik antara mayoritas dan minoritas. "Kami menghargai Syariat Islam di Aceh, termasuk juga hukum lokal serta tolerasi antarumat beragama yang cukup baik," kata Stig Traavik. Sementara Dubes Swedia Ewa Polano mengatakan Aceh saat ini dalam proses pembangunan yang dinamis, dan ada potensi kerja sama antara Aceh dan Swedia di masa mendatang. "Potensi kerja sama antara Aceh dan Swedia itu misalnya bidang kesehatan, pendidikan dan teknologi komunikasi dan informasi. Kami akan berkunjung ke rumah sakit di Aceh dan universitas," katanya.
Atjeh Post 5. Empat Dubes Negara-negara Skandinavia berkunjung ke Aceh http://pemerintah.atjehpost.com/read/2013/02/04/38283/306/62/Empat-Dubes-Negaranegara-Skandinavia-berkunjung-ke-Aceh Senin, 04 Februari 2013 12:33 YAS | RILIS
Empat orang Duta Besar dari negara-negara Skandinavia hari ini berkunjung ke Aceh. Dijadwalkan bertemu Gubernur Aceh tiba pukul 2 siang ini. Mereka akan membicarakan perkembangan politik dan ekonomi Aceh. Keempat Duta Besar adalah Kai Jurgen Mikael Sauer dari Finlandia, Martin Bille Hermann (Denmark), Ewa Ulrika Polano (Swedia), dan Stig Traavik dari Norwegia. “Mereka juga akan bertemu NGO dan jajaran Kamar Dagang dan Industri atau KADIN Aceh,” kata Kepala Bagian Humas Pemerintah Aceh, Usamah El-Madny dalam siaran pers yang diterima ATJEHPOSTcom, Senin, 4 Februari 20134. Menurut Usamah, setiba di Banda Aceh pukul 11.00 wib, para Dubes akan berkunjung ke sejumlah situs tsunami di Banda Aceh, termasuk salah satunya Situs Kapal Apung di Punge. “Pemerintah Aceh mengharapkan, kunjungan ini akan dimanfaatkan sebaik-baiknya, agar menjadi awal yang baik bagi Aceh untuk menjalin kerjasama di berbagai bidang dengan Negara-negara Skandinavia,” kata Usamah. Pertemuan dengan Gubernur Aceh dijadwalkan berlangsung pukul 2 siang ini di Meuligoe Gubernur Aceh. Gubernur akan didampingi Ketua DPRA, Pemangku Wali Nanggroe, jajaran Pemerintah Aceh dan Walikota Banda Aceh.
Pukul 17.00 wib, mereka akan bertemu jajaran NGO lokal dan internasional di Hotel Hermes Palace. Malam harinya, jamuan makan malam digelar di Meuligoe Gubernur. Jamuan makan malam ini akan dihadiri Pangdam Iskandar Muda, Kapolda Aceh, Kajati Aceh, dan Ketua Pengadilan Tinggi Aceh. Jajaran SKPA dan Instansi Vertikal juga turut hadir. Pertemuan dengan KADIN Aceh dijadwalkan berlangsung pada Selasa, 5 Februari 2013, sebelum para Dubes bertolak ke Jakarta pukul 11.00 wib. Negara-negara Skandinavia, antara lain Denmark, Finlandia, Norwegia, dan Swedia dikenal sebagai Negara yang mampu mencetak angka tertinggi dalam hal “kebahagiaan hidup”. Laporan Columbia University pada 2012 menyebutkan “kebahagiaan hidup” yang didapat oleh masyarakat Skandinavia diukur dalam hal keamanan, kesehatan, kehidupan keluarga, dan pekerjaan. Kecuali itu, negara-negara yang dikenal makmur dan sejahtera ini, ternyata memiliki Indeks Persepsi Korupsi terbaik di dunia, sampai-sampai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang pada tahun 2011 juga menerima kunjungan Para Dubes dari Negara-negara Skandinavia, menjajaki hubungan kerjasama dengan mereka, demi untuk memperbaiki Indeks Persepsi Korupsi Indonesia.[]
6. Empat Dubes Negara-negara Skandinavia tiba di Meuligoe http://atjehpost.com/read/2013/02/04/38294/62/62/Empat-Dubes-Negara-negaraSkandinavia-tiba-di-Meuligoe Senin, 04 Februari 2013 13:48 WIB RAZI | Foto : MURDANI ABDULLAH | ATJEHPOSTcom
