MEDIA COVERAGE Field Visit to Central Kalimantan (Norwegian Embassy & Ministry of Environment and the National REDD+ Special Team) 16-18 December 2013 KOMPAS 1. Print edition: 17 December 2013
2. Print edition: 17 December 2013
3. Print edition: 19 December 2013
4. Print edition: 19 December 2013
5. Print edition: 10 January 2014
TEMPO 6. Dubes Norwegia Akan Jelajahi Hutan Kalimantan Senin, 16 Desember 2013 | 15:15 WIB http://www.tempo.co/read/news/2013/12/16/058537830/Dubes-Norwegia-akan-Jelajahi-Hutan-Kalimantan
TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Kerajaan Norwegia, Stig Traavik, menjelajahi hutan primer kawasan hutan lindung Gunung Bondang yang berada di Kabupaten Murung Raya, Provinsi Kalimantan Tengah. Stig Traavik datang untuk melihat Kalimantan Tengah sebagai provinsi percontohan pelaksanaan REDD+ (Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradatian).
Menurut Immanuel Migo, Communication and Stakeholder Engagement Officer, Sekretariat Bersama REDD+, Traavik berada di Kalimantan Tengah selama tiga hari sejak Senin, 16 Desember 2013. Jelajah hutan lindung, kata dia, akan dilakukan sehari kemudian. Selain menjelajah hutan, kata Migo, Traavik akan berdialog dengan masyarakat dari tiga desa di Kecamatan Tanah Siang, yakni Desa Kolam, Desa Saruhung dan Desa Olong Soloi. “Tiga desa ini akan mendukung pemetaan hutan dan memfasilitasi perencanaan pembangunan desa,” ujar Migo, Senin, 16 Desember 2013. Ia menjelaskan, Kepala Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Kuntoro Mangkusubroto akan bergabung bersama rombongan Dubes Norwegia yang terdiri atas penasihat senior Kementerian Lingkungan Marte Nordseth dan penasihat senior Kementerian Luar Negeri Norwedia Ms. Anne Lilleren. KARANA WW
Menara News 7. DUBES NORWEGIA KE KALTENG, TINJAU PROGRAM REDD+ Created on Wednesday, 18 December 2013 11:49 http://www.menaranews.com/regionalx/kalimantan/5527-dubes-norwegia-ke-kalteng-tinjau-program-redd
MENARAnews, Palangka Raya (Kalteng) - Duta Besar Kerajaan Norwegia, Mr.Stig Traavik, tiba di Kalteng. Kedatangan Mr.Stig dan rombongan itu disambut langsung oleh Wakil Gubernur Kalteng, H. Achmad Diran dan Sekda Kalteng Siun Jarias serta sejumlah jajaran SKPD dan instansi vertikal terkait lainnya, di Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya, Senin (16/12/2013). Turut mendampingi Dubes Norwegia tersebut sejumlah pejabat pemerintahan Norwegia, seperti Penasihat Senior Kementrian Lingkungan, Marte Nordseth dan Penasihat Senior Kementrian Luar Negerinya, Mrs. Anne Lilleoren. Tampak pula Mrs Beate Trank-mann, dari Country Director UNDP perwakilan Indonesia serta Ketua Tim Transisi REDD+ William Sabandar. Kepada sejumlah media, Mr.Stig menyatakan, kunjungannya ke Kalteng adalah untuk melihat pelaksanaan REDD+ fase 1, yang telah dilaksanakan dari tahun 2010 sebelumnya. “Pelaksanaan tersebut adalah periode persiapan seperti kelembagaan REDD+ dan strategi pelaksanaannya di Kalteng sebagai provinsi percontohan, sesuai kesepakatan Letter of Intent (LOI) antara pihak Indonesia dengan Norwegia,” ucapnya. Lalu lanjut dia, kunjungan juga terkait sejauh mana penyusunan dokumen Reference Emission Level (REL) dan dokumen untuk pengukuran, pelaporan dan verifikasi (Measurement, Reporting and Verification-MRV). Disamping itu tambah dia, dirinya ingin melihat hasil pelaksanaan kegiatan bantuan bagi masyarakat, seperti pelatihan penanggulangan kebakaran hutanberbasis masyarakat, dan melihat pelaksanaann bantuan ekonomi masyarakat di sejumlah wilayah eks PLG.