BANDA ACEH - Empat Duta Besar negara-negara Skandinavia tiba di Meuligoe Gubernur Aceh. Mereka disambut tarian Munalo dari Bener Meriah, Senin 4 Februari 2013. Tarian itu dibawakan penari dari SD Negeri 2 Simpang Tiga Bener Meriah. Keempat Duta Besar itu adalah Kai Jurgen Mikael Sauer dari Finlandia, Martin Bille Hermann (Denmark), Ewa Ulrika Polano (Swedia), dan Stig Traavik (Norwegia). Keempatnya siang ini akan bertemu Gubernur Aceh Zaini Abdullah. Mereka akan membicarakan perkembangan politik dan ekonomi Aceh. Gubernur akan didampingi Ketua DPRA, Pemangku Wali Nanggroe, jajaran Pemerintah Aceh dan Walikota Banda Aceh. “Mereka juga akan bertemu NGO dan jajaran Kamar Dagang dan Industri atau KADIN Aceh,” kata Kepala Bagian Humas Pemerintah Aceh, Usamah El-Madny dalam siaran pers yang diterima ATJEHPOSTcom, Senin, 4 Februari 20134. “Pemerintah Aceh mengharapkan, kunjungan ini akan dimanfaatkan sebaik-baiknya, agar menjadi awal yang baik bagi Aceh untuk menjalin kerjasama di berbagai bidang dengan Negara-negara Skandinavia,” kata Usamah.[](rz)
7. Gubernur Zaini ingin bina hubungan dengan negara-negara Skandinavia http://atjehpost.com/read/2013/02/04/38306/5/5/Gubernur-Zaini-ingin-bina-hubunganjangka-panjang-dengan-4-Dubes-Skandinavia Senin, 04 Februari 2013 14:51 WIB DARMANSYAH MUDA | Foto : MURDANI | ATJEHPOSTcom
BANDA ACEH - Gubernur Aceh menyampaikan selamat datang kepada empat duta besar negara Skandinavia di Aceh. Selain itu, ia juga menyampaikan terima kasih kepada negara-negara ini karena telah terlibat langsung dalam rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh. Ucapan ini disampaikan Gubernur Aceh, Zaini Abdullah saat menjamu empat Duta Besar dari negaranegara Skandinavia, di Meuligoe Aceh, Senin 4 Februari 2013. Keempat Duta Besar itu Kai Jurgen Mikael Sauer (Finlandia), Martin Bille Hermann (Denmark), Ewa Ulrika Polano (Swedia), dan Stig Traavik (Norwegia). Menurut gubernur, setelah penandatanganan MoU Helsinki, Aceh telah mengalami perubahan cukup baik. Begitu juga dengan faktor keamanan. "Dengan perdamaian yang berlaku di Aceh, telah membuat Aceh bangkit," kata gubernur. Selain itu, Zaini mengatakan, penting membangun hubungan jangka panjang dengan semua pihak agar pembangunan Aceh berjalan dengan baik. Dalam pertemuan itu, Zaini Abdullah juga menyampaikan beberapa hal yang terus didorong di dalam pembangunan Aceh. "Di antaranya menyangkut lingkungan, kesejahteraan dan infrastruktur lainnya," kata dia.[] (bna)
8. [FOTO]: Gubernur Aceh jamu makan malam 4 duta besar negara-negara Skandinavia http://atjehpost.com/read/2013/02/04/38378/15/5/FOTO-Gubernur-Aceh-jamu-makanmalam-4-duta-besar-negara-negara-SkandinaviaSenin, 04 Februari 2013 22:20 WIB HERI JUANDA | Foto : HERI JUANDA | ATJEHPOSTcom
Gubernur Aceh, Zaini Abdullah bersama Pemangku Wali Nanggroe dan jajaran pemerintah lainnya, menjamu makam malam empat duta besar negara-negara Skandinavia di Meuligoe Gubernur Aceh, Banda Aceh, Senin 4 Februari 2013. Keempat duta besar tersebut yaitu, Kai Jurgen Mikael Sauer dari Finlandia, Martin Bille Hermann (Denmark), Ewa Ulrika Polano (Swedia), dan Stig Traavik dari Norwegia.
9. [FOTO]: Konferensi pers 4 Duta Besar negara-negara Skandinavia http://atjehpost.com/read/2013/02/05/38440/0/60/FOTO-Konferensi-pers-4-Duta-Besarnegara-negara-Skandinavia Selasa, 05 Februari 2013 11:35 WIB HERI JUANDA | Foto : HERI JUANDA | ATJEHPOSTcom
Empat Duta Besar dari negara-negara Skandinavia yaitu Martin Hermann dari Denmark, Kai Sauer dari Finlandia, Stig Traavik dari Norwegia dan Ewa Polano dari Swedia ,mengadakan konferensi Pers di Cafe Hermes Palace Hotel, Banda Aceh, 5 Febuari 2013. Dalam konferensi pers tersebut, para Duta Besar itu menilai Aceh memiliki banyak potensi yang bisa bekerja sama dengan negara-negara tersebut. Mereka tiba kemarin siang ke Banda Aceh, pada pukul 14.00 wib Senin kemarin empat Dubes tersebut bertemu dengan Gubernur Aceh Zaini Abdullah. Malam tadi mereka mengikuti jamuan makan malam di Meuligoe Gubernur Aceh. berikut foto-fotonya:
10.[FOTO]: 4 duta besar negara-negara Skandinavia bertemu Gubernur Aceh http://atjehpost.com/read/2013/02/04/38334/15/5/FOTO-4-duta-besar-negara-negaraSkandinavia-bertemu-Gubernur-Aceh Senin, 04 Februari 2013 17:30 WIB DARMANSYAH MUDA | Foto : KHAIRI TUAH MIKO | ATJEHPOSTcom
BANDA ACEH - Empat orang Duta Besar dari negara-negara Skandinavia hari ini berkunjung ke Aceh. Dijadwalkan bertemu Gubernur Aceh tiba pukul 2 siang ini. Mereka akan membicarakan perkembangan politik dan ekonomi Aceh. Keempat Duta Besar adalah Kai Jurgen Mikael Sauer dari Finlandia, Martin Bille Hermann (Denmark), Ewa Ulrika Polano (Swedia), dan Stig Traavik dari Norwegia. “Mereka juga akan bertemu NGO dan jajaran Kamar Dagang dan Industri atau KADIN Aceh,” kata Kepala Bagian Humas Pemerintah Aceh, Usamah El-Madny dalam siaran pers yang diterima ATJEHPOSTcom, Senin, 4 Februari 20134. Pertemuan dengan Gubernur Aceh dijadwalkan berlangsung pukul 2 siang ini di Meuligoe Gubernur Aceh. Gubernur didampingi Ketua DPRA, Pemangku Wali Nanggroe, jajaran Pemerintah Aceh dan Walikota Banda Aceh. Pukul 17.00 wib, mereka akan bertemu jajaran NGO lokal dan internasional di Hotel Hermes Palace.
Malam harinya, jamuan makan malam digelar di Meuligoe Gubernur. Jamuan makan malam ini akan dihadiri Pangdam Iskandar Muda, Kapolda Aceh, Kajati Aceh, dan Ketua Pengadilan Tinggi Aceh. Jajaran SKPA dan Instansi Vertikal juga turut hadir. Pertemuan dengan KADIN Aceh dijadwalkan berlangsung pada Selasa, 5 Februari 2013, sebelum para Dubes bertolak ke Jakarta pukul 11.00 wib.[] Berikut beberapa foto dalam pertemuan antara Gubernur dan Wali Nanggroe Aceh dengan para duta besar
11.Cicipi jamuan makan malam, ini komentar Dubes Swedia http://atjehpost.com/read/2013/02/05/38404/0/20/Cicipi-jamuan-makan-malam-inikomentar-Dubes-Swedia Selasa, 05 Februari 2013 07:25 WIB MURDANI ABDULLAH | Foto : HERI JUANDA | ATJEHPOSTcom
BANDA ACEH - Duta besar Swedia Ewa Ulrika Polano, mengaku terkejut melihat perkembangan Aceh pasca delapan tahun perdamaian dan tsunami melanda Aceh. Hal ini disampaikannya usai menerima jamuan makan malam di Pendopo Gubernur Aceh, Senin malam 4 Februari 2013. "Aceh berkembang dengan sangat cepat," kata dia. Di luar hal tadi, Ewa juga mengaku sudah bertemu dengan banyak pihak selama berada di Aceh. Dirinya juga sudah melihat sejumlah potensi Aceh yang dianggap layak untuk dijalin kerjasama ke depan. "Namun yang paling penting, saya sangat menyukai masakan Aceh. Sangat lezat," kata dia. Masakan Aceh, kata dia, sangat kaya akan cita rasa. Pasalnya, dalam satu masakan terdapat berbagai macam perpaduan rempah rempah. "Saya sangat menyukainya. Masakan Aceh sangat enak," ulang dia.