Setelah diterima Wagub Kalteng, Dubes Norwegia Mr.Stig Traavik dan rombongan bertolak menuju ke Kabupaten Pulang Pisau Provinsi Kalimantan Tengah. Sebelumnya Karo Humas dan Protokoler Setda Kalteng, Benius mengatakan, Dubes Norwegia akan melaksanakan kegiatan selama dua hari di Kalteng, sesuai jadwal Dubes dan rombongan akan menggelar dialog dengan masyarakat yang terkait kerjasama dengan Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) di Pusat Sarana Komunikasi Iklim (PSKI) di Desa Buntoi, Kabupaten Pulang Pisau. Selanjutnya, Selasa, (17/12/2013) di rencanakan pula dialog antara Dubes dengan masyarakat di Kecamatan tanah Siang, yaitu Desa Kolam, Saruhung dan Olong Soloi. “ Ditiga Desa ini direncanakan akan dilaksanakan beberapa kegiatan seperti fasilitasi perencanaan pembangunan Desa dan pemetaan Desa,” tutup Benius. (FER) Editor: Raudhatul
Harian Tabengan 8. Sehari Bersama Dubes Norwegia 17/12/2013 00:12:21 http://media.hariantabengan.com/index/detail/id/36676
Enam orang delegasi utama Pemerintah Norwegia, Senin (16/12) pagi, tiba di Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya. Ini adalah kedatangan kali kedua setelah yang pertama pada bulan Maret lalu. Apa misi mereka kali ini? Rombongan Pemerintah Norwegia terdiri dari Duta Besar Norwegia Stig Traavik, Konselor Kedutaan Norwegia Joar L Strand, Penasihat Senior Kementerian Iklim dan Lingkungan Norwegia Marte Nordseth, Assistant Director General The Norwegian Agency for Development Cooperation (NORAD) Lisetta Trebbi, dan Penasihat Senior Kementerian Luar Negeri Norwegia Anne Lellieøren, didampingi perwakilan United Nation Development Programme (UNDP) Heracles Lang. Begitu tiba, mereka langsung disambut oleh Wakil Gubernur Kalteng Achmad Diran, Sekda Kalteng Siun Jarias, Asisten II Setda Kalteng Syahrin Daulay, Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kalteng Mursyid Marsono di Ruang VIP Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya. Menurut Humas Sekber REDD+ Emanuel Migo, kunjungan Dubes Norwegia ke Kalteng dilaksanakan menjelang penutupan pelaksanaan REDD+ fase 1, yang dilakukan sejak akhir 2010. Sesuai dengan Letter of Intent (LoI) antara Indonesia dan Kerajaan Norwegia, fase 1 tersebut merupakan tahap persiapan meliputi pembentukan kelembagaan, penyiapan strategi pelaksanaan REDD+, serta pemilihan Provinsi Percontohan REDD+. Dari bandara, rombongan langsung berangkat menuju Kabupaten Pulang Pisau. Perhentian pertama dilakukan di Hutan Lahan Gambut, rombongan diajak membelah kawasan hutan lahan gambut yang terletak di lahan bagian belakang Rumah Persemaian Permanen Desa Tumbang Nusa. Rombongan Dubes Norwegia tampak antusias berjalan meniti jembatan yang disusun dari potongan kayu ulin, dan begitu menikmati keberadaan mereka di tengah kesejukan hutan yang masih alami. Di lokasi tersebut, Stig diminta untuk menanam sebatang pohon jelutung sebagai kenang-kenangan bagi petugas rumah persemaian. Kemudian rombongan bertolak menuju Pusat Sarana Komunikasi Iklim (PSKI) yang terletak di Desa Buntoi. Disambut dengan tarian selamat datang, Stig Traavik menyampaikan kegembiraannya ketika berada di tempat tersebut, sembari mengapresiasi kepedulian dan kemajuan warga Buntoi dalam mengelola lingkungan hutan. Hanya dalam waktu 9 bulan, bangunan PSKI telah rampung dibangun dan mulai difungsikan. Ia mengaku sangat senang melihat kompleks PSKI tersebut. "Cara membangun gedung menggunakan teknologi ramah lingkungan. Energi listrik juga diperoleh dari panel matahari, kemudian sarana tersebut juga dialiri dengan sumber air yang bersih," terangnya ketika mengelilingi kawasan yang diresmikan oleh Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang tersebut.