Sebelumnya diberitakan, Gubernur Aceh memberikan jamuan makan malam kepada empat duta besar asal negara-negara Skandinavia. Keempat Duta Besar adalah Kai Jurgen Mikael Sauer dari Finlandia, Martin Bille Hermann (Denmark), Ewa Ulrika Polano (Swedia), dan Stig Traavik dari Norwegia.[](bna)
12.Duta besar asal negara-negara Skandinavia diminta ajak Investor ke Aceh http://atjehpost.com/read/2013/02/05/38393/15/5/Duta-besar-asal-negara-negaraSkandinavia-diminta-ajak-Investor-ke-Aceh Selasa, 05 Februari 2013 06:15 WIB MURDANI ABDULLAH | Foto : KHAIRI TUAH MIKO | ATJEHPOSTcom
Gubernur Zaini Abdullah meminta para duta besar untuk mengajak para investor di negara masingmasing, guna berinvestasi di Aceh. Permintaan tersebut disampaikan Doto Zaini dalam sambutannya usai menjamu makan malam para duta besar dari negara-negara Skandinavia, di Pendopo Aceh, Senin malam 4 Februari 2013. "Ajaklah para investor untuk berinvestasi di Aceh. Aceh Saat ini sudah aman terkendali," kata Doto Zaini.
Menurut Doto, Aceh membuka diri untuk siapapun yang ingin bersama-sama untuk membangun daerah ini. Aceh juga memiliki potensi sumber daya alam yang berlimpah untuk dikembangkan oleh para investor. "Potensi ini yang perlu dukungan dari para pihak. Dukungan dari para duta besar sangat diharapkan," kata dia. Sebelumnya diberitakan, Gubernur Aceh memberikan jamuan makan malam kepada empat duta besar asal negara-negara Skandinavia. Keempat Duta Besar adalah Kai Jurgen Mikael Sauer dari Finlandia, Martin Bille Hermann (Denmark), Ewa Ulrika Polano (Swedia), dan Stig Traavik dari Norwegia.[](bna)
13.Gubernur Zaini paparkan perkembangan Aceh kepada 4 Duta Besar http://atjehpost.com/read/2013/02/04/38389/15/5/Gubernur-Zaini-paparkanperkembangan-Aceh-kepada-4-Duta-Besar Senin, 04 Februari 2013 23:51 WIB
MURDANI ABDULLAH | Foto : HERI JUANDA | ATJEHPOSTcom
GUBERNUR Aceh Zaini Abdullah memaparkan perkembangan Aceh pasca perdamaian kepada 4 duta besar yang berkunjung ke Aceh, Senin 4 Februari 2013.
Hal ini disampaikannya usai menjamu makan malam 4 duta besar di restoran pendopo, Senin malam. "Aceh sudah mengalami peningkatan drastis dibandingkan delapan tahun lalu. Ini menjadi catatan amat penting," kata Gubernur Zaini. Sebagai contoh, kata dia, pendapatan per kapital di Aceh naik menjadi 17,6 dari 16,2 setahun lalu. Hal yang sama juga dapat dilihat dari persentase pengangguran di Aceh. "Memang jika dilihat rata-rata nasional, pengangguran kita masih tinggi. Namun jumlah ini masih lebih baik dari delapan tahun lalu, dan akan lebih baik lagi di tahun-tahun mendatang," kata Gubernur Zaini.[] (bna)
14.Duta Besar Finlandia: Perdamaian Aceh sudah lewati fase kritis pertama http://atjehpost.com/read/2013/02/05/38423/5/5/Duta-Besar-FinlandiaPerdamaian-Aceh-sudah-lewati-fase-kritis-pertama Selasa, 05 Februari 2013 09:55 WIB MURDANI ABDULLAH | Foto : HERI JUANDA
Duta besar Finlandia untuk Indonesia, Kai Jurgen Mikael Sauer, mengatakan Aceh saat ini sudah melewati fase kritis pertama dalam melrawat perdamaian. "Fase kritis pertama sudah terlewati, ini sebuah applaus untuk kita bersama," kata Kai dalam konferensi pers kedatangan 4 duta besar negara-negara Skandinavia ke Ace, Selasa 5 Februari 2013.
Menurut dia,yang dimaksud dalam fase kritis adalah masa lima tahun pertama perdamaian Aceh. Dia menyatakan banyak usaha yangi digagas dalam perdamaian di sejumlah negara lain selalu gagal di fase pretama. "Makanya, perdamaian Ace berbeda dengan perdamaian lainnya di dunia," kata Kai. Duta besar 4 negara-negara Skandianavia melakukan kunjungan ke Aceh sejak kemarin, Senin 4 Februari 2013. Duta besar yang datang adalah Norwegia, Finlandia, Swedia dan Denmark. Mereka bertemu dengan Gubernur Aceh Zaini Abdullah dan juga beberapa pejabat lainnya. []
15.Berkunjung ke Aceh, Dubes Finlandia ingat suasana Helsinki http://atjehpost.com/read/2013/02/05/38414/5/5/Berkunjung-ke-Aceh-Dubes-FindlandiaIngat-Suasana-Helsinki Selasa, 05 Februari 2013 08:45 WIB MURDANI ABDULLAH | Foto : HERI JUANDA | ATJEHPOSTcom | acara makan malam di Meuligoe Gubernur Aceh dengan 4 Dubes dari negara-
BANDA ACEH – Duta Besar Finlandia Kai Jurgen Mikael Sauer, mengaku jika dirinya sangat terpesona dengan Aceh. Hal ini diungkapkan dalam sambutan seusai menerima jamuan makan malam dari Gubernur Aceh Zaini Abdullah, Senin malam tadi, 4 Februari 2013. "Dengan datang ke sini, saya seakan masih ingat keadaan Helsinki delapan tahun lalu," kata Kai.
Helsinki, kata Kai, dilanda musim dingin luar biasa delapan tahun lalu. Namun saat itu ada peristiwa yang sangat mengharukan, yaitu perdamaian Aceh. "Saat itu sangat dingin. Saya masih bisa merasakan suasananya hingga hari ini. Namun hari itulah momen berharga itu dapat kita capai," kata Kai. Sebagaimana diberitakan sebelumnya, empat duta besar yang datang ke Aceh adalah Kai Jurgen Mikael Sauer dari Finlandia, Martin Bille Hermann (Denmark), Ewa Ulrika Polano (Swedia), dan Stig Traavik dari Norwegia.[] (ihn)
16.Duta Besar Swedia: Perempuan Aceh harus dilibatkan dalam pembangunan http://atjehpost.com/read/2013/02/05/38409/5/5/Duta-Besar-Swedia-Perempuan-Aceh-harusdilibatkan-dalam-pembangunan Selasa, 05 Februari 2013 07:55 WIB MURDANI ABDULLAH | Foto : KHAIRI TUAH MIKO | ATJEHPOSTcom
DUTA besar Swedia Ewa Ulrika Polano, meminta Pemerintah Aceh melibatkan perempuan dalam setiap pembangunan di daerahnya. Perempuan dinilai memiliki tanggungjawab yang sama dalam membangun daerah ini. Hal ini disampaikannya dalam sambutan usai dijamu oleh Pemerintah Aceh, Senin, 4 Februari 2013 malam. "Kalau ada yang positif dari Swedia hendaknya dapat diambil. Perempuan memiliki tanggungjawab yang sama disana," kata dia.
Menurut dia, Aceh memiliki semua hal yang dibutuhkan untuk maju seperti daerah lainnya. "Hanya butuh waktu serta dorongan dari semua pihak, terutama dari kaum perempuan," kata dia. Sebagaimana diberitakan sebelumnya, 4 duta besar datang ke Aceh adalah Kai Jurgen Mikael Sauer dari Finlandia, Martin Bille Hermann (Denmark), Ewa Ulrika Polano (Swedia), dan Stig Traavik dari Norwegia.[](bna)
Serambi Indonesia 17. 4 Dubes dari Eropa Bertemu Gubernur http://aceh.tribunnews.com/2013/02/05/4-dubes-dari-eropa-bertemu-gubernur Selasa, 5 Februari 2013 08:29 WIB
SERAMBI/M ANSHAR