Selanjutnya dalam sesi dialog yang juga dihadiri oleh Bupati Pulang Pisau Edy Pratowo, sejumlah warga Desa Buntoi melaporkan progres bantuan REDD+ berupa bibit nenas yang telah berhasil ditanam. Warga juga menyampaikan penolakan terhadap ekspansi pembangunan kebun sawit di wilayah Pulang Pisau. Selain itu, warga menginginkan ketegasan batas tanah hutan desa, serta penguatan sarana dan prasarana bagi kebun masyarakat. Sebelum meninggalkan PSKI, rombongan diminta untuk menanam pohon buah di halaman PSKI, seperti buah jeruk bali dan mangga apel. Kunjungan terakhir di Kabupaten Pulang Pisau pada hari itu berakhir di Proyek Manajemen Lahan Gambut Berkelanjutan di Perkebunan Sei Perangin, Kecamatan Jabiren. Rombongan Dubes Norwegia dibawa memasuki lokasi perkebunan yang terletak sekitar 2 km dari jalan utama dengan menggunakan perahu kelotok. Disambut langsung oleh pengelola kebun Iberson, rombongan juga dibawa melihat-lihat progres pembangunan dan revitalisasi kebun karet masyarakat. Perkebunan Sei Perangin itu merupakan hasil kerja sama REDD+ bersama BPTP Kalteng, yang menerapkan teknik tanam intercropping, yaitu menanam pohon karet dengan diselingi tanaman nenas. Awalnya perkebunan tersebut merupakan lahan gambut yang selalu terbakar ketika musim kemarau tiba. Namun dengan pendekatan program REDD+, kini masyarakat bisa memetik manfaat dan menambah penghasilan lewat hasil panen kebun tersebut. Pada akhir 2010 lalu, Kalteng terpilih sebagai provinsi percontohan REDD+ (Reducing Emision from Degradation and Deforestation). Mulai awal 2011 hingga akhir 2013 ini, REDD+ telah merampungkan fase I, yaitu pelaksanaan program percontohan dan penguatan kelembagaan, yang dilakukan atas inisiatif kerja sama Pemerintah Indonesia dan Norwegia. Saat ini, sejumlah kegiatan yang diujicobakan tersebut telah mendapatkan hasil yang baik. Sebagai kelanjutan kerja sama, fase 2 akan dimulai sekitar 1 Januari 2014 diawali dengan pembicaraan dengan masyarakat beserta pemerintah, dalam upaya mengurangi emisi dan deforestasi, serta mengelola lahan gambut. Hal itu disampaikan Tim Staf Ahli Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) William Sabandar ketika mendampingi rombongan. Rombongan dijadwalkan berada di Kalteng selama 3 hari, dari 16-18 Desember 2013. Hari pertama, rombongan Dubes Norwegia mengunjungi Hutan Lahan Gambut di Tumbang Nusa, Pusat Komunikasi Iklim di Buntoi, Proyek Manajemen Lahan Gambut Keberlanjutan di Desa Jabiren. Selanjutnya pada 17-18 Desember, Kepala UKP4 Kuntoro Mangkusubroto direncanakan akan bergabung dengan rombongan Dubes Norwegia untuk melakukan forest trekking di Muara Laung, Kabupaten Murung Raya, jelajah hutan primer di sekitar hutan lindung Gunung Bondang, dan mengunjungi pusat rehabilitasi Orangutan BOSF Nyaru Menteng. bawien panggalih
9. Print edition: 17 December 2013
10. Dubes Norwegia Kunjungi Kalteng 16/12/2013 00:12:27 http://media.hariantabengan.com/index/detail/id/36660
TERKAIT PROGRAM REDD+ PALANGKA RAYA – Duta Besar Kerajaan Norwegia Mr Stig Traavik dan rombongan akan mengunjungi Provinsi Kalteng, Senin-Rabu, 16-18 Desember 2013. Dalam kesempatan ini Duta Besar Norwegia akan berdialog dengan masyarakat penerima manfaat kegiatan REDD+ di Provinsi Percontohan REDD+ Kalteng, serta meninjau beberapa lokasi proyek dan kawasan hutan di Kabupaten Pulang Pisau dan Murung Raya. Communication Officer Sekber REDD+ Emanuel Migo, melalui pers rilisnya yang diterima Tabengan, Minggu (15/12), menjelaskan, kunjungan Dubes Norwegia tersebut dilakukan menjelang penutupan pelaksanaan REDD+ fase 1, yang dilaksanakan di Kalteng sejak akhir 2010 silam.