PENARI guel dari Bener Meriah mengalungkan selempang khas kabupaten tersebut kepada duta besar (dubes) dari empat negara di Eropa untuk Indonesia yaitu, Dubes Swedia Ewa Polano (kiri), Dubes Denmark Martin Bille Hermann (tiga dari kiri), Dubes Finlandia Kai Sauer (kanan), dan Dubes Norwegia Stig Traavik (tidak terlihat dalam gambar) yang disambut Gubernur Aceh, Zaini Abdullah dan Pemangku Wali Nanggroe, Malik Mahmud di Pendopo Gubernur Aceh, Senin (4/2). * Bahas Pembangunan Ekonomi Aceh BANDA ACEH - Empat duta besar (dubes) dari Eropa untuk Indonesia, masing-masing Dubes Finlandia Kai Sauver, Dubes Swedia Ewa Polano, Dubes Norwegia Stig Traavik, dan Dubes Denmark Martin Bille, berkunjung ke Banda Aceh, Senin (2/2) kemarin. Misi para dubes dari Semenanjung Skandinavia itu ke Banda Aceh adalah untuk bertemu Gubernur Aceh dr Zaini Abdullah, Pimpinan DPRA, Pemangku Wali Nanggroe Malik Mahmud, unsur Muspida Aceh, Wali Kota Banda Aceh Mawardy Nurdin, serta unsur lainnya guna menanyakan perkembangan dan kemajuan pelaksanaan rehab rekons Aceh pascatsunami dan pelaksanaan perjanjian damai RI
dengan GAM. Keempat dubes tersebut, setibanya di teras Pendapa Gubernur Aceh disambut dengan tarian guel dari Kabupaten Bener Meriah. Para dubes senang melihat para pelajar dari Bener Meriah menari tarian itu dengan lincahnya. Saking tertariknya, para dubes itu pun ikut menari bersama. Cara penyambutan oleh Gubernur Aceh itu, telah membuat keempat tamunya senang. “Kami sangat puas dan senang sekali dengan cara penyambutan yang dilakukan Pemerintah Aceh,” tutur Ewa Polano dalam pertemuan dengan jajaran Pemerintah Aceh di Pendapa Gubernur, Senin (2/2). Dubes Finlandia, Kai Sauver juga berucap senada. “Banyak sudah kami lakukan kunjungan ke daerah, tapi sambutan Gubernur Aceh ini sangat menyenangkan,” puji Sauver. Menurutnya, hubungan negara-negara di Semenanjung Skandinavia dengan Aceh, terutama dengan tokoh-tokoh GAM, sudah berjalan cukup lama dan sangat baik. “Kami juga bangga dan senang sekali menerima laporan hasil pelaksanaan perdamaian GAM dengan Pemerintah RI bahwa sudah berjalan sangat bagus, kendati di sana-sini masih ada kekurangannya.” Kekurangan itu, kata Sauver, terus mereka monitor dan bantu penyempurnaannya sampai pada tahap sebagaimana disepakati dalam nota kesepahaman (MoU) damai yang ditandatangani pihak RI dan GAM pada 15 Agustus 2005 di Helsinki, Finlandia. Secara umum, kata Sauver, pelaksanaan perjanjian damai di Aceh sudah berjalan bagus dan ini merupakan yang terbaik dari beberapa kesepakatan damai yang telah dilaksanakan di berbagai negara yang mengalami konflik bersenjata. Ia menilai, pilihan damai yang diambil petinggi GAM untuk menyelesaikan konflik Aceh pada saat daerah mengalami bencana gempa bumi dan tsunami sangat dahsyat, 26 Desember 2004, merupakan pilihan yang sangat tepat. Hal ini terbukti, apa yang diinginkan dalam tuntutan perjuangan GAM dulu, kini mulai dirasakan rakyat Aceh. Salah satunya, daerah ini telah memiliki pemerintahan khusus melalui UUPA. Negara-negara di dunia juga memberi perhatian dan bantuan yang cukup banyak untuk membangun kembali kerusakan yang dialami Aceh, agar rakyatnya bisa bangkit kembali hidup mandiri. Bantuan kemanusiaan yang diberikan dunia untuk Aceh, termasuk dari Uni Eropa, hasilnya sudah dirasakan masyarakat Aceh. Ada yang dalam bentuk jalan, jembatan, rehabilitasi bandara, dan lainnya. Perekonomian Aceh, ulas Sauver, juga mulai bangkit, begitu pula tingkat kesehatan dan pendidikan masyarakatnya. Rumah sakit yang rusak dan hancur akibat tsunami, telah dibangun baru, seperti RSUZA. Begitu juga rumah sekolahnya. Sudah banyak yang bagus dan baru. “Misi kami kali ini, di samping ingin melihat kemajuan pelaksanaan perdamaian dan rehab rekons Aceh pascatsunami, juga ingin melihat kondisi masyarakat Aceh. Apakah dalam pelaksanaan pembangunan, sudah melibatkan
seluruh komponen masyarakat,” ujar Sauver. Lalu Dubes Swedia, Ewa Polano menambahkan, “Kami juga ingin melihat bagaimana pelaksanaan hak asasi manusia, peningkatan SDM, dan keterlibatan perempuan dalam pembangunan di Aceh. Bagi kami ini sangat penting, agar pembangunan Aceh ke depan tidak stagnan atau timpang dan miring sebelah, tapi benr-benar berimbang.” Dubes Norwegia, Stig Traavik dan Dubes Dermark, Martin Bille mengatakan, setelah pelaksanaan rehab rekons pascatsunami dan perdamaian Aceh berjalan dengan baik, maka langkah selanjutnya adalah membangun ekonomi Aceh dan menjaga perdamaian. Denmark dan Norwegia siap membantu Aceh mengelola sumber daya alam dan potensi ekonomi yang terdapat di daerah ini. Misalnya, sumber daya laut dan perikanannya. “Penyiapan landasan pembangunan ekonomi yang kuat, merupakan bagian dari merawat dan menjaga perdamaian yang telah berjalan,” kata Bille. Menanggapi saran dan usul yang disampaikan keempat dubes tersebut, Gubernur Aceh mengatakan, untuk pembangunan lima tahun ke depan Aceh telah menyusun sejumlah program pembangunan. Pemerintah Aceh saat ini menunggu kerja sama investasi dari berbagai negara, termasuk dari kawasan Eropa. “Kerja sama yang kami tawarkan adalah bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur, energi, telekomunikasi, pelabuhan, perkebunan, perikanan, pertanian, peternakan, perdagangan, dan lainnya,” sebut Gubernur Zaini. Wali Kota Mawardy Nurdin, anggota DPRA, Adnan Beuransah dan Pemangku Wali Nanggroe, Malik Mahmud turut memberikan pemikirannya untuk pengembangan ekonomi Aceh ke depan. “Penyampaian potensi ekonomi Aceh itu dimaksudkan agar empat dubes itu bisa melaporkan hasil kunjungannya kepada kepala negaranya masing-masing untuk rencana kerja sama investasi yang bisa dilaksanakan di Aceh,” ujar Malik Mahmud. (her)
Editor : bakri
18. Kunjungan Empat Dubes dari Eropa di Banda Aceh http://aceh.tribunnews.com/2013/02/04/kunjungan-empat-dubes-dari-eropa-di-bandaaceh Senin, 4 Februari 2013 20:54 WIB
SERAMBI INDONESIA/M ANSHAR
Gubernur Aceh, dr Zaini Abdullah berbincang dengan Pemangku Wali Nanggroe, Malik Mahmud (kiri) dalam pertemuan dengan duta besar dari empat negara di eropa di Pendopo Gubernur Aceh, Senin (4/2/2013).
SERAMBI INDONESIA/M ANSHAR
Duta Besar dari empat negara di Eropa untuk Indonesia yaitu, Dubes Swedia Ewa Polano, Dubes Denmark Martin Bille Hermann, Dubes Finlandia Kai Sauer, dan Dubes Norwegia Stig Traavik saat disambut Gubernur Aceh, Zaini Abdullah dan Pemangku Wali Nanggroe, Malik Mahmud di Pendopo Gubernur Aceh, Senin (4/2/2013). Para dubes dari negara-negara di Semenanjung Skandinavia tersebut berkunjung ke Aceh untuk melihat langsung perkembangan sosial, ekonomi, politik Aceh pascaMoU Helsinky. Penulis : anshar Editor : anshar
Harian Analisa 19. Empat Dubes Eropa Utara Harapkan Perdamaian Aceh Terus Berlanjut http://www.analisadaily.com/news/read/2013/02/05/105236/empat_dubes_eropa_utara_ harapkan_perdamaian_aceh_terus_berlanjut/ Aceh - Selasa, 05 Feb 2013 00:12 WIB
(Analisa/muhammad saman). Gubernur Zaini Abdullah didampingi Pemangku Wali Nanggroe Malek Mahmud melakukan pertemuan dengan Duta Besar Norwegia, Swedia, Finlandia dan Denmark di Pendopo Gubernur, Senin (4/2).