Sesuai Letter of Intent (LoI) antara Indonesia dan Kerajaan Norwegia mengenai pelaksanaan REDD+, fase 1 ini merupakan periode persiapan. Kegiatan pada fase 1 antara lain terkait pembentukan kelembagaan dan penyiapan strategi pelaksanaan REDD+, serta pemilihan Provinsi Percontohan REDD+.
Sejak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menunjuk Kalteng sebagai Provinsi Percontohan REDD+ pada 23 Desember 2010, sejumlah kegiatan telah dilaksanakan di provinsi itu. Di antaranya pembentukan Komisi Daerah REDD+, penyusunan Strategi dan Rencana Aksi Daerah mengenai REDD+ yang dituangkan dalam Keputusan Gubernur No 10/2012. Selain itu, penyusunan dokumen Reference Emission Level (REL) dan dokumen untuk Pengukuran, Pelaporan dan Verifikasi (Measurement, Reporting and Verification – MRV), serta pelaksanaan kegiatan bantuan bagi masyarakat, seperti pelatihan penanggulangan kebakaran hutan berbasis masyarakat, serta bantuan pengembangan ekonomi masyarakat di wilayah eks-PLG. Sesuai jadwal yang direncanakan, setelah diterima oleh Gubernur atau Wagub Kalteng, Dubes Norwegia akan berdialog dengan masyarakat penerima manfaat dan perwakilan Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) di Pusat Sarana Komunikasi Iklim (PSKI) di Desa Buntoi, Kabupaten Pulang Pisau, yang juga dibangun pada kegiatan REDD+ fase 1 di Kalteng. Selanjutnya, Selasa (17/12), menurut rencana Kepala UKP4 Kuntoro Mangkusubroto akan bergabung dalam rombongan Dubes Norwegia mengunjungi Kabupaten Murung Raya untuk menjelajahi hutan primer di sekitar hutan lindung Gunung Bondang. Selain itu, Dubes dan Kepala UKP4 juga akan berdialog dengan masyarakat dari 3 desa di Kecamatan Tanah Siang, yakni Desa Kolam, Saruhung dan Olong Soloi, yang dipusatkan di Desa Kolam. Di 3 desa ini akan dilaksanakan beberapa kegiatan, yaitu dukungan pemetaan hutan dan fasilitasi perencanaan pembangunan desa. Pejabat pemerintah Norwegia yang turut serta dalam rombongan Dubes dan Kepala UKP4 adalah Penasihat Senior Kementerian lingkungan Marte Nordseth dan Penasihat Senior Kementerian Luar Negeri Norwedia Mrs Anne Lilleoren. Selain itu, Country Director UNDP di Indonesia Mrs Beate Trankmann, serta Ketua Tim Transisi REDD+ William Sabandar. Anr
Website of Banjarbaru Forestry Research Institute 11. KHDTK TUMBANG NUSA TERKENAL SAMPAI NORWEGIA….! http://foreibanjarbaru.or.id/archives/1139
Tumbang Nusa. Senin 16 Desember 2013, Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Tumbang Nusa kedatangan tamu jauh dan penting yaitu Duta besar Norwegia untuk Indonesia beserta staf dan wakil dari Kementerian Lingkungan Hidup serta Asisten Gubernur Kalteng bidang Lingkungan. Mr. Stig Traavik, duta besar Norwegia tersebut sangat antusias mengamati kondisi KHDTK Tumbang Nusa. Dalam kunjungan tersebut beliau disambut dengan ramah, langsung oleh Kepala BPK Banjarbaru Ir. Tjuk Sasmito Hadi, turut serta para peneliti BPK Banjarbaru diantaranya Dr. Acep Akbar, MP, Purwanto BS, S.Hut, MSc, M.Abdul Qirom, S.Hut, Msi. Selain itu turun pula dalam penyambutan tersebut Riswan Ariani,S.Hut , penanggung jawab KHDTK Tumbang Nusa, Ir. Sukhyar Faidil Kasi Sarana Prasarana dan Yusep Gerry Laksono koordinator KHDTK, dan staf BPK Banjarbaru terkait lainnya.