Banda Aceh, (Analisa). Duta Besar (Dubes) dari empat negara Eropa Utara atau Skandinavia untuk Indonesia masing-masing Swedia, Norwegia, Denmark dan Finlandia, melakukan kunjungan kerja selama dua hari ke Provinsi Aceh, mulai Senin (4/2). Mereka melakukan pertemuan dengan Gubernur Zaini Abdullah serta para Kepala Satuan Kerja Pemerintah Aceh (SKPA) guna membicarakan perkembangan situasi politik dan ekonomi terkini di wilayah provinsi paling ujung barat Indonesia itu. Keempat Duta Besar tersebut adalah Kai Jurgen Mikael Sauer dari Finlandia, Martin Bille Hermann (Denmark), Ewa Ulrika Polano (Swedia) dan Stig Traavik dari Norwegia. Setiba di Banda Aceh pukul 11.00 Wib kemarin, para Dubes segera meninjau situs tsunami, termasuk Kapal PLTD Apung di Punge Blang Cut. Selanjutnya, sekitar pukul 14.30 Wib melakukan pertemuan dengan Gubernur Zaini Abdullah di Pendopo Gubernur Aceh. Turut hadir Pemangku Wali Nanggroe, Malek Mahmud dan Ketua Komisi A DPRA, Adnan Beuransah. Duta Besar Norwegia untuk Indonesia, Stig Traavik menyatakan, negaranya berkeinginan mengikat kerjasama dengan Pemerintah Aceh di bidang kelautan, minyak dan gas, terutama dalam menyusun manajemen pengelolaannya. Menurutnya, berbagai potensi kekayaan alam yang ada di Aceh saat ini harus memberikan banyak kontribusi bagi pembangunan daerah. Stig Traavik berharap agar perempuan dilibatkan dalam pembangunan Aceh ke depan. Ia mencontohkan, Norwegia menjadi negara yang kaya dan maju karena sebagian wanita di negara itu bekerja. "Demikian juga Aceh diharapkan juga bisa melibatkan wanita dalam setiap program pembangunan," harapnya.
Duta Besar Finlandia untuk Indonesia, Kai Jurgen Mikael Sauer, mewakili keempat Dubes negara-negara Skandinavia yang hadir, sangat berharap agar perdamaian Aceh dapat terus berlanjut ke depan, sejak dirintis mantan Presiden Finlandia, Martti Ahtisari lewat MoU Helsinki pada 15 Agustus 2005 lalu. Ia juga mempertanyakan tentang peran pemerintah dalam menjaga lingkungan hidup di Aceh. Selain masalah lingkungan, Kai Jurgen menanyakan beberapa hal lainnya terkait kondisi kekinian di Aceh. Di antaranya, perkembangan ekonomi pasca rehabilitasi dan rekonstruksi setelah bencana tsunami. Kai Jurgen memberi apresiasi keberhasilan pembangunan di Aceh pasca bencana tersebut dan menyatakan keinginan mempelajari perkembangan ekonomi di Aceh. "Saya berharap adanya pemanfaatan yang optimal terhadap Sumber Daya Alam (SDA). Karena Aceh memiliki SDA yang melimpah dan jika dimanfaatkan dengan baik, maka akan ada hasil yang optimal untuk menjadi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Aceh yang lebih baik," sebutnya. Selanjutnya, diharapkan Aceh bisa menjaga dan mewariskan ragam kebudayaan yang dimiliki sebagai identitas daerah. "Pemerintah Aceh harus bisa menjaga kebudayaan dan terus ditumbuhkembangkan," ujarnya. Sementara Gubernur Aceh, Zaini Abdullah menyampaikan terima kasih kepada negara-negara tersebut karena telah terlibat langsung dalam rehabilitasi dan rekonstruksi pascatsunami. Menurut gubernur, setelah penandatanganan MoU Helsinki, Aceh telah mengalami perubahan cukup baik. Begitu juga dengan faktor keamanan. "Dengan perdamaian yang berlaku di Aceh, telah membuat Aceh bangkit," katanya. Zaini juga mengatakan, penting membangun hubungan jangka panjang dengan semua pihak agar pembangunan Aceh berjalan dengan baik. Pada kesempatan itu, Gubernur Zaini menyampaikan beberapa hal yang terus didorong di dalam pembangunan Aceh. Di antaranya menyangkut lingkungan, kesejahteraan dan infrastruktur lainnya. "Kami akan terus menjalin hubungan kerjasama dalam membangun Aceh dengan negara Skandinavia," jelasnya. Kempat Dubes rencananya juga bertemu dengan NGO dan jajaran Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Aceh. Jamuan makan malam digelar di Meuligoe Gubernur dihadiri Pangdam Iskandar Muda, Kapolda Aceh, Kajati Aceh dan Ketua Pengadilan Tinggi Aceh. (mhd).
European Pressphoto Agency 1. http://www.epa.eu/webgate/preview.php?UURL=d4e8140f1d76e6fa8a1fdcc9bb5f8739&IM GID=50694773
2. http://www.epa.eu/webgate/preview.php?UURL=d4e8140f1d76e6fa8a1fdcc9bb5f8739&IM GID=50694774
3. http://www.epa.eu/webgate/preview.php?UURL=d4e8140f1d76e6fa8a1fdcc9bb5f8739&IM GID=50694775
4. http://www.epa.eu/webgate/preview.php?UURL=d4e8140f1d76e6fa8a1fdcc9bb5f8739&IM GID=50694776