Suatu kebanggaan bagi BPK Banjarbaru akan kunjungan ini mengingat maksud kedatangan rombongan dubes Norwegia adalah untuk mengetahui Pengelolaan Hutan Rawa Gambut lestari terkait dengan kegiatan REDD+ khususnya di Kalimantan Tengah. KHDTK Tumbang Nusa dinilai telah sukses melakukan kegiatan penelitian dan menjadi contoh untuk rehabilitasi Hutan Rawa Gambut. Dalam diskusinya Mr. Stig Traavik ketika melihat langsung plot suksesi alam di KHDTK Tumbang Nusa, sangat terkesan dengan regenerasi hutan rawa gambut yang berlangsung cepat pasca kebakaran hebat tahun 1997 terbukti pohon-pohon besar yang tegak berdiri dalam areal suksesi tersebut. Beliau juga mengamati kondisi KHDTK Tumbang Nusa yang semula dibayangkan sangat berair, rupanya cukup kering sehingga memudahkan dalam proses rehabilitasi. Pada kesempatan itu pula Mr. Stig Traavik, ditunjukkan keaneka ragaman tumbuhan khas rawa gambut seperti : Ramin, gerunggang, Merapat, Perupuk, Punak, Belangeran,Meranti Bunga, Meranti Batu, dll. Sebagian dari jenis tersebut telah diuji pertumbuhannya dan tumbuh baik serta dipelihara dalam rangka rehabilitasi hutan rawa gambut. Seorang tamu penting dan jauh harus meninggalkan kenangan, karenanya Mr. Stig Traavik didaulat untuk menanam jenis jelutung di depan camp KHDTK Tumbang Nusa, tentunya pohon tersebut akan terus dipelihara sebagai bukti kunjungan beliau. Mengapa jenis jelutung, karena jenis ini merupakan jenis pohon hutan rawa gambut yang secara sosial telah diterima oleh masyarakat, terbukti masyarakat telah menanam jelutung yang dicampur dengan tanaman pangan dan buah-buahan dalam sistem agroforestry karena masyarakat sudah memahami bahwa getah jelutung bernilai jual, sama seperti getah karet. Hal tersebut sebagai bukti bahwa hasil penelitian BPK Banjarbaru telah diadopsi oleh masyarakat. Di akhir diskusi, Dr Acep akbar menawarkan Joint Research dan Colaborative Activity antara Litbang Kehutanan dengan pemerintah Norwegia, yang disambut baik oleh Mr. Stig Traavik, Why Not….Ada satu pelajaran penting ketika kunjungan tersebut Mr. Stig Traavik hampir terpeleset di jalan titian, beliau berujar bahwa dalam setiap pekerjaan yang kita lakukan harus dilakukan dengan penuh konsentrasi pun hanya untuk pekerjaan yang menurut kita kecil. Bagi kita itu adalah pesan untuk lebih serius dalam semua amanah yang dibebankan termasuk dalam upaya untuk merehabilitasi hutan yang saat ini menjadi amanah yang sangat penting untuk kita jaga… Go Green….
Kalteng Pos 12. Print edition: 17 December 2